You are on page 1of 15

Pelatihan Matematika Gasing

Posted on March 24, 2011 by admin

Pelatihan Matematika Gasing *Update: Harga Rp 690.000 hanya berlaku sampai tanggal 10 April 2011, setelah itu kembali ke harga Rp 750.000,Matematika Gasing. Apa si itu? Selalu orang bertanya, tiap kali saya cerita tentang matematika gasing. Istilah ini memang masih asing bagi sebagian besar orang, termasuk saya tadinya hehehe Tapi, kalo saya cerita tentang Prof Yohanes Surya Phd, hampir semua orang bilang tau. Matematika itu Gampang, Asyik dan Menyenangkan! Kalimat itulah yang selalu diucapkan Prof. Yohanes Surya Phd, pakar matematika dan fisika saat diwawancarai. Seperti yang kita tahu Prof Yohanes Surya telah mengantarkan banyak siswa Indonesia untuk menjuarai berbagai Olimpiade Internasional Sains dan matematika. Tapi, sebenarnya segampang apa sih matematika itu? Bukankan matematika itu perlu hafal rumus, berpikir keras dll? Bagaimana mungkin itu dibilang Gampang, apalagi Asyik dan Menyenangkan? Inilah uniknya matematika gasing. Saat ini, Prof Surya punya misi mulia untuk mencerdaskan bangsa Indonesia dan juga melek matematika, mata pelajaran yang selama ini biasa dibilang momok. Dengan bimbingan Prof Surya, telah dibuktikan bahwa murid yang dianggap paling bodoh dari pelosok Papua, yang yang kemampuan berhitungnya ada yang hanya sampai angka 4, ternyata dalam 6 bulan 1 tahun, mereka sudah bisa menguasai matematika pelajaran untuk kelas 1 sampai 6 SD. Jadi, ini salah satu bukti bahwa matematika itu bisa dipelajari dengan mudah, asal tau caranya. Tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah guru yang belom tau cara mengajar dengan cara yang benar. Kurang lebih begitu kata-kata Prof Yohanes Surya. Jadi selama guru yang membimbing tau bagaimana cara mengajar yang gampang, asyik dan menyenangkan, murid akan dengan mudah mempelajarinya. Karena itulah, Prof Yohanes Surya menciptakan matematika Gasing ini. Gampang, Asyik dan Menyenangkan. Ah..segampang apa si? Saat ini, untuk mendukung impian Prof Yohanes Surya agar bangsa Indonesia melek matematika, mulai diadakan pelatihan matematika gasing di berbagai tempat di Indonesia. Bulan depan pelatihan matematika gasing diadakan di Surabaya Jawa Timur, tanggal 15, 16, 17 April 2011. Pelatihan dilakukan 3 hari masing-masing selama 6 jam. Apa aja si materi yang diajarkan? Dalam 3 hari itu akan diajarkan materi untuk pelajaran dari klas 1-6 SD:
y y y

berhitung cepat (tambah, kurang, kali, bagi) tanpa alat menyelesaikan soal cerita dengan pendekatan logika dan eksporasi (tanpa perlu menghafal rumus) materi lain sesuai kurikulum sekolah (kelas 1-6 SD)

Tentu saja semua materi diajarkan dengan metode matematika gasing, gampang, asyik dan menyenangkan. Kalo tertarik menjadi orang yang melek matematika silakan daftar ke:
y y y y

Noniek : 031 70238707, 08113434941 Teddy : 031 92128281 Putri : 031 70238727 Dini : 031 77370008

y y y

Laksmi: 0816507671 Lucky : 08165448600 Ajeng : 081233126068

Diharapkan, semua peserta nantinya bisa berbagi kepada keluarga, anak-anak dan lingkungannya. Agar matematika bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan dan impian Indonesia melek matematika bisa tercapai. Selamat menjelajahi dunia matematika yang menyenangkan! Incoming search terms:
y y y y y y y y y y

matematika gasing Matematika gasing sd pelatihan matematika gasing www matematikagasing com rumus matematika gasing metode matematika gasing semua gasing 2011 matematika gasing jakarta pelatihan matematika gasing di jogja pelatihan matematika gasing di jakarta

This entry was posted in Pelatihan and tagged gasing, jadwal pelatihan matematika gasing, matematika gampang, matematika gasing, metode gasing, pelatihan matematika gasing. Bookmark the permalink. Pelatihan Matematika Gasing di Surabaya

9 Responses to Pelatihan Matematika Gasing

1.

Indah P says: March 28, 2011 at 6:22 am Saya berminat sekali mengikuti pelatihan tsb. Sejak dulu (SD) yaitu 26-30 tahun yang lalu, saya memang suka sekali dengan pelajaran ini. Oleh karena itu sangat jengkel, kesal, dll bila ada anak yang gak suka dengan matematika. Terutama anak-anakku sendiri. Sepintas saya sudah pernah mengikuti selama 2 jam di tempat bimbel anak saya (Primagama) mengenai penjumlahan, perkalian 11, perkalian 5. Saya ingin sekali mengetahui selengkapnya? Oleh karena itu, saya ingin sekali mengikuti pelatihan tersebut. Kapan kira-kira akan diadakan di Bekasi atau Jakarta ? Ditunggu acaranya di Bekasi atau Jakarta.

Salam, Indah P. (ibunya Nabila, Hanif, Afifah)

Artikel Pembelajaran IPA dan Matematika serta masalahnya 2010-01-09 08:43:54

Wemi 17 + 5 berapa? pertanyaan ini saya ajukan pada seorang siswa kelas V di suatu Sekolah dasar di Kabupaten Tolikara Papua. Wemi menggambar 17 garis-garis kecil dan 5 garis-garis kecil. Kemudian ia menghitung banyaknya garis itu satu persatu hingga ia dapatkan hasil 22. Wemi termasuk salah satu anak yang cukup baik, anak yang lain bahkan tidak bisa menghitung penjumlahan sama sekali, apalagi perkalian dan pembagian. Di daerah lain di Papua, saya menginterview kali ini anak-anak SMA. Saya bertanya pada anak-anak tersebut berapa 1/2 + 1/3=. Tidak ada satupun yang menjawab 5/6, sebagian besar menjawab 2/5 bahkan ada yang menjawab 1/5. Saya sempat bertanya pada kepala sekolah kenapa anak-anak ini bisa jadi seperti ini? Kepala sekolah menjawab :kualitas guru disini sangat rendah dan muridnya memang tidak berbakat matematika. Lalu apa kriteria anak ini naik kelas? tanya saya lebih lanjut. Tidak ada! Semua anak dinaikan kelas kepala sekolah menjawab dengan jujur. Kalau tidak naik kelas, orang tua akan datang bawa parang dan tombak, lanjutnya. Orangtua disana merindukan anak-anaknya pintar, itu sebabnya mereka menyuruh anaknya bersekolah. Jika anak mereka tidak lulus, mereka anggap sekolah tidak mengajar dengan baik. Wajar saja kalau mereka menuntut kenaikan kelas dengan parang dan tombak. Pembelajaran Matematika dan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan masalah yang besar tidak hanya di daerah-daerah tetapi juga di kota-kota besar. Banyak lembaga pendidikan mengatakan bahwa anak-anak sulit belajar matematika atau IPA karena memang mereka tidak berbakat. Menurut mereka sebaiknya anak-anak yang tidak berbakat IPA dan matematika ini diarahkan pada ilmu-ilmu sosial saja. Namun yang kami temukan dilapangan ternyata berbeda. Selama tahun 2008/2009 saya dengan tim dari Surya Institute berkeliling ke kota-kota dan kabupaten di Indonesia, dari Aceh hingga Papua. Kami melatih ratusan bahkan ribuan guru IPA dan Matematika. Selama pelatihan ini kami menemukan bahwa faktor utama siswa sulit belajar matematika dan IPA ini adalah metode pembelajaran yang tepat dan kualitas guru, bukan keadaan/potensi siswa. Potensi siswa Indonesia Secara rata-rata kemampuan siswa Indonesia dalam belajar matematika atau IPA (fisika) sangat baik. Anakanak Indonesia tidak bodoh. Kalau mereka mendapat kesempatan, mereka akan berprestasi luar biasa. Sekitar pertengahan tahun 2009 kami membawa 5 anak dari kabupaten Tolikara dan 5 anak dari Wamena ke Surya Institute di Tangerang. Tolikara dan Wamena adalah daerah pegunungan di Papua yang selama ini dianggap sangat terbelakang. Dari Wamena kami ambil 1 siswa dari desa Kurulu dimana seluruh penduduknya masih mengenakan koteka dan perempuannya masih telanjang dada. Di Surya Institute para siswa ini dilatih matematika GASING (Gampang Asyik dan Menyenangkan) 4 jam per hari. Selama pelatihan kami melihat bahwa sesungguhnya siswa-siswa ini sangat cerdas matematika, berlawanan dengan anggapan selama ini yang menganggap mereka ini bodoh. Siswa ini juga punya keinginan kuat untuk

maju, mereka ingin sepintar anak-anak lain dari pulau Jawa. Mereka juga sangat rajin belajar. Hasilnya? Hanya dalam waktu 6 bulan mereka sudah mampu menghitung dengan sangat baik. Segala bentuk soal pecahan dapat dikerjakan dengan baik. Semua soal cerita dari buku Matematika kelas 1 hingga kelas 6 SD dapat diselesaikan dengan sangat baik. Ternyata siswa yang selama ini dianggap bodoh itu dapat menjadi hebat sekali hanya dalam waktu 6 bulan asalkan mereka mendapat guru yang berkualitas dan metode pembelajaran yang tepat. Saya masih ingat, tahun 2004 saya bawa Andrey Awoitauw siswa SMP kelas 1 dari Jayapura. Ketika dibawa ke Surya Institute ia tidak bisa menghitung pecahan. Ia hanya bisa menghitung kali, jumlah dan kurang. Tapi ketika dilatih dengan metode yang tepat dan guru yang berkualitas, Andrey mampu meraih medali emas dalam bidang Matematika SMP Olimpiade IPA Nasional 2005 di Jakarta. Bahkan nilainya melebihi nilai yang diperoleh seorang siswa yang pernah juara menjadi juara dunia matematika. Hasil Andrey mengingatkan saya sekitar 15 tahun lalu waktu saya pulang dari Amerika Serikat, teman saya bertanya kenapa mau pulang ke Indonesia, bukankah sudah enak kerja di Pusat fisika nuklir Amerika Serikat. Ketika saya jawab bahwa saya pulang karena ingin menjadikan Indonesia juara dunia dalam olimpiade fisika, teman saya ini tertawa. Ia bilang Indonesia tidak akan bisa jadi juara, anaknya bodoh-bodoh dan malas-malas. Ternyata 5 tahun kemudian, setelah saya menemukan metode yang tepat, anak-anak Indonesia mulai bermunculan menjadi juara dalam berbagai lomba tingkat dunia. Dimulai tahun 1999 Made Agus Wirawan dari Bali merebut medali emas Olimpiade Fisika Internasional di Italia. Kemudian tahun 2005 Anike Bowaire dari Papua dan Dhina Susanti dari Semarang berhasil meraih medali emas The First Step to Nobel Prize in Physics sekaligus menjadikan Indonesia juara dunia dalam lomba tersebut. Di Tahun 2006 Jonathan Mailoa meraih peringkat 1 dari 386 peserta sekaligus membawa Indonesia menjadi juara pertama diantara 85 negara peserta Olimpiade Fisika Internasional di Singapore. Di tahun 2009 Indonesia menjadi juara dunia dalam lomba karya ilmiah International Conference for Young Scientists di Polandia dengan merebut 6 medali emas. Tahun 2009 juga Indonesia juara dunia dalam lomba Global Enterprise Challenge suatu lomba yang menggabungkan kemampuan entrepreneurship dan IPA. Di tingkat SMP kita beberapa kali juara dunia dalam International Junior Science Olympiad. Sampai tahun 2009 sudah lebih dari 69 medali emas dipersembahkan siswa-siswa Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan ini. Hasil berbagai olimpiade ini semakin meyakinkan saya bahwa kalau kita bisa menemukan metode yang tepat dan guru yang hebat, anak-anak kita akan menjadi luar biasa. Kualitas guru Selama melatih ribuan guru-guru IPA dan matematika di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia, kami menemukan perbedaan yang cukup mencolok dari segi kualitas antara guru-guru di kota besar dan daerah-daerah terutama daerah tertinggal. Guru di kota besar terutama dari sekolah-sekolah terbaik, sudah cukup baik kualitasnya. Mereka punya kesempatan dan fasilitas yang baik untuk mengembangkan diri. Sebagian dari mereka sudah menggunakan komputer dalam proses pembelajarannya, bahkan ada yang mampu membuat perangkat-perangkat lunak pembelajaran. Mereka hanya kesulitan ketika harus melatih siswa ke tingkat olimpiade. Soal-soal olimpiade seperti olimpiade fisika, matematika, kimia masih dirasakan terlalu berat untuk mereka. Mereka butuh pelatihan khusus untuk olimpiade ini.

Untuk guru-guru di daerah, keinginan majunya sangat kuat. Mereka sadar bahwa mereka kurang, mereka ingin memperbaiki diri. Seorang peserta dari Aceh yang kami latih selama 1 bulan di Jakarta mengatakan: Selama 20 tahun saya mengajar, belum pernah kami mendapatkan pelatihan seperti ini. Disini walaupun kami belajar dari pagi hingga malam hari, kami sangat menikmati, kami baru sadar bahwa ternyata kami ini sangat kurang Waktu 1 bulan ini kami anggap kurang. Kami ingin belajar lagi. Kami ingin nanti siswa-siswa Aceh jadi siswa yang pintarpintar. Seorang guru dari desa di Pulau Jawa menangis waduuuh selama ini ternyata saya mengajar salah, 15 tahun saya mengajar salah o Gusti ampuni saya Guru ini mengaku ia telah mengajar konsep yang salah (miskonsepsi) tentang IPA. Ia tidak tahu bahwa yang ia ajarkan itu salah. Ia menganggap bahwa bumi bisa berputar terus

karena dapat energi dari sinar matahari. Ia menganggap bahwa benda terapung karena gaya ke atas lebih besar dari gaya berat. Dan masih banyak lainnya. Guru dari suatu daerah di Papua mengaku ia selama ini sangat bersalah, telah mengajar salah. Guru ini menghitung 23 + 3 hasilnya 56. Menurut guru ini konsep penjumlahan sama seperti perkalian. Jadi ia harus menambahkan puluhan dan satuan masing-masing dengan 3. Ia menjumlahkan 2 + 3 = 5 dan 3 + 3 = 6. Jadi hasilnya 56!. Dalam pecahanpun mereka keliru menghitung + 1/3. Menurut mereka untuk menghitung penjumlahan ini pembilang dijumlah dan penyebut dijumlah jadi hasilnya 2/5. Guru dari daerah lain mengaku bahwa selama ini ia mengajar sangat monoton. Ia telah membuat pelajaran IPA yang begitu asyik dan menyenangkan menjadi mata pelajaran yang membosankan siswa. Guru ini mengaku bahwa selama ini ia tidak mendapatkan metode yang tepat. Akhirnya yang terjadi adalah siswa bosan dan mengganggap IPA atau fisika itu sulit. Masih banyak kisah-kisah guru yang mengaku bahwa mereka selama ini belum mengajar secara GASING (Gampang, Asyik dan menyenangkan). Mereka bingung karena selama ini belum banyak dapat pelatihan yang baik. Berdasarkan berbagai komentar dari para guru dan pemantauan di lapangan, kami menyimpulkan bahwa keadaan guru-guru IPA dan Matematika di daerah pinggiran atau daerah tertinggal adalah : 1. Mereka sadar kekurangan mereka; 2. Mereka punya kemampuan untuk berkembang asal diberikan kesempatan; 3) Mereka punya keinginan kuat untuk berubah menjadi lebih baik; 4) mereka punya jiwa pendidik yang ingin membuat anak didiknya berhasil; 5) Mereka memerlukan tambahan sarana berupa alat demonstrasi IPA dan matematika + pelatihan menggunakan alat ini untuk membuat pelajaran menjadi lebih menarik; 6). Secara ekonomi mereka perlu perbaikan agar lebih konsentrasi dalam mendidik anak. Jadi sebenarnya guru-guru yang ada di Indonesia adalah guru yang baik, mereka punya hati, mereka punya keinginan maju tetapi mereka butuh bantuan, dukungan dan kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik.

Whats next? Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran matematika dan IPA di Indonesia, seluruh stakeholder pendidikan termasuk pemerintah dan masyarakat perlu saling bahu membahu dalam meningkatkan kualitas guru. Yang dimaksud kualitas disini termasuk kemampuan menguasai konten (guru IPA harus mengerti konsep-konsep IPA secara benar dan guru matematika mengerti dan mampu mengerjakan soal-soal matematika dengan benar) dan juga metode pembelajaran yang GASING (Gampang, Asyik menyenangkan). Lewat guru yang berkualitas inilah kita bisa mengubah wajah matematika dan IPA yang selama ini dianggap momok yang menakutkan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Untuk guru-guru dikota besar, diperlukan sekali pelatihan intensif sampai level olimpiade sehingga siswa-siswa terbaik kita dapat kesempatan terus untuk meningkatkan kemampuannya sampai ke level olimpiade. Untuk guru-guru di daerah terutama di daerah terpencil, perlu ada pelatihan khusus yang cukup lama (tidak hanya pelatihan sporadis yang hanya 1-2 harisaja). Pelatihan 6 bulan 1 tahun ini akan membantu guru-guru ini untuk meng-update konten yang dimiliki dan juga memperbaiki metode pembelajaran. Kita berharap kedepannya kemampuan guru-guru di daerah ini akan mampu menyamai kemampuan guru-guru di kota-kota besar. Memang untuk pelatihan yang lama ini butuh dana yang cukup besar, tetapi dengan dana 20 % yang dicanangkan pemerintah untuk pendidikan, hal ini tidaklah sulit untuk dilaksanakan. Saya percaya jika semua stakeholder pendidikan bekerja bahu membahu meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan IPA di Indonesia, maka kualitas sumber daya manusia kita akan meningkat secara luar biasa. (Prof. Yohanes Surya adalah Pendiri Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Surya suatu sekolah untuk mendidik calon guru untuk menjadi guru berkualitas. www.yohanessurya.com)

y y y y y y y y y y y

Currently 5.31/10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Rating: 5.3/10 (111 votes cast)

Beginilah Cerita Pelatihan Matematika Gasing di Surabaya


Posted on April 25, 2011 by admin Akhirnya pelatihan di Surabaya sudah berlangsungdan hasilnya di luar dugaan, peserta nya sangat aktif. Bahkan ada peserta yang berusia 71 tahun, bapak Margana yang sangat aktif dan rajin. Trainer/tim dari Jakarta (bu Meilani Hartono S.Si. M.Pd, pak Doddy Kustaryono Ph.D dan bu Aguslina Angkasa) juga di luar bayangan saya. Awalnya kan saya bayangin trainer matematika tu orangnya serius, pake kacamata dan pendiam. Tapi ternyata..ah..lebih baik langsung melihat foto-foto aja ya Satu foto bisa berbicara lebih dari 1000 kataini saya masukkan beberapa foto, jadi sama aja ribuan kata yang bicara..hehe

Pelatihan Matematika Gasing Surabaya

pak Margana peserta senior Matematika Gasing Seperti nama pelatihannya, matematika gasing, gampang, asyik dan menyenangkan, ternyata pelatihan matematikanya benar2 menyenangkan. Apa aja yang diajarkan saat pelatihan? Semua materi dasar matematika, yang selama ini diajarkan di tingkat SD, diajarkan selama 3 hari pelatihan. Jadi, sebenernya, buat orang tua yang anaknya SMP atau SMA, memang harus belajar dan menguasai dulu materi dasar ini, karena akan dipakai terus hingga jenjang di atasnya. Misal tentang penjumlahan, selama ini kita menjumlahkan bersusun ke bawah biasanya mengerjakan dari angka belakang/satuan. Tapi di sini, kita diajarkan cara menjumlahnya dari depan. Mungkin awalnya terasa aneh, tapi ternyata setelah dipraktekkan, jauh lebih cepat. Tentu saja, yang diajarkan tidak hanya mengitung cepat tambah kurang kali bagi, tapi pengertian tentang bilangan itu sendiri, konsep perkalian dll termasuk di hari-hari berikutnya juga tentang geometri. Buku-buku dan alat penunjangnya sangat membantu kita untuk mengerti konsep dalam matematika. Misal tentang pecahan, dengan alat penunjang yang simple, tapi bisa memberi pengertian yang bagus bagi kita yang belajar. Pelatihan yang pertama kali diadakan di Surabaya kemarin memang luar biasa. Ini bisa dilihat dari banyaknya peserta yang langsung membuka bimbingan belajar matematika, juga bisa dibaca pada testimoni peserta, hampir semuanya mengatakan kalau pelatihan matematika ini sangat bagus dan membuka wawasan mereka bahwa matematika itu ternyata bisa dipelajari dengan cara yang gampang. Dan peserta juga menginginkan diadakan pelatihan pemantapan, juga pelatihanpelatihan lainnya, termasuk fisika, maupun matematika tingkat SMP dan SMA. Dan tentu saja, banyak peserta yang juga mengharapkan Prof. Yohanes Surya Ph.D bisa hadir di Surabaya. Semoga bisa terlaksana yaa Di akhir pelatihan, peserta dan trainer menyanyikan lagi Matematika Gasing karya Noniek dan Teddy bersama-sama. Saya lagi menunggu foto-foto kehebohan peserta dan trainer menyanyikan lagu untuk saya upload di blog ini. Terimakasih buat bu Mel, pak Doddy, bu Lina dan semua panitia, atas terlaksananya pelatihan matematika gasing pertama di Surabaya. Semoga pelatihan

akan terus berlanjut dan bisa berjalan dengan lebih baik lagi. Selamat menikmati dunia matematika yang menyenangkan!

Incoming search terms:


y y y y y y y y y y

pelatihan gasing gasing karya yohanes phd bimbel gasing kursus matematika gasing bimbigan yohanes surya di surabaya aguslina angkasa kursus matematika di surabaya matematika gasing matematika gasing sma matematika gasing smp

Jurnal belajar Yudhis, Tata, dan Duta 2nd Ikut Pelatihan Matematika Gasing 02/03/2011 Kemarin, aku mengikuti Pelatihan Matematika Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) yang digagas oleh Prof. Yohanes Surya. Tapi aku tidak mengikutinya di Surya Institute. Aku ikut sesi pelatihan yang diadakan oleh Komunitas Berkemas. Instrukturnya adalah bu Retaningdyah yang pernah mengikuti pelatihan Matematika Gasing di Surya Institute. Kegiatan pelatihan matematika Gasing ini adalah dalam rangka Gerakan Ibu-ibu Pandai Matematika (GIPIKA). Gerakan ini adalah bagian dari usaha mempopulerkan Matematika Gasing melalui jaringan para Ibu-ibu yang peduli pendidkkan. Gerakan ini baru diluncurkan sejak awal tahun 2011 melalui roadshow seminar Prof. Yohanes Surya ke berbagai kota yang diawali dari kota Bandung (29/11/2011). Pelatihan Matematika Gasing berlangsung 10 kali @ 2 jam. Selain program pelatihan 10 hari, di Surya Institute juga ada pelatihan Matematika Gasing yang dipadatkan menjadi 3 hari (mulai pukul 08.00 15.30). Biaya pelatihan ini gratis . Yang harus dibayar adalah biaya buku: Rp. 300 ribu (10 buku) dan biaya akomodasi pelatihan (sewa tempat, konsumsi & transport instruktur). Bukunya sendiri optional, tidak harus dibeli. Tetapi karena semua materi pelatihan Gasing ada di dalam buku itu, kelihatannya mau tidak mau kita harus membeli buku itu. GIPIKA ini diharapkan menjadi sebuah gerakan memintarkan Ibu-ibu matematika sehingga matematika tak lagi menjadi momok yang menakutkan. Para peserta diharapkan aktif menggunakan metode Gasing ini untuk mendidik anak-anaknya, juga melatih Ibu-ibu yang lain. Jika satu peserta melatih 50 ibu-ibu lainnya, dan tiap peserta di level kedua melatih 50 peserta, diharapkan akan lahir jutaan Ibu-ibu yang pandai matematika dalam jangka waktu yang tidak lama. ** Menurut Prof. Yohanes Surya, dengan metode Matematika Gasing, materi pelajaran SD dapat diselesaikan anak antara 4-6 bulan (@4jam/hari). Metode ini sudah dicobakan pada beberapa anak Papua yang tak menguasai matematika, kemudian dididik secara khusus menggunakan metode Matematika Gasing ini. Dari batch pertama (6 anak SD), 1 orang lulus UAN dengan nilai 100, 4 orang dengan nilai 95, dan 1 orang dengan nilai 92. Pemikiran pokok di dalam metode Matematika Gasing adalah bahwa kekuatan penguasaan matematika sangat ditentukan oleh penguasaan dasar, yaitu berhitung: penambahan/pengurangan 1-20 dan

perkalian 1-9. Kalau dua dasar itu dikuasai dengan kuat, materi-materi di atasnya akan dikuasai dengan mudah. Untuk mengajarkan Matematika Gasing tingka SD, digunakan 10 buku (yang sebagian besar isinya adalah latihan/drill). Topik/judul buku-buku Matematika Gasing adalah: 1. Penjumlahan 2. Perkalian 3. Pengurangan 4. Pembagian 5. Bilangan negatif 6. Aplikasi 1 7. Pecahan 8. Desimal 9. Aplikasi 2 10. Geometri (termasuk keliling, luas, skala dan sistem koordinat) ** Aku sendiri tertarik dengan metode Matematika Gasing karena pernah melihat pengenalannya sedikit dari bu Yayah. Menurutku, metode ini layak untuk dipelajari dan dieksplorasi untuk meningkatkan kualitas pendampingan belajar yang kulakukan pada anak-anak. Hari pertama kemarin, aku belajar tentang cara mengajarkan Penjumlahan. Buatku, metodenya menarik. Saat ini aku sedang mencoba mengunyah dan mencernanya. Aku ingin mencoba efektivitas metode Matematika Gasing ini dengan mengajarkannya kepada Tata yang memang sedang mulai belajar matematika. Nanti, kalau sudah merasa greg , aku akan cerita lagi. Plus, kalau sudah pede, nanti aku akan ikut menyebarkan pelatihan Matematika Gasing ini dengan membuat pelatihan untuk para orangtua/guru yang berminat. Coba baca posting yang ini juga Seminar Prof. Yohanes Surya Belajar Matematika dengan Games Transisi Awal Proses Homeschooling Online Game untuk anak Prasekolah Memulai homeschooling Abby Isi form di bawah. Periksa email Anda setelah mendaftar dan klik link konfirmasi yang kami kirimkan. Email Address * First Name Last Name * = required field

:) Posted under kegiatan Tags: Gasing, Gipika, matematika, math, Surya Institute

You might also like