You are on page 1of 10

Zaman ini dimulai dari datangnya Bangsa Arya, kurang lebih 2500 SM ke India, dengan menempati lembah Sungai

Sindhu yang dikenal dengan nama Punjab (daerah lima aliran sungai).
Bangsa Arya tergolong ras Indo Eropa yang terkenal sebagai bangsa yang gemar mengembara tetapi cerdas, tangguh dan trampil.Selanjutnya pada zaman ini merupakan zaman mulainya penulisan Wahyu suci yang pertama yaitu Reg Veda. Kehidupan beragama pada zaman ini didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum pada Veda Samhita, yang lebih banyak menekankan pada pembacaan perafalan ayat-ayat Veda secara oral, yaitu dengan menyanyikan dan mendengarkan secara berkelompok. Veda merupakan sabda Tuhan Yang Maha Esa (Apaurueyam atau non human being) maka para maharsi penerima wahyu disebut Mantradraa (mantra draa iti i).Purueya artinya dari manusia.Bila Veda merupakan karangan manusia maka para maharsi disebut Mantrakarta (karangan/buatan manusia) dan hal ini tidaklah benar. Para maharsi menerima wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa (Apauru eyam) melalui kemekaran intuisi (kedalaman dan pengalaman rohani)nya, merealisasikan kebenaran Veda, bukan dalam pengertian atau mengarang Veda. Apakah artinya ketika seorang mengatakan bahwa Columbus menemukan Amerika ?Bukankah Amerika telah ada ribuan tahun sebelum Columbus lahir?Einstein, Newton atau Thomas Edison dan para penemu lainnya menemukan hukum-hukum alam yang memang telah ada ketika alam semesta diciptakan. Demikian pula para maharsi diakui sebagai penemu atau penerima wahyu tuhan Yang Maha Esa yang memang telah ada sebelumnya dan karena penemuannya itu mereka dikenal sebagai para maharsi agung. Mantra-mantra Veda

telah ada dan senantiasa ada, karena bersifat Anadi-Ananta yakni kekal abadi mengatasi berbagai kurun waktu.Oleh karena kemekaran intuisi yang dilandasi kesucian pribadi mereka, para maharsi mampu menerima mantra Veda.Para mahri penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa dihubungkan dengan Skta (himpunan mantra), Devat (Manifestasi Tuhan Yang Maha Esa yang menurunkan wahyu) dan Chanda (irama/syair dari mantra Veda). Untuk itu umat Hindu senantiasa memanjatkan doa pemujaan dan penghormatan kepada para Devat dan maharsi yang menerima wahyu Veda ketika mulai membaca atau merapalkan mantra-mantra Veda (Chandrasekharendra, 1988: 5). Kitab suci Veda bukanlah sebuah buku sebagai halnya kitab suci dari agamaagama yang lain, melainkan terdiri dari beberapa kitab yang terdiri dari 4 kelompok yaitu kitab-kitab Mantra (Sahit) yang dikenal dengan Catur Veda (gveda, Yajurveda, Smaveda atau Atharvaveda). Masing-masing kitab mantra ini memiliki kitab-kitab Brhmaa, rayaka dan Upaniad) yang seluruhnya itu diyakini sebagai wahyu wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang didalam bahasa Sanskerta disebut ruti.Kata ruti berarti sabda tuhan Yang Maha Esa yang didengar oleh para maharsi.Pada mulanya wahyu itu direkam melalui kemampuan mengingat dari para maharsi dan selalu disampaikan secara lisan kepada para murid dan pengikutnya, lama kemudian setelah tulisan (huruf) dikenal selanjutnya mantra-mantra Veda itu dituliskan kembali.Seorang maharsi Agung, yakni Vysa yang disebut Kadvaipyaa dibantu oleh para muridnya menghimpun dan mengkompilasikan mantra-mantra Veda yang terpencar pada berbagai kha, Asrama, Gurukula atau Sapradaya. Selanjutnya setelah wahyu tersebut diterima,maka atas jasa Maharsi Vyasa dan empat orang

muridnya membukukan wahyu tersebut menjadi empat bagian yang sampai sekarang dikenal dengan nama Catur Veda, terdiri dari: a. Maharsi Pulaha membukukan Reg Veda b. Maharsi Jaimini membukukan Yajur Veda c. Maharsi Vaisampayana membukukan Yajur Veda. d. Maharsi Sumantu membukukan Atharva Veda. (Upadesa,2006:4). 1. RgVeda yakni himpunan rc atau rk. Rgveda artinya pengetahuan suci yang berhubungan dengan pemujaan dan bila kata rc atau rk dihubungkan dengan konsonan V berubah menjadi Rgveda Samhita terdiri dari 1.028 Sukta (himne), terdiri dari 10.589 mantra, terdiri dari dua macam susunan yaitu: mandala ( terdiri dari 10 mandala ), tiap mandala terdiri dari anuvaka (10 mandala Rgveda terdiri dari 85 anuvaka) dan masing-masing mandala terdiri dari beberapa sukta atau varga (himne) dan masing-masing sukta terdiri dari beberapa mantra. Pembagian yang kedua adalah: astaka ( susunan delapan atau kanda dan tiap) tiap astaka dibagi delapan adhyaya (bacaan atau bab) dan tiap Adhyaya terdiri dari beberapa mantra. 2. Yajurveda,yakni pengetahuan suci tentang upacara korban(kata ini bentuk jamaknya Yajumsi) terdiri dari dua himpunan (resensi) yang sangat berbeda, yaitu: 1) Sukla Yajurveda(Yajurveda Putih) yang tersedia dari resensi Vajasaneyi Samhita dan merupakan resensi yang sangat popular,

2)

Krsna Yajurveda (Yajurveda Hitam)yang tersedia dalam 3 resensi yaitu: Taittiriya, Maitrayani, dan Katha Samhitaa.

3. Samaveda yakni himpunan mantra Saman, pengetahuan suci tentang irama (melodi) yang sebagian besar merupakan mantra-mantra Rgveda yang diberi tangga nada, terdiri dari 1875 mantra, terbagi ke dalam 2 arcika yaitu: purva arcika terdiri dari 6 prapathaka (buku) dan tiap Prapathaka terdiri dari 9 prapathaka yang tiap prapathaka terdiri pula dari beberapa mantra. 4. Atharwaveda yakni himpunan dari arthavan,pengetahuan suci yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia ini. Atharwaveda terdiri dari 20 kanda yang tiap-tiap kanda terdiri dari beberapa mantra. Jumlah mantra Athrvaveda adalah: 5.977 mantra. Berdasarkan 4 jenis Samhita di atas, umat Hindu membedakan4 jenis Veda (Catur Veda Samhita) yakni Rgveda, Yajurveda, Samaveda, dan Atharvaveda.Tiap-tiap Veda Samhitaini mempunyaikitab-kitab Brahmana,Aranyaka,dan Upanisad,

misalnya: Aitreya Brahmana merupakan kitab Brahman dari Rgveda, Satapatha Brahmana merupakan kitab BrahmanaSukla Yajurveda, Chandayoga Upanisad

merupakan upanisad dari Samaveda dan seterusnya. (Titib, 1996:108-109) Disamping itu pada zaman ini orang-orang Hindu sangat meyakini adanya Dewa-Dewa sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa antara lain : a. Dewa Agni

Agni sangat sering disebut dalam Veda, disamping Indra dan Surya.Di dalam mantram pertama, sukta pertama dan mandala pertama kitab suci Rgveda, Agni disebut Purohita para devata dan penganugrah

kemakmuran dan kebahagiaan.Ia disebut sebagai saksi yang tetap eksis sampai kini dalam setiap pemujaan umat Hindu. Fungsi Agni sebagai pandita, sebagai duta, sebagai pemberi berkah, sebagai ahli Veda, penjaga rumah, sebagai saksi dan lain sebagainya menyebabkan Agni tetap dimuliakan. Ia juga dikenal sebagai pengusir roh jahat, pengantar yajna (Havyavaha atau Vahana) sebagai Purohita, Vipra, Rtvija, Karikdevah, Jataveda dan lain. Agni digambarkan sebagai laki-laki merah, mempunyai tiga kaki, tujuh lengan, mata, alis dan rambutnya berwarna hitam kemerah-merahan, berlidah tujuh buah, mengendarai kambing betina mengenakan Upavita (selempang benang suci

kebrahmanaan) dan kalungan buah-buahan pada lehernya. Muncul lidah api dari mulutnya dan dari seluruh tubuhnya memancarkan tujuh cahaya berbeda-beda (7 warna). Juga disebut tinggal pada sebatang atau sepotong kayu yang kering.Ia disebut juga Kravyada (Sarvabhaksa) atau pemakan segala. Dalam Mahabrata, disebut sebagai dewa yang membakar hutan Khavanda. Dalam Ramayana, Agni menjelma menjadi Nila dan menurut Visnu Purana, Agni mengawini Svaha mempunyai 3 orang putra, antara lain: Pavaka, Pavamana, dan Suci.

Dalam seni arca, Agni dipujapada candi atau mandir di India,digambarkan sebagai orang tua yang berbadan merah, perutnya besar, memiliki enam mata, tujuh tangan, memegang sendok besar sebagai pelaksana upacara Agnihotra, mempunyai tujuh lidah, empat tanduk, tiga kaki, rambutnya dikepang, berbusana berwarna merah. Pada kaki kiri dan kanannya terdapat arca Svaha dan Svadha, mengendarai biri biri jantan. Nama-nama lain dewa Agni: Jataveda (yang memiliki segalanya) Pavaka (yang menyucikan), Jvalana (yang membakar), Vibhavasu (yang kaya dengan cahaya), Citrabhanu (yang memiliki berbagai warna), Bhuritejas (yang bercahaya), Sikhin (yang berkobar-kobar), Matarisvan (yang berkembang melalui kayu api), Pingesa (yang bercorak kuning), Hiranyakrt (yang menciptakan emas), Plavanga (yang berkelapkelip/berpijar), Vaisvanara (yang meresapi segalanya), Tomaradhara (yang membawa lembing), Adjahasta (yang membawa bunga Padma), Sukra (yang bercahaya), Suci (yang murni/suci), Rohitasva (yang keretanya ditarik oleh kuda merah) atau biri biri jantan) atau Chagaratha (yang mengendarai biri-biri jantan), Vahni (yang membakar api homa atau menerima persembahan), Vitihotra (yang memberi pahala kepada penyembahnya), Dananjaya (yang mengalahkan musuh-musuh), Dhumaketu (yang bermahkota asap), Sapta Jihva (yang berlidah tujuh buah), Dravinodas( yang memberi kekayaan). Sepuluh aspek (wujud) api, yaitu 5 dalam bentuk alami dan 5 dalam bentuk ritual. Lima aspek dalam bentuk api alam, adalah: a. Agni (api) pada umumnya yaitu api yang nyata atau yang potensial, yang tersembunyi dalam minyak.

b. Indra atau Vayu, kekuatan berupa petir yang bersembunyi di dalam mendung, api angkasa, api antara bumi dan langit. Api ini merupakan sumber kebakaran besar dan api kebakaran hutan yang menakutkan (dava agni). c. Surya (matahari), api wilayah angkasa (kedevataan) yang menerangi bumi dikenal sebagai api kahyangan (divya agni). d. Vaisvanara (yang meresapi segalanya), api kekuatan untuk mencerna, ditemukan di semua benda dan tubuh mahluk hidup.Api tersebut menyokong kehidupan. e. Api yang memusnahkan. Wujud api ini sangat menakutkan, yang lahir dari dasar air dan masih tersembunyi dibawah lautan, yang senantiasa siap untuk menghancurkan dunia.Disebut sebagai api kuda jantan atau api bawah laut (vadava agni), dari akar kata vad atau bad yang menyelam, yang akan , menghancurkan dunia, terlentang ditengah-tengah magma gunung api disebut api mulut kuda jantan (vadava-mukha) dibawah lautan dibawah pangkal gunung Mahameru. Lima aspek atau wujud sp ritual adalah: a. Brahma Agni (api yang sangat luas) digunakan selama pelaksanaan upacara yang muncul sebagai api dunia. b. Prajapatya agni, api yang diberikan kepada para Brahmacari ketika menerima benang upavita. Dengan api ini mereka mempersembahkan upacara Agnihotra.

c. Garhyapatya agni, api untuk kepentingan keluarga yang diperoleh setelah upacara perkawinan ditengah-tengah upacara keluarga. Api ini hendaknya dipelihara selama hidup. d. Daksina agni, api yang ditujukan atau digunakan dalam dalam persembahan kepada leluhur. e. Kravyada agni, api yang digunakan dalam upacara pembakaran jenasah (Danielou, 1964:90) Dalam mantram pemujaan para pandita di Bali Agni diidentikan dengan Brahma (Ibid,100). Dalam seni arca atau lukis kita tidak menjumpai gambaran fisik dewa Agni, kecualidalam seni pertunjukkan wayang kulit, Agni digambarkan hanya sebagai kepala raksasa (seperti ukiran Bhoma) dengan rambutnya merupakn nyala api yang berkobar. (Titib, 2001:168-171). b. Dewa Indra Mengenai keberadaan Dewa Indra banyak diumpai pada kitab suci Veda, ada 250 mantra yang mengagungkan Dewa Indra.Kata Indra berasal dari kata Ind dan Dri yang artinya memberi makan.Indra pada mulanya adalah Dewa Hujan yang mengalahkan raksasa Vrtra, senjatanya adalah Bajra (petir).Indra lebih dikenal dengan Dewa Perang yang mengalahkan tiga benteng musuh, karena itu disebut Puramdhara (Tri Puramtaka).Dari kenyataan inilah bagi orang Arya yang datang ke India keberadaan Dewa Indra sangat dihormati, karena bagi mereka dianggap memberkatinya waktu menjajah penduduk asli India yaitu Bangsa Dravida.

c. Dewa Rudra Pada zaman ini Dewa Rudra diidentikkan dengan Dewa Siva (Siva Rudra).Ia digambarkan sebagai laki-laki bertubuh besar, perutnya berwarna biru dan punggungnya berwarna merah. Kepalanya berwarna biru dan punggungnya berwarna merah.Kepalanya berwarna biru kulitnya berwarna coklat

kemerahan.Rambutnya panjang terurai, seluruh tubuhnya memancarkan keemasan, tangannya memegang busur dan panah yang bercahaya.Karakternya Nampak angker dan menakutkan namun hatinya lembut dan maha pengasih. d. Dewa Waruna Dewa Waruna disebut juga Baruna, selalu dihubungkan dengan laut.Kata Waruna berasal dari kata Var (menutup dan membentang) yang berarti melindungi dari segala penjuru.Dari kata inilah lalu dihubungkan dengan laut.Dewa Waruna mengamati semua mahluk dari tempatnya yang tinggi, dimana matahari diyakini sebagai istananya.Ia digambarkan sebagai laki-laki tampan berkulit putih mengendarai monster laut yang bernama Makara (Gajahmina) berupa binatang laut yang pada bagian depannya berwujud seekor kijang, sedangkan bagian belakangnya berwujud seekor ikan. Istri Dewa Waruna adalah Waruni yang tinggal diistana Mutiara. DewaWaruna adalah Dewa yang menguasai hokum alam yang disebut Rta. Bertolak dari kenyataan inilah bahwa kehidupan orang-orang apada zaman Veda sangat menghormati Veda sebagai Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang sampai kepada

umat melalui jasa orang-orang suci atau para Rsi. Para Rsi mengajarkan Veda tidaklah kaku tetapi sangat luwes pleksibel artinya cara dan bahasa apapun yang digunakan agar bias diterima oleh umat secara luas. Disamping itu juga diajarkan bagaimana umat menghormati Dewa-Dewa sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa.(Upadesa,2006:4-6).

Selanjtnya menurut pendapat Prof.Dr.Krishna Kumar, berdasarkan tradisi kuno yang kita warisi puladalam bentuk kitab-kitab suci Veda, yang terdiri dari Samhita, Brahmana, Aranyaka, Upanisad, Sakha (resensi) Pratisakhya (komentar dan penjelasan) dan Anukramani (daftar isi dan indek mantra) maka dapatlah dirinci sebagai berikut : a. Rgveda : 1) Sakha : Sakala Samhita

You might also like