You are on page 1of 52

OLEH:

MUH.

ILHAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO

I. Pengertian Kewiraswastaan/Kewirausahaan Wiraswasta merupakan suatu istilah yang berasal dari kata Wira dan Swasta. Wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari kata Swa dan Sta. Swa artinya sendiri, sedangkan sta artinya berdiri. Dengan demikian wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup diri sendiri (Wasty Soemanto, 1989 : 43). Usaha berarti upaya untuk mencapai sesuatu. Dengan demikian pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta, yang berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam mencapai sesuatu yang menjadi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Atau wirausaha merupakan keutamaan, keberanian dan keperkasaan dalam berusaha secara mandiri. Pengertian wirausaha bukan hanya sekedar usaha partikelir atau kerja sambilan di luar pekerjaan utama, melainkan suatu sifat-sifat keberanian, keutamaan, keuletan dan ketabahan seseorang dalam usaha memajukan prestasi kekaryaan, baik di bidang tugas kenegaraan maupun partikelir dengan menggunakan kekuatan sendiri. Ini tidak berarti bahwa seorang wirausaha mesti selalu berkarya sendirian tanpa ikut sertanya orang lain. 2. Ciri-Ciri Manusia Wirausaha Secara umum dapat dikatakan bahwa ciri-ciri manusia wirausaha adalah sebagai berikut : a. Memiliki potensi untuk berprestasi b. Tidak suka bergantung kepada pihak lain di alam sekitarnya. c. Memiliki moral yang tinggi. d. Mempunyai kemauan yang keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. e. Memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. f. Memiliki ketahanan fisik dan mental. g. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha. h. Memiliki pemikiran yang konstruktif dan kreatif. a. Memiliki potensi untuk berprestasi. Manusia wirausaha orang yang memiliki potensi untuk berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk maju berprestasi. Dalam kondisi yang Kewirausahaan Muhammad Ilham 1

bagaimanapun manusia wirausaha mampu menolong dirinya sendiri di dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dengan kekuatan yang ada pada dirinya, manusia wirausaha mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Di samping itu manusia wirausaha mampu mengatasi kemiskinan, baik kemiskinan lahir maupun batinnya tanpa menunggu pertolongan atau bantuan orang lain. b. Tidak suka bergantung kepada pihak lain di alam sekitarnya. Dalam setiap usaha memajukan kehidupan diri serta keluarga, manusia wirausaha tidak suka hanya menunggu uluran tangan dari pemerintah ataupun pihak lainnya di dalam masyarakat. Bahkan manusia wirausaha tidak suka tergantung kepada alam (misalnya cuaca, panas, dingin dan hujan ataupun keadaan alam). Manusia wirausaha tidak mudah menyerah kepada alam. Justru manusia wirausaha selalu berupaya untuk bertahan dari tekanan alam atau jika perlu berusaha untuk menundukkan alam, di mana ia hidup dan berpijak. c. Manusia wirausaha memiliki moral yang tinggi Manusia yang bermoral tinggi bertaqwa kepada Tuhan YME, diri kita beserta alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan. Atas dasar kasih sayangnya yang besar, diciptakan-Nya alam semesta beserta segenap isinya untuk menghidupi umat-Nya. Oleh karena itu kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala karunia uang diberikan kepada manusia. Manusia yang bermoral tinggi memiliki kemerdekaan batin. Orang yang memiliki batin merdeka, tidak mengalami banyak gangguan, kekuatiran serta tekanan-tekanan di dalam jiwanya. Kemerdekaan batin ditandai oleh adanya keselarasan antara keinginan-keinginan dengan pandangan dalam diri seseorang, adanya keselarasan antara kemauan dengan pengenalan diri. Seseorang akan merasakan kemerdekaan batin apabila setiap tingkah lakunya sesuai dengan kemauan serta pengenalan diri. Dengan adanya kemerdekaan batin ini, maka tumbuhlah keberanian seseorang untuk berbuat dan berusaha untuk maju. Manusia bermoral tinggi mementingkan keutamaan. Dalam proses kehidupan pribadi, dalam diri seseorang terdapat dua alternatif kemauan. Hal ini nyata pada waktu seseorang sedang menghadapi berbagai macam permasalahan, Kewirausahaan Muhammad Ilham 2

di dalam diri seseorang terdapat kompetisi dari kemauan kuat berhadapan dengan kemauan lemah. Daya kermauan yang terlatih akan menjadi kuat, sedangkan daya kemauan yang tidak terlatih akan cenderung menjadi lemah. Manusia yang bermoral tinggi memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama manusia. Manusia tidak hidup sendirian. Ia senantiasa harus hidup bersama orang lain. Kemauan setiap orang tidak selalu sama. Perbedaan kemauan manusia disebabkan oleh adanya perbedaan keinginan, tujuan, minat ataupun kebutuhan masing-masing. Orang yang berjiwa kasih sayang suka mempertimbangkan kebutuhan dan kemauan orang lain. Kasih sayang terhadap sesama manusia diwujudkan dengan perbuatan dan tingkah laku yang tidak menjerumuskan orang lain ke lembah penderitaan yang menyengsarakan. Mmanusia yang bermoral tinggi memiliki loyalitas terhadap hukum. Di mana dan kapanpun kita hidup harus mengikuti hukum. Apabila seseorang melanggar atau menyimpang dari hukum, maka ia akan mengalami akibat berupa penderitaan. Oleh karena itu kemauan pribadi kita diletakkan di bawah ketentuan hukum yang berlaku. Manusia yang bermoral tinggi memiliki sifat keadilan. Kita hidup dan bekerja bersama-sama dengan pihak lain, terutama dengan sesama manusia. Sifat keadilan menghendaki agar kita mempunyai kemauan untuk berlaku adil di dalam menerapkan segala sesuatu terhadap sesama. d. Mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidupnya. Setiap orang mempunyai tujuan dan kebutuhan tertentu dalam hidupnya. Akan tetapi tidak semua orang memiliki tujuan yang jelas dan operasional sehingga terbayang jelas yang harus ditempuh untuk mencapainya bila tujuan kita telah jelas. Kekuatan untuk mencapai tujuan adalah kemauan. Apabila kita berkemauan keras, maka jalan akan akan terbuka, sehingga kita dapat mencapai tujuan. Di samping berkemauan keras, manusia yang bersikap mental wirausaha memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada pada dirinya. Kita lahir dan hidup di dunia telah dibekali dengan perlengkapan dan kekuatan oleh Tuhan (baik jasmani maupun rohani), agar kita dapat hidup dan menaklukkan alam sekitar.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

e. Memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam berusaha adalah adanya kepercayaan dari orang lain terhadap dirinya. Agar seseorang memperoleh simpati dan kepercayaan orang lain dalam berusaha, maka ia harus memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab. Banyak orang mengalami kegagalan dalam relasi dan usaha hanya karena tidak dimilikinya sifat-sifat kejujuran dan tanggung jawab. Adapun cara-cara menumbuhkan sifat-sifat kejujuran dan tanggung jawab adalah dengan : 1) Mendidik diri sendiri, sehingga memiliki moral yang tinggi. Kita hendaknya belajar untuk bertakwa kepada Tuhan YME, belajar untuk memperoleh kemerdekaan batin, belajar untuk mementingkan keutamaan, belajar untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku, dan belajar untuk berlaku adil kepada sesama manusia. 2) Melatih disiplin diri sendiri. Kita mustahil untuk begitu saja menjadi manusia jujur dan bertanggung jawab, apabila kita tidak membina kepribadian kita. Rasa tanggung jawab dapat ditumbuhkan di dalam diri kita melalui latihan disiplin. Dengan melatih disiplin diri sendiri, maka kita akan memperoleh ketabahan, keuletan dan keteraturan tingkah laku dari perbuatan kita. Latihan disiplin diri sendiri dapat kita lakukan dengan jalan : a) Membatasi keinginan-keinginan kita. Hidup kita diliputi oleh berbagai macam keinginan, baik keinginan-keinginan jasmani, maupun keinginan-keinginan rohani. Kita harus belajar mengekang atau membatasi berbagai macam keinginan kita, terutama keinginan-keinginan yang negatif yang merugikan kelestarian hidup kita. b) Melatih daya kemauan kita agar menjadi lebih kuat. Di dalam jiwa kita terdapat salah satu bentuk keaktifan jiwa yang disebut perhatian. Perhatian inilah yang mendorong minat manusia terhadap sesuatu objek, dan minat inilah yang mengarahkan kemauan manusia. Kemauanlah yang kemudian mendorong perbuatan dan tingkah laku yang tertib atau tidak. Jadi latihan daya kemauan dapat dilakukan melalui latihan perhatian. Latihan perhatian ini sendiri dapat dikerjakan dengan jalan mengadakan latihan konsentrasi pikiran. Latihan perhatian dan konsentrasi pikiran dapat dilakukan kapan saja di dalam pekerjaan kita sehari-hari. Kewirausahaan Muhammad Ilham 4

c) Beorientasi kepada tujuan dan kebutuhan hidup. Dalam setiap kegiatan dan usaha kita, harus selalu diingat akan tujuan dan kebutuhan hidup kita. Dengan berorientasi kepada tujuan disertai dengan pengenalan akan manfaat setiap usaha dan kegiatan kita, maka hal ini akan menarik minat kita, dan minat yang kuat akan memancing kemauan kita untuk berbuat lebih lanjut. f. Memiliki ketahanan fisik dan mental. Bebarapa hal yang perlu kita miliki untuk menjadi manusia tahan uji lahir dan batin : 1) Sehat jasmani dan rohani. Kesehatan merupakan modal penting untuk hidup. 2) Memiliki kesabaran. Dalam berwirausaha kita menghadapi orang-orang yang beraneka ragam, baik perangai maupun kebutuhannya. Oleh karena kita harus memiliki kesabaran dalam menghadapi semua itu. Jangan cepat tersinggung dan putus asa. 3) Ketabahan. Dalam perjalanan hidup kita, banyak cobaan dan gangguan, baik dari dalam diri kita, dari orang lain, dari makhluk lain atau dari alam. Berbagai cobaan itu dapat membelokkan arah perhatian dan usaha kita, sehingga tidak memperoleh hasil sesuai dengan apa yang kita harapkan. Dengan kata lain apabila kita tidak tabah menghadapi berbagai cobaan, maka setiap tingkah laku dan pekerjaan kita tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. g. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan berusaha. Kemajuan dan kesuksesan harus diperoleh melalui usaha dan bekerja keras. Untuk dapat bekerja keras harus ditunjang dengan : 1) Ketekunan bekerja. Ketekunan bekerja ini terbina oleh adanya kemauan yang keras, kesabaran dan ketelitian dalam menempatkan diri ke dalam pekerjaan, relasi dan alam sekitarnya. 2) Keuletan berjuang. Orang yang memiliki keuletan berjuang adalah orang yang tidak mengenal lelah dan pantang menyerah. Orang semacam ini memandang kegagalan yang dialami sebagai pelajaran untuk mengatur strategi lebih lanjut di dalam usaha mencapai keberhasilan. Orang yang ulet tidak mengenal putus asa. h. Memiliki pemikiran yang konstruktif. Kewirausahaan Muhammad Ilham 5

Pemikiran yang konstruktif adalah membawa perbaikan terhadap keadaan saat sekarang ke arah yang lebih sempurna, sedangkan pemikiran yang kreatif membawa pemecahan terhadap setiap permasalahan hidup. Apabila kita mau maju dan hidup sukses, maka kita harus menggunakan pikiran kita secara konstruktif dan kreatif. Manusia yang berjiwa mental wirausaha suka menggunakan pikiran secara konstruktif dan kreatif, sehingga dapat menghasilkan inovasi baru.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

KEWIRAUSAHAAN

PENGERTIAN

CIRI CIRI MANUSIA WIRAUSAHA POTENSI BERPRESTASI TIDAK BERGANTUNG KEPADA PIHAK LAIN MEMILIKI MORAL TINGGI KEMAUAN KERAS MENCAPAI TUJUAN & KEBUTUHANNYA

BERTAKWA KEPADA TUHAN YME KEMERDEKAAN BATIN RASA KASIH SAYANG LOYAL PADA HUKUM MEMENTINGKAN KEUTAMAAN MEMILIKI SIFAT KEADILAN MENDIDIK DIRI SENDIRI MELATIH DISIPLIN DIRI SENDIRI MEMBATASI KEINGINAN NEGATIF MELATIH DAYA KEMAUAN BERORIENTASI KPD TUJUAN & KEBUTUHAN HIDUP

YAKIN AKAN KEKUATAN YANG DIMILIKI JUJUR DAN BERTANGGUNG KETAHANAN FISIK DAN MENTAL SEHAT JASMANI DAN ROHANI SABAR TABAH TEKUN DAN ULET

Kewirausahaan Muhammad Ilham

BERPIKIR KONSTRUKTIF DAN KREATIF KETERAMPILAN WIRAUSAHA Untuk menjadi manusia wirausaha diperlukan beberapa keterampilan sebagai berikut : 1. Keterampilan berpikir kreatif; 2. Keterampilan dalam pembuatan keputusan; 3. Keterampilan dalam kepemimpinan; 4. Keterampilan manajerial; 5. Keterampilan dalam bergaul antar manusia 1. Keterampilan berpikir kreatif. Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal : a) pengerahan daya imajinasi dan b) proses berpikir ilmiah. Keterampilan berpikir kreatif hanya dapat diperoleh dengan memadukan antara imajinasi dan kemampuan berpikir ilmiah. Manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh penderitaan serta tumpukan masalah yang sulit untuk diatasi. Sebaliknya, manusia yang optimis memandang hidup ini sebagai suatu situasi yang penuh dengan kesempatan dan kemungkinan untuk maju dan berhasil dalam hidup. Manusia yang optimis mempunyai daya imajinasi yang positif yang dapat menolong pemikiran yang kreatif. Keinginan angan-angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah kehidupan, ataupun segala pengalaman diri kita selama hidup ini dapat merangsang jiwa kita untuk berpikir kreatif. Untuk itu kita hendaknya memiliki daya cipta yang dinamis sehingga bisa terdorong untuk mencetuskan gagasan yang kreatif sekalipun ketika berada dalam siatuasi yang darurat. Daya imajinasi yang bekerja tanpa ikut sertanya pemikiran yang sadar hanyalah merupakan khayalan yang tidak bermanfaat. Oleh karena itu sangatlah penting agar kita senantiasa sadar dan waspada terhadap segala apa yang terjadi alam sekitar kita. Kita harus dapat mengambil manfaat dari setiap peristiwa yang kita alami dan kita dengar untuk kita olah dan cerna dengan pemikiran sehingga dapat memberikan keuntungan bagi hidup kita. Kewirausahaan 8 Muhammad Ilham

Pikiran kita dapat berakibat dua macam yaitu mungkin menolong atau mungkin menghambat usaha kita. Pemikiran yang simpang siur dan tidak berpola hanya akan merugikan hidup kita, apalagi jika pemikiran itu disertai oleh daya imajinasi yang lemag, karena adanya hambatan-hambatan mental. Pemikiran semacam itu tidak menunjukkan pemikiran yang kreatif. Pemikiran kita akan kreatif apabila proses berpikir kita berlangsung secara ilmiah. Proses berpikir ilmiah berlangsung dengan langkah-langkah yang sistematis, berorientasi kepada tujuan serta menggunakan pola atau metode tertentu untuk memecahkan masalah. Secara garis besar, pemikiran ilmiah dapat berlangsung dengan langkahlangkah sebagai berikut : a. Merumuskan tujuan, keinginan dan kebutuhan baik diri sendiri maupun bagi pihak lain; b. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan usaha mencapai/memenuhi kebutuhan/tujuan, keinginan di atas; c. Menghimpun fakta-fakta objektif yang berhubungan dengan objek yang sedang kita pikirkan; d. Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berpikir tertentu, baik secara induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan antar fakta sehingga ditemukan berbagai alternatif/pilihan; e. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat; f. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum sebab akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi kehidupan; g. Menemukan dan meyakini gagasan; h. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun tertulis. Kalau kita perhatikan proses berpikir yang dikemukakan di atas, ternyata berpikir ilmiah itu masih melibatkan fungsi kejiwaan yang lain, misalnya keinginan, perasaan, kemauan, imajinasi ingatan dan perhatian. Oleh karena itu pemikiran yang kreatif harus ditunjang oleh suatu kepribadian yang kuat. 2. Keterampilan dalam pembuatan keputusan Manusia wirausaha memiliki keterampilan dan pembuatan keputusan. Keputusan merupakan suatu hasil penilaian. Keputusan juga merupakan hasil Kewirausahaan Muhammad Ilham 9

pemilihan alternatif-alternatif. Alternatif yang kita pilih jarang merupakan antara pilihan benar dan salah. Setiap pilihan kita lebih cenderung mendekati antara hampir benar dan kemungkinan salah.. Keputusan biasanya bertolak dari fakta. Tetapi orang yang kreatif dapat mengambil keputusan-keputusan bertolak dari pendapat yang masih bersifat hipotesis (kebenaran sementara yang belum teruji manfaat dan nilainya). Hal ini tidak salahnya, terlebih orang sudah berpengalaman banyak dalam bidang tertentu diharapkan mempunyai pendapat serta ide. Jika tidak demikian, maka orang lain akan mjenganggap bahwa ia adalah orang yang tidak berkemampuan menguasai bidangnya. Keputusan yang benar adalah tumbuh dan berkembang dari adanya pertentangan antar pendapat dan alternatif-altrernatif yang saling bersaingan. Pemimpin yang baik senantiasa memberikan dorongan kepada orang lain ataupun diri sendiri untuk berpendapat. Dalam mengajukan pendapat kita dituntut untuk mengemukakan bukti-bukti atau fakta-fakta yang diperlukan untuk mempertahankan pendapat. Di sini jelas bahwa pengambilan keputusan memerlukan fakta-fakta, namun yang pertama atau terlebih dahulu muncul adalah pendapat. Fakta-fakta hanya dapat dipakai untuk mempertahankan pendapat itu. Dalam proses pengambilan keputusan, keragu-raguan dan ketidaksetujuan diperlukan, karena keraguan dan ketidaksetujuan bermanfaat dalam hal : a. Memungkinkan untuk penerimaan bersama terhadap keputusan-keputusan yang diambil. b. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan keputusan yang lebih mantap. c. Keraguan merangsang daya imajinasi untuk mendapat jawaban yang benar terhadap suatu masalah. Daya imajinasi bekerja bersama pikiran untuk menelaah masalah dalam situasi baru sehingga diperoleh pengenalan dan pengertian. 3. Keterampilan dalam kepemimpinan Manusia wirausaha memiliki keterampilan dalam kepemimpinan, baik dalam memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain. Orang yang mampu memimpin diri sendiri adalah orang yang mampu mengendalikan keinginan-keinginannya ke arah tercapainya tujuan-tujuan hidup pribadinya. Selain mampu memimpin diri sendiri manusia wirausaha juga diharapkan mampu memimpin orang lain. Kemampuan manusia ada batasnya. Untuk itu Kewirausahaan 10 Muhammad Ilham

manusia harus hidup bersama dan bekerja sama dengan orang lain. Dari interaksi orang-orang dalam kelompok timbullah pengaruh-pengaruh individual yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku orang lain atau kelompok yang disebut kepemimpinan. Kepemimpinan adalah kualitas tingkah laku seseorang yang mempengaruhi tingkah laku orang lain atau kelompok orang sehingga mereka bergerak ke arah tercapainya tujuan bersama. Manusia wirausaha yang menghendaki kerja sama dengan orang lain hendaknya memiliki keterampilan kepemimpinan. Di dalam masyarakat kita masih terdapat kesimpangsiuran pengertian tentang kepemimpinan. Sementara orang beranggapan bahwa pimpinan adalah orang superior yang memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Akibat dari kelebihan-kelebihan, baik fisik maupun kekuatan pribadinya, orang menjadi disegani dan ditakuti oleh kelompok sehingga kelompok itu mengangkatnya sebagai pemimpin. Mereka berpendapat bahwa para pemimpin memang dilahirkan sebagai pemimpin, jadi sudah dikodratkan. Sementara yang lain membantah hal ini dan mengatakan bahwa waktu dan keadaanlah yang melahirkan para pemimpin itu. Adanya perubahan situasi serta terjadinya keadaan yang mendesak, tiba-tiba muncul orang-orang yang diterima oleh kelompok manusia sebagai pemimpin mereka. Kepemimpinan dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan kualitas pribadi. Pendekatan ini memandang kualitas kepribadian seseorang menentukan keterampilan kepemimpinan seseorang. Adapun kualitas kepribadian itu meliputi : a. Kapasitas mental (intelegensi, fasilitas verbal dan nalar); b. Prestasi (gelar kesarjanaan, pengalaman pendidikan, pengalaman kerja dan pengetahuan); c. Tanggung jawab (ketergantungan; kepercayaan pada diri sendiri, dan ambisi); d. Partisipasi (kemampuan menyesuaikan diri sendiri, kemampuan bergaul dan aktivitas); e. Status (posisi sosial ekonomi dan popularitas). Dalam praktek, ternyata dengan memiliki kualitas-kulitas kepribadian tersebut belum menjamin seseorang untuk dapat menjadi pemimpin yang berhasil. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan hasil interaksi antar individu dalam suatu Kewirausahaan 11 Muhammad Ilham

kelompok, bukan dari status atau kualitas individu yang bersangkutan. Kualitas interaksi seseorang di dalam kelompok akan menentukan keterampilannya dalam kepemimpinan. Oleh karena itu keterampilan kepemimpinan seseorang ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Kemauan bergaul dengan orang lain; b. Mengenal dan belajar melayani kebutuhan orang lain; c. Suka mengambil inisiatif; d. Memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain; e. Mampu membangun moral kerja dalam kelompok; f. Menciptakan situasi pekerjaan yang menantang dan menyenangkan; g. Berusaha memberikan banyak sumbangan bagi pemecahan masalah kelompok; h. Mampu membimbing pengertian dan tingkah laku kelompok untuk tercapainya tujuan bersama; i. Suka bertukar pikiran dan pendapat dengan orang lain. 4. Keterampilan manajerial Manusia wirausaha harus memiliki keterampilan manajerial. Ia harus mampu mengelola sumber-sumber personal untuk mencapai sukses hidup. Manusia wirausaha akan sering berhadapan dengan manusia lain serta material usaha. Untuk itulah, maka wirausahawan dituntut untuk memiliki keterampilan manajerial. Adapun beberapa keterampilan manajerial yang diperlukan bagi seseorang wirausahawan adalah : a. Wirausahawan harus terampil dalam perencanaan. Setiap usaha atau kegiatan mempunyai tujuan. Tujuan itu sendiri harus dirumuskan dengan jelas, setelah itu dipersiapkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatankegiatan itu sendiri di samping berorientasi kepada tujuan, juga berorientasi kepada biaya, tenaga dan waktu. Tanpa mengadakan perencanaan secara matang, maka tak mungkin usaha dan kegiatan dapat berlangsung secara efektif, demikian pula pada kegiatan wirausaha.
b.

Wirausahawan harus terampil dalampengorganisasian. Dalam melaksanakan pekerjaan wirausaha, orang sering memerlukan partisipasi dari orang lain. Dalam hal ini demikian, ia harus mampu mengorganisasikan pelaksanaan tugas dan kegiatan-kegiatan sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal. Kewirausahaan 12 Muhammad Ilham

Ia harus dapat mendeskripsikan semua tugas dan kegiatan, menentukan tugastugas yang dapat yang dapat dipercayakan kepada orang-orang lain dan tidak, mendelegasikannya kepada orang lain dan tidak, serta memilih dan mempekerjakan orang-orang menurut bidang keahliannya/kemampuannya (the right man in the right place). c. Wirausahawan harus dapat memberikan dorongan dan motivasi kerja kepada orang-orang lain yang diajak bekerja sama.
d.

Wirausahawan harus mampu mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas dan pekerjaan dari orang-orang atau bagian-bagian, hingga tidak terjadi kesimpangsiuran atau tumpang tindih (overlap) pelaksanaan tugas-tugas.

e. Wirausahawan hendaknya dapat mengadakan pengawasan pelaksanaan kerja terhadap orang-orang yang telah diberi kepercayaan olehnya. Dalam pengawasan ini hendaknya dilakukan pula kegiatan pembimbingan atau pengendalian, sehingga semua orang/bagian dapat bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. f. Wirausahawan hendaknya mampu mengadakan penilaian terus menerus terhadap pelaksanaan dan prestasi yang dapat dicapai oleh pelaksana pekerjaan, sehingga demikian ia dapat mengadakan usaha-usaha peningkatan hasil/produksi. 5. Keterampilan dalam bergaul antar manusia Wirausahawan memiliki keterampilan dalam bergaul antar manusia (human relation). Wirausahawan hendaknya membiasakan diri untuk bergaul dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bergaul, wirausahawan harus dapat memahami adanya perbedaan individual dari masing-masing orang. Perbedaan itu antara lain menyangkut latar belakang kehidupannya, kondisi jasmaninya, intelegensinya, minatnya, kebutuhannya, kemampuannya dan juga bakatnya. Semua sifat yang dimiliki oleh orang lain tidak sama dengan apa yang kita miliki. Dengan demikian diri kitapun berbeda dengan orang lain. Berikut ini beberapa petunjuk yang perlu kita perhatikan agar kita memperoleh kawan baik dan dapat bergaul secara efektif dengan orang lain, yaitu : a. Kita hendaknya menghormati kepentingan orang lain. Siapapun akan merasa senang apabila dirinya dianggap penting atau berguna. Kita dapat menghormati Kewirausahaan 13 Muhammad Ilham

kepentingan orang lain dengan memberikan kesempatan untuk maju atau unjuk diri. Di samping itu kita juga dapat memberikan pengakuan, perhatian atau kalau perlu pujian terhadap prestasi atau hasil usaha orang lain. b. Kita hendaknya menghargai pendapat orang lain. Setiap orang suka mengajukan pendapat. Pendapat masing-masing orang mengenai sesuatu hal belum tentu sama. Orang akan merasa senang apabila pendapatnya dapat diterima atau dipakai orang lain. Terlepas dari masalah apakah pendapat orang lain itu kita terima atau tidak, yang penting bagi kita adalah mengusahakan agar orang lain tidak merasa kecewa, tersinggung atau membenci kita berhubung pendapatnya kita abaikan/remehkan. Untuk menghargai pendapat orang lain, syukur kalau kita dapat menerimanya. Seandainya tidak, maka minimal kita hendaknya mendengar atau menaruh perhatian yang seksama terhadap pendapat yang diajukan oleh orang lain kepada kita. c. Kita hendaknya menghormati ambisi orang lain. Banyak orang yang cenderung lebih suka memuaskan ambisinya sendiri dan mencegah orang lain untuk maju dan sukses. Sifat semacam ini akan menghambat usaha maju dari seseorang wirausahawan, sebab hal ini dapat mengurangi jumlah relasi serta kepercayaan dari orang lain. Oleh karena itu, wirausahawan sebaiknya suka menggunakan aturan permainan yang wajar sehingga memungkinkan terjadinya persaingan yang sehat untuk berprestasi dalam rangka mencapai kemajuan. Kita hendaknya belajar untuk dapat menghormati ambisi orang lain dengan jalan mematuhi aturan permainan yang berlaku. d. Kita hendaknya dapat memberikan pelayanan yang baik kepada orang lain ketika orang lain membutuhkan pelayanan kita. Sikap sopan dan rendah hati sangat diperlukan di dalam kita melayani orang lain. e. Kita sebaiknya suka memberikan sumbangan pikiran kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Orang akan merasa simpati kepada kita apabila kita ikut memberikan sumbangan pikiran kepadanya. Oleh karena itu cobalah agar diri kita belajar memperhatikan setiap keluhan orang lain yang kebetulan dikemukakan kepada kita, dan berilah sumbangan pikiran berupa saran atau pendapat yang kiranya dapat membantu mengatasi masalah yang dikeluhkan itu.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

14

f. Kita hendaknya mengusahakan penampilan diri yang menyenangkan bagi orang lain. Penampilan diri ini dapat menyangkut pemeliharaan tubuh kita, perkataan kita, dan pantomimik kita dihadapan orang lain.

MOTIF DAN MOTIVASI A. Pengertian Produktivitas suatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemauan para pekerja untuk bekerja lebih giat. Agar pekerja lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu diberi motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya tingkah laku manusia dilakukan secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Di sinilah letaknya peran penting dari motivasi. Motif dapat disamakan artinya dengan dorongan (driving force). Motif adalah daya pendorong atau tenaga pendorong yang mendorong manusia untuk bertindak atau suatu tenaga di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Mengapa timbul tingkah laku seseorang, itulah motive. (Manullang). Motive aatau dorongan bathin adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. (The Liang Gie). Motivasi atau motivation berarti pemberian motif,penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dapat juga dikatakan bahwa motivation adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. (Susilo Martoyo). Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan. Jadi motif ini dapat berubah karena : a. terpuaskannya kebutuhan. Bila kebutuhan telah terpuaskan, maka motif akan berkurang, dan beralih kepada kebutuhan lain dan seterusnya. b. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya ke arah lain. Kewirausahaan Muhammad Ilham 15

Motivating merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini karyawannya, untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang-orang tersebut. (The Liang Gie). Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan. (Susilo Martoyo). Motivasi tidak akan ada apabila tidak dirasakan adanya kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Rangsangan-rangsangan terhadap hal semacam di ataslah yang akan menumbuhkan motivasi, dan motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan motor dan dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian keseimbangan. Berdasarkan dari arti kata motivasi di atas, maka yang dimaksud dengan motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja. Atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. J. Ravianto mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja, yaitu : atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Motivasi individu untuk bekerja dipengaruhi oleh sistem kebutuhannya. Insentif merupakan alat motivasi, sarana motivasi, sarana penimbulan motive atau sarana yang menimbulkan dorongan. B. Teori-Teori Motivasi 1. Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan dari Maslow Menurut Abraham Maslow bahwa hirarki kebutuhan manusia dapat dipakai untuk menggambarkan dan meramalkan motivasinya. Teorinya tentang motivasi didasari dua asumsi, pertama, kebutuhan seseorang tergantung dari apa yang telah dimilikinya. Kedua, kebutuhan merupakan hirarki dilihat dari pentingnya. Menurut Maslow ada lima kategori kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan pisiologis Kewirausahaan Muhammad Ilham 16

dasar atau physiological needs, keselamatan dan keamanan atau (safety/security), cinta/kasih sayang atau social (affiliation), penghargaan atau esteem (recognition, dan aktualisasi diri atau self actualization.

Gambar : Hierarchi of needs dari A. Maslow

Kebutuhan pisiologis dasar adalah kebutuhan biologis, seperti istirahat, tidur, makan, minum, buang air, tempat berteduh, seks dan sebagainya. Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah keselamatan jasmani maupun rohani, keamanan pribadi maupun keluarga, rasa tenteram, bebas dari rasa takut, kebutuhan memperoleh pekerjaan, dan adanya perturan yang memberikan bimbingan serta pengarahan untuk bertindak. Kebutuhan sosial atau cinta/kasih sayang adalah kebutuhan akan rasa diakui, diterima oleh masyarakat lingkungannya, cinta mencintai, afiliasi, rasa memiliki dan kebutuhan sosial lainnya. Kebutuhan akan penghargaan adalah kebutuhan akan pengakuan atas status dan prestasi yang ada dan telah dicapainya. Kewirausahaan Muhammad Ilham 17

Kebutuhan aktualisasi diri pada dasarnya adalah kebutuhan akan perwujudan diri, pencapaian cita-cita diri, pembawaan sikap dirinya terhadap tugas dan kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Bila satu tingkat kebutuhan sudah terpenuhi, maka akan muncul tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun ini tidak berarti tingkat kebutuhan yang lebih rendah harus terpenuhi 100 % atau sangat memuaskan. Bisa saja kebutuhan paling rendah belum memuaskan sekali, kemudian muncul tingkatan kebutuhan yang lebih tinggi. 2. Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor Teori X mengasumsikan bahwa kebanyakan orang lebih suka dipimpin, tidak punya tanggung jawab danm ingin selamat saja, ia domotivasi oleh uang, keuntungan dan ancaman hukuman. Manajer yang menganut teori X akan menganut sistem pengawasan dan disiplin yang ketat terhadap para pekerja. Adapun daftar asumsi teori X adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi oleh orang banyak, oleh karenanya mereka akan berusaha sedapat mungkin untuk menghindarinya; b. Kebanyakan orang rendah tanggung jawab, ia lebih suka menghindari tanggung jawab dan lebih suka dipimpin, lebih suka diarahkan, mempunyai sedikit ambisi dan meginginkan kemanan atas segalanya; c. Kebanyakan orang kurang kreatif; d. Orang lebih suka memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik saja, asal sudah terpenuhi, maka selesailah masalahnya; e. Kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan sering harus dipaksakan menerima tujuan organisasi (dipaksa bekerja), oleh karena itu karyawan perlu diatur, diawasi dan dipaksa untuk melaksanakan pekerjaan, bila perlu dengan ancaman hukuman. Teori Y mengasumsikan bahwa orang itu malas bukan karena bakat atau pembawaan sejak lahir. Semua orang sebenarnya bersifat kreatif yang harus dibangkitkan atau dirangsang oleh pimpinan. Inilah tugas manajer, yaitu membangkitkan daya kreasi para pekerja. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam teori Y adalah sebagai berikut : Kewirausahaan Muhammad Ilham 18

a. Pekerjaan

itu

sebenarnya

sama

dengan

bermain,

cukup

menarik

dan

mengasyikkan. Usaha yang dikeluarkan, baik mental maupun fisik untuk bekerja adalah hal yang wajar sebagaimana bermain maupun istirahat; b. Orang mempunyai kemampuan melakukan pengarahan dan pengawasan diri sendiri untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama; c. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kreativitas dan ketulusan dalam tingkatan yang relatif tinggi untuk memecahkan persoalanpersoalan organisasi adalah tersebar luas dalam masyarakat; d. Orang tidak hanya memiliki kebutuhan fisik saja, tetapi juga memiliki kebutuhan rasa aman, ingin bergaul, ingin dihargai dan ingin menonjolkan dirinya. e. Orang harus diberi motivasi agar dapat membangkitkan daya inisiatif dan kreativitasnya. 3. Teori Pola A dan Pola B Teori pola A dan B dikemukakan oleh Chris Argyris. Teori pola A beranggapan bahwa orang atau individu tidak punya perasaan, tidak terbuka, suka menolak eksperimen dan tidak mau menolong orang lain. Teori pola B beranggapan bahwa setiap orang memiliki perasaan, ada tenggang rasa, bersifat terbuka, mau melakukan eksperimen dan mau menolong orang lain. Argyris menyatakan walaupun pola A sama dengan teori X, dan pola B sama dengan teori Y, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Dalam keadaan tertentu pola A bisa berhubungan dengan teori Y, pola B bisa berhubungan dengan teori X, dengan cara demikian dapat timbul manajer-manajer yang memiliki kombinasi XA, XB atau YA, YB. Pendekatan terhadap tenaga kerja harus manusiawi, sejalan dengan hubungan perburuhan Pancasila yang tidak membenarkan memperlakukan manusia sebagai mesin atau sebagai robot. Hubungan perburuhan Pancasila menekankan bahwa tenaga kerja adalah manusia yang memiliki harkat dan martabat, memiliki cita rasa, berketuhanan, memiliki kepribadian, ada kekurangan dan kelebihan dan perlu dibantu oleh sesama. Tidak boleh ada penghisapan oleh manusia atas manusia.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

19

Mengurus tenaga kerja demikian sulitnya, sehingga para pemimpin perusahaan bila diberi pertanyaan : apabila perusahaan Anda musnah terbakar, apa usaha Anda lagi? Mungkin mereka akan menjawab ambil saja asuransi dan bangun kembali perusahaan. Tetapi bagaimana jika tenaga kerja terampil dalam perusahaan Anda hilang? Para pemimpin perusahaan akan membayangkan kesulitan-kesulitan dalam pembinaan tenaga kerja yang telah dilakukannya selama ini di mana tenaga kerja itu boleh dikatakan sudah jadi, sulit mendapatkan penggantinya. Oleh sebab itu tenaga kerja harus dipelihara, sebaik-baiknya, harus saling menguntungkan kedua belah pihak, baik tenaga kerja maupun perusahaan. Tenaga kerja manusia perlu diberi motivasi, sehingga mereka bersemangat meningkatkan produktivitas. Masalah semangat tenaga kerja berbeda-beda pada masyarakat tertentu. Ada kelompok masyarakat yang tinggi semangat kerjanya dan ada pula yang rendah. 4. Teori Hygiene dari Frederick Herzberg Herzberg mengemukakan suatu teori yang berhubungan langsung dengan kepuasan kerja yang didasarkan pada penelitian di kota Pittsburg dan sekitarnya. Dia mewawancarai 200 orang yang terdiri dari para insinyur dan akuntan dari 11 industri. Dalam wawancara tersebut ditanyakan tentang hal-hal apa saja yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan dalam pekerjaan. Dari hasil penelitian ini dikembangkan suatu gagasan bahwa ada dua rangkaian kondisi yang mempengaruhi seseorang di dalam pekerjaannya, yaitu : a. Rangkaian kondisi pertama disebut faktor higyene. b. Rangkaian kondisi kedua disebut faktor motivator. Herzberg menyimpulkan bahwa ada dua kategori/kondisi yang berlainan sebagaimana disebutkan di atas yang mempengaruhi perilaku. Bila orang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka mereka akan memperhatikan lingkungan sekitar tempat kerjanya (kondisi pertama). Sebaliknya bila orang merasa senang dengan pekerjaannya, maka ia akan memperhatikan pekerjaannya (kondisi kedua). Kondisi yang pertama disebut sebagai faktor lingkungan yang mempengaruhi ketidakpuasan dalam melakukan pekerjaan. Kondisi kedua disebut sebagai motivator, karena motivasi orang untuk bekerja. Yang termasuk faktor hygiene adalah : Kewirausahaan Muhammad Ilham 20

kebijaksanaan dan administrasi perusahaan (company policy and administration; b) supervisi (technical supervisor); c) kondisi kerja (working condition); d) hubungan interpersonal (interpersonal supervision); e) gaji/upah (wages), status dan keamanan. Faktor-faktor di atas tidak termasuk bagian pekerjaan, tetapi berhubungan
a)

dengan kegairahan kerja. Hygiene adalah istilah kesehatan, karena mencegah sesuatu penyakit. Faktor hygiene ini tidak ada hubungannya dengan peningkatan output secara langsung, tetapi hanya mencegah timbulnya kerugian, karena kegairahan kerja karyawan yang rendah. Apabila faktor-faktor hygiene diperbaiki, tidak ada pengaruhnya terhadap sikap kerja yang positif, tetapi kalau diabaikan atau dibiarkan tidak sehat, maka akan timbul ketidakpuasan karyawan. Namun ada kemungkinan juga apabila kondisi kerja dan gaji/upah diperbaiki dengan tepat, efek positifnya dalam sikap kerja akan timbul. Faktor hygiene pada dasarnya adalah hubungan kerja dengan lingkungan kerja di mana karyawan bekerja. Seseorang umumnya belum dapat mencapai kepuasan kerja sebelum kekecewaan di dalam pekerjaan dapat dihilangkan terlebih dahulu. Tindakan pemimpin untuk dapat menghilangkan kekecewaan karyawan tersebut adalah dengan memperbaiki faktor-faktor hygiene. Faktor motivator ialah yang memuaskan seperti rasa puas berkembangnya karir, ada pengalaman dalam pekerjaan. Faktor-faktor ini akan meningkatkan kegairahan kerja. Faktor-faktor yang berperan sebagai motivator adalah :
f) g) h) i) j)

Keberhasilan pelaksanaan (achievement) Pengakuan (recognition) Pekerjaan itu sendiri (the work itself) Tanggung jawab (responsibilities) Pengembangan (advancement)

Rangkaian faktor-faktor tersebut di atas memang melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakannya (job contents), yakni kandungan kerjanya, prestasi, pada tugasnya, penghargaan atas prestasi yang dicapainya, tantangan dalam pekerjaan dan kemungkinan untuk meningkat lebih maju dalam tugasnya.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

21

5. Teori Motivasi Hawthorne Seorang ahli efisien Elton Mayo pada tahun 1924 mengadakan penelitian di Hawthorne Illinois, Western Electric Coy mengenai pengaruh lampu penerangan terhadap produktivitas karyawan. Penelitian ini mencoba menemukan kombinasi yang terbaik untuk memacu produktivitas maksimum dari karyawan melalui berbagai macam percobaan, antara lain dengan merubah jam kerja, makan siang, metode kerja, dan sebagainya. Mayo menduga bahwa produktivitas akan meningkat dengan peningkatan penerangan. Dua kelompok diambil, yaitu satu kelompok eksperimen dan kelompok yang satu lagi sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok disamakan fasilitasnya kecuali penerangannya. Ketika penerangan ditingkatkan pada kelompok eksperimen, output meningkat sesuai yang diramalkan. Sesuatu yang diluar dugaan, output kelompok kontrol juga meningkat tanpa diberi penerangan. Mayo dan asosiasinya diminta untuk mengetahui apa sebab-sebabnya. Selama 1,5 tahun Mayo dkk mengadakan penelitian dengan melakukan perubahan jadwal periode istirahat, makan siang di perusahaan, dan kerja dalam seminggu diperpendek di perusahaan itu. Hasilnya mencengangkan, produksi meningkat setiap waktu. Mengapa? Setelah diteliti penyebab produksi meningkat, ternyata bukan karena aspek yang dieksperimenkan, melainkan karena aspek-aspek manusia, yaitu mereka diperlakukan sebagai orang penting pada bagian perusahaan itu. Mereka dapat berhubungan satu sama lain, dan tidak lagi merasa terisolasi, perasaan berafiliasi, kompeten dan berprestasi mulai bertunas pada diri karyawan. Mereka bebas bicara tentang apa yang mereka anggap penting. 6. Teori Z dari William G. Ouchi Pada tahun 1982 William G. Ouchi mengadakan penelitian tentang rahasia kesuksesan perusahaan-perusahaan Jepang yang melejit maju dibanding USA. Menurut Ouchi bahwa isu yang populer bagi USA untuk dekade yang akan datang bukan persoalan teknologi, investasi atau inflasi. Akan tetapi isu pokok ialah bagaimana menghadapi suatu kenyataan keunggulan Jepang yang bekerja jauh lebih baik dari USA.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

22

Menurut Ouchi bahwa produktivitas tidak hanya dihasilkan oleh kerja keras individu, tetapi produktivitas adalah masalah bagaimana memimpin organisasi. Produktivitas merupakan masalah bekerja dengan koordinasi, di mana terdapat perasaan menyatu antara lembaga dengan individu, dan juga antar individu sendiri untuk jangka panjang yang tidak terbatas. Menurut teori Z yang dikemukakan oleh Ouchi bahwa produktivitas dan kepercayaan saling bergandengan. Ciri umum kehidupan bangsa Jepang ialah adanya rasa intim. Bagi bangsa USA sifat intim ini hanya dijumpai dalam keluarga, klub, tetangga. Adapun karakteristik organisasi tipe Z sebagaimana dikemukakan oleh Ouchi adalah sebagai berikut : a. Mengharapkan pekerja, akan bekerja untuk seumur hidup diperusahaan tersebut. b. Bekerja dengan penuh rasa intim seperti sebuah clan atau paguyuban. c. Penuh dengan sistem informasi serba modern dan memiliki sistem pembukuan mutakhir, tetapi sistem pengawasan yang tergas secara eksplisit tidak ada. d. Keputusan diambil secara kolektif. e. Perusahaan tipe Z tidak selalu menekankan terhadap pentingnya laba, tidak menetapkan laba sebagai tujuan akhir, tidak menetapkan laba sebagai ukuran, tetapi laba adalah sebagai imbalan terhadap perusahaan yang telah melayani konsumen secara baik dan benar, yang telah memberi hidup yang layak kepada karyawannya dan cukup bertanggung jawab sebagai warga negara Jepang. f. Sifat egalitarian adalah prinsip yang dianut oleh tipe Z. Egalitarian yang dimaksudkan ialah masing-masing orang dapat membuat kebijaksanaan dan bekerja secara otonom, tanpa pengawasan ketat, karena mereka dipercaya. 7. Teori Ekspektasi dari Vroom Teori ini mendasarkan pemikirannya pada dua asumsi : 1) Manusia biasanya meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkan dari hasil karyanya, karena itu ia mempunyai urutan kesenangan (Preference) di antara sekian banyak hasil yang ia harapkan. Artinya ada sesuatu yang diharapkan.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

23

2) Selain mempertimbangkan hasil yang dicapai, juga mempertimbangkan keyakinan orang tersebut bahwa yang dikerjakannya itu akan memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan yang diharapkan. Berdasarkan dua asumsi di atas, Vroom mengajukan suatu teori tentang motivasi, yaitu bahwa motif seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan adalah fungsi nilai dan kegunaan dari setiap hasil yang mungkin dapat dicapai/ekspektasi dengan persepsi kegunaan suatu perbuatan dalam usaha tercapainya hasil tersebut. Rumusannya adalah : M = E (H.N); di mana : M : Motivasi E : Ekspektasi H : Hasil N : Nilai Ada dua hal yang ditemukan dari hasil penelitian teori ekspektasi, yaitu : 1) Perbedaan antara imbalan intrinsik dan ekstrinsik; 2) Spesifikasi dari suatu keadaan, di mana ekspektasi dan nilai mempengaruhi kualitas pekerjaan seseorang. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa usaha yang berhasil itu sendiri sudah merupakan hadiah yang menyebabkan kepuasan. Di samping itu ditemukan pula dua kondisi yang harus dipenuhi agar ekspektasi dan kepuasan itu dapat mempengaruhi penampilan (Filey, 1976), yaitu : a) Persepsi yang tepat tentang peranan seseorang dalam organisasi; b) Kemampuan yang memadai untuk terlaksananya tugas. 8. Teori Motivasi Model Porter dan Lawyer Teori ini merupakan penelitian lanjutan dari teori Vroom yang dilakukan oleh Porter dan Lawyer. Model ini dapat digambar sebagai berikut :

Nilai dari imbalan

Kemampuan melaksanakan suatu tugas

Persepsi imbalan yang sepadan Imbalan

Kewirausahaan intrinsik Muhammad Ilham

24

Upaya

Keberhasilan penampilan Imbalan ekstrinsik

Kepuasan

Persepsi upaya probabilitas imbalan

Persepsi dari tugas yang diberikan

Gambar di atas menunjukkan bahwa upaya (kekuatan dari motivasi dan energi yang dicurahkan) tergantung pada nilai imbalan serta probabilitas untuk memperoleh imbalan itu. Persepsi upaya dan probabilitas imbalan itu sebaiknya dipengaruhi juga oleh hasil penampilan sesungguhnya (actual performance). Jelas bila seseorang tahu dia mampu mengerjakan suatu tugas atau pernah mengerjakannya, maka dia memiliki perkiraan yang lebih baik mengenai upaya yang dibutuhkan dan mengetahui lebih baik probabilitas imbalannya. Penampilan sesungguhnya dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh upaya yang dicurahkan serta dipengaruhi oleh kemampuan untuk melaksanakan dan persepsinya tentang tugas., Penampilan sebaiknya dilihat dari imbalan intrinsik (seperti rasa keberhasilan dan aktualisasi diri) dan imbalan ekstrinsik seperti kondisi kerja dan status. Setelah imbalan dianggap seimbang, maka terjadilah kepuasan. 9. Achievement Motivation Theory dari David Mc Clelland Teori prestasi dikemukakan oleh Mc Clelland adalah Direktur Pusat Penelitian Kepribadian di Universitas Harvard bersama Atkinson dan kawan-kawannya melakukan penelitian yang berkaitan dengan keberhasilan seseorang (the needs to achieve). Hasilnya adalah suatu konsep yang berhubungan dengan upaya bagaimana mencapai keberhasilan. Oleh karena itu teorinya disebut : Achievement Motivation Teheory. Menurut Mc Clelland, orang yang mempunyai kebutuhan untuik dapat mencapai keberhasilan dalam pekerjaannya atau berhasil mencapai sesuatu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Kewirausahaan Muhammad Ilham 25

a)

Mereka menentukan tujuan secara wajar (tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah). Namun tujuan tersebut cukup merupakan tantangan (challenge) untuk dicapai dengan baik dan tepat.

b) Mereka menentukan tujuan yang sekiranya mereka yakin sekali akan dapat dicapai dengan baik dan tepat.
c)

Mereka

senang

dengan

pekerjaan

tersebut

dan

merasa

sangat

berkepentingan (concerned) dengan keberhasilannya sendiri. d) Mereka lebih suka bekerja di dalam pekerjaan yang dapat memberikan gambaran bagaimana keadaan pekerjaannya. Pada dasarnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga kebutuhan, yakni :
1) 2) 3)

kebutuhan akan kekuasaan (need for power); kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation); kebutuhan akan keberhasilan (need for achievement). Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku yang berorientasi kepada

keberhasilan atau prestasi (achievement-oriented behaviour) yang didefinisikan sebagai tingkah laku yang diarahkan terhadap tercapainya standard of excellent. Menurut teori ini, seseorang yang mempunyai need for achievement) yang tinggi selalu mempunyai pola pikir tertentu, ketika ia merencanakan untuki melaksanakan sesuatu, selalu mempertimbangkan apakah pekerjaan yang akan dilakukan itu cukup menantang atau tidak. Seandainya pekerjaan itu cukup memberikan tantangan, maka kemudian ia memikirkan kendala-kendala apa yang mungkin dihadapi dalam mencapai tujuan, strategi apa yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dan mengantisipasi konsekuensinya. Ciri lain dari need for achievement tinggi adalah kesediaannya untuk memikul tanggung jawab sebagai konsekuensi usahanya, berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, kesediaannya untuk mencari informasi guna mengukur kemajuannya, dan ingin kepuasan dari apa yang telah dikerjakannya.

PENENTUAN LOKASI USAHA 1. Pengertian Lokasi

Kewirausahaan Muhammad Ilham

26

Dalam

pembahasan

ini

digunakan

istilah

lokasi.

Beberapa

penulis

menggunakan istilah tempat kedudukan atau tempat kediaman. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik. Tempat kedudukan atau tempat kediaman dapat berarti hanya tempat kedudukan yuridis saja, sedang lokasi fisiknya berada di tempat lain. Penulis-penulis Amerika banyak yang memakai istilah location (plant location). Ada juga yang sekaligus memakai istilah site. Location mempunyai pengertian tempat dalam arti negara, propinsi, wilayah atau kota, sedangkan site sudah menunjukkan tempat tertentu yang mengandung pengertian alamat (kampung, jalan, nomor kapling (Macfarlane , 1977 : 134; Krajewski/Ritzman, 1987 : 285). Istilah tempat kedudukan lebih tepat untuk pengganti istilah domisili. Misalnya suatu badan usaha yang bertempat kedudukan (berdomisili) di luar negeri mempunyai perusahaan yang berlokasi di Indonesia.

2. Pemilihan lokasi badan usaha dan perusahaan Penempatan (pemilihan lokasi) untuk badan usaha dapat dikatakan agak lebih bebas di banding dengan pemilihan lokasi untuk perusahaan. Bagi badan usaha besar cukup memilih lokasi di pusat perdagangan dan keuangan, sedang untuk pemilihan lokasi perusahaan banyak faktor yang perlu diperhatikan. Ada perusahaan yang bertempat pada lokasi tertentu karena terikat sejarah pertumbuhannya. Perusahaan itu tumbuh berkembang sejak perusahaan itu masih kecil, dan setelah perusahaan itu menjadi besar tidak mau pindah karena lasan sejarah, walau tempat lain mungkin lebih menguntungkan. Jenis perusahaan ekstraktif dan agraris sangat terikat pada faktor alam dalam memilih lokasi. Perusahaan pertambangan akan ditempatkan pada lokasi yang banyak terdapat bahan-bahan tambang. Badan usaha agraris akan memilih lokasi untuk perusahaannya di tempat yang cocok iklim serta kesuburan tanahnya. Dalam penentuan lokasi usaha pemerintah dapat mengatur penempatan lokasi perusahaan. Misalnya sesuai dengan perencanaan kota (city planning) telah ditetapkan wilayah/kawasan/zona untuk industri. Atau mungkin karena sifat Kewirausahaan Muhammad Ilham 27

perusahaannya, maka pemerintah melarang penempatan perusahaan pada lokasi tertentu. Pemilihan lokasi lebih sulit apabila yang mengikat bukan faktor sejarah, faktor alam atau peraturan pemerintah, melainkan terikat pada faktor ekonomis yang sangat berpengaruh terhadap faktor rentabilitas. Faktor ekonomis yang terpenting adalah berupa bahan baku, biaya pengangkutan dan tenaga kerja, serta faktor-faktor ekonomis lainnya yang perlu dipertimbangkan. Karya pokok mengenai teori lokasi telah dihasilkan oleh para ahli ekonomi yang berusaha mengintegrasikan faktor lokasi ke dalam kerangka umum teori ekonomi (terutama dalam teori firm. Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam analisis lokasi usaha : a. Pendekatan biaya terkecil, yang berusaha menjelaskan lokasi berdasarkan minimasasi biaya-biaya faktor; b. Analisis daerah pasar, yang lebih menitikberatkan pada permintaan atau faktorfaktor pasar; c. Pendekatan maximalisasi laba, yang merupakan akibat logis kedua pendekatan di atas. Ketiga pendekatan di atas disebut dengan pendekatan payung, karena berbentuk payung. Perbedaan antara pendekatan-pendekatan tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan karya dari D.M.Smith (1966) yang berusaha memberikan rumusan teoritik untuk memperoleh suatu pendekatan yang mempunyai relevansi lebih praktis. Gambar di bawah ini memperlihatkan keadaan biaya-biaya dengan cara yang sederhana dan sangat bermanfaat. Dengan mengasumsikan tujuan maksimisasi laba, maka lokasi yang paling menguntungkan bagi suatu perusahaan adalah di mana seluruh total penerimaan berada di atas total biaya dengan selisih yang paling besar. Pada gambar tersebut juga memperlihatkan tentang bagaimana kurvakurva biaya dan penerimaan bagi perusahaan individual dapat berubah dengan berubahnya lokasi. Lokasi yang menguntungkan terletak antara titik A dan B, sedangkan titik O adalah titik optimum. a) Biaya, Penerimaan Rugi Kewirausahaan Muhammad Ilham BR
Rugi

28

PR

Laba

A b) Biaya, Penerimaan Rugi

La ba
BR

Rugi PR A 0 B

c) Biaya, Penerimaan
Rugi Laba

BR Rugi PR

A 1. Pendekatan Biaya Terkecil

Alfred Weber (1909) adalah orang pertama yang menggarap suatu teori yang komprehensip tentang lokasi usaha. Prinsip dasar yang dikemukakan oleh Weber adalah bahwa pengusaha akan memilih lokasi di mana biayanya paling terkecil. Untuk membuat modelnya, ia membuat asumsi-asumsi sebagai berikut :

Kewirausahaan Muhammad Ilham

29

a. Unit yang dijadikan objek studi adalah suatu daerah yang terisolasi, yang mempunyai iklim homogen, di mana konsumen terpusat pada pusat-pusat tertentu; semua unit perusahaan dapat memasuki berbagai pasar yang tidak terbatas, hal mana berarti keadaan persaingan sempurna. b. Beberapa sumber daya alam, seperti air, pasir terdapat di mana-mana, yakni tersedia secara luas. c. Bahan-bahan lainnya seperti baha-bahan mineral dan biji besi adalah sporadik tersedia secara terbatas pada sejumlah tempat. d. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang lokasinya sudah tetap dan ada yang mobilitasnya sudah tetap. Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, Weber mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi lokasi usaha, yaitu biaya pengangkutan, biaya tenaga kerja, dan kekuatan-kekuatan aglomeratif atau deglomeratif. Bagi pengusaha tujuan lokasional adalah suatu optimum dan pensubtitusian antara faktor-faktor tersebut, yakni pemilihan tempat yang meminimumkan total biaya (total cost). Dalam analisisnya, Weber mengasumsikan bahwa biaya pengangkutan adalah langsung proporsional dengan jarak yang ditempuh dan berat yang diangkut. Jadi, titik biaya pengangkutan terkecil (least transport cost) adalah di mana berat total input (yang dikumpulkan) dan output (yang didistribusikan) yang diangkut berada pada suatu titik minimum. Konsep ini dijelaskan dengan menggunakan segi tiga lokasionalnya yang terkenal pada gambar di bawah ini.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

30

Pada gambar di atas titik T adalah lokasi optimum yang menunjukkan keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber bahan (M1 dan M2) dan titik konsumsi (c). Untuk mengetahui apakah lokasi optimum ini lebih dekat ke sumber bahan-bahan atau ke pasar, Weber mengemukakan rumus indeks bahan (material index), yakni :
M = I B erat input bahan lokal B erat produk akhir

Jika MI > 1, maka perusahaan yang bersangkutan dinamakan berorientasi kepada bahan (material oriented), dan jika MI< 1, maka perusahaan berorientasi kepada pasar. Selanjutnya biaya tenaga kerja yang merupakan faktor lokasi kedua, dapat menarik perusahaan ke suatu lokasi yang berbeda dari lokasi yang biaya pengangkutannya paling kecil jika penghematan dalam biaya tenaga kerja tiap satuan output lebih besar dari pada biaya pengangkutan ekstra tiap satuan output tersebut. Hal ini dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini.

Isodapan

Lokasi pengangkutan dengan biaya terkecil

Lokasi tenaga kerja murah

Titik T pada gambar di atas merupakan lokasi dengan biaya pengangkutan yang terkecil (minimum), dan garis panah yang menunjukkan nilai Rp.1, Rp.2 dan Rp.3 memperlihatkan kenaikan biaya pengangkutan tiap satuan jika jarak semakin jauh dari titik T. Titik L merupakan pasar tenaga kerja di mana biaya (upah) tenaga kerja Kewirausahaan Muhammad Ilham 31

lebih rendah dibanding biaya tenaga kerja di titik T. Garis-garis yang melingkari T adalah garis isodapan yang dapat dikhayalkan berhubung terdapatnya biaya tenaga kerja yang berbeda-beda tetapi lebih murah dari biaya tenaga kerja di T, dan dengan tambahan biaya pengangkutan yang sama. Apabila L merupakan isodapan (isodapane) tertentu yang dipilih, maka seharusnya menunjukkan biaya terkecil seandainya lokasi dipindahkan ke tempat itu, tambahan biaya pengangkutan ditambah dengan biaya tenaga kerja lebih rendah dari biaya tenaga kerja di lokasi optimum (T). Apabila tambahan biaya pengangkutan ditambah biaya tenaga kerja itu jatuhnya sama dengan biaya tenaga kerja di lokasi optimum, isodapan ini disebut isodapan kritis. Isodapan L lebih murah dari lokasi di titik T. Isodapan L1 lebih mahal dari isodapan L, tetapi masih lebih murah di banding titik T. Garis isodapan terluar menunjukkan garis isodapan kritis. 2. Analisis Daerah Pasar Salah satu kelemahan fundamental dari pendekatan biaya terkecil adalah bahwa pendekatan tersebut terlalu menekankan aspek input (minimisasi biaya), dan kurang menekankan aspek output atau permintaan, dengan hanya mengasumsikan bahwa perusahaan yang bersangkutan dapat menjual semua hasil produksinya di manapun ia berlokasi. Tetapi pasar adalah suatu variabel. Para pembeli di daerah yang luas dan intensitas permintaan berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Pihak perusahaan berusaha memasuki pasar dan melayani permintaan yang sebesar-besarnya. Dengan demikian pasar dapat menjadi suatu penentu lokasi yang penting, dan bahkan mungkin lebih penting dari pada lokasi biaya terkecil. Losch (1954) mengatakan bahwa lokasi optimum adalah suatu tempat laba maksimum, di mana kelebihan penerimaan atas biaya adalah besar. Losch memasukkan faktor permintaan ke dalam teori lokasi dengan memperhitungkan luas optimum pasar, berdasarkan asumsi-asumsi berikut ini : 1. tidak ada perbedaan-perbedaan spesial dalam distribusi input faktor (bahan baku, tenaga kerja dan modal) pada daftaran yang homogen. 2. kepadatan penduduk yang seragam dan selera yang konstan; 3. tidak ada interdependensi lokasional antara perusahaan-perusahaan. Kewirausahaan Muhammad Ilham 32

Losch mencontohkan seorang produsen individual, seorang petani yang menghasilkan bir, dan mencoba menentukan daerah pasarnya dan penerimaan pasarnya (market revenue). Dalam analisisnya, ia menggunakan suatu kurva permintaan (gambar a). Pada pusat daerah pasar di dekat usahatani (P), harga bir tiap satuan adalah OP, dan permintaan sebesar PQ. Lebih jauh dari pusat (R), biaya distribusi ekstra mengakibatkan naiknya harga menjadi OR dan permintaan berkurang menjadi RS. Pada tempat yang sangat jauh sekali dari daerah pasar, biaya distribusi ekstra lebih tinggi, sehingga menaikkan harga menjadi OF, dan permintaan turun menjadi nol. Jika kuiadran yang diarsir (FPQ) diputar pada sumbunya (PQ), di mana P adalah usahatani pada pusat pasar, maka kita memperoleh demand cone atau kerucut permintaan (gambar b). Alas dari kerucut ini menggambarkan daerah pasar, tinggi kerucut menggambarkan kuantitas yang terjual pada sesuatu titik, dan isinya (volume) menggambarkan total penerimaan dari permintaan. Pada saat produksi bir menguntungkan, para petani lainnya mengembangkan lingkaran daerah pasar mereka sendiri, yang menurut Losch pada akhirnya membentuk serangkaian daerah pasar heksagonal yang mencakup seluruh dataran yang bersangkutan.

a)

Harga F R P 0 S Q

b) Kuantitas Q

S Kuantitas P R Jarak Kewirausahaan Muhammad Ilham 33

3. Pendekatan Maksimalisasi Laba Pendekatan biaya terkecil dan daerah pasar adalah bersifat satu segi (walaupun dengan cara yang berlainan) mengasumsikan penawaran input atau permintaan pasar bersifat konstan. Dalam praktek, biaya dan penerimaan keduanya mengalami perubahan menurut lokasi, dan lokasi optimum adalah faktor yang menghasilkan laba paling besar (gambar c model payung), menunjukkan biaya dan penerimaan keduanya berubah menurut lokasi. Dalam keadaan seperti itu, lokasi optimum yang memaksimumkan laba, mungkin bukanlah lokasi biaya terkecil dan bukan pula penerimaan lokasi maksimum. Menurut Izard dan Greenhut, berusaha menyesuaikan pendekatan Losch menjadi suatu pendekatan yang lebih bersifat maksimalisasi laba. Selanjutnya, Loria (1984) mengemukakan bahwa para usahawan mencari lokasi yang akan menghasilkan laba maksimum bagi mereka, dengan memperhitungkan pasar dan biaya. Cara pemilihan lokasi dapat dilakukan melalui tiga langkah berikut : Pertama, memilih wilayah secara umum, dengan mempertimbangkan lima faktor sebagai dasar : (1) dekat dengan pasar; (2) dekat dengan bahan baku; (3) tersedianya fasilitas pengangkutan; (4) terjaminnya pelayanan umum (penerangan/listrik, air, bahan bakar); (5) kondisi iklim dan lingkungan yang menyenangkan. Kedua, memilih masyarakat tertentu di wilayah yang dipilih pada pemilihan tingkat pertama, di dasarkan pada enam faktor : (1) tersedianya tenaga kerja yang cukup dalam jumlah dan tipe skill yang diperlukan; (2) tingkat upah yang lebih murah; (3) adanya perusahaan yang bersifat suplementer atau komplementer dalam hal bahan baku, hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang dibutuhkan; (4) adanya kerja sama yang baik antara sesama perusahaan yang ada; (5) peraturan pemerintah yang menunjang; (6) kondisi kehidupan masyarakat yang menyenangkan. Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini adalah soal tanah. Adakah tanah cukup tersedia untuk bangunan, halaman, tempat parkir dan Kewirausahaan Muhammad Ilham 34

tidak boleh

dilupakan

adanya

kemungkinan

untuk

perluasan. Juga

perlu

dipertimbangkan bentuk tanah berkaitan dengan m,asalah fondasi bangunan, dan juga masalah drainase dan pembangunan limbah. Urutan berikutnya adalah masalah transportasi. Apakah di tempat yang akan dipilih ada sarana transportasi. Dapatkah para pegawai mencapai tempat kerja dengan mudah, baik dengan tanpa alat transportasi maupun dengan menggunakan alat transportasi. Urutan berikutnya macam-macam faktor lain, misalnya ada tidaknya pembatasan-pembatasan yang bersangkutan dengan perwilayahan (zoning) yang melarang didirikannya tipe bangunan tertentu seperti yang direncanakan. Adakah fasilitas pemadam kebakaran yang memadai. Adakah larangan membuang limbah, sehingga memerlukan tambahan biaya tertentu untuk membuangnya. Kecenderungan-kecenderungan dalam Pemilihan Lokasi : 1) kecenderungan memilih lokasi di luar kota, di pinggiran kota atau di kota yang lebih kecil. Lokasi di pinggiran kota memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut : a) telah terjamin/dekat dengan fasilitas-fasilitas yang ada di kota seperti listrik, air, pemadam kebakarn, kesehatan dan pendidikan; b) Kebutuhan tenaga kerja yang berpendidikan dapat diambil dari kota, dan tenaga kerja yang tidak berpendidikan (pekerja kasar) dapat diambil dari daerah pedesaan. c) Masih tersedia tanah yang mencukupi, termasuk untuk perluasan, dengan harga yang relatif masih murah. Dengan demikian dapat dibangun berbagai fasilitas secara memadai, termasuk jalan, tempat parkir, tempat ibadah, temapat olah raga/rekreasi, dan lain-lain. d) Walau jarak jangkau agak jauh, tetapi tidak terhalang dengan kemacetan lalulintas seperti yang biasa terjadi di tengah kota; e) Lingkungan perusahaan dapat ditata secara lebih indah sehingga dapat tercipta suasana kerja yang lebih nyaman. 2) Adanya aglomerasi, yaitu memusatnya perusahaan-perusahaan di suatu tempat, karena adanya faktor-faktor yang menguntungkan. Ada aglomerasi Kewirausahaan Muhammad Ilham 35

primer

dan

aglomerasi

sekunder. Aglomerasi

primer

terjadi

apabila

menggrombolnya perusahaan di suatu tempat karena karena badan usaha yang telah ada membuka usaha-usaha baru di samping usaha-usaha yang telah ada mengingat masih adanya kesempatan untuk meningkatkan laba. Aglomerasi sekunder terjadi apabila mengerombolnya perusahaanperusahaan di suatu tempat karena pembukaan perusahaan-perusahaan baru oleh badan usaha lain di samping perusahaan yang telah ada. Faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya aglomerasi ialah : a) masih adanya kesempatan untuk meningkatkan laba (aglomerasi primer). b) Adanya produk suatu perusahaan yang merupakan bahan baku atau bahan pembantu perusahaan yang lain. c) Adanya perusahaan yang mengolah sisa bahan (afval) dari perusahaan yang telah ada. d) Adanya perusahaan yang menyediakan jasa atau service untuk perusahaan yang lain (pengangkutan, bengkel, catering dan sebagainya). 3) adanya deglomerasi (kebalikan dari aglomerasi). Deglomerasi terjadi karena faktor-faktor yang menguntungkan, di mana aglomerasi dapat mengakibatkan kerugian. adalah : a) harga tanah menjadi mahal b) sewa rumah menjadi mahal c) upah tenaga kerja menjadi mahal d) lalu lintas menjadi padat e) biaya hidup menjadi mahal. 4) pemilihan lokasi yang terikat oleh rencana pengembangan kota (city planning) atau pengembangan wilayah, sehingga pemilihan lokasi lokasi sudah di arahkan oleh pemerintah pada wilayah tertentu. 5) pemilihan lokasi yang terikat pada kemungkinan pengolahan limbah atau pengendalian polusi yang akan terjadi oleh perusahaan yang akan didirikan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan mengenai teori lokasi, maka lokasi yang ideal bagi sebuah perusahaan adalah strategis, murah dan Kewirausahaan Muhammad Ilham 36 Adapun faktor-faktor yang dapat merugikan karena aglomerasi

menguntungkan. Namun demikian kondisi yang ideal biasanya sulit dipenuhi. Oleh karena itu perlu dilakukan pendekatan terhadap kondisi yang ideal tersebut. Beberapa alasan mengapa perlu memilih lokasi tempat usaha, antara lain : 1) Menjamin tercapainya untuk dikuasai 2) Menjamin bisnis mudah dijangkau 3) Menjamin resiko masih tertanggungkan 4) Menjamin usaha mempunyai masa depan, dapat dilihat dari aspek : a) pertumbuhan penduduk; b) Perkembangan wilayah c) Peraturan yang menunjang 5) Menjamin memberi manfaat lingkungan 6) Menjamin terbentuknya citra usaha

Kewirausahaan Muhammad Ilham

37

PERENCANAAN DANA TEMPAT USAHA 1. Menghitung Kebutuhan Dana Untuk tempat usaha sebaiknya dana yang digunakan tidak terlalu besar sehingga memperkecil kesempatan menggunakannya dalam bentuk modal kerja. Beberapa unsur yang harus didanai dalam rangka memperoleh tempat usaha antara lain : a. Sewa atau beli tempat usaha Besarnya dana untuk sewa atau beli tempat usaha tergantung dari luas bangunan, kelengkapan bangunan dan strategis-tidaknya bangunan tersebut. b. Perlengkapan tempat usaha Perlengkapan tempat usaha seperti meja/kursi, filing cabinet, lemari, mesin ketik, komputer, kalkulator, lemari, dlsb. Agar dana yang dikeluarkan tidak terlalu besar, perlu menggunakan bahan-bahan sederhana, kalau perlu dibuat sendiri bagian-bagian yang memungkinkan. c. Renovasi tempat usaha Sebaiknya tempat usaha tidak terlalu banyak mengeluarkan dana untuk renovasi. Walaupun harga sewa/beli murah, tetapi kalau renovasinya membutuhkan dana yang besar, maka secara keseluruhan biaya sewa/beli menjadi lebih mahal. d. Pembuatan papan promosi/papan nama usaha. Bila memungkinkan, perlengkapan ini dibuat sendiri agar biayanya lebih murah, tetapi harus tetap menunjukkan perwajahan yang menarik, karena papan promosi merupakan bagian wajah perusahaan. Kebutuhan Dana Tempat Usaha No. 1. 2. Jenis Kebutuhan Sewa tempat usaha Kelengkapan tempat usaha : a. Meja kerja b. Filing cabinet c. mesin ketik d. komputer e. pasang telepon Renovasi : a. Lantai b. dinding c. Plafon Papan reklame Unit 1 3 3 1 1 1 100m2 450m2 100m2 1 Harga/Unit (Rp) 200.000 200.000 150.000 300.000 4.000.000 400.000 20.000 10.000 17.000 10.000 Jumlah (Rp) 200.000 600.000 450.000 300.000 4.000.000 400.000 2.000.000 4.500.000 1.700.000 10.000 42

3.

4.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

Jumlah kebutuhan dana 2. Mencari Dana Usaha

14.160.000

Sumber dana yang bisa digunakan bisa dari dana sendiri yang asalnya dari tabungan, warisan atau hasil penjualan beberapa harta kekayaan milik pribadi. Dana dari luar dapat diperoleh dari pinjaman bank atau lembaga perkreditan lainnya. Sebaiknya pinjaman ini berjangka waktu panjang dan berbunga rendah agar lebih leluasa dalam pengembaliannya. KELAYAKAN TEMPAT USAHA Untuk menentukan tempat usaha biasanya kita diperhadapkan beberapa alternatif tempat usaha dengan berbagai pertimbangan. Misalnya Ahmad yang akan mendirikan usaha pengecer peralatan listrik dengan modal yang dimilikinya Rp.20 juta. Ia mendapatkan tiga lokasi, namun ia bingung untuk memilihnya. Oleh karena itu ia meminta bantuan kepada konsultan dengan memberikan beberapa informasi tentang kondisi ketiga lokasi dimaksud. Lokasi A Lokasi ini dekat pertokoan di jalan utama. Tempat usaha lebih besar dari pada yang dibutuhkan, tidak ada akomodasi/tempat tinggal, namun lokasinya ideal. Biaya yang diperlukan : - ia harus membayar uang pesangon Rp.5 juta. Tokonya masih perlu direnovasi dengan perkiraan biaya Rp.1,5 juta. - Untuk membeli/menambah perlengkapan diperlukan biaya Rp.2,5 juta. - Uang sewa per bulan Rp.450.000. Lokasi B Lokasi ini terletak di pinggir kota, di jalan utama. Lokasinya sangat baik, bangunannya kayu dengan akomodasi tempat tinggal di lantai dua. Tempat ini cukup luas untuk Toko, tetapi beberapa barang dagangannya harus ditempatkan di lantai atas. Biaya yang diperlukan : - Uang pesangon Rp. 1 juta - Uang sewa Rp.200 ribu per bulan - Biaya renovasi untuk pagar, pintu gerbang dan jendela agar aman Rp.500.000

Kewirausahaan Muhammad Ilham

43

Lokasi C Lokasi ini merupakan kompleks baru yang terletak di daerah pemukiman elite. Kompleks pertokoan ini dibangun untuk melayani perumahan baru yang berkembang di sana. Tempat ini tidak dapat disewa, tetapi harus dibeli. Biaya untuk toko yang memadai tanpa akomodasi untuk tempat tinggal adalah Rp.18 juta dan biaya transport setiap hari Rp.10.000. Untuk membeli toko ini diperlukan uang muka Rp.8 juta, dan sisanya Rp.10 juta dapat dicicil selama 10 tahun dengan bunga 18 % per tahun. Untuk perlengkapan toko harus dikeluarkan biaya Rp1,5 juta. Berdasarkan informasi tentang kondisi ketiga lokasi di atas, dapat dibuat tabulasi perbandingan sebagai berikut : Alternatif A Modal 20.000.000 Nilai beli 9.000.000 (+ biaya pemasangan) Modal kerja tersisa 11.000.000 Sewa/payment 450.000 % sewa/payment atas 4,1 % modal kerja Pertimbangan-pertimbangan : Alternatif lokasi A : - Tempat terlalu besar - Tidak dapat digunakan untuk tempat tinggal, walaupun lokasinya strategis. - Sewa terlalu mahal - Sisa modal kerja hanya Rp.11 juta. Alternatif lokasi B : - Lokasi sangat baik - Dapat dijadikan tempat tinggal - Sewa lebih murah - Modal kerja yang tersisa Rp.18,5 juta Alternatif lokasi C : - Bisa dibeli langsung, dengan uang muka dan angsuran per bulan Kewirausahaan Muhammad Ilham 44 B 20.000.000 1.500.000 18.500.000 200.000 1,1 % C 20.000.000 9.500.000 10.500.000 233.350 2,2 %

- Lokasi dekat dengan pemukiman elite, namun konsumen kemungkinan bukan dari daerah setempat. - Modal kerja yang tersisa Rp.10.500.000

Kelayakan tempat usaha meliputi aspek fisik, aspek finansial dan aspek komersialnya. 1. Kelayakan fisik Luas bangunan merupakan hal yang penting, tetapi adanya fasilitas lain yang tidak secara langsung tersangkut dengan penyediaan dan penataan barang juga tidak bisa diabaikan. Fasilitas bangunan ini bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu fasilitas di luar bangunan, dan fasilitas di dalam bangunan. Fasilitas di luar bangunan misalnya, jalan, air, pembuangan limbah dan sebagainya.. termasuk di antaranya tersedianya udara yang bersih, tidak terkena banyak polusi. Hal ini penting, karena dalam jangka panjang akan mempengaruhi kesehatan. Fasiltas di dalam bangunan, misalnya adanya ventilasi yang cukup, sinar yang cukup, dan perlu pula dipertimbangkan apakah diperlukan ruangan untuk digunakan sebagai tempat tinggal pengusaha beserta keluarganya. Beberapa keuntungan apabila tempat usaha sekaligus menjadi tempat tinggal : a. Menghemat biaya sewa. b. Menghemat biaya transport c. Menghemat waktu dan tenaga d. Memberi kebebasan kerja sampai batas waktu tertentu. e. Menghemat biaya operasional, misalnya biaya penerangan, biaya kebersihan, biaya penggunaan air, termasuk penghematan biaya tenaga kerja. f. Keuntungan lainnya misalnya penyelesaian urusan rumah tangga dalam kadar tertentu bisa diselesaikan dengan tanpa mengabaikan urusan perusahaan. 2. Layak Finansial Kelayakan tempat usaha dari segi finansial ini meliputi baik kelayakan kemampubayaran maupun kelayakan dari segi profitabilitasnya. a. Kelayakan dari segi kemampubayaran Kewirausahaan Muhammad Ilham 45

Dari segi kemampubayaran, yang perlu diperhatikan adalah berapa besar modal yang tersedia saat ini, berapa dari modal yang tersedia tersebut dapat digunakan untuk kepentingan tempat usaha. Kalau tempat usaha menyerap sebagian besar dana yang tersedia, maka akibatnya modal kerja mendapat porsi yang kecil. Padahal modal kerja dalam perusahaan bagaikan darah yang ada dalam tubuh. Bila kekurangan modal kerja, maka perusahaan menjadi lesu, tidak bisa beroiperasi. b. Kelayakan dari segi resiko Dalam memilih alternatif lokasi, resiko yang paling besar adalah kalau dana yang tertanam juga besar. Uang yang sudah tertanam tidak mudah untuk ditarik kembali, dan kemungkinan hilan juga besar. Alternatif lokasi C kelihatannya resikonya kecil. Kalau terpaksa tempatnya bisa dijual kembali. Namun demikian, pelaksanaannya untuk menjual kembali juga tidak mudah, selama angsuran pembelian belum selesai. Bagaiamana pula kalau setelah perjanjian ditandatangani, ternyata dengan modal kerja yang tersedia tidak bisa menghasilkan omzet yang memadai, sehingga tidak cukup untuk mengangsur. Ada kemungkinan perjanjian batal, dan uang muka hilang. Apabila lokasi B yang dipilih, modal kerja yang tersedia sebesar Rp.18.500.000. Dari jumlah itu, kalau ternyata dalammoperasional perusahaan hanya membutuhkan lebih kecil dana dari yang tersedia, maka kelebihannya bisa didepositokan di bank, sehingga akan menghasilkan pendapatan berupa bunga, yang bisa membantu mendatangkan keuntungan perusahaan. c. Kelayakan dari segi profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Kalau memilih lokasi usaha berdasarkan ini, maka calon usahawan harus bisa menghitung-hitung, atau memperkirakan berapa penjualan yang akan dicapai, dan berapa biaya yang dikeluarkan. Alternatif terbaik kalau memilih lokasi yang bisa mendatangkan keuntungan paling besar. Bila memilih lokasi B, maka penggunaan modal kerja ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama, seluruh modal kerja digunakan untuk membeli persediaan. Kemungkinan kedua, modal kerja digunakan sebesar Rp.11.000.000 (supaya hampir sama dengan alternatif A dan C), lalu Kewirausahaan Muhammad Ilham 46

sisanya Rp.7.500.000 dideposito, dengan bunga misalnya 18% setahun setelah dipotong pajak. Total penjualan bulanan dihitung dari modal kerja yang tersedia dikalikan 2 (perputaran persediaan) dibagi 12 bulan. Laba kotor 25% dikalikan penjualan bulanan.

Uraian Modal Kerja Penjualan/bulan Laba Kotor 25% Sewa Sisa Uang Bunga Deposito Sisa Uang Terakhir

Alternatif A 11.000.000 1.833.330 458.333 450.000 8.333 8.333

Alternatif B 18.500.000 3.083.330 770.833 200.000 570.833 570.833

B+ Deposito 11.000.000 1.833.330 458.333 200.000 258.333 112.500 370.833

Alternatif C 10.500.000 1.750.000 437.500 180.185 257.315 257.315

Sisa uang adalah laba kotor dikurangi sewa. Bunga deposito 18% x Rp.7.500.000. Tabel di atas belum merupakan perhitungan laba/rugi yang sesungguhnya, karena masih ada biaya yang perlu diperhitungkan selain biaya sewa. Namun demikian telah memberikan gambaran (perkiraan) profit yang dapat dihasilkan. Dari segi profit alternatif lokasi B ternyata paling menguntungkan. Kalau pasar (permintaan) memang besar, maka seluruh modal kerja dapat digunakan untuk membeli persediaan. Tetapi kalau pasar (permintaan) belum besar, sebagian modal kerja bisa didepositokan. FUNGSI PENDANAAN Untuk memulai suatu usaha, ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan supaya pendanaan usaha betul-betul memenuhi kebutuhan, dan membantu berkembangnya usaha. a. Memungkinkan bagi pemilik tetap survive satu hal yang harus diingat bagi seseorang untuk melakukan investasi adalah bahwa dengan investasi tersebut pemilik beserta keluarganya tetap terjamin bisa bertahan hidup. Ini adalah pertimbangan utama. Apalagi kalau usaha yang akan ditekuni merupakan sumber satu-satunya untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Kewirausahaan Muhammad Ilham 47

Harus diingat pula, bahwa usaha yang dijalankan bukanlah sapi perah yang susunya bisa diambil setiap hari, diperas sampai habis. Kesalahan yang sering muncil adalah bergabungnya keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga. Sisa uang yang ada dengan leluasa dikonsumsi. Akibatnya perusahaan akan kehabisan tenaga, karena dananya diperah, tetapi tidak diberi suntikan dana tambahan. Oleh karena itu, harus dilakukan pemisahan antara keuangan perusahaan dengan keuangan keluarga b. Cukup sampai dengan perusahaan operasional Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan sebelum usaha bisa beroperasi, misalnya meliputi tahap-tahap berikut : - tahap pencarian informasi yang brkaitan dengan jenis-jenis yang akan ditekuni, baik segi pasar, tenaga yang diperlukan, persyaratran teknis dan lain-lain; - tahap penyusunan rencana usaha, misalnya pembuatan studi kelayakan; - tahap realisasi rencana, dengan menyiapkan perijinan, pengadaan sarana, rekrut tenaga kerja. Masing-masing tahap membutuhkan waktu, yang lamanya bisa berbedabeda, tergantung besar-kecilnya perusahaan, mudah-tidaknya memperoleh informasi. Di samping butuh waktu, juga butuh biaya, seperti biaya transportasi, biaya memperoleh informasi. Kebutuhan biaya ini harus dicukupi dan disediakan dana khusus. c. Cukup untuk membiayai sumber daya lain. Pada umumnya kegiatan usaha memerlukan sumber daya lain, selain wirausahnya sendiri. Sumber daya lain itu, antara lain adalah tenaga pembantu, tenaga ahli, mesin dan perlatan lain. Untuk memulai suatu usaha harus dipikirkan kemungkinan penggunaan tenaga kerja dan sarana dan peralatan. Kesemuanya ini membutuhkan dana yang harus disiapkan dengan seksama. Tanpa mempersiapkan hal ini, maka ibarat orang mau lari jarak jauh, tetapi selama sehari belum makan. Nafsu besar tenaga kurang, dan akan segera jatuh sebelum sampai tujuan. Namun demikian bukan berarti, bahwa kebutuhan dana tersebut harus disediakan dari kantong sendiri. Bukan berarti pula harus dibiayai dari modal pemegang saham, atau anggota koperasi yang ada. Oleh karena itu, perlu dicari peluang mjendapatkan dana untuk keperluan tersebut. Kewirausahaan Muhammad Ilham 48

d. Mampu mengembalikan modal dan biaya modal. Pendanaan usaha, harus memperhitungkan kemampuan untuk menghasilkan uang (laba) hingga laba tersebut cukup untuk mengembalikan dana yang tertanam ditambah biaya modal yang harus dipikul. Kalau pendanaan usaha belum memenuhi hal ini, maka induk modak yang harus digunakan untuk usaha tidak bisa berkembang. Jangka waktu kembalinya modal ini tergantung dari besarnya persentase keuntungan. Kalau setahun bisa menghasilkan keuntungan sebesar 20%, maka secara teoritis modal yang tertanam dalam usaha tersebut akan kembali setelah beroperasi 5 tahun atau 100% : 20% = 5. Mungkin yang terjadi, dana yang digunakan untuk operasional usaha berasal dari pinjaman. Suatu saat pinjaman ini harus dikembalikan berserta biaya pinjamannya. Kalau dana yang digunakan untuk mengembalikan modal pinjaman ini tidak bisa dipenuhi dari keuntungan perusahaan, maka terpaksa harus diambil dari bagian dana pinjaman itu. Akibatnya, modal kerja di perusahaan akan berfluktuasi. Pasa saat pinjaman diambil menjadi tinggi, tetapi akan segera turun lagi bersamaan dengan berlangsungnya proses angsuran pinjaman. e. Mampu mengantisipasi perkembangan. Perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang lama. Supaya bisa bertahan, perusahaan harus bisa menghasilkan keuntungan, yang selanjutnya keuntungan ini harus tetap di simpan di perusahaan. Besarnya keuntungan minimal harus bisa menyamai tingkat inflasi. Kalau ternyata persentase kenaikan keuntungan keuntungan di bawah tingkat inflasi, maka sebenarnya perusahaan itu secara riil mengalami kemunduran. Pertumbuhan riil bisa dicapai, kalau tingkat laba lebuh besar dari pada tingkat inflasi. Termasuk mengantisipasi masa depan adalah perlunya menyiapkan untuk kepentingan perluasan, kalau ternyata perusahaan mengalami kemajuan sedemikian pesat. Perlu juga dipersiapkan adanya tuntutan kemajuan teknologi, yang bisa mempunyai dampak terhadap keberadaan perusahaan itu. KEBUTUHAN DANA INVESTASI Kewirausahaan Muhammad Ilham 49

Untuk menentukan kebutuhan dana yang akan investasikan dalam memulai usaha, kita bisa menghitung tahap demi tahap. 1. Tahap persiapan pendirian Pada tahap ini perlu dilakukan kegiatan-kegiatan yang meliputi : - Biaya penelitian pasar, penelitian mengenai tersedianya bahan baku, dan lain-lain. - Biaya pembentukan badan hukum - Biaya perizinan, seperti izin domisili, izin usaha, dan lain-lain. - Biaya konsultan (bila perlu) 2. Pembelian harta tetap Unsur-unsur yang termasuk harta tetap ialah segenap dana yang diperlukan untuk memiliki tanah, gedung, prasarana, mesin, perlengkapan dan lain-lain yang bersifat tetap. Semuanya terhitung sampai dalam keadaan siap pakai, jadi termasuk biaya pemasangan mesin dan perlengkapannya. 3. Modal kerja Modal kerja atau sirkulasi di sini ialah modal kerja lengkap, bukan yang sudahj dikurangi dengan utang lancar (pembayaran tangguh, kredit atau uang muka pembeli dan sebagainya) yang dalam pelaksanaan nantinya dapat diperoleh. Modal kerja perlu untuk ditanam dalam : - Peresediaan bahan mentah - Produk setengah jadi (dalam proses) - Persediaan produk jadi yang belum terjual. - Biaya operasi mesin/alat - Piutang yang belum dilunasi - Biaya pemasaran, penjualan, distribusi. - Persediaan suplai kantor - Uang muka pembayaran. - Persediaan tunai (untuk gaji/upah dan lain-lain yang bersifat operasional. Modal kerja juga disebut modal sirkulasi, karena uang (modal) akan disirkulasikan (diedarkan) mulai dari membeli bahan, mengubahnya menjadi produk, menjualnya sampai uang diperoleh kembali dan untuk membeli bahan dan seterusnya, berputar terus merupakan siklus yang tak pernah terhenti.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

50

MENGGALI SUMBER DANA Setelah mengetahui berapa besarnya kebutuhan dana yang harus diinvestasikan, maka selanjutnya dipikirkan dari mana dana tersebut bisa diperoleh. Ada beberapa kemungkinan sumber dana yang bisa kita pergunakan dalam memulai suatu usaha. a. Tabungan pribadi Bagi seorang calon wirausaha, tabungan ini merupakan salah satu sumber dana untuk memulai usahanya. Dana dari tabungan sendiri memang tidak terlalu besar tuntutannya. Dia tidak membebani biaya bunga dan biaya modal yang lain. Namun demikian, harus diperhatikan bagaimana resiko dari modal yang akan diinvestasikan. Jangan sampai terjadi, karena investasi gagal, maka habislah seluruh harta yang ada. b. Mencari peluang pendukung modal Beberapa peluang yang bisa dijadikan pendukung dana antara lain : 1). Warisan orang tua/mertua Sumber ini hampir sama dengan tabungan pribadi, sumber modal ini tidak menuntut imbalan tertentu. Namun demikian, warisan orang tua/mertua ini jangan diartikan hanya dana berupa kas yang bisa dijadikan modal usaha. Warisan dapat berupa tanah, di mana memungkinkan di atas tanah tersebut diusahakan kegiatan pertanian, peternakan dan perikanan. Aset lain bisa berupa rumah. 2). Mencari bapak angkat Untuk memperoleh modal, bisa juga dilakukan melalui melakukan pendekatan dengan pengusaha besar, atau pemodal. Ada beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan, antara lain : a) Menjadi komisioner Calon wirausahawan dapat mengambil bagian dalam pemasaran produk pengusaha besar. Kemungkinan lain, kita mengambil peran dalam penyediaan barang-barang yang dibtuhkan perusahaan itu. Misalnya kita mensuplai kebutuhan makan untuk para pekerjanya. Bahan bakunya kita kumpulkan dari para petani atau peternak. b) Mencari pemodal Dengan niat yang kuat, disertai perhitungan yang akurat dalam studi kelayakan, ada peluang bagi kita untuk memperoleh pemodal. Kewirausahaan Muhammad Ilham 51

Tentu saja, untuk mencapai ini perlu ada jaringan atau relasi yang cukup dengan para pemodal. c) Bergabung dengan orang lain Dilihat dari segi resiko, cara ini lebih ringan karena ditanggung lebih dari satu orang. Beban tugas juga lebih ringan, karena dipikul bersama. Keputusan bisa lebih akurat karena adanya konsultasi di antara anggota. Untuk kepentingan ini perlu dibuat perjanjian kerja sama yang resmi, dan dibuat sistem yang mudah untuk saling mengawasi. d) Mencari pinjaman bank Pinjaman bank, ada biaya yang harus ditanggung berupa bunga kredit. Di samping itu peminjam juga berkewajiban untuk mengembalikan pinjamannya. Dengan demikian peminjam pada suatu saat harus membayar sejumlah uang kepada kreditur. Yang perlu diperhitungkan supaya pinjaman ini betul-betul berguna bagi pengusaha adalah pinjaman tersebut harus mampu menghasilkan cukup uang untuk membayar cicilan pokok dan bunganya. Oleh karena itu peminjam harus mengetahui kemampubayaran pinjamannya, supaya dengan mengangsur pinjaman tersebut keadaan keuangan perusahaan tidak terganggu. Untuk itu perlu diketahui : d).1. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya angsuran, yaitu : Jumlah pinjaman Jangka waktu pinjaman Besarnya biaya pinjaman/bunga (%) Frekuensi pembayaran

Misalnya, seseorang pinjam uang sebesar Rp.3.000.000, dengan bunga 24% setahun, atau 2% sebulan. Pinjaman itu akan berlangsung selama 2 tahun, dan harus diangsur setiap bulan. Biaya pinjaman adalah Rp.3.000.000 x 24% x 2 = Rp.1.440.000 Jumlah pinjaman Jumlah pinjaman yang harus dikemablikan = Rp.3.000.000 = Rp.4.440.000

Angsuran per bulan adalah :

4.440 .000 = Rp .185 .000 2

Kewirausahaan Muhammad Ilham

52

Cara lain untuk menghitung cicilan adalah bunga dihitung berdasarkan sisa pinjaman. d).2. Idealnya pinjaman harus bisa membiayai sendiri cicilan dan

biayanya. Tetapi tidak selamanya hal ini bisa terlaksana. Yang perlu diusahakan adalah agar angsuran pinjaman ini tidak menganggu operasional perusahaan. Oleh karena itu, perlu menekan biaya-biaya yang tidak penting dalam operasional perusahaan, atau minimal pembayaran angsuran pinjaman dapat ditutup oleh keuntungan perusahaan. Ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi mengenai kemampubayaran pinjaman dengan kewajiban bayar pinjaman, yaitu : Laba lebih besar dari kewajiban Laba sama dengan kewajiban Laba lebih kecil dari kewajiban Biasanya seseorang yang memperoleh kredit akan merasa menjadi lebih kaya, karena itu pola konsumsinya ikut naik. Misalnya dengan membeli mobil, padahal mobil tersebut belum dibutuhkan untuk mendukung kegiatan perusahaan, bahkan akan memperbesar biaya operasional perusahaan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh, yaitu laba yang diperoleh bisa lebih kecil dari kewajiban, sehingga perusahaan tidak mampu membayar kewajibannya. Oleh karena itu, apabila kita memperoleh pinjaman, maka seharusnya pinjaman tersebut benar-benar digunakan untuk kegiatan perusahaan, sehingga omzet usaha mengalami peningkatan, yang selanjutnya dapat meningkatkan laba.

Kewirausahaan Muhammad Ilham

53

Kewirausahaan Muhammad Ilham

54

Kewirausahaan Muhammad Ilham

55

You might also like