You are on page 1of 18

MANAJEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Pendahuluan Pendidikan pada konsep ini merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat

(continuing Education). Tujuan dan berhubungan dengan pendidikan keberadaan pendidikan berbeda dari suatu lembaga dengan lembaga lain. Akan tetapi pada akhirnya tujuan dari lembaga yanag sangat berkaitan dengan bagaimana efektivitas dalam mencapai tujuan, kedalam terjadi efektivitas dalam perolehan. Bila setiap orang mempunyai urunan yang sama untuk mencapai tujuan, pada akhirnya ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada keberadaan manajer yang secara khusus memiliki tugas khusus dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian dan mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam upaya untuk mencapai tujuan. Materi pembelajaran Manajer setiap saat harus siap untuk bersaing dalam upaya menyelenggarakan kegiatan yang diperlukan. Untuk tujuan ini manajer harus menyelengarakan antar hubungan melalui proses yang sangat rumit. Pendekatan manajer yang berdasar pada personal lebih banyak dilakukan dengan berdasar pada pertimbangan filosophis dalam upaya untuk membuat perencanaan, pengorganisasian dan mengevaluasi pengalaman belajar bagi peserta belajar di luar sekolah. Manajemen ialah seni dan ilmu dalam upaya untuk mencapai tujuan melaui orang-orang. Dalam beberapa segi manajemen berbeda dengan administrasi karena yang terakhir ini lebih menekankan pada keterselenggaraan tugas dibandingkan dengan melakukan kerjasama dengan orang-orang. Litelatur yang berhubungan dengan PENDIDIKAN sering mengunakan istilah manajemen dengan administrasi secara bergantian. Akan tetapi pada kepustakaan yang terakhir istilah manajemen yang paling banyak dipergunakan. Istilah lain yang banyak dipergunakan untuk menggantikan manajemen yaitu kepemimpinan, akan tetapi kepemimpinan tidak terlalu banyak memiliki kajian pada mengelola organisasi. Kepemimpinan adalah kapasitas untuk mengembangkan harapan anggota. Jadi kepemimpinan harusnya menjadi keperdulian dari semua anggota dalam suatu organisasi. Perspektif Manajemen PENDIDIKAN Bagian berikut memaparkan jaringan kerja dari manajemen PENDIDIKAN. Manajemen PENDIDIKAN terdiri dari lima subsistem yaitu (1) Tujuan jangka

pendek dan jangka panjang (2) stuktur, yaitu tugas yang harus dikerjakan pembagian dan koordinasinya (3) psikokultural dan sosiokultural,

serta

perilaku

perorangan dan motivasi, group dinamik, budaya dan perilaku politik (4) teknis, teknik untuk mentransformasikan program yang dibutuhkan serta gagasan kedalam kursus, workshop, seminar dll. (5) manajerial, merupakan hal yang paling mendasar dan upaya untuk mengkoordinasikan subsistem dalam upaya mencapai tujuan, merencanakan struktur, mengimplementasikan kebijakan, memfasilitasi dinamika kelompok dari lembaga, menetapkan proses pengawasan. Kelima subsistem itu merupakan dasar dari perencanaan dan implementasinya. Sistem manajerial merupakan sasaran utama dari pembahasan mengenai pengelolaan. Untuk hal itu akan dibahas beberapa faktor utama yang berhubungan dengan pengelolaan ini. Berikut ini digambarkan jaringan dari pengelolaan dalam PENDIDIKAN Lingkungan Sistem Manusia Masyarakat Lembaga Unit PENDIDIKAN Tugas Manajerial Programing Staffing Biaya Belajar

Pemasaran Perencanaan Pengorgani- Evaluasi sasian Fungsi Manajerial yaitu pemerograman, staffing, itu dilaksanakan dengan

Terdapat empat tugas PENDIDIKAN pembiayaan dan pemasaran. Keempat

tugas

menyelenggarakan tiga fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan

evaluasi. Pelaksanaan fungsi manajemen itu harus pula didasarkan kepada keadaan sosial masyarakat meliputi keluarga dan organisasi kemasyarakatan lainnya, masyarakat dan sistem belajar manusia. Litelatur mengenai pengelolaan PENDIDIKAN memiliki banyak keragaman dalam fungsi dan peranannya. Secara umum fungsi pengelolaan meliputi perencanaan, pengorganisasin, staffing, kepemimpinan dan pengawasan (Langerman dan Smith, 1979). Tugas manajerial yang isinya memuat tugas yang harus dikerjakan dibedakan dengan fungsi (langkah-langkah dimana tugas dipenuhi dan diakses). Kepemimpinan tidak dimasukkan pada salah satu tugas maupun funsgi karena harus dijalankan olegh semua staf. Evaluasi menggantikan pengawasan karena evaluasi dilakukan secara bersama, dengan asumsi tidak dibedakan secara tegas antara atasan bawahan yang biasanya menjadi bagian utama pada pengawasan. Tugas Pokok Manajemen pada PENDIDIKAN Terdapat empat tugas pokok pada manajemen PENDIDIKAN yaitu programming, pembiayaan, staffing dan pemasaran. Keempat tugas itu diletakkan berdasarkan perioritas. Tugas yang paling utama yaitu programming, yang merupakan tujuan utama dari manajemen PENDIDIKAN . Pembuatan program dilakukan oleh staf dan semuanya menjadi mungkin untuk berjalan dengan dukungan pembiayaan. Pemasaran yang merupapakan bagian akhir dari suatu proses manajemen, membutuhkan kepemimpinan yang kreatif dari suatu program PENDIDIKAN dalam upaya untuk mempromosikan kegiatan, yang umumnya didukung dengan pembiayaan yang terbatas. Pemrograman. Program dapat dikatakan merupakan puncak segalanya, yang membentuk image tentang sebuah organisasi serta menjadi dasar untuk pengembangan keputusan serta dukungan. Program juga yang kemudian menjadi dasar dapat dicapainya produktivitas yang merupakan identias dari sebuah organisasi. Pada sisi lain dibutuhkan staf yang memiliki responsivitas yang tinggi, program yang berkulitas akan membeerikan dukungan pada lembaga keluarga serta menjamin keberadaannya yang sehat, mendapat dukungan serta memiliki keberhasilan. Seorang pembuat program mempunyai tugas yang berbeda dengan anggota yang lain. Seorang manajer PENDIDIKAN mempunyai kewajiban pada peserta memiliki jaminan (1) PENDIDIKAN untuk memberikan arah serta landasan philosifis yang sesuai yang menjadi dalam pemrograman. Setiap program hendaknya

mencerminkan misi dari unit PENDIDIKAN dan unit keluarga (2) diprogramkan dan dilaksanakan sesuai dengan tahapan PENDIDIKAN manajer yang dilaksanakan (3) menunjukkan kualitas pada tahapan dimana program dilaksanakan. Untuk tujuan ini hendaknya memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan penjajagan kebutuhan dari setiap peserta didik yang pada hakekatnya sangat beragam, menyertakan peserta didik dalam membuat keputusan, membuat perencanaan dan mengevaluasi proses pengembangan kemampuan mencipta dari setiap peserta didik, serta puncak dari segalanya harus menguasai benar teori dan praktek dari PENDIDIKAN . Staffing. Selama manajemen diartikan ketercapaian program lembaga dengan bekerja efektif dan efisien melalui orang-orang, maka keberhasilan manajemen sepenuhnya hanya tergantung pada penampilan staf. Fungsi dari staffing terdiri dari perekrutan, pengenalan dan perkenalan, pengembangan dan menghasilkan staf yang baik. Dalam hubungannya dengan programming sebagai inti dari suatu lembaga, staffing tidak kalah pentingnya sebagai fungsi inti. Sesuai dengan sifatnya dari PENDIDIKAN yang sepenuhnya bertumpu pada kekuatan masyarakat dan orangorang keberadaan staff yang bersifat voluntir menjadi ciri utamanya. Staff yang handal harus didasarkan pada kemampuan yang tinggi dan keahlian. Untuk mendapatkan persyaratan ini manajer harus mengembangkan kepemimpinan dan kemampuan memberdayakan staf untuk mengembangkan kepemimpinan dan kekuatan yang berada pada dirinya. Pemberdayaan dan kemampuan megembangkan diri sesungguhnya enjadi ciri pula bagi PENDIDIKAN . Dengan berdasar pada kekuatan ini maka penciptaan kemampuan staf yang dinamis, sejalan dengan pengembangan staf yng berkeahlian dan ekselence. Hampir semua manajer lebih banyak mengkonsentrasikan diri pada ootoritas, kepemimpinan stafnya. Manajer harus pula membina kemampuan staf dalam mengembangkan kepribadian dari profesionalnya dengan cara menggabungkan antara kemampuan memebelajarkan diri, membaca, keterlibatan dalam pertemuan ilmiah dan keterlibatan dalam lembaga profesional. Kepaduan ini dapat memadukan antara kontak ke dunia luar dan pengembangan gagasan baru, sesuai dengan peningkatan kemampuan berpikir dan introspeksi. sedangkan yang diharapkan dari seorang manajer yang bijaksana adalah mengembangkan kemampuan

Pembiayaan. Keperdulian dari organisasi berikutnya yaitu pencarian sumbersumber untuk pembiayaan. Pembiayaan ini bersumber dari pungutan yang diperoleh dari peserta belajar sampai pada grand dan pembiayaan yang bersumber dari pemerintah. Manajer dalam hubungan ini bertanggungjawab yang dilaksanakan. Pemasaran. Pemasaran merupakan kajian baru dalam PENDIDIKAN . Kejadian yang umum yaitu kegagalan dari manajer dalam mengenali sumber unsur sektor nonprofit seperti halnya PENDIDIKAN . Kunci dari keberhasilan dalam memperoleh dukungan dana untuk kepentingan penunjangan dana sektor nonprofit yaitu dengan menyelenggarakan pelayanan yang maksimum terutama bagi klient yang menjadi andalan program PENDIDIKAN . Hal ini sesuai dengan tujuan penyelenggaraan PENDIDIKAN terutama dilihat dari filsafat yang dikembangkannya yaitu memberikan informasi yang lengkap, merangsang (stimulate) dan memenuhi kebutuhan dari peserta didik dan orang tua sebagai klient. Pemasaran tidak terbatas pada pengguna dari instansi khusus maupun hanya untuk kepentingan individu. Sikap ini hendaknya dikembangkan secar luas di kalangan lembaga penyelenggara PENDIDIKAN . Setiap orang yang merasa perduli dengan pemasaran harus mulai pemikiran dalam upaya memenuhi kepentingan klient. Staf yang bertugas hendaknya senantiasa melaksanakan dialog dan melakukan perencanaan bersama dengan peserta didik agar tetap terjamin komunikasi yang saling menguntungkan, peningkatan dan evaluasi yang berkesinambungan dalam upaya memenuhi kebutuhan setiap pihak. Fungsi Manajemen Walaupun terdapat banyak variasi mengenai fungsi manajemen, namun terdapat tiga fungsi utama manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi. Ketiga fungsi ini sering dilihat secara linier, yaitu perencanaan sebagai awal dari fungsi manajemen serta evaluasi berada pada perencanaan dan pengorganisasian. Pada pemikiran lain ketiga fungsi ini berlangsung secara simultan, dinamis dan saling menunjang satu dengan lainnya. Dalam hubungan ini perencanaan tidak senantiasa diakhiri dengan pengorganisasian serta evaluasi tidak selalu berada diujung perencanaan dan pengorganisasian. dalam menjamin pembiayaan yang penuh sesui dengan tujuan organisasi serta tujuan dari program

Perencanaan. Setiap program PENDIDIKAN

dilakukan untuk mencapai

tujuan tertentu serta bagaimana mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan adalah proses bagaimana menetapkan tujuan serta menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan melalui tahapan analisis dan evaluasi alternatif yang mungkin dikerjakan. Perencanaan berfungsi pula untuk menetapkan dasar dan arah untuk sebuah lembaga PENDIDIKAN dan mengarahkan program yang dilakukan secara bersama oleh anggota staf untuk mencapai tujuan yang secara eksplisit telah ditetapkan dalam perencanaan. Salah satu pendekatan khusus dalam perencanaan yaitu perencanaan strategis, dengan menggabung secara komprehensif dasar-dasar manajemen. Perencanaan ini lebih merupakan metodologi yang mempertimbangkan secara sungguh-sungguh seluruh pertimbangan lingkungan dan peluang serta hambatan. Tujuan utama dari perencanaan strategis yaitu memadukan antara tujuan fungsional dengan perencanaan operasional dari staf. Terdapat lima langkah dari perencananan strategis yaitu: Satu, penetapan tujuan dari lembaga (bagaimana cara untuk memberikan pelayanan pada klient). Kedua, menetapkan kekuatan dari lembaga (Bagaimana cara kerja yang baik serta mengapa dilakukan). Ketiga, penetapan kenyataan dan potensi dari klien (bagaimana sasaran PENDIDIKAN dilayani, apa yang seharusnya dilakukan serta sejauh mana kita memahami harapan mereka). Keempat, penetapan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi lembaga (sumber-sumber yang dibutuhkan dari lembaga PENDIDIKAN dan masyarakat). Kelima, pengembangan dan operasional kegiatan (apa yang seharusnya yang harus dilaksanakan dalam pemerograman, staffing dan pemasaran serta apakah semua itu bisa didanai) Perencanaan merupakan keseimbangan tugas satuan PENDIDIKAN , programming, staffing, pemasaran dan kemampuan finansial. Dalam arti sempit perencanaan diartikan upaya menghadapi tantangan untuk mencapai efektivitas. Pengorganisasian. Perencanaan yang dibuat harus dilaksanakan.

Pengoorganisasian yaitu menegembangkan sistem peranan dan tanggungjawab serta pendelegasian tugas dan sumber-sumber untuk menjamin penampilan yang maksimum, kejelasan harapan dan pembuatan keputusan yang efektif. Lembaga yang berhasil memliki dasar yang kuat, struktur lembaga yang tidak terlalu rumit yang memungkinkan terjadinya fleksibilitas dan adaptasi yang cepat. Dalam hubungan ini, lembaga PENDIDIKAN yang berhasil ditandai dengan

kejelasan tujuan lembaga yang akan dicapai serta peluang untuk terselenggaranya fungsi secara efektif. Evaluasi. Secepat perkembangan dari perencanaan, serta sumber-sumber diorganisasikan dibutuhkan pula dukungan kemampuan untuk mengevaluasi proses dalam upaya menilai keberhasilan tujuan yang ditetapkan. Dengan evaluasi, staf akan memiliki gambaran antara kenyataan yang telah dicapai dengan harapan yang diinginkan dalam perencananaan. Pada hal lain dapat diketahui penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat dilakukan perubahan dari komponen kelembagaan dalam upaya untuk menjamin ketercapaian rencana yang ditetapkan. Evaluasi yang diselenggarakan hendaknya mempertimbangkan antara kemampuan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan serta kemudahan dalam upaya untuk mengimplementasikan program. Metode yang dipergunakan harus pula memperhatikan hak-hak staf maupun peserta belajar. Evaluasi dilakukan melalui analisis data, interview pada klien dan audit program. Hal yang terpenting lainnya evaluasi hendaknya dilakukan melalui upaya yang hati-hati berdasar atas observasi personal yang berkelanjutan. Fungsi dan tugas dari manajemen dilaksanakan dalam organisasi dan lingkungan masyarakat yang keduanya bisa membatasi keberfungsian manajerial. Lingkungan dimana Fungsi PENDIDIKAN dilaksanakan. Setiap organisasi berlangsung dalam lingkungan yang mempengaruhi penyelenggaraan satuan PENDIDIKAN serta masyarakat yang dipengaruhi itu sendiri terdiri dari itu sendiri penyelenggaraan PENDIDIKAN . Satuan PENDIDIKAN

kumpulan orang-orang dan fungsi tertentu. Satuan PENDIDIKAN dan sistem belajar umat manusia.

merupakan bagian tidak terpisahkan dari kekuatan organisasi keluarga, masyarakat

Unit PENDIDIKAN . Faktor utama yang harus menjadi perhatian dalam manajemen yaitu suasana/iklim unit PENDIDIKAN . Untuk meningkatkan pelayanan serta kualitas kerja dari staf diperlukan suasana kerja yang menunjang. Lingkungan kerja yang menunjang demikian mempengaruhi pandangan dari staf mengenai lingkungan kerja serta bagaimana seharusnya menyelesaikan pekerjaan. Programming

yang efektif dan kualitas pelayanan bersumber dari lingkungan kerja yang nyaman serta adanya saling pengertuan dan harga menghargai diantara sesama staf. Organisasi Keluarga. PENDIDIKAN merupakan bagian dari lembaga yang lebih besar yang bidang garapannya tidak hanya sebatas yang berhubungan dengan PENDIDIKAN . Keluarga secara berarti memiliki sumbangan pada penydiaan sumber-sumber untuk kepentingan penyelenggaraan PENDIDIKAN . Atas dasar itu unit PENDIDIKAN sudah sewajarnya memahami dengan sepenuhnya budaya dan dinamika dari organisasi keluarga. Unit PENDIDIKAN harus mengenal pula peranperan yang ada pada PENDIDIKAN keluarga ini serta mengembangkan PENDIDIKAN sesai dengan tujuan dan nilai-nilai yang dikembangkan di lingkungan keluarga. Hal penting lainnya upaya menjalin kerjasama dengan unit/bagian yang menajdi cakupan dari lembaga keluarga. Bila kerjasama dan mekanisme kerja ini berjalan sesuai dengan nilai yang dikembangkan keluarga, maka unit PENDIDIKAN secara tidak langsung telah mengembangkan sumber-sumber yang sesungguhnya menjadi dasar pengembangannya. Masyarakat. Bila unit PENDIDIKAN memiliki keperdulian pada

lingkungan disekitarnya, maka yang dimaksud diantaranya yaitu masyarakat disekitar unit tersebut. Pada tataran ini termasuk semua sasaran PENDIDIKAN , organisasi dari klien dan kelompoknya, orang yang menjadi provider, kritisi, dan pendukung. Untuk memperoleh untuk informasi yang diharapakan dibutuhkan kemampuan untuk meneliti sumber masyarakat menjadi dasar bagi pengembangan aspek yang paling bernilai guna dari sumber yang ada pada masyarakat. Kemampuan meneliti kevcenderungan dan kegiatan yang menjadi bagian dari unit PENDIDIKAN . Hal yang paling inti dari lingkungan masyarakat harus dikategorikan, dikumpulkan dan dianalisis. Kumpulan data ini merupakan bagian dari perenvcanaan strategik. Beberapa yang umum dijadikan masukkan untuk unit PENDIDIKAN meliputi: demografi, ekonomi, sumber daya alam, teknologi, politik, dan budaya. Data yang bernilai guna ini pada tahapan akhir perlu dikajiulang untuk mendapatkan data ayang benar-benar paling bermanfaat. Sistem pembelajaran masyarakat. Bagian terakhir dari manajemen lingkungan yaitu organisasi sistem pembelajaran masyarakat. Unit PENDIDIKAN yang umumnya hidup dan mendapat dukungan dari sistem pembelajaran dari masyarakat

harus mengenal dengan pasti sistem seperti keluarga, masyarakat, mesjid, lingkungan kerja, media, sekolah, perguruan tinggi. Sistem ini dilihat dari kemitraan dan antar hubungan (interdependensi) mempunyai hubungan baik langsung maupun tidak dengan penyelenggaraan unit PENDIDIKAN . Unit ini saling berhubungan baik langsung maupun tidak secara formal maupun informal. Manajer dalam dekade kedepan ini harus benar-benar memperhatikan komponen dan interaksi dengan unit pembelajaran masyarakat. Mengelola Unit PENDIDIKAN . Prinsip-prinsip dasar dari organisasi berlaku dalam mengelola unit PENDIDIKAN . Hal yang sangat menatang justru dalam mengaplikasikan prinsip ini pada lembaga yang lebih khusus yang umumnya sangat rumit pada dekade ini. Bangsa maupun dunia saat ini dihadapkan pada era baru yang lebih dikenal dengan era informasi, masyarakat jasa, masyarakat komputer, serta masyarakat ekonomi baru. Semua itu secara bersama bergerak menuju teknologi tingkat tinggi, persaingan internasional, komunikasi yang berdasar pada media, keterlibatan kelompok minoritas, semakin meningkatnya prinsip individualime serta erosinya beberapa nilai sosial dan kerentanan keluarga. Hal yang harus menjadi perhatian dari unit PENDIDIKAN pada dekade ini terutama berkaitan dengan tenaga kerja dan media. Demikian pula keberadaan dari keluarga, lembaga keagamaan dan masyarakat sendiri yang semakin melemahnya kemampuannya sebagai provider. Sama halnya dengan sekolah yang karena keterbatasannya hanya mampu memberikan kemampuan dasar dalam pengembangan sumber daya manusia yang pada saat yang bersamaan memberikan peluang pada organisasi kemasayarakatan untuk lebih melengkapkan PENDIDIKAN . Pada hal lain media berada pada persimpangan jalan apakah menjadi bagian dari penyedia sarana untuk proses pembelajaran atau hanya memenuhi fungsinya sebagai entertainer. Pada keberadaan melemahnya institusi dan media ini, unit PENDIDIKAN harus menunjukkan funsginya dengan penekanan pada kualitas pelayanan. Bagaimana manajer dapat menjemput peluang ini? Jawabannya tergantung pada sistem manajemen, yang berkaitan dengan kefungsian pada tahapan pemerograman, pembiayaan, pemasarana dan staffing yang memungkinkan terjalinnya jaringan kerja yang memungkinkan untuk mmengidentifikasikan kecenderungan utama (key trends) dan isu-isu yang dipadukan dengan pedoman manajemen yang efektif.

Pemerograman. Unit PENDIDIKAN sensitivitas pada hal-hal sebagai berikut:

luar seklah hendaknya memiliki

Lingkungan kerja hendaknya menjadi pusat kegiatan belajar bagi umumnya penduduk. Lembaga PENDIDIKAN harus bertanggungjawab untuk menjadikan lingkungan kerja sebagai pusat belajar.

Kompetisi bagi peserta belajar akan semakin meningkat. Pada kondisi seperti dibuthkan kemampuan untuk memberikan bimbingan melalui kemampuan pemasaran dan promosi yang canggih. Hubungan dengan lembaga lain di luar unit PENDIDIKAN akan semakin dibutuhkan dalam upaya memberikan pelayanan pada peserta belajar yang siap untuk berkompetisi.

Semakin berkembangnya budaya dan heterogennya keadaan penduduk yang membutuhkan cara pembelajaran yang berbeda pada tahapan belajar yang berbeda pula. Beberapa hal yang akan mempengaruhi bagian programming pada dekade ini,

yaitu: Perencanaan akan semakin sulit berkaitan dengan peningkatan kebutuhan, latar belakang sosial ekonomi yang demikian beragam serta keterbatasan sumbersumber yang berkelanjutan. Unit PENDIDIKAN harus lebih adaptif yang pada saat yang sama unit pendidkan masih demikian terikat oleh tradisi pembelajaran yang klasik. Unit PENDIDIKAN akan semakin bersaing baik yang diselenggarakan oleh lingkungan lembaga resmi maupun lembaga lain yang pada saat bersaamaan menyelenggarakan proses PENDIDIKAN . PENDIDIKAN akan berkisar antara yang bersifat peluncuran menjadi

PENDIDIKAN yang bersifat learner oriented. Bila sifat PENDIDIKAN nya lebih diarahkan pada pekerjaan maka lingkungan PENDIDIKAN harus lebih diarahkan pada lingkungan kerja seperti hanya perkantoran, toko, pusat latihan dan executive suite. Program hendaknya lebih banyak diarahkan pada kebutuhan pelanggan, teknologi tingkat tinggi (high tech dan berdasar pada komputer) serta lebih berpusat pada pengembangan individu. Semakin meluas keragaman peserta didik semakin diperlukan keterlibatan peserta belajar dalam perencanaan. Demikian pula staf yang sifat waktu penuh

menuntut pemahaman yang lebih jauh dari kebutuhan peserta didik dan basa-basi bahwa mereka memiliki urunan yang kuat dalam menetuka perencanaan sudah harus dihapus. Kepanitiaan unit PENDIDIKAN harus terdiri dari para perencana yang mampu menerima saran dari berbagai pihak serta dialog yang berkelanjutan serta kebutuhan perkelompok harus lebih diwujudkan. Evaluasi hedaknya lebih diarahkan dari performance based learning pada produktivitas peserta belajar yang bersamaan dengan pengembangan lembaga. Sekalipun tujuan unit PENDIDIKAN kemampuan manajerial dan lebih dikembangkan pada pengembangan belajar. Pada gilirannya satuan keterampialn akan tetapi pada saat yang sama tidak mungkin dilepaskan dari kemampuan PENDIDIKAN tidak pula melupakan tentang outcome. Staffing. Ada beberapa asumsi sehubungan dengan outcome. Peningkatan kualitas staff dipengaruhi secara berarti oleh tingkat PENDIDIKAN . Kemapanan dalam menghadapi pekerjaan mempunyai kaitan dengan kaitan dengan kepemimpinan dan manajemen yang inovatif. Dengan tidak melemahkan faktor penghasilan, dibutuhkan pula kepuasan dalam bekerja, rintangan, dan kepemimpinan. Dari kecenderungan itu selanjutnya berkembang isu-isu: Perubahan di lingkungan staf akan meningkat manakala para profesional unit PENDIDIKAN diganggu faktor bisnis. Campu tangan pihak keluarga sebagai organisasi akan meningkat sejalan dengan penampilan dari unit PENDIDIKAN yang bersifat marginal Kedua hal itu sejalan dengan penghasilan yang tidak meningkat dan beratnya beban kerja akan mengundang semakin meningkatnya stres dan mengganggu keberaadaan staf unti PENDIDIKAN . Setiap manajer harus memiliki keyakinan bahwa keberadaan mereka sematamata untuk menggerakkan orang-oang di sekitar mereka. Tugas yang kritis berikutnya yaitu untuk memberikan dorongan kepada staf yang memiliki potensi agar mampu tampil maksimal. Sehubungan dengan ini lembaga PENDIDIKAN harus senantiasa fleksibel untuk mengakomodasikan setiap potensi dari staf. Sikap yang positif terhadap keberadaan dan peningkatan staf akan mendorong staf nit PENDIDIKAN untuk meningkatkan dedikasi serta perannya pada unit

PENDIDIKAN , yang pada saat yang bersamaan jumlah gaji yang diterima tidak merupakan satu-satunya jaminan dukungan mereka pada keberadaan unit PENDIDIKAN . Manager yang memiliki kemampuan untuk mendukung staf dan memiliki sensitivitas yang tinggi akan memberikan rangsangan kepada para pencinta lain untuk memberikan dukungannya pada penyelenggaraan unit PENDIDIKAN dengan tidak semata-mata tertarik oleh besarnya jumlah penghasilan. Faktorlain yang demikian kuat dukungannya untuk meengembangkan kerjasama penampilan perorangan (individual performance) dan produktivitas kelompok dari staf. Manager memberikan dukungan pada staf dengan cara memfasilitasi untuk bekerja secara efektif serta memiliki pengaruh yang nyata untuk pelayanan bagi unit PENDIDIKAN yang merupakan puncak dari kepemimpinan bagi unit PENDIDIKAN dipimpinannya. Pembiayaan. Kecenderungan-kecenderungan yang akan memberikan yang

dampak pada unit PENDIDIKAN mengenai pembiayaan diantaranya: Kebutuhan akan PENDIDIKAN semakin meningkat secepat perkembangannya yang tidak lagi dianggap satu-satunya pemuas pencapaian tujuan. Tekanan untuk pelayanan lainnya seperti bantuan untuk mereka yang terkena pengaruh obat bius adan kejahatan akan semakin mengurangi dana untuk penyelenggaraan PENDIDIKAN Di lingkungan PENDIDIKAN sendiri, maslaah yang selalu timbul seperti halnya tinggi angka dropout akan semakin membutuhkan dana yang lebih besar. Sehubungan dengan kecenderungan ini maka dana untuk penyelenggaraan PENDIDIKAN yang akan terjadi: Dana untuk penyelenggaraan PENDIDIKAN setiap tahunnya akan cenderung menurun. Kebijakan untuk penyelenggaraan PENDIDIKAN dengan self sustaining. Kebijakan administrasi pendukung penyelenggaraan unit PENDIDIKAN sudah waktunya menjadi sumber keuangan untuk penyelenggaraan kegiatan yang lebih besar. Unit PENDIDIKAN sesuai dengan asumsi-asumsi di atas hendaknya yang berdasar pada usaha mengembangkan pernannya sebagai unit produksi yang paling realitis yaitu

wirausaha. Sekaitan dengan pemikiran ini istilah

profit hendaknya lebih

diterjemahkan pada kemampuan untuk menutup semua pembiayaan secara normal seperti halnya untuk kepentingan ruangan, mebeler dan penggajian bukan sematamata untuk keuntungan dalam arti umum. Pada tahapan berikutnya sumber-sumber untuk kegiatan unit PENDIDIKAN harus dikembangkan untuk pertumbuhan dan perkembangan dimasa yang akan datang. Seperti yang sering dikemukakan ahli, bahwa profit adalah biaya yang harus selalu menjadi bagian dari suatu usaha bisnis. Ini adalah bibit untuk pertumbuhan di masa yang akan datang serta dana yang dicurahkan untuk pertumbuhan yang sehat bagi kemajuan unit PENDIDIKAN terutama dalam menghadapi persaingan global pada deade yangakan datang. Pemasaran. Kecenderungan dalam pemasaran yang memiliki pengaruh pada PENDIDIKAN , meliputi: Pemasaran lebih tertuju pada produk yang sifatnya pelayanan (service) dibanding dengan pemasaran dalam bentuk barang dan benda yang biasa dijual. Pengiklanan akan cenderung meningkat dan canggih menggunakan berbagai media dan strategi. Pengiklanan yang terbaik masih tetap pada word of mouth, kata meluncur dari media sejalan dengan peningkatan jaringan dalam setiap bidang. Sesuai dengan asumsi ini berkembang kecenderungan berikutnya: Kebutuhan akan ahli pemasaran akan cenderung meningkat, akan tetapi dana untuk bidang ini akan semakin menuurun serta curahan dana yang cenderung aka semakin mengecil pula. Dibutuhkan waktu yang lebih banyak bagi staf untuk mengembangkan strategi pemasaran yang komprehensif dengan fokus lebih pada pelayanan. Unit PENDIDIKAN harus meningkatkan keperdulian bahwa peserta belajar adalah sebagai customers. Sangat langka keberadaan staf yang memiliki keahlian dalam pemasaran. Pada bagian awal dari tulisan ini ditekankan bahwa kompetisi pemasaran PENDIDIKAN unit PENDIDIKAN akan menjadi bagian utama pada dekade ini. Sehubungan dengan ini diperlukan seorang ahli yang profesinal yang full timer. Dukungan dana untuk pemasaran perlu pula ditingkatkan.

Toleransi lingkungan pada kealfaan dalam pemasaran akan semakin sulit untuk diperoleh. Sehubungan dengan hal ini diperlukan strategi pemasaran yang inovatif serta perencanaan yang semakin ditingkatkan untuk memaksimalkan kemampuan unit PENDIDIKAN sendiri. Program yang semakin ditingkatkan dan sumber belajar harus semakin ditingkatkan, dengan penekanan pada strategi pemasaran dan pengiklanan yang creatif yang ditujukan pada poulasi yang terarah pula/pangsa pasar. Pemarasan ang utama ditujukan pada pembelajar yang bekerja (worker learner), sedang pada saat yang sama sasaran lainnyapun harus pula mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Pertimbangan utama hendanya diberikan pula pada pendekatan lingkaran belajar dengan penekanan bahwa peserta belajar adalah customer. Dalam hubungan ini pemilihan kegiatan ditujukan pada pertimbangan utama bahwa apa yang dicurahkan oleh peserta belajar akan mendapat imbalan dalam bentuk kebutuhan individual. Dengan cara memperogram pelajaran untuk kelompok kecil atau learning circles, memungkinkan manajer unit PENDIDIKAN untuk menetakan program inti serta mengembankan sumber-sumber pendukungnya. Dari gambaran ini selanjutnya bisa dikembangkan program dan rencana pemasarana untuk sasaran yang lebih terarah seperti halnya para profesional baru, kelompok yang menghadapi PHK, asosiasi profesional serta persatuan dari pengusaha. Semua kemungkinannya sangat tergantung pada kreativitas manajer. Pemasaran yang paling efektif selanjutnya masih tetap akan didominasi oleh program yang berkualitas yang dikreasi dengan berdasar pada learner-centered. Hal ini sesuai dengan asumsi bahwa unit PENDIDIKAN yang berhasil tergantung pada apresiasi dan pemahaman peserta belajar bahwa belajar yang akan diikuti dan sedang dilakukannya merupakan bagian dari urusan dirinya sendiri. Kecenderungan dari unit PENDIDIKAN pada dekade terakhir ini membatasi kreativitas dan efektivitas dari manajer sehingga tidak semua sasaran secara efisien bisa dilakukan. Jawaban yang langsung tergantung pada bagaimana kita mengantisipasi kecenderungan, ketanggapan pada isu yang berkembang serta bagaimana tugas-tugas manajemen secara efektif dilaksanakan akan menghasilakan buah secara langsung. Hadiah langsung bagi seorang manajer yaitu keuntungan dalam bentuk kepemimpinan yang efektif dan staf yang produktif yang mendukung pada perwujudan program yang berkualitas.

E. Peluang Pendidik untuk meningkatkan diri Sesungguhnya terdapat berbagai peluang bagi Pendidik untuk melakukan proses pembelajaran baik secara formal maupun informal. Dalam keterbatasan waktu yang dimilikinya pelatih, terdapat beberapa peluang bagi untuk meningkatkan diri, baik yang bersifat formal maupun informal. Dalam keterbatasan waktu yang dimilikinya, sangat penting baginya untuk melihat peluang belajar ini sebagai bagian dari PENDIDIKAN seumur hidup (life long learning). Peluang belajar ini lebih dikenal dengan fasilitasi belajar (Koppich and Knapp, 1998). Proses belajar bagi Pendidik sangat tergantung pada ciri-ciri lingkungan belajar yang efektif, baik yang menyangkut PENDIDIKAN inservice maupun PENDIDIKAN pada tingkatan perguruan tinggi. Peluang belajar bagi seorang pelatih dapat dikembangkan dari praktek

mengajar yang dilakukannya. Bila proses mengajar ini dikembangkan atas dasar upaya monitoring dan penyesuaian atau dilihat dari model pengajaran yang lebih rasional maka hal ini dapat dikategorikan pada proses pembelajaran bagi pelatih. Dengan cara ini pelatih dapat memperoleh pengetahuan baru dan memahami lebih jauh mengenai peserta, tempat PENDIDIKAN , kurikulum dan metode pembelajaran dengan cara menyelenggarakan proses eksperimen sesuai dengan pengembangan profesi yang menjadi keperduliannya. Pelatih juga dapat mengembangkan upaya pembelajaran bagi dirinya dengan mengembangkan berbagai jenis misalnya dengan cara mengembangkan melalui jurnal, essay, riset tindakan kelas dan proses inkuiri. Pendidik dapat pula mengembangkan proses pembelajaran dengan melakukan interaksi dengan sesama pelatih. Proses seperti ini sering dilakukan pada mentoring dalam kegiatan permagangan. Pendekatan yang lebih formal bisa dilakukan dengan mengikuti proses pembimbingan yang diberikan oleh pelatih tertentu yang bisa dilakukan melalui program pemerintah. Dalam bentuk informal dilakukan melalui proses pembicaraan yang dilakukan sesama pelatih. Proses lain yang biasa dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dilakukan oleh pihak pengawas, pimpinan atau pihak lainnya. Dalam kadar yang demikian terbatas pengembangan pelatih dapat dilakukan dalam proses pembelajaran seperti inservice formal. penelitian, action research, dengan menindaklanjuti

Pengawas umumnya mengenali pihak yang memiliki kahlian, dan melalui mereka dikembangkan kegiatan inservice kepada sesama pelatih. Proses pembelajaran dapat terjadi pula pada saat pelatih memperoleh peluang untuk mengajar di luar sekolahnya, dengan cara bertemu teman seprofesi atau melalui workshop dan penampilan didepan pelatih lainnya. Peluang lain lagi dapat diperoleh dengan cara mengikuti PENDIDIKAN formal atau program gelar, atau melalui kegiatan khusus yang deselenggarakan dalam upaya meningkatkan kemampuan pelatih. Pelatih dapat pula mengikuti program master, baik untuk program master PENDIDIKAN dalam upaya untuk memperoleh sertifikasi atau dalam upaya promosi yang berhubungan dengan peningkatan pendapatan/gaji. Dalam kegiatan seperti ini penekanan lebih pada penguasaan gelar dibandingkan dengan penguasaan materi pembelajaran. Bagian terakhir yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan pelatih yaitu mempelajari materi di luar tugas profesinya, dengan mempelajari pengembangan intelektual dan moral. Bahan yang dipelajari bisa bentuk nondidaktik dalam bentuk PENDIDIKAN atau hal lain yang berhubungan dengen kepemudaan dalam masyarakat. Mengingat demikian banyaknya variasi kesempatan belajar bagi seorang pelatih, maka tidak mungkin untuk mengelompokkannya dalam kualitas tertentu sebagai proses pembelajaran yang berkualitas serta amat terbatas kegiatan yang bersifat finansial. Selain dari itu amat terbatas pula invesmen publik yang secara khusus ditujukan untuk pengembangan kemampuan profesional pelatih. E. Kualitas peluang pembelajaran bagi Pelatih. Kesempatan pembelajaran bagi seorang pelatih memang terbatas akan tetapi tidak berarti tidak dapat memenuhi kualitas yang diharapkan. Beberapa kecenderungan yang berkembang dapat dilihat dari pembelajaran yang berpusat pada peserta belajar, pembelajaran yang berpokok pada pengetahuan, pembelajaran yang berpangkal pada kebutuhan dan pembelajaran yang berpangkal pada masyarakat. Salah satu proses pembelajaran berlangsung di lingkungan pelatih sebagai peserta belajar. Lingkungan pembelajaran yang berpangkal pada peserta belajar lebih menekankan pada kekuatan, minat dan kebutuhan dari pelatih sebagai peserta belajar. Beberapa kesimpulan dari proses pembelajran ini lebih bersifat ceramah dan

workshop yang umumnya tidak atas kebutuhan pelatih. Keinginan untuk mengikuti proses pembelajaran yang didasarkan pada kebutuhan pelatih dalam upaya memenuhi standar seorang pelatih. Pelatih kurikulum. Proses pembelajaran bagi pelatih ini lebih menekankan pada pengetahuan dalam kontek pedagogi yang umumnya tidak terlalu ideal. Kelemahan umumnya terletak pengetahuan berkembang dari pelatih ke pelatih akan tetapi kurang didukung dengan penelitian. Pembelajaran berdasar pada asesmen. Dengan asesmen peluang belajar bagi pelatih lebih menekankan pada pemahaman dengan cara mencoba dan melakukan umpan balik. Sertifikasi dikembangkan dalam upaya mengembangkan kemampuan praktis dari pelatih. Kegitan sertifikasi dapat mengarahkan pelatih untuk menekankan pada segi-segi yang dianggap kurang diperhatikan. Selain dari itu pelatih yang dipersiapkan untuk program sertifikasi dapat pula mengembangkan permasalahan yang dihadapinya dengan melakukan diskusi dengan sesama pelatih berkaitan dengan umpan balik dari proses pembelajaran dan gagasan yang dimilikinya. Penemuan dari Renyi (1996) menyimpulkan bahwa tujuan sertifikasi yaitu melakukukan identifikasi tingkat penguasaan materi/master pelatih yang telah memiliki tingkatan keahlian tertentu dalam bidang yang ditekuninya. Pada beberapa negara maju dilakukan pula penilaian pelatih lokal yang memiliki kemampuan tertentu dengan cara menjaring dan memberikan penghargaan. Penyaringan seharusnya tidak dilakukan oleh panitia lokal akan tetapi dilakukan lembaga independen di luar struktur kelembagaan pelatih yang telah ada. Praktek inipun sering mendapat kritik karena pihak luar dianggap tidak memiliki pemahaman dalam melakukan penilaian. Bahan yang dijadikan penilaian diantaranya fortfolio yang berhubungan dengan kerjasama antara pelatih dengan muridnya. Kemampuan pendidik untuk mengembangkan diri adalah bagian dari makna keberadaan pusat kegiatan belajar masyarakat, terutama sekaitan dengan fungsinya sebagai wahana peningkatan diri dan sarana tukar pikiran antar berbagai aktivis yang ada dalam masyarakat. Dalam kerangka manajemen perlu didasarkan pada pendidikan untuk berkelanjutan seperti dinyatakan dalam Deklarasi Bonn (2009). Pokok dari deklarasi itu, yaitu: pertama, dari sisi konsep: (1) memperhatikan kelompok miskin yang beresiko (2) pendidikan harus melahirkan tindakan dan perubahan (3) yang memiliki keinginan menjadi seorang profesional, dilakukan dengan cara kerap menghadiri pertemuan dalam membahas

meperhatikan dampak dari perubahan pada perioritas, tanggungjawab dan kapasitas wilayah yang berbeda (4) mendorong keberdayaan (5) mendorong ekonomi dan sosial yang bekeadilan (6) pendidikan untuk bekelanjutan membutuhkan pendidikan untuk semua (7) membantu masyarakat untuk mencapai perioritas dalam kehidupannya(8) menjamin keadilan, kesamaan hak, toleransi, keberlanjutan da tanggungjawab (9) pendidikan berkelanjutan membutuhkan kreativitas dan pendekatan kritis, pemikiran jangka panjang, inovasi dan pemberdayaan terutama dalam menghadapi ketidakpastian dan rumitnya permasalahan (10)membutuhkan jalinan kerja semua kepentingan. Kedua, dari sisi praktis, untuk menjamin keterlaksanaan konsep ini dibutuhkan(1) integarasi antara pendidikan sekolah, luar sekolah dan keluarga (2) melakukan perubahan kurikulum pendidikan guru sesuai dengan arahan pendidikan untuk semua (3) perlu asupan pengambil kebijakan dari dukungan strategi penelitian, monitoring dan evaluasi (4) mengembangan kemitraan untuk mendukung pendidikan yang bekelanjutan (5) menyertakan pemangku kepentingan terutama pemuda untuk merancang dan mengimplementasikan pendidikan berkelanjutan (6) meningkatkan peran serta dan komitmen pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan nyata (7) pemberian penghargaan pada berbagai sumbangan terutama dari keunggulan lokal pada pendidikan yang bekelanjutan (8) menghargai pada kesamaan gender dan keberperanan perampuan (9) mengembangkan pengetahuan melalui jaringan pendidikan untuk berkelanjutan (10) mendukung pengembangan keunggulan pengetahuan, penelitian dan pengembangan pengetahuan yang dilakukan perguruan tinggi (11) mengembangkan mekanisme untuk mengembangkan kelembagaan (12) mengembangkan keahlian (13) meningkatkan usaha dan PENDIDIKAN mendukung pendidikan yang berkelanjutan. untuk

You might also like