You are on page 1of 17

Tulang lakrimal, yang terkecil dan paling rapuh tulang wajah, terletak di bagian depan dinding medial orbit

. It has two surfaces and four borders. Ini memiliki dua permukaan dan empat perbatasan. lateral atau permukaan orbit The lateral or orbital surface is divided by a vertical ridge, the posterior lacrimal crest , into two parts. Atau orbital permukaan lateral dibagi oleh punggung bukit vertikal, lambang lakrimal posterior , menjadi dua bagian. In front of this crest is a longitudinal groove, the lacrimal sulcus ( sulcus lacrimalis ), the inner margin of which unites with the frontal process of the maxilla , and the lacrimal fossa is thus completed. Di depan puncak ini adalah alur longitudinal, lakrimal sulkus (sulcus lacrimalis), marjin batin yang menyatukan dengan proses frontal dari rahang , dan fosa lakrimal dengan demikian selesai. The upper part of this fossa lodges the lacrimal sac , the lower part, the nasolacrimal duct . Bagian atas fosa ini pondok-pondok yang kantung lakrimal , bagian bawah, dengan saluran nasolacrimal . The portion behind the crest is smooth, and forms part of the medial wall of the orbit. Bagian belakang puncak halus, dan merupakan bagian dari dinding medial orbit. The crest, with a part of the orbital surface immediately behind it, gives origin to the lacrimal part of the Orbicularis oculi and ends below in a small, hook-like projection, the lacrimal hamulus , which articulates with the lacrimal tubercle of the maxilla , and completes the upper orifice of the nasolacrimal canal ; the hamulus sometimes exists as a separate piece, and is then called the lesser lacrimal bone . Puncak, dengan bagian dari permukaan orbital segera di belakangnya, memberikan asal ke bagian lakrimal dari oculi Orbicularis dan berakhir di bawah ini di hook, seperti proyeksi kecil, hamulus lakrimal , yang berartikulasi dengan tuberkulum lakrimal rahang atas , dan melengkapi lubang atas dari kanal nasolacrimal ; hamulus kadang-kadang ada sebagai bagian terpisah, dan kemudian disebut tulang lakrimal lebih rendah . [ edit ] Medial or nasal surface [ sunting ] atau hidung permukaan medial The medial or nasal surface presents a longitudinal furrow, corresponding to the crest on the lateral surface. Permukaan medial atau hidung menyajikan alur longitudinal, sesuai dengan puncak pada permukaan lateral. The area in front of this furrow forms part of the middle meatus of the nose; that behind it articulates with the ethmoid , and completes some of the anterior ethmoidal cells . Daerah di depan ini merupakan bagian alur dari tengah meatus hidung, bahwa di balik itu berartikulasi dengan ethmoid , dan menyelesaikan beberapa sel ethmoidal anterior . [ edit ] Borders [ sunting ] Batas Of the four borders: Dari empat perbatasan:

the anterior articulates with the frontal process of the maxilla; anterior berartikulasi dengan proses frontal rahang atas; the posterior with the lamina papyracea of the ethmoid; posterior dengan papyracea lamina dari ethmoid tersebut; the superior with the frontal bone. atasan dengan tulang frontal. The inferior is divided by the lower edge of the posterior lacrimal crest into two parts: Inferior dibagi dengan tepi bawah puncak lakrimal posterior menjadi dua bagian: o the posterior part articulates with the orbital plate of the maxilla; bagian posterior artikulasi dengan pelat orbital rahang atas; o the anterior is prolonged downward as the descending process, which articulates with the lacrimal process of the inferior nasal concha , and assists in forming the canal for the nasolacrimal duct. anterior yang berkepanjangan ke bawah sebagai proses turun, yang bersambung dengan proses lakrimal dari hidung concha inferior , dan membantu dalam membentuk kanal untuk saluran nasolacrimal.

[ edit ] Ossification [ sunting ] Pengerasan The lacrimal is ossified from a single center, which appears about the twelfth week in the membrane covering the cartilaginous nasal capsule. lakrimal ini ossified dari pusat tunggal, yang muncul tentang minggu kedua belas dalam selaput yang melindungi hidung kartilaginosa kapsul. artikulasi The lacrimal articulates with four bones: two of the cranium, the frontal and ethmoid , and two of the face, the maxilla and the inferior nasal concha. lakrimal ini bersambung dengan tulang empat: dua dari tempurung, yang frontal dan ethmoid , dan dua dari wajah, rahang dan hidung concha inferior. ANATOMI SISTEM RANGKA SISTEM RANGKA Sistem rangka terdiri dari: Tulang Tulang rawan (kartilago) Sendi FUNGSI SISTEM RANGKA 1. Memberi topangan dan bentuk tubuh. 2. Pergerakan. 3. Perlindungan. 4. Membentuk sel darah. 5. Tempat penyimpanan mineral. Kategori Tulang Tulang panjang Tulang pendek Tulang pipih Tulang ireguler Tulang panjang Bagian tulang panjang: Diafisis Epifisis

Rongga medula Lempeng epifiseal Periosteum Pembentukan tulang Tulang Rangka manusia tersusun dari sekitar 206 tulang Digolongkan : 1. Rangka Aksial = rangka yang mendukung kepala, leher dan batang tubuh 2. Rangka Apendiculer= rangka anggota gerak 1. Rangka Aksial >>> 80 tulang. Terdiri dari: a. Tengkorak b. Kolumna vertebralus c. Rangka thorax d. Tulang telinga e. Tulang hyoid 2. Rangka Apendiculer >>> 126 tulang. Terdiri dari: a. Tulang lengan dan tungkai. b. Tulang Pectoral. c. Pelvis. TENGKORAK Tersusun dari 22 tulang : 8 tulang kranial dan 14 tulang fasial. 1. Kranium : a. Tulang frontal/dahi. b. Tulang parietal/puncak kepala. c. Tulang oscipital/belakang kepala. d. Tulang temporal/samping. e. Tulang ethmoidal/hidung dalam. f. Tulang sphenoidal/dasar kepala. g. Tulang pendengaran. h. Tulang warmian/tulang kecil diantara tulang kepala. 2. Tulang wajah. a. Tulang nasal/hidung. b. Tulang palatum/langit2 mulut. c. Tulang zygomatikus/pipi. d. Tulang maksila/rahang atas. e. Tulang lakrimal/kel air mata. f. Tulang mandibula/rahang bawah. VERTEBRA Terdiri dari : 1. Vertebra serviks >> 7 tulang. 2. Vertebra thoraks >> 12 tulang. 3. Vertebra lumbal >> 5 tulang. 4. Sakrum. 5. Coccygis/tulang ekor. Diantara tulang2 vertebrata dilapisi dng discus intervertebralis. Satu tulang vertebrata terdiri dari : 1. Badan tulang / sentrum. 2. Lengkung saraf. 3. Prosesus spinosus. 4. Prosesus transversa. 5. Prosesus artikuler. Tulang Dada dan Iga Terdiri dari : 1. Sternum/tulang dada : - manubrium - corpus - prosesus xypoideus 2. Costa/tulangiga. Terdiri dari: a. Iga sejati >> 7 buah. b. Iga semu >> 3 buah. c. Iga melayang >> 2 buah Rangka Apendiculer A. Girdel Pectoral Ada 2 tulang : 1. Skapula. 2. Klavikula. B. Lengan. Terdiri dari :

1. Humerus / lengan atas. 2. Ulna / lengan bawah sisi dalam. 3. Radius / lengan bawah sisi luar. 4. Karpal / pergelangan tangan. 5. Tangan : a. Metakarpal / telapak. b. Phalanges / jari. C. Tungkai. Terdiri dari : 1. Femur / paha. 2. Patela / lutut. 3. Tibia / tulang kering. 4. Fibula / sebelah tulang kering. 5. Tarsal / pergelangan kaki. 6. Kaki : a. Metatarsal / telapak kaki. b. Phalanges / jari. Pelvis Meliputi: Coxae Ilium, ischium, pubis Simpisis pubis Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari:

bagian parietal --> tulang dahi bagian temporal --> tulang samping kiri kanan kepala dekat telinga bagian occipitas --> daerah belakang daritengkorak bagian spenoid --> berdekatan dengan tulang rongga mata, seperti tulang baji

bagian ethmoid --> tulang yang menyususn rongga hidung

Sendi yang terdapat diantara tulang-tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutura. 2, Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:

rahang bawah --> menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan yang lebih bebas Rahang bawah --> menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit palatinum (tulang langit0langit) --> menyusun sebagian dari rongga hidung dan bagian atas dari atap rongga mulut zigomatik --> tulang pipi tulang hidung Tulang lakrimal --> sekat tulang hidung

Manusia dalam kesehariannya banyak melakukan aktivitas seperti bekerja, berlari , berjalan, duduk dan berdiri. Untuk melakukan kegiatan tersebut tubuh manusia ditunjang dengan adanya rangka. Rangka terdapat di dalam tubuh manusia. Rangka manusia dewasa dibangun oleh 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi sesuai dengan fungsinya. Dengan adanya rangka, maka manusia termasuk ke dalam kelompok vertebrata. Rangka berfungsi sebagai: 1. penyangga dan penunjang tubuh 2. pelindung organ dalam dan memberi bentuk tubuh 3. alat pergerakan pasif dan tempat otot melekat 4. tempat pembentukan sel darah (hematopoiesis) 5. tempat penyerapan dan penglepasan kalsium Bentuk tubuh manusia tidak terlepas dari peran rangka. Tinggi badan seseorang dipengaruhi oleh panjang dan ukuran tulang-tulang penyusun tubuhnya. Tulang dibantu dengan adanya otot dan persendian, maka tubuh manusia dapat bergerak. Sebagian besar pembentukan sel darah juga terjadi di dalam sumsum tulang. Tulang juga merupakan organ yang mengandung mineral kalsium paling banyak diantara organ tubuh lainnya.

Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu:A. APENDIKULER, B. AKSIAL. A. APENDIKULER Rangka apendikuler merupakan kelompok tulang yang menyusun anggota gerak atas dan bawah. Rangka apendikuler terdiri atas 126 ruas tulang. angka apendikuler tersusun atas: 1. Anggota gerak atas. Tulang-tulang pembentuknya antara lain: a. Tulang gelang bahu Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula). Tulang belikat berbentuk seperti segitiga pipih dan bersendian dengan tulang lengan atas (humerus). Tulang selangka pada ujung bagian depan melekat pada tulang dada (sternum). Tulang gelang bahu berjumlah total 4 tulang. b. Tulang lengan atas (humerus). Berbentuk seperti pipa dengan bonggol di setiap ujungnya. Pada bagian bawah memiliki dua bonggol yang bersendian dengan tulang lengan bawah (hasta dan ulna). Pada bagian atas bersendian dengan tulang belikat (skapula). Terdapat 2 tulang lengan atas pada tubuh manusia. c. Tulang lengan bawah. Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Bagian ujung tulang hasta merupakan siku tangan sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya jari kelingking. Bagian ujung atas tulang pengumpil bersendian dengan tulang humerus sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya tulang ibu jari (jempol). Kedua ujung bawah tulang lengan bawah bersendian dengan tulang pergelangan tangan (karpal). Jumlah total ruas tulang lengan bawah berjumlah 4 ruas tulang. d. Tulang pergelangan tangan (karpal). Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara tulang lengan bawah dengan tulang telapak tangan (metakarpal). Tulang pergelangan tangan pada masing-masing tangan berjumlah 8 ruas tulang. e. Tulang telapak tangan (metakarpal). Tulang telapak tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung antara tulang pergelangan tangan dengan tulang-tulang jari tangan (phalanges). Tulang telapak tangan pada masing-masing tangan berjumlah 5 ruas tulang. f. Tulang-tulang jari tangan (phalanges). Tulang-tulang jari tangan berukuran pendek dan berbonggol. Pada masing-masing tangan berjumlah 14 ruas tulang. 2. Anggota gerak bawah. Tulang-tulang pembentuknya antara lain: a. Tulang gelang panggul (pelvis) Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang yaitu 2 tulang usus (ilium), 2 tulang duduk (ischium) dan 2 tulang kemaluan (pubis). Tulang gelang panggul berbentuk pipih. Pada perempuan lubang yang terbentuk antara ilium, ischium, dan pubis lebih lebar dan dalam dibandingkan dengan lakilaki. Hal itu berperan ketika mengandung bayi dan melahirkan. b. Tulang paha (femur). Tulang paha berbentuk seperti pipa panjang yang berbonggol di setiap ujungnya. Ujung atas bersendian dengan tulang gelang panggul, sedangakan ujung bagian bawah bersendian dengan tulang kering (tibia) dan tulang tempurung lutut (patela). Tulang paha merupakan tulang terpanjang, terkuat, dan terberat diantara tulang tubuh lainnya. Tulang paha berjumlah total 2 tulang. c. Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula). Tulang kering berukuran lebih besar daripada tulang betis. Letak tulang kering terdapat lebih di bagian depan dari tulang betis. Ujung bagian atas tulang kering bersendian dengan tulang paha dan ujung bawahnya bersendian dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Pada masing-masing kaki terdapat 1 tulang kering dan 1 tulang betis d. Tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang pergelangan kaki berukuran pendek. Tulang ini terdapat diantara tulang tibia dan tulang telapak kaki. Jumlah tulang ini Pada masing-masing kaki berjumlah 7 tulang. e. Tulang telapak kaki (metatarsal) Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan kaki dan tulang jari kaki. Tulang ini berjumlah 5 tulang pada masing-masing kaki. f. Tulang-tulang jari kaki (phalanges)

Tulang-tulang jari kaki berukuran pendek dan berbonggol. Pada masing-masing kaki berjumlah 14 tulang. B. AKSIAL Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu tubuh. Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka aksial terdiri atas: 1. Tulang tengkorak (skull) 2. Tulang belakang (vertebra) 3. Tulang rusuk (ribs) 4. Tulang dada (sternum) 1. Tulang tengkorak (skull) Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini merupakan kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan. Tulang tengkorak manusia terdiri atas 22 tulang. Tulang tersebut terbagai menjadi tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah (fasial). Tulang kranial membentuk tempurung dan berfungsi melindungi organ di dalamnya, yaitu otak. Tulang fasial membentuk rongga mata, rongga hidung, wajah seseorang. Tulangini berfungsi melindungi mata serta organ mulut dan bagian dalam hidung. Tulang bagian kepala terdiri atas: a. Tulang kepala belakang (osipital) Tulang osipital merupakan tulang kepala bagian belakang. Tulang ini hanya berjumlah 1. b. Tulang ubun-ubun (parietal) Tulang ubun-ubun terletak dibagian atas sampai kesamping kepala. Tulang ini berjumlah 2 buah. c. Tulang dahi (frontal) Tulang dahi terletak di bagian depan (muka atas). Tulang ini berjumlah 1 buah. d. Tulang pelipis (temporal) Tulang pelipis terletak di bagian kepala samping belakang. Tulang ini berjumlah 2 buah. e. Tulang baji (sphenoid) Tulang baji terletak di bagian kepala samping depang. Tulang ini berjumlah 1 buah. f. Tulang tapis (ethmoid) Tulang ethmoid terletak di bagian dalam rongga kepala. Tulang ini berjumlah 1 buah. Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat tonjolan mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum tulang belakang berhubungan dengan otak). Tulang bagian kepala (kranial) tidak dapat digerakkan karena merupakan sendi mati (tidak dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak belum bersatu sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela. Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Pada kelahiran normal, tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih sehingga dapat menelusup keluar dari lubang sempit. Seiring dengan pertumbuhannya, tengkorak bayi akan bersatu dan fontanela akan hilang perlahan seiring dengan mengerasnya jaringan penghubung fibrosa. Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas: a. Tulang rahang atas (maksila) Tulang rahang atas merupakan tempat terdapatnya gusi dan gigi bagian atas. Tulang ini berjumlah 2 buah. b. Tulang rahang bawah (mandibula) Tulang rahang bawah berjumlah 1 buah. Dengan adanya otot rahang, tulang ini dapat bergerak sehingga mulut kita dapat terbuka dan tertutup. c. Tulang hidung (nasal) Tulang hidung terdapat di rongga hidung dan berjumlah 2 buah. d. Tulang pipi (zigomatik) Tulang pipi membentuk pipi seseorang. Tulangini berjumlah 2 buah. e. Tulang air mata (lakrimal)

Tulang air mata terdapat di dalam rongga mata. Tulang ini berjumlah 2 buah. f. Tulang langit-langit (vomer) Tulan langit-langit berjumlah 1 buah. g. Tulang palatin Tulang palatin berjumlah 2 buah. h. Tulang konka inferior (inferior nasal cocha) Tulang konka inferior terletak di dalam rongga hidung. Tulang ini berjumlah 2 buah. Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang rahang bawah terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika kita berbicara atau makan. Beberapa tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan berhubungan dengan indera pendengaran yaitu: a. Tulang martil (maleus) Tulang martil berlekatan dengan gendang telinga dan tulang landasan. Dalam setiap telinga terdapat 1 tulang martil. b. Tulang landasan (inkus) Tulang landasan terletak diantara tulang martil dan tulang sanggurdi. Terdapat 1 tulang landasan di setiap telinga. c. Tulang sanggurdi (stapes) Tulang sanggurdi berbentuk seperti garputala dan berfungsi menghubungkan telinga tengah dengan telinga dalam (koklea). Terdapat 1 tulang sanggurdi pada setiap telinga. Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah.

2. Tulang belakang (vertebra) Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra). Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia. Tulang ini berfungsi penting untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain: a. Ruas tulang leher (vertebra servik). b. Ruas tulang punggung (vertebra torak). c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar). d. Ruas tulang kelangkang (sacrum). e. Ruas tulang ekor (coccyx). a. Ruas tulang leher (vertebra servik). Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas. Tulang atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak. Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk berputar. Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk. b. Ruas tulang punggung (vertebra torak). Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang hampir serupa. Tiap ruas tulang punggung memiliki badan tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs). Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang melindungi sumsum tulang belakang. c. Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar). Berujumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan ruas tulang belakang lainnya. Bentuknya hampir serupa dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian dengan tulang rusuk. d. Ruas tulang kelangkang (sakrum). Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas tulang pinggang terakhir dan tulang ekor. e. Ruas tulang ekor (coccyx).

Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang. Diantara ruas tulang belakang terdapat tulang rawan (kartilago). Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram invertebra. Cakram invertebra merupakan tulang rawan yang keras di luar namun lunak di dalam. Tulang ini berfungsi sebagai peredam getaran dan pelindung vertebra. 3. Tulang rusuk (ribs) Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung. Bagian belakang tulang rusuk berhubungan langsung dengan ruas tulang punggung (vertebra torak). Tulang rusuk berjumlah 12 pasang tulang, terdiri atas 7 pasang rusuk sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang. Bagian depan tulang rusuk sejati melekat pada tulang dada (sternum). Tulang rusuk palsu pada bagian belakang melekat pada tulang punggung (vertebra torak), sedangkan di bagian depan melekat pada tulang rusuk diatasnya. Tulang rusuk yang paling melengkung adalah tulang rusuk kesembilan. Tulang rusuk tersusun teratur sesuai dengan perlekatannya dengan tulang belakang. Ruangan diantara tulang rusuk disebut intercostal spaces. Tulang rusuk melayang hanya bersendian dengan tulang punggung dan tidak bersendian dengan tulang dada, oleh karena itu seperti tampak melayang. Ukuran tulang rusuk melayang lebih pendek dibandingkan dengan rusuk yang lain. 4. Tulang dada (sternum) Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas tulang. Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang. Tulang ini merupakan perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk rongga dada (ribs cage) dan berfungsi melindungi organ-organ didalamnya serta membantu dalam pernafasan. HUBUNGAN ANTAR TULANG (SENDI) Daerah pertemuan antar tulang disebut persendian. Pertemuan tersebut umumnya disatukan oleh ligamen atau berkas-berkas jaringan penghubung (connective tissue). Serabut penghubung yang paling pendek disebut persendian fibrosa. Contohnya seperti yang terdapat antara gigi dengan tulang rahang. Persendian yang tersusun atas jaringan kartilago antara lain terdapat diantara tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang dada. Persendian ini memungkinkan terjadinya sedikit gerakan, contohnya dalam pernafasan dada. Adanya bantalan jaringan kartilago pada persendian sinovial seperti di lutut berfungsi dalam meredam getaran. Pada daerah ini terdapat pula cairan sinovial yang disekresikan oleh sel jaringan penghubung. Umumnya terdapat 3 macam persendian, yaitu: a. Sendi mati (sinartrosis) b. Sendi kaku (amfiartrosis) c. Sendi gerak (diartrosis) a. Sendi mati (sinartrosis). Sendi mati merupakan sendi yang tidak dapat digerakkan karena tulang-tulangnya sudah terkunci bersama. Contohnya pada tulang tengkorak dan tulang pada gelang panggul. Sendi mati tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Jaringan ini akan mengeras seiring bertambahnya umur. Contoh yang paling mudah adalah adanya daerah lunak (fontanela) pada bayi. Daerah ini menjadi keras sehingga tulang tengkorak bersatu. b. Sendi kaku (amfiartrosis)/ sendi geser. Sendi yang memungkinkan adanya sedikit gerakan, misalnya pada tulang -tulang pergelangan tangan dan kaki. c. Sendi gerak (diartrosis). Sendi gerak memungkinkan terjadinya gerakan yang lebih bebas. Macam-macam sendi gerak adalah sebagai berikut: 1. Sendi peluru. Sendi peluru terjadi antar bonggol tulang yang satu dengan lekukan tulang yang lain. Sendi peluru memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Contohnya antara tulang paha dengan gelang panggul atau antara tulang lengan atas dengan gelang bahu 2. Sendi engsel. Sendi engsel terjadi antara bonggol tulang yang satu dengan ujung tulang lain yang menyerupai alur. Sendi ini memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah seperti engsel pintu. Contohnya tulang paha (femur) dengan tulang kering (tibia) atau disebut sendi lutut; tulang lengan atas (humerus) dengan tulang hasta (ulna) atau disebut sendi sikut. 3. Sendi putar.

Terjadi antara ujung tulang yang berupa tonjolan masuk ke dalam lubang pada tulang yang satunya lagi. Gerakan yang terjadi berupa rotasi / perputaran. Contohnya tulang pemutar (aksis) dengan tulang atlas. 4. Sendi pelana. Sendi pelana memungkinkan terjadinya gerakan kedua arah. Gerakannya seperti orang naik kuda diatas pelana Contohnya tulang ibu jari dengan telapak tangan. 5. Sendi gulung/elipsoid. Sendi gulung terjadi antara permukaan oval tulang yang satu dengan lekukan oval tulang yang lain. Contohnya pada tulang pergelangan tangan (karpal) denga tulang pengumpil (radius). Persendian dapat mengalami gangguan berupa radang sendi atau kelainan menurun yang disebut arthritis. Pada penyakit osteoarthritis, jaringan kartilago pada persendian mengalami degenerasi. Pada rheumatoid arthritis, membran sinovial meradang dan menebal. Terjadi pula degenerasi jaringan kartilago dan pengapuran tulang. Penyakit ini dapat dipacu oleh adanya infeksi bakteri atau virus. Mungkin juga disebabkan secara genetik. Gejala penyakit ini umumnya tampak sebelum seseorang berumur lima puluh tahun BENTUK TULANG Bentuk tulang dapat bermacam-macam, namun secara umum bentuknya dapat dibagi menjadi: a. Tulang panjang/pipa Sebuah tulang dapat termasuk ke dalam tulang panjang pada prinsipnya memiliki ukuran panjang yang lebih daripada lebarnya. Tulang panjang umumnya berbentuk seperti pipa. Pada tulang ini kita dapat melihat bagian dari tulang seperti ujung tulang (epifise), bagian tengah tulang (diafise), dan bagian diantara epifise dan diafise yang disebut metafise. Tulang panjang dapat tersusun atas tulang kompak, yaitu tulang dengan sel-sel tulang (osteon) yang padat dan rapat. Namun, tulang panjang juga dapat tersusun atas tulang berongga pada bagian ujungnya. Pada bagian dalam tulang terdapat sumsum tulang yang merupakan tempat diproduksinya sel-sel darah. b. Tulang pendek Tulang pendek umumnya berbentuk seperti kubus. Tulang ini umumnya tersusun atas tulang berongga dengan dilapisi oleh lapisan tipis tulang kompak. Contoh tulang pendek yaitu pada tulang pergelangan tangan dan kaki. c. Tulang pipih Tulang pipih berukuran tipis dan umumnya berbentuk pipih melengkung. Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak dan tulang belikat. d. Tulang tidak beraturan Tulang tidak beraturan memiliki bentuk selain ketiga tipe tulang sebelumnya. Umumnya merupakan tulang berongga yang ditutupi oleh tulang kompak, contohnya pada ruas tulang belakang.

JENIS TULANG Berdasarkan sel penyusunnya tulang dapat terbagi menjadi dua jenis tulang, yaitu: a. Tulang rawan (kartilago) Tulang rawan bersifat elastis dan berwarna lebih terang. Tulang rawan tersusun oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) yang terletak di dalam lakuna. Lakuna tersebut terletak di dalam matriks tulang. Tulang rawan terdapat pada telinga luar, ruas antar tulang belakang, tulang rawan pada saluran pernafasan, dan pada ujung hidung. b. Tulang keras (osteon) Tulang keras bersifat tidak elastis dan berwarna lebih gelap. Tulang keras tersusun atas osteosit (sel tulang yang telah matang) dan matriks, serta di bungkus oleh periosteum. Osteosit berasal dari osteoblas (sel tulang muda). Matriks tulang tersusun dari kalsium fosfat dan kalsium karbonat sehingga bersifat keras. Matriks tulang yang tersusun padat disebut tulang kompak sedangkan matriks tulang yang tersusun berongga disebut tulang spons. Tulang kompak terdiri atas osteon yang tersusun rapat, lengkap dengan kanal pembuluh darah dan saraf. Setiap kesatuan osteon itu disebut sistem Havers. Tulang spons tersusun seperti jala-jala yang disebut trabekula. Trabekula terletak mengelilingi ruangan kosong yang berisi sumsum tulang. PEMBENTUKAN TULANG Proses pembentukan tulang disebut osteogenesis atau osifikasi. hingga terbentuk sel tulang yang matang (osteosit). Pembentukan tulang dimulai oleh adanya aktivitas sel pembentuk tulang (osteoblas)

Selain osteoblas dan osteosit, terdapat pula osteoklas. Osteoklas adalah sel tulang yang dapat mensekresikan enzim untuk merombak sel tulang menjadi ion-ion mineral (kalsium dan fosfor). Ion-ion tersebut akan dilepaskan ke dalam darah dan berfungsi membantu dalam pengaturan kadar kalsium darah. KELAINAN BENTUK TULANG BELAKANG

Kelainan bentuk tulang belakang dapat terjadi karena pola duduk yang tidak benar. Beberapa diantaranya menyebabkan: 1. Lordosis. Bentuk tulang belakang yang melengkung ke depan 2. Kifosis. Bentuk tulang belakang melengkung ke belakang 3. Skoliosis. Bentuk tulang belakang melengkung ke kiri atau ke kanan. TULANG DAN RANGKA ANATOMI RANGKA Aksilar : Tengkorak 1. Kranium : melindungi otak

Tulang frontal: membentuk dahi, langit langit rongga nasal, dan kantong mata o Tulang parietal o Tulang oksipital : membentuk bagian belakang kranium o Tulang temporal : membentuk sisi kranium o Tulang etmoid : penyangga penting rongga nasal o Tulang sfenoid : membentuk dasar anterior kranium o Osikel auditori : untuk proses pendengaran o Tulang womian : tulang kecil yang terdapat di dalam sutura

2. Tulang wajah :

Tulang nasal : penyangga hidung Tulang palatum : membentul langit langit mulut, tulang orbital, rongga nasal Tulang zigomatik : tonjolan tulang pipi Tulang maksilar : rahang atas Tulang lakrimal : berisi celah celah untuk lintasan duktus lakrimal yang mengalirkan air mata ke rongga nasal Tulang vomer : membentuk septum nasal Konka nasal inferior Mandibula : rahang bawah

3. Tulang hioid : bentuknya tapal kuda, tidak berartikulasi dg tulang lain. 4. Sinus pranasal : terdiri dari ruang ruang udara dalam tegkorak yang berhubungan dengan rongga nasal. ( Sloane, 2003 ) Vertebra Kolumna vertebra : menyangga berat tubuh dan melindungi medula spinalis. ( 12 vertebra toraks, 5 vertebra lumbal, 5 vertebra sakrum, 3-5 koksigeal ) ( Sloane, 2003 ). Sternum dan Iga 1. Sternum : Tulang dada ( manubrium atas, badan, prosesus sifoid ) 2. Tulang iga : 7 pasang iga sejati, 3 pasang iga semu, 2 pasang iga melayang Apendikular : Gilder Pektoral ( bahu ) 1. Skapula ( tulang belikat ) 2. Klavikula ( tulang kolar ) Lengan 1. Humerus : tulang tunggal pada lengan atas

2. Lengan bawah : radius dan ulna Tangan Ada tiga macam tulang yang menyusun tangan, yaitu: 1. Tulang Pergelangan Tangan (Karpus)

Pergelangan tangan terbentuk dari delapan tulang karpal irteguler yang tersusun dalam dua baris, dan setiap barisnya terdiri dari empat tulang. Barisan tulang karpal proksimal yang terdiri dari navicular(skafoid),lunatum, trikuetral(triangular),dan pisiform. Barisan tulang karpal distal yang terdiri dari: Trapezium, Trapezoid, Kapitatum, Hamatum. 1. Tangan (metacarpus)

Tangan tersusun dari lima tulang metakarpaldimana semua tulang metacarpal berukuran serupa kecuali tulang metacarpal pertama pada ibujari. Setiap tulang metacarpal memiliki sebuah dasar proksimal yang berartikulasi dengan barisan distal tulang karpal pergelangan tangan.kepala tulang metacarpal membentuk buku jari yang menonjol pada tangan. 1. Tulang tulang jari (phalanges)

Setiap jari memiliki tiga tulang yaitu tulang proksimal,tulang medial, dan tulang distal, kecuali ibu jari yang hanya memiliki tulang proksimal dan medial saja. ( Sloane, 2003 ) Gilder pelvis (tulang panggul) Tungkai bawah 1. Femur ( paha ): tulang terpanjang dan terkuat 2. Tungkai : tibia dan fibula Tulang Telapak Kaki dan Jari Kaki Tarsal adalah terdiri dari 7 buah tulang. Tulang yang terbesar adalah atau biasa disebut tumit. Tarsal membentuk artikulasio dengan metatarsal, yaitu kelima jari kaki. Falang adalah tulang penyusun jari. Seperti pada jari tangan, terdapat 2 buah falanges pada masing-masing ibu jari dan 3 buah falanges pada jari lain. Di antara falanges terdapat sendi engsel yang memungkinkan gerak satu bidang. Ibu jari kaki tidak sefleksibel ibu jari tangan. Hal ini disebabkan pada ibu jari kaki tidak memiliki sendi karpometakarpal seperti yang dimiliki ibu jari tangan. Pada ibu jari tangan terdapat sendi pelana yang membuat ibu jari tangan lebih bebas bergerak daripada ibu jari kaki. ( Guyton, 2006 ) KLASIFIKASI TULANG a. Tulang panjang contoh: humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan fibula. b. Tulang datar contoh: sternum, scapula, dan parietal. c. Sutural contoh: tulang diantara tulang datar pada tengkorak di garis sutura d. Tulang tak beraturan contoh: ruas-ruas tulang belakang e. Tulang pendek contoh: carpal dan tarsal f. Tulang sesamoid contoh: patella ( Ganong, 2008 ) FISOLOGI TULANG 1. Tulang memberikan topangan dan bentuk tubuh 2. Pergerakan. Tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah persendian sebagai pengungkit. 3. Perlindungan. Sistem rangka melindungi organ organ lunak yang ada dalam tubuh 4. Pembentukan sel darah ( hematopoiesis ). Sumsusm tulang merah, yang ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan vertebra, tulang pipih dan kranium, pada bagian ujung tulang panjang, merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosirt. 5. Tempat penyimpanan mineral ( Sloane, 2003 ). HISTOLOGI TULANG Tulang Rawan ( Kartilago ) Kartilago Hyalin

Mtrixnya terdiri dari kolagen tipe II, proteoglycans, glycoproteins, dan extracellular fluid. Berwarna coklat kebiru-biruan, semi tembus cahaya, dan lunak. Terletak di hidung, laring, akhir dari tulang rusuk, dan cincin trakea dan bronkus. Histogenesis dan pertumbuhan : Individual mesenchymal cells berkumpul membentuk pusat kondrofikasi berdiferensiasi menjadi kondroblas sekresi matriz kartilago disekelilingnya terbentuk lacuna kondroblas yang dikelilingi matrixnya disebut kondrosit cell division lebih dari 2 kondrosit disebut isogenous groups. Perikondrium terbentuk di batas luar ketika proses pembentukan kondrosit. Teritorial matrix merupakan matrix yang berada di sekeliling lacuna, mengandung sedikit kolagen dan banyak kondrotinsulfat. Sedangakan interteritorial matrix adalah matrix terbesar dan mengandung lebih banyak kolagen, serta lebih sedikit kandunagn proteoglikannya. ( Junqueira, 2007 ) Kartilago Elastik Ditemukan di aurikula telinga, dinding telinga bagian luar, saluran eustachius, epiglottis, dan tulang rawan kuneiformis di laring, pada bagian perikondrium, lebih banyak mengandung elastic fiber, sehingga lebih elastis. Kondrositnya lebih besar bila dibandingkan dengan kartilago hyaline. Memiiki warna kekuningan darena memiliki elastin dalam serat elastis. ( Junqueira, 2007 ) Kartilago Fibrosa Merupakan jaringan intermediate antara jaringan ikat padat dan kartilago hyalin. Terdapat pada discus invertebralis, simfisis pubis, dan dalam tendon-tendon tertentu. Matrixnya mengandung kolagen tipe I dan bersifat asidofilik. Tidak terdapat perikondrium yang dikanali dalam kartilago fibrosa. ( Junqueira, 2007 ) Kharakteristik Tulang Rawan Tulang rawan = Jaringan yang terdiri dari sel-sel rawan yang terdapat kondrosit dan bahan dasar tulang rawan sebagai bahan antar sel Terdapat 3 jenis tulang rawan berdasarkan karakteristiknya : 1 Tulang rawan hyalin Ciri-ciri : -Konsistensi lunak, agak elastis -Warna kebiru-biruan -Bahan dasar homogen 2 Tulang rawan elastis : Ciri-ciri : -Warna kekuning-kuningan -Lebih fleksibel dan elastis -Bahan dasar terdapat anyaman sabut-sabut elastis dalam berbagai arah terutama di sekitar kondrosit,sabut ini kemudian melanjutkan diri ke perikandrium -Kondrosit,tudung sel tulang rawan dan kelopmpok isogen seperti pada tulang rawan hyalin 3 Tulang rawan fibrious : Ciri-ciri : -Kondrosit dan tudung sel tulang rawan seperti pada tulang hyalin -Kelompok isogen hanya sedikit,karena bahan antar sel agak padat -Kemungkinan sel membelah diri sedikit -Terdapat bahan sabut kolagen berbagai arah -Merupakan peralihan antara jaringan ikat fibrilair dengan jaringan tulang rawan (Keeton, 1980 ) Tulang ( Bone ) Tulang adalah jaringan ikat kaku, keras dan berbentuk tetap. Matrix terdiri dari komponen organic dan anorganik. Komponen organic merupakan kumpulan kristal-kristal kalsium hidroksiapatit yang terdiri dari kalsium dan fosfor yang banyak. Sedangkan komponen anorganik berisi kolagen tipe I. Matrix ektravaskulernya telah mengandung kalsium sehingga menutup jalanya sekresi sel didalamnya. Akan tetapi, pertukaran zat antara osteosit dan kapiler darah tetap bisa berjalan karena adanya komusikasi melalui kanalikuli. Periosteum melapisi bagian luar tulang, sedangkan endosteum melapisi bagian dalam tulang. ( Junqueira, 2007 ) Gambar : Penampang system harverst Sel-sel tulang : Osteoprogenitor cells, Osteoblas, Osteosit, dan Osteoklas. Osteoprogenitor cells

Merupakan embryonic mesenchymal cells, sehingga menjaga kemampuan mitotik (sangat berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi Osteoblas). Berada pada bagian dalam periosteum, lapisan canal harvest, dan di dalam endosteum. Osteoblas Terbentuk dari Osteorogenitor cells yang telah berdiferensiasi. Tumbuh dibawah pengaruh Bone Morphogenic Protein (BMP) dan Transforming Growth Factor . Osteoblas juga berperan dalam sistesis komponen organic dari matrix (Kolagen tipe I, Peptioglikan, dan glikoprotein). Mengalami proses aposisi tulang yaitu komponen matrix disekresi pada permukaan sel yang berkontak dengan matrx tulang yang lebih tua, dan lapisan matrix baru (namun belum terkapur), yang disebut Osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk. ( Junqueira, 2007 ) Osteosit Merupakan sel tulang yang telah dewasa. Di dapat dari osteoblas yang berdeferensiasi. Terdapat didalam lacuna yang terletak diantara lamela-lamela matrix. Jumlahnya 20.000 30.000 per mm3. sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matrix tulang dan kematianya diikuti oleh resorpsi matrix tersebut. ( Junqueira, 2007 ) Osteoklas. Berinti banyak. Memiliki peranan penting dalam proses resorpsi tulang. Berasal dari penggabungan sel-sel sumsum tulang. Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain sehingga memudahkan pencernaan kolagen setempat dan melarutkan kristal gram kalsium. Aktifinasnya dipengaruhi oleh hormone sitokinin. Osteoklas memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suati hormone tiroid, tetapi bukan untuk hormone paratiroid. Akan tetapi osteoblas memiliki reseptor untuk hormone paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormone ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin yang disebut factor perangsang osteoklas. ( Junqueira, 2007 ) HORMON YANG BEKERJA PADA PERTUMBUHAN TULANG 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kelenjar hipofisis anterior / kelenjar pertumbuhan : berfungsi meningkatkan kecepatan mitosis kondrosit dan osteoblas serta meningkatkan kecepatan sintesis protein (kolagen, matriks, kartilago dan enzim untuk pembentukan kartilago tulang). Tiroksin (kelenjar tiroid) : berfungsi untuk meningkatkan kecepatan sintesis protein dan meningkatkan produksi energi dari semua jenis makanan. Insulin : berfungsi dalam meningkatkan produksi energi dari glukosa. Paratiroid : berfungsi untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium dari tulang ke darah dan meningkatkan absorpsi kalsium oleh usus halus dan ginjal. Kalsitonin : berfungsi dalam menurunkan reabsorpsi kalsium dari tulang (menurunkan kadar kalsium dalam darah). Estrogen dan testosteron : berfungsi untuk mempercepat penutupan epifisis tulang panjang dan untuk membantu menahan kalsium dalam tulang untuk mempertahankan matriks tulang yang kuat. ( Sanlon, 2008 )

PENULANGAN ENDOKONDRAL 1. Pembentukan model kartilago hyaline 2. Perikondrium tervaskularisasi 3. Osteoblast mensekresikan matrix 4.Kondrosit dalam mengalami diapsis, mati dan berdegenerasi. 5. Osteoklas membentuk lubang di dalam tulang sub periosteal. 6. Terbentuk kartilago yang telah terkalsifikasi. 7. Osteoklas mulai meresorpsi kartilago yang terkalsifikasi. 8. Tulang subperiosteal menebal 9.Ossifikasi mulai epifisis. 10. Pertumbuhan tulang terjadi di lempeng epifiseal. 11. Epifisis dan Diafisis ( Gartner, 2007 ) PROSES KALSIFIKASI TULANG Osteoid Ca2+ dan PO43- konsentrasi tinggi vesikel matrix memproduksi pompa kalsium transport ion Ca2+ ke dalam vesikel konsentrasi ion Ca2+ lebih tinggi kristalisasi pertumbuhan kristal hidroksiapatit menembus membrane isi dari vesikel keluar. ( Gartner, 2007 ) GANGGUAN PADA TULANG 1. 2. 3. 4. Fraktura : patah tulang Fisura : retak tulang Nekrosa : kematian sel tulang yang tidak diprogram Gangguan ruas tulang belakang : kifosis, lordosis, skoliosis ( Sloane, 2003 )

PENYEMBUHAN FRAKTUR TULANG

1. 2. 3.

pertumbuhan jaringan tulang baru (callus) pada awalnya membentuk jembatan antara tulang yang terputus. Bagian-bagian pembentuk callus berasal dari osteoblast (dari periosteum yang robek) dan berkembang di sekitar patahan (disebut eksternal callus). Bagian callus yang terbentuk dari sel osteoblast (dari endosteum) berkembang diantara fragmen akhir tulang yang patah dan diantara dua sumsum tulang (internal callus) sekitar 48 jam setelah fracture, osteoblast dan osteosit mulai aktif membelah, menutupi fracture. Selama satu minggu, osteoblast membentuk trabeculae baru di dekat garis patahan (internal callus). Beberapa hari setelah itu, osteoblast dari periosteum membentuk lengkung disekitar fragmen tulang (eksternal callus). fase yang terakhir adalah remodeling. Komponen-komponen tulang yang mati dari fragmen ynag patah diserap oleh osteoclast. Tulang kompak yang patah mula-mula diganti dengan jaringan berongga lalu lama kelamaan akan digantikan dengan tulang kompak lagi. ( Tortora, 2005 )

SENDI KLASIFIKASI SENDI Secara struktural : 1. Persendian fibrosa, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa. 2. Persendian kartilago, yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan jaringan kartilago. 3. Persendian sinovial, yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan kapsul dan ligament artikular yang membukuskan. Menurut fungsinya : 1. Sendi sinartosis (sendi mati), sendi ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago. Sendi jenis ini antara lain adalah : a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat fibrosa rapat yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh: sutura sagital dan parietal. b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago hialin. Contoh: lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang anak. 2. Sendi amfiartosis (sendi dengan pergerakan terbatas) Sendi ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi. Sendi jenis ini antara lain adalah: a. Simfisis, adalah sendi yang kedua tulangnya dihubungkan dengan diskus kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadi sedikit gerakan. Contoh: simpisis pubis b. Sindesmosis, terbentuk saat tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh: ditemukan pada tulang yang bersisihan seperti radius dan ulna, serta tibia dan fibula c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang berbentuk kerucut masuk dengan pas dalam kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang 3. Sendi diartosis (sendi dengan pergerakan bebas) disebut juga sendi synovial Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinofial. Klasifikasi persendian synovial terdiri dari: a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain. Contoh: sendi panggul dan bahu b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh: sendi lutut dan siku. c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut yang masuk pas cekungan tulang kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh: tulang atas, persendian bagian kepala d. Sendi kondiloid, merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh: sendi antara tulang radius dan tulang karpal e. Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf disatu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal dan metakarpal pada ibu jari. f. Sendi peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi nonaksia. Misalnya: Persendian intervertebra, dan persendian antara tulang-tulang karpa dan tulang-tulang tarsal. ( Setiadi, 2007 )

HISTOLOGI PERSENDIAN SINOVIAL Sendi sinovial tersusun atas: 1. Tulang rawan sendi

Tersusun atas tulang rawan hialin yang berfungsi untuk melindungi tulang dari benturan dan meredam tekanan. 1. Rongga sendi

Tempat cairan sinovial 1. 2. Kapsul sendi Cairan sinovial

Cairan sinovial berasal dari filtrasi darah yang disekresikan fibroblast dalam membrane sinovial, cairan ini berfungsi sebagai pelumas untuk mempermudah gerakan . 1. Reinforcing ligament

Beberapa persendian sinovial menguat dan mengeras oleh ligament yang menutupinya. Berfungsi untuk mempertebal kapsul sendi, reinforcing ligament terbagi menjadi dua yaitu extracapsular ligament yang berada di luar kapsul sendi dan intracapsularligamen yang berada di dalam. 1. Syaraf

Syaraf akan mendeteksi rasa nyeri pada persendian dan memonitor peregangan pada sendi. 1. Pembuluh darah

Supli pembuluh darah untuk membentuk cairan sinovial. ( Sloane , 2003 ) FISIOLOGI PERSENDIAN 1. 2. mempermudah gerakan antara kedua ujung-ujung tulang berperan dalam pertumbuhan tulang ke arah memanjang ( Sloane, 2003 )

GANGGUAN PERSENDIAN 1. Artitis (inflamasi sendi)

a. osteoartritis konsekuensi alami menjadi tua kartilago artikular menjadi aus sendi menjadi kasar, kaku, dan nyeri b. artritis reumatoid : merupakan penyakit autoimun (sistem imum keliru mengarahkan kemampuan destruktifnya pada bagian tubuh). Menyebabkan ketidakmampuan berjalan / bergerak c. artritis gouti : disebabkan karena penumpukanasam urat. d. artritis infeksius : peradangan dalam persendian. 2. Terkilir : merupakan cedera sendi yang disebabkan karena perenggangan ligamen / tendon. 3. Dislokasi / luksasi : disebabkan karena kesalahan letak permukaan artikulasi suatu persendian. 4. Bursitis : merupakan peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi yang terjadi akibat ekskresi sendi yang berlebihan / infeksi. ( Sloane, 2003 ) HISTOLOGI OTOT 1. otot polos 1. bekerja tidak sadar, memiliki satu inti, tidak bercabang 2. seratnya terdiri atas filament intermediate yang tebal (disebut caveolae) 3. berada pada system pencernaan, system pencernaan, dsb 4. bereaksi atas rangsang syaraf, hormone, dan factor lingkungan otot lurik 1. bekerja secara sadar, memiliki inti banyak sehingga pembentukan ATP lebih cepat, bercabang 2. terdiri dari serat yang dilapisi oleh sarcolemma 3. tiap serat terdapat myofibril yang terdiri dari miofilamen tebal (berisi myosin) dan miofilamen tipis (berisi aktin) 4. berada pada alat gerak (skeleton) otot jantung 1. bekerja secara tidak sadar, berinti banyak, bercabang 2. hanya ada pada jantung 3. memiliki sarcoplasma sehingga mitokondrianya lebih banyak ( Guyton, 2006 )

2.

3.

KHARAKTERISTIK OTOT 1. Kontraktilitas : Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terengolasi karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya akan menghasilkan pemendekan yang terbatas 2. Eksibilitas : Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf 3. Ekstensibilitas : Serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebihi panjang otot saat rileks. 4. Elastisitas : Serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah berkontraksi atau meregang. ( Sloane, 2003 ) STRUKTUR OTOT

1.

Sarcoplasm : Cairan yang memenuhi ruang antara myofibril. Sarcoplasm mengandung sejumlah potassium, magnesium, dan fosfat serta beberapa enzim protein. Di dalam sarcoplasm juga terdapat sejumlah mitokondria yang terletak parallel pada myofibril. Mitokondria ini mensuplai kontraksi myofibril dengan sejumlah ATP. Sarcoplasmic Reticulum :Reticulum yang berada pada sarcoplasm. Keberadaan sarcoplasmic reticulum sangat diperlukan dalam mengatur kontraksi otot. Otot yang memiliki kontraksi kuat maka memiliki sarcoplasm reticulum yang luas. Sarcolemma :Sarcolemma merupakan membrane sel dari serat otot. Sarcolemma terdiri dari membrane sel yang sebenarnya, disebut dengan plasma membrane, dan selaput luar yang terbuat dari lapisan polisakarida tipis yang berisi banyak kolagen fibril. Pada setiap serat otot, permukaan lapisan sarcolemma melebur dengan serat tendon, dan serat tendon berkumpul untuk membentuk tendon otot yang berada di dalam tulang. Myofibrils; Actin and Myosin Filaments. :Setiap serat otot terdiri dari ratusan myofibril, yang terdiri dari 1500 miofilamen tebal (berisi myosin) dan 3000 miofilamen tipis (berisi aktin). Dimana molekul-molekul protein ini bertanggung jawab terhadap kontraksi otot. ( Guyton, 2006 )

1. 1.

1.

FISIOLOGI OTOT 1. Pergerakan : Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal tubuh. 2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur : Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap bgaya gravitasi. 3. Produksi panas : Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu normal tubuh. ( Sloane, 2003 ) KELAINAN OTOT 1. Muscular Dysthrophy

Penyakit yamg memnghancurkan otot yang biasanya muncul pada masa anak anak. 1. Myofascial Pain Syndrom

Rasa nyeri apabila tersentuh 1. Fibromyalgia ( Marieb, 2001 )

KERJA OTOT BERDASARKAN TUJUAN KERJANYA Otot antagonis:Terdapat dua tau lebih yang tujuan kerja ototnya berlawanan. JIka otot pertama berkontraksi dan otot yang kedua berelaksasi sehingga otot terangkat.contoh dari otot antagonis adalah otot bisep dan otot trisep. Otot bisep merupakan otot yang memiliki dua ujung(tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Sedangkan otot trisep merupakan otot yang merupakan memilki tiga ujung(tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkut lengan bawah , otot bisep berkontraksi dan otot trisep berkontraksi. Untuk menrunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Otot sinergis :Terdapat dua otot atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan tujuan yang sama. Jadi, otot-otot itu berkontraksi bersama menjadi akurat. Contoh Gerak Sinergis ialah jika kita minum segelas air, otot bisep pada lengan akan menjadi penggerak utama untuk memfleksi lengan bawah. Pada saat yang sama, otot-otot bahu akan menjaga persendian tetap stabil sehingga air akan masuk ke mulut kita. Otot bahu dianggap bekerja sinergis karena kontribusinya membuat gerakan lebih efektif. ( Arief, 2007 ) TAHAP TAHAP KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT 1. Tahap-tahap kontraksi otot rangka a. Pelepasan muatan oleh neuron motorik b. Pelepasan transmiter (asetilkolin) di end-plate motorik c. Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik d. Pengikatan konduktansi Na+ dan K+ di membran end-plate e. Pembentukan potensial end-plate f. Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot g. Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T h. Pelepasan Ca2+ dari sistema terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca2+ ke filamen tebal dan filamen tipis i. Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin j. Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal, sehingga menghasilkan gerakan 2. Tahap-tahap relaksasi otot rangka a. Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma b. Pelepasan Ca2+ dari troponin c. Penghentian interaksi antara aktin dan miosin ( Ganong, 2008 ) PERBEDAAN FISIK OLAHRAGAWAN DAN BUKAN OLAHRAGAWAN 1. Otot olahragawan lebih tampak atatu terbentuk 2. Badan lebih kencang 3. Pada olahragawan, ototnya mengalami hipertofi(otot menjadi besar dan kuat) 4. Kekar 5. Lebih padat 6. Olahragawan tidak cepat merasa lelah karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Guyton, 2006 ) SARAF DALAM SISTEM GERAK 1. Sel saraf sensorik :Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Sel saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf indera, karena berhubungan dengan alat indera. 2. Sel saraf Motorik :Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju ke kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak, karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak. 3. Sel saraf penghubung:Sel saraf penghubung disebut juga dengan sel saraf konektor, hal ini disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik. ( Setiadi, 2007 ) MEKANISME GERAK Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke

efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. ( Amien, 1987 )

You might also like