You are on page 1of 7

Perkembangan Sistem Administrasi dan Pemerintahan Indonesia

Orde Baru (1965-1998) Pemerintahan Pusat System pemerintahan pada masa orde baru berdasarkan pada penerapan UUD 1945. Pada masa orde baru pemerintah Indonesia dipimpin oleh Presiden Suharto selama 32 tahun denga di dampingi wakil presiden yang berganyi-ganti, yaitu Sri Sultan Hamengkubowono IX, H. Adam Malik, Umar Wirahadikusumah, Sudharmono, Tri Sutrisno, dan B.J. Habibi. System Presidensial diterapkan secara konsisten, dimana Presiden menjadi kepala Negara dan kepala pemerintahan. System Pemerintahan Orde Baru berjalan selama lebih dari 32 tahun. Yang berakhir pada 21 Mei 1998 ketika Presiden Suharto mengundurkan diri. Pengganinya adalah B.J. Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden. Pemerintahan Daerah System pemerintahan daerah pada masa Orde Baru mengacu pada UU No. 5 Tahun 1974 tentng Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah yang berisi, antara lain: 1. Pemerintah Daerah terdiri atas Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). 2. Pemerintah Daerah mempunyai dua tingkat pemerintahan, yakni Daerah Tingkat I (Provinsi), dengan kepala wilayahnya adalah Gubernur dan Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya), Bupati/Walikota. 3. Titik berat Otonomi Daerah diletakkan pada Daerah Tingkat II. 4. Calon kepala Daerah Tingkat I diusulkan dan dipilih oleh DPRD. 5. Anggota DPRD dipilih untuk masa lima tahun bersamaan dengan Pemilihan Umum. dengan kepala wilayahnya adalah

Struktur Organisasi Pemerintah Daerah pada masa Orde Baru adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Provinsi a) Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I dibantu oleh Sekretaris Daerah Tingkat I dan dipilih oleh DPRD Tingkat I. b) Kantor Wilayah (Kanwil) merupakan kepanjangan tangan dari

Departemen dari Pusat seperti Kanwil Pendidikan, Kanwil Kesehatan, Kanwil Koperasi, Kanwil Pekerjaan Umum, dan Kepala Bappeda Tingkat I. 2. Tingkat Kabupaten a) Bupati/Kepala Daerah Tingkat II dibantu oleh Sekretaris Daerah Tingkat II. b) Kepala Kantor Dinas (Kandep) merupakan kepanjangan tangan dari Kandep di Provinsi, seperti Kandep Pendidikan, Kandep Kesehatan, Kandep Koperasi, Kandep Pekerjaan Umum, dan Kepala Bappeda Tingkat II. 3. Tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa a) Camat memimpin kecamatan yang dibantu oleh sekretaris camat dan dibantu oleh seksi-seksi. b) Lurah memimpin kelurahan, sedangkan kepala desa memimpin desa.

Masa Reformasi (1998-Sekarang) Pemerintahan Pusat 1. System pemerintahan pada masa reformasi hamper sama dengan masa Orde Baru. Pengganti Presiden Suharto adalah B.J. Habibie. pada masa ini, banyak produk-produk hokum yang dihasilkan, antara lain otonomi daerah dan independensi BI.

a) Otonomi Daerah Pada masa ini dikeluarkan UU Pemerintahan Daerah No. 22 Tahun 1999 yang memberikan kekuasaan kepada legislative lebih tinggi daripada eksekutif. b) Independensi BI Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, negara memberikan status independen kepada Bank Indonesia. Independensi diartikan bahwa Indonesia tidak lagi di bawah struktur pemerintah. 2. Pada tahun 1999, K.H. Abdurrahman Wahid diangkat oleh MPR menggantikan Presiden B.J. Habibie. Sebagai Wapres adalah Megawati Soekarno Putri. Dalam perjalanan masa pemerintahannya, terjadi konflik antara MPR dengan Presiden Abdurrahman Wahid sehingga MPR menurunkan Abdurrahamn Wahid dari jabatan sebagai Presiden. MPR mengangkat Megawati SOekarno Putri menjadi Presiden dengan Wapres adalah Hamzah Haz. Pada akhir masa pemerintahan Presiden Megawti Soekarno Putri dihasilkan beberapa produk hokum yang baru, antara lain: a) Amandemen UUD 1945 Sejak sidang MPR tahun 1999 sampai tahun 2002 terjadi amandemen UUD 1945. Beberapa hasil amandemen, antara lain: 1) Presiden dan Wapres dipilih secara langsung oleh rakyat yang diselenggarakan oleh Komite Pemilihan Umum (KPU). 2) Anggota MPR terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mecerminkan prinsip perwakilan politik dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang mencerminkan prinsip perwakilan daerah. 3) Anggota DPR dan DPD dipilih melalui pemilu. Khusus untuk anggota DPD diambil setiap provinsi sebanyak empat orang.

4) Kekuasaan kehakiman dikendalikan oleh dua lembaga, yakni Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK). 5) Menghapus Dewan Pertimbangan Agung (dpa) Struktur Ketatanegaraan Indonesia setelah Perubahan Keempat UUD 1945

b) Otonomi Daerah UU No. 22 tahun 1999 mengatur tentang Pemerintah Daerah. Sejak dikeluarkannya UU tersebut banyak kelemahan dalam pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini mendorong untuk dilakukan revisi atas UU tersebut melalui amandemen. Pada tahun 2004 dikeluarkan UU No. 32 mTahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. c) Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional Sebagai konsekuensi dari pemilihan langsung presiden dan wapres maka system perencanaan pembangunan harus diperkuat. Oleh sebab itu, dikeluarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang berisi, antara lain: 1) Terdapat system perencanaan yang menyeluruh di tingkat nasional maupun di daerah sejak Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 20 tahunan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 5 tahunan, dan Rencana Kerja Pemerintah (rkp) 1 tahun.

2) Visi dan misi atau kepala daerah akan dijabarkan dalam RPJM dan tidak boleh bertentangan dengan RPJP. 3) Posisi dan peran Bappenas dan Bappeda menjadi semakin kuat. 4) Partisipasi diadakan masyarakat dari luas diwujudkan dalam bentuk

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang tingkat kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional.

3. Semua hasil amandemen UUD 1945 dan UU yang baru itu telah dilaksanakan pada masa pemerintahan Presiden Ssilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Jusuf Kalla (2004-2009). Presiden SBY dan Wapres Jusuf Kalla dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu langsung yang pertama pada tahun 2004.

Pemerintah Daerah Pada masa reformasi, pemerintahan daerah mengalami periode UU yang berbeda, yakni UU No. 22 Tahun 1999 (1999-2004) dan UU No. 32 Tahun 2004 (2005Sekarang) tentang pemerintahan daerah. 1. Beberapa hal yang penting dari UU No. 22 Tahun 1999, antara lain: a) Pemerintahan Daerah terdiri atas DPRD sebagai Badan Legislatif Daerah dan Pemerintah Daerah sebagai Badan Eksekutif Daerah. b) Kepala Daerah dipilih oleh DPRD. Dalam UU ini, kedudukan DPRD lebih kuat daripada kedudukan kepala daerah. 2. Sementara itu, sebagai amandemen dari UU No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 32 Tahun 2004 mengatur hal-hal sebagai berikut: a) Pemerintahan Daerah terdiri atas pemerintah daerah dan DPRD.

b) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih langsung oleh

rakyat. Struktur organisasi pemerintah daerah pada masa Reformasi ini meliputi tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan kelurahan/desa. 1. Tingkat Provinsi a) Provinsi dipimpin oleh seorang Gubernur. Gubernur dibantu oleh Wakil Gubernur. Gubernur dan Wakil Gubernur dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Pemilu diselenggarakan oleh Komite Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Provinsi. b) Dalam menjalankan tugasnya, Gibernur dan Wakil Gubenur dibantu oleh Sekretaris Daerah Tingkat I, asisten, badan-badan, dan Kepala Bappeda Provinsi. c) Kantor Wilayah (Kanwil) ditiadakan. 2. Tingkat Kabupaten a) Bupati dan Wakil Bupati atau Wali Kota dan Wkil Wali Kota dipilih langsung oleh Rakyat yang diselenggarakan oleh KPUD Kabupaten/Kota. b) Dalam menjalakan tugasnya, mereka dibantu oleh Kepala Dinas, seperti Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi, Dinas Pekerjaan Umum, dan Kepala BappedaTingkat Kabupaten/Kota. 3. Tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa a) Camat memimpin kecamatan yang dibantu oleh sekretaris camat dan dibantu oleh seksi-seksi. b) Lurah memimpin kelurahan, sedangkan kepala desa memimpin desa.

You might also like