You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) adalah rencana yang menggabarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan oleh standar isidan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) yang pengembangannya harus dilakukan secara professional. Dalam pengembangan RPP, guru diberikan kebebasan untuk mengubah, memodifikasi, dan menyesuaikan silabus dan kondisi sekolah dan daerah, serta dengan karakteristik peserta didik. Hal ini harus dipahami dan dilakukan guru, terutama kalau sekolah tempatnya mengajar tidak mengembangkan silabus sendiri, tetapi menggunakan silabus yang dikembangkan oleh Depdiknas atau silabus dari sekolah lain. Dalam KTSP, guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemauan guru itu sendiri untuk menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman untuk pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru dapat membuat RPP yang efektif, dan berhasil guna, guru dituntut untuk memahami apa sesungguhanya RPP itu sendiri sehingga guru dapat mengkaji komponen RPP, membuat format RPP, merumuskan standar kompetensi mata pelajaran. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 Apa yang dimaksud dengan rencana pelaksanaan pembelajaran ? Bagaimana prinsip pengembangan RPP ? Bagaimana mengkaji komponen RPP ? Bagaimana membuat format RPP ?

1.2.5

Bagaimana merumuskan standar kompetensi mata pelajaran?

1.3 Tujuan
1.3.1 untuk mengetahui pengertian RPP

1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5

Untuk mengetahui prinsip pengembangan RPP. Untuk mengetahui komponen RPP. Untuk mengetahui format RPP. Untuk mengetahui cara merumuskan standar kompetensi mata pelajaran.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A. Hakikat Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran berarti penyusunan langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Komponen perencanaan pembelajaran terdiri dari kemampuan mendeskripsikan kompetensi pembelajaran, memilih dan menentukan materi, mengorganisasi materi, menentukan metode/strategi pembelajaran, menentukan

perangkat penilaian, menentukan teknik penilaian, dan mengalokasikan waktu. Komponenkomponen itu merujuk pada apa yang akan dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, sebelum kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya dilaksanakan. Rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) adalah rencana yang menggabarkan prosedur dan pengorganisasian untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencangkup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Rencana pelaksanaan pembelajaran sekurang kurangnya memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran KTSP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran, yang sedikitnya mencangkup tiga kegiatan, yaitu; identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran. (1). Identifikasi kebutuhan Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, atau sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan pembelajaran dirasakan oleh mereka sebagai bagian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut;
a. Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa

kompetensi tertentu yang ingin mereka peroleh dan mereka miliki melalui kegiatan pembelajaran. b. Peserta didik di dorong untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.
c. Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya

hambatan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan belajarnya, baik yang dating dari dalam maupun dari luar.

(2). Identifikasi kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud pengalaman belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. (3). Penyusunan program pembelajaran Penyusunan program member arah kepada suatu program dan membedakan dengan program lain. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencangkup komponen program kegiatanbelajar dan proses pelaksanaan program. B. Fungsi rencana pelaksanaan pembelajaran Sedikitnya ada dua fungsi RPP dalam KTSP kedua fungsi tersebut adalah a. Fungsi perencanaan Fungsi perencanaan RPP dalam KTSP adalah bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. b. Fungsi pelaksanaan Dalam pengembangan KTSP, rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun secara sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang actual. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran berfungsi untuk mengafektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan.
C. Manfaat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Adapun manfaat rencana pelaksanaan pembelajaran antara lain: 1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan. 2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan. 3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun siswanya. 4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat dapat diketahui ketepatan dan kelambatan kerjanya. 5. Sebagai bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja. 6. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk menghemat waktu, tenaga, alat, dan biaya. 3.2 Prinsip pengembangan RPP Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan evaluasi rencana pembelajaran. Landasan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada: PP NO 19 TAHUN 2005 Pasal 20, Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harus memperhatikan perhatian dan karakteristik peserta didik terhadap materi standar yang akan dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi juga harus berpera sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar, serta mendorong peserta didik untuk belajar. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam mnyukseskan implementasi KTSP, sebagai berikut:
1.

Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

jelas.

2.

RPP harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam

kegiatan pembelajaran, dan pembentkan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan yang disusun atau dikembangkan dalam RPP harus menunjang

dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan. 4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas

pencapaiannya. 5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program sekolah,

terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara bertim, atau dilaksanakan di luar kelas agar tidak mengganggu jam jam mata pelajaran lain. Cynthia mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan pengembangan RPP, ketika kompetensi dan metodelogi telah diidentifikasi, akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran. Sebaliknya, tampa RPP seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya Sumantri menyatakan bahwa perencanaan yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru ataupun peserta didik mengetahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya, dengan demikian guru dapat mempertahankan situasi agar peserta didik dapat memusatkan perhatiannya pada pembelajaran yang telah diprogramkaan. (1). Cara pengembangaan RPP Cara pengembangan RPP dalam garis besar dapat mengikuti langkah langkah sebagai berikut: 1. Mengisi kolom identitas. 2. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.

3. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta indicator

yang akan digunakan yang telah disusun yang terdapat pada silabus.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan standar kompetesi dan

kompetensi dasar, serta indikator yang telah ditentukan.


5. Mengidentifikasi

materi

standar

berdasarkan

materi

pokok/

pembelajaran yang ada pada silabus. 6. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. 7. Merumuskan langkah langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir. 8. Menentukan sumber belajar yang digunakan.
9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, dan

tehnik penskoran. (2). Kinerja Guru dalam Pengembangan RPP Perencanaan merupakan suatu bentuk dari pengambilan keputusan ( decision making). Sehubungan dengan itu RPP yang dikembangkan oleh guru, menurut Ornstein keputusannya akan dipengaruhi oleh dua area, yaitu: (1). Pengetahuan guru terhadap bidang study, yang ditekankan pada organisasi dan penyajian materi, pengetahuan akan pemahaman peserta didik tehadap materi dan pengetahuan tentang bagaimana mengajar materi tersebut; (2). Pengetahuan guru terhadap system tindakan, yang ditekankan pada aktivitas guru: mendiagnosis, mengelompokan, mengatur dan mengevaluasi peserta didik serta mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman belajar. Guru merupakan pengembang kurikulum bagi kelasnya, yang akan menterjemahkan, menjabarkan, dan mentransfomasikan nilai nilai yang terdapat dalam kurikulum kepada peserta didik. Dalam hal ini, guru tidak hanya menstransfer pengetahuan akan tetapi lebih dari itu yaitu

membelajarkan

peserta

didik

agar

dapat

berfikir

integral

dan

komprehensip, untuk membentuk kompetensi. Adapun langkah langkah yang perlu ditempuh guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mengelompokan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. 2. Mengembangkan materi standar. 3. Menentukan metode. 4. Merencanakan penilaian. Sedikitnya ada sepuluh factor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik factor internal maupun factor eksternal kesepuluh factor tersebut adalah dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan terhadap tugas, peluang untuk berkembang, perhatian kepala sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, MGMP dan KKG, kelompok diskusi terbimbing, serta layanan perpustakaan. (3). Efektivitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Setiap orang memiliki arti yag berbeda dalam memaknai efektifitas, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing masing. Hal tersebut diakui oleh Chung dan Magingson ( 1981), efektiviness means different to different people. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990 : 219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujaraf, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.

Dari uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, terbentuknya kompetensi, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota. Dengan demikian efektivitas RPP berarti bagaimana program tersebut berhasil melaksanakan semua tugas pokok pembelajaran, menggalang partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber belajar untuk menyukseskan implementasi KTSP. Thomas (1999) melihat afektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan produk aktifitas berdasarkan tiga dimensi berikut ini.
1. The administrator production function; fungsi ini meninjau

produktivitas sekolah dari segi keluaran administrative, yaitu seberapa besar, dan baik layanan yang dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan, baik oleh guru, kepala sekolah, maupun pihak lain yang berkepentingan. 2. The pcychologists production function; fungsi ini melihat dari segi keluaran, prubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik dengan melihat nilai nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran dari prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu disekolah.
3. The

economics

production

function; fungsi ini melihat

produktivitas sekolah ditinjau dari segi ekonomi yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan disekolah. Hal ini mencakup harga layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost ) dan pemerolehan (earning) yang ditimbulkaan oleh layanan itu atau disebut peningkatan nilai balik. Kriteria rencana pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari kemampuannya mengkreasikan dalam membuat sesuatu yang benar, berbagai alternatif-alternatif, mengoptimalkan

sumber belajar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Kajian terhadap efektivitas pendidikan yang memiliki tahapan dan waktu panjang, menimbulkan berbagai pertanyaan tentang indicator evektivitas pada setiap tahapannya. Indicator ini tidak saja mengacu pada apa yang ada (input, process, output, dan outcome), tetapi juga pada apa yang terjadi atau proses. Indicatorindikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut 1. indicator input: indicator input ini meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen. 2. Indicator process ; meliputi perilaku administratif alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.
3. Indicator output ; indicator dari output ini berupa hasil dalam

bentuk perolehan peserta didik dan dinamika system sekolah, hasil yang berhubungan dengan perubahan sikap, serta hasil yang berhubungan dengan keadilan, dan kesamaan. 4. Indicator outcome ; indicator ini meliputi jumlah lulusan ke tingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar disekolah yang lebih tinggi, pekerjaan serta pendapatan. Kajian tentang efektivitas pendidikan harus dilihat secara sistematik mulai dari masalah input, process, output, dan outcome, dengan indicator yang tidak hanya bersifat kuantitatif, tetapi juga bersifat kualitatif. Efektivitas RPP dapat dilihat dari efektivitas guru dalam melaksanakan tugasnya, yang oleh segi Sergiovani (1997) diidentifikasikan sebagai berikut. 1. produktivitas ; bagaimaa peserta didik, guru, kelompok, dan sekolah pada umumnya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Efisiensi ; perbandingan individu dan prestasi sekolah dengan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai prestasi tersebut. 3. Kualitas ; tingkat dan kualitas usaha, tujuan, jasa, hasil, dan kemampan yang dihasilkan oleh peserta didik dan sekolah. 4. Pertumbuhan ; perbaikan kualitas kepedulian, tantangan dan prestasi yang dibandingkan dengan kondisi di masa lalu. 5. Ketidakhadiran ; yang berkaitan dengan jumlah waktu dan frekuensi ketidakhadiran para peserta didik, guru, dan pegawai sekolah lainnya. 6. Perpindahan ; jumlah perpindahan dan tetapnya, kepala sekolah, dan pegawai lainnya. 7. Kepuasan kerja guru ; berbagai tingkat kesenangan yang dirasakan terhadap berbagai macam pekerjaan yang dilakukannya. 8. Kepuasan peserta didik ; bagaimana peserta didik merasa senang menerima pelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 9. Motivasi ; kekuatan kecenderungan dan keinginan guru, peserta didik, dan pekerja sekolah untuk melibatkan diri dalam kegiatan atau pekerjaan sekolah. 10. Semangat ; perasaan senag guru, peserta didik, dan personil sekolah lain terhadap sekolahnya, tradisinya, dan tujuannya sehingga mereka merasa bahagia menjadi bagian atau anggota sekolah.

11. Kepaduan; bagaimana peserta didik dan guru-guru saling menyukai, bekerjasama dengan baik, berkomunikasi secara penuh dan terbuka, serta mengkordinasikan usaha-usaha mereka.
12. Keluwesan dan adaptasi; kemampuan sekolah untuk

mengubah prosedur dan cara-cara operasinya dalam merespon lainnya. 13. Perencanaan dan perumusan tujuan; bagaimana anggota sekolah merencanakan langkah-langkah pada masa yang akan datang dan menghubungkannya dengan perumusan dan penetapan tujuan. 14. Consensus tujuan; bagaimana anggota masyarakat, orang tua, dan peserta didik menyepakati tujuan yang sama disekolah. 15. Internalisasi tujuan; penerimaan terhadap tujuan sekolah dan keyakinan para orang tua, guru, dan peserta didik bahwa tujuan sekolah itu benar dan layak. 16. Keahlian manajemen dan kepemimpinan; keseluruhan tingkat kemampuan kepala sekolah, supervisor, dan pemimpin sekolah. 17. Manajemen informasi dan komunikasi; kelengkapan, serta efisiensi penyebaran dan akurasi dari informasi dipandang penting bagi efektivitas sekolah oleh semua bagian yang berkepentingan, termasuk guru, orangtua, dan masyarakat luas. lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas perubahan masyarakat dan lingkungannya

18. Kesiagaan; penilaian menyeluuruh sehubungan dengan kemungkinan bahwa sekolah mampu menyelesaikan sesuatu tugas khusus atau mencapai beberapa tujuan khusus dengan baik jika diminta. 19. Pendayagunaan lingkungan; bagaimana sekolah

berinteraksi dengan masyarakat, lingkungannya yang lain, serta memperoleh dukungan dan sumber daya yang langka dan berharga yang diperlukan operasi yang efektif.
20. Penilaian oleh pihak luar; penilaian yang layak mengenai

sekolah oleh individu, organisasi, dan kelompok dalam masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. 21. Stabilitas; kemampuan sekolah untuk memelihara struktur, fungsi, dan sumber daya, sepanjang waktu khususnya dalam periode-periode sulit. 22. Penyebaran pengaruh; tingkat partisifasi individu dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka secara langsung. 23. Latihan dan pengembangan; jumlah usaha dan sumbersumber sekolah yang diperuntukkan bagi pengembangan bakat dan kemampuan guru serta pegawai lainnya.

3.3

Komponen RPP Mengkaji Komponen RPP

A.

1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar kompetensi pada dasarnya merupakan kualifikasi kemampuan minimal siswa yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Kompetensi dasar merupakan sejumlah ke-mampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi. Standar kompetensi dan kompe-tensi dasar ini berlaku secara nasional, ditetapkan oleh BSNP. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi; b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran; c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran. 2. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. sebagaimana

3. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

Materi pokok atau pembelajaran ini merupakan pokok pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan indikator. Jenis jenis materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau keterampilan. dasar dengan mempertimbangkan: a. potensi peserta didik; b. relevansi dengan karakteristik daerah, c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; d. kebermanfaatan bagi peserta didik; e. struktur keilmuan; f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan h. alokasi waktu. 5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajara pada dasarnya merupakan bentuk atau pola uum kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dapat berupa kegiatan tatap muka ataupun bukan tatap muka. Kegiatan tatap muka berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi langsung antara guru dengan siswa. Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran bukan interaksi langsung guru dengan siswa. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, kompetensi dasar. dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui Untuk mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi

penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal

yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional. b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar. c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran. d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. 5. Penentuan Jenis Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian. a. b. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis

untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa. d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan. e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan. 6. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. 7. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

B. Langkah langkah yang patut dilakukan Guru dalam penyusunan RPP Adapun langkah yang patut dilaksanakan oleh guru dalam penyusunan RPP adalah: 1. Ambilah satu unit pembelajaran (dalam Silabus) yang akan diterapkan dalam pembelajaran. 2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit tersebut. 3. Tentukan indicator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut. 4. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapaidalam pembelajaran tersebut. 5. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 6. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung tujuan

pembelajaran. 7. Susunan langkah langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan rumusan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
8. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari dua

jam pelajaran, bagilah langkah langkah pembelajaran menjadi lebih dari satu kali pertemuan 9. Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam

pembelajaran. 10. Tentukan tehnik penilaian, bentuk dan contoh instrumenspenilaian yang akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasaratau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

3.4 Format RPP Ada beberapa alternative format rencana pembelajaran rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang bisa dikembangkan. Format yang dipilih guru sangat bergantung pada sifat materi pembelajaran dan selera atau kehendak kurikulumyang sedang berlaku. Yang penting adalah ketika memutuskan penggunaan format tertentu harus dilakukan secara sadar dan rasional. Berikut ini dicantumkan format RPP yang biasa digunakan oleh Guru: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Alokasi Waktu A. Tujuan Pembelajaran . B. Materi Pembelajaran . : : :.. :. :.. :. :Menit (.Pertemuan)

C.

Metode Pembelajaran ..

D.

Langkah Langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 Kegiatan Awal ( Dilengkapi dengan alokasi waktu)

.. Kegiatan Inti ( Dilengkapi dengan alokasi waktu) .. Kegiatan Penutup ( Dilengkapi dengan alokasi waktu) ..

Pertemuan 2 Dan seterusnya


E.

Sumber Belajar

F.

Penilaian Tehnik Bentuk Instrumen . Contoh Instrumenn ( soal / tugas) Ditambah Kunci Jawaban

Mengetahui,

..,..

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

You might also like