You are on page 1of 8

BAB.

I PENGANTAR Anak merupakan karunia tak terhingga yang paling ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, karena kehadiran sang anak ditengah-tengah keluarga diharapkan dapat membawa kebahagiaan dan penghiburan didalam keluarga itu. Sehingga saat sebuah keluarga mendapatkan buah dari cinta mereka yaitu seorang anak yang merupakan darah daging mereka, akan sangat riang dan berbahagia. Namun tak sedikit pula yang kurang beruntung karena berbagai macam hal yang menyababkan mereka belum mendapatkan keturunan walaupun mereka telah menikah selama bertahun-tahun . Walau berbagai macam cara mulai dari minum jamu herbal untuk menguatkan kandungan atau sperma sang suami, sampai berkonsultasi ke dokter kandungan telah mereka tempuh, namun mereka belum juga dikaruniai keturunan. Hal ini menyebabkan keresahan dibenak setiap pasangan suami istri, sehingga banyak pasangan yang telah mulai melirik metode in vitro fertilisation atau yang sering disebut dengan Bayi tabung yang sedang ramai digemari para pasangan suami istri yang tak kunjung mendapatkan keturunan di indonesia. Theresia dan suaminya di papua misalnya yang telah menikah selama 5 tahun, selama 3 tahun mereka berusaha untuk mendapatkan buah hati lewat cara inseminasi, pijat, minum bermacam-macam ramuan herbal dll. Sebelum akhirnya mereka memilih program bayi tabung, mereka telah mengunjungi dokter untuk mengikuti program inseminasi 2 kali, namun tidak berhasil. Dokter kandungan mereka selalu menyarankan untuk mengikuti program bayi tabung. Akhirnya mereka mengikuti saran dokter kandungan mereka. Setelah mereka menjalani program bayi tabung tersebut, akhirnya mereka mendapatkan seorang keturunan. Selain Theresia masih banyak pasangan-pasangan lain yang telah merasakan keberhasilan program Bayi tabung namun yang membuat saya tertarik untuk mengangkat topik in vitro fertilisation atau Bayi Tabung ini kedalam makalah yang saya susun adalah :
y

Apakah kita sebagai umat katholik diperbolehkan untuk melakukan Bayi Tabung ?

Jika boleh, untuk alasan apa kita diperbolehkan melakukan program Bayi Tabung ?

apakah hal ini memang diatur oleh Gereja atau tidak ?

1.Theresia. 2011. sekali mengikuti program langsung berhasil . http://bayi-tabung.com/sekalimengikuti-program-langsung-berhasil-theresia/

BAB II. PENDAPAT PARA AHLI

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang In vitro fertilisation kita harus mengetahui apa definisi dari istilah tersebut. in vitro fertilisation atau yang sering disebut Bayi tabung dalam bahasa indonesia adalah sebuah teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita.
2)Bayi

tabung adalah salah satu metode untuk

mengatasi masalah kesuburan ketika metode lainnya tidak berhasil. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium d an pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Metode bayi tabung yang dipelopori sejumlah dokter Inggris ini untuk pertama kali berhasil menghadirkan bayi perempuan bernama Louise Brown pada tahun 1978. Sebelum ditemukannya teknik bayi tabung, untuk menolong pasutri tak subur digunakan teknik inseminasi buatan, yakni dengan cara penyemprotan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim dengan bantuan alat suntik. Dengan cara ini diharapkan sperma lebih mudah bertemu dengan sel telur. Sayang, tingkat keberhasilannya hanya 15%. Pada teknik bayi tabung atau in vitro fertilization yang melahirkan Louis Brown, pertama-tama dilakukan perangsangan indung telur sang istri dengan hormon khusus untuk menumbuhkan lebih dari satu sel telur. Perangsangan berlangsung 5 - 6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang dan sudah saatnya diambil. Selanjutnya, folikel atau gelembung sel telur diambil tanpa operasi, melainkan dengan tuntunan alat ultrasonografi transvaginal (melalui vagina). Sementara semua sel telur yang berhasil diangkat dieramkan dalam inkubator, air mani suami dikeluarkan dengan cara masturbasi, dibersihkan, kemudian diambil sekitar 50.000 - 100.000 sel sperma. Sperma itu ditebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus di dalam laboratorium. Sel telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Sampai dengan hari ketiga, maksimal empat embrio yang sudah berkembang ditanamkan ke rahim istri. Dua minggu kemudian dilakukan pemeriksaan hormon Beta-HCG dan urine untuk meyakinkan bahwa kehamilan memang terjadi. Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In
2.1999. In Vitro Fertilisation . http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro

Vitro Fertilization (IVF) semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987. Teknik bayi tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988. Setelah itu lahir sekitar 300 "adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat. Menurut dunia kedokteran metode in vitro ini sangat membantu pasangan suami istri yang susah memiliki keturunan namun hal ini sangat berlawanan dengan apa. ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae 14/ The Gospel of Life yang mengatakan demikian: Bermacam teknik reproduksi buatan [seperti bayi tabung] yang kelihatannya seolah mendukung kehidupan, dan yang sering dilakukan untuk maksud demikian, sesungguhnya membuka pintu ancaman terhadap kehidupan. Terpisah dari kenyataan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima secara moral, karena hal itu memisahkan pro creation dari konteks hubungan suami istri, teknik-teknik yang demikian mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi: tidak hanya dalam hal pembuahan (fertilisasi) tetapi juga dari segi perkembangan embryo, yang mempunyai tingkat resiko kematian yang tinggi, umumnya di dalam jangka waktu yang pendek. Lagipula, jumlah embryo yang dihasilkan sering lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk implantasi ke dalam rahim wanita itu, dan spare-embryo [embryo cadangan] ini lalu dihancurkan atau digunakan untuk penelitian yang dengan dalih ilmu pengetahuan atau kemajuan ilmu kedokteran, pada dasarnya merendahkan kehidupan manusia pada tingkat materi biologis semata yang dapat dibuang begitu saja. Ajaran itulah salah satu alasan mengapa Bayi tabung ditentang keras oleh gereja, alasan lainya sperma yang dihasilkan untuk pembuahan sel telur ( ovum ) adalah melalui Masturbasi yang juga ditentang oleh ajaran gereja yaitu, KGK 2352 menyebutkan: Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan membangkitkan kenikmatan seksual. Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang sangat bertentangan dengan ketertiban, karena penggunaan kekuatan seksual dengan sengaja, dengan motif apa pun itu dilakukan, di luar hubungan suami isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya.
3.

Paulus, Yohanes II. dalam surat ensiklik Evangelium Vitae 14. The Gospel of Life . Katekismus Gereja Katholik (KGK) 2352 5. Humanae Vitae 12
4. NN.

Hal ini menambah deretan penyimpangan yang dilakukan manusia terhadap ajaran gereja yang selalu menghormati kodrat penciptaan Ilahi. Yang meyakini sebuah penciptaan makhluk hidup hakekatnya terbentuk dari pertemuan sperma dan sel telur melalui hubungan seksual, Persatuan sel telur dan sperma yang dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal jelas meniadakan aspek persatuan/ union antara suami dengan istri. Aspek pro-creation juga disalah gunakan, karena dilakukan secara tidak normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang disebutkan dalam Humanae Vitae 12 yang berisi: Dalam Perkawinan ini terdapat dua aspek yang tak terpisahkan, yaitu Union dan Procreation (HV 12), artinya, Perkawinan direncanakan Tuhan untuk mempersatukan suami dan istri, dan persatuan itu selayaknya harus terbuka bagi kelahiran kehidupan baru. Jadi, suami dan istri yang saling mengasihi dengan tulus harusnya bersedia untuk menjadi orang tua jika Tuhan mengaruniakan anak sebagai buah kasih mereka. Dalam hal ini, kesuburan dan anak harus dilihat sebagai berkat dari Tuhan (lih. Kej 1:28), dan bukannya kutuk yang harus dihilangkan., tidak dipenuhi dengan normal

2.1999. In Vitro Fertilisation . http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro

BAB. III ANALISA PRIBADI

Aspek-aspek yang tercantum dipembahasan sebelumnya merupakan sebagian penyimpangan manusia akan hakikat penciptaan Allah, yang diatur didalam ajaran -ajaran gereja. Karena menurut saya Tuhan telah menciptakan Bumi dan segala isinya beserta makhluk hidup beserta sistem yang sangat kompleks yang terdapat didalamnya dan kita bisa menyebutnya kodrat Ilahi. Makhluk hidup baik manusia maupun binatang diciptakan berpasangan dan Tuhan menghendaki kita sebagai makhluk ciptaanNya untuk beranak pinak dan memenuhi Bumi ciptaanNya ini, melalui jalan proses reproduksi yang juga telah diciptakan olehNya. Melalui sistem reproduksi ini manusia laki-laki dan manusia perempuan berhubungan badan sehingga sperma laki-laki bertemu untuk membuahi sel telur perempuan didalam rahim perempuan . yang selanjutnya akan bertumbuh didalam rahim perempuan dan akan lahir sebagai buah karunia Tuhan terhadap pasangan laki laki dan perempuan itu. Pada saat sperma membuahi sel telur dan membentuk embrio yang merupakan awal kehidupan makhluk hidup telah memiliki nyawa, sehingga mulai saat itulah hak hidupnya sudah harus diperjuangkan. Sehingga sang ibu yang mengandungnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga bayi tersebut sebagai perwujudan perlindungan hak hidup bagi sang bayi. Maka sang bayi harus dilahirkan dan dibesarkan dengan sehat dan selamat didunia karena ini merupakan tanggung jawab orang tua. Saat pasangan suami istri melakukan In vitro fertilisasi atau Bayi Tabung menurut saya mereka telah menyalahi kodrat Ilahi dan terkesan ingin menyamai Allah sebagai satu-satunya pencipta di dunia ini. Karena melalui In vitro fertilisation ini manusia menurunkan darah daging mereka tanpa melakukan hubungan badan seperti yang dikehendaki oleh Tuhannya. Karena sel sperma tidak bertemu secara langsung melalui hubungan badan dan sperma yang dikeluarkan melalui jalan masturbasi yang juga telah melakukan penyia-nyiaaan penciptaan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Setelah sel telur diambil beberapa maka akan dibuahi juga yang lain sehingga, total embrio yang telah dibuahi menjadi lebih dari satu , dengan kata lain mereka telah memiliki hak hidup walau dalam wujud embrio. Saat seseorang ditawarkan untuk memproses semua embrio
3.

Paulus, Yohanes II. dalam surat ensiklik Evangelium Vitae 14. The Gospel of Life . Katekismus Gereja Katholik (KGK) 2352 5. Humanae Vitae 12
4. NN.

yang telah berhasil diciptakan, kebanyakan dari mereka sudah enggan menambah keturuna atau belum saatnya. Sehingga embrio yang tidak terpakai disimpan didalam lemari pendingin dan jika sudah tidak diinginkan maka embrio yang tidak terpaikai itu harus dimusnahkan. Pemusnahan embrio ini juga merupakan tindakan pembunuhan atau aborsi karena anak dalam wujud embrio pun sudah memiliki hak hidup. Dan lagi pula arti anak sebagai pro-kreasi dari suami dan istri sebagai wujud cinta kasih tidak dapat terwujud karena manusia sudah tidak berhubungan badan sesuai kodrat mereka untuk menurunkan darah daging mereka. Sehingga akan lebih baik jika menurut saya metode ini tidak jadi pilihan dalam mencari keturunan. Ada hal yan lebih baik dan tidak menyalahi aturan kodrati seperti mengadopsi anak di panti asuhan karena dengan hal itu kita tetap mendapatkan kebahagiaan dan kita membantu anak itu untuk mendapatkan hidup yang layak.

2.1999. In Vitro Fertilisation . http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro

BAB. IV KESIMPULAN DAN SARAN

Melihat penjabaran ini, maka kita dapat menyimpulkan bahwa praktek IVF /bayi tabung dan ET itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik, karena beberapa alasan:
y

Umumnya IVF melibatkan aborsi, karena embryo yang tidak berguna dihancurkan/ dibuang.

IVF adalah percobaan yang tidak mempertimbangkan harkat sang bayi sebagai manusia, melainkan hanya untuk memenuhi keinginan orang tua. Bayangkan bagaimana embryo tersebut dibekukan/ frozen.

Pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Masturbasi selalu dianggap sebagai perbuatan dosa, dan tidak pernah dibenarkan. KGK 2352 menyebutkan: Masturbasi adalah rangsangan alat-alat kelamin yang disengaja dengan tujuan

membangkitkan kenikmatan seksual. Kenyataan ialah bahwa, baik Wewenang Mengajar Gereja dalam tradisinya yang panjang dan tetap sama maupun perasaan susila umat beriman tidak pernah meragukan, untuk mencap masturbasi sebagai satu tindakan yang sangat bertentangan dengan ketertiban, karena penggunaan kekuatan seksual dengan sengaja, dengan motif apa pun itu dilakukan, di luar hubungan suami isteri yang normal, bertentangan dengan hakikat tujuannya.
y

Persatuan sel telur dan sperma dilakukan di luar hubungan suami istri yang normal. IVF/ bayi tabung jelas meniadakan aspek persatuan/ union antara suami dengan istri. Aspek pro-creation juga disalah gunakan, karena dilakukan secara tidak normal. Jadi kedua aspek hubungan suami istri yang disebutkan dalam Humanae Vitae 12, tidak dipenuhi dengan normal (Silakan baca artikel Humanae Vitae itu benar!, silakan klik disini)

Praktek IVF atau bayi tabung menghilangkan hak sang anak untuk dikandung dengan normal, melalui hubungan perkawinan suami istri. Jika melibatkan ibu angkat, ini juga berarti menghilangkan haknya untuk dikandung oleh ibunya yang asli.

3.

Paulus, Yohanes II. dalam surat ensiklik Evangelium Vitae 14. The Gospel of Life . Katekismus Gereja Katholik (KGK) 2352 5. Humanae Vitae 12
4. NN.

Mungkin, yang paling jelas adalah ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae 14/ The Gospel of Life yang mengatakan demikian:

Bermacam teknik reproduksi buatan [seperti bayi tabung] yang kelihatannya seolah mendukung kehidupan, dan yang sering dilakukan untuk maksud demikian, sesungguhnya membuka pintu ancaman terhadap kehidupan. Terpisah dari kenyataan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima secara moral, karena hal itu memisahkan pro -creation dari konteks hubungan suani istri, teknik-teknik yang demikian mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi: tidak hanya dalam hal pembuahan (fertilisasi) tetapi juga dari segi perkembangan embryo, yang mempunyai tingkat resiko kematian yang tinggi, umumnya di dalam jangka waktu yang pendek. Lagipula, jumlah embryo yang dihasilkan sering lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk implantasi ke dalam rahim wanita itu, dan spare-embryo [embryo cadangan] ini lalu dihancurkan atau digunakan untuk penelitian yang dengan dalih ilmu pengetahuan atau kemajuan ilmu kedokteran, pada dasarnya merendahkan kehidupan manusia pada tingkat materi biologis semata yang dapat dibuang begitu saja. Maka kita mengetahui bayi tabung/ IVF yang merupakan teknik reproduksi buatan bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik. Memang, mungkin para pasangan yang tidak dapat mengandung anak secara normal mengalami kenyataan yang cukup menyakitkan. Jika mereka sungguh merindukan kehadiran anak-anak di tengah mereka, mungkin adopsi anak adalah jalan keluarnya. Memang kerinduan untuk membesarkan anak adalah suatu keinginan yang mulia, namun kita harus tetap berpegang bahwa tujuan yang baik (mempunyai anak) itu harus tidak diperoleh dengan jalan yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan, seperti IVF/ bayi tabung.

2.1999. In Vitro Fertilisation . http:// http://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro

You might also like