You are on page 1of 18

3.

RUANG LINGKUP DAN OBYEK PENYELIDIKAN HUKUM TATA NEGARA


Ruang lingkup HTN berkaitan dengan materi yang termasuk atau dipelajari oleh Hukum Tata Negara Obyek HTN berkaitan dengan sasaran yang dipelajari oleh Hukum Tata Negara Dari ruang lingkup tersebut akan dapat diketahui perbedaannya dengan ilmu (-ilmu) lain yang obyek penyelidikannya negara

Ruang Lingkup Hukum Tata Negara Menurut J.H.A. Logemann


a. Susunan dari jabatan-jabatan b. Penunjukan mengenai pejabat-pejabat

c. Tugas dan kewajiban yang melekat pada jabatan itu


d. Kekuasaan dan wewenang yang melekat pada jabatan

e. Batas wewenang dan tugas dari jabatan terhadap daerah dan orang-orang yang dikuasainya f. Hubungan antar jabatan g. Penggantian jabatan h. Hubungan antara jabatan dan penjabat

Ruang Lingkup Hukum Tata Negara Menurut Usep Ranawidjaja


I. II. Struktur umum dari organisasi negara Badan-badan ketatanegaraan yang mempunyai kedudukan di dalam organisasi negara sebagai bagian yang menentukan arah dan haluan negara, yang memimpin penyelenggaraan usaha negara, yang memegang dan menjalankan kebijaksanaan umum dari negara III. Pengaturan kehidupan politik rakyat IV. Sejarah perkembangan ketatanegaraan

I. Struktur umum dari organisasi negara


1. Bentuk negara (kesatuan atau federasi)

2. Bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik)


3. Sistem pemerintahan (presidentil, parlementer, campuran antara presidentil dan parlementer, monarki konstitusional, dan lain-lain) 4. Corak pemerintahan (kediktatoran proletar, kediktatoran fascis/nasional sosialis, demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, dan sebagainya)

5. Sistem pemencaran kekuasaan negara (sistem desentralisasi)


Ini meliputi soal-soal jumlah tingkat daerah swatantra, dasar pembentukan daerah swatantra, cara pemberian kekuasaan kepada daerah swatantra, hubungan antara negara dan daerah swatantra dan hubungan daerah-daerah swatantra satu sama lain)

6. Garis-garis besar tentang organisasi pelaksana: peradilan, pemerintahan, perundang-undangan 7. Wilayah negara (daratan, lautan, udara)
8. Hubungan antara rakyat dan negara (rakyat sebagai pemilik negara atau sebagai abdi negara, hak dan kewajiban rakyat sebagai perseorangan dan sebagai golongan, cara-cara rakyat menjalankan hak dan kewajibannya, cara-cara untuk menjamin pelaksanaan hak dan kewajiban rakyat oleh negara, dan sebagainya)

9. Cara rakyat menjalankan ketatanegaraan (hak politiknya)

hak-hak

Dalam hubungan ini harus dibicarakan: sistem perwakilan di dalam negara, sistem pemilihan umum, referendum, sistem kepartaian, cara membentuk pendapat melalui saluran tertulis (surat kabar, majalah, keilmuan, dan sebagainya) dan secara lisan (rapat-rapat, perkumpulan-perkumpulan, dan sebagainya)

10. Dasar negara: arti Pancasila, hubungan antara Pancasila dengan sejumlah kaidah hukum (terutama hukum tata negara), hubungan Pancasila dengan berbagai paham ketatanegaraan di dalam masyarakat, hubungan antara Pancasila dengan cara mengatur kehidupan rakyat di bidang ketatanegaraan, bidang sosial, dan bidang kebudayaan
11. Ciri-ciri lahir dari kepribadian bangsa Indonesia (lagu kebangsaan, bahasa nasional, lambang, bendera, dan sebagainya)

II. Badan-badan ketatanegaraan Badan-badan ini menurut UndangUndang Dasar 1945 adalah MPR, DPR, Presiden/Wakil Presiden dan Menteri, DPA, MA, BPK DPA dihilangkan
cara pembentukannya (cara pengangkatan, melalui pemilihan umum secara langsung, melalui pemilihan bertingkat) 2. Susunan masing-masing badan (jumlah anggota, jenis anggota, perimbangan kekuatan di dalamnya, pembagian tugas di dalamnya, dan sebagainya)
1.

3. Tugas dan wewenangnya masing-masing badan (tugas-tugas pemerintahan, perundang-undangan, peradilan) 4. Cara bekerjanya masing-masing badan 5. Perhubungan kekuasaan antara satu badan dengan badan-badan lainnya 6. Masa jabatan dari masing-masing badan

III. Pengaturan kehidupan politik rakyat


1. Jenis, penggolongan, dan jumlah partai politik di dalam negara dan ketentuan hukum yang mengaturnya 2. Hubungan antara kekuatan-kekuatan politik rakyat dengan badan-badan ketatanegaraan 3. Kekuatan politik dan pemilihan umum 4. Arti dan kedudukan golongan kepentingan 5. Arti, kedudukan penekan dan peranan golongan

6. Pencerminan pendapat (perbedaan pendapat yang dinyatakan dalam pemilihan umum dan ajaran politik dari partai politik, perbedaan antara kekuatan pendukungan di dalam pemilihan umum dan kekuatan perwakilan di dalam badan-badan ketatanegaraan) 7. Cara kerja sama antara kekuatan-kekuatan politik (koalisi, opposisi, kerja sama atas dasar kerukunan)

IV. Sejarah perkembangan ketatanegaraan


1. Masa penjajahan Belanda 2. Masa penjajahan Jepang 3. Masa 17 Agustus 1945 sampai dengan 27 Desember 1949

4. Masa 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950


5. Masa 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959 6. Masa 5 Juli 1959 sampai sekarang

Obyek Penyelidikan Hukum Tata Negara

Obyek penyelidikan Hukum Tata Negara

adalah negara Negara yang menjadi obyek penyelidikan Hukum Tata Negara adalah negara tertentu, misalnya:
Hukum Hukum Hukum Hukum Tata Tata Tata Tata Negara Negara Negara Negara Indonesia Belanda Inggris Amerika Serikat

Prof. Burkens:
Obyek penyelidikan ilmu Hukum Tata Negara adalah sistem pengambilan keputusan (dalam negara) yang distrukturkan dalam hukum positif

A.M. Donner
Obyek ilmu Hukum Tata Negara adalah penerobosan negara dengan hukum (de door dringen van de Staat met het recht)

Maurice Duverger
Objek hukum tata negara adalah umpamanya: pemilihan umum, parlemen, menteri-menteri, kepala pemerintahan (chef de lEtat), dan sebagainya. Ini semua merupakan institut kenegaraan (politik) untuk diatur oleh hukum tata negara.

You might also like