You are on page 1of 18

MAKALAH

SISTEM HUKUM INTERNASIONAL


DAN
PERADILAN INTERNASIONAL

Diaiukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelaiaran PKN
















Disusun oleh :
Neng Eli Widiawati
XI IPS 3

SMA NEGERI 1ATINUNGGAL
TAHUN A1ARAN
2010/2011
LEMBAR PENGESAHAN

aporan ini dipersetuiui oleh :

Guru Mata Pelaiaran Pkn Wali Kelas



U. SUDAYA . W., S.H.,Msi. IIS SRIHAYATI S.Pd
NIP NIP 197204192007012005





Penyusun


NENG EI WIDIAWATI
NIS 9940160868
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis paniatkan kehadirat Allah SWT. Karena Berkat
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah 'Sistem Hukum dan
Peradilan Internasional ini. Makalah yang penulis susun merupakan salah satu tugas
dari pada mata pelaiaran PKN.
Dalam penyusunannya penulis mendapatkan dorongan baik spirit maupun
spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banak terima kasih kepada :
1. Bapak U. Sudaya S.H selau guru mata pelaiaran PKN
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih iauh dari kata
sempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersiIat
membangun. Dan semoga makalah ini bermanIaat baik bagi penulis sendiri ataupun
bagi pihak lain yang memerlukannya.

Jatinunggal, 27 Mei 2011
Penulis

DAFTAR ISI

HAAMAN JUDU
EMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHUUAN .............................................................................1
1.1ATAR BEAKANG........................................................................1
1.2PERUMUSAN MASAAH ...............................................................1
1.3SISTEMATIKA PEMBAHASAN .....................................................1
BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONA.............................................2
1.1MAKNA ASAS ASAS HUKUM INTERNASIONA .......................2
1.2SUBJEK HUKUM INERNASIONA ................................................
1.3SUMBER SUMBER HUKUM INTERNASIONA ...........................
BAB III SISTEM PERADIAN INTERNASIONA .....................................
1.1MAHKAMAH INTERNASIONA ....................................................
1.2MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONA.....................................
1.3PANE KHUSUS HUKUM INTERNASIONA ...............................
BAB IV SENGKETA INTERNASIONA .....................................................
1.1PENYEBAB SENGKETA INTERNASIONA ..................................
1.2PENYEESAIAN SENGKETA INTERNASIONA .........................
BAB V KESIMPUAN/SARAN....................................................................
KESIMPUAN ..............................................................................................
SARAN ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1atar Belakang Masalah
Arus globalisasi yang tak terbendung kemaiuan di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta perkembangan dunia yang tidak lagi mengenal batas-
batas wilayah teritorial negara-negara diseluruh belahan dunia sangat
membutuhkan aturan yang tegas dan ielas agar tercipta iklim yang kondusiI
dalam suasana perdamaian dan keria sama saling menguntungkan .
Keriasama dalam bentuk hubungan antar bangsa.

1.2Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini akan dibatasi nahasan yang akan dipaparkan
makalah ini yakni :
1. Apa Makna Hukum Internasional ?
2. Apa saia Asas-Asas Hukum Internasional ?
3. Apa saia Yang Meniadi Subiek Hukum Internasional ?
4. Apa saia Sumber-sumber Hukum Internasional ?
5. Apa yang dimaksud mahkamah Internasional ?
6. Apa yang Dimaksud mahkamah Pidana Internasional ?
7. Apa yang Dimaksud Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional ?
8. Bagaimana Penyelesaian Internasional ?

1.3Sistematika Pembahasan
Dalam pembuatan makalah ini dibuat susunannya :
BAB I PENDAHUUAN
Meliputi atar Belakang, Perumusan masalah dan sistematika
pembahasan.
BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONA
Meliput Makna Asas Asas Hukum Internasional, Subiek Hukum
Inernasional, dan Sumber Sumber Hukum Internasional.
BAB III SISTEM PERADIAN INTERNASIONA
Meliput Mahkamah Internasional, Mahkamah Pidana Internasional, dan
Panel Khusus Hukum Internasional.
BAB IV SENGKETA INTERNASIONA
Meliput Penyebab Sengketa Internasional, dan Penyelesaian Sengketa
Internasional.
BAB V KESIMPUAN/SARAN
Meliput Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONAL

2.1 Makna Hukum Internasional
Secara sederhana, hukum Internasional diartikan sebagai peraturan yang
mengatur hubungan antar bangsa, antar negara dengan negara, atau negara
dengan subiek hukum.
Beberapa pendapat mengenai pengertian hukum internasional antara lain sebagai
berikut ;
a. Hugo de Groot (Grotius atau Bapak Hukum Internasional )
Hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas dan
persetuiuan beberapa atau semua negara.
b. J.G. Starge
Hukum Internasional adalah sekumpulan (body oI aw) yang sebagian besar
terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar
negara.
c. Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi bata-batas negara, negara dan
negara, negara dengan subiek hukum bukan negara satu dan lainnya.
d. Wiriono Prodiodikoro
Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan antara
berbagai bangsa diberbagai negara.
e. Boer Mauna
Hukum Internasional adalah suatu kaidah atau norma. Norma yang mengatur
hak-hak dan kewaiiban para subiek hukum Internasional, yaitu
negara,lembaga dan organisasi internasional, serta individu dalam hal-hal
tertentu.
Berdasarkan pengertian atau batasan tersebut di atas secara sepintas sudah
diperoleh deIinisi Hukum Internasional adalah keseluruhan Kaidah dan Asas
yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batasan begara,antar
negara dengan negara, dan negara dengan subiek hukumlain bukan negara,
atau subiek hukum bukan negara satu sama lain.

2.2 Asas-asas Hukum Internasional
Asas hukum Internasional antara lain sebagai berikut:
a. Asas Persamaan Deraiat
Hubungan antar bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa negara yang
berhubungan adalah negara yang berdaulat. Secara Iormal memang negara-
negara di dunia sudah sama sederaiatnya, tetapi secara Iaktual dan
subtansial masih teriadi ketidaksamaan deraiat, khususnya di bidang
ekonomi.

b. Asas teritorial
Negara memberlakukan hukum bagi semua orang dan semua barang yang
ada diwilayahnya. Jadi, bagi semua orang dan semua barang yang ada diluar
wilayahnya berlaku hukum Internasional atau hukum asing sepenuhnya.
c. Asas Kebangsaan
Setiap warna negara dimanapun ia berada tetap harus tunduk dan patuh
terhadap hukum yang berlaku dinegaranya. Asas ini menekankan pada
kekuasaan negara untuk warga negaranya.
d. Asas Kepentingan Umum
Asas didasarkan pada kewenangan negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum tidak didasarkan atau
terikat pada batas-batas wilayah suatu negara, tetapi menekankan pada
kepentingan dalam kehidupan masyarakat.
e. Asas Keterbukaan
Dalam hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum Internasional,
diperlukan adanya kesediaan masing-masing pihak mengetahui secara iels
manIaat, hak serta kewaiiban dalam menialin hubungan Internasional.

2.3 Subiek Hukum Internasional
Subiek hukum adalah pihak-pihak yang dapat dibebani hak dan kewaiiban
yangdi atur oleh hukum. Dari pengertian tersebut subiek hukum internasional
meliputi hal-hal berikut :
a. Negarayang Merdeka dan Berdaulat
Negara adalah subiek hukum Internasional. Hal ini seialan dengan lahirnya
hukum Internasional itu sendiri atau sesuai dengan istilah lain dari hukum
Internasional.
b. Tahta Suci Vatikan
Tahta Suci Vatikan Adalah suatu contoh dari subiek hukum Internasional
selain negara. Hal ini merupakan peninggalan seiarah seiak iaman dahulu
ketika Paus bukan hanya merupakan kepala gereia koma, tetapi memiliki
pula kekuasaan duniawi. Tahta suci ,memiliki perwakilan diplomatik
dibawah ibukota negara.
c. Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional berkedudukan di Jenewa. Palang merah
Internasional merupakan salah satu subiek hukum Internasional, hal ini
diperkuat denganadanya beberapaperianiian Internasional tentang
perlindungan korban perang. Saat Palang Merah Internasional dikenal
dengan Organisasi Internasional.



d. Organisasi Internasinal
Kedudukan organisasi Internasional sebagai subiek hukum Internasional
tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya masih belum adanya kepastian
mengenai hal ini.
e. Orang Per Orang (Individu)
Dalam arti yang terbatas orang perseorangan dapatdi anggap sebagai subiek
hukum Internasional. Perianiian Versailles tahun 1919 yang
mengakhiriperang dunia pertama, telah menetapkan pasal-pasal yang
memungkinkan orang perorangan mengaiukan perkara ke hadapan
Mahkamah Artbitrasi dalam sengketa.
I. Pemberontakandan Pihak dalam Sengketa
Menurut hukum perang, pemberontakan dapat memperoleh kedudukan dan
hak sebagai pihak yang bersangkutan dalam beberapa hal tertentu. Para
pemberontak dianggap sebagai salah satu subiek hukum Internasional yang
memiliki beberapa hak. Misalnya mereka pun memiliki hak yang sama untuk
berikut :
1. Menentukan nasib sendiri.
2. Hak secara bebas memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri.
3. Hak menguasai sumber kekayaan alam diwilayah dari wilayah yang
didudukinya.

2.4 Sumber-sumber Hukum Internasional
Sumber hukum Internasional dapat dibedakan meniadi dua, yaitu sebagai berikut
:
a. Sumber hukum material adalah sumber hukum yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara. Menurut J.G Starke, sumber hukum
material hukum Internasional diartikan bahan-bahan aktual yang digunakan
oleh para ahli hukum Internasional untuk menetapkan hukum yang berlaku
bagi suatu peristiwa.
b. Sumber hukum Iormal adalah sumber darimana kita mendapatkan atau
menentukan ketentuan-ketentuan hukum Internasional.
Menurut piagam mahkamah Internasional, sumber-sumber hukum Internasional
adalah sebagai berikut :
a. Perianiian Internasional (Internasional conventions) yang dibuat oleh dua
negara atau lebih yang menimbulkan hak dan kewaiiban bagi pihak-pihak
yang menengadakan perianiian. Dengan kata lain, perianiian yang mereka
buat atau tandatangani harus dilaksanakan secara konsekuen dengan
demikian, begitu perianiian sudah diratiIikasi oleh pihak-pihak yang
mengadakan, maka saat itu pula perianiian meniadi sumber hukum
Internasional bagi negara yang menyetuiui atau mengesahkannya, contohnya
:
1. Konvensi Hukum laut Internasional atau UNCOS yang disahkan th
1982.
2. Konvension seniata-seniata kimia tahun 1993.
b. Kebiasaan Internasional (Internasional Costum)
Kebiasaan Internasional adalah tindakan atau perilaku yang teriadi di dalam
pergaulan Internasional. Kebiasaan Internasional dapat meniadi sumber
hukum Internasional apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ;
1. Perilaku itu harus merupakan perilaku yang umum yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan pola yang sama.
2. Perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang yang bersiIat umum
itu oleh negara-negara atau masyarakat Internasional telah diterima
atau ditaati.
Contoh hasil kodiIikasi hukum kebiasaan diantaranya adalah sebagai
berikut ;
a. Konvensi-konvensi hubungan diplomatik dan konsuler.
b. Kenvensikonvensi hukum laut 1958.
c. Konvensi-konvensi hukum perianiian tahun 1969.
c. Keputusan Pengadilan (Judicial Decisions)
Keputusan pengadilan atau yurisprudensi adalah keputusan hakim yang
terdahulu diiadikanpedoman untuk memutuskan oleh hakim yang terdahulu
yang diiadikan pedoman untuk memutuskan oleh hakim berikutnya dalam
kasus yang sama, baiknya nasional maupun Internasional. Keputusan
pengadilan ini tidak terbatas pada keputusan pengadilan Internasional, tapi
iuga putusan Peradilan Nasional.
d. Deskripsi atau pendapatahli hukum terkemuka bila dalam memutuskan suatu
perkara secara NormatiI tidak di temukan dalam perianiian Internasional,
kebiasaan Internasional dan keputusanpengadilan sebelumnya atau
yurispudensi, maka hakim dapat menggali dari pendapat ahli hukum
terkemuka dalam bidang atau masalah yang berhubungan dengan perkara.
Pendapat para ahli hukum terkemuka dunia tersebut bila diterima oleh
masyarakat Internasional maka dapat diiadikan sebagai sumber
hukumInternasional.
e. Prinsip-prinsip Hukum Umum (general Principles oI aw)
Dalam menyelesaikan suatu masalah hakim mahkamah Internasional tidak
selalu mendasarkan diri pada perianiian internasional, kebiasaan
internasional, keputusan pengadilan atau pendapat para ahli tetapi ada
kalanya hakim mendasarkan diri pada prinsip-prinsip hukum umum. Sebab
di dalam hukum Internasional kelima macam sumber hukum tersebut
kedudukan sederaiat, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih penting dari yang
lainnya.
Negara merupakan konsep hukum teknis untuk menuniuk sekumpulan
ketetuan hukum yang berlaku pada kelompok orang yang ada diwilayah
tertentu. Hak dan kewaiiban negara-negara sebenarnya merupakan hak dan
kewaiiban negara sebenarnya merupakanhak dan kewaiiban orang-orang
yang membentuknya.

BAB III SISTEM PERADILAN INTERNASIONAL


3.1Mahkamah internasional ( The Internasional Court OI Justice ) Mahkamah
Internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di
dunia. Sebagai aparat perlengkapan negara PBB, mahkamah Internasional
beranggotakan 15 orang hakim yang dipilih oleh maielis Umum dan dewan
keamanan. Masa pilih para hakim Mahkamah Internasional adalah 9 tahun sekali
dengan ketentuan dapat dipilih kembali.

Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag (Belanda). Sebagai
pengadilan Internasional, mahkamah bertugas menyelesaikan perselisihan
Internasional dari negara-negara anggota PBB, sebab semua anggota PBB
adalah IpsoIacto dari piagam mahkamah Internasional menurut pasal 93 ayat 1
Piagam PBB. Sedangkan pada ayat 2 menyatakan bahwa negara-neagara yang
bukan anggota PBB boleh meniadi peserta dari Piagam Mahkamah Internasional
sesuai syarat-syarat yang di tetapkan oleh maielis Umum atas aniuran Dewan
Keamanan. Berdasarkan ketentuan ini berarti Mahkamah Internasional dapat
mengadili negara-negara bukan anggota PBB dalam menghadapi masalah yang
berkenaan dengan perselisihan. Mahkamah mengadili masalah yang berkenaan
dengan perselisihan kepentingan dan perselisihan hukum.

3.2Mahkamah Pidana Internasional ( The International Criminal Court).
MPI/ICC merupakan Mahkamah pidana Internasional yang berdiri permanen
berdasarkan traktak multiteral MPI bertuiuan untuk mewuiudkan supremasi
hukum Internasional dan memastikan bahwa pelaku keiahatan berat
Internasional dipidana MPI disahkan pada tanggal 1 Juli 2002, dan dibentuk
berdasarkan statuta Roma yang lahir terlebih dahulu pada tanggal 1 iuli 2005
statuta MPI telah diterima dan diratiIikasikan oleh 99 negara. Sama seperti
MI,MPI berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Awalnya, MPI terdiri dari 18 orang hakim yang bertugas selama 9 tahun
tanpa dapat dipilih kembali. Para hakim dipilih berdasarkan dua pertiga suara
maielis negara pihak, yang terdiri atas negara-negara yang telah meratiIikasi
statuta ini (pasal 36 ayat 6 dan 9). Paling tidak separuh dari mereka kompeten
dibidang hukum pidana dan acara pidana sementara paling tidak lima lainnya
memiliki kompetensi dibidang hukum internasional, misalnya hukum humaniter
Internasional dan hukum HAM Interasional ( pasal 36 ayat 5).
Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh MPI untuk menegakan
atuan hukum Internasional adalah memutuskan perkara terbatas terhadap pelaku
keiahatan berat oleh warga negara dari negar yang telah meratiIikasi statuta
mahkamah.
3.3Panel Khusus dan spesial Pidana Internasional (The International Criminal
Tribunal and Spesial courts ).

Panel khusus Internasional, PKPI dan panel spesial pidana internasional,
PSPI adalah lembaga yang peradilan Internasional yang berwenang mengadili
para tersangka keiahatan berat Internasional yang bersiIat tidak permanen (ad
hoc). Artinya, setelah selesai mengadili peradilan ini di bubarkan.
Dasar pembentukan dan komposisi penuntut maupun hakim Ad Hoc
ditentukan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Sedangkan Yurisdiksi
PKPI dan PSPJ menyangkut tindak keiahatan perang dan genosida tanpa melihat
apakah negara dari sipelaku tersebut sudah meratiIikasi statuta ICC atau belum.
Hal ini berbeda dengan ICC yang yurisdiksinya didasarkan pada kepesertaan
negara dalam traktat multilateral tersebut multiteral tersebut.
Perbedaan anatara PKPI dan PSPI terletak pada komposisi penuntut dan
hakim Ad-Hocnya . pada PSPI, komposisi penuntut dan hakim Ad-Hocnya
merupakan gabungan antara peradilan nasional dan internasional sedangkan
pada PKPI komposisi sepenuhnya ditentukan berdasarkan ketentuan peradilan
Internasional.

BAB IV SENGKETA INTERNASIONAL


4.1 Penyebab Sengketa Internasional

Sengketa Internasional adalah suatu perselisihan antara subiek-subiek hukum
internasional mengenai Iakta, hukum, atau politik dimana tuntutan atau
pernyataan suatu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya.
Sengketa tersebut bisa teriadi karena berbagai sebab, antara lain :

1. Salah satu pihak tidak memenuhi kewaiiban dalam Perianiian
Internasional,
2. Perbedaan penaIsiran mengenal isi perianiian internasional,
3. Perebutan sumber sumber ekonomi
4. Perebutan pengaruh ekonomi, politik ataupun keamanan regional dan
internasional,
5. Adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain,
6. Penghinaan terhadap harga diri bangsa,dan
7. Masalah regional dan masalah.

4.2 Penyelesaian sengketa Internasional
Secara umu, ada dua cara penyelesaian sengketa Internasional Pertama,
penyelesaian secara damai kedua, bila penyelesaian secara damai gagal dilakukan
maka penyelesaian dilakukan dengan paksa atau kekerasan.
1. Penyelesaian sengketa Internasional secara damai.
a. Ruiuk
Ruiuk adalah penyelesaian sengketa melalui usaha penyesuaian mendapat
anatara pihak pihak yang bersengketa sebagai sarana untuk menetapkan
sikap tentang masalah yang disengketakan. Secara kekeluargaan ruiuk
dapat dilakukan dengan cara berikut :
1) Negosiasi yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai
sarana untuk menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan.
2) Mediasi yaitu bantuan iasa baik dari pihak ketiga dalam mediasi peran
pihak ketiga akan lebih aktiI, misalnya mengemukakan pihak pihak
yang bersengketa, memberikan saran saran agar sengketa dapat
diselesaikan secara damai dan sebagainya.
3) Konsiliasi dapat diartikan secara luas dan penyelesaian sengketa
dengan pihak ketiga dengan tidak memihak. Sedangkan secara sempit
konsiliasi berarti penyerahan sengketa kepada suatu panitia. Panitia
tersebut menyelidiki persengketaan antara kedua belah pihak
kemudian akan memberikan usul.
4) Melalui panitia penyelidik. Panitia penyelidik bertugas mengadakan
penyelidikan kepastian peristiwa dan kemudian menyiapkan
penyelesaian yang di sepakati.

b. Penyelesaian sengketa dibawah pengawasan PBB untuk menyelesaikan
sengketa secara damai pbb dapat menempuh melalui 2 ialan, yaitu secara
politik, dilakukan oleh maielis umum dan dewan keamanan PBB, dan
secara hukum dilakukan oleh Mahkamah Internasional.
Sengketa yang menyelesaikan dan ditangani oleh dewan keamanan
digolongkan meniadi 2 macam.
1) Sengketa yang membahayakan ditangani oleh dewan keamanan
dapat memberikan rekomendasi cara yang tepat untuk
menyelesaikan sengketa.
2) Peristiwa ancaman perdamaian, pelanggaran perdamaian, atau
agresi. Dalam peristiwa ini. Dewan keamanan berwenang
merekomendasikan cara cara guna memulihkan perdamaian dan
keamanan.
c. Arbitrase
Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa dengan mengaiukan sengketa
kepada orang-orang tertentu, yang dipilih secara bebas oleh pihak-pihak
yang bersengketa. Orang yang dipilih untuk memutuskan perkara tersebut
disebut arbitrer penyelesaiannya dengan arbitse antara negara yang
bertikai.
d. Peradilan Internasional
Penyelesaian sengketa melalui peradilan Internasional adalah
penyelesaian secara hukum Internasional. Peradilan Internasional tidak
hanya diselenggarakan oleh mahkamah Internasional akan tetapi oleh
badan peradilan Internasional lain engan persetuiuan pihak-pihak yang
bersengketa.
2. Cara-cara Penyelesaian Secara Paksa atau Kekerasan
a. Blokade Masa damai
Blokade adalah pengepungan wilayah untuk memutuskan hubungan
wilayah itu dengan pihak luar. Misalnya pengepungan wilayah untuk
memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar. Misalnya
pengepungan suatu kota atau pelapuhan.
b. Pertikaian seniata
Pertikaian seniata adalah pertentangan dengan disertai penggunaan
kekerasan dengan tuiuan menundukan lawandan menetapkan persyaratan
damai secara sepihak.


c. Reprisal
Pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang
melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu pertikaian, misalnya
embargo,pembolkotan barang, dll.
d. Retorasi
Retorasi adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap
tindakan yang tidak pantas dari negara lain. Misalnya pengetatan
hubungan diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik, dll.


BAB V KESIMPULAN/SARAN


5.1 Kesimpulan

Hukum Intrenasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melingtasi batas negara antara negara dengan
subiek hukum lain bukan negara atau subiek hukum bukan negara satu sama
lain.

Dalam hukum Internasional terdapat asas-asas, subiek dan sumber hukum
Internasional.

Peradilan Internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen
lembaga pengadilan Internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan Internasional.
Peradilan Internasional yang terdiri dari 3 komponen yakni mahkamah
Internasional,mahkamah pidana Internasional, dan Panel khusus dan spesial
pidana Internasional.

Sengketa adalah perselisihan yang teriadi antara negara-negara dengan
negara, negara dengan Individu, atau negara dengan badan/ lembaga yang
meniadi subiek hukum Internasional.

Secara umum penyebab sengketa Internasional adalah maslah Regional dan
Masalah Internasional.

Cara-cara penyelesaian sengketa digolongkan dalam dua kategori, yaitu cara-
cara penyelesaian damai dan penyelesaian dengan paksa atau kekerasan.

5.2 Saran

Kepentingan Nasional sangat menentukan dalam hubungan antarnegara dan
merupakan bahan baku bagi politik luar negeri. Ia terdiri dari nilai-nilai,hasrat dan
keinginan dari negara-negara yang tidak hanya berbeda satu sama lain, tetapi iuga
berubah menurut waktu dan keadaan.

Kepentingan inilah yang di adu diarena Internasional, dan yang sering
menimbulkan sengketa, begitulah dalam hubungan Internasional sangat mungkin
teriadi sengketa antar negara sudah semestinya sengketa tersebut diselesaikan
melalui cara-cara beradab, cara-cara damai. Disinilah perlunya hukum Internasional
dan mhkamah Internasional.




DAFTAR PUSTAKA

Suteng, Bambang,dkk.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas
XI.Jakarta : Erlangga
Darmawati.2006.Pendidikan kewarganegaraan SMA/MA/MK kelas XI. Solo : CV
Pustaka.

You might also like