Diaiukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelaiaran PKN
Disusun oleh : Neng Eli Widiawati XI IPS 3
SMA NEGERI 1ATINUNGGAL TAHUN A1ARAN 2010/2011 LEMBAR PENGESAHAN
aporan ini dipersetuiui oleh :
Guru Mata Pelaiaran Pkn Wali Kelas
U. SUDAYA . W., S.H.,Msi. IIS SRIHAYATI S.Pd NIP NIP 197204192007012005
Penyusun
NENG EI WIDIAWATI NIS 9940160868 KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis paniatkan kehadirat Allah SWT. Karena Berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah 'Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ini. Makalah yang penulis susun merupakan salah satu tugas dari pada mata pelaiaran PKN. Dalam penyusunannya penulis mendapatkan dorongan baik spirit maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banak terima kasih kepada : 1. Bapak U. Sudaya S.H selau guru mata pelaiaran PKN 2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih iauh dari kata sempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersiIat membangun. Dan semoga makalah ini bermanIaat baik bagi penulis sendiri ataupun bagi pihak lain yang memerlukannya.
Jatinunggal, 27 Mei 2011 Penulis
DAFTAR ISI
HAAMAN JUDU EMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................. ii DAFTAR ISI .............................................................................................. iii BAB I PENDAHUUAN .............................................................................1 1.1ATAR BEAKANG........................................................................1 1.2PERUMUSAN MASAAH ...............................................................1 1.3SISTEMATIKA PEMBAHASAN .....................................................1 BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONA.............................................2 1.1MAKNA ASAS ASAS HUKUM INTERNASIONA .......................2 1.2SUBJEK HUKUM INERNASIONA ................................................ 1.3SUMBER SUMBER HUKUM INTERNASIONA ........................... BAB III SISTEM PERADIAN INTERNASIONA ..................................... 1.1MAHKAMAH INTERNASIONA .................................................... 1.2MAHKAMAH PIDANA INTERNASIONA..................................... 1.3PANE KHUSUS HUKUM INTERNASIONA ............................... BAB IV SENGKETA INTERNASIONA ..................................................... 1.1PENYEBAB SENGKETA INTERNASIONA .................................. 1.2PENYEESAIAN SENGKETA INTERNASIONA ......................... BAB V KESIMPUAN/SARAN.................................................................... KESIMPUAN .............................................................................................. SARAN .......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1atar Belakang Masalah Arus globalisasi yang tak terbendung kemaiuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan dunia yang tidak lagi mengenal batas- batas wilayah teritorial negara-negara diseluruh belahan dunia sangat membutuhkan aturan yang tegas dan ielas agar tercipta iklim yang kondusiI dalam suasana perdamaian dan keria sama saling menguntungkan . Keriasama dalam bentuk hubungan antar bangsa.
1.2Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini akan dibatasi nahasan yang akan dipaparkan makalah ini yakni : 1. Apa Makna Hukum Internasional ? 2. Apa saia Asas-Asas Hukum Internasional ? 3. Apa saia Yang Meniadi Subiek Hukum Internasional ? 4. Apa saia Sumber-sumber Hukum Internasional ? 5. Apa yang dimaksud mahkamah Internasional ? 6. Apa yang Dimaksud mahkamah Pidana Internasional ? 7. Apa yang Dimaksud Panel Khusus dan Spesial Pidana Internasional ? 8. Bagaimana Penyelesaian Internasional ?
1.3Sistematika Pembahasan Dalam pembuatan makalah ini dibuat susunannya : BAB I PENDAHUUAN Meliputi atar Belakang, Perumusan masalah dan sistematika pembahasan. BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONA Meliput Makna Asas Asas Hukum Internasional, Subiek Hukum Inernasional, dan Sumber Sumber Hukum Internasional. BAB III SISTEM PERADIAN INTERNASIONA Meliput Mahkamah Internasional, Mahkamah Pidana Internasional, dan Panel Khusus Hukum Internasional. BAB IV SENGKETA INTERNASIONA Meliput Penyebab Sengketa Internasional, dan Penyelesaian Sengketa Internasional. BAB V KESIMPUAN/SARAN Meliput Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB II SISTEM HUKUM INTERNASIONAL
2.1 Makna Hukum Internasional Secara sederhana, hukum Internasional diartikan sebagai peraturan yang mengatur hubungan antar bangsa, antar negara dengan negara, atau negara dengan subiek hukum. Beberapa pendapat mengenai pengertian hukum internasional antara lain sebagai berikut ; a. Hugo de Groot (Grotius atau Bapak Hukum Internasional ) Hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas dan persetuiuan beberapa atau semua negara. b. J.G. Starge Hukum Internasional adalah sekumpulan (body oI aw) yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar negara. c. Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi bata-batas negara, negara dan negara, negara dengan subiek hukum bukan negara satu dan lainnya. d. Wiriono Prodiodikoro Hukum Internasional adalah hukum yang mengatur perhubungan antara berbagai bangsa diberbagai negara. e. Boer Mauna Hukum Internasional adalah suatu kaidah atau norma. Norma yang mengatur hak-hak dan kewaiiban para subiek hukum Internasional, yaitu negara,lembaga dan organisasi internasional, serta individu dalam hal-hal tertentu. Berdasarkan pengertian atau batasan tersebut di atas secara sepintas sudah diperoleh deIinisi Hukum Internasional adalah keseluruhan Kaidah dan Asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batasan begara,antar negara dengan negara, dan negara dengan subiek hukumlain bukan negara, atau subiek hukum bukan negara satu sama lain.
2.2 Asas-asas Hukum Internasional Asas hukum Internasional antara lain sebagai berikut: a. Asas Persamaan Deraiat Hubungan antar bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa negara yang berhubungan adalah negara yang berdaulat. Secara Iormal memang negara- negara di dunia sudah sama sederaiatnya, tetapi secara Iaktual dan subtansial masih teriadi ketidaksamaan deraiat, khususnya di bidang ekonomi.
b. Asas teritorial Negara memberlakukan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada diwilayahnya. Jadi, bagi semua orang dan semua barang yang ada diluar wilayahnya berlaku hukum Internasional atau hukum asing sepenuhnya. c. Asas Kebangsaan Setiap warna negara dimanapun ia berada tetap harus tunduk dan patuh terhadap hukum yang berlaku dinegaranya. Asas ini menekankan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. d. Asas Kepentingan Umum Asas didasarkan pada kewenangan negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum tidak didasarkan atau terikat pada batas-batas wilayah suatu negara, tetapi menekankan pada kepentingan dalam kehidupan masyarakat. e. Asas Keterbukaan Dalam hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum Internasional, diperlukan adanya kesediaan masing-masing pihak mengetahui secara iels manIaat, hak serta kewaiiban dalam menialin hubungan Internasional.
2.3 Subiek Hukum Internasional Subiek hukum adalah pihak-pihak yang dapat dibebani hak dan kewaiiban yangdi atur oleh hukum. Dari pengertian tersebut subiek hukum internasional meliputi hal-hal berikut : a. Negarayang Merdeka dan Berdaulat Negara adalah subiek hukum Internasional. Hal ini seialan dengan lahirnya hukum Internasional itu sendiri atau sesuai dengan istilah lain dari hukum Internasional. b. Tahta Suci Vatikan Tahta Suci Vatikan Adalah suatu contoh dari subiek hukum Internasional selain negara. Hal ini merupakan peninggalan seiarah seiak iaman dahulu ketika Paus bukan hanya merupakan kepala gereia koma, tetapi memiliki pula kekuasaan duniawi. Tahta suci ,memiliki perwakilan diplomatik dibawah ibukota negara. c. Palang Merah Internasional Palang Merah Internasional berkedudukan di Jenewa. Palang merah Internasional merupakan salah satu subiek hukum Internasional, hal ini diperkuat denganadanya beberapaperianiian Internasional tentang perlindungan korban perang. Saat Palang Merah Internasional dikenal dengan Organisasi Internasional.
d. Organisasi Internasinal Kedudukan organisasi Internasional sebagai subiek hukum Internasional tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya masih belum adanya kepastian mengenai hal ini. e. Orang Per Orang (Individu) Dalam arti yang terbatas orang perseorangan dapatdi anggap sebagai subiek hukum Internasional. Perianiian Versailles tahun 1919 yang mengakhiriperang dunia pertama, telah menetapkan pasal-pasal yang memungkinkan orang perorangan mengaiukan perkara ke hadapan Mahkamah Artbitrasi dalam sengketa. I. Pemberontakandan Pihak dalam Sengketa Menurut hukum perang, pemberontakan dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersangkutan dalam beberapa hal tertentu. Para pemberontak dianggap sebagai salah satu subiek hukum Internasional yang memiliki beberapa hak. Misalnya mereka pun memiliki hak yang sama untuk berikut : 1. Menentukan nasib sendiri. 2. Hak secara bebas memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri. 3. Hak menguasai sumber kekayaan alam diwilayah dari wilayah yang didudukinya.
2.4 Sumber-sumber Hukum Internasional Sumber hukum Internasional dapat dibedakan meniadi dua, yaitu sebagai berikut : a. Sumber hukum material adalah sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Menurut J.G Starke, sumber hukum material hukum Internasional diartikan bahan-bahan aktual yang digunakan oleh para ahli hukum Internasional untuk menetapkan hukum yang berlaku bagi suatu peristiwa. b. Sumber hukum Iormal adalah sumber darimana kita mendapatkan atau menentukan ketentuan-ketentuan hukum Internasional. Menurut piagam mahkamah Internasional, sumber-sumber hukum Internasional adalah sebagai berikut : a. Perianiian Internasional (Internasional conventions) yang dibuat oleh dua negara atau lebih yang menimbulkan hak dan kewaiiban bagi pihak-pihak yang menengadakan perianiian. Dengan kata lain, perianiian yang mereka buat atau tandatangani harus dilaksanakan secara konsekuen dengan demikian, begitu perianiian sudah diratiIikasi oleh pihak-pihak yang mengadakan, maka saat itu pula perianiian meniadi sumber hukum Internasional bagi negara yang menyetuiui atau mengesahkannya, contohnya : 1. Konvensi Hukum laut Internasional atau UNCOS yang disahkan th 1982. 2. Konvension seniata-seniata kimia tahun 1993. b. Kebiasaan Internasional (Internasional Costum) Kebiasaan Internasional adalah tindakan atau perilaku yang teriadi di dalam pergaulan Internasional. Kebiasaan Internasional dapat meniadi sumber hukum Internasional apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ; 1. Perilaku itu harus merupakan perilaku yang umum yang dilakukan secara berulang-ulang dengan pola yang sama. 2. Perilaku yang dilakukan secara berulang-ulang yang bersiIat umum itu oleh negara-negara atau masyarakat Internasional telah diterima atau ditaati. Contoh hasil kodiIikasi hukum kebiasaan diantaranya adalah sebagai berikut ; a. Konvensi-konvensi hubungan diplomatik dan konsuler. b. Kenvensikonvensi hukum laut 1958. c. Konvensi-konvensi hukum perianiian tahun 1969. c. Keputusan Pengadilan (Judicial Decisions) Keputusan pengadilan atau yurisprudensi adalah keputusan hakim yang terdahulu diiadikanpedoman untuk memutuskan oleh hakim yang terdahulu yang diiadikan pedoman untuk memutuskan oleh hakim berikutnya dalam kasus yang sama, baiknya nasional maupun Internasional. Keputusan pengadilan ini tidak terbatas pada keputusan pengadilan Internasional, tapi iuga putusan Peradilan Nasional. d. Deskripsi atau pendapatahli hukum terkemuka bila dalam memutuskan suatu perkara secara NormatiI tidak di temukan dalam perianiian Internasional, kebiasaan Internasional dan keputusanpengadilan sebelumnya atau yurispudensi, maka hakim dapat menggali dari pendapat ahli hukum terkemuka dalam bidang atau masalah yang berhubungan dengan perkara. Pendapat para ahli hukum terkemuka dunia tersebut bila diterima oleh masyarakat Internasional maka dapat diiadikan sebagai sumber hukumInternasional. e. Prinsip-prinsip Hukum Umum (general Principles oI aw) Dalam menyelesaikan suatu masalah hakim mahkamah Internasional tidak selalu mendasarkan diri pada perianiian internasional, kebiasaan internasional, keputusan pengadilan atau pendapat para ahli tetapi ada kalanya hakim mendasarkan diri pada prinsip-prinsip hukum umum. Sebab di dalam hukum Internasional kelima macam sumber hukum tersebut kedudukan sederaiat, tidak ada yang lebih tinggi atau lebih penting dari yang lainnya. Negara merupakan konsep hukum teknis untuk menuniuk sekumpulan ketetuan hukum yang berlaku pada kelompok orang yang ada diwilayah tertentu. Hak dan kewaiiban negara-negara sebenarnya merupakan hak dan kewaiiban negara sebenarnya merupakanhak dan kewaiiban orang-orang yang membentuknya.
BAB III SISTEM PERADILAN INTERNASIONAL
3.1Mahkamah internasional ( The Internasional Court OI Justice ) Mahkamah Internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di dunia. Sebagai aparat perlengkapan negara PBB, mahkamah Internasional beranggotakan 15 orang hakim yang dipilih oleh maielis Umum dan dewan keamanan. Masa pilih para hakim Mahkamah Internasional adalah 9 tahun sekali dengan ketentuan dapat dipilih kembali.
Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag (Belanda). Sebagai pengadilan Internasional, mahkamah bertugas menyelesaikan perselisihan Internasional dari negara-negara anggota PBB, sebab semua anggota PBB adalah IpsoIacto dari piagam mahkamah Internasional menurut pasal 93 ayat 1 Piagam PBB. Sedangkan pada ayat 2 menyatakan bahwa negara-neagara yang bukan anggota PBB boleh meniadi peserta dari Piagam Mahkamah Internasional sesuai syarat-syarat yang di tetapkan oleh maielis Umum atas aniuran Dewan Keamanan. Berdasarkan ketentuan ini berarti Mahkamah Internasional dapat mengadili negara-negara bukan anggota PBB dalam menghadapi masalah yang berkenaan dengan perselisihan. Mahkamah mengadili masalah yang berkenaan dengan perselisihan kepentingan dan perselisihan hukum.
3.2Mahkamah Pidana Internasional ( The International Criminal Court). MPI/ICC merupakan Mahkamah pidana Internasional yang berdiri permanen berdasarkan traktak multiteral MPI bertuiuan untuk mewuiudkan supremasi hukum Internasional dan memastikan bahwa pelaku keiahatan berat Internasional dipidana MPI disahkan pada tanggal 1 Juli 2002, dan dibentuk berdasarkan statuta Roma yang lahir terlebih dahulu pada tanggal 1 iuli 2005 statuta MPI telah diterima dan diratiIikasikan oleh 99 negara. Sama seperti MI,MPI berkedudukan di Den Haag, Belanda. Awalnya, MPI terdiri dari 18 orang hakim yang bertugas selama 9 tahun tanpa dapat dipilih kembali. Para hakim dipilih berdasarkan dua pertiga suara maielis negara pihak, yang terdiri atas negara-negara yang telah meratiIikasi statuta ini (pasal 36 ayat 6 dan 9). Paling tidak separuh dari mereka kompeten dibidang hukum pidana dan acara pidana sementara paling tidak lima lainnya memiliki kompetensi dibidang hukum internasional, misalnya hukum humaniter Internasional dan hukum HAM Interasional ( pasal 36 ayat 5). Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh MPI untuk menegakan atuan hukum Internasional adalah memutuskan perkara terbatas terhadap pelaku keiahatan berat oleh warga negara dari negar yang telah meratiIikasi statuta mahkamah. 3.3Panel Khusus dan spesial Pidana Internasional (The International Criminal Tribunal and Spesial courts ).
Panel khusus Internasional, PKPI dan panel spesial pidana internasional, PSPI adalah lembaga yang peradilan Internasional yang berwenang mengadili para tersangka keiahatan berat Internasional yang bersiIat tidak permanen (ad hoc). Artinya, setelah selesai mengadili peradilan ini di bubarkan. Dasar pembentukan dan komposisi penuntut maupun hakim Ad Hoc ditentukan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Sedangkan Yurisdiksi PKPI dan PSPJ menyangkut tindak keiahatan perang dan genosida tanpa melihat apakah negara dari sipelaku tersebut sudah meratiIikasi statuta ICC atau belum. Hal ini berbeda dengan ICC yang yurisdiksinya didasarkan pada kepesertaan negara dalam traktat multilateral tersebut multiteral tersebut. Perbedaan anatara PKPI dan PSPI terletak pada komposisi penuntut dan hakim Ad-Hocnya . pada PSPI, komposisi penuntut dan hakim Ad-Hocnya merupakan gabungan antara peradilan nasional dan internasional sedangkan pada PKPI komposisi sepenuhnya ditentukan berdasarkan ketentuan peradilan Internasional.
BAB IV SENGKETA INTERNASIONAL
4.1 Penyebab Sengketa Internasional
Sengketa Internasional adalah suatu perselisihan antara subiek-subiek hukum internasional mengenai Iakta, hukum, atau politik dimana tuntutan atau pernyataan suatu pihak ditolak, dituntut balik atau diingkari oleh pihak lainnya. Sengketa tersebut bisa teriadi karena berbagai sebab, antara lain :
1. Salah satu pihak tidak memenuhi kewaiiban dalam Perianiian Internasional, 2. Perbedaan penaIsiran mengenal isi perianiian internasional, 3. Perebutan sumber sumber ekonomi 4. Perebutan pengaruh ekonomi, politik ataupun keamanan regional dan internasional, 5. Adanya intervensi terhadap kedaulatan negara lain, 6. Penghinaan terhadap harga diri bangsa,dan 7. Masalah regional dan masalah.
4.2 Penyelesaian sengketa Internasional Secara umu, ada dua cara penyelesaian sengketa Internasional Pertama, penyelesaian secara damai kedua, bila penyelesaian secara damai gagal dilakukan maka penyelesaian dilakukan dengan paksa atau kekerasan. 1. Penyelesaian sengketa Internasional secara damai. a. Ruiuk Ruiuk adalah penyelesaian sengketa melalui usaha penyesuaian mendapat anatara pihak pihak yang bersengketa sebagai sarana untuk menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan. Secara kekeluargaan ruiuk dapat dilakukan dengan cara berikut : 1) Negosiasi yaitu perundingan antara pihak yang bersengketa sebagai sarana untuk menetapkan sikap tentang masalah yang disengketakan. 2) Mediasi yaitu bantuan iasa baik dari pihak ketiga dalam mediasi peran pihak ketiga akan lebih aktiI, misalnya mengemukakan pihak pihak yang bersengketa, memberikan saran saran agar sengketa dapat diselesaikan secara damai dan sebagainya. 3) Konsiliasi dapat diartikan secara luas dan penyelesaian sengketa dengan pihak ketiga dengan tidak memihak. Sedangkan secara sempit konsiliasi berarti penyerahan sengketa kepada suatu panitia. Panitia tersebut menyelidiki persengketaan antara kedua belah pihak kemudian akan memberikan usul. 4) Melalui panitia penyelidik. Panitia penyelidik bertugas mengadakan penyelidikan kepastian peristiwa dan kemudian menyiapkan penyelesaian yang di sepakati.
b. Penyelesaian sengketa dibawah pengawasan PBB untuk menyelesaikan sengketa secara damai pbb dapat menempuh melalui 2 ialan, yaitu secara politik, dilakukan oleh maielis umum dan dewan keamanan PBB, dan secara hukum dilakukan oleh Mahkamah Internasional. Sengketa yang menyelesaikan dan ditangani oleh dewan keamanan digolongkan meniadi 2 macam. 1) Sengketa yang membahayakan ditangani oleh dewan keamanan dapat memberikan rekomendasi cara yang tepat untuk menyelesaikan sengketa. 2) Peristiwa ancaman perdamaian, pelanggaran perdamaian, atau agresi. Dalam peristiwa ini. Dewan keamanan berwenang merekomendasikan cara cara guna memulihkan perdamaian dan keamanan. c. Arbitrase Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa dengan mengaiukan sengketa kepada orang-orang tertentu, yang dipilih secara bebas oleh pihak-pihak yang bersengketa. Orang yang dipilih untuk memutuskan perkara tersebut disebut arbitrer penyelesaiannya dengan arbitse antara negara yang bertikai. d. Peradilan Internasional Penyelesaian sengketa melalui peradilan Internasional adalah penyelesaian secara hukum Internasional. Peradilan Internasional tidak hanya diselenggarakan oleh mahkamah Internasional akan tetapi oleh badan peradilan Internasional lain engan persetuiuan pihak-pihak yang bersengketa. 2. Cara-cara Penyelesaian Secara Paksa atau Kekerasan a. Blokade Masa damai Blokade adalah pengepungan wilayah untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar. Misalnya pengepungan wilayah untuk memutuskan hubungan wilayah itu dengan pihak luar. Misalnya pengepungan suatu kota atau pelapuhan. b. Pertikaian seniata Pertikaian seniata adalah pertentangan dengan disertai penggunaan kekerasan dengan tuiuan menundukan lawandan menetapkan persyaratan damai secara sepihak.
c. Reprisal Pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang melanggar hukum dari negara lawan dalam suatu pertikaian, misalnya embargo,pembolkotan barang, dll. d. Retorasi Retorasi adalah pembalasan yang dilakukan oleh suatu negara terhadap tindakan yang tidak pantas dari negara lain. Misalnya pengetatan hubungan diplomatik, penghapusan hak istimewa diplomatik, dll.
BAB V KESIMPULAN/SARAN
5.1 Kesimpulan
Hukum Intrenasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melingtasi batas negara antara negara dengan subiek hukum lain bukan negara atau subiek hukum bukan negara satu sama lain.
Dalam hukum Internasional terdapat asas-asas, subiek dan sumber hukum Internasional.
Peradilan Internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen lembaga pengadilan Internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan Internasional. Peradilan Internasional yang terdiri dari 3 komponen yakni mahkamah Internasional,mahkamah pidana Internasional, dan Panel khusus dan spesial pidana Internasional.
Sengketa adalah perselisihan yang teriadi antara negara-negara dengan negara, negara dengan Individu, atau negara dengan badan/ lembaga yang meniadi subiek hukum Internasional.
Secara umum penyebab sengketa Internasional adalah maslah Regional dan Masalah Internasional.
Cara-cara penyelesaian sengketa digolongkan dalam dua kategori, yaitu cara- cara penyelesaian damai dan penyelesaian dengan paksa atau kekerasan.
5.2 Saran
Kepentingan Nasional sangat menentukan dalam hubungan antarnegara dan merupakan bahan baku bagi politik luar negeri. Ia terdiri dari nilai-nilai,hasrat dan keinginan dari negara-negara yang tidak hanya berbeda satu sama lain, tetapi iuga berubah menurut waktu dan keadaan.
Kepentingan inilah yang di adu diarena Internasional, dan yang sering menimbulkan sengketa, begitulah dalam hubungan Internasional sangat mungkin teriadi sengketa antar negara sudah semestinya sengketa tersebut diselesaikan melalui cara-cara beradab, cara-cara damai. Disinilah perlunya hukum Internasional dan mhkamah Internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Suteng, Bambang,dkk.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga Darmawati.2006.Pendidikan kewarganegaraan SMA/MA/MK kelas XI. Solo : CV Pustaka.