You are on page 1of 6

I.

LATAR BELAKANG Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Anggota DPR periode 20092014 berjumlah 560 orang. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. Adapun tugas dan wewenang DPR Tugas dan wewenang DPR antara lain:
y

Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama

Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan

Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD

Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah

Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD

Membahas

dan

menindaklanjuti

hasil

pemeriksaan

atas

pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan;


y

Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial

Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
1

Memilih

tiga

orang

calon

anggota

hakim

konstitusi

dan

mengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan;


y

Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan

pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi


y

Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain

Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat

Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama;

Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama

HAK Pada anggota DPR melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler.Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan perundang-undangan).

Seharusnya dengan adanya tugas dan wewenang DPR itu sendiri, DPR sudah seharusnya mengemban amanat sebagai wakil rakyat yang

menjalankan fungsinya secara maksimal. Adapun kunjungan ke luar negeri bagi anggota DPR perlu dipertimbangkan kembali mengingat kondisi dari negara Indonesia sendiri yang mengalami banyak prioritas untuk warga negaranya seperti bencana alam yang saat ini sedang dihadapi oleh negara. Oleh karena mengingat kunjungan tersebujt juga menggunakan uang rakyat padahal pada saat ini rakyat mengalami musibah.

II.

PEMBAHASAN

ANGGARAN Dewan Perwakilan rakyat (DPR) untuk kunjungan ke luar negeri pada tahun 2010 mencapai Rp 162,9 miliar. Dana tersebut meningkat tujuh kali lipat daripada tahun 2009 yang hanya Rp 23.5 miliar. Dengan beban legislasi yang begitu banyak seharusnya DPR tidak menghabiskan waktu dan uang untuk hal yang tidak perlu. Studi banding DPR ke Jepang, Korea Selatan, dan Afrika Selatan dalam kaitan dengan RUU Kepramukaan serta ke Belanda dan Norwegia berkenaan dengan RUU Hortikultura seharusnya benar-benar dimanfaatkan dengan baik. DPR seharusnya memiliki skala prioritas dalam hal kunjungan ke luar negeri sesuai UU. Peneliti l Dwipoto Kusumo, mengatakan studi banding anggota DPR berpotensi korupsi setiap anggota DPR yang melakukan studi banding ke luar negeri akan menghabiskan anggaran Rp 4 miliar dan tidak tertutup kemungkinan program ini dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Ada beberapa modus yang berpeluang korupsi, di antaranya kerja sama dengan biro perjalanan yang mengatur kepergian yang dijadikan kesempatan oleh anggota DPR untuk sekalian membawa anggota keluarganya keluar negeri. Apalagi, selama ini penggunaan anggaran studi banding pertanggungjawabannya lemah dan tidak akuntabel. Bencana di negeri ini datang beruntun. Wasior 4 Oktober. Mentawai 25 Oktober. Merapi 26 Oktober. Selain kerugian harta benda, tiga bencana itu juga sudah membunuh banyak orang. Wasior 101 orang tewas. Merapi 29 orang. Hingga Jumat siang ini, lebih dari 300 orang tewas akibat petaka 15 menit di Mentawai. Di tengah rakyat yang tengah berdoa menghadapi musibah, anggota DPR malah pergi. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat merupakan tugas bagi anggota DPR,Ketika masyarakat membutuhkan bantuan justru malah berpergian ,Rasa empati dan rasa kemenusiaan terhadap para korban sepertinya tidak digubris sedikitpun. Berdasarkan informasi yang dihimpun, kunjungan anggota Komisi V yang berlangsung diam-diam dilakukan selama lima hari. Yang
4

terdiri dari empat orang dari Fraksi Partai Demokrat, tiga dari dari Fraksi Partai Golkar, dua dari FPDI-P, dua orang dari FPPP, lalu masing-masing satu orang dari FPKS, FPKB dan F-Gerindra. Sikap diam-diam ini bertentangan dengan instruksi pimpinan Dewan sebelumnya. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, menegaskan bahwa semua kunjungan ke luar negeri harus dilakukan transparan.Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan ke publik maksud dan tujuan studi banding sebelum dan sesudah melakukan perjalanan,akan tetapi tidak dilakukan oleh komisi V. Komisi II DPR: Kunjungan ke China Tak Bisa Ditunda segala hal sudah dipersiapkan, termasuk akomodasi yang dibiayai dengan uang negara. Komisi II DPR akan bertolak ke China 1 November 2010.bertujuan untuk mempelajari sistem administrasi kependudukan di China untuk diterapkan ke Indonesia. Memberikan bantuan kepada korbanbencana di Mentawai dan Gunung Merapi sebelum berangkat ke China. .Kita pasti bantu dulu. Di fraksi juga sudah ada patungan, terangnya.

Dengan memilih Italia sebagai tempat untuk studi banding terkait RUU Rumah Susun sangatlah janggal.Bukankah jika ingin studi banding untuk rumah susun lebih tepat ke Singapura atau Hongkong,Sebelumnya Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso akan menunda sejumlah kunjungan DPR ke luar negeri. Hal ini dilakukan agar anggota DPR fokus memberikan bantuan kepada korban bencana alam di lereng Merapi dan Mentawai.

KESIMPULAN Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentunya mempunyai tugas

mendengarkan aspirasi dari masyarakat serta menjalankan kebijakan pemerintah,ditengah masyarakat yang membutuhkan mereka yang mereka lakukan malah meninggalkannya.tentunya keputusan DPR tersebut nantinya membuat masyarakat tidak percaya lagi dengan anggota DPR tersebut karena telah mengabaikan tugas dan hanya mememntingkan kepentingan pribadi mereka. Selama ini tidak ada korelasi langsung antara studi banding dan kebijakan yang dihasilkan. Apalagi tidak ada laporannya, itu berarti cuma jalan-jalan.

SARAN Jika memang benar-benar dibutuhkan studi banding,seharusnya cukup dilakukan oleh perwakilan dari staf ahli bukan oleh rombongan anggota DPR. Dengan mengalihkan peran studi banding kepada staf ahli akan bisa mengurangi hasrat anggota DPR untuk mulai mengubah gaya hidup berlebihan. Studi banding ke luar negeri oleh anggota DPR dengan alasan peningkatan kualitas juga dinilai tidak jelas. Sebab, tidak ada pelaporan yang dilakukan Dewan tiap kali usai melakukan kunjungan ke mancanegara. sebaiknya dibentuk sistem pendukung, diantaranya membuat dewan pakar yang akan memberi pengayaan kepada anggota Dewan secara berkala. Misalnya, pelatihan khusus bagi perancang UU. Dan dibuat budget centre. Ada badan yang memang mengumpulkan pakar di bidang anggaran.

You might also like