You are on page 1of 10

Operasi Hitung Bilangan Bulat dan Sifat-sifatnya a.

Himpunan di bawah operasi penjumlahan

a) Sifat Asosiatif (Pengelompokkan) Dengan operasi penjumlahan untuk setiap a, b, dan c anggota bilangan bulat maka (a+b) + c = a + (b+c), Contoh : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 9, -5, dan -2 maka (9 + (-5)) + (-2) 4 + (-2) 2 Contoh lainnya Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 5, 3, dan 4 maka (5 + 3) + 4 8+4 12 = = = 5 + (3 + 4) 5+7 12 = = = 9 + ((-5) + (-2)) 9 + (-7) 2 a, b, dan c Z, (a+b) + c = a + (b+c)

Dari kedua contoh tersebut dapat kita lihat bahwa, pada penjumlahan memenuhi sifat pengelompokkan (asosiatif).

b) Sifat Komutatif (Pertukaran) Dengan operasi penjumlahan untuk setiap a dan b anggota bilangan bulat berlaku a+b = b+a Contoh : Ambil dua bilangan bulat yaitu, bilangan 8 dan 2 maka 8+2 10 = = 2+8 10

Contoh lainnya Ambil dua bilangan bulat yaitu, bilangan 7 dan 2 maka 7+2 9 = = 2+7 9

Dari kedua contoh tersebut dapat kita lihat bahwa, pada penjumlahan bilangan bulat memenuhi sifat pertukaran (komutatif)

c) Sifat bilangan nol (unsur identitas) Bilangan Nol (0) disebut unsure identitas atau netral terhadap penjumlahan. Untuk setiap a anggota bilangan bulat maka a + 0 = 0 + a , Contoh : 6+0 6 = = 0+6 6 a Z, a + 0 = 0 + a

Ternyata dari contoh di atas, bahwa setiap bilangan bulat ditambah dengan nol (0) sama dengan dirinya sendiri, sehingga nol (0) merupakan unsur satuan (identitas) dalam bilangan bulat unntuk operasi penjumlahan. d) Unsure invers terhadap penjumlahan Invers jumlah (lawan) dari a adalah -a Invers jumlah (lawan) dari a adalah a a + (-a) = (-a) + a Contoh : Ambil dua bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative yaitu, bilangan 5 dan -5 5 + (-5) 0 = = (-5) + 5 0

e) Sifat Tertutup Apabila dua buah bilangan bulat ditambahkan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga. a dan b contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 4 dan 5 maka 4 + 5 = 9 ; 4,5,9 Z bilangan bulat maka a + b = c ; c bilangan bulat

Dua bilangan bulat yang dijumlahkan hasilnya adalah bilangan bulat sehingga, operasi penjumlahan dalam bilangan bulat memenuhi sifat tertutup.

b. Himpunan Z di bawah operasi pengurangan Untuk sembarang bilangan bulat berlaku : a b = a + (-b) a (-b) = a + b contoh: ambil dua buah bilangan bilangan bulat yaitu, bilangan 8 dan -5 maka 85 3 Contoh lain : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 7 dan 4 maka 7 (-4) 11 = = 7+4 11 = = 8 + (-5) 3

a) Sifat Asosiatif (Pengelompokkan) Pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat asosiatif. (a b ) c Contoh : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 8, -5, dan 3 maka (8 (-5)) 3 13 3 10 = 8 ((-5) 3) 8 (-8) 16 a(bc)

Dapat dilihat bahwa pada ruas kiri dan ruas kanan tidak menghasilkan bilangan yang sama, oleh karena itu pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat asosiatif.

b) Sifat Komutatif (Pertukaran) Pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat komutatif. ab Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 7 dan 3 maka 73 3 -7 ba

-4

Dapat dilihat bahwa pada ruas kiri dan ruas kanan tidak menghasilkan bilangan yang sama, oleh karena itu pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat komutatif.

c) Sifat bilangan nol (unsur identitas) Pada operasi pengurangan bilangan nol mempunyai sifat a 0 = a dan 0 a = -a a Z, a 0 = a dan 0 a = -a

Contoh : Ambil dua bilangan bulat yaitu, 9 maka 9 0 = 9 dan 0 9 = -9

d) Sifat Tertutup Apabila dua buah bilangan bulat dikurangkan hasilnya adalah bilangan bulat juga. A dan b anggota bilangan bulat maka a b = c, c anggota bilangan bulat. a dan b Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 7 dan 8 maka 7 8 = -1 ; 7, 8, -1 Z Z, a b = c ; c Z

Dua bilangan bulat yang dikurangkan hasilnya adalah bilangan bulat sehingga, operasi pengurangan dalam bilangan bulat memenuhi sifat tertutup.

c. Himpunan Z di bawah operasi perkalian y Setiap anggota bilangan bulat positif bila dikalikan hasilnya adalah bilangan bulat psitif. a x b = ab contoh : y ambil dua buah bilangan bulat positif yaitu, bilangan 7 dan 6 maka 7x6 42 = = 6x7 42

Setiap anggota bilangan bulat positif dan negative bila dikalikan hasilnya adalah bilangan bulat negative. a x -b = -ab Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat positif dan bilangan bulat negative yaitu, bilangan 3 dan -4 maka 3 x -4 = -12

Setiap anggota bilangan bulat negative bila dikalikan hasilnya adalah bilangan bulat positif. -a x b = ab Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat negative yaitu, bilangan -4 dan -5 maka -4 x -5 = 20

a) Sifat Asosiatif (Pengelompokkan) Setiap anggota bilangan bulat a, b, dan c bila dikalikan hasil kalinya juga bilangan bulat. a, b dan c Contoh : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, 2, 3 dan 4 maka (2 x 3) x 4 6x4 24 Contoh lain : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, 3, -2,dan 4 maka (3 x (-2)) x 4 = -6 x 4 -24 = = 3 ((-2) x 4) 3 x -8 -24 = = = 2 x (3 x 4) 2 x 12 24 Z, (a x b) x c = a x (b x c)

Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa, pada perkalian memenuhi sifat asosiatif. b) Sifat komutatif (Pertukaran) Dengan operasi perkalian untuk setiap a dan b anggota bilangan bulat berlaku

axb=bxa Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 5 dan 4 maka 5x4 20 Contoh lain : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 7 dan 2 maka 7x2 14 = = 2x7 14 = = 4x5 20

Dari kedua contoh tersebut dapat kita lihat bahwa, pada perkalian bilangan bulat memenuhi sifat pertukaran (komutatif) c) Sifat Distributif (Penyebaran) Dalam pembelajaran pemahaman sifat penyebaran (distributive)perkalian terhadap penjumlahan dapat dilakukan seperti halnya pembelajaran pada sifat pengelompokkan a, b dan c Z, a x (b = c) = (a x b) + (a x c)

a x (b+c) = (a x b ) + (a x c). Contoh : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 3, 2 dan 6 maka 3 x ( 2 +6) 3x8 24 Contoh lain : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 3, -2, dan 4 maka 3 x (-2 + 4) 3 x (-8) -24 = = = (3 x (-2)) + (3 x 6) (-6) + (18) -24 = = = (3 x 2) + (3 x 6) = 24 6 + 18 24

Dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa, sifat penyebaran (distributive) perkalian terhadap penjumlahan dalam bilangan bulat berlaku.

d) Sifat bilangan satu dan nol (unsur identitas) y Setiap a anggota bilangan bulat ada 1 anggota bilangan bulat sehingga a x 1 = 1 x a = a. Contoh : Ambil satu bilangan bulat yaitu, bilangan 3 kemudian kalikan dengan bilangan 1 maka 3x1 3 = = 1x3 3 a Z, ax1=1xa=a

Contoh lain : Ambil satu bilangan bulat yaitu, bilangan -9 kemudian kalikan dengan bilangan 1 maka -9 x 1 -9 = = 1 x -9 -9

Dari kedua contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap bilangan bulat dikalikan dengan 1 hasilnya sama dengan bilangan bulat itu sendiri. Maka 1 unsur identitas dari (Z,x) y Setiap a anggota bilangan bulat dikalikan dengan nol (0) hasilnya adalah nol ax0=0xa=0 contoh : ambil satu bilangan bulat yaitu, bilangan 4 maka 4x0 0 = = 0x4 0

Contoh lain : Ambil satu buah bilangan bulat yaitu, bilangan -8 maka -8 x 0 = 0 = 0 x -8 0

Dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa setiap bilangan bulat dikalikan dengan nol hasilnya adalah nol. e) Sifat Tertutup Jika dua bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga A x b = c : a, b, c Z

Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 5 dan 4maka 5 x 4 = 20 Contoh lain : Ambil dua bilangan bulat yaitu, bilangan 3 dan -4 maka 3 x (-4) = -12 Dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa, setiap a dan b anggota bilangan bulat dikalikan maka hasilnya adalah bilangan bulat juga.

d. (Himpunan Z di bawah operasi pembagian a) Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan positif (+) : (+) = (+) Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat positif yaitu, bilangan 8 dan 2 maka 8 :2=4

b) Hasil bagi dua bilangan bulat negative adalah bilangan positif (-) : (-) =(+) Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat negative yaitu, bilangan -10 dan -5 maka -10 : -5 = 2 c) Hasil bagi dua bilangan bulat yang berbeda adalah bilangan negative (+) : (-) = (-) Contoh : Ambil dua bilangan bulat positif dan negative yaitu, bilangan 6 dan -2 maka 6 : -2 = -3 d) Hasil bagi bilangan bulat dengan nol (0) adalah tidak terdefinisi. A : 0 = 0 : a = ~ Contoh : Ambil satu buah bilangan bulat yaitu 6 dibagi dengan 0 maka 6:0 ~ = = ~ 0:6

e) Tidak berlaku sifat asosiatif pada operasi pembagian a : (b : c) Contoh : Ambil tiga buah bilangan bulat yaitu, bilangan 8, 2, dan 4 maka 8 : (2 : 4) 8: 4 1 (8 : 2) : 4 4:4 (a : b) : c

f) Tidak berlaku sifat komutatif pada operasi pembagian a:b Contoh : Ambil dua bilangan bulat yaitu, bilangan 4 dan 2 maka 4:2 2 g) Bersifat tidak tertutup Jika dua bilangan bulat dibagi hasilnya belum tentu bilangan bulat juga tetapi bilangan pecah atau pecahan. Contoh : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 6 dan 3 maka 6 : 3 = 2 bilangan bulat Contoh lain : Ambil dua buah bilangan bulat yaitu, bilangan 4 dan 8 maka 4:8=


b:a

2:4

= bilangan pecah (pecahan)

Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa, pada operasi pembagian tidak berlaku sifat tertutup.

TUGAS MATEMATIKA KELAS RENDAH

Oleh RIFAATUN NISA E1E 008 017

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2011

You might also like