You are on page 1of 27

SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR

Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si

SEJARAH PENYUSUNAN
Dobereiner (1828) Hukum triade:untuk 3 buah yang sifatnya mirip Newland (1863) Hukum oktaf: unsur-unsur disusun menurut kenaikan berat atom,ternyata sifat unsur terulang pada unsur ke-8 Mendeleyev & L Meyer (1869) Berbentuk tabel dan berdasarkan kenaikan sifat fisik atom Bentuk Panjang Kenaikan nomor atom dan konfigurasi elektron

Golongan II B yang terdiri dari Zn, Cd dan Hg yang mempunyai konfigurasi elektron terluar ns2, dianggap golongan peralihan dari golongan unsur transisi. Unsur-unsur tersebut lebih memiliki sifat seperti golongan IIA Jika dibandingkan dengan unsur-unsur golongan transisi. Bilangan oksidasinya +2 dan senyawaannya tidak berwarna.

Sifat Periodik unsur




Berdasarkan pengertian orbital di mana keberadaan elektron dalam atom sebagai suatu probabilitas (peluang) maka sebenarnya batas dari suatu atom tersebut menjadi tidak jelas. Namun demikian ukuran suatu atom dapat didekati dengan melihat besarnya jejari atom.

Jari-jari

kation

anion

Jejari ion jarak antar ion

Jejari van der Walls jarak ikatan van der Walls

Jari-jari atom (pm)

Jari-jari ionik

Jari-jari ion


Karena kation dan anion unsur yang berbeda dalam senyawa ion diikat dengan interaksi elektrostatik, jarak ikatan adalah jumlah jari-jari ionik yang diberikan untuk kation dan anion. Jari-jari ionik standar satu spesies ditetapkan terlebih dahulu dan kemudian dikurangkan dari jarak antar ion untuk menentukan jari-jari ion partnernya. Sebagai standar, jari-jari ion O2- dalam sejumlah oksida ditetapkan sebesar 140 pm (1 pm = 10-12 m) (R. D. Shannon). Jari-jari kation dalam oksida adalah selisih dari jarak ikatan dan 140 pm. Setelah jari-jari kation dalam oksida ditentukan, jari-jari anion lain dapat dihitung dengan mengurangkan jari-jari kation dari jarak antar atom dalam senyawa ion.

Energi Ionisasi


Energi ionisasi didefinisikan sebagai energi minimum yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari atom dalam fasa gas (g), sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan berikut.


A(g)

A+ (g) + e (g)

 

Energi ionisasi diungkapkan dalam satuan elektron volt (eV), 1 eV = 96.49 kJmol-1. Energi ionisasi pertama, yang mengeluarkan elektron terluar, merupakan energi ionisasi terendah, dan energi ionisasi ke-2 dan ke-3, yang mengionisasi lebih lanjut kation, meningkat dengan cepat. Entalpi ionisasi, yakni perubahan entalpi standar proses ionisasi dan digunakan dalam perhitungan termodinamika, adalah energi ionisasi yang ditambah dengan RT (R adalah tetapan gas 8.31451 JK-1mol1 dan T adalah temperatur, 2.479 kJ (0.026 eV), pada suhu kamar).

Energi ionisasi pertama

Afinitas elektron


Afinitas elektron adalah negatif entalpi penangkapan elektron oleh atom dalam fasa gas, sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan berikut dan dilambangkan dengan A ( = - Heg ) A(g) + e A-(g)

 

Afinitas elektron dapat dianggap entalpi ionisasi anion. Karena atom halogen mencapai konfigurasi elektron gas mulia bila satu elektron ditambahkan, afinitas elektron halogen bernilai besar.

Keelektronegatifan
Ke-elektronegativan adalah salah satu parameter atom paling fundamental yang mengungkapkan secara numerik kecenderungan atom untuk menarik elektron dalam molekul.  Kelektronegativan sangat bermanfaat untuk menjelaskan perbedaan dalam ikatan, struktur dan reaksi dari sudut pandang sifat atom.


Keelektronegatifan
 

Skala Pauling, dikenalkan pertama sekali tahun 1932 Awalnya persamaan berikut diusulkan untuk mendefinisikan karakter ionik ikatan antara A dan B. = D(AB)-(D(AA)+D(BB)) D adalah energi ikatan kovalen. Namun, kemudian diamati tidak selalu positif, dan Pauling memodifikasi definisinya dengan: = D(AB) - (D(AA) D(BB) ) dan meredefinisikan karakter ionik ikatan A-B.

     

Skala Pauling


     

Lebih lanjut, ke-elektronegativan didefinisikan dengan cara agar perbedaan ke-elektronegativam atom A dan B sebanding dengan akar kuadrat karakter ion. Di sini, koefisien 0.208 ditentukan agar kelektronegativan H 2.1 bila energi ikatan dinyatakan dalam satuan kkal mol-1. XaXb = 0.208 Karena ke-elektronegativan Pauling meningkat dengan kenaikan bilangan oksidasi atom, nilai-nilai ini berhubungan dengan bilangan oksidasi tertinggi masing-masing unsur

Skala Pauling

Skala A. L. Allred dan E. G. Rochow


mendefinisikan ke-elektronegativan sebagai medan listrik dipermukaan atom Zeff /r 2 .  Mereka menambahkan konstanta untuk membuat keelektronegativan mereka AR sedekat mungkin dengan nilai Pauling dengan menggunakan r adalah jari-jari ikatan kovalen atom.


Zeff /r 2 AR = 0,74 + 0,36

Skala Mulliken


R. Mulliken mendefinisikan keelektronegativan M sebagai rata-rata energi ionisasi I dan afinitas elektron A sebagai berikut M = (I + A)

E. Ionisasi, Afinitas dan keelktronegatifan

Bilangan oksidasi


Untuk periode yang lebih besar, kecenderungannya memiliki bilangan oksidasi yang berhubungan dengan konfigurasi elektron dengan elektron ns dipertahankan dan elektron np akan dilepas. N, P dan Bi, keduanya golongan 15 dengan konfigurasi elektron ns2np3, memilki bilangan oksidasi +3 dan +5. Biloks Bi yang dominan adalah +3 dan bilangan oksidasi +5 agak jarang. Unsur logam dan semilogam (silikon Si atau germanium Ge) jarang memiliki nilai bilangan oksidasi negatif, tetapi bagi non logam fenomena ini umum dijumpai. Dalam hidrida nitrogen dan fosfor, NH3 dan PH3, bilangan oksidasi N dan P adalah 3. Semakin tinggi periode unsur, unsur akan kehilangan sifat ini dan bismut Bi tidak memiliki bilangan oksidasi negatif. O biloksnya adalah -2. Kecenderungan ini menurun untuk unsurunsur di periode lebih tinggi. Misalkan oksigen hanya memiliki bilangan oksidasi negatif, tetapi S memiliki bilangan oksidasi positif seperti +4 dan +6.

Bilangan Oksidasi
UNSUR TRANSISI  Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d (selain elektron s) dikeluarkan.  Kasus skandium dengan konfigurasi elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya 3. Mangan dengan konfigurasi (n-1)d5ns2, bilangan oksidasi maksimum +7.  Bila jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2 dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti Co, Ni, Cu dan Zn lebih rendah dari bilangan oksidasi atom yang kehilangan semua elektron (n1)d dan ns-nya.

Keperiodikan sifat senyawa sederhana (oksida)




Sebagian besar kalor pembentukan oksida, yakni kalor reaksi saat unsur bereaksi dengan oksigen, besar dan negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa paling tidak ada satu oksida stabil. oksida yang memiliki nilai kalor pembentukan positif, yakni oksida halogen atau gas mulia.

Bilangan Oksida


Oksida logam alkali atau alkali tanah larut dalam air menghasilkan sifat basa. Na2O(s) + H2O 2Na+(aq) + 2OH(aq) Oksida unsur-unsur golongan VA reaktif baik pada asam dan basa dan dinamai dengan oksida amfoter. Al2O3 + 6HCl 2AlCl3 + 3H2O Al2O3 + 2NaOH + 3H2O 2Na[Al(OH)4]2

Bila suatu unsur memiliki lebih dari satu oksida, oksida dengan bilangan oksidasi lebih tinggi memiliki keasaman yang lebih besar daripada yang berbilangan oksidasi lebih rendah. Untuk belerang, SO2 (asam oksonya; H2SO3) adalah asam lemah tetapi SO3 (H2SO4) adalah asam kuat.

Oksida

Keperiodikan sifat hidrida




Umumnya hidrida unsur golongan utama adalah molekul, hidrida jenis ini memiliki titik didih dan titik leleh yang khas, dan menunjukkan keperiodikan. Hidrida unsur periode 2 tidak terlalu berperilaku seperti itu. Misalnya, titik didihnya jauh lebih besar daripada hidrida unsur periode ke3

Hidrida
sifat hidrida unsur periode ke-2 merupakan kekecualian.  Pembentukan ikatan hidrogen di hidrida unsur periode ke-2 merupakan alasan hal ini. Ikatan hidrogen terjadi dalam senyawa yang memiliki ikatan antara hidrogen dan unsur yang sangat elektronegatif. Ikatan H-X terpolarisasi menjadi H+-X. Interaksi tarikan antara dipol yang terbentuk adalah gaya dorong ikatan hidrogen.


You might also like