You are on page 1of 12

nama dagang - Carpuject Inj - Parenteral - Remopain Inj - Rolac Inj- Rolac Inj - Scelto Inj - Toradol Inj

- Torasic Inj - Torpain Inj - Trolac Inj - Toradol dosis Parenteral : (IV/IM) Dosis tunggal : Dewasa : 30-60mg, Lansia dan dewasa dengan BB<50 kg: I5-30mg, dapat dilanjutkan dengan oral Anak-anak usia 2-16thn : 0,5-1mg/Kg BB, max. 15-30mg. Dgn kerusakan hati/ginjal dosis diturunkan 50% Dosis terbagi : 30mg setiap 6 jam, max.120mg/hari Lansia dan dewasa BB < 50Kg 15mg setiap 6 jam, max. 60mg/hari Dgn kerusakan hati/ginjal dosis diturunkan 50% Oral : Ketorolac oral hanya digunakan sebagai terapi lanjutan dari ketorolac parenteral. Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap 4-6jam), meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama pemakaian terapi kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari indikasi Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi. Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman kontraindikasi Pasien dengan hipersensitivitas urtikaria, angioudema, bronkospasme, rinitis yang parah Pasien yg alergi terhadap golongan salisilat Penderita polip, asma, hipotensi, penanganan kondisi nyeri yang minor atau kronik Pasien dengan penyakit tukak lambung aktif Pasien yg sedang menggunakan obat gol. AINS Pasien anak di bawah usia 2 tahun Pasien hamil trimester ke-3 Pasien menyusui (atau hentikan menyusui)

efek samping

Sistem Syaraf (23% dari pemberian IV) : Sakit kepala, pusing, cemas, depresi, sulit berkonsentrasi, nervous, kejang , tremor bermimpi, halusinasi, insomnia vertigo, psikosis. Gastro Intestin : (12-13% ) Mual, diare, konstipasi, sakit lambung, perasaan kenyang, muntah, kembung, luka lambung, tidak ada nafsu makan, sampai pendarahan lambung & saluran pembuangan Kulit : (2-4% dari pemberian IV) Sakit di daerah tmp. Penyuntikan (IM), kemerahan, hematoma gatal, berkeringat, Reaksi sensitifitas : Syok anafilaksis Ginjal, elektrolit & efek genitourinari : Kerusakan fungsi ginjal pada pemberian jangka panjang (2-3%) Efek pada hati : Kenaikan konsentrasi SGOT & SGPT dalam serum Efek ke Jantung & saluran darah : (4% dari pemberian IV) hipertensi, hipotensi, pembengkakan. Efek pada darah : meningkatkan risiko pendarahan, trombositopenia, Efek pada mata & telinga : Gangguan penglihatan & pendengaran Sindrom StevensJohnson

Interaksi Dengan Obat Lain : Obat satu golongan (AINS) : Meningkatkan konsentrasi plasma sehingga meningkatkan efek samping (kumulatif/akumulasi) Obat antikoagulan & antitrombosis : Meningkatkan risiko pendarahan Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal. Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium dengan menurunkan eliminasi lithium di ginjal. Probenesid : Meningkatkan toksisitas Ketorolac. Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga kemungkinan dapat meningkatkan efek samping

Dengan Makanan : Makanan menunda dan menurunkan konsentrasi puncak plasma, tetapi absorpsi total tidak terpengaruhmekanisme kerja Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-3 bentuk sediaan Tablet Salut Film 10 mg Parenteral IM/IV : 15 mg/ml & 30 mg/ml (Ampul) IM : 30 mg/ml (Ampul) parameter monitoring Nyeri : Nyeri akut, penanganan nyeri setelah operasi. Indikasi untuk sediaan mata : Inflamasi konjungtivitis alergi musiman stabilitas penyimpanan informasi pasien

Deskripsi: Ranitidine adalah antihistamin penghambat reseptor H2 (AH2). Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi asam lambung. Dalam menghambat reseptor H2, ranitidine bekerja cepat, spesifik dan reversibel melalui pengurangan volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung. Ranitidine juga meningkatkan penghambatan sekresi asam lambung akibat perangsangan obat muskarinik atau gastrin. Pada pemberian oral, ranitidine diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, tetapi sedikit berkurang bila ada makanan atau antasida. Pemberian dosis tunggal 150 mg ranitidine, kadar puncak dalam darah akan tercapai 1 2 jam setelah pemberian, waktu paruh kira-kira 3 jam dan lama kerja sampai 12 jam. Ranitidine diekskresi terutama bersama urin dalam bentuk utuh (30%) dan metabolitnya, serta sebagian kecil bersama feses. Komposisi: Tiap tablet salut selaput mengandung ranitidine hydrochloride setara dengan 150 mg ranitidine base. Indikasi: Ranitidine digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum akut, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi asam lambung patologis seperti pada sindroma ZollingerEllison, hipersekresi pasca bedah. Dosis: Terapi oral Dewasa: Tukak lambung, duodenum dan refluk esofagitis, sehari 2 kali 1 tablet atau dosis tunggal 2 tablet menjelang tidur malam, selama 4 8 minggu. Untuk hipersekresi patologis, sehari 2 3 kali 1 tablet. Bila keadaan parah dosis dapat ditingkatkan sampai 6 tablet sehari dalam dosis terbagi. Dosis pemeliharaan sehari 1 tablet pada malam hari. Pada penderita gangguan fungsi ginjal dan klirens kreatinin kurang dari 50 mg/menit, dosis sehari 1 tablet. Dosis untuk anak-anak belum mantap. Terapi parenteral Diberikan i.m. atau i.v. atau infus secara perlahan atau intermiten untuk penderita rawat inap dengan kondisi hipersekretori patologik atau tukak usus dua belas jari yang tidak sembuhsembuh, atau bila terapi oral tidak memungkinkan. Dosis dewasa : Injeksi i.m. atau i.v. intermiten : 50 mg setiap 6-8 jam. Jika diperlukan, obat dapat diberikan lebih sering, dosis tidak boleh melebihi 400 mg sehari. Jika ranitidine diberikan secara infus, 150 mg ranitidine diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama lebih dari 24 jam; pada penderita dengan sindrom Zollinger-Ellison atau kondisi hipersekretori lain, infus selalu dimulai kecepatan 1 mg/kg per jam. Jika setelah 4 jam penderita masih sakit, atau jika sekresi asam lambung lebih besar dari 10 mEq/jam, dosis ditambah 0,5 mg/kg per jam, lalu ukur kembali sekresi asam lambung. Pada penderita gagal ginjal dengan klirens kreatinin kurang dari 50 ml/menit, dosis i.m. atau i.v. yang dianjurkan adalah 50 mg setiap 18-24 jam. Jika diperlukan, ubah dengan hati-hati interval dosis dari setiap 24 jam menjadi setiap 12 jam.

Cara pemberian : -Injeksi secara i.m.: tidak perlu diencerkan. -Injeksi i.v. intermiten: 50 mg ranitidine tiap 6-8 jam diencerkan dengan larutan natrium klorida 0,9 % atau larutan i.v. lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 2,5 mg/ml (total volume 20 ml) dan kecepatan injeksi tidak melebihi 4 ml per menit (waktu seluruhnya tidak kurang dari 5 menit). -Infus intermiten: 50 mg ranitidine tiap 6-8 jam diencerkan oleh larutan dextrose 5 % atau larutan i.v. lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 0,5 mg/ml (total volume 100 ml); kecepatan infus tidak lebih dari 5-7 ml per menit (waktu seluruhnya 15-20 menit). -Infus: 150 mg ranitidine diencerkan dalam 250 ml dextrose 5 % atau larutan i.v. lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom Zollinger-Ellison atau hipersekretori lain, ranitidine injeksi harus diencerkan dengan dextrose 5 % atau larutan i.v. lain yang cocok dan kecepatan infus dimulai 1 mg/kg per jam, kecepatan ini harus disesuaikan dengan keadaan penderita. Karena ranitidine ikut terdialisa, maka pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisa. Kemasan: Ktk 100 No. Registrasi: GKL9220911517A1 Produksi: PT Indofarma TBK Tersedia di apotik dan toko obat terdekat. Ranitidine Tablet 150 mg Direkomendasikan oleh 4 pembaca. Beri rekomendasi: Indikasi: - Tukak lambung dan usus 12 jari - Hipersekresi patologik sehubungan dengan sindrom Zollinger-Ellison" Kontra Indikasi: - Penderita gangguan fungsi ginjal - wanita hamil dan menyusui Komposisi : - Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidine hidroklorida setara dengan ranitidine basa 150 mg. Farmakologi : Ranitidine menghambat kerja histamin pada reseptor-H2 secara kompotitif, serta menghambat sekresi asam lambung. Dosis : - Dosis yang biasa digunakan adalah 150mg, 2 kali sehari

- Dosis penunjang dapat diberikan 150mg pada malam hari - Untuk sindrom Zollinger-Ellison : 150mg, 3 kali sehari, dosis dapat bertambah menjadi 900mg. - Dosis pada gangguan fungsi ginjal: Bila bersihan kreatinin (50ml/menit): 150mg tiap 24 jam, bila perlu tiap 12 jam. Karena Ranitidine ikut terdialisis, maka waktu pemberian harus disesuaikan sehingga bertepatan dengan akhir hemodialisis. Efek Samping : - Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea. - Konstipasi - Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa penderita ). - Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin ( pada beberapa penderita) - Beberapa kasus ( jarang ) reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia. Peringatan dan Perhatian: - Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal - Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati. - Keamanan dan keefektifan pada anak-anak belum diketahui dengan pasti. - Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan. - keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan, maka harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang mendapat pengobatan jangka panjang. Interaksi Obat : hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat pada mikrosom hepar.terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma. Jenis: Tablet Produsen: PT OGBdexa Seftriakson [ Index Informasi Obat ] Deskripsi - Nama & Struktur (Z)-7-[2-(2-Aminothiazol-4-yl)-2-methoxyiminoacetamido]-3-[(2,5Kimia : dihydro-6-hydroxy-2-methyl-5-oxo-1.2.4 triazin-3-yl)thiometyl]-3cephem-4-carboxyclic acid. C18H16N8Na2O7S3.3.1/2H2O - Sifat Fisikokimia Serbuk kristal berwarna putih sampai kekuningan, agak higroskopis, : larut baik dalam air, sangat sedikit larut dalam alkohol terdehidrasi,larut sebagian dalam metil alkohol. - Keterangan :Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Nama Dagang - Bioxon - Broadced - Brospec - Cefaxon - Cefriex - Ceftriaxone Hexpharm - Cefxon - Cephalox - Criax - Ecotrixon - Elpicef - Foricef - Intrix - Rocephin - Socef - Starxon - Tricefin - Trijec - Tyason - Biotriax

Indikasi 1. Pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah 2. Otitis media bakteri akut 3. Infeksi kulit dan struktur kulit 4. Infeksi tulang dan sendi 5. Infeksi intra abdominal 6. Infeksi saluran urin 7. Penyakit inflamasi pelvic (PID) 8. Gonorrhea 9. Bakterial septicemia dan meningitis Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian a. Dosis : Infant dan anak : I. M.; I. V. Infeksi ringan sampai moderat : 50 70 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis setiap 12-24 jam maksimum 2 g/hari; lanjutkan sampai dibawah 2 hari setelah tanda dan gejala dari infeksi berkurang. Infeksi yang serius : 80-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 1-2 dosis maksimim 2 g/hari; maksimum 4 g/hari. Infeksi Gonococcal, uncomplicated : I. M. : 125 mg dosis tunggal. Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. : <45 kg : 50 mg mg/kgBB/hari dosis tunggal . Maksimum : 1 g. >45 kg : 1 g dosis tunggal. Gonococcal endokarditis : <45 kg : I.M., I.V. 50 mg mg/kgBB/hari setiap 12 jam. Maksimum : 2 g/hari, untuk sekurangnya 28 hari. >45 kg : I. V. 1-2 g setiap 12 jam untuk sekurangnya 28 hari. Infeksi Gonococcal, diseminasi : I.M., I.V. : <45 kg : 25-50 mg/kg BB satu kali sehari; maksimum 1 g. >45 kg : 1 g satu kali sehari; untuk 7 hari. Meningitis : I. M.; I. V. Tanpa komplikasi : loading dose 100 mg/kg BB maksimum 4 g, dilanjutkan sampai 100 mg/kgBB/hari dibagi setiap 12-24 jam, maksimum 4 g/hari; lama pengobatan adalah 714 hari Gonococcal dengan komplikasi : <45 kg : 50 mg mg/kg BB diberikan setiap 12 jam, maksimum 2 g/hari; lama pengobatan 10-14 hari. >45 kg : 1-2 g setiap 12 jam, lama pengobatan 10-14 hari. Otitis media : I. M.; I. V. : Akut : 50 mg/kg BB dosis tunggal, maksimum 1 g.

Persistent atau relapsing : 50 mg/kg BB dosis tunggal untuk 3 hari. STD, sexual asault : 125 mg dosis tunggal. Anak > 8 tahun (=45 kg): dan Adolesents : Epididymitis, akut : I. M. : 125 mg dosis tunggal . Anak =15 tahun : Chemoprohylaxis untuk kontak resiko tinggi dan pasien dengan penyakit invasiv meningococcal : I. M. : 125 mg dosis tunggal Anak > 15 tahun : diberikan dosis dewasa. Dewasa : I. M.; I. V. Usual dosis I. M.; I. V. : 1-2 g setiap 12-24 jam tergantung tipe dan keparahan infeksi. Meningitis : 2 g setiap 12 jam untuk 7-14 hari. Gonococcal conjunctivitis, komplikasi : I. M. : 1 g dosis tunggal. Gonococcal endokarditis : I.M., I.V. : 1-2 g setiap 12 jam untuk kurang dari 28 hari. Infeksi Gonococcal yang menyebar : I.M., I.V. : 1 g satu kali sehari untuk 7 hari Infeksi Gonococcal tanpa komplikasi : I. M. : 125-250 mg dosis tunggal untuk setidaknya 28 hari. PID : 250 mg dosis tunggal. Surgical Prophylaxis : I. V. : 1 g 30 menit sebelum operasi. Epididymitis : I. M. : 250 mg dosis tunggal Chemoprophylaxis kontak risiko tinggi dan pasien dengan penyakit invasive meningococcal : I. M. : 250 mg dosis tunggal Dosis penyesuaian pada penurunan fungsi ginjal dan kerusakan hepar : tidak perlu penyesuaian dosis. Dialisa peritoneal : 750 mg setiap 12 jam. Continuous atau venovenous hemofiltration : diganti 10 mg Seftriakson dengan 1 liter filtrat/hari. b. Cara pemberian : Tidak dapat dicampur dengan aminoglikosida dalam wadah yang sama. Injeksi I. M. Diberikan pada masa yang luas, konsentrasi 250 mg/mL atau 350 mg/mL diperbolehkan untuk semua ukuran vial kecuali 250 c. Lama penggunaan : sesuai petunjuk dosis diatas. Mg; dapat dilarutkan untuk injeksi I. M.dengan 1:1 air dan 1% Lidocain Farmakologi a. Absorbsi : diabsobsi dengan baik setelah pemberian secara I. M. b. Distribusi : distribusi secara luas di dalam tubuh termasuk kelenjar empedu, paru, tulang, empedu, CSF , plasenta, melalui amnion dan ASI. c. Ikatan protein : 85-95% d. Waktu paruh eliminasi : pada hepar dan fungsi ginjal yang normal : 5-9 jam. e. Kadar puncak serum : 1-2 jam setelah pemberian secara I. M. f. Ekskresi : di urin 33%-65% sebagai obat asal; feses. Stabilitas Penyimpanan

Setelah dilarutkan : Stabil pada temperatur 25C selama 3 hari dan selama 21 hari pada temperatur 50. Jangan disimpan dalam lemari pendingin, hindari cahaya matahari langsung. Sebelum dilarutkan : Larutan sebelum dicampurkan : simpan -20C, jika telah dicairkan, larutan stabil selama 3 hari pada suhu kamar 25C atau selama 21 hari pada suhu 5C. Jangan disimpan beku. Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 10-40 mg/mL : o Stabil selama 2 hari pada temperatur 25C. o Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C. Stabilitas dalam larutan infus : D5W atau NS 100 mg/mL : o Stabil selama 2 minggu pada temperatur 25C. o 10 hari pada refrigerator pada temperatur 5. Stabil selama 26 hari jika dibekukan pada -20C.Jika telah dicairkan, larutan stabil selama 2 hari pada suhu kamar 25C atau 10 hari jika disimpan pada suhu 5C. 100 mg/mL dalam Lidokain 1% : o Stabil selama 24 jam pada temperatur 25C. o Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C. 250-350 mg/mL dalam D5W atau NS, Lidokain 1%, atau SWFI : o Stabil selama 24 hari pada temperatur 25C. o Stabil selama 10 hari pada lemari pendingin pada temperatur 5C. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap seftriakson, komponen lain dalam sediaan dan sefalosporin lainnya. Neonatus Hyperbilirubinemia Efek Samping 1%-10% : Kulit : Rash (2%) Saluran cerna : diare (3%) Hepar : peningkatan transaminase(3,1%-3,3%) Ginjal : peningkatan BUN (1%) Hematologi : eosinophillia (6%); thrombositosis (5%); leukopenia (2%) Lokal : Nyeri selama injeksi (I.V 1%); rasa hangat, tightnes selama injeksi (5%-17%) diikuti injeksi I.M. 1% : Agranulositosis, alergi pneumonitis, anafilaksis, anemia, basifilia,bronkospasm, kandidiasis,kolitis, diaphoresis, pusing, flushing, gallstones, glycosuria, sakit kepala, hematuri,anemia hemolitikus,jaundice, leukositosis, mual, nefrolitiasis, neutropenia, phlebitis, pruritus, pseudomembranous colitis, batu ginjal, pusing, serum sichness, thrombocitopenia, vaginitis, muntah, peningkatan alkali fosfat, bilirubin dan kreatinin. Dilaporkan reaksi dengan sefalosporin lainnya termasuk angioderma, anemia aplastik, cholestasis, encephalopathy, erythema multiform, pendarahan, nefritis intertisial,

neuromuscular excitability, pancytopenia, paresthesia, disfungsi ginjal, sindroma`StevenJohnson, superinfeksi,nefropati toksik. Interaksi - Dengan Obat Lain : Chephalosporin : menigkatkan efek antikoagulan dari derivat kumarin(Dikumarol dan Warfarin) Agen urikosurik: (Probenesid, Sulfinpirazon) dapat menurunkan ekskresi sefalosporin, monitor efek toksik. - Dengan Makanan : Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : B - Terhadap Ibu Menyusui : Seftriakason didistribusikan ke dalam air susu, penggunaan pada ibu menyusui harus disertai perhatian. - Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : Positif pada tes Coombs langsung, positif palsu pada tes glukosa urin menggunakan Cu Sulfat (larutan Benedict, larutan Fehling), positif palsu pada tes kreatinin urin atau serum menggunakan reaksi Jaffe Parameter Monitoring Observasi tanda dan gejala anafilaksis. Bentuk Sediaan Mengandung 83 mg (3,6 mEq) per 1 g Seftriakson Infus (Dilarutkan Dalam Dextrose) 1 g (50 ml), 2 g (50 ml) Injeksi Serbuk Dilarutkan Dalam Aqua Proinjeksi 250 mg, 500 mg, 1 g, 2 g, 10 g Peringatan Penyesuaian dosis untuk pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Penggunaan dalam waktu lama mengakibatkan superinfeksi. Pasien dengan riwayat alergi terhadap penisilin khususnya reaksi IgE (anafilaktik, urtikaria) Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien a. Bentuk sediaan yang diberikan b. Cara pemakaian c. Apa yang dilakukan jika pasien lupa minum obat d. Interaksi yang mungkin terjadi

e. Cara penyimpanan Mekanisme Aksi Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan berikatan dengan satu atau lebih ikatan protein - penisilin (penicillin-binding proteins-PBPs) yang selanjutnya akan menghambat tahap transpeptidasi sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel. Bakteri akan mengalami lisis karena aktivitas enzim autolitik (autolisin dan murein hidrolase) saat dinding sel bakteri terhambat. Monitoring Penggunaan Obat Daftar Pustaka AHFS Drug Information 2005 Drug Information Hand Book Edisi 14 British National FormularyMartindale The Extra Pharmacopeian Meylers Side Effects of Drugs MIMS 2005 nama dagang Rocephin dosis Infeksi Dewasa: IV / IM 1-2 g / hari atau dalam dosis terbagi sama tiap 12 jam (maksimum 4 g / hari). ANAK-ANAK: IV / IM 50-75 mg / kg / hari dalam dosis terbagi sama tiap 12 jam (maksimum 2 g / hari). Infeksi gonokokal tanpa komplikasi Dewasa: 250 mg IM sebagai dosis tunggal. Bedah Profilaksis Dewasa: IV / IM 1 gram sebagai dosis tunggal -2 jam sebelum operasi. Pediatric Meningitis ANAK-ANAK: IV / IM 75 mg / kg sebagai dosis muatan kemudian 100 mg / kg / hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam (maksimum 4 g / hari). indikasi Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah, kulit dan struktur kulit, tulang dan sendi, saluran kemih; pengobatan penyakit radang panggul, infeksi intra-abdomen, gonore, meningitis dan septicemia karena rentan mikroorganisme; profilaksis sebelum operasi.Off label: Perlakuan terhadap pasien penyakit Lyme di refrakter terhadap penisilin G.

kontraindikasi Hipersensitifitas terhadap golongan sefalosporin efek samping GI: Mual, muntah, diare; kolitis, termasuk pseudomembranosa kolitis. SAL KEMIH: ginjal disfungsi; piuria; disuria; reversibel nefritis interstisial; hematuria; beracun nefropati, kencing gips. DARAH: Eosinophilia; neutropenia; lymphocytosis; leukositosis, trombositopenia; penurunan fungsi platelet; anemia; aplastic anemia; perdarahan. HEPAR: Hepatic disfungsi; penyakit kuning; abnormal hasil tes fungsi hati. LAIN: Hipersensitivitas, termasuk sindrom Stevens-Johnson, eritema multiforme, toksik epidermal necrolysis; Candida berlebih; serum penyakit-seperti reaksi (misalnya, ruam kulit, polyarthritis; arthralgia, demam); radang urat darah, thrombophlebitis dan nyeri di tempat injeksi.

interaksi Aminoglikosida: Meningkatkan risiko nephrotoksisitas. Tidak kompatibel: obat antimikroba lain. mekanisme kerja Menghambat sintesis mukopeptide di dinding sel bakteri bentuk sediaan Serbuk dalam vial parameter monitoring Monitor fungsi ginjal selama pengobatan. Monitor untuk tanda-tanda infeksi, terutama demam, dan untuk respon positif terapi antibiotik. Monitor untuk kelainan koagulasi. Peningkatan prothrombin waktu atau platelet abnormal dapat terjadi. Jika terjadi pendarahan dan PT berkepanjangan, vitamin K dapat diindikasikan. Monitor pemakaian IV untuk infiltrasi, infeksi, thrombophlebitis dan berdarah.

stabilitas penyimpanan Ketika dilarutkan dengan 250 ml pelarut, gunakan dalam waktu 24 jam bila disimpan pada suhu kamar dan dalam waktu 3 hari jika didinginkan.

Ketika dilarutkan dengan 100 ml air steril untuk injeksi, 0.9% Sodium Chloride atau 5% Dekstrosa, gunakan dalam waktu 3 hari bila disimpan pada suhu kamar dan dalam waktu 10 hari jika didinginkan. Segera cairkan sediaan beku pada suhu ruang persiapan sebelum digunakan, jangan refreeze. Simpan dalam tempat yang kering dan sejuk

informasi pasien Ingatkan pasien untuk memeriksa suhu tubuh setiap hari. Jika demam bertahan selama lebih dari beberapa hari atau jika demam tinggi (> 102 F) atau menggigil dicatat, dokter harus diberitahu segera. Menyarankan pasien untuk menjaga asupan cairan normal ketika menggunakan obat ini. Anjurkan pasien diabetes untuk menggunakan tes berbasis enzim (misalnya, Clinistix, Testape) untuk memantau glukosa urin karena obat dapat memberikan hasil yang palsu dengan tes lainnya. Anjurkan pasien untuk melaporkan gejala-gejala tersebut ke dokter: mual, muntah, diare, ruam kulit, gatal-gatal, sakit tenggorokan, memar, perdarahan, otot atau sakit sendi. Menyarankan pasien untuk melaporkan tanda-tanda superinfection: hitam "berbulu" lidah, bercak putih di mulut, tinja berbau busuk, gatal atau cairan vagina. Memperingatkan pasien yang diare yang mengandung darah atau nanah mungkin tanda gangguan serius. Beritahu pasien untuk mencari perawatan medis dan tidak untuk mengobati di rumah. Anjurkan pasien untuk mencari perawatan darurat segera jika mengi atau kesulitan bernafas terjadi

You might also like