You are on page 1of 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 NATAR DENGAN METODE INQUIRY Oleh: Dra.

Hj. Hastutiningsih (Guru SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan) ABSTRAK Hasil belajar siswa merupakan tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. Berdasarkan penilaian sebelumnya hasil belajar biologi kelas XI SMA Negeri I Natar masih rendah, yaitu rata-rata 58, sedangkan kriteria ketuntasan belajar minimum, yaitu 68. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga karena aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah akibat dominasi metode ceramah, sehingga dalam hal ini diperlukan metode yang lebih tepat. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi untuk materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dengan metode inquiry pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri I Natar. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan SeptemberNovember 2007 di kelas XI IPA-3 SMA Negeri I Natar Kabupaten Lampung Selatan, dengan jumlah siswa 39 orang. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data ini menggunakan tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa dan lembar observasi aktivitas siswa untuk menilai aspek psikomotorik dan afektif siswa. Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran diolah secara persentase dan tabel statistik sederhana, serta dianalisis secara diskriptif. Dari hasil observasi selama kegiatan PTK ini didapatkan data nilai psikomotorik siswa, yaitu secara klasikal, pada siklus I ketuntasan belajar belum tercapai, baru 32 orang (82,05%), sedangkan pada siklus II 35 orang (89,74) dan III semuanya (100%) sudah tercapai KKM. Dari aspek afektif yang sudah dapat melibatkan sebagian besar siswa hanya kegiatan diskusi, dan pengumpulan tugas tepat waktu, tetapi untuk semua aspek afektivitas terjadi peningkatan. Dari aspek kognitif, berdasarkan hasil tes formatif diperoleh data bahwa siswa yang sudah mencapai KKM pada siklus I 30 orang (76,92%), siklus II 34 orang (87,17%), dan siklus III 36 orang (92,30%) Dengan kata lain, bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. ___________ Kata kunci: peningkatan hasil belajar, metode inquiry Increase The Result Learning Biology by Inquiry Method of Student on class XI IPA 3 SMA Negeri 1 Natar By: Dra. Hj. Hastutiningsih ABSTRACT Student learning result as a measurement of achievement learning process. Based on the pre-evaluation of learning result of biology in class XI SMA N 1 Natar is low, the average of 58, while the minimum criterian of learning is 68. The assumption of the result below average is because of lecturing method dominated on the learning in the classroom, so it will need the exact method to exchange this condition. Therefore aims of the research to increase the activity and achievement in learning biology in Structure and Function of plant tissue by inquiry method to student of

class XI IPA 3 SMA N 1 Natar. The class action research is held on September- November 2007 in class XI IPA-3 SMA N 1 Natar, Lampung Selatan, there are 39 students. The research data are in qualitative and quantitative data. Written test is done to measure the achievement student and the observation sheet student activity to get the psychomotoric and affective aspect of student. The achievement from the process and learning result is managed by percentage and simply statistic tabel, and analysed descriptively. From the result during the observation of classroom action research it is found that student psychomotoric score classifically in cycle I the maximum achievement learning is not reached, 32 students (82.06%), while ini cycle II: 35 students (89.34%), and in cycle III all of student (100%). In the affective aspect which is reached by the majority student is only the discussion activity and the collection duty is on time, but in all affective aspect is increase. On cognitive aspect, based on the result of formative test is obtained that the students are already get the minimum criterian score of learning in cycle I 30 students (76.92%), cycle II: 34 students (87.17%), and cycle III 36 students (92.30%).In another word, the learning activity and achievement learning students is increased. ______________ Key word: increase the result learning, inquiry method A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran di kelas dapat dilihat dari aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi awal dan diskusi dengan sesama guru biologi kelas XI SMA Negeri I Natar Lampung Selatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah diperoleh bahwa hasil belajar biologi kelas XI selama ini masih rendah (rata-rata 58), dibandingkan dengan kriteria ketuntasan minimum, yaitu 68, meskipun telah dilakukan berbagai upaya oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar tersebut diduga akibat kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, padahal konsep-konsep biologi di kelas XI semester 1 sulit dipahami siswa, karena menyangkut struktur organ pada tumbuhan berupa gambar anatomis yang rumit dengan istilah Latin yang sulit dihafalkan. Kegiatan pembelajaran yang didominasi metode ceramah saja kurang tepat untuk materi tersebut. Padahal metode mengajar menurut Hamalik (1983: 31) adalah cara untuk mencapai tujuan mengajar. Pencapaian tujuan tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan perilaku. Untuk itu diperlukan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajarannya, dengan maksud untuk mengubah suasana kegiatan pembelajaran dari siswa pasif menjadi lebih aktif. Menurut Roestiyah (1989: 48) seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individu, sebab masing-masing anak mempunyai perbedaan di dalam pengalaman, kemampuan, dan sifat pribadi. Dengan adanya semangat belajar diharapkan dapat timbul kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan

kemampuan berfikirnya dengan penuh inisiatif, dan kreatif dalam pekerjaannya. Salah satu metode yang tepat adalah metode inquiry. Pengajaran berdasarkan inquiry (inquiry based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student centered strategy) dimana kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas (Hamalik, 2001). Menurut Nurhadi, dkk. (2004) bahwa inquiry pada dasarnya adalah bertanya yang baik, bukan asal bertanya. Pertanyaan harus dapat diuji dan diselidiki secara bermakna. Kata kunci dari inquiry adalah siswa menemukan sendiri. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri. Metode inquiry mengembangkan keterampilan berfikir kritis melalui pengalaman kelompok belajar, dimana siswa berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk meningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar biologi terhadap materi struktur dan jaringan tumbuhan digunakan metode inquiry. Pemilihan metode ini selain didasarkan pada pertimbangan kelebihannya, juga metode ini merupakan salah satu cara yang dianjurkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SMA Negeri I Natar. Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil sesuai diinginkan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. meningkatkan aktivitas belajar biologi dengan metode inquiry pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri I Natar, 2. meningkatkan hasil belajar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri I Natar, Kabupaten Lampung Selatan B. Metode Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan SeptemberNovember 2007 di kelas XI IPA-3 semester 1 SMA Negeri I Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun ajaran 2007/ 2008 dengan jumlah siswa 39 orang. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang memiliki nilai rata-rata biologi

sedang, sehingga perlu motivasi khusus untuk meningkatkan kemampuan mereka. Dalam penelitian ini ada beberapa faktor yang diamati, yaitu: a. Faktor siswa: mengukur aktivitas siswa, hasil belajar, dan ketuntasan belajar kelompok siswa sasaran setelah diberi perlakuan. b. Faktor guru: mengukur kemampuan guru dalam merencanakan, menyusun, menggunakan strategi pembelajaran, membantu siswa mengatasi kesulitan belajar, dan menilai proses pembelajaran. 2. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep biologi yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru biologi untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut. Selanjutnya hasil refleksi dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini terinci ke dalam beberapa langkah berikut: a. Persiapan tindakan, yaitu: 1) menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan materi yang direncanakan 2) mempersiapkan LKS untuk praktikum setiap pertemuan 3) menyusun instrumen observasi, baik untuk siswa maupun guru 4) menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh guru pengamat setiap selesai pemberian tindakan pada setiap siklusnya b. Pelaksanaan tindakan, yang dilaksanakan dalam tiga siklus: Siklus I Materi pokok: Struktur Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I praktikum, dan pertemuan II diskusi. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam siklus I ini adalah:

1) Guru membuka pelajaran, guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep biologi yang telah diketahui dan dipahami. 2) Siswa dibagi ke dalam 8 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa. 3) Masing-masing melaksanakan pada saat kelompok praktikum pelajaran ditugaskan tentang biologi untuk Struktur (2 jam

Anatomi Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil jam pelajaran). 4) Setelah selesai praktikum siswa diberi tugas untuk mendiskusikan hasil praktikum pada jam pelajaran biologi pada hari berikutnya. 5) Setelah itu disuruh untuk membuat kesimpulan hasil diskusi dan mengumpulkan laporan praktikum dan diskusi tersebut. 6) Guru memeriksa laporan tersebut. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh observer (Dra. Arumningsih), baik terhadap siswa, maupun guru. Pada akhir siklus dilakukan evaluasi untuk melihat penguasaan materi siswa. Hasil observasi dan evaluasi digunakan untuk refleksi. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran siklus II. Siklus II Materi pokok: Struktur Anatomi Batang Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I praktikum, dan pertemuan II diskusi. Pelaksanaan kegiatannya sama dengan pada siklus I, perbedaannya pembelajaran pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari refleksi siklus I. Siklus III: Materi pokok: Struktur Anatomi Daun Tumbuhan Monokotil dan Dikotil, yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I praktikum, dan pertemuan II diskusi. Pelaksanaan pembelajaran, observasi, evaluasi, dan refleksi sama dengan pada siklus II, dengan perbaikan.

c. Refleksi Data hasil pengamatan dan evaluasi selanjutnya dianalisis secara diskriptif untuk melakukan refleksi. Refleksi tersebut dilakukan bersamasama dengan observer untuk melihat kelemahan-kelemahan yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III. 3. Data dan Cara Pengambilan Data a. Data penelitian tindakan kelas ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes formatif dan penilaian aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran. b. Cara pengambilan data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan 1) tes tertulis untuk setiap indikator yang diajarkan, tes ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dengan metode inquiry 2) lembar observasi aktivitas siswa, untuk menilai aspek psikomotorik dan afektif siswa dalam kegiatan praktikum dan diskusi 4. Analisis Data Data yang diperoleh dari proses dan hasil pembelajaran dianalisis secara persentase dan tabel statistik sederhana. 5. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: a. Sebanyak > 75% siswa dapat memahami materi struktur anatomi jaringan tumbuhan b. Ketuntasan belajar tercapai jika 85% siswa mendapat nilai > 70. C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan dalam tiga siklus didapatkan hasil a. Aspek Psikomotor Tabel 1. Rekapitulasi nilai aktivitas nilai psikomotorik siswa kelas XI IPA-3 pada kegiatan praktikum Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Siklus No Kisaran Nilai Siswa I 1 2 3 < 68 6874 > 75 Jml (org) 7 19 13 % 17,95 48,72 33,33 Jml (org) 4 2 33 II % 10,26 5,13 84,61 Jml (org) 0 2 37 III % 0 5,13 94,87

100% 3 >74 50% 2 68-74 1 < 68 0% Siklus I

Sudah tuntas (> 68) Nilai Rata-rata Siklus II Siklus III

32 70,37

82,05

35 81,14

89,74

39 84,44

100

Gambar 1. Grafik persentase perolehan nilai aspek psikomotorik siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar pada siklus I, II, dan III b. Aspek Afektif Tabel 2. Rekapitulasi nilai afektif dalam kegiatan diskusi pada materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar pada siklus I, II, dan III Siklus No 1 2 3 4 5 Aspek Afektivitas I Bertanya kepada guru Menjawab pertanyaan guru/ siswa lain Memberikan pendapat Aktif dalam diskusi Ketepatan mengumpulkan tugas Jumlah Rata-rata Jml 13 14 15 30 34 106 21.2 0 % 33,33 35,89 38,46 76,92 87,17 271.77 54.35 Jml 14 15 17 32 34 112 22.4 0 II % 35.89 38.46 43.58 82.05 87.18 287.16 57.43 Jml 17 18 18 33 38 III % 43.58 46.15 46.15 84.62 97.44

124 317.94 24.8 0 63.59

100% 80% Persen jml siswa aktif 60% 40% 20% 0% A B C D E Siklus III Siklus II Siklus I

Aspek afektif

Gambar 2. Grafik jumlah siswa yang melakukan aktivitas afektif di dalam diskusi Keterangan:

A = siswa bertanya kepada guru; B = siswa menjawab pertanyaan guru/siswa lain; C = siswa memberikan pendapat; D = siswa aktif dalam diskusi; E = ketepatan siswa mengumpulkan tugas

c. Aspek Kognitif Tabel 3. Rekapitulasi nilai penguasaan materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan (aspek kognitif) siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar pada siklus I, II, dan III Siklus I No 1 2 3 Kisaran Nilai Siswa < 68 6874 > 75 Sudah tuntas (> 68) Nilai Rata-rata Jml (org) 9 5 25 30 77.95 % 23.07 12.82 64.10 76.92 Jml (org) 5 1 33 34 82.31 % 12.82 2.56 87.17 82.31 Jml (org) 3 4 32 36 88.97 % 7.69 10.25 86.44 88.97 Siklus II Siklus III

100% 80% 60% 40% 20% 0% 3 >74 2 68-74 1 < 68

Siklus I Siklus II Siklus III

Gambar 3. Grafik persentase perolehan nilai aspek kognitif siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar pada siklus I, II, dan III.

d. Observasi guru mengajar Tabel 4. Hasil observasi guru mengajar No A. 1 2 3 4 B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 C. 1 2 3 4 Aspek yang Diamati I Pendahuluan Persiapan sarana pembelajaran Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu Memotivasi siswa Kegiatan inti Menguasai materi pelajaran Kesesuaian materi yang dipraktikumkan dengan indikator Berperan sebagai fasilitator Mengajukan pertanyaan pada siswa Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan Memberi kesempatan siswa untuk bertanya Menguasai penggunaan alat dan bahan praktikum Kejelasan menyajikan konsep Memberi contoh konkrit gambar di mikroskop dari bahan-bahan praktikum Memberi motivasi dab penguatan Penutup Membimbing siswa diskusi dan membuat kesimpulan Menguatkan materi dengan pelajaran yang akan datang Memberi tugas pada siswa Mengadakan evaluasi A A A A A A A A A A A A A A A A A A Siklus II III A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A

Keterangan: Materi Pokok: Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Submateri pokok/ Siklus. I. Struktur Anatomi Akar Tumbuhan Dikotil dan Monokotil; II. Struktur Anatomi Batang Tumbuhan Dikotil dan Monokotil; II. Struktur anatomi Daun Tumbuhan Dikotil dan Monokotil

Tanda TA bila tidak ada/ tidak dilakukan, K bila kurang dilakukan, A bila ada atau dilakukan dengan baik dari masing-masing pernyataan tersebut! 2. Pembahasan a. Siklus I Siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan atau 2 x 2 x 45 menit. Materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran ini adalah struktur dan fungsi akar pada tumbuhan. Materi ini disajikan dalam bentuk praktikum, diskusi, presentasi, dan latihan soal. Dari hasil observasi selama siklus I pada aspek psikomotorik didapatkan data bahwa 7 orang siswa ( 17,94%) mendapatkan nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM), 19 orang ( 48,72%) mencapai KKM dengan nilai 68-74, dan ada 13 orang (33,33%) mendapat nilai 75. Secara klasikal, ketuntasan belajar belum tercapai karena masih ada siswa yang kurang terampil di dalam membersihkan mikroskop, mengatur cermin, membuat preparat, mencari dan menemukan gambar, menggambarkan objek praktikum, dan membuat laporan praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa cara ini belum dapat memotivasi dan membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran biologi terutama keterampilan dalam praktikum di laboratorium. Namun, rata-rata kelas sudah mencapai KKM. Dari aspek afektif terdapat 13 orang siswa (33,33%) aktif bertanya kepada guru, 14 orang (35,89%) aktif menjawab pertanyaan guru / siswa lain, 15 orang (38,46%) aktif memberikan pendapat, 30 orang (76,92%) aktif dalam diskusi, dan 34 orang (87,17%) dapat mengumpulkan laporan / tugas tepat waktu. Berdasarkan data tersebut, ternyata pada siklus I ini siswa cukup aktif dan selalu memberikan respon positif dalam setiap pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini. Dilihat dari ketepatan mengumpulkan laporan praktikum menunjukkan bahwa minat, motivasi belajar, dan keinginan untuk belajar siswa sangat tinggi. Secara klasikal, aspek afektif sudah baik. Dari aspek kognitif, setelah proses pembelajaran pada siklus I selesai, dilanjutkan dengan melakukan test formatif (kognitif) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi yang sudah dibahas. Dari hasil tes formatif pada siklus I, diperoleh data bahwa 9 orang siswa (23,07%) yang belum mencapai KKM, 5 orang (12,82%) mendapatkan nilai 68-74, 25 orang (64,10%) mendapatkan nilai 75. Jadi, jumlah siswa

yang sudah mencapai KKM 30 orang (76,92%). Secara klasikal, hasil tindakan pada siklus I belum menunjukkan keberhasilan karena masih di bawah 85 %. Hal ini disebabkan, siswa belum terbiasa belajar dengan metode inquiry siswa harus menemukan konsep sendiri. Namun, ratarata kelas sudah mencapai KKM, yaitu: 77,95. Berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan refleksi pada siklus I didapatkan, bahwa secara klasikal belum berhasil, ini disebabkan oleh : 1) Paradigma lama guru masih nampak kental, kegiatan oleh pembelajaran guru yang pada masih belum siswa didominasi memberikan konsep baru 2) Siswa belum terbiasa belajar dengan metode inquiry. Dengan evaluasi aktivitas dan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka dirasa perlu adanya perbaikan pada siklus II antara lain lebih memotivasi dan menarik perhatian siswa pada kegiatan pembelajaran, terutama aspek-aspek yang masih belum optimal dilaksanakan siswa. b. Siklus II Siklus II berlangsung selama 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan dalam proses pembelajaran ini adalah struktur dan fungsi batang tumbuhan. Proses pembelajaran berlangsung seperti siklus I, dengan perbaikan beberapa teknik pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus I. Berdasarkan hasil observasi selama siklus II, diperoleh data dari aspek psikomotorik, yaitu: 4 orang siswa (10,25%) di bawah KKM, 2 orang (5,12%) mencapai KKM dengan nilai 68-74, dan yang mendapatkan nilai > 75 adalah 33 orang (84,61%). Secara klasikal sudah mencapai KKM (89,74%), ada beberapa siswa belum mencapai KKM, namun jumlah siswa yang kurang terampil sudah sangat berkurang pada siklus II ini. Dari aspek afektif diperoleh data bahwa 14 orang siswa (35,89%) aktif bertanya pada guru, 15 orang (38,46%) aktif menjawab pertanyaan guru / siswa lain, 17 orang (43,58%) aktif memberikan pendapat, 32 orang

kesempatan

untuk berfikir sendiri dalam menemukan

(82,05%) aktif di dalam diskusi, dan 34 orang (87,18%) dapat mengumpulkan laporan tepat waktu. Secara klasikal aspek afektif lebih baik dari siklus I, karena siswa lebih aktif mengikuti kegiatan diskusi. Dari aspek kognitif, setelah dilakukan test formatif (kognitif) diperoleh data bahwa, 5 orang siswa (12,82%) belum mencapai KKM, 1 orang (2,56%) mendapatkan nilai 68-74 dan 33 orang (84,61%) mendapatkan nilai 75. Secara klasikal siswa yang sudah mencapai KKM adalah 34 orang (87,17%). Rata-rata kelas juga sudah mencapai KKM, yaitu: 82,31. Hal ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengerjakan soal di siklus I, sehingga pada siklus II sudah menunjukkan keberhasilan. c. Siklus III Siklus III juga berlangsung selama 2 kali pertemuan. Materi yang diajarkan pada siklus III ini adalah struktur dan fungsi daun pada tumbuhan. Proses belajar berlangsung sebagaimana siklus I dan II, dengan perbaikan beberapa teknik pembelajaran sesuai hasil refleksi. Hasil observasi pada siklus III diperoleh data aspek psikomotorik semua siswa sudah mencapai KKM, 2 orang siswa (5,12%) mendapatkan nilai 6874, dan 37 orang (94,87%) > 75. Dengan demikian dari aspek psikomotorik semua siswa sudah mencapai KKM. Dari aspek afektif diperoleh data bahwa 17 orang siswa (43,58%) aktif bertanya pada guru, 18 orang (46,15%) aktif menjawab pertanyaan guru / siswa lain, 18 orang (46,15%) aktif memberikan pendapat, 33 orang (84,61%) aktif dalam diskusi, dan 38 orang (97,44%) mengumpulkan laporan tepat waktu. Jadi, pada siklus III ini aspek afektif sudah baik. Dari aspek kognitif, setelah proses pembelajaran pada siklus III selesai, dilakukan test formatif (kognitif) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi yang sudah dibahas. Dari hasil test formatif pada siklus III, diperoleh data bahwa 3 orang siswa (7,69%) belum mencapai KKM, 4 orang (10,25%) memperoleh nilai 68-74, 32 orang (82,05%) memperoleh nilai 75. Rata-rata kelas sudah mencapai KKM, yaitu: 86,44% dengan nilai rata-rata kelas, yaitu: 88,97. Hal ini berarti bahwa siswa sudah mampu beradaptasi dengan metode inquiry, sehingga hasil test formatifnya sangat memuaskan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut bahwa pada aspek kognitif dan psikomotorik terjadi peningkatan dan dapat dicapai nilai KKM, sedangkan untuk aspek afektif tidak semua dapat tercapai nilai KKM karena keterbatasan waktu. Dalam satu kali pertemuan tidak mungkin semua siswa mendapat kesempatan berbicara dan menyampaikan pendapat, sedangkan untuk kegiatan praktikum dan tes formatif semua siswa dapat melakukannya secara bersamaan. Meskipun demikian pada aspek afektif secara umum terjadi peningkatan aktivitas siswa. Dengan meningkatnya aktivitas siswa baik aspek psikomotorik maupun afektif, akan sangat berpengaruh pada peningkatan aspek kognitif. Hal ini terjadi karena proses belajar bukan hanya aktivitas kognitif saja sesuai dengan pernyataan Sardiman (1994) bahwa belajar meliputi aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan aktivitas mental (rohani). Jika fisik dan mental sudah teribat dan adanya interaksi dengan lingkungan maka hasil belajar siswa akan tampak, sesuai dengan pendapat Hamalik (2001) bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun sosialnya. D. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Pembelajaran Biologi kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar melalui metode inquiry dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi, baik melalui kegiatan praktikum maupun diskusi, 2. Penerapan metode inqury dapat meningkatkan hasil Biologi pada siswa kelas XI IPA-3 SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. E. Daftar Pustaka Djajadisastra, Y., 1989. Metode-metode Mengajar. Angkasa. Jakarta. 111 halaman. Hamalik, O., 1983. Media Pendidikan. Alumni. Bandung. 252 halaman. Hamalik, O., 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Nurhadi, B. Yasin, A.G. Senduk, 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Universitas Negeri Malang. Malang.

Roestiyah, N.K., 1986. Didaktik Metodik. Bina Aksara. Jakarta. 191 halaman. Sardiman, A.M., 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Rajawali. Jakarta. Sudjana, 1995. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

You might also like