Professional Documents
Culture Documents
( BUKU SAKU )
Rangkuman Sederhana Belajar Anatomi Fisiologi Keperawatan
Untuk Mahasiswa Keperawatan
OLEH :
Mohamad Judha
ANATOMI DAN FISIOLOGI
( BUKU SAKU )
Rangkuman Sederhana Belajar Anatomi Fisiologi Keperawatan
Untuk Mahasiswa Keperawatan
OLEH :
Mohamad Judha
Penerbit :
Salemba Medika
Persembahan :
Penulis.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT, bahwa berkat Rahmat dan Hidayatnya
maka penulis dapat menyelesaikan buku ini.
Dalam penyusunan buku ini penulis berusaha untuk menyajikan secara
ringkas dan mudah mengenai sistem anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa
keperawatan. Buku ini terbagi menjadi beberapa bab yang masing-masing bab
membahas secara singkat persistem dalam tubuh.
Latar belakang penyusunan buku ini adalah masih banyaknya mahasiswa
bidang keperawatan yang kesulitan dalam mempelajari anatomi dan fisiologi
sistem pada tubuh. Jadi diharapkan dengan terbitnya buku ini maka dapat
membantu mahasiswa dalam mempelajari sitem anatomi dan fisiologi .
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima-kasih kepada semua
pihak yang tidak dapat kami sebukan namanya satu-persatu, yang turut membantu
baik moril maupun material membantu dalam penulisan buku ini.
Akhir kata dalam kesempatan ini pula penulis berharap semoga buku ini
dapat membantu mahasiswa dalam belajar mengenai anatomi dan fisiologi
khususnya untuk mahasiswa perawat serta semoga dapat menyumbangkan sedikit
ilmu untuk profesi keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR ANATOMI.....................................................
BAB II
CAIRAN TUBUH KITA .......................................................
BAB III
MUSKULOSKELETAL........................................................
BAB IV
SISTEM SYARAF..................................................................
BAB V
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH...............................
BAB VI
PERNAFASAN ......................................................................
BAB I
PENGANTAR ANATOMI
Anatomi atau lebih disebut sebagai ilmu urai tubuh manusia yang
mempelajari bentuk dan susunan tubuh manusia, sedangkan fisiologi adalah ilmu
yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh secara normal.
Tubuh manusia terbentuk atas sel, jaringan, organ. sel adalah bagian
terkecil dari makhluk hidup yang hanya dapat dilihat dengan miscroskop. Jaringan
adalah kumpulan dari beberapa sel yang mempunyai fungsi dan bentuk yang sama
, bekerja sebagai suatu kesatuan, misal jaringan ikat, jaringan saraf. Organ adalah
kumpulan dari beberapa jaringan yang menjadi satu dan mempunyai fungsi
khusus misal jantung, hati, ginjal.
SEL
Bagian-bagian sel meliputi dinding sel sebagai pelindung, protoplasma
cairan yang mengandung berbagai zat yang penting seperti, karbohidrat, protein
lemak,vitamin dan mineral. Inti sel / nucleus merupakan pusat aktivitas kimiawi
dan kehidupan, didalamnya terdapat gen kromosom yang merupakan pembawa
sifat.
Pada inti sel manusia terdapat 23 pasang kromosom, berbeda dengan kromosom
tubuh kromosom sel sperma dan sel telur terdapat 23 kromosom tanpa pasangan,
yang terdiri 22 kromosom tunggal dan 1 pasang kromosom sex ( X atau Y )
jaringan
Kumpulan
jaringan / organ
System organ
JARINGAN
Tubuh tubuh
manusia0yaitu :
Terdapat Empat kelompok jaringan dasar
• Jaringan epitel
• Jaringan otot
• Jaringan saraf
• Jaringan ikat (konektif)
Jaringan epitel terbentuk dari sel yang khusus berfungsi sebagai alat
pertukaran material antara tubuh dengan lingkungan, macam bentuk jaringan
epitel seperti epitel gepeng, silinder, berlapis. Kumpulan sel ini terdapat pada
kulit, saluran kelenjar, saluran cerna.
Jaringan otot merupakan bagian terbesar dalam tubuh kita, terdiri atas :
otot lurik (otot pengerak rangka), otot polos (terdapat pada saluran cerna,
pembuluh darah, saluran nafas), otot jantung.
Jaringan saraf berfungsi sebagai komunikator antar organ dan antara tubuh
dengan lingkungan
Jaringan ikat berfungsi menghubungkan, menyanggah, serta mengikat
bagian tubuh, jaringan ini meliputi : jaringan ikat longgar yang berfungsi
mengikat jaringan epitel dengan struktur dibawahnya, jaringan tendon berfungsi
mengikat otot dengan tulang, tulang berfungsi memberi bentuk tubuh dan
menyangga serta melindungi organ dalam tubuh, darah berfungsi alat transport
dalam tubuh manusia. Pengecualian pada darah sel-sel jaringan ikat menghasilkan
elastin, yang merupakan zat elastis yang dapat diregangkan dan mempuyai daya
recoil seperti adanya pada jaringan paru.
BAB II
CAIRAN TUBUH KITA
Cairan serebrospinal
Cairan serebrospinal adalah cairan yang terdapat di dalam ruang
subarakhnoid rongga otak dan kanalis vertebralis. Cairan ini di buat di ventrikel I
dan II (ventrikel lateral) disalurkan ke ventrikel III, terus ke ventrikel IV dan
akhirnya ke luar ruang subarakhnoid. Di sini ada tempat-tempat tertentu yang
berfungsi menyerap cairan serebrospinal ini, sehingga terdapat keseimbangan
antara pembuatan dan penyerapan. Bila ada penyumbatan saluran antara ventrikel
atau penyerapan berkurang maka akan terjadi penumpukan cairan dalam rongga
tengkorak yang disebut hidrosefalus.
pH
Cairan ekstraseluler mempunyai pH dengan rentangan yang sempit yaitu
7,40 +/- 0,05 (7,35 – 7,45). Bila pH darah arteri lebih rendah dari 7,35 disebut
keadaan asidosis sedangkan bila pH darah lebih tinggi dari pada 7,45 disebut
keadaan alkalosis.
BUFFER
Dalam tubuh kadang-kadang terjadi peningkatan kadar asam atau basa
yang berlebihan. Ada beberapa mekanisme untuk mempertahankan pH cairan
tubuh yang hanya boleh berkisar dalam rentangan yang sempit itu, antara lain :
a. Bikarbonat
b. Fosfat
c. Sulfat
d. Protein
DIARE
Diare ditandai dengan sering buang air besar dan cair. Air tubuh akan
banyak keluar. Air ini berasal dari sekresi liur pencernaan yang bersifat basa. Bila
cairan ini tidak digantikan, akan menimbulkan dehidrasi (tubuh kekurangan
cairan). Cairan yang terbaik untuk mengganti yaitu cairan oralit, dengan
komposisi mirip dengan yang terbuang karena diare. Di pasaran garam oralit
dijual dalam bentuk bubuk dalam sachet dengan komposisi :
- Glukosa anhidrat …………….. 4.0 g
- Natrium klorida ……………… 0.7 g
- Natrium sitrat dihidrat ……….. 0.58 g
- Kalium klorida ………………. 0,3 g
Yang dilarutkan dalam 200 ml (1 gelas) air. Makin banyak cairan tubuh
yang keluar makin banyak oralit yang harus diminum. Pendapat yang mengatakan
bahwa penderita diare harus berhenti minum dan bila banyak minum akan
bertambah berat diarenya adalah sangat keliru dan berbahaya.
DEHIDRASI
Dehidrasi dapat disebabkan diare dan / atau muntah-muntah, kurang
masukan cairan atau pengeluaran keringat sangat banyak, bila tidak diikuti
masukan cairan yang seimbang. Dehidrasi sangat berbahaya dan harus segera
ditanggulangi. Banyak jatuh korban tewas pada wabah diare atau muntaber
(muntah berak) karena tidak tahu atau terlambat memberi pertolongan.
Pada pelari maraton dan olah raga lain yang berlangasung lama harus
diberi minum secara berkala karena kerja berat banyak mengeluarkan keringat.
Jamaah haji pada musim panas banyak terserang dehidrasi karena banyak keringat
dan jamaah kurang pengetahuan tentang pentingnya minum.
Dehidrasi ringan ditandai rasa haus dan lemas. Bila makin berat tekanan
darah menurun karena volume darah berkurang dan dapat jatuh pada syok.
Penanggulangan penderita yang sudah tidak mampu minum sendiri harus dengan
infus cairan fisiologis di rumah sakit atau dengan memberi cairan oralit dengan
selang (tube) hidung-lambung (naso-gastric tube).
ASIDOSIS
Asidosis dapat disebabkan gangguan metabolisme seperti diabetes melitus
berat (menghasilkan banyak keton), diare (cairan alkalis dari usus banyak keluar)
dll. Keadaan ini disebut asidosis metabolik.
Bila terjadi gangguan ventilasi paru sehingga pengeluaran CO2 terhambat
akan menimbulkan asidosis respiratorik.
ALKALOSIS
Bila pengeluaran asam tubuh berlebihan seperti pada muntah-muntah yang
banyak mengelurankan HCl dari lambung, akan menimbulkan alkalosis
metabolik. Bila pengeluaran CO2 berlebihan karena hiperventilasi paru akan
timbul alkalosis respiratorik.
KONSEP HEMEOSTATIS
Sel-sel tubuh hanya dapat hidup dan berfungsi bila berada / terendam
dalam cairan ekstraseluler yang sesuai. Cairan ekstraseluler ini biasa juga disebut
lingkungan dalam tubuh (milieu interiuer). Lingkungan dalam tubuh ini boleh
dikatakan selalu konstan dan hanya dapat berdeviasi (berubah) dalam kisaran
yang sangat sempit. Contoh : pH darah 7,40, hanya boleh berdeviasi antara 7,38 –
7,42. Proses mempertahankan lingkungan dalam yang relatif stabil ini disebut
homeostatis (homeo = sama, statis = berdiri atau berada).
Pertimbangan Gerontologi
- Masa puncak dari massa tulang / matriks tulang adalah berumur 35 tahun yang
kemudian berangsur-angsur akan menurun seiring dengan terjadinya
perubahan penurunan esterogen pada saat menaphouse serta penurunan
aktivitas tubuh. Pada lansia struktur kolagen kurang mampu menyerap energi,
kartilago sendi mengalami degenerasi di daerah yang menyangga tubuh
akibatnya proses penyembuhan lebih lama bila terdapat trauma. Hal tersebut
menyebabkan terjadinnya osteoarthritis. Begitu pula teradi penurunan masa
otot dan kekuatan otot.
- Pada orang tua juga terjadi pemendekan discus intervertebralis, hal ini
menyebabkan mengapa orang tua kita terlihat lebih pendek setelah menjadi
tua.
2. CT Scan
- Menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan dapat
memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cedera ligament atau tendon.
- Pemeriksaan yang dilakukan bisa menggunakan kontras ataupun tanpa
kontras.
- Prosedur yang dilakukan : puasa 4 jam sebelum procedure, tanggalan
perhisan dan objek logam lain, penyunyikan kontras diikuti minum
minum. Setelah 1-3 jam dilakukan prosedur scan, jangan lupa
penandatangan informconcent sebelum tindakan.
3. MRI / Magnetic Resonance Imaging
- Teknik pencitraan khusus dengan menggunakan medan magnet,
gelombang radio dan komputer
- Memperlihatkan pendeteksian tumor, abnormalitasan atau penyempitan
jalur jaringan lunak yang melalui tulang
- pada saat prosedur lepas semua jenis perhiasan.
- Hati – hati pada pasien klostrofobia
4. Biopsy tulang atau biopsi otot
- Menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, sendi untuk penegakan
diagnosa medis
- Prosedur ini harus ada lembar persetujuan
- Lakukan elevasi bagian tersebut selama 24 jam
- Berikan ice pack untuk mencegah hematome.
- Monitor vital sign dan perdarahan
- Jelaskan bahwa prosedur tersebut menimbulkan rasa kurang nyaman
5. Artrografi
- Penyuntikan bahan radiophage / udara ke dalam rongga sendi untuk
melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi yang trauma
- Prosedur yang dilakukan dilakukan anastesi local, puasa 8 jam sebelum
prosedur, tanda – tangan inform concent, minimalkan aktivitas 12 jam
setelah tindakan, informasikan kemungkinan terjadi edema 1-2 hari, beri
ice pack.
Pemeriksaan laboratorium
- Pemariksaan Hb, Ht, Tombo mengindikasikan perdarahan.
- Pemeriksaan kimia darah kalsium serum dalam darah berubah
mengindikasikan oteomalasia, kelainan fungsi paratiroid, penyakit paget,
tumor metastasis tulang, serta pada imobilisasi yang lama.
- Metabolisme tulang dapat dilihat melalui pemeriksaan tiroid dan
penentuan kadar kalsitonin , hormone paratiroid ( PTH ) dan vitamin D.
- Kadar CK / creatinin kinase dan SGOT meningkat pada kerusakan otot
- Kadar kalsium urine meningkat pada distruksi tulang ( misal disfungsi
paratiroid, tumor tulang metastasis, mieloma multiple )
BAB IV
SISTEM SARAF
BIOLISTRIK
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh berbeda dengan listrik yang kita bayangkan seperti listrik di rumah
tangga, kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
dapat dalam tubuh, komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra
sel.
Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl, sedangkan intra sel terdapat
ion K dan anion protein.
Dinding sel mempunyai pintu – pintu ion yaitu celah – celah yang dapat
terbuka atau tertutup oleh pengaruh rangsng tertentu. Dalam keadaan istirahat
tegangan listrik didalam lebih rendah dari pada diluar sel sekitar 70 mVolt.
Bila terjadi rangsang nyeri, maka reseptor nyeri berupa ujung – ujung
syaraf tidak bermielin terkena rangsang, pintu ion Na terbuka, ion Na masuk
dengan cepat sehingga terjadi perbedaan muatan luar dan dalam sel sangat kecil
bahkan bisa terbalik, artinya muatan dalam sel lebih positif yang selanjutnya
terjadi potensial reseptor / tegangan reseptor.hal ini merangsang terjadinya
potensial aksi di akson sel saraf. Potensial aksi ini menjalar sepanjang akson
disebut impuls. Sesampai di sambungan saraf dengan saraf ( sinap ) atau
sambungan saraf dengan otot ( neuromial junction ) terjadi proses terjadi proses
penyeberangan impuls dan diteruskan ke saraf berikut atau ke sel otot.
Jadi jika nyeri yang merusak kulit akan diteruskan berupa impuls sampai
ke otak hingga kita merasa nyeri dan terjadilah refleks berupa rekasi otot yang
menghindari nyeri.
Sistem Saraf
OTAK
Otak dibagi 2 yaitu otak besar (serebrum ) dan otak kecil ( serebelum ) .
otak besar terdiri dari lobus frontalis, lobus parientalis, lobus oksipitalis dan lobus
temporalis. Permukaan otak bergelumbang dan berlekuk-lekuk membentuk seperti
sebuah lekukan yang disebut girus.
SEREBLUM
Otak kecil yang merupakan pusat keseimbangan dan kooardinasi gerakan.
Pada daerah serebelum terdapat sirkulus willisi, pada dasar otak disekitar
kelenjar hipofisis, sebuah lingkaran arteri terbentuk diantara rangkaian arteri
carotid interna dan vertebral, lingkaran inilah yang disebut sirkulus willisi yang
dibentuk dari cabang-cabang arteri carotid interna, anterior dan arteri serebral
bagian tengah dan arteri penghubung anterior dan posterior. Arteri pada sirkulus
willisi memberi alternative pada aliran darah jika salah satu aliran darah ateri
mayor tersumbat.
CAIRAN SEREBROSPINAL
Merupakan cairan yang bersih dan tidak berwarna dengan berat jenis
1,007. diproduksi didalam ventrikel dan bersirkulasi disekitar otak dan medulla
spinalis melalui sistem ventrikular. Cairan CSS diproduksi di pleksus koroid pada
ventrikel lateral ketiga dan keempat, secara organik dan non organik cairan CSS
sama dengan plasma tetapi mempunyai perbedaan konsenterasi. CSS mengandung
protein, glukosa dan klorida, serta immunoglobulin. Secara normal CSS hanya
mengandung sel darah putih yang sedikit dan tidak mengandung sel darah merah.
Cairan CSS didalam tubuh diserap oleh villiarakhnoid.
MEDULA SPINALIS
- Merupakan pusat refleks - refleks yang ada disana
- Penerus sensorik ke otak sekaligus tempat masuknya saraf sensorik
- Penerus impuls motorik dari otak ke saraf motorik
- Pusat pola geraka sederhana yang telah lama di pelajari contoh melangkah.
SARAF SOMATIK :
Merupakan saraf tepi berupa saraf sensorik dari perifer ke pusat dan saaf
motorik dari pusat ke perifer. Berdasarkan tempat keluarnya dibagi menjadi saraf
otak dan saraf spinal.
SARAF SPINAL
Dari medulla spinalis keluar pasangan saraf kiri dan kanan vertebra :
- Saraf servikal 8 pasang
- Saraf torakal 12 pasang
- Saraf lumbal 5 pasang
- Sara sacrum / sacral 5 pasang
- Saraf koksigeal 1 pasang
Saraf spinal mengandung saraf sensorik dan motorik, serat sensorik masuk
medula spinalis melalui akar belakang dan serat motorik kaluar dari medula
spinalis melalui akar depan kemudian bersatu membentuk saraf spinal
Saraf-saraf ini sebagian berkelompok membentuk pleksus ( anyaman ) dan
terbentuklah berbagai saraf ( nervus ) seperti saraf iskiadikus untuk sensorik dan
motorik daerah tungkai bawah. Daerah torakal tidak membentuk anyaman tetapi
masing – masing lurus diantara tulang kosta( nervus inter kostalis ). Umumnya
didalam nervus ini juga berisi serat autonom, terutama serat simpatis yang menuju
ke pembuluh darah untuk daerah yang sesuai. Serat saraf dari pusat di korteks
serebri sampai ke perifer terjadi penyebrangan ( kontra lateral ) yaitu yang berada
di kiri menyebrang ke kanan begitu pula sebaliknya. Jadi apabila terjadi kerusakan
di pusat motorik kiri maka yang mengalami gangguan anggota gerak yang
sebelah kanan.
SARAF OTONOM
System saraf ini mempunyai kemampuan kerja otonom, seperti jantung,
paru, serta alat pencernaan. Sistim otonom dipengaruhi saraf simpatis dan
parasimpatis.
Semua ini menyiapkan individu untuk bertempur atau lari, semua itu
tampak pada manusia apabila menghadapi masalah, bekerja, olah raga, cemas dan
lain – lain, pada keadaan ini terjadi peningkatan peggunaan energi / katabolisme.
Kartu Snellen
Pada pemeriksaan kartu memerlukan jarak enam meter antara pasien
dengan tabel, jika tidak terdapat ruangan yang cukup luas, pemeriksaan ini bisa
dilakukan dengan cermin. Ketajaman penglihatan normal bila baris yang bertanda
6 dapat dibaca dengan tepat oleh setiap mata (visus 6/6)
Jari tangan
Normal jari tangan bisa dilihat pada jarak 3 meter tetapi bisa melihat pada
jarak 2 meter, maka perkiraan visusnya adalah kurang lebih 2/60.
Gerakan tangan
Normal gerakan tangan bisa dilihat pada jarak 2 meter tetapi bisa melihat
pada jarak 1 meter berarti visusnya kurang lebih 1/310.
Tes Konfrontasi
Jarak antara pemeriksa – pasien : 60 – 100 cm
Objek yang digerakkan harus berada tepat di tengah-tengah jarak tersebut.
Objek yang digunakan (2 jari pemeriksa / ballpoint) di gerakan mulai dari lapang
pandang kanan dan kiri (lateral dan medial), atas dan bawah dimana mata lain
dalam keadaan tertutup dan mata yang diperiksa harus menatap lururs kedepan
dan tidak boleh melirik kearah objek tersebut.Syarat pemeriksaan lapang pandang
pemeriksa harus normal.
Perimetri / kompimetri
Lebih teliti dari tes konfrontasi. Hasil pemeriksaan di proyeksikan dalam
bentuk gambar di sebuah kartu.
Refleks Pupil
Saraf aferen berasal dari saraf optikal sedangkan saraf aferennya dari saraf
occulomotorius.
Terdapat dua macam refleks pupil.
Respon cahaya langsung
Pakailah senter kecil, arahkan sinar dari samping (sehingga pasien tidak
memfokus pada cahaya dan tidak berakomodasi) ke arah salah satu pupil untuk
melihat reaksinya terhadap cahaya. Inspeksi kedua pupil dan ulangi prosedur ini
pada sisi lainnya. Pada keadaan normal pupil yang disinari akan mengecil.Respon
cahaya konsensual, Jika pada pupil yang satu disinari maka secara serentak pupil
lainnya mengecil dengan ukuran yang sama.
Tes warna
Untuk mengetahui adanya polineuropati pada nervus optikus.
3. Pupil
Pemeriksaan pupil meliputi bentuk dan ukuran pupil, perbandingan
pupil kanan dan kiri ( pupil sebesar diameter 1mm, perbedaan masih
dianggap normal ), refleks pupil. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan :
- Refleks cahaya langsung (bersama N. II)
- Refleks cahaya tidak alngsung (bersama N. II)
- Refleks pupil akomodatif atau konvergensi
2. Motorik
Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi adanya atrofi otot-otot
temporalis dan masseter. Kemudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan
lakukan palpasi adanya kontraksi masseter diatas mandibula. Kemudian
pasien disuruh membuka mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan
tetap terbuka sedangkan pemeriksa berusaha menutupnya. Lesi unilateral dari
cabang motorik menyebabkan rahang berdeviasi kearah sisi yang lemah (yang
terkena).
3. Refleks
Pemeriksaan refleks meliputi refleks kornea langsung dan tidak
langsung. Pada pemeriksaan langsung pasien diminta melirik ke arah
laterosuperior, kemudian dari arah lain kapas disentuhkan pada kornea mata,
misal pasien diminta melirik kearah kanan atas maka kapas disentuhkan pada
kornea mata kiri dan lakukan sebaliknya pada mata yang lain. Kemudian
bandingkan kekuatan dan kecepatan refleks tersebut kanan dan kiri saraf
aferen berasal dari N. V tetapi eferannya (berkedip) berasal dari N.VII.
Pada pemeriksaan tidak langsung (konsensual), sentuhan kapas pada
kornea atas akan menimbulkan refleks menutup mata pada mata kiri dan
sebaliknya kegunaan pemeriksaan refleks kornea konsensual ini sama dengan
refleks cahaya konsensual, yaitu untuk melihat lintasan mana yang rusak
(aferen atau eferen).
Adapula untuk melihat adanya lesi UMN (certico bultar) penderita
membuka mulut secukupnya (jangan terlalu lebar) kemudian dagu diberi alas
jari tangan pemeriksa diketuk mendadak dengan palu refleks. Respon normal
akan negatif yaitu tidak ada penutupan mulut atau positif lemah yaitu
penutupan mulut ringan. Sebaliknya pada lesi UMN akan terlihat penutupan
mulut yang kuat dan cepat.
8) Saraf Vestibulokoklearis
Kelainan pada nervus vestibulokoklearis dapat menyebabkan
gangguan pendengaran dan keseimbangan (vertigo).
Kelainan yang dapat menimbulkan gangguan pada nervus VIII antara
lain gangguan pendengaran, berupa :
1. Tuli saraf
Dapat disebabkan oleh tumor, misal neuroma akustik. Degenerasi
misalnya pada presbiakusis atau disebabkan Trauma, misal pada fraktur
pars petrosa os temporalis, toksisitas misalnya oleh aspirin, streptomisin
atau alkohol, infeksi misal, sindrom rubella kongenital dan sifilis
kongenital.
2. Tuli konduktif
Dapat disebabkan oleh serumen, otitis media, otoskleroris dan penyakit
Paget.Gangguan Keseimbangan dengan penyebab kelainan vestibuler
Pada labirin meliputi penyakit meniere, labirinitis akut, mabuk
kendaraan, intoksikasi streptomisin.Pada vestibuler meliputi semua
penyebab tuli saraf ditambah neuronitis vestibularis.Pada batang otak
meliputi lesi vaskuler, tumor serebelum atau tumor ventrikel IV
demielinisasi.Pada lobus temporalis meliputi epilepsi dan iskemia.
AKTIFITAS REFLEKS :
Pemeriksaan aktifitas refleks dengan ketukan pada tendon menggunakan
refleks hammer. Skala untuk peringkat refleks yaitu :
0 = Tidak ada respon
1 = Hypoactive / penurunan respon, kelemahan ( + )
2 = Normal ( ++ )
3 = Lebih cepat dari rata-rata, tidak perlu dianggap
abnormal ( +++ )
4 = Hyperaktif, dengan klonus ( ++++)
2. Refleks biceps
Lengan difleksikan terhadap siku dengan sudut 900 , supinasi dan
lengan bawah ditopang pada alas tertentu (meja periksa). Jari pemeriksa
ditempatkan pada tendon m. biceps (diatas lipatan siku), kemudian dipukul
dengan refleks hammer.
Normal jika timbul kontraksi otot biceps, sedikit meningkat bila terjadi
fleksi sebagian dan gerakan pronasi. Bila hyperaktif maka akan terjadi
penyebaran gerakan fleksi pada lengan dan jari-jari atau sendi bahu.
3. Refleks triceps
Lengan ditopang dan difleksikan pada sudut 900 ,tendon triceps
diketok dengan refleks hammer (tendon triceps berada pada jarak 1-2 cm
diatas olekranon).
Respon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit meningkat
bila ekstensi ringan dan hyperaktif bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas
sampai otot-otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara.
4. Refleks achilles
Posisi kaki adalah dorsofleksi, untuk memudahkan pemeriksaan
refleks ini kaki yang diperiksa bisa diletakkan / disilangkan diatas tungkai
bawah kontralateral.
Tendon achilles dipukul dengan refleks hammer, respon normal berupa
gerakan plantar fleksi kaki.
5. Refleks abdominal
Dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan dibawah umbilikus.
Kalau digores seperti itu, umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah
yang digores.
6. Refleks Babinski
Merupakan refleks yang paling penting. Ia hanya dijumpai pada
penyakit traktus kortikospinal. Untuk melakukan test ini, goreslah kuat-kuat
bagian lateral telapak kaki dari tumit kearah jari kelingking dan kemudian
melintasi bagian jantung kaki. Respon Babinski timbul jika ibu jari kaki
melakukan dorsifleksi dan jari-jari lainnya tersebar. Respon yang normal
adalah fleksi plantar semua jari kaki.
2. Tanda Brudzinski I
Letakkan satu tangan pemeriksa dibawah kepala klien dan tangan lain didada
klien untuk mencegah badan tidak terangkat. Kemudian kepala klien
difleksikan kedada secara pasif. Brudzinski I positif (+) bila kedua tungkai
bawah akan fleksi pada sendi panggul dan sendi lutut.
3. Tanda Brudzinski II
Tanda Brudzinski II positif (+) bila fleksi tungkai klien pada sendi panggul
secara pasif akan diikuti oleh fleksi tungkai lainnya pada sendi panggul dan
lutut.
4. Tanda Kernig
Fleksi tungkai atas tegak lurus, lalu dicoba meluruskan tungkai bawah pada
sendi lutut. Normal, bila tungkai bawah membentuk sudut 1350 terhadap
tungkai atas.
Kernig + bila ekstensi lutut pasif akan menyebabkan rasa sakit terhadap
hambatan.
5. Test Laseque
Fleksi sendi paha dengan sendi lutut yang lurus akan menimbulkan nyeri
sepanjang m. ischiadicus.
Mengkaji abnormal postur dengan mengobservasi :
Decorticate posturing, terjadi jika ada lesi pada traktus corticospinal.
Nampak kedua lengan atas menutup kesamping, kedua siku, kedua
pergelangan tangan dan jari fleksi, kedua kaki ekstensi dengan memutar
kedalam dan kaki plantar fleksi.
Decerebrate posturing, terjadi jika ada lesi pada midbrain, pons atau
diencephalon.
Leher ekstensi, dengan rahang mengepal, kedua lengan pronasi, ekstensi
dan menutup kesamping, kedua kaki lurus keluar dan kaki plantar fleksi.
TEST DIAGNOSTIK
Lima Prosedur diagnostik yang lazim dilakukan yaitu Lumbal Pungsi,
Angiografi, Elekto Encephalografi, Elektromiografi, Computerized Axial
Tomografi Scan (CT Scan) Otak
A. Lumbal Pungsi
1. Pengertian
Adalah suatu cara pengambilan cairan cerebrospinal melalui pungsi pada
daerah lumbal
2. Tujuan
Mengambil cauran cerebrospinaluntuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik
maupun kepentingan therapi
3. Indikasi
a. Untuk diagnostik
Kecurigaan meningitis
Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
Evaluasi hasil pengobatan
b. Untuk Therapi
Pemberian obat anti neoplastik atau anti mikroba intra tekal
Pemberian anesthesi spinal
Mengurangi atau menurunkan tekanan CSF
4. Persiapan
a. Persiapan pasien
Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal
pungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi
yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya
yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut
Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir
kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi.
Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Persiapan Alat
Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa
dan lidi kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan
bakteriologis), dan duk bolong.
Tabung reaksi tiga buah
Bengkok
Pengalas
Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
Plester dan gunting
Manometer
Lidokain/Xilocain
Masker. Gaun, tutup kepala
5. Prosedur Pelaksanaan
a. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di pinggir tempat
tidur. Lutut pada posisi fleksi menempel pada abdomen, leher fleksi
kedepan dagunya menepel pada dada (posisi knee chest)
b. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah L2 dapat
digunakan pada orang dewasa, meskipun dianjurkan L4-L5 atau L5-S1
(Krista iliaca berada dibidang prosessus spinosus L4). Beri tanda pada
celah interspinosus yang telah ditentukan.
c. Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun
steril.
d. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril
dengan duk penutup.
e. Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih
dapam hingga ligamen longitudinal dan periosteum
f. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan
subkutis. Jarum harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus
terhadap aksis panjang vertebra.
g. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan,
sampai terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus.
Lepaskan stilet untuk memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada
aliran cairan CSF putar jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat.
Bila cairan tetap tidak keluar. Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum
lebih dalam. Cabut stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan periksa untuk
aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai keluar cairan.
h. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan
manometer pemantau tekanan, normalnya 60 – 180 mmHg dengan posisi
pasien berrbaring lateral recumbent. Sebelum mengukur tekanan, tungkai
dan kepala pasien harus diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya
perlahan-lahan.
i. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
j. Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak,
petugas dapat melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah
satu vena jugularis selama I\10 detik. Bila terdapat obstruksi medulla
spinalis maka tekanan tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat
obstruksi pada medulla spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis
ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik.
k. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3
tabung steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan
CSF. Cairan ini digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel,
biakan dan pewarnaan gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan
none-apelt prinsipnya adalah globulin mengendap dalam waktu 0,5 jam
pada larutan asam sulfat. Cara pemeriksaanya adalah kedalam tabung
reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet, kemudian
masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3 menit perhatikan apakah
terbentuk endapan putih.
Cara penilainnya adalah sebagai berikut:
( -) Cincin putih tidak dijumpai
(+) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan
bila dikocok tetap putih
( ++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi
opolecement (berkabut)
( +++ ) Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi keruh
(++++) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat
keruh
6. Setelah Prosedur
a. Klien tidur terletang tanpa bantal selama 2 – 4 jam
b. Observasi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan CSF
c. Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan
tekhnik relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit
kepala hilang.
7. Komplikasi
a. Herniasi Tonsiler
b. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c. Sakit pinggang
d. Infeksi
e. Kista epidermoid intraspinal
f. Kerusakan diskus intervertebralis
BAB V
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
System sirkulasi terdiri atas sirkulasi sistemik /sirkulasi besar dan sirkulasi
paru / sirkulasi kecil.
Proses sirkulasi sistemik yaitu darah yang mengandung oksigen
didistribusikan ke seluruh tubuh yang berasal dari paru. Darah dari ventrikel kiri
yang kaya akan oksige menuju aorta –arteri besar—cabang arteri---arteriol---
kapiler---venula---vena kecil---vena besar---vena kava ( superior dan inferior )---
atrium kanan. Sejak dari venula inilah warna darah berubah yang semula merah
terang kaya akan oksigen (oksi Hb ) menjadi merah gelap kurang oksigen tapi
kaya akan karbondioksida ( reduced Hb )
Sirkulasi paru dimulai pompa darah dari ventrikel kanan melalui arteri
pulmonal menuju paru, dari paru melalui vena pulmonary dan terus ke atrium kiri.
JANTUNG
Merupakan organ otot yang berongga, berukuran kepalan tangan, terletak
dibagian tengah rongga thoraks. Jantung terdiri dari atrium kanan dan kiri, serta
vntrikel kanan dan kiri. Antara atrium dan ventrikel dibatasi oleh annulus
fibrosus.
Karena fungsi vitalnya maka setiap kerusakan jantung akan menimbulkan
dampak yang berat bagi tubuh, pada awalnya terjadi dekompensasio kordis
sebagai respon usaha jantung dalam usaha memenuhi kebutuhan suplai darah
dalam tubuh. Apabila faktrur penyebab dari kerja jantung ini diatasi maka secara
perlahan tapi pasti ukuran jantung akan kembali pada posisi semula.
Pada jantung terdapat 4 katup, yaitu :
- Katup arterioventrikular : katup antara atrium dan ventrikel. Antara atrium dan
ventrikel kiri disebut katup mitral, katup antara atrium dan ventrikel kanan
disebut katup trikuspidalis.
- Katup semilunaris : katup antara ventikel kiri dengan aorta disebut
semilunaris aorta dan katup antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis
disebut katup semilunari pulmonal
GAGAL JANTUNG
Manifestasi gagal jantung bervariasi, gagal jantung merupakan ketidak-
mampuan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh, berikut ini
manifestasi gagal jantung :
Kelainan Penyebab
Edema pergelangan kaki, Backward failure vebtrikel kanan, peningkatan
sacrum tekanan vena , transudasi cairan
Hepatomegali Paningkatan tekanan vena, peningkatan
resistensi terhadap aliran porta
Kongesti paru Backward failure ventrikel kiri, peningkatan
tekanan vena paru, pelebaran vena paru,
transudasi cairan kedalam rongga udara.
DENYUT NADI
Kontraksi ventrikel kiri mendorong darah ke aorta, akibatnya aorta
terenggang dan berdilatasi, karena daya elastisitas ini kemudian dinding aorta
(pembuluh darah ) kembali mengecil, pengembangan dan pengecilan ini dirasakan
sebagai denyut nadi. Denyut nadi dapat teraba karena adanya tulang yang
menahan.
ALIRAN VENA
Vena dalam tubuh dibagi 2 yaitu yang dibawah kulit (superficial ) dan
vena dalam ( profunda ), vena profunda terletak diantara otot dan organ dalam,
sedangkan vena superfisialis ada didekat permukaaan kulit. Tenaga untuk
mendorong darah yang berada divena berasal dari :
• Tekanan hidrostatik dari jantung yang masih tersisa.
• Tekanan yang berasal dari otot yang berkontraksi karena sebagian vena berada
diantara otot.
• Daya hisap rongga toraks saat inspirasi, daya hisap jantung saat sistol.
KAPILER
Merupakan pembuluh darah yang halus berdinding selapis endotel,
tersebar diseluruh sel jaringan yang hidup dan berfungsi sebagai suplai makanan
diawal kapiler terjadi filtrasi cairan plasma darah karena tenaga hidrostatik dari
jantung, tenaga ini dilawan oleh tenaga tekanan osmotic koloid ) dari protein
plasma. Pada bagian akhir tekanan onkotik lebih besar dari tekanan hidrostatik
sehingga cairan tertarik kembali ke lumen kapiler. Namun ada sedikit cairan yang
tersisa diruang antar sel yang kemudian di kumpulkan dan dialirkan kembali
melaui saluran limfe untuk kembali ke jantung.
SALURAN LIMFE
Saluran ini meliputi seluruh tubuh yang akhirnya berkumpul dan berakhir
di vena rongga toraks, cairan dialirkan melalui pembuluh ini kurang lebih 120
ml/menit atau 2-3 liter/hari, waktu olahraga dapat meningkat 10-30 kali.
Di beberapa tempat kelenjar limfe berfungsi sebagai filtrasi, misal
terhadap bakteri. Apabila di daerah tertentu terdapat bakteri seperti yang terjadi
pada bisul, ada kuman yang terlepas kesaluran limfe. Dikelenjar limfe kuman
akan ditahan dan terjadi reaksi radang.
EDEMA
Edema merupakan penumpukan cairan diruang intersisial, yang dapat
disebabkan oleh :
1. Peningkatan tekanan kapiler, antara lain :
Retensi air dan garam oleh ginjal
Tekanan vena meningkat oleh karena :
• Gagal jantung
• Bendungan vena local
• Kegagalan pompa vena
Tahanan arteriola menurun karena :
• Panas badan meningkat
• Kelumpuham saraf simpatis
• Obat vasodilator
TEKANAN DARAH
Tekanan darah mengambarkan kerja jantung, dimana tahanan perifer turut
pula mentukan tekanan darah. Bila tahanan meningkat maka jantung bekerja
ekstra keras untuk mengatasi tahanan itu agar darah dapat mengalir, tekanan
tertinggi saat ejeksi diteruskan ke arteri sebagai tekanan sistolik, tekanan terendah
sesaat menjelang pemompaan berikutnya memberikan tekanan diastolik pada
arteri. Hipertensi disebabkan peningkatan cardiac output, meningkatnya tahanan
pembuluh darah perifer atau keduanya.
SHOCK
Suatu gejala akibat menurunnya tekanan darah sehingga darah tidak
sampai ke otak, sehingga fungsi otak terganggu, penyebabnya antara lain :
- Hipovolemik : perdarahan, dehidrasi, trauma, luka bakar.
- Vasodilatasi : neurogenik ( ketakutan/kaget ), anafilaktik, sepsis
- Gangguan jantung : infark, aretmia, gagal jantung
- Obstruksi aliran darah
Edema
BAB VI
DARAH
Darah terdiri atas plasma 55 % dan sel 45%, sel dalam darah antara lain
adalah trombosit, sel darah putih, sel darah merah.
Plasma mengandung ion Na, K, Ca, Mg, dan lain-lain. Adapun zat organic
seperti asam amino, protein, glukosa. Plasma mudah beku karena terdapat protein
fibrinogen yang dapat berubah menjadi fibrin yang berperan dalam pembekua
darah.
Protein plasma darah berupa albumin, globulin dan fibrinogen, yang
memberikan tekanan osmotic koloid ( tekanan onkotik ) tekanan ini berfungsi
menarik air kembali ke kapiler dan intersisial setelah terjadi filtrasi.
SISTEM KEKEBALAN
Apabila ada benda asing yang masuk kedalam tubuh, maka tubuh akan
bereaksi memebentuk suatu zat anti ( anti bodi ) yang khas untuk masing masing
benda asing tersebut. Kekebalan mungkin dapat dibawa sejak lahir, melalui zat
anti yang diberikan ibu atau dapat pula diperoleh kemudian. Kekebalan yang
diperoleh kemudian bisa terjadi karena infeksi secara alamiah yang kemudian
menimbulkan penyakit atau tidak sampai menimbulkan penyakit, atau dapat pula
kekebalan yang sifatnya dibuat dengan memberi vaksin tertentu, contohnya :
• Vaksin BCG untuk mencegah penyakit TBC pada anak
• Vaksin Polio
• Vaksin DPT
• Vaksin TT
• Vaksin Morbili
• Vaksin rubella
GOLONGAN DARAH
Didalam tubuh kita golongan darah ditentukan oeh antigen dan antibodi,
yang masing masing orang berbeda dan akan menimbulkan reaksi antigen –
antibodi bila darah yang berbeda itu tercampur. Golongna darah yang sering
dipakai adalah sistem ABO dan faktor resus.
A Antigen A Antibodi B
B Antigen B antibodi A
AB Antigen A & B tak ada antibodi
O Tak ada antigen Antibodi Anti A & Anti B
Siapa yang menemukan asal muasal golongan darah pada manusia?
Landsteiner adalah orang yang menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam ABO
sistem pada tahun 1900 dengan cara memeriksa golongan darah beberapa teman
sekerjanya. Percobaan dilakukan dengan melakukan reaksi antara sel darah merah
dan serum dari donor. Hasilnya adalah dua macam reaksi dan dan satu macam
tanpa reaksi. Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di sel darah merah
yang disebut golongan A dan B, atau samasekali tidak ada reaksi
BAB VI
PERNAFASAN
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Plamongan Sari II Semarang
2. SMP Negeri 29 Semarang
3. SLTA Negeri 11 Semarang
4. Akademi Keperawatan Kesdam IV / Diponegoro Semarang
5. PSIK Universitas Muhamadiyah Jakarta
6. 2008 Sampai dengan saat ini sedang menempuh S2 Keperawatan
Program pengkhususan Keperawatan Madikal Bedah di Universitas
Indonesia Jakarta
Riwayat pekerjaan :