You are on page 1of 42

www.legalitas.

org

PRIVATISASI BUMN SEBAGAI KEMUNDURAN DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI BANGSA Oleh Parningotan manalu Mahasiswa FH-Universitas Brawijaya Angkatan 05 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang tersimpul dalam Pasal 33 UUD 1945 sebenarnya merupakan demokrasi ekonomi, yaitu perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Pasal 33 UUD 1945 tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting sehingga pasal tersebut menjadi dasar dan titik tolak pembangunan ekonomi dalam mewujudkan tanggung jawab normatif dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang ekonomi dibentuklah Perusahaan Negara yang lebih popular dengan nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).1 bahwa BUMN merupakan salah Jika dalam konsideran Undang-undang No. 19 tahun 2003 dikatakan

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi, maka sangat perlu dikritisi privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah kepada pihak asing. Kontrol pihak asing terhadap kebijakan nasional akan sangat bertentangan dengan makna demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa seperti yang dimaksud dalam UUD 1945. Privatisasi yang ditempuh pemerintah dilaksanakan karena desakan utang atau suatu langkah dalam menutup devisit APBN Privatisasi pada tataran tertentu merupakan penerimaan terhadap konsep-konsep kapitalisme gaya baru dalam bungkus neo liberalisme. Dalam perspektif ini, privatisasi akan membawa dampak sangat negatif, karena dalam jangka panjang akan mengalihkan aset nasional yang sangat menguntungkan
Pandu Patriardi, Segi Hukum Bisnis Dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Melalui Penjualan Saham di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2004.
1

satu pelaku kegiatan

.le

ga

lit a

s.

or

kemandirian ekonomi bangsa. Dengan demikian Negara mempunyai peran dan

ekonomi

dalam

www.legalitas.org

www.legalitas.org

ketangan pihak asing dengan harga murah sesuai dengan skenario planning yang dirancang IMF dan negara-negara donornya. Indonesia akan terperangkap dalam jerat perdagangan bebas yang semakin meminggirkan kemampuan ekonomi rakyat sehingga jangka panjang privatisasi hanya akan menciptakan bangsa buruh saja2. Bagi pemerintah, privatisasi BUMN merupakan solusi terbaik, tetapi tidak bagi banyak kalangan seperti masyarakat, kalangan ekonom dan kalangan akademisi. Pemerintah juga menganggap privatisasi yang dilakukan dapat memperbaiki kinerja BUMN yang secara umum buruk. Ini menjadi alasan pertama kenapa privatisasi dilakukan. Kedua, yang sangat mendesak, untuk menambal defisit APBN yang terjadi sejak beberapa tahun lalu bahkan beberapa tahun ke depan. Ketiga adalah untuk menumbuhkan kepercayaan internasional dengan mengundang dan memberi kesempatan kepada investor asing membeli BUMN. Semua itu diharapkan akan menggiatkan kembali perekonomian Indonesia secara perlahan. Akan tetapi bagi banyak kalangan, privatisasi bukanlah solusi yang baik, justru menjadi masalah baru yang mengantarkan perekonomian. Hal ini disebabkan perusahaan negara yang dijual adalah aset strategis dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara. kenapa pemerintah tetap untuk menjual BUMN?3 Menjual aset bangsa ke pihak melakukan ultimate crime against the nation, yaitu kejahatan puncak terhadap bangsa Indonesia4. Apakah kemandirian ekonomi bangsa bisa terwujudkan apabila pemerintah selalu menjual aset-aset negara ini? Fenomena privatisasi telah menjadi masalah serius yang semakin mencekam kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah selalu mengatakan untuk senantiasa menaati UUD 1945 yang ada, sementara pemerintah tidak peduli dengan UUD 1945 tersebut. Mengutip perkataan seorang penyair terkenal Kahlil Gibran dalam karyanya Bangsa Kasihan Privatisasi merupakan bukti ketidakberdayaan pemerintah dalam mengelola Sumber Daya Alam yang ada dan yang tertuang dalam fungsi BUMN.
2

Johnny Ibrahim, Filosofi, Teori dan Implikasi penerapannya Di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang, 2007, hal 203.
3 4

Guntur Subagja, dkk, 2002, Mari Menjual Negara, Global mahardika, Publiscations. Pontianak Post, 4 januari 2008.

asing secara murah dan tidak bertanggungjawab pada hakekatnya telah

.le

ga

Tetap menjual BUMN tersebut sama artinya dengan menjual negara. Lantas,

lit a

s.

or

Indonesia

ke

gerbang

kehancuran

dan

kebangkrutan

dalam

bidang

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Permasalahan Sosial ini merupakan topik yang hangat untuk dikaji dan dicari solusinya Oleh sebab itu disusunlah penelitian normatif yang berjudul: PRIVATISASI BUMN SEBAGAI KEMUNDURAN DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI BANGSA Alasan mengapa memilih judul Privatisasi BUMN Sebagai Kemunduran Dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Bangsa adalah

karena semakin banyaknya aset-aset negara yang dijual kepada pihak swasta. Hal ini menimbulkan penafsiran ganda dari masyarakat, pengusaha, kalangan ekonom maupun kalangan akademisi. Privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah dikawatirkan akan membuat ekonomi indonesia semakin terpuruk dimasa yang akan datang. Harapan para pendiri bangsa atau founding father untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa tidak akan pernah menjadi suatu kenyataan. B. Rumusan Masalah 1. Apakah dengan dilakukannya privatisasi merupakan solusi yang tepat ekonomi bangsa? dalam pengelolaan BUMN sehingga bisa mewujudkan kemandirian 2. Strategi apa sebaiknya yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan

bisa mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa 2. Untuk mengkaji, menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai kontroversi privatisasi BUMN dan penerapannya. D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritik Manfaat teoritik suatu penulisan karya ilmiah adalah apabila akan menghasilkan sebuah pendapat baru atau hasil penerapan hukum, Hasil penelitian normatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan di bidang ilmu hukum, khususnya hukum ekonomi yang berkaitan dengan privatisasi BUMN di Indonesia. Kemudian berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di cari solusi yang mampu memberikan

1. Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam pengelolaan BUMN sehingga

C. Tujuan Penulisan

.le

ga

kinerja BUMN tanpa harus melalui privatisasi?

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

sumbangsih untuk perbaikan terhadap perbaikan bagi BUMN di masa yang akan datang. Sehingga dengan kinerja BUMN yang lebih baik mampu menjaga daya saing bangsa dalam bidang perekonomian. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Mahasiswa Memantapkan peran mahasiswa sebagai Agent of change and Social Control sehingga mampu memberikan kontribusi pemikiran guna perbaikan BUMN dan tata cara pengelolannya di Indonesia. b. Bagi Masyarakat Penulisan di bidang ilmu sosial ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan serta partisipasi masyarakat mengenai privatisasi dan BUMN. c. Bagi Ahli Ekonomi Penulisan di bidang ilmu sosial ini di harapkan mampu memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan ekonom yang bergerak di bidang BUMN. d. Bagi Pemerintah pemerintah bisa membuat kebijakan dalam bidang ekonomi yang berpihak kepada rakyat banyak sehingga bisa mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa. Dengan adanya penulisan di bidang ilmu sosial ini, diharapkan

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar BUMN di Indonesia Menurut Hukum Ekonomi Badan Usaha Milik Negara atau State Owned Enterprises (SOEs) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN diatur dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Tujuan Pendirian BUMN menurut pasal 2 ayat 1 UU nomor 19 tahun 2003: 1 2 3 4 5 Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan Mengejar dan mencari keuntungan Pemenuhan hajat hidup orang banyak Perintis kegiatan-kegiatan usaha Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, memisahkan secara tegas antara (kementeriaan BUMN). Di sIni terdapat teori principal agent dalam pemetaan BUMN) bertanggung jawab kepada Principal (pemilik yang dalam hal ini adalah pemerintah). Menurut pasal 5 UU nomor 19 tahun 2003, pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi dimana Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Pasal 6 menentukan bahwa pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus kas Negara

hubungan natra pemerintah dengan BUMN, yakni Agent (perusahaan, yakni

.le

ga

regulator

(pemerintah

melalui

departemen

lit a

teknisnya)

s.
dengan

or

operator

www.legalitas.org

www.legalitas.org

mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan ketentuan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Secara garis besar pasal 9 UU Nomor 19 tahun 2003 menentukan Bentuk Badan usaha yang terdiri atas: 1. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 2. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Pengelompokan BUMN berdasarkan Bidang usahanya, dibedakan a. Public Utilities, adalah BUMN yang bergerak dibidang usaha menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya, P.T. Telkom, PLN, KAI. b. Industry Vital Strategies, adalah BUMN yang bergerak dalam sektorPertamina, Aneka Tambang, Batubara Bukit Asam. umum. Contoh ; BNI, Bank Mandiri, BRI. Undang-undang UU Nomor 19 tahun 2003 disusun untuk menciptakan sistem pengelolaan dan pengawasan berlandaskan pada prinsip efisiensi dan produktivitas guna meningkatkan kinerja dan nilai (value) BUMN, serta menghindarkan BUMN dari tindakan-tindakan pengeksploitasian di luar asas tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Undang-undang ini juga dirancang untuk menata dan mempertegas peran lembaga dan posisi wakil pemerintah sebagai pemegang saham/pemilik modal BUMN, serta memperjelas hubungan BUMN selaku operator usaha dengan lembaga pemerintah sebagai regulator. Di samping itu, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai restrukturisasi dan privatisasi sebagai alat dan cara pembenahan BUMN untuk mencapai cita-citanya serta hal-hal penting lainnya menjadi:

c. Business, adalah BUMN yang bergerak di sektor-sektor bisnis secara

.le

sektor industry yang bersifat penting, vital dan strategis. Contoh ;

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

yang mendukung dan dapat menjadi landasan bagi upaya penyehatan BUMN. Adapun prinsip yang diterapkan dalam BUMN adalah prinsip Good Corporate Governance, sebagai berikut : 1. Transparansi (Transparency) 2. Akuntabilitas (Accountability) 3. Responsibilitas (Responsibility) 4. Independensi (Independency) 5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness).5 Eddie M. Gunadi, Chairman Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), menjelaskan ada beberapa bentuk implementasi GCG, antara lain, sistem pengawasan internal (internal control system), pengelolaan risiko (risk management), dan etika bisnis yang dituangkan dalam pedoman perilaku perusahaan (corporate code of conduct). Dalam sistem pengawasan internal, best practices telah memunculkan paradigma baru berupa pengawasan internal yang sangat berbeda dengan konsep pengawasan tradisional. Dalam konsep pengawasan tradisional, fokus utama pengawasan internal adalah menemukan hanya dilihat dari aspek kuantitas temuan pihak internal auditor. Sementara, paradigma baru pengawasan internal mengacu pada dua hal pokok. Pertama, pengelolaan risiko melalui risk based auditing, kontrol, dan governance pemeriksaan dan konsultasi (assurance and consulting). Kedua, efektivitas processes.6 kesalahan manajemen sebanyak mungkin karena keberhasilan pemeriksaan

B. Pengertian dan Tujuan Privatisasi Pengertian Privatisasi Privatisasi atau istilah lain denasionalisasi menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia adalah proses pengalihan kepemilikan dari milik umum menjadi milik pribadi. Secara teori, privatisasi membantu terbentuknya pasar

bebas, mengembangnya kompetisi kapitalis, yang oleh para pendukungnya


dianggap akan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada publik. Sebaliknya, para sosialis menganggap privatisasi sebagai hal yang negatif, karena memberikan layanan penting untuk publik kepada sektor privat akan
5 6

Adulkadir Muhammad,. 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti: Bandung, hal. 142

http://www.bexi.co.id/images/_res/perbankan-Menata%20Bank%20dengan%20GCG.pdf.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

menghilangkan kontrol publik dan mengakibatkan kualitas layanan yang buruk, akibat penghematan-penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan profit. Para ekonom dan pengambil kebijakan pada prinsipnya sependapat tentang hakekat atau makna dari privatisasi. Hakekat atau makna privatisasi adalah mengurangi keterlibatan atau intervensi pemerintah ke ekonomi secara langsung. Pemerintah cukup melaksanakan tugas-tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasar termasuk pertahanan dan keamanan serta redistribusi pendapatan. Dalam keadaan yang ideal, negara hanya bertindak sebagai pengatur, penata, penegak rule of law, dan penjamin rasa aman.7 Pendapat ini mendapat dukungan yang luas dari para pengambil kebijakan nasional. Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi, bahwa makna privatisasi adalah perubahan peran pemerintah dari pemilik dan pelaksana menjadi sebagai regulator dan promotor. Dengan kata lain, kepemilikan pemerintah pada badan-badan usaha perlu dikurangi sampai pada posisi yang minoritas. Pelepasan kepemilikan pemerintah tersebut lebih bukan melakukan tugas-tugas pelayanan dasar yang penting.8 Tujuan Privatisasi diprioritaskan untuk BUMN-BUMN yang berada pada pasar kompetitif dan atau

tentang tim kebijakan privatisasi BUMN. Tujuan utama privatisasi ada dua, yaitu: pertama, untuk mengurangi defisit fiskal dan atau menutupi kewajiban-kewajiban (hutang-hutang) pemerintah yang jatuh tempo, dan kedua, untuk mendorong kinerja ekonomi makro atau efisiensi makro. Indonesia dalam perspektif jangka panjangnya menetapkan bahwa tujuan privatisasi adalah untuk tujuan efisiensi makro ekonomi seperti yang diadopsi oleh negara seperti Inggris, Perancis, dan Jepang, tetapi sekarang ini tujuan melakukan progran privatisasi adalah diutamakan untuk menutupi defisit fiskal dan kewajiban pemerintah yang jatuh tempo. Sementara itu
Faisal Basri H., (2002), Konsep Privatisasi, makalah yang disampaikan pada Seminar Terbatas: Privatisasi Ditinjau dari Aspek Ekonomi Makro, yang diselenggarakan oleh Kantor Badan Usaha Milik Negara, Graha Sawala, Gedung Utama Departemen Keuangan, Jakarta, 21 Mei 2002. 8 Mahmud Yasin (2002), Rekstrukturisasi dan Privatisasi, pointers seminar kordinasi direksi BUMN di Jakarta, 17 April 2002.
7

tahun 2002 tentang perubahan atas Keputusan Presiden No. 122 tahun 2001

tahun 2001 tentang kebijakan privatisasi BUMN dan Keputusan Presiden No. 7

.le

Hakekat dan tujuan privatisasi tertulis dalam keputusan presiden no 122

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

privatisasi BUMN bertujuan untuk meningkatkan efisiensi suatu BUMN dengan memasukkan dalam market condition yang selanjutnya memberi keuntungan bagi pemilik, pelanggan dan karyawannya. Privatisasi dapat dilaksanakan karena berbagai tujuan, yaitu : 1. Memacu pendapatan perusahaan, 2. Mengurangi utang. 3. Memperoleh dana dari pasar modal 4. Mengurangi peran pemerintah dalam suatu industri dan 5. Meningkatkan sebaran pemegang saham.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB III METODE PENULISAN Teknik Penulisan Teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskriptif dengan menguraikan, menjabarkan, dan merangkai variabel-variabel menjadi untaian kata-kata dalam setiap bagian pembahasannya. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan menghubungkan konsep-konsep Privatisasi BUMN, Good Corporate Governance, sehingga menjadi sinkron dengan permasalahan. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu menelusuri, meneliti, dan mempelajari referensi-referensi yang sesuai dan relevan dengan permasalahan yang diangkat. Referensi yang digunakan tidak adalah data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur baik itu cetak seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal penelitian, dan tabloid maupun elektronik pembimbing dan juga orang yang berkompeten dengan masalah yang diangkat seperti situs internet. Selain itu penulis melakukan diskusi dengan dosen terbatas pada referensi cetak saja tetapi juga elektronik. Data yang digunakan

Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh, menurut Nazir (1988) dengan menganalisa data yang ada maka akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian. Cara yang digunakan dalam proses ini adalah dengan mengorganisasikan data yang diperoleh dari studi literatur ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan langkah terakhir adalah dengan membuat kesimpulan agar dapat dipahami (Sugiyono, 2005).

dalam karya tulis ini.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB IV ANALISIS MASALAH DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN I. Inefisiensi Upaya Privatisasi BUMN yang Dilakukan Pemerintah Pemerintah dalam beberapa tahun ini mempunyai satu tradisi, yakni menjual aset-aset negara atau melakukan privatisasi BUMN untuk menutup defisit APBN. Bagi pihak yang tidak setuju memprediksi bahwa defisit APBN akan tetap terjadi pada tahun-tahun yang akan datang walaupun BUMN dijual setiap tahun, sehingga suatu saat BUMN akan habis terjual dan defisit APBN akan tetap terjadi. Menteri keuangan Sry Muliany Indrati mengatakan situasi akhir-akhir ini agak mirip dengan kondisi menjelang krisis ekonomi tahun1997.9 lalu mengapa pemerintah terus-menerus menjual aset-aset negara ini. Privatisasi BUMN bukan hanya menyangkut masalah ekonomi saja, tetapi juga menyangkut masalah transformasi sosial. Jadi, munculnya penolakan atau demo dari para stakeholder menggambarkan ketidaksetujuan privatisasi Dibawah ini merupakan BUMN yang di privatisasi tahun 2007 Nama BUMN Metode Privatisasi Kepemilikan Pemerintah 100 persen 99,12 persen yang dilakukan pemerintah.10

lit a

s.

or

g
Saham Dilepas

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Secondary offering (dilusi dan divestasi)

PT Jasa Marga (Persero)

IPO/dilusi/divestasi

.le

9 BUMN Kepemilikan Mayoritas

ga

Maksimal 49 persen (bertahap) -maks 20 persen divestasi -saham Pemerintah tak boleh kurang dari 51 persen -maks 20 persen saham baru Maks 35 persen Maks 30 persen

PT Wijaya Karya (Persero) PT Permodalan Nasional Madani (Persero)

IPO/dilusi (penerbitan 100 persen saham baru) Strategic sales/divestasi/dilusi (penerbitan saham baru) 100 persen

Koran Kompas, 11 Mei 2007 Gunoto Saparie, Perkembangan dan Peranan BUMN dalam Era Globalisasi, Usahawan no. 10 Tahun XXV, Jakarta 2005.
10

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Nama BUMN PT Garuda Indonesia

Metode Privatisasi Strategic sales/dilusi (penerbitan saham baru)

Kepemilikan Pemerintah 100 persen

Saham Dilepas Maks 49 persen

PT Merpati Strategic sales/dilusi Nusantara Airlines (penerbitan saham (Persero) baru) PT Industri Soda Indonesia PT Industri Gelas (Persero) PT Cambrics Primissima (Persero) PT Atmindo PT Intirub PT Prasadha Pamunah Limbah Industri Strategic sales/divestasi Strategic sales/divestasi Strategic sales/divestasi

93,20 persen

Maks 40 persen

100 persen 63,82 persen 52,79 persen

Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

6 Perusahaan (Kepimilikan Minoritas) Strategic sales Strategic sales Strategic sales 36,60 persen 9,99 persen Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

PT Kertas Basuki Rahmat

Sumber: Kementerian BUMN, diolah. Sementara untuk tahun 2008, BUMN yang akan di privatisasi oleh pemerintah sebanyak 37 Perusahaan BUMN, 34 diantaranya adalah rencana privatisasi 2008 dan sisanya adalah privatisasi yang tertunda tahun 2007, yaitu: Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri Makassar, Kawasan Industri Wijaya Kusuma, BNI Persero, Adhi Karya, PT Asuransi Jasa Indonesia, BTN, Jakarta Lloyd, Krakatau Steel, Industri Sandang, PT Inti, Rukindo, dan Bahtera Adi Guna, Kemudian, PT Perkebunan Nusantara III, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara VII, dan Sarana Karya, Semen Batu Raya, Waskita Karya, Sucofindo, Surveyor Indonesia, Kawasan Berikat Nusantara, Pembangunan Perumahan (melalui IPO), Kawasan Industri Surabaya, dan

Strategic sales

PT Kertas Blabak

Strategic sales

.le

PT Jakarta OTC (pasar modal) International Hotel Development, Tbk

1,30 persen

lit a

s.
0,84 persen 0,38 persen

or

5 persen

Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

ga

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Rekayasa Industri. Yodya Karya, Kimia Farma dan Indo Farma (keduanya akan di merger), PT Kraft Aceh, PT Dirgantara Industri, Boma Vista, PT Barata, PT Inka, Dok Perkapalan Surabaya, Dok Perkapalan Koja Bahari, Biramaya Karya, dan Industri Kapal Indonesia.11 Komite privatisasi BUMN menyetujui privatisasi 34 BUMN tahun ini. Para ahli menyebutnya sebagai ledakan privatisasi. Dengan 10 BUMN luncuran (carry over) tahun lalu, total yang diajukan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil ke DPR RI menjadi 44 BUMN. Jumlah ini sangat spektakuler. Jumlahnya terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia. Dengan penjualan BUMN besarbesaran, ratusan triliun aset negara beserta manfaatnya akan segera melayang dari tangan bangsa dan hanya akan menyengsarakan seluruh rakyat serta memuaskan kekuasaan neoliberalisme12. Para pakar yang beraliran nasionalisme ekonomi, menyatakan bahwa pemerintah tidak berhak menjual BUMN-BUMN tersebut. Sebaliknya, kewajiban pemerintahlah memiliki BUMN sebagai badan-badan yang dikelola untuk kepentingan negara dan masyarakat. Penolakan privatisasi BUMN dari berbagai dilakukan pemerintah selama ini mengambil obyek BUMN yang potensial menguntungkan dan sekaligus strategis. Contohnya adalah Krakatau Steel yang memperoleh harga tinggi dari hasil privatisasi, maka yang harus dijual adalah Kedua, privatisasi jelas akan membahayakan kelangsungan hidup seluruh rakyat Indonesia. Generasi penerus masa depan bangsa akan disulitkan dengan aset-aset milik negara yang sudah habis terjual kepada pihak asing dan akan kehilangan ruang gerak dan kemerdekaan. Bila hal ini terjadi, maka langkah pemerintah Indonesia tidak jauh berbeda dengan menjual bangsa. II. Kontroversi Privatisasi Privatisasi adalah pemindahan kepemilikan aset-aset milik negara kepada swasta dan asing. Namun Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN dijelaskan makna privatisasi dengan menambahkan alasan dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan dan memperbesar manfaat akan segera di privatisasi oleh pemerintah. Logikanya sederhana, karena untuk pihak sangat berlasan. Alasan yang pertama adalah karena privatisasi yang

11 12

Kominfo Newsroom, 21 January 2008

http://www.jurnal-ekonomi.org, diakses 11 Januari 2008

BUMN yang strategis dan bagus sebagai lahan bisnis.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

bagi negara dan masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham masyarakat. Berdasarkan pengertian privatisasi dalam undang-undang BUMN, visi Kementerian Negara BUMN tentang privatisasi adalah Mendorong BUMN untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan guna menjadi champion dalam industrinya serta
13

meningkatkan

peran

serta

masyarakat

dalam

kepemilikan sahamnya . Sementara itu dalam program privatisasi tahun 2008 alasan yang dikemukakan oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil adalah: Privatisasi BUMN dilakukan tidak untuk menjual BUMN, melainkan untuk memberdayakan BUMN itu sendiri, sehingga akan menjadikan BUMN lebih transparan dan dinamis14. Privatisasi tidak semudah apa yang digambarkan dalam visi Kementerian Negara BUMN seperti pada poin meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepemilikan saham BUMN. Sekilas masyarakat luas dilibatkan dalam kepemilikan BUMN, sementara yang dimaksud masyarakat bukanlah pengertian masyarakat secara umum, tetapi memiliki makna khusus yaitu investor asing. Misalnya soal kinerja BUMN, memang sejak awal berdiri adalah agent of development yang melaksanakan misi ganda, yakni bisnis dan sosial. Selain itu fakta yang sulit dibantahkan bahwa BUMN selama ini menjadi menjadi modal bagi seseorang atau sekelompok orang penguasa untuk perusahaan BUMN. Hal inilah yang sesungguhnya dominan membuat buruknya kinerja BUMN secara keseluruhan. KKN yang menjadikan pengelolaan BUMN menjadi tidak efisien dan sangat sulit untuk berkembang. Menurut Dr. Mansour Fakih (2003) dalam bukunya Bebas dari Neoliberalisme, istilah privatisasi biasa dibungkus dengan istilah dan pemaknaan yang berbeda-beda. Misalnya, privatisasi perguruan tinggi negeri (PTN) dibungkus dengan istilah otonomi kampus, dan istilah privatisasi BUMN dimaknai sebagai meningkatkan peran serta masyarakat. Tujuan pembungkusan istilah dan makna privatisasi ini adalah untuk mengelabui pandangan publik. Pernyataan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil bahwa privatisasi BUMN bukanlah untuk menjual BUMN melainkan untuk memberdayakan BUMN adalah sapi perahan para penguasa. Sumber dana dari BUMN inilah yang selama ini kinerja perusahaan negara kurang baik. Namun harus dipahami bahwa BUMN

13 14

http//bumn-ri.com Kominfo Newsroom, 21 Januari 2008

memuluskan ambisi politik dan bisnisnya. Maka korupsi sangat besar didalam

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

pernyataan yang sifatnya abu-abu. Amien Rais dalam sebuah pidatonya mengatakan Menjual BUMN pada hakikatnya sama dengan menjual Negara. Lembaga-lembaga keuangan kapitalis, negara-negara kapitalis, dan para kapitalis kalangan investor sangat berkepentingan terhadap pelaksanaan privatisasi di Indonesia. Sebaliknya rakyat Indonesia sangat tidak berkepentingan terhadap privatisasi karena tidak ada efek positif yang ditimbulkannya bagi rakyat Indonesia. Para kapitalis menginginkan pemerintah Indonesia membuka ladang penjarahan bagi mereka. Para kapitalis sebenarnya tidak mengharapkan perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi yang mereka inginkan adalah merampok kekayaan Indonesia dengan cara-cara yang melanggar hak-hak rakyat.15 Pemerintah sering mengatakan bahwa privatisasi bertujuan peningkatan efisiensi dan pemberantasan korupsi adalah sangat tidak berdasar. DR. Mansour Fakih (2003) dalam bukunya menjelaskan tidak ada kaitan antara BUMN yang bersih dengan pemindahan kepemilikan ke tangan investor. Justru Negara Indonesia sekarang sedang ditimpa malapetaka perekonomian dan privatisasi BUMN mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa sebenarnya tidak harus melalui Untuk memberantas korupsi di BUMN bukanlah dengan cara privatisasi menjadi rahasia umum BUMN menjadi sapi perahan para pejabat, politisi, kebijakan yang tegas dan jelas dari pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Privatisasi bukanlah solusi bagi Indonesia tetapi merupakan sebuah ancaman bagi eksistensi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kemandirian ekonomi bangsa dan negara. III. Dampak dari Privatisasi BUMN Privatisasi BUMN merupakan opsi utama pemerintah saat ini dalam menutup defisit APBN sampai beberapa tahun yang akan datang, tetapi tanpa disadari privatisasi itu sendiri memunculkan berbagai masalah baru, contohnya dari di privatisasinya Indosat, PT Semen Gresik dan BUMN-BUMN lain yang strategis dan akan di privatisasinya Krakatau Steel. Berbagai masalah muncul dari hasil privatisasi tersebut, diantaranya, pertama masalah politik, dimana
15

http://www.jurnal-ekonomi.org, diakses pada tanggal 11 Maret 2008.

swasta, dan orang dalam BUMN itu sendiri. Namun sampai saat ini belum ada

.le

ga

melainkan dengan penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu. Sudah

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

suksesnya pelaksanaan privatisasi sangat bergantung kepada kualitas politik pengambilan keputusan.. Sangat sulit untuk menjelaskan pada masyarakat awam tentang keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan swasta. Perencanaan, persyaratan dan keterbukaan diperlukan untuk membentuk kembali sikap masyarakat berkenaan dengan masalah kepemilikan sehingga tetap aman dan terkendali. Kedua, masalah hukum dan ekonomi, dimana dibawah kekuasaan keuangan negara, kredit dan sistem perbankan menimbulkan permasalahan terhadap proses privatisasi. Bentuk mekanisme ekonomi pasar, merupakan hal yang menentukan suksesnya kebijakan privatisasi. Sampai saat ini belum ada kejelasan yang pasti berapa untung yang diperoleh pemerintah setelah Indosat di privatisasi. Di bidang hukum terdapat juga persoalan dengan tidak adanya transparansi dari proses privatisasi Indosat pada tahun 2003 yang lalu. Ketiga, kontribusi terhadap negara dari hasil penjualan aset-aset milik negara tidaklah signifikan terhadap perbaikan ekonomi bangsa. Dapat dipastikan harga penjualan BUMN-BUMN yang akan diprivatisasi menjadi murah penderitaan rakyat Indonesia yang berkepanjangan sampai saat ini. Karena itu, pemerintah negara. harus memperbaiki kinerja BUMN

lit a

s.

or

sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hasil itu tidak cukup melepaskan terlebih dahulu supaya

Fakta ini bisa sebagai bukti agenda neo kolonialisme pihak asing terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan rakyat Indonesia akhirnya menjadi buruh di negeri sendiri. IV. Strategi yang Seharusnya Dilakukan Pemerintah Guna mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa sebaiknya pemerintah melakukan program pemberdayaan ekonomi rakyat secara maksimal dalam pengelolaan BUMN, hal ini disebabkan karena privatisasi bukanlah solusi yang tepat dalam pembangunan ekonomi bangsa tetapi merupakan ancaman dalam pembangunan perekonomian bangsa pada tahun-tahun yang akan datang. Upaya ini sudah saatnya menjadi prioritas dengan memanfaatkan berbagai kemampuan sumber daya dan peluang yang dimiliki.

nasionalis. Sebab BUMN yang diprivatisasi jatuh dan dikuasai oleh pihak asing.

Keempat, kebijakan privatisasi sebagai pelepasan aset negara tidak

.le

ga

keuntungan yang diperolehnya semakin besar dan tidak menjual aset-aset milik

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Kemandirian
Redistribusi pendapatan hasil pemanfaatan aset BUMN. Optimalisasi pemanfaatan potensi aset BUMN

Retribusi Aset
Pengalihan hak pengelolaan BUMN kepada rakyat Indonesia. Pemberian kesempatan yang seimbang dalam rangka penguasaan dan pemanfaatan aset yang produktiv.

.le w w w

Kemitraan
Pembinaan kepada rakyat, pengusaha kecil dan menengah. Pengembangan program kemitraan diberbagai sektor.

Gambar 1. Optimalisasi Pengelolaan BUMN Melalui Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Berdasarkan gambar diatas, khususnya berkaitan dengan optomalisasi pengelolaan BUMN dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa, dapat disarikan beberapa pokok pikiran, yaitu: 1. Transparansi kebijakan dan kejelasan visi, misi, dan tujuan serta strategi memalui blue print optimalisasi pengelolaan BUMN. 2. Penciptaan kebijakan dasar, sistem dan mekanisme kerja yang transparan berkaitan dengan pengelolaan BUMN.

ga
Cross Subsidies
Redistribusi Pemanfaatan kepada pemenuhan kebutuhan rakyat. Penetapan untuk penyediaan kebutuhan rakyat kecil dalam pengembangan komersial aset negara.

lit a

s.

or

Pengelolaan BUMN Strategi pengelolaan Badan yang berwenang mengelola

www.legalitas.org

www.legalitas.org

3. Pemberdayaan berbagai perangkat pendukung dalam upaya optimalisasi pengelolaan, seperti lembaga profesi atau keahlian, lembaga pengawasan, lembaga penelitian, dan lain-lain melalui badan pengelolaan BUMN yang independen, transparan dan terpadu. 4. Pengakuan dari aspek legal berkaitan dengan pengelolaan BUMN melalui penetapan Undang-undang maupun perangkat hukum lainnya yang mendukung upaya tersebut. 5. Pelibatan berbagai profesi atau keahlian nasional yang mampu mendukung upaya optimalisasi pengelolaan BUMN, seperti penilai, akuntan, ahli hukum, ekonom, dan lain-lain16. Berkenaan dengan pokok-pokok pikiran pengelolaan BUMN di Indonesia dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa, ada beberapa arahan yang perlu menjadi pertimbangan dalam strategi pembangunan ekonomi khsusnya bidang BUMN di masa depan, yaitu: 1. Sebagai penjabaran daripada amanat pasal 33 UUD 1945, aspek pengelolaan BUMN sebaiknya menjadi salah satu acuan dalam strategi BUMN, akan lebih baik bila ditetapkan suatu undang-undang yang menjadi arahan dalam pengelolaan BUMN. 2. Perlu ada reformasi dalam strategi pembangunan untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk itu, dalam rangka memperkuat posisi

3. melalui adanya strategi baku dan istitusi pelaksana tersebut, diharapkan terjadi sinergi dalam program kerja maupun kebijakan pembangunan dalam pemamfaatan BUMN dengan tetap mampu menjaga kelestarian dan keadilan dalam pemanfaatannya serta menjamin tujuan jangka panjang guna mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa. 4. Perlu adanya restrukturisasi BUMN dengan memasukkan visi dan pertimbangan dalam pengelolaan BUMN sehingga hasil kerja program tersebut tetap terjaga untuk kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya17. Sementara untuk internal BUMN sendiri seharusnya melakukan hal-hal sebagai berikut, diantaranya:
16

Doli D Siregar, 2002, Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hm131-132. 17 Ibid, hlm 149-150.

institusi pelaksana.

strategi baku dan pembentukan badan manajemen BUMN sebagai

.le

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menetapakan suatu

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

1. Menerapkan good corporate governance

dengan meminimalkan campur

tangan birokrasi terhadap operasional BUMN. 2. Manajeman BUMN hendaknya hanya berkonsentrasi pada pencapaian visi dan misi BUMN dan menerapkan GCG atas pengelolaan yang dilakukan. Sebaiknya manajemen BUMN tidak terlibat hal-hal non teknis dengan birokrat (kementrian BUMN dan departemen teknis). 3. Harus ada komitmen tegas dari pihak-pihak terkait, seperti departemen teknis dan manajemen BUMN untuk menjadikan BUMN sebagai badan usaha yang mandiri dan profesional setara dengan badan usaha swasta dan asing lainnya. Dengan komitmen tersebut misi BUMN sebagai word wide entrerprise dan sekaligus kontributor utama penerimaan negara tidak terlalu sulit direalisasikan dan tidak harus dengan melalui privatisasi18. Jadi, dengan adanya strategi-strategi seperti yang disebutkan sebelummnya maka sebenarnya tidak perlu untuk melakukan privatisasi terhadap BUMN. Karena optimalisasi pemberdayaan ekonomi rakyat dalam pengelolaan BUMN merupakan pilihan tepat dalam mengelola BUMN-BUMN di melalui privatisasi. Indonesia untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa dan tidak harus

18

http://http;//www. legalitas.org.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB IV PENUTUP Simpulan 1. Privatisasi BUMN bukanlah solusi yang tepat bagi bangsa Indonesia tetapi merupakan sebuah ancaman bagi eksistensi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kemandirian bangsa dan negara. Karena banyak hal yang harus dilakukan agar BUMN menjadi sehat dan dapat menjadi pilar penerimaan negara dalam bidang perekonomian. 2. Startegi yang paling tepat digunakan oleh pemerintah selain melakukan privatisasi adalah pengelolaan seluruh BUMN dengan pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga tercipta kemandirian ekonomi bangsa. Rekomendasi
1.

dan misi BUMN dan menerapkan GCG atas pengelolaan yang dilakukan, Negara dalam bidang perekonomian.
2.

umum bagi bangsa dan negara, maka langkah perbaikan pengelolaan BUMN harus dilakukan dengan menyerahkan pengelolaan kepada para rakyat Indonesia.

khususnya dibidang perekonomian yakni untuk memajukan kesejahteraan

Agar cita-cita yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dapat terwujud

.le

ga

sehingga tanpa privatisasi, BUMN tetap bisa salah satu pilar penerimaan

lit a

s.

Manajeman BUMN hendaknya hanya berkonsentrasi pada pencapaian visi

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

DAFTAR PUSTAKA Ika Syahrir, Samosir. P Agunan, 2002, Analisis Privatisasi BUMN Dalam Rangka Pembiayaan APBN, Majalah Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Vol 6, No 4 Desember 2002. Muhammad, Abdulkadir, 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti: Bandung. Bastian, Indra, 2002, Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Nugroho, Riant & Siahaan, Ricky (Penyuting), 2005. BUMN Indonesia. Isu, Kebijakan dan Strategi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Subagja Guntur, Publications. dkk, 2002, Mari Menjual Negara, Global Mahardika

Soetrisno, Noer, 2007, Privatisasi BUMN Dalam Rangka Pemberdayaan Rakyat, diakses dari http://www. e-learningsmecda.com, pada tanggal 29 desember 2007. Sunarsip, 2002, Strategi Privatisasi BUMN, diakses dari

Santosa,

Setyanto P, 2005, Implementasi Privatisasi, kolom.pacific.net.id/ind Pada tanggal 4 januari 2008.

Hakim Abdul, Kontroversi dan Optimalisasi Privatisasi BUMN, Pikiran rakyat, 11 Maret 2003.

.le

ga

Patriadi, Pandu, 2004, Studi Efektivitas Kebijakan Privatisasi Bumn Dalam Rangka Pembiayaan APBN, http://www.fiskal.depkeu.go.id diakses pada tanggal 23 Desember 2007.

lit a

s.
diakses

Desember 2007.

or

http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16 pada tanggal 30

dari

Gunoto Saparie, Perkembangan dan Peranan BUMN dalam era Globalisasi. Usahawan No. 10 tahun XXV, Jakarta, 2005. ___________, 2002, Pengorbanan Atau Penyelamatan Aset Negara? Kompas 24 Maret 2002. UU Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Siregar, Doli D, 2002, Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ibrahim, Johnny, 2007, Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori, dan Implikasi penerapannya Di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

www.legalitas.org

www.legalitas.org

PRIVATISASI BUMN SEBAGAI KEMUNDURAN DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI BANGSA Oleh Parningotan manalu Mahasiswa FH-Universitas Brawijaya Angkatan 05 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang tersimpul dalam Pasal 33 UUD 1945 sebenarnya merupakan demokrasi ekonomi, yaitu perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Pasal 33 UUD 1945 tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting sehingga pasal tersebut menjadi dasar dan titik tolak pembangunan ekonomi dalam mewujudkan tanggung jawab normatif dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam bidang ekonomi dibentuklah Perusahaan Negara yang lebih popular dengan nama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).1 bahwa BUMN merupakan salah Jika dalam konsideran Undang-undang No. 19 tahun 2003 dikatakan

perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi, maka sangat perlu dikritisi privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah kepada pihak asing. Kontrol pihak asing terhadap kebijakan nasional akan sangat bertentangan dengan makna demokrasi ekonomi dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa seperti yang dimaksud dalam UUD 1945. Privatisasi yang ditempuh pemerintah dilaksanakan karena desakan utang atau suatu langkah dalam menutup devisit APBN Privatisasi pada tataran tertentu merupakan penerimaan terhadap konsep-konsep kapitalisme gaya baru dalam bungkus neo liberalisme. Dalam perspektif ini, privatisasi akan membawa dampak sangat negatif, karena dalam jangka panjang akan mengalihkan aset nasional yang sangat menguntungkan
Pandu Patriardi, Segi Hukum Bisnis Dalam Kebijakan Privatisasi BUMN Melalui Penjualan Saham di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume 8 Nomor 1, Maret 2004.
1

satu pelaku kegiatan

.le

ga

lit a

s.

or

kemandirian ekonomi bangsa. Dengan demikian Negara mempunyai peran dan

ekonomi

dalam

www.legalitas.org

www.legalitas.org

ketangan pihak asing dengan harga murah sesuai dengan skenario planning yang dirancang IMF dan negara-negara donornya. Indonesia akan terperangkap dalam jerat perdagangan bebas yang semakin meminggirkan kemampuan ekonomi rakyat sehingga jangka panjang privatisasi hanya akan menciptakan bangsa buruh saja2. Bagi pemerintah, privatisasi BUMN merupakan solusi terbaik, tetapi tidak bagi banyak kalangan seperti masyarakat, kalangan ekonom dan kalangan akademisi. Pemerintah juga menganggap privatisasi yang dilakukan dapat memperbaiki kinerja BUMN yang secara umum buruk. Ini menjadi alasan pertama kenapa privatisasi dilakukan. Kedua, yang sangat mendesak, untuk menambal defisit APBN yang terjadi sejak beberapa tahun lalu bahkan beberapa tahun ke depan. Ketiga adalah untuk menumbuhkan kepercayaan internasional dengan mengundang dan memberi kesempatan kepada investor asing membeli BUMN. Semua itu diharapkan akan menggiatkan kembali perekonomian Indonesia secara perlahan. Akan tetapi bagi banyak kalangan, privatisasi bukanlah solusi yang baik, justru menjadi masalah baru yang mengantarkan perekonomian. Hal ini disebabkan perusahaan negara yang dijual adalah aset strategis dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara. kenapa pemerintah tetap untuk menjual BUMN?3 Menjual aset bangsa ke pihak melakukan ultimate crime against the nation, yaitu kejahatan puncak terhadap bangsa Indonesia4. Apakah kemandirian ekonomi bangsa bisa terwujudkan apabila pemerintah selalu menjual aset-aset negara ini? Fenomena privatisasi telah menjadi masalah serius yang semakin mencekam kesejahteraan rakyat Indonesia. Pemerintah selalu mengatakan untuk senantiasa menaati UUD 1945 yang ada, sementara pemerintah tidak peduli dengan UUD 1945 tersebut. Mengutip perkataan seorang penyair terkenal Kahlil Gibran dalam karyanya Bangsa Kasihan Privatisasi merupakan bukti ketidakberdayaan pemerintah dalam mengelola Sumber Daya Alam yang ada dan yang tertuang dalam fungsi BUMN.
2

Johnny Ibrahim, Filosofi, Teori dan Implikasi penerapannya Di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang, 2007, hal 203.
3 4

Guntur Subagja, dkk, 2002, Mari Menjual Negara, Global mahardika, Publiscations. Pontianak Post, 4 januari 2008.

asing secara murah dan tidak bertanggungjawab pada hakekatnya telah

.le

ga

Tetap menjual BUMN tersebut sama artinya dengan menjual negara. Lantas,

lit a

s.

or

Indonesia

ke

gerbang

kehancuran

dan

kebangkrutan

dalam

bidang

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Permasalahan Sosial ini merupakan topik yang hangat untuk dikaji dan dicari solusinya Oleh sebab itu disusunlah penelitian normatif yang berjudul: PRIVATISASI BUMN SEBAGAI KEMUNDURAN DALAM MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI BANGSA Alasan mengapa memilih judul Privatisasi BUMN Sebagai Kemunduran Dalam Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Bangsa adalah

karena semakin banyaknya aset-aset negara yang dijual kepada pihak swasta. Hal ini menimbulkan penafsiran ganda dari masyarakat, pengusaha, kalangan ekonom maupun kalangan akademisi. Privatisasi BUMN yang dilakukan pemerintah dikawatirkan akan membuat ekonomi indonesia semakin terpuruk dimasa yang akan datang. Harapan para pendiri bangsa atau founding father untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa tidak akan pernah menjadi suatu kenyataan. B. Rumusan Masalah 1. Apakah dengan dilakukannya privatisasi merupakan solusi yang tepat ekonomi bangsa? dalam pengelolaan BUMN sehingga bisa mewujudkan kemandirian 2. Strategi apa sebaiknya yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan

bisa mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa 2. Untuk mengkaji, menganalisis dan memberikan penjelasan mengenai kontroversi privatisasi BUMN dan penerapannya. D. Manfaat Penulisan 1. Manfaat Teoritik Manfaat teoritik suatu penulisan karya ilmiah adalah apabila akan menghasilkan sebuah pendapat baru atau hasil penerapan hukum, Hasil penelitian normatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan di bidang ilmu hukum, khususnya hukum ekonomi yang berkaitan dengan privatisasi BUMN di Indonesia. Kemudian berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di cari solusi yang mampu memberikan

1. Untuk mengetahui solusi yang tepat dalam pengelolaan BUMN sehingga

C. Tujuan Penulisan

.le

ga

kinerja BUMN tanpa harus melalui privatisasi?

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

sumbangsih untuk perbaikan terhadap perbaikan bagi BUMN di masa yang akan datang. Sehingga dengan kinerja BUMN yang lebih baik mampu menjaga daya saing bangsa dalam bidang perekonomian. 2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Mahasiswa Memantapkan peran mahasiswa sebagai Agent of change and Social Control sehingga mampu memberikan kontribusi pemikiran guna perbaikan BUMN dan tata cara pengelolannya di Indonesia. b. Bagi Masyarakat Penulisan di bidang ilmu sosial ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan serta partisipasi masyarakat mengenai privatisasi dan BUMN. c. Bagi Ahli Ekonomi Penulisan di bidang ilmu sosial ini di harapkan mampu memberikan informasi dan kontribusi bagi kalangan ekonom yang bergerak di bidang BUMN. d. Bagi Pemerintah pemerintah bisa membuat kebijakan dalam bidang ekonomi yang berpihak kepada rakyat banyak sehingga bisa mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa. Dengan adanya penulisan di bidang ilmu sosial ini, diharapkan

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar BUMN di Indonesia Menurut Hukum Ekonomi Badan Usaha Milik Negara atau State Owned Enterprises (SOEs) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN diatur dalam UU No.19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Tujuan Pendirian BUMN menurut pasal 2 ayat 1 UU nomor 19 tahun 2003: 1 2 3 4 5 Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan Mengejar dan mencari keuntungan Pemenuhan hajat hidup orang banyak Perintis kegiatan-kegiatan usaha Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, memisahkan secara tegas antara (kementeriaan BUMN). Di sIni terdapat teori principal agent dalam pemetaan BUMN) bertanggung jawab kepada Principal (pemilik yang dalam hal ini adalah pemerintah). Menurut pasal 5 UU nomor 19 tahun 2003, pengurusan BUMN dilakukan oleh Direksi dimana Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar pengadilan Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi anggaran dasar BUMN dan peraturan perundang-undangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Pasal 6 menentukan bahwa pengawasan BUMN dilakukan oleh Komisaris dan Dewan Pengawas. Komisaris dan Dewan Pengawas bertanggung jawab penuh atas pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan BUMN. Dalam melaksanakan tugasnya, Komisaris dan Dewan Pengawas harus kas Negara

hubungan natra pemerintah dengan BUMN, yakni Agent (perusahaan, yakni

.le

ga

regulator

(pemerintah

melalui

departemen

lit a

teknisnya)

s.
dengan

or

operator

www.legalitas.org

www.legalitas.org

mematuhi Anggaran Dasar BUMN dan ketentuan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran. Secara garis besar pasal 9 UU Nomor 19 tahun 2003 menentukan Bentuk Badan usaha yang terdiri atas: 1. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. 2. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Pengelompokan BUMN berdasarkan Bidang usahanya, dibedakan a. Public Utilities, adalah BUMN yang bergerak dibidang usaha menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya, P.T. Telkom, PLN, KAI. b. Industry Vital Strategies, adalah BUMN yang bergerak dalam sektorPertamina, Aneka Tambang, Batubara Bukit Asam. umum. Contoh ; BNI, Bank Mandiri, BRI. Undang-undang UU Nomor 19 tahun 2003 disusun untuk menciptakan sistem pengelolaan dan pengawasan berlandaskan pada prinsip efisiensi dan produktivitas guna meningkatkan kinerja dan nilai (value) BUMN, serta menghindarkan BUMN dari tindakan-tindakan pengeksploitasian di luar asas tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance). Undang-undang ini juga dirancang untuk menata dan mempertegas peran lembaga dan posisi wakil pemerintah sebagai pemegang saham/pemilik modal BUMN, serta memperjelas hubungan BUMN selaku operator usaha dengan lembaga pemerintah sebagai regulator. Di samping itu, Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai restrukturisasi dan privatisasi sebagai alat dan cara pembenahan BUMN untuk mencapai cita-citanya serta hal-hal penting lainnya menjadi:

c. Business, adalah BUMN yang bergerak di sektor-sektor bisnis secara

.le

sektor industry yang bersifat penting, vital dan strategis. Contoh ;

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

yang mendukung dan dapat menjadi landasan bagi upaya penyehatan BUMN. Adapun prinsip yang diterapkan dalam BUMN adalah prinsip Good Corporate Governance, sebagai berikut : 1. Transparansi (Transparency) 2. Akuntabilitas (Accountability) 3. Responsibilitas (Responsibility) 4. Independensi (Independency) 5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness).5 Eddie M. Gunadi, Chairman Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI), menjelaskan ada beberapa bentuk implementasi GCG, antara lain, sistem pengawasan internal (internal control system), pengelolaan risiko (risk management), dan etika bisnis yang dituangkan dalam pedoman perilaku perusahaan (corporate code of conduct). Dalam sistem pengawasan internal, best practices telah memunculkan paradigma baru berupa pengawasan internal yang sangat berbeda dengan konsep pengawasan tradisional. Dalam konsep pengawasan tradisional, fokus utama pengawasan internal adalah menemukan hanya dilihat dari aspek kuantitas temuan pihak internal auditor. Sementara, paradigma baru pengawasan internal mengacu pada dua hal pokok. Pertama, pengelolaan risiko melalui risk based auditing, kontrol, dan governance pemeriksaan dan konsultasi (assurance and consulting). Kedua, efektivitas processes.6 kesalahan manajemen sebanyak mungkin karena keberhasilan pemeriksaan

B. Pengertian dan Tujuan Privatisasi Pengertian Privatisasi Privatisasi atau istilah lain denasionalisasi menurut ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia adalah proses pengalihan kepemilikan dari milik umum menjadi milik pribadi. Secara teori, privatisasi membantu terbentuknya pasar

bebas, mengembangnya kompetisi kapitalis, yang oleh para pendukungnya


dianggap akan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada publik. Sebaliknya, para sosialis menganggap privatisasi sebagai hal yang negatif, karena memberikan layanan penting untuk publik kepada sektor privat akan
5 6

Adulkadir Muhammad,. 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti: Bandung, hal. 142

http://www.bexi.co.id/images/_res/perbankan-Menata%20Bank%20dengan%20GCG.pdf.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

menghilangkan kontrol publik dan mengakibatkan kualitas layanan yang buruk, akibat penghematan-penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan profit. Para ekonom dan pengambil kebijakan pada prinsipnya sependapat tentang hakekat atau makna dari privatisasi. Hakekat atau makna privatisasi adalah mengurangi keterlibatan atau intervensi pemerintah ke ekonomi secara langsung. Pemerintah cukup melaksanakan tugas-tugas yang tidak dapat dilaksanakan oleh pasar termasuk pertahanan dan keamanan serta redistribusi pendapatan. Dalam keadaan yang ideal, negara hanya bertindak sebagai pengatur, penata, penegak rule of law, dan penjamin rasa aman.7 Pendapat ini mendapat dukungan yang luas dari para pengambil kebijakan nasional. Deputi Menteri BUMN Bidang Restrukturisasi dan Privatisasi, bahwa makna privatisasi adalah perubahan peran pemerintah dari pemilik dan pelaksana menjadi sebagai regulator dan promotor. Dengan kata lain, kepemilikan pemerintah pada badan-badan usaha perlu dikurangi sampai pada posisi yang minoritas. Pelepasan kepemilikan pemerintah tersebut lebih bukan melakukan tugas-tugas pelayanan dasar yang penting.8 Tujuan Privatisasi diprioritaskan untuk BUMN-BUMN yang berada pada pasar kompetitif dan atau

tentang tim kebijakan privatisasi BUMN. Tujuan utama privatisasi ada dua, yaitu: pertama, untuk mengurangi defisit fiskal dan atau menutupi kewajiban-kewajiban (hutang-hutang) pemerintah yang jatuh tempo, dan kedua, untuk mendorong kinerja ekonomi makro atau efisiensi makro. Indonesia dalam perspektif jangka panjangnya menetapkan bahwa tujuan privatisasi adalah untuk tujuan efisiensi makro ekonomi seperti yang diadopsi oleh negara seperti Inggris, Perancis, dan Jepang, tetapi sekarang ini tujuan melakukan progran privatisasi adalah diutamakan untuk menutupi defisit fiskal dan kewajiban pemerintah yang jatuh tempo. Sementara itu
Faisal Basri H., (2002), Konsep Privatisasi, makalah yang disampaikan pada Seminar Terbatas: Privatisasi Ditinjau dari Aspek Ekonomi Makro, yang diselenggarakan oleh Kantor Badan Usaha Milik Negara, Graha Sawala, Gedung Utama Departemen Keuangan, Jakarta, 21 Mei 2002. 8 Mahmud Yasin (2002), Rekstrukturisasi dan Privatisasi, pointers seminar kordinasi direksi BUMN di Jakarta, 17 April 2002.
7

tahun 2002 tentang perubahan atas Keputusan Presiden No. 122 tahun 2001

tahun 2001 tentang kebijakan privatisasi BUMN dan Keputusan Presiden No. 7

.le

Hakekat dan tujuan privatisasi tertulis dalam keputusan presiden no 122

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

privatisasi BUMN bertujuan untuk meningkatkan efisiensi suatu BUMN dengan memasukkan dalam market condition yang selanjutnya memberi keuntungan bagi pemilik, pelanggan dan karyawannya. Privatisasi dapat dilaksanakan karena berbagai tujuan, yaitu : 1. Memacu pendapatan perusahaan, 2. Mengurangi utang. 3. Memperoleh dana dari pasar modal 4. Mengurangi peran pemerintah dalam suatu industri dan 5. Meningkatkan sebaran pemegang saham.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB III METODE PENULISAN Teknik Penulisan Teknik penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskriptif dengan menguraikan, menjabarkan, dan merangkai variabel-variabel menjadi untaian kata-kata dalam setiap bagian pembahasannya. Studi kajian deskriptif ini dilakukan dengan menghubungkan konsep-konsep Privatisasi BUMN, Good Corporate Governance, sehingga menjadi sinkron dengan permasalahan. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi yaitu menelusuri, meneliti, dan mempelajari referensi-referensi yang sesuai dan relevan dengan permasalahan yang diangkat. Referensi yang digunakan tidak adalah data sekunder yaitu data yang berasal dari literatur baik itu cetak seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal penelitian, dan tabloid maupun elektronik pembimbing dan juga orang yang berkompeten dengan masalah yang diangkat seperti situs internet. Selain itu penulis melakukan diskusi dengan dosen terbatas pada referensi cetak saja tetapi juga elektronik. Data yang digunakan

Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh, menurut Nazir (1988) dengan menganalisa data yang ada maka akan diperoleh pemecahan masalah dalam penelitian. Cara yang digunakan dalam proses ini adalah dengan mengorganisasikan data yang diperoleh dari studi literatur ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan langkah terakhir adalah dengan membuat kesimpulan agar dapat dipahami (Sugiyono, 2005).

dalam karya tulis ini.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB IV ANALISIS MASALAH DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN I. Inefisiensi Upaya Privatisasi BUMN yang Dilakukan Pemerintah Pemerintah dalam beberapa tahun ini mempunyai satu tradisi, yakni menjual aset-aset negara atau melakukan privatisasi BUMN untuk menutup defisit APBN. Bagi pihak yang tidak setuju memprediksi bahwa defisit APBN akan tetap terjadi pada tahun-tahun yang akan datang walaupun BUMN dijual setiap tahun, sehingga suatu saat BUMN akan habis terjual dan defisit APBN akan tetap terjadi. Menteri keuangan Sry Muliany Indrati mengatakan situasi akhir-akhir ini agak mirip dengan kondisi menjelang krisis ekonomi tahun1997.9 lalu mengapa pemerintah terus-menerus menjual aset-aset negara ini. Privatisasi BUMN bukan hanya menyangkut masalah ekonomi saja, tetapi juga menyangkut masalah transformasi sosial. Jadi, munculnya penolakan atau demo dari para stakeholder menggambarkan ketidaksetujuan privatisasi Dibawah ini merupakan BUMN yang di privatisasi tahun 2007 Nama BUMN Metode Privatisasi Kepemilikan Pemerintah 100 persen 99,12 persen yang dilakukan pemerintah.10

lit a

s.

or

g
Saham Dilepas

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Secondary offering (dilusi dan divestasi)

PT Jasa Marga (Persero)

IPO/dilusi/divestasi

.le

9 BUMN Kepemilikan Mayoritas

ga

Maksimal 49 persen (bertahap) -maks 20 persen divestasi -saham Pemerintah tak boleh kurang dari 51 persen -maks 20 persen saham baru Maks 35 persen Maks 30 persen

PT Wijaya Karya (Persero) PT Permodalan Nasional Madani (Persero)

IPO/dilusi (penerbitan 100 persen saham baru) Strategic sales/divestasi/dilusi (penerbitan saham baru) 100 persen

Koran Kompas, 11 Mei 2007 Gunoto Saparie, Perkembangan dan Peranan BUMN dalam Era Globalisasi, Usahawan no. 10 Tahun XXV, Jakarta 2005.
10

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Nama BUMN PT Garuda Indonesia

Metode Privatisasi Strategic sales/dilusi (penerbitan saham baru)

Kepemilikan Pemerintah 100 persen

Saham Dilepas Maks 49 persen

PT Merpati Strategic sales/dilusi Nusantara Airlines (penerbitan saham (Persero) baru) PT Industri Soda Indonesia PT Industri Gelas (Persero) PT Cambrics Primissima (Persero) PT Atmindo PT Intirub PT Prasadha Pamunah Limbah Industri Strategic sales/divestasi Strategic sales/divestasi Strategic sales/divestasi

93,20 persen

Maks 40 persen

100 persen 63,82 persen 52,79 persen

Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

6 Perusahaan (Kepimilikan Minoritas) Strategic sales Strategic sales Strategic sales 36,60 persen 9,99 persen Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

PT Kertas Basuki Rahmat

Sumber: Kementerian BUMN, diolah. Sementara untuk tahun 2008, BUMN yang akan di privatisasi oleh pemerintah sebanyak 37 Perusahaan BUMN, 34 diantaranya adalah rencana privatisasi 2008 dan sisanya adalah privatisasi yang tertunda tahun 2007, yaitu: Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri Makassar, Kawasan Industri Wijaya Kusuma, BNI Persero, Adhi Karya, PT Asuransi Jasa Indonesia, BTN, Jakarta Lloyd, Krakatau Steel, Industri Sandang, PT Inti, Rukindo, dan Bahtera Adi Guna, Kemudian, PT Perkebunan Nusantara III, PT Perkebunan Nusantara IV, PT Perkebunan Nusantara VII, dan Sarana Karya, Semen Batu Raya, Waskita Karya, Sucofindo, Surveyor Indonesia, Kawasan Berikat Nusantara, Pembangunan Perumahan (melalui IPO), Kawasan Industri Surabaya, dan

Strategic sales

PT Kertas Blabak

Strategic sales

.le

PT Jakarta OTC (pasar modal) International Hotel Development, Tbk

1,30 persen

lit a

s.
0,84 persen 0,38 persen

or

5 persen

Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara Seluruh saham milik negara

ga

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Rekayasa Industri. Yodya Karya, Kimia Farma dan Indo Farma (keduanya akan di merger), PT Kraft Aceh, PT Dirgantara Industri, Boma Vista, PT Barata, PT Inka, Dok Perkapalan Surabaya, Dok Perkapalan Koja Bahari, Biramaya Karya, dan Industri Kapal Indonesia.11 Komite privatisasi BUMN menyetujui privatisasi 34 BUMN tahun ini. Para ahli menyebutnya sebagai ledakan privatisasi. Dengan 10 BUMN luncuran (carry over) tahun lalu, total yang diajukan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil ke DPR RI menjadi 44 BUMN. Jumlah ini sangat spektakuler. Jumlahnya terbesar dalam sejarah bangsa Indonesia. Dengan penjualan BUMN besarbesaran, ratusan triliun aset negara beserta manfaatnya akan segera melayang dari tangan bangsa dan hanya akan menyengsarakan seluruh rakyat serta memuaskan kekuasaan neoliberalisme12. Para pakar yang beraliran nasionalisme ekonomi, menyatakan bahwa pemerintah tidak berhak menjual BUMN-BUMN tersebut. Sebaliknya, kewajiban pemerintahlah memiliki BUMN sebagai badan-badan yang dikelola untuk kepentingan negara dan masyarakat. Penolakan privatisasi BUMN dari berbagai dilakukan pemerintah selama ini mengambil obyek BUMN yang potensial menguntungkan dan sekaligus strategis. Contohnya adalah Krakatau Steel yang memperoleh harga tinggi dari hasil privatisasi, maka yang harus dijual adalah Kedua, privatisasi jelas akan membahayakan kelangsungan hidup seluruh rakyat Indonesia. Generasi penerus masa depan bangsa akan disulitkan dengan aset-aset milik negara yang sudah habis terjual kepada pihak asing dan akan kehilangan ruang gerak dan kemerdekaan. Bila hal ini terjadi, maka langkah pemerintah Indonesia tidak jauh berbeda dengan menjual bangsa. II. Kontroversi Privatisasi Privatisasi adalah pemindahan kepemilikan aset-aset milik negara kepada swasta dan asing. Namun Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN dijelaskan makna privatisasi dengan menambahkan alasan dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan dan memperbesar manfaat akan segera di privatisasi oleh pemerintah. Logikanya sederhana, karena untuk pihak sangat berlasan. Alasan yang pertama adalah karena privatisasi yang

11 12

Kominfo Newsroom, 21 January 2008

http://www.jurnal-ekonomi.org, diakses 11 Januari 2008

BUMN yang strategis dan bagus sebagai lahan bisnis.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

bagi negara dan masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham masyarakat. Berdasarkan pengertian privatisasi dalam undang-undang BUMN, visi Kementerian Negara BUMN tentang privatisasi adalah Mendorong BUMN untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan guna menjadi champion dalam industrinya serta
13

meningkatkan

peran

serta

masyarakat

dalam

kepemilikan sahamnya . Sementara itu dalam program privatisasi tahun 2008 alasan yang dikemukakan oleh Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil adalah: Privatisasi BUMN dilakukan tidak untuk menjual BUMN, melainkan untuk memberdayakan BUMN itu sendiri, sehingga akan menjadikan BUMN lebih transparan dan dinamis14. Privatisasi tidak semudah apa yang digambarkan dalam visi Kementerian Negara BUMN seperti pada poin meningkatkan peran serta masyarakat dalam kepemilikan saham BUMN. Sekilas masyarakat luas dilibatkan dalam kepemilikan BUMN, sementara yang dimaksud masyarakat bukanlah pengertian masyarakat secara umum, tetapi memiliki makna khusus yaitu investor asing. Misalnya soal kinerja BUMN, memang sejak awal berdiri adalah agent of development yang melaksanakan misi ganda, yakni bisnis dan sosial. Selain itu fakta yang sulit dibantahkan bahwa BUMN selama ini menjadi menjadi modal bagi seseorang atau sekelompok orang penguasa untuk perusahaan BUMN. Hal inilah yang sesungguhnya dominan membuat buruknya kinerja BUMN secara keseluruhan. KKN yang menjadikan pengelolaan BUMN menjadi tidak efisien dan sangat sulit untuk berkembang. Menurut Dr. Mansour Fakih (2003) dalam bukunya Bebas dari Neoliberalisme, istilah privatisasi biasa dibungkus dengan istilah dan pemaknaan yang berbeda-beda. Misalnya, privatisasi perguruan tinggi negeri (PTN) dibungkus dengan istilah otonomi kampus, dan istilah privatisasi BUMN dimaknai sebagai meningkatkan peran serta masyarakat. Tujuan pembungkusan istilah dan makna privatisasi ini adalah untuk mengelabui pandangan publik. Pernyataan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil bahwa privatisasi BUMN bukanlah untuk menjual BUMN melainkan untuk memberdayakan BUMN adalah sapi perahan para penguasa. Sumber dana dari BUMN inilah yang selama ini kinerja perusahaan negara kurang baik. Namun harus dipahami bahwa BUMN

13 14

http//bumn-ri.com Kominfo Newsroom, 21 Januari 2008

memuluskan ambisi politik dan bisnisnya. Maka korupsi sangat besar didalam

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

pernyataan yang sifatnya abu-abu. Amien Rais dalam sebuah pidatonya mengatakan Menjual BUMN pada hakikatnya sama dengan menjual Negara. Lembaga-lembaga keuangan kapitalis, negara-negara kapitalis, dan para kapitalis kalangan investor sangat berkepentingan terhadap pelaksanaan privatisasi di Indonesia. Sebaliknya rakyat Indonesia sangat tidak berkepentingan terhadap privatisasi karena tidak ada efek positif yang ditimbulkannya bagi rakyat Indonesia. Para kapitalis menginginkan pemerintah Indonesia membuka ladang penjarahan bagi mereka. Para kapitalis sebenarnya tidak mengharapkan perbaikan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia, tetapi yang mereka inginkan adalah merampok kekayaan Indonesia dengan cara-cara yang melanggar hak-hak rakyat.15 Pemerintah sering mengatakan bahwa privatisasi bertujuan peningkatan efisiensi dan pemberantasan korupsi adalah sangat tidak berdasar. DR. Mansour Fakih (2003) dalam bukunya menjelaskan tidak ada kaitan antara BUMN yang bersih dengan pemindahan kepemilikan ke tangan investor. Justru Negara Indonesia sekarang sedang ditimpa malapetaka perekonomian dan privatisasi BUMN mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa sebenarnya tidak harus melalui Untuk memberantas korupsi di BUMN bukanlah dengan cara privatisasi menjadi rahasia umum BUMN menjadi sapi perahan para pejabat, politisi, kebijakan yang tegas dan jelas dari pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Privatisasi bukanlah solusi bagi Indonesia tetapi merupakan sebuah ancaman bagi eksistensi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kemandirian ekonomi bangsa dan negara. III. Dampak dari Privatisasi BUMN Privatisasi BUMN merupakan opsi utama pemerintah saat ini dalam menutup defisit APBN sampai beberapa tahun yang akan datang, tetapi tanpa disadari privatisasi itu sendiri memunculkan berbagai masalah baru, contohnya dari di privatisasinya Indosat, PT Semen Gresik dan BUMN-BUMN lain yang strategis dan akan di privatisasinya Krakatau Steel. Berbagai masalah muncul dari hasil privatisasi tersebut, diantaranya, pertama masalah politik, dimana
15

http://www.jurnal-ekonomi.org, diakses pada tanggal 11 Maret 2008.

swasta, dan orang dalam BUMN itu sendiri. Namun sampai saat ini belum ada

.le

ga

melainkan dengan penegakan hukum yang tegas tanpa pandang bulu. Sudah

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

suksesnya pelaksanaan privatisasi sangat bergantung kepada kualitas politik pengambilan keputusan.. Sangat sulit untuk menjelaskan pada masyarakat awam tentang keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan swasta. Perencanaan, persyaratan dan keterbukaan diperlukan untuk membentuk kembali sikap masyarakat berkenaan dengan masalah kepemilikan sehingga tetap aman dan terkendali. Kedua, masalah hukum dan ekonomi, dimana dibawah kekuasaan keuangan negara, kredit dan sistem perbankan menimbulkan permasalahan terhadap proses privatisasi. Bentuk mekanisme ekonomi pasar, merupakan hal yang menentukan suksesnya kebijakan privatisasi. Sampai saat ini belum ada kejelasan yang pasti berapa untung yang diperoleh pemerintah setelah Indosat di privatisasi. Di bidang hukum terdapat juga persoalan dengan tidak adanya transparansi dari proses privatisasi Indosat pada tahun 2003 yang lalu. Ketiga, kontribusi terhadap negara dari hasil penjualan aset-aset milik negara tidaklah signifikan terhadap perbaikan ekonomi bangsa. Dapat dipastikan harga penjualan BUMN-BUMN yang akan diprivatisasi menjadi murah penderitaan rakyat Indonesia yang berkepanjangan sampai saat ini. Karena itu, pemerintah negara. harus memperbaiki kinerja BUMN

lit a

s.

or

sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Hasil itu tidak cukup melepaskan terlebih dahulu supaya

Fakta ini bisa sebagai bukti agenda neo kolonialisme pihak asing terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan rakyat Indonesia akhirnya menjadi buruh di negeri sendiri. IV. Strategi yang Seharusnya Dilakukan Pemerintah Guna mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa sebaiknya pemerintah melakukan program pemberdayaan ekonomi rakyat secara maksimal dalam pengelolaan BUMN, hal ini disebabkan karena privatisasi bukanlah solusi yang tepat dalam pembangunan ekonomi bangsa tetapi merupakan ancaman dalam pembangunan perekonomian bangsa pada tahun-tahun yang akan datang. Upaya ini sudah saatnya menjadi prioritas dengan memanfaatkan berbagai kemampuan sumber daya dan peluang yang dimiliki.

nasionalis. Sebab BUMN yang diprivatisasi jatuh dan dikuasai oleh pihak asing.

Keempat, kebijakan privatisasi sebagai pelepasan aset negara tidak

.le

ga

keuntungan yang diperolehnya semakin besar dan tidak menjual aset-aset milik

www.legalitas.org

www.legalitas.org

Kemandirian
Redistribusi pendapatan hasil pemanfaatan aset BUMN. Optimalisasi pemanfaatan potensi aset BUMN

Retribusi Aset
Pengalihan hak pengelolaan BUMN kepada rakyat Indonesia. Pemberian kesempatan yang seimbang dalam rangka penguasaan dan pemanfaatan aset yang produktiv.

.le w w w

Kemitraan
Pembinaan kepada rakyat, pengusaha kecil dan menengah. Pengembangan program kemitraan diberbagai sektor.

Gambar 1. Optimalisasi Pengelolaan BUMN Melalui Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Berdasarkan gambar diatas, khususnya berkaitan dengan optomalisasi pengelolaan BUMN dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa, dapat disarikan beberapa pokok pikiran, yaitu: 1. Transparansi kebijakan dan kejelasan visi, misi, dan tujuan serta strategi memalui blue print optimalisasi pengelolaan BUMN. 2. Penciptaan kebijakan dasar, sistem dan mekanisme kerja yang transparan berkaitan dengan pengelolaan BUMN.

ga
Cross Subsidies
Redistribusi Pemanfaatan kepada pemenuhan kebutuhan rakyat. Penetapan untuk penyediaan kebutuhan rakyat kecil dalam pengembangan komersial aset negara.

lit a

s.

or

Pengelolaan BUMN Strategi pengelolaan Badan yang berwenang mengelola

www.legalitas.org

www.legalitas.org

3. Pemberdayaan berbagai perangkat pendukung dalam upaya optimalisasi pengelolaan, seperti lembaga profesi atau keahlian, lembaga pengawasan, lembaga penelitian, dan lain-lain melalui badan pengelolaan BUMN yang independen, transparan dan terpadu. 4. Pengakuan dari aspek legal berkaitan dengan pengelolaan BUMN melalui penetapan Undang-undang maupun perangkat hukum lainnya yang mendukung upaya tersebut. 5. Pelibatan berbagai profesi atau keahlian nasional yang mampu mendukung upaya optimalisasi pengelolaan BUMN, seperti penilai, akuntan, ahli hukum, ekonom, dan lain-lain16. Berkenaan dengan pokok-pokok pikiran pengelolaan BUMN di Indonesia dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa, ada beberapa arahan yang perlu menjadi pertimbangan dalam strategi pembangunan ekonomi khsusnya bidang BUMN di masa depan, yaitu: 1. Sebagai penjabaran daripada amanat pasal 33 UUD 1945, aspek pengelolaan BUMN sebaiknya menjadi salah satu acuan dalam strategi BUMN, akan lebih baik bila ditetapkan suatu undang-undang yang menjadi arahan dalam pengelolaan BUMN. 2. Perlu ada reformasi dalam strategi pembangunan untuk mencapai pembangunan nasional. Untuk itu, dalam rangka memperkuat posisi

3. melalui adanya strategi baku dan istitusi pelaksana tersebut, diharapkan terjadi sinergi dalam program kerja maupun kebijakan pembangunan dalam pemamfaatan BUMN dengan tetap mampu menjaga kelestarian dan keadilan dalam pemanfaatannya serta menjamin tujuan jangka panjang guna mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa. 4. Perlu adanya restrukturisasi BUMN dengan memasukkan visi dan pertimbangan dalam pengelolaan BUMN sehingga hasil kerja program tersebut tetap terjaga untuk kemakmuran rakyat Indonesia seluruhnya17. Sementara untuk internal BUMN sendiri seharusnya melakukan hal-hal sebagai berikut, diantaranya:
16

Doli D Siregar, 2002, Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hm131-132. 17 Ibid, hlm 149-150.

institusi pelaksana.

strategi baku dan pembentukan badan manajemen BUMN sebagai

.le

pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan menetapakan suatu

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

1. Menerapkan good corporate governance

dengan meminimalkan campur

tangan birokrasi terhadap operasional BUMN. 2. Manajeman BUMN hendaknya hanya berkonsentrasi pada pencapaian visi dan misi BUMN dan menerapkan GCG atas pengelolaan yang dilakukan. Sebaiknya manajemen BUMN tidak terlibat hal-hal non teknis dengan birokrat (kementrian BUMN dan departemen teknis). 3. Harus ada komitmen tegas dari pihak-pihak terkait, seperti departemen teknis dan manajemen BUMN untuk menjadikan BUMN sebagai badan usaha yang mandiri dan profesional setara dengan badan usaha swasta dan asing lainnya. Dengan komitmen tersebut misi BUMN sebagai word wide entrerprise dan sekaligus kontributor utama penerimaan negara tidak terlalu sulit direalisasikan dan tidak harus dengan melalui privatisasi18. Jadi, dengan adanya strategi-strategi seperti yang disebutkan sebelummnya maka sebenarnya tidak perlu untuk melakukan privatisasi terhadap BUMN. Karena optimalisasi pemberdayaan ekonomi rakyat dalam pengelolaan BUMN merupakan pilihan tepat dalam mengelola BUMN-BUMN di melalui privatisasi. Indonesia untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bangsa dan tidak harus

18

http://http;//www. legalitas.org.

.le

ga

lit a

s.

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

BAB IV PENUTUP Simpulan 1. Privatisasi BUMN bukanlah solusi yang tepat bagi bangsa Indonesia tetapi merupakan sebuah ancaman bagi eksistensi pelayanan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kemandirian bangsa dan negara. Karena banyak hal yang harus dilakukan agar BUMN menjadi sehat dan dapat menjadi pilar penerimaan negara dalam bidang perekonomian. 2. Startegi yang paling tepat digunakan oleh pemerintah selain melakukan privatisasi adalah pengelolaan seluruh BUMN dengan pemberdayaan ekonomi rakyat, sehingga tercipta kemandirian ekonomi bangsa. Rekomendasi
1.

dan misi BUMN dan menerapkan GCG atas pengelolaan yang dilakukan, Negara dalam bidang perekonomian.
2.

umum bagi bangsa dan negara, maka langkah perbaikan pengelolaan BUMN harus dilakukan dengan menyerahkan pengelolaan kepada para rakyat Indonesia.

khususnya dibidang perekonomian yakni untuk memajukan kesejahteraan

Agar cita-cita yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dapat terwujud

.le

ga

sehingga tanpa privatisasi, BUMN tetap bisa salah satu pilar penerimaan

lit a

s.

Manajeman BUMN hendaknya hanya berkonsentrasi pada pencapaian visi

or

www.legalitas.org

www.legalitas.org

DAFTAR PUSTAKA Ika Syahrir, Samosir. P Agunan, 2002, Analisis Privatisasi BUMN Dalam Rangka Pembiayaan APBN, Majalah Kajian Ekonomi dan Keuangan, Edisi Vol 6, No 4 Desember 2002. Muhammad, Abdulkadir, 2006. Hukum Perusahaan Indonesia. Citra Aditya Bakti: Bandung. Bastian, Indra, 2002, Privatisasi di Indonesia: Teori dan Implementasi. Penerbit Salemba Empat: Jakarta Nugroho, Riant & Siahaan, Ricky (Penyuting), 2005. BUMN Indonesia. Isu, Kebijakan dan Strategi. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Subagja Guntur, Publications. dkk, 2002, Mari Menjual Negara, Global Mahardika

Soetrisno, Noer, 2007, Privatisasi BUMN Dalam Rangka Pemberdayaan Rakyat, diakses dari http://www. e-learningsmecda.com, pada tanggal 29 desember 2007. Sunarsip, 2002, Strategi Privatisasi BUMN, diakses dari

Santosa,

Setyanto P, 2005, Implementasi Privatisasi, kolom.pacific.net.id/ind Pada tanggal 4 januari 2008.

Hakim Abdul, Kontroversi dan Optimalisasi Privatisasi BUMN, Pikiran rakyat, 11 Maret 2003.

.le

ga

Patriadi, Pandu, 2004, Studi Efektivitas Kebijakan Privatisasi Bumn Dalam Rangka Pembiayaan APBN, http://www.fiskal.depkeu.go.id diakses pada tanggal 23 Desember 2007.

lit a

s.
diakses

Desember 2007.

or

http://www.republika.co.id/kolom.asp?kat_id=16 pada tanggal 30

dari

Gunoto Saparie, Perkembangan dan Peranan BUMN dalam era Globalisasi. Usahawan No. 10 tahun XXV, Jakarta, 2005. ___________, 2002, Pengorbanan Atau Penyelamatan Aset Negara? Kompas 24 Maret 2002. UU Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN. Siregar, Doli D, 2002, Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ibrahim, Johnny, 2007, Hukum Persaingan Usaha, Filosofi, Teori, dan Implikasi penerapannya Di Indonesia, Bayumedia Publishing, Malang.

www.legalitas.org

You might also like