You are on page 1of 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Il

PENGARUH POLUSI DOMESTIK TERHADAP KUALITAS AIR

OLEH :

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: DARWIN AZIS : 08101004019 : V (LIMA) : PUTRI SEPTIA NERY

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Polusi domestik atau pencemaran akibat aktivitas rumah tangga,berupa sampah,sisa makanan, sabun, deterjen dan tinja, bahan-bahan tadi mudah untuk diuraikan oleh mikroba dalam air menggunakan oksigen. Ada bermacam-macam untuk menentukan adanya polusi air, misalnya dengan mengukur tingkat kejernihan,suhu, pH, kandungan oksigen oleh mikroba dan proses kimia lainnya untuk menguraikan bahan organik dalam air tadi. Yang terakhir ini biasanya disebut BOD yang caranya membutuhkan alat-alat tertentu. Makin tinggi aktivitas mikroba menguraikan bahan organik yang tadi makin cepat kandungan oksigen dalam air akan habis dapat dikatakan bahwa kestabilan relatif dari air tadi makin rendah (Anonim2011: 1). Kestabilan relatif dari air tadi dapat menunjukan perkiraan nilai BOD dari air, salah satu cara yang sederhana adalah dengan menggunakn metilen blue. Blue metilen akan tetap berwarna biru selama masih ada oksigen yang terlarut dalam air. Jika tidak ada lagi oksigen yang terlarut dalam air, metilen blue akan menjadi tidak berwarna. Polusi adalah sejenis gas yang dapat membahayakan yang berasal atau dihasilkan oleh asap-asap baik dari asap kendaraan bermotor maupun asap-asap sisa pembakaran dari pabrik-pabrik tertentu. Jarang sekali kita temui keadaan dijalan yang bersih tanpa adanya polusi dari asap kendaraan bermotor (Campbell 2000: 157). Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting. Kita memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mencuci, dan keperluan lain. Selain itu, air juga dibutuhkan untuk kelangsungan proses industri, kegiatan pertanian, perikanan, dan sektor-sektor lainnya. Air yang layak digunakan seharusnya memiliki standar 3B yaitu tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak beracun. Selain itu kuantitas unsur-unsur (Ca, Cl, Hg, Cn, Cr, dan lain-lain) yang terkandung dalam air sangatlah perlu diperhatikan (Anonim 2011: 1). Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau

berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undangundang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No.4 Tahun 1982).Sifat polutan adalah: merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak lagi, merusak dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak (Supriyanti 2007: 75). Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat racun, Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air, fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian terakumulasi dan menyebabkan eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga (Blooming alga). Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis karena sinar matahari terhalang (Anonim 2011 :2). Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut. Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar (Campbell 2000: 189).

1.2. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan kestabilan relatif dari air yang terpolusi dengan air yang bersih dengan menggunakan metode sederhana dengan larutan biru metilen (Metylen blue).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contoh lingkungan alami yang seimbang adalah hutan. Di hutan, tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk perlindungan dan makanan bagi konsumen tingkat pertama, seperti burung pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Tumbuhan di hutan dapat berkembang dengan baik karena kondisi lingkungan abiotik yang sesuai. Hewan sebagai konsumen tingkat pertama berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidupan konsumen tingkat kedua, misalnya harimau, musang, dan ular. Jumlah masingmasing komponen biotik tersebut tidak mendominasi satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk rantai makanan yang seimbang. Keseimbangan lingkungan tidak statis, artinya dapat terjadi penurunan atau kenaikan populasi tiap jenis tumbuhan dan hewan serta berbagai komponen biotik (Supriyanti 2007: 78). Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutannya. Untuk mengetahui suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan suatu pengujian untuk mentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan dari batasan polusi air. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), cadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukkan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan (Anonim 2011: 1). Kemampuan hutan mendukung kelangsungan hidup harimau dengan adanya hewan mangsa adalah contoh daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan mendukung kehidupan berbagai makhluk hidup di dalamnya. Bertambahnya kembali jumlah rusa setelah berkurangnya perburuan adalah contoh daya lenting lingkungan. Daya lenting lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika mengalami perubahan atau gangguan. Dengan demikian, lingkungan mampu menanggulangi perubahan-

perubahan selama perubahan tersebut masih dalam daya dukung dan daya lentingnya (Campbell 2000: 200). Keseimbangan lingkungan dapat menjadi rusak, artinya lingkungan menjadi tidak seimbang jika terjadi perubahan yang melebihi daya dukung dan daya lentingnya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena alam maupun aktivitas manusia. Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia dan berakibat pada alam, misalnya penebangan hutan. Penebangan hutan secara besar-besaran mengakibatkan fungsi hutan sebagai penahan air hujan akan berkurang. Hilangnya pohon-pohon dapat mengakibatkan tidak adanya perakaran yang dapat menahan air hujan. Akibatnya hanya sedikit air yang terserap oleh tanah sehingga sebagian besar air akan mengalir sebagai air permukaan yang dapat mengakibatkan tanah longsor dan banjir (Anonim 2011: 1). Pencemaran air berlaku adalah hasil dari aktifitas manusia sendiri. Salah satu aktifitas manusia yang menjurus kepada pencemaran air ialah pembuangan sampah dan kumpahan secara tidak bermoral ke dalam sungai-sungai dan tasik yang tidk terkawal. Sampah sarap yang di maksudkan adalah dari pembuangan sisi dari kawasan perbandaran dan juga kawasan kediaman, perindustrian, dan juga pertanian. Pencemaran yang disebabkan oleh perindustrian biasanya dalam bahan-bahan kimia, sisa toksik, logam berat, dam minyak dan kemungkinan juga bahan radioaktif. Ini termasuk sisa-sisa dari sektro petenakan. Bahan-bahan seperti pestisida dan bahan kimia lain di temui di dalam air yang tecemar (Supriyanti 2007: 81). BOD ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroorganisme BOD (Biochemical oxygen demand) adalah ukuran kandungan oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme yang hidup di perairan untuk menguraikan bahan organik yang ada di dalamnya. Apabila kandungan oksigen dalam air menurun, maka kemampuan mikroorganisme aerobik untuk menguraikan bahan organik tersebut juga menurun. selama kurun waktu dan pada temperatur tertentu (biasanya lima hari pada suhu 20C). Nilai BOD diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut akhir. BOD merupakan ukuran utama kekuatan limbah cair (Campbell 2000: 201).

COD (Chemical oxygen demand) merupakan jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada didalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimiawi. Indikator ini umumnya digunakan pada limbah industri. DO (Dissolved oxygen) adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan DO dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan organik sehingga menyebabkan organisme air terganggu. Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun pengolahan limbah (Anonim 2011: 2). Nilai pH limbah cair adalah ukuran kemasaman atau kebasaan limbah. Air yang tidak tercemar memiliki pH antara 6.5-7.5. Sifat air bergantung pada besar kecilnya pH. Air yang memiliki pH lebih kecil dari pH normal akan bersifat masam, sedangkan air yang memilki pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Perubahan pH air tergantung pada polutan air tersebut. Air yang memiliki pH lebih kecil atau lebih besar dari kisaran pH normal tidak sesuai untuk kehidupan bakteri asidofil atau organisme lainnya (Campbell 2000: 202). Kegiatan yang dilakukan makhluk hidup banyak menghasilkan limbah. Produksi limbah yang berlebihan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik ialah limbah yang dapat diuraikan oleh organisme detrivor karena berasal dari bahan-bahan organik. Contoh limbah organik ialah limbah yang berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya kulit pisang, atau kotoran ayam (Supriyanti 2007: 82). Limbah anorganik adalah limbah yang tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau diuraikan tetapi dalam jangka waktu yang lama. Bahan yang diuraikan berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi, seperti mineral, minyak bumi dan berasal dari proses industri, seperti botol, plastik, dan kaleng. Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas). Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah plastik, logam, dan kaca (Campbell 2000: 203).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 14 April 2011, pada pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain erlenmeyer, sumbat karet, syringe, spidol yang tahan air. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah Air dari galon, air kolam, air PAM, air sungai, air sumur, botol selai, tutup gabus, metilen blue. 3.3. Cara Kerja Masing-masing erlenmeyer diberi label A,B,C. Erlenmeyer A disi air selokan atau sungai yang kotor sampai penuh. Erlenmeyer B diisi air kolam dengan cara yang sama dengan A. Erlenmeyer C diisi air PAM atau sumur yang telah disimpan diember selama semalam dengan cara yang sama seperti yang A. Ditambah 0,5 ml biru metilen kedalam tiap erlenmeyer, Digunakan syringe dengan jarum terendam dalam air, dan jangan ada gelembung udara. Ditutup dengan hati-hati ketiga erlenmeyer tadi, jangan mengandun g gelembung udara dan simpan erlenmeyer tadi, dan diamati berapa lama warna biru menjadi hilang, Dicatat pada lembar kerja yang terlampir.

4.2. Pembahasan Sumber pencemaran air adalah banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Menurut Anonim (2011: 1). Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah. Menurut Sutrisno (1997: 128). Secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Menurut Suriawiria (2003: 78). Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Menurut Campbell (2000: 189). Pencemaran Suara adalah secara teknis kebisingan atau pencemaran suara bisa diartikan sebagai suara yang tidak diinginkan, misalnya yang menghalangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit di telinga atau yang menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106,IEC60050-801 kosakata elektro-teknik Internasional Bab 801:Akustikal dan elektroakustikal). Kebisingan dalam kaitan dengan pencemaran suara yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan (KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alatalat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran suara atau polusi kebisingan atau noise polution dianggap istimewa dalam hal : (1) penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, (2) kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air dan bising pesawat merupakan pengecualian. Menurut Anonim (2011: 2).Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Menurut Campbell (2000: 192). Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.

BAB V KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan. 2. Macam-macam polusi adalah Pencemaran udara, pencemaran air,pencemaran tanah, dan pencemaran suara. 3. Ciri-ciri air dikatakan bersih yaitu tidak berwarna,tidak berasa, dan tidak berbau. 4. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. 5. Ada bermacam-macam untuk menentukan adanya polusi air, misalnya dengan mengukur tingkat kejernihan,suhu, pH, kandungan oksigen oleh mikroba dan proses kimia lainnya untuk menguraikan bahan organik dalam air.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pencemaran atau polusi. Diakses pada tanggal 12 Mei 2010,pukul 10.15.http//www.Wikipedia/polusi/com. Campbell.2000. Biologi Umum Jilid I. Jakarta : Erlangga. Supriyanti.2007. Pengaruh Polusi Domestik Terhadap Air. Bogor : IPB. Suriawiria.2003. Badan Air.Bandung : Bumi Aksara. Sutrisno. 1997. Tata Cara Pengelolahan Limbah. Jakarta : Erlangga.

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Pengaruh Polusi Domestik Terhadap Kualitas Air. Dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 14 April 2011, pada pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk membandingkan kestabilan relatif dari air yang terpolusi dengan air yang bersih dengan menggunakan larutan metilen blue. Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain Erlenmeyer, sumbat karet, syringe, spidol. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Air galon, air kolam, air PAM, air sumur, botol selai, metilen blue. Kesimpulan yang didapatkan adalah Polusi domestik atau pencemaran akibat aktivitas rumah tangga,berupa sampah,sisa makanan, sabun, deterjen dan tinja, bahan-bahan tadi mudah untuk diuraikan oleh mikroba dalam air menggunakan oksigen. Ada bermacam-macam untuk menentukan adanya polusi air, misalnya dengan mengukur tingkat kejernihan,suhu, pH, kandungan oksigen oleh mikroba dan proses kimia lainnya untuk menguraikan bahan organik dalam air.

You might also like