You are on page 1of 9

Pengertian Kalam

Secara harfiah kalam berarti perkataan. Sedangkan Ilmu Kalam sendiri dapat dipahami sebagai
suatu kajian ilmiah yang berupaya untuk memahami keyakinan-keyakinan keagamaan dengan
didasarkan pada argumentasi yang kokoh. Al-Iji pernah mengidentifikasi beberapa sebab yang
mungkin menjadi alasan penamaan disiplin keilmuan ini dengan istilah Ilmu Kalam, yaitu: (1)
Ilmu Kalam sebagai oposisi bagi Logika di kalangan filsuf; (2) Diambil dari judul bab-bab dalam
buku dengan pembahasan terkait yang umumnya diawali dengan perkatan al-kalam fi
(atau: pembahasan tentang ); dan (3) Dinisbatkan kepada isu paling populer dalam perdebatan
kaum mutakallim (ahli kalam), yaitu tentang kalam Allah. Menurut al-Farabi, ilmu ini dapat
berguna untuk mempertahankan atau menguatkan penjelasan tentang akidah dan pemahaman
keagamaan Islam dari serangan lawan-lawannya melalui penalaran rasional. Tetapi patut dicatat
bahwa Ilmu Kalam yang berkembang dalam Islam ini, sekalipun dalam pembahasannya banyak
mempergunakan argumen-argumen rasional, umumnya tetap tunduk kepada wahyu. Perbedaan
yang kerap muncul hanya terletak pada tingkat pengakuan fungsi akal untuk memahami wahyu
serta tingkat liberasi interpretasi dari skripturalitas (keharfiahan) pembacaan atas teks. Pada
lokus ini Ilmu Kalam dapat dibedakan dari Filsafat maupun Fikih.
Tasya Kubra Zadah mengatakan bahwa Ilmu Kalam bersandar kepada apa yang datang dari
agama tentang keyakinan-keyakinan kemudian mencari hujjah rasional untuk meneguhkannya.
Sedangkan Filsafat melakukan telaah dengan rasio hingga menemukan dalil-dalil yang
menopang suatu simpulan yang dipandangnya sebagai kebenaran tanpa melihat lebih dulu apa
yang ada dalam sumber otoritatif agama. Jadi, moda-epistemologi mutakallim adalah
berkeyakinan dulu baru kemudian berdalil dengan memakai bahasan-bahasan filsafat, sedangkan
para filsuf berdalil dulu baru kemudian berkeyakinan yang menurut Ibnu Khaldun pada dasarnya
memang tidak bertendensi religius. Sekalipun kemudian, pembedaan ini tidak mencegah adanya
pencampuran antara Ilmu Kalam dan Filsafat bagi kalangan mutakallim (teolog) khalaf. Adapun
perbedaan Ilmu Kalam dengan Fikih secara garis besar terletak pada fokus kajiannya. Jika
mutakallim berkonsentrasi pada aspek teologis atau dasar-dasar agama (usuliyah) yang perlu
dipahami umat agar tidak terjerumus pada kekufuran, maka fuqaha (ahli fikih) cenderung
mengembangkan analisis terhadap aspek furuiyah ajaran Islam khususnya dimensi legalistik
dari perbuatan manusia, baik ibadah maupun muamalah.

PENGERTIAN ILMU KALAM DAN RUANG LINGKUP ILMU KALAM
A. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu Kalam adalah salah satu bentuk ilmu keislaman Kajian dalam ilmu kalam terfokus pasa aspek
ketuhanan (devesivasinya) atau bentuk karena itu disebut teologi dialetika, dan rasional. Secara harfiah
kata kalam artinya pembicaraan tetapi bukan dalam arti pembicaraan sehari-hari (omongan) melainkan
pembicaraan yang bernalar dan logika (akal).
Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan
keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membahas soal-
soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu Ushuluddin.
1. Rasionalitas
2. Logis
Beberapa ulama memberikan pendapat yang berbeda-beda sesuai dengan argument mereka masing-
masing tentang definisi Ilmu Kalam :
Menurut Al-iji Ilmu Kalam adalah Ilmu yang memberi kemampuan untuk menetapkan aqidah agama
(Islam) dengan mengajukan argument untuk melenyapkan keraguan-keraguan.
Menurut Ibnu Khaldun Ilmu Kalam adalah Ilmu yang mengandung argument-argument rasional untuk
membela Aqidah-aqidah Imanya dan mengandung penolakan terhadap golongan bidah (perbuatan-
perbuatan baru tanpa contoh) yang didalam aqidah menyimpang dari mazhab salah dan ahli sunnah.
Menurut Fuat Al-Ahwani Ilmu Kalam adalah memperkuat aqidah agama dengan ajaran-ajaran yang
rasional.

2. Materi Kajian Ilmu Kalam
Dari definisi diatas dipahami bahwa materi kajian ilmu kalam ialah jamaak aqoid artinya apa yang
dipercayai dan diyakini oleh hati manusia.

3. Sebab-sebab Penamaan
1. Ilmu kalam karena membahas tentang ketuhanan yang logika maksudnya dalil-dalil Aqliyah dari
permasalahan sifat kalam bagi Allah seperti persoalan. Apakah Alquran itu Qodim (dahulu) atau Hadits
(baru)
a. Persoalan Qodimiyah Kalamullah
b. Penggunaan dalil aqli yang sebegitu rupa hingga sedikit penggunaan dalil naqli
c. Penggunaan metode argumentasi yang menyerupai mantiq
2. Ilmu Ushuluddin
Sebab penamaan ilmu ushuluddin terfokus pada aqidah atau keyakinan Allah SWT, itu Esa Shifa, Esa
Afal dll. Atau yang membahas pokok-pokok Agama.
3. Ilmu Tauhid
Sebab penamaan Ilmu Tauhid karena ilmu ini membahas masalah keesaan Allah SWT, adalah salah satu
bagian yaitu Itiqodun biannallahataala waahidada laasyariikalah,
4. Teologi Islam
Karena teologi membicarakan zat Tuhan dari segalah aspeknya. Dan perhatian Tuhan dengan Alam
semeseta karena teologi sangat luas sifatnyat. Teologi setiap agama bersifat luas maka bila di pautkan
dengan islam (teologi islam) pengertiannya sama dengan Ilmu Kalam di sebut pula ilmu jaddal (debat)
ilmu alqoid dll.
II. BEBERAPA PENGERTIAN DASAR DALAM ILMU KALAM
a. Iman
- Menurut Jahmiyah dan Asariyah iman hanyalah tasdik membenarkan di dalam hati.
- Menurut Imam Hanafi Iman hanyalah Itikod sedangkan amal bukti iman tetapi tidak dinamai iman.
- Menurut Ulama Salaf termasuk Imam Syafii dan ahmad, malik iman adalah iqtiqoh sesuatu yang
diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan di amalkan dengan anggota tubuh)

Apabila iman berdiri sendiri maka yang dimaksud iman yang mencangkup dimensi hati lisan dan amal
(Al-Mukminun : 3) iman berarti Iqtiqoh (keyakinan)
- Secara harfiah iman berasal dari bahasa arab yang artinya kepercayaan atau keyakinan yaitu
maksudnya meyakini secara pasti tanpa sedikit keraguan.
- Iman adalah kepercayaan yang meresap kedalam hati dengan penuh keyakinan tidak bercampur syak
dan keraguaan, serta memberi pengaruh bak tingkah laku dan perbuatan pemiliknya sehari-hari.
b. Pokok-pokok Iman
Sumber pokok iman terambil dari Al-baqarah 177 Al-Baqarah 285 dan secara kronologis dalam hadits
ketika nabi ditanya jibril tentang iman.

- |n7'Jo> /Zot= oooo1'N+ :'oo7o| 8o0 |n7'7+ 7v'+ oo|n7'oo+OZ
/nn' 'o|Bt. Bt |n7'7+ oo7o<1 oo|n7'Jo'> oo'o|At oo|n7Z,n_..
oo|n7'1It<= oo|n7'Jo=v<+-_o:xZ |no1. oo|n7'oIt<Jo4 |n7')+lv4 oo_
uouuZ t:v4 |n7'JonAt |n7n/onY oo oo|n7))n'_|,t |n7))o=
oo|n't oo|n7'Jo)<1t /'oZoZN+ oo|n7'Jo'oy |n72o4ov oo'o|At
|n7'=vo4ov oo8o/onOo oo|n7+|''Z |n7'7t+on''Z oo|n7'<7t
t<oo| )o| oo8o+7o<+-_7o =o/'o| |n'v/Zt 8o+7o<+-_7o 1 |n7'7t+Z
oovZt .._ |n7'JIT)o0t o'N
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang
yang bertakwa.

2. Kufur
a. Pengertian Kufur
Kafir adalah panggilan bagi orang yang tiada iman menurut Islam. Sedangkan kufur menurut bahasa
adalah menutupi sedangkan menurut istilah menutup nutupi nikmat dan kebenaran baik kebenaran
dalam arti Tuhan maupun ajarannya melalui Rosul.
b. Macam-macam Kafir
1. Kafir Munafik
Munafik berasal dari bahasa arab yang artinya menyembunyikan dalam hati, berlawanan dengan
lahiriyah, lain dimulut lain dikata lain diperbuat, ketidakcocokan antara perkataan dan perbuatan.
Kafir Munafik adalah menzhahirkan apa yang bertentangan dengan hatinya. Maksudnya orang itu tidak
beriman tetapi menyatakan iman yang bertentangan dengan hati nurani (Al-baqarah : 10).
2. Murtad
Murtad adalah kembali dan menjauhi islam maksudnya seseorang yang beriman kemudian kafir kembali
disebut juga millah.
3. Kafir Musyrik
Kafir musyrik adalah seorang yang mempunyai tuhan lebih dari satu dan menetapkan persekutuan,
adapun karakteristik orang yang musyrik adalah sebagai berikut :
1. Penutupan Pintu Hati
2. Zalim
3. Sistem Ibadah
4. Waktu
4. Kafir Kitaby
Kafir Kitaby adalah ahli yang beriman kepada kitab yaitu orang yang beriman kepada Allah SWT.
Sebelum Al-Quran datang dan setelah Al-Quran datang mereka mengingkari sebagai kitab Allah yang
menasubkan (menghapuskan aturan kitab terdahulu)
5. Kafir Dahari
Kafir Dahari adalah orang mempecayai kekalnya masa dan keadaan serta menyandarkan kejadian-
kejadian di ala mini pada masa.
6. Kafir Muatil (ateis)
Kafir Muatil adalah tidak percaya adanya Tuhan segala yang ada dialam ini tidak ada yang menjadikan
melainkan terjadi sendirinya.
7. Kafir Zindiq
Kafir Zindiq adalah keadaan pura-pura beriman maksudnya seseorang mengakui kerasulan Muhammad
SAW, serta percaya dan mengerjakan pokok-pokok Islam tetapi menyembunyikan keinginannya dan juga
menetang serta merusak agama Islam dari dalam, intinya kafir ini adalah seorang yang mendustakan
rasul dan kerasulan nabi Muhammad SAW.
3. Nifaq
a. Pengertian Nifaq
Nifaq adalah kemunafikkan atau ketidaksesuaian antara karsa dan karya atau apa yang diperbuat bukan
menifestasi atau gambaran, cerminan dari kehendak hati yang sebenarnya. (Al-Fatah : 11).
b. Jenis-Jenis Nifaq
1. Nifak Kuddin adalah secara lahiriyah menyatakan Iman tetapi pada batinya ingkat/kufur amal-amal di
dorong oleh rasa-rasa tertentu bukan oleh rasa imannya. Munafik ini diancam An-Nisa 145.
2. Nifak Amali adalah keyakinan dan keimanan seseorang itu terhadap islam ada dan tetap terpelihara
baik secara lahir maupun batin tetapi karna dia manusia awam kadang-kadang terwujud sifat
kemunafikkan dalam pola hidupnya sehar-hari. Sifat munafik menurut hadits Bukhari Muslim Abdullah
Umar
a. kalau bicara dusta
b. kalau berjanji ingkar
c. kalau dipercayai hianati
d. jika diperintah setia tapi curang
tetapi kalau menurut Bukhari Muslim dari Abu Khurairah ada tiga yaitu :
a. jika dia berbicara dia selalu berdusta
b. jika dia berjanji dia selalu ingkar
c. jika dia dipercayai dia selau khianati
dalam mengkaji sifat-sifat Tuhan Ulama membagai ke dalam klasifikasi, terutama kelompok ahli sunnah
lewat karya imam, Assanusi mengkaji sifat Alla SWT, kepada Sifat yang wajib, mustahil dan jaiz empat
kategori yaitu :
a. Nafsiyah adalah sifat yang berhubungan dengan diri dzat Allah SWT, yaitu sifat wujud
b. Salabiyah adalah menafikkan yang meniadakan sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat yang
wajib, maksudnya membicarakan wujud itu sendiri yang terkelompok di dalamnya terdahulu, tiada
bermula, kekal, berbeda dengan makhluk yang lainnya, berdiri dengan diri sendiri, Allah maha esa,
misalnya sifat wajib dengan meniadakan sifat.
c. Maany (menjelaskan) adalah penggagasan tentang sifat yang wajib bagi Allah SWT. Menurut hukum
akal tidak mungkin Allah SWT itu lemah) maka Allah SWT bersifat berkuasa, berkehendak, mengetahui,
hidup, mendengar, melihat, berkata-kata,
d. Manawiyah adalah hanya ditambah maha misalnya maha berkuasa, maha berkehendak, maha
mengetahui, maha hidup, maha mendengar, maha melihat, maha berkata-kata.
4. Tauhid Afala
a. Pengertian Tauhid Afal
Tauhid Afal adalah meyakini bahwa Allah SWT yang memperbuat segala sesuatu, persoalan, mengapa
Allah SWT menciptakan keburukan, walaupun Allah SWT menciptakan keburukan tapi tidak ada ayat
atau hadits yang menyuruh atau mengajak pada keburukan, seperti di dalam Q.S Al-Araf 28-29.
Dalam istilah ilmu kalam dikenal dengan istilah Qadha Allah SWT atau Taqdir, Taqdir Allah SWT ada dua
yaitu :
1. Taqdir Mubrom
Adalah qodha dan qadhar yang tidak bisa merubah kecuali melaui doa contoh taqdir mubrom adalah
balak, jodoh, mati, rizki.
2. Taqdir Muallaf
Adalah taqdir yang bisa di ikhtiyarkan, seperti dalam hadits
Artinya : Manusia yang merencanakan dan Allah SWT, yang menetapkan
b. Macam-macam Tauhid
1. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT, dan hanya Allah SWT, yang berhak dan untuk beribadah
karena Allah SWT, itu Ar-Rozaq, Al-Khalik (menciptakan), didalam Q.S Muhammad : 19
2. Tuhid Rububiyah adalah mengesahkan Allah bahwa hanya Allah SWT, yang telah menciptakan segala
mahluk baik nyata maupun ghaib, dialah yang memelihara alam semesta, sebagaimana firman Allah
SWT Q.S Al-Fatir : 1.
5. Syirik
a. Pengertian Syirik
Menurut istilah Ilmu Kalam Syirik adalah perilaku (sikap) menyekutukan Allah baik Dzat-nya, sifatnya,
dan Afal. sedangkan menurut istilah syirik adalah menyekutukan Allah dengan yang lainnya baik
menyekutukan dari segi Dzat, Sifat, Wujud, ataupun dari segi perbuatan.
b. Macam-macam Syirik
- Syirik Uluhiyah adalah syirik dalam ibadah dimana perbuatan seseorang menunjukkan bahwa dia
beribadah kepada mahluk Tuhan yang tidak pantas untuk disembah, syirik Uluhiyah ada dua yaitu :
1. Mempercayai Allah SWT, mempunyai tandingan sebagaimana ia menyembah Allah SWT,
Sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah : 165.
2. Syirik kecil atau Asghar yaitu beramal karena kepentingan diri orang lain, misalnya Riya dll.

- Syirik Rububiyah adalah sesuatu kepercayaan yang tidak mengakui keesaan Allah SWT, yang telah
menciptakan segalah mahluk baik yang nyata maupun tidak nyata atau ghaib, syirik ini pun ada dua
macam yaitu :
a. Syirik Tatil atau kosong adalah meniadakan Tuhan sebagai pencipta. Contoh Firaun yang mengaku
sebagai Tuhan.
b. Syirik yang mempercayai bahwa disamping Allah SWT, ada tuhan lain, contohnya menganggap Tuhan
punya anak dll.
c. Syirik menurut Al-quran ada 4 tingkatan
1. Menyekutukan dalam ibadah ada sesembahan selain Allah (Az-Zumar : 3).
2. Mempercayai benda lain apa saja yang dapat mengatur nasib manusia. Atau menyakini benda itu
memiliki sifat Illahiyah (Tuhan) (An-Nahl : 51)
3. Mempertuhankan manusia yaitu menjadikan manusia sebagai Tuhan mungkin pembuka agama,
pendeta, mubaligh, wali Allah / orang yang dipandang luar biasa (Al-Maidah : 116)
4. Menuhankan Hawa Nafsu (Al-Jasiyah : 23).
6. Makrifah
Didalam lapangan Ilmu Kalam ada istilah Ulama Kalam membagi makrifah menjadi 3 kategori :
1. Marifah Mubdak, kita mengenal Allah SWT sejak di dalam kandugan
2. Marifah Wasithah, artinya mengenal Allah SWT melalui perantara
3. marifah Maad artinya mengenal Allah SWT melalui pelantara
Makrifah artinya mengenal, mengerti, mengetahui (tindak goyah) yang sesuai dengan kenyataan yang
terjadi. Berdasarkan dalil aqli maupun naqli sedangkan kepercayaan ragu belum di katakana marifah
kepercayaan itu disebut ikut-ikut saja / taqli.
7. Aqidah
1. Pengertian Aqidah
Secara etimologis aqidah bersal dari bahasa Arab yaitu ikatan, sangkutan, secara terminologis aqidah
adalah kepercayaan, keyakinan atau keimanan. Jadi, Aqidah adalah kepercayaan kepada sesuatu hakikat
tertentu dengan keyakinan yang mutlak yang tidak di undang keraguan dan perdebatan.
a. Khurafat dan Tahayul
Khurafat adalah kepercayaan kepada yang gaib yang tidak bersumberkan pada Al-Quran dan hadits.
Sedangkan tahayul adalah cerita bohong atau tidak masuk akal yang tidak bersumber dari kitab suci
maupun dari akal.
b. Dalil Aqli
Dalil Aqli adalah dalil yang menggunakan akal pikiran untuk merenunkan diri sendiri, alam semesta, dan
lain-lainnya. Dalil aqli dikatakan benar apabila pokok pikiran dalam menetapkan sesuatu keputusan
dapat diterima, sedangkan utusan itu dapat masuk kedalam perasaan dan bersifat logis yang dapat
menimbulkan keyakinan.
c. Dalil Naqli
Yaitu dalil yang berasal dari Al-Quran dan Hadits. Ulama Kalam menetapkan dua syarat untuk
menetapakan iman yaitu :
1. QodI (pasti kebenarannya) maksudnya adalah dalil itu benar-benar datang dari rasul tanpa ada
keraguan yang demikian itu hanya terdapat keterangan mutawatir.
2. Pasti (tegas tujuannya) maksudnya dalil aqli itu tidak memiliki makna dua atau lebih, dalil naqli yang
pasti tujuannya dapat menetapkan keyakinan yang dapat menumbuhkan aqidah yang kuat.
III. HUBUNGAN IMAN DENGAN IBADAH DAN HUBUNGAN IMAN DENGAN MORAL
1. Hubungan Iman Dengan Ibadah
Ada tiga defenisi tentang ibadah :
a. Ibadah dalam arti al-khudu (tunduk, patuh dan idman) dalam ucapan ataupun perbuatan yang timbul
pada sifat ketuhanan atau uluhiyah yang dimiliki oleh siapa yang ditunjukkan khudu kepadanya, jada
menadi unsur utama dalam beribadah.
b. Ibadah ialah khudu di hadapan yang dipercayai sebagai memiliki sesuatu dari urusan-urusan
kemajudan hidup dan mati sipelaku khudu, sekarang dan yang akan datang, maksudnya seorang abid
menyadari statusnya sebagai hamba yang termiliki dan di sisi lain ia merasakan stastus sesuatu sebagai
pemilik :
1. Pemilik hakiki adalah Allah SWT pemilik hakiki manusia, karena dialah yang menciptakan dari
ketiadaan.
2. Sebutan pemilik diberikan berdasarkan kenyataanya sebagai pemberi rizki, menghidupkan dan
mematikan karena itu setiap manusia yang sehat pitrahnya pasti menyadari status sebagai mahluk dan
dialah yang memilikik hidup dan mati.
3. Ibadah ialah Khudu seseorang yang melihat dirinya tidak bebas dan mandiri sepenuhnya dalam
perwujudan dan perbuatannya dihadapan sesuatu.
2. Hubungan Iman dengan Etika
Iman memuat ajaran-ajaran pokok yang bertalian dengan persoalan-persoalan batin beragama, antara
lain beriman secara benar kepada Allah, Hari Akhir, Malaikat, Nabi, dan Rasul, Kitab Suci serta Qodha
dan Qodhar.
Etika adalah harga diri, nilai, sesuatu ya ung berharga, sesuatu yang layak atau sesuai dengan aturan.
Adapun tujuan iman (misi keimanan) bagi mukmin di bidang moral baru bisa tercapai dengan
kemerdekaan (freedom) karena kemerdekaan memungkinkan manusia untuk melakukan yang
seharusnya dia dilakukan, inilah yang dimaksud dengan khalifatullah karena itulah manusia dapat
melakukan nilai-nilai etika.
Jelasnya hanya manusia yang bisa merealisasikan nilai-nilai etis manusia memiliki kemerdekaan untuk
yang demikian itu disamping itu memiliki pikiran dan wawasan.
IV. SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM
Sejarah munculnya ilmu kalam berawal sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, timbullah persoalan-
persoalan dikalangan umat islam tentang siapakah pengganti Nabi (Khalifatul Rasul) kemudian persoalan
itu dapat diatasi setelah dibaiatnyua / diangkatnya Abu Bakar As-Sidiq sebagai khalifah, setelah Abu
Bakar wafat kekhalifahan dipimpin Umar Bin Khatab pada masa kepemimpinan Umar Bin Khatab umat
islam tampak tegar dan mengalami Ekspansi seperti kejazirah Arabian, palestina, syiria, sebagian wilayah
Persia dan Romawi serta Mesir.
Setelah kekhalifahan Umar bin Khatab berakhir maka Utsman Bin Affan menjadi Khalifah, Utsman
termasuk dalam golongan Quraisy yang kaya kaum keluarganya terdiri dari orang-orang Aristokrat
Mekkah karena pengalaman dagangnya mereka mempunyai pengetahuan Administrasi. Pengetahuan
mereka ini bermanfaat dalam memimpin Administrasi daerah-daerah diluar semenanjung arabiah yang
bertambah masuk kebawah kekuasaaan islam. Namun karena pada masa kekhalifahan Utsman
cenderung kepada nepotisme terjadilah ketidakstabilan dikalangan umat islam dengan banyaknya
penentang-penentang yang tidak setuju kepada khalifah Ustman puncaknya tewas terbunuh oleh
pemberontak dari Kufah, Basroh dan Mesir.
Setelah Ustman wafat Ali bin Abi Thalib sebagai calon terkuat terpilih sebagai khalifah yang keempat
tetapi ia segera mendapat tantangan dari pemuka-pemuka yang ingin pula menjadi khalifah seperti
Thalah, Zubair dan Aisyah peristiwa ini dikenal dengan perang jamal. Tantangan kedua datang dari
Muawiyah bin Abi Sufyan yang juga ingin menjadi khalifah dan menuntut kepada ali supaya menghukum
pembunuh-pembunuh Ustman. Dari peristiwa-peristiwa tersebut munculah Teologi asal muasal (sejarah
munculnya kalam).
V. PERMASALAHAN ILMU KALAM DALAM ISLAM
1. Masalah Pelaku Dosa Besar
A. Mazhab Syiah
Dalam masalah politik yaitu terbunuhnya ke-tiga yaitu khalifah ustman bin affan oleh pemberontakkan
dari Mesiar yang dipimpin oleh Abu Saudah bin Saba, Ustman tewas dan melahirkan konsep
permasalahan apakah tetap beriman atau telah kafir, pelaku pembunuh Ustman itu dan pelaku dosa
besar yang keluar dari barisan Ali karena tidak puas dengan hasil administrasi maka mereka keluar dari
barisan Ali. Menurut mazhab Syiah pelaku dosa besar adalah kafir dalam arti keluar dari Islam dan
murtad maka ia wajib dibumuh.
B. Mazhab Murjiah
Murjiah artinya menunda tentang pelaku dosa besar dia di akhirat, pendirinya Abdullah Ibnu Umar
(anak Umar bin Khatab), mereka berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih
mukmin dan bukan kafir adapun dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah untuk mengampuni atau
tidak mengampuni.

C. Mazhab Mutazilah
Pendirinya adalah Wasil bin Atok pendapatnya orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula
mumin orang semacam ini mengambil dua posisi diantara dua posisi atau tidak masuk surga atau tidak
masuk neraka
D. Mazhab Asy-Ariyah
Mazhab ini pendirinya adalah Hasan Al-Asy Ari (260-324 H), dia menentang pendapat mazhab mutazilah
menurutnya tidak mungkin orang yang berbuat dosa besar itu tidak mukmin maka terdapat iman ,
menurutnya mumin yang melakukan dosa besar bila wafat tanpa taubat mungkin orang itu diampuni
dosanya oleh Allah sehingga diakhirat orang itu langsung masuk surga dan mungkin pula tidak di ampuni
mak ia dimasukkan keneraka dulu baru surga. Seperti dalam hadits rosul.
2. Masalah Perbuatan Manusia dan Kaitannya pada Tuhan
Dalam ilmu kalam masalah perbuatan manusia ada dua macam :
A. Khodoriyah
Menurut Khodoriyah menusia memiliki kebebasan atau kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatan,
Khodoriyah mempunyai paham manusia mempunyai kebebasan dan kekuasaan sendiri untuk
mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
B. Jabariyah
Nama Jabariyah berasal dari Jabarah yang mengandung arti memaksa. Paham ini berpendapat
manusia tidak mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan kehendak dan
perbuatannya dalam paham ini manusia mutlak terikat dalam kehendak Tuhan.

You might also like