You are on page 1of 2

PENGENALAN TENSIMETER Tensimeter atau blood pressure monitor ( BP monitor ) adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan

darah. Penderita hipertensi membutuhkan tensimeter untuk memantau tekanan darahnya, terutama untuk mengetahui efek dari obat antihipertensi yang diminum, serta efek diet dan olah raga terhadap tekanan darah.

TENSIMETER
Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dilakukan dengan cara :
y y

Memompa manset yang digulungkan di lengan atas. Fungsi : menjepit pembuluh darah arteri brachial hingga tidak ada sedikit pun darah yang mengalir menuju ke lengan bawah dan jari-jari. Menurunkan tekanan pada manset secara perlahan hingga pembuluh darah arteri terbuka lagi dan darah dapat mengalir menuju ke lengan bawah. Tekanan dimana darah pertama kali bisa melewati jepitan manset dicatat sebagai tekanan darah sistolik. Angka ini ditulis sebagai angka pertama tekanan darah. Misal : 110/80. Selanjutnya tekanan pada manset terus diturunkan ( dilonggarkan ) hingga diameter pembuluh arteri kembali normal dan darah bebas mengalir tanpa hambatan. Tekanan dimana darah pertama kali bisa mengalir tanpa hambatan dicatat sebagai tekanan darah diastolik. Angka ini ditulis sebagai angka terakhir tekanan darah. Misal : 110/80.

Karena tekanan darah kita bervariasi sepanjang hari, maka anda dianjurkan untuk mengukur tekanan darah pada waktu yang sama untuk mengetahui efek obat antihipertensi yang anda minum. Tekanan darah akan lebih tinggi pada pagi dan siang hari ketika aktivitas sehari-hari lebih banyak dan berlangsung dalam kecepatan lebih tinggi. Pada sore dan malam hari tekanan darah cenderung turun. Ada 2 jenis tensimeter :
y

Tensimeter air raksa : merupakan tensimeter konvensional yang di luar negeri sudah tidak boleh digunakan lagi karena bahaya dari air raksa, jika sampai alat pecah dan air raksanya terpapar kulit atau saluran pernafasan. Tensimeter digital : merupakan tensimeter modern yang akurat, dianjurkan untuk digunakan di rumah untuk memantau tekanan darah sehari-hari. Berbeda dengan tensimeter air raksa yang memerlukan stetoskop untuk mendengarkan suara sebagai pertanda tekanan sistolik dan diastolik, tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya.

TENSIMETER DIGITAL (Mama) Tensimeter kian beragam. Perkembangan teknologi yang semakin maju, menyebabkan bentuk dan ragam jenis tensimeter pun ikut berubah. Yang paling mencolok tentu saja, dari segi desain dan teknologi. Sehingga penggunaannya pun kian praktis, tidak lagi dipompa, karena menggunakan metode digital. Perkembangan teknologi tensimeter itu membuat kita tidak perlu lagi pergi ke dokter hanya untuk sekedar mengukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah, sekarang bisa dilakukan di rumah, di kantor atau bahkan di dalam mobil. Hasil pengukurannya pun cepat dan langsung mengetahui angka tekanan darah pada monitor tensimeter. Sementara model lama, pengguna harus mulai dengan mereka-reka dan merasakan denyutan nadi sebelum memasangkan tensimeter. Tensimeter Digital Versus Tensimeter Merkuri Setiap orang pasti pernah sakit. Jika sakit, biasanya kita pergi ke dokter. Setelah menanyakan keluhan pasien, dokter biasanya akan memeriksa tekanan darah pasien tersebut. Alat untuk memeriksa tekanan darah disebut tensimeter. Tensimeter menjadi alat wajib yang tersedia di ruang praktek dokter untuk

memeriksa pasiennya. Cara mengukur tekanan darah adalah dengan memasangkan sebentuk sabuk yang dilingkarkan dengan alat perekat di lengan. Sabuk itu dihubungkan dengan pipa karet. Pada tensimeter model lama, pipa karet terbagi dua, satu berhubungan dengan alat ukur, dan lainnya dengan alat pompa. Unit pengukur tensimeter menggunakan milimeter air raksa (milimetres of mercury). Karenanya, jika pompa ditekan, maka air raksa di alat ukurpun akan naik. Belakangan bekembang tensimeter digital. Mana yang lebih akurat, tensimeter digital atau tensimeter merkuri? Situs www.indocoreperkasa.com, mengungkap tensimeter digital memiliki tingkat sensitivitas yang cukup tinggi. Sehingga, dalam pengukurannya pasien harus mengikuti benar petunjuk yang disarankan. Jadi, jangan heran jika hasil pengukuran tensimeter digital lebih tinggi dibandingkan tensimeter merkuri. Karena, sedikit saja aktivitas yang terjadi selama pengukuran dapat meningkatkan nilai tekanan darah. Sedangkan pasien yang diukur tekanan darahnya oleh dokter, terbaring diam tanpa bergerak. Sehingga nilai pengukurannya tidak dipengaruhi oleh hasil aktivitas. Karena itu, ada tensimeter yang mengharuskan pemakainnya untuk melakukan tiga kali pemakaian. Hasilnya kemudian dirata-rata, sehingga didapatkan hasil tensi akhir. Jika Anda ingin mengecek tekanan darah sendiri, silahkan mencoba tensimeter digital. Selain praktis, alat ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya kesehatan.

You might also like