You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I

HEWAN INVERTEBRATA

OLEH

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: DARWIN AZIS : 0810104060 : VII (TUJUH) : SAPTO WIBOWO

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2010

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul hewan invertebrata ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 November 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui beberapa contoh jenis hewan yang termasuk kedalam kelompok hewan invertebrata dan ciri-ciri bagian dari tubuh hewan invertebrata. Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain, Baki bedah, jarum pentol, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah polyhaeta, oligohaeta, dan hirudinea seperti Astrias sp, Limnodrilus sp, Loligo medica, Peanus monodon, Periplaneta Americana, Valanga sp. Adapun hasil yang didapatkan adalah berupa gambar bagian-bagian dan cirri-ciri bagian dari tubuh hewan invertebrata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hewan adalah organisme yang tidak mempunyai klorofil, mampu bergerak atau tidak. Tidaknya menggerakan tubuhnya dan tersusun dari banyaknya sel. Hewan dapat dikelompokan berdasarkan atas dua atau tidaknya. Tuas tulang belakang dalam organisme menjadi dua kelompok besar, yaitu hewan yang tidak mempunyai tulang belakang (avertebrata dan intervebrata) dan hewan mempunyai tulang belakang (vertebrata). Secara umum struktur dan susunan tubuh hewan avertebrata adalah rangka tubuh terletak di luar, tidak memiliki ruas tulang belakang, dan letak susunan saraf berada di bawah saluran pencernaan (Kadaryanto 2003: 153). Semua yang tidak memilki tulang belakang di kelompokan dalam invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) di mana seluruh aktivitas kehidupanya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh banyak sel (multiseluler/metazoan) selselnya mengalami deferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks. Perkembangan embrio hewan metazoan melalui tahap-tahap tertentu. Secara embriologi hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diplobastik. Untuk hewan yang memilki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triplobastik. Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, maka makin tinggi tingkatanya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya (Anonim 2010: 1). Invertebrata atau avertebrata adalah sebuah yang di ungkapkan oleh Chevalier de lamark, untuk menujukan hewan yang tidak memilki tulang belakang. Invertebrata mencangkup semua hewan-hewan kecuali hewan vertebrata. Invertebrata mencangkup sekitar 97 persen dari kseluruhan anggota kingdom animalia (Campbell 2002: 169). Hewan-hewan digolongkan berdasarkan pada kesamaan-kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam hubungan ini, ada empat macam kriteria pada hewan yaitu antara lain pola simetri tubuh dan bentuk tubuh, rongga tubuh, perbedaan

perkembangan embrio, dan aspek tertentu yang dianggap penting sebagai tanda pembeda. Kingdom animalia di bagi menjadi dua sub kingdom, yaitu parazoa, yaitu hewan yang belum mempunyai jaringan dan eumetazoa, yaitu hewan-hewan yang sudah mempunyai jaringan. Hewan avertebrata sebagian besarnya mempunyai habitat di air atau ditempat yang lembab. Hewan avertebrata melipti 9 filum, yaitu protozoa, porifera, coelenterate, platyelminthes, nematheimintes, anneliae,

arthopoda, moluscca, dan echinodermata. diantara avertebrata, arthopoda merupakan yang paling banyak dan paling besar spesiesnya avertebrata terbesar adalah cumi-cumi raksasa (Anonim 2010: 2). Lamark membagi invertebrate ke dalam dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tetapi sekarang invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih dari 30 sub filum mulai dari organisme yang sampel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti molusca dan antropoda. Penelitian lebih lanjut dalam bidang taksonomi menunjukan bahwa banyak hewan invertebrata yang lebih dekat dengan vertebrata dari pada dengan sesama invertebrata. Semua hewan yang tidak memilki tulang belakang dikelompokan dalam invertebrata (avertebrata). Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupanya di lakuakan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh benyak sel. Sel-selnya mengalami difirensiasi dan spesialis membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks (Kadaryanto 2003: 157). Perkembang embrio pada hewan metazoa melalui tahap-tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memilki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamkan diploblastik. Untuk hewan yang memiki tiga lapisan kulit dinamkan triploblastik. Struktur tubuh dan sistem yang ada pada hewan invertebrate berbeda-beda, maka makin tinggi tingkatanya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. di bumi hewan

1.2. Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui beberapa jenis hewan yang termasuk ke dalam kelompok hewan invertebrata dan ciri-ciri bagian dari tubuh hewan invertebrta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Porifera adalah hewan yang berlubang (berpori), hidup di air tawar, dirawa laut yang dangkal, air jernih yang tenang. Tubuhnya tersusun atas jaringan diploblastik (dua lapisan jaringan). Lapisan luar tersusun oleh sel epidermis dan lapisan dalam tersusun atas sel-sel leher (koanosit). Tubuhnya menyerupai vas bunga, memilki rongga tubuh (spongsol) dan lubang keluar (oksolum), tubuh lunak, permukaan berpori (ositum). Porifera menguntungkan manusia karena sponsnya dapat di gunakan untuk alat gosok tubuh. Porifera memilki dua lapisan jaringan yaitu : lapisan luar, tersusun atas sel-sel yang berbentuk pipih, berfungsi sebagai apidermis. Sel ini dinamakan pinakosit. Lapiasan dalam tersusun atas selsel berbentuk corong dan memliki flugel. Sel ini dinamakan koanosit (Anonim 2010: 1). Hewan avertebrata melipti 9 filum, yaitu protozoa, porifera, coelenterate, platyelminthes, nematheimintes, anneliae, arthopoda, moluscca, dan

echinodermata. Filum anelida di klasifikasikan dalam kelas polycheta, oligochaeta dan hirunidea. Cacing polycheata kebanyakan hidup di laut. Hirudinea adalah bangsa lintah, dan oligochaeta yaitu cacing tanah. Tubuh cacing tanah trdiri dari semacam segmen yang disebut annulus, pada tiap annulus terdapat beberapa rambut pendek dari khitin yang sangat kecil, sukar untuk diamati

(Pratiwi 2000 : 36). Porifera juga terbagi menjadi empat kelas, yaitu : Calcarae. Sel koanosit besar, kerangka tubuh dari CaCO3, hidup di laut yang dangkal contoh : Scypha. Hexactinellida. Memiliki bentuk tubuh enam cabang atau kurang, rangka dari silikat, contoh : Pheronema. Demospongiae. Memilki cirri-ciri hidup di air tawar, perairan yang terkena cahaya matahari, kerangka tubuh silikat, contoh : Spongia. Selenospongiae. Memliki spikula yang tersusun atas silkat (Anonim 2010: 1). Dilopoda sebagian besar terdiri atas kaki seribu yang jelas segmen-segmenya. Masing-masing tubuh memilki dua pasang kaki, sehingga memberikan sokongan yang amat besar. Chilopoda mencangkup kelabang yang semuanya karnivora dan sangat lihai berlari cepat. Akan tetapi chilopoda amat rentan terhadap kekeringan.

Chilopoda dan diplopoda adalah bagian dari superkelasa myriapoda. Insecta memiliki lebih banyak spesies dan pada gabungan semuanya organisme hewan lainya. Walaupun jarang ada di lautan. Keaktifan lebih dari 25 ordo serangga. Barangkali disebutkan oleh ukuran yang lebih kecil, kepemilikan sayap, mata majemuk yang khusus, sistem sosial yang rumit (Pratiwi 2000: 42). Platyheiminthes (cacing pipih). Cacing merupakan hewan yang tubuhnya lunak, tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup di alam bebas, parasit pada organisme. Cacing meliputi tiga lapisan kulit yaitu : eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Eksoderm merupakan lapisan luar berkembang menjadi kulit. Mesoderm merupakan lapisan tengah yang berkembang menjadi kulit. Mesoderm, lapisan tengah menjadi berkembang menjadi otot, dan beberapa organ tubuh endoderm, lapisan dalam berkembang menjadi usus. Tubuh cacing pitah dorsoventral (pipih kea rah punggung dan perut), tidak berbaku-baku. Tempat hidup di sungai, di danau, di laut, parasit pada tubuh organisme lain (Anonim 2010: 3). Platyheiminthes, terdiri dari tiga kelas, yaitu : turbellaria (cacing berbulu getar), merupakan cacing pipih, dapat bergerak dengan bulu getar, hidup bebas, di air tawar yang jernih dan belum tercemar. Contohnya : planuria. Trematoda (cacing isap), cacing pipih yang hidup parasit pada hewan dan manusia. Memilki alat penghisap yang di lengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh : fasciola (cacing hati). Fasciola hepatica hidup di hati domba dan Fasciola gigantica hidup di hati sapi. Chlonaris merupakan cacing hati yang hidup pada manusia. Banyak terdapat di daerah cina, jepang, Vietnam. Cacing dewasa hidup di saluran empedu dan keluar bersama fases. Jika termakan siput akan berkembang menjadi sporokista, kemudian menjadi radia. Radia menghasilkan serkaria dan keluar dari tubuh siput, berenang mencari inang ikan air tawar. Serkaria hidup pada otot ikan yang berupa metasakaria (Kimball 1983: 156). Jika ikan yang mengandung metasakaria di makan oleh manusia maka

metasakaria akan masuk saluran pencernaan makanan dan akhirnya ke empedu. Cacing darah hidup pada vena. Inang berupa manusia, babi, biri-biri, sapid an binatang menggerat. Cestoda (cacing pita) memilki tubuh pipih, beruas-ruas, kulit di lapisi kitin, parasit pada hewan dan manusia (Anonim 2010: 2).

Peanus monodon (udang) termasuk arthropoda, tubuhnya bersegmen-segmen yang umumnya dapat di bedakan atas kepala (caput), dada, dan perut. Peanus madon merupakan subkelas malacostlala yang termasuk udang berderajat tinggi mempunyai dua pasang antena, berapas dengan insang. Anthena berguna sebagai alat peraba serta mengatur keseimbangan tubuh. Petioparat terdiri atas enam pasang plepoda terdiri dari lima pasang yang terdapat pada bagian-bagian segmen

abdomen dan unopad. Insangnya bercabang, di mana insang udang halus Ber lamela. Peanus monodon memilki tiga pasang atau lebih anggota badan dimodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk mandibula yang keras kaki untuk berjalan di temukan pada toraks dan anggota tubuh (Campbell 2002: 121). Colenterrata merupakan hewan yang memilki rongga. Termasuk hewan diploblastik, tubuh simetri radial. Lapisan selnya terdiri dari ectoderm dan endoderm. Antara ekstoderm dan endoderm terdapat mesoglea. Pada tubuh bagian atas terdapat mulut, yang dikelilingi tentakel. Pada permukaan tentakel terdapat knidolas (sel penyengat/nematosis). Hidup di air tawar maupun air laut. Tubuhnya dapa melekat pada dasar perairan. Colenterrata memilki dua bentuk yaitu : polip, hidup soliter (menyindir) tetapi ada yang berkoloni, tidak dapat bergerak bebas melekat pada dasar perairan. Medusa, dapat menghasilkan dua macam gamet yaitu gamet yaitu gamet jantan dan betina. Medusa dapat melepaskan diri dari induk dan berenang bebas di dalam air. Bentuk seperti paying dengan tentakel yang melambai-lambai (Anonim 2010: 1). Secara embriologi hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamakan diplobastik. Untuk hewan yang memilki tiga lapisan kulit dalam tubuhnya dinamakan triplobastik. Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, maka makin tinggi tingkatanya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. . Anthena berguna sebagai alat peraba serta mengatur keseimbangan tubuh. Petioparat terdiri atas enam pasang plepoda terdiri dari lima pasang yang terdapat pada bagian-bagian segmen abdomen dan unopad. Insangnya bercabang, di mana insang udang halus ber lamela. Tubuh cacing pitah dorsoventral (pipih kea rah punggung dan perut), tidak berbaku-baku. Tempat hidup di sungai, di danau, di laut, parasit pada tubuh organisme lain (Kimball 1983: 157).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 November 2010 pukul 13.00 WIB sampai selesai di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain, Baki bedah, jarum pentol, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah polyhaeta, oligohaeta, dan hirudinea seperti Astrias sp, Limnodrilus sp, Loligo medica, Peanus monodon, Periplaneta Americana, Valanga sp.

3.3. Cara Kerja Disediakan alat-alat yang akan digunakan seperti Baki bedah, jarum pentol, mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan adalah polyhaeta, oligohaeta, dan hirudinea seperti Astrias sp, Limnodrilus sp, Loligo medica, Peanus monodon, Periplaneta Americana, Valanga sp. Lalu masukan bahan-bahan tersebut ke dalam baki dan di tusuk jarum atau tidak perlu ditusuk, lalu bahanbahan tersebut di gambar bagain-bagian tubuhnya, di warnai serta di beri keterangan dan klasifikasinya masing-masing.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Peanus monodon Klasifikasi : Kingdom : Animalia

Filum/ divisi : Arthropoda Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Crustaceae : Pecapoda : Pannidae : Peanus : Peanus sp

Nama umum : Udang

Keterangan gambar : 1. Keliped 2. Maksiliped 3. Maksila 4. Mandibula 5. Mata 6. Antena 7. Sefalotoraks 8. Kerapak 9. Toraks 10. Abdomen 11. Kaki renang 12. kaki kerja

Astrias sp Klasifikasi : Kingdom : Animalia

Filum/ divisi : Echinodermata Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Asterioda : Asteriodales : Astriaceae : Asterias : Asterias sp

Nama umum : Bintang laut

Keterangan gambar : 1. Duri 2. Lambung 3. Saluran cincin 4. Gonad 5. Saluran radial 6. Anus 7. Kelnjar pencernaan

Limnodrilus sp Klasifikasi : Kingdom : Animalia

Filum/ divisi : Nemaithemnites Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Limnodriloda : Limnoarilles : Limnoariluceae : Limnodrilus : Limnodrilus sp

Nama umum : Cacing tanah

Keterangan gambar : 1. Rima oris 2. Peristomium 3. Segmen 4. Elentenium 5. Anus

Valanga sp Klasifikasi : Kingdom : Animalia

Filum/ divisi : Arthropoda Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Insecta : Valngales : Valangaceae : Valanga : Valnga sp

Nama umum : Belalang

Keterangan gambar : 1. Antena 2. Mata majemuk 3. Anus 4. Mandibula 5. Abdomen 6. Toraks 7. Kepala 8. Kaki

Periplaneta americana Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Arthropoda : Insecta : Orthoptera : Blattellidae : Periplaneta : Periplaneta americana

Nama umum : Kecoa

Keterangan gambar : 1. Mata mejemuk 2. antena 3. Mesothorak 4. Kaki lengan 5. Sayap 6. Abdomen 7. kaki belakang

Loligo medica Klasifikasi : Kingdom : Animalia Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Mollusca : Chepalopoda : Decapoda : Laliginidae : Loligo : loligo medica

Nama umum : Cumi-cumi

Keterangan gambar :

4.2. Pembahasan Peanus monodon termasuk juga hewan tidak bertulang belakang.

Menurut (Campbell 2002: 121), Bahwa pada Peanus monodon (udang) tergolong kedalam Arthropoda, artinya hewan berkaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Termasuk kedalam kelas Crustacea, yang artinya golongan udang-udangan. Tubuhnya udang terdiri dari dua bagian pokok yaitu kepala dan dada yang menyatu (cephalothorax) dan abdomen (perut). Setiap ruas tubuhnya mempunyai sepasang kaki. Pada bagian perut terdapat lima pasang kaki renang. Pada kepala-kepala dada bagian depat terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas (maksila) dan sepasang rahang bawah (mandibula). Menurut anonim (2010: 1). Bahwa Peanus monodon (udang) termasuk

arthropoda, tubuhnya bersegmen-segmen yang umumnya dapat di bedakan atas kepala (caput), dada, dan perut. Peanus monodon merupakan subkelas malacostlala yang termasuk udang berderajat tinggi mempunyai dua pasang antena, berapas dengan insang. Anthena berguna sebagai alat peraba serta mengatur keseimbangan tubuh. Petioparat terdiri atas enam pasang plepoda terdiri dari lima pasang yang terdapat pada bagian-bagian segmen abdomen dan unopad. Insangnya bercabang, di mana insang udang halus Ber lamela. Peanus monodon memilki tiga pasang atau lebih anggota badan dimodifikasi sebagai bagian mulut, termasuk mandibula yang keras kaki untuk berjalan di temukan pada toraks dan anggota tubuh. Menurut mayes (2001: 56). Bahwa Valanga sp (belalang) termasuk kedalam pylum Arthropoda, artinya hewan berkaki beruas-ruas atau berbuku-buku. Termasuk kedalam kelas Insecta, yang artinya golongan serangga. Belalang memilki jumlah kaki enam, namun tidak semua hewan ini berkaki enam. Tubuh dibedakan atas caput (kepala), thorax (dada) dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai indra pembau atau peraba, terdapat mulut, mata mejemuk dan retina sebagai penerima rangsang. Menurut Anonim (2010: 2). Bahwa Limnodrilus sp (cacing tanah) tergolong dalam filum nemaithemithes, artinya cacing yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau gelang. Setiap segmen menyerupai cincin atau ruas-ruas disebut somit. Termasuk ke dalam kelas limnoarilles, yang artinya cacing berambut sedikit. Bentuk tubuh cacing tanah bulat panjang, dengan segmen tubuh berjumlah

15 hingga 200 buah. Setiap segmen (somit), mempunyai alat ekskresi, otot-otot dan pembuluh sendiri. Susunan tubuh semacam ini dikenal dengan nama metamen. Sistem transfortasi yaitu pembuluh darah tertutup dan sistem produksinya bersifat hemafrodit, yang artinya mempunyai 2 sel kelamin. Menurut Kimball (1983: 956). Bahwa Asterias sp (bintang laut) tertutupi oleh duri-duri yang membantu mempertahankan diri melawan pemangsa dan juga di tutupi oleh insang-insang kecil untuk pertukaran gas. Organ internal bergantung pada mesenterium dalam solum yang berkembang biak. Suatu saluran pencernaan pendek memnjang dari mulut bagian bawah cakram tersebut. Kelenjar pencernaan mensekresikan getah pencernaan dan dan membantuh dalam penyerapan nutrien. Menurut Anonim (2010: 2). Bahwa hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktivitas kehidupanya di lakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata yang tersusun oleh benyak sel. Sel-selnya mengalami difirensiasi dan spesialis membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks. Perkembangan embrio pada hewan metazoa melalui tahap-tahap tertentu. Secara embriologi, hewan ada yang memilki dua lapisan kulit, hewan demikian dinamkan diploblastik. Untuk hewan yang memiki tiga lapisan kulit dinamkan triploblastik. Struktur tubuh dan sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, maka makin tinggi tingkatanya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. Menurut Pratiwi (2000: 42). Bahwa struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbeda-beda, maka makin tinggi tingkatanya semakin komplek struktur dan sistem tubuhnya. Secara umum struktur dan susunan tubuh hewan avertebrata adalah rangka tubuh terletak di luar, tidak memiliki ruas tulang belakang, dan letak susunan saraf berada di bawah saluran pencernaan. Hewan avertebrata sebagian besarnya mempunyai habitat di air atau ditempat yang lembab. Hewan avertebrata melipti 9 filum, yaitu Protozoa, Porifera, Coelenterate, Platyelminthes, Nematheimintes, Anneliae, Arthopoda, Moluscca, dan

Echinodermata. diantara avertebrata, Arthopoda merupakan yang paling banyak dan paling besar spesiesnya di bumi hewan avertebrata terbesar adalah cumi-cumi raksasa.

BAB V KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Pada bagian Valanga sp terdapat sepasang antenna, yang berfungsi sebagai pembau dan peraba. 2. Permukaan tubuh Asterias sp di tutupi oleh duri-duri yang membantu mempertahankan diri melawan mangsa dan juga di tutupi insang-insang kecul untuk pertukaran gas. 3. Peanus monodon termasuk kedalam golongan Arthropoda, tubuhnya bersegmensegmen yang umumnya dapat di bedakan atas kepala, dada, perut. 4. Pada Limnodrilus sp yang tubuhnya bersegmen-segmen menyerupai cincin atau gelang. 5. Bahwa Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada pada hewan invertebrata berbedabeda.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Hewan invertebrata. http://www.google.com. 08-11-2010. 20.00 WIB. Anonim. 2010. Ciri-ciri dari golongan hewan invertebrata. http:www.google.com. 0310-2010. 01.00 WIB. Campbell, N.A, Reece, JB. l. 2002. Biologi jilid II. Erlangga. Jakarta : XXII + 434 hlm. Kimball. 1983. Biologi. Erlangga. Jakarta : v + hlm. Mayes. 2001. Biokimia edisi 20. Jakarta: Esis. Pratiwi, D.A, dkk. 2000. Buku penuntun praktikum biologi. Erlangga. Jakarta.

You might also like