You are on page 1of 19

BAB VI KALIMAT EFEKTIF

6.1 Pengertian Kalimat Efektif


Secara umum,bahasa ilmiah yang efektif mempunyai sifat dengan urutan prioritas lengkap, singkat, dan mudah. Berbeda dengan bahasa anak-anak yang bersifat mudah, singkat, dan jika perlu lengkap; sementara bahasa popular/umum lebih mengutamakan singkat,mudah dan tepat. Singkat artinya menggunakan kata-kata yang memang diperlukan saja,mudah artinya kata-katanya sudah dikenal (familier),dan tepat berhubungan dengan pilihan kata dan definisi. Berikut ini perbandingan urutan kepentingan yang harus diperhatikan da lam menulis laporan ilmiah. Tabel: Perbandingan urutan kepentingan pada pemakaian bahasa
SYARAT KEBAHASAAN ILMIAH URUTAN KEPENTINGAN ANAK POPULER

Singkat Mudah Tepat

2 3 1

2 1 3

1 2 3

Kalimat ialah satuan bahasa yang terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat,melainkan frase. Kalimat bagi seorang pembaca ialah kesatuan kata yang menhandung makna/pikiran,sedangkan bagi seorang penulis,kalimat ialah suatu kesatuan pikiran/makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata (lihat proses komunikasi).

Kalimat

merupakan

unsur

penting

untuk

mengungkapkan

fakta,pikiran,sikap,dan perasaan. Hal ini harus diungkapkan dalam kalimat efektif,yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca,minimal mendekati apa yang difikirkan penulis. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,gramatikal,dan sintaksis saja,tetapi juga harus hidup,segar,mudah dipahami,serta sang gup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya. Efektif mengandung pengertian tepat guna,artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Dalam berbahasa,kita tidak mungkin menggunakan bahasa yang formal jika berkomun ikasi dengan pedagang di pasar. Demikian juga,jika kita hendak berkomunikasi dengan teman sebaya tatkala bergurau,bahasa yang digunakan pada situasi seperti itu biasanya tidak begitu formal asal komunikatif. Komunikatif atau tidakannya suatu percakapan,dibangun oleh proses kebiasaan dan kelazi man penggunaan bahasa tersebut.

Jadi,pengertian efektif dalam kalimat ialah ketepataan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud isi ialah pikiran penulis,sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah bangun kalimat. Itulah sebabnya,kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu,kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan

penekanan,kesejajaran,kehematan,dan keterbacaan,kevariasian .

6.1.1.Kesatuan Pikiran

Setiap kalimat yang baik harus memperhatikan kes atuan pikiran yang mengandung satu pikiran pokok. Dalam laju kalimat tidak boleh diubah dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang tidak mempunyai hubungan.adanya kesatuan fikiran berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang mendukung kalimat (pikiran). Kesatuan ini terbentuk dalam subjek dan predikat, bias ditambah objek. Kesatuan dalam bentuk kesatuan tunggal,majemuk,pertentangan,dan pilihan.

Contoh kalimat yang kesatuan pikirannya jelas : 1. Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai repelita (tunggal) 2. Dia telah meninggalkan rumah pukul enam pagi dan telah berangkat dengan pesawat satu jam yang lalu (majemuk) 3. Ayah bekerja di perusahaan pengangkutan itu, tetapi ia tidak senang dengan pekerjaan itu (pertentangan) 4. Kamu boleh menyusul saya ketempat itu atau tinggal saja disini (pilihan)

6.1.2. Kepaduan

Agar pikiran dapat dituangkan dengan benar dalam bentuk kalimat yang benar pula,kita memerlukan kata -kata sebagai wadahnya. Kata-kata itu harus dipadukan sehingga terbentuklah kerja sama y ang sangat mengikat dan kompak. Kepaduan berarti adanya hubungan timbal balik antarunsur yang membentuk kalimat (kata-kata) atau adanya interaksi antarkata yang menduduki fungsi dalam kalimat. Jadi,bias saja kalimat mengandung kesatuan pikiran,tetapi tidak mem iliki kepaduan yang baik. Untuk itu,kalimat tersebut harus direvisi. Kepaduan akan rusak oleh : 1). Letak kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat 5. Anjing kemarin sore di kebun adik memukul dengan sekuat tenaga . 2). Setelah menggunakan kata depan dan kata h ubung. 6. Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasamenentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang. (seharusnya tanpa bagi) 7. Kebutuhan akan makan oleh manusia tidak dapat menunggu hari esok.(seharusnya,tanpa akan) 8. Saya baca sudah buku itu hingga tamat . (seharusnya tanpa sudah)

9. Membahayakan bagi Negara. (seharusnya membahayakan Negara atau berbahaya bagi Negara) 10. Membicarakan tentang sesuatu masalah. (seharusnya membicarakan suatu masalah atau membicarakan sesuatu) 11. Saling bantu membantu. (seharusnya saling bantu atau bantumembantu) 3). Pemakaian kata yang tumpang tindih 12. Demi untuk kepentingan anda sendiri,anda dilarang merokok (seharusnya,demi kepentingan atau untuk kepentingan) 13. Banyak para peninjau menyataka puas dengan cara itu.(seharusnya banyak peninjau atau para peninjau) 4). Salah menggunakan keterangan aspek 14. Saya sudah beli buku itu . (seharusnya,saya sudah membeli buku itu atau sudah saya beli buku itu)

6.1.3 Subjek dan Predikat

Kalimat terdiri atas kata-kata yang secara bersama-sama dan dengan system tertentu membentuk struktur. Dalam kalimat setiap kata mempunyai fungsinya masing-masing. Struktur kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsure subjek dan predikat. Subjek merupakan unsure inti/pokok pembicaraan.

Perhatikan contoh berikut : 1. Hakim menjatuhkan hukuman mati. 2. Mantan gubernur itu menikmati masa pensiunnya. 3. Mencabut gigi dilakukan hanya dalam keadaan terpaksa . 4. Metafisika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hal -hal nonfisik. Kata-kata yang dicetak miring adalah subjek,dapat berupa kata atau kelompok kata,serta dapat berbentuk kata benda atau kata kerja.ada juga subjek yang diberi keterangan dibelakangnya.

Contoh : 5. Undang-undang lalu lintas yang sempat membuat cemas

masyarakat itu,diberlakukan tanggal 17 september 1993 . Kalimat harus mempunyai struktur yang jelas,setiap kata kelom pok kata harus jelas fungsinya dalam kalimat. Perhatikan kalimat berikut. 6. Bangsa Indonesiamenginginkanperdamaian dan persahabatan S P O

7. Gizi yang baikmempengaruhipertumbuhan fisik anak S P O

Perhatikan contoh kalimat berikut : 8. Kepada mahasiswa yang merasa kehilangan kalkulator diharap

mengambilnya di secretariat himpunan mahasiswa mesin . 9. Dalam pengujian hipotesis ini dilaksanakan dengan membagi responden menjadi dua kelompok. 10. Pada pameran itu mengetengahkan karya pelukis -pelukis dunia. Penentuan kalimat baik atau tidak ialah dengan memeriksa kejelasan predikat. Menentukan predikat tidak sulit karena biasanya predikat adalah kata kerja, yaitu diharapkan (8), dilaksanakan (9), mengetengahkan (10). Sekarang, mana subjek kalimat tersebut? Apa/siapa yang diharap, dilaksanakan, mengetengahkan: jawabannya adalah pameran. Itulah subjek. Kalimat tersebut dimulaidengan partikel kepada, dalam, pada, maka katakata tersebut tidak berfungsi sebagai subjek. Jadi, harus dihilangkan agar k alimat menjadi padu, seperti berikut. 11. Mahasiswa yang merasa kehilangan kalkulator diharap mengambil di sekretariat Himpunan Mahasiswa Mesin. 12. Pengujian hipotesis ini dilaksanakan dengan membagi responden menjadi dua kelompok. mahasiswa, pengujian,

13. Pameran itu mengetengahkan karya pelukis -pelukis dunia.

Perhatikan kalimat berikut. 14. Gedung bertingkat yang menjulang tinggi. 15. Uang untuk membeli buku. 16. Mahasiswa yang memimpin rekan -rekannya. Di depan kata kerja kalimat di atas terdapat partikel yang, untuk, sehingga pernyataan di atas bukan merupakan kalimat karena tidak mengandung predikat. Pernyataan yang menjulang tinggi (14), untuk membeli buku (15), yang memimpin rekan-rekannya (16) merupakan keterangan. Untuk itu kalimat -kalimat itu perlu ditambah kata-kat yang berfungsi sebagai predikat, menjadi sebagai berikut. 17. Gedung bertingkat yang menjulang tinggi itu mengganggu lalu lintas penerbangan. 18. Uang untuk membeli buku dipakai untuk menonton bioskop 19. Mahasiswa yang memimpin rekan -rekannya dipanggil Direktur.

6.1.4. Pengembangan Struktur Dasar Kalimat (Subjek dan Predikat)

Sebagai unsur dasar, subjek dan predikat dapat dikembangkan, jika kita merasa belum cukup menjelaskan maksud dalam kal imat yang terdiri atas subjek dan predikat saja. Sebenarnya kita sapat mengembangkan struktur dasar kalimat, dengan memberi keterangan tambahan pada subjek dan atau predikat. Dengan demikian, kalimat bertambah lengkap dan jelas. Proses penambahan keterangan pada struktur kalimat, dapat dilihat pada contoh berikut. 1. Aku/ pelukis. 2. Aku seorang/pelukis.

3. Aku hanya seorang/ pelukis. 4. Aku waktu itu sebetulnya hanya seorang/ pelukis. 5. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/ pelukis. 6. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/ pelukis tradisional. 7. Aku waktu itu sebetulnya bukan hanya seorang/ pelukis tradisional yang sesungguhnya. Demikianlah, sebuah kalimat yang mulannya hanya sangat sederhana yang jumlah katannya sangat terbatas, dapat dikembangkan menjadi menjadi sebuah kalimat yang maksudnya jauh lebih jelas dan terang, tanpa mengubah struktur dasar kalimat. Kalimat Aku pelukis di atas dapat dikembangkan dengan versi lain, yaitu dengan menambahkan kata -kata yang berbeda atau kata -kata lain, tergantung pada maksud yang dikehendaki. Contoh: 8. Aku bukan seorang pelukis yang profesional. 9. Aku seorang pelukis yang masih dalam taraf bel ajar. 10. Aku seorang pelukis yang kurang berbakat. Dengan cara seperti ini, kita akan menghasilkan kalimat yang sangat bervariasi untuk mendukung pikiran sehingga pembaca akn memperoleh informasi yang lebih lengkap. Pengembangan kalimat ini bukan tanpa batas, kita harus berhenti

manakala kalimat sudah cukup jelas. Jangan sampai kita membuat kalimat yang terlalu panjang sehingga akan terkesan bertele -tele yang akhirnya dapat mengaburkan makna kalimat itu sendiri. Selain dapat dikembangkan secara bertahap seperti contoh di depan, Pengembangan kalimat dapat dilakukan sekaligus. Makna kalimat yang berlebihan hingga maknanya menjadi kabur: 11. Singa jantan di kebun binatang yang besar lagi megah itu/ tiba -tiba kedengaran mengaum amat keras sekali.

12. Penyakit sawan yang sudah lama diidapnya itu/ pada waktu akhir-akhir ini kabarnya kambuh lagi. 13. Tiba-tiba besi tua yang sudah lama dibiarkan menumpuk di pelabuhan itu? Hilang lenyap secara misterius.

6.1.5 Kalimat Pasif dan Kalimat Aktif

Tulisan ilmiah berbahasa Indonesia bany ak menggunakan kalimat pasif karena hendak menonjolkan objek. Hal ini sering di tafsirkan sebagai ungkapan tanpa kata ganti orang. Jika menggunakan kalimat aktif, subjek tidak dinyatakan dengan tegas, saya, tetapi mengganti dengan kata penulis, ia seakan -akan berada di luar peristiwa yang diuraikan. Namun, bagaimanapun, individu penulis harus bertanggung jawab terhadap hal yang diuraikannya. Jadi, laporan ilmiah boleh menggunakan kaliat aktif juga kalimat pasif asal keterbacaannya lebih tinggi. Perhatikan kalimat berikut. 1. Maksud perguruan tinggi memberikan mata kuliah pengembangan kepribadian agar mahasiswa memiliki wawasan budaya. 2. Pemberian mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi dimaksudkan agar mahasiswa memiliki wawasan budaya. 3. Agar mahasiswa memiliki wawasan budaya, perguruan tinggi

memberikan mata kuliah pengembangan kepribadian. Kalimat 1 adalah kalimat aktif, kalimat 2 pasif; keduannya tidak efektif/ hemat karena kata maksud dan agar, sedangkan kalimat 3 merupakan kalimat aktif yang efektif.

6.2 Syarat Kalimat Efektif


6.2.1 Penekanan

Penekanan adalah upaya memberi tekanan pada kalimat merupakan upaya menonjolkan/ mementingkan pikiran pokok. Dalam bahasa lisan sering digunakan

intonasi atau akting, sedangkan dalam bahasa tulis dapat dilakukan dengan cara alih bangun, pengulangan kata, pertentangan, dan urutan logis. 1). Alih Bangun Alih bangun adalah memindahkan unsur kalimat, biasanya kata yang berada di awal kalimat merupakan kata yang dipentingkan. Contoh: 1. Pancasila harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab. 2. Kita harus mengamalkan pancasila dengan penuh tanggung jawab. 3. Pengamalan Pancasila harus kita amalkan dengan penuh tanggung jawab.

2). Pengulangan Kata Pengulangan kata dalam sebuah kalimat kadang-kadang diperlukan untuk memberikan penekanan pada bagian ujaran yang dianggap penting. Pengulangan kata ini dapat membuat maksud kalimat menjadi lebih jelas, dan jika dihilangkan kalimat akan menjadi kabur maknanya. Contoh: 4. Jurusan tenik di Politeknik Universitas Indonesia Ialah teknik mesin, teknik sipil, dan teknik elektro. 5. (Bandingkan) Jurusan teknik di Politeknik Negeri Jakarta ialah teknik mesin, sipil, dan elektro. Penggunaan kata ulang yang tidak efektif: 6. Bertamu ke rumah orang jangan terlalu lama kalau sekirannya hanya bertamu saja, paling lama kita bertamu kira -kira setengan jam saja.

3). Pertentangan Pertentangan dapat digunakan untuk memberi tekanan pada pikiran dengan cara menggunakan kata yang tidak langsung pada pikiran utama. Contoh: 7. Kekuasaan presiden tidak tak terbatas. 8. Mencari kekuasaan bukanlah hal yang tidak halal. 9. Perusahaan itu tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam. Bandingkan: 10. Kekuasaan presiden terbatas. 11. Mencari kekayaan halal. 12. Perusahaan itu menghendaki perbaikan secara menyeluruh.

4). Urutan Logis Urutan logis dalam kalimat berarti mengurutkan secara logis/ kronologis unsur-unsur kalimat yang mengandung urutan kejadian atau proses. Contoh: 13. Telekomunikasi cepat vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas pembangunan, dan persatuan bangsa. 14. Penelitian dimulai dengan perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengumpulan data, dan penarikan kesimpulan.

6.2.2 Kesejajaran

Kesejajaran ialah menempatkan gagasan yang sama penti ng dan fungsinya ke dalam struktur kebahassaan yang sama. Macam-macam kesejajaran:

10

1). Kesejajaran Bentuk Bila salah satu gagasan di tempatkan dalam struktur kata benda, maka kata lain yang berfungsi sama juga dalam struktur kata benda, begitu seterusnya. Jika kata kerja juga kata kerja, jika frase juga frase. Perhatikan contoh berikut. 1. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan berbahaya, sebab cara pencegahandan cara mengobatinya belum ada yang tahu. Dalam kalimat 1, gagasan yang sama ialah mengerikan dengan berbahaya dan pencegahan dengan cara mengobatinya, kata-kata tersebut harus dibuat sama/ paralel. Kalimat tersebut menjadi: 2. Penyakit alzheimer alias pikun adalah satu segi usia tua yang paling mengerikan dan membahayakan, sebab pencegahan dan pengobatannya belum ada yang tahu. Berikut contoh kalimat yang memiliki kesejajaran: 3. Setelah dipatenkan, diproduksi, dan dipasarkan, masih ada lagi sumber kekacauan yaitu berupa penipuan yang langsung atau tidak langsung akan merugikan perusahaan. 4. Seorang teknolog berusaha memecahkan suatu masalah dengan cara tertentu dan membuat masyarakat mau memilih dan memakai cara pemecaha yang dibuatnya.

2). Kesejajaran Makna Kesejajaran makna timbul karena adanya relasi makna antarsatuan dalam kalimat (subjek, predikat, dan objek). Perhatikan contoh berikut: 5. Adik memetiki setangkai bunga. 6. Selain pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan k epada mahasiswa.

11

Kata memetiki (5) tidak semakna dengan kata setangkai. Jika kalimat (6) diubah susunannya maka: Panitia memberi kesempatan kepada pelajar SLTA dam mahasiswa. Kata kepada mengandung pengertian kepadapelajar SLTA dan kepada mahasiswa. Jadi, kalimat yang benar adalah: 7. Adik memetik setangkai bunga. 8. Selain kepada pelajar SLTA, panitia juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa.

3). Kesejajaran Rincian Pilihan Dalam kalimat yang mengandung rincian pilihan, kita sering terjebak oleh kalimat sebelum rincian sehingga antara kalimat dan rinciannya tidak mengandung kesejajaran yang benar. Perhatikan contoh berikut: 9. Pemasangan telepon akan menyebabkan a. Melancarkan tugas b. Untuk menambah wibawa, dan c. Meningkatkan pengeluaran Jika kalimat (9) dirangkai akan menjadi 10. Pemasangan telepon akan menyebabkan melancarkan tugas, untuk menambah wibawa, dan mebungkatkan pengeluaran . Kalimat yang benar rincian pilihannya adalah 11. Pemasangan telepon akan menyebabkan a. Tugas lancar, b. Wibawa bertambah, dan c. Pengeluaran meningkat.

12

6.2.3 Kehematan

Kehematan juga

merupakan unsur penting dalam kalimat efektif.

Kehematan berarti penghematan kata, frase, atau struktur lain yang dianggap tidak perlu dalam kalimat. Kehematan dapat dilakukan dengan cara. 1). Penghematan Subjek Pengulangan subjek tidak akan membuat kalimat bertambah jelas. Contoh: 1. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui inspektur upacara memasuki lapangan upacara. 2. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui inspektur upacara memasuki lapangan upacara.

2). Penghilangan Hiponimi Hiponimi adalah makna kata yang lebih tinggi, misalnya merah mengandung warna kelompok warna. Contoh: 3. Mereka turun ke bawah melalui tanggga samping kantor. 4. Warna kuning dan warna ungu adalah warna kesukaannya. Seharusnya: 5. Mereka turun melalui tangga samping kantor. 6. Kuning dan ungu adalah warna kesukaannya.

3). Penghilangan Kata Depan dari dan daripada Kata depan dari menyatakan arah (tempat) dan asal (asal-usul), sedangkan kata daripada menyatakan perbandingan dua benda atau dua hal. Kedua kata benda ini banyak dipakai secara tidak tepat.

13

Perhatikan contoh berikut: 7. Pak Karta berangkat dari Bandung pukul 07.30. 8. Anak dari tetangga saya Senin ini akan dilantik menjadi dokter ( seharusya tanpa dari). 9. Perbuatan daripada perampok itusangat mencemaskan masyarakat. (seharusnya tanpa daripada) Kita sering menemukan kalimat yang banyak mengandung kata pelumas, yang sebenarnya tidak diperlukan sehingga harus dihilangkan karena mubazir. Misalnya, yang, untuk, oleh karena itu, selanjutnya, terhadap . Perhatikan contoh berikut. 10. Perbuatan itu ialahuntuk menarik perhatian teman -temannya. 11. Perbuatan itu bertujuan untuk menarik perhatian teman-temannya. Seharusnya: 12. Perbuatan itu untuk menarik perhatian teman-temannya. 13. Perbuatan itu bertujuan menarik perhatian teman -temannya.

4). Penyingkatan Kata Usaha yang kita lakukan untuk menyingkat kata dalam kalimat ialah dengan menggantikan kata atau istilah yang panjang menjadi pendek. Perhatikan: 14. Surat kabar harian Kompas banyak menyediakan ruangan untuk tulisan tentang bahasa Indonesia. Seharusnya: 15. Koran Kompas banyak menediakan ruangan untuk tulisan tentang bahasa Indonesia.

14

5). Penyingkatan Ungkapan Ungkapan yang panjang dapat dijadilan lebih singkat dan padat. Contoh: Mempunyai pendapat Memakai kaca mata Mengandung garam menjadi menjadi menjadi berpendapat berkaca mata bergaram

6). Penyingkatan Kalimat Kalimat yang panjang akan menyulitkan pembaca dalam memahami maknanya. Kalimat panjang dapat di persingkat tanpa mengurangi maknanya. Contoh: 16. Perampok itu mengadakan pembunuhan terhadap pemilik rumah. 17. Penulis mengadakan penelitian mengenai hama wereng. Seharusnya: 18. Perampok itu membunuh pemilik rumah. 19. Penulis meneliti hama wereng.

6.2.4 Keterbacaan

Seorang penulis yang baik adalah juga seorang pembaca yang baik, tetapi bukan berarti seorang pembaca yang baik adalah juga seorang penulis yang baik. Penulis harus menyadari bahwa tulisan yang dibuatnya akan dibaca oleh orang lain. Pembaca ingin mandapatk an informasi, dan ia harus memahami maksud bacaannya. Untuk itu tulisan harus memiliki keterbacaan. Keterbacaan ialah derajat kemudahan sebuah tulisan untuk mudah dipahami maksudnya . Semakin tinggi keterbacaan akan semakin mudah tulisan dipahami, dan semak in rendah keterbacaan akan semakin sulit untuk dipahami maksudnya.

15

Untuk meningkatkan keterbacaan, perhatikan hal -hal berikut. 1). Kejelasan Tulisan akan mudah dipahami jika menggunakan kata-kata yang sudah

umum/dikenal. Keterbacan sebuah tulisan juga dip engaruhi oleh usia, pendidikan, dan pengalaman pembaca. Misalnya, tulisan untuk kalangan mahasiswa akan terasa sulit dipahami oleh pelajar kelas menengah. Keterbacaan juga dipengarihi oleh panjang pendek kalimat . Pada dasarnya, semakin panjang kalimat akan semakin sulit dipahami. Oleh karena itu, penulis harus mengatur panjang pendek kalimat yang ditulisnya, desesuaikan dengan calon pembacannya. Buku untuk siswa sekolah dasar pendek-pendek kalimatnya. Makin tinggi pendidikan seseorang, makin tinggi pula kem ampuannya untuk memahami tulisan dengan kalimat yang lebih panjang. Ukuran kejelasan atas panjang pendek kalimat dalam bahasa Indonesia belum ada, tetapi kita dapat memakai ukuran yang diberikan oleh Rudolf Flesch dari Amerika Serikat. Flesch menyusun tabel rujukan sebagai berikut.

Tabel: kejelasan kalimat dalam jumlah kata


Kejelasan Kata per Kalimat

Mudah sekali Mudah Agak mudah Baku Agak sulit Sulit Sangat sulit

Kurang dari 8 11 14 17 21 25 Lebih dari 29

16

2). Bangun Kalimat Ukuran kejelasan kalimat bukan hanya ditentukan oleh penggunaan kata dan panjang pendek kalimat, tetapi juga oleh bangun kalimat. Bangun kalimat yang dapat memberikan nilai tambah bagi kejelasan kalimat adalah: Kalimat Susun 1. Mobil itu menabrak pohon. Mobil itu rusak. 2. Mobil itu menabrak pohondan mobil itu rusak. 3. Mobil itu menabrak pohon sehingga rusak. Kalimat 3 lebih mudah dipahami karena jalinan hubungan sebab akibat yang jelas sehingga mudah diingat. Informasi Lama Mendahului Informasi Baru 4. Rencana pembangunan lima tahun itu tidak dengan tegas merumuskan progam penelitian lingkungan jangka panjang. Dalam pasal mengenai penelitian jangka panjang rencana itu misalnya, menguraikan

pengembangan teknik saja, sedangkan masalah berjangka panjang yang penting-penting tidak tersinggung. Informasi Pendek Mendahului Informasi Panjang 5. Antara lain kami/ telah mengirim/ kantor penelitian pengembangan dan pengkajian di Surabaya/ sebuah penganalilis gas. 6. Bahwa kita dewasa ini ada dalam krisis energi/ sudah jelas. Seharusnya: 7. Antara lain kami/ telah mengirim/ sebuah penganalisis gas/ kepada kantor penelitian pengembangan dan pengkajian di Surabaya. 8. Sudah jelad/ bahwa kita dewasa ini ada dalam krisis energi. Ketaksaan ialah adanya makna ganda dalam kalimat. Perhatikan contoh berikut ini. 9. Anak dosen yang cantik (Siapa yang cantik? Anak dosen atau dosennya?) 10. Orang dewasa ini kurang memiliki jiwa mapalis. (orang dewasa ini atau dewasa ini, orang?)

17

11. Ruang kuliah mahasiswa yang baru tidak jauh dari sini. (Apanya yang baru? Ruangnya atau mahasiswanya?) Untuk meghilangkan ketaksaan dapat dilakukan dengan Memberikan tanda hubung untuk memperjelas tali perhubungan, Dengan mengubah bangun kalimat, Mengganti isttilah menjadi lebih jelas maknanya. 12. Anak-dosen yang cantik. 13. Dewasa ini, orang kurang memiliki jiwa mapalus. 14. Ruang kuliah bagi mahasiswa baru tidak jauh dari sini. Dalam bahasa ilmu dan teknik biasanya telah ada kesepakatan atau kelaziman terhadap istilah-istilah yang mungkin menimbulkan makna ganda. Tabel: kesepakatan makna dalam dalam peristilahan teknik No Makna 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tujuan Asas kerja Bahan Cara Raut Ukuran Fungsi Nama pencipta Acuan pembatas Istilah Rem bahaya Rem angin Keterangan Rem yang digunakan untuk keadaan bahaya yang bekerja berdasarkan

Rem baja karbon Rem Rem tangan Rem cakram

kemampatan udara (angin) Rem yang dibuat dari baja karbon

Rem dua puluh Rem yang dijalankan dengan tangan senti Rem depan Rem ghirling Rem mobil Rem yang bagian utamanya

berautcakram Rem yang diameternya dua puluh senti Rem untuk menghentikan roda depan Rem yang diciptakan oleh

perusahaan Ghirling Rem pada mobil

18

6.2.5 Pengaruh Bahasa Inggirs

Struktur bahasa Inggris sering mempengaruhi struktur bahasa Indonesia karena bahasa Inggrisdekat dengan pemakai bahasa Indonesia. Perhatiakan contoh berikut. 1. The man to whom she is married has been married twice before. 2. I recently went beck to the town where I was born. 3. According to law, that action is wrong. Kalimat bahasa Inggris ini sering diterjemahkan secara harfiah menjadi 4. Laki-laki dengan siapa ia menikah telah menikah dua kali. 5. Balum lama ini, saya pulang ke kampung di mana saya dilahirkan. 6. Menurut hukum, perbuatan itu adalah salah. Seharusnya: 7. Laki-laki yang menikahinya telah menikah dua kali. 8. Belum lama ini, saya pilang ke kampung tempat saya dilahirkan. 9. Meurut hukum, perbuatan itu salah.

19

You might also like