You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I

TUMBUHAN TINGKAT RENDAH

OLEH

NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN

: DARWIN AZIS : 0810104060 : VII (TUJUH) : SAPTO WIBOWO

LABORATORIUM ZOOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2010

ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Tumbuhan tingkat rendah ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25 November 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya. Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mengenal contoh-contoh dari tumbuhan tingkat rendah . Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa baki bedah, pensil. Sedangkan bahan yang di gunakan adalah Adiantum cuneantum, Glechenia sp, Hypnea sp, Marsilia crenata, Salvinia natans, dan lumut-lumut pada tembok. Adapun hasil yang didapatkan adalah berupa gambar bagianbagian dan contoh-contoh dari tumbuhan tingkat rendah.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Ia biasa ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki 1 atau lebih kloropas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloropas yang berbentuk pita terdapat pirenoid. Pirenoid tersebut dikelilingi oleh butiran tepung. Sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada spirogyra (Anonim 2010: 1). Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang. Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang (Campbell 2004: 142). Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam division. Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: "serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat

berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di

suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya (Anonim 2010: 1). Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi ovum (Campbell 2004: 142). Semanggi adalah sekelompok paku air (Salviniales) dari marga (Marsilea) yang di Indonesia mudah ditemukan di pematang sawah atau tepi saluran irigasi. Morfologi tumbuhan marga ini khas, karena bentuk pentalnya yang menyerupai payung yang tersusun dari empat anak daun yang berhadapan. Akibat bentuk daunnya ini, nama "semanggi" dipakai untuk beberapa jenis tumbuhan dikotil yang bersusunan daun serupa, seperti klover (Anonim 2010: 1). Jamur (tunggal: fungus, jamak: fungi) adalah organisme bersel eukariotik. Jamur mirip dengan tumbuhan, oleh sebab itu pada klasifikasi awal oleh Carolus Linneaus, jamur dan tumbuhan sempat digabung dalam kingdom Vegetabilia. Akan tetapi jamur adalah organisme heterotrof dan tumbuhan adalah organisme autotrof. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga ia tidak bisa membuat makanan sendiri. Oleh sebab itu, fungi menyerap makanannya dari tumbuhan inang

(Campbell 2002: 135).

1.2. Tujuan Praktikum Pratikum ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal contoh-contoh dari tumbuhan tingkat rendah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Taksonomi

tumbuhan

adalah

ilmu

yang

mempelajari

penelusuran,

penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi tumbuhan (juga hewan) sering kali dikacaukan dengan sistematika tumbuhan dan klasifikasi tumbuhan. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi tumbuhan. Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampelsampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contohcontoh ini (Anonim 2010: 1). Resam atau rasam (Dicranopteris linearis syn. Gleichenia linearis) merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Habitatnya adalah tebing teduh dan lembab mulai pada ketinggian 200m hingga 1500m di atas permukaan laut (Campbell 2004: 143). Jamur pangan atau jamur konsumsi adalah sebutan untuk berbagai jenis jamur yang biasa dijadikan bahan makanan, enak dimakan dan tidak mengandung racun yang berbahaya bagi kesehatan, bisa berupa produk hasil budidaya atau panen dari alam. Beberapa jenis jamur masih harus dipetik dari alam bebas karena teknik budidaya belum diketahui. Jamur liar di alam bebas dilarang keras untuk dimakan kalau tidak bisa membedakan ciri-ciri jamur beracun dengan jamur liar yang bisa dikonsumsi. Berbagai jenis jamur juga memiliki rasa yang tidak enak, walaupun tidak beracun dan bisa dimakan (Anonim 2010: 1).

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus

(Campbell: 143). Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies. Lumut hati biasa hidup di tempat yang basah sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada juga yang hidup di tempat-tempat yang sangat kering, seperti di kulit pohon, di atas tanah, atau batu cadas sehingga tubuhnya berstruktur xeromorf (Anonim 2010: 1). Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies. Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat. Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu

(Campbell 2002: 142). Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam division. Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, "lumut"). Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya

adalah

rizoid

(harafiah:

"serupa

akar").

Daun

tumbuhan

lumut dapat

berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya (Anonim 2010: 2). Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur) (Anonim 2010: 1). Anthocerotales (lumut tanduk) biasa hidup melekat di atas tanah dengan perantara rizoidnya. Lumut tanduk mempunyai talus yang sederhana dan hanya memiliki satu kloroplas pada tiap selnya. Pada bagian bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup. Lumut tanduk juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) ketika fase sporofit dan fase gametofit terjadi secara bergiliran. Susunan sporogonium lumut tanduk lebih rumit jika dibandingkan dengan lumut hati lainnya. Gametofitnya mempunyai cakram dan tepi bertoreh. Sepanjang poros bujurnya terdapat sederetan sel mandul yang disebut kolumela. Kulomela dilindungi oleh arkespora penghasil spora (Campbell 2004: 143). Mayoritas protozoa bersel satu dan dapat bergerak sendiri, walaupun ada beberapa pengecualian. Ukuran protozoa berkisar antara 0.01-0.5 milimeter. Protozoa terbagi dalam empat grup yakni: Flagellata. Protozoa jenis ini menggunakan flagela untuk bergerak. Flagella adalah suatu organel yang berbentuk menyerupai cambuk. Flagella ini dimiliki banyak organisme uniselular dan dimiliki beberapa organisme multiselular. Contoh flagellata adalah Euglena

(Slamet 2004: 170).

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, 18 November 2010, pukul 13.00-15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Uneiversitas Sriwijaya, Inderalaya. 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas piala 250 ml, jarum bertangkai, kaca pembesar, kaca penutup, kaca objek, kantung plastik 940 x 30 cm, kertas koran bekas, mikroskop biologi, pinset, pipet tetes, pisau, tali plastik, sedangkan bahan yang digunakan adalah Adiantum cuneantum, Gleichenia sp. Hypnea sp, lumut pada tembok dan tanah, Marselia crenata, Salvinia natans. 3.3. Cara Kerja Diambil beberapa tumbuhan tingkat rendah, kemudian diamati masingmasing bagian tumbuhan tersebut, lalu digambarkan secara tiga dimensi masingmasing tumbuhan tersebut dan diberi keterangan pada masing-masing tumbuhan tingkat rendah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Gambar morfologi Adiantum cuneantum Klasifikasi : Kingdom : Plantae

Filum/divisi : Pteridophyta Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Filianae : Euficinales : Polypodiceae : Adiantum :Adiantum cuneantum

Nama umum : Suplir

Keterangan : 1. 2. 3. 4. Folium Radix Caulis Sporangium

Glechenia sp

Klasifikasi : Kingdom : Plantae

Filum/divisi : Pteridophyta Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Glecheniopsida : Glecheniales : Glecheniaceae : Glechenia : Glechenia sp

Nama umum : Tumbuhan paku

Keterangan gambar :

Marchantia polymorpha

Klasifikasi : Kingdom : Plantae

Filum/divisi : Bryophyta Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Marchatiopsida : Marchatiles : Marchaticeae : Marchatia :Marchantia sp

Nama umum : Lumut hati Keterangan gambar : 1. 2. 3. 4. Rhizoid Folium Sporangium Kaliptra

Salvinia natans

Klasifikasi : Kingdom : Plantae

Filum/ divisi : Pteridophyta Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Filicopsida : Hydropferidales : Salviniaceae : Salvinia : Salvinia natans

Nama umum : Kiambang Keterangan gambar :

4.2. Pembahasan Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus. Menurut Campbell (2002: 124). Bahwa Suplir atau Adiantum cuneantum merupakan contoh pteridophyta, termasuk genus Adiantum yang banyak di tanam di pot sebagai tanaman hiasan atau tumbuhan liar terutama dipegunungan, di daerah hutan terbuka. Tumbuhan ini telah mempunyai organ tubuh seperti akar, batang, dan daun yang sesungguhnya. Namun tumbuhan paku tetap merupakan tumbuhan tingkat rendah, karena belum mampu menghasilkan biji. Menurut Slamet (2004: 171). Bahwa daur hidup tumbuhan paku mengalami pengaliran keturunan. Gametofitnya merupakan generasi haploid, y6aitu protalium. Sedangkan sporofitnya adalah generasi doploid, yaitu tumbuhan paku. Bila bila spora paku jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium. Setelah masak, protalium akan menghasilkan kelamin jantan (Anteredium) dan alat kelamin betina (Arkegonium). Masing-masing alat kelamin akan menghasilkan spermatozoid dan ovum. Bila terjadi pembuahan, ovum oleh spermatozoid, akan di hasilkan zigot. Selanjutnya, zigot tumbuh menjadi embrio dan akhirnya menjadi tumbuhan paku. Menurut Anonim (2010: 1). Marchentia polymorpha merupakan contoh dari Bryophyta (lumut). Tuumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang hidup dan telah menyesuaikan diri dengan lingkungan darat, khususnya di tempat-tempat yang lembab dan basa. Marchentia polymorpha dapat hidup mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dan daerah tropis hingga daerah padang tundra di kutub. Hanya beberapa jenis saja spesies lumut yang dapat hidup di air. Menurut Slamet (2004: 164), bahwa daur hidup tumbuhan lumut. Sel gamet jantan dihasilkan oleh Anteredium, sedangkan sel gamet dihasilkan oleh arkegonium. Bila Anteredium dan arkegenium telah masak, masing-masing akan menghasilkan sel spermatozoid dan sel telur. Hasil pembuahan spermatozoid dan sel telur disebut dengan zigot, yang selanjutnya akan tumbuh menjadi badan penghasil spora atau sporogium. Bila spora jatuh di temp[at yang sesuai , spora akan tumbuh menjadi tunas lumut atau Pronema selanjutnya pronema akan tumbuh menjadi lumut generasi gametofit. Bila sudah dewasa, lumut akan menghasilkan

gamentagium lagi. Dengan demikian, jelaslah bahwa pada tumbuhan lumut, generasi gemetofit tampak lebih dominan dari pada generasi sporofit. Menurut Anonim (2010 : 1). Bahwa perbedaan Thallophyta dan Bryophyta yaitu biasanya terletak pada lingkungan hidupya, struktur tubuhnya, serta gametangiumnya. Di lihat dari segi habitatnya, Thallophyta hidup di air atau aquatik sedangkan Bryophyta di darat atau terestrial yang lembab. Tubuh Thallophyta membentuk filamen dan ada beberapa yang membentuk parenkim, sedangkan Bryophyta, pada fase vegetatif awal berbentuk filamen, dan pada faselaninya berbentuk parenkim. Pada repreduksi aseksual, Thllophyta dengan spora dan Bryophyta dengan gemma. Dan di lihat dari segi gemetangia, Thallophyta berupa sel tunggal, sekelompok sel vegetatif. Sedangkan Bryophyta, selalu terdiri atas sel atau penghasil sel dibungkus sel vegetatif. Menurut Campbell (2004: 123). Bahwa Resam atau rasam (Dicranopteris linearis syn. Gleichenia linearis) merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebing-tebing di tepi jalan di pegunungan. Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua (dikotom). Resam dikenal sebagai tumbuhan invasif di beberapa tempat karena mendominasi permukaan tanah menyebabkan tumbuhan lain terhambat pertumbuhannya. Tumbuhan ini dapat ditemukan di hampir semua daerah tropik dan subtropis di Asia dan Pasifik. Menurut Campbell (2004: 142), bahwa Kiambang (dari ki: pohon, tumbuhan, dan ambang: mengapung) merupakan nama umum bagi paku air dari genus Salvinia. Tumbuhan ini biasa ditemukan mengapung di air menggenang, seperti kolam, sawah dan danau, atau di sungai yang mengalir tenang. Kiambang memiliki dua tipe daun yang sangat berbeda. Daun yang tumbuh di permukaan air berbentuk cuping agak melingkar, berklorofil sehingga berwarna hijau, dan permukaannya ditutupi rambut berwarna putih agak transparan. Rambut-rambut ini mencegah daun menjadi basah dan juga membantu kiambang mengapung. Daun tipe kedua tumbuh di dalam air berbentuk sangat mirip akar, tidak berklorofil dan berfungsi menangkap hara dari air seperti akar. Orang awam menganggap ini adalah akar kiambang.

BAB V KESIMPULAN

Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan, yaitu sebagai berikut: 1. Pteridophyta menghasilkan spora, mengalami pergiliran keturunan, dan fase sporofit lebih dominan dari fase gametofit yang berumur pendek. 2. Thallophyta hidup di air atau aquatik sedangkan Bryophyta di darat atau terestrial yang lembab. 3. pada tumbuhan lumut, generasi gemetofit tampak lebih dominan dari pada generasi sporofit. 4. Gleichenia sp merupakan jenis paku yang besar yang biasa tumbuh pada tebingtebing di tepi jalan di pegunungan. 5. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Macam-mcam dan jenis-jenis http://www.google.com. 18-11-2010. 20.00 WIB.

tumbuhan

tingkat

rendah.

Anonim. 2010. Artikel tumbuhan tingkat rendah. http:www.google.com. 18-11-2010. 01.00 WIB. Campbell, N.A, Reece, JB. l. 2002. Biologi jilid II. Erlangga. Jakarta : XXII + 434 hlm. Slamet. 2004. Sains biologi. Bumi Aksara. Jakarta : X + 198 hlm.

You might also like