You are on page 1of 11

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA

AKHLAK DAN BUDI PEKERTI



Dosen Pembimbing : SujaI, SAg.
Disusun oleh :
Enggih Adiguna Merbrian 1110031


Jurusan Teknik Informatika
Sekolah Tinggi Sains dan Teknologi
2011



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugasmata kuliah Pendidikan Agama Islam dan Etika dalam
pembuatan makalah berjudul Akhlak dan Budi Pekerti.
Dalam makalah ini diharapkan dapat member pengetahuan kepada pembaca tentang
pengertian dan ruang lingkup akhlak sampai kiat-kiat mencapai akhlak terpuji.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu :
y Bapak Sujai sebagai dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dan Etika
y Teman-teman Teknik Informatika angkatan 2010
y Dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu pembuatan makalah ini
Makalah ini tidak lepas dari kekurangan, maka sebagai penyusun kami menerima kritik
dan saran yang membangun agar kelak menjadikan kinerja kami lebih baik.




Bandung, 10 Januari 2011


Enggih Adiguna M.


DAFTAR ISI

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak
2. Islam Mengutamakan Akhlak
3. Rasul Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak
4. Keutamaan Akhlak
5. Implementasi Akhlak dalam Kehidupan Bersama
6. Kiat-kiat Mencapai Akhlak Terpuji














1. Pengertian dan Ruang Lingkup Akhlak

Sebagaimana telah kita ketahuibahwa komponen utama agama Islam adalah akidah, syariah dan
akhlak.Penggolongan itu didasarkan pada penjelasan Nabi Muhammad pada malaikat Jibril di
depan para sahabatnya emngenai arti Islam, Iman dan Ihsan yang ditanyakan Jibril kepada
Beliau.Intinya hampir sama dengan isi yang dikandung oleh perkataan akidah, syariah dan
akhlak.Perkataan ihsan berasal dari kata ahsana- yahsinu-ihsanan yang berarti berbuat baik.
Di dalam Quran terdapat kata ihsan yang artinya berbuat kebajikan atau kebaikan, antara lain
terdapat pada surat An-Nahl ayat 90
T f Bb Mv0 XMBB)
+=6Bb. BJf.
P`VMfBb P:1.
BABb MAPoBb. Bb.
P N P1 .MHAHV

Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Dan tentang kebaikan pada surat Ar-Rahman ayat 60
V b +=6Bb Nf
+=6Bb

tidak ada Balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).



Akhlak berasal dari kata akhlaq yang merupakan jama dari khulqu dari bahasa Arab yang
artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau
Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) dan Akhlak yang Buruk atau Akhlak yang
Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah).
Akhlak yang mulia, menurut Imam Ghazali ada 4 perkara; yaitu bijaksana, memelihara
diri dari sesuatu yang tidak baik, keberanian (menundukkan kekuatan hawa nafsu) dan bersifat
adil. Jelasnya, ia merangkumi sifat-sifat seperti berbakti pada keluarga dan negara, hidup
bermasyarakat dan bersilaturahim, berani mempertahankan agama, senantiasa bersyukur dan
berterima kasih, sabar dan rida dengan kesengsaraan, berbicara benar dan sebagainya.
Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak ke arah pembinaan
tamadun dan kejayaan yang diridai oleh Allah Subhanahu Wataala. Seperti kata pepatah seorang
penyair Mesir, Syauqi Bei: "Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah
lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu".
Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridai oleh Allah SWT , akhlak yang baik itu dapat
diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala
perintahnya dan meninggalkan semua larangannya, mengikuti ajaran-ajaran dari sunnah
Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang maruf dan menjauhi yang munkar, seperti
firman Allah dalam surat Al-Imran 110
J1H .MM. Lv0 6M.0 Bo1
U0V BMBB)
.oV. MAP1Bb
1vV. BB) N . vb.
V0 1JPBb CN b1MM. P
1.v .ovBb Mom0.
fABb
Kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menuju kepada yang makruf dan mencegah yang
mungkar dan beriman kepada Allah

Akhlak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq
(munafik), hasud, suudzaan (berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang
buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di
sekitarnya maupun kerusakan lingkungan sekitarnya sebagai contohnya yakni kegagalan dalam
membentuk masyarakat yang berakhlak mulia samalah seperti mengakibatkan kehancuran pada bumi ini,
sebagai mana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surat Ar-Ruum ayat 41
M TB+ABb MBb
MBb. B) 6P+AH M0
B1Bb fHH .) CBb
Fb1oA 1 M

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi,
supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar).

2. Islam Mengutamakan Akhlak
Mungkin banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Di satu sisi kita mengutamakan
tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya,
namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan. Sehingga tidak dapat disalahkan bila ada
keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ucapan : Wah udah ngerti agama kok
kurang ajar sama orang tua. Atau ucapan : Dia sih agamanya bagus tapi sama tetangga tidak
pedulian, dan lain-lain.
Seharusnya ucapan-ucapan seperti ini ataupun yang semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita
untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak. Islam bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan
islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti islam yang memang
seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak
mempunyai hubungan yang erat. Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap Allah dan
ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya berarti ia
adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang maka semakin baik akhlaknya, dan
sebaliknya bila seorang muwahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.
3. Rasul Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak
Muhammad shalallahu alaihi wa salam, rasul kita yang mulia mendapat pujian Allah. Karena ketinggian
akhlak beliau sebagaimana firmanNya dalam surat Al Qalam ayat 4
f. P`V VC1. 6T
dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
bahkan beliau shalallahu alaihi wa sallam sendiri menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang ada pada diri manusia, Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk
menyempurnakan akhlak. (HR.Ahmad, lihat Ash Shahihah oleh Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau
menshahihkannya).
Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia menyatakan: Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan
Muslim).
Dalam hadits lain Anas memuji beliau shalallahu alahi wasallam : Belum pernah saya
menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari tangan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Saya juga belum pernah mencium bau yang lebih wangi dari bau Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah shalallahu alahi wa sallam, belum pernah saya
dibentak atau ditegur perbuatan saya : mengapa engkau berbuat ini ? atau mengapa engkau tidak
mengerjakan itu ? (HR. Bukhari dan Muslim).
Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan
oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam : Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang
terbaik akhlaknya. (HR Tirmidzi, dari abu Hurairah radhiallahu anhu, diriwayatkan juga oleh Ahmad.
Disahihkan Al Bani dalam Ash Shahihah No.284 dan 751). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari
Abdillah bin amr bin Al Ash radhiallahu anhuma disebutkan : Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah
yang terbaik akhlaknya.
4. Keutamaan Akhlak
Abu Hurairah radhiallahu anhu mengabarkan bahwa suatu saat Rasulullah pernah
ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk syurga. Beliau shalallahu alaihi
wasallam menjawab : Taqwa kepada Allah dan Akhlak yang Baik. (Hadits Shahih Riwayat
Tirmidzi, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat Riyadus Sholihin no.627, tahqiq Rabbah
dan Daqqaq).
Tatkala Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menasehati sahabatnya, beliau shalallahu
alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk
bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : Bertaqwalah kepada Allah dimanapun
engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan
menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR Tirmidzi, ia
berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali).
Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dari pada
akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : Sesuatu
yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba) adalah akhlak yang baik. (HR.
Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al Bani. Lihat ash Shahihah Juz 2 hal 535).
Dari Jabir radhiallahu anhu berkata : Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari
kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya. (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan
juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal 418-419).
Dari hadits-hadits di atas dapat dipahami bahwa akhlak yang paling baik memiliki
keutamaan yang tinggi. Karena itu sudah sepantasnya setiap muslimah mengambil akhlak yang
baik sebagai perhiasannya. Yang perlu diingat bahwa ukuran baik atau buruk suatu akhlak bukan
ditimbang menurut selera individu, bukan pula hitam putih akhlak itu menurut ukuran adat yang
dibuat manusia. Karena boleh jadi, yang dianggap baik oleh adat bernilai jelek menurut
timbangan syariat atau sebaliknya.
Jelas bagi kita bahwa semuanya berpatokan pada syariat, dalam semua masalah termasuk
akhlak. Allah sebagai Pembuat syariat ini, Maha Tahu dengan keluasan ilmu-Nya apa yang
mendatangkan kemashlahatan/kebaikan bagi hamba-hamba-Nya.
Dipandang dari terminology, ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas baik dan buruk,
antara yang terpuji dengan yang tercela tentang perkataan dan perbuatan manusia antara lahir
dan batin (Asmaran AS,1994:4,5)
Akhlak terhadap makhsluk dibagi menjadi dua :
1. Akhlak terhadap manusia , yang terdiri dari:
a. Akhlak terhadap diri sendiri
b. Akhlak terhadap orang lain
2. Akhlak terhadap bukan manusia
a. Akhlak terhadap makhluk hidup bukan manusia (tumbuhan dan hewan)
b. Akhlak terhadap makhluk (mati) bukan manusia (tanah, air, udara, dsb)
5. Implementasi Akhlak dalam Kehidupan bersama
A. Akhlak terhadap Allah (Khalik) antara lain:
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah melebihi cinta kepada apa pun dan siapapun juga
dengan mengunakan firman-Nya dalam Quran sebagai pedoman kehidupan.
b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridloan Allah
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah
d. Qanaah, yaitu menerima dengan ikhlassemua qodlo dan qodar Ilahi setelah
berikhtiar secara maksimal
e. Memohon ampun hanya kepada Allah
f. At-Taubah, yaitu bertobat kepada Allah dengan sebenar-benar nya tobat
g. Tawakkal, yaitu berserah diri kepada Allah
B. Akhlak buruk terhadap Alah
a. Takabbur (Al-Kibru) yaitu sikapmenyombongkan diri sehinggal tidak mau
mengakui kekuasaan Allah di ala mini.
b. Musyrik (Al-Syirk) yaitu sikap mempersekutukan Allah dengan makhluknya
c. Murtad (Ar-Riddah) yaitu sikap meninggalkan agama islam dan menjadi kafir
d. Munafiq (An-Nifaaq) yaitu sikap yang menampilkan dirinya bertentangan dengan
kemauan hatinya.
e. Riya (Ar-Riyaa) yaitu sikap yang selalu menunjuk-nunjukkan perbuatan baik
yang dilakukannya
f. Boros atau berfoya foya (Al-Israaf) yaitu perbuatan yang melalui batas-batas
ketentuan agama
g. Rakus atau tamak(Al-Hirshu atau At-Tamau) yaitu sikap yang tidak pernah
merasa cukup, sehingga selalu ingin menambahapa yang seharusnya ia mliki,
tanpa memerhatikan hak-hak orang lain

C. Akhlak terhadap sesama manusia
a. Akhlak terhadap Rasulullah
b. Akhlak terhadap kedua orang tua (birrul walidain)
c. Akhlak terhadap diri sendiri
d. Akhlak terhadap keluarga dan sahabat
e. Akhlak terhadap tetangga
f. Akhlak terhadap masyarakat

D. Akhlak buruk terhadap manusia
a. Mudah marah (Al-Ghadab) kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh
kesadarannya
b. Iri hati atau dengki (Al-Hasadu atau Al-Hiqdu) yaitu sikap kejiwaan seseorang
yang selalu menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan hidup orang lain
hilang sama sekali
c. Mengadu domba (An-Namiimah)yaitu perilaku yang suka memindahkan
perkataan kepada orang lain, dengan maksud hubungan social keduanya rusak.
d. Mengumpat (Al-Ghiibah) yaitu perilaku suka membicarakan keburukan seseorang
kepada orang lain
e. Bersikap congkak (Al-Asharu) yaitu sikap dan perilaku yang menampilan
kesombongan
f. Sikap Kikir (Al-Bukhlu) yaitu suatu sikap yang tidak mau memberikan bantuan
materi ataupun jasa kepada orang lain
g. Berbuat aniaya (Azh-Zhulmu) yaitu suatu perbuatan yang merugikan orang lain,
baik kerugian materil maupun non materil
Dengan demikian akhlak terbagi menjadi dua jenis :
a. Akhlak yang baik atau terpuji (Akhlaqul Mahmudah) yaitu perbuatan baik
terhadap Allah dan terhadap makhluk yang lain
b. Akhlak yang tercela (Akhlaqul Madzmumah) yaitu perbuatan buruk terhadap
Allah dan makhluk yang lain.
6. Kiat-kiat Mencapai Akhlak yang Terpuji
A. Aqidah yang benar
Aqidah memiliki peranan yang besar sekali, karena akhlak seseorang pada umumnya
merupakan buah dari pola fikirnya dan aqidah yang diyakininya, serta agama yang
dianutnya.
B. Doa
Doa ibarat pintu yang besar sekali, apabila dibukakan bagi seorang hamba ia akan
mendatangkan banyak kebaikan dan menurunkan keberkahan.Nabi banyak merendah
kepada Allah memohon agar dikaruniai budi pekerti yang agung.
C. Mujahadah (kesungguhan hati)
Kesungguhan hati mempunyai peranan yang sangat penting sekali.Barangsiapa yang
bersungguh-sungguh menghiasi dirinya dengan kemuliaan maka ia akan mendapat
banyak kebaikan.seperti dalam Quran surat Al-Hijr ayat 99
MPBb. ).: P/= .HV0
f.HBb

dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).

D. Muhasabah (Instropeksi)
Yaitu dengan mengoreksi dirijika telah melakukan akhlak yang tercela.
E. Berusaha untuk selalu tersenyum dan ceria
Sesungguhnya senyum seorang seorang di hadapan saudaranya sesama muslim
merupakan salah satu bentuk shadaqah yang memiliki nilai di sisi Allah.
F. Berpaling dari orang-orang bodoh
Barangsiapa yang berpaling dari orang-orang bodoh , berarti dia telah menjaga
kehormatannya, menentramkan jiwanya dan menyelamatkan pendegarannya dari sesuatu
yang menyakitinya
H. .Bb U0. BBB)
M0. 16Bb


jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta
berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.






































DAFTAR PUSTAKA
Ernawati.Integrasi Nilai Moral Agama Dalam Pendidikan Budi Pekerti,[Online].Tersedia :
http://idb4.wikispaces.com/file/view/rc01-
INTEGRASI+NILAI+MORAL+AGAMA+DALAM+PENDIDIKAN+BUDI+PEKERTI.pdf/.[1
0 Januari 2011]
Islamicbook.Akhlak Dalam Perspektif Islam.[Online].Tersedia :
http://www.islamicbook.ws/indonesian/indonesian-48.pdf.[10 Januari 2011]
Kppn-tanjungredeb.Akhlak.[Online].Tersedia : http://kppn-
tanjungredeb.net/dl/ebooks/agama_islam/bab5-akhlak.pdf.[10 Januari 2011]

You might also like