You are on page 1of 7

TUGAS BUMN TERHADAP PENERIMAAN NEGARA

(PT BANK MANDIRI)

DISUSUN OLEH :

M SAHIB SAESAR ANUGRAH 20 / 1S PERPAJAKAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA 2011

Jika kita berbicara tentang sumber penerimaan Negara, kita tak boleh melupakan BUMN. Berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, BUMN merupakan salah satu penggerak utama perekonomian nasional, di samping usaha swasta dan koperasi. Maksud dan tujuan BUMN sebagaimana tercantum dalam UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat 1, yang terdiri atas lima butir, yakni : memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; mengejar keuntungan; menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak; menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi; turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. BUMN terbagi atas 2 jenis, yaitu : Persero dan Perum. . Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham ang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara republik indonesia ang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Contoh persero yaitu, PT.pertamina, PT.kimia farma,PT.KAI,PT.jamsostek,PT bank BNI, dan PT garuda indonesia. Sedangkan badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, ayang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedian barang dan jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus menejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan badan usaha. Contoh perum antara lain, perum damri, perum bulog, peum pegadaian, dan perum peruri. Peran BUMN dalam perekonomian adalah sebagaipenghasil barang dan jasa demi pemenuhan hajat hidup orang banyak,sebagai pelopor dalam sektor sektor usaha yang belum diminati swasta,pelaksanaan pelayanan publik,pembukaan lapangan kerja,penghasil devisa negara,dll. Salah satu BUMN yang memiki peran cukup besar adalah PT Bank Mandiri. PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta, dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini didirikan berdasarkan Akte Notaris Sutjipto, SH No.10 tanggal 2 oktober 1998 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dan diumumkan dalam Berita Negara RI No. 97 tanggal 4 Desember 1998 Tambahan No 6859 beserta perubahannya hingga terkini. Dibentuk sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang

dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri. Bank-bank ini demerger dengan tujuan pertama, industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih kuat dan stabil apabila ditopang oleh bank-bank berskala besar. Kedua, intervensi pemerintah terhadap bank pemerintah semakin berkurang, apabila restrukturisasi perbankan berhasil maka besar kemungkinan Bank Mandiri akan diprivatisasi dengan tujuan memperkuat struktur permodalan, meningkatkan likuiditas dan pengembangan usaha. Ketiga, kinerja keuangan Bank Mandiri diharapkan semakin baik dibandingkan sebelum penggabungan. Keempat, semakin sehatnya Bank Mandiri, maka sektor riil yang membutuhkan jasa keuangan bank tersebut akan semakin baik dan secara makro perekonomian nasional semakin membaik di masa yang akan datang. Pemerintah RI menguasi sebesar 66.68% saham Bank Mandiri per tanggal 31 Desember 2010. Bank Mandiri memiliki fokus bisnis pada Corporate Banking, Commercial Banking dan Consumer Banking. Namun demikian, dengan adanya peningkatan jumlah penyaluran kredit dan jumlah nasabah terhadap sektor mikro dan sektor usaha kecil dan menengah menandakan bahwa saat ini Bank Mandiri sudah melakukan transformasi dimana sebelumnya bank mandiri merupakan Bank yang lebih condong pada sektor priority banking daripada fokus pada sektor mikro dan usaha kecil dan menengah. Peningkatan jumlah kredit ini dibuktikan dengan jumlah penyaluran kredit sebesar Rp 5,6 triliun pada Maret 2011 yang mengindikasikan adanya peningkatan penyaluran kredit sebesar 35 % year on year dari sebelumnya yang berjumlah 4,1 triliun. Sedangkan peningkatan jumlah nasabah dibuktikan dengan nasabah kredit mikro Bank Mandiri yang mengalami peningkatan sebesar 110.000 nasabah menjadi lebih dari 560.000 nasabah. Dengan transformasi ini, diharapkan Bank Mandiri dapat membantu para pengusaha mikro dan kecil dan menengah dalam mengembangkan usaha mereka sehingga dapat membantu dalam memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia. Dengan kinerja keuangan yang semakin membaik dan keberhasilan transformasi bisnis dalam beberapa tahun teraakhir, Bank Mandiri bertekad untuk memasuki tahapan strategis menjadi salah satu Bank teremuka di kawasan regional Asia Tenggara. Visi strategis tersebut diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen

nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar perbankan domestic, dengan focus pasar Indonesia sebagai fastest growing market di asia tenggara, Bank Mandiri berada dalam posisi mengungtungkan disbanding pesaing pesaing regional. Saat ini, Bank Mandiri telah menjadi bank terbesar di Indonesia dan kedudukannya sebagai peringkat kedua BUMN dengan pendapatan dan laba bersih terbesar setelah PT Pertamina, tentu saja hal tersebut dapat diartikan bahwa Bank Mandiri memberikan sumbangan yang besar terhadap penerimaan Negara, karena itu bias dikatakan Bank Mandiri adalah salah satu BUMN yang paling penting perannya. Penerimaan Negara oleh BUMN umumnya melalui pembagian dividen maupun pajak, begitu juga dengan Bank Mandiri, Berkaitan dengan kontribusi BUMN, selama ini kontribusi pajak BUMN memang lebih besar daripada dividen BUMN. Begitu pula dengan kondisi yang dialami oleh Bank Mandiri. Hubungan antara pajak dan dividen ini memang saling bertolak belakang dan saling mengorbankan (trade-off). Namun, keduanya tetap merupakan kontribusi BUMN yang sangat membantu perekonomian Negara. Kontribusi dividen yang diberikan Bank Mandiri sebagai salah satu BUMN dengan pendapatan terbesar yaitu mulai tahun 2005 sampai 2010 tercatat bahwa dividen Bank Mandiri yang diberikan kepada pemerintah terus mengalami peningkatan dan hal ini tentunya tidak terlepas dari peningkatan kinerja dan jumlah dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh Bank Mandiri. Pada tahun 2008 jumlah dividen dari bank mandiri yang diberikan kepada pemerintah sejumlah 1,85% yang merupakan 35% dari perolehan laba bersih bank mandiri tahun 2008 dan pada tahun 2009 dividen yang diberikan kepada pemerintah mengalami kenaikan dibanding tahun 2008 yaitu menjadi sebesar 2,504 triliun rupiah. Setoran dividen oleh Bank Mandiri cukup besar nilainya dan meningkat dari tahun ke tahun. Dividen yang telah disetorkan oleh Bank Mandiri kepada Kementerian BUMN dari tahun 2005-2009 scara berturut-turut adalah, tahun 2005 sebesar 2,63 triliun rupiah, 2006 sebesar 301, 68 miliar rupiah, taun 2007 sebesar 1,45 triliun rupiah, tahun 2008 sebesar 3,91 triliun rupiah, tahun 2009 sebesar 1,86 triliun rupiah, tahun 2009 sebesar 1,86 triliun rupiah, dan tahun 2010 sebesar 2, 5 triliun rupiah. Jika kita bandingka dengan laba bersih Bank mandiri antara tahun 2005-2010 yaitu laba bersih Bank Mandiri dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasian untuk tahun

2005-2010 memperlihatkan adanya kenaikan. Dimulai dari tahun 2005 dengan angka sebesar Rp 603 miliar hingga tahun 2010 yang mencapai jumlah Rp 7.155 miliar. Dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 93,35%. Jika diperhatikan lebih jauh, kenaikan dividen dari tahun ke tahun disebabkan karena peningkatan laba bersih dari Bank Mandiri itu sendiri. Dan kenaikan dari laba bersih tentunya tidak lepas dari kenaikan pendapatan. Buktinya bahwa salah satu pemicu kenaikan laba bersih tersebut adalah adanya kenaikan pendapatan bunga khususnya dari pemberian kredit, peningkatan kualitas kredit dan peningkatan penyaluran kredit yang merupakan salah satu faktor kuncinya. Peningkatan-peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari peran peningkatan performa keuangan Bank Mandiri. Karena peningkatan performa keuangan Bank Mandiri yang semakin meningkat itulah akhirnya yang mendorong minat investor untuk menanamkan modalnya di bank tersebut. Tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham yang merupakan indikator untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menyejahterakan pemiliknya berhasil membawa pengaruh positif bagi kinerja bank tersebut. Tingkat ROE yang meningkat dengan stabil setidaknya bisa menjamin keinginan investor untuk mempertahankan modalnya di Bank Mandiri. Dengan modal yang cukup, akan memungkinkan perusahaan melakukan bisnisnya dengan lancar. Sehingga, memperbesar kemungkinan peningkatan pendapatan dan laba bersih, yang berakibat pada meningkatnya kontribusi Bank Mandiri pada segi dividen untuk penerimaan negara. Selain dari dividen, sumber penerimaan Negara paling potensial adalah dari sector pajak, yang bias mencapai 3 kali lipat penerimaan dari dividen. Pembayaran pajak oleh Bank mandiri sejak tahun 2005 sampai tahun 2010 adalah sebagai berikut(juta rupiah); tahun 2005 pajak yang dibayar sebesar 628.346, sedangkan laporan arus kas sebesar 724.524, tahun 2006, pajak sebesar 408.724, laporan arus kas sebesar 364.311, tahun 2007, pajak sebesar 1.985.892, dan laporan arus kas 2.988.556, taun 2008 pajak sebesar 1.985.892, laporan arus kas sebesar 2.817.792, tahun 2009 pajak sebesar 3.625.586, laporan arus kas sebesar 4.798.538, tahun2010 pajak sebesar 4.602.936, laporan arus kas sebesar 3.473.497. Dalam analisi jika dibandingkan dengan data penerimaan pendapatan dan laba bersih Bank Mandiri, ini dapat disimpulkan bahwa tren pajak Bank Mandiri juga

mengalami peningkatan searah dengan peningkatan pendapatan dan laba bersi perusahaan. Sedangkan, kontribusi langsung terhadap negara melalui dividen oleh BUMN masih lebih kecil daripada kontribusi yang berasal dari pajak, dividen hanya berkontribusi sekitar 20% dari total kontribusi langsung yang diberikan oleh BUMN. Pajak masih menjadi kontributor terbesar dengan persentase sekitar 75% (data kinerja BUMN akhir tahun 2010). Melihat hal ini, kontribusi dalam hal pajak dirasa perlu untuk lebih ditingkatkan. Walaupun terjadi trade-off antara pajak dan dividen yang diterima - apabila ingin menambah penerimaan pajak, kita bisa mengurangi dividen dan sebaliknya - namun pajak memiliki trade-off yang lebih kuat daripada dividen. Hal ini terjadi karena pajak adalah yang pertama kali dibebankan atas pendapatan usaha BUMN. Kemudian dari pendapatan setelah dikurangi pajak barulah ditentukan besaran dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham. Selain itu, diskresi pemerintah untuk melakukan kebijakan fiskal, dalam hal ini pajak, lebih besar daripada diskresi pemerintah dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk menentukan besarnya dividen. Pajak Badan Usaha cenderung lebih tetap karena ditentukan melalui suatu mekanisme undang-undang yang sifatnya statis, daripada dividen yang berubah-ubah mengikuti dinamika bisnis dan kebutuhan perusahaan tersebut. Kondisi terkini Bank Mandiri, di kuartal pertama tahun 2011, Bank Mandiri berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun. Hal ini berati adanya kenaikan laba bersih sebesar 88,7 % year on year jika dibandingkan dengan laba bersih pada kuartal pertama di tahun 2010 yang hanya mencapat angka Rp 2 triliun. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Bank Mandiri sudah memiliki kinerja yang cukup bagus dalam menjalankan operasi bisnisnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/56504810/Analisis-an-Kinerja-Bank-Mandiri-DanKonstribusinya-Pada-Penerimaan-Negara-1 http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajian%5CAgunan-1.pdf http://rahadiawansatriakusuma.wordpress.com/2009/01/31/sejarah-bank-mandiri/ http://eprints.undip.ac.id/9125/

You might also like