You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan olahraga di indonesia semakin pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah cabang olahraga yang ada. Cabang olahraga tersebut memiliki berbagai macam tingkat kesulitan dan kekhasan. Olehkarena itu setiap cabang olahraga memiliki pangsa pasar dan penggemar tersendiri. Keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu prestasi tergantung dari berbagai macam faktor. Faktor tersebut antara lain adalah teknik, fisik, taktik, dan mental. Setiap komponen yang menunjang keberhasilan pencapaian suatu kemenangan harus dilatih dan ditingkatkan kemampuannya. Setiap peningkatan kemampuan teknik, taktik, dan mental harus didahului oleh peningkatan kemampuan faktor fisik yang merupakan penentu keberhasilan peningkatan komponen teknik, taktik, dan mental. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Harsono (1988: 153) yang mengemukakan bahwa : Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Kondisi fisik haruslah dilatih dengan porsi yang lebih banyak pada waktu awal-awal latihan. Harsono (1988: 154) mengemukakan bahwa :

banyak tekanan harus diberikan pada perkembangan tubuh secara keseluruhan yang secara teratur harus ditambah intensitasnya. Dalam preseason, yaitu musim latihan jauh sebelum pertandingan, berbagai komponen kondisi fisik harus dilatih agar pada waktu atlet memasuki musim-musim latihan berikutnya yaitu early dan midseason, dia sudah mencapai kondisi fisik yang baik.

Hal ini disebabkan karena latihan fisik merupakan dasar bagi latihan teknik, taktik, dan mental. Latihan teknik apabila tidak didukung oleh kondisi fisik yang baik akan menimbulkan penguasaan teknik yang tidak sempurna, karena dengan kondisi fisik yang jelek seseorang yang mempelajari suatu teknik dalam jangka waktu yang lama akan cepat merasakan kelelahan, sehingga teknik yang dilatih tidak dikuasai dengan sempurna. Keuntungan memiliki kondisi fisik yang baik seperti dikemukakan oleh Harsono (1988: 153) adalah:

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik 3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada awaktu latihan 4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ -organ tubuh setelah latihan.

Melihat keuntungan apabila seseorang memiliki kondisi fisik yang baik, maka latihan kondisi fisik diberikan dengan sungguh-sungguh pada awal-awal latihan. Kondisi fisik terdiri dari bermacam-macam komponen, antara lain adalah daya tahan, kecepatan, kekuatan, kelentukan, power, stamina, dan agilitas. Semua jenis kondisi fisik tersebut dapat ditingkatkan dengan berbagai macam bentuk

latihan. Demikian pula dengan komponen kondisi fisik power. Power tungkai sangat penting untuk dilatih karena tungkai merupakan bagian tubuh yang amat penting yang berperan besar dalam menopang tubuh manusia. Juga dalam setiap cabang olahraga tungkai memiliki peranan penting dalam mencapai prestasi yang optimal. Peningkatan kemampuan komponen kondisi fisik semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan dan peningkatan usia seseorang. Komponen kondisi fisik ini dapat ditingkatkan dengan berbagai macam bentuk latihan antara lain adalah weight training dan plyometric, hal tersebut dikuatkan dengan kutipan berikut; Menurut Ozolin dalam buku Harsono (1988: 110) bahwa: latihan untuk mengembangkan otot-otot tungkai dan daya tolaknya (jumping power-nya) melalui weight training, dan latihan-latihan untuk kelentukan anggota tubuh melalui latihan-latihan fleksibilitas. Kutipan tersebut mengemukakan bahwa komponen kondisi fisik yang mengembangkan latihan power otot tungkai adalah dengan weight training. Selain weight training power juga dapat dikembangkan dengan bentuk latihan pliometrik. Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kondisi fisik berupa power. Menurut Radeliffes dan James Christoper. (1958: 1) Plyometrics is a method of developing explosive power. Artinya pliometrik adalah suatu metode untuk mengembangkan daya ledak otot (power). Pada dasarnya pelaksanaan dari latihan pliometrik menggunakan prinsip menolakkan bagian tubuh secepat mungkin, setelah bersentuhan dengan lantai/resistan.

Fungsi latihan pliometrik adalah untuk meningkatkan kemampuan power otot. Bentuk latihannya antara lain adalah striddle hop, depth jump, double hop, lompat kijang. Dalam hal ini semua bentuk latihan tersebut sama-sama dapat meningkatkan power otot, tapi bentuk-bentuk latihan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Sesuai dengan pernyataan Sharkey (1986:5) bahwa: .. plyometrics place considerable stress on the join structures, . Artinya latihan pliometrik menyebabkan tekanan tinggi pada struktur persendian. Penulis dalam melakukan penelitian ini ingin meneliti lompat striddle hop, di karenakan lompat striddle hop sering digunakan pada latihan cabang olahraga. Latihan striddle hop bisa mempunyai kebermanfaatan melalui bentuk latihan striddle hop vertical dan bentuk latihan striddle hop horizontal. Striddle hop vertical mempunyai kebermanfaatan bagi nomor lompat khususnya lompat tinggi, sedangkan striddle hop horizontal bermanfaat bagi nomor lompat khususnya lompat jauh dan lompat jangkit. Latihan yang memperhatikan prinsip-prinsip latihan akan menjamin efektivitas dan efisiensi latihan. Dalam penelitian ini prinsip yang dimakud adalah over load. Kalau latihan dilakukan secara sistematis maka diharapkan tubuh atlit dapat menyesuaikan (adaptasi) diri semaksimal mungkin kepada latihan yang diberikan. Latihan striddle hop sangat berguna untuk meningkatkan power otot tungkai apalagi dalam cabang olahraga yang memerlukan lompatan tinggi.

Penulis ingin mengetahui sejauh mana pengaruh latihan tersebut di atas, untuk mendapatkan jawabannya penulis melaksanakan penelitian latihan lompat striddle hop pada bak pasir untuk meningkatkan power tungkai dengan cara eksperimen pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri 1 Pangandaran). Hal tersebut mengacu pada kutipan berikut menurut Harsono, (1988: 144) bahwa coach causes, not symptoms. Maksudnya adalah latihlah sebab-sebabnya, jangan gejala-gejalanya kesalahan. SMA Negeri 1 Pangandaran berada di luar kota dan jauh dari keramaian sehingga memungkinkan siswa belajar lebih tenang dan dapat menangkap materi pelajaran dengan lebih baik. Siswa SMA Negeri 1 Pangandaran lebih banyak berasal dari luar daerah sehingga memungkinkan memiliki bakat dan adaptasi yang lebih cepat dibandingkan dengan SMA yang berada di kota yang siswanya kurang memiliki keterampilan motorik. Dengan demikian maka siswa ini bisa diasumsikan cenderung memiliki dasar kondisi fisik yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah Power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang sangat di perlukan dalam berbagai cabang olahraga. Dalam hal ini penulis mengutamakan kepada power tungkai dalam cabang olahraga atletik seperti: jalan, lari, lompat, lempar, tolak yang semuanya merupakan dasar dari cabang-cabang olahraga yang lainnya. Harsono, (1988: 200) mengemukakan bahwa power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga di mana atlit harus mengerahkan tenaga yang eksplosif. Masalah yang terlihat di lapangan, bentuk-bentuk latihan power

tungkai, misalnya; squat jump atau squat trush, kemungkinan besar akan merusak pertumbuhan otot-otot dan tulang atau persendian para siswa dan mengakibatkan cedera. Memperkuat power tungkai perlu suatu bentuk latihan lain, di mana kemungkinan terjadinya kerusakan otot-otot dan tulang atau persendian yang mengakibatkan cedera sangat kecil. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis mengemukakan pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah latihan Striddle hop pada bak pasir mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peningkatan power tungkai ?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui besarnya peningkatan power tungkai melalui latihan

lompat striddle hop pada bak pasir.

D. Manfaat Penelitian Penelitian yang penulis teliti semoga dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis dapat memberikan bentuk pemanfaatannya yaitu untuk mengembangkan olahraga, khususnya mengenai latihan meningkatkan daya ledak otot tungkai serta pengembangan bagi pengetahuan khususnya Ilmu pelatihan yang berkaitan dengan mekanisme efek latihan striddle hop terhadap tungkai.

2. Manfaat praktis memberikan informasi kepada guru pendidikan jasmani, pelatih dan pemerhati olahraga tentang variasi latihan fisik untuk power otot tungkai. Harapan penulis; (a) bagi siswa yaitu memberikan pengalaman dan bentuk latihan salah satu kondisi fisik power (khususnya power tungkai), (b) bagi guru, dapat dijadikan salah satu model pembelajaran dan dapat menunjang pada proses pengembangan gerak dan latihan.

E. Pembatasan Penelitian Penulis membatasi permasalahan supaya tidak terlalu luas perlu adanya pembatasan penelitian sebagai berikut : 1. Bentuk latihan yang akan diteliti adalah bentuk latihan lompat striddle

hop pada bak pasir. 2. Masalah yang akan diteliti adalah pengaruh hasil latihan lompat striddle

hop pada bak pasir terhadap power tungkai. 3. 4. 5. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Instrumen penelitian adalah vertical jump. Penelitian ini dilakukan terhadap populasi siswa SMA Negeri 1

Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis. Selain itu SMA Negeri Pangandaran cenderung lebih banyak berasal dari luar daerah yang diasumsikan memiliki potensi yang besar untuk memiliki power yang cukup tinggi yang perlu dibina dan dikembangkan sehingga dapat digali bibit-bibit atlet.

F. Batasan Istilah Peneliti berupaya menghindari kesalahpahaman mengenai istilah yang ada dalam penelitian ini maka perlu diadakan pembatasan istilah dalam penelitian ini. Adapun pembatasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menurut Imam Hidayat, (2003: 98) Latihan pliometrik adalah latihan yang memanfaatkan reflek peregangan, pra-inervasi, dan komponen elastisitas. Sedangkan menurut Sharkey (1986: 73), latihan pliometrik adalah The same principle can be applied in such movements as throwing the javelin or discus and in jumping, as well as in other sports where a brief stretch can be quickly followed by a contraction. A group of training methods that apply this principle to develop power are some times know as plyometrics. Artinya pliometrik adalah sekelompok metode latihan yang mengembangkan prinsip peregangan yang di sertai kontraksi yang tiba-tiba. 2. Striddle hop adalah merupakan salah satu latihan pliometrik yang artinya melompat dari ketingian tertentu ke bawah, kemudian melompat dengan menggunakan dua kaki bersama-sama. 3. Imam Hidayat, (2003: 283) mengemukakan bahwa Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang

sangat cepat. Sedangkan Harsono, (1988: 176) mengemukakan bahwa power adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan. 4. Power tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat

5. Tungkai adalah bagian tubuh yang berawal dari pangkal paha sampai jarijari kaki.

G. Anggapan Dasar Menentukan suatu hipotesis diperlukan adanya anggapan dasar yang memperkuat pernyataan hipotesis. Adapun anggapan dasar yang dikemukakan sebagai berikut : Komponen kondisi fisik yang baik dapat memberikan keuntungan-keuntungan berupa penguasaan keterampilan tekhnik suatu cabang olahraga dengan lebih mudah. Seperti yang dikemukakan Harsono ( 1988 ) bahwa :

Kalau kondisi baik maka : 1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi kerja jantung. 2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, setamina, kecepatan dan lain-lain. 3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4. Akan ada pemulihan gerak yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. 5. Akan ada respon yang lebih cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian di perlukan.

Cabang-cabang olahraga sedikit banyak menggunakan tungkainya untuk melakukan gerakan dalam cabang olahraga tersebut. Dengan demikian pada waktu melakukan latihan kondisi fisik, latihan power tungkai pun harus diberikan dengan sungguh-sungguh dalam upaya untuk menunjang peningkatan prestasi atlet. Dalam upaya untuk meningkatkan power tungkai salah satunya dengan melakukan latihan pliometrik. Bentuk latihan pliometrik antara lain adalah

10

striddle hop. Latihan pliometrik harus diberikan dengan mengacu pada hal-hal sebagai berikut: Latihan pliometrik dapat menggunakan berat badannya sendiri ataupun menggunakan beban atau resistan dari luar untuk meningkatkan kemampuan kondisi fisik berupa power yang dilatih melalui pliometrik. Selain itu juga pliometrik harus dilatih dengan cara secepat mungkin melakukan tolakan baik lengan, tungkai ataupun bagian tubuh yang lainnya sehingga peningkatan power untuk suatu bagian tubuh dapat tercapai dengan cepat. Imam Hidayat (2003: 98) mengemukakan bahwa :

Latihan pliometrik memanfaatkan reflek peregangan, pra-inervasi, dan komponen elastisitas; - Saat lompat ke bawah, otot-otot agonis akan tertarik/teregang - Refleks regangan yang ditimbulkan melalui simpul syaraf, menyebabkan terjadinya rangsangan yang diperbesar pada serabut-serabut otot-otot yang belum aktif - Oleh karenanya pada kontraksi berikutnya (kontraksi konsentrik) pengembangan kekuatannya akan lebih cepat.

Hal demikian merupakan suatu hal yang harus dipenuhi dalam menyusuaikan dengan definisi dari power yang berupa gabungan dari kondisi fisik kecepatan dan kekuatan. Apabila kecepatannya tidak dibentuk dalam latihan tersebut maka tidak lagi dikatakan bahwa latihan tersebut merupakan latihan power melainkan latihan tersebut hanya latihan kekuatan saja. Power tungkai dapat ditingkatkan salah satunya adalah bentuk latihan striddle hop yang mendukung terhadap peningkatan power tungkai pada bak pasir. Penguasaan terhadap keterampilan-keterampilan yang ada pada suatu cabang

11

olahraga akan lebih efektif dan efisien demikian pula dengan peningkatan power tungkai yang notabene tungkai selalu dipergunakan dalam setiap cabang olahraga. H. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu penuntun ke arah pemecahan dari suatu penelitian. Sesuai dengan hal tersebut Sudjana, (1992: 219) mengemukakan bahwa: Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering juga dituntut untuk melakukan pengetesan dan pengecekan mengenai kebenarannya. Power tungkai merupakan suatu faktor yang sangat berperan dalam setiap cabang olahraga dalam upaya mencapai prestasi. Dengan demikian maka power tungkai harus dilatih dengan sebaik-baiknya. Sesuai dengan pernyataan yang telah dikemukakan di atas maka ditarik kesimpulan sementara bahwa: Latihan lompat striddle hop pada bak pasir memberikan peningkatan secara signifikan terhadap power tungkai.

You might also like