You are on page 1of 31

KUMPULAN ARTIKEL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN FIRMAN SYARIF, SE, MSI, AK Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara

TAMBAHAN KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN-KOMPONEN ARUS KAS Oleh: Joshua Livnat dan Paul Zarowin 1. Pendahuluan Penelitian ini adalah tentang kandungan informasi dari komponen-komponen arus kas yang diinginkan FAS No. 95. Penelitian ini juga meneliti tentang apakah komponen-komponen arus kas benar-benar menunjukkan ketidakwajaran hubungannya dengan return saham dan apakah hubungan ini konsisten dengan teori. Hasil riset Wilson dan Bowen (1986, 1987) menyimpulkan bahwa tambahan kandungan informasi arus kas akan memberikan earning. Hasil riset Bernard dan Stober (1989) menyimpulkan bahwa pemisahan laba bersih menjadi kas dari operasi dan accrual tidak memberikan tambahan informasi pada laba bersih. Penelitian ini menunjukkan adanya tambahan kandungan informasi dalam pemisahan laba bersih menjadi accrual dan komponen-komponen arus kas. 2. Identifikasi Komponen-komponen Arus Kas Penelitian ini menggunakan data yang tersedia pada Compustat Annual Industrial File (CAIF) untuk menaksir komponen-komponen arus kas yang terdiri atas : kas dari kegiatan operasi, kas dari kegiatan pendanaan dan kas dari kegiatan investasi yang dapat ditaksir dari data neraca, laba rugi dan laporan perubahan posisi keuangan. 3. Hipotesis-hipotesis yang dapat diuji mengenai hubungan antara komponen-komponen arus kas dan return. 3.1. Hipotesis Hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk hubungan antara arus kas dengan return saham tahunan untuk menguji hipotesis ini digunakan model regresi : CAR : a0 + a1 collectiona + a2 payments + a3 Taxes + a4 Interest + a5 Other + b1 Debt + b2 Common + b3 Prefered + b4 Dividend + C1 PPE + C2 Acquisition + C3 Minority + C4 Subsidiary + C5 Ret PPE + d1 accrual + e. CAR adalah suatu ukuran abnormal return tahunan. 3.2. Hipotesis-hipotesis ekonomi tentang arus kas pendanaan meliputi (1) Arus kas pendanaan yang tidak relevan; (2) Pengaruh Signalling dari arus kas pendanaan antara lain meliputi (i) Pengeluaran utang yang oleh Ross (1977) dan Leland dan Pyle (1977) mengatakan bahwa pengeluaran hutang dapat dirasakan sebagai suatu isyarat baik mengenai arus kas masa yang akan datang, (ii) Pengeluaran saham biasa dimana para manajer diasumsikan mempunyai informasi tersendiri mengenai perusahaannya, akan melakukan pengeluaran saham atau pembelian kembali saham. Atas dasar ini investor akan bereaksi positif atau negatif terhadap pengumuman pengeluaran atau pembelian kembali saham; (iii) Pengeluaran saham istimewa yang oleh Smith (1986) mendiskusikan tentang implikasi dari teori yang didasarkan pada informasi asimetri terhadap pengeluaran saham istimewa. Pengumuman pengeluaran saham istimewa ini mempunyai dampak reaksi yang kecil daripada pengumuman pengeluaran

2002 digitized by USU digital library

saham biasa; (iv) Dividends, Miller dan rok (1985) memprediksi perubahanperubahan dividend dihubungkan dengan return saham. Kenaikan dividen mengisyaratkan arus kas yang tinggi yang diharapkan dan berhubungan positif dengan reaksi pasar. 3.3. Hipotesis ekonomis berkenan dengan arus kas-investasi meliputi (1) Arus kas investasi yang tidak relevan, dimana peningkatan dalam investasi dihubungkan dengan arus kas masa depan yang lebih tinggi dan selanjutnya ada hubungan positif dengan return yang diharapkan untuk pengumuman-pengumuman investasi yang baru; (2) Pengaruh-pengaruh yang tidak wajar atas arus kas investasi. Menurut Miller dan Rock (1985), investasi-investasi baru pada perusahaan-perusahaan anak yang tidak dikonsolidasikan akan mempunyai implikasi yang positif mengenai arus kas masa depan perusahaan. 3.4. Hipotesis ekonomis dari arus kas operasi meliputi (1) Ketidak relevanan arus kas-operasi yang kebanyakan model mengatakan bahwa cash inflow dan cash outflow yang unexpected dari operasi periode waktu itu akan mempengaruhi harga-harga saham dan pengaruhnya pada arus kas sekarang maupun yang masa yang akan datang; (2) Recurring and non recurring events diteliti oleh Gonedes (1979) yang mengatakan bahwa terdapat reaksi pasar yang berbeda terhadap pengungkapan pendapatan biasa maupun yang luar biasa. Barnea, Ronen dan Sadan (1976) memberikan bukti bahwa pasar bereaksi terhadap komponen laba yang permanen dan komponen laba yang bersifat sementara. Lipe (1986) menunjukkan bahwa apakah suatu komponen laba diharapkan terjadi pada masa yang akan datang adalah penting untuk penilaian surat-surat berharga. Wilson (1986, 1987) mengatakan bahwa kas dari operasi mempunyai kandungan informasi pada laba dan Bernard dan Stober (1989) mengatakan bahwa hasil Wilson tidak diperoleh pada periode sampelnya. Bowen et al (1987) mengatakan bahwa kas dari operasi mempunyai tambahan, hubungannya dengan return saham pada earning. FASB menginginkan perusahaan untuk mengungkapkan informasi tentang komponen-komponen arus kas investasi, pendanaan dan operasi. 4. Metodologi 4.1.Data Data diambil dari Compustat Annual Industrial File dari return bulanan CRSP dengan kriteria (1) Akhir tahun fiskal Desember; (2) Tersedia data keuangan untuk menaksir komponen-komponen arus kas dan market value of equity; (3) Tersedia return bulanan pada CRSP File untuk menaksir Cumulative Abnormal Return (CAR). Penelitian ini menggunakan setidak-tidaknya 345 perusahaan tiap tahunnya sejak 1974-1986. 4.2.Variabel Rancangan riset ini menetapkan hubungan antara taksiran komponen-komponen arus kas yang unexpected dengan return saham. Dari komponen-komponen arus kas yang unexpected, peneliti menggunakan perubahan-perubahan komponen dari tahun sebelumnya. 5. Hasil Bahwa komponen-komponen arus kas operasi mempunyai hubungan yang tinggi dengan return saham dan semua koefisien ini mempunyai expected sign. Pembayaran pajak tidak mempunyai koefisien yang signifikan. Pengeluaran hutang mempunyai koefisien yang positif dan pengeluaran saham istimewa mempunyai koefisien negatif. Koefisien untuk dividen adalah positif dan secara statistik signifikan. Penelitian dari koefisien masing-masing komponen arus kas 2002 digitized by USU digital library

menunjukkan bahwa arus kas operasi berhubungan kuat dengan return saham dan mempunyai expected sign. Komponen masing-masing dari arus kas pendanaan secara umum konsisten dengan riset sebelumnya. Pemisahan laba bersih kepada kas dari operasi dan accrual tidak mengkontribusikan hubungannya dengan return. Komponen-komponen arus kas pendanaan benar-benar mempunyai hubungan yang berbeda dengan return. 6. Ringkasan dan Kesimpulan Penelitian ini menguji beberapa hipotesis mengenai hubungan antara arus kas dan return. Komponen-komponen arus kas tidak sama hubungannya dengan return saham. Komponen-komponen cash inflow dari kegiatan operasi berhubungan positif dengan return saham. Komponen-komponen cash outflow dari kegiatan operasi berhubungan negatif dengan return saham. Komponen-komponen dari arus kas operasi mempunyai hubungan yang kuat dengan return saham. Pengeluaran saham biasa berhubungan positif dengan return dan pengeluaran saham istimewa berhubungan negatif dengan return. Dividen berhubungan positif dengan return saham. Pemisahan laba bersih kepada arus kas operasi dan accrual adalah tidak cukup untuk memperbaharui hubungannya dengan return tahunan. Sebaliknya pemisahan total kas dari operasi dan total arus kas pendanaan kepada komponenkomponennya tidak memperbaharui hubungannya dengan return tahunan. Laporan keuangan berisikan informasi yang lebih banyak dibandingkan hanya laporan laba dan arus kas operasi memberikan tambahan informasi mengenai penilaian kejadian-kejadian yang relevan, yang diperoleh earning itu sendiri.

2002 digitized by USU digital library

BUKTI PEMILIHAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN : LIVO Vs FIFO Oleh : Nicholas Dopuch dan Morton Pincus 1. Pendahuluan 1.1. Riset ini menguraikan bermacam sifat sistematis dari angka akuntansi LIFO dan FIFO dan bertujuan menyediakan bukti tambahan terhadap perpajakan dan penjelasan non perpajakan dari pemilihan metode akuntansi untuk persediaan. Perlu diketahui bahwa keberadaan bukti empiris tidak konsisten dengan penjelasan pajak mengenai pemilihan metode akuntansi FIFO dan LIFO hasil menyimpulkan bahwa manajer harus memilih metode penilaian persediaan dan menghubungkannya dengan penjelasan-penjelasan perpajakan. 1.2. Penjelasan terhadap pemilihan metode akuntansi persediaan. Penjelasan mengenai pemilihan metode akuntansi persediaan adalah sederhana yaitu agar dapat membayar pajak dengan present value yang terendah. Peraturan pajak di Amerika mengatakan bahwa perusahaan tidak diijinkan menggunakan LIFO untuk tujuan pajak kecuali untuk tujuan akuntansi. Pada beberapa perusahaan, LIFO adalah pilihan terbaik untuk pelaporan pajak, dan beberapa perusahaan lain memilih FIFO untuk pelaporan pajak. Penjelasan yang terakhir ini mendorong peneliti untuk mengembangkan penjelasan-penjelasan non perpajakan terhadap pemilihan persediaan. Penelitian mengenai pengaruh pasar modal jika memilih LIFO pertama sekali dilakukan oleh Sunder (1973) menemukan bahwa perusahaan yang mengganti FIFO ke LIFO akan mempunyai positive accumulative abnormal return pada tahun berikutnya. Abdel Khalik dan Mc Keown (1978), R. Brown (1980) dan Ricks (1988) mereplekasi dan memperluas riset ini dan kesimpulannya adalah secara rata-rata terjadi negative abnormal return bila perusahaan mengganti ke LIFO. Biddle dan Lindahlk (1982), meneliti kembali dengan hasil menggunakan cross-sectional study bahwa ada hubungan positif antara abnormal return dengan tabungan pajak (tax saving) hasil riset ini pun dikritik oleh Ricks (1986), sehingga sampai sekarang belum ada pemecahannya. Para manajer diprediksi memilih LIFO adalah dengan alasan untuk meminimalisir pembayaran pajak masa yang akan datang. Di sini diasumsikan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan FIFO yang tidak jadi melakukan simpanan pajak (tax saving) agar melaporkan dengan tinggi pendapatan akuntansinya, karena income dihubungkan dengan contracting cost akan melebihi tax savings. Sayangnya pengujian dari penjelasan contracting theory ini terhambat karena ketidaktersediannya data. Akhirnya penelitian hipotesis contracting terhadap pemilihan akuntansi persediaan dilakukan oleh Abdel Khalik (1985), Hunt (1985), dan Lee dan Hsieh (1985) hasilnya adalah bahwa Program Kompensasi Manajerial tidak menjelaskan pemilihan metode persediaan demikian juga riset oleh Dhaliwal, Salamon dan Smith (1982) memberikan hasil yang sama. 1.3. Ringkasan Hasil Hasil riset awal mendukung dugaan bahwa beberapa karakteristik-karakteristik operating dan invesment dari perusahaan yang menerapkan FIFO dan LIFO berbeda secara sistematis. Peneliti juga menyelidiki bahwa perbedaanperbedaan yang signifikan dalam rasio-rasio yang menggunakan pelaporan inventory atau pelaporan angka-angka vost of sales dalam perhitungannya, menyebabkan penggunaan metode-metode akuntansi yang berbeda oleh 2 kelompok perusahaan. Selanjutnya, peneliti akan menyorot beberapa hasil yang seolah-olah mendukung penjelasan pajak dari pemilihan metode akuntasi persediaan meliputi (1) Hanya beberapa perbedaan-perbedaan yang signifikan secara marginal diobservasi untuk variabel-variabel operasi dan investasi; (2) Perusahaan-perusahaan yang menerapkan FIFO, sejak dahulu tidak signifikan 2002 digitized by USU digital library

terhadap tax saving, sebaliknya perusahaan-perusahaan yang menerapkan LIFO jangka panjang sejak dulu signifikan terhadap tax saving; (3) Penggunaan FIFO dengan jangka waktu lama, dengan dasar sampel holding gains, rata-rata perubahan holding gains menjadi signifikan dari pada rata-rata FIFO sebagaimana perusahaan akan mengganti ke LIFO. 2. Analisis Cross-Sectional terhadap pemakai FIFO dan LIFO jangka panjang. 2.1. Sampel Sampel awal terdiri dari 102 perusahaan yang menggunakan FIFO pada tahun 1962-1981 dan 29 perusahaan yang menggunakan LIFO pada periode yang sama, data diambil dari Compustat. Keputusan peneliti menyimpulkan bahwa hanya perusahaan yang tidak merubah metode persediaannya sedikit-dikitnya 20 tahun meningkatkan kemungkinan pendeteksian perbedaan-perbedaan yang signifikan diantara 2 perusahaan, sampel berikutnya terdiri dari 70 perusahaan yang mengganti FIFO ke LIFO selama periode 1965-1978. 2.2. Perhitungan Variabel-variabel Inventory Analisis menginginkan perhitungan angka-angka Inventory dan Cost-of-Sales yang dilaporkan menurut FIFO dan LIFO. Taksiran perhitungan holding gains, didasarkan pada asumsi-asumsi; (1) Peneliti memfokuskan pada persediaan yang berpengaruh terhadap pajak dengan itemitem pajak lainnya dianggap konstan; (2) Peneliti mengabaikan 2 offselting factors dalam prosedur-prosedur konversi; (3) Peneliti mengasumsikan bahwa semua sampel perusahaan sudah membayar marginal tax rate; (4) Peneliti mengasumsikan bahwa jika suatu perusahaan menggunakan FIFO, dapat dikonversi ke LIFO. 2.3. Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan bahwa observasi yang konsisten dari tabel ini adalah ukuran yang lebih besar terhadap LIFO, walaupun rata-rata FIFO pun tumbuh dengan cepatnya, distribusi ukuran adalah positive skewed oleh sebab itu peneliti menggunakan median sebagai pengujian. 2.4. Uji Univariate Cross Sectional. Ukuran, capital intensity, ketidaktetapan inventory akan dihubungkan dengan pemilihan metode akuntasi persediaan. Peneliti memilih sales, dan tingkat holding gains sebagai ukuran, fixed asset/total asset sebagai ukuran capital intensity dan coefficient dari variasi inventory sebagai ukuran variabel yang utama. Peneliti juga melibatkan coefficient variation dari income sebagai suatu ukuran variability yang berhubungan. Rasio-rasio yang menggunakan inventory mungkin berbeda antara LIFO dan FIFO. Peneliti membatasi pemilihannya dari suatu variable contractingi terhadap rasio debt/equity. Hasil Hasil pengujian yang didasarkan pada 2 sampel, uji Mann-Whitney terhadap perbedaan-perbedaan lokasi, dengan taksiran signifikan pada level yang konvensional. Untuk mempunyai perbedaan-perbedaan holding gains yang besar dan signifikan dan level sales yang tertinggi terhadap pemakaian FIFO, perusahaan memakai LIFO secara rata-rata lebih capital intensive, mempunyai variability inventory yang terendah, rasio inventory/total asset terendah, rasio average inventory/cost of sales terendah, dan rasio turn over konvensional yang tertinggi. Secara umum, hasil-hasil ini konsisten dengan hasil yang diperoleh Lee dan Hsieh. Peneliti tidak menemukan suatu perbedaan yang signifikan secara statistik pada rasio debt/equility atau pada variabel average effective tax rate. Suatu perbedaan yang utama dari hasil penelitian ini dibandingkan dengan yang diperoleh Lee dan Hsieh adalah kekurangan dari suatu temuan yang signifikan secara statistik pada level yang konvensional terhadap variabel perubahan harga. 2002 digitized by USU digital library

Perbedaan-perbedaan yang signifikan pada rasio-rasio terhadap LIFO vs FIFO dapat terjadi pada perbedaan-perbedaan yang substansial terhadap karakteristikkarakteristik ekonomik dari 2 kelompok perusahaan atau terhadap penggunaan 2 metode akuntasi yang berbeda. Peneliti menemukan bahwa uji cross-sectional terhadap hubungan antara variabelvariabel explanatory dan pemilihan inventory yaitu adanya hasil yang signifikan diperoleh dan adanya pengaruh yang membingungkan dari metode-metode akuntansi terhadap perbedaan-perbedaan substansi antara FIFO dan LIFO. Ringkasnya adalah bahwa satu-satunya variabel yang konsisten menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan yang signifikan antara sampel LIFO dan FIFO meliputi ukuran perusahaan, holding gains, capitan intensity, dan rata-rata perubahan harga serta perusahaan-perusahaan yang menerapkan LIFO mempunyai nilai median yang lebih besar masing-masingnya. Perbedaan-perbedaan yang signifikan pada rasio lainnya seolah-olah disebabkan oleh penggunaan metode akuntansi inventory yang berbeda oleh dua sampel perusahaan. Ringkasan dan Kesimpulan 1. Peneliti menemukan bukti bahwa pemilihan Inventory dan Tax Saving adalah berhubungan. 2. Peneliti juga menemukan bukti bahwa karakteristik-karateristik perusahaan, keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan, berbeda dalam suatu cara yang konsisten. 3. Sebagian besar perbedaan-perbedaan antara perusahaan yang memakai FIFO dan LIFO disebabkan oleh pemakaian metode Akuntansi Inventory. 4. Peneliti menemukan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan LIFO mempunyai besaran Tax Saving yang tertinggi yang didasarkan pada pemilihan LIFO. 5. Para pemakai FIFO tidak mempunyai hubungan yang signifikansi terhadap Tax Saving.

2002 digitized by USU digital library

Menyatakan Kembali (Restating) Laporan Keuangan Untuk Alternatif GAAPS; Apakah itu Nilai dari Suatu Usaha ? Oleh : James P. Dawson, Peter M. Newpert dan Clyde P. Stickney Bukti menunjukkan bahwa harga saham bereaksi terhadap perubahan metode akuntansi. Dengan menggunakan sampel sebanyak 96 perusahaan, peneliti memilih perusahaan yang menggunakan FIFO, mengkonversi beban penyusutan dan nilai net asset terhadap jumlah yang konsisten dengan laporan income untuk tujuan-tujuan pajak, konsolidasi semua yang dimiliki terhadap perusahaan anak yang tidak konsolidasi, mengakui kewajiban pensiun sebagai utang, dan menghapus pengaruh akuntansi untuk pajak yang ditangguhkan. Untuk memperoleh suatu ukuran pengaruh restatement, para peneliti mengkorelasikan net income dan rasio keuangan yang didasarkan pada bentuk yang dilaporkan. Korelasi antara net income yang dilaporkan dengan rasio-rasio keuangan serta nilai-nilai yang di-restate untuk FIFO melebihi 99%. Dalam hal penyesuaian penyusutan, korelasi antara bentuk laporan dan bentuk yang di-restate untuk menghapuskan jumlah pajak yang ditangguhkan melebihi 97%. Penyesuaian untuk jasa kewajiban pensiun sebelumnya juga menghasilkan suatu korelasi yang rendah, hanya 83% untuk debt-equaty ratio yang komprehensif. Artikel ini menyelidiki pengaruh yang relatif atas net income dan rasio laporan keuangan konvensional terhadap data yang di-restate agar menjadikan metode akuntansi dapat diperbandingkan antar perusahaan. Penelitian Peneliti memilih 96 perusahaan secara random dari 250 perusahaan yang terbesar. Peneliti mengelompokkan data laporan keuangan tahun 1978 pada masing-masing perusahaan dalam bentuk yang standar, dan menghitung rasio data net income dari berbagai laporan keuangan. Peneliti juga me-restate data yang dilaporkan untuk perbedaan-perbedaan dalam metode akuntansi dan menghitung net income dan rasio-rasio laporan keuangan data yang sudah di-restate. Penyesuaian FIFO Dengan pengecualian terhadap inventory turn over dan current ratio, korelasi antara net income dan masing-masing rasio keuangan sebagaimana yang dilaporkan dan di-restate menggunakan FIFO melebihi 99%. Dari 73 perusahaan yang diadjust, dikonversikan ke FIFO, korelasi yang tinggi ini sangat mengherankan, dengan penjelasan sebagai berikut ; 1) Pengaruh dari FIFO restatement pada angka-angka income didasarkan pada perubahan kelebihan FIFO terhadap LIFO antara awal dan akhir tahun, di samping adanya ukuran yang absolut dari kelebihan tersebut. Perubahan kelebihan tersebut secara signifikan lebih kecil dari ukuran rasio absolut. Selanjutnya pengaruh dari restatement pada profit margin, harga pokok penjualan dan net income adalah relatif kecil; 2) Pengaruh dari restatement rate of return relatif kecil karena numerator dan denominator sama-sama dipengaruhi. Mengkonversi ke FIFO meningkatkan ukuran income pada numerator return on asset dan return on share holders equity, dan juga meningkatkan denominatornya masing-masing. Konversi FIFO mengurangi numerator ketika menaikkan denominator inventory turn over, selanjutnya pengaruh numerator dan denominator tidak menetralkan masing-masingnya. Selama tahun 1978, sebanyak 36 perusahaan mempunyai suatu perubahan yang lebih besar dari 10% pada current ratio sebagai suatu hasil dari restatement, dan 12 perusahaan mempunyai suatu perubahan yang lebih besar dari 20%.

2002 digitized by USU digital library

Penyesuaian Penyusutan yang Dipercepat (accelerated depreciation) Tabel 1 menunjukkan korelasi yang tinggi antara net income yang dilaporkan dan rasio-rasio keuangan serta nilai-nilai yang di-restate didasarkan pada accelerated depreciation, 80 dari 96 perusahaan menginginkan penyesuaian tersebut. Ada 3 faktor yang dapat menjelaskan korelasi ini; 1) Penyusutan mewakili suatu persentase total biaya. Selanjutnya bila penyusutan dipercepat adalah 1,5 sampai 2 kali lebih besar dari penyusutan garis lurus, pengaruhnya terhadap net income akan relatif lebih kecil; 2) Penyesuaian untuk penyusutan yang dipercepat, menurunkan numerator dan denominator rate of return; 3) Karena kekurangan data, peneliti mendasarkan perhitungannya pada pengaruh neraca terhadap penyusutan yang dipercepat. Pada provisi pajak yang ditangguhkan berhubungan dengan penyusutan untuk 4 tahun yang terdahulu. Perusahaan-perusahaan anak yang dikonsolidasi dengan yang tidak. Pengaruh dari konsolidasi adalah sangat material di mana koefisien korelasi dari total sampelnya akan menurun. Di dalam konsolidasi, investasi di rekening perusahaan anak pada buku perusahaan induk ditempatkan dengan asset dan hutang masing-masing perusahaan anak. Konsolidasi seperti piutang, umumnya mempunyai jumlah yang besar relatif terhadap piutang pada buku perusahaan induk, terdapat koefisien korelasi yang rendah pada perputaran piutang, current ratio dan quick ratio. Konsolidasi perusahaan anak mempengaruhi rate of return on assets, tetapi tidak mempengaruhi return on share holders equity. Konsolidasi perusahaan anak dengan menggunakan metode equity menaikkan numerator return on asset dengan jumlah setelah beban bunga pajak perusahaan anak. Denominatornya meningkat atas kelebihan total asset perusahaan anak dan atas saldo investasi perusahaan induk serta tidak ada pengaruh tambahan pada numerator atau denominator return on share holders equity. Pengakuan Kewajiban Pensiun 76 sampel mengungkapkan suatu kewajiban jasa sebelumnya yang tidak didanai. 60 perusahaan melaporkan suatu kelebihan dari manfaat atas aktiva dana pensiun. Peneliti me-restate rasio-rasio laporan keuangan untuk mencerminkan masing-masing ukuran kewajiban pensiun dan pengakuan seperti itu mempengaruhi rasio debt to equity. Penghapusan pajak pendapatan yang ditangguhkan, GAAP menginginkan bahwa deferred tax diakui sebagai timing differences (perbedaan waktu) antara pretax book income dan tax able income. Untuk menyelidiki pengaruh penghapusan akuntansi deferred tax, peneliti menghitung kembali net income dan rasio-rasio laporan keuangan dengan mengasumsikan deferred tax tidak diakui. Pada tabel I menunjukkan adanya korelasi antara jumlah yang dilaporkan dan jumlah yang di-restate melebihi 97%. Korelasi yang terendah untuk return on share holders equity dapat ditelusuri ke pengklasifikasian kembali deferred tax liability sebagai bagian dari share holders equity. Kolom terakhir dari tabel I menunjukkan korelasi antara ; 1) Net income dan rasio laporan keuangan yang didasarkan pada data yang dilaporkan; 2) Net income dan rasio-rasio yang dihitung kembali mencerminkan semua penyesuaian yang didiskusikan di atas. Secara umum bahwa ukuran profitability menunjukkan korelasi yang tinggi. Korelasi yang rendah muncul untuk rasio short-term liquidity, karena pengaruh FIFO dan konsolidasi perusahaan anak. Implikasi untuk analisa laporan keuangan

2002 digitized by USU digital library

Seluruh dana perusahaan anak yang tidak dikonsolidasikan harus dikonsultasikan dengan perusahaan induk sebelum analisis laporan keuangan dilakukan. Kewajiban pensiun untuk tidak didanai harus dipertimbangkan sebagai resiko penaksiran, khususnya dalam hal perusahaan yang digabung. Perbedaan-perbedaan LIFO/FIFO dan perbedaan-perbedaan penyusutan accelerated/straight line tidak mempengaruhi net income dan rasio keuangan secara signifikan, kecuali dalam hal untuk beberapa perusahaan yang capital intensive. Kontroversi pengakuan pajak yang ditangguhkan muncul lebih teoritis daripada pengaruh prakteknya. Korelasi antara rasio-rasio yang tidak disesuaikan dengan rasio-rasio yang disesuaikan untuk akuntansi pajak yang ditangguhkan melebihi 90%.

2002 digitized by USU digital library

Beberapa Time Series Properties dari Angka Akuntansi Oleh : Ray Ball dan Ross Watts I. Pendahuluan Pendapatan perusahaan mempunyai implikasi yang penting bagi para peramal dan penulis di bidang akuntansi dan finance. Penelitian Little (28) menyarankan bahwa perubahan-perubahan yang sukses terhadap pendapatan perusahaan di Inggris adalah independen. Penelitian selanjutnya mempunyai hasil yang sama di Amerika. II. Perataan Pendapatan (the smoothing of income) Literatur-literatur akuntansi dan finance penuh dengan saran bahwa akuntan meratakan (smooth) income. Para peneliti mengenai peralatan laba misalnya Hep Worth (25), Gordon (21, 22), Gordon et al. (23), Schiff (36), Dopuch dan Drake (14), Copeland (10), Copeland dan Licastro (11), dan Gagnon (20) menyelidiki mengenai income smoothing. Smoothing adalah suatu usaha untuk mengurangi variance dari income di seputar pengharapannya. Banyak penulis membahas income smoothing misalnya Gordon atau Copeland. Sumber-sumber lain menyatakan bahwa pengharapan atas income adalah fungsi dari waktu, juga dinyatakan bahwa kebanyakan dari kenaikan income adalah bersifat sementara. III. Pertumbuhan dan Penurunan Penafsiran pada pertumbuhan dan penurunan income tergantung pada proses pembentukan income, dan penafsiran dari proses penurunan dan pertumbuhan variabel-variabel income selanjutnya berbeda secara signifikan bila income dibentuk oleh suatu mekanisme sub martingale. Perubahan dalam income, mencerminkan perubahan profitability yang diharapkan. IV. Bukti-bukti Terdahulu Penelitian Little (28), Little dan Rayner (29) menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan yang sukses pada income di perusahaan Inggris bersifat random. Hasilnya adalah bahwa penggunaan persentase dari satu periode ke periode lain hasilnya menyimpang bila dilakukan secara random. Lintner dan Glauber (27) meneliti hubungan antara tingkat pertumbuhan pada periode yang berturut-turut hasilnya bahwa terdapat hubungan korelasi cross-sectional antara tingkat pertumbuhan dari periode yang berturut-turut. Brearly (6 dan 7) meneliti income pada perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, kesimpulannya adalah bahwa income mengikuti suatu martingale. Fama dan Babiak (17) mencatat di dalam penelitian devidennya bahwa tanda dari perubahan-perubahan earning adalah hampir independen. Ball dan Brown (2) menemukan bahwa perubahan-perubahan dalam earning menangkap informasi yang baru di mana pasar modal terlihat dalam suatu angka income. V. Data Data diambil dari standard dan Poors Compustat File selama 20 tahun (19471966). Perusahaan dengan data kurang 20 tahun dikeluarkan dari sample. 4 definisi income pada tahun t, Yt, diteliti yaitu : 1) Net income setelah pajak penghasilan sebagaimana didefinisikan oleh Standard dan Poors; 2) laba per lembar saham yang disesuaikan, disesuaikan untuk pemecahan saham dan deviden; 3) Net Income yang dideflasi oleh total assets yang dapat mengurangi pengaruh investasi kembali; 4) Net Sales, yang dipilih sebab kemungkinannya didominasi oleh income, dan karena dapat kurang dipengaruhi oleh praktek income smoothing dari para akuntan.

2002 digitized by USU digital library

10

VI. Pengujian dan Hasil Hasil yang diperoleh dapat menjadi sensitive terhadap pelanggaran asumsiasumsi dari masing-masing pengujian. Hasil analitikal untuk sebagian besar pengujian adalah untuk sampel yang besar. Tabel I menunjukkan time series dari rata-rata net income dan EPS untuk tahun 1947-1965. Net Income rata-rata dihitung sebagai suatu rata-rata tunggal pada 451 perusahaan. Pada perubahan rata-rata satu indikasi kecenderungan dalam suatu series adalah jumlah kenaikan relatif terhadap penurunan perusahaan. Tetapi test pengujian mengasumsikan perubahan-perubahan yang terdistribusi secara symetrik. Suatu alternatif pengujian untuk trend ini adalah untuk menyelidiki perubahan-perubahan untuk rata-rata perusahaan. Runs test adalah suatu bentuk pengujian yang lemah terhadap independensi yang diperoleh dengan membandingkan antara angka-angka actual dengan angka-angka yang diharapkan. VII. Ringkasan Hasil Bukti independensi dalam perubahan-perubahan income adalah merupakan suatu pemaksaan. Hasil dari berbagai prosedur pengujian menyimpulkan bahwa pengukuran pendapatan akuntansi adalah suatu sub martingale atau beberapa proses yang sangat sama. Peneliti tidak menyelidiki income yang dihitung dengan cara yang berbeda dengan praktek-praktek akuntansi konvensional. Kesimpulan ini penting didasarkan pada hasil mean dan median (masalah sampel kecil) dan tidak menyelidiki apakah perusahaan-perusahaan tertentu adalah outlier yang spesifik. Penelitian berikutnya dialamatkan untuk masalah-masalah yang terakhir tadi. Kesimpulan bahwa income yang diukur adalah suatu sub martingale yang konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilaporkan pada awal paper ini.

2002 digitized by USU digital library

11

Kandungan Informasi Terhadap Angka-angka Akuntansi Non Earning Sebagai Prediktor Earning Oleh : Jane A. Ou I. Pendahuluan Penelitian ini adalah mengenai kemampuan memprediksi kandungan informasi angka-angka laporan tahunan non earning. Peneliti meneliti angka-angka non earning karena berperan juga sebagai prediktor perubahan-perubahan earning masa yang akan datang, dan mengivestigasi apakah angka-angka akuntansi non earning dapat memberikan informasi earning masa yang akan datang yang tidak mencerminkan current earning. Jika benar, apakah kandungan prediksi tambahan ini tercermin dalam harga saham. Prediksi tambahan ini tercermin dalam harga saham. Prespektif informasi akuntansi menyatakan bahwa hubungan antara angka-angka akuntansi non earning dan stock return dapat dipandang sebagai hasil dari suatu prediksi antara angkaangka akuntansi dan beberapa yang tidak dapat diobservasi. Penelitian ini melengkapi keberadaan literatur dengan menawarkan perspektif prediksi dan intepretasi dari kandungan informasi tambahan angka-angka akuntansi non earning. Hasil utama penelitian ini adalah untuk menyediakan bukti prediksi hubungan antara angka-angka laporan tahunan non earning dengan perubahan-perubahan earning masa yang akan datang dan hubungan antara perubahan-perubahan earning masa yang akan datang yang diprediksi dengan stock returns selama periode laporan tahunan. Hasil penelitian ini juga menyediakan suatu penjelasan tambahan dari hasil penelitian Ball dan Brown (1968). 2. Perubahan-perubahan Earning Model Probabilistic Penelitian ini menyelidiki kemampuan angka akuntansi non earning tahunan untuk memprediksi the sign perubahan earning satu tahun ke depan. Observasi akan dilakukan jika item akuntansi satupun tidak tersedia. Untuk alasan ini, peneliti mengkonstruk model simple logit yang didasarkan pada suatu kumpulan prediktorprediktor. Untuk mengidentifikasi prediktor-prediktor ini, peneliti pada situasi tertentu menggunakan univariate logit model dan multivariate logit model. 3. Data dan Periode Penelitian Jumlah sampel sebanyak 391, pada periode 1965-1977, syarat-syarat sample : semua data diperlukan untuk menghitung 8 prediktor earning dan perubahan earning tahun selanjutnya yang tersedia pada Compustat Industrial Annual File tahun 1982 dan; 2) tahun fiskal yang berakhir pada bulan Desember. Kemampuan prediksi dengan model logit selanjutnya diperoleh pada periode 1978-1983. Sampel pengujian untuk prediksi kinerja meliputi 637 perusahaan tahun fiskal bulan Desember. Hubungan antara stock returns dan prediksi earning diteliti pada periode 1978-1983. 4. Hasil 4.1. Model Prosedur LOGIT dari SAS digunakan untuk mencocokkan model multivariate logit pada pooled data. Pada tabel 1, diperoleh 3 model estimasi. Suatu tanda coefficient estimasi dalam model ini, menunjukkan bahwa pertumbuhan pengeluaran modal dan accounting Rate of Return berkorelasi negatif dengan kesempatan observasi kenaikan earning pada tahun berikutnya. Pertumbuhan penjualan dan perubahan accounting Rate of Return berkorelasi positif dengan kesempatan observasi kenaikan earning. Tanda negatif dari koefisien ROR konsisten dengan hasil penelitian Freeman, Ohlson dan Penman (1982). 4.2. Prediksi Kinerja 2002 digitized by USU digital library

12

Tabel 2 menyajikan model prediksi kinerja selama periode 1978-1983 pada 2 kemungkinan skema out off. Panel A dari tabel 2 melaporkan kinerja model 1 yang hasilnya konsisten dengan penjelasan bahwa earning tahunan tidak mengikuti suatu random walk jika angka-angka akuntansi non earning juga termasuk di dalam sekumpulan informasi yang terkondisi. Prediksi kinerja model 2 disajikan pada Panel B tabel 2. Hasilnya menunjukkan bahwa angka-angka akuntansi non earning benarbenar menyampaikan informasi earning masa depan. Panel C melaporkan kemampuan prediksi dari model 3, yang menyimpulkan bahwa angka-angka akuntansi non earning berisikan informasi earning masa depan yang tidak tersedia pada current earnings. Model prediksi kinerja pada suatu dasar tahunan dilaporkan pada tabel 3 hasilnya menunjukkan bahwa keunggulan dari tiga model logit pada strategi random adalah konsisten tiap tahunnya, kecuali untuk tahun 1981. 4.3. Hubungan Dengan Stocks Return Secara keseluruhan, hasil yang disajikan dalam sub bagian ini menunjukkan bahwa stock return tidak hanya mencerminkan perubahan-perubahan dalam current earnings, tetapi juga menanggapi prediksi model logit dari perubahan-perubahan earning masa depan selama suatu periode pengumuman data laporan tahunan. Dengan kata lain, harga saham berperilaku seolah-olah para investor meninjau kembali harapan earning masa depannya didasarkan pada angka-angka laporan non earning tahunan.

2002 digitized by USU digital library

13

Earning - Anomali Harga Oleh : Ray. Ball 1. Pendahuluan Kemampuan memprediksi abnormal return setelah pengumuman earning sudah menjadi satu dari kebanyakan anomali yang signifikan pada penelitian pasar uang untuk beberapa alasan : 1) Besarannya adalah relatif misalnya, taksiran abnormal return dari perdagangan pada informasi earning terdahulu melebihi normal return di pasar, 2) anomali terjadi pada pengumuman earning setiap kuartalan untuk setiap saham, 3) anomali secara ilmiah tidak dapat diabaikan : yang muncul pada penelitian Ball dan Brown (1968) dan sudah direplikasi secara konsisten; 4) Anomali menantang teori yang mendasari model yang digunakan secara luas dalam ekonomi keuangan yang modern. Anomali mengambil bentuk current earning untuk memprediksi abnormal return masa yang akan datang. Hal ini dapat mencerminkan hubungan antara informasi earning dengan abnormal return, yang menyatakan pasar tidak efisien. Penilaian bukti empiris selanjutnya meliputi penelitian sensivitas rancangan penelitian terhadap error dalam menaksir abnormal return. Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian Ou dan Penman (1989 a,b) berkemungkinan menghasilkan hubungan antara informasi current accounting dengan error penaksiran abnormal return, dan penelitian Rendleman, Jones, dan Latane (1987), Freeman dan Tse (1989), dan Bernard dan Thomas (1989, 1990), diantara yang lainnya, mencerminkan pasar yang tidak efisien atau substantial cost dari para investor untuk memperoleh dan memproses informasi. Menafsirkan Earning-Anomali Harga Dalam Konteks Teori Pasar yang Efisien Anomali adalah suatu abnormal return yang dapat diprediksi. Alasannya adalah bahwa pasar yang efisien adalah suatu aplikasi teori kompetisi, yang mana ada competitive return, at the margin terhadap kegiatan ekonomi. Jika para investor dapat memperoleh dan memproses informasi yang mengizinkannya untuk memperoleh laba ekonomi. Ada dua penjelasan mengenai earning anomali harga : 1) pasar benar-benar tidak efisien, 2) pasar, efisien dan abnormal return diukur, dibiaskan dari penafsiran laba ekonomi karena : 1) biaya perolehan dan pemrosesan informasi earning adalah cukup besar yang menyebabkan return dapat dideteksi terhadap kegiatan ekonomi, b) rate of return para investor salah, c) salah penaksiran abnormal rate of return. Penjelasan pertama adalah kegagalan pasar modal, penjelasan yang kedua adalah kegagalan para peneliti untuk mengkonstruk teori yang tepat atau ukuran perilaku harga yang tepat dalam pasar modal yang efisien. 2.1. Information Cost Pada penelitian Fama, Fisher, Jensen dan Roll (1969), Ball dan Brown (1968), masalah perolehan informasi dan processing cost diketahui dengan meneliti itemitem informasi yang tersedia. Dengan tersedianya variabel-variabel informasi yang diteliti oleh peneliti menginginkan adanya processing cost pada para investor, seperti dalam perhitungan perubahan laba per lembar saham. Penelitian selanjutnya mengenai teori pasar yang efisien menyatakan pengidentifikasian informasi dari peneliti. Penjelasan mengenai informasi processing cost, bagi para ekonom bukanlah sesuatu yang baru; seperti penelitian Coase (1937) dan Stigler (1961) mengenai biaya-biaya observasi, Hayek (1945) mengenai peranan informasi di pasar, dan Simon (1955, 1957) mengenai konsep rasionality. Information cost, konsisten dengan persaingan pasar, walaupun menginginkan suatu karakteristik yang berbeda dari prilaku harga pada persaingan pasar, masalah yang berhubungan lainnya adalah mengenai investor heterogeneit. Dimana para investor membedakan keyakinan2.

2002 digitized by USU digital library

14

keyakinan sebelumnya dan menghadapi different cost dengan memperoleh dan memproses informasi yang baru. Homogeneity diasumsikan oleh teori, meliputi versi Capital Asset Pricing model yang digunakan dalam menguji dapat diketahui. Seorang investor yang mempunyai informasi harus memproses informasi tersebut untuk melihat pengaruhnya terhadap harga dan juga harus memutuskan apakah investor-investor lain telah menggunakan informasi itu dalam penyusunan harga-harga transaksi. 2.2. Kesalahan dalam Menaksir Rate of Return Variabel dependent dalam pengujian pasar yang efisien adalah return yang diperoleh dari perdagangan, dan disesuaikan untuk expected return. Rate of return diambil dari data file yang dapat diakses secara luas, yang disediakan oleh Center For Research in Security Prices (CRSP) dan mengetahui error dari 2 sumber : 1) Harga yang diestimasi, bukanlah harga yang diperdagangkan atas dasar informasi earning, 2) Estimasi return mengabaikan pengaruh-pengaruh yang memungkinkan atas security return dan perbedaan pajak pendapatan dividen dan capital gain. Pengaruh-pengaruh ini dapat dikorelasikan dengan earning terhadap : 1) Korelasi antara dividen dengan earning, 2) Non linearity pajak atas capital again, laba dan rugi yang terkena pajak dengan tingkat yang berbeda. Kesalahankesalahan yang disimpulkan oleh pengaruh mekanisme quotation dan oleh ketidaksempurnaan penyisihan pajak mengilustrasikan bahwa adanya suatu point dimana para peneliti menggunakan taksiran rate of return. Benhard dan Thomas (1989, 1990) meneliti lebih dari 100.000 pengumuman earning. Dan diketahui adanya bias yang muncul dari korelasi antar error dalam mengukur return dan variabel-variabel earning yang diteliti. 2.3. Kesalahan-kesalahan dalam mengukur normal return atau expected return. Taksiran abnormal return meliputi adjusment terhadap normal return atau expected return. Hal ini, menurut jenisnya dilakukan dengan pengendalian resiko, sebagaimana diutarakan dalam bentuk CAPM oleh Sharpe-Lintner selanjutnya CAPM adalah suatu abstraksi yang mempunyai keterbatasan-keterbatasan : 1) CAPM adalah suatu pure-exchange model yang mengabaikan sifat-sifat penawaran sekuritas, 2) CAPM adalah suatu partial-equilibrium model, yang mendefinisikan normal return relatif terhadap return atas populasi asset, sebagaimana diukur oleh return atas index pasar. Balvers, Cosimano, dan Mc Donald (1990) menunjukkan bahwa out put yang agregate memprediksi future return atas pasar dan berargumen bahwa ini konsisten dengan efisiensi pasar. Fama (1990) dan Chen (1991) melaporkan hasil yang berhubungan, 3) menjadi suatu partial equilibrium model, CAPM terpengaruh dengan kekurangan dalam sampling dari populasi asset, 4) CAPM mengasumsikan return sekuritas terus berlanjut dari mean-variance. Mc Nichols (1988) menunjukkan bahwa return mempunyai kemiringan yang positif sekitar pengumuman earning. 3. Ukuran sebagai suatu proxy untuk expected return Proxy untuk expected return adalah Market Value of Equity, alasannya adalah : 1) Size merupakan prediktor yang terbaik dari expected return dibanding estimated beta, 2) Akuisisi informasi dan processing cost kemungkinan menjadi suatu persentase kapitalisasi pasar, 3) Pengaruh dari personal taxes of return kemungkinan tergantung pada size, 4) Share market index melakukan sampel asset yang tidak representatif oleh size, 5) bid-ask spread yang proporsional, dan mutu data stock return yang digunakan untuk mengestimasi beta CAPM adalah suatu penurunan fungsi size, 6) Amihud dan Mendelson (1986) menghipotesiskan bahwa expected return adalah suatu fungsi spread yang meningkat menggantikan roundtrip transaction cost, 7) Handa, Kothari, dan Wasley (1989) menunjukkan bahwa bila 2002 digitized by USU digital library

15

beta diestaminasi dari interval return yang panjang, mereka mempunyai dispersi cross-sectional yang besar, hubungan resiko/return cross-sectional adalah lebih konsosten dengan sharpe-lintner CAPM, dan hubungan antara size dan expected return secara statistik tidak signifikan; 8) Market value of equity secara definisinya adalah fungsi dari equity return masa lalu. 4. Anomalous Earning-Pembuktian Masa lalu. 4.1. Informasi Earning Kwartalan Respon pasar terhadap informasi earning kwartalan pertama sekali diteliti oleh Ball dan Brown (1968), dengan menggunakan earning tahunan. Selanjutnya, banyak peneliti lain melakukan penelitian yang berhubungan dengan earning kwartalan seperti Jones dan Litzeinberger (1970) Brown dan Kennely (1972), Foster, Olsen dan Shevlin (1984) dan lain-lain. Berhard dan Thomas (1989, 1990) melakukan penelitian dari sekitar 100.000 pengumuman earning kwartalan pada 1974-1986. Hasilnya adalah konsisten dengan penelitian dua dekade sebelumnya yaitu terdapat suatu komponen yang signifikan dari prediksi abnormal return setelah pengumuman terjadi pada pengumuman earning kwartalan. 4.2. Informasi Laporan Tahunan Ou dan Penman (1989 a,b) menghipotesiskan bahwa ada informasi mengenai earning masa yang akan datang mengandung berbagai variabel laporan keuangan tidak hanya current earning. Informasi ini dapat digunakan untuk memprediksi future earnings. Walaupun itu tidak digunakan oleh pasar, dan selanjutnya dapat menghasilkan abnormal return. 5. Signifikansi Ekonomi Terhadap Anomali Hasil penelitian Ou dan Penman, menyatakan mengenai laba dengan skala besar, sekali dalam setahun, strateginya memperoleh + 20,8 % abnormal return pada 3 tahun berikutnya, atas 55 % perusahaan di pasar. 6. Suatu Survey Terhadap Interpretasi yang Feasible 6.1. CAPM Beta Risk Satu kemungkinan adalah kesalahan estimasi beta yang berkorelasi dengan earnings. Sebagai contoh, faktor pasar dalam earning kwartalan dapat sebagai proxy untuk errors yang muncul dari omitty assets dalam index pasar atau dari penggunaan suatu system estimasi yang khusus tidak dikoreksi. Kesalahan estimasi beta juga dapat menjadi resiko yang bervariasi dengan earning kwartalan. Ball, Kothari, dan Watts (1992), Ball dan Kothari (1989, 1990) menunjukkan bahwa resiko adalah fungsi dari stocks earnings, return masa lalu, dan pengumuman earning kwartalan. 6.2. Biaya-biaya Transaksi Untuk berbagai alasan, biaya-biaya transaksi dijelaskan sebagai berikut : 1) Jumlahnya besar; 2) Peranan biaya transaksi dalam setiap definisi pasar yang efisien adalah tidak jelas; 3) Tidaklah sesungguhnya bahwa biaya-biaya transaksi secara logis dapat digunakan untuk memprediksi abnormal return. 6.3. Likuiditas dan Pengaruh Mekanisme Perdagangan Amihud dan Mendelson (1986) mengajukan suatu model asset pricing yang mana expected returns meningkat dalam illiquidity, diukur dengan bid-ask spread. Dalam model ini, spread mempengaruhi expected return, sebab hal ini adalah suatu roundtrip transactions cost yang dibayar oleh investor. Shinner (1991) melaporkan bahwa tidak ada perubahan dalam frekuensi perdagangan pada bid atau ask sebagai suatu fungsi dari earning. Likuiditas dan pengaruh mekanisme perdagangan tidak muncul untuk menjelaskan abnormal return yang diestimasi dan banyak peneliti

2002 digitized by USU digital library

16

lainnya yang meneliti mengenai return, dan hubungannya dengan transactions prices. 6.4. t-Statistics yang Overstated Adalah memungkinkan bahwa para peneliti telah melakukan understated secara sistematik dari standard error. 6.5. Proxy Variabel-variabel Earning Untuk Expected Return Suatu intepretasi alternatif adalah bahwa CAPM atau porfolio pasar yang digunakan dalam implementasinya adalah tidak secara khusus, dan proxy variabelvariabel independent untuk error dalam menaksir expected return. 6.6. Informasi Biaya Produksi atau Market Inefisiensi Satu penjelasan untuk earnings-anomali harga adalah biaya-biaya perolehan informasi dan atau pemrosesan akan dipertimbangkan untuk menerapkan aturanaturan dagang yang dilakukan oleh para peneliti. Pasar secara konsisten sudah menggunakan informasi akuntansi dengan tidak efisien. Masalah dalam teori ini adalah apakah perolehan informasi dan biaya-biaya pemrosesan konsisten dengan definisi pasar yang efisien. Persaingan return atas perolehan informasi dan pemrosesan biaya sudah pasti konsisten dengan persaingan pasar-pasar sekurita.

2002 digitized by USU digital library

17

6.7. Hypothesis Pasar yang Inefficient Pasar yang tidak efisien menginginkan harga pasar secara sistematik menyediakan informasi kesempatan memperoleh laba yang tidak tereksploitasi dengan menggunakan informasi akuntansi. Adalah penting untuk melihat pasar yang tidak efisien sebagai suatu teori yang akan diuji berdasarkan pembuktian. Pembuktian yang anomalous untuk hipotesis pasar yang efisien tidak secara logis membuktikan ketidak efisienan. Kesimpulan ini muncul dari kegagalan untuk menolak hipotesis ineffisiensi bukan dengan suatu proses eliminasi penjelasanpenjelasan lain untuk pembuktiannya. 7. Kesimpulan Observasi Anomali-anomali yang di-review pada tulisan ini mengambil bentuk current earning atau current information mengenai earning masa yang akan datang memprediksi abnormal return masa yang akan datang. Ini dapat mencerminkan hubungan antara informasi earning dan abnormal return yang menyatakan pasar tidak efisien. Hal ini dapat merefleksikan bias dari rancangan riset seperti hubungan antara informasi earning dan error dalam estimasi abnormal return yang tidak menyatakan pasar yang tidak efisien.

2002 digitized by USU digital library

18

Pengumuman Earning, Anomali dan Prilaku Return Sekuritas Oleh : George Foster, Chris Olsen dan Terry Shevlin 1. Pendahuluan Sudah banyak penelitian yang mengemukakan bahwa sinyal dan besaran return sekuritas dalam periode post earning announcement berkorelasi positif dengan sinyal dan besaran komponen pengumuman earning yang unexpected. Penelitian ini mengasumsikan pasar yang efisien dan memfokuskan pada periode waktu yang pendek atas pengumuman yang dipilih untuk mengukur kandungan informasinya. Hasil yang terpenting yang dilaporkan pada penelitian ini adalah bahwa pergerakan post announcement yang sistematik pada return sekuritas ditemukan hanya untuk bagian modal expertation earning yang diteliti. 2. Literatur-literatur yang sudah ada 2.1. Hasil-hasil penelitian yang dilaporkan dalam literatur. Penelitian Ball (1978), Joy dan Jones (1979) melaporkan bahwa sedikitnya 8 penelitian melaporkan pergeseran post announcement untuk good news yang unexpected atau observasi bad news yang unexpected. Beberapa penelitian telah menerbitkan review penelitian selanjutnya, hasilnya adalah konsistensi dan menyarankan bahwa pasar tidak mengasimilasi keuntungan unexpectedly atau informasi earning kwartalan yang tidak menguntungkan pada hari pengumuman earning. Watts (1978) meneliti dengan sample 73 emiten pada 1962 sampai 1968 dan melaporkan bahwa abnormal return ditemukan pada periode 1962-1965, bukan pada periode 1965-1968. 2.2. Penjelasan-penjelasan untuk pergeseran systematic a. Pasar Modal yang tidak efisien. Brown menyimpulkan penelitiannya bahwa hasil yang penting dari penelitian ini adalah temuan-temuan yang relatif terhadap efisiensi pasar. Excess return dari pembelian sekuritas yang baik pada waktu publikasi angka EPS secara substansial melebihi biaya transaksi. b. Pasar Ineffisien Non-Capital (i) CAPM - suatu model yang inadequate dari asset pricing. Penjelasan ini memberikan beberapa model berupa model dua parameter yang deskriptif, hypothesisnya adalah : (a) model dua parameter, bila diterapkan pada suatu portfolio saham biasa, ketidakkhususan proses penyelenggaraan securitas yields pada keseimbangan, (b) earnings dan variabel-variabel deviden proxy untuk yang melandasi determinant dari equilibrium yield. Sharpe (1982) memberikan hasil bahwa pada aplikasi yang mengasumsikan expected return diasumsikan berhubungan hanya untuk estimasi beta yang akan datang didasarkan pada return masa yang lalu. (ii) Estimasi bias dari parameter-parameter yang mengadopsi model asset pricing. Rendleman, Jones dan Latane (1982) meneliti pentingnya penyesuaianpenyesuaian relatif risk dan menyimpulkan bahwa jenis portfolio SUE (standardized unexpected earnings) mempunyai suatu beta diperkirakan dan prosedur-prosedur penyesuaian resiko bukanlah masalah yang penting disini. (iii) Menggunakan informasi yang lebih luas dalam eksperimen. Satu asumsi yang dibuat bila menguji pasar yang efisien dengan melihat pada suatu item informasi khusus adalah bahwa informasi itu tersedia di pasar pada saat digunakan untuk mengelompokkan sekuritas secara berbeda. Watts (1978) juga menggunakan informasi yang lebih luas, periode 1962 sampai 1968 pertama sekali digunakan untuk memilih model time-series yang terbaik untuk diterapkan dalam penelitian. (iv) Fenomena periode waktu. Penjelasan ini mempunyai 2 varian. Varian pertama menghipotesiskan bahwa proses yang melandasinya adalah satu. Varian yang 2002 digitized by USU digital library

19

kedua dari penjelasan ini adalah dalam suatu penelitian sub periode sebelumnya. (v) Pasar modal yang efisien tetapi anomali pada atribut-atribut pasar-pasar yang lain. Penjelasan ini menyatakan bahwa pasar untuk informasi dapat menjelaskan rumusan pergerakan post announcement. 3. Pemilihan Sample Compustat tape pada tahun 1982, pada 2454 perusahaan, adalah data base awal yang diteliti. Screen yang pertama, menginginkan masing-masing perusahaan mempunyai sedikit-sedikitnya 10 observasi earning, mengurangi sampel pada 2213 perusahaan. Screen yang kedua menginginkan setiap perusahaan mempunyai data pada CRSP harian.

2002 digitized by USU digital library

20

4. Model-model yang digunakan untuk mengestimasi unexpected earning. Model-model satu dan dua menggunakan ramalan earning kwartalan, model tiga dan empat menggunakan return sekuritas sebagai dasar untuk mengestimasi unexpected earning. Model 3 memfokuskan pada reaksi pasar jangka pendek terhadap pengumuman earning yang diperlihatkan pada harga-harga sekuritas. 5. Estimasi return sekuritas dan menguji signifikansi Pendekatan portfolio mengasumsikan bahwa semua perusahaan dalam suatu ukuran perusahaan adalah homogen, tetapi juga mengizinkan untuk heterogenitas pada ukuran perusahaan. Dengan mengadopsi perspektif CAPM, CAPM mengizinkan untuk perbedaan-perbedaan resiko yang relatif pada ukuran perusahaan tetapi mengasumsikan homogenitas pada ukuran perusahaan tersebut. Hasil cumulative abnormal return (CAR) yang secara distribusi CAR untuk sample-sample perusahaan secara empiris. 6. Hasil CAR untuk semua observasi Semua model-model yang digunakan untuk mengestimasi unexpected earning menunjukkan suatu rumusan yang konsisten untuk [ -1,0 ] sinyal dan besaran kesalahan peramalan earning dihubungkan secara signifikan dengan sinyal dan besaran dari CAR untuk [-1,0]. 7. Hasil CAR untuk ukuran perusahaan Hasil untuk model-model 1 sampai 4 disajikan pada tabel 7, dengan mempertimbangkan model 2, hasil pada tiga periode dalam tabel 7 adalah konsisten, dengan mempertimbangkan hasil pada tabel 7 untuk model 3 dan 4 pada periode [+1, +60]. Variabel FEPj dan FSQj tidak mempunyai kemampuan yang signifikan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan CARj pada sebanyak 50 porfolio yang digunakan pada masing-masing regresi. Hasil yang konsisten yang muncul adalah bahwa untuk sampel dan ukuran perusahaan, model 3 dan 4 tidak menyediakan bukti pergeseran post-earnings announcement yang signifikan pada return sekuritas. 8. Ringkasan Hasil yang sangat penting dalam artikel ini adalah bahwa pergerakan setelah pengumuman yang sistematik pada return sekuritas dilaporkan pada literatur ditemukan hanya untuk sub bagian dari model-model ekspektasi earning yang menunjukkan pergeseran Post-announcement yang tidak sistematis pada periode hari perdagangan [+1, +60]. Hal penting yang lainnya dari hasil penelitian ini berhubungan dengan tingkatan model-model ekspektasi earning yang melaporkan pergeseran yang sistematis pada return sekuritas periode [+1, +60].

2002 digitized by USU digital library

21

Pemakaian Informasi Oleh Para Analis Pada Komponen Earning Permanen dan Transitory dalam Meramal EPS Tahunan Oleh : Ashiq Ali, April Klein dan James Rosenfeld I. Data dan definisi-definisi variabel Kesalahan ramalan oleh para analis untuk perusahaan i pada tahun t, FEPRit, didefinisikan sebagai berikut : FEPRit = (EPSit - Fit / Pit ). EPSit adalah EPS tahunan yang dilaporkan pada perusahaan i untuk tahun t. Fit adalah median dari ramalan para analisis untuk EPS tahunan pada tahun t, dan Pit adalah harga pasar dari saham pada awal bulan pengumuman ramalan analis oleh IBES. Harga saham diambil dari CRSP data base bulanan pada NYSE dan NASDAQ data base. Peneliti tidak membatasi sampelnya atas dasar status listing dan akhir tahun fiskal. Mean dan median kesalahan ramalan 8 bulan adalah -3,02 dan -0,24 signigikan pada level 0,01 yang menyarankan bahwa ramalan para analis, secara rata-rata, bias periode 1978-1989. Koefisien the Pearson dan Spearman Correlation diantara FEPRit dan FEPRit-1 adalah 0,36 dan 0,33, signifikan pada level 0,01, dan bukti pendahuluan bahwa kesalahan ramalan tahunan jangka panjang dapat menjadi serially corelated. II. Serial Correlation dan Bias dalam Kesalahan Peramalan Menolak null a0 = 0 menunjukkan bahwa, secara rata-rata ramalan para analis terdapat bias. Menolak hasil null a1 = 0 menunjukkan bahwa ramalan tidak secara penuh melakukan informasi yang ada dalam kesalahan ramalan masa lalu. Menolak null a2 = 0 menunjukkan bahwa para analis tidak secara penuh menggunakan return saham masa lalu bila membentuk ekspektasi earning masa yang akan datang. Givoly tidak menemukan bukti dari serial correlation dalam kesalahan ramalan tahunan. Stobber (1991) menemukan bahwa walaupun jumlah realisasi kenaikan dalam EPS tahunan adalah 68% lebih besar dari jumlah penurunan, frekwensi peningkatan tersebut diramalkan menurun dari suatu margin. Hal ini konsisten dengan temuan Barefield dan Comiskey (1975), Fried dan Givoly (1982). III. Ramalan Para Analis dan Properti Time-Series Terhadap Kesalahan Peramalan Penelitian Beaver dan Morse (1978), Ou dan Penman (1989 b), Jaffe et al (1989), menunjukkan bahwa rasio earning tahun sebelumnya adalah transitory. Khususnya, mereka menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang relatif tinggi, rendah atau rasio earning pada harganya negatif berarti kebalikan dari earning tahun selanjutnya. Perusahaan diranking tiap tahun oleh rasio earning terhadap harga saat itu. Porto folio terdiri dari rasio earning terhadap harga yang negatif. Porto polio 210 dibentuk dengan merangking earning terhadap harga yang positif dari yang rendah ke yang tinggi dan selanjutnya membagi sampel yang dirangking tersebut menjadi 9 porto folio dari ukuran yang sama. Hasil regresi menunjukkan bahwa bias yang over estimate dalam ramalan yang berhasil adalah tidak homogen diantara kelompok. Model Ekspektasi yang Adaptif Penelitian empiris sebelumnya yang menggunakan model-model ekspektasi adaptif untuk ramalan para analis mendukung bahwa para analis menggunakan kesalahan peramalan periode yang lalu untuk membentuk ramalan periode sekarang (Abdel Khalik dan Espejo, 1978; Brown dan Rozelf 1979; Givoly, 1985), akan tetapi penelitian ini tidak secara ekspilisit meneliti apakah para analis melakukan tingkat ketetapan earning pada kesalahan ramalan tahunan lalu dalam membuat peramalannya. IV. Penyesuaian ramalan earning oleh para analis 2002 digitized by USU digital library

22

Terhadap signifikasi ekonomik dari temuan-temuan peneliti, estimasi bias dan serial korelasi dalam kesalahan peramalan digunakan untuk menyesuaikan (adjust) peramalan, dan improvisasi ramalan yang disesuaikan untuk diteliti. Khususnya, peneliti menggunakan prosedur mekanikal berikut untuk menyesuaikan ramalan earning para analis yang pertama, model yang diberikan pada persamaan (3a), tanpa Ret, t-1, diestimasi secara terpisah untuk setiap tahunnya. Yang kedua, ratarata dari koefisien regresi yang mengestimasi untuk 5 tahun ke depan akan dihitung. Kesimpulannya adalah bahwa temuan dari peneliti terhadap bias dan serial korelasi secara ekonomik adalah signifikan dan secara signifikan untuk dapat memperbaiki keakuratan dari ramalan untuk 8 bulan dengan menggunakan properti time-series masa yang lalu. V. Kesalahan ramalan satu bulan Tabel 6 menjelaskan bias dan serial korelasi untuk kesalahan peramalan 1 bulan dan koefisien untuk model ekspektasi yang adaptif. Hasilnya memberikan bukti bahwa bias, serial korelasi dan adjusted R2 level secara dramatis kurang dari yang ditemukan untuk sampel kesalahan-kesalahan peramalan 8 bulan. Hasil regresi untuk model ekspektasi adaptif untuk ramalan satu bulan pada tabel 6 menunjukkan bahwa para analis secara parsial mengakui properti time-series terhadap earning bila menyusun ramalan jangka pendek. VI. Ringkasan dan Kesimpulan Dalam penelitian ini, peneliti meneliti apakah para analis secara benar menggunakan properti time-series dari earning tahunan bila membuat ramalan EPS tahunan. Peneliti memperoleh hasil yang secara signifikan positif serial korelasi pada kesalahan peramalan 8 bulan dan satu bulan, hasil ini konsisten dengan hipotesis bahwa para analis, secara rata-rata, estimasinya jauh dibawah. Peneliti juga menemukan adanya bias yang over prediksi dan signifikan untuk ramalan-ramalan masa yang akan datang. Penelitian lebih jauh dari hasil penelitian ini adalah bahwa bias yang diobservasi dan serial korelasi dari kesalahan-kesalahan prediksi adalah tidak sama pada 5 kurun waktu 5 tahunan. Untuk menilai signifikan yang ekonomik dari temuan peneliti, peneliti menggunakan estimasi bias dan serial korelasi untuk menyesuaikan (adjust) peramalan. Penyesuaian untuk ramalan 8 bulanan ditemukan lebih akurat sebagai prediktor earning masa yang akan datang daripada ramalan yang sesungguhnya yang dibuat oleh para analis.

2002 digitized by USU digital library

23

Prediksi Penerimaan Target : Suatu Metodologi dan Analisis Empiris Oleh: Krishna G. Palepu Universitas Harvard, Boston 1. Pendahuluan Ada beberapa penelitian untuk memprediksi target akuisisi, seperti penelitian Sim Kowiitz dan Monroe (1971), Steven (1973), Belkoui (1978) yang menyimpulkan bahwa dengan model statistik dan menggunakan informasi keuangan yang tersedia mempunyai kemampuan untuk memprediksi target akuisisi 6 sampai 12 bulan sebelum pengumuman pengambilalihan. Hal yang bertentangan dengan kemampuan prediksi dari penelitian ini, selanjutnya bahwa pasar modal tidak seolaholah memprediksi target pasar modal dengan tingkat keakuratan yang tinggi walaupun tiga bulan sebelum pengumuman penawaran pengambilalihan. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa model yang dikembangkan tersebut dapat lebih baik daripada pasar modal untuk mengidentifikasi target pengambilalihan masa yang akan datang. Penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa ada 3 metode prinsip yang menjadikan prediksi laporannya tidak dipercaya : 1) Penggunaan non-random, equal-share samples dalam mengestimasi model, 2) Penggunaan equal-share samples dalam pengujian prediksi yang menjelaskan estimasi tingkat kesalahan yang tidak berhasil mewakili model kemampuan prediksi dalam populasi; 3) Penggunaan kemungkinan pisah batas arbitrary dalam uji prediksi tanpa mengkhususkan suatu konteks keputusan. Penelitian empiris ini mencoba untuk mengoreksi masalah metodologi di atas. Hasil empiris dari penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bila model tersebut menjelaskan secara benar suatu persentase target sesungguhnya yang tinggi, maka salah memprediksi sejumlah besar non target sebagai target. 2. Masalah Metodologi dalam Prediksi Akuisisi 2.1. Sampling Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan 10 taksiran sama dengan jumlah target dan non target, dan bukan suatu random sampel yang murni, karena kemungkinan perusahaan yang dipilih ke dalam sampel adalah fungsi dari status akuisisinya. 2.1.1. Sampel untuk model estimasi Ada suatu justifikasi yang syah untuk lebih menyukai random sample dalam mengestimasi model prediksi akuisisi sebab jumlah target adalah sangat kecil dibandingkan dengan jumlah non target dalam populasinya. Sampel dapat diperbanyak dengan membuat proporsi sampel agar target dan non target lebih seimbang. Praktek pada literatur prediksi akuisisi adalah untuk menggunakan prosedur simple maximum likelihood (MLE) untuk mengestimasi model parameter dan selanjutnya menyatakan probabilitas. Maximum likelihood estimastor (CMLE) dan weighted maximum likehood estimator (WMLE) diterapkan dalam penelitian ini. 2.1.2. Sampel sebagai suatu prediksi uji sampel State-based samples juga digunakan untuk menguji kemampuan prediksi. Sebagaimana sudah ditunjukkan, dalam model estimasi, tidak ada justifikasi ekonometrik dalam menerapkan state-based samples dalam memprediksi pengujian. 2.2. Kemungkinan cut off yang optimal Penelitian ini menggunakan kemungkinan cut off optimal yang dipicu dalam suatu konteks keputusan yang didefinisikan dengan baik. Diasumsikan bahwa tujuan dari model akuisisi yang diestimasi adalah untuk menyediakan prediksi yang akan digunakan dalam suatu strategi investasi pasar modal.

2002 digitized by USU digital library

24

Ringkasan Ada 3 metode menjelaskan kesalahan estimasi dari prediksi tingkat kesalahan terhadap model prediksi akusisi. Ini berhubungan dengan : 1) Sampling untuk model estimasi; 2) Sampling untuk uji prediksi; 3) Spesifikasi kemungkinan cut off. 3. Penelitian Empiris 3.1. Model Akuisis Model probabilitas berikut diterapkan dalam penelitian ini,

P (i , t ) =

P (i,t) = Probabilitas perusahaan i akan diperoleh pada x (i,t) = Vektor dari atribut-atribut perusahaan yang = Vektor dari parameter yang tidak diketahui untuk diestimasi. 3.2. Variabel-variabel 1. Hipotesis manajemen yang tidak efisien : Perusahaan dengan manajemen yang tidak efisien adalah berkemungkinan sebagai target. 2. Hipotesis sumber daya dan pertumbuhan : Perusahaan dengan ketidak sebandingan diantara pertumbuhan dan sumber daya keuangan pada penjualannya adalah berkemungkinan sebagai target. 3. Hipotesis disturbance industri perusahaan yang dalam suatu industri tergantung pada economic disturbance adalah berkemungkinan sebagai target akuisisi. 4. Hipotesis ukuran, kemungkinan penurunan akuisisi dengan ukuran perusahaan. 5. Hipotesis market-to-book : perusahaan yang nilai pasarnya rendah dibandingkan dengan nilai bukunya adalah berkemungkinan sebagai target akuisisi. 3.3. Sample Sampel sebanyak 163 perusahaan digunakan selama periode 1971-1979 dan random dari 256 perusahaan yang tidak diperoleh pada tahun 1979 digunakan untuk estimasi model akusisi. Target dan non-target : 1) Pada sektor tambang dan manufaktur; 2) Terdaftar pada NYSE. 3.4. Model estimasi Parameter model entimasi dengan prosedur yang maksimum menggunakan paket statistik QUAIL (Berkman et.al., 1979) di samping itu peneliti harus menggunakan probabilitas conditional bahwa suatu perusahaan adalah sebuah target yang termasuk dalam sampel. 4.2. Uji Prediksi 4.2.1. Estimasi Probabilitas Cut Off Untuk menguji kegunaan prediksi dari model yang diestimasi, kemungkinan cut off yang optimal yang akan digunakan harus diestimasi. Probabilitas cut off yang optimal ditetapkan dengan distribusi dari probabilitas akuisisi untuk target dan non target. 4.2.2. Prediksi dalam suatu hold-out sample Untuk meneliti kemampuan model dalam memprediksi, model harus diuji dari kelompok perusahaan. Ketika parameter model seperti cut off diperoleh dari estimasi sampel, setiap pengujian yang didasarkan atas sampel ini kemungkinan akan bias. 4.2.3. Excess returns dari model prediksi Untuk menguji signifikansi dari excess retuns, excess retuns portfolio harian distandarkan dengan standar deviasinya. Standar deviasi portfolio dihitung menggunakan excess return portfolio harian untuk 250 hari perdagangan melewati tanggal 2 Januari 1980.

[1 + e

1
x ( i ,t )

2002 digitized by USU digital library

25

4.2.4.Diskusi Hasil uji prediksi di atas menunjukkan bahwa investasi dalam target yang potensial diidentifikasikan dengan model itu tidak menghasilkan excess return yang signifikan. Ada beberapa keterbatasan dari kesimpulan ini : 1) Variabel bebas dari peneltiian ini yang termasuk dalam model ini adalah bukan suatu variabel-variabel yang memungkinkan; 2) Data yang digunakan dalam estimasi model dan prediksi ini adalah rata-rata enam bulan relatif terhadap pengumuman pengambil alihan. 5. Ringkasan dari Kesimpulan Bahwa pasar modal tidak mengidentifikasikan target yang potensial dengan suatu tingkat keakuratan yang tinggi. Selanjutnya 3 bulan sebelum pengumuman pengambilalihan. Hasil penelitian menyatakan bahwa model prediksi akuisisi tersebut mempunyai suatu kemampuan yang tinggi dibandingkan pasar modal dalam mengidentifikasi pengambil alihan target. Pengujian Penelitian ini mengadopsi modifikasi metodologi untuk mencegah masalahmasalah di atas. Kemampuan memprediksi model ini diuji pada kelompok besar perusahaan. Masalah metodologi pada penelitian ini adalah relevan dengan penelitian-penelitian lain yang meliputi penggunaan dychotomus model dengan populasi dari 2 pernyataan yang miring.

2002 digitized by USU digital library

26

PENGARUH PENGUMUMAN BOND RATING AGENCY PADA BOND DAN HARGA SAHAM Oleh: John R.M. Hand, Robert W. Holthausen dan Richard W. Leftwich Paper ini menyelidiki excess bond dan stock return harian dihubungkan dengan dua pengumuman bond rating agency. Warning dari perubahan rating yang memungkinkan melalui tambahan pada Standard dan Poors Credit Watch list diantara tahun 1981 dan 1983 dan perubahan rating yang sesungguhnya oleh Moodys dan Standard dan Poors diantara tahun 1977 dan tahun 1982. Weinstein (1977) dan Wakeman (1978) tidak menemukan reaksi pasar ketika perubahan rating. Katz (1974), Grier dan Katz (1976), Brooks dan Copeland (1983) menemukan adanya reaksi harga bond yang signifikan. Keuntungan penelitian ini adalah penggunaan data harian untuk mengisolasi pengaruh pengumuman pada harga bond. Keuntungan yang lain adalah pemisahan penyelidikan peringatan perubahan rating yang memungkinkan melalui tambahan pada Standard dan Poors Credit Watch List, dan perubahan rating yang aktual yang didahului oleh warning tersebut. Hasilnya bahwa pengumuman perubahan rating dapat terjadi setelah hutang perusahaan ditempatkan pada daftar Credit Watch, atau dapat terjadi tanpa didahului oleh rancangan Credit Watch. Hasil keseluruhan terhadap pengaruh pengumuman tamabahan Credit Watch List tidak menunjukkan excess bond returns rata-rata yang signifikan. Excess bond return rata-rata pada pengumuman rating down grades yang aktual oleh Moodys dan Standard dan Poors adalah -1,27% dan median excess return adalah -0,45%. Pengumuman down grade juga mempengaruhi harga ekuitas perusahaan yang diperingkat kembali, dan pengaruh rata-rata yang negatif atas hutang dan ekuitas adalah sama, walaupun pengaruh atas ekuitas adalah lebih negatif dibandingkan dengan pengaruh hutang. Sebaliknya bukti empiris upgrade lebih lemah, pengaruh pengumuman mean dan median ditaksir 0,35%, dan sedikit perbedaan diobservasi di antara investment grade bonds di atas dan dibawah. Akhirnya, ada sedikit bukti excess return yang positif untuk ekuitas perusahaan up grade. Secara umum, excess return dihubungkan dengan pengumuman Credit Watch, selanjutnya lebih mendukung pengaruh harga bila observasi-observasi non kontaminasi diteliti. Untuk up grades, eliminasi kejadian-kejadian yang terkontaminasi menyebabkan ukuran excess bond return rata-rata menjadi lebih positif, tetapi stock masih memberikan bukti dan pengaruh yang kecil dihubungkan dengan perubahan rating. Hasil peneltiian sebelumnya konsisten dengan hasil penelitian ini. Holtausen dan Leftwich (1986) menemukan bukti yang konsisten dengan respon harga saham terhadap semua pengumuman kecuali rating up grade yang aktual. Stickel (1986) meneliti pengaruh perubahan rating preferred stock terhadap preferred stock return dan menemukan bukti yang konsisten dengan pengaruh harga untuk up grade dan down grade. I. Data: Perubahan-perubahan Moodys dan Standard dan Poors Rating Peneliti menganalisis dua jenis pengumuman bond rating agency : 1) Peneliti meneliti sampel taksiran 250 tambahan terhadap Standard dan Poors Credit Watch List; 2) Peneliti meneliti sampel taksiran 1100 pengumuman perubahan bond rating oleh Moodys dan Standard dan Poors. Tabel I menyediakan informasi frekuensi perdagangan untuk 1548 bonds dalam sampel pada perubahan-perubahan rating bonds. Tabel I menjelaskan bahwa frekuensi perdagangan dipertimbangkan lebih tinggi untuk bond dibawah grade investasi (di bawah BAA) dibandingkan untuk investasi grade bonds (BAA dan di atas). Tabel II meringkaskan distribusi perbedaan antara yang asli dan transaksi

2002 digitized by USU digital library

27

dalam 11 hari sebelum perubahan rating dan sedikitnya satu harga transaksi pada 60 hari setelah perubahan rating. II. Pengukuran Excess Bond dan Stock Return A. Estimasi Excess Bond Return Window-spanning excess return digunakan sebab bond jarang diperdagangkan, dan harga bond selalu tidak tersedia pada hari 0 dan +1 window yang lebih disenangi. Window-spanning raw return untuk setiap bond diukur dari harga transaksi terakhir dalam periode -11 sampai -1 terhadap harga transaksi yang pertama atau setelah hari +1. Peneliti mengukur excess bond return sebagai raw bond return minus return on a risk free bond untuk periode window-spaning. Peneliti menggunakan t-test untuk menetapkan apakah excess bond return rata-rata berbeda dari 0. Peneliti menghitung t-statistik didasarkan pada standard deviasi crosssectional dari window-spaning excess return, dengan asumsi bahwa excess windowspaning return perusahaan adalah independent secara cross-sectional t-statistik mempunyai 1 degree of freedom lebih kecil dibandingkan sejumlah perusahaan dalam sampel. B. Estimasi Excess Stock Return Excess Stock Return didefinisikan sebagai kesalahan prediksi saham dihitung dari suatu model pasar, dijumlahkan pada kejadian hari 0 dan +1. Parameter model pasar diestimasi menggunakan periode perubahan post-rating 300 hari dari hari +62 hingga +361 sebab ada bukti penelitian sebelumnya bahwa down grade (up grade) di dahului oleh excess return rata-rata yang positif (negatif). T-test pada mean excess stock return didasarkan pada standard deviasi cross-sectional. C. Model Ekspektasi untuk Pengumuman Bond Rating Agency Peneliti mengembangkan model ekspektasi perubahan bond rating didasarkan pada yield to maturity, dan menggunakan model itu untuk meningkatkan kemungkinan deteksi pengaruh pengumuman dihubungkan dengan tambahan Credit Watch dan perubahan bond rating. Jika yield to maturity dari bunga memahami bahwa bond mempunyai resiko kegagalan yang lebih besar dari bond yang dapat dibandingkan. Selanjutnya jika bond itu ti down graded, peneliti mengklasifikasikannya sebagai suatu expected down grade. Jika bond up graded, peneliti akan mengklasifikasikannya sebagai unexpected up grade. III. Hasil A. Pengumuman Standard dan Poors Credit Watch Hasil untuk semua sampel dari Credit Watch dalam tabel III memberikan sedikit bukti excess bond dan stock returns dihubungkan dengan down grade serta up grade yang ditunjukkan. Excess stock return rata-rata dan bond return dari sampel terhadap down grade yang ditunjukkan diklasifikasikan sebagaimana yang diharapkan adalah tidak berbeda dengan 0. Hasil untuk subsampel yang tidak terkontaminasi dari down grade yang ditunjukkan lebih mendukung pengaruh harga untuk pengumuman yang unexpected. B. Perubahan Rating Moodys dan Standard dan Poors Bond Rating Pada sampel perubahan rating yang aktual oleh Moodys dan Standard dan Poors dianalisis, hasilnya sulit diinterpretasi sebab adanya beberapa ketidakpastian yang kelihatan. Dari tabel V dapat dibaca bahwa pengumuman rating down grades dihubungkan secara statistik adanya excess bond dan stock return rata-rata yang negatif dan signifikan, hasilnya tidak konsisten dengan Weinstein (1977), Pinches dan price yang signifikan bila dihubungkan dengan perubahan rating. Uji statistik menunjukkan bahwa excess return rata-rata negatif tidak berbeda untuk bonds dan stocks.

2002 digitized by USU digital library

28

Ada bukti empiris mengenai rata-rata (mean) excess bond return untuk up grade, tetapi tidak ada bukti empiris dari rata-rata excess stock return yang positif dan signifikan. IV. Analisis Cross-Sectuibak daru Excess Bond Return Peneliti mengestimasi regresi multivariate untuk mencoba menjelaskan variasi cross-sectional dalam window-spaning excess bond return. Regresi yang terpisah diestimasi untuk down grades dan up grades, dan untuk observasi yang terkontaminasi dan non kontaminasi. Konsekuensinya kemungkinan ada beberapa ketergantungan cross-sectional dalam residual regresi. V. Ringkasan dan Kesimpulan Excess bond return untuk tambahan Credit Watch List secara umum tidak signifikan sampai perubahan expected rating dikeluarkan. Observasi yang tidak terkontaminasi yang dikelompokkan sebagai unexpected, umumnya meningkatkan ukuran pengaruh harga bond dan saham dari pengumuman Credit Watch. Selanjutnya untuk down grade, rata-rata excess bond return adalah lebih kuat untuk investment grade bonds yang ti bawah dibandingkan untuk investment grade bonds. Bila observasi laporan concurrent dihapus, excess return rata-rata yang negatif dihubungkan dengan down grades tidak muncul, tetapi untuk saham akan tersisa. Untuk up grades, pengaruh harga bond yang signifikan diobservasi pada sampel yang tidak terkontaminasi, tetapi tidak ada pengaruh harga saham yang dideteksi. Kesimpulan secara keseluruhan adalah bahwa ada pengaruh harga saham dan bond dihubungkan dengan pengumuman tambahan terhadap Credit Watch List, dan dengan pengumuman perubahan rating yang aktual oleh Moodys dan Standard dan Poors.

2002 digitized by USU digital library

29

Rasio Keuangan dan Kemungkinan Prediksi Kebangkrutan Oleh: James Ohlson 1. Pendahuluan Penelitian ini menyajikan hasil empiris dari suatu penelitian prediksi kegagalan perusahaan dibuktikan dengan adanya kebangkrutan. Sudah banyak orang melakukan penelitian di bidang ini antara lain : Beaver (1966; 1968a; 1968b), Altman (1968; 1973), Altman dan Lorris (1976) dan lain-lain. Penelitian yang tidak diterbitkan oleh White and Turnbull (1975a; 1975b), Santomero dan Vinso (1977) secara logis dan sistematis mengambangkan kemungkinan estimasi kegagalan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sejak tahun 1970-1976. Ada 3 penelitian yang mengambil data dari periode ini : 1) Penelitian Altman dan McGough (1974) yang hanya mengambil perusahaan yang gagal dari periode 1970-1973 dan hanya satu jenis kesalahan klasifikasi; 2) Moyer (1977) mengambil periode 19651975, pada 27 perusahaan; 3) Altman, Haldeman, dan Narayanan (1977) yang memperbaharui penelitian Altman (1968). Penelitian ini mengobservasi 105 perusahaan yang bangkrut dan 2058 perusahaan yang tidak bangkrut. Temuan penelitian ini dapat diringkas sebagai berikut : Yang pertama adalah memungkinkan untuk mengidentifikasi empat faktor dasar yang secara statistik signifikan dalam mempengaruhi kemungkinan kegagalan (dalam satu tahun) 1) Ukuran perusahaan 2) Ukuran Struktur keuangan 3) Ukurang kinerja 4) Ukuran likuiditas. Yang kedua, penelitian sebelumnya memunculkan overstated model prediktif yang dikembangkan dan diuji. Model yang ada relatif sederhana untuk diterapkan dan dapat berguna dalam aplikasi praktek. Kerugiannya adalah bahwa model tersebut tidak menggunakan data harga transaksi pasar perusahaan. Peneliti juga sudah mengulang kesimpulan berkenaan dengan kegunaan model alternatif, rasio dan sistem prediktif (Unvariate vs Multivariate). 2. Beberapa komentar sehubungan dengan Metodologi dan Pengumpulan Data Analisis logit dipilih untuk mencegah beberapa masalah sehubungan dengan Multivariate Discriminant Analysis (MDA). Pendekatan ini merupakan teknik yang populer untuk penelitian mengenai kebangkrutan dengan menggunakan vector dan Predictor. Masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : 1) Terdapat persyaratan statistical tertentu yang ada pada hal-hal khusus prediktor yang terdistribusi. 2) Output dari aplikasi model MDA adalah suatu skor yang mempunyai sedikit penafsiran intuitif yang secara dasarnya merupakan alat pemeringkatan ordinal. 3) Ada masalah-masalah tertentu yang berhubungan dengan prosedur-prosedur yang sesuai digunakan di dalam MDA. Berkenaan dengan kemungkinan prediksi pada MDA, terdapat masalah penting berhubungan dengan pengumpulan data kebangkrutan perusahaan. 3. Pengumpulan Data Laporan Keuangan Pengumpulan data untuk perusahaan yang bangkrut menginginkan suatu definisi dari kegagalan dan spesifikasi populasi. Populasi terbatas pada : 1) Periode dari 1970 sampai dengan 1976; 2) Ekuitas perusahaan yang harus diperdagangkan; 3) Perusahaan harus diklasifikasikan sebagai suatu industri. Prosedur berikut digunakan untuk membuat daftar perusahaan yang gagal dengan kriteria : 1) Suatu daftar yang utama dari perusahaan yang gagal ditabulasi dari Wallstreet Journal Index (W.S.J.I) 2) Suatu daftar yang kedua dari perusahaan yang ditabulasi dengan mengeluarkan semua perusahaan pada daftar yang utama yang tidak diperdagangkan pada satu dari bursa saham atau OTC selama periode 3 tahun sebelum tanggal kebangkrutan; 3) Usaha sudah dilakukan untuk menambah 2002 digitized by USU digital library

30

secondary listing dengan menyelidiki sumber-sumber data yang lainnya. Fase selanjutnya adalah satu dari pengumpulan data keuangan yang aktual untuk perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Sampel dari perusahaan yang tidak bangkrut diperoleh dari compustat tape. 4. Suatu Model Kebangkrutan Probabilistic L() =
i

Xi

= Vector dari Predictor untuk observasi i tahun = Vector p dari parameter yang tidak diketahui.

S1

log P (Xi, ) +
i

S2

log(1 - P (Xi, )

2002 digitized by USU digital library

31

You might also like