You are on page 1of 3

Ciri-ciri Muttaqin

Ade Ahmad Farid SPd.i Pondok Pesantren Al Quran Al Itqon Cibungbulang Bogor Assalamualaikum Wr Wb Para Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah SWT, sebagai warga muslim mulai dari kecil sampai tua kita harus menyadari bahwa setiap hari harus meminta ampunan dan surga dari Allah SWT, apalagi umur kita sudah menjelang maghrib dimana kita harus berhitung agar kehidupan menjadi seimbang sehingga bisa berakhir dengan husnul khotimah. Marilah kita perhatikan firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 133134 sbb : Kalau umur kita sudah tua maka kita harus bersiap-siap, tetapi yang namanya umur tidaklah seperti itu, jika Allah SWT menghendaki untuk mencabut nyawa kita maka kita akan mati. Mengapa kita harus selalu meminta ampunan kepada Allah SWT sebagaimana hadits dinyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabdaWahai manusia, bertaubatlah kamu kepada Allah SWT karena sesungguhnya aku selalu beristighfar didalam satu hari sebanyak 100 kali Rasulullah SAW yang begitu suci, kekasih Allah dan dijamin masuk surga, tetap setiap harinya selalu bertaubat kepada Allah SWT sampai 100 kali. Apakah kita termasuk didalamnya ?. Kadang kita lupa karena kesibukan, banyak melamun dan hura-hura. Maka alangkah baiknya agar kehidupan kita husnul khatimah minimal setiap hari harus meminta ampunan kepada Allah SWT sebanyak 100 kali sesuai dengan hadits Rasulullah SAW`tersebut. Disamping itu juga kita harus meminta surga dan untuk masuk surga tidak perlu pakai uang, tetapi kita minta dengan ucapan dan tingkah laku yaitu beribadah kepada Allah SWT baik ibadah mahdoh ataupun ghoiru mahdoh. Surga itu luasnya 7 (tujuh) lapis, betapa luasnya surga itu. Jika kita mau bikin kapling 200 meter saja harus mengumpulkan sejumlah uang berapa tahun, tetapi surga yang disiapkan oleh Allah SWT kepada hambanya adalah tujuh lapis langit dan bumi. Ketika menjelang dan pada saat bulan ramadhan kita selalu berdoa Ya Allah aku mohon ridhomu dan surga dan aku berlindung kepadamu dari kebencianmu dan api neraka Begitu luasnya dunia ini, namun jika dibandingkan dengan luasnya surga tidak ada apa-apanya. Nah ampunan dan surga yang sangat luas itu diberikan kepada orang-orang yang bertaqwa, orang-2 yang muttaqin. Siapakah yang muttaqin itu ??? Ciri-ciri orang yang muttaqin itu ada 3 (tiga) : 1. Yunfiquuna fissarrai wa dharraa yaitu orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit. Jika diwaktu lapang mungkin akan lebih mudah untuk menafkahkan harta, gaji besar dan ketika mendapatkan keuntungan dalam berniaga serta kesenangan lainnya. Tetapi Allah SWT juga memerintahkan agar kita menafkahkan harta diwaktu sempit dimana terkadang orang miskin ini hanya bisa meminta-minta tetapi tidak mau memberi, padahal ciri manusia muttaqin adalah meskipun miskin, kita tetap menafkahkan harta, mungkin kadarnya saja yang berbeda antara ketika lapang dan sempit.

2. Wal khadziminal ghaidza yaitu orang yang bisa menahan amarahnya. Sangatlah sulit untuk menahan amarah. Diera reformasi ini semua bisa marah dan karena amarah itu merusak tatanan kehidupan, bahkan sekarang ini lagi trend terjadi perselisihan antar suku dan etnis, bahkan ada yang sampai terbunuh, padahal mereka sesama muslim. Adanya suku-suku itu bukan untuk saling bermusuhan, tetapi untuk saling kenal mengenal antara satu dan yang lainnya dan disisi Allah SWT yang dinilai bukan karena sukunya tetapi karena ketaqwaannya. Jangan terperangkap dengan emosi, sebab dengan amarah itu pikiran jadi hilang perasaan mencekam dan pada saat itulah penyakit akan datang. Oleh karena itu, kalau umat Islam di Indonesia mampu menahan amarah, Insya Allah Indonesia akan aman karena dipimpin oleh orang yang mempunyai perhitungan yang sangat akurat bukan dengan emosi. 3. Wal afiina aninnass yaitu orang-2 yang bisa memaafkan kepada manusia, memaafkan manusia itu sangat sulit. Ketika seseorang berbuat salah kepada kita kadang-kadang menjadikan hati kita dongkol dan susah untuk memaafkan. Bawahan berbuat salah, atasan tidak mau memaafkan dan sebaliknya. Makanya di indonesia ada suatu tradisi yang sangat bagus yaitu halal bihalal pada hari raya Idul Fitri. Saling memaafkan, sebab dengan saling memaafkan itu akan mampu melepaskan permasalahan-permasalkahan yang ada. Demikian, semoga dengan khotbah yang singkat ini bisa bermanfaat untuk semua. Amin

3 Golongan Penyambut Ramadhan dan 3 Ciri Kaum Muttaqin

Dalam tausiahnya, KH. Abdul Hamid mengungkapkan adanya 3 golongan manusia terkait datangnya bulan Ramadhan. Dari jumlah total penduduk muslim sebesar hampir 7 miliar orang, dapat digolongkan dalam 3 golongan umat berdasarkan sambutannya terhadap datangnya bulan suci Ramadhan, ucap Abdul Hamid dalam tausiah di PN Semarang. Yang pertama, tutur KH. Abdul Hamid, adalah golongan biasa. Golongan ini, hanya menganggap bulan Ramadhan sebagai bulan yang biasa atau tidak istimewa. Saat Ramadhan datang, mereka tidak berpuasa ataupun melakukan amal ibadah lainnya. Golongan ini disebut kelompok kafirin/ orang-orang yang kafir tandas Abdul Hamid dengan kecewa. Golongan pertama ini, lanjutnya, akan tetap makan dan minum sebagaimana pada 11 bulan lainnya dan bahkan makan di depan teman-temannya yang sedang berpuasa. Golongan seperti ini, nantinya akan masuk neraka dengan wajah hitam pekat, tegas Abdul Hamid. Sementara golongan yang kedua, justru menanggapi datangnya bulan Ramadhan dengan perasaan susah, sedih, dan prihatin. Mereka inilah yang termasuk dalam kelompok orang-orang munafik. Golongan ini berisikan manusia-manusia yang nantinya akan merasa kecewa karena tidak bisa memanfaatkan bulan yang hanya ada setahun sekali ini, ucap Abdul Hamid. Lebih lanjut diterangkan ciriciri golongan ini ada 3, yakni jika berbicara dusta, jika berjanji selalu ingkar, dan jika dipercaya berkhianat.

Terakhir,

adalah

golongan

manusia

yang

jika

datang

bulan

Ramadhan

menyambut

dengan bungah/ senang hati. Kelompok ini termasuk oranng-orang muttaqin, yang selalu menjalankan amal ibadah wajib maupun sunnah dengan wajah putih bercahaya karena senantiasa menjaga wudhu dimanapun mereka berada, puji Abdul Hamid. Lebih rinci, Abdul Hamid pun merinci 3 (tiga) ciri-ciri golongan muttaqin. Ciri pertama adalahYunfiquuna fissarrai wa dharraa atau orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit, paparnya. Golongan ini senantiasa menafkahkan hartanya dalam kondisi apapun baik diwaktu lapang maupun sempit, Selanjutnya, golongan muttaqin memiliki cirri-ciri Wal khadziminal ghaidza yaitu orang yang bisa menahan amarahnya. Amarah dapat merusak tatanan kehidupan bahkan menjadikan perselisihan antar suku dan etnis. Janganlah terperangkap dengan emosi atau amarah sebab dapat menjadikan pikiran hilang, perasaan mencekam sehingga penyakit akan lebih datang, himbau Abdul Hamid. Ciri yang terakhir, lanjut Abdul Hamid, adalah Wal afiina aninnass yaitu orang-orang yang bisa memaafkan kepada manusia. Hal ini memang sangat sulit dilakukan, apalagi yang telah menjadikan hati dongkol. Tetapi marilah kita belajar untuk memaafkan orang karena akan memperpanjang umur himbau Abdul Hamid. Menutup tausiah Ramadhan-nya, Abdul Hamid pun mengajak seluruh jamaah untuk berusaha sepenuhnya belajar dan memacu diri untuk dapat masuk dalam kelompok orang-orang mutaqin sebagaimana 3 ciri-ciri yang telah disebutkannya.

You might also like