You are on page 1of 3

Tinjauan Pustaka ISPA

Definisi ISPA Istilah ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut mengandung tiga unsur yaitu infeksi, Saluran Pernafasan dan Akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsure adalah sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembangbiak sehingga menimbulkan gejala penyakit. Saluran Pernafasan adalah organ pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA mencakup saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah termasuk jaringan paru dan organ adneksa saluran pernafasan. Infeksi Akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA ada yang berlangsung lebih dari 14 hari.

Klasifikasi ISPA Dalam penentuan klasifikasi penyakit ISPA dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: a. Kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun Pneumonia berat : Adanya batuk dan kesukaran bernafas disertai nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (chese indrawing). Pneumonia : Adanya batuk atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat) sesuai umur. Adanya nafas cepat ( fast breating) ini ditentukan dengan cara menghitung frekuensi pernafasan. Batas nafas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih. Pada anak usia kurang dari 2 bulan 50 kali per menit atau lebih, dan 40 kali per menit atau lebih pada anak usia 1 sampai kurang dari 5 tahun. Bukan Pnemonia : Adanya batuk pilek biasa (common cold) yang tidak menunjukkan gejala adanya penarikan dinding dada ke dalam. b. Kelompok umur kurang dari 2 bulan

Pnemonia berat : Nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding sebelah dada ke dalam (severe chest indrawing)

Bukan Pneumonia : Adanya batuk pilek biasa (common cold) yang tidak menunjukkan gejala adanya penarikan dinding dada ke dalam.

Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri dari 300 bakteri, virus, dan rikettsa. Bakteri penyebab ISPA antara lain dari genus streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetela dan korinebakterium. Sedangkan virus penyebab ISPA antara lain dari golongan miksovirus, adenovirus, pikornavirus, mikoplasma, herpesvirus.

Sumber Terjadinya Penyakit ISPA ISPA sangat sering menyerang bayi dan anak anak balita, dan terjadinya ISPA sangat dipengaruhi atau ditimbulkan oleh 3 faktor yaitu: a. Bakteri penyebab ISPA ISPA di negara berkembang umumnya disebabkan oleh bakteri Steptococcus pneumoniae dan Hemophylus influenzae. Bakteri ini bisa menimbulkan penyakit jika daya tahan tubuh seseorang dalam keadaan lemah. Penularan ISPA terjadi melalui saluran pernafasan. Bakteri yang masuk ke dalam tubuh melewati jalan pernafasan kemudian ditularkan ke orang lain lewat pernafasan atau percikan ludah. b. Daya tahan tubuh penderita Daya tahan tubuh adalah kemampuan tubuh untuk mencegah masuk dan

berkembangbiaknya kuman penyakit di dalam tubuh. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh: Status gizi Anak yang status gizinya kurang atau buruk akan lebih mudah terjangkit penyakit menular atau penyakit infeksi. Bayi yang diberi ASI biasanya lebih tahan terhadap ISPA. Kekebalan tubuh Bayi yang baru lahir biasanya mempunyai kekebalan alami terhadap difteri dan campak hingga usia 4-9 bulan. Kekebalan alami diperoleh dari ibunya ketika dalam kandungan. Pada bayi kekebalan dapat ditimbulkan dengan memberikan imunisasi.

Kondisi Lingkungan Rumah Kondisi lingkungan rumah sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit termasuk ISPA. Kondisi lingkungan rumah yang kotor merupakan media yang baik bagi perkembangan vektor dan kuman penyakit. Rumah yang kondisi ventilasinya kurang akan mengakibatkan kurangnya pertukaran udara di dalam rumah.

Faktor Resiko ISPA a. Faktor resiko yang meningkatkan angka morbiditas ISPA Faktor resiko yang meningkatkan angka morbiditas penyakit ISPA yaitu bayi usia kurang dari dua bulan, laki-laki, kurang gizi, berat bayi lahir rendah, bayi yang tidak mendapatkan ASI yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A. b. Faktor resiko yang meningkatkan angka mortalitas ISPA Faktor resiko yang meningkatkan angka mortalitas ISPA yaitu bayi usia kurang dari dua bulan, tingkat sosial ekonomi rendah, gizi kurang, berat bayi lahir rendah, tingkat pendidikan ibu rendah, tingkat jangkauan pelayanan kesehatan rendah, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yamg tidak memadai dan anak balita yang mendapatkan penyakit kronis.

Bahaya ISPA bagi Anak balita Penyebab utama kematian bayi di Indonesia ada 3, yaitu: diare, penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan tetanus. Kematian pada penderita ISPA terjadi jika penyakit telah mencapai derajat yang lebih berat yaitu pneumonia atau pneumonia berat. Seringkali penyakit dimulai dengan batuk pilek biasa, tetapi karena daya tahan tubuh anak lemah maka penyakit dengan cepat menjalar ke paru-paru dan anak tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Seringkali ISPA tidak mengakibatkan kematian, tetapi menimbulkan cacat tertentu, yaitu: a. ISPA bukan pneumonia yang ditandai dengan gejala batuk dan pilek jika dibiarkan dapat menjalar ke rongga telinga tengah dan terbentuk cairan atau nanah. Nanah ini dapat mendesak selaput gendang pendengaran hingga pecah dan mungkin menjadi tuli. b. ISPA yang terjadi berulang-ulang, khususnya pada paru-paru dapat mengakibatkan gangguan fungsi pernafasan. Akibatnya pada masa dewasa anak tersebut akan menderita batuk dan sesak nafas yang menahun (kronis).

You might also like