You are on page 1of 21

Hasil Observasi Biota Laut

Pinrang..
Agustus 2010 Azka Layyina Wildany 2010041/09/X.2

Hasil Observasi Biota Laut

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME,yang atas karunianya lah maka kami dapat menunaikan amanah kami untuk membuat makalah hasil observasi yang sangat jauh dari kata sempurna ini. Makalah ini berisikan mengenai hasil observasi yang telah dilakukan pada tanggal 5 sampai 8 Agustus 2010 lalu.Makalah ini disusun secara sistematis dan runtut,untuk mempermudah proses pemahaman mengenai keadaan lingkungan serta biota laut yang ada di daerah tersebut,dalam hal ini,Pinrang,Sulawesi Selatan. Akhir kata,tiada gading yang tak retak,makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karenanya,kritik dan saran masih kami tunggu. Makassar,Agustus 2010

Penulis

Azka Layyina Wildany

Page 2

Hasil Observasi Biota Laut

DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2 Daftar Isi 3 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah 5 B.Rumusan Masalah 5 C.Tujuan Observasi 5 D.Manfaat Observasi . 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Kajian Teori . 6 B.Kajian dan Hasil Observasi 12

Azka Layyina Wildany

Page 3

Hasil Observasi Biota Laut

C.Rumusan Hipotesis .. 14 BAB III METODE OBSERVASI A.Variabel dan Definisi Operasional Variabel. 15 B.Rancangan Observasi .. 15 C.Sasaran Penelitian (Populasi dan Sampel) 15 D.Instrumen (Alat dan Bahan) 15 E.Prosedur Pelaksanaan .. 15 F.Rencana Analisis Data 16 G.Jadwal Penelitian .. 16 BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data .. 17 B.Interpretasi Data 17 C.Uji Hipotesis 17

Azka Layyina Wildany

Page 4

Hasil Observasi Biota Laut

D.Pembahasan .. 17 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan 18 B.Saran .......................... 18 DAFTAR PUSTAKA .............. 19 LAMPIRAN

Azka Layyina Wildany

Page 5

Hasil Observasi Biota Laut

PENELITIAN BIOTA LAUT DI PINRANG


BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Adapun latar belakang dilaksanakannya observasi ini adalah sebagai berikut: 1) Pentingnya menjaga biota laut yang ada,karena bila biota laut yang ada melimpah,maka kesejahteraan rakyat pun dapat meningkat 2) Gencarnya himbauan pemerintah untuk tetap menjaga kelestarian biota laut 3) Menambah wawasan

B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari observasi ini Bagaimanakah keadaan lingkungan di pantai ,baik keadaan abiotik maupun biota lautnya? Apakah masih terjaga,atau sudah tercemarkah?

C.Tujuan Observasi
Tujuan observasi ini adalah Untuk mengetahui keadaan lingkungan abiotik maupun biota laut pada pantai

D.Manfaat Observasi
Manfaat observasi ini dapat dilihat dari dua aspek,yaitu
1) Dari aspek teoritis : sebagai acuan pemerintah dalam mengeluarkan

himbauan mengenai pentingnya menjaga keleastarian biota laut

Azka Layyina Wildany

Page 6

Hasil Observasi Biota Laut

2) Dari aspek praktis : sebagai informasi bagi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian biota laut yang nantinya akan berakibat pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Kajian Teori
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang terbaik di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2, namun yang dalam kondisi baik hanya sekitar 6,2 % saja. Kerusakan ini pada umumnya disebabkan oleh 3 faktor, yakni keserakahan manusia, ketidaktahuan dan ketidakpedulian serta penegakan hukum yang lemah. Terumbu karang sebenarnya terbentuk dari kumpulan koral atau karang laut. Koral ini sendiri adalah sejenis hewan laut yang membentuk lapisan keras di sekujur tubuhnya untuk melindungi diri dari pemangsa. Hewan ini berukuran sangat kecil yang disebut polyp, dan memiliki tangan-tangan yang panjang dan banyak untuk menangkap mangsa. Terumbu karang terutama berada di wilayah-wilayah lautan yang hangat dan banyak memiliki cahaya. Oleh sebab itu, Indonesia termasuk sebagai negara yang memiliki terumbu karang terbanyak di dunia. Sementara untuk yang terbesar di dunia sendiri berada di Australia yang yang diberi nama Great Barrier Reef. Kekayaan macam terumbu karang sangat menentukan kehidupan di laut. Terumbu karang menjadi rumah sekaligus sumber makanan dari berbagai hewan laut. Kerusakannya akan sangat mengancam kelangsungan makhluk hidup lautan lainnya. Selain terumbu karang yang menjadi penentu kehidupan, keanekaragaman hayati laut juga terdiri dari hewan-hewan laut (ikan ataupun reptil), plankton

Azka Layyina Wildany

Page 7

Hasil Observasi Biota Laut

yang merupakan tumbuhan dan hewan laut terkecil di laut, serta berbagai bentuk ekosistem di wilayah-wilayah pantai, estuari, maupun delta. Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya baik secara fisik juga biologis. Akibat kombinasi dampak negatif langsung dan tidak langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah. Bagaimanapun juga, tekanan terhadap keberadaan terumbu karang paling banyak diakibatkan oleh kegiatan manusia, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang. Oleh karena itu merupakan kebutuhan mendesak untuk menerapkan konservasi dan rencana-rencana pengelolaan yang baik untuk melindungi terumbu karang dari kerusakan yang semakin parah. Langkah dan kebijakan itu adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya menjaga kelestarian terumbu karang dan mengadakan perencanaan pengelolaan wilayah pesisir yang baik dengan cara mengidentifikasi tingkat kerawanan dari terumbu karang dan meningkatkan pengelolaan yang berkesinambungan. Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip inilah yang setelah ribuan tahun akhirnya membentuk apa yang kita kenal sekarang sebagai terumbu karang. Zooxanthellae adalah suatu jenis Algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Namun di lain pihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi Zooxanthellae. Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat
Azka Layyina Wildany Page 8

Hasil Observasi Biota Laut

dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Peran dan manfaat dari Terumbu Karang yakni sebagai tempat hidupnya ikan-ikan yang banyak dibutuhkan manusia untuk pangan, seperti Ikan Kerapu, Ikan Baronang, Ikan Ekor Kuning, dan masih banyak jenis ikan lainnya. Selain itu terumbu karang juga sebagai benteng atau pelindung pantai dari kerusakan yang disebabkan oleh gelombang atau ombak laut, sehingga manusia dapat hidup di daerah dekat pantai. Terumbu Karang juga sebagai tempat untuk wisata. Karena keindahan warna dan bentuknya sehingga menarik minat banyak orang untuk berwisata bahari, salah satunya dengan Diving atau Snorkling. Untuk jenis terumbu karang yang ada di Taman Nasional Karimunjawa merupakan terumbu karang pantai (Fringing Reef), Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reef) dan beberapa Taka (Patch Reef). Kekayaan jenisnya mencapai 51 genus, lebih dari 90 jenis karang keras dan 242 jenis ikan hias. Dua jenis biota yang dilindungi yaitu Akar Bahar/Karang Hitam (Antiphates spp.) dan Karang Merah (Tubipora musica). Biota laut lainnya yang dilindungi seperti Kepala Kambing (Cassis cornuta), Triton Terompet (Charonia tritonis), Nautilus Berongga (Nautilus pompillius), Batu Laga (Turbo marmoratus) dan 6 jenis Kima. Menurut hasil survey potensi yang dilaksanakan oleh Direktorat Pelestarian Alam, Ditjen PHPA pada tahun 1991, di perairan Kep. Padamarang dan sekitarnya dijumpai potensi sumber daya alam laut yaitu Terumbu Karang (16 species), Ikan Karang atau Ikan Hias (13 species), Ikan Konsumsi (17 species), Moluska (14 jenis) dan Rumput Laut (8 jenis). Karang, secara umum jenis karang yang mendominasi ekosistem terumbu karang di daerah ini adalah Acropora spp., dan Porites spp. Beberapa jenis karang yang ada merupakan biota yang dilindungi oleh CITES, seperti Seriatopora spp., Pocil/opora app., Stylopora spp., Acropora spp., Pavona spp., Fungia sp., dan Heliopora sp. Untuk jenis ikan karang, jenis-jenis ikan hias yang dapat ditemui antara lain Abudefduf sp., Acanthurus sp., Amphiprion sebal, Chaetodon spp., Chaetodonplus sp., Centropyge sp., Drephane sp., Labroides sp., Lethrinus spp., Pomachantus sp., Zebrasoma sp., dan jenis lainnya. Sedangkan jenis Ikan Konsumsi yang ada antara lain Cakalang (Scomberomorus sp.), Tuna
Azka Layyina Wildany Page 9

Hasil Observasi Biota Laut

(Tuna salbatoru), Tongkol (Karsuwonus sp.), Layang (Decapterus sp.), Bambangan (Lutjanus sp.), Kuwe (Caranx sp.), Selar (Selar sp.), Belanak (Mugil sp.), Ekor Kuning (Caesio sp.), Lemuru (Sardinella sp.), Manyung (Tachysurus sp.), Lencam (Lethrinus sp.), Kakap (Lates sp.), Cumi-cumi (Eutherynus sp.), Gurita (Octopus sp.) dan Ubur-ubur (Rhopilana sp.). Moluska, secara garis besar hewan lunak yang ada dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu Gastropoda dan Palecypoda. Beberapa jenis Moluska yang ditemukan merupakan biota yang dilindungi, seperti Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Sisik (T. squamosa), Kima Kecil (T. maxima), Kima Tapak Kuda (Hippopus hippopus), Kepala Kambing (Cassis cornuta), Siput Hijau (Turbo marmoratus) dan Troka (Trochus niloticus). Rumput laut, jenis-jenis Sea Grass yang ditemukan antara lain Caulerpa taxifolia, Eucheuma spp., Gelidium sp., Gracilaria spp., Halimeda sp., Hypnea sp., dan Turbinaria sp. Sedangkan untuk jenis Gracillaria sp., Eucheuma sp., dan Hypnea sp. merupakan jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Echinodermata, jenis-jenis hewan berkulit duri yang ditemukan antara lain Teripang (Holothuria Atra, H. Argus Impatiens, H. Scaraba. H. Vagabunda, Mueliria Lecanora, Stichopus Ananas), Bulu Babi (Diadema setosum, Diadema sp.), Bintang Laut Putih dan Bintang Laut Biru, serta Bintang Bantal. Crustacea, jenis Udang-udangan yang ditemukan antara lain Charybdis Cruciata, Panulirus Dasyprus, P. Versicolor (Udang Barong), Portunus Pelagius, Phodopthalmus sp., dan Thalamita Danae. Jenis satwa air lain yang dapat dijumpai adalah Penyu Hijau (Chelonia midas) dan Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata). Sedangkan di Taman Nasional Komodo, bentang perairan di kawasan ini memang punya daya pesona luar biasa dalam menurut hati para wisatawan pemuja keindahan bawah laut. Paling tidak, kawasan ini yang memiliki bentang laut seluas 132.572 hektar ini di dalamnya menyimpan 1.000 jenis Ikan, 260 jenis Karang dan 70 jenis Bunga Karang (Sponge) yang didominasi jenis Acropora spp. Berbagai jenis ikan karang dengan gradasi warna menarik hidup di sini, seperti Chaetodon spp, Amychiprion spp dan jenis langka Chelinus
Azka Layyina Wildany Page 10

Hasil Observasi Biota Laut

undulatus. Pesona keindahan alam bawah laut itu makin sempurna, mengingat perairan Taman Nasional Komodo juga merupakan jalur migrasi lima jenis ikan Paus, 10 jenis Ikan Lumba-lumba dan Duyung. Selain itu Terumbu Karang di perairan Taman Nasional Komodo termasuk yang terindah dan terkaya di dunia dengan tingkat kerusakan yang relatif kecil. Berjenis-jenis Ikan Karang dengan gradasi warna yang indah-indah ada di dalamnya yang siap memuaskan para wisatawan yang menggandrungi keindahan alam bawah laut. Hal serupa juga bisa ditemui di perairan laut Pulau Menjangan yang juga merupakan Diving atau Snorkling. Berjarak 500 meter arah Barat dari Pos Satu. Daerah ini baik sekali untuk scuba diving, namun penyelam harus menguasai betul teknik penyelaman, mengingat arusnya yang kuat. Karangnya tumbuh subur, baik dari jenis karang keras Millephora Sp., maupun karang lunaknya. Karena lokasi ini sebagai daerah lintasan ikan-ikan besar, disini dapat menikmati atraksi alami dari Ikan Lumba-lumba. Kalau beruntung, dibagian yang berpasir putih dapat dijumpai pula salah satu jenis Penyu yang ada. Berjarak 600 meter arah utara dari Pos Satu terdapat bangkai kapal yang kini telah penuh denagn karang. Pertumbuhan karangnya sangat baik mulai dari tempat datar, curam sampai dalam. Yang menarik adalah Acrophora Sp., karena ukurannya dapat mencapai garis tengah 75 cm. Sedangkan di bagian Utara Pulau Menjangan, warna karangnya sangat indah. Adanya asosiasi dengan biota laut lainnya, antara lain dengan Ikan Karang, Crinoid, Cacing Laut dan Kima, maka menjadikan tempat ini sungguh mengesankan. Arus air lautnya cukup deras, sehingga memberi pengaruh positif bagi kehidupan biota laut ditempat ini. Sedangkan dibelakang Pos Dua, ditumbuhi oleh jenis karang campuran dari berbagai bentuk antara lain Meja, Cendawan, Tanduk dan Selimut. Ada juga Ikan Hias yang terdapat disana antara lain Bath fish, Clown fish, Ampripion dan Parrot fish. Untuk Ikan Badut sendiri atau sering disebut dengan Clown Fish, memang punya ciri khas yang paling menarik, badannya dihiasi dengan warna-warna cemerlang. Ikan badut hidup di cabang-cabang karang yang mirip pohon yang disebut sebagai Anemon Laut. Ada kapsul-kapsul beracun pada cabang-cabang anemon laut yang akan membuat ikan yang menyentuhnya terluka atau mati. Namun Ikan badut tidak pernah terluka oleh Anemon Laut
Azka Layyina Wildany Page 11

Hasil Observasi Biota Laut

ini. Bahkan mereka bersembunyi di balik cabang-cabang tersebut yang membuatnya aman dari pemangsa. Ada cairan yang khusus di badan ikan badut ini yang melindunginya dari gigitan Kapsul Anemon Laut. Tidak seperti ikan-ikan lainnya, Ikan Badut ini dapat mengeluarkan cairan yang melindunginya dari racun di sekitar tempat hidupnya. Saat berada dalam bahaya, ia secara cepat bersembunyi di antara kapsul-kapsul beracun tersebut. Memang menyelam ke dasar laut seolah-olah memasuki hutan belantara bawah laut. Berbagai jenis karang keras maupun lunak yang hidup berkoloni ataupun soliter membentuk seperti tajuk pepohonan. Dasar laut yang rata, landai, dan yang berupa cekungan membentuk ngarai-ngarai dengan dinding terjal bergua-gua. Warna-warni karang tumbuh menjulang di dasar laut seperti tajuk-tajuk pohon hutan yang rimbun. Berbagai jenis ikan warna-warni melayang-layang di atas hamparan terumbu karang sehingga terlihat indah sekali. Namun berhati-hatilah jangan sampai tersengat Karang Api, terkena Racun Sirip Ikan Lepu atau bahkan diserang Ikan Barakuda atau Hiu Ganas. Karang Keras terbentuk oleh binatang-binatang kecil dan berumah sekeras batu karena tersusun dari lapisan kapur (kalsium karbonat). Berbeda dengan karang lunak yang lembek dengan nematosit untuk melumpuhkan mangsa. Dari bentuknya, ada Karang Bercabang-cabang, Karang Padat, Karang Kerak, Karang Meja, Karang Daun yang berlembar-lembar, dan Karang Jamur, dengan bermacam-macam ikan yang melintas di atasnya. Seperti halnya di darat, di bawah sana juga terdapat kehidupan siang dan malam. Karang "siang" nampak indah pada siang hari. Misalnya jenis Goneophora sp., yakni jenis karang keras dengan tentakel (tangan) yang pada siang hari menjulur dan aktif menangkap plankton-plankton untuk dimangsa. Saat malam tiba, tentakel-tentakel itu disembunyikan di balik mangkuknya. Sementara ada karang yang bila disorot lampu di malam hari kelihatan biru menyala. Karang lunak Nepthya sp. lebih aktif pada malam hari. Millepora sp., jenis karang ini seakan-akan menyala pada bagian ujungnya. Anemon yang memiliki zat beracun memang dekat dengan Ikan Anemon (Amphiprion sp.). Ikan-ikan kuning oranye dengan strip putih vertikal suka berenang di antara tentakel anemon. Di dasar laut berpasir nampak binatang merayap berbentuk bintang merah dan biru. Bintang laut biru
Azka Layyina Wildany Page 12

Hasil Observasi Biota Laut

(Linckia laevigata) juga bisa ditemui di perairan dangkal dan kelihatan jelas bila air surut. Hampir tidak dikenali, sejenis ikan mirip Ikan Sapu-sapu besar (Orectolobidae) yang bersembunyi di bawah karang. Cacing Laut dan macam-macam Udang warna-warni biasanya merayap pelan di celah-celah dasar karang. Sementara itu Ikan Kupu-kupu yang warna-warni indah akan terlihat menarinari di sela-sela karang. Ikan jenis ini kebanyakan hidup di Terumbu Karang dan beberapa mampu beradaptasi di perairan yang hangat dan dalam. Namun ikan-ikan ini paling banyak terkonsentrasi di Terumbu Karang di perairan Indonesia. Misalnya, Chaetodon Burgessi yang bergaris-garis hitam, C. Ocellicandus dengan totol di bagian ekornya, dan C. Melannotus dengan bagian punggung hitam. Tingginya kadar garam dan bertambahnya kedalaman menjadikan air nampak keruh dan gelap. Di cekungan dasar laut yang lebih dalam, biasanya akan terlihat serombongan ikan besar kecil, termasuk jenis Ikan Emperor (Lethrinus microdon) yang bersisik putih mengkilap keperak-perakan. Alga yang terdapat di dalam laut tidak terhitung jenisnya ada yang berwarna hijau, merah, merah kecoklatan dan lain-lain. Jenis Bunga Karang (Porifera) juga berwarna-warni, antara lain, Stylotella Aurantium yang bentukny seperti rumah tawon atau Acanthella Klethra yang mirip rumah rayap yang berwarna kuning. Di balik keindahan sosok makhluk laut tidak sedikit yang beracun, adakalanya mengakibatkan luka fisik, bahkan bisa juga mematikan. Karang api contohnya, Karang ini bisa melepuhkan kulit jika tersentuh. Tidak hanya itu, ikan yang bentuknya aneh pun bisa jadi beracun. Misalnya Ikan Lepu yang menyamar di bawah karang yang keras, ia akan mengeluarkan racun yang berbahaya bila siripnya yang berumbai-rumbai tersentuh. Ikan jenis ini banyak hidup di perairan tropis Indo-Pasifik dari Afrika Selatan sampai Pasifik Barat, termasuk juga Asia Tenggara. Mereka hidup pada kedalaman 1 hingga 50 m. Biasanya di dapat ditemukan di gua atau dekat kepala karang. Ikan Lepu ini ada juga yang berlurik seperti Zebra, namun ada juga yang berwarna gelap. Selain jenis ikan, ada pula jenis ular misalnya Ular Laut Belang Putih Hitam (Laticauda sp.). Ia melayang gemulai di dalam air yang kemudian bersembunyi di lubang karang. Ular ini sensitif selagi musim kawin dan akan
Azka Layyina Wildany Page 13

Hasil Observasi Biota Laut

menyerang bila diganggu dan kabarnya, kekuatan bisanya melebihi King Cobra. Ada juga Ikan Hiu Kepala Martil yang tergolong jenis ikan ganas. Dari 250 hingga 300 jenis hiu, terdapat 10 sampai 15 jenis ikan hiu dengan tipe menyerang. Dengan sensor getar di dekat moncong hidungnya, ikan hiu mampu mencium bau darah dari jarak berkilo-kilo meter. Ada juga Ikan Barakuda yang menyukai benda-benda mengkilap dan tanpa basa-basi akan langsung menyergap, berbeda dengan ikan hiu yang mengitari calon mangsanya sebelum menyerang. Yang juga bisa dilihat dari perairan di daerah untuk Diving atau Snorkling adalah Teripang, Kima (sejenis Kerang Raksasa), Penyu, dan Kepiting Kenari atau Kepiting Kelapa (Birgus latro). Selain itu Padang Lamun dan Rumput Laut juga dapat kita temukan. Padang Lamun dan Rumput Laut merupakan jenis-jenis tumbuhan laut. Rumput laut tidak seperti ganggang, mereka memiliki akar dan menghasilkan biji, sehingga dapat membentuk hamparan luas yang merupakan tempat ikan bertelur dan berkembang. Habitat Lamun dan Rumput Laut merupakan habitat bagi jenis Ikan Duyung dan Penyu Laut.

B.Kajian dan Hasil Penelitian


Ahli Temukan 300 Spesies Biota Laut dari Perairan Nusantara BPPT menyatakan, sekitar 300 spesies biota laut yang hidup di perairan laut dalam Nusantara berhasil ditemukan. Biota laut yang baru ditemukan lewat hasil penelitian dan riset itu hidup di kedalaman laut sejauh 600 meter dari permukaan air laut. Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr Jana Tjahjana Anggadiredja mengungkapkan hal tersebut di sela-sela pertemuan Indian Ocean Global Ocean Observing System (IOGOOS) Workshop and 3 Annual Meeting. Aktivitas yang melibatkan utusan dari 16 negara itu tengah berlangsung di Kuta, pekan ini. Menurut Jana, 50 persen dari spesies biota laut tersebut belum ada namanya, karena jenis ikan tersebut baru pertama kali ditemukan.

Azka Layyina Wildany

Page 14

Hasil Observasi Biota Laut

Ia menjelaskan, jenis ikan baru tersebut yang ditemukan lewat penelitian atas kerjasama dengan Badan Riset Jepang selama tiga tahun terakhir ini, 2003-2005, selain untuk dikonsumsi, juga berkhasiat sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Penelitian yang masih berlangsung hingga tahun 2006 itu, menemukan spesies jenis baru di sepanjang laut mulai dari Kepulauan Sumatera, Jawa hingga perairan Bali, katanya. Hasil penelitian baru dalam bidang perikanan yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan penangkapan dan pengolahan hasil yang optimal itu, menunjukkan betapa besarnya potensi kelautan Nusantara. Bahkan potensi perairan laut dalam yang selama ini belum terjangkau sama sekali, pun sangat besar. Hal itu disebabkan karena nelayan maupun kapalkapal penangkap ikan umumnya baru menjangkau jenis ikan yang hidup di permukaan air laut. Di masa mendatang, menurutnya, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia perlu didorong untuk menyenangi dan mencintai laut, sekaligus memanfaatkan potensi kekayaan laut Indonesia yang melimpah ruah demi kesejahteraan serta kemakmuran bangsa dan negara Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dengan luas lautan sekitar 3,1 juta km2, ZEE 2,7 juta km2 dan panjang pantai 81.000 km dengan 17 ribu pulau lebih, Indonesia memiliki potensi ekonomi yang bernilai tinggi. Negara maju yang sukses mengelola sumberdaya kelautan sebenarnya banyak yang ingin merintis kerja sama dengan Indonesia, namun tidak pernah terwujud, tambahnya. Padahal perkawinan teknologi bidang perikanan antara negara maju dengan Indonesia sangat diperlukan, guna memberikan hasil yang lebih baik, sekaligus menggarap potensi kelautan Indonesia secara maksimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, demikian Jana.

Kapal modern Jana juga menuturkan, prestasi baru dalam bidang penelitian dan riset terhadap potensi perikanan air dalam itu berkat dukungan teknologi yang canggih, yakni kapal modern berstandar internasional.

Azka Layyina Wildany

Page 15

Hasil Observasi Biota Laut

BPPT dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang bergerak dalam penelitian potensi biota laut air dalam, memiliki enam kapal modern yag berstandar internasional. Keenam kapal yang dilengkapi dengan teknologi canggih masing-masing empat buah milik BPPT dan dua buah milik LIPI yang hingga sekarang masih dioperasikan bagi kepentingan penelitian dan riset terhadap potensi kelautan tersebut. Dukungan badan riset Jepang juga sangat besar perannya dalam menganalisa penemuan biota baru itu, dan ia mengharapkan hasil penelitian itu dapat dimanfaatkan untuk menggarap potensi kelautan Indonesia secara maksimal. Isi perut laut Indonesia yang dipantau lewat satelit, kini diketahui oleh banyak negara, sehingga mereka menuntut Indonesia untuk mampu memanfaatkan potensi itu dengan baik, ujar Jana. Departemen Kelautan dan perikanan di bawah kendali Menteri Fredy Numbery, telah melakukan berbagai upaya dan terobosan untuk menggarap potensi kelautan demi kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. Namun, Indonesia menghadapi berbagai kendala dalam bidang penangkapan ikan antara lain menyangkut bahan bakar minyak untuk mengoperasikan kapal, serta jumlah peralatan yang terbatas.

C.Rumusan Hipotesis
Keadaan lingkungan abiotik,maupun biota laut di pantai. telah tercemar dan sudah tidak terjaga kelestariannya

Azka Layyina Wildany

Page 16

Hasil Observasi Biota Laut

BAB III METODE OBSERVASI


A.Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas : Keadaan lingkungan abiotik dan biotik Operasional variabel : Keadaan lingkungan abiotik dan biotik setiap 16 m Variabel terikat : Kelestarian biota laut Operasional variabel : Kelestarian biota laut,baik yang hidup di pantai/daratan,lautan/perairan,dan di dua alam(lautan dan pantai)

B.Rancangan Observasi
1) Pengamatan biota laut dan lingkungan abiotiknya hari pertama,tanggal 6 Agustus 2010 2) Pengamatan biota laut dan lingkungan abiotiknya hari kedua,tanggal 7 Agustus 2010

Azka Layyina Wildany

Page 17

Hasil Observasi Biota Laut

3) Pengamatan biota laut dan lingkungan abiotiknya hari ketiga,tanggal 8 Agustus 2010

C.Sasaran Observasi (Populasi dan Sampel)


Sasaran observasi adalah seluruh biota laut yang ada di pantai. beserta lingkungan abiotiknya

D.Instrumen Observasi
Instrumen-instrumen di dalam observasi biota laut adalah sebagai berikut : 1) Kamera 2) Buku Catatan 3) Wadah (untuk mengambil sampel bila diperlukan)

E.Prosedur Observasi
Prosedur-prosedur di dalam observasi adalah : 1) Amati keadaan pantainya,mulai dari pasirnya,hingga tanamantanaman liar serta biota-biota laut yang ada di sekitar pantai tersebut 2) Amati keadaan lautnya,mulai dari airnya,hingga tanaman-tanaman liar serta biota-biota laut yang hidup di dalam laut tersebut. 3) Catat keadaan lingkungan sekitar pantai tersebut 4) Ambil gambar-gambar yang mungkin dapat menunjang hasil observasi ini

F.Rencana Analisis Data


Analisis data dalam observasi ini adalah sebagai berikut :
1) Mengamati keadaan lingkungan abiotik maupun biota laut yang ada di

pantai
2) Membandingkan keadaan serta kelestarian biota laut yang ada di

pantai dengan pantai-pantai lain yang berada di Indonesia

G.Jadwal Observasi
Nama kegiatan : Observasi biota laut di pantai..

Azka Layyina Wildany

Page 18

Hasil Observasi Biota Laut

Tanggal dan waktu kegiatan : 6 s/d 8 Agustus 2010.saat pasang dan surut air laut

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN


A.Deskripsi Data
Hasil-hasil observasi adalah sebagai berikut : 1) Pasir pantainya merupakan pasir yang umum ditemukan di pantai lain 2) Keadaan lingkungan sekitar pantai tidak begitu kering namun berangin 3) Ditemukan beberapa pohon mangrove di sekitar pantai 4) Ditemukan pula beberapa tanaman liar yang tumbuh di sekitar pantai 5) Pantai ini belum tercemar oleh sampah non organik,hanya sampah organik dari makhluk hidup yang ada di sekitar pantai tersebut 6) Lautnya masih sangat jernih 7) Biota laut di pantai ini belum terusik,namun tidak ada tindakan khusus mengenai kelestariannya

Azka Layyina Wildany

Page 19

Hasil Observasi Biota Laut

B.Interpretasi Data
Dalam observasi ini,hipotesis di tolak,karena ternyata keadaan biota lautnya masih terjaga dan lestari.

C.Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil observasi,dapat dilihat bahwa keadaan lingkungan abiotik dan biota laut yang berada di pantai masih terjaga,belum tercemar,dan masih sangat terjaga kelestariannya,yang berarti bertolak belakang dengan hipotesis awal yang menyatakana bahwa keadaan pantai sudah tercemar.

D.Pembahasan
Pantaiternyata merupakan salah satu pantai yang masih terjaga kelestariannya hingga kini.Padahal,sangat banyak pantai yang sudah mengalami kerusakan,baik kerusakan yang disebabkan oleh alam,maupun oleh tangan manusia.Objek-objek biota lautnya pun masih sangat alami,hidup,bebas,dan berkembang di pantai ini.Namun,dikhawatirkan,pantai ini pun akan mengalami kerusakankerusakan seperti pantai-pantai lainnya yang berada di Indonesia,khususnya di Sulawesi Selatan,karena tidak adanya tindakan pencegahan,ataupun himbauan,ataupun pengawasan dari pemerintah setempat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan
Kesimpulan dari observasi ini adalah : Keadaan lingkungan abiotik maupun biota laut yang berada di pantai masih terjaga,belum tercemar,dan masih sangat terjaga kelestariannya

B.Saran
Saran-saran berdarkan kegiatan observasi : 1) Perlu ada peraturan khusus yang mengatur mengenai kelestarian lingkungan sekitar,terutama pantai dan hutan

Azka Layyina Wildany

Page 20

Hasil Observasi Biota Laut

2) Perlunya pengembangan ilmu pengetahuan di bidang biota laut agar tidak terjadi kesalahan atau kegagalan dalam penanganan dan pelestarian biota laut yang ada di Indonesia 3) Perlunya penambahan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian biota laut yang ada

DAFTAR PUSTAKA
http://puspitek.info/ http://www.lautanindonesia.com/

Azka Layyina Wildany

Page 21

You might also like