You are on page 1of 27

1

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAYA SERAP SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 1 KETAPANG A. Latar Belakang Sekolah merupakan institusi atau lembaga yang berfungsi sebagai pelaksana dari kegiatan belajar mengajar yang merupakan sistem yang tak terpisahkan dari sebuah pendidikan. Untuk mencapai hasil pendidikan maksimal sesuai target, maka diperlukan berbagai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap kegiatan yang diselenggarakan dalam istitusi atau lembaga pendidikan. Walau demikian merupakan fakta yang tak terbantahkan bahwa kemajuan peradaban dalam perputaran roda jaman menuntut para aktivis dan pelaksana dalam dunia pendidikan untuk terus aktif berkreasi dan berinovasi untuk mencari rumusan-rumusan sistematika dan metodologi pendidikan merupakan upaya untuk mencapai hasil yang maksimal. Dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya memperhatikan salah satu komponen saja, melainkan semua komponen harus berfungsi secara serasi, karena masing-masing komponen saling mempengaruhi dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam keseimbangan sebuah sistem. Banyak metode mengajar yang dapat digunakan oleh seorang guru. Dalam pelajaran agama guru hendaknya berusaha agar siswa dapat memahami maksud dan makna agama. Oleh karena itu, guru harus terampil memilih dan

menggunakan salah satu metode yang tepat. Agar proses pembelajaran berhasil, maka guru harus menggunakan metode pengajaran yang tepat dalam rangka pencapaian hasil belajar yang optimal dan maksimal. Sebab jika guru tidak dapat menggunakan metode mengajar dengan tepat sesuai dengan tujuan, materi dan kemampuan siswa, kemampuan guru maupun keadaan waktu dan peralatan yang tersedia, maka guru tersebut tidak dapat mencapai apa yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Metode yang lazim digunakan dalam kegiatan mengajar adalah metode ceramah. Peninjauan peneliti pada sekolah SMPN 1 Ketapang dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sebagian besar guru mengajar menggunakan metode konvensional, yaitu metode ceramah. Metode ceramah digunakan mengingat efesiensi waktu dan kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaannya, mengingat dalam metode ceramah, siswa hanya cukup mendengar dan menulis. Diantara banyak metode mengajar yang dapat digunakan oleh guru selain metode ceramah adalah metode tanya jawab. Keunggulan metode tanya jawab tentunya diharapkan dapat lebih efisien berdampak pada keberhasilan belajar siswa. Dalam metode tanya jawab terdapat umpan balik dari guru dengan lebih cepat, sehingga apa yang benar-benar tidak difahami oleh siswa segera dapat dijelaskan oleh guru. Selain itu, guru dapat mengetahui secara nyata dari uraian verbal siswa, secara rasional dimana yang telah difahami siswa dan dimana yang tidak diketahui oleh siswa. Dengan begitu pengukuran daya serap siswa dapat dilihat secara langsung.

Lazimnya menggunakan metode ceramah di SMPN 1 Ketapang, mengakibatkan metode tanya jawab tidak sepenuhnya menjadi perhatian guru. Oleh karena itu, melihat faktor keunggulan dari metode tanya jawab maka perlu kiranya metode tanya jawab menjadi salah satu metode yang dapat dilakukan secara efektif di SMPN 1 Ketapang guna meningkatkan daya serap belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk lebih dalam meneliti permasalah metode tanya jawab, terutama di SMPN 1 Ketapang. Dengan demikian peneliti mengangkat judul penelitian ini dengan judul: Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan Kemampuan Daya Serap Siswa

Kelas VII Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Ketapang. B. Masalah Dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan di atas, maka permasalahan yang muncul dan dapat dirumuskan dengan Apakah penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan daya serap siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Ketapang? Selanjutnya rumusan masalah penelitian ini dijabarkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode tanya jawab pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Ketapang?

2. Bagaimana daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ketapang sebelum penerapan metode tanya jawab? 3. Bagaimana daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ketapang setelah penerapan metode tanya jawab? 4. Apakah metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ketapang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Penerapan metode tanya jawab pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMPN 1 Ketapang. 2. Daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Ketapang sebelum penerapan metode tanya jawab. 3. Daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Ketapang sesudah penerapan metode tanya jawab. 4. Peningkatan kemampuan daya serap siswa kelas VII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ketapang.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan memperdalam pengetahuan kajian peningkatan daya serap siswa melalui penerapan metode tanya jawab. Sehingga menambah referensi ilmiah di dalam dunia pendidikan khususnya di Ketapang. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti, sebagai calon guru yang diharapkan dapat menjadi guru profesional, penelitian ini memberikan pengalaman efektif dalam mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab, sekaligus

memberikan gambaran ilmiah tentang penerapan metode tanya jawab. b. Bagi sekolah SMPN 1 Ketapang, penelitian ini dapat menjadi masukan dan bahan evaluasi dalam penerapan metode mengajar, salah satunya mengenai penerapan metode tanya jawab. c. Bagi lembaga STAI Al-Haudl Ketapang, khususnya Jurusan Tarbiyah dapat menjadi bahan kajian lebih lanjut dalam rangka mendesain sebuah metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya dalam Pendidikan Agama Islam.

E. Kajian Pustaka 1. Pengertian Daya Serap Siswa Daya serap berasal dari dua kalimat, daya yang berarti kekuatan, kemampuan, dan serap yang berarti mengambil. Jadi daya serap adalah kemampuan untuk menangkap dan memahami sebuah materi hingga siswa dapat menjabarkan kembali materi yang diterima dengan benar. Daya serap juga disebut sebagai intelegensi atau kecerdasan. Menurut William Stern, intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada menurut tujuannya. Sedangkan Suharsimi (1990: 96) mengatakan bahwa seorang dikatakan intelegensi apabila orang yang bersangkutan mempunyai

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami masalah. Sedangkan intelegensi menurut J.P Chaplin adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Setelah mengulas satu persatu pengertian dari daya serap dan siswa, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari daya serap siswa adalah kemampuan berfikir anak didik, baik secara lansung ataupun secara langsung baik dari faktor pribadi anak didik, lingkungan atau dari pengajar.

2. Perbedaan Daya Serap Siswa Tiap orang memiliki berbagai daya, diantaranya daya mengingat, menyerap, berpikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk) maka daya daya itu perlu untuk dilatih, sehingga dapat berfungsi. Daya dari kegiatan belajar pada prinsipnya merupakan kemampuan siswa untuk menangkap dan memahami sebuah materi ajar, sehingga siswa dapat mengembangkan kembali materi yang diteriman, dan dapat mengulas materi yang diterima dengan bahasanya sendiri dengan baik dan benar. Pada diri siswa terdiri berbagai daya serap, yaitu antara lain daya mengingat, berfikir, merasakan, kemauan, dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Tiap orang memiliki daya-daya tersebut, hanya berbeda kekuatannya saja. Agar daya-daya itu berkembang (terbentuk) dengan baik maka daya-daya itu perlu dilatih, sehingga dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Suatu yang sangat menyulitkan dalam pembelajaran adalah adanya perbedaan daya serap individual diantara anak satu dengan anak yang lainnya walaupun dalam umur yang sama dan kelas yang sama. Makin tinggi kelasnya makin besar pula perbedaannya. (Nasutioan, 1999:48). Pembelajaran individual akan senantiasa merupakan masalah

perhatian para pendidik. Sejak lama diketahui adanya perbedaan antara berbagai individu yang harus diperhatikan. (Nasution, 1995:58).

Faktor yang mempengaruhi daya serap siswa merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penangkapan dan penerimaan materi belajar di dalam proses belajar, hal ini meliputi (H. Sunarto, Ny. B. Agung Hartono, 1999: 16) : 1) Kecerdasan (intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Menurut seorang ahli psikologi yakni William Stern, intelegensi merupakan daya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan baru dengan menggunakan bahan-bahan pikiran yang ada menurut tujuannya. Whitherington, menyatakan bahwa seseorang dikatakan intelegensi apabila orang yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan cepat tanpa mengalami sesuatu masalah. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 57). 2) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ini merupakan factor keturunan seseorang. Menurut Margon bahwa gen mengatur sifat menurun tertentu yang mengandung satuan informasi genetik. Gen ini merupakan satuan kimia yang diwariskan dalam kromosom yang dengan interaksi lingkungan mempengaruhi atau menentukan perkembangan suatu individu. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 53-55). Jadi dapat disimpulan

faktor keturunan yang dapat mempengaruhi perbedaan daya serap siswa. Anak yang baru lahir belum mampu menghadapi kehidupan, tetapi tergantung kepada rangsangan-rangsangan dari luar. Anak yang tumbuh dan berkembang dilingkungan yang baik, ia akan baik. Demikian juga sebaliknya, anakyang tumbuh dan berkembang di lingkungan yang jelek, maka ia akan jelek. 3) Minat Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila akan mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.(H. Sunarto, 1999: 15). 4) Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu (Sutikno, 2007: 19). Dorongan yang kuat untuk belajar dapat mengantarkan suasana penyerapan yang baik bagi siswa. Kondisi ini dapat meningkatkan efektifitas belajar secara maksimal.

10

3. Pengukuran Daya Serap Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dan daya serap siswa dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis yaitu : a. Tes formatif Menurut Thoifuri (2008:199) Tes formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan pada saat siswa telah mengikuti proses pengajaran pada waktu akhir satu sub pokok bahasan program pengajaran bidang studi tertentu. Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Fungsinya untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu. b. Tes subsumatif Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. c. Tes sumatif Menurut Thoifuri (2008:199) tes sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setelah siswa mengikuti satu pokok bahasan materi pelajaran. Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap

11

bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu priode belajar tertentu. Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Namun, sampai ditingkat manakah prestasi (hasil) belajar itu bisa dicapai inilah yang menjadi masalahnya. Sehubungan dengan ini keberhasilan dalam proses belajar mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, yakni: 1) Istimewa/maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2) Baik sekali/optimal : Apabila sebagian besar (76 % 99 %) bahan pelajaran yang diatarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3) Baik/minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60 % - 75 % saja dikuasai oleh siswa. 4) Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. 4. Pengertian Metode Tanya Jawab Pengertian dari metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh murid. (Abu Ahmadi, 2001: 11). Menurut Djamaludin Darwis, metode tanya jawab adalah metode mengajar dengan menggunakan komunikasi dua arah (two way traffic), guru bertanya murid

12

menjawab atau sebaliknya sehingga terjadi dialog dari kedua belah pihak.
(Yusuf

Djajadisastra. 2000:22). Dalam Metodik khusus pengajaran agama Islam dikemukakan :

Metode tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangankekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan. Dalam sejarah perkembangan Islam pun dikenal metode Tanya jawab, karena metode ini dipakai oleh para Nabi dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran yang dibawa kepada umatnya. (Armai Arief, 2002: 141). Firman Allah yang berkaitan dengan metode Tanya jawab adalah :

Artinya : " Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui,." (Q.S An-Nahl : 43). Dengan demikian jelaslah bahwa metode Tanya jawab adalah metode yang paling tua di samping metode ceramah dan efektifitasnya lebih besar daripada metode ceramah ataupun metode yang lainnya. Metode ini sudah pernah digunakan pada zaman Nabi Musa yaitu di saat Nabi Musa tanya jawab dengan Firaun. Seperti dalam Al-Qur'an surat Asy-Syuaraa ayat 23 24:

13


Artinya: Firaun bertanya: Siapa Tuhan semesta alam itu? Musa menjawab: Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang diantara keduanya (itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orang-orang) mempercayai- Nya (QS. AsySyuaraa : 23-24) 5. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Tanya Jawab Adapun keunggulan dalam metode tanya jawab ini adalah, sebagai berikut (Zuhairini, 1983: 87): a. Situasi kelas lebih hidup, karena anak-anak aktif berfikir dan menyampaikan buah pikirannya dengan melalui berbicara atau menjawab pertanyaan. b. Sangat positif sekali karena mendorong anak untuk berani

mengemukakan pendapat dengan lisan secara teratur. c. Timbulnya perbedaan pendapat diantara anak-anak akan membuat kelas pada situasi diskusi. d. Mendorong murid lebih aktif dan lebih bersungguh-sungguh dalam arti murid biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.

14

e. Walaupun agak lambat, tetapi guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian murid pada masalah yang dibicarakan. Menurut Zuhairini (1983: 87) ada beberapa kelemahan metode tanya jawab diantaranya sebagai berikut : a. Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah. Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-kadang menyebabkan bahan pelajaran tak dapat dilaksanakan menurut yang ditetapkan. b. Adanya kemungkinan terjadi perbedaan pendapat antara guru dan murid. Hal ini terjadi karena pengalaman murid berbeda dengan guru. c. Kadang terjadi penyimpangan masalah dari pokok bahasan. Karena adanya misinterpretasi antara yang mengajukan pertanyaan (guru) dan yang menjawab pertanyaan (murid). d. Waktu yang tersedia seringkali tidak mencukupi untuk suatu proses Tanya jawab secara relatif utuh dan sempurna sesuai rencana. e. Kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran. f. Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama apabila terdapat jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran yang dituju.

15

6. Tahap-Tahap Pelaksanaan Metode Tanya Jawab Langkah-langkah penggunaan metode Tanya jawab adalah sebagai Berikut (Armai Arief, 2002: 144) : a. Menentukan tujuan yang akan dicapai. b. Merumuskan pertanyaan yang akan diajukan. c. Pertanyaan diajukan kepada siswa secara keseluruhan, sebelum menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. d. Membuat ringkasan hasil Tanya jawab, sehingga diperoleh pengetahuan secara sistematis. Selain langkah-langkah yang telah disebutkan diatas, dalam buku "Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam" karya Zakiah Daradjat, disebutkan teknik dalam mengajukan pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut (Zakiah Daradjat, 1995: 309) : a. Mula-mula diajukan kepada semua anak didik baru ditanyakan kepada anak didik tertentu. b. Berikan waktu untuk berfikir dan menyusun jawaban. c. Pertanyaan diajukan bergilir, jangan berdasarkan urutan bangku atau urutan daftar yang telah disusun (daftar hadir). Guru dapat menempuh berbagai teknik yang variatif dalam mengajukan pertanyaan antara lain (Ramayulis, 2001: 143) : a. Mengkombinasikan berbagai tipe dan jenis pertanyaan.

16

b. Mengajukan pertanyaan yang saling bertalian satu sama lain. c. Mengajukan pertanyaan yang sama jenisnya terhadap sejumlah siswa sebelum beralih kepada jenis pertanyaan yang lain. d. Berbagai pertanyaan siswa didorong untuk dapat menarik generalisasi dari hal-hal khusus kepada hal-hal yang umum, atau dari berbagai fakta menuju hukum-hukum. e. Generalisasi yang dijadikan sebagai titik tolak, siswa diharapkan dapat menyatakan pendapatnya tentang berbagai kasus atau data yang ditanyakan. F. Hipotesis Tindakan Hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2002: 64) dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan kemampuan daya serap siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Ketapang. G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi A. (2002: 78) ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas.

17

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Dalam hal ini kelas bukan wujud ruangan tetapi diartikan sebagai sekelompok siswa yang sedang belajar. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk, (2002: 3), bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian tindakan (Action Reasearch), menurut Suharsimi Arikunto (2002: 2) penelitian ini dilakukan oleh seseorang yang bekerja

mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. sesuatu Dalam penelitian ini, yang peneliti secara

melakukan khusus

tindakan,

eksperimen, dilihat

diamati

terus

menerus,

plus-minusnya,

18

kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.

2. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah SMP Negeri 1 Ketapang pada siswa kelas VII. Dan waktu yang digunakan dalam penelitian ini dari bulan Januari 2011 Maret 2011. 3. Sumber Data Sumber data dalam suatu penelitian adalah subjek dari mana data itu diperoleh. Data kualitatif amat bersifat subjektif, jenis data ini kebanyakan digunakan dalam penelitian kualitatif, dan biasanya diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian. Berdasarkan sumbernya, data terbagi menjadi dalam dua kelompok jenis data, data primer dan data skunder. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah: a. Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ketapang b. Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP Negeri 1 Ketapang 4. Rancangan Penelitian Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan: Perencanaan, Implementasi, Observasi, dan Refleksi, dan dilaksanakan dengan kolaborasi partisipatif antara peneliti dengan guru

19

Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1, Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.

Pengamatan awal di SDN 01 Sei Putri

Permasalahan Siklus I Terselesaikan

Rencana Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Refleksi I

Observasi I

Belum Terselesaikan Siklus II Terselesaikan

Rencana Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II

Observasi II

Gambar 1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Dalam rancangan penelitian ini prosedur yang dilakukan pada tiaptiap siklus adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan

20

1) Memilih materi yang tepat untuk dijadikan materi pembelajaran pada penerapan metode tanya jawab. 2) Mendiskusikan dengan guru tentang persiapan pembuatan RPP dan strategi tanya jawab. 3) Menyiapkan RPP untuk materi yang telah ditentukan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan 1) Sebelum mengajar guru membuka pelajaran dan mengecek kehadiran siswa. 2) Guru menginformasikan pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan, dan meminta setiap siswa aktif mengikutinya. 3) Guru mengajukan pertanyaan secara keseluruhan sebelum menunjuk siswa untuk menjawabnya. 4) Guru memberi waktu memberi kesempatan berpikir pada siswa 5) Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan secara bergilir. 6) Guru memberikan umpan balik dan sebagai penguatan pada materi bahasan. Dan menjelaskan lebih lengkap atas jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang diajukan pada siswa. 7) Guru dapat melempar pertanyaan pada siswa lain jika siswa yang ditunjuk tidak dapat menjawab pertanyaan dan dapat pula

21

memberikan hukuman yang menarik bagi siswa yang tidak dapat menjawab. c. Tahap Observasi Observasi terhadap proses penerapan metode tanya jawab yang sedang berlangsung dilakukan untuk mengamati proses belajar siswa sesuai dengan indikator daya serap siswa yang terdapat pada lembar observasi, serta untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengim-plementasikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru saat berlang-sungnya penerapan metode tanya jawab. d. Tahap Refleksi Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi dari tahap-tahap dalam siklus, selain itu mendiskusikan dengan guru PAI tentang hasil-hasil pengamatan. Refleksi dilaksanakan segera setelah implementasi usai. Siklus berikutnya dilaksanakan dengan tahapan yang sama dengan siklus pertama, dimana perencanaan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus sebelumnya. Kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan siklus I diupayakan untuk diantisipasi dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus II. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Langsung Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti, (Usman Husaini dan Purnomo S.A,

22

2000: 54). Metode ini digunakan untuk mengamati tingkat daya serap siswa berdasarkan indikator yang terdapat pada instrumen lembar observasi. b. Wawancara Mendalam Wawancara menurut Usman Husaini adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung, (Usman Husaini dan Purnomo S.A, 2000: 57). Diperkuat oleh pendapat Arikunto bahwa wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (informan), (S. Arikunto, 2002: 132). Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk mengumpulkan informasi langsung secara lisan dari guru Pendidikan Agama Islam kelas VII SMP Negeri 1 Ketapang. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen, (Husaini Usman dan Purnomo S.A., 2000: 73). Metode ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data yang mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian dan RPP pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang akan dijadikan materi dalam penerapan metode tanya jawab pada kelas VII SMPN 1 Ketapang.

23

H. Analisis Data Analisis data merupakan proses penggambaran (description), dan penyusunan transkrip wawancara serta materi lain yang telah terkumpul, dengan tujuan agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman tersebut kemudian menyajikannya. Analisa data juga merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada tahap analisis, data yang berbentuk kuantitatif dilakukan dengan analisis deskripsi berupa prosentase maupun rata-rata. Dan data yang bersifat kualitatif dianalisis menggunakan metode data deskriptif kualitatif yang dilakukan melalui beberapa tahapan, diantaranya: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data observasi pada penelitian tindakan kelas dilakukan selama penerapan tindakan, sementara data-data yang dihasilkan dari wawancara dilakukan secara berulang-ulang hingga data yang didapat sudah memenuhi. Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data (Triangulasi), yaitu merupakan penggabungan dari berbagai macam teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi maupun dengan menggunakan dokumentasi. Semakin banyak data yang terkumpul, maka hasil penelitian yang didapat semakin bagus. 2. Reduksi Data

24

Dalam hal ini, peneliti melakukan pengolahan data yaitu dengan mengiktisarkan hasil pengumpulan data dalam konsep tertentu, kegiatan ini dilakukan peneliti secara terus-menerus selama penelitian. Ini dilakukan agar peneliti dapat mengembangkan informasi atau data yang diperoleh dari sumber-sumber penelitian.

3. Display Data Setelah melakukan reduksi data, peneliti melakukan pengelompokan data/informasi secara sistematis sehingga mudah dipahami dan disimpulkan. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menampilkan data. Display data dapat dalam bentuk tabel, grafik, chard dan sejenisnya. Melalui penyajian data dalam bentuk display, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Display data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan flowchart. Penyajian data dengan menggunakan teks yang bersifat naratif. 4. Penarikan Kesimpulan (verifikasi) Langkah berikutnya dalam analisis data adalah verifikasi yaitu memverifikasi data dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil harus didukung oleh data-data yang valid dan konsisten, sehingga kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

25

Kesimpulan yang diperoleh merupakan jawaban dari fokus penelitian yang telah dirumuskan sejak awal dan dapat berkembang sesuai dengan kondisi yang berada di lapangan. Kesimpulan yang diperoleh juga dapat berupa temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data 1. Pengamatan Terus Menerus Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian tindakan dilakukan pada tahap observasi masing-masing siklus. Kegiatan observasi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi. 2. Triangulasi Perolehan data dalam tindakan tidak hanya dilakukan pada tahaptahap pelaksanaan tindakan, namun sebagai bahan triangulasi dilakukan wawancara-wancara terhadap beberapa informan yang dianggap relevan sebagai sumber data.

26

Triangulasi adalah memeriksakan kebenaran data yang telah diperolehnya kepada pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya (Husaini Usman, 2000: 88). Teknik ini digunakan untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada, dengan tujuan untuk melihat lebih tajam hubungan antara berbagai data dan untuk mencegah kesalahan dalam analisa data.

3. Menggunakan Bahan Referensi Bahan referensi digunakan dengan maksud untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, seperti melalui hasil wawancara, foto-foto kegiatan atau bahan dokumentasi, arsip, serta catatan-catatan di lapangan yang berhubungan dengan metode tanya jawab dan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 4. Mengadakan Member Chek Langkah ini dilakukan untuk mengecek ulang setiap akhir wawancara secara garis besar berdasarkan catatan yang ada. Cara yang digunakan dalam teknik ini adalah dengan menanyakan ulang kepada informan tentang garis besar permasalahan yang diajukan sebelumnya. Tujuannya adalah untuk menyesuaikan data yang telah diperoleh dalam mengambil data akhir sebagai penguat.

27

Peneliti dapat mengecek dan memperbaiki kembali terhadap informasi yang telah diberikan, agar tidak terjadi kekeliruan atau kekurangan, sehingga data akhir yang diperoleh dapat dijadikan sebagai data penguat.

You might also like