You are on page 1of 2

1.

Secara umum, berbicara diartikan suatu cara berbahasa untuk menyampaikan maksud, ide, atau gagasan dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami olah orang lain (Depdikbud, 1985:7). Lebih jauh lagi, berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1983:15). Seperti halnya menulis, berbicara tergolong dalam keterampilan produktif karena merupakan kegiatan yang menuntut ecoding, kegiatan untuk menghasilkan bahasa kepada pihak lain. Sedangkan menyimak dan membaca tergolong dalam keterampilan reseptif.

2.

Menurut pendapat saya, berbicara adalah ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa. Kemampuanberbicara itu sendiri adalah kemampuan seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyiartikulasi untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan.

3.

Yang menjadi landasan dasar pembagian bentuk-bentuk berbicara adalah jumlah pembicaranya, dikatakan berbicara searah apabila dilakukan oleh seorang pembicara tanpa tibal balik, dikatakan dua arah apabila dilakukan oleh dua orang yang salig timbal balik, dan dikatakan berbicara multi arah apabila dilakukan oleh orang banyak dengan timbal baliknya langsung secara multi arah. Hakikat bentuk-bentuk berbicara: y Berbicara searah merupakan bentuk berbicara yang dilakukan oleh seorang kepada pihak lain baik seorang atau lebih yang tidak ada respon balik. Bentruk ini biasanya diaplikasikan dalam kegiatan berpidato, ceramah,

sambutan, khotbah, atau pengarahan tertentu. y Berbicara dua arah merupakan bentuk bentuk berbicara yang dilakukan oleh dua orang yang saling timbal balik menyampaikan pesan. Proses yang terjadi dalam bentuk berbicara ini adalah ketika seorang menjadi penyampai pesan seorang yang lain menjadi pendengar. y Berbicara multi arah merupakan bentuk berbicara yang dilakukan oleh banyak orang secara timbal balik antarindividu dalanm bentuk kelompok. Proses timbal baliknya langsung secara multi arah, satu oran dapat menanggapi pihak lain meskipun tidak ditujukan pada pihak tersebut.

4.

Tujuan utama berkomunikasi adalah untuk menyampaikan informasi secara efektif, oleh karenanya pembicara harus memahami isi pembicaraan. Dalam hal ini, baik faktor kebahasaan maupun faktor nonkebahasaan saling mengisi antara satu dengan yang lain, misalnya; pelafalan bunyi bahasa dengan kelancaran. Karena kedua faktor tersebut sebagai penunjang keefektifan berbicara maka keduanya menjadi dominan dalam menentukan keefektifan berbicara. Faktor penunjang keefektifan berbicara tidak boleh diabaikan apabila seseorang ingin menjadi pembicara yang terampil.

5.

Bentuk berbicara searah memunculkan ragam berbicara di depan khalayak. Berbicara di depa khalayak salah satu perwujudannya adalah pidato. Maksudnya, bentuk berbicara searah merupakan bentuk berbicara yang dilakukan oleh seorang pembicara yang dilakukan di depan umum, berbicara di depan umum merupakan komunikasi yang dilakukan di hadapan orang banyak. Salah satu perwujudannya adalah pidato dimana kegiatannya ditujukan kepada orang banyak berupa pengungkapan pemikiran dalam bentuk kata-kata.

6.

Metode yang relevan dalam hal ini adalah metode impromtu, karena dalam metode ini pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi). Dengan demikian metode ini relevan digunakan untuk memberikan sambutan sebagai ketua panitia yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu. Kelemahannya antara lain; - Materi terkadang tidak disampaikan secara urut atau sistematis. - Dilakukan secara mendadak. - Kurangnya persiapan, sehingga kemungkinan ada yang terlupa. Kelebihan - Bahasa yang digunakan cenderung singkat sehingga tidak membosankan. - Bebas memilih topik.

7.

You might also like