You are on page 1of 147

EVALUASI KURIKULUM : PENGERTIAN, KEPENTINGAN DAN MASALAH YANG DIHADAPI Ditulis oleh zulharman di/pada Agustus 4, 2007 PENDAHULUAN

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. ISI A. Pengertian Evaluasi Kurikulum

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi menurut para pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum.Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.1,2,3Sedangkan pengertian kurikulum adalah :4 a. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional); b. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.). c. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa); d. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus

diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai;e. Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru.1,2,3 Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum yang paling sering dilakukan. Pertanyaan yang muncul pada jenis evaluasi ini adalah apakah kurikulum telah mencapai tujuan yang harus dicapainya? dan bagaimanakah pengaruh kurikulum terhadap suatu pencapaian yang diinginkan?. Sedangkan fokus evaluasi intrinsic evaluation seperti evaluasi sarana prasarana penunjang kurikulum, evaluasi sumber daya manusia untuk menunjang kurikulum dan karakteristik mahasiswa yang menjalankan kurikulum tersebut.5 B. Pentingnya Evaluasi Kurikulum Penulis setuju dengan pentingnya dilakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah. 1,2,3 Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi sumatif. 5

C. Masalah dalam Evaluasi Kurikulum Norman dan Schmidt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi kurikulum , yaitu : 6 1. 2. 3. 4. Kesulitan dalam pengukuran Kesulitan dalan penerapan randomisasi dan double blind Kesulitan dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan. Pengaruh intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah.

Penulis mencoba menganalisa masalah yang dihadapi dalam melakukan evaluasi kurikulum, yaitu : 1. Dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemahDasar teori yang melatarbelakangi kurikulum lemah akan mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam mendukung penjelasan terhadap hasil intervensi suatu kurikulum yang dievaluasi akan membuat penelitian (evaluasi kurikulum) tidak baik. Teori akan membantu memahami kompleksitas lingkungan pendidikan yang akan dievaluasi. Contohnya Colliver mengkritisi bahwa Problem Based Learning (PBL) tidak cukup hanya menggunakan teori kontekstual learning untuk menjelaskan efektivitas PBL. Kritisi ini ditanggapi oleh Albanese dengan mengemukakan teori lain yang mendukung PBL yaitu, information-processing theory, complex learning, self determination theory. Schdmit membantah bahwa sebenarnya bukan teorinya yang lemah akan tetapi kesalahan terletak kepada peneliti tersebut dalam memahami dan menerapkan teori tersebut dalam penelitian. 7,8,9,10 2. Intervensi pendidikan yang dilakukan tidak memungkinkan dilakukan BlindedDalam penelitian pendidikan khususnya penelitian evaluasi kurikulum, ditemukan kesulitan dalam menerapkan metode blinded dalam melakukan intervensi pendidikan. Dengan tidak adanya blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa mereka mendapat intervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan serius atau sungguhsungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam penelitian evaluasi kurikulum. 7,8,9,10 3. Kesulitan dalam melakukan randomisasiKesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan metode randomisasi dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti sedikit atau kemungkinan hanya institusi itu sendiri yang melakukannya. Apabila intervensi yang digunakan hanya pada institusi tersebut maka timbul pertanyaan, apakah mungkin mencari kelompok kontrol dan randomisasi?. 7,8,9,10 4. Kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan/kesulitan dalam menseragamkan intervensi.Dalam dunia pendidikan sulit sekali untuk menseragamkan sebuah perlakuan cotohnya penerapan PBL yang mana memiliki berbagai macam pola penerapan. Norman (2002) mengemukakan tidak ada dosis yang standar atau fixed dalam intervensi pedidikan. Hal ini berbeda untuk penelitian di biomed seperti pengaruh obat terhadap suatu penyakit, yang mana dapat ditentukan dosis yang fixed. Berbeda dengan penelitian evaluasi kurikulum misalnya pengaruh PBL terhadap kemamuan Self Directed Learning (SDL). Penerapan PBL di berbagai FK dapat bermacam-macam. Kemungkinan penerapan SDL dalam PBL di FK A 50 % , sedangkan di FK B adalah 70 % , maka apabila mereka dijadikan subjek penelitian maka tentu saja pengaruh PBL terhadap SDL akan berbeda. 7,8,9,10 5. Masalah Etika penelitianMasalah etika penelitian merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Penerapan intervensi dengan metode blinded dalam penelitian pendidikan sering terhalang dengan isu etika. Secara etika intervensi tersebut harus dijelaskan kepada subjek penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Padahal

apabila suatu intervensi diketahui oleh subjek penelitian maka ada kecendrungan subjek penelitian melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga penelitian tidak berjalan secara alamiah.Pengaruh hasil penelitian terhadap institusi juga perlu dipertimbangkan. Adanya prediksi nantinya pengaruh hasil penelitian yang akan menentang kebijaksanaan institusi dapat mengkibatkan kadangkala peneliti menghindari resiko ini dengan cara menghilangkan salah satu variable dengan harapan hasil penelitian tidak akan menentang kebijaksanaan. 7,8,9,10 6. Tidak adanya pure outcomeOutcome yang dihasilkan dari sebuah intervensi pendidikan seringkali tidak merupakan outcome murni dari intervensi tersebut. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor penganggu yang mana secara tidak langsung berhubungan dengan hasil penelitian. Postner dan Rudnitsky, 1994 juga mengemukakan dalam outcome based evaluation terdapat informasi mengenai main effect dan side effect sehingga kadangkala peneliti kesulitan membedakan atara main effect dan side effect ini.
7,8,9,10

7. Kesulitan mencari alat ukurEvaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali. 7,8,9,10 8. Penggunaan Perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembandingPostner mengemukakan ada lima perspektif dalam kurikulum yaitu traditional, experiential, Behavioral, structure of discipline dan constructivist. Masing-masing perspektif ini memiliki tujuannya masing-masing. Dalam melakukan evaluasi kurikulum kita harus mengetahui perspektif kurikulum yang akan dievaluasi dan perspektif kurikulum pembanding. Hal ini sering terlihat dalam evaluasi kurikulum dengan menggunakan metode comparative outcome based yang bila tidak memperhatikan masalah ini akan melahirkan bias dalam evaluasi. Kurikulum dengan perspektif tradisional tentu saja berlainan dengan kurikulum yang memiliki perspektif konstruktivist. Contoh kurikulum tradisional menekankan pada recall of knowledge sedangkan kurikulum konstruktivist menekankan pada konsep dasar dan ketrampilan berpikir. Apabila ada penelitian yang menghasilkan bahwa kurikulum tradisional di pendidikan dokter lebih baik dalam hal knowledge dibandingkan dengan PBL hal ini tentu saja dapat dimengerti karena perspektifnya berbeda. Penelitian yang menggunakan metode perbandingan kurikulum yang perspektifnya berbeda ini seringkali menjadi kritikan oleh para ahli. 5 KESIMPULAN Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi kurikulum penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Ada banyak masalah dalam penerapan evaluasi kurikulum seperti dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah, intervensi pendidikan yang dilakukan tidak memungkinkan dilakukan blinded, kesulitan dalam melakukan randomisasi, kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan, masalah etika penelitian, tidak adanya pure outcome, kesulitan mencari alat ukur dan penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding. Oleh karena itu dengan memahami pengertian evaluasi kurikulum dan persamaan serta perbedaannya dengan penelitian diharapkan evaluasi kurikulum yang akan dibuat dapat menjadi valid,

reliabel dan sangat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang kurikulum tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. Lindeman, M. (2007). Program Evaluation. [Internet]. Available from: ww.tedi.uq.edu.au/conferences/A_conf/papers/Isaacs.html > Accessed 3 July 2007]. <

2. Silver, H. (2004). Evaluation Research in Education. [Internet]. Available from: < outh.ac.uk/resined/evaluation/index.htm > [Accessed 3 July 2007]. 3. Trochim, W.M.K. (2006). Introduction to Evaluation. [Internet]. Available from: < http://www.socialresearchmethods.net/kb/intreval.php> [Accessed 3 July 2007]. 4. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II Kurikulum Program Studi. 5. Posner, G.J., (2004). Analyzing The Curriculum. Mc Graw Hill. United States. 6. Amin, Z.E., Eng, K.H., (2003). Basics in Medical Education, World Scientific, Singapore. 7. Dolman, D.(2003). The effectiveness of PBL : the debate continous. Some concerns about the BEME movement. Medical Education 2003;37:1129-1130 8. Farrow, R. The effectiveness of PBL: the debate continues. Is meta analysis helpful? Medical Education 2003;37:1131-1132 9. Norman, G.R, Schdmidt H.G. Effectiveness of problem based learning curricula: theory, practice and paper darts. Medical Education 2000;34:721-728. 10. Albanese, M. Problem based learning: why curricula are likely to show little effect on knowledge and clinical skills. Medical Education 2000;34:729-738. http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertiankepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/

Evaluasi Kurikulum
Pengertian Menurut Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd o Evaluasi Proses penentuan nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu o Evaluasi Kurikulum Evaluasi program pendidikan bagi peserta didik dalam lingkup luas atau terbatas, dilakukan terhadap kurikulum potensial maupun kurikulum aktual Evaluation is the process for determining the degree to which these changes in behavior are actually taking place (Tyler) Evaluation as a process for describing an evaluand and judging its merit and worth (Lincoln and Guba) Evaluation is the effort to understand the functioning and effect of a program (Meyers) Evaluation is an observed value compared to some standard (Stake) Hubungan antara evaluasi, pengukuran, dan tes Menurut HANSISWANY KAMARGA

klik 2x pada gambar untuk memperbesar Tes adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus: o pola jawaban yang dirancang harus memenuhi perangkat kriteria ayng ketat; o aspek yang di tes khusus dan terbatas; o hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka Pengukuran adalah suatu set aturan mengenai pemberian angka terhadap hasil suatu kegiatan pengukuran : o Biasanya dilakukan melalui tes o Didasarkan pada teori pengukuran psikometrik Evaluasi adalah proses pemberian pertimbangan mengenai nilai dan arti dari sesuatu yang dipertimbangkan CAKUPAN PROSES EVALUASI Menurut Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd Judgement (Menetapkan suatu nilai) o Subjektif o Objektif (berdasar kriteria yang disepakati) Kriteria o Internal (program) o Eksternal (luar program) Objek Penilaian o Luas (Program Pendidikan)

o Terbatas (Program belajar-mengajar) KATEGORI EVALUASI KURIKULUM PENILAIAN KONTEKS o Dasar dalam menentukan tujuan program o Fisibilitas dengan kondisi dan situasi di mana program itu akan dilaksanakan PENILAIAN INPUT (MASUKAN) o Memperoleh informasi dan menyajikan keterangan sebagai dasar pemanfaatan sumber daya untuk pencapaian tujuan PENILAIAN PROSES o Mengetahui kekuatan/kelemahan rencana dan pelaksanaan o Memperoleh informasi untuk perbaikan, penyempurnaan, pengembangan program PENILAIAN OUTPUT (KELUARAN-HASIL) o Menentukan keberhasilan program dan dampaknya Adapun menurut HANSISWANY KAMARGA evaluasi kurikulum Proses pemberian pertimbangan (judgement) mengenai nilai dan arti dari kurikulum yang dipertimbangkan

klik 2x pada gambar untuk memperbesar Pekerjaan evaluator bukan pekerjaan bebas seperti melakukan penelitian. Evaluasi harus berhubungan dengan kegunaan praktis; kalau tidak bisa menunjukkan kegunaan praktis maka dianggap kegagalan evaluasi 3 Konsep penting dalam evaluasi menurut HANSISWANY KAMARGA Proses Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil / produk. Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah nilai dan arti evaluan; sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti itu yang dinamakan evaluasi Pemberian nilai Dilakukan apabila seorang evaluator memberikan pertimbangannya mengenai evaluan tanpa menghubungkannya dengan sesuatu yang bersifat dari luar (internal pada diri evaluan) Pemberian arti Berhubungan dengan posisi & peranan evaluan tersebut dalam suatu konteks tertentu TUJUAN EVALUASI KURIKULUM Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd Pengambilan Keputusan Penyempurnaan Kurikulum (pelaksanaan, pembinaan, dan pengembangan) o JANGKA PENDEK meningkatkan efektivitas kurikulum (derajat pencapaian tujuan) meningkatkan pengelolaan kegiatan kurikuler (pemanfaatan tenaga, waktu, tempat, fasilitas, sarana, biaya) o JANGKA PANJANG Melihat hasil yang dicapai kurikulum dan dampaknya terhadap performance lulusan Dasar bagi pembinaan mekanisme balikan, perbaikan, dan penyempurnaan pelaksanaan kurikulum Serta dalam persentasi Dian Andayanai, S.Pd tujuan evaluasi kurikulum adalah

klik 2x pada gambar untuk memperbesar MODEL EVALUASI KURIKULUM Measurement o Menempatkan kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma kelompok dalam evaluasi hasil belajar o Membandingkan hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program/ metode pengajaran yang berbeda-beda melalui analisis secara kuantitatif o Teknik evaluasi yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk obyektif, yang terus dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi yang reliable dan valid Congruence o Menggunakan Prosedur pre-and-post-assessment dengan menempuh langkah-langkah pokok sebagai berikut: penegasan tujuan, pengembangan alat evaluasi, dan penggunaan hasil evaluasi o Analisis hasil evaluai dilakukan secara bagian demi bagian o Teknik evaluasi mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai berbagai jenis perilaku yang terkandung dalam tujuan o Kurang menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program Illumination o Menggunakan prosedur yang disebut progressive focusing dengan langkah-langkah pokok: orientasi, pengamatan yang lebih terarah, analisis sebab akibat o Bersifat kualitatif terbuka dan fleksibel eklektif o Teknik evaluasi mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen dan bila perlu mencakup pula tes Educational System Evaluation o Membandingkan performance setiap dimensi program dengan kriteria internal o Membandingkan performance program dengan menggunakan kriteria eksternal yaitu performance program yang lain o Teknik evaluasi mencakup tes, observasi, wawancara, enmgket dan analisis dokumen Sedangkan menurut HANSISWANY KAMARGA tujuan kurikulum adalah: Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik Menentukan masukan untuk memperbaiki program Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum Fungsi Evaluasi Menurut Tyler : evaluasi produk)Untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar Menurut Cronbach : Untuk memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan Menurut Scriven : Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada.

Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif o Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan o Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum) Langkah Umum Evaluasi Menurut HANSISWANY KAMARGA

klik 2x pada gambar untuk memperbesar DIMENSI EVALUASI KURIKULUM Menurut Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd Dimensi Program (Kurikulum Ideal) TUJUAN (institusional, kurikuler, instruksional) Lingkup abilitas/kompetensi, Kedalaman/keluasan tujuan Kesinambungan antar tujuan Relevansi antar tujuan Rumusan kalimat ISI KURIKULUM (Struktur, Komposisi, Jumlah mata ajaran, alokasi waktu) Kesesuaian dengan tujuan Scope dan sequence Sifat isi Esensi Kesinambungan Organisasi Keseimbangan Kegunaan PEDOMAN PELAKSANAAN Proses belajar-mengajar Sistem penilaian Administrasi dan supervisi Sumber belajar Dimensi Pelaksanaan (Kurikulum Aktual) Masukan Masukan Mentah (peserta didik) Jumlah Minat dan motivasi Kecakapan sebelumnya Bakat/potensi Latar belakang Masukan Alat Bahan pelajaran/pelatihan Alat-alat pembelajaran

Media dan sumber belajar Pengajar/pelatih (jumlah dan kualitasnya) Sistem administrasi Prasarana pendidikan Masukan Lingkungan Lingkungan sosial Lingkungan budaya Lingkungan geografis Lingkungan religius Proses Interaksi unsur-unsur masukan untuk mencapai tujuan Keluaran Hasil langsung berupa perubahan tingkah laku (kompetensi) setelah mengalami proses Dampak Kompetensi peserta didik di masyarakat/tempat bekerja PRINSIP EVALUASI KURIKULUM Menurut Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd

klik 2x pada gambar untuk memperbesar BENTUK EVALUASI KURIKULUM Dalam persentasi Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd PENILAIAN FORMATIF (MONITORING) Dilaksanakan pada saat berlangsungnya suatu program Tujuan utamanya memperbaiki kelemahan sesegera mungkin, build in dalam pelaksanaan program Dilaksanakan secara kontinu agar objektif dan komprehensif Hasilnya segera disusun dan digunakan dalam program selanjutnya Alat penilaian : observasi, wawancara, tes Penilai : pengajar/pelatih, kepala diklat, supervisor, tim penilai khusus Segi yang dinilai : pelaksanaan pengajaran, penilaian, bimbingan, administrasi, penggunaan sumber belajar, sarana pendidikan, dll. PENILAIAN SUMATIF Dilaksanakan setelah selesainya suatu program Tujuan utamanya menilai keberhasilan suatu program dilihat dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya Aspek yang dinilai terutama produk atau hasil dari program PROSEDUR EVALUASI KURIKULUM TAHAP PERSIAPAN Menyusun TOR (term of reference) Target dan sasaran penilaian Lingkup dan objek yang dinilai Alat dan instrumen yang digunakan

P rosedur dan cara penilaian Organisasi pelaksana Biaya Dsb. Klarifikasi (penjabaran dari TOR) Mengadakan penelaahan perangkat evaluasi (tujuan, isi, strategi, sumber data, instrumen, dan jadwal) Ujicoba Penilaian (try-out) Melaksanakan teknik dan prosedur penilaian di luar sampel penilaian Tujuannya untuk melihat keterandalan alat penilaian dan melatih tenaga penilai Hasil ujicoba dijadikan dasar perbaikan dan penyempurnaan TAHAP PELAKSANAAN Pengumpulan data lapangan Penyusunan dan pengolahan data Penyajian/deskripsi data Menentukan judgement, rekomendasi, implikasi Menyusun laporan Sumber: Sumber data berasal dari persentasinya Drs. Asep Herry Hernawan, M.Pd dalam persentasi Evaluasi Kurikulum Dian Andayani, S.Pd dalam persentasi Evaluasi Kurikulum HANSISWANY KAMARGA dalam persentasi Evaluasi Kurikulum Serta sumberlain yang mendukung postingan ini. Diposkan oleh Yahya Nursidik di 19.33 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Entri Populer

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk SosialManusia Sebagai Makhluk Individu Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa ...

Geopolitik dan Geostrategi Indonesia

Konsepsi GeopolitikGeopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani) yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan...

Model-Model Komunikasi

MODEL-MODEL KOMUNIKASITEORI TEORI KOMUNIKASI PADA TAHAP AWALMenurut Effendy (2003) teori dan model komunikasi yang tampil pada tahun awal ...

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

KOMUNIKASI INTERPERSONAL Pengertian komunikasi InterpersonalKita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan m...

Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam pr...

Teori Dasar Komunikasi Data Teori Dasar Komunikasi Data 2.I. Pengertian Komunikasi Data, Telekomunikasi dan Pengolahan DataKomunikasi data merupakan gabungan dari tekni...

TEORI BEHAVIORISME

TEORI BEHAVIORISMEPRINSIP PRINSIP TEORI BEHAVIORISME1. Obyek psikologi adalah tingkah laku2. semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada re...

Teori Humanistik

TEORI HUMANISTIK Prinsip- prinsip belajar humanistic:A.Manusia mempunyai belajar alamiB.Belajar signifikan terjadi apabila mqateri plajaran...

Ketahanan Nasional

1. Konsepsi Ketahanan NasionalKonsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang...

Definisi Perkembangan

1. Definisi PerkembanganPerkembangan dapat diartikan sebagai perubahan berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mat... Apa Definisinya @2010 Bandung | diet pills http://apadefinisinya.blogspot.com/2008/11/evaluasi-kurikulum.html

EVALUASI KURIKULUM
Oktober 31, 2008 Wahidin Pengertian Evaluasi Kurikulum Evaluasi Dan Kurikulum Merupakan 2 Disiplin Ilmuyang Berdiri Sendiri,Ada Pihak Yang Berpendapat Antara Keduanya Tidak Ada Hubungan,Tetapi Ada Pihak Lain Yang Menyatakan Keduanya Mempunyai Hubungan Yang Sangat Erat.Hubungan Tersebut Merpakan Hubungan Sebab Akibat,Perubahan Dalam Kurikulum Berpengaruh Pada Evaluasi Kurikulum,Sebaliknya Perubahan Evaluasi Perubahan Evaluasi Akan Memberi Warna Pada Pelaksanaan Kurikulum,Hubungan Antara Evaluasi Dengan Kurikulum Bersifat Organis Dan Prosesnya Berlangsung Secara Evolusioner. Evaluasi Kurikulum Sukar Di Rumuskan Secara Tegas Hal Itu Disebabkan Beberapa Faktor : 1. Evaluasi Kurikulum Berkenaan Dengan Fenomena-Fenomena Yang Terus Berubah 2. Objek Evaluasi Kurikulum Adalah Sesuatu Yang Berubah-Ubah Sesuai Dengan Konsep Yang Digunakan 3. Evaluasi Kurikulum Merupakan Suatu Usaha Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Sifatnya Juga Berubah R.A Becher,Seorang Ahli Pendidikan Dari Universitas Sussex Inggris Menyatakan Tiap Program Pengembangan Kurikulum Mempunyai Style Dan Karakteristik Tertentu, Dan Evaluasi Dari Program Tersebut Akan Memperhatikan Style Dan Karakteristik Yang Sama Pula ,Seorang Evaluator Akan Menyusun Program Evaluasi Kurikulum Sesuai Dengan Style Dan Karakteristik Yang Dikembangkannya. Konsep-Konsep Evaluasi Kurikulum Dibagi Menjadi 2 1. Deskriptif 2. Preskriptif Luas Atau Sempitnya Suatu Suatu Program Evaluasi Kurikulum Sebenarnya Ditentukan Oleh Tujuannya.Doll ( 1976 ) Mengemukakan Syarat-Syarat Suatu Program Evaluasi

Kurikulum Yaitu Suatu Evaluasi Kurikulum Harus Nilai Dan Penilaian ,Punya Tujuan Atau Sasaran Yang Jelas,Bersifat Menyeluruh Dan Terus Menerus Berfungsi Diagnostik Dan Tevintegrasi. Evaluasi Kurikulum Juga Bervariasi,Bergantung Pada Dimensi-Dimensi Yang Menjadi Fokus Evaluasi,Salah Satu Dimensi Yang Sering Mendapat Sorotan Adalah Kuantitas Dan Kualitas A. Konsep Kurikulum Kurikulum Merupakan Daerah Studi Intelek Yang Cukup Luas.Banyak Teori Tentang Kurikulum,Beberapa Teori Menekankan Pada Rencana,Yang Lainnya Pada Inovasi Pada Dasar-Dasar Filosofis Dan Pada Konsep-Konsep Yang Diambil Dari Ilmu Prilaku Manusia.Secara Sederhana Kurikulum Dapat Diklasifikasikan Atas Teori -Teori Yang Lebih Menekankan Pada Isi Kurikulum,Pada Situasi Pendidikan Serta Pada Organisasi Kurikulum 1) Penekanan Kepada Isi Kurikulum Strategi Pengembangan Yang Menekankan Isi Merupakan Yang Paling Lama Dan Banyak Dipakai,Tetapi Juga Terus Mendapat Penyempurnaan Atau Pembaharuan.SebabSebab Yang Mendorong Pembaharuan Ini Bermacam-Macam : Karena Didorong Oleh Tuntutan Untuk Menguatkan Kembali Nilai-Nilai Moral Dan Budaya Dari Masyarakat 2) Karena Perubahan Dasar Filosifis Tentang Struktur Pengetahuan 3) Karena Adanya Tuntutan Bahwa Kurikulum Harus Lebih Berorientasi Pada Pekerjaan 4) Penekanan Pada Situasi Pendidikan Tipe Kurikulum Ini Lebih Menekankan Pada Masalah Dimana,Bersifat Khusus,Sangat Memperhatikan Dan Disesuaikan Dengan Lingkungannya,Seperti Kurikulum Kelompok Masyarakat Nelayan,Kurikulum Daerah Pesisir Dll,Tujuanya Adalah Menghasilkan Kurikulum Yang Benar-Benar Merefleksikan Dunia Dari Kehidupan Dari Lingkungan Anak,Sifat Lain Tipe Ini Adalah Kurang Atau Tidak Menekan Kepada Spesifikasi Dan Organisasi Lebih Menunjukan Fleksibelitas Dalam Interpretasi Dan Pelaksanaanya,Pengetahuan Dianggap Bersifat Relatif Terhadap Situasi-Situasi Yang Khusus Sesuai Dengan Kondisi Setempat,Kurikulum Ini Ruang Lingkupnya Sempit

5) Penekanan Pada Organisasi Tipe Kurikulum Ini Sangat Menekankan Pada Proses Belajar Mengajar,Meskipun Dengan Berbagai Perbedaan Dan Disana-Sini Ada Pertentangan.Menurut Bruner Dan Jean Piageat,Keduanya Sangat Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum Tipe Ini ( Pengajaran Berprogram,Pengajaran Modul,Pengajaran Dengan Bantuan Komputer ) Perbedaanya Sangat Jelas Antara Kurikulum Yang Menekankan Organisasi Dengan Yang Menekankan Isi, Dan Situasi Adalah Memberikan Perhatian Yang Sangat Besar Kepada Peserta Didik,Anak Menurut Bruner Merupakan Hasil Yang Sangat Kompleks ,Biologi Dan Sosial Harus Berpartisipasi Secara Aktif Dalam Lingkungan Belajar,Menguasai Bahasa Dan Menguasai Kemampuan-Kemampuan Kognitif A. Implementasi Dan Evaluasi Kurikulum Konsep Kurikulum Yang Menekankan Isi,Memberikan Peranan Besar Pada Analisis Pengetahuan Baru Yang Ada,Konsep Penilaian Menutut Penilaian Secara Rinci Tentang Lingkungan Belajar,Dan Konsep Organisasi Memberi Perhatian Besar Pada Struktur Belajar Pengembangan Kurikulum Yang Menekankan Isi Membutuhkan Waktu Mempersiapakan Situasi Belajar Dan Menyatukannya Dengan Tujuan Pengajaran Yang Cukup Lama.Kurikulum Yang Menekankan Pada Situasi Waktu Untuk Mempersiapkannya Lebih Pendek,Sedangkan Kurikulum Yang Menekankan Pada Organisasi Waktu Persiapannya Hampir Sama Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Isi,Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Strategi Penyebarannya Sangat Mengutamakan Latihan Guru Model Evaluasi Kaitnya Dengan Teori Kurikulum Perbedaan Konsep Dan Strategi Pengembangan Dan Penyebaran Kurikulumnya ,Juga Menimbulkan Perbedaan Dalam Rancangan Evaluasi ,Model Evaluasi Yang Bersifat Komporatif Atau Menekankan Pada Objek Sangat Sesuai Bagi Kurikulum Yang Bersifat Rasional Dan Menekankan Isi,Dalam Kurikulum Menekankan Situasi Sukar Disusun Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Karena Konteksnya Bukan Terhadap Guru Atau Satu Tujuan Tetapi Terdapat Banyak Tujuan. Pada Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Tugas Evaluasi Lebih Sulit Lagi,Karena Isi Dan Hasil Kurikulum Bukan Hal Yang Utama,Yang Utama Adalah Aktivitas Dan Kemampuan Siswa Salah Satu Pemecahan Bagi Masalah Ini Dengan Pendekatan Yang Bersifat Elektrik Seprti Dalam Proyek Kurikulum Humanistik Dan CARE ( Center For Applied Research In Education ) Dalam Proyek Itu Dicari Perbandingan Materi Antara

Proyek Yang Menggunakan Guru Yang Terlatih Dengan Yang Tidak Terlatih ,Dalam Evaluasinya Juga Diteliti Pengaruh Umum Dari Proyek,Dengan Cara Mengumpulkan Bahan-Bahan Secara Studi Kasus Dari Sekolah-Sekolah Proyek Teori Kurikilim Dan Teori Evaluasi,Model Evaluasi Kurikulum Berkaitan Erat Dengan Konsep Kurikulum Yang Digunakan,Seperti Model Pengembangan Dan Penyebaran Dihasilkan Oleh Kurikulum Yang Menekankan Isi Macam-Macam Model Evaluasi Yang Dipergunkan Bertumpu Pada Aspek -Aspek Tertentu Yang Diutamakan Dalam Proses Pelaksanaan Kurikulum.Model Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Berkaitan Erat Dengan Tingkah-Tingkah Laku Individu,Evaluasi Yang Menekakan Tujuan Berkaitan Erat Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Bahan Ajar Atau Isi Kurikulum Model ( Pendekatan ) Antropologis Dalam Evaluasi Ditujukan Untuk Mengevaluasi Tingkah-Tingkah Laku Dalam Suatu Lembaga Sosial,Dengan Demikian Sesungguhnya Terdpat Hubungan Yang Sangat Erat Antara Evaluasi Dengan Kurikulum. A. Peranan Evaluasi Kurikulum Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan sebagai institusi sosial mempunyai asal usul,sejarah struktur serta intersef sendiri,beberapa karakteristik dari proyek-proyek kurikulumyang telah dikembangkan di inggris,umpamanya : 1. Lebih Berkenaan Dengan Inovasi Daripada Dengan Kurikulum Yang Ada 2. Lebih Berskala Nasional Daripada Lokal 3. Di Biyayai Oleh Grant Dari Luar Yang Berjangka Pendek Daripada Oleh Anggaran Tetap 4. Lebih Banyak Dipengaruhi Oleh Kebiasaan Penelitian Yang Bersifat Psikometris Daripada Kebiasaan Lamayang Berupa Penelitian Sosial Peranan Evaluasi Kebijaksanaan Dalam Kurikulum Khususnya Pendidikan Umumnya Minimal Berkenaan Dengan 3 Hal Yaitu : 1. Evaluasi Sebagai Moral Judgement,Konsep Utama Dalam Evaluasi Adalah Masalah Nilai,Hasil Dari Suatu Evaluasi Berisi Suatu Nilai Yang Akan Digunakan Untuk Tindakan Selanjutnya Hal Ini Mengandung 2 Pengertian 1,Evaluasi Berisi Suatu Skala Nilai Moral,Berdasarkan Skala Tersebut Suatu Objek Evaluasi Dapat Dinilai 2,Evaluasi Berisi Suatu Perangkat Kriteria Praktis Berdasarkan Kriteria-Kriteria Suatu Hasil Dapat Dinilai

2. Evaluasi Dan Penentuan Keputusan,Pengambilan Keputusan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Atau Kurikulumbanyak Yaitu:Guru,Murid,Orang Tua,Kepala Sekolah,Para Inspektur,Pengembangan Kurikulum Dll,Beberapa Diantara Mereka Yang Memegang Peranan Paling Besar Dalam Penetuan Keputusan.Pada Prinsipnya Tiap Individu Diatas Membuat Keputusansesuai Dengan Posisinya. 3. Evaluasi Dan Konsesus Nilai Dalam Berbagai Situasi Pendidkan Serta Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Sejumlah Nilai-Nilai Dibawakan Oleh OrangOrang Yang Ikut Terlibat Dalam Kegiatan Penilaian Atau Evaluasi,Para Partisipan Dalam Evaluasi Pendidikan Dapat Terdiri Dari :Orang Tua,Murid,Guru,Pengembang Kurikulum,Administrator,Ahli Politik,Ahli Ekonomi,Penerbit,Arsitek Dsb.Bagaimana Caranya Agar Dapat Diantara Mereka Terdapat Kesatuan Penilaian Hanya Dapat Di Capai Melalui Suatu Consensus. Secara Historis Konsensus Nilai Dalam Evaluasi Kurikulum Berasal Tradisi Tes Mental Serta Eksperimen A. UJIAN SEBAGAI EVALUASI SOSIAL Sejsk Diperkenalkanya System Ujian Atau Tes Untuk Umum Di Amerika Serikat Dan Negara-Negara Lain Pengukuran Yang Berbentuk Umum ( Publik ) Tsb Merupakan Salah Satu Model Dalam Pendidikan Menguji Adalah Mengevaluasikan Dengan Adanya Ujian-Ujian Tersebut,Maka Jenis-Jenis Kemampuan Tertentu Dipandang Menunjukan Status Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Kemampuan Lainnya, Keberhasilan Dalam Ujian Pengetahuan Dan Kemampuan Skolistik, Selama Bertahun-Tahun Di Tentukan Oleh Kemampuan Mengingat Fakta-Fakta Kecenderungan Ini Bukan Saja Di Dasari Oleh Teori Psikologi Lama, Yang Memandang Bahwa Otak Yang Lebih Baik Mampu Menguasai Fakta Lebih Banyak,Tetapi Juga Oleh Keadaan Masyarakat Dimana BukuBuku Sumber Pengetahuan Secara Relative Tidak Berubah Selama 2 Abad.Ujian Bukan Saja Menunjukan Nilai Pengetahuan Atau Kemampuan Social,Tetapi Juga Peraturan Dari Sekolah.Dalam Dua Decade Pertama Dari Abad 20 Sejumlah Ahli Psikologi Dikumpulkan Dalam Satu Komisi Untuk Menyusun Tes Kecerdasan.Hasilnya Digunakan Untk Menyeleksi Anak-Anak Yang Akan Masuk Kesekolah, Menengah Yang Tidak Mampu Membayar Uang Sekolah.Kemudian Testersebut Juga Digunakan Barometer Penentuan Kenaikan Kelas ,System Ujian Seperti Yang Dilakukan Diatas,Lebih Banyak Digunakan Untuk Mengukur Atau Menguji Kemampuan Individu Kalau Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Digunakan Istilah Examantion Atau Asesment Maka Untuk Penilain Keseluruhan Situasi Sekolah Atau Kurikulum Lebih Tepat Digunakan Istilah Evalution

Para Evaluator Menyadari Bahwa Aneka Macam Kerangka Kerja Evaluasi Mempunyai Implikasi Terhadap Penentuan Keputusan Pendidikan.Barry Me Donald ( 1975 ) Membedakan Adanya Tiga Tipe Evaluasi Dalam Pendidikan Dan Kurikulum Yaitu : 1. Evaluasi Birokratik,Merupakan Suatu Layanan Yang Bersipat Unconditional Terhadap Lembaga-Lembaga Pemerintahan Yang Memiliki Wewenang Control Terbesar Dalam Alokasi Sumber-Sumber Pendidikan 2. Evaluasi Otoraktik Merupakan Layanan Evaluasi Terhadap Lembaga-Lembaga Pemerintah Yang Mempunyai Wewenang Control Cukup Besar Dalam Mengalokasikan Sumber-Sumber Pendidikan 3. Evaluasi Demokrasi Merupakan Layanan Pembesaran Informasi Terhadap Masyarakat, Tentang Program-Program Pendidikan. Sebagai Contoh MC DONALD Memandang Bahwa Pelaksanaan Evaluasi Di Amerika Serikat Dewasa Ini Bersifat Birokratik Karena Kenyataanya Evaluasi Basar Di Percayai Oleh Pemerintah Pusat Atau Negara Bagian,Kedudukan Evaluator Berbeda-Beda Di Bawah Lembaga-Lembaga Federal F. Model-Model Evaluasi Kurikulum 1. Evaluasi Model Penelitian a. Tes Psikologi Pada Umumnya Mempunyai Dua Bentuk Yaitu Tes Intelegensi Yang Di Tujukan Untuk Mengukur Kemampuan Bawaan,Serta Tes Hasil Belajar Yang Mengukur Prilaku Skolastik. b. Eksperimen Lapangan Dalam Pendidikan,Di Mulai Tahun 1930 Dengan Menggunakan Metode Yang Biasa Di Gunakan Dalam Penelitian Botani Pertaman,Ada Beberapa Kesulitan Yang Dihadapi Dalam Ekperimen Tersebut : 1. Kesulitan Administrasi,Sedikit Sekali Sekolsh Yang Bersedia Dijadikan Sekolah Eksperimen. 2. Masalah Teknis Dan Logis Yaitu Kesulitan Menciptakan Suasan Kelas Yang Sam Waktu Kelompok-Kelompok Yang Di Uji 3. Sukar Untuk Mencampurkan Guru-Guru Untuk Mengajar Pada Kelompok Eksperimen Dengan Kelmpok Control,Pengaruh Guru-Guru Tersebut Sukar Dikontrol

4. Adanya Keterbatasan Mengenai Manipulasi Eksperimen Yang Dapt Dilakukan 2. Evaluasi Model Objektif Evaluasi Model Objektif ( Model Tujuan ) Berasal Dari Amerika Serikat,Perbedaan Model Objektif Ada Dalam Dua Hal : 1) Dalam Model Objektif Evaluasi Merupakan Bagiasn Yang Sangat Penting Dari Proses Pengembangan Kurikulum 2) Kurikulum Tidak Dibandingkan Dengan Kurikulum Lain Tetapi Diukur Dengan Seperangkat Objektif ( Tujan Khusus ) .Ada Beberapa Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Oleh Tim Pengembang Model Objektif : 1. Ada Kesepakatan Tentang Tujuan-Tujuan Kurikulum. 2. Merumuskan Tujuan-Tujuan Dalam Perbuatan Siswa. 3. Menyusun Materi Kurikulum Yang Sesuai Dengan Tujuan Tersebut. 4. Mengukur Kesesuaian Antara Perilaku Siswa Dengan Hasil Yang Diinginkan. Dasar-Dasar Teori Tylor Dan Bloom Menjadi Prinsip Sentral Dalam Berbagai Rancangan Kurikulum Dan Mencapai Puncaknya Dalam Sistem Belajar Berprogram Dan Sistem Intruksional. Sistem Pengajaran Yang Terkenal Adalah IPI (Individually Prescribed Instruction). Suatu Program Yang Dikembangkan Oleh Learning Research And Develovment Centre Unuversitas Pittsburg. Dalam IPI Anak Mengikuti Kurikulum Yang Memiliki 7 Unsur : 1. Tujuan-Tujuan Pengajaran Yang Disusun Dalam Daerah- Daerah Tingkat-Tingkat Dan Unit-Unit. 2. Suatu Prosedur Program Testing. 3. Pedoman Prosedur Penulisan. 4. Materi Dan Alat Pengajaran. 5. Kegiatan Guru Dalam Kelas.

6. Kegiatan Murid Dalam Kelas. 7. Prosedur Pengelolaan Kelas. 3. Model Campuran Multivariasi. Evaluasi Model Perbandingan (Comparative Approach) Dan Model Tylor Dan Bloom Melahirkan Evaluasi Model Campuran Multivariasi, Yaitu Strategi Evaluasi Yang Menyatukan Unsure-Unsur Dari Kedua Pendekatan Tersebut. Metode-Metode Tersebut Masuk Ke Bidang Kurikulum Setelah Computer Dan Program Paket Berkembang Yaitu Tahun 1960. Program Paket Berisi Program Statistik Yang Sederhana Yang Tidak Membutuhkan Pengetahuan Computer Untuk Menggunakannya. Dengan Berkembangnya Penggunaan Computer Memungkinkan Studi Lapangan Tidak Di Hambat Oleh Kesalahan Dan Kelambatan. Semua Masalah Pegolahan Statistik Dapat Dikerjakan Dengan Computer. Langka- Langkah Model Multivariasi Tersebut Adalah : 1. Mencari Sekolah Yang Berminat Untuk Dievaluasi/Diteliti. 2. Pelaksanaan Program. 3. Sementara Tim Menyusun Tujuan Yang Meliputi Semua Tujuan Dari Pengajaran Umpamanya Dengan Metode Global Dan Metode Unsure Dapat Disiapkan Tes Tambahan. 4. Bila Semua Informasi Yang Diharapkan Telah Terkumpul, Maka Mulailah Pekerjaan Computer. 5. Tipe Analisis Dapat Juga Digunakan Untuk Mengukur Pengaruh Bersama Dan Beberapa Variable Yang Berbeda. Beberapa Kesulitan Dihadapi Dalam Model Campuran Multivariasi Ini 1. Diharapkan Memberi Tes Statistik Yang Signifikan (Model Kurikulum Ini Lebih Sesuai Bagi Evaluasi Skala Besar. 2. Terlalu Banyak Variabel Yang Perlu Dihitung Pada Suatu Saat Kemampuan Computer Hanya Sampai 40 Variabel

3. Meskipun Model Multivariasi Telah Mengurangi Masalah Control Berkenaan Dengan Eksperimen Lapangan Tetapi Tetap Menghadapi Masalah-Masalah Perbandingan. G. Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro 1. Evaluasi Pada Tingkat Mikro a. Tujuan Evaluasi Adanya Sekurang-Kurangnya Dua Tujuan Pokok Yang Ingin Dicapai Melalui Kegiatan Evaluasi Kurikulum.Pada Tingkay Mikro Ini Mengukur Efek Pengajaran Tujuan Utama Evaluasi Program Pada Tingkat Mikro Adalah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Efek Atau Pengaruh Dari Pengajaran Yang Telah Diberikan Terhadap Penguasaan,Kemampuan Yang Ingin Dicapai Dalam Suatu Mata Ajaran Efek Atau Pengaruh Tersebut Dapat Diketahui Bila Dilakukan Perbadingan Antara Hasil Yang Dicapai Peserta Didik Sebelum Dan Sesudah Pengajaran Diberikan. Memperbaiki Pengajaran,Disamping Untuk Keperluan Pengukuran Efek Atau Pengaruh Pengajaran Evaluasi Program Tingkat Mikro Bertujuan Pula Untuk Memperoleh Gambaran Ataupun Inpormasi Tentang Bagian-Bagian Pelajaran Yang Masih Belum Dipahami Oleh Para Peserta Didik. b. Jenis-Jenis Evaluasi Evaluasi Awal Di Lakukan Sebelum Pengajaran Diberikan,Fungsinya Ialah Untuk Mengetahui Kemampua Awal Peserta Didik Tentang Pelajaran Yang Akan Diberikan. Evaluasi Antara ; Dilakukan Pada Setiap Unit Bahan Yang Diberikan Dalam Suatu Mata Pelajaran,Dapat Berbentuk Tes Dan Bentuk-Bentuk Evaluasi Yang Lain Tentang Unit Yang Bersangkutan.

Evaluasi Akhir Dilaukan Setelah Pengajaran Diberikan.Fungsinya Ialah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Kemampuan Yang Dicapai Pesrta Didik Pada Akhir Program. 2. Evaluasi Kurikulum Pada Tinkat Yang Lebih Makro Berikut Ini Berturut-Turut Akan Dijelaskan Tentag Tujuan,Jenis,Dan Skema Kegiatan Evaluasi Kurikulum Yang Tingkat Lebih Makro. a. Tujuan Evaluasi Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Yang Lebih Makro Dilakukan Untuk Menghasilkan Masukan-Masukan Yang Diperlukan Bagi Penyusunan Dan Perbaikan : Tujuan Dan Program Kurikulum Bahan Dan Pertalatan / Pasilitas Pendidikan a. Jenis Evaluasi Untuk Mencapai Tujuan Evaluasi Ada 4 Jenis Evaluasi Yang Perlu Dilakukan : Evaluasi Kontek : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Dalam Perecanaan Program,Khususnya Dalam Penetuan Tujuan Dan Program Kuriklum Diklat Evaluasi Masukan : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Dalam Penyiapan Dan Perbaikan Peralatan Pendidikan Yang Meliputi Bahan Ajar,Sarana / Alat Penunjang Media Pengajaran Stap Pengajar,Dan Sebagainya. Evaluasi Proses / Hasil Jangka Pendek : Informasi Untuk Keperluan Perbaikan Program Dan Pelaksanaan Pendidikan Mencakup Baik Informasi Tentang Proses Maupun Hasil Jangka Pendek Yang Dicapai Peserta Didik Selama Dan Pada Akhir Tiap Unit Program. Evaluasi Dampak / Hasil Jangka Panjang : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Bagi Peninjauan Kembali Keseluruhan Program Pendidikan Dan Penentu Kegiatan Tindak Lanjut Yang Diperlukan Termasuk Perbaiakan Kurikulum Pada Siklus / Putaran Hidup.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Evaluasi Kurikulum Memegang Perenan Penting Baik Dalam Penetuan Kebijaksanaan Pendidikan Pada Umumnya,Maupun Pada Pengambilan Keputusan Dalam Kurikulum.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Dapat Digunakan Oleh Para Pemegang Kebjaksanaan Pendidikan Dan Para Pemegang Kurikulum Dalam Memeilih Dan Menetapkan Kebjaksanaan Pengembangan System Pendidikan Dan Pengembanagan Model Kurikulum Yang Digunakan.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Juga Dapat Digunakan Pleh Guru-Guru,Kepala Sekolah Dan Para Pelaksana Pendidikan Lainnya,Dalam Memahami Dan Membantu Perkembangan Siswa, Memilih Bahan Pelajaran,Memilih Metode Dan Alat-Alat Bantu Pelajaran, Cara Penilaian Serta Fasilitas Pendidikan Lainnya. DAFTAR PUSTAKA _______________ Pengembangan Kurikulum ______ Tim Pengembangan MKDK Kurikulum Dan Pembelajaran. ________ Bandung Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan FIP UPI http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/10/31/evaluasi-kurikulum/

MENGAPA PERLU EVALUASI KURIKULUM?


Oleh : Hermana Somantrie The American Evaluation Association telah mengeluarkan satu set kode etik bagi para evaluator dalam bidang pendidikan yang dinamakan dengan the Guiding Principles for Evaluators. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: (1) Systematic Inquiry: Evaluators conduct systematic, databased inquiries about whatever is being evaluated; (2) Competence: Evaluators provide competent performance to stakeholders; (3) Integrity/Honesty: Evaluators ensure the honesty and integrity of the entire evaluation process; (4) Respect for People: Evaluators respect the security, dignity and self-worth of the respondents, program participants, clients, and other stakeholders with whom they interact; and (5) Responsibilities for General and Public Welfare: Evaluators articulate and take into account the diversity of interests and values that may be related to the general and public welfare. Kode etik semacam itu belum ada di Indonesia, padahal hal itu sangat diperlukan agar hasil evaluasi merupakan informasi yang akurat, obyektif, dan terhindar dari bumbu kepentingan kelompok tertentu. Begitu pula, dalam penilaian kurikulum tentu juga harus

mengaplikasikan kode etik yang ketat untuk menghasilkan informasi yang akurat, obyektif, dan terhindar dari bumbu kepentingan kelompok tertentu. Banyak pengertian tentang penilaian kurikulum, namun dalam kolom ini tidak akan membahas pengertian tersebut. Pembahasan akan lebih difokuskan pada prosedur kegiatan evaluasi kurikulum sebagai berikut: Identify specific purposes for assessing student learning; Develop a comprehensive assessment plan Select/develop assessment tools and scoring procedures that are valid and reliable; Identify procedures for collecting assessment data; Identify procedures for analyzing and interpreting information and drawing conclusions based on the data (including analysis of the performance of various subgroups of students); Identify procedures for establishing at least three levels of performance (specific to the content standard and the assessment tool when appropriate) to assist in determining whether students have achieved at a satisfactory level (at least two levels describe performance that is proficient or advanced and at least one level describes students who are not yet performing at the proficient level); Identify procedures for using assessment information to determine long-range and annual improvement goals; Identify procedures for using assessment information in making decisions focused on improving teaching and learning (data based decision making); Provide support to staff in using data to make instructional decisions; Define procedures for regular and clear communication about assessment results to the various internal and external publics; Define data reporting procedures; Verify that assessment tools are fair for all students and are consistent with all state and federal mandates; Verify that assessment tools measure the curriculum that is written and delivered; Identify roles and responsibilities of key groups; Ensure participation of eligible students receiving special education services in district-wide assessments. Prosedur lainnya yang bisa digunakan dalam evaluasi kurikulum yaitu sebagaimana yang tampak dalam diagram berikut ini.

Oleh karena penilaian kurikulum dimaksudkan untuk menghasilkan informasi yang akurat, obyektif, dan terhindar dari bumbu kepentingan kelompok tertentu, semua staf Puskur harus memiliki kompetensi yang handal untuk melakukan penilaian kurikulum.
(* Dr. Hermana Somantrie, MA Peneliti Pendidikan, Pusat Kurikulum).

Pemutakhiran Terakhir ( Rabu, 30 September 2009 15:34 ) http://www.puskur.net/index.php?option=com_content&view=article&id=74:beritautama-4&catid=36:headline&Itemid=50

Dunia Arif

Jumat, 25 Desember 2009


Evaluasi kurikulum
Evaluasi dan Kurikulum Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulumdalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat Bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya. Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa factor : 1.Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah. 2.Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan. 3.Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya

juga berubah. Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri. Ada pihak yang berpendapat bahwa keduanya tidak ada hubungan, tetapi ada pihak lain yang menyatakan keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pihak yang memandang ada hubungan, hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat. Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada evaluasi kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan memberi warna pada pelaksanaan kurikulum. Hubungan antara evaluasi dengan kurikulum bersifat organis, dan prosesnya beerlangsung evolusioner. Pandangan-pandangan lama yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman, secara berangsur-angsur diganti dengan pandangan baru yang lebih sesuai. R.A Becher, seorang ahli pendidikan dari Universitas Sussex, Inggris menyatakan bahwa : Tiap program pengembangan kurikulum mempunyai style dan karakteristik tertentu, dan evaluasi dari program tersebut akan memperlihatkan style dan karakteristik yang sama pula. Seorang evaluatorakanmenyusun program evaluasi kurikulum sesuai dengan style dan karakteristik kurikulum yang dikembangkannya. Juga terjadi sebaliknya, hasil program evaluasi kurikulum akan mempengaruhi pelaksanaan praktek kurikulum. Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari yang bersifat sanat informal sampai dengan yang sangat formal. Pada tingkat yang sangat informal evaluasi berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang perubahanperubahan yang telah dicapai oleh program sekolah. Pada tingakt yang lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumpulan dan pencatatan data, sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk pengukuran berbagai bentuk kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan. Komponen-komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya mengevaluasi hasil belajar dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siwa, sarana dan fasilitas dan sumber-sumer belajar, dan lain-lain. Adapun pengertian evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang berfariasi menurut pakar kurikulum. Oleh karena itu penulis mencoba menjabarkan definisi dari evaluasi dan definisi dari kurikulum secara per kata sehingga lebih mudah untuk memahami evaluasi kurikulum. Pengertian evaluasi menurut joint committee, 1981 ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberpa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 mendefinisikan evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray 1983 mendefinisikan evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky 1989 mendefinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Sedangkan pengertian kurikulum adalah : a.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatanpembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ( Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional ). b.Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran ( keputusan Menteri Kesehatan No: 725/Mekes/SK/V/2003 tentang pedoman penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan ) c.Kurikulum pendidikan tinggi adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi ( Pasal 1 Butir 6 Kepmendinas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa ) d.Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disususn secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk pengembangan strategi pembelajaran (Materi didalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan sasaran (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu.saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. Dari pengertian evaluasi dan kurikulum diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektiftas dan efesensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dametode penelitian.perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya.evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data dan bahan untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direfisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru. B. Konsep Kurikulum Kurikulum merupakan daerah study intelek yang sangat luas. Banyak teori tentang kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana, yang lain pada inovasi, pada dasar filosofis, dan pada konsep-konsep yang diambil dari ilmu perilaku manusia. Ini menunjukkan betapa luasnya teori tentang kurikulum. Secara sederhana teori kurikulum dapat diklasifikasikan atas teori-teori yang lebih menekankan pada isi kurikulum, pada situasi pendidikan serta pada organisasi kurikulum. Penekanan kepada isi kurikulum. Strategi pengembangan yang menekankan isi merupakan yang paling lama dan banyak dipakai, tetapi terus maendapat penyempurnaan atau pembaharuan ini bermacam-macam. Pertama , karena didorongoleh tuntutan untuk menguatkan kembali nilai-nilai moral dan budaya dari masyarakat. Kedua, karena perubahan dasar filosofis tentang struktur pengetahuan. Ketiga, karena ada tuntutan bahwa kurikulum harus kebih berorentasi pada pekerjaan. Faktor-faktor tersebut tidak timbul dari atau tidak ada hubungannya dengan sistem institusi persekolahan, tetapi sangat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Pengaruhnya terhadap pengembangan kurikulum umpamanya, penguatan kembali nilainilai moral dan budayaakan meminya perhatian yang lebih besar pada kumplan ilmu pengetahuan masa lalu, orientasi kepada pekerjaan akan lebih banyak melihat kemasa depan, sedangkan titik tolak pada pandangan filosofis akan lebih menekankan pada disiplin-disiplin keilmuan. Pengembangan kurikulum yang menekankan isi bersifat material centered. Kurikulum ini memandang murid sebagai penerima resep yang pasif. Secara teoritis kurikulum yang menekankan isi dapat diukur, mempunyai tujuan yang apabila telah ditransfer pada anak dapat dikuasai oleh anak. Ini merupakan engineering approach. Anak dianggap bahan kasar yang tak berdaya, bersama dengan teman-temannya yang lain dicetak melalui blue print masyarakat. Penekanan pada situasi pendidikan. Tipe kurikulum ini menekankan pada masalah dimana ( where ), bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya. Tipe ini akan menghasilkan kurikulum berdasarkan situasi-situasi

lingkungan, seperti kurikulum pedesaan, kurikulum masyarakat nelayan dll.

C. Pentingnya Evaluasi Kurikulum Penulis setuju dengan pentingnya dilakukan evaluasi kurikulum. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efesiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum masih perlu dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembanganilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar berubah. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area-area kelemahan kurikulum, sehingga hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih dilaksanakan atau tidak, yang dikenal dengan evaluasi sumatif.. D. Masalah Dalam Evaluasi kurikulum Norman dan Schmdt 2002 mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi kurikulum, yaitu : 1.Kesulitan dalam pengukuran 2.Kesulitan dalam penerapan randomisasi dan double blind 3.Kesulitan dalam menstandartkan intervensi dalam pendidikan 4.Pengaruh intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah Adapun hasil analisa masalah yang dihadapi dalam melakukan valuasi kurikulum, yaitu : 1.Dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah. Dasar teori yang melatarbelakangi lemah akan mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam mendukung penjelasan terhadap hasil intervensi suatu kurikulum yang dievaluasi akan membuat penelitian (evaluasi kurikulum) tidak baik. Teori akan membantu memahami kompleksitas lingkungan pendidikan yang akan dievaluasi. 2.Intervensi pendidikan yang akan dilakukan tidak memungkinkan dilakukan Blinded dalam penelitian pendidikan khususnyapenelitian evaluasi kurikulum, ditemukan kesulitn dalam menerapkan metode Blinded dalam melakukan intervensi pendidikan. Dengan tidak adanya Blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa mereka mendapatintervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan serius atau sungguh-sungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam penelitian evaluasi kurikulum. 3.Kesukitan dalam randomisasi, kesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan metoderandomisasi dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti sedikit atau kemungkinan hannyainstitusi itu sendiri yang melakukannya. Apabila intervensi yang digunakan hanya pada institusi tersebut maka timbul pertanyaannya, apakah mungkin mencari kelompok dan randomisasi ? 4.Dll. E. Model-Model Evaluasi Kurikulum Evaluasi kurikulum merupakan merupakan suatu tema yang luas, meliputi banyak kegiatan, meliputi sejumlah prosedur, bahkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Evaluasi kurikulum juga merupakan suatu fenomenayang multifaset, memiliki banyak segi.

Bagian ini membahas membahas perkembangan evaluasi kurikulum, yaitu evaluasi kurikulum sebagai fenomena sejarah, suatu elemen dalam prosessosial sihubungkan dengan perkembangan pendidikan . 1. Evaluasi Model Penelitian Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan atas teori dan metode tes psikologi serta eksperimen lapangan Eksperimen lapangan dalam pendidikan, dimualai tahun 1930 dengan menggunakan metode yang biasa digunakan dalam penelitian botani pertanian. Model eksperimen dalam botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikana, anak disamakan dengan benih, sedang kurikulumserta berbagai fasilitas serta sistem sekolah dapat disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya Salah stu pendekatan dalam evaluasi yang menggunakan eksperimen lapanganadalah mengadakan perbandingan antara duamacam kelompok anak, umpamanya yang mengguanakan dua metodebelajar yang berbeda. Kelompok pertama belajar membaca dengan metode global dan kelompok lain menggunakan metode unsur. Ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam eksperimen tersebut sebagai berikut : 1. Kesulitan adminitratif, sedikit sekali sekolah yang mau dijadikan sekolah eksperimen 2.Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji 3.Sulit mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompk eksperimen dengan kelompok kontrol,pengaruh guru-guru tersebut sukar dikontrol 4.Ada keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan 2. Evaluasi Model Objektif Evaluasi model objektif berasal dari Ameriaka Serikat. Perbedaan odel objektif dengan model komparatif adalah dalam dua hal. Pertama dalam model objektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para evaluator mempunyai perananmenghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Evaluasi dilakukan pada akhir pengembangan kurikulum, kegiatan penilaian ini sering disebut evaluasi sumatif. Kedua kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum laintetapi diukur dengan seperangkat objektif (tujuan khusus). Keberhasilan pelaksanaan kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuantujuan tersebut. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif : 1)Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum 2)Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa 3)Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut 4)Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan. Pendekatan inilah yang digunakan oleh Ralph Taylor (1930) dalam menysun tes dengan titik tolak pada perumusan tujuan tes, sebagai asal mula pendekatan sistem (system approach). Pada tahun 1950-an Benyamin S.Bloom dengan kawan-kawannya menyusun klasifikasi sistem tujuan yang meliputi daerah-daerah belajar (cognitive domain). 3. Model Campuran Multivariasi Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model taylor dan bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur darikedua pendekatan tersebut strategi ini memungkinkan membandingkan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan kriteria khusus dari masing- masing kurikulum. Program paket berisi program statistik yang sederhana yang tidak membutuhkan komputer untuk menggunakannya. Dengan berkembangnya penggunaan komputer memungkinkan studi lapangan tidak dihambat oleh kesalahan dan kelambatan. Semua masalah pengolahan statistik dapat dikerjakan dapat dikerjakan dengan komputer. Langkah- langkah multivariasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/ diteliti 2. Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal 3. Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran

umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan 4. Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer 5. tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variabel yng berbeda Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam model campuran multivariasi ini. Kesulitan pertama adalah diharapkan memberikan tes statistik yang signifikan. Maka untuk itu dibutuhkan seratus kelas dengan sepuluh pengukuran, dan ini lebih memungkinkan daripaea sepuluh kelas dengan seratus pengukuran. Jadi model multivariasi ini lebih sesuai bagi evaluasi kurikulum sekala besar. Kesulitan kedua adalah terlalu banyaknya variabel yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan komputer hanya sampai empat puluh variabel sedangkan dengan model ini dapat dikumplkan sampai tiga ratus variabel. Kesulitan ketiga, meskipun model miltivariasi telah mengurangi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah- masalah perbandingan

BAB III KESIMPULAN Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur untuk mengimpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau yag telah dijalankan. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, kaena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi kurikulum penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Ada banyak masalah dalam penerapan evaluasi kurikulum seperti dasar yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah, intervensi yang dilukukan tidak memungkinkan blinded, kesulitan dalam melakukan randomisasi, kesulitan dalam menstandartkan intervrensi yang dilakukan masalah etika penelitian, tidak adanya pure aut come, kesulitan mencari alat ukur dan penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding. Oleh karena itu dengan memahami pengertian evaluasi kurikulum dan persamaan serta pebedaanya dengan penelitian diharapkan evaluasi kurikulum yang akan dibuat dapat menjadi valid, reliabel dan sangat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang kurikulum tersebut.

DAFTAR PUSTAKA 1.Lindeman, M. (2007). Program Evaluation [Internet].Avaliable from: www.tedi.uq.edu.au/conferences/A_ conf/papers/Isaacs.html Accessed 3 July 2007 2.Silver, H.(2004). Evaluation Research in Education. [Internet]. Available from: < outh.ac.uk/resined/evaluation/index.htm> [Accessed 3 July 2007] 3.Trochim, W.M.K. (2006). Inti\roduction to Evaluation. [Internet]. Avaliable from:< http://www.sosialresearchmethods.net/kb/interval.php> [Accessed 3 July 2007]. 4.Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Akademik Dan Kemahasiswaan,(2003). Buku II- Kurikulum Program Studi. 5.Posner,G.J., (2004). Analyzing The Curriculum. Mc Graw Hill. United States. 6.Amin,Z.E, Eng, K.H., (2003). Basics in Medial Education, World Scientific, Singapore. 7.Dolman, D.(2003).The Effectifveness of PBL : the debate contineus. Some concerns about the BEME movement. Medical Education 2003;37:1129-1130 8.Farraw, R. The effectivenes of PBL : the debate contineus. Is meta analizis helpful? Medical Education 2003;37:1131-1132 9.Norman, G.R, Schdmidt H.g. Effectifeness of problem based learning curiccula: theory, practice and paper darts. Medical Education 2000;34:721-728. 10.Sukmadinata, Prof.dr. Nana Syaodih (2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.PT. Remaja Rosdakaya.Bandung Diposkan oleh Saikhul di 06.54 http://saichul.blogspot.com/2009/12/panduan-penyusunan-kurikulum-ktsp.html

Konsep Kurikulum Pengertian Kurikulum

Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah kurikulum. George A. Beauchamp (1986) mengemukakan bahwa : A Curriculun is a written document which may contain many ingredients, but basically it is a plan for the education of pupils during their enrollment in given school. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum to be composed of all the experiences children have under the

guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa : the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school. Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)

mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi, yaitu: 1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan. 2. kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide; yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu. 3. kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran. 4. kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik. Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian : (1) kurikulum sebagai ide; (2) kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam melaksanakan kurikulum; (3) kurikulum menurut persepsi pengajar; (4) kurikulum operasional yang dilaksanakan atau dioprasional kan oleh pengajar di kelas; (5) kurikulum experience yakni kurikulum yang dialami oleh peserta didik; dan (6) kurikulum yang diperoleh dari penerapan kurikulum. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional sebagaimana dapat dilihat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sumber: Akhmad Sudrajat

vandha.wordpress.com/kail.../artikel.../konsep-kurikulum/ - Tembolok - Mirip <script language="JavaScript" type="text/javascript"> document.write('<a http://redvase.bravenet.com/track/click/18910/1428/1288675362?url=http://clk.atdmt.com/00F/go/205993454/direct;wi.728;hi.2 arget="_blank"><img src="http://view.atdmt.com/00F/view/205993454/direct;wi.728;hi.29/01/"/></a>'); </script><noscript><a http://redvase.bravenet.com/track/click/18910/1428/1288675362?url=http://clk.atdmt.com/00F/go/205993454/direct;wi.728;hi.2 target="_blank"><img border="0" src="http://view.atdmt.com/00F/view/205993454/direct;wi.728;hi.29/01/" /></a></noscript> 1 Kurikulum

Perkataan kurikulum berasal dari perkataan Latin yang merujuk kepada laluan dalam sesua pertandingan. Berdasarkan kepada konsep tersebut , perkataan kurikulum adalah berka

rapat dengan perkataaan laluan atau laluan-lauan. Sehingga awal abad ke 20, kurikulu merujuk kepada kandungan dan bahan pembelajaran yang berkembang iaitu apa i persekolahan. Ahli progresif dan behaviouris pada lewat abad ke 19 dan abad ke 2 membincangkan tentang kurikulum dengan memasukkan unsur-unsur seperti kepelbagaia keperluan masyarakatan dan strategi-strategi pengajaran.

Frank Bobbit (1918), dalam buku The Curriculum menghuraikan kurikulum sebagai : i) keseluruhan pengalaman, yang tak terarah perkembangan kebolehan individu atau dan terarah, terumpu

kepa

ii)

satu siri latihan pengalaman langsung secara sedar digunakan oleh sekolah unt melengkap dan menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepa pemupukan perkembangan individu melalui segala pengalaman termasuk pengalam yang dirancangkan oleh sekolah.

John Dewey (1902,halaman 5) dalam bukunya The Child and The Curriculum merujuk istil kurikulum sebagai pengajian di sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lamp hingga masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan keperluan masyaraka Beliau selanjutnya menghuraikan konsep ini dalam bukunya Democracy and Education (191 halaman 125). Dewey menyatakan bahawa skema kurikulum harus mengambil kira penyesuai pembelajaran dengan keperluan sesebuah komuniti; ia harus membuat pilihan dengan ni meningkatkan kehidupan yang dilalui supaya masa depan akan menjadi lebih baik dari ma lampau. Di sini, elemen rekonstruksionism social dapat dikesan dengan melihat kea rah ma keperluan masyarakat diletakkan sebagai objektif utama, tanpa menafikan kepentingan individ

Diantara lain definisi kurikulum adalah seperti berikut :

-urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk mendisiplinkan cara berfikir d bertindak (Valiga, T & Magel, C., 2001)

-isi kandungan dan proses formal dan tidak formal yang mana pelajar memperolehi ilmu d kefahaman, mengembangkan kemahiran dan mengubah sikap serta menghargai dan mempelaja nilai-nilai murni di sekolah (Doll, R. 1996)

-pengalaman pembelajaran yang dirancang dan dibimbing serta hasil pembelajaran ya diinginkan, yang dibentuk secara sistematik dengan pembinaan semula ilmu dan pengalaman sekolah, bagi pertumbuhan dalm hal kecekapan sosial peribadi secara berterusan d

bersungguh-sungguh

-kurikulum sekolah adalah satu siri peristiwa yang terancang yang bertujuan untuk membe kesan pendidikan kepada murid di sekolah

-kurikulum seharusnya mempunyai matlamat awalan untuk dicapai, isi kandungan, proses d pengalaman yang dipilih untuk memudahkan pembelajaran; tahap tanggungjawab yang perlu ambil oleh guru dan pelajar untuk pembelajaran; bagaimana dan dimana kurikulum dilaksanak (Dillard & Laidig, 1998)

-Menurut Laporan Jawatan Kuasa Kabinet 1979, dalam konteks Malaysia , kurikulum bol didefinisikan sebagai :

Semua perancangan pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah atau institusi pendidikan adal untuk mencapai matlamat pendidikan. Kurikulum mengandungi dua aspek :

-sukatan dan kandungan mata pelajaran dengan aktiviti pengajaran dan pembelajaran -kurikulum seperti sukan, persatuan dan unit beruniform

-Mengikut Akta Pendidikan 1996; Pendidikan (Peraturan Kurikulum Kebangsaan) 199 mendefinisikan Kurikulum Kebangsaan sebagai :

program pendidikanyang merangkumi aktiviti kurikulum dan kokurikulum yang mencakupi sem ilmu pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, elemen budaya dan kepercayaan untuk memban mengembangkan murid sepenuhnya dari aspek fizikal, rohani, mental dan emosi serta memupu dan memperkembangkan nilai murni yang diingini serta untuk menyebarkan ilmu pengetahuan

Umumnya, bagaimanakah anda mendefinisikan kurikulum? Carta berikut mungkin dap membantu anda memperoleh pengertian konsep dan kurikulum.

Konsep Umum Kurikulum

Konsep kurikulum dapat dijelaskan dengan lebih baik lagi melalui cara bagaimana sekol menjawab sembilan soalan kurikulum yang berikut ini :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Apakah yang harus diajar ? Kepada siapa ia harus diajar ? Mengapa ia harus diajar ? Bagaimana ia harus diajar ? Bila (berapa lama dan bagaimana susunannya?) harus ia diajar? Bagaimana kita harus tahu bahawa pembelajaran telah berlaku? Apakah sumber yang akan digunakan (buku teks, bahan, video dll)? Dalam keadaan bagaimanakah kurikulum akan dilaksanakan? Apakah kumpulan (kooperat homogenous, individu) yang akan digunakan? 9. Apakah aspek situasi bilik darjah (susunan meja kerusi,ekologi bilik darjah) yang ak digambarkan dalam kurikulum?

2.0 Jenis-Jenis Kurikulum

Apakah jenis kurikulum yang anda tahu ? Sebenarnya terdapat dua jenis kurikulum utama iai kurikulum formal dan tersembunyi.

Kurikulum formal ialah rancangan di mana aktiviti pembelajaran dijalankan supaya matlam atau objektif pendidikan dan sekolah tercapai. Ia merupakan satu set dokumen unt dilaksanakan. Ia mengandungi hal sebenar yang berlaku dibilik darjah dan apa yang tel disediakan dan dinilai. Setiap sekolah ada kurikulum terancang iaitu satu set objektif ya berstruktur dengan kandungan dan pengalaman belajar serta hasil yang dijangkakan. merupakan rancangan eksplisit dan operasional yang dihasratkan, lazimnya dikelolakan mengik mata pelajaran dan gred, di mana peranan guru didefinisikan dengan jelas (Ornstein, A.C. Hunkins, F, 1983)

Kurikulum tersembunyi adalah sesuatu yang tidak terancang dan tidak formal. Ia mungk disebut sebagai kurikulum tak rasmi atau terlindung atau tak formal. Kurikulum dikelolakan di luar konteks pengajaran rasmi. Ia merupakan perlakuan dan sikap yang dibaw kedalam bilik darjah dan sekolah tanpa disedari dan disebut kerana tidak dinyatakan seca eksplisit. Ia terdiri dari peraturan tidak bertulis, konvokesyen, adat resam dan nilai budaya. dibentuk oleh faktor-faktor seperti status sosioekonomi dan latar belakang pengalaman gu dan murid.

Jadi apakah peranan anda sebagai guru dalam kurikulum tersembunyi? Anda harus berupa untuk mengenalpasti aspek-aspek kurikulum tersembunyi, terutamanya kemungkin ketidakfungsiaan potensi atau pengalaman pembelajaran negatif dan di mana-ma kemungkinanan untuk mengawal dan memperbaiki situasi.

Huraian ringkas yang berikut membolehkan anda membezakan antara pelbagai jenis kurikulum.

Kurikulum Bertulis/Yang Dihasratkan -

kurikulum yang dimuatkan dalam panduan kurikulum negeri dan daerah seper Kurikulum Kebangsaan iaitu KBSR/KBSM/Kurikulum Pra-Sekolah

Kurikulum Cadangan -

kurikulum yang dicadangkan oleh pakar-pakar pendidik, pertubuhan profesion suruhanjaya pembentuk dan pembuat dasar

Kurikulum Masa Depan -

merangkumi pendekatan berpusatkan murid yang membolehkan mereka memaha kekuatan dan kelamahan masing-masing serta berupaya belajar sepanjang hayat

pengalaman belajar direka untuk membantu murid menyepadukan pengetahu baru dan memurnikan bagi melahirkan celik akal melalui banding beza, membu induksi, deduksi dan menganalisis

pengalaman belajar memberikan murid peluang untuk menggunakan pengetahu secara bermakna bagi membolehkan mereka membuat keputusan dan unt membentuk pmikiran kritikal, kreatif dan futurisitik serta penyelesaian masal seperti Kajian Masa Depan 3 pendekatan boleh digunakan untuk melaksanakan visi ini :

-kandungan akan dibekalkan menggunakan pelbagai strategi

melalui

pelbagai

cara

penyampaian

deng

-kurikulum akan dibina sebagai modul dan diakses melalui rangkaian jaringan

-bahan, pengalaman dan sokongan akan diperolehi daripada pelbagai sumber d disepadukan ke dalam struktur teras kurikulum Kurikulum Sokongan -

kurikulum yang digambarkan dan dibentuk oleh sumber yang disediakan unt menyokong atau menyampaikan

Kurikulum Tersembunyi terletak diluar konteks pengajaran rasmi, belajar secara implisit

mengandungi peraturan tak bertulis. Konvensi, adat resam, nilai budaya ya dikenali sebagai sekolah, sperti sopan santun, menjaga kebersihan dan jujur

dibentuk oleh faktor seperti sosioekonomi dan latar belakang pengalaman d murid

Kurikulum Yang Di Ajar kurikulum yang dapat di lihat ketika memerhati pengajaran guru

Kurikulum Yang Di Uji set pembelajaran yang dinilai dalam ujian yang digubal oleh guru , ujian dibina peringka daerah dan ujian piawaian

Kurikulum Yang Di Alami/Di Pelajari -

semua perubahan pada nilai, persepsi dan tingkah laku yang berlaku adalah ha daripada pengalaman persekolahan

Hubungan kurikulum boleh dijelaskan melalui rajah yang berkaitan dengan lapisan kurikulum

3.0 Model Kurikulum

Terdapat pelbagai model kurikulum yang dibincangkan oleh Raplh Tyler (1949), Hilda Taba (1966) , Stenhouse (1975) dan Stake (1976).

a) Model Perkembangan Tyler

Berdasarkan 4 persoalan asas

i) ii)

Apakah tujuan pendidikan yang perlu dicapai oleh sekolah? Apakah pengalaman pendidikan yang boleh diberikan yang mungkin dapat mencapai tujuan tersebut ? Bagaimanakah pengalaman pendidikan ini boleh disusun secara berkesan?

iii) iv)

Bagaimanakah dapat kita tentukan sama ada tujuan ini boleh dicapai atau sebaliknya

Penekanan pada pembentukan objektif tingkah laku sebagai tujuan sebenar pendidikan bukanl untuk guru melakukan sesuatu aktiviti tetapi untuk membawa perubahan signifikan dalam po tingkah laku murid. Adalah penting untuk mengenal pasti bahawa sebarang pernyataan objekt sekolah adalah merupakan pernyataan perubahan yang berlaku dikalangan murid

Adalah sistematik dan memberi panduan yang kukuh untuk menentukan objektif tingkah la dan menyediakan hasilan yang jelas supaya kandungan kurikulum dan kaedah penyampaian dap disusun dan hasilannya boleh dinilai.

b) Model Perkembangan Taba

Kurikulum sebagai rancangan untuk bertindak Pendekatan bawah keatas (bottoms-up) terhadap kurikulum di mana guru memainkan peranan utama Peraturan tertentu untuk membina kurikulum dan guru harus membantu dalam proses perkembangannya 7 langkah dalam perkembangan kurikulum adalah : i) ii) iii) mendiagnosis keperluan pembentukan objektif pemilihan kandungan

iv) v) vi) vii)

pengurusan kandungan pemilihan pengalaman pembelajaran pengelolaan aktiviti pembelajaran penilaian

c) Model Perkembangan Stenhouse

Kurikulum sebagai satu proses Kurikulum bukan berbentuk fizikal tetapi berkaitan dengan interaksi guru, murid dan ilmu

Kurikulum adalah perkara sebenar yang berlaku dalam bilik darjah dan dilakukan oleh seseoran untuk membuat persediaan dan penilaian Proses yang aktif dan dihubungkaitkan dengan set penaakulan praktikal Aristotle Cubaan penyampaian prinsip-prinsip dan ciri-ciri pendidikan dalam satu bentuk terbuka untuk penilitian kritis dan boleh diterjemahkan kebentuk prakital Perlu penyediaan asas untuk merancang sesuatu kursus , mengkaji secara emperikal dan mempertimbangkan alasan secara praktikal. Ia harus menawarkan :

a) Perancangan prinsip pemilihan kandungan apa yang perlu diajar dan dipelajari prinsip perkembangan startegi pengajaran - bagaimana ia dipelajari dan diajar prinsip membuat keputusan tentang urutan

panduan untuk guru bagi kesesuaian untuk melaksanakan kurikulum dalam pelbag konteks maklumat tentang kepelbagaian kesan dalam konteks yang berbeza

Justifikasi : bermatlamatkan mudah diakses untuk diteliti dan dikritik Melihat Kurikulum sebagai sesuatu bentuk spesifikasi tentang amalan pengajaran Hasil kurikulum ini adalah hasil perkembangan kandungan dan cara daripada kerjasama antara

guru dan murid

Pembelajaran adalah berpusatkan murid dengan fokusnya adalah interaksi ; proses pembelajaran merupakan fokus utama guru

4.0 Faktor Mempengaruhi Pembentukan dan Perubahan Kurikulum

2.0

Rumusan

Kurikulum adalah rancangan untuk pembelajaran. Semua rancangan mengandungi visi ya mentakrifkan nilai sosial dan struktur yang diterjemahkan ke dalam pengalaman. Perkembang kurikulum ialah proses yang dinilainya diterjemah dan disusun ke dalam pengalam pembelajaran.

Perkembangan kurikulum, sebagai satu proses , merupakan putaran asas yan mengandungi menganalisis, mereka bentuk, melaksanakan dan menilai. Proses ini digunakan di sem peringkat dalam pembentukan konsep dan menyepadukan semua usaha untuk meningkatk kualiti program persekolahan.

Kurikulum ialah segala pengalaman pembelajaran yang dirancang dan diarahkan oleh sebu sekolah untuk mencapai matlamat pendidikan.

Dibawah kurikulum akademik, terdapat pelbagai jenis kurikulum, seperti kurikulum integra teras dan aktiviti atau pengalaman yang dapat digabungkan untuk membentuk kurikulum forma

Pembentukkan dan perubahan dalam kurikulum dipengaruhi oleh polisi-polisi kerajaan, matlam dan keutamaan program, keperluan negara dan masyarakat, keperluan individu serta keperlu menyeluruh. http://kdckdpm06.bravehost.com/kurikulum.htm

Konsep Kurikulum
Posted by dream's zone Sabtu, Januari 23 Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani kuna ini, dalam lingkungan tertentu masih dioakai hingga kini, sebagaimana pendapat Robert S. Zais (1976:7), a recesourse of subject matters to be mastered. Menurut pendapat ini, kurikulum identik dengan bidang studi. Ada pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum merupakan pengalaman belajar, pendapat ini dikemukakan antara lain oleh Caswell dan Cambell (1975), to be composed of all the experiences children have under the guidance of theachers. Ronald C Doll (1974:22), menggambarkan kurikulum telah berubah dari kontens belajar (isi) ke

proses, dari skop yang sempit kepada yang lebih luas, dari materi ke pengalaman, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan masyarakat, bersama guru atau tidak, ada hubungannya dengan pelajaran ataupun tidak, termasuk upaya guru dan fasilitas untuk mendorongnya. Meskipun, pemaknaan kurikulum demikian, mendapat kritik dari Mauritz Johnson (1967:130), menurutnya pengalaman hanya akan terjadi bila siswa berinteraksi dengan ligkungannya, interaksi seperti demikian bukan kurikulum tetapi pengajaran. Menurutnya, kurikulum hanya berkenaan dengan a structured series of intended learning outcomes, hasil yang dicapai dari hasil belajar siswa. Oleh karena itu, perencaan dan pelaksanaan isi, kegiatan belajar mengajar, evaluasi termasuk pengajaran. Mc Donald (1967:3) memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran, yang terdiri dari empat komponen, yaitu: mengajar (kegiatan professional guru terhadap murid), belajar (kegiatan responsi siswa terhadap guru), pembelajaran (interaksi antara guru murid pada proses belajar mengajar) dan kurikulum (pedoman proses belajar mengajar). Bauchamp (1968) menekankan kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Ia menegaskan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis dan sekaligus merupakan rencana pendidikan yang given di sekolah. Tetapi, kurikulum tidak hanya dinilai dari segi dokumen dan rencana pendidikan, karena ia harus memiliki fungsi operasional kegaiatan belajar mengajar, dan menjadi pedoman bagi pengajar maupun pelajar. Hilda Taba (1962) berpendapat, kurikulum tidak hanya terletak pada pelaksanaanya, tetapi pada keluasan cakupannya, terutama pada isi, metode dan tujuannya, terutama tujuan jangka panjang, karena justeru kurikulum terletak pada tujuannya yang umum dan jangka panjang itu, sedangkan imlementasinya yang sempit termasuk pada pengajaran, yang keduanya harus kontinum. Kurikulum, juga merupakan perwujudan penerapan teori baik yang terkait dengan bidang studi maupun yang terkait dengan konsep, penentuan, pengembangan desain, implementasi, dan evaluasiya. Oleh karna itu, ia merupakan rencana pengajaran dan sistem yang berisi tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat-alat pengajaran, dan jadwal waktu pengajaran. Sebagai suatu sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem organisasi sekolah yang menyangkut penentuan kebijakan kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangannya, penerapan, evaluasi dan penyempurnaannya (Saodih, 2008:4-7). Dalam konteks pendidikan Nasional, kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu. Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Rumusan ini lebih spesifik mengandung pokok pokok pikiran, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan; Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur; Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu; Kurikulum mengandung cara, metode dan strategi pengajaran; Kurikulum merupakan pedoman kegiatan belajar mengajar; Kurikulum, dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan; Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan.

Rumusan tersebut menjadi lebih jelas dan lengkap, karena suatu kurikulum harus disusun dengan memperhatikan berbagai faktor penting. Dalam undang-undang telah dinyatakan, bahwa: Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan suatu kurikulum, ialah: 1. Tujuan pendidikan nasional, dijabarkan menjadi tujuan-tujuan institusional, dirinci menjadi tujuan kurikuler, dirumuskan menjadi tujuan-tujuan instruksional (umum dan khusus), yang mendasari perencanaan pengajaran. 2. Perkembangan peserta didik merupakan landasan psikologis yang mencakup psikologi perkembangan dan psikologi belajar; 3. Mengacu pada landasan sosiologis dibarengi oleh landasan kultur ekologis. 4. Kebutuhan pembangunan nasional yang mencakup pengembangan SDM dan pembangunan semua sektor ekonomi. 5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta budaya bangsa dengan multi dimensionalnya. 6. Jenis dan jenjang pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya. Rumusan kurikulum menunjukkan kecenderungan berubah, dari rumusan yang bertolak dari isi/materi course of studi menjadi pengertian yang lebih luas, yaknias all the learning experiences under the aegis of the school (Hills 118). Perubahan menitikberatkan pada apa yang dikerjakan dan dipelajari di sekolah, dipengaruhi bukan semata-mata oleh mata ajaran yang diajarkan, melainkan bergantung pada tugas-tugas belajar yang disiapkan koherensi dan keseimbangan dalam keseluruhan program-sekolah, bagaimana siswa terlibat secara reflektif dalam kurikulum, nilai-nilai dan tujuan-tujuan para guru, yang berkaitan dengan cara mereka menilai belajar siswa dan menilai dirinya sendiri. Cara yang sederhana untuk mempertimbangkan kurikulum adalah melihat kurikulum dari 4 fase, yakni: isi (content), metode, tujuan (purpose) dan evaluasi. Dalam perspektif ini, kurikulum sekolah keseluruhan (a whole school curriculum) bukan hanya sangat kompleks namun juga merupakan satu kesatuan yang ideal. Suatu sekolah juga memiliki a hidden curriculumthe largely unintended effect of its social milieu, sedangkan the actual curriculum, yang ditafsirkan sebagai siswa mengalami secara aktual dan guru mengajarkan secara aktual, mungkin berbeda dengan apa yang direncanakan secara formal. Jurang antara curriculum-as-intention dan curriculum-in-use (atau intransaction) mendasari kebutuhan mendasar dan kongkrit yang harus diperbuat dan dipelajari siswa di sekolah, yang dirancang dalam public curriculum. Masalahnya adalah bagaimana membuat suatu kurikulum yang efektif dan bermakna bagi publik luas. Ada 2 pendekatan yang dapat digunakan, yakni (1). Melihatnya sebagai suatu masalah riset terhadap pengajaran bukan sebagai perencanaan umum. Kurikulum dilihat sebagai suatu spesifikasi dari konten dan prinsip-prinsip untuk diinvestigasi dalam realita kelas; (2) Pendekatan kedua lebih menekankan pada kurikulum sebagai keseluruhan dan sebagai isi (intention), misalnya sebagai peta kebudayaan. Konsepsi integrative diterjemahkan menjadi analisis hambatan terhadap guru dan sekolah, dan mengaitkan teori kurikulum dengan strategi perubahan sosial jangka panjang. Terdapat beberapa gagasan mengenai kurikulum, antara lain: Pertama, Whole Curriculum. Istilah The Whole Curriculum, tidak bersinonim dengan curriculum dan cenderung digunakan untuk membedakan program sekolah yang menyeluruh seimbang dan koherensi dengan source study. Keputusan-keputusan mengenai the whole curriculum tergantung pada persoalan-persoalan yang berkenaan

dengan proses sekolah jangka panjang diseleksi dari kebudayaan yang bermanfaat, dengan pola studi tertentu bagi semua siswa. Konsep tersebut ada kaitannya dengan pernyataan, bahwa Curriculum all the learning experience planned and guided by school. Konsep ini mengandung dua cabang: berkenaan dengan lingkungan belajar total, pengembangan diri siswa yang ditransmisikan padanya; dan penempatan komponen subjects dalam konteks desain the whole curriculum. Konsep ini membantu mengenai cara the whole curriculum menyajikan a selection from culture, asumsi-asumsi tentang pengetahuan yang ditransmisikan dalam masyarakat. Dari perspektif ini dapat dipertanyakan dan diklarifikasi kontribusi pola-pola organisasi kurikulum, subject-based by tradition ke arah tujuan-tujuan persekolahan jangka panjang. Kedua, Hidden Curriculum, gagasan ini merupakan suatu tantangan bagi perancang kurikulum. Hidden Curriculum memuat kontradiksi terhadap kurikulum official (intended curriculum), karena merupakan kurikulum tak tertulis (Hargreaves, 1978). Kurikulum ini adalah hasil dari desakan yang memberikan efek tak diinginkan, untuk mempengaruhi orang lain agar menyetujui sesuatu yang diharapkan, melalui interaksi kelas upaya penyebarluasan pesan-pesan kultural mengenai tingkah laku sosial. Ketiga, Komponen-komponen Kurikulum, kurikulum memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni : (1). Tujuan, (2), Materi, (3). Metode, (4). Organisasi, dan (5). Evaluasi. Komponen-komponen tersebut, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama menjadi dasar utama dalam upaya mengembangkan sistem pembelajaran. Keempat, Peranan Kurikulum, kurikulum direncanakan secara sistematis, mengemban peranan penting bagi pendidikan, yakni: (1). Peranan konservatif, (2). Peranan kritis dan evaluatif, dan (3). Peranan kreatif. Ketiga peranan ini sama pentingnya dan antara ketiganya perlu dilaksanakan secara berkeseimbangan. Kelima, Fungsi Kurikulum, sebagaimana dikemukakan Alexander Inglis (1978), menyatakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penyesuaian (the adjustive of adaptive function) Pengintegrasian (the integrating function) Peferensiasi (the differentiating function) Persiapan (the propaedeutic function) Pemilihan (the selective function) Diagnostik (the diagnostic function)

Keenam, Pendekatan Studi Kurikulum, mempertanyakan apa yang dipergunakan dalam pembahasan atau dalam penyusunan kurikulum tersebut. Penggunaan sesuatu pendekatan (approach) menentukan bentuk dan pola yang dipergunakan oleh kurikulum tersebut melalui empat pendekatan, yakni: mata pelajaran, interdispliner, integratif dan sistem. Ketujuh, Proses Kurikulum, pada dasarnya merupakan suatu perangkat lengkap yang menjadi dasar bagi guru dalam membuat semua keputusannya di sekolah. Setiap guru memiliki kemampuan membentuk atau menyusun kurikulum berdasarkan suatu proses logis, dinilai terbaik pada saat disampaikan pada siswanya. Jika guru tidak berpedoman pada kurikulum, pengajarannya akan menimbulkan meragukan. http://penjual-mimpi.blogspot.com/2010/01/konsep-kurikulum.html

Teori dan Konsep Kurikulum

29/01/2009 oleh Kang_Herry TEORI KURIKULUM Salah satu sub teori dari teori pendidikan adalah teori kurikulum. Bekembangnya teori kurikulum ikut andil menjadikan teori pendidikan semakin besar dan pesat. Susunan hierarki teori pendidikan dengan subteori dan teori yang memayunginya dapat dilihat pada bagan berikut ini:
Teori-Teori IPS Teori-Teori Pengajaran Teori-Teori Bimb & Kons Teori-Teori Kurikulum Teori-Teori Evaluasi Teori-Teori Administrasi

Teori-Teori Ilmu Pendidikan


Teori-Teori Desain Kurikulum Teori-Teori Rekayasa Kurikulum

Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan/penggunaan dan evaluasi kurikulum. Konsep terpenting yang perlu mendapat penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. 1. Konsep kurikulum Konsep terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai bidang studi. a. Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi: Suatu kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara. b. Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem: Yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara me-

nyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis. c. Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi: Yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal barn yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Seperti halnya para ahli ilmu sosial lainnya, para ahli teori kurikulum juga dituntut untuk: (1) mengembangkan definisi-definisi deskriptif dan preskriptif dari istilah-istilah teknis, (2) mengadakan klasifikasi tentang pengetahuan yang telah ada dalam pengetahuanpengetahuan baru, (3) melakukan penelitian inferensial dan prediktif, (4) mengembangkan subsubteori kurikulum, mengembangkan dan melaksanakan model-model kurikulum. Keempat tuntutan tersebut menjadi kewajiban seorang ahli teori kurikulum. Melalui pencapaian keempat hal tersebut baik sebagai subtansi, sebagai sistem, maupun bidang studi kurikulum dapat bertahan dan dikembangkan. 2. Perkembangan teori kurikulum Perkembangan teori kurikulum tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangannya. Perkembangan kurikulum telah dimulai pada tahun 1890 dengan tulisan Charles dan McMurry, tetapi secara definitif berawal pada hasil karya Franklin Babbit tahun 1918. Bobbit Bering dipandang sebagai ahli kurikulum yang pertama, is perintis pengembangan praktik kurikulum. Bobbit adalah orang pertama yang mengadakan analisis kecakapan atau pekerjaan sebagai cara penentuan keputusan dalam penyusunan kurikulum. Dia jugalah yang menggunakan pendekatan ilmiah dalam mengidentifikasi kecakapan pekerjaan dan kehidupan orang dewasa sebagai dasar pengembangan kurikulum. Menurut Bobbit, inti teori kurikulum itu sederhana, yaitu kehidupan manusia. Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama, terbentuk oleh sejumah kecakapan pekerjaan. pendidikan berupaya mempersiapkan kecakapan-

kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, bergantung pada tingkatannya maupun jenis lingkungan. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi tertentu. Hal-hal itu merupakan tujuan kurikulum. Untuk mencapai hal-hal itu ada serentetan pengalaman yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-pengalaman tersebut itulah yang menjadi bahan kajian teori kurikulum. Werrett W. Charlters (1923) setuju dengan konsep Bobbit tentang analisis kecakapan/pekerjaan sebagai dasar penyusunan kurikulum. Charters lebih menekankan pada pendidikan vokasional. Ada dua hal yang sama dari teori kurikulum, teori Bobbit dan Charters. Pertama, keduanya setuju atas penggunaan teknik ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah kurikulum. Dalam hal ini mereka dipengaruhi oleh gerakan ilmiah dalam pendidikan yang dipelopori oleh E.L. Thorndike, Charles Judd, dan lain-lain. Kedua, keduanya bertolak pada asumsi bahwa sekolah berfungsi mempersiapkan anak bagi kehidupan sebagai orang dewasa. Untuk mencapai hal tersebut, perlu analisis tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum disusun keterampilan, pengetahuan, sikap, nilai, dan lain-lain yang diperlukan untuk dapat berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa. Bertolak pada hal-hal tersebut mereka menyusun kurikulum secara lengkap dalam bentuk yang sistematis. Mulai tahun 1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan pendidikan yang berpusat pada anak (child centered). Teori kurikulum berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charters) kepada kehidupan psikologis anak pada saat ini. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Isi kurikulum harus didasarkan atas minat dan kebutuhan siswa. pendidikan menekankan kepada aktivitas siswa, siswa belajar melalui pengalaman. Penyusunan kurikulum harus melibatkan siswa. Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee, Alabama, Florida, Virginia), is mengembangkan konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guruguru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.

pada tahun 1947 di Univeristas Chicago berlangsung diskusi besar pertama tentang teori kurikulum. Sebagai hasil diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum: (1) mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya, (2) menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnya, (3) mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut. Ralph W. Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti kajian kurikulum: 1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah? 2. pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut? 3. Bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif? 4. Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai? Empat pertanyaan pokok tentang kurikulum dari Tylor ini banyak dipakai oleh para pengembangan kurikulum berikutnya. Dalam konferensi nasional perhimpunan pengembang dan pengawas kurikulum tahun 1963 dibahas dua makalah penting dari George A. Beauchamp dan Othanel Smith. Beauchamp menganalisis pendekatan ilmiah tentang tugas-tugas pengembangan teori dalam kurikulum. Menurut Beauchamp, teori kurikulum dalam secara ilmu-ilmu konseptual lain. berhubungan yang erat dengan dalam pengembangan teori Hal-hal penting

pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitianpenelitian preckktif untuk menambah konsep, generalisasi atau kaidahkaidah, sebagai prinsipprinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum. Dalam makalah kedua, Othanel Smith menguraikan peranan filsafat dalam pengembangan teori kurikuklm yang bersifat ilmiah. Menurut Smith, ada tiga sumbangan utama filsafat terhadap teori kurikulum, yaitu dalam (1) merumuskan dan mempertimbangan tujuan pendidikan, (2) memilih dan menyusun bahan, dan (3) perluasan bahasa khusus kurikulum. James B. MacDonald (1964) melihat teori kurikulum dari model sistem. Ada empat sistem dalam persekolahan yaitu kurikulum, pengajaran (instruction), mengajar (teaching), dan belajar. Interaksi dari empat sistem ini dapat digambarkan dengan suatu diagram Venn. Melihat kurikulum sebagai suatu sistem dalam sistem yang lebih besar yaitu persekolahan dapat memperjelas pemikiran tentang konsep kurikulum. Penggunaan model sistem juga dapat membantu para ahli teori kurikulum

menentukan jenis dan lingkup konseptualisasi yang diperlukan dalam teori kurikulum. Broudy, Smith, dan Burnett (1964) menjelaskan makalah persekolahan dalam suatu skema yang menggambarkan komponen-komponen dari keseluruhan proses mempengaruhi anak. Skema persekolahan dari Broudy dan kawan-kawannya dapat dilihat pada Bagan 2.4. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum antara tahun 1960 sampai dengan 1965. la mengidentifikasi adanya enam komponen kurikulum sebagai bidang studi, yaitu: landasan kurikulum, isi kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian, dan pengembangan teori. Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional yang berasal dari biologi, sosiologi, dan antropologi untuk menjelaskan konsep kurikulum. Fungsi kurikulum dilukiskan sebagai proses bagaimana memelihara dan mengembangkan strukturnya. Ada sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam analisis struktural-fungsional ini. Topik dan subtopik dari pertanyaan ini menunjukkan fenomena-fenomena kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan itu menyangkut: (1) pertanyaan umum tentang fenomena kurikulum, (2) sistem kurikulum, (3) unit analisis dan unsurunsurnya, (4) struktur sistem kurikulum, (5) fungsi sistem kurikulum, (6) proses kurikulum, dan (7) prosedur analisis struktural-fungsional. BAGAN 2.4 Skema persekolahan dari Broudy, Smith, dan Bunett. CURRICULUM Content Categories of instruction Modes of Teaching Facts Symbolic studies Situastion Concept Basic Sciences Modes Desriptive Developmental studies Operational Principles Testhetics studies Modes Students Learnings: Cognitive maps Evaluational maps Attitudes and values systems Associative meanings and images Intellectual Operations Excecutive Operations

Assessment system: Examinations Tests: Essay-Objective Teacher Judgements Self evaluation Self inventory Alizabeth S. Maccia. (1965) dari hasil analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu: (1) teori kurikulum (curriculum theory), (2) teori kurikulum-formal (formal-curriculum theory), (3) teori kurikulum valuasional (valuational curriculum theory), dan (4) teori kurikulum praksiologi (praxiological curriculum theory). Teori kurikulum (curriculum Theory atau event theory) merupakan teori yang menguraikan pemilihan dan pemisahan kejadian/peristiwa kurikulum atau yang berhubungan dengan kurikulum dan yang bukan. Menurut Maccia, kurikulum merupakan bagian dari pengajaran, teori kurikulum merupakan subteori pengajaran. Teori kurikulum formal memusatkan perhatiannya pada struktur isi kurikulum. Teori kurikulum valuasional mengkaji masalah-masalah pengajaran apa yang berguna/ berharga bagi keadaan sekarang. Teori kurikulum praksiologi merupakan suatu pengkajian tentang proses untuk mencapai tujuan-tujuan kurikulum. Walaupun mungkin, kita tidak setuju dengan seluruh pendapat Maccia, tetapi is telah berhasil menunjukkan sejumlah dimensi kurikulum yang cukup berharga untuk menjelaskan teori kurikulum. Mauritz Johnson (1967) membedakan antara kurikulum dengan proses pengembangan kurikulum. Kurikulum merupakan basil dari sistem pengembangan kurikulum, tetapi sistem pengembangan bukan kurikulum. Menurut Johnson, kurikulum merupakan seperangkat tujuan belajar yang terstruktur. Jadi, kurikulum berkenaan dengan tujuan dan bukan dengan kegiatan. Berdasarkan rumusan kurikulum tersebut, pengalaman belajar anak menjadi bagian dari pengajaran. Johnson menganalisis enam unsur kurikulum, yaitu:
1. A curriculum is a structured series of intended learning out comes. 2. Selection is an essential aspect of curriculum formulation. 3. Structure is an essential charactistic of curriculum. 4. Curriculum guide instrcution 5. Curriculum evaluation involeves validation of both selection and structure. 6. Curriculum is the criterion for instructional evaluation.

Jack R. Frymier (1967) mengemukakan tiga unsur dasar kurikulum, yaitu aktor, artifak, dan pelaksanaan. Aktor adalah orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan

kurikulum. Artifak adalah isi dan rancangan kurikulum. Pelaksanaan adalah proses interaksi antara aktor yang melibatkan artifak. Studi kurikulum menurut Frymier meliputi tiga I angkah: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ada beberapa masalah atau isu substansial dalam pembahasan tentang teori kurikulum, yaitu definisi kurikulum, sumber-sumber kebijaksanaan kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, peranan nilai dalam pengembangan kurikulum, dan implikasi teori kurikulum. Semua rumusan teori kurikulum diawali dengan definisi. Definisi di sini bukan sekadar definisi istilah, melainkan definisi konsep, isi dan ruang lingkup, serta struktur. Beberapa pertanyaan umum tentang karakteristik kurikulum sebagai bidang studi yang perlu didefinisikan umpamanya, apakah kurikulum merupakan suatu konsep dalam sistem persekolahan? Apakah kurikulum mencakup mengajar dan pengajaran? Sampai sejauh mana kegiatan belajar siswa menjadi bagian kurikulum? Apakah ruang lingkup kurikulum sebagai bidang studi? Beberapa pertanyaan yang lebih khusus, yang lebih berkenaan dengan karakteristik desain kurikulum, umpamanya apakah kurikulum harus memiliki serangkaian tujuan khusus? Apakah kurikulum perlu memiliki sejumlah materi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut? Apakah kurikulum perlu mengadakan rumusan yang lebih spesifik tentang rencana dan bahan pengajaran? Apakah perlu ada spesifikasi tentang makna perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum? 1. Sumber Pengembangan Kurikulum Dari kajian sejarah kurikulum, kita mengetahui beberapa hat yang menjadi sumber atau landasan inti penyusunan kurikulum. Pengembangan kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan pekerjaan orang dewasa. Karena sekolah mempersiapkan anak bag! kehidupan orang dewasa, kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang dewasa. Para pengembang kurikulum mendasarkan kurikulumnya atas hasil analisis pekerjaan dan kehidupan orang dewasa. Dalam pengembangan selanjutnya, sumber in! menjadi lugs meliputi semua unsur kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut menciptakan budaya. Untuk dapat hidup dalam lingkungan budaya, ia harus mempelajari budaya, maka budaya menjadi sumber utama isi kurikulum. Budaya ini mencakup semua disiplin ilmu yang telah ditemukan dan dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat-istiadat, perilaku, benda-benda, dan lain-lain. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan potensipotensi yang

telah ada pada anak. Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran, ia menjadi sumber kurikulum. Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa, perkembangan siswa, serta minat siswa. Jadi, ada pengembangan kurikulum bertolak dari kebutuhan-kebutuhan siswa, tingkat-tingkat perkembangan siswa, serta hal-hal yang diminati siswa. Beberapa pengembang kurikulum mendasarkan penentuan kurikulum kepada pengalaman-pengalaman penyusunan kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu menjadi sumber penyusunan kurikulum kemudian. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan kurikulum adalah nilainilai. Beauchamp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan sumber penentuan keputusan yang dinamis. Pertanyaan pertama yang muncul dalam kurikulum yang berdasarkan nilai adalah: Apakah yang harus diajarkan di sekolah? In! merupakan pertanyaan tentang nilai. Nilai-nilai apakah yang harus diberikan dalam pelaksanaan kurikulum? Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai kriteria penentuan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum. Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan sosialpolitik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan sosial-politik yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education lokal yang mewakill negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan sosialpolitik dalam penentuan kurikulum adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah serta Dirjen Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Balitbangdikbud. pada pendidikan dasar dan menengah, kekuasaan penyusunan kurikulum sepenuhnya ada pada pusat, sedangkan pada perguruan tinggi rektor diberi kekuasaan untuk menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penyusunan kurikulum. 2. Desain dan Rekayasa Kurikulum Telah diutarakan sebelumnya bahwa ada dua subteori dari teori kurikulum, yaitu desain kurikulum (curriculum design) dan rekayasa kurikulum (curriculum engineering). Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsipprinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu: (1) substansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,

(2) model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran. Menurut Beauchamp, kurikulum mempunyai tiga karakteristik, yaitu: (1) kurikulum merupakan dokumen tertulis, (2) berisi garis-garis besar rumusan tujuan, berdasarkan garis-garis besar tujuan tersebut desain kurikulum disusun, (3) isi atau materi ajar, dengan materi tersebut tujuantujuan kurikulum dapat dicapai. Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum: Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyemprunaan-penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalaman. Kedua kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem pelaksanaannya. Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses memfungsikan kurikulum di sekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baiknya. pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas para pengawas/penilik dan kepala sekolah, sedangkan pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Dengan menerima pelimpahan wewenang dari Menteri atau Dirjen, para pejabat pusat tersebut merancang, mengembangkan, dan mengadakan penyempurnaan kurikulum. Juga mereka memberi tugas dan tanggung jawab menyusun dan mengembangkan berbagai bentuk pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. Para pengelola di daerah dan sekolah berperan melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kurikulum. Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu: (1) arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa kurikulum, (2) keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum, (3) tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum, (4) tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum, dan (5) tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan teori kurikulum, Beauchamp (hlm. 82) mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi) tentang

rangkaian kejadian yang dicakupnya.


2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-nilai dan

sumber-sumber pangkal tolaknya.

3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakteristik dari desain

kurikulumnya.
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses penentuan

kurikulumnya serta interaksi di antara proses tersebut.


5.

Setiap teori kurikulum penyempurnaannya.

hendaknya

menyiapkan

diri

bagi

proses

Tasikmalaya, 29 Januari 2009 Disarikan dari berbagai sumber Oleh Heri Suhendri http://mybatik.wordpress.com/2009/01/29/teori-dan-konsep-kurikulum/

EVALUASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN MUTU LULUSAN PENDIDIKAN
Posted: 22/01/2010 by Tirtayasa Hidayatullah in Pembelajaran Tag:EVALUASI KURIKULUM, EVALUASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI, PENINGKATAN MUTU LULUSAN PENDIDIKAN

0 4 Votes A. Pendahuluan Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat terendah, untuk mata pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SLTP. Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output pembelajaran yang selama ini dikembangkan berdasarkan kurikulum akademik yang berlaku. Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka jika dievaluasi kira-kira mata pelajaran apa yang lemah dalam aspek kurikulumnya, maka diantaranya adalah pelajaran PPKn dan Agama. Berdasarkan fenomena tersebut, maka inovasi kurikulum melalui KBK sudah mulai dilakukan untuk menghindari keterpurukan lebih jauh. KBK setidaknya membekali kompetensi paling dasar atau paling tidak memberikan esensi pokok dari setiap mata pelajaran, dengan demikian diharapkan mampu memberikan pengalaman nyata bagi kehidupan anak secara nyata dan langsung dirasakan sehari-hari. Pada bahasan selanjutnya penulis ingin mengembangkan tulisan mengenai evaluasi kurikulum KBK. B. Konsep Evaluasi Kurikulum Dalam memahami pelaksanaan evaluasi kurikulum, maka sebelumnya penulis ingin mengetengahkan konsep dari evaluasi itu sendiri. Menurut Guba dan Lincoln bahwa

Evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses memberikan pertimbangan mengenai nilai- dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang, benda, kegiatan, keadaaan atau sesuatu kesatuan tertentu. Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan dalam membuat keputusan tentang program kurikulum. Evaluasi sistem kurikulum berkaitan dengan manajemen kurikulum yang dimulai dari tahap input evaluation, process evaluation, output evaluation dan outcomes evaluation. Bertujuan untuk mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi keberhasilannya, memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah yang timbul, menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan pengembangan lebih lanjut, mengukur dampak kurikulum bagi kinerja TKPD (Bushnell dalam Harris dan Desimone: 1994). Evaluasi merupakan kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam suatu sistem kurikulum, karena berkaitan langsung dengan setiap komponen dalam sistem instruksional, dalam seluruh tahapan disain, dan pengembangan kurikulum. Asumsi dasar yang digunakan dalam evaluasi kurikulum dapat berupa spesifik yang ditujukan kepada pengukuran potensi dan kinerja manusia dalam hal ini tenaga kependidikan. Dari pendapat di atas, maka da dua pokok yang menjadi karakteristik evaluasi, yaitu: 1. evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai sesuatu. Dengan demikian evaluasi bukanlah hasil atau produk; 2. evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai atau arti. Artinya berdasarkan hasil pertimbangan evbaluasi apakah sesuatu itu mempunyai niai atau tidak. Dengan kata lain evaluasi dapat menunjukkan kualitas yang dinilai. Konsep nilai dan arti dalam suatu evaluasi kurikulum memiliki makna yang berbeda. Pertimbangan nilai adalah pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu sendiri. Dalam arti apakah program dalam kurikulum itu dapat dimengerti oleh guru atau tidak. Sedangkan konsep Arti berhubungan dengan kebermaknaan suatu kurkulum. Misalnya apakah kurikulum yang dinilai memberikan arti untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa, apakah kurikulum itu dapat merubah cara belajar siswa kepada yang lebih baik. Dari hasil evaluasi kurikulum dan hubungannya dengan konsep nilai dan arti ini bisa terjadi evaluator menyimpulkan bahwa kurikulum yang dievaluasi itu cukup sederhana dan dimengerti guru akan tetapi tidak memiliki arti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Sebaliknya, kurikulum yang dievaluasi itu memang seikit rumit untuk dioterpkan oleh guru akan tetapi memiliki nilai yang berarti untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Menurut ahli kurikulum diantaranya Oliva (1988), menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir, meliputi perencanaan, implementasi dan evaluasi. Maka evaluasi itu sendiri merupakan bagian yang terintegrasi dalam suatu proses pengembangan kurikulum. Rumusan tentang tujuan evaluasi dikemukakan oleh Purwanto an Atwi (1999: 75) yaitu: (1) mengukur tercapainya tujuan dan mengetahuai hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, (2) mengukur dan membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi keberhasilannya, (3) memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan yang timbul, (4) menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan pengembangannya lebih lanjut, (5) mengukur dampak kurikulum bagi peningkatan kinerja SDM. Kurikulum dapat dipandang dari dua sisi, pertama, kurikulum sebagai suatu program pendidikan atau kurikulum sebagai suatu dokumen; kedua, kurikulum sebagai suatu proses atau kegiatan. Dalam proses pendidikan kedua sisi ini sama pentingnya, seperti dua sisi dari satu mata uang logam. Evaluasi kurikulum haruslah mencakup kedua sisi

tersebut, baik evaluasi terhadap kurikulum yang ditempatkan sebagai suatu dokumen yang dijadikan pedoman juga kurikulum sebagai suatu proses, yakni implementasi dokumen secara sistematis. Jika melihat KBK, maka sudah memiliki beberapa komponen pokok yaitu kompetensi, pengalaman, strategi pembelajaran dan media, rencana evaluasi keberhasilan. Berikut adalah keatan evaluasi terhadap kurikulum: 1) Evaluasi tujuan dan kompetensi yang diharapkan dicapai oleh setiap anak yang sesuai dengan visi dan misi lembaga. Dalam evaluasi kurikulum seperti ini maka pokok yang akan dinilai adalah aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam dokumen kurikulum, yaitu mencakup : a. Apakah kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak didik sesuai dengan misi dan visi sekolah. b. Apakah tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh setiap guru. Sebagai suatu dokumen, kuriulum tidak akan memiliki makna apa-apa tanpa diimplementasikan oleh guru. Maka guru perlu memahami mengenai kompetensi yang diharapkan oleh lembaga pendidikan. c. Apakah tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam kurikulum sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 2) Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang direncanakan. Kriteria yang dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu menguji pengalaman belajar diantaranya : a. Apakah pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum sesuai atau dapat mendukung pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan? b. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai dengan minat siswa. c. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan sesuai dengan karakteristik lingkungan di mana anak tinggal. d. Apakah pengalaman belajar yang ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan jumlah waktu yang tersedia. 3) Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar. Sebagai suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga seharusnya memuat petunjuk sehingga bagamana cara pelaksanaan atau cara mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Sejumlah kriteria yang dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi belajar mengajar, diantaranya: a. apakah strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan dapat ,mendukung untuk keberhasilan pencapaian kompetensi pendidikan. b. Apakah strategi pembelajaran yang diusulkan dapat mendorong aktivitas dan minat siswa untuk belajar? c. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap pedoman pelaksanaan strategi pembelajaran yang disusulkan? d. Apakah strategi pembeljaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa? e. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi waktu. 4) Evaluasi terhadap program penilaian Kompoenen berikutnya adalah komponen yang harus dijadikan sasaran penilai terhadap kurikulum sebagai suatu program adalah evaluasi terhadap program penilaian. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan acuan yaitu :

a. Apakah program evaluasi relevan dengan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai; b. Apakah evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik sebagai formatif maupun sumatif; c. Apakah program evaluasi kurikulum yang direncanakan dapat mudah dibaca dan dipahami oleh guru; d. Apakah program evaluasi bersifat realistios, dalam arti mungkin dapat dilaksanakan oleh guru. 5) Evaluasi terhadap implementasi kurikulum Sisi kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau implementasi kurikulum sebagai program. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman sebagai berikut : 1. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan program yang direncanakan? 2. Apakah setiap program yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru? 3. Sejauhmana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai? 4. Apakah secara keseluruhan implementasi kurikulum dianggap efektif dan efesien? C. Pendekatan Evaluasi Kurikulum Ada beberapa pendekatan Evaluasi Kurikulum, ada empat pendekatan yaitu preordinate; pendekatan fidelity, pendekatan gabungan dan pendekatan proses. 1. Pendekatan pre-ordinate. Pendekatan ini adalah pendekatan evaluasi kurikulum yang mengggunakan kriteria ternetntu. Ada dua karakteritsik penekanan ini yaitu pendekatan yang dilakukan pada waktu kegiatan evaluasi kurikulum beleum dilaksanakan, dan kedua kriteria tersebut tidak dikembangkan dari karakteristik kurikulum yang dievauasi melainkan dari buku tertentu atau dari alat evaluasi yang memiliki standar tertentu. 2. Pendekatan Fidelity Berbeda dengan pendekatan sebelumnya bahwa pendekatan fidelity berasal dari kurikulum yang dievaluasi. Oleh sebab itu sebelum evaluator melaksanakan evaluasi, maka ia perlu mempelajari secara mendalam tentang karakteristik kurikulum yang akan dievaluasi. Selanjutnya dari hasil studi itu dikembangkan kriteria evaluasi. 3. Pendekatan kriteria gabungan Evaluasi dengan pendeatan pengembangan kriteria gabungan mempergunakan berbagai sumber kriteria untuk mengukur berbagai dimensi kurikulum, baik kurikulum sebagai suatu gagasan, sebagai rancangan program maupun kurikulum sebagai suatu proses kegiatan dan kurikulum sebagai suatu hasil. Sesuai dengan namanya pendekatan ini menggabungkan antara kriteria yang diambil dari konsep atau standar tertentu di luar kurikulum yang relevan (pre-ordinate) dengan kriteria yang diambil dari kurikulum yang dievaluasi (fidelity) 4. Pendekatan proses Pendekatan ini bersumber dari pendekatan naturalistic inquiry atau sering juga disebut pendekatan feneomenelogi. Evaluasi kurikulum denagan pendekatan ini

berasal dari rasa ketidak puasan terhadap hasil evaluasi yang dirasakan kurang membantu para pelaksana terutama para guru. Pemakaian pendekatan kualitatif yang terkenal dengan statistik menyebabkan para guru banyak yang tidak memahaminya sehingga hasil evaluasi yang menetapkan kriteria secara sepihak dari evaluator dianggap memiliki kelemahan, oleh karena guru sebgai pelaksana kurikulum seakan-akan akan hanya ditempatkan sebagai objek evaluasi, mereka tidak diotempatkan pada posisi yang sebenarnya. Oleh karena itulah dalam pendekatan proses, guru terlibat dalam proses evaluasi; evaluator memperhatikan perasaan dan pandangan mereka tentang kurikulum yang sedang dievaluasi. D. Model Evaluasi Kurikulum Ada sejumlah model evaluasi kurikulum diantaranya model Tyler, model CIPP, model Stake, berikut ini akan penulsi sajian dua pendekatan saja, yaitu : a. Pendekatan Tyler. Pendekatan model Tyler menakankan bahwa evaluasi kurikulum diarahkan kepada usaha untuk mengetahui sejauhmana tujuan pendidikan yang berupa tingkah laku yang diharapkan telah dicapai oleh siswa dalam bentuk hasil belajar yang merka tampilkan pada akhir kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, evaluasi dilaksanakan telah untuk melihat apakah perilaku yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dicapai oleh siswa atau belum. Selanjutnya, sehubungan dengan informasi hasil evaluasi ini, maka keputusan-keputusan apa yang harus diambil baik terhadap kurikulum yang berlaku maupun terhadap siswa sebagai subjek belajar. Oleh karena evaluasi model Tyler diarahkan untuk melihat kesesuaian antara tujuan yang diharap[kan dengan hasil yang diperoleh siswa, maka model ini juga dinamakan evaluasi model congruence (persuation). Evaluasi kurikulum seperti ini adalah EBTANAS merupakan contoh kongkrit dari pelaksanaan evaluasi kurikulum. b. Pendekatan CIPP Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam. CIPP singkatan dari Context, Input, Process dan Product. Menurut model ini, proses pengembangan kurikulum tidak akan terlepas dari empat dimensi tersebut. Maka keempat komponen itu CIPP harus dijadikan pokok dalam evaluasi kurikulum. Isi adalah situasi atau latar belakang yang mempengaruhi perumusan tujuan yang hendak dicapai, misalkan padangan hidup atau sistem nilai masyarakat, ekadaan ekonomi, kondisi geografis, motivasi beajar dan sebagainya. Input adalah sarana prasarana, modal, bahan serta rencana strategi yang matang untuk mencapai tujuan. Proses adalah pelaksanaan strategi serta pemanfaatan berbagai sarana,modal; dan fasilitas seperti yang ditetapkan dalam komponen input. Produk adalah hasil yang dicapai baik selama maupun akhir pengembangan kurikulum yang berlaku. Empat hal ini bisa dianggap sebagai tipe atau fase dalam evaluasi. Evaluasi konteks berfokus pada pendekatan sistem dan tujuan, kondisi aktual, masalahmasalah dan peluang. Evaluasi input berfokus pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi desain dan cost benefit dari rancangan. Evaluasi proses memiliki focus lain yaitu menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan day to day decision making untuk melaksanakan program, membuat catatan atau record, atau merekam pelaksanaan program. Evaluasi produk berfokus pada mengukur pencapaian tujuan selama proses dan pada akhir program. E. Bentuk Kegiatan Evaluasi Kurikulum di Lapangan.

Pelaksanaan penilaian kurikulum dapat dilihat juga pada konteks mikro yaitu tingkat pembelajaran, di mana seorang guru terutama dalam implementasi KBK akan menilai kurikulum apda spek tujuan yang aktual dalam bentuk TPU dan TPK , organisasi materi dan cara penyampaian materi, metode yang dikembangkan serta media yang dipakai dalam membantu kelancaran belajar siswa, sistem penilaian pembelajaran itu sendiri. Maka pada konteks ini betul-betul bahwa evaluasi kurikulum memang harus dilaksanakan. Di mana ujung akhir dapat dijadikan bahan atau masukan dalam nenentukan kenaikan kelas pada siswa. Pada dasarnya evaluasi kurikulum dapat dipandang dari konteks mikro dn makro serta fungsinya. Dari sudut pandang makro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada program kurikulum secara keseluruhan dalam suatu institusi atau kelembagaan. Di mana prosesnya akan terukur dari setiap penyuelenggaraaan program kurikulum untuk setiap mata pelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam konteks mikro berarti evaluasi kurikulum ditujukan pada upaya perbaikan pembelajaran pada tingkat elas, di mana hasilnya dapat berupa kualitas pembelajaran dan kualitas output atau keluaran hasil pembelajaran berupa keterampilan dan kecapakan siswa. Dapun ditinjau dari fungsi evaluasi, maka evaluasi kurikulum dapat berfungsi untuk: a. Perbaikan, dimana evaluasi yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri, sera upaya kearah inovasi kurikulum msa yang akan datang. b. Penempatan, dalam arti evaluasi kurikulum ditujukan untuk melihat hasil pembelajaran , dimana peserta didik yang mengikuti program kurikulum dalam bentuk pembelajaran akan dipetakan dalam kelompok tinggi, sedang dan rendah. Hal ini sangat penting guna menilai dan mengembangkan kualitas dan kesesuaian kurikulum dengan klebutuhan peserta didik. c. Penyebaran, evaluasi kurikulum dilaksanakan dalam rangka memberikan perlakukan secara merata pada setiap satuan pendidikan dna jenjang pendidikan untuk semua daerah baik perkotaan, pedesaan bahkan daerah terpencil sekalipun. Tujuannya agar kurikulum yang baru seperti KBK betul-betul teruji oleh semua kondisi dan karakteristik sistem pembelajaran sebagai wujud implementasinya di lapangan. d. Penelitian dan Pengembangan, evaluasi kurikulum dilaksanakan guna melihat dampak atau perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat, apakah kurikulum tersebut dapat diterima atau masih perlu direvisi bahkan dikembangkan. Hal ini sangat penting guna mengontrol implementasi KBK diseluruh tanah air. Dari keempat fungsi evaluasi kurikulum ini, maka dapat terlihat jika salah satunya dilaksanakan, maka akan menuntut langkah atau fungsi yang lainnya untuk dilakukan juga. Hal ini memungkinkan terjadi karena jika dikembalikan pda pemhaaman kurikulum sebagai suatu sistem, dengan demikian pelaksanaan evaluasi kurikulum juga harus berbasis sistemik. Secra lebih khusus bentuk pelaksanaan evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada kategori sebagai berikut : a. Evaluasi terhadap konsep kurikulum, evaluasi dilakukan dengan tujuan mengkur sejauhmana pemahaman masyarakat belajar terhadap konsep kurikulum yang akan dioimplementasikan di sekolah-sekolah. Evaluasi ini bisa dilakukan dengan teruju pda aspek yang dievaluasi mencakup teori, pemahaman dasar, latar belakang, keterbacaan konsep kurikulum itu sendiri. b. Evaluasi terhadap komponen kurikulum, evaluasi ini dilaksanakan tehradap komponen tujuan, komponen materi atau isi, komponen metode, dan komponen evaluasi itu sendirei. Di mana pelaksananaannya dapat dilakukan pada setiap pembelajaran berlangsung. Karena melalui pembeljaaranlah semua komponen

c.

d.

e.

f.

kurikulum dalam arti kurikulum aktual dapat terlihat dengan jelas dan dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi terhadap isi program kurikulum, evaluasi dilaksanakan terhadap semua isi propgram, baik menyangkut keluasan dan kedalaman isi Scope dan Sequence. Hal ini sangat penting guna memetakkan program yang proporsional antara jenjang pendidikan dasar, menengah, lanjutan dan mungkin pendidikan tinggi. Isi program dikaitkan dengan filsafat kurikulum yang dewasa ini menggunakan konsep life skill sebagai tujuan yang harus betul-betul memberikan perubahan perilaku pada kehidupan peserta didik. Evaluasi terhadap prinsip-prinsip kurikulum, evaluasi ini dilakukan terhadap prinsip-prinsip yang selama ini menjladi landasan pengembangan kurikulum baik secara makro maupun mikro. Evaluasi terhadap prinsip ini sangta penting guna memberikan dan melihta tingkat keefektifn dari kontribusi kurikulum yang baru bagi masyarakat. Evaluasi terhadap landasan pengembangan kurikulum, evaluasi ini dilakukan tehradap landasan-landasan pengembangan kurikulum. Evaluasi mulai dilakukan terhadap landasan filosofis, hal ini penting karena masalah filposofis akan menjadi dasar bagi pengembangan dan keberlangsungan diterima tidaknya implementasi suatu kurikulum dalam suatu negara. Evaluasi terhadap landasan sosiologis, perlu dilakukan karena isi kurikulum harus mewadahi perkembangan dan kemajuan serta tuntutan dari masyarakat. Evaluasi terhadap landasan psikologis, harus dilakukan karena kurikulum disusun untuk memenuhi segala kebutuhan manusia secara individu, sosial, dan sistem. Evaluasi terhadap landasan IPTEK, sangat penting dilakukan karena kurikulum harus relevan dan sesauai serta mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, disamping juga membekali masyarakat dengan IPTEK tersebut untuk mampu melakukan inovasi kurikulum yang akan datang. Evaluasi terhadap evaluasi kurikulum itu sendiri evaluas ini dilakukan sebagai kontrol terhadap pelaksanaan evaluasi kurikulum dalma konteks sebelumnya. Karena tidak menutup kemungkinan evluasi dilaksanakan tidak sesuai dengan prosedur, jenis, fungsi, entuk dan alat yang semestinya dipakai dalam evaluasi. Dari sudut hakikat evaluasi juga kemungkinan evaluasi kurikulum tidak dilaksanakan tepat pada saaran, atau eval;uasi hanya dilaksanakan pada daerahdaerah tertentu tidk menyeluruh sehingga hasilnya dapat membingungkan dalam upaya inovasi dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut, maka evaluasi terhadap kegiatan evaluasi kurikulum itu sendiri harus dilaksanakan.

F. Indikator Keberhasilan suatu Pelaksanaan Kurikulum melalui Evaluasi Kurikulum. Maksudnya bahwa setiap evaluasi kurikulum pasti akan menanyakan bagaimana hasil yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan. Untuk menetapkan kriteria berhasil tidaknya suatu kurikulum dilaksanakan, maka pengolahan hasil evaluasi kurikulum harus mengacu kepada, indikator sebagai berikut : a. Efektivitas Proses Pembelajaran. Dalam arti proses pembelajaran akan lebih efektif an efesien. Di mana efektif dan efesien ini diperoleh dan terwujud dari hasil masukan evaluasi kurikulum pada tingkat mikro. b. Kepemimpinan Sekolah Yang Kuat. Dari hasil evaluais kurikulum maka secara tidka langsung akan berdampak pada kekuatan kepemimpinan sekolah itu sendiri. Karena masalah evaluasi akan berhubungan dengan masalah manajemen evluasi. Di mana kepemimpinan

sekolah yang kuat akan mampu menjamin pelaksanaan evaluasi kurikulum yang objektif. c. Pengelolaan Tenaga Kependidikan Yang Efektif. Pelaksanaan evaluasi kurikulum akna berjalan lancar dan objektif jika didukung oleh tenaga kependidikan yang efektif dalam arti memiliki pemikiran yang berkualitas sehingga pelaksanaan evaluasi tepat sasaran, yaitu menilai apa yang seharusnya dinilai. d. Sekolah Memiliki Budaya Mutu. Jika sekolah sudah memiliki budaya mutu yang tinggi, maka evaluasi kurikulum pasti gencar dan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan sistem yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Tujuannya bahwa hasil evaluasi secara tidak langsung akan menjadi landasan peningkatan mutu sekolah itu sendiri. e. Sekolah Memiliki Teamwork Yang Kompak, Cerdas, dan Dinamis. Memang dalam pelaksanaan evaluasi sangat diperlukan suatu sistem dalam bentuk jaringan SDM nya maupun perangkat keran dan lunak yang mampu mendukung terhadap keefektifan pelaksanaan evaluasi. Jika tim pelaksana evaluasi berkualitas, kompak serta cerdas dan dinamis, maka kesulitan apapun yang dihadapi akan dapat diatasi, demikian juga jika harus dituntut memunculkan inovasi atau strategi pelaksanaan evaluasi kurikulum yang modern juga akan segera terwujud. f. Sekolah Memiliki Kemandirian. Evaluasi hendaknya dilaksanakan atas kemampuan dan kemauan sekolah sendiri, hal ini karena evaluasi dilaksanakan sesuai dengan analisis kebutuhan sebelumnya. g. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat. Kelancaran evaluasi kurikulum akan dituntut dari kontribusi tenaga, pikiran dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang berkepentingan terhadap implementasi kurikulum. h. Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi). Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan dan penilaian hasil evaluasi kurikulum hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak-pihak yang berkepentingan, guna menjaga tingkat objektivtas evaluasi itu sendiri. i. Sekolah Memiliki Kemauan Untuk Berubah (Psikologis dan Fisik). Memang evaluasi sangat dituntut jika sekolah mau melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Hail evaluasi harus dijadikan landasan dalma melakukan pengembangan. j. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan. Pelaksanaan evaluasi tidak hanya untuk sekali saja. Seperti hanya untuk menilai KBK saja, akan tetapi mesti dilakukan melalui prosedur yang sistematis dan berkelanjutan.

k. Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap Kebutuhan. Responsitivitas suatu sekolah akan muncul tak kala evaluasi kurikulum terus dilaksanakan, serta hasilnya betul- betul dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan, terutama ditujukan untuk memenuhi tuntutan masyarakat. l. Sekolah Memiliki Akuntabilitas (Bentuk Pertanggungjawaban). Masalah kulaitas atau mutu hasil dan pelaksanaan evaluasi kurilum memang harus dijaga baik secara mandiri maupun kolektif. Dalam arti sekolah diharuskan memiliki standar mutu minimal berdasarkan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, dengan demikian kualitas yang dihasilakan dari evaluasi ini bisa dipertanggungjawabkan. m. Sekolah Memiliki Sustainabilitas (Berkelanjutan). Evaluasi harus dilaksanakan sesuai dengan kultur na rumahtangga manajemen sekolah secara terus menerus dan seimbang. Hal ini dilaksanakan karena evaluasi yang dilaksanakan pada tahun pertama mungkin akan tidak cocok jika dilaksanakan pada tahun berikutnya. n. Output Adalah Prestasi Sekolah. Hasil evaluasi dengan gambaran yang bagaimanapun akan menjadi suatu input bagi sekolah dalam menunjang prestasi yang sebelumnya sudah dimiliki sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian evaluasi secara intern juga ditujukan mengukur kualitas sekolah itu sendiri. o. Penekanan Angka Drop Out. Evaluasi kurikulum dilakukan salah satunya guna melayani semua peserta didik, sehingga betul-betul tertampung dan tidka menjdaikan mereka putus sekolah. Penyesuaian bentuk dan jenis program bahkan mungkin tingkat kesulitan dari program kurikulum selama ini bisa disesuaikan dengan kondisi peserta didik. p. Kepuasan Staf. Keberhasilan kegiatan evaluasi dengan hasil yang baik maka akan memberikan stimulus bagi peningkatan kinerja para staf pelaksanana. Seidaknya hasil evaluasi dapat memberikan motivasi untuk lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar hasilnya tidak menghasilkan raport merah terus. Selain dengan meilihat indikator keberhsian dalam pelaksanaaan suatu evaluasi kurikulum, maka juga harus diperhatikan mengenai kriteria-kriteria keberhasilannya. Menurut Kirkpatrick Model (Harris dan Desimone, 1994: 171), dalam mengevaluasi program kurikulum ada empat kategori untuk mengukur perubahan yang terjadi yaitu: (1) reaksi (reaction), bagaimana perasaan peserta terhadap program kurikulum, (2) belajar (learning), sampai pada tingkat apa peserta belajar dari apa yang diajarkan, (3) perilaku (job behavior), perubahan perilaku apa, dalam konteks pembelajaran yang terjadi sebagai hasil dari keikut sertaan dalam program kurikulum, (4) hasil (result), sejauhmana diperoleh perubahan perilaku yang terkait dengan biaya, peningkatan kualitas sebagai hasil program kurikulum. Karena ukuran-ukuran reaksi (reaction) dan belajar (learning) berkaitan langsung dengan hasil dari program kurikulum, kedua kategori ini disebut kriteria internal. Ukuran perilaku (behavior) dan hasil (results) menunjukkan dampak pembelajaran terhadap kehdupan siswa sehari-hari; keduanya disebut sebagai kriteria eksternal.

G. Faktor Pendukung Keberhasilan Evaluasi Implementasi kurikulum akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sifatnya internal di lingkungan sekolah, ataupun faktor eksternal di luar sekolah. Secara umum beberapa faktor pendukung evaluasi kurikulum tersebut adalah sebagai berikut : a. Kepemimpinan dan Manajemen sekolah yang baik. Evalusi kurikulum akan berhasil jika ditopang oleh kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam memimpin dan mengelola sekolah secara efektif dan efisien, serta mampu menciptakan iklim organisasi di sekolah yang kondusif untuk proses belajar mengajar. b. Kondisi sosial, ekonomi, dan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan. DFaktor eksternal yang akan turut menentukan keberhasilan evaluasi kurikulum adalah kondisi tingkat pendidikan orang tua siswa dan masyarakat. Kemampuan dalam membiayai pendidikan, serta tingkat apresiasi dalam mendorong anak untuk terus belajar. c. Dukungan Pemerintah. Faktor ini sangat menentukan efektivitas suatu evaluasi kurikulum dilaksanakan terutama bagi sekolah yang kemampuan orang tua/masyarakatnya relatif belum siap memberikan kontribusi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Alokasi dana pemerintah (APBN, APBD) dan pemberian kewenangan dalam pengelolaan sekolah menjadi penentu keberhasilan. d. Profesionalisme. Faktor ini sangat strategis dalam upaya menentukan mutu dan kinerja sekolah. Tanpa profesionalisme Kepala Sekolah, Guru, dan Pengawas akan sulit dicapai PBM yang bermutu tinggi serta prestasi siswa. Dari ketiga faktor pendukung tersebut, maka dapat terlihat bahwa keberhasilan suatu evaluasi kurikulum akan berdampak pada aspek ketiga faktor tersebut dalam kerangka dua sudut pandnag yaitu masalah sumber daya manusia dan masalah sistem. Masalah sistem, hasil evaluasi yang didukung oleh faktor-faktor tersebut memungkinkan munculnya sistem yang demokratis dna teruka. Sedangkan dari sudut SDM hasil dari evaluasi kurikulum memungkinkan dihasilkannya kualitas dan sebaran informasi dari para ahli pengembangan kurikulum secara merata dan seimbang. H. Kesimpulan Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengevaluasi sejauhmana program-program pembelajaran yang mencakup intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler telah terealisasikan dalam pembelajaran yang dikembangkan guru atau belum. Lebih jauh bahwa output yang dihasilkan dari realisasi program kurikulum dalam bentuk pembelajaran tersebut harus menggambarkan tujuan-tujuan semula yang dirumuskan dalam kurikulum. Evaluasi kurikulum dalam konteks KBK, pada dasarnya masih belum sempurna terbukti dari penemuan dan inovasi model dan pendekatan evaluasi yang masih perlu dikembangkan lagi, yaitu sistem evaluasi yang betul-betul menempatkan semua pihak secara demokratis baik apda tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi itu sendiri serta penempatan dan pengambilan kebijakan dari hasil suatu kegiatan evaluasi kurikulum.

I. DAFTAR PUSTAKA

Atmadilaga, D., Firdaus A.F. (1994). Membuat dan Mengevaluasi Skripsi, Tesis dan Disertasi Berdasarkan Filsafat Ilmu. Bandung: SIP Press. Frances and Roland Bee. (1999). Training Needs Analysis and Evaluation. London: Institute of Personel and Development, Short Run Press, Exeter. Jack, J. P. (1991). Handbook of Training Evaluation and Measurement Methods. Huoston-Texas: Gulf Publishing Company. Jack,Fitz-enz. (1995). How To Measure Human Resources Management. California: McGraw-Hill, Inc. Kadarsah, S. dan Ramdhani.(1998). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung. Remaja Rosda karya. Marquardt,M.J. (1997). Building The Learning Organization:A System Approach to Quantum Improvement And Global Success. New York: McGraw-Hill. Oemar Hamlik, (1998), Evaluasi Kurikulum, Bandung : Mandar Madju. Peter H.R. Howard E.F. Evaluation A Systematic Approach (1986). California: Sage Publication, Inc. Purwanto dan Atwi (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta: Lembaga administrasi Negara. Rossi,P.H. and Freeman,H.E.(1985). Evaluation: A Systematic Approach. New Delhi: Sage Publication. Stufflebeam., Daniel,L., and Shinkfield, Anthony, J. (1985). Systematic Evaluation. Boston: Kluwer-Nijhoff Publishing. Suparman, A. dan Purwanto. (1999). Evaluasi Program Diklat. Jakarta: STIA LAN Press.

walangkramat.wordpress.com/.../evaluasi-kurikulum-berbasis-kompetensi-dalamkaitannya-dengan-peningkatan-mutu-lulusan-pendid... - Tembolok - Mirip

Implementasi Dan Evaluasi Kurikulum


Konsep Kurikulum Yang Menekankan Isi,Memberikan Peranan Besar Pada Analisis Pengetahuan Baru Yang Ada,Konsep Penilaian Menutut Penilaian Secara Rinci Tentang Lingkungan Belajar,Dan Konsep Organisasi Memberi Perhatian Besar Pada Struktur Belajar Pengembangan Kurikulum Yang Menekankan Isi Membutuhkan Waktu Mempersiapakan Situasi Belajar Dan Menyatukannya Dengan Tujuan Pengajaran Yang Cukup Lama.Kurikulum Yang Menekankan Pada Situasi Waktu Untuk Mempersiapkannya Lebih Pendek,Sedangkan Kurikulum Yang Menekankan Pada Organisasi Waktu Persiapannya Hampir Sama Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Isi,Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Strategi Penyebarannya Sangat Mengutamakan Latihan Guru Model Evaluasi Kaitnya Dengan Teori Kurikulum Perbedaan Konsep Dan Strategi Pengembangan Dan Penyebaran Kurikulumnya ,Juga Menimbulkan Perbedaan Dalam Rancangan Evaluasi ,Model Evaluasi Yang Bersifat Komporatif Atau Menekankan Pada Objek Sangat Sesuai Bagi Kurikulum Yang Bersifat Rasional Dan Menekankan Isi,Dalam Kurikulum Menekankan Situasi Sukar Disusun Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Karena Konteksnya Bukan Terhadap Guru Atau Satu Tujuan Tetapi Terdapat Banyak Tujuan. Pada Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Tugas Evaluasi Lebih Sulit Lagi,Karena Isi Dan Hasil Kurikulum Bukan Hal Yang Utama,Yang Utama Adalah Aktivitas Dan Kemampuan Siswa Salah Satu Pemecahan Bagi Masalah Ini Dengan Pendekatan Yang Bersifat Elektrik Seprti Dalam Proyek Kurikulum Humanistik Dan CARE ( Center For Applied Research In Education ) Dalam Proyek Itu Dicari Perbandingan Materi Antara

Proyek Yang Menggunakan Guru Yang Terlatih Dengan Yang Tidak Terlatih ,Dalam Evaluasinya Juga Diteliti Pengaruh Umum Dari Proyek,Dengan Cara Mengumpulkan Bahan-Bahan Secara Studi Kasus Dari Sekolah-Sekolah Proyek Posted by Mang Jaya at 4:10 PM Category : Search Result

Implementasi Dan Evaluasi Kurikulum


Konsep Kurikulum Yang Menekankan Isi,Memberikan Peranan Besar Pada Analisis Pengetahuan Baru Yang Ada,Konsep Penilaian Menutut Penilaian Secara Rinci Tentang Lingkungan Belajar,Dan Konsep Organisasi Memberi Perhatian Besar Pada Struktur Belajar Pengembangan Kurikulum Yang Menekankan Isi Membutuhkan Waktu Mempersiapakan Situasi Belajar Dan Menyatukannya Dengan Tujuan Pengajaran Yang Cukup Lama.Kurikulum Yang Menekankan Pada Situasi Waktu Untuk Mempersiapkannya Lebih Pendek,Sedangkan Kurikulum Yang Menekankan Pada Organisasi Waktu Persiapannya Hampir Sama Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Isi,Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Strategi Penyebarannya Sangat Mengutamakan Latihan Guru Model Evaluasi Kaitnya Dengan Teori Kurikulum Perbedaan Konsep Dan Strategi Pengembangan Dan Penyebaran Kurikulumnya ,Juga Menimbulkan Perbedaan Dalam Rancangan Evaluasi ,Model Evaluasi Yang Bersifat Komporatif Atau Menekankan Pada Objek Sangat Sesuai Bagi Kurikulum Yang Bersifat Rasional Dan Menekankan Isi,Dalam Kurikulum Menekankan Situasi Sukar Disusun Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Karena Konteksnya Bukan Terhadap Guru Atau Satu Tujuan Tetapi Terdapat Banyak Tujuan. Pada Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Tugas Evaluasi Lebih Sulit Lagi,Karena Isi Dan Hasil Kurikulum Bukan Hal Yang Utama,Yang Utama Adalah Aktivitas Dan Kemampuan Siswa Salah Satu Pemecahan Bagi Masalah Ini Dengan Pendekatan Yang Bersifat Elektrik Seprti Dalam Proyek Kurikulum Humanistik Dan CARE ( Center For Applied Research In Education ) Dalam Proyek Itu Dicari Perbandingan Materi Antara Proyek Yang Menggunakan Guru Yang Terlatih Dengan Yang Tidak Terlatih ,Dalam Evaluasinya Juga Diteliti Pengaruh Umum Dari Proyek,Dengan Cara Mengumpulkan Bahan-Bahan Secara Studi Kasus Dari Sekolah-Sekolah Proyek Posted by Mang Jaya at 4:10 PM Category : Search Result http://www.idonbiu.com/2009/07/implementasi-dan-evaluasi-kurikulum.html EVALUASI PELAKSANAAN KTSP BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendinas) No. 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 tahun 2006 tentang standar isi dan standar kompetensi lulusan disebutkan bahwa salah satu tugas pokok Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), dalam hal ini, Pusat Kurikulum adalah memonitor secara nasional penerapan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, mengevaluasinya, dan mengusulkan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri. Salah satu yang menjadi bagian dari monitoring tersebut adalah melakukan monitoring secara nasional penerapan peraturan menteri pendidikan nasional dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut perlu dilakukan serangkaian langkah kegiatan mencakup penyusunan panduan dan intrumen evaluasi, pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan. Panduan digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan instumen dan melaksanakan evaluasi untuk mendapatkan data dan informasi tentang pelaksanaan KTSP pada setiap daerah secara kualitatif maupun kuantitatif. Pelaksanaan evaluasi merupakan langkah kegiatan untuk mendapatkan data dan informasi penerapan KTSP pada daerah yang menjadi objek atau sasaran evaluasi. Penyusunan laporan memuat temuan, masukan atau rekomendasi berdasarkan data dan informasi yang diperoleh melalui evaluasi pelaksanaan KTSP agar kebijakan tentang pengembangan kurikulum dapat diterapkan secara efisien dan efektif. B. TUJUAN Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan evaluasi pengembangan dan pelaksanaan kurikulum oleh satuan pendidikan sehingga didapat data dan informasi tentang tingkat penerapan KTSP secara kualitatif ataupun kuantitatif pada tiap daerah yang dapat dimanfaatkan satuan pendidikan (sekolah) dalam implementasi kurikulum pada tataran sekolah/daerah. C. RUANG LINGKUP Kegiatan ini memonitor dan mengevaluasi penerapan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di 33 propinsi D. HASIL YANG DIHARAPKAN Melalui kegiatan ini akan dihasilkan laporan gambaran penerapan KTSP di 33 provinsi, pada satuan pendidikan dasar dan menengah E. PELAKSANAAN Kegiatan penyusunan laporan dilaksanakan pada tanggal 9 13 Desember 2008 di Cisarua, Kabupaten Bogor. F. PESERTA Peserta yang dilibatkan dalam kegiatan ini terdiri dari unsure: Satuan Pendidikan, LPMP, Perguruan Tinggi, dan Pusat Kurikulum. Rincian Peserta terlampir

BAB II KERANGKA BERPIKIR A. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Menurut Undang-Undang (UU) No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untukpendidikandasar danprovinsiuntuk pendidikan menengah. Selanjutnya pada pasal 36 disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan harus disempurnakan dan ditingkatkan secara berencana, terarah dan berkala sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Kata standar memiliki makna tingkat atau level kualitas atau keunggulan yang harus dicapai dengan kriteria, benchmark, persayaratan atau spesifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan pengertian di dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar nasional pendidikan terdiriatas: http://os2kangkung.blogspot.com/2010/05/evaluasi-pelaksanaan-ktsp.html

PENGERTIAN & FUNGSI EVALUASI KURIKULUM


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wright bahwa : curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress of students toward objectives or values of the curriculum. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Pada bagian lain, dikatakan bahwa luas atau tidaknya suatu program evaluasi kurikulum sebenarnya ditentukan oleh tujuan diadakannya evaluasi kurikulum. Apakah evaluasi tersebut ditujukan untuk mengevaluasi keseluruhan sistem kurikulum atau komponenkomponen tertentu saja dalam sistem kurikulum tersebut. Salah satu komponen kurikulum penting yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa. Agar hasil evaluasi kurikulum tetap bermakna diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu. Dengan mengutip pemikian Doll, dikemukakan syarat-syarat evaluasi kurikulum

yaitu acknowledge presence of value and valuing, orientation to goals, comprehensiveness, continuity, diagnostics worth and validity and integration. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : Apakah yang dimaksud Evaluasi Kurikulum? Bagaimana Model Evaluasi Kurikulum itu? Apa Fungsi Evaluasi kurikulum? Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan pada makalah ini adalah : Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Kurikulum. Untuk mengetahui pentingnya denngan adanya Evaluasi Kurikulum. Untuk mengetahui model Evakuasi Kurikulum. BAB II PEMBAHASAN PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM Pemahaman mengenai pengertian Evaluasi Kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang bervariasi. Berikut ini pengertian evaluasi menurut para pakar kurikulum: Pengertian Evaluasi menurut joint committee (1981) ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek. Purwanto dan Atwi Suparman (1999) mendefinisikan Evaluasi adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang suatu program. Rutman and Mowbray (1983) mendefinisikan Evaluasi adalah penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky (1989) mendefinisikan Evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program. Sedangkan pengertian kurikulum adalah: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan). Kurikulum Pendidikan Tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa). Pengertian Kurikulum menurut para ahli, adalah: Menurut Grayson (1978), Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai). Harsono (2005), Kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi

kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari suatu institusi pendidikan. Dari pengertian evaluasi dan kurikulum di atas maka penulis menyimpulkan bahwa pengertian Evaluasi Kurikulum adalah penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. Atau Evaluasi Kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Perbedaan antara evaluasi dan penelitian terletak pada tujuannya. Evaluasi bertujuan untuk menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk bahan penentuan keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti. Sedangkan penelitian memiliki tujuan yang lebih luas dari evaluasi yaitu menggumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk menguji teori atau membuat teori baru. Fokus evaluasi kurikulum dapat dilakukan pada outcome dari kurikulum tersebut (outcomes based evaluation) dan juga dapat pada komponen kurikulum tersebut (intrinsic evaluation). Outcomes based evaluation merupakan fokus evaluasi kurikulum yang paling sering dilakukan. MODEL EVALUASI KURIKULUM Model evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: Karakteristik peserta didik dan lingkungan. Tujuan program dan peralatan yang digunakan Prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program yang dievaluasi. Model ini kembangkan oleh Stufflebeam (1972) menggolongkan program pendidikan atas empat dimensi, yaitu: Context, Input, Process dan Product. Menurut model ini keempat dimensi program tersebut perlu dievaluasi sebelum, selama dan sesudah program pendidikan dikembangkan. Penjelasan singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai berikut : Context : yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang bersangkutan, dan sebagainya. Input : Bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan yang digunakan dan sebagainya. Process : Pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi: pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain. Product : Keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan, mencakup : jangka pendek dan jangka lebih panjang. Masalah Dalam Evaluasi Kurikulum Norman dan Schmidt (2002) mengemukakan ada beberapa kesulitan dalam penerapan evaluasi kurikulum, yaitu :

1. Kesulitan dalam pengukuran. 2. Kesulitan dalan penerapan randomisasi dan double blind. 3. Kesulitan dalam menstandarkan intervensi dalam pendidikan. 4. Pengaruh intervensi dalam pendidikan mudah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sehingga pengaruh intervensi tersebut seakan-akan lemah. Beberapa masalah yang dihadapi dalam melakukan evaluasi kurikulum, yaitu: Dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah. Dasar teori yang melatarbelakangi kurikulum lemah akan mempengaruhi evaluasi kurikulum tersebut. Ketidakcukupan teori dalam mendukung penjelasan terhadap hasil intervensi suatu kurikulum yang dievaluasi akan membuat penelitian (Evaluasi Kurikulum) tidak baik. Teori akan membantu memahami kompleksitas lingkungan pendidikan yang akan dievaluasi. Contohnya Colliver mengkritisi bahwa Problem Based Learning (PBL) tidak cukup hanya menggunakan teori kontekstual learning untuk menjelaskan efektivitas PBL. Kritisi ini ditanggapi oleh Albanese dengan mengemukakan teori lain yang mendukung PBL yaitu, information-processing theory, complex learning, self determination theory. Schdmit membantah bahwa sebenarnya bukan teorinya yang lemah akan tetapi kesalahan terletak kepada peneliti tersebut dalam memahami dan menerapkan teori tersebut dalam penelitian. Intervensi pendidikan yang dilakukan tidak memungkinkan dilakukan Blinded. Dalam penelitian pendidikan khususnya penelitian evaluasi kurikulum, ditemukan kesulitan dalam menerapkan metode blinded dalam melakukan intervensi pendidikan. Dengan tidak adanya blinded maka subjek penelitian mengetahui bahwa mereka mendapat intervensi atau perlakuan sehingga mereka akan melakukan dengan serius atau sungguhsungguh. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan bias dalam penelitian evaluasi kurikulum. Kesulitan dalam melakukan randomisasi. Kesulitan melakukan penelitian evaluasi kurikulum dengan metode randomisasi dapat disebabkan karena subjek penelitian yang akan diteliti sedikit atau kemungkinan hanya institusi itu sendiri yang melakukannya. Kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan/kesulitan dalam menseragamkan intervensi. Dalam dunia pendidikan sulit sekali untuk menseragamkan sebuah perlakuan cotohnya penerapan PBL yang mana memiliki berbagai macam pola penerapan. Norman (2002) mengemukakan tidak ada dosis yang standar atau fixed dalam intervensi pedidikan. Hal ini berbeda untuk penelitian di biomed seperti pengaruh obat terhadap suatu penyakit, yang mana dapat ditentukan dosis yang fixed. Berbeda dengan penelitian evaluasi kurikulum misalnya pengaruh PBL terhadap kemamuan Self Directed Learning (SDL). Masalah Etika penelitian. Masalah etika penelitian merupakan hal yang perlu dipertimbangkan. Penerapan intervensi dengan metode blinded dalam penelitian pendidikan sering terhalang dengan isu etika. Secara etika intervensi tersebut harus dijelaskan kepada subjek penelitian sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Padahal apabila suatu intervensi diketahui oleh subjek penelitian maka ada kecendrungan subjek penelitian melakukan dengan sungguh-sungguh sehingga penelitian tidak berjalan secara alamiah. Pengaruh hasil penelitian terhadap institusi juga perlu dipertimbangkan. Adanya prediksi nantinya pengaruh hasil penelitian yang akan menentang kebijaksanaan institusi dapat mengkibatkan kadangkala peneliti menghindari resiko ini dengan cara menghilangkan salah satu variable dengan harapan hasil penelitian tidak akan menentang kebijaksanaan. Tidak adanya pure outcome. Outcome yang dihasilkan dari sebuah intervensi pendidikan seringkali tidak merupakan outcome murni dari intervensi tersebut. Hal ini disebabkan karena banyaknya faktor penganggu yang mana secara tidak langsung berhubungan dengan hasil penelitian. Postner dan Rudnitsky (1994) juga mengemukakan dalam outcome based evaluation terdapat informasi mengenai main effect dan side effect sehingga kadangkala peneliti kesulitan membedakan atara main effect dan side effect ini. Kesulitan mencari alat ukur. Evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat

apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali. Penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding. Postner mengemukakan ada lima perspektif dalam kurikulum yaitu traditional, experiential, Behavioral, structure of discipline dan constructivist. Masing-masing perspektif ini memiliki tujuannya masing-masing. Dalam melakukan evaluasi kurikulum kita harus mengetahui perspektif kurikulum yang akan dievaluasi dan perspektif kurikulum pembanding. Hal ini sering terlihat dalam evaluasi kurikulum dengan menggunakan metode comparative outcome based yang bila tidak memperhatikan masalah ini akan melahirkan bias dalam evaluasi. Kurikulum dengan perspektif tradisional tentu saja berlainan dengan kurikulum yang memiliki perspektif konstruktivist. Contoh kurikulum tradisional menekankan pada recall of knowledge sedangkan kurikulum konstruktivist menekankan pada konsep dasar dan ketrampilan berpikir. Apabila ada penelitian yang menghasilkan bahwa kurikulum tradisional di pendidikan dokter lebih baik dalam hal knowledge dibandingkan dengan PBL hal ini tentu saja dapat dimengerti karena perspektifnya berbeda. Penelitian yang menggunakan metode perbandingan kurikulum yang perspektifnya berbeda ini seringkali menjadi kritikan oleh para ahli. Kode Etik Evaluator dalam Bidang Pendidikan The American Evaluation Association telah mengeluarkan satu set kode etik bagi para evaluator dalam bidang pendidikan yang dinamakan dengan The Guiding Principles for Evaluators. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a. Systematic Inquiry: Evaluators conduct systematic, databased inquiries about whatever is being evaluated; b. Competence: Evaluators provide competent performance to stakeholders; c. Integrity/Honesty: Evaluators ensure the honesty and integrity of the entire evaluation process; d. Respect for People: Evaluators respect the security, dignity and self-worth of the respondents, program participants, clients, and other stakeholders with whom they interact; e. Responsibilities for General and Public Welfare: Evaluators articulate and take into account the diversity of interests and values that may be related to the general and public welfare. Kode etik semacam itu belum ada di Indonesia, padahal hal itu sangat diperlukan agar hasil evaluasi merupakan informasi yang akurat, obyektif, dan terhindar dari bumbu kepentingan kelompok tertentu. Begitu pula, dalam penilaian kurikulum tentu juga harus mengaplikasikan kode etik yang ketat untuk menghasilkan informasi yang akurat, obyektif, dan terhindar dari bumbu kepentingan kelompok tertentu. Banyak pengertian tentang penilaian kurikulum, namun dalam kolom ini tidak akan membahas pengertian tersebut. Pembahasan akan lebih difokuskan pada prosedur kegiatan evaluasi kurikulum sebagai berikut: a. Identify specific purposes for assessing student learning; b. Develop a comprehensive assessment plan c. Select/develop assessment tools and scoring procedures that are valid and reliable; d. Identify procedures for collecting assessment data; e. Identify procedures for analyzing and interpreting information and drawing conclusions based on the data (including analysis of the performance of various subgroups of students); f. Identify procedures for establishing at least three levels of performance (specific to the content standard and the assessment tool when appropriate) to assist in determining whether students have achieved at a satisfactory level (at least two levels describe performance that is proficient or advanced and at least one level describes students who are not yet performing at the proficient level); g. Identify procedures for using assessment information to determine long-range and annual improvement goals; h. Identify procedures for using assessment information in making decisions focused on

improving teaching and learning (data based decision making); i. Provide support to staff in using data to make instructional decisions; j. Define procedures for regular and clear communication about assessment results to the various internal and external publics; k. Define data reporting procedures; l. Verify that assessment tools are fair for all students and are consistent with all state and federal mandates; m. Verify that assessment tools measure the curriculum that is written and delivered; n. Identify roles and responsibilities of key groups; o. Ensure participation of eligible students receiving special education services in districtwide assessments. PENTINGNYA EVALUASI KURIKULUM Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru. Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah. Evaluasi kurikulum dapat menyajikan bahan informasi mengenai area-area kelemahan kurikulum sehingga dari hasil evaluasi dapat dilakukan proses perbaikan menuju yang lebih baik. Evaluasi ini dikenal dengan evaluasi formatif. Evaluasi ini biasanya dilakukan waktu proses berjalan. Evaluasi kurikulum juga dapat menilai kebaikan kurikulum apakah kurikulum tersebut masih tetap dilaksanakan atau tidak, yang dikenal evaluasi sumatif. BAB III PENUTUP Kesimpulan Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Secara sederhana evaluasi kurikulum dapat disamakan dengan penelitian, karena evaluasi kurikulum menggunakan penelitian yang sistematik, menerapkan prosedur ilmiah dan metode penelitian. Evaluasi kurikulum penting dilakukan dalam rangka penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kebutuhan pasar. Ada banyak masalah dalam penerapan evaluasi kurikulum seperti dasar teori yang digunakan dalam evaluasi kurikulum lemah, intervensi pendidikan yang dilakukan tidak memungkinkan dilakukan blinded, kesulitan dalam melakukan randomisasi, kesulitan dalam menstandarkan intervensi yang dilakukan, masalah etika penelitian, tidak adanya pure outcome, kesulitan mencari alat ukur dan penggunaan perspektif kurikulum yang berbeda sebagai pembanding. Oleh karena itu dengan memahami pengertian evaluasi kurikulum dan persamaan serta perbedaannya dengan penelitian diharapkan evaluasi kurikulum yang akan dibuat dapat valid, reliabel dan sangat berguna sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan tentang kurikulum tersebut. DAFTAR RUJUKAN Zulharman. 2007. Evaluasi Kurikulum.Pengertian, Kepentingan da Masalah yang Dihadapi. (http://zulharman79.wordpress.com/ diakses 01 Oktober 2009) http://Evaluasi Kurikulum/evaluasi-kurikulum.html http://Evaluasi Kurikulum/index.php.htm

http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/12/02/pengertian-fungsi-evaluasi-kurikulum/

Mathedu Unila
Kumpulan Artikel-artikel Pembelajaran, Artikel Pendidikan, Artikel Bisnis, , Artikel Kesehatan, dan Lain-lain tentunya.

Home Agama Kesehatan Hiburan International Olah Raga Pembelajaran Pendidikan Politik Sains Sosial

Browse Home Pembelajaran Pendidikan Peranan Evaluasi Kurikulum

Thursday, December 3, 2009


Peranan Evaluasi Kurikulum
Peranan Evaluasi Kurikulum Peranan evaluasi kebijaksanan dalam kurikulum pendidikan miimal berkenaan dengan tiga hal, sebagai berikut. 1. Evaluasi sebagai moral judgement Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah niali. Hasil dari evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai. Kedua, Evaluasi berisi suatu perangkat criteria praktis, berdasarkan criteria-krateria tersebut suatu hasil dapat dinilai. 2. Evaluasi dan penentuan keputusan Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum banyak, yaitu guru, murid, kepala sekolah, orang tua, para inspektur, pengembang kurikulum, dan sebagainya. Pada prinsipnya tiap individu di atas membuat keputusan sesuai dengan posisinya. Besar atau kecilnya peranan keputusan yang diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya serta masalah yang dihadapinya pada suatu saat. 3. Evaluasi dan consensus nilai Dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan penilaian dan evaluasi. Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri atas orang tua, murid, guru, pengembang kurikulum, administrator, ahli politik, ahli ekonomi, penerbit, arsitek, dan sebagainya.

http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/12/peranan-evaluasi-kurikulum.html

DEFENISI DAN PERAN EVALUASI KURIKULUM


BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pada dasarnya kurikulum ditentukan oleh guru (tenaga kependidikan). Guru turut serta menyusun kurikulum, duduk dalam suatu panitia pengembang kurikulum atau memberikan masukan kepada panitia pengembang kurikulum. Prosedur apapun yang ditempuh dalam pengembangan kurikulum, guru tetap memgang peranan penting, karena guru merupakan unsure penting yang menentukan berhasil atau gagalnya pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan (sekolah). Guru terlibat langsung secara aktif dalam pelaksanaan kurikulum bersama para siswa. Guru yang menentukan topic pengajaran, bahan-bahan yang diajarkan, metode yang digunakan, alat yang dipilh dan dipergunakan, serta mengevaluasi hasil pelaksanaan kurikulum. 1.2. TUJUAN PENULISAN Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum. Pengertian Evaluasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi adalah suatu proses pengumpulan bukti-bukti dan membuat penilaian apakah suatu kompetensi telah dicapai. Evaluasi juga dimaksudkan apakah siswa dapat melaksanakan suatu pekarjaan yang telah ditetapkan sesuai dengan standart kemampuan yang ditetapkan. Evaluasi menekankan pada usaha mencari jalan untuk perbaikan program atau kurikulum dari pada sekedar pengukuran prestasi anak didik saja. Evaluasi pada dasarnya adalah penyediaan informasi untuk memperlancar proses pengambilan keputusan pada beberapa tingkat pengembangan kurikulum.Informasi ini mungkin berguna bagi program pengajaran secara keseluruhan itu hanya bermanfaat untuk beberapa komponen program itu.Evaluasi juga berarti seleksi kriteria, koleksi data dan analisis data. 1.3. PEMASALAHAN Berdasarkan uraian tersebut, maka timbul suatu permasalahan: apakah definisi/pengertin evaluasi kurikulum dan peranan evaluasi kurikulum? Oleh karena itu, maka makalah ini bertujuan untuk mengetahui definisi/pengertian evaluasi kurikulum dan peranan evaluasi kurikulum. http://ichsaneljufri.wordpress.com/2010/07/17/defenisi-dan-peran-evaluasi-kurikulum/

EVALUASI KURIKULUM
EVALUASI KURIKULUM A. Evaluasi dan Kurikulum

Hasil-hasil

evaluasi

kurikulum

dapat

digunakan

oleh

para

pemegang

kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan. Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan bebrapa factor : 1. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah. 2. objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan. 3. Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga berubah. B. Konsep Kurikulum - penekanan pada isi kurikulum strategi pengembangan ini merupakan yang paling lama dan banyak dipakai tetapi juga terus mendapat penyemburnaan atau pembaruan. - penekanan pada situasi pendidikan tipe kurikulum ini menekankan pada masalah dimana(where) bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya. - Penakanan pada organisasi Tipe ini menekankan pada proses belajar mengajar C. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum Pengembangan kurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktu

mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persipannya hamper sama dengan kurikulumyangmenekankan isi. D. Peranan Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses social dan sebagai intuisi social. Evaluasi kurikulum sebagai intuisi social mempunyai asal-usul, sejarah, struktur serta interest sendiri. E. Ujian Sebagai Evaluasi Social Sejak diperkenalkannya ujian atau tes untuk umum di Amerika Serikat dan Negara-negara lain, pengukuran yang berbentuk umum tersebut merupakan salah satu model evaluasi dalam pendidikan. Menguji adalah mengevaluasi kemampuan individu. Keberhasilan dalam ujian pengetahuan dan kemampuan skolastik selama bertahun-tahun ditentukan oleh kemampuan mengingat fakta-fakta. Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara social tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah. Barry Mc Donald (1975), membedakan adanya tiga tipe evaluasi dalam pendidikan dan kurikulum yaitu : - Evaluasi Birokratik, merupakan suatu layananyang bersifat unconditional terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang control terbesar dalam alokasi sumber-sumber pendidikan. - Evaluasi Otokratik, merupakanlayanan evaluasi terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang mempunyai wewenang control cukup besar dalam mengalikasikan sumber-sumber pendidikan. - Evaluasi Demokratik, merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat, tentang program-program pendidikan. F. Model-model Evaluasi Kurikulum 1. Evaluasi model penelitian Model ini didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan. Ters psikologi atau tes psikometrik pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes inteligensi yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku skolastik. 2. Evaluasi model obyektif Perbedaan model obyeltif dengan model komperatif adalah dalam dua hal. Pertama dalam model obyektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting

dari proses pengembangan kurikulum. Kedua, kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat obyektif (tujuan khussu). Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model obyrktif. a. Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum b. Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa c. Menysun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan. 3. Model campuran multivariasi Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi yang memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan criteria khusus dari masingmasing kurikulum. Beberapa kesulitan dihadapi dalam model ini. Kesulitan pertama adalah diharapkan memberikan tes statistic yang signifikan. Kedua adalah terlalu banyaknya variable yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan computer hanya sampai 40 variabel, sedangkan dengan model ini dapat dikumpulkan sampai 300 varibel. Ketiga, meskipun model multi variasi telah mengurangi masalah control berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan. http://smileboys.blogspot.com/2009/01/evaluasi-kurikulum.html

makalah dorongan mencari rezeki yang halal


BAB I. PENDAHULUAN Allah telah mengatur segala sesuatu termasuk rizki manusia satu dengan yang lainnya. Tak bisa dielakkan lagi, kita hidup di dunia memerlukan segala sesuatu termasuk harta. Mencari rizki merupakan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan, dalam pemenuhan kebutuhannya tentu saja dengan cara usaha dengan berbagai cara. Tetapi

perlu diingat, sebagai seorang muslim dalam usaha mencari rizki harus dengan cara yang benar, dalam arti dihalalkan hukum Islam baik prosesnya maupun hasilnya. Bekerja dan berusaha dalam kehidupan duniawi merupakan bagian penting dari kehidupan seseorang dalam mempraktekkan Islam, karena Islam sendiri tidak menganjurkan hidup hanya semata-mata hanya untuk beribadah dan berorientasi pada akhirat saja, namun Islam menghendaki terjadi keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi. Islam telah mengajarkan tentang bagaimana cara mencari rizki yang halal lagi, tetapi tidak semua orang dapat mengetahui dan memahami tentang hal itu. Maka berikut ini kami bahas lebih lanjut tentang bagaimanakah tata aturan Islam bagi seorang muslim dalam mencari rizki yang halal lagi baik.

BAB II. Motivasi Mencari Rezki yang Halal A. Hadist Tentang Giat Bekerja : ( ) Artinya: Hakim ibn Hazzam ra. Berkata, Nabi saw. Bersabda: Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah, dan mulailah dari orang yang menjadi tanggung jawabmu. Sebaik-baik shadaqah adalah dari kekayaan (yang berlebih). Barang siapa menjaga kehormatan dirinya (tidak meminta-minta), maka Allah akan menjaga kehormatan dirinya, dan barang siapa yang merasa dirinya cukup, maka Allah akan mencukupkannya. (HR. al-Bukhari dan Muslim) 1.Arti Kosakata 2.Penjelasan Hadits pertama menunjukkan bahwa umat Islam harus bekerja keras, dan tidak menjadi peminta-minta. Bekerja dengan tangan sendiri jauh lebih baik daripada mengharapkan belas kasihan orang lain Dalam hadits lain dinyatakan:

: : ) ) Artinya: Dari Abu Hurairah beliau berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: jika salah seorang di antara kamu berangkat pada waktu pagi untuk mencari kayu bakar, lalu ia memikulnya di atas pundaknya kemudian ia bersedekah dengannya dan tidak mengharapkan permberian dari orang lain, makaitu lebih baik daripada meminta-minta Kepada orang lain, baik orang lain itu menmberi atau tidak. Sebab tangan yang berada di atas lebih mulia daripada tangan yang berada di bawah. Dan mulailah dengan memberi nafkah atau mendidik orang yang berada di bawah tanggung jawabmu terlebih dahulu. (HR Muttafaq alaih) Oleh karena memberi lebih utama/baik daripada meminta, maka setiap Muslim harus selalu bekerja keras. Etos kerja yang tinggi dalam mencari rizki yang halal merupakan kunci kemandirian dan tidak adanya ketergantungan kepada orang lain. Dalam Islam bekerja (tidak menganggur) sebagai tukang kayu bakar jauh lebih terhormat dan bermartabat daripada menjadi peminta-minta di pinggir jalan. Rizki yang halal tidak hanya membawa berkah, tetapi juga dapat menjadi penentu diterimanya doa. Allah tidak akan menerima doa orang yang makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya hasil dari usaha yang tidak halal. Karena itu, dalam hadits lain, Nabi bersabda: takutlah siksa api neraka, meskipun hanya disebabkan oleh (makan) sebiji kurma (yang diperoleh dari hasil yang tidak halal). Dalam Islam tidak ada prinsip bahwa Mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal. Sebaliknya, Islam menyatakan bahwa rizki Allah itu tidak terbatas, bumi Allah itu luas. Maka dari itu, umat Islam harus tidak malas dalam mencari rizki Motivasi utama dalam mencari rizki yang halal adalah untuk memunuhi kebutuhan sehari-hari supaya tugas manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Rizki halal harus diperoleh dengan cara yang halal dan digunakan secara halal. Rezki yang halal dalam membentuk kepribadian baik seseorang. Rizki yang halal juga menjadi penyebab diterimanya doa. Pendidikan Islam hendaknya mampu menanamkan rasa disiplin yang kuat sehingga menjadi pekerja keras yang cerdas dan ikhlas. Di antara nilai-nilai edukatif yang dapat dipetik dari hadits-hadits tersebut adalah: disiplin, etos kerja tinggi, jujur, dan mandiri, tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain. Sikap mental dan nilai tersebut harus ditanamkan sejak dini, sehingga anak-anak terbiasa mandiri, terampil, dan mengoptimalkan segala daya usahanya, supaya tidak menjadi peminta-minta.

B. Hadist Tentang Makanan yang Baik : ( ) Artinya: Dari al-Miqdam ra, Nabi saw bersabda: Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Dawud as makan dari hasil usahanya sendiri (HR. Muslim dan Ashhab al-Sunan) 1.Arti Kosakata 2.Penjelasan C. Hadist tentang Mencari Rezki yang Halal : : : . : . : ( ) Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah itu Mahabaik, dan tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintahkan orang-orang Mukmin sebagaimana yang Ia perintahkan kepada para Rasul. Maka Allah berfirman: Wahai sekalian Rasul, makanlah dari yang baik dan beramallah yang baik. Dia juga berfirman: Hai orang-orang beriman, makanlah dari segala yang baik-baik yang telah direzkikan kepadamu. Kemudian ia menyebutkan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, yang kusut rambutnya lagi berdebu mukanya, sambil menengadahkan tangannya ke langit (berdoa): Hai Tuhanmu, hai Tuhanku! Padahal makanannya haramnya dan mulutnya disuapi dengan yang haram. Maka bagaimanakah akan dikabulkan doanya (HR. Muslim) 1.Arti Kosakata 2.Penjelasan

http://ismenalghifary.blogspot.com/2010/06/makalah-dorongan-mencari-rezekiyang.html

Pelajarilah apa yang sudah menjadi ketentuan, yang tertulis didalam alquran,dan jangan menyimpang dari ajaran,ilmu Shodakoh,adalah ilmu diluar akal dan kemampuan,kalo kita bermain dengan akal tentunya tidak bisa diterima,sebab bershodakoh adalah memberikan sebagian rezeki kita kepada Orang tua kita ,para pakir miskin,yatim Piatu,dan orang-orang yang membutuhkan dengan ikhlas tanpa mengharapkan kembali, insya Allah kalo kita Iklas Allah akan gantikan dengan Rizki yang lebih besar dan kita tidak pernah tau dari mana arah datangnya,Yakinlah insya Allah dengan bershodakoh pikiran menjadi tenang,hati menjadi tentram,dan insya allah, shodakoh dapat mengobati segala macan penyakit yang diderita,dan dapat menolak bala,atau penyakit-penyakit yang akan datang. untuk itulah pelajari apa-apa yang tidak kita ketahui, Alquran adalah jawabanya Alquran adalah Kitab pedoman dan petunjuk yang nyata bagi orang-orang yang bertakwa.amin http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1959855-mencari-rezeki-yang-halal-dan/ Without passion you dont have energy, without energy you have nothing (Donald Trump).

Energi dahsyat, dibutuhkan seorang guru dalam mengajar. Begitu isi sepenggal SMS dari salah satu sahabat terbaik saya. Mungkin dia bermaksud mengingatkan saya, atau mungkin dia tengah berbagi tentang apa yang sedang dia pikirkan. Saya pun tidak tahu. Tapi, SMS itu telah membangunkan saya seolah-olah sedang terlelap dari tidur sepekan terakhir ini. Mungkin karena SMS itu pula, saya kemudian bersemangat kembali menulis catatan yang kosong ini dan ingin berbagi

dengan rekan dan sahabat di dunia maya. Lepas dari itu, SMS itu juga yang ingin saya paparkan melalui tulisan ini. Pesan dari Donal Trump mungkin ada benarnya. Meski teori tentang energi adalah kekal sebagaimana kita kenal dalam ilmu fisika di sekolah. Ternyata Trump menginspirasikan bahwa yang namanya energi itu punya sebab, yaitu hasrat (passion). Jadi kemunculan energi itu karena ada hasrat, dorongan (dari dalam). Dalam salah satu buku yang pernah saya baca yang berjudul Phsycology of Winning, bahwa dorongan dari dalam itu adalah motivasi. Menurutnya pula motivasi itu berasal dari dalam diri seseorang. Dia juga menolak kalau motivasi itu disebabkan dari luar selain dari dalam. Maka menjadi masuk akal yang dikatakan Trump, kalau energi yang luar biasa itu muncul karena dorongan dari dalam diri yang begitu kuat. Banyak contoh bisa disaksikan dan mungkin sudah pernah dialami oleh sebagian kita. Betapa dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang mampu memunculkan energi sehingga mencapai apa yang diinginkannya. Dengan hasrat dan dorongan tersebut, seseorang mampu melampaui kemampuan dari yang diperkirakan sebelumnya. Demikian pula dalam proses pembelajaran di sekolah. Seorang siswa bisa dengan tidak diduga mampu mencapai nilai maksimal dalam sebuah proses pembelajaran. Tiba-tiba siswa tersebut sangat berenergi dan penuh antusias mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Padahal sebelumnya dia nampak biasa-biasa saja bahkan cenderung kurang peduli atau cuek. Mengapa demikian?

Pertama, guru dari siswa tersebut telah memberikan energi positifnya kepada seluruh siswa melalui awal perjumpaan yang mengesankan dan menyenangkan. Atau siswa sudah dibawa ke dalam area menyenangkan (alpha zone) terlebih dahulu. Di benak/pikiran siswa tidak terlintas sesuatu yang membuat susah atau njelimet. Kedua, guru membawa rasa nyaman siswa pada kondisi yang membuat siswa tertegun, terkesima dan terpaku dengan penjelasan maupun sesuatu yang ditampilkan oleh sang guru. Di sini siswa mengalami proses pra-kondisi yang dramatis yang membuat siswa (mau tidak mau) harus mengikuti detil penjelasan guru satu per satu. Guru mengawali aktivitas belajar siswa dengan Scene Setting. Sehingga siswa dengan kesadaran penuh melakukan aktivitas belajarnya dengan penuh antusias berenergi. Ketiga, guru dalam melalukan kedua hal di atas harus dengan penuh antusias dan menjadi dalang bagi lahirnya sebuah aktivitas belajar yang mandiri dan terbimbing. Tanpa antusiasme dari guru tidak akan ada manfaatnya sama sekali. Karena energi positif yang terbangun dalam diri guru harus terdeteksi dan ditransformasikan kepada setiap siswanya.

Jadi, kapan lagi guru mengajar dengan penuh energi kalau bukan sekarang. Maka mulailah mengajar dengan hasrat dan dorongan dari dalam diri seorang guru. Dari situlah akan muncul energi positif yang akan menjadi bekal guru mengajar kepada para siswa. Jangan berharap siswa antusias jika guru juga tidak antusias. Sayangnya, sebigian guru beralasan, bahwa untuk ber-energi membutuhkan gizi yang tinggi. Apa benar demikian? Terserah anda kawan yang menilai. http://sdit-insanmandiri.net/hakim/

Noer Ismen Caem makalah dorongan mencari rezeki yang halal

juga membolehkan sesuatu yang bail-baik dan membolehkan hamba-Nya bekerja mencari rezeki. waktunya disertai dorongan untuk aturan-aturan mereka yang batil dalam hal halal dan gua bukan budak n bukan mengharap rezeki dari mau miskin atau ga bukan urusan lo, yang penting gua makan duit halal.. hahaha oknum umat kristen adalah dia merusak lalu mencari 1979 Year of Revolutions. Sony introduces the Walkman; Apple builds first Mac; Microsoft develops MS-DOS; Three students develop the Usenet; Usenet Facts and Figures menghancurkan aturan-aturan mereka yang batil dalam hal halal ini menurut Abdur Rahman Abdul Khaliq yang menulis makalah Rasulullah SAW heran adanya orang yang mulai mencari orang-orang yang mengerti, tetapi atas dorongan sekarang membaca, garis besarnya saja, makalah yang Ya Allah, tambahkanlah bagiku rezeki yang banyak lagi halal, imam yang dan berbagi dalam mencari suatu porsi yang lebih Pesan ini juga yang kemudian dilontarkan PM Turki, Tayyib Ardogan kepada Simon Peres, kamu kesempatan menjadi ruang halal yang Para pembaca yang semoga selalu dirahmati oleh Allah Ta dari Anas bin Malik perkara-perkara palsu, tidak halal tidak nampak dan tidak terkenal di mana manusia mencari Yang tidak tahu pasti menerima (meskipun menerima dg bayaran nyawa).Bagi kaum Yahudi dan Nasrani yang menolak, Muhamad menyebut mereka sebagai orang kafir, penghuni Ayat ini menunjukkan bahwa mencari rezeki dengan mencari nafkah bagi keluarganya harus mencari makanan yang halal 2010-01-03T09:11:42.368+07:00 . Makalah Kapita Sebelum membuka pertemuan, SBY sempat mengatakan, forum itu adalah forum kebijakan untuk mencari solusi atas berbagai permasalahan yang muncul dalam rangkaian pemilu.kadang kuberpikir cari penggantimu saat kau jauh disana.. Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga entah penantianku takkan sia-sia dan berikan satu jawaban pasti entah sampai kapan aku harus bertahan Noer Ismen CaeM: Untuk Nur Isman Al-ghifary yang lahir di bulan Agustus, berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya : #1: * Suka bercanda #2: * Menarik #3: * Mudah membujuk dan sangat perhatian #4: * Berani dan tidak kenal takut #5: * Tegas dan miliki sifat Islam tidak membolehkan kaum penganggur dan pemalas menerima shadaqah, tetapi orang tersebut harus didorong agar mau bekerja dan mencari rezeki yang halal sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, Bila seseorang meminta-minta Noer Ismen Caem. mencari konsep hidup yang sebenarnya .. Noer Ismen CaeM: Untuk Nur Isman Al-ghifary yang lahir di bulan Agustus, berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya : #1: * Suka bercanda #2: * Menarik #3: * Mudah membujuk dan sangat perhatian #4: * Berani dan tidak kenal takut #5: * Tegas dan miliki sifat kepemimpinan #6: * Tahu cara menghibur orang #7: * Terlalu murah hati dan egois #8: * Membangakan diri sendiri #9: * Haus pujian #10: * Semangat yang luar Noer Ismen Caem. mencari konsep hidup yang sebenarnya 'Ariyah adalah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada orang lain, untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, agar zat barang tersebut itu dapat dikembalikan. .. Noer Ismen CaeM: Untuk Nur Isman Alghifary yang lahir di bulan Agustus, berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya : #1: * Suka bercanda #2: * Menarik #3: * Mudah membujuk dan sangat perhatian #4: * Berani dan tidak kenal takut #5: makalah dorongan mencari rezeki yang halal. BAB I. PENDAHULUAN. Allah telah mengatur segala sesuatu termasuk rizki manusia satu dengan yang lainnya. Tak bisa dielakkan lagi, kita hidup di dunia memerlukan segala sesuatu termasuk harta. Opini siswa, guru, dan masyarakat tentang BK (keliru) menjadi guru BK kehilangan wibawa, dan akhirnya melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan ke-BK-an untuk mencari aman. Berdasarkan faktor-faktor penyebab tersebut, perlu dicari . Noer Ismen CaeM: Untuk Nur Isman Al-ghifary yang lahir di bulan Agustus, berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya : #1: * Suka bercanda #2: * Menarik #3: * Mudah membujuk dan sangat perhatian #4: * Berani dan tidak kenal takut #5:


Cari

Home Adab Dan Perilaku Ahkam Akhlak Aktual Al-Ilmu Al-Irhab = Terorisme Al-Manhaj As-Salafy Al-Masaa'il Al-Qur'an Al-Qur'an : Ilmu Al-Qur'an : Tafsir Al-Wala' Dan Al-Bara' Al-Wasailu Al-Mufidah Amalan Sunnah Anak-Anak Muslim Aqidah Ahlus Sunnah Aqidah Al-Wasithiyah Aqidah Empat Imam Ar-Rasaa-il Hukum As-Saa'ah : Ad-Dajjal As-Saa'ah : Al-Mahdi As-Saa'ah : Nabi Isa As-Sunnah As-Sunnah Dalam Islam Bai'at Bid'ah Dan Bahayanya Birrul Walidain Dakwah, Tarbiyah Demokrasi Dan Politik Do'a, Dzikir, Taubat Fatawa 'Arkanil Islam Fiqih Ibadah Firaq Fokus Utama Gambar, Lagu, Permainan Hadits Hajji Dan Umrah Hari Raya = Ied Hizbiyyah Dan Harokah Jenazah : Kematian, Mayit Jihad Fii Sabilillah Jual Beli Keluarga & Masalahnya Kesempurnaan Islam Kurban Dan Aqiqah Ma'ruf Nahi Mungkar Mabhats Makanan, Sembelihan Manhaj

Media Dan Sarana Mu'amalat Dan Riba Mujmal Ahlissunnah Nasehat Nikah Nikah : Talak - Rujuk Pakaian Dan Perhiasan Pengobatan Penyakit Perpecahan Umat ! Prinsip Dasar Islam Propaganda Sesat Puasa Puasa : Fiqih Puasa Puasa : I'tikaaf Qadha Dan Qadar Rifqon Ahlassunnah Rizqi, Harta, Nafkah Shalat Sihir, Jin, Perdukunan Sikap Kepada Kafir Siyasi Wal Fikri Sumpah Dan Nadzar Syarhu Ushulil Iman Syubhat Dan Jawaban Tauhid Tauhid Prioritas Utama Tazkiyatun Nufus Toleransi Ushul Ahlissunnah Wanita : Darah Wanita Wanita : Fiqih Shalat Wanita : Kesehatan Wanita : Konsultasi Wanita : Muslimah Wanita : Thaharah Wanita : Wasiat Waris, Hibah, Hadiah Zakat

Untuk berlangganan, hubungi : 08121533647 atau 081575792961 Kategori Ahkam

Hukum Meminta-Minta (Mengemis) Menurut Syariat Islam


Sabtu, 7 Nopember 2009 16:50:15 WIB HUKUM MEMINTA-MINTA (MENGEMIS) MENURUT SYARI'AT ISLAM Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

DEFINISI MINTA-MINTA (MENGEMIS) Minta-minta atau mengemis adalah meminta bantuan, derma, sumbangan, baik kepada perorangan atau lembaga. Mengemis itu identik dengan penampilan pakaian serba kumal, yang dijadikan sarana untuk mengungkapkan kebutuhan apa adanya. Hal-hal yang mendorong seseorang untuk mengemis salah satu faktor penyebabnya- dikarenakan mudah dan cepatnya hasil yang didapatkan. Cukup dengan mengulurkan tangan kepada anggota masyarakat agar memberikan bantuan atau sumbangan. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG SESEORANG UNTUK MENGEMIS DAN MINTA-MINTA Ada banyak faktor yang mendorong seseorang mencari bantuan atau sumbangan. Faktorfaktor tersebut ada yang bersifat permanen, dan ada pula yang bersifat mendadak atau tak terduga. Contohnya adalah sebagai berikut: 1). Faktor ketidakberdayaan, kefakiran, dan kemiskinan yang dialami oleh orang-orang yang mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari. Karena mereka memang tidak memiki gaji tetap, santunan-santunan rutin atau sumber-sumber kehidupan yang lain. Sementara mereka sendiri tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus yang dapat mereka manfaatkan untuk menghasilkan uang. Sama seperti mereka ialah anak-anak yatim, orang-orang yang menyandang cacat, orang-orang yang menderita sakit menahun, janda-janda miskin, orang-orang yang sudah lanjut usia sehingga tidak sanggup bekerja, dan selainnya. 2). Faktor kesulitan ekonomi yang tengah dihadapi oleh orang-orang yang mengalami kerugian harta cukup besar. Contohnya seperti para pengusaha yang tertimpa pailit (bangkrut) atau para pedagang yang jatuh bangkrut atau para petani yang gagal panen secara total. Mereka ini juga orang-orang yang memerlukan bantuan karena sedang mengalami kesulitan ekonomi secara mendadak sehingga tidak bisa menghidupi keluarganya. Apalagi jika mereka juga dililit hutang yang besar sehingga terkadang sampai diadukan ke pengadilan. 3). Faktor musibah yang menimpa suatu keluarga atau masyarakat seperti kebakaran, banjir, gempa, penyakit menular, dan lainnya sehingga mereka terpaksa harus mintaminta. 4). Faktor-faktor yang datang belakangan tanpa disangka-sangka sebelumnya. Contohnya seperti orang-orang yang secara mendadak harus menanggung hutang kepada berbagai pihak tanpa sanggup membayarnya, menanggung anak yatim, menanggung kebutuhan panti-panti jompo, dan yang semisalnya. Mereka ini juga adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan biasanya tidak punya simpanan harta untuk membayar tanggungannya tersebut tanpa uluran tangan dari orang lain yang kaya, atau tanpa berusaha mencarinya sendiri walaupun dengan cara mengemis. JENIS-JENIS PENGEMIS Ketika kita membahas tentang fenomena pengemis dari kacamata kearifan, hukum, dan keadilan, maka kita harus membagi kaum pengemis menjadi dua kelompok: 1). Kelompok pengemis yang benar-benar membutuhkan bantuan Secara riil (kenyataan hidup) yang ada para pengemis ini memang benar-benar dalam keadaan menderita karena harus menghadapi kesulitan mencari makan sehari-hari. Sebagian besar mereka ialah justru orang-orang yang masih memiliki harga diri dan ingin menjaga kehormatannya. Mereka tidak mau meminta kepada orang lain dengan cara mendesak sambil mengiba-iba. Atau mereka merasa malu menyandang predikat pengemis yang dianggap telah merusak nama baik agama dan mengganggu nilai-nilai etika serta menyalahi tradisi masyarakat di sekitarnya. Allah Taala berfirman: "(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang

tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui" [al-Baqarah/2 : 273]. 2). Kelompok pengemis gadungan yang pintar memainkan sandiwara dan tipu muslihat Selain mengetahui rahasia-rahasia dan trik-trik mengemis, mereka juga memiliki kepiawaian serta pengalaman yang dapat menyesatkan (mengaburkan) anggapan masyarakat, dan memilih celah-celah yang strategis. Selain itu mereka juga memiliki berbagai pola mengemis yang dinamis, seperti bagaimana cara-cara menarik simpati dan belas kasihan orang lain yang menjadi sasaran. Misalnya di antara mereka ada yang mengamen, bawa anak kecil, pura-pura luka, bawa map sumbangan yang tidak jelas, mengeluh keluarganya sakit padahal tidak, ada yang mengemis dengan mengamen atau bermain musik yang jelas hukumnya haram, ada juga yang mengemis dengan memakai pakaian rapi, pakai jas dan lainnya, dan puluhan cara lainnya untuk menipu dan membohongi manusia. PANDANGAN SYARIAT TERHADAP MINTA-MINTA (MENGEMIS) Islam tidak mensyariatkan meminta-minta dengan berbohong dan menipu. Alasannya bukan hanya karena melanggar dosa, tetapi juga karena perbuatan tersebut dianggap mencemari perbuatan baik dan merampas hak orang-orang miskin yang memang membutuhkan bantuan. Bahkan hal itu merusak citra baik orang-orang miskin yang tidak mau minta-minta dan orang-orang yang mencintai kebajikan. Karena mereka dimasukkan dalam golongan orang-orang yang meminta bantuan. Padahal sebenarnya mereka tidak berhak menerimanya, terlebih kalau sampai kedok mereka terungkap. Banyak dalil yang menjelaskan haramnya meminta-minta dengan menipu dan tanpa adanya kebutuhan yang mendesak. Diantara hadits-hadits tersebut ialah sebagai berikut. Hadits Pertama. Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . "Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya".[1] Hadits Kedua Diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . "Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolaholah ia memakan bara api" [2]. Hadits Ketiga Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . "Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu" [3]

Bolehnya kita meminta kepada penguasa, jika kita dalam kefakiran. Penguasa adalah orang yang memegang baitul maal harta kaum Muslimin. Seseorang yang mengalami kesulitan, boleh meminta kepada penguasa karena penguasalah yang bertanggung jawab atas semuanya. Namun, tidak boleh sering meminta kepada penguasa. Hal ini berdasarkan hadits Hakiim bin Hizaam Radhiyallahu 'anhuma, ia berkata: Aku meminta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lantas beliau memberiku. Kemudian aku minta lagi, dan Rasulullah memberiku. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . . "Wahai Hakiim! Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan berlapang hati, maka akan diberikan berkah padanya. Barang siapa mengambilnya dengan kerakusan (mengharap-harap harta), maka Allah tidak memberikan berkah kepadanya, dan perumpamaannya (orang yang meminta dengan mengharap-harap) bagaikan orang yang makan, tetapi ia tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (yang meminta)". Kemudian Hakm berkata: "Wahai Rasulullah! Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak menerima dan mengambil sesuatu pun sesudahmu hingga aku meninggal dunia. Ketika Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu menjadi khalifah, ia memanggil Hakm Radhiyallahu 'anhu untuk memberikan suatu bagian yang berhak ia terima. Namun, Hakm tidak mau menerimanya, sebab ia telah berjanji kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika Umar menjadi khalifah, ia memanggil Hakm untuk memberikan sesuatu namun ia juga tidak mau menerimanya. Kemudian Umar bin alKhaththab Radhiyallahu 'anhu berkata di hadapan para sahabat: "Wahai kaum Muslimin! Aku saksikan kepada kalian tentang Hakm bin Hizm, aku menawarkan kepadanya haknya yang telah Allah berikan kepadanya melalui harta rampasan ini (fai), namun ia tidak mau menerimanya. Dan Hakm Radhiyallahu 'anhu tidak mau menerima suatu apa pun dari seorang pun setelah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sampai ia meninggal dunia.[4] Hadits ini menunjukkan tentang bolehnya meminta kepada penguasa. Akan tetapi tidak boleh sering, seperti kejadian di atas, yaitu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menasihati Hakm bin Hizm. Hadits ini juga menerangkan tentang taaffuf (memelihara diri dari meminta kepada manusia) itu lebih baik. Sebab, Hakm bin Hizm Radhiyallahu 'anhu pada waktu itu tidak mau meminta dan tidak mau menerima. ORANG-ORANG YANG DIBOLEHKAN MEMINTA-MINTA Diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: : : - : . : - Wahai Qabiishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh memintaminta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang

berakal dari kaumnya mengatakan, Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup, ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram.[5] KEUTAMAAN TIDAK MEMINTA-MINTA DAN ANJURAN UNTUK BERUSAHA Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya menganjurkan kita untuk berusaha dan mencari nafkah apa saja bentuknya, selama itu halal dan baik, tidak ada syubhat, tidak ada keharaman, dan tidak dengan meminta-minta. Kita juga disunnahkan untuk taaffuf (memelihara diri dari minta-minta), sebagaimana yang Allah Taala sebutkan dalam firman-Nya. "(Apa yang kamu infakkan adalah) untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari minta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak minta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui" [al-Baqarah/2 ayat 273]. Diriwayatkan dari az-Zubair bin al-Awwm Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: . "Sungguh, seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya".[6] Seseorang yang menjual kayu bakar yang ia ambil dari hutan adalah lebih baik daripada ia harus meminta-minta kepada orang lain. Nabi n menjelaskan jalan yang terbaik karena meminta kepada orang lain hukumnya haram dalam Islam, baik mereka (orang yang dimintai sumbangan) itu memberikan atau pun tidak. Tetapi yang terjadi pada sebagian kaum muslimin dan thlibul-ilmi (para penuntut ilmu) adalah meminta kepada orang lain, dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa dan wajar. Padahal, hal ini hukumnya haram dalam Islam. Jadi, yang terbaik ialah kita mencari nafkah, kemudian setelah itu kita makan dari nafkah yang kita dapat, baik sedikit maupun banyak, dan sesuatu yang kita dapat itu lebih mulia daripada minta-minta kepada orang lain. Seorang anak yang minta kepada kedua orang tuanya, atau orang tua kepada anaknya, atau isteri kepada suaminya, ini tidak termasuk dalam hadits ini. Karena, orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya. Jadi, kalau anak meminta kepada orang tuanya, tidak termasuk dalam hadits ini, begitu pun sebaliknya. Karena pada hakikatnya harta anak itu milik orang tuanya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . "Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu".[7] Sebagian dari para sahabat adalah orang-orang miskin, tetapi mereka tidak memintaminta kepada orang lain walaupun mereka sangat membutuhkan. Tetapi, orang-orang yang tidak mengetahui menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya disebabkan mereka menjaga kehormatan diri mereka dengan tidak meminta-minta kepada orang lain. Orang yang paling berbahagia dan yang paling beruntung dalam hidup ini adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Contohnya, orang yang hanya

mendapat rizki Rp 5000,- (Lima ribu rupiah) sehari, kemudian ia merasa cukup dengannya, maka ia adalah orang yang paling beruntung dan bersyukur kepada Allah Taala dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . "Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberikan rizki yang cukup, dan dia merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya".[8] Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Masud Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: . : "Barang siapa yang ditimpa suatu kesulitan lalu ia mengadukannya kepada manusia, maka tidak akan tertutup kefakirannya. Dan barangsiapa yang mengadukan kesulitannya itu kepada Allah, maka Allah akan memberikannya salah satu diantara dua kecukupan: kematian yang cepat atau kecukupan yang cepat".[9] Dalam hadits ini dijelaskan bahwa seorang yang mendapat kesulitan dan kesusahan, namun ia selalu berharap kepada orang lain, maka kefakirannya tidak akan tertutupi. Kita dapat saksikan betapa banyaknya kaum Muslimin yang tertimpa musibah dan kesulitan mereka adukan semuanya kepada orang lain, baik dengan mengatakan bahwa ia sedang sakit atau sedang bangkrut usahanya atau selainnya. Tetapi, apabila mereka sedang mendapatkan senang dan mendapat keuntungan, mereka tidak mengadukannya kepada orang lain. Seseorang yang mengadukan kefakiran dan kesulitannya agar orang lain merasa kasihan kepadanya, maka hal itu tetap tidak akan menutup kefakirannya. Namun jika ia merasa cukup dengan karunia yang Allah Taala berikan, dan ia mengadukan segala kesulitannya kepada Allah, maka Dia akan menutupi kefakirannya itu dan akan menambah karunia yang telah diberikan-Nya kepadanya. Apabila Allah Taala mentakdirkan kita mengalami kesulitan, lalu kita adukan kesulitan yang kita alami kepada Allah, maka Dia akan memberikan kepada kita jalan keluar yang baik dan rizki, baik cepat maupun lambat. Kita harus mengimani, memahami, dan mengamalkan hadits ini dalam kehidupan kita. Kita harus yakin bahwa hanya Allah-lah yang mendengar kesulitan kita. Adapun manusia, mereka tidak suka mendengar kesulitan orang lain. Islam menganjurkan kita untuk berusaha, berdasarkan ayat-ayat dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan usaha ini tidak mengurangi waktu kita, baik dalam menuntut ilmu maupun mengajar dan mendakwahkan ilmu. KESIMPULAN Ada beberapa poin yang dapat diambil sebagai kesimpulan dari pembahasan ini, di antaranya: 1. Harta yang kita peroleh dengan usaha kita sendiri adalah diberkahi. 2. Bila kita mengalami kesulitan, maka kita harus mengadukannya kepada Allah Taala. 3. Dianjurkan untuk menjaga diri (taaffuf), dan tidak meminta-minta kepada orang lain. 4. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam membaiat para sahabatnya, agar mereka tidak meminta-minta kepada orang lain. 5. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang para sahabat dan ummatnya untuk meminta-minta kepada orang lain. 6. Harta yang diperoleh dari minta-minta adalah tidak berkah. 7. Meminta-minta menghilangkan rasa malu. 8. Meminta-minta adalah perbuatan yang haram dan hina. 9. Harta hasil dari meminta-minta tanpa kebutuhan adalah haram.

10. Meminta-minta adalah cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya. 11. Orang yang meminta-minta kepada manusia tanpa kebutuhan, maka pada hari Kiamat tidak ada sepotong daging pun di wajahnya. 12. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjamin dengan Surga bagi siapa saja yang menjamin dirinya untuk tidak meminta-minta kepada orang lain. 13. Orang yang meminta-minta berarti ia meminta bara api Neraka Jahannam. 14. Meminta-minta tidak akan dapat menutupi kefakiran seseorang. 15. Kita harus berputus asa terhadap apa yang dimiliki orang lain, dan hanya mengharapkan apa yang ada di Tangan Allah Taala. KHATIMAH Di akhir pembahasan ini saya wasiatkan kepada kaum muslimin, para penuntut ilmu, dan para dai agar menjaga kehormatan dirinya dengan tidak minta-minta kepada orang dan tidak mengharap sesuatu kepada manusia. Bagi pemilik harta hendaklah ia menginfakkannya pada jalan yang disyariatkan. Bagi mereka yang fakir, hendaklah bersabar dan memohon kecukupan kepada Allah. Dan kepada orang kaya yang tidak mengeluarkan zakatnya -demikian pula para pengacau dakwah yang mencuri harta orang lain untuk kepentingan kelompoknya- hendaklah mereka takut akan siksa Allah Taala. Mudah-mudahan Allah Taala menjadikan kita sebagai orang yang bersyukur dan qanaah atas segala nikmatnya, merasa cukup dengan apa yang ada, serta menahan diri dari minta-minta. Sesungguhnya Allah Mahadermawan, Mahamulia. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya, Sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Dan akhir dari dakwah ini ialah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Marji: 1. Al-Qur`nul-Karim. 2. Al-Mustadrak. 3. Al-Mughamarat al-Mutamawwilin Baina al-Hajat wal Ihtirf, karya Shlih bin 'Abdullah al-Utsaimin. 4. Al-Mujamul-Kabir. 5. As-Sunan al-Kubra lin Nas`i. 6. At-Taliqatul-Hisn ala Shahh Ibni Hibban. 7. Bahjatun-Nazhirin Syarh Riyadhush-Shlihin, karya Syaikh Salim al-Hilali. 8. Dzammul Mas`alah, Talif: Abu Abdirrahmn Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadii rahimahullah . 9. Hilyatul-Auliy`. 10. Irw`ul-Ghalil. 11. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal. 12. Shahh Bukhri. 13. Shahh Muslim. 14. Shahh Jmiush-Shaghr. 15. Sunan Abu Dwud. 16. Sunan ad-Drimi. 17. Shahh Ibnu Khuzaimah. 18. Sunan Ibnu Mjah. 19. Sunan Nas`i. 20. Sunan Tirmidzi. [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XII/Ramadhan1429H/20085. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016] _________ Footnotes [1]. Muttafaqun alaihi. HR al-Bukhri (no. 1474) dan Muslim (no. 1040 (103)).

[2]. Shahh. HR Ahmad (IV/165), Ibnu Khuzaimah (no. 2446), dan ath-Thabrni dalam al-Mujamul-Kabr (IV/15, no. 3506-3508). Lihat Shahh al-Jmiish-Shaghr, no. 6281. [3]. Shahh. At-Tirmidzi (no. 681), Abu Dawud (no. 1639), an-Nas`i (V/100) dan dalam as-Sunanul-Kubra (no. 2392), Ahmad (V/10, 19), Ibnu Hibbn (no. 3377 at-Talqtul Hisn), ath-Thabrni dalam al-Mujamul Kabr (VII/182-183, no. 6766-6772), dan Abu Nuaim dalam Hilyatul-Auliy` (VII/418, no. 11076). [4]. Shahh. Al-Bukhri (no. 1472), Muslim (no. 1035), dan lainnya. [5]. Shahh. HR Muslim (no. 1044), Abu Dwud (no. 1640), Ahmad (III/477, V/60), anNas`i (V/89-90), ad-Drimi (I/396), Ibnu Khuzaimah (no. 2359, 2360, 2361, 2375), Ibnu Hibbn (no. 3280, 3386, 3387 at-Talqtul-Hisn), dan selainnya. [6]. Shahh. HR al-Bukhri (no. 1471, 2075). [7]. Shahh. HR Ibnu Mjah (no. 2291) dari Jaabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhuma, dan ath-Thabrni dalam Mujamul-Kabr (VII/230, no. 6961, X/81-82, no. 10019) dari Samurah dan Ibnu Masd Radhiyallahu 'anhu. Lihat Irw`ul-Ghall (no. 838). [8]. Shahh. HR Muslim (no. 1054) dan lainnya, dari Sahabat Abdullah bin Amr Radhiyallahu 'anhu. [9]. Shahh. HR Ahmad (I/389, 407, 442), Abu Dwud (no. 1645), at-Tirmidzi (no. 2326), dan al-Hkim (I/408). Lafazh ini milik Abu Dwud.

ARSIP ARTIKEL TAUHID MUSLIMAH REDAKSI


Sabar Saat Tertimpa Bencana Meluruskan Aqidah Ada Apa Di Balik Gempa Tsunami? Menyoal Pelanggaran Agama Dalam Sinetron Bermuatan Religi Mengapa Musibah Terus Mendera? Nasihat Seputar Gempa Dan Bencana Alam Meningkatkan Nilai Ibadah Seorang Muslim Ibadah Haji, Keinginan Setiap Muslim Adakah Haji Akbar ? Fiqih Haji : Larangan Dalam Ihram Fiqih Haji : Tata Cara Ihram Fiqih Haji : Miqat Dan Jenis Manasik Beberapa Kesalahan Saat Melaksanakan Ibadah Haji Renungan Usai Menunaikan Haji Tauhid Di Balik Talbiyah Ihram Dalam Haji Dan Umrah Waspada, Syirik Di Sekitar Kita! Tawassul Dengan Orang Mati, Syubhat Dan Bantahannya Tawassul Dengan Orang Mati Nabi Maupun Wali Adalah Manusia Biasa, Tidak Berhak Disembah! Keutamaan Dakwah Tauhid Pembagian Tauhid Kitab-Kitab Yang Ada Pada Ahli Kitab Makna Syahadatain, Rukun, Syarat, Konsekuensi Dan Yang Membatalkannya Tauhid Rububiyah Mengharuskan Adanya Tauhid Uluhiyah Tauhid Rububiyah Dan Pengakuan Orang-Orang Musyrik Terhadapnya Makna Tauhid Uluhiyah Dan Tauhid Adalah Inti Dakwah Para Rasul Kecemburuan Hud-Hud Terhadap Penyelewengan Tauhid Kufur Difinisi Dan Jenisnya Orang Mati Dapat Memberi Manfaat?

Apakah Nabi Khidir Masih Hidup ? Apakah Orang Mati Dapat Mendengar Panggilan Orang Yang Memanggilnya ? Istighatsah : Menabuh Rebana, Pergi Ke Kuburan Dan Menyembelih Kambing Serta Memasaknya Istighatsah : Mendatangi Kuburan Orang-Orang Shalih Tawasul Dengan Perantara Para Nabi Dan Orang-Orang Shalih T a s y r i' Hukum Safar Bagi Wanita Tanpa Mahram, Syubhat-Syubhat Dan Jawabannya Hukum Safar Bagi Wanita Tanpa Mahram Perkara-Perkara Yang Tidak Termasuk Ikhthilath Ikhtilath Sebuah Maksiat Apabila Ibu Hamil Dan Menysui Berpuasa Solusi Penyakit Maag Tanpa Mengobati?, Bisakah Penderita Sakit Maag Berpuasa? Hati-Hati Penggunaan Bahan Penambah Makanan Istri Menggugat Cerai Suami Menjaga Rutinitas Perawatan Penderita Diabetes Mellitus (Kencing Manis) Turun Sujud, Tangan Atau Lutut Dahulu? Bersedekap Ketika I'tidal, Shalat di Masjid Nabi Padahal Ada Kuburannya Radang Amandel Yang Membandel Cara Menjalani Hidup Menjanda Cegah Anemia Sejak Dini Sekilas Mengenal Nifas

Bismillaahirrahmaanirrahiim Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada Rasul termulia, juga kepada seluruh keluarga dan shahabatnya. Amma ba'du. Website almanhaj.or.id adalah sebuah media dakwah sangat ringkas dan sederhana, yang diupayakan untuk ikut serta dalam tasfiyah (membersihkan) umat dari syirik, bid'ah, serta gerakan pemikiran yang merusak ajaran Islam dan tarbiyah (mendidik) kaum muslimin berdasarkan ajaran Islam yang murni dan mengajak mereka kepada pola pikir ilmiah berdasarkan al-Qur'an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salafush Shalih. Kebenaran dan kebaikan yang anda dapatkan dari website ini datangnya dari Allah Ta'ala, adapun yang berupa kesalahan datangnya dari syaithan, dan kami berlepas diri dari kesalahan tersebut ketika kami masih hidup ataupun ketika sudah mati. Semua tulisan atau kitab selain Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahihah dan maqbul, mempunyai celah untuk dikritik, disalahkan dan dibenarkan. Barangsiapa yang melihat adanya kesalahan hendaknya meluruskannya. Hati kami lapang dan telinga kami mendengar serta bersedia menerima. Semoga Allah menjadikan upaya ini sebagai amalan shalih yang bermanfaat pada hari yang tidak lagi bermanfaat harta dan anak-anak, melainkan orang yang menemui Rabb-nya dengan amalan shalih. Jazaakumullahu khairan

almanhaj.or.id Abu Harits Abdillah - Redaktur Abu Khaulah al-Palimbani - Web Admin

copyleft almanhaj.or.id seluruh artikel dan tulisan di situs almanhaj.or.id dapat disebarluaskan, dengan mencantumkan sumbernya dan tetap menjaga keilmiahan Situs almanhaj.or.id tidak memiliki hubungan apapun dengan situs lainnya. http://www.almanhaj.or.id/content/2566/slash/0

H ETOS KERJA ANTARA CITA DAN REALITA


ETOS KERJA ANTARA CITA DAN REALITA Makalah ini di buat guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Hadits Yang di ampu oleh Bpk Tasan Bisri, M.Ag

Disusun oleh : Nuryah Nur Khayati Riyan Sandi Destiana Nurul Khalimah

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2009 PENDAHULUAN Dalam kehidupan manusia tidak akan terlepas dari yang namanya kebutuhan ekonomi. Oleh karena itu, manusia harus punya semangat bekerja atau beraktifitas sehari-hari. Dimana perkerjaan manusia tidaklah sama, sesuai dengan kemampuan masing-masing, sehingga perjalanan hidup manusia dapat terpenuhi kebutuhannya dan akan tercapailah cita-cita yang mereka inginkan. Dimana kemuliaan islam juga mengajukan kepada manusia agar selalu meningkatkan produktifitas kerja sehingga dapat memacu suatu perubahan social untuk kemajuan. Produktifitas kerja disini adalah suatu keadaan dimana seseorang senantiasa meningkatkan kerjanya untuk menghasilkan suatu yang lebih meningkat dibanding dari sebelumnya. Kemuliaan seorang manusia itu tergantung kepada apa yang dilakukannya, suatu amalan / pekerjaan yang mendekatkan seseorang kepada Allah sangatlah penting untuk diberi perhatian. Amalan atau pekerjaan yang demikian selain memperoleh keberkahan serta kesenangan dunia, juga ada yang lebih penting yaitu merupakan jalan / tiket dalam menentukan tahap kehidupan seseorang di akherat. Di dalam Al-Quran di gambarkan bukanlah orang yang mempunyai pekerjaan / jabatan yang tinggi dalam suatu perusahaan / instansi sebagai manajer, direktur, teknisi dan lainlain yang dikategorikan ahli syurga.

Sebagaimana dalam A-Quran (Q.S. Al Muminun : 1-11) Artinya : dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. (Q.S. Al-Najm : 39) Kisah diawal menggambarkan betapa besarnya penghargaan Rasulullah SAW terhadap kerja. Kerja apapun itu selama tidak menyimpang dari aturan yang ditetapkan agama. Demikian besarnya penghargaan beliau, sampai-sampai dalam kisah pertama, manusia teragung ini rela mencium tangan Saad bi Muadz Al-Anshari yang melepuh lagi gosong. Rasulullah SAW, dalam dua kisah tersebut, memberikan motivasi pada umatnya bahwa bekerja adalah perbuatan mulia dan termasuk bagian dari ijtihad. Rasulullah SAW adalah sosok yang slalu berbuat sebelum beliau memerintahkan para sahabat untuk melakukannya. Hal ini sesuai dengan tugas beliau sebagai Uswatun Hasanah, teladan yang baik bagi seluruh manusia. Maka saat kita bicara tentang etos kerja islami, maka beliaulah orang yang paling pantas menjadi rujukan. Dan bicaralah tentang etos kerja Rasulullah SAW sama artinya dengan berbicara bagaimana beliau menjalankan peran-peran dalam hidupnya. B. Pekerjaan yang Paling Baik Dari Rifah bin Rafi ra, bahwasanya nabi Muhammad SAW pernah ditanya : pekerjaan apakah yang paling baik? Beliau bersabda : pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan setiap jual beli yang bersih (baik) (H.R. Al-Bazzar dan menurut Hakim hadits ini shahih) Jadi menurut hadits tersebut pekerjaan yang baik adalah orang yang bekerja keras dengan usahanya sendiri walaupun hasilnya tidak seberapa. Jual beli yang bersih merupakan jual beli yang sesuai dengan syariat Islam. Yaitu jual beli yang jujur, tanpa adanya manipulasi yang bias merugikan orang lain. Seseorang dikatakan mampu / professional jika ia memiliki keahlian dan sungguhsungguh dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan tangannya sendiri dan cirri dari seorang yang professional adalah adanya etos kerja yang tinggi dan selalu bersemangat dalam bekerja. Dalam islam etos kerja (himmatulamal) merupakan bagian yang amat penting dan mendasar dimana islam mendorong setiap manusia untuk selalu bekerja keras dan sungguh-sungguh mencerahkan tenaga dan kemampuannya dalam bekerja. Adapun sebuah hadits : sesungguhnya Allah Taala senang melihat hamba-Nya bersusah payah (kelelahan) dalam mencari rejeki yang halal (H.R. Ad-Dailami) begitu besarnya penghargaan islam terhadap kesungguhan bekerja ini, hingga islam (Allah SWT) menempatkannya dalam kategori ibadah. Artinya, aktivitas kerja dalam pandangan Allah (Islam) merupakan bagian dari ibadah yang akan mendapatkan bukan saja keuntungan material, tetapi juga pahala dari sisi Allah SWT. C. Larangan Meminta-minta Ibnu Umar ra berkata : ketika Nabi SAW khotbah di atas mmbar menyebut shadaqah dan minta-minta, maka bersabda : Tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah, tangan yang diatas itu yang member dan tangan yang dibawah yang meminta (H.R. Bukhari Muslim) Menurut hadits tersebut bahwa orang yang memberi itu lebih baik dari pada orang yang meminta-minta, dan sebaik shadaqah itu dari kekayaan (yang berlebihan), dan siapa yang menjaga kehormatan diri (tidak meminta), maka Allah akan mencukupinya, demikian pula barang siapa yang merasa cukup, maka Allah akan membantu memberinya kekayaan. Abdullah bin Umar ra berkata : Nabi SAW bersabda : selalu seorang itu minta-minta kepada orang sehingga tiba di hari kiamat sedang di hari kiamat tidak ada sisa sepotong daging pun yakni wajahnya hanya tinggal tulang belulang (H.R. Bukhari-Muslim) Jadi dari hadits tersebut diterangkan bahwa hukum meminta-minta adalah makruh. Makruh disini yaitu makruh tahrim atau makruh yang mendekati haram. Jika orang yang meminta-minta masih mampu untuk bekerja, maka balasannya adalah di hari kiamat tidak ada sisa sepotong daging pun. Pada dasarnya islam mencela kepada seseorang yang malas

bekerja dan sukanya meminta-minta padahal dia sehat jasmani dan masih mampu untuk bekerja. Abu Hurairah ra berkata : Rasulullah SAW bersabda : bukan yang bernama miskin itu orang yang keliling meminta-meminta pada orang sehingga tertolak dari sesuap dua suap, atau sebiji dua biji karma, tetapi orang miskin yaitu orang yang tidak ada penghasilan yang mencukupinya, dan tidak diingati orang untu di shodaqohi, juga tidak berjalan meminta-meminta kepada orang (H.R. Bukhari-Muslim) Menurut hadits tersebut bahwa yang dinamakan orang miskin itu belum tentu orang yang meminta-minta kepada orang lain akan tetapi orang yang miskin adalah orang yang tidak ada penghasilan yang mencukupinya. Dalam artian mereka tetap bekerja tetapi belum mencukupi kebutuhan sehari-harinya. KESIMPULAN Dari penjelasan makalah kami, dapat dsimpulkan bahwa etos kerja adalah semangat untuk bekerja dalam artian kita wajib bekerja keras tidak boleh bermalas-malasan, kita bekerja disesuaikan dengan bakat dan kemampuan sehingga manusia harus menggunakan potensi yang ada pada dirinya, dengan bekerja keras kita akan mendapat rizki yang baik. Kita kerja mancakup segala bentuk amalan/pekerjaan yang mempunyai unsure kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan masyarakat serta Negara. Alangkah baiknya kalau umat islam sekarang dapat menjalankan semua aktivitasnya dan bekerja dengan tekun dan mempunyai tujuan satu yaitu mardatillah (keridhaan Allah) itulah yang dicari dalam semua urusan Kesungguhan bekerja juga dalam islam dapat dikategorikan dalam ibadah artinya aktivitas kerja dalam pandangan Allah merupakan bagian ibadah tidak hanya mendapatkan keuntungan tetapi pahala juga disisi Allah SWT. Islam juga mengatakan bahwasanya kita diperintahkan untuk bekerja dengan sungguhsungguh dan dengan tangan sendiri selagi kita masih mampu dan sehat. Oleh karena itu manusia tidak hanya bekerja tetapi usaha juga perlu disertai doa agar cita-cita dan impian kita dapat terlaksanakan dan selalu mendapat ridho-Nya. DAFTAR PUSTAKA o Abbas, S. Riyad, 1991, Pilihan Hadits (politik, ekonomi, dan sosial), pustaka panjimas, Jakarta o Al-Asqalam, Ahmad bin Ali bin Hajar, Bulughul Al-Maram, Da al-fikr al maktabah al salafiyah. o T.M. Hasbi Ash-Shiddiqi, 1989, mutiara hadits, bulan bintang, Jakarta http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-etos-kerja-antara-cita-dan.html

learn how to learn, think unthinkable..


jadilah yang terbaik dalam setiap peranan hidupmu..

Home About me.. coba contact.. Download Center Lomba Omah Keong..

Apakah Kuliah benar-benar Berharga??


December 22, 2009

widi kurn anakUI anak UI, education, sekilas info Leave a comment Hallo, tidak sengaja saya menemukan data yang sungguh memukau tentang kehidupan perkuliahan, terutama Kehidupan Kampus di Amerika. Di data tersebut menyebutkan fakta-fakta yang menunjukkan betapa kurang berharganya sebuah perkuliahan, di mulai dari jumlah lulusan SMA yang mendaftar ke Universitas, kemudian hanya bertahan satu tahun kemudian Drop-Out >membuang waktu serta biaya yang sangad banyak! Kemudian data mengenai jumlah biaya yang harus di keluarkan para mahasiswa yang tetap bersikukuh kuliah, sungguh menakjubkan!! bisa membeli mobil Ferrari!! wow.. alangkah lebih baiknya bila kita tidak kuliah, hehe sekarang pembaca sendiri yang mencerna fakta-fakta berikut:

apakah kuliah benar-benar berharga? Setelah melihat data di atas, apa pendapat kalian semua?? masih ingin kuliah?? atau merubah p0la pikir tentang perkuliahan ?? well, itu pilihan kalian masing-masing. Kita harus menentukan niat kita, untuk apa kuliah?? cari kerja?? tiap tahun semakin banyak pengangguran dari kalangan lulusan mahasiswa bila semua mencari kerja. cari pengalaman?? itulah yang seharusnya kita lakukan, mencari ilmu sebagai bekal hidup, bukan sebagai bekal CV melamar kerja. Saya tidak mengatakan bahwa mencari kerja itu tidak baik (justru itu sebuah kewajiban), tetapi yang saya garis bawahi di sini adalah proses dan tujuan kuliah itu sendiri, bila sekedar mencari kerja, maka segala cara akan di tempu untuk memenuhi ambisi dangkalnya tersebut, syukur bila cara yang di tempuh benar dan halal, bila tidak?? apa bisa di jamin nanti ketika bekerja tidak makan uang perusahaan/kantor?? hm .. Kalian sendirilah yang menentukan untuk apa kalian kuliah. related post: agar ngampus g sekedar status 1,2,3 http://www.theluxuryspot.com/2009/12/19/was-college-really-worth-it/

Nasehat Imam Asy-Syafii sebelum meninggal dunia


December 15, 2009 widi kurn anakUI aqidah, Fiqih, hukum, Islam, sekilas info Leave a comment

Nasehat Imam Asy Syafii Imam Al-Muzany bercerita, Aku menemui Imam Asy-Syafii menjelang wafatnya, lalu aku berkata, Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai ustadzku? Beliau menjawab, Pagi ini aku akan melakukan perjalanan meninggalkan dunia, akan berpisah dengan kawan-kawanku, akan meneguk gelas kematian, akan menghadap kepada Allah dan akan menjumpai kejelakan amalanku. Aku tidak tahu, apakah diriku berjalan ke surga sehingga aku memberinya ucapan kegembiraan, atau berjalan ke neraka sehingga aku menghibur kesedihannya. Aku berkata, Nasehatilah Aku. Asy-Syafii berpesan kepadaku, Bertakwalah kepada Allah, permisalkanlah akhirat didalam hatimu, jadikanlah kematian antara kedua matamu dan jangan lupa engkau akan berdiri dihadapan Allah. Takutlah kepada Allah Azza wa Jalla, jauhilah apa-apa yang Dia haramkan, laksanakanlah segala yang Dia wajibkan, dan hendaklah engkau bersama Allah dimanapun engkau berada. Jangan sekali-kali engkau menganggap kecil nikmat Allah terhadapmu -walaupun nikmat itu sedikit- dan balaslah dengan bersyukur. Jadikanlah diammu sebagai tafakkur, pembicaraanmu sebagai dzikir dan pandanganmu sebagai pelajaran. Maafkanlah orang yang menzholimimu, sambunglah orang

yang memutus silaturrahmi kepadamu, berbuat baiklah kepada siapa yang berbuat jelek kepadamu, bersabarlah terhadap segala musibah, dan berlindunglah kepada Allah dari api neraka dengan ketakwaan. Aku berkata, Tambahkan (nasehatmu) kepadaku. Beliau melanjutkan, Hendaknya kejujuran adalah lisanmu, menepati janji adalah tiang tonggakmu, rahmat adalah buahmu, kesyukuran adalah thaharahmu, kebenaran sebagai perniagaanmu, kasih sayang adalah perhiasanmu, kecerdikan adalah daya tangkapmu, ketaatan sebagai mata pencaharianmu, ridha sebagai amanahmu, pemahaman adalah penglihatanmu, rasa harap adalah kesabaranmu, rasa takut sebagai jilbabmu, shadaqah sebagai pelindungmu dan zakat sebagai bentengmu. Jadikanlah rasa malu sebagai pemimpinmu, sifat tidak tergesa-gesa sebagai menterimu, tawakkal sebagai baju tamengmu, dunai sebagai penjaramu dan kefakiran sebagai pembaringanmu. Jadikanlah kebenaran sebagai pemandumu, haji dan jihad sebagai tujuanmu, Al-Quran sebagai pembicaramu dengan kejelasan, dan jadikanlah Allah sebagai penyejukmu. Siapa yang sifatnya seperti ini, surga adalah tempat tinggalnya. Kemudian Asy-Syafii mengangkat pandangannya ke arah langit seraya menghadirkan susunan tabir. Lalu beliau bersyair (dengan terjemahan): Kepada-Mu -wahai Ilah segenap makhluk, wahai pemilik anugerah dan kebaikan kuangkat harapanku, walaupun aku ini seorang yang bergelimang dosa. Tatkalah hati telah membatu dan sempit segala jalanku Kujadikan harapan pengampunanmu sebagai tangga bagiku Kurasa dosaku teramatlah besar, namun tatkala dosa-dosa itu kubandingkan dengan maaf-Mu -wahai Rabbku-, ternyata maaf-Mu lebihlah besar Terus menerus Engkau Maha Pemaaf dosa, dan terus menerus Engkau memberi derma dan maaf sebagai nikmat dan pemuliaan Andaikata bukan karena-Mu, tidak seorangpun ahli ibadah yang tersesat oleh iblis Bagaimana tidak, sedang dia pernah menyesatkan kesayangan-Mu Adam Kalaulah Engkau memaafkan aku, maka Engkau telah memaafkan seorang yang congkak, zholim lagi sewenang-wenang, yang masih terus berbuat dosa Andaikata Engkau menyiksaku, tidaklah aku berputus asa walaupun diriku telah Engkau masukkan kedalam jahannam lantaran dosaku Dosaku sangatlah besar, dahulu dan sekarang, namun maaf-Mu -wahai Maha Pemaaf- lebih tinggi dan lebih besar. Disadur dari : Tarikh Ibnu Asakir Juz 51 hal 430-431

Hukum Meminta-Minta(Mengemis) dalam Islam


December 14, 2009 widi kurn Tombo Ati, education, intermezzo Fiqih, hukum, Islam Leave a comment

HUKUM MEMINTA-MINTA (MENGEMIS) MENURUT SYARIAT Oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir http://www.almanhaj.or.id/content/2566/slash/0

ISLAM Jawas

Pengemis-terpaksa atau profesi?

DEFINISI MINTA-MINTA (MENGEMIS)


Minta-minta atau mengemis adalah meminta bantuan, derma, sumbangan, baik kepada perorangan atau lembaga. Mengemis itu identik dengan penampilan pakaian serba kumal, yang dijadikan sarana untuk mengungkapkan kebutuhan apa adanya. Hal-hal yang mendorong seseorang untuk mengemis salah satu faktor penyebabnya- dikarenakan mudah dan cepatnya hasil yang didapatkan. Cukup dengan mengulurkan tangan kepada anggota masyarakat agar memberikan bantuan atau sumbangan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG SESEORANG UNTUK MENGEMIS DAN MINTA-MINTA


Ada banyak faktor yang mendorong seseorang mencari bantuan atau sumbangan. Faktorfaktor tersebut ada yang bersifat permanen, dan ada pula yang bersifat mendadak atau tak terduga. Contohnya adalah sebagai berikut: 1. Faktor ketidakberdayaan, kefakiran, dan kemiskinan yang dialami oleh orangorang yang mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan keluarga seharihari. Karena mereka memang tidak memiki gaji tetap, santunan-santunan rutin atau sumber-sumber kehidupan yang lain. Sementara mereka sendiri tidak memiliki keterampilan atau keahlian khusus yang dapat mereka manfaatkan untuk menghasilkan uang. Sama seperti mereka ialah anak-anak yatim, orang-orang yang menyandang cacat, orang-orang yang menderita sakit menahun, janda-janda miskin, orang-orang yang sudah lanjut usia sehingga tidak sanggup bekerja, dan selainnya. 2. Faktor kesulitan ekonomi yang tengah dihadapi oleh orang-orang yang mengalami kerugian harta cukup besar. Contohnya seperti para pengusaha yang tertimpa

pailit (bangkrut) atau para pedagang yang jatuh bangkrut atau para petani yang gagal panen secara total. Mereka ini juga orang-orang yang memerlukan bantuan karena sedang mengalami kesulitan ekonomi secara mendadak sehingga tidak bisa menghidupi keluarganya. Apalagi jika mereka juga dililit hutang yang besar sehingga terkadang sampai diadukan ke pengadilan. 3. Faktor musibah yang menimpa suatu keluarga atau masyarakat seperti kebakaran, banjir, gempa, penyakit menular, dan lainnya sehingga mereka terpaksa harus minta-minta. 4. Faktor-faktor yang datang belakangan tanpa disangka-sangka sebelumnya. Contohnya seperti orang-orang yang secara mendadak harus menanggung hutang kepada berbagai pihak tanpa sanggup membayarnya, menanggung anak yatim, menanggung kebutuhan panti-panti jompo, dan yang semisalnya. Mereka ini juga adalah orang-orang yang membutuhkan bantuan, dan biasanya tidak punya simpanan harta untuk membayar tanggungannya tersebut tanpa uluran tangan dari orang lain yang kaya, atau tanpa berusaha mencarinya sendiri walaupun dengan cara mengemis.

JENIS-JENIS PENGEMIS
Ketika kita membahas tentang fenomena pengemis dari kacamata kearifan, hukum, dan keadilan, maka kita harus membagi kaum pengemis menjadi dua kelompok:

Kelompok pengemis yang benar-benar membutuhkan bantuan.


o

Secara riil (kenyataan hidup) yang ada para pengemis ini memang benarbenar dalam keadaan menderita karena harus menghadapi kesulitan mencari makan sehari-hari. Sebagian besar mereka ialah justru orang-orang yang masih memiliki harga diri dan ingin menjaga kehormatannya. Mereka tidak mau meminta kepada orang lain dengan cara mendesak sambil mengiba-iba. Atau mereka merasa malu menyandang predikat pengemis yang dianggap telah merusak nama baik agama dan mengganggu nilai-nilai etika serta menyalahi tradisi masyarakat di sekitarnya.

Allah Taala berfirman:(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui [al-Baqarah/2 : 273].2).

Kelompok pengemis gadungan yang pintar memainkan sandiwara dan tipu muslihat.
o

Selain mengetahui rahasia-rahasia dan trik-trik mengemis, mereka juga memiliki kepiawaian serta pengalaman yang dapat menyesatkan (mengaburkan) anggapan masyarakat, dan memilih celah-celah yang strategis. Selain itu mereka juga memiliki berbagai pola mengemis yang dinamis, seperti bagaimana cara-cara menarik simpati dan belas kasihan orang lain yang menjadi sasaran. Misalnya di antara mereka ada yang mengamen, bawa anak kecil, pura-pura luka, bawa map sumbangan yang tidak jelas, mengeluh keluarganya sakit padahal tidak, ada yang mengemis dengan mengamen atau bermain musik yang jelas hukumnya haram, ada juga yang mengemis dengan memakai pakaian rapi, pakai jas dan lainnya, dan puluhan cara lainnya untuk menipu dan membohongi manusia.

PANDANGAN SYARIAT TERHADAP MINTA-MINTA (MENGEMIS)


Islam tidak mensyariatkan meminta-minta dengan berbohong dan menipu. Alasannya bukan hanya karena melanggar dosa, tetapi juga karena perbuatan tersebut dianggap mencemari perbuatan baik dan merampas hak orang-orang miskin yang memang membutuhkan bantuan. Bahkan hal itu merusak citra baik orang-orang miskin yang tidak mau minta-minta dan orang-orang yang mencintai kebajikan. Karena mereka dimasukkan dalam golongan orang-orang yang meminta bantuan. Padahal sebenarnya mereka tidak berhak menerimanya, terlebih kalau sampai kedok mereka terungkap. Banyak dalil yang menjelaskan haramnya meminta-minta dengan menipu dan tanpa adanya kebutuhan yang mendesak. Diantara hadits-hadits tersebut ialah sebagai berikut. Hadits Pertama. Diriwayatkan dari Sahabat Abdullah bin Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

.
Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari Kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya.[1]
Hadits Kedua Diriwayatkan dari Hubsyi bin Junaadah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Barang siapa meminta-minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api [2].
Hadits Ketiga Diriwayatkan dari Samurah bin Jundub Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:


Minta-minta itu merupakan cakaran, yang seseorang mencakar wajahnya dengannya, kecuali jika seseorang meminta kepada penguasa, atau atas suatu hal atau perkara yang sangat perlu [3]
Bolehnya kita meminta kepada penguasa, jika kita dalam kefakiran. Penguasa adalah orang yang memegang baitul maal harta kaum Muslimin. Seseorang yang mengalami kesulitan, boleh meminta kepada penguasa karena penguasalah yang bertanggung jawab atas semuanya. Namun, tidak boleh sering meminta kepada penguasa. Hal ini berdasarkan hadits Hakiim bin Hizaam Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Aku meminta kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, lantas beliau memberiku. Kemudian aku minta lagi, dan Rasulullah memberiku. Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

.
Wahai Hakiim! Sesungguhnya harta itu indah dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan berlapang hati, maka akan diberikan berkah padanya. Barang siapa mengambilnya dengan kerakusan (mengharap-harap harta), maka Allah tidak memberikan berkah kepadanya, dan perumpamaannya (orang yang meminta dengan mengharap-harap) bagaikan orang yang makan, tetapi ia tidak kenyang (karena tidak ada berkah padanya). Tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik daripada tangan yang di bawah (yang meminta).
Kemudian Hakm berkata: Wahai Rasulullah! Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak menerima dan mengambil sesuatu pun sesudahmu hingga aku meninggal dunia. Ketika Abu Bakar Radhiyallahu anhu menjadi khalifah, ia memanggil Hakm Radhiyallahu anhu untuk memberikan suatu bagian yang berhak ia terima. Namun, Hakm tidak mau menerimanya, sebab ia telah berjanji kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Ketika Umar menjadi khalifah, ia memanggil Hakm untuk memberikan sesuatu namun ia juga tidak mau menerimanya. Kemudian Umar bin alKhaththab Radhiyallahu anhu berkata di hadapan para sahabat: Wahai kaum Muslimin! Aku saksikan kepada kalian tentang Hakm bin Hizm, aku menawarkan kepadanya haknya yang telah Allah berikan kepadanya melalui harta rampasan ini (fai), namun ia tidak mau menerimanya. Dan Hakm Radhiyallahu anhu tidak mau menerima suatu apa pun dari seorang pun setelah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sampai ia meninggal dunia.[4] Hadits ini menunjukkan tentang bolehnya meminta kepada penguasa. Akan tetapi tidak boleh sering, seperti kejadian di atas, yaitu Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menasihati Hakm bin Hizm. Hadits ini juga menerangkan tentang taaffuf (memelihara diri dari meminta kepada manusia) itu lebih baik. Sebab, Hakm bin Hizm Radhiyallahu anhu pada waktu itu tidak mau meminta dan tidak mau menerima.

ORANG-ORANG YANG DIBOLEHKAN MEMINTA-MINTA


Diriwayatkan dari Sahabat Qabishah bin Mukhariq al-Hilali Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

: : : - : - .
Wahai Qabiishah! Sesungguhnya meminta-minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang: (1) seseorang yang menanggung hutang

orang lain, ia boleh meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian berhenti, (2) seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup, dan (3) seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada tiga orang yang berakal dari kaumnya mengatakan, Si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup, ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup. Meminta-minta selain untuk ketiga hal itu, wahai Qabishah! Adalah haram, dan orang yang memakannya adalah memakan yang haram.[5]
More

Keutamaan Sholat Subuh


December 10, 2009 widi kurn anakUI, education, intermezzo education, Fiqih, hukum, Islam, sekilas info Leave a comment Sesungguhnya amal manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya Jika shalatnya baik, maka baik pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu? Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak [HR Al-Bukhari dan Muslim] Shalat Subuh memang shalat wajib yang paling sedikit jumlah rekaatnya; hanya dua rekaat saja. Namun, ia menjadi standar keimanan seseorang dan ujian terhadap kejujuran, karena waktunya sangat sempit (sampai matahari terbit) Ada hukuman khusus bagi yang meninggalkan shalat Subuh. Rasulullah saw telah menyebutkan hukuman berat bagi yang tidur dan meninggalkan shalat wajib, rata-rata penyebab utama seorang muslim meninggalkan shalat Subuh adalah tidur. Setan melilit leher seorang di antara kalian dengan tiga lilitan ketika ia tidur. Dengan setiap lilitan setan membisikkan, Nikmatilah malam yang panjang ini. Apabila ia bangun lalu mengingat Allah, maka terlepaslah lilitan itu. Apabila ia berwudhu, lepaslah lilitan yang kedua. Kemudian apabila ia shalat, lepaslah lilitan yang ketiga, sehingga ia menjadi bersemangat. Tetapi kalau tidak, ia akan terbawa lamban dan malas. Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam kegelapan (waktu Isya dan Subuh) menuju masjid dengan cahaya yang sangat terang pada hari kiamat [HR. Abu Dawud, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah] Allah akan memberi cahaya yang sangat terang pada hari kiamat nantinya kepada mereka yang menjaga Shalat Subuh berjamaah (bagi kaum lelaki di masjid), cahaya itu ada dimana saja, dan tidak mengambilnya ketika melewati Sirath Al-Mustaqim, dan akan tetap bersama mereka sampai mereka masuk surga, Insya Allah. Shalat berjamaah (bagi kaum lelaki) lebih utama dari shalat salah seorang kamu yang sendirian, berbanding dua puluh tujuh kali lipat. Malaikat penjaga malam dan siang berkumpul pada waktu shalat Subuh.

Kemudian naiklah para Malaikat yang menyertai kamu pada malam harinya, lalu Rabb mereka bertanya kepada mereka padahal Dia lebih mengetahui keadaan mereka Bagaimana hamba-2Ku ketika kalian tinggalkan ? Mereka menjawab, Kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat dan kami jumpai mereka dalam keadaan shalat juga. [HR Al-Bukhari] Sedangkan bagi wanita walau shalat di masjid diperbolehkan shalat di rumah adalah lebih baik dan lebih banyak pahalanya, yaitu yang mengerjakan shalat Subuh pada saat para pria sedang shalat di masjid. Ujian yang membedakan antara wanita munafik dan wanita mukminah adalah shalat pada permulaan waktu. Barang siapa yang menunaikan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Shalat Subuh menjadikan seluruh umat berada dalam jaminan, penjagaan, dan perlindungan Allah sepanjang hari. Barang siapa membunuh orang yang menunaikan shalat Subuh, Allah akan menuntutnya, sehingga Ia akan membenamkan mukanya ke dalam neraka [HR Muslim, At-Tarmidzi dan Ibnu Majah] Banyak permasalahan, yang bila diurut, bersumber dari pelaksanaan shalat Subuh yang disepelekan. Banyak peristiwa petaka yang terjadi pada kaum pendurhaka terjadi di waktu Subuh, yang menandai berakhirnya dominasi jahiliyah dan munculnya cahaya tauhid. Sesungguhnya saat jatuhnya adzab kepada mereka ialah di waktu Subuh; bukankah Subuh itu sudah dekat? (QS Huud:81) Rutinitas harian dimulainya tergantung pada pelaksanaan shalat Subuh. Seluruh urusan dunia seiring dengan waktu shalat, bukan waktu shalat yang harus mengikuti urusan dunia. Jika kamu menolong (agama) Allah, maka ia pasti akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu (QS Muhammad : 7) Sungguh Allah akan menolong orang yang menolong agamanya, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa (QS AlHajj:40)

TIPS MENJAGA SHALAT SUBUH :


1. 2. 3. 4. 5. 6. Ikhlaskan niat karena Allah, dan berikanlah hak-hak-Nya Bertekad dan introspeksilah diri Anda setiap hari Bertaubat dari dosa-dosa dan berniatlah untuk tidak mengulangi kembali Perbanyaklah membaca doa agar Allah memberi kesempatan untuk shalat Subuh Carilah kawan yang baik (shalih) Latihlah untuk tidur dengan cara yang diajarkan Rasulullah saw (tidur awal; berwudhu sebelum tidur; miring ke kanan; berdoa) 7. Mengurangi makan sebelum tidur serta jauhilah teh dan kopi pada malam hari 8. Ingat keutamaan dan hikmah Subuh; tulis dan gantunglah di atas dinding 9. Bantulah dengan 3 buah bel pengingat(jam weker; telpon; bel pintu) 10. Ajaklah orang lain untuk shalat Subuh dan mulailah dari keluarga Jika Anda telah bersiap meninggalkan shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, turun keimanan, lemah dan terus berdiam diri.

Disarikan dari : Buku MISTERI SHALAT SUBUH Menyingkap 1001 Hikmah Shalat Subuh Bagi Para Pribadi dan Masyarakat Pengarang : DR. Raghib As-Sirjani Penerbit : Aqwam More

Adab di dalam Masjid

December 10, 2009 widi kurn anakUI Leave a comment

1. Menuju Masjid
Sahabat mulia Ibnu Masud memberikan tuntunan kepada kita ketika sedang berjalan menuju rumah Allah, sebuah doa, yang artinya sbb : Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di mataku, cahaya dari belakangku, cahaya dari mukaku, cahaya dari atasku dan cahaya dari bawahku. Ya Allah, berikanlah aku cahaya ( HR. Bukhari Muslim, shahih )

2. Berjalan dengan tenang dan khidmat


Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: Apabila shalat telah diiqamatkan, maka janganlah kamu datang menujunya dengan berlari, tetapi datanglah kepadanya dengan berjalan dan memperhatikan ketenangan. Maka apa ( bagian shalat ) yang kamu dapati ikutilah dan yang tertinggal sempurnakanlah. ( Muttafaqalaih )

3. Berdoa, Dahulukan yang Kanan


Tak jarang, karena lupa atau nggak tahu, pemandangan slonong boy kerap kali terjadi. Banyak dari kita ketika memasuki masjid melupakan sebuah tuntunan Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam yakni berdoa. Sesuai sabda Nabi : Apabila salah seorang diantara kalian memasuki masjid, maka bersholawatlah kepada Nabi Shollallahu alayhi wa Sallam, kemudian ucapkanlah, Ya Allah, bukakanlah pintupintu rahmatmu,dan apabila keluar, ucapkanlah, Ya Allah, aku memohon sebagian karunia kepadaMu. ( Riwayat Muslim, Ibnu Majah, An Nasai ) Dalam sumber yang berada dari Aisyah dikatakan : Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam menyukai mendahulukan yang kanan dalam bersandal, bersisir, bersuci dan seluruh kegiatannya. ( Riwayat Al-Bukhari dan Muslim )

4. Tebarkan Salam
Dalah hal ini, Allah Azza wa Jalla berfirman : Maka apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu mengucapkan salam kepada penghuninya sebuah salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkati lagi baik. ( QS. An Nur : 61 )

Sebuah hadits juga menerangkan, Suatu hari Rasulullah Shollallahu alaihi wa Sallam lewat di masjid dan terdapat sekelompok wanita yang sedang duduk-duduk. Maka beliau pun melambaikan tangan sambil berucap salam. ( Hadist Riwayat Tirmidzi ). Dari hadits tersebut terkandung sebuah makna yang mesti kita pahami, bahwa sebuah sunnah yang baik untuk kita lakukan ketika masuk masjid adalah menebar salam kepada orang yang berada di dalamnya, seperti halnya yang telah dilakukan Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam.

5. Awali Dengan Dua Rakaat


Nah, sebelum duduk,sunnah yang sangat penting kita perhatikan adalah melakukan sholat sunnah dua rakaat (tahiyatul masjid). Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam bersabda, sebagai bentuk anjuran dan penekanan kepada umatnya, Apabila salah seorang di antara kamu masuk masjid, maka sholatlah dua rakaat sebelum duduk.(Riwayat Muslim).

6. Bau Tak Sedap? Hindari!


Etika yang banyak sekali tidak digubris oleh sebagian orang adalah yak mau menjaga dirinya dari bau yang tidak sedap, padahal Nabi kita telah bersabda : Barangsiapa yang memakan bawang putin, bawang merah dan bawang bakung, maka hendaklah ia menjauhi masjid kami dan duduk di rumahnya.(Riwayat Muslim). Dalam sumber lain dikatakan, Barangsiapa yang memakan bawang putih, bawang merah dan bawang bakung, maka janganlah ia mendekati masjid kamu, sebab para malaikat terganggu oleh apa yang menganggu keturunan Adam. Hadits tersebut merupakan dalil kuat larangan masuknya seorang yang memakan bawang putih dan semisalnya ke masjid, meski masjid tersebut dalam keadaan kosong. Hal ini berdasarkan keumuman larangan yang ditunjukkan oleh sabda Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam.

7. Mesti Menjaga Kebersihan


Sampah berserakan, kotoran dimana-mana dan sederet noda berjibun di dalam masjid. Fenomena seperti ini sering kali kita lihat. Masjid yang sedianya sebagai tempat untuk beribadah seperti : dzikir, membaca Al-Quran, shalat, bermajelis ilmu dan lainnya, harus terusik dan terganggu karena adanya kotoran dan najis. Kita lupa akan sebuah peringatan yang dikeluarkan lisan mulia Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam, Sesungguhnya masjid ini tidaklah patut untuk sesuatu berupa kencing dan kotoran, kecuali untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca Al-Quran. (Riwayat Muslim).

8. Dahulukan Kiri
Ketika keluar masjid, sunnah yang sangat ditekankan Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam dengan mendahulukan kaki kiri sembari berdoa, Ya Allah, aku memohon sebagian karunia kepadaMu.(Riwayat Muslim, Ibnu Majah, An Nasai).

9. Yang Terlarang, Jangan Lakukan!


Sebenarnya banyak sekali yang mesti kita hindari ketika berada di dalam masjid. Namun disini akan kita sajikan beberapa hal, dengan harapan yang terlarang ini dapat kita waspadai dan kita singkiri. *Lewat Di Depan Orang yang Sedang Shalat Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam bersabda, Seandainya orang yang lewat di hadapan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosa yang bakal ditanggungnya, maka menunggu selama empat puluh, lebih baik banginya ketimbang lewat di hadapan orang shalat.Abu Nadhar mengatakan, Saya tidak mengetahui, apakah beliau mengatakan empat puluh hari, empat puluh bulan, atau empat puluh tahun.(Riwayat Jamaah). *Mengeraskan Suara Larangan ini didasarkan pada sebuah sumber yang berasal dari As-Saib Bin Yazid, ia menuturkan : Ketika aku sedang berdiri di masjid, tiba-tiba seseorang melemparku dengan kerikil. Aku pun menoleh kepadanya, ternyata ia adalah Umar Bin Khattab. Ia berkata, Pergilah dan datangkan dua orang tersebut! Lalu aku membawa kedua orang tersebut. Umar berkata, Siapa dan dari mana kalian? keduanya menjawab, Dari Thaif. Umar kemudian berkata, Seandainya kalian adalah penduduk negri ini, tentu akan membuat kalian pingsan, (lantaran) kalian meninggikan suara di masjid. (Riwayat Al-Bukhari). Isyarat larangan ini ditujukan bagi sesuatu yang tidak ada faedahnya, sedangkan sesuatu yang didalamnya terkandung manfaat dan darurat, maka boleh sebagaimana pendapat Imam Al-Bukhari. *Jual-Beli Secara asal hukum jual beli adalah mubah (boleh), namun ketika transaksi ini dilakukan di dalam masjid, menjadi terlarang alias nggak boleh. Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam menegaskan larangan ini dalam sabdanya, Apabila kalian melihat orang yang melakukan jual-beli di dalam masjid, maka katakanlah, Semoga Allah tidak menjadikan untung dalam perdagangangmu.(Riwayat At-Tirmidzi, Hakim, Ad-Darimi). Dalam riwayat lain disebutkan, Bahwasanya Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam melarang jual-beli di dalam masjid.(Riwayat Abu Daud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi, dan lainnya).

*Mencari dan Mengumumkan Kehilangan Masjid dibangun untuk urusan akherat, bukan untuk kepentingan duniawi, terlebih pribadi maupun golongan. Makanya Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam bersabda, Barang siapa mendengar seseorang kehilangan di dalam masjid, maka katakanlah, Allah tidak mengembalikan barangmu sebab masjid dibangun bukan untuk kepentingan itu. (Riwayat Muslim). *Pakai Pakaian yang Menganggu Pakaian yang nyeleneh atau berlebihan corak dan ragamnya dapat pula menyebabkan tidak khusyunya orang lain dalam melakukan sholat. Pasalnya ia akan terbayang dengan pakaian yang dikenakan oleh temannya. Makanya, ketika Aisyah menjadikan kain bajunya sebagai gorden sisi rumahnya, Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam bersabda, Jauhkanlah gorden (beraneka warna) ini dari sisi kami, sebab gambar-gambarnya senantiasa tampak dalam shalatku..(Riwayat Al-Bukhari). *Campur Baur Tentunya larangan ikhtilat (campur baur) ini tak terbatas di dalam masjid saja, tetapi juga di tempat lain. Karena teks larangan dalam hal ini bersifat umum. Rasulullah Shollallahu alayhi wa Sallam bersabda, Janganlah seorang laki-laki bersepi-sepi dengan seorang wanita. Sebab yang ketiganya adalah setan.(Riwayat Ahmad).

10. Boleh Dilakukan


Selain berfungsi khusus sebagai tempat ibadah, masjid juga boleh dipergunakan sebagai ajang untuk melakukan aktifitas lain, yang tentunya diperbolehkan syariat, seperti : *Mengadakan Majelis Ilmu *Tidur di dalam Masjid *Berlatih Ketangkasan *Tempat Pengobatan Sumber : jilbab.or.id

Kata Mutiara
December 5, 2009 widi kurn Tombo Ati, anakUI, intermezzo Leave a comment

Entrepreneurship dalam Ajaran Islam


December 4, 2009 widi kurn anakUI Leave a comment

Sejarah Islam mencatat bahwa Entrepreneurship telah dimulai sejak lama, pada masa Adam AS. Dimana salah satu anaknya Habil berwirausaha dengan bercocok tanam dan Qobil berwirausaha dengan menggembala hewan ternak. Banyak sejarah nabi yang menyebutkan mereka beraktivitas di kewirausahaan, sebagian dari mereka berwirausaha di sektor pertanian,peternakan, kerajinan dan bisnis perdagangan. Contoh yang paling nyata adalah Nabi Muhammad SAW, awalnya beliau terlibat di bisnis dengan memelihara dan menjual domba, kemudian membantu bisnis pamannya dan akhirnya me-manageer-i bisnis saidatina khadijah. Konsep Entrepreneurship dalam pandangan Islam 1. Syumul (terintegrasi) yang berarti entrepreneurship tidakterpisah atau terisolasi dari islam itu sendiri, justru entrepreneurship berada dalam sistem islam (aqidah,syariah,akhlad & etika) supaya kegiatanberwirausaha tidak terasing dari kewajiban-kewajiban lain di dalam islam. 2. Berniaga di dunia tetapi punya hubungan dengan agama dan kehidupan di akhirat. Dunia Untung,Akhirat Untung^^3. Sebagai agama untuk kesejahteraan dunia dan akhriat, islam memandang tinggi kegiatan kewirausahaan ini. Dalil hadist nabi : sesunggunga 9/10 sumber rejeki diperoleh melalui perniagaan. Dan Allah menghalalhan jual beli dan mengharamkan riba (Qs:2:275) 4. Dengan niat dan cara yang diridhoi Allah, berwirausaha menjadi salah satu ibadat dan mendapat ganjaran pahala di sisi Allah karena ia menyumbang kepada sumber rejeki individu dan keluarga. Dengan memenuhi keperluan masyarakat baik dengan barang/jasa dianggap sebagai penunaian Fardhu kifayah dengan jalan memenuhi salah satu barang/jasa keperluan masyarakat. Definisi Entrepreneurshi (E/ship) dalam Islam Kewirausahaan adalah segala aktivitas bisnis yang diusahakan secara perniagaan dalam rangka memproduksi suatau barang atau jasa dengan jalan tidak bertentangan dengan syariat.

Kewirausahaan dianggap sebagai jihad fii sabilillah (strong efforts to do good things in the name of Allah) Entrepreneur dianggap sebagai amal Sholeh (good deeds) karena kegiatan e/ship menyediakan pendapatan kepada individu, menawarkan kesempatan kerja kepada masyarakat, sehingga mengurangi kemiskinan. Dimana kemiskinan adalah salah atu dari persoalan sosial. E/ship juga meningkatkan perekonomian masyarakat^^. Dengan melakukan kebajikan melalui E/ship, akan mendorong terciptanya hubungan yang harmonis antara individu dan individu serta akan membantu menjaga hubungan yang lebih baik antara individu dengan tuhannya. Meningkatkan kualitas hidup, hidup lebih nyaman menguatkan kedudukan socio-econimic negara, agama dan bangsa.

Membantu mengembangkan khairun ummah (masyarakat terbaik, yang produktif dan maju (progreessive)

Pedoman utama dalam kewirausahaan islami Agar kegiatan kewirausahaan dianggap sebagai ibadah:

Tetap melakukan Ibadah, Sholat, dan Puasa dan ibadah-ibadah lain di antara kesibukan sebagai entrepreneur. Hindari melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Pelajari sikap seorang pengusaha muslim yang baik. Bisnis yang baik perencanaan strategi (tidak pergi dari ajaran Islam) Mengetahui aturan (hukum) bermuamalah secara islami.

Source tambahan mengenai muamalah menyebutkan: Ajaran muamalah adalah bagian paling penting (dharuriyat) dalam ajaran Islam. Dalam kitab Al-Muamalah fil Islam, Dr. Abdul Sattar Fathullah Said mengatakan : Artinya : Di antara unsur dharurat (masalah paling penting) dalam masyarakat manusia adalah Muamalah, yang mengatur hubungan antara individu dan masyarakat dalam kegaiatan ekonomi. Karena itu syariah ilahiyah datang untuk mengatur muamalah di antara manusia dalam rangka mewujudkan tujuan syariah dan menjelaskan hukumnya kepada mereka Menurut ulama Abdul Sattar di atas, para ulama sepakat tentang mutlaknya ummat Islam memahami dan mengetahui hukum muamalah maliyah (ekonomi syariah) Artinya : Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah masalah kemanusiaan yang maha penting (dharuriyah basyariyah) Fardhu Ain Husein Shahhathah (Al-Ustaz Universitas Al-Azhar Cairo) dalam buku Al-Iltizam bi Dhawabith asy-Syariyah fil Muamalat Maliyah (2002) mengatakan, Fiqh muamalah ekonomi, menduduki posisi yang sangat penting dalam Islam. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam aktivitas muamalah, karena itu hukum mempelajarinya wajib ain (fardhu) bagi setiap muslim. Husein Shahhatah, selanjutnya menulis, Dalam bidang muamalah maliyah ini, seorang muslim berkewajiban memahami bagaimana ia bermuamalah sebagai kepatuhan kepada syariah Allah. Jika ia tidak memahami muamalah maliyah ini, maka ia akan terperosok kepada sesuatu yang diharamkan atau syubhat, tanpa ia sadari. Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah swt, Harus berupaya keras menjadikan muamalahnya sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk Allah semata Memahami/mengetahui hukum muamalah maliyah wajib bagi setiap muslim, namun untuk menjadi expert (ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu kifayah Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattab berkeliling pasar dan berkata : Tidak boleh berjual-beli di pasar kita, kecuali orang yang benar-benar telah mengerti fiqh (muamalah) dalam agama Islam (H.R.Tarmizi) Berdasarkan ucapan Umar di atas, maka dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa umat Islam : Tidak boleh beraktifitas bisnis, kecuali faham tentang fikih muamalah

Tidak boleh berdagang, kecuali faham fikih muamalah Tidak boleh beraktivitas perbankan, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas asuransi, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas pasar modal, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas koperasi, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas pegadaian, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas reksadana, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas bisnis MLM,kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh beraktifitas jual-beli, kecuali faham fiqh muamalah Tidak boleh bergiatan ekonomi apapun, kecuali faham fiqh muamalah Sehubungan dengan itulah Dr.Abdul Sattar menyimpulkan : . Artinya : Dari sini jelaslah bahwa Muamalat adalah inti terdalam dari tujuan agama Islam untuk mewujudkan kemaslahatan kehidupan manusia. Karena itu para Rasul terdahulu mengajak umat (berdakwah) untuk mengamalkan muamalah, karena memandangnya sebagai ajaran agama yang mesti dilaksanakan, Tidak ada pilihan bagi seseorang untuk tidak mengamalkannya.(Hlm.16) Dalam konteks ini Allah berfirman : }48{ Artinya : Dan kepada penduduk Madyan, Kami utus saudara mereka, Syuaib. Ia berkata, Hai Kaumku sembahlah Allah, sekali-kali Tiada Tuhan bagimu selain Dia. Dan Janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik. Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat). Dan Syuaib berkata,Hai kaumku sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. (Hud : 84,85) Dua ayat di atas mengisahkan perdebatan kaum Nabi Syuaib dengan umatnya yang mengingkari agama yang dibawanya. Nabi Syuaib mengajarkan Itiqad dan iqtishad (aqidah dan ekonomi). Nabi Syuaib mengingatkan mereka tentang kekacauan transaksi muamalah (ekonomi) yang mereka lakukan selama ini. Al-Quran lebih lanjut mengisahkan ungkapan umatnya yang merasa keberatan diatur transaksi ekonominya. Artinya : Mereka berkata, Hai Syuaib, apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kamu meninggalkan apa yang disembah oleh nenek moyangmu atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang penyantun lagi cerdas. Ayat ini berisi dua peringatan penting, yaitu aqidah dan muamalah Ayat ini juga menjelaskan bahwa pencarian dan pengelolaan rezeki (harta) tidak boleh sekehendak hati, melainkan mesti sesuai dengan kehendak dan tuntunan Allah, yang disebut dengan syariah.

Aturan Allah tentang ekonomi disebut dengan ekonomi syariah. Umat manusia tidak boleh sekehendak hati mengelola hartanya, tanpa aturan syariah. Syariah misalnya secara tegas mengharamkan bunga bank. Semua ulama dunia yang ahli ekonomi Islam (para professor dan Doktor) telah ijma mengharamkan bunga bank. (Baca tulisan Prof.Yusuf Qardhawi, Prof Umar Chapra, Prof.Ali Ash-Sjabuni, Prof Muhammad Akram Khan). Tidak ada perbedaan pendapat pakar ekonomi Islam tentang bunga bank. Untuk itulah lahir bank-bank Islam dan lembaga-lembaga keuangan Islam lainnya. Jika banyak umat Islam yang belum faham tentang bank syariah atau secara dangkal memandang bank Islam sama dengan bank konvensianal, maka perlu edukasi pembelajaran atau pengajian muamalah, agar tak muncul salah faham tentang syariah. Muamalah adalah Sunnah Para Nabi Berdasarkan ayat-ayat di atas, Syekh Abdul Sattar menyimpulkan bahwa hukum muamalah adalah sunnah para Nabi sepanjang sejarah. Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, (hlm.16), sebagaimana firman Allah Artinya : Sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca keadilan supaya manusia dapat menegakkan keadilan itu. Pengertian Muamalah Pengertian muamalah pada mulanya memiliki cakupan yang luas, sebagaimana dirumuskan oleh Muhammad Yusuf Musa, yaitu Peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia. Namun belakangan ini pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagaiAturanaturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan mengembangkan harta bendaatau lebih tepatnya aturan Islam tentang kegiatan ekonomi manusia Ruang Lingkup Muamalah 1. Harta, Hak Milik, Fungsi Uang dan Ukud )akad-akad) 2. Buyu (tentang jual beli) 3. Ar-Rahn (tentang pegadaian) 4. Hiwalah (pengalihan hutang) 5. Ash-Shulhu (perdamaian bisnis) 6. Adh-Dhaman (jaminan, asuransi) 7. Syirkah (tentang perkongsian) 8. Wakalah (tentang perwakilan) 9. Wadiah (tentang penitipan) 10. Ariyah (tentang peminjaman) 11. Ghasab (perampasan harta orang lain dengan tidak shah) 12. Syufah (hak diutamakan dalam syirkah atau sepadan tanah) 13. Mudharabah (syirkah modal dan tenaga) 14. Musaqat (syirkah dalam pengairan kebun) 15. Muzaraah (kerjasama pertanian) 16. Kafalah (penjaminan) 17. Taflis (jatuh bangkrut) 18. Al-Hajru (batasan bertindak) 19. Jialah (sayembara, pemberian fee) 20. Qaradh (pejaman) 21. Bai Murabahah

22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.

Bai Salam Bai Istishna Bai Muajjal dan Bai Taqsith Bai Sharf dan transaksi valas Urbun (panjar/DP) Ijarah (sewa-menyewa) Riba, konsep uang dan kebijakan moneter Shukuk (surat utang atau obligasi) Faraidh (warisan) Luqthah (barang tercecer) Waqaf Hibah Washiat Iqrar (pengakuan) Qismul fai wal ghanimah (pembagian fai dan ghanimah) Q ism ash-Shadaqat (tentang pembagian zakat) Ibrak (pembebasan hutang) Muqasah (Discount) Kharaj, Jizyah, Dharibah,Ushur Baitul Mal dan Jihbiz Kebijakan fiskal Islam Prinsip dan perilaku konsumen Prinsip dan perilaku produsen Keadilan Distribusi Perburuhan (hubungan buruh dan majikan, upah buruh) Jual beli gharar, bai najasy, bai al-inah, Bai wafa, muathah, fudhuli, dll. Ihtikar dan monopoli Pasar modal Islami dan Reksadana Asuransi Islam, Bank Islam, Pegadaian, MLM, dan lain-lain

Untuk bacaan lebih lanjut : http://opi.110mb.com/haditsweb/1100_hadits_terpilih/b49_muamalah_hubungan_kemasy arakatan.htm http://www.pesantrenvirtual.com/index.php? option=com_content&task=view&id=1090&Itemid=5

Takbiran Hari Raya


November 26, 2009 widi kurn anakUI Leave a comment

Waktu Mulai dan Berakhir Takbiran a. Takbiran Idul Fitri Takbiran pada saat idul fitri dimulai sejak maghrib malam tanggal 1 Ssyawal sampai selesai shalat Id.

Hal ini berdasarkan dalil berikut: 1. Allah berfirman, yang artinya: hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan hendaklah kamu mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu. (Qs. Al Baqarah: 185) Ayat ini menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadlan maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir. 2. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf 5621) Keterangan: 1. Takbiran idul fitri dilakukan dimana saja dan kapan saja. Artinya tidak harus di masjid. 2. Sangat dianjurkan untuk memeperbanyak takbir ketika menuju lapangan. Karena ini merupakan kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat. Berikut diantara dalilnya:

Nabi shallallahu alaihi wa sallam keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai sahalat selesai. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf) Dari Nafi: Dulu Ibn Umar bertakbir pada hari id (ketika keluar rumah) sampai beliau tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang. (HR. Al Faryabi dalam Ahkam al Idain) Dari Muhammad bin Ibrahim (seorang tabiin), beliau mengatakan: Dulu Abu Qotadah berangkat menuju lapangan pada hari raya kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan. (Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)

b. Takbiran Idul Adha Takbiran Idul Adha ada dua: 1. Takbiran yang tidak terikat waktu (Takbiran Mutlak) Takbiran hari raya yang tidak terikat waktu adalah takbiran yang dilakukan kapan saja, dimana saja, selama masih dalam rentang waktu yang dibolehkan. Takbir mutlak menjelang idul Adha dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah sampai waktu asar pada tanggal 13 Dzulhijjah. Selama tanggal 1 13 Dzulhijjah, kaum muslimin disyariatkan memperbanyak ucapan takbir di mana saja, kapan saja dan dalam kondisi apa saja. Boleh sambil berjalan, di kendaraan, bekerja, berdiri, duduk, ataupun berbaring. demikian pula, takbiran ini bisa dilakukan di rumah, jalan, kantor, sawah, pasar, lapangan, masjid, dst. Dalilnya adalah: a. Allah berfirman, yang artinya: supaya mereka berdzikir (menyebut) nama Allah pada hari yang telah ditentukan (Qs. Al Hajj: 28) Allah juga berfirman, yang artinya: .Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang (Qs. Al Baqarah: 203) Tafsirnya:

Yang dimaksud berdzikir pada dua ayat di atas adalah melakukan takbiran Ibn Abbas radhiyallahu anhuma mengatakan: Yang dimaksud hari yang telah ditentukan adalah tanggal 1 10 Dzulhijjah, sedangkan maksud beberapa hari yang berbilang adalah hari tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. (Al Bukhari secara Muaalaq, sebelum hadis no.969) Dari Said bin Jubair dari Ibn Abbas, bahwa maksud hari yang telah ditentukan adalah tanggal 1 9 Dzulhijjah, sedangkan makna beberapa hari yang berbilang adalah hari tasyriq, tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. (Disebutkan oleh Ibn Hajar dalam Fathul Bari 2/458, kata Ibn Mardawaih: Sanadnya shahih)

b. Hadis dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada amal yang dilakukan di hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan di tanggal 1 10 Dzulhijjah. Oleh karena itu, perbanyaklah membaca tahlil, takbir, dan tahmid pada hari itu. (HR. Ahmad & Sanadnya dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir) c. Imam Al Bukhari mengatakan: Dulu Ibn Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada tanggal 1 10 Dzulhijjah. Mereka berdua mengucapkan takbiran kemudian masyarakat bertakbir disebabkan mendengar takbir mereka berdua. (HR. Al Bukhari sebelum hadis no.969) d. Disebutkan Imam Bukhari: Umar bin Khatab pernah bertakbir di kemahnya ketika di Mina dan didengar oleh orang yang berada di masjid. Akhirnya mereka semua bertakbir dan masyarakat yang di pasar-pun ikut bertakbir. Sehingga Mina guncang dengan takbiran. (HR. Al Bukhari sebelum hadis no.970) e. Disebutkan oleh Ibn Hajar bahwa Ad Daruqutni meriwayatkan: Dulu Abu Jafar Al Baqir (cucu Ali bin Abi Thalib) bertakbir setiap selesai shalat sunnah di Mina. (Fathul Bari 3/389) 2. Takbiran yang terikat waktu Takbiran yang terikat waktu adalah takbiran yang dilaksanakan setiap selesai melaksanakan shalat wajib. Takbiran ini dimulai sejak setelah shalat subuh tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah shalat Asar tanggal 13 Dzulhijjah. Berikut dalil-dalilnya: a. Dari Umar bin Khattab radhiyallahu anhu, bahwa beliau dulu bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai setelah dluhur pada tanggal 13 Dzulhijjah. (Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Al Albani) b. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau juga bertakbir setelah ashar. (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan: Shahih dari Ali radhiyallahu anhu) c. Dari Ibn Abbas radhiyallahu anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Beliau tidak bertakbir setelah maghrib (malam tanggal 14 Dzluhijjah). (HR Ibn Abi Syaibah & Al Baihaqi. Al Albani mengatakan: Sanadnya shahih) d. Dari Ibn Masud radhiyallahu anhu, bahwa beliau bertakbir setelah shalat shubuh pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah. (HR. Al Hakim dan dishahihkan An Nawawi dalam Al Majmu) Lafadz Takbir

Tidak terdapat riwayat lafadz takbir tertentu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Hanya saja ada beberapa riwayat dari beberapa sahabat yang mencontohkan lafadz takbir. Diantara riwayat tersebut adalah: Pertama, Takbir Ibn Masud radhiyallahu anhu. Riwayat dari beliau ada 2 lafadz takbir:

- -
Keterangan: Lafadz: Allahu Akbar pada takbir Ibn Masud boleh dibaca dua kali atau tiga kali. Semuanya diriwayatkan Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf. Kedua, Takbir Ibn Abbas radliallahu anhuma:


Keterangan: Takbir Ibn Abbas diriwayatkan oleh Al Baihaqi dan sanadnya dishahihkan Syaikh Al Albani. Ketiga, Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu anhu:


Keterangan: Ibn Hajar mengatakan: Takbir Salman Al Farisi radhiyallahu anhu diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam Al Mushanaf dengan sanad shahih dari Salman. Catatan Penting As Shanani mengatakan: Penjelasan tentang lafadz takbir sangat banyak dari berberapa ulama. Ini menunjukkan bahwa perintah bentuk takbir cukup longgar. Disamping ayat yang memerintahkan takbir juga menuntut demikian. Maksud perkataan As Shanani adalah bahwa lafadz takbir itu longgar, tidak hanya satu atau dua lafadz. Orang boleh milih mana saja yang dia suka. Bahkan sebagian ulama mengucapkan lafadz takbir yang tidak ada keterangan dalam riwayat hadis. Allahu Alam.

Kebiasaan yang Salah Ketika Takbiran


Ada beberapa kebiasaan yang salah ketika melakukan takbiran di hari raya, diantaranya: a. Takbir berjamaah di masjid atau di lapangan Karena takbir yang sunnah itu dilakukan sendiri-sendiri dan tidak dikomando. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat Anas bin Malik bahwa para sahabat ketika bersama nabi pada saat bertakbir, ada yang sedang membaca Allahu akbar, ada yang sedang membaca laa ilaaha illa Allah, dan satu sama lain tidak saling menyalahkan (Musnad Imam Syafii 909) Riwayat ini menunjukkan bahwa takbirnya para sahabat tidak seragam. Karena mereka bertakbir sendiri-sendiri dan tidak berjamaah.

b. Takbir dengan menggunakan pengeras suara Perlu dipahami bahwa cara melakukan takbir hari raya tidak sama dengan cara melaksanakan adzan. Dalam syariat adzan, seseorang dianjurkan untuk melantangkan suaranya sekeras mungkin. Oleh karena itu, para juru adzan di zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti Bilal, dan Abdullah bin Umi Maktum ketika hendak adzan mereka naik, mencari tempat yang tinggi. Tujuannya adalah agar adzan didengar oleh banyak orang. Namun ketika melakukan takbir hari raya, tidak terdapat satupun riwayat bahwa Bilal naik mencari tempat yang tinggi dalam rangka melakukan takbiran. Akan tetapi, beliau melakukan takbiran di bawah dengan suara keras yang hanya disengar oleh beberapa orang di sekelilingnya saja. Oleh karena itu, sebaiknya melakukan takbir hari raya tidak sebagaimana adzan. Karena dua syariat ini adalah syariat yang berbeda. c. Hanya bertakbir setiap selesai shalat berjamaah Sebagaimana telah dijelaskan bahwa takbiran itu ada dua. Ada yang terikat waktu dan ada yang sifatnya mutlak (tidak terikat waktu). Untuk takbiran yang mutlak sebaiknya tidak dilaksanakan setiap selesai shalat fardlu saja. Tetapi yang sunnah dilakukan setiap saat, kapan saja dan di mana saja. Ibnul Mulaqin mengatakan: Takbiran setelah shalat wajib dan yang lainnya, untuk takbiran Idul Fitri maka tidak dianjurkan untuk dilakukan setelah shalat, menurut pendapat yang lebih kuat. (Al Ilam bi Fawaid Umadatil Ahkam: 4/259) Amal yang disyariatkan ketika selesai shalat jamaah adalah berdzikir sebagaimana dzikir setelah shalat. Bukan melantunkan takbir. Waktu melantunkan takbir cukup longgar, bisa dilakukan kapanpun selama hari raya. Oleh karena itu, tidak selayaknya menyita waktu yang digunakan untuk berdzikir setelah shalat. d. Tidak bertakbir ketika di tengah perjalanan menuju lapangan Sebagaimana riwayat yang telah disebutkan di atas, bahwa takbir yang sunnah itu dilakukan ketika di perjalanan menuju tempat shalat hari raya. Namun sayang sunnah ini hampir hilang, mengingat banyaknya orang yang meninggalkannya. e. Bertakbir dengan lafadz yang terlalu panjang Sebagian pemimpin takbir sesekali melantunkan takbir dengan bacaan yang sangat panjang. Berikut lafadznya:


Takbiran dengan lafadz yang panjang di atas tidak ada dalilnya. Allahu alam. *** Penulis: Ammi Nur Baits Dipublikasi ulang dari www.muslim.or.id

Hukum Menggunakan Obat Penumbuh Jenggot

November 25, 2009 widi kurn Tombo Ati, education Fiqih Leave a comment

jenggot Sebagian orang demikian semangat ingin mengamalkan sebuah sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang hukumnya wajib yaitu memelihara jenggot dengan memakai obat penumbuh jenggot agar memiliki jenggot yang lebat. Ini adalah sikap yang keliru karena yang dimaksudkan dengan perintah Nabi Banyakkan atau lebatkkan jenggot/waffiru alliha adalah membiarkan jenggot apa adanya, tidak memangkas ataupun memotongnya. Maka memelihara jenggot yang diperintahkan adalah jenggot yang alami bukan jenggot yang dipaksakan untuk tumbuh dengan obat misalnya. Maka orang yang memang jenggotnya tidak tumbuh tidaklah berdosa dan tidak perlu memaksakan diri. Ibnu Daqiq al Ied mengatakan, Aku tidak mengetahui seorangpun (ulama) yang memahami perintah Nabi Banyakkanlah jenggot sebagai dalil yang membolehkan menggunakan obat penumbuh jenggot agar tumbuh lebat sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang (Fathul Bari 16/484). Jadi apa yang dilakukan oleh sebagian orang tersebut dikhawatirkan termasuk bentuk ghuluw/berlebih-lebihan dalam beragama.


Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai sekalian manusia, jauhilah sikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam beragama. Sesungguhnya yang membinasakan umatumat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam agama (HR Ibnu Majah no 3029 dari Ibnu Abbas, dinilai shahih oleh al Albani). Source: http://omahkeong.blogspot.com

Persamaan dan Perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha


November 25, 2009 widi kurn anakUI 1 Comment

Persamaan :
1. Sama-sama disunnahkan memakai wangi-wangian (bagi pria) dan pakaian terbaik (bukan terbaru) 2. Sama-sama disunnahkan berangkat dan pergi melewati jalan yang berbeda 3. Sama-sama disunnahkan pergi sholat ke tanah lapang, bahkan mengajak anak gadis dan wanita haid sekalipun untuk mendengarkan khutbah, dengan menjauhi tempat sholat. 4. Sama-sama dianjurkan untuk saling mengucapkan selamat tahniah, sebagaimana kebiasaan Sahabat di kedua hari raya tersebut dengan mengatakan : Taqobbalallahu minna wa minkum

Perbedaan:
1. Takbir di Idul adha lebih lama waktunya, dari mulai shubuh hari Arofah hingga Akhir Hari Tasyriq menjelang Ashar, sementara idul fitri mulai malam ied hingga sebelum sholat ied. 2. Waktu sholat Idul Adha dianjurkan lebih pagi agar segera bisa dilanjutkan dengan prosesi penyembelihan, sementara pada Idul Fitri dianjurkan tidak terlalu pagi untuk memberi kesempatan mereka yang akan membayar zakat fitrah. 3. Pada Idul Adha termasuk sunnah untuk tidak makan kecuali setelah sholat ied, sedangkan pada Idul Fitri sebaliknya : dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum sholat Ied semoga bermanfaat. Selamat Hari Raya Idul Adha 1430 H , Taqobbalallahu minna wa minkum Sumber : Ust. Hatta Syamsudin (Guru Ngajiku di Ar-Royyan^^) >http://hattasyamsuddin.blogspot.com/ Older Entries Newer Entries

berlangganan:
Subscribe in a reader

Grab this Headline Animator

Hiasan Dinding..eh Blog ^^

Blog Information Profile for widikurn

Email Subscription
Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Sign me up!

Metallurgy and material

Copper Ore Processing Copper Ore Processing Indonesia has ore reserves of copper (Cu) is very large, mostly in the reserves with porphyry Cu content in the ore varied between 0.1 to 2%. In addition to Cu, usually ore assosiate with other metals such as gold (Au), Silver (Ag) and rare metals such as Palladium (Pd), Selenium (Se) and others. Several [] Dr.Logam

Site Map This Site Map i created to facilitate all of our visitor to access http://materialmetal.blogspot.com in simple way. Visitor can choose the suitable content easier by reading the summary of the post by clicking the link. I hope it useful.. <p>Subscribe to RSS headline updates from: <a href="http://fe [] Dr.Logam http://widikurn.wordpress.com/page/2/

Halaman

Home Penting Pendidikan Agama Islam Bisnis P2KIB Download Multimedia Jaringanku Kontak Pribadi

Blog ini Blog ini

Senin, 02 Februari 2009


DORONGAN MENCARI RIZQI YANG HALAL DAN KEPEDULIAN SOSIAL
DORONGAN DAN MENCARI RIZQI KEPEDULIAN YANG HALAL SOSIAL

A.Anjuran Makan Dari Hasil Usaha Sendiri Seperti telah diketahui manusia hidup di dunia membutuhkan segala kebutuhan hidup,

seperti sandang, pangan dan papan. Dan cara mendapatkan itu semua tentunya tidak gratis, bukan berarti pula mendapatkannya dengan berbagai cara-cara. Diperintahkan oleh Allah dalam mendapatkan rizqinya masing-masing orang harus bekerja secara halal. : ) : ) Artinya: Maka bila telah sembahyang, tersebarlah kamu dimuka bumi ini, dan tuntutlah rizqi karunia Allah. (Al Jumu'ah 10) Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa Allah menganjurkan kepada manusia untuk menuntut atau mencari rizqi di manapun di muka bumi ini untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Jangan sampai untuk memenuhi kebutuhan masing-masing orang mengharapkan bantuan dari orang lain sebelum berusaha, apalagi dengan meminta-minta. Seperti dianjurkan melalui hadits berikut ini. : : ) ) Artinya : Abu Abdullah Azzubair bin 'Awwam r.a. berkata : Rasulullah saw bersabda :" Demi sekiranya salah satu dari kamu membawa tali dan pergi ke bukit, untuk mencari kayu kemudian dipikul ke pasar untuk dijual, dan dapat dengan itu mencukupi kebutuhannya. Maka yang demikian itu lebih baik daripada meminta-minta pada orangorang, baik mereka memberi atau menolaknya". Dapat disimpulkan walau kita mencari rizki dengan sangat bersusah payah mencari kayu bakar lalu menjualnya dan tidak mendapatkan upah yang sesuai namun itu lebih baik jika dibandingkan dengan meminta-minta pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Dan itu juga karena pekerjaan mencari kayu bakar adalah pekerjaan yang halal walaupun hasilnya sedikit, tentu saja mencari rizqi dengan cara ini lebih berpahala dibanding dengan mencari rizqi secara curang. Dan lebih ditekankan lagi dalam hadits berikut: : ) ) Artinya : Al Miqdam bin Ma'dikarib r.a. berkata: Bersabda Nabi saw: "Tiada seorang makan makanan yang lebih baik dari hasil usahanya sendiri. Dan Nabi Dawud a.s. juga makan dari hasil tangannya sendiri" (Riwayat Bukhari) Dan juga hadits berikut: ) : ) Artinya: Dari Abu Hurairah r.a.: Rasulullah aw bersabda: Nabi Zakariyya a.s. dahulu sebagai tukang kayu.(Riwayat Muslim) Dapat dipetik dari dua hadits diatas bahwasanya Nabi-nabi kita juga mengerjakan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya tanpa menunggu umatnya memberikan sesuatu kepada mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Juga bisa ditarik kesimpulan bahwasanya tidak ada pekerjan yang hina di muka bumi ini selama dikerjakan dengan mematuhi tuntunan Allah, ini yang disebut mencari rizqi secara halal. B.Orang yang Memberi Lebih Baik Daripada Orang yang Menerima : : ) ) Artinya: Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw: "Tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang di bawah. Dan dahulukan dalam sedekah orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-baik sedekah yang dari kelebihan kekayaan, dan siapa yang sopan, segan, Allah akan memelihara keseganan dan kesopanannya. Dan siapa yang suka mencukupkan dengan kekayaan yang ada, Allah akan mencukupinya". Maksud dari "tangan diatas lebih baik dari tangan di bawah" adalah orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima. Pengertian ini dapat dilihat dari hadits berikut: : :

. Artinya : "Abdullah bin Umar r.a. berkata: Ketika Rasulullah saw berkhutbah di atas mimbar dan menyebut tentang sedekah, ia bersabda: Tangan yang di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah. Tangan yang diatas ialah yang memberi, dan tangan yang di bawah ialah yang meminta." Sedangkan maksud dari "orang-orang yang menjadi tanggunganmu" ialah orang-orang yang hidupnya adalah tanggung jawab kita. Misalnya keluarga dan saudara dekat kita. Dalam bersedekah kita dianjurkan menyedekahkannya kepada keluarga dan saudara terdekat terlebih dahulu. Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw.:" Satu dinar kau dermakan fisabilillah, dan satu dinar kau mempergunakan memerdekakan budak sahaya, dan satu dinar kau sedekahkan pada orang miskin, dan satu dinar yang kau belanjakan untuk keluargamu, yang terbesar pahalanya ialah yang kau belanjakan untuk keluargamu. (Riwayat Muslim) "Kelebihan kekayaan", adalah kelebihan dari keperluan sehari-hari dengan sepantasnya. Jika kita merasa sudah mencukupi kebutuhan keluarga kita dan ternyata kita masih mempunyai kelebihan rizqi maka kelebihan inilah yang sebaiknya kita sedekahkan dengan sepantasnya. Yasta'fif atau segan adalah segan untuk meminta pada orang lain, walaupun merasa kekurangan. C.Kehidupan Individualistis/Materialistis Dikhawatirkan Melanda Umat Islam Rasanya pantas bila saat ini kita sebagai umat Islam merasa khawatir akan sikap individualistis/matrelialistis akan merusak umat Islam seluruhnya. Karena memang fenomena yang terjadi sekarang dihadapan kita menunjukkan perkembangan menuju sikap tersebut. Contohnya saja sikap mengurangi takaran dalam jual beli (kasus penipuan takaran beberapa pom bensin di Jakarta), padahal jelas disebutkan dalam Al Qur"an surat Al Muthaffifin 1-3: Artinya: Celakalah bagi orang-orang yang curang yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menimbang atau menakar (untuk orang lain), mereka kurangi. Orang-orang yang melakukan curang dalam perkara ini pasti mempunyai sikap individualistis/matrelialistis, karena mereka hanya memikirkan kepentingan diri sendiri dan hanya untuk mendapatkan keuntungan sendiri walaupun jalan yang mereka lalui merugikan orang lain. Biasanya orang yang mencari rizqi dengan sikap matrealistis akan menimbulkan perbuatan yang matrelialistis pula, seperti menghambur-hamburkan harta tidak pada tempatnya. Hal ini jelas dilarang dalam Islam seperti dalam hadits berikut: Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:" Sesungguhnya Allah Ta'ala suka padamu tiga macam dan membenci padamu tiga macam: suka jika kamu menyembah Nya dan tidak menyekutukan Dia dengan sesuatu apapun. Dan supaya kamu berpegang teguh dengan tali ikatan Allah dengan kamu (Qur'an). Dan jangan bercerai berai. Dan membenci darimu banyak bicara dan banyak bertanya dan memboros harta. (Riwayat Muslim) Dari kata-kata terakhir dari hadits diatas jelas sekali jika Allah tidak menyukai sikap boros yang dimiliki manusia. Oleh karena itu, jika kita merasa mempunyai rizqi lebih dan agar menghindari sikap boros kita-umat Islam dianjurkan bersikap derma kepada sesama muslim yang membutuhkan. Artinya: (Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang kafir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia tidak dapat berusaha di bumi;(orang

lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciricirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apapun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh Allah Maha Mengetahui. Sangat dianjurkan atas kita untuk menginfakkan harta lebih yang kita miliki dan jika kita memberi mereka dengan sesuatu yang baik maka Allah mengetahuinya dan akan menggantinya dengan sesuatu yang baik pula. KEPEDULIAN SOSIAL Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa untuk menghindari sikap individualistis/matrelialistis salah satunya dengan berderma. Dan menumbuhkan rasa kepedulian antar sesama, seperti akan dijelaskan dalam hadist berikut tentang perbuatan yang dianggap sepele tetapi mengandung pelajaran tentang kepedulian sosial: A.Membuang Duri Dari Jalanan

Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: "Ketika seorang berjalan di suatu jalan tiba-tiba melihat dahan beduri di tengah jalan maka segera ia singkirkan, maka Allah memuji perbuatannya dan mengampuni baginya (dosanya). Riwayat Bukhari. Menyingkirkan dahan berduri dari tengah jalan dengan niat agar yang melewati jalan tersebut tidak terluka dapat menyebabkan Allah suka dengan perbuatan tersebut dan juga Allah akan mengampuni dosanya. Sangat menguntungkan bagi orang yang melakukannya karena hanya dengan perbuatan yang sangat mudah akan tetapi menghasilkan pahala yang besar disisi Allah. Karena perbuatan baik akan mudah dilakukan jika kita membiasakannya dan dimulai dengan hal-hal kecil seperti sikap yang disebutkan dalam hadist diatas. B.Melapangkan Orang Lain

Artinyar : lbn Umar r.a. berkata: Bersabda Rasulullah saw.: Seorang muslim bersaudara dengan sesama orang muslim yang lain, tidak boleh menganiayanya, dan tidak boleh membiarkan dianiaya orang lain. Dan siapa yang menyampaikan hajat saudaranya, niscaya Allah menyampaikan hajatnya. Dan siapa membebaskan kesukaran seorang muslim di dunia, niscaya Allah membebaskan kesukarannya di hari kiyamat. Dan barang siapa menutup aurat kejelekan seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat. Riwayat Bukhari dan Muslim. Sebegitu besar anjuran untuk saling membantu sesama muslim dapat dilihat dari hadist diatas. Allah telah menjanjikan ganjaran yang besar untuk hambaNya jika mengikuti perintahNya, seperti yang dapat disimpulkan dari hadist diatas yang mengakatan bahwa sesama muslim tidak boleh saling menganiaya, dan tidak membiarkan saudaranya dianiaya orang lain jika seorang muslim menutupi aib saudaranya maka aibnya akan Allah tutupi pada hari kiamat, jika membebaskan kesukaran muslim lain di dunia maka Allah akan membebaskan kesukarannya di dunia. Dan masih banyak lagi hadist-hadist yang menulis hal-hal serupa hadist diatas. C.Masuk Neraka Karena Menyiksa Kucing

Artinya : Abdullah bin Umar r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Seorang wanita telah disiksa disebabkan kucing yang dikurung sehingga mati, sehingga ia masuk ke dalam neraka. Sebab tidak diberi makan, minum ketika dikurung, juga tidak dilepas untuk

mencari makanan dari binatang-binatang bumi yang menjadi makanannya. Riwayat Bukhari. Dari contoh hadist diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang bisa masuk neraka hanya karena menyiksa binatang, tetapi ada juga seseorang yang diampuni dosanya hanya karena memberi minum untuk binatang yang kehausan seperti yang disebutkan dalam hadist ini: Artinya: Dari Abu hurairah r.a. berkata: Bahwasanya Rasulullah bersabda: Ketika ada seorang berjalan dan ia merasakan kehausan yang amat sangat, kemudian ia turun ke sebuah sumur untuk minum, kemudian sesudah itu ia keluar dari sumur, tiba-tiba ada anjing yang menjilat-jilat tanah karena sangat haus, lalu ia berkata: Binatang ini telah merasa haus sebagaimana yang kurasa. Kemudian ia turun kembali ke dalam sumur dan mengisi sepatunya penuh dengan air, lalu digigitnya dengan mulutnya dan dibawanya naik ke atas sumur, lalu memberi minum pada anjing itu, maka Allah memuji perbuatannya itu dan mengampunkan baginya. Sahabat bertanya: Ya Rasulullah apakah ada pahala bagi kami dalam menolong dan memberi apa-apa pada binatang? Jawab Rasulullah saw: Dalam tiap jiwa yang hidup itu ada pahalanya. Bukhari dan Muslim. Dari hadist di atas kita tahu bahwa berbuat baik kepada binatang juga terdapat pahala tersendiri bagi pelakunya. Cara berbuat baik kepada binatang yakni dengan memberinya makan atau minum atau dengan membiarkan mereka bertahan hidup dengan mencari makanan mereka sendiri. Seperti juga yang dibahas dalam hadist berikut: Artinya : Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi saw. bersabda: Ketika ada anjing berputar-putar di atas sumur, hampir mati kehausan, tiba-tiba dilihat oleh seorang wanita pelacur dari Bani Isra'il, maka segera ia membuka sepatunya lalu digunakan menimba air sumur itu lalu diminumkan pada anjing itu, maka Allah mengampunkan baginya. Riwayat Bukhari. Dapat disimpulkan menolong binatang saja dapat menyebabkan ampunan bagi pelakunya walupun bisa dikatakan si penolong melakukan banyak dosa apalagi jika kita saling membantu sesama muslim dengan niat hati karena Allah. Diposkan oleh Dedi Wahyudi di Yogyakarta Senin, Februari 02, 2009 Karya Ilmiah Al Hadits

0 komentar:
Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

Dedi Wahyudi Sang Beswan Djarum 2010-2011 My Facebook

DOWNLOAD MATERI KULIAH

Semoga bermanfat. No.Hp Saya 0857 2647 6495. Didukung oleh Blogger. http://podoluhur.blogspot.com/2009/02/dorongan-mencari-rizqi-yang-halal-dan.html

Sean Kingston ft Justin Bieber Eenie Meenie


Lirik lagu Eenie Meenie Sean Kingston ft Justin Bieber Eenie Meenie [Sean Kingston] Eenie meenie miney mo Catch a bad chick by her toe If she holla (if, if, if she holla) let her go Shes indecisive She cant decide She keeps on lookin From left to right Girl, cmon get closer Look in my eyes Searchin is so wrong Im Mr. Right You seem like the type To love em and leave em And disappear right after this song. So give me the night To show you, hold you Dont leave me out here dancin alone You cant make up your mind, mind, mind, mind, mind Please dont waste my time, time, time, time, time

Im not tryin to rewind, wind, wind, wind, wind I wish our hearts could come together as one Cause shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova [Justin Bieber] Let me show you what your missin Paradise With me youre winning girl You dont have to roll the dice Justin Bieber Eenie Meenie Tell me what youre really here for Them other guys? I can see right through ya You seem like the type To love em and leave em And disappear right after the song. So give me the night To show you, hold you Dont leave me out here dancin alone Cant make up your mind Please dont waste my time Not tryin to rewind I wish our hearts could come together as one Cause shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova [Sean Kingston] Eenie meenie miney moe Catch a bad chick by her toe If she holla (if, if, if she holla) let her go Eenie meenie miney moe Catch a bad chick by her toe If she holla (if, if, if she holla) let her go Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Shorty is a eenie meenie miney mo lova Cant make up your mind Please dont waste my time Not tryin to rewind I wish our hearts could come together as one (repeat) [End]

Me plus you, Ima tell you one time Me plus you, Ima tell you one time Me plus you, Ima tell you one time One time, one time When I met you girl my heart went knock knock Now them butterflies in my stomach wont stop stop And even though its a struggle love is all we got And we gon keep keep climbing to the mountain top Your world is my world And my fight is your fight My breath is your breath And your heart And girl youre my one love, my one heart My one life for sure Let me tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) And Ima be your one guy Youll be my #1 girl Always making time for you Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) You look so deep, you know that it humbles me Youre by my side, them troubles them not trouble me Many have called but the chosen is you Whatever you want shawty Ill give it to you Your world is my world And my fight is your fight My breath is your breath And your heart And girl youre my one love, my one heart My one life for sure Let me tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) And Ima be your one guy Youll be my #1 girl Always making time for you Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Shawty right there Shes got everything I need

And Ima tell her one time Give you everything you need down to my last dime She makes me happy I know where Ill be Right by your side Cause she is the one And girl youre my one love, my one heart My one life for sure Let me tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) And Ima be your one guy Youll be my #1 girl Always making time for you Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Ima tell you one time (Girl, I love, girl I love you) Me plus you, Ima tell you one time Me plus you, Ima tell you one time Me plus you, Ima tell you one time One time, one time

Justin Bieber - Favorite Girl Lyrics

I always knew you were the best The coolest girl I know So prettier than all the rest The star of my show So many times I wished youd be the one for me I never knew Itd get like this, girl, What did ya do to me Youre who Im thinking of Girl, you aint my runner up And no matter what youre always number one (Chorus) My prized possession, one and only Adore ya, girl I want ya The one I cant live without Thats you, thats you Youre my special little lady The one that makes me crazy Of all the girls Ive ever known Its you, its you My favorite, my favorite, my favorite My favorite girl. my favorite girl Youre used to going out your way To impress these Mr. Wrongs But you can be yourself with me, Ill take you as you are I know they said believe in love, Is a dream that cant be real So girl lets write a fairy tale, And show em how we feel Youre who Im thinking of Girl, you aint my runner up And no matter what your always number one (Chorus) My prized possession, one and only I adore ya, girl I want ya The one I cant live without Thats you, thats you Your my special little lady The one that makes me crazy Of all the girls Ive ever known Its you, its you My favorite, my favorite, my favorite My favorite girl. my favorite girl You take my breath away With everything you say I just wanna be with you, My baby, my baby, ohhhh My Miss dont play no games, Treats you no other way,

Than you deserve Cause youre the girl of my dreams (Chorus) My prized possession, one and only Adore ya, girl I want ya The one I cant live without Thats you, thats you Youre my special little lady The one that makes me crazy Of all the girls Ive ever known Its you, its you Ohhh, ohhhh I want you ohhhh Its you, its you My favorite, my favorite, my favorite My favorite girl. my favorite girl Its you

Justin Bieber - Somebody To Love


Justin Bieber - Somebody To Love Lyrics Ohhhhh ohoooooo For you id write a symphony! Id tell the violin Its time to sink a swim Watchn play for yaaaa! For you id be Wohaaa But in a thousand miles just get you where you are Step to the beat of my heart. I dont need a whole lot But for you I need I Id rather give you the world Or we can share mine! I know that I wont be the first one given you all this attention But Baby listen, I just need somebody to love I-I I dont need to much Just need Somebody to love. (just need somebody to love) I dont need nothing else, I promise girl I swear. I just need somebody to love.

(I need somebody I-I need somebody I need somebody I-I need somebody) http://liriklaguterlengkap.blogspot.com Everyday I bring the sun around, I sleep away the clouds. Smile for me (Smile for me) I would take, every second, every single time spend it like my last dime. Step to the beat of my heart. I dont need a whole lot But for you I need I Id rather give you the world Or we can share mine! I know I wont be the first one, given you all this attention. Baby listen! I just need somebody to love, I dont need nothing else, I promise girl I swear. I just need somebody to love. (Repeat 2) I need somebody, I-I need somebody, I need somebody, I-I need somebody. (Somebody to love, somebody to love.) I just need somebody to love. And you can have it all, anything you want. I can bring you, give you, the finer things yeah! But what I really want, I cant find cause, money cant find me. Somebody to love. Ohhhhh Whoaaaa Find me somebody to love oohhh. I need somebody to love, I-I dont need to much just somebody to love. Somebody to love. I dont need nothing else,

I promise girl I swear, I just need somebody to love. I need somebody, I-I need somebody, I need somebody, I-I need somebody. I need somebody, I-I need somebody, I need somebody, (I swear i just need somebody to love) I-I need somebody. Oh Oh. I just need somebody to love

Lirik Lagu Justin Bieber feat. Jaden Smith Never Say Never (OST The Karate Kid) Lyrics Testo Letras 642Share See I never thought that I could walk through fire. I never thought that I could take the burn. I never had the strength to take it higher, Until I reached the point of no return. And theres just no turning back, When your hearts under attack, Gonna give everything I have, Its my destiny. I will never say never! (I will fight) I will fight till forever! (make it right) Whenever you knock me down, I will not stay on the ground. Pick it up, Pick it up, Pick it up, Pick it up up up, And never say never. I never thought I could feel this power. I never thought that I could feel this free. Im strong enough to climb the highest tower. And Im fast enough to run across the sea. And theres just no turning back, When your hearts under attack, Gonna give everything I have, Cause this is my destiny. I will never say never! (I will fight) I will fight till forever! (make it right)

Whenever you knock me down, I will not stay on the ground. Pick it up, Pick it up, Pick it up, Pick it up, up, up, And never say never. Here we go! Guess who? JSmith and Jb! I gotcha lil bro. I can handle him. Hold up, aight? I can handle him. Now hes bigger than me, Taller than me. And hes older than me, And stronger than me. And his arms a little bit longer than me. But he aint on a JB song with me! I be trying a chill They be trying to side with the thrill. No pun intended, was raised by the power of Will. Like Luke with the force, when push comes to shove. Like Cobe with the 4th, ice water with blood. I gotta be the best, and yes Were the flyest. Like David and Goliath, I conquered the giant. So now I got the world in my hand, I was born from two stars So the moons where I land. I will never say never! (I will fight) I will fight till forever! (make it right) Whenever you knock me down, I will not stay on the ground. Pick it up, Pick it up, Pick it up, Pick it up, up, up, And never say never. I will never say never! (I will fight) I will fight till forever! (make it right) Whenever you knock me down, I will not stay on the ground. Pick it up, Pick it up, Pick it up,

Pick it up, up, up, And never say never.

Blog Lirik Lagu


Khairilhusni Free Song Lyrics with MP3 player

Home Advertise Report Request Submit

Justin Bieber - One Less Lonely Girl Lyrics


Written on October 13, 2009 2:21 am | by khairilhusni |

Justin Bieber - One Less Lonely Girl Lyrics How many I told yous and start overs And shoulders have you cried on before How many promises be honest girl How many tears you let hit the floor How many bags you packed Just to take em back tell me that How many either ors but no more If you let me inside of your world Thered be the one less lonely girl Ohh Oh Oh Saw so many pretty faces before I saw you you Now all I see is you Im coming for you (Im coming for you) Ohh Oh Dont need these other pretty faces I got me you And when youre mine in this world Theres gonna be one less lonely girl One less lonely girl (Im coming for you)

One less lonely girl (Im coming for you) One less lonely girl (Im coming for you) Theres gonna be one less lonely girl Im gonna put you first (Im coming for you) Ill show you what youre worth (Thats what Im gunna do) If you let me inside your world Theres gonna be one less lonely girl Christmas wasnt merry, 14th of February not one of them spent with you How many dinner dates set dinner plates and He didnt even touch his food How many torn photographs saw you taping back Tell me that couldnt see an open door But no more If you let me inside of your world Thered be one less lonely girl Ohh Oh Oh Saw so many pretty faces Before I saw you you Now all I see is you Im coming for you, Im coming for you Dont need these other pretty faces like I need you And when youre mine in this world Theres gonna be one less lonely girl (Im coming for you) One less lonely girl (Im coming for you) One less lonely girl (Im coming for you) One less lonely girl (Im coming for you) Theres gonna be one less lonely girl Im gonna put you first (Im coming for you) Ill show you what youre worth (Thats what Im gunna do) If you let me inside of your world I can fix up your broken heart I can give you a brand new start I can make you believe (yeah) I just wanna set one girl free to fall, Free to fall (shes free to fall) Fall in love With me My hearts locked and nowhere to get the key Ill take you and leave the world with one less lonely girl Theres gonna be one less lonely girl One less lonely girl One less lonely girl Theres gonna be one less lonely girl One less lonely girl One less lonely girl One less lonely girl One less lonely girl One less lonely girl Theres gunna be one less lonely girl Im gunna put you first

Ill show you what your worth If you let me inside your world Theres gunna be one less lonely girl Lirik Lagu Justin Bieber That Should Be Me Lyrics Testo Letras 374Share Everybodys laughing in my mind Rumors spreading about this other guy Do you do what you did what you did with me Does he love you the way I can Did you forget all the plans that you made with me Cause baby I didnt That should be me holding your hand That should be me making you laugh That should be me this is so sad That should be me That should be me That should be me feeling your kiss That should be me buying you gifts This is so wrong I cant go on Till you believe That that should be me That should be me You said you needed a little time from my mistakes Its funny how you used that time to have me replaced Did you think that I wouldnt see you out at the movies What you doin to me Youre taking him where we used to go Now if youre trying to break my heart Its working cause you know That that should be me holding your hand That should be me making you laugh That should be me this is so sad That should be me That should be me That should be me feeling your kiss That should be me buying you gifts This is so wrong I cant go on Till you believe That should be me I need to know should I fight for love Or disarm Its getting harder to shield This pain is my heart Ooh Ooh That should be me holding your hand That should be me making you laugh

That should be me this is so sad That should be me That should be me That should be me feeling your kiss That should be me buying you gifts This is so wrong I cant go on Till you believe That that should be me Holding your hand That should be me The one making you laugh (oh baby oh) That should be me That should be me Giving you flowers That should be me Talking for hours That should be me (that should be me) That should be me That should be me Never shouldve let you go I never shouldve let you go That should be me I never shoulda let you go That should be me HOME > 1 4 5 A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X

Y Z HOME / Justin Bieber

Lirik Lagu Justin Bieber Never Let You Go

Yeahhhhhhhh Ohh, No, Ohh No, Ohhh They say that hate has been sent So let loose the talk of love Before they outlaw the kiss Baby, give me one last hug Theres a dream That Ive been chasing Want so badly for it to be reality (Reality, reality) And when you hold my hand Then I understand That its meant to be Its like an angel came by, and Took me to heaven Cuz when i stare in your eyes, It couldnt be better. Let the music blast We gon do our dance Bring the doubters on They dont matter at all Cuz this lifes too long And this loves too strong So baby know for sho Ill never let you go I got my favorite girl Not feelin no pain, no fear Oh no, dont have a care in the World Why would I, when you are here Theres a moment Ive been chasin And I finally caught it out on This floor Baby, theres no hesitation, No reservation by taking a chance And more, noo, because Its like an angel came by, and Took me to heaven Cuz when I stare in your eyes It couldnt be better Let the music blast We gon do our dance Bring the doubters on They dont matter at all Cuz this lifes too long And this loves too strong

So baby know for sho Ill never let you go Its like an angel came by and Took me to heaven Cuz when I stare in your eyes It couldnt be better So take my hand, lets just dance Watch my feet, follow me Dont be scared, girl Im here If you didnt know, This is loooovee, ohhhh Let the music blast We gon do our dance Bring the doubters on They dont matter at all Cuz this lifes too long And this loves to strong So baby know for sho Ill never let you goooooo Ill never let you go Ohh, No, Ohh No, Ohhh Ill never let you go ohhhhh, ohhhhh Ill never let you go Lirik Lagu Justin Bieber Love Me Lyrics Love Me Lyrics oh oh its jb My friends say Im a fool to think that youre the one for me I guess Im just a sucker for love Cuz honestly the truth is that you know Im never leavin Cuz youre my angel sent from above Baby you can do no wrong My money is yours Give you little more because I love ya, love ya With me, girl, is where you belong Just stay right here I promise my dear Ill put nothin above ya above ya Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me Kiss me, Kiss me Say that you miss me

Tell me what I wanna hear Tell me you love me Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me Kiss me, Kiss me Say that you miss me Tell me what I wanna hear tell me u love me People try to tell me but I still refuse to listen Cuz they dont get to spend time with you A minute with you is worth more than a thousand days without your love, oh your love oh Baby you can do no wrong My money is yours Give you little more because I love ya love ya With me, girl, is where you belong Just stay right here I promise my dear Ill put nothin above ya above ya Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me kiss me , kiss me say that u miss me tell me what i wanna hear http://hotliriklagu.com tell me you love me. Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me kiss me , kiss me say that u miss me tell me what i wanna hear tell me you love me. My heart is blind but I dont care Cuz when Im with you everything has disappeared And every time I hold you near I never wanna let you go, oh

Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me kiss me , kiss me say that u miss me tell me what i wanna hear tell me you love me. Love me, Love me Say that you love me Fool me, Fool me Oh how you do me kiss me , kiss me say that u miss me tell me what i wanna hear tell me you love me.

You might also like