You are on page 1of 13

BAB I KONSEP TEORI

A. Tinjauan Konsep TAK Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi adalah membuat sadar diri ( selfawereness). Peningkatan hubungan interpersonal membuat perubahan. Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan yang satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama ( Stuart & Laraia, 2001). Terapi Aktivitas Kelompok( TAK) adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama ( Keliat, 2005).

B. Konsep Masalah a. Halusinasi adalah persepsi terhadap suatu stimulasi internal tanpa adanya stimulus eksternal. b. Halusinasi dengar merupakan persepsi sensori yang salah terhadap stimulus dengar eksternal yang tidak mampu di identifikasi (Beck dan Wiliam, 1980). c. Halusinasi dengar merupakan adanya persepsi sensori pada pendengaran individu tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata (Stuart dan Sundeen, 1984).

BAB II RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

A. TOPIK : TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK BERFOKUS PADA

PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI B. TUJUAN : 1. Tujuan Umum Membantu klien meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dalam suatu kelompok 2. Tujuan Khusus a. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal b. Klien dapat meningkatkan kemampuan komunikasi non verbal c. Klien dapat berlatih mematuhi peraturan d. Klien dapat meningkatkan interaksi dengan klien lain e. Klien dapat meningkatkan partisipasi dalam kelompok f. Klien dapat mengungkapkan pengalamannya yang menyenangkan g. Klien dapat menyatakan perasaan tentang terapi aktifitas kelompok sosialisasi

C. LATAR BELAKANG Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di Ruang Mawar serta berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 70% klien mempunyai masalah utama Halusinasi (5 dari 8 klien kelolaan). Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik sosialisasi.

D. LANDASAN TEORI Setiap individu mempunyai potensi untuk terlibat dalam hubungan sosial pada berbagai tingkat hubungan yaitu dari hubungan intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan. Keintiman dan saling

ketergantungan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan setiap hari. Individu tidak akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa adanya hubungan dengan lingkungan sosial. Kepuasan berhubungan dapat dicapai jika individu dapat terlibat secara aktif dalam proses berhubungan. Peran serta yang tinggi dalam berhubungan disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama, hubungan timbal balik yang sinkron (Stuart & Sundeen, 1995 hal 518). Pada dasarnya kemampuan hubungan sosial berkembang sesuai dengan proses tumbuh kembang individu mulai dari bayi sampai dengan dewasa lanjut. Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan diharapkan dilalui dengan sukses. Pemutusan proses berhubungan terkait erat dengan ketidak puasan individu terhadap proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta, respon lingkungan yang negatif. kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri dan keinginan untuk menghindar dari orang lain

E. KLIEN 1. KRITERIA KLIEN a. Klien menarik diri yang cukup kooperatif b. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal c. Klien dengan gangguan menarik diri yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain

d. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid dan lainlain) e. Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya f. Klien dengan riwayat marah/amuk yang sudah tenang

2. KARAKTERISTIK KLIEN 1. Tn. S, klien berpenampilan bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, kadang-kadang klien malas berinteraksi atau berbicara dengan orang lain, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah Keperawatan : Menarik Diri, Halusinasi, Perilaku Kekerasan. 2. Tn. A, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sikap tubuh membungkuk bila berjalan, rajin melakukan aktifitas, selalu mondar mandir, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas dilakukannya jika tanpa ada motivasi dari perawat, mempunyai tanggung jawab di ruangan yaitu mengambil dan membagikan makanan. Masalah

Keperawatan : Halusinasi, Perilaku kekerasan 3. Tn. A, klien berpenampilan kurang bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, cenderung mencelakai diri sendiri dan orang lain. Kurang terbina hubungan saling percaya dengan perawat, Klien mondar mandir dan bicra kacau. Masalah Keperawatan : Menarik Diri, Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan, Halusinasi. 4. Tn. I, klien berpenampilan rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, masih suka menyendiri, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah Keperawatan : Menarik Diri, Halusinasi.

5. Tn. S, penampilan kurang rapi, berdandan tidak semestinya, sulit memulai komunikasi, tidak memiliki aktifitas, suka menyendiri, pendiam. Masalah Keperawatan : Menarik Diri, Waham, Halusinasi. 6. Tn. S, penampilan rapi, klien berperan aktif di ruangan yaitu, melakukan aktivitas seperti menyapu, dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah Keperawatan : Halusinasi, Perilaku kekerasan. 7. Tn. L. Penampilan bersih, klien berperan aktif yaitu melakukan aktivitas seperti menyapu, membereskan korsi, dapat memulai pembicaraan dan sudah membina hubungan saling percaya dengan klien lainnya maupun dengan perawat. Masalah keperawatan : resiko perilaku kekerasan. 8. Tn. E. Penampilan rapi, klien aktif apa bila disuruh, seperti menyapu dan membersikan tempat tidurnya, dan belom dapat memulai pembicaraan sebelum didahului sama teman maupun perawat. Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran.

3. PROSES SELEKSI a. Berdasarkan kriteria klien yang telah ditetapkan b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sharihari dan kemungkinan dapat dilakukan terapi aktifitas kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan c. Melakukan kontrak dengan klien untuk mengikuti aktifitas yang akan dilaksanakan serta menanyakan kesediaannya d. Menetapkan bersama klien dan perawat ruangan tentang topik, waktu dan tempat kegiatan

F. PENGORGANISASIAN 1) Uraian Struktur Kelompok 1. Hari /Tanggal : Jumat, 12 Agustus 2011 2. Tempat 3. Waktu : Di Ruang Mawar : 10.00 s/d 11.00 WIB

4. Lama Kegiatan Perkenalan dan pengarahan (5 menit) Role play (10 menit) Permainan dan diskusi (30 menit) Evaluasi (10 menit) Penutup (5 menit)

5. Jumlah peserta : 6 orang 6. Perilaku yang diharapkan dari kelompok klien a. Klien dapat melakukan permainan b. Klien dapat memberikan pendapat/komentar dari permainan c. Klien dapat berperan aktif dalam kelompok dengan cara mengungkapkan pengalamannya dan memberikan dukungan kepada klien lain d. Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung e. Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan

2) Tim Terapis Leader Co-Leader Fasilitator Observer : Rizki Nurhidayat : Nurman, Syamsul Muttaqin : Fathul Azis, Hanifah A.P, Abdul Yazid : Widiartini

3) Metode dan Media Metode Media Alat : Diskusi, Bermain : Leptop, Elektronik : - Sendok - Kelereng

- Balon - Kertas HVS bergambar

4) Struktur :
Ket : 2 1 1. Leader : 2. Co leader: 3. Fasilitator: 3 4 4. Observer: : Pasien

G. URAIAN PEMBAGIAN TUGAS 1. Leader a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya c. Mampu tertib d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok e. Menjelaskan permainan memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan

2. Co-Leader a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang 3. Fasilitator a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif b. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan

4. Observer a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung c. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)

H. PROSES PELAKSANAAN 1. Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan indikasi ,yaitu klien dengan halusinasi dan nama klien : 1. Sapuri 2. Ahmad 3. Abdul farid 4. Idris 5. lndra 6. Samsul Anwar 7. L.yusuf 8. egi b. Membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan 2. Fase Orientasi  Salam dan Perkenalan, pengarahan Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan tempat tinggal Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader.

 Penjelasan Tujuan dan Aturan Main


o

Tujuan Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

Aturan Main Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan tangannnya Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat. Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai petunjuk leader selama 5 menit. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan memulai permainan, semua fasilitator duduk di kursi. Selama

musik masih berbunyi para fasilitator mencari pasangan dari gambar yang di berikan,, dari fasilitator satu ke fasilitator berikutnya. Bagi fasilitator yang menemukan pasangannya fasilitator diminta untuk memperkenalkan diri, dan menyampaikan pengalamannya yang paling menyenangkan. Peserta yang lain diminta untuk

menanggapi dan mengajukan pertanyaan. Setelah perawat saling memperkenalkan diri perawat bersiap untuk melakukan permainan sendok kelereng, dengan prosedur operan (estapet).

Permainan Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk lingkaran Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, kursi dengan meja, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, dan membagikan pada setiap peserta secara acak. Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki. Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkaplengkapnya. Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masing-masing pasangan dengan

berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan meledakkan balon untuk

mencari kegiatan yang dituliskan pada kertas didalam balon. Setelah kertas perintah dibaca, masing-masing pasangan melakukan kegiatan yang diminta. Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa

dipengaruhi oleh perawat.

Kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan cara yang sama

Selama

kegiatan

berlangsung

observer

mengamati

jalannya acara . 3. Fase Kerja Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, kursi dengan meja, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, dan membagikan pada setiap peserta secara acak, selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : Nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki. Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya. Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masingmasing pasangan dengan berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan harus menampilkan suatu ketrampilan didepan kelompok. Co leader menyiapkan gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan lagu dengan diiringi gitar. Setelah berhenti menyanyi Leader , Co leader dan motifator memotifasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada kli n yang e sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut , setelah klien menjawab pertanyaan dan selesai bernyanyi perawat memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian dilempark kepada klien an lagi ,sehingga klien memiliki persepsi yang positip / baik tampa dipengaruhi oleh perawat. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalanya acara .

4. Terminasi  Evaluasi respons subyektif klien Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas kelompok yang dilakukan.  Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress, terjalin keakraban, tidak membosankan, mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.?  Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK. Merasa dibutuhkan oleh klien.  Evaluasi respons obyektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan) Melakukan evaluasi : a. Proses 90 % klien berpartisipasi aktif. 90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan Stimulus external. 90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok. 100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai. b. Hasil 90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama,alamt serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien lain. 80 % Klien mampu menyanyikan sebuah lagu. 50 % Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK. c. Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi kepada klien untuk melakukan kegiatan

serupa/yang lain bersama klien lain.

 Tindak lanjut : apa yang dapat klien laksanakan setelah TAK Terapis meminta klien menulis hal positif lain yang belum tertulis.  Kontrak yang akan datang a. Menyepakati TAK yang akan datang yaitu melatih hal positif diri yang dapat diterapkan dirumah sakit dan di rumah. b. Menyepakati waktu dan tempat

You might also like