You are on page 1of 129

70

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PR.DR.HAMKA

TINJAUAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN, JAKARTA BARAT TAHUN 2008

OLEH: MARTDINI.KURNIA. A. NPM 0605017005

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PROF. DR.HAMKA JAKARTA 2008

70 PERNYATAAN PERSETUJUAN Identitas Mahasiswa Nama Mahasiswa NIM Judul Skripsi : Martdini Kurnia Anggraeni : 0605017005 : Tinjauan Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2008 Skripsi ini telah disetujui,diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jakarta, Agustus 2008 Komisi Pembimbing Pembimbing I

(Ipik Muhammad Fikri, SKM, M.Kes)

Pembimbing II

(Dra. Emma Rachmawati, Mkes)

70

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena dengan rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Jurusan Managemen Administrasi Kesehatan Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka. Dalam penyusunannya penulis menyadari bahwa skripsi ini banyak terdapat kekurangan, baik materi maupun penyajian. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang penulis miliki dan juga keterbatasan dalam memperoleh data. Tetapi berkat banyaknya bimbingan, bantuan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Bapak Zulazmi Mamdy, MPH sebagai Dekan Fakultas Kesehatan yang telah memberikan masukan dan bimbingan selama masa perkuliahan. 2. Ibu Retno M, SKM, M.Kes, sebagai Pembimbing Akademik yang bersedia dan sabar membimbing selama masa perkuliahan. 3. Bapak Ipik Muhammad Fikri, SKM, M.Kes., sebagai Dosen Pembimbing skripsi pertama yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dukungan, bimbingan dan petunjuk yang berharga dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Emma Rachmawati, M.Kes., sebagai Dosen Pembimbing skripsi kedua yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dukungan, bimbingan dan petunjuk yang berharga dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Arif Setyawan, SKM, M.Kes, sebagai Kepala Program Studi yang bersedia memberikan informasi dan masukannya selama masa perkuliahan.

70 6. Ketua dan Anggota Panitia Ujian Seminar Proposal Skripsi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka Jakarta Selatan 7. Seluruh dosen, staff dan karyawan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Prof.Dr.Hamka. 8. Ayah, Bunda, Mba lilies, Mas Edy dan my little angel Bagas (kamu adalah hadiah terindah untuk tante,de..), Cinta, Papa, Mama, Mas Anggit, Mba Ai yang senantiasa memberikan support, doa, bantuan yang tidak ternilai besarnya kepada penulis. 9. Erwan syahri yang memberikan ketulusan kasih sayangnya dan mensupport penulis penuh tanpa ia sadari. (I luv u, baby.. ) 10. Pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan, pihak Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, puskesmas Meruya Selatan 1. 11. Anak-anak konversi 2006 dan regular 2004 (Mpuz,n Dini maaci jadi oponentna,,), Tante Omponk, Tante Ganduik, Mpy, Ptot, Nyos, Menur. ( Tanpa kalian, aku bukanlah apa-apa.Jetaime Beacoup..) Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan semoga ALLAH SWT merahmati dan memberikan kebaikan bagi kita semua.

Jakarta, 26 Juni 2008 (Martdini.K.A)

70

DAFTAR SINGKATAN

A ASI = Air Susu Ibu D DEPKES RI = Departemen Kesehatan Republik Indonesia G GBHN = Garis Besar Haluan Negara Gakin = keluarga miskin K KIA = Kesehatan Ibu Dan Anak P PHBS = Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PKMD = Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Promkes = Promosi kesehatan. R RAKERNAS = Rapat Kerja Nasional Repelita = Rencana Pembangunan Lima Tahun RS = Rumah Sakit S SDM = Sumber Daya Manusia SP2TP = Sistem Peloporan dan Pencatatan Terpadu

70 SWOT = Strenght Weakness Opportunities Threats

T TV = Televisi

W WHO = World Health Organization

70

DAFTAR ISTILAH

1. Kegiatan komprehensif adalah kegiatan yang menyeluruh atau terpadu. 2. Double jobs desk adalah pekerjaan rangkap tugas. 3. Gambaran riil adalah gambaran kenyataan atau fakta yang ada dilapangan. 4. Implementasi adalah pelaksanaan. 5. Mediasi kesehatan adalah nasihat dalam bidang kesehatan 6. Kondisi kondusif adalah keadaan lingkungan yang mendukung. 7. Kontribusi adalah memberi masukan pada input. 8. Identifikasi adalah mengelompokan sesuai dengan kriteria. 9. Cross check adalah menyamakan dan membandingkan sesuatu hal hingga mendapatkan hasil yang valid. 10. Upaya kuratif adalah upaya yang dilakukan dalam hal pengobatan. 11. Stake holder adalah pemegang peraturan atau pihak-pihak yang terkait. 12. Program yang terintregrasi adalah program yang menyatu. 13. Hak yang absolute adalah hak yang penuh terhadap pilihan sendiri. 14. Metode persuasive adalah metode yang mengajak orang lain untuk berperan serta. 15. Metode paternalistik adalah metode yang menggunakan orang yang berpengaruh dalam hidup klien untuk berperan serta. 16. Kontradiksi adalah kerancuan atau hal yang bias dan bertentangan. 17. Determinan kesehatan adalah faktor- faktor yang mempengaruhi kesehatan.

70

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengertian mengenai obyek studi.. Tabel 2. Puskesmas kelurahan di wilayah puskesmas kembangan Tabel 2.1. Luas wilayah, jumlah, rw,rt, di wilayah puskesmas kembangan. Tabel 2.2. Jumlah penduduk puskesmas kecamatan kembangan. Tabel 2.3 Jumlah tenaga medis dan non medis di wilayah kecamatan kembangan tahun 2007 Tabel 2.4 Rencana kegiatan program kesehatan di puskesmas kecamatan kembangan tahun 2007 Tabel 2.5. Sepuluh penyakit terbanyak di puskesmas kecamatan kembangan Tabel 3. Tabel 4. Karakteristik informan internal dan ekternal Sarana promosi kesehatan puskesmas kecamatan

kembangan. Tabel 5. Sarana promosi kesehatan puskesmas kelurahan meruya selatan I.

70

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka penelitian oleh Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo.. Gambar 2.1. Kerangka penelitian oleh Linda Ewless Gambar 3.1. Alur promosi yang digunakan dalam buku pedoman promosi kesehatan.. Gambar 4.1.Alur proses promkes di puskesmas kecamatan kembangan. Gambar 5.1. Fish bones perumusan masalah promosi kesehatan

70

BIODATA MAHASISWA

Nama Mahasiswa Alamat No Telepon NPM Peminatan Pendidikan

: Martdini Kurnia Anggraeni : Komplek Deplu no 1 Pondok Aren Tangerang : 08129036486 / 7356230 : 0605017005 : Managemen Administrasi Kesehatan : 1. SD Cendrawasih (Tahun 1991-1997) 2. SMP Cendrawasih (Tahun 1997-2000) 3. SMUN 90 (Tahun 2000-2003) 4. AKADEMI KEPERWATAN PERTAMINA (Tahun 2003-2006) 5. STRATA 1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROFESOR DR.HAMKA (2006-sekarang)

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 06 Maret 1985

Pengalaman Organisasi : 1. Bendahara OSIS SMP Cendrawasih 2. Sekretaris ROHIS SMUN 90

70

DAFTAR ISI
COVER ABSTRAK............................................................................................................... PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................. BIODATA MAHASISWA......... KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN/ GRAFIK.. DAFTAR SINGKATAN.... DAFTAR ISTILAH..... DAFTAR LAMPIRAN.. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang.......1 I.2.Permasalahan.....4 I.3.Tujuan Penelitian...5 I.3.I.Tujuan Umum.5 I.3.2.Tujuan Khusus....5 I.4.Ruang Lingkup Penelitian..5 I.5.Manfaat Penelitian..6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Promosi Kesehatan...7 2.1.1.Sejarah Promosi Kesehatan8 2.1.2.Visi dan Misi Promosi Kesehatan..9

70 2.1.3.Lima Pendekatan Promosi Kesehatan..12 2.1.4.Sasaran Promosi Kesehatan.14 2.1.5.Ruang Lingkup Promosi Kesehatan.15 2.1.6 Penyuluhan...16

2.2. Puskesmas..19 2.2.1.Sejarah Perkembangan Puskesmas..19 2.2.2.Definisi Puskesmas..21 2.2.3.Peran dan Fungsi Puskesmas...22 2.2.4.Program Pokok Puskesmas..24 BAB III.KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Teori.....27 3.2. Kerangka Konsep......29 3.3. Definisi Istilah..... .....30 BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1.Design Penelitian ..34 4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian.34 4.3.Informan34 4.3.1.Informan Internal..34 4.3.2.Informan Eksternal...35 4.4.Jenis dan Sumber Data......35 4.5.Collecting Data Penelitian....36 4.6.Pengumpulan Data36 4.7.Pengolahan Data dan Analisa Data...36 4.8.Validitas Data38 BAB V. HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran umum puskesmas kecamatan kembangan..... 5.1.1 Topografi dan geografi 5.2. Demografi

70 5.3. Program-program kesehatan di puskesmas kecamatan kembangan 5.3.1.Visi puskesmas kecamatan kembangan 5.3.2.Misi puskesmas kecamatan kembangan. 5.3.3. Tujuan puskesmas kecamatan kembangan.. 5.3.4. Sasaran. 5.3.5. Cara mencapai tujuan 5.4. Kebijakan mutu.. 5.5. Jenis pelayanan, indikator kinerja dan target puskesmas 5.5.1. Upaya kesehatan. 5.5.2. Upaya peningkatan mutu pelayanan.. 5.5.3. Jenis pelayanan.. 5.5.4.Indikator pencapaian program kesehatan di puskesmas.. 5.6. Hasil penelitian. 5.6.1. Karakteristik informan.. 5.6.2. Hasil wawancara mendalam dengan informan internal 5.6.2.1. Variabel input. 5.6.2.2. Variabel proses.. 5.6.2.3. Variabel output. 5.6.2.4. Hasil wawancara dengan informan eksternal BAB VI. PEMBAHASAN 6.1. Keterbatasan penelitian. 6.2. Pembahasan penelitian.. 6.2.1. Variabel input.. 6.2.2. Variabel proses.. 6.2.3. Variabel output. 6.3.Fungsi menejemen dalam pelaksanaan promosi kesehatan 6.3.1. Planning.. 6.3.2.Organizing.. 6.3.3.Directing. 6.3.4. Controling.. BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan.

70 7.2. Saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatnya kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Penetapan strategi kesehatan merupakan sebuah investasi yang akan mendukung pembangunan ekonomi, utamanya dalam pengentasan kemiskinan dan penanggulangan krisis ekonomi(Prijono, 1994). Rencana strategis pembangunan kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu telah menetapkan visi baru Indonesia sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan masyarakat, Bangsa, Negara. Ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah Republik Indonesia .(Depkes RI, 1999). Pembangunan Nasional merupakan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan pemerintah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Balita, dan Angka Kematian Bayi. Undang-undang Kesehatan no 23 Tahun 1992 memberikan batasan kesehatan adalah keadaaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis dan GBHN 1993 yang menggariskan antara lain bahwa sasaran pembangunan Repelita VI adalah tumbuhnya sikap kemandirian, yang berarti termasuk dalam menggali dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.Visi Indonesia Sehat 2010 akan diwujudkan dalam program pembangunan kesehatan yang berdasarkan pada

70 perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil merata, serta pengutamaan manfaat (Depkes RI, 1997). Penerapan paradigma baru, yaitu paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga diri mereka melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promosi dan preventif. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,kelompok dan masyarakat . (Notoadmojo, 1974). Untuk mewujudkan keadaan perilaku masyarakat yang sehat sebagai wujud kemandirian masyarakat tidaklah mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merubah perilaku masyarakat yang sehat. Untuk itu promosi kesehatan harus dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan Kesehatan merupakan investasi yang akan mendukung pembangunan ekonomi, utamanya dalam pengentasan kemiskinan dan penanggulangan krisis ekonomi. Pembangunan kesehatan berdasarkan Sistem Kesehatan Nasional . (Depkes RI, 2007). Program peningkatan promosi kesehatan dilakukan melalui pendekatan dengan 5 tatanan rumah tangga yaitu institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat kerja dan tempat umum . (Depkes RI, 2000). Program peningkatan perilaku sehat merupakan salah satu pokok program pembangunan kesehatan. Puskesmas sebagai institusi yang bergerak dalam pelayanan kesehatan telah menempatkan program promosi kesehatan, sebagai salah satu upaya dalam proses pemberdayaaan masyarakat untuk memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan. Puskesmas sebagai bentuk pelayanan kesehatan yang tidak hanya tertuju pada bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter kepada pasien didalam kamar periksanya saja. Tetapi dengan makin tingginya kadar kehendak (medis) dan kadar tuntutan (demands) masyarakat terhadap kesehatan, maka bentuk pelayanan kesehatan yang ada ditengah masyarakat yang berubah bentuk menjadi suatu kegiatan yang sangat kompleks.Sesuai dengan luasnya pengertian sehat, baik sebagaimana yang dikemukakan oleh WHO maka ruang lingkup Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan sebenarnya sangat luas sekali.

70 Kedalamnya harus termasuk bentuk pelayanan pengobatan, pengelolaan lingkungan, masalah kesehatan para pekerja, pendidikan kesehatan, upaya pengumpulan data kesehatan dan lain sebagainya. Dalam suatu institusi atau organisasi diperlukan pemahaman tentang organisasi, salah satunya yaitu pemahaman tentang sistem yang dianut yang gunanya memaparkan bagaimana sistem pelaksanaan dari program tersebut berjalan dengan baik, tepat dan mudah dievaluasi. Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang amat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan Tiga fungsi pokok Puskesmas yaitu sebagai 1.) pusat pembangunan masyarakat diwilayahnya, 2.) membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya, 3.) dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu pada masyarakat diwilayah kerjanya. Pemahaman tentang sistem yang dianut merupakan pemahaman pertama yang harus dikuasai oleh setiap pembuat rencana, yaitu mengetahui dengan tepat sistem apa yang berlaku dalam organisasi tersebut. Kedalam pemahaman sistem tersebut, harus termasuk pula segala faktor lingkungan yang mempengaruhi hubungan dengan organisasi (sistem lainnya yang mempengaruhi sistem kesehatan) seperti keadaan sosial budaya, adat istiadat, kepercayaan masyarakat dan lain sebagainya. Bagaimana cara pengambilan keputusan dari organisasi, ukuran-ukuran apa saja yang dipakai dalam menilai suatu keberhasilan serta komponen-komponen apa terdapat dalam organisasi, aktifitas apa yang telah dilaksanakan serta bagaimana pengelolaan sistem secara keseluruhan adalah bagianbagian lainnya yang harus diketahui dalam pemahaman sistem tersebut. Puskesmas sebagai salah satu organisasi yang menyusun rencana kerja yang terarah dan berhubungan dengan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya harus mempunyai pemahaman tentang sistem yang akan dianut untuk memperlancar pelaksanaan programprogramnya. Puskesmas Kembangan merupakan salah satu Puskesmas Pembina yang terletak di Jakarta Barat telah melaksanakan promosi kesehatan di wilayah Kecamatan Kembangan meliputi 8 kelurahan yang diwakili oleh masing-masing

70 puskesmas kelurahan khususnya wilayah puskesmas kecamatan Kembangan yang secara operasional dilakukan oleh seorang koordinator program dan dibantu oleh beberapa anggota. Puskesmas Kecamatan Kembangan terletak di jalan Topas Raya Blok F II/3 Rt 08 /011.Komplek Taman Meruya Ilir Kelurahan Meruya Utara Jakarta Barat, yang dibangun pada tahun 1997/1998 dengan dana APBN dengan luas tanah 3500 m2 dan luas bangunan 1500 m2.Puskesmas Kecamatan Kembangan merupakan Puskesmas Pembina yang mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada di kecamatan dan ditunjuk sebagai penanggung jawab. Puskesmas Kembangan adalah puskesmas pemberi pelayanan kesehatan komprehensif yang juga mengarah kepada macam pelayanan yang mengutamakan segi specific protection and health promotion. Salah satu program yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kembangan yaitu promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan, pendidikan kesehatan, penyediaan dan penyebaran media komunikasi kesehatan kepada masyarakat yang berguna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatannya (WHO). Sampai saat ini belum pernah dilaksanakan tinjauan terhadap kegiatan promosi kesehatan diPuskesmas Kecamatan Kembangan tersebut, maka penulis menaruh perhatian untuk memberikan gambaran evaluasi kegiatan promosi kesehatan dan masalahnya agar dapat memberikan perbaikan bagi promosi kesehatan tersebutkan agar bertujuan dapat ditingkatkan semaksimal mungkin di lingkup wilayah kerja Puskesmas tersebut. I.2. Permasalahan Harapan terhadap rencana awal program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan ini adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya baik secara mandiri maupun dengan bantuan petugas kesehatan. Kenyataan yang terjadi di lapangan adalah keterbatasan tenaga kerja double desk job, keterbatasan media komunikasi, dan minimnya pendanaan yang khusus di alokasikan terhadap program promosi kesehatan ini, penulis berkeinginan untuk memberikan gambaran riil tentang program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan tersebut sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan perencanaan.

70 I.3 Tujuan penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Memperoleh gambaran pelaksanaan sistem promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan di Jakarta Barat. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui faktor input promosi kesehatan yang terdiri antara lain fasilitas yang tersedia, tenaga SDM yang ada, metode yang digunakan, material yang ada di Puskesmas Kecamatan Kembangan. b. Untuk mengetahui faktor proses promosi kesehatan yang terdiri antara lain program peningkatan kesehatan masyarakat, program peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, keterpaduan antar lintas program, gerakan pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi. c. Untuk mengetahui faktor output promosi kesehatan yang terdiri antara lain terlaksananya program promosi kesehatan, penyuluhan berkala dalam per 3 bulan, PHBS, penyebaran media promosi kesehatan diwilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan dalam bentuk laporan tahunan. 1.4. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini sebagai penelitian yang menggambarkan pengelolaan pelaksanaan promosi kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan yang sedang berjalan,dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2008 dengan menggunakan sistem pendekatan dimulai dari gambaran ketenagaan, sarana, dana, dan mekanisme proses kegiaatn yang ada serta gambaran hasil dari pelaksanaan program tersebut 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan skripsi ini. 1. Bagi Puskesmas

70 a. Memperoleh pengetahuan tentang pelaksanaan-pelaksanaan dan hambatan Kembangan. b. Mendapat pengetahuan tentang hal-hal yang menjadi masalah dan kendala promosi kesehatan serta bagaimana mengatasinya. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Muhamadiyah Profesor Dr.Hamka. Menambah 3. Bagi Penulis Untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian tentang pelaksanaan program kesehatan khususnya promosi kesehatan. pengetahuan tentang implementasi promosi kesehatan setingkat puskesmas. promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan

70

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PEMINATAN MANAJEMEN ADMINISTRASI KESEHATAN Skripsi : Agustus 2008 MARTDINI KURNIA ANGGRAENI TINJAUAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS SEKCAMATAN KEMBANGAN, JAKARTA BARAT TAHUN 2008 xiv +128 Halaman+ 10 Tabel + 5 Gambar+ 7 Lampiran ABSTRAK Puskesmas Kecamatan Kembangan terletak di Jalan Topas Raya Blok F II/3 Rt 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir Kelurahan Meruya Utara Jakarta Barat, dibangun pada tahun 1997/1998 dengan dana APBD dengan luas tanah 3500 m2 dan luas bangunan 1500 m2. Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, selain itu puskesmas juga membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya oleh karena itu tujuan dari penelitian ini karena penulis ingin mengetahui bagaimana puskesmas kecamatan kembangan melaksanakan program promosi kesehatan diwilayah kerjanya. Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan berupa data primer melalui wawancara mendalam terhadap

70 informan yang berkompeten dibidangnya dan data sekunder melalui arsip, laporan-laporan, dokumen dan literatur yang ada. Program promosi kesehatan sudah dilaksanakan sejak awal berdiri puskesmas kecamatan kembangan berdiri. Prosesnya diawali dari pelaporan dari puskesmas pembantu ke puskesmas kecamatan melalui sistem pelaporan sp2tp dan pelaporan per triwulan, lalu diletakan dalam formulir promosi kesehatan dan disajikan dalam laporan profil tahunan. Program promosi kesehatan ini sudah berjalan cukup baik karena sudah mencapai indikator yang diinginkan Dana yang belum mencukupi untuk program ini diharapkan dapat dilakukan perencanaan anggran dana lebih baik dan lebih memperjuangkannya ke pemerintah daerah Jakarta Barat, penempatan sumber daya manusianya diharapkan sudah sesuai dengan standar yang sudah ditentukan dalam buku pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas. Daftar Pustaka : 31 (1984 - 2007).

70

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Promosi Kesehatan Ilmu Kesehatan Masyarakat (Winslow) adalah ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan kesehatan fisik melalui upaya masyarakat yang meliputi kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, pendidikan dan penyuluhan kesehatan, pengorganisasian pelayanan kesehatan, pengobatan dini, serta menggerakan masyarakat memelihara kesehatannya. Promosi kesehatan adalah tentang meningkatkan status kesehatan dari individu dan komunitas. Promosi dalam konteks kesehatan dapat diartikan sebagai memperbaiki kesehatan, memajukan, mendorong dan menempatkan kesehatan lebih tinggi pada agenda perorangan maupun masyarakat. Pendidikan kesehatan bertujuan merubah perilaku kesehatan masyarakat tetapi tidak sanggup, sebab banyak faktor diluar pendidikan kesehatan tidak dapat diintervensi kecuali dengan regulasi, dan legislasi yang dilakukan dengan cara advokasi, mediasi dan pemberdayaan (fungsi utama promosi kesehatan). Determinan yang mempengaruhi kesehatan adalah diterminan fisik (lingkungan, cuaca, iklim), diterminan biologi (virus, bakteri, parasit), diterminan sosial (kesenjangan stress, kehidupan sehari-hari, pengucilan sosial, pekerjaan, dukungan sosial, pangan, transportasi, religi) determinan pokok kesehatan adalah aspek sosial, ekonomi, dan secara kolektif. Oleh karena itu, aspek promosi kesehatan yang mendasar adalah bahwa ia bertujuan melakukan pemberdayaan sehingga orang memiliki kontrol yang lebih besar terhadap aspek-aspek kehidupan mereka yang mempengaruhi kesehatan. Menurut WHO Ottawa Charter (1996) Promosi Kesehatan atau Health Promotion is the proses of enabling people to increase control over and thereby improve their health, yang apabila

70 diartikan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Menurut

Departemen Kesehatan

RI promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri mereka sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan yang berwawasan kesehatan. Menurut American Health Foundation, Promosi Kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik didalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Persepsi ini diperoleh dari konsepsi sehat dalam hal seorang individu atau kelompok mampu, disatu sisi untuk mewujudkan aspirasi dan memuaskan kebutuhan hidup dan disisi yang lain untuk mengubah atau mengatasi tantangan lingkungan. Oleh karena itu, sehat dinilai sebagai sumber untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup ,ia merupakan konsep positif untuk mencakup sumber-sumber sosial dan perorangan maupun kapasitas fisik. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh (Effendi, 1998) adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan. 2.1.1. Sejarah dari pendidikan kesehatan ke promosi kesehatan. Istilah Health Promotion di dunia baru tumbuh tahun 1980, sedangkan di Indonesia baru pada tahun 1990-an, sebelumnya dikenal dengan istilah pendidikan kesehatan, penyuluhan kesehatan masyarakat, komunikasi, informasi, edukasi dan pemasaran sosial bidang kesehatan dan lain-lain. Istilah tersebut memiliki persamaan arah, tetapi masing-masing istilah mempunyai tekanan sendiri-sendiri. Kesamaan arah istilah-istilah tersebut adalah upaya membantu masyarakat agar meningkatkan kesehatannya. Menurut (Dachroni, 2002) kurun waktu 1945-1965 (awal merdeka) merupakan peletakan dasar promosi kesehatan. Pada waktu itu dibentuk Medische Hygiene Propaganda untuk menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan melalui publikasi. Kurun waktu 1965-1975 disebut era pendidikan kesehatan. Pada kurun tersebut pendidikan kesehatan berpaku pada upaya untuk membantu masyarakat

70 mengenali masalah kesehatannya dan dapat mengatasi masalah kesehatannya tersebut. Sementara itu struktur organisasi Departemen kesehatan ada bagian pendidikan kesehatan masyarakat di lingkungan biro pendidikan Departemen Kesehatan yang selanjutnya nanti berkembang menjadi direktorat. Kurun waktu 1975-1995 merupakan era penyuluhan kesehatan. Pada waktu berkembang istilah penyuluhan kesehatan masyarakat. Organisasi Departement Kesehatan berkembang menjadi Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat (1975-1984). Pada tahun 1985-1995 menjadi pusat penyuluhan kesehatan masyarakat di lingkungan Sekretaris Jendral. Kurun waktu 1995-saat ini disebut sebagai era promosi kesehatan. Istilah yang digunakan mulai bervariasi seperti: pemasaran sosial, mobilisasi sosial, dan lain-lain.Sementara itu konsep promosi kesehatan mulai berkembang di Indonesia. 2.1.2 Visi dan misi promosi kesehatan Promosi kesehatan harus mempunyai visi yang jelas. Dalam konteks ini adalah apa yang diinginkan adalah promosi kesehatan sehingga penunjang promosi promosi kesehatan lain.Visi umum promosi tidak terlepas dari undangundang kesehatan no 23/1992, maupun WHO, yakni: meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik , mental atau sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. 1. Misi promosi kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk a.) Advokat ( Advocate) Melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan mutakhir. b.) Menjembatani ( Mediate) Adalah menjadi fasilitator dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. c.) Memampukan ( Enable). mencapai visi tersebut. Misi promosi kesehatan dapat dirumuskan menjadi 3 butir:

70 Memberikan kemampuan atau ketrampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Misalnya: Pelatihan mengenai bagaimana bertani yang baik, cara berternak, bercocok tanam obat-obatan tradisional, koperasi simpan pinjam, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga sehingga kemampuan dalam memelihara dan juga meningkatkan kesehatan keluarga dapat optimal. 2. Strategi promosi kesehatan Yaitu cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut secara efektif dan efisien. Strategi-strategi global ( Global Stategic ) menurut WHO (1984) antara lain: a. Advokasi Adalah kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan maupun sektor lain dluar kesehatan yang memiliki pengaruh terhadap publik, Tujuan adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik. b. Dukungan Sosial Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat baik formal (guru, lurah, camat, petugas kesehatan dan sebagainya.) maupun informal ( tokoh masyarakat dan sebagainya) yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat.Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama, bentuk kegiatan ini antara lain : pelatihan bagi para tokoh masyarakat dan tokoh keluarga, seminar, lokakarya, penyuluhan dan sebagainya. c. Pemberdayaan masyarakat Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan, tujuannya adalah agar mereka memiliki kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan ini, berupa : Penyuluhan kesehatan, pos obat desa, gotong royong kesehatan dan pelatihan ketrampilan dalam rangka

70 peningkatan pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan, dan sebagainya.)

3. Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa Charter, (1986) a. Kebijakan berwawasan kesehatan ( Health Public Policy) Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan, sehingga dikeluarkannya atau dikembangkannya kebijakankebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat. b. Lingkungan yang mendukung ( Supportive Enviroment) Kegiatan untuk mengembangkan kemitraan dan suasana yang mendukung kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin. Organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum. Kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan baik lingkungan fisik maupun non fisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat . c Reorientasi pelayanan kesehatan / menata kembali arah pelayanan masyarakat. Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak memberikan pelayanan (provider) baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri (consumer) oleh sebab itu penyelenggara pelayanan ( provider) dan pihak penerima pelayanan (consumer). d. Keterampilan individu (personil skill) Meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (personil skill) adalah sangat penting, hal ini berarti bahwa masing-masing individu didalam masyarakat seyogyanya memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik terhadap cara-cara memelihara kesehatannya, mengenal penyakitpenyakit dan penyebabnya, mampu mencegah penyakit dan mampu meningkatkan kesehatan, mencari pengobatan yang layak. e. Gerakan Masyarakat (Community Action)

70 Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu. Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan lebih efektif apabila unsur-unsur yang ada dimasyarakat tersebut bergerak bersama-sama. 2.1.3 Lima pendekatan promosi kesehatan dan tujuannya. Beraneka model promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan adalah alat analisis yang berguna, yang dapat memperjelas tujuan dan nilai-nilai dan mengidentifikasi suatu kerangka yang terdiri dari 5 pendekatan bagi promosi kesehatan dan nilai-nilai yang melekat pada masing-masing pendekatan (Notoadmodjo, 2003) a. Pendekatan Medik Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan yang didefinisikan secara medik seperti penyakit infeksi, kanker, dan jantung. Pendekatan ini melibatkan intervensi kedokteran untuk mencegah atau meringankan kesakitan, mungkin dengan menggunakan metode persuasif maupun paternalistik sebagai contoh memberitahu orang tua agar membawa anak mereka untuk di imunisasi, wanita memanfaatkan klinik keluarga berencana dan para pria dewasa melakukan test darah. Pendekatan ini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan medik dan tanggung jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa pasien patuh terhadap prosedur yang dianjurkan. b. Pendekatan perubahan perilaku. Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individual masyarakat. Sehingga mereka mengambil gaya hidup sehat. Contoh-contoh yang termasuk didalamnya antara lain:mengajari orang bagaimana cara menghentikan kebiasaan merokok dan minum alkohol, bagaimana cara agar memelihara gigi tetap sehat. c. Pendekatan Edukasional / pendidikan. Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan serta membuat keputusan yang mungkin ditetapkan atas dasar informasi yang ada informasi tentang

70 kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dan sikap dan membuat keputusan mereka sendiri. Bantuan untuk membuat keputusankeputusan itu dan mengadopsi praktik-praktik kesehatan baru dapat pula ditawarkan. Program pendidikan kesehatan sekolah, misalnya: Membantu murid mempelajari ketrampilan hidup sehat tidak hanya memperoleh pengetahuannya saja, orang-orang yang mendukung pendekatan ini akan memberikan arti tinggi proses pendidikan, akan menghargai hak individu untuk memilih perilaku mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mengangkat persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka. d. Pendekatan berpusat pada klien / individual. Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat membantu mereka untuk mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan lakukan dan membuat keputusan dan perilaku mereka sendiri sesuai dengan kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak sebagai fasilitator, yang membantu orang mengidentifikasi kepeduliankepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang mereka butuhkan agar memungkinkan terjadinya perubahan, pemberdayaan diri sendiri klien dilihat sebagai sentral dari tujuan ini, klien dihargai sama yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, kemampuan berkontribusi, dan siapa saja yang memiliki hak absolute untuk mengontrol tujuan kesehatan mereka sendiri. e. Pendekatan perubahan sosial/ masyarakat. Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih mendukung keadaan yang sehat. Pusatnya adalah mengubah masyarakat bahkan pada perubahan perilaku individunya. Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai penting bagi hak demokrasi mereka dan mengubah masyarakat memiliki komitmen pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada pentingnya pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat itu.

70 2.1.4 Sasaran promosi kesehatan Berdasarkan pertahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok, antara lain:

a. Sasaran Primer (Primary Target) Adalah sasaran langsung dari upaya promosi kesehatan adalah masyarakat. Sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil, dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat (empowerment) . b. Sasaran Sekunder (Secondary Target) Adalah sasaran kelompok ini terdiri dari Para tokoh masyarakat, tokoh keluarga, tokoh adat dan sebagainya, disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini diharapkan selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya.Upaya ekonomi kesehatan pada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial (social support) c. Sasaran Tersier ( Tertiary Target) Adalah para penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun di daerah, sasaran tersier promosi kesehatan dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder) dan masyarakat pada umumnya (sasaran primer) upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan advokasi (advocacy). Tugas pokok Promosi kesehatan adalah melaksanakan perumusan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan promosi kesehatan dan terbagi menjadi beberapa bagian antara lain: Perumusan kebijakan teknis promosi kesehatan,penyusunan program-program kesehatan, pelaksanaan

70 promosi kesehatan, pembinaan kemitraan dan peran serta dalam promosi kesehatan. (Notoadmodjo, 2002)

2.1.5 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan Tatanan Pelaksanaan Berdasarkan tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan maka ruang lingkup promosi kesehatan ini dapat dikelompokkan menjadi : a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga); Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Karena orang tua, terutama ibu, merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi anak-anak mereka. b. Promosi Kesehatan pada tatanan sekolah; Sekolah merupakan

perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga. Sekolah, terutama guru sangat dipatuhi oleh murid-muridnya. Kunci pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus dikondisikan melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya dan sebagainya. c. Promosi kesehatan di tempat kerja; Tempat kerja merupakan tempat orang dewasa memperoleh nafkah untuk keluarga.Lingkungan kerja yang sehat (fisik dan non fisik) akan mendukung kesehatan pekerja dan akhirnya akan menghasilkan produktifitas yang optimal. d. Promosi kesehatan di tempat umum; Tempat-tempat umum ini mencakup terminal, pasar, bandara dan lain sebagainya. Para pengelola tempat umum merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka melengkapi tempat umum dengan fasilitas yang dimaksud, disamping

70 melakukan imbauan-imbauan kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum. e. Fasilitas pelayanan kesehatan mencakup rumah sakit (RS, Puskesmas, Poliklinik Rumah bersalin, dan sebagainya). Oleh sebab itu pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran utama promosi kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. 2.1.6 Penyuluhan Penyuluhan kesehatan adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau suatu komponen dari program kesehatan dan kedokteran . (Depkes, 1982). Adapula pengertian yang lainnya adalah kegiatan yang dilaksanakan agar individu, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa saja yang biasa dilakukannya baik secara perorangan maupun perkelompok dengan meminta pertolongan bila perlu. Prinsip-prinsip dalam penyuluhan kesehatan. Adapula prinsip-prinsip belajar mengajar antara lain: (a) Membuat motivasi: Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk berbuat sehingga dengan menciptakan motivasi yang tepat, dapat mendorong seseorang untuk belajar.Bentuk-bentuk motivasi antara lain: motivasi karena ingin tahu, motivasi karena tertarik dengan keuntungan, motivasi karena untuk menghindarkan hukuman, motivasi karena ingin bersaing, motivasi karena ingin prestasi; (b) Disesuaikan dengan kebutuhan: Seseorang akan mau belajar jika dengan belajar ia bisa memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. Maka penyuluhan kesehatan harus disesuaikan dengan kebutuhan sasaran; (c) Partisipasi: Kalau seseorang terlibat aktif dalam proses belajar, maka ia akan belajar dengan lebih baik daripada hanya mendengarkan saja; (d) Pengulangan: Pengulangan sangat membantu proses belajar asalkan tidak terlalu sering sebab dapat menimbulkan kebosanan; (e) Menggunakan indra sebanyak mungkin: Dalam penyuluhan kesehatan hendaknya dilengkapi dengan alat peraga dan disertai dengan simulasi, demonstrasi dan bila mungkin dengan mencoba dilapangan dan melibatkan semua peserta hingga hasilnya lebih baik; (f) Dasar-dasar Pola pendekatan: Untuk

70 pembangunan, membina masyarakat seutuhnya, penanggulangan masalahmasalah kesehatan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat., penggalian dana dan daya dari masyarakat perlu digalakkan didalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Walau tujuan akhir dari penyuluhan kesehatan adalah perubahan perilaku, tetapi belum terjadi perubahan perilaku biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut: awereness (sekedar ingin tahu), interest (tertarik), evaluation (menilai baik buruknya), trial (mencoba), adoption (mengadopsi terjadi perubahan perilaku). Penyuluhan kesehatan berdasarkan sasaran dan tugas yang ingin dicapai dibagi menjadi 4 kelompok yaitu: (a) Pendekatan Massa: Dengan sasaran adalah massa (masyarakat luas), dilaksanakan melalui radio, tv, majalah, koran, poster, leaflet, dan sebagainya. Kebaikannya adalah mencapai banyak sasaran dalam waktu singkat. Kejelekannya adalah komunikasi serarah sehingga besar kemungkinan salah penafsiran; (b) Pendekatan kelompok: Dengan sasaran adalah kelompok kader kesehatan, kelompok penderita penyakit tertentu di RS. Dilaksanakan melalui ceramah, demonstrasi, tanya jawab, dan sebagainya. Kebaikannya adalah interaksi lebih akrab, ada timbal balik karena komunikasi terjadi 2 arah. Kejelekannya perlu banyak biaya dan tenaga; (c) Pendekatan perorangan: Sasarannya adalah perorangan/Individu. Dilaksanakan melalui tatap muka. Kebaikannya adalah interaksi akrab. Keburukannya adalah perlu banyak tenaga, biaya, waktu ; (d) Pendekatan edukatif: Dalam pelaksanaan edukatif ada 3 komponen yang saling berkaitan antara lain komunikasi-informasi, pengembangan tenaga, pembinaan peran serta masyarakat. Dalam pelaksanaan edukatif penekanan pokok terdapat pada pemecahan masalah melalui proses pemecahan masalah. 2.2. Puskesmas 2.2.1. Sejarah perkembangan puskesmas (Effendi,1998). Di Indonesia, Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakernas) I di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya

70 mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan dan dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti Balai Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Pengobatan, Pencegahan penyakit menular dan lain sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui Rakernas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat I kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS) Dan saat itu Puskesmas dibedakan menjadi 4 macam, antara lain: Puskesmas Desa, Puskesmas Kecamatan, Puskesmas Kelurahan, Puskesmas Kabupaten . Pada Rakerkesmas ke II tahun 1969, pembagian puskesmas dibagi menjadi 3 kategori yaitu:Puskesmas Tipe A yang dipimpin oleh dokter penuh, Tipe B yang dipimpin oleh dokter tidak penuh, Tipe C yang dipimpin oleh tenaga medis. Pada tahun 1970 ketika dilangsungkannya Rapat Kerja Kesehatan Nasional dirasakan pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai karena untuk puskesmas tipe B dan C tidak dipimpin oleh dokter penuh atau sama sekali tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit untuk mengembangkan, Oleh karenanya sejak tahun 1970 ditetapkan hanya satu macam puskesmas dengan wilayah tingkat kecamatan atau pada suatu daerah dengan jumlah penduduk antara 30.000 sampai 50.000 jiwa. Konsep berdasarkan wilayah kerja ini tetap dipertahankan sampai dengan akhir Pelita ke II tahun 1979 yang lalu dan ini yang lebih dikenal dengan konsep wilayah. Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah keluarkannya Instruksi presiden, Kesehatan no 5 tahun 1974, nomor 7 tahun 1975 dan nomor 4 tahun 1976, berhasil mendirikan serta menempatkan tenaga dokter disemua wilayah tingkat kecamatan seluruh pelosok tanah air, maka sejak rapat REPELITA III konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wilayah dengan penduduk sekitar 30.000 jiwa. Sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki penduduk sekitar 30.000 jiwa, untuk mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang berada disuatu kecamatan, maka salah

70 satu puskesmas tersebut ditunjuk sebagai penanggung jawab dan disebut dengan nama puskesmas Pembina. Puskesmas yang ada dikelurahan disebut puskesmas pembantu. Maka sejak itu puskesmas dibagi menjadi 2 kategori seperti sekarang ini, yaitu: Puskesmas Kecamatan (Puskesmas Pembina) dan Puskesmas Kelurahan (Puskesmas Pembantu) 2.2.2. Definisi Puskesmas Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukan adanya perubahan yang disesuaikan dengan perubahan dan atau perkembangan dan juga tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini, di antaranya: Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok.. (Azwar, 1980). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintregrasi kepada masyarakat diwilayah tertentu dalam usaha-usaha kesehatan pokok. (Depkes RI, 1981) Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. (Depkes RI, 1987) Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang professional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya. (Depkes RI, 1987) Puskesmas adalah salah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan

70 terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. (Depkes RI, 1991) Puskesmas adalah pelayanan yang meliputi pelayanan promotive

(peningkatan kesehatan ), pelayanan preventive ( pencegahan) , pelayanan curative ( pengobatan) dan rehabilitatif ( pemulihan kesehatan ) yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia tanpa membedakan jenis kelamin, usia, suku, kaya miskin sejak pembuahan sampai tutup usia.(Depkes RI, 1998) 2.2.3. Peran dan Fungsi Puskesmas. Puskesmas berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Selain itu, Puskesmas juga membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya yang bertujuan meningkatkan kemampuan dan menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk hidup sehat. Dan puskesmas juga berfungsi memberikan pelayanan dasar secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya. (DepKes RI ,1998). Dalam menjalankan tugasnya, puskesmas membina bagaimana cara menggali potensi sumber daya baik alam maupun manusianya di dalam masyarakat untuk lebih efisien secara optimal. Selain itu membantu masyarakat dan pihak swasta dalam melaksanakan kegiatan yang berfungsi meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri dan lingkungan disekitarnya. Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat diwilayah kerjanya serta disesuaikan dengan fungsi Puskesmas dan kemampuan sumber daya yang ada.Puskesmas memiliki tugas melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeimbangkan upaya pencegahan dengan upaya kuratif Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas meliputi: a. Pelayanan Kesehatan Antara lain adalah Rawat jalan kesehatan dasar pemeriksaan, pengobatan, dan obat-obatan), rawat jalan kesehatan semi spesialis atau spesialis,

70 perawatan tindakan khusus, rawat jalan penunjang kesehatan sederhana, rawat inap rumah bersalin, dan lain-lain. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Antara lain adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular, peningkatan gizi komuitas, peningkatan survailans dan epidemiologi, peningkatan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja, peningkatan pelayanan kesehatan dasar, peningkatan peran serta masyarakat. c. Managemen Antara lain adalah management mutu, management sumberdaya manusia, management keuangan, sarana dan prasarana. Dalam pelaksanaannya Puskesmas memiliki fasilitas penunjang yang dilakukan oleh petugas kesehatan antara lain: a. Puskesmas Pembantu, yakni Unit pelayanan kesehatan sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. b. Puskesmas Keliling, yakni Unit pelayanan keliling yang dilengkapi

dengan kendaraan bermotor 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. c. Bidan desa Pada setiap desa yang belum memiliki fasilitas pelayanan kesehatan maka ditempatkanlah seorang bidan desa yang kemudian bertempat tinggal dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas

70 setempat.Adapula wilayah kerja bidan desa adalah satu desa dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Bidan desa memiliki tugas utama yaitu membina peran serta masyarakat melalui pembinaan kelompok masyarakat, disamping memberikan pelayanan langsung di Posyandu dan pertolongan bersalin di rumah penduduk.

2.2.4. Program Pokok Puskesmas Setiap Puskesmas memiliki program pokok yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan SDM dan fasilitas kesehatanya. Meskipun demikian kegiatan pokok di Puskesmas yang lazim antara lain: Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Unit Gawat Darurat, Penyuluhan Kesehatan / Promosi Kesehatan, Kesehatan Sekolah, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Kerja, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Mata, Laboraturium sederhana, Kesehatan Lanjut Usia, Pembinaan Pengobatan Tradisional, dan dalam rangka partisipasi implementasi Sistem Informasi Kesehatan adalah Pencatatan dan pelaporan secara terpadu (SP2TP). Oleh karena itu kegiatan pokok yang ada dipuskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok yang ada di puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa.(PKMD). Karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan kesehatan tingkat I , maka pemerintah daerah harus siap meningkatkan fungsi Puskesmas agar lebih mandiri dalam pelaksanaan kegiatannya. Namun tetap pada tujuan, visi dan misi yang ingin dicapai oleh pemerintah setempat dan pusat.

70

Kerangka penelitian yang digunakan dalam buku promosi Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku oleh Prof.Dr.Sokiedjo.N, tahun 2000 Gambar 1.1
Keturunan

Pelayanan Kesehatan

Status kesehatan

Lingkungan

Perilaku

Presdisposing Factors (Pengetahuan, Sikap, Kepercayaan,Tradisi,Nilai)

Enabling Factors (Ketersediaan Sumbersumber atau fasilitas)

Reinforcing Factor (Sikap,perilaku Petugas,Peraturan)

Sasaran/ Komunikasi (Penyuluhan) (Pelatihan) Pemberdayaan Masyarakat (Pemberdayaan Sosial) Training

Promosi Kesehatan

70

(Sumber: Notoadmodjo, 2000)

Gambar 2.1 Kerangka penelitian yang digunakan dalam buku promosi kesehatan bagian ke 2 oleh Linda Ewles tahun 1994.

Mengelola, Merencanakandan Mengevaluasi

Komunikasi dalam kesehatan masyarakat

Penyuluhan Terhadap sasaran promosi kesehatan

Kompetensi Inti dalam Promosi Kesehatan

Memasarkan dan Publikasi

Memfasilitasi Sarana dan Prasarana

Kebijakan yang berlaku

(Sumber: Ewles, 1994)

70

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

3.1. Kerangka Teori Untuk melihat keterkaitan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain dan untuk memudahkan menjelaskan arah tulisan serta untuk memudahkan pelaksaanaan studi ini , maka dibuatlah kerangka konsep berikut ini: Menurut DepKes 1993, upaya promosi kesehatan dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sub sistem yaitu: a. Masukan (Input) adalah yang terdiri dari sumber daya, biaya, tenaga, metoda dan data. b. Proses yang terdiri atas kegiatan penyuluhan kesehatan, teknologi, komunikasi kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat, keterpaduan lintas program dan sektoral. c. Keluaran (Output) yang terdiri dari pelaksanaan sebuah kegiatan promosi kesehatan Dari tinjauan kepustakaan serta kerangka teori, yang dimaksud dengan kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau ikatan antara konsep satu dengan konsep yang lain yang sedang diteliti. (Notoadmodjo, 2005)

70 Didalam membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang sedang diamati, perlu sekali diberikan batasan yang bermanfaat mengarahkan kepada pengukuran variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukur. (Notoadmojo, 2005). Dalam studi ini penulis ingin mengetahui masukan yang ada dalam rencana pelaksanaan promosi kesehatan serta kegiatan yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data,

pengklasifikasian data, pengolahan /analisis data, membuat kesimpulan dan hasil akhir laporan. Batasan promosi kesehatan tersirat unsur-unsur pendidikan yaitu: a. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan). b. Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan.Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang bersifat khusus. OUTPUT INPUT 3.2. Kerangka Konsep 1. Kegiatan Promkes 1. Tenaga Setiap komponen dalam kerangka konsep diuraikan sebagai berikut: diluar gedung SDM 2. Fasilitas dan Sarana 3. Dana 4. Data 5. Strategi 6. promkes 7. Sasaran 8. Promkes 9. PHBS PROSES 1. Advokasi 2. Bina suasana 3. Gerakan pemberdayaan 4. Kemitraan (home visit,musyawarah masyarakat,survai mawas diri) 2. Kegiatan Promkes didalam gedung (Leaflet ASI ekslusif,poster anti merokok)

70

3.3. Definisi Istilah INPUT NO 1 Variabel Tenaga Tabel 1 Definisi Istilah Petugas yang melaksanakan promosi kesehatan terhadap sasaran dengan kriteria minimal d3 kesehatan dan memiliki bidang minat promosi kesehatan. Fasilitas yang dimiliki puskesmas untuk dipergunakan dalam kegiatan promosi kesehatan Biaya khusus yang tersedia untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan dengan rencana yang dibuat. Fakta-fakta yang mewakili kuantitas dan kualitas dalam bidang promosi kesehatan Cara mencapai dan mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan efisien Sasaran baik langsung maupun tidak langsung dari program promosi kesehatan Kegiatan berperilaku sehat dan bersih yang terdapat pada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Skala Ukur wawancara

Sarana

wawancara

Dana

wawancara

4 5

Data Strategi promosi kesehatan Sasaran promosi kesehatan PHBS

wawancara wawancara

6 7

wawancara wawancara

70

PROSES NO 1 Variabel Advokasi Definisi Istilah Upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari stakeholders Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong masyarakat untuk melakukan periku sehat yang diperkenalkan Proses pemberian informasi secara teus menerus dan berkesinambungan mengikuti sasaran dan membantu proses sasaran agar mau merubah perilaku yang lebih sehat. Kegiatan kerja sama baik lintas sektoral maupun intra sekotal untuk mencapai tujuan bersama Skala Ukur wawancara

Bina suasana

wawancara

Gerakan pemberdayaan

wawancara

Kemitraan

wawancara

OUTPUT NO 1 Variabel Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung Definisi Istilah Kegiatan yang dilakukan diluar gedung puskesmas dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan didalam gedung puskesmas dengan tujuan meningkatkan kesehatan Skala Ukur wawancara

Kegiatan promosi kesehatan didalam gedung

wawancara

70 masyarakat.

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan, penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kualitatif untuk mendapatkan gambaran tentang proses pelaksanaan promosi kesehatan 2005): Penelitian ini mengikuti kriteria metode ilmiah yaitu berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis, dan menggunakan ukuran yang objektif. 4.2. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Kembangan Jakarta Barat bulan April sampai dengan Agustus tahun 2008, penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kembangan karena promosi kesehatan merupakan bagian vital dari kesehatan masyarakat. 4.3. Informan 4.3.1. Informan Internal (Dari Puskesmas Kecamatan Kembangan) Informan terdiri dari seorang non paramedis. Informan dipilih sesuai dengan prinsip pengambilan sampel pada metode kualitatif yaitu kesesuaian dan kecukupan. a. Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan yang berfungsi sebagai penanggung jawab seluruh program yang ada di Puskesmas tersebut. kepala puskesmas, satu orang anggota pelaksana promosi kesehatan yang berkerja fungsional sebagai tenaga medis dan di Puskesmas Kecamatan Kembangan, melalui pendekatan pengembangan sistem sebagai pemecahan masalah, dengan tahapan (Notoadmojo,

70 b. Koordinator program dan lapangan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan. c. Seksi pendokumentasi tingkat keberhasilan program promosi kesehatan tersebut. 4.3.2. Informan Eksternal (Dari salah satu Puskesmas pembantu di Wilayah Kembangan) a. Kepala Puskesmas Meruya Selatan 1 yang memberikan informasi mengenai pelaksanaan Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan 1, berfungsi mengawasi kesesuaian pelaksanaan, hasil yang dicapai dengan tujuan program yang ada. b. Pelaksana Program Promosi Kesehatan di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan 1. c. Petugas Tata Usaha di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan 1, berfungsi mendokumentasikan tingkat keberhasilan program promosi kesehatan di Puskesmas tersebut. d. Koordinator Program Promosi Kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. Kesesuaian berarti informan yang dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki berkaitan dengan topik penelitian. Hal ini dilakukan melalui informan kunci yaitu kepala Puskesmas selaku penanggung jawab seluruh program dan anggota pelaksana promosi kesehatan Puskesmas Kembangan sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan informasi yang ada. Sedangkan untuk prinsip kecukupan data yang diperoleh dari informan diharapkan dapat menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian sehingga dibutuhkan variabel yang bervariasi. 4.4. Jenis dan Sumber Data. 1. Data Primer a. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi yang diperoleh, dikumpulkan langsung dari responden melalui wawancara.

70 b. Observasi terhadap pelaksanaan promosi kesehatan oleh Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. 2. Data Sekunder Data sekunder dikumpulkan dengan cara pengamatan terhadap dokumen yang terkait 4.5. Collecting Data Penelitian Dalam suatu penelitian terkadang tidak hanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Pengumpulan data terkadang tidak juga dilakukan oleh peneliti tetapi orang lain yang disebut surveyor(Notoadmodjo, 2005). Collecting penelitian ini terdiri dari : 1. Wawancara secara formal dengan menggunakan daftar pertanyaan tertutup, media yang digunakan yaitu pena, kertas, kamera. Dan wawancara juga dilakukan secara informal ketika proses kegiatan promosi kesehatan sedang berlangsung berupa pertanyaan seputar kegiatan tersebut yang bersifat spontan dan tersusun. 2. Observasi rencana, sistem proses kegiatan serta alat-alat yang mendukung pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan. 3. Telaah dokumentasi berupa pelaksanaan, hasil, rencana serta sumber daya yang dipakai. 4.6. Pengumpulan Data. Data dan informasi tentang sumber daya diambil dari hasil wawancara dengan kepala puskesmas. Anggota pelaksana promosi kesehatan sebagai data primer dan sedangkan data sekunder berupa laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2007 dan laporan tahunan promosi kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2007 serta yang sedang berjalan bulan Januari sampai Juli 2008. 4.7. Pengolahan Data dan Analisa Data. Analisis data akan dilakukan secara kualitatif. Teknik analisis yang dipakai untuk menganalisis penelitian ini adalah teknik analisis isi dengan memakai bantuan matriks yang berisikan data ringkasan hasil wawancara yang mendalam

70 dan hasil pengamatan yang dilakukan. Data yang terkumpul dikelompokkan ke dalam kategori yang sama sesuai dengan topik pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Untruk memeriksa data keabsahan penulis menggunakan triangulasi sumber yang berarti penulis membandingkan dan mengecek data yang diperoleh yaitu data yang diperoleh darri hasil wawancara dengan hasil pengamatan dan isi dokumen yang berkaitan dengan pertanyaan. Hasil pengumpulan data yang diperoleh akan berupa rangkaian kata hasil dari wawancara. Dan berupa jawabanjawaban dari hasil pertanyaan tertutup yang diajukan peneliti, pada dasarnya informasi ini diolah untuk memberikan deskripsi secara rinci tentang pelaksanaan promosi kesehatan yang direfleksikan pada pertanyaanpertanyaan yang mengarah analisa data dengan cara memfokuskan pada informasi yang disampaikan oleh petugas program promosi kesehatan. Hasil wawancara yang akan diperoleh secara manual dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Sorting Data. Informasi yang diperoleh dibuat menjadi sistematis. 2. Klasifikasi Data Mengklasifikasikan informasi yang telah disusun sebelumnya agar dapat dibandingkan antar responden. 3. Menganalisa data secara content analysis Teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha untuk menemukan karakteristik pesan yang dilakukan secara obyektif dan sistematis. Untuk melengkapi informasi juga dilakukan telaah data sekunder dan kombinasi informasi dengan sumber inti untuk dianalisa. 1. Sebagai informan : Kepala Puskemas, anggota pelaksana program promosi kesehatan di dalam Puskesmas Kembangan. 2. Observasi terhadap sistem,proses kegiatan serta alat-alat untuk mendukung pelaksanaan promosi kesehatan. 3. Data Sekunder yang berupa pelaksanaan dan hasil dari rencana serta sumber data yang telah dipakai. Pada penelitian ini penulis menggunakan content analysis. (Adalah data atau informasi yang dikumpulkan disajikan secara naratif dalam kelompok-

70 kelompok klasifikasi topik dan kategorik tertentu, dengan cara menggunakan bantuan ringkasan yang mendalam)(Notoadmojo, 2005).

4.8. Validitas Data. Untuk menguji agar validitas data pada penelitian kualitatif dapat terjaga maka dilakukan triangulasi (adalah suatu teknik keabsahan data dengan mengambil sesuatu dari luar data itu sendiri untuk kemudian dibandingkan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara.Sesuatu itu dapat berupa pengalaman yang didapat saat observasi dan terlibat pelaksanaan atau dari dokumentasi serta bahan yang menyangkut hal yang diteliti.). Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, triangulasi data (Notoadmodjo, 2005) 1. Triangulasi Sumber Pada triangulasi sumber peneliti mengkrosschek data dengan fakta dari sumber yang lainnya, agar tidak terjadi kontradiksi antara data yang didapatkan antara yang satu dengan yang lain, kemudian membandingkan dan melakukan kontras data dengan memasukkan kategori informan yang berbeda. 2. Triangulasi Data Yaitu dilakukannya dengan meminta umpan balik dari informan mengenai hasil laporan untuk memperbaiki kualitas penelitian,sehingga didapatkan saran dan informasi yang dapat ditarik untuk menjadi kesimpulan dari data tersebut.Dengan cara mentelaah bersama dokumentasi/data yang ada, membahas permasalahan dan mencoba mencari solusinya.

70

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1.Gambaran umum Puskesmas Kecamatan Kembangan 5.1.1 Topografi dan Geografi Puskesmas Kecamatan Kembangan terletak di Jalan Topas Raya Blok F II/3 Rt 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir Kelurahan Meruya Utara Jakarta Barat, dibangun pada tahun 1997/1998 dengan dana APBD dengan luas tanah 3500 m2 dan luas bangunan 1500 m2. Wilayah Kecamatan Kembangan terletak 0,5-2 meter dari permukaan laut dan merupakan tanah landai dan sedikit rawa pada daerah pedesaan saat telah mengalami perkembangan pembangunan secara pesat. Batas-batas wilayah Kecamatan Kembangan: 1. Utara 2. Barat : Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Rawa Buaya. : Kecamatan Kebon Jeruk, Kelurahan Kedoya

3. Selatan : Jalan Alur Taman Alfa Indah dan Jalan Hamka Jakarta Selatan 4. Timur : Propinsi Banten dan Kali Pesanggrahan. Puskesmas Kecamatan Kembangan membawahi 8 puskesmas kelurahan di wilayah Kembangan Jakarta Barat terdiri dari: Tabel 2 No 1 Nama Alamat LuasBangunan/ Kepala Puskesmas Dr.Yasmin puskesmas Puskesmas luas tanah Pkl.Kembangan Jalan Raya 112/470 Utara 2 Kembangan Dr.Zayanah Rt.05/02 Pkl.Kembangan Jalan Raya 300/350

70 Selatan 3 Pkl.Meruya Utara Kembangan Rt.07/01 Jalan Raya 130/450 Meruya Ilir Rt.05/04 4 Pkl.Meruya Selatan I Jalan Meruya Selatan 5 Pkl.Meruya Selatan II Rt.07/04 Jalan Haji 240/600 Saabah Rt.07/03 komplek 6 Pkl.Joglo I Walikota Jalan Masjid al Mubarak II 7 Pkl.Joglo II Rt.02/08 Jalan Raya 170/450 Joglo Rt.011/02 komplek pemadam 8 Pkl.Srengseng kebakaran Jalan Srengseng Rt.01/02 (sumber: Profil tahunan Puskesmas kecamatan kembangan, 2007) 170/450 Dr.Titi Dr. Titi 120/387 Dr.Iwan Salim Dr. Maria H 116/450 Dr. Maria H Dr.Magdalena

5.2. Demografi Puskesmas Kecamatan Kembangan dengan jumlah penduduk 139.669 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 56.13 jiwa/hektar terdiri dari

70 jumlah kepala keluarga 108.877 jiwa dan 62 RW dan 604 RT dengan luas wilayah 2.507.64 hektar.

Tabel 2.1. Luas wilayah, Jumlah RW, RT No Kelurahan Luas (Km2) 1 Kembangan Utara 364.675 10 110 Wilayah Jumlah Rw Jumlah Rt

Kembangan Selatan

360.675

77

3 4 5 6

Meruya Utara Meruya Selatan Joglo Srengseng Jumlah

520.1 284.69 485.9 491.6 2.507.64

11 11 9 12 62

126 82 113 94 604

(sumber: Profil tahunan Puskesmas kecamatan kembangan, 2007) Tabel 2.2 Jumlah penduduk Puskesmas Kecamatan Kembangan No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Kel. Kembangan Utara Kel.Kembangan Selatan Kel.Meruya Utara Kel.Joglo Kel.Meruya Selatan Kel.Srengseng Jumlah Laki-laki 15.599 7.759 13.323 11.648 9.932 11.499 69.760 Perempuan 15.213 7700 13.330 11.284 9.637 11.167 68.331

(sumber: Profil tahunan Puskesmas kecamatan kembangan, 2007)

70

Sarana dan prasarana lain yang ada di Puskesmas Kecamatan kembangan: 1. Satu unit Radiologi 2. EKG 3. USG 4. Alat Kesehatan mata 5. Klinik Gizi 6. Rumah Bersalin 7. Layanan 24 Jam 8. Poli spesialis penyakit dalam 9. Poli spesialis anak 10. Poli spesialis kandungan 11. Klinik MTBS 12. Laboraturium klinis 13. Poli kanker 14. Poli PTM (penyakit tidak menular) Tabel 2.3. Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis di Wilayah Kecamatan Kembangan Tahun 2007 No Pendidik PKM Ke Ke Mer Mer Mer Jog Jog Srengs Juml an pekerjaa 1 2 3 4 5 6 7 kecam atan mb utar a 0 1 1 0 0 0 2 mb an 0 1 1 0 0 0 2 uya a 0 1 1 0 0 0 2 uya Selat an I 0 1 1 0 0 0 3 uya Selat an II 0 1 1 0 0 0 2 0 1 1 0 0 0 2 lo I lo II 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 2 4 16 14 1 1 2 27 eng ah selat Utar

n Spesialis 4 Dr.Umu 8 m Dr.Gigi SKM APT D3 Bidan D1 6 1 1 1 11

70 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Bidan D3 perawat SPRG SPK SAA AKL SPPH D3Lab D1Lab D3Gizi D1Gizi AKTRO D3 TU SLTA PEK KES SMP SD Lainlain Jumlah 7 2 2 2 3 2 1 0 2 2 1 1 6 2 3 4 1 74 2 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 0 0 0 9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 8 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 9 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 9 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 10 14 3 9 2 3 2 1 1 2 2 1 1 14 6 3 8 1 138

(Sumber Data: Kepegawaian Puskesmas Kembangan Jakarta Barat)

5.3. Program-program kesehatan (POA) di Puskesmas Kecamatan Kembangan: 5.3.1. Visi Menjadi pusat pelayanan kesehatan prima yang professional menuju masyarakat sehat dan mandiri. 5.3.2.Misi a. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia. b. Meningkatkan sarana dan prasarana. c. Mengembangkan dan meningkatkan jenis pelayanan. d. Mengembangkan sistem management mutu. e. Meningkatkan peran serta masyarakat. f. Meningkatkan kemitraan. g. Meningkatkan sistem informasi kesehatan. 5.3.3.Tujuan

70 a. Mengembangkan jenis pelayanan b. Meningkatkan mutu pelayanan c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas d. Meningkatkan peralatan medis dan non medis. e. Meningkatkan perencanaan, stratifikasi, mini lokakarya, kerjasama antar karyawan. f. Meningkatkan tertib administrasi dan kepegawaian g. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral. 5.3.4. Sasaran a. Terwujudnya pelayanan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat pada umumnya. b. Seluruh karyawan puskesmas Kecamatan Kembangan sesuai standart. c. Terlaksananya penilaian kinerja karyawan. d. Tersusunnya pemetaan karyawan. e. Tersedianya peralatan medis dan non medis dengan standart pelayanan tahun 2007. f. Terlaksananya perencanaan, stratifikasi, mini lokakarya puskesmas. g. Terlaksananya tertib administrasi tahun 2007. h. Terlaksananya kerjasama dengan lintas sektoral. i. Tersedianya kader-kader yang terlatih tahun 2007. 5.3.5. Cara mencapai tujuan a. Pengembangan sistem pelayanan. b. Meningkatkan mutu pelayanan. c. Meningkatkan mutu sumber daya manusia. d. Meningkatkan sarana dan prasarana. e. Meningkatkan management puskesmas. f. Mengembangkan kemitraan. g. Meningkatkan promosi kesehatan. h. Meningkatkan peran serta masyarakat.

70 5.4. Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Kembangan bertekad mewujudkan pelayanan prima yang professional bertaraf internasional selalu dilakukan perbaikan berkelanjutan dan tidak melanggar aturan yang berlaku. 5.5. Upaya kesehatan, jenis pelayanan, indikator kinerja dan target puskesmas. Upaya kesehatan terdiri dari upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit yang tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas meliputi: a. Upaya promosi kesehatan. b. Upaya kesehatan lingkungan. c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. d. Upaya perbaikan gizi masyarakat. e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. f. Upaya pengobatan. 5.5.2. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan tercapai, meliputi: a. Upaya kesehatan Sekolah b. Upaya kesehatan olahraga c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat. d. Upaya kesehatan kerja e. Upaya kesehatan gigi dan mulut. f. Upaya kesehatan jiwa. g. Upaya kesehatan mata. h. Upaya kesehatan usia lanjut. i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional. 5.5.3. Jenis pelayanan

70 Puskesmas memiliki tugas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan kuratif. a. Pelayanan Kesehatan. 1. Rawat jalan kesehatan dasar (pemeriksaan, dan obat-obatan) 2. Rawat jalan kesehatan semi spesialis dan atau spesialis 3. Perawatan tindakan khusus. 4. Rawat jalan penunjang kesehatan sederhana. 5. Rawat inap rumah bersalin. 6. Pelayanan lain-lain. b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat 1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. 2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak menular. 3. Peningkatan gizi komunitas 4. Peningkatan survailands dan epidemiologi. 5. Peningkatan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja. 6. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar. 7. Peningkatan peran serta masyarakat. c. Management 1. Management mutu 2. Management sumber daya manusia. 3. Management keuangan 4. Sarana dan prasarana 5. Sistem informasi. dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeimbangkan upaya pencegahan dengan upaya pengobatan

5.5.4. Indikator pencapaian program kesehatan di puskesmas

70 Indikator kinerja / hasil akhir adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian program yang telah ditetapkan puskesmas sesuai dengan tugas pokok puskesmas yang terdiri dari : a. Pelayanan Kesehatan b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat c. Management. Tabel 2.4. Rencana Kegiatan Program Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembanagan tahun 2007. No 1 Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat (Pencegahan dan pemberantasan 2 penyakit menular) Pencegahan dan pengendalian vector pemberantasan 3 penyakit DBD Penatalaksanaan dan pengelolaan imunisasi 4 Pencegahan dan pemberantasan penyakit tidak 5 menular. Pembinaan kelompok peduli peyakit tidak Petugas dan masyarakat. RP.20.699.000 Lingkungan rumah penderita, sarana fogging, petugas kesehatan. Siswa kelas 1,2,3 SD,wanita usia subur,petugas kesehatan. Guru SD kelas 1 dan guru TK. RP. 3.605.000 RP. 25.440.000 RP.233.651.800 Sasaran Keluarga penderita, pasien, petugas kesehatan Anggaran Rp.25.041.000

70 6 menular. Sosialisasi kesehatan remaja 7 Murid SMP dan SMU RP.172.416.000 RP.1.351.000

dan konseling jiwa. Perbaikan gizi Balita,penderita komunitas pengelolaan dan penanganan gizi balita. Penanganan gizi ibu hamil. Penanggulangan survailands dan epidemiologi. Perbaikan lingkungan dan kesehatan kerja. Pengelolaan sampah medis. gizi buruk, Posyandu, petugas kesehatan. Ibu hamil, petugas kesehatan. Kelurahan dengan kasus KLB, kasus kematian. Kader, rumah penduduk,tempattempat umum. Sampah medis pkm kelurahan dan kecamatan Depo air minum, rumah makan, warung, tempat jajanan di sekolah.

8 9

RP.46.123.000 RP.6.108.000

10

RP.23.011.600

11

RP.15.020.000

12

Pengawasan dan pemeriksaan air minum dan pembinaan hygine tempat pengelolaan makanan. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan puskesmas. Operasional radiologi. Sarana dan prasarana

Rp.36.780.000

13

Pasien yang dilayani, petugas kesehatan. Hasil rontgent foto Obat-obatan,alat kesehatan umum, bahan medis habis

RP.150.000.000

14 15

RP.16.300.000 RP.335.238.000

70 pakai, pengadaan 16 Peningkatan pelayanan 17 kesehatan dasar. Peningkatan kesehatan ibu dan 18 anak Peningkatan penyiapan gawat darurat dan 19 20 bencana. Sosialisasi program Gakin, masyarakat, prioritas Pengadaan inventaris kantor dan alat rumah 21 tangga Belanja tidak langsung petugas kesehatan. Komputer, kursi, meja, alat komunikasi. Telpon, air, kendaraan dinas. RP.561.461.500 RP.39.634.000 RP.162.100.000 alat kesehatan gigi Pasien dengan resiko tinggi, petugas, perawat. Petugas kesehatan, ibu usia subur dan bayi Masyarakat, petugas kesehatan. RP.10.849.000 RP.54.943.000 RP.4.924.500

Tabel 2.5. Sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kembangan

70 No 1 2 3 4 Nama Penyakit Infeksi pernafasan atas Penyakit lainnya Penyakit kulit alergi Penyakit pada sistem otot dan 5 6 7 8 9 10 jaringan pengikat Penyakit kulit infeksi. Gangguan neorotik Infeksi usus lainnya Penyakit darah tinggi Diare Penyakit rongga mulut, kelenjar ludah dan rahang Jumlah 148.150 jiwa 8.262 jiwa 8.166 jiwa 7.813 jiwa 6.885 jiwa 3.819 jiwa 3.521 jiwa 13.553 jiwa 10.171 jiwa 8.696 jiwa Jumlah 77.264 jiwa

5.6. Hasil penelitian Penyajian hasil meliputi beberapa hal yang diuraikan secara berurutan sesuai dengan teknis analisis yang digunakan yaitu analisis isi (content analysis) dengan memakai matriks yang berisikan informasi ringkasan hasil wawancara mendalam (in deep interview) dari masing-masing informan dan pengamatan yang dilakukan.

5.6.1. Karakteristik informan Informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala puskesmas kecamatan kembangan, koordinator program promosi kesehatan di puskesmas kecamatan

70 kembangan, kepala puskesmas kelurahan meruya selatan I, koordinator program promosi kesehatan di puskesmas kelurahan meruya selatan I, koordinator program promosi kesehatan di suku dinas kesehatan Jakarta Barat, ketua rukun rumah tangga di Rt 07/04, kader masyarakat di Rt 07/04 yang terlibat dalam pengumpulan data sebagai informasi pada program promosi kesehatan yang dijalankan di puskesmas kecamatan kembangan Jakarta barat. Tabel 3 No 1 Informan Drg. Dara F Informan a Jabatan Kepala puskesmas kecamatan 2 M. Thamrin. Informan b kembangan Koordinator Program promosi 3 Dr. Maria C. Informan c kesehatan Kepala puskesmas meruya 4 Safrida Informan d selatan 1 Koordinator program promosi kesehatan pkm meruya 5 Ecep s. Informan e selatan 1 Koordinator program promosi kesehatan suku dinas jakarta barat Laki-laki Lebih dari 17 tahun perempuan Lebih dari 10 tahun Perempuan Lebih dari 23 tahun Laki-laki Lebih dari 22 tahun Jenis kelamin Perempuan Masa kerja Lebih dari 17 tahun

70 6 Ardali. Informan f 7 Brenda. Ketua rukun tangga rt 07/04 Kader rt 07/04 perempuan 5 tahun Laki-laki 3 tahun

Informan g ( Hasil penelitian penulis)

5.6.2.Hasil wawancara mendalam dengan informan Hasil wawancara dengan informan yang terlibat dalam pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan dapat dilihat di lampiran. Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diuraikan hasil wawancara tersebut untuk pertanyaan umum mengenai yang dimaksud dengan promosi kesehatan adalah sebagai berikut: ... Adalah salah satu program yang ada di setiap puskesmas kecamatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat...( informan a) ... Yaitu kegiatan yang dilakukan didalam dan luar gedung puskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat...(informan b) ... Promosi kesehatan itu program yang ada dipuskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat...(informan c) ...Itu kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat...(informan d) ...Program yang ada di awal rencana setiap kegiatan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat...(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan promosi kesehatan adalah kegiatan yang ada di puskesmas dengan tujuan untuk meningkatan kesehatan masyarakat. Dari pernyataan-pernyataan di atas secara umum dapat dikatakan informan sudah mengerti tentang promosi kesehatan dan untuk menjawab mengapa program promosi kesehatan diperlukan adalah sebagai berikut: ... Promosi kesehatan itu sangat penting karena sebagai ujung tombak dari perencanaan yang ada di puskesmas...(informan a)

70 ... Itu merupakan hal penting dalam segala hal untuk mewujudkan tujuan utama di puskesmas...(informan b) ...Sangat penting untuk segala tindakan awal perencanaan kegiatan yang ada di puskesmas...(informan c) ...Itu hal yang penting yang dilakukan saat awal perencanaan kegiatan kesehatan...(informan d) ...Promosi kesehatan adalah hal yang cukup penting dalam kesehatan masyarakat... (informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan merupakan langkah awal program yang ada di puskesmas sebagai ujung tombak untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Dan berdasarkan konsep penelitian yang dilakukan untuk memperoleh variabel-varibel yang diteliti maka hasil wawancara yang dilakukan adalah sebagai berikut: 5.6.2.1. Variabel Input 1. Tenaga SDM Untuk jumlah tenaga dalam program promosi kesehatan yang dijalankan di puskesmas kecamatan kembangan berdasarkan hasil wawancara dinyatakan untuk segi jumlah dirasakan cukup tetapi standart kualitas yang belum memadai. Tenaga khusus untuk menangani promosi kesehatan yang sudah pernah mengikuti pelatihan dan pendidikan masih sangat sedikit yaitu di puskesmas kecamatan ada 3 orang dan di puskesmas kelurahan ada 8 orang. Tenaga ini memiliki standart ideal untuk Sumber daya manusia dalam promosi kesehatan adalah memiliki ijasah D3 kesehatan, berdedikasi tinggi, berminat dalam promosi kesehatan. Sumber daya manusia dalam pengelolaan program promosi kesehatan kurang di bidang kualitas sedangkan di kuantitas cukup memadai yaitu sebanyak 144 orang termasuk kader baik yang ada di puskesmas kecamatan maupun kelurahan. ...Saya berfikir sumber daya manusia disini khusus menangani itu sudah cukup ya, buktinya tidak ada masalah yang berarti sekali muncul..( informan a)

70 ... Kalo menurut saya SDM untuk keseluruhan baik di puskesmas kelurahan dan kecamatan cukup banyak ya sekitar 144 orang termasuk kadernya hanya saja terhambat oleh double desk job yang sama banyak...(informan b) ...Menurut saya tenaga yang menangani promkes ini cukup hanya saja perlu di berikan pelatihan lagi...(informan c) ..Saya rasa tenaga kerja dipuskesmas kelurahan meruya cukup ya..hanya saja dari segi kualitas kurang memadai karena bukan bidang promosi pada awalnya...(informan d) ...Saya merasa memang yang sudah ada cukup banyak sih tetapi yang mengikuti pelatihan dan yang mempunyai pengetahuan di bidang ini masih kurang ya, meski ada rencana untuk merekrut tenaga honorer di bidangnya tetapi terbentur dana...(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang menjadi tenaga program promosi kesehatan di wilayah kerja puskesmas kecamatan kembangan adalah 144 orang, tetapi kurang dari segi kualitas dikarenakan pelatihan kurang. 2.Fasilitas dan Sarana Fasilitas dan sarana yang ada di puskesmas kecamatan kembangan dikategorikan cukup memadai dikarenakan oleh issue-issue kesehatan sehingga mereka meng up date bagi penyuluhan kesehatan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka didapatkan fasilitas dan sarana sebagai berikut: Tabel 4 Sarana Promosi kesehatan puskesmas kecamatan kembangan No 1 2 3 4 5 6 Jenis sarana peralatan Flip chart Over Head Projector(OHP) Papan informasi Leaflet Tape recorder Amplifier dan wearless Jumlah 1 buah 1 buah 4 buah 89 lembar 1 buah 1 buah mengenai program promosi kesehatan yang

70 microphone 7 Poster kesehatan ( Hasil wawancara dengan informan b) 8 buah

Jumlah dari masing-masing media untuk program promosi kesehatan yang ada di puskesmas kecamatan kembangan adalah flipchart 1 buah, OHP 1 buah, papan informasi yang ditempel di dinding puskesmas 4 buah, leaflet 89 lembar, tape recorder1 buah, mic 1 buah, trus poster kesehatan 8 buah..( informan b) Tabel 5 Sarana Promosi kesehatan puskesmas kelurahan meruya No 1 2 3 Jenis sarana peralatan Papan informasi Leaflet Poster Jumlah 2 buah 57 buah 5 buah

( Hasil wawancara dengan informan d) Kalo media yang ada di puskesmas ini untuk kegiatan promosi kesehatan itu papan informasi 2 buah, leaflet 57 lembar sama poster 5 buah yang ada di dinding puskesmas Berdasarkan hasil wawancara di dapatkan informasi seputar fasilitas dan sarana sebagai berikut: ...Saya rasa cukup lengkap ya dik karena semua bisa digunakan meski sedikit tapi masih layak pakai...( informan a) Menurut saya semua memang sudah lumayan ada tapi ada baiknya bila di perbanyak masing-masing 1 buah lagi untuk mencakup sasaran yang lebih besar...( informan b) Saya lihat cukup lengkap ya hanya saja lebih butuh dirawat agar lebih awet saja...(informan c) ...Saya nilai cukup banyak peralatan yang ada di sini... (informan d) ..Saya merasakan bahwa peralatanyang ada baik di Puskesmas kecamatan dan kelurahan sudah cukup memadai ya,karena saya pasti berkunjung untuk melihat kegiatan diluar atau dilapangan hanya saja butuh lebih diperhatikan perawatannya..(informan e)

70 Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana dinilai cukup jumlahnya hanya saja dari segi kualitas ada beberapa yang kurang layak pakai dikarenakan kurangnya perawatan dari para petugas promosi kesehatan setelah menggunakannya.

3. Dana Anggaran khusus untuk pelaksanaan program promosi kesehatan ini memang tidak ada. Hal ini dikarenakan promosi kesehatan adalah ujung tombak dan sudah menjadi bagian dari setiap kegiatan kesehatan yang ada. Berdasarkan hasil wawancara yang ada dengan informan diketahui bahwa dana khusus itu tidak ada. ...Dana ya, setahu saya tidak ada dana khusus yang dialokasikan ke promosi kesehatan...(informan a) ...Kalo soal dana tidak ada anggaran khusus untuk ini,hanya APBD...(informan b) Dana tidak ada yang memang diperuntukan untuk promkes (informan c) Pendanaan tidak ada yang diperuntukan untuk promkes(informan d) Memang tidak ada dana yang khusus dialokasikan pada promosi kesehatan hal ini dipandang karena promkes adalah bagian dari semua aspek kegiatan kesehatan yang ada, hanya dari APBD saja(informan e) Dari jawaban inforaman-informan diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran khusus dari pemerintah untuk kegiatan promosi kesehatan ini belum ada dan hanya mendapatkan dari APBD, itupun tidak dengan jumlah anggaran tertentu. 4. Data Untuk mengetahui data yang digunakan dalam promosi kesehatan diperoleh dari pelaporan SP2TP dari setiap puskesmas kelurahan lalu ke puskesmas kecamatan baru ke suku dinas kesehatan. Data tersebut berisi informasi tentang kegiatan puskesmas yang direkap lalu diolah menjadi data yang tercakup dalam SP2TP.

70 Selain SP2TP setiap puskesmas kelurahan dan kecamatan diminta mengisi form rekapitulasi laporan kegiatan penyuluhan promosi kesehatan pertriwulan.Masalah yang sering timbul adalah terjadinya keterlambatan dalam hal pengumpulan data di puskesmas kelurahan hingga mengakibatkan keterlambatan pada puskesmas kecamatan.Hasil wawancara dengan informan tentang data yang ada adalah dari SP2TP dan form pertriwulan ...Data dari laporan harian lalu direkap jadi bulanan lalu ditambah pertriwulan...(informan a). Dari SP2TP dan laporan form pertriwulan... (informan b). Data semua dari SP2TP dan form per tiga bulan(informan c). ..Data itu ada dalam SP2TP dan form yang tiga bulan sekali..(informan d). Data semua dari peloparan mulai tingkat puskesmas kelurahan sampai dengan puskesmas kecamatan direkap dalam SP2TP ditambah dengan form yang wajib diisi pertriwulan(informan e). Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh dari pelaporan bulanan sp2tp dan laporan pertriwulan melalui form promosi kesehatan. 5. Strategi Promosi Kesehatan Merupakan kebijakan dan langkah-langkah yang diambil berupa standarisasi dan prosedur yang ada. Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Mentri Kesehatan nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang strategi dasar utama promosi kesehatan adalah advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat dan semangat kemitraan. Berdasarkan strategi dasar tersebut maka puskesmas mengacu dan mengembangkan sesuai dengan sasaran dan kondisi serta tujuan promosi kesehatan di puskesmas tersebut. Strategi promkes ya,ya ABG plus kemitraan itu...(informan a) Disini dikenal sebagai ABG atau advokasi bina suasana gerakan pemberdayaan dan kemitraan(informan b) Strategi dasar yang kita gunakan adalah ABG(informan c) Kita mengikuti perencanaan awal, ya menggunakan ABG..(informan d)

70 Istilah kita adalah ABG untuk strategi dasar plus kemitraan, untuk mudah mengingat dengan begitu mudah mengamalkan(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bawha stategi yang digunakan dalam program promosi kesehatan adalah advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan. 6. Sasaran Promosi Kesehatan Sasaran dalam promosi kesehatan adalah pihak-pihak langsung yang terkait dan terlibat tidak langsung. Sasaran dilihat tujuannya masing-masing dari setiap lingkup yang ada. Sasaran itu berupa tokoh masyarakat, tokoh adat, masyarakat, petugas kesehatan, guru, dll. Sasaran kita lebih ke masyarakat yang mengunjungi puskesmas maupun yang di lapangan(informan a) Sasaran kita memang diperuntukan untuk masyarakat yang berobat ke sini dan masyarakat diluar gedung ini melalui pemberdayaan kader dan sosialisasi program kesehatan...(informan b) Sasaran kita berfokus pada masyarakat dalam lingkup wilayah kerja yang sudah ditentukan...(informan c) Sasaran yang ada memang lebih kepada masyarakat secara umum melalui kader dan petugas kesehatan yang berwenang di bidangnya...(informan d) Kita memang mengambil masyarakat sebagai sasaran utama dengan alasan melihat tujuan utama dari promkes adalah meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri baik secara mandiri maupun dengan bantuan petugas(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa sasaran program promosi kesehatan ada 2 yaitu sasaran yang ada di dalam gedung dan diluar gedung puskesmas dan petugas kesehatan dibantu dengan para kader. 7. PHBS.

70 Sebuah kegiatan yang merupakan bagian penting dalam promosi kesehatan. Tujuan dari promosi kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan baik dan mempertahankan seoptimal mungkin. Kegiatan untuk berperilaku hidup sehat dan diimplementasikan dalam kegiatan seharihari.Kegiatan ini mencakup antara lain:mengkonsumsi garam beryodium, membuang air besar di jamban, memelihara taman obat keluarga, mengkonsumsi makanan berserat, cuci tangan sebelum makan,mengubur tempat yang memungkinkan jentik nyamuk berkembang biak. ...PHBS dalam ruang lingkup kita itu antara lain membina perilaku sehat pada usia sekolah, masyarakat yang menjadi sasaran tujuan dilakukan promkes...(informan a) ...PHBS yang sudah ada, lebih dikembangkan dalam pelaksanaannya...(informan b) PHBS yang ada disini merupakan program yang sudah ada dan tetap dilakukan baik melalui kader maupun petugas kesehatan(informan c) PHBS yang ada salah satunya adalah program anak sekolah dan melalui penyuluhan seberapa besar perkembangan yang sudah terlihat...(informan d) ...Semua PHBS yang ada disini dilihat dari tujuan awal promkes adalah meningkatkan kesehatan masyarakat yang berada dibawah ruang lingkup kerja kita, seperti anak sekolah, tempat umum, lingkungan kerja, sesederhana mungkin kita memberikan contoh agar bisa dilakukan oleh mereka sehari-hari...(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa PHBS adalah sendiri. 5.6.2.2. Variabel Proses 1. Advokasi kegiatan dari promosi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas itu

70 Merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya dan menciptakan lingkungan sehat. Selama proses perbincangan dalam advokasi, perlu diperhatikan bahwa sasaran advokasi hendaknya diarahkan untuk menempuh tahapantahapan : memahami persoalan yang diajukan, tertarik untuk ikut berperan dalam masalah yang diajukan, mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan untuk berperan, menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan, menyampaikan langkah tindak lanjut. Jika kelima tahapan itu dapat dicapai selama waktu yang disediakan untuk advokasi, maka advokasi dapat dikatakan berhasil. Advokasi merupakan strategi yang digunakan untuk pendekatan terhadap stake holders dan masyarakat untuk mempermudah jalan mencapai tujuan...(informan b) Advokasi merupakan salah satu bagian dalam menjalankan strategi promosi kesehatan(informan d) Advokasi adalah satu kesatuan dalam strategi promosi kesehatan yang tidak dapat dipisahkan dengan bina suasana,dan pemberdayaan masyarakat.(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah salah satu bagian dari strategi promosi kesehatan yang tidak dapat dipisahkan dari bagian stategi lainnya, dimana advokasi adalah kerjasama dengan para stake holders untuk membuat kebijakan kesehatan yang menguntungkan bagi kesehatan masyarakat.

2. Bina Suasana Merupakan upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit

70 dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaran kesehatan. Bina suasana yang dilakukan dalam puskesmas kecamatan kembangan adalah diawal pertemuan, bagaimana menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semua tidak terlepas dari bagaimana kader dan petugas kesehatan menciptakan lingkungan yang menarik sehingga menarik sasaran untuk mempertahankan kesehatan itu secara mandiri. Bina suasana dibutuhkan karena seseorang akan merubah diri menjadi lebih baik bila lingkungan sosialnya mendukung(informan b) ..Bina suasana memang sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga minat sasaran akan tertarik pada program promosi kesehatan ini...(informan d) Bina suasana memang hal yang sama penting karena ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dalam mencapai tujuan..(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa bina suasana merupakan salah satu dari bagian strategi promosi kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mencapai tujuan dari promosi kesehatan. 3. Gerakan pemberdayaan Upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam menyelenggarakan upaya kesehatan. Dalam hasil penelitian didapatkan bahwa usaha gerakan pemberdayaan masyarakat adalah hal yang telah menjadi satu kesatuan yang penting yang tidak dapat dipisahkan karena merupakan strategi dasar promosi kesehatan. Gerakan pemberdayaan biasanya dibagi 3, entah itu pendekatan individu, keluarga dan masyarakat, puskesmas harus juga memperhatikan kondisi situasi khususnya sosial budaya setempat...(informan b)

70 Gerakan pemberdayaan adalah upaya pendekatan yang dilihat dari karakteristik penduduk setempat, tetap membutuhkan kader dan petugas kesehatan....(informan d) Gerakan pemberdayaan adalah salah satu cara mendidik masyarakat untuk lebih mandiri sesuai dengan sasarannya,apakah individu,keluarga dan masyarakat...(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa gerakan pemberdayaan masyarakat adalah salah satu bagian dari strategi promosi kesehatan yang digunakan sebagai langkah mandiri untuk meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri. 4. Kemitraan Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan dengan sasaran promosi kesehatan, dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Dari hasil wawancara dengan informan terkait maka didapatkan tiga prinsip dasar kemitraan yang harus diperhatikan adalah kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan. ..Kemitraan juga cukup penting karena satu program tidak akan berdiri sendiri, membutuhkan banyak kerjasama antar lintas sektoral...(informan b) Kemitraan memang dibutuhkan dalam segala hal yang mendasar bagaimana program bisa sukses tanpa bantuan pihak lain..(informan d) Kemitraan disini bukan saja didalam instansi yang terkait tapi juga tokoh masyarakat, stakeholders dan pihak lain yang mendukung tercapainya tujuan promosi kesehatan(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa kemitraan adalah salah satu bagian dari strategi promosi kesehatan dan merupakan kerjasama antar lintas sekoral. 5.6.2.3. Variabel Output 1. Kegiatan promosi kesehatan di luar gedung.

70 Promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan diluar gedung puskesmas atau masih dalam ruang lingkup wilayah kerja puskesmas tersebut.Didapatkan dari hasil wawancara dengan informan bahwa pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan PHBS melalui pengorganisasian masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung memiliki cukup banyak variasi kegiatannya antara lain survai mawas diri, kunjungan ke rumah, usaha kesehatan sekolah, musyawarah masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung memiliki tujuan untuk menjangkau lebih luas sasaran yang berada di ruang lingkup wilayah kerja puskesmas ini(informan b) Semua promosi kesehatan baik diluar maupun didalam gedung bertujuan untuk memcapai sasaran yang mampu merubah perilaku menjadi lebih sehat secara mandiri...(informan d) Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung ini memang membutuhkan lebih banyak tenaga kader untuk berkerjasama tetapi dengan harapan mendapatkan jumlah sasaran yang meningkat dari segi derajat kesehatannya, bisa melalui UKS, kunjungan kerumah, sekolah, tempat kerja, dan lain sebagainya..(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulka bahwa kegiatan promosi kesehatan di luar gedung merupakan kegiatan yang dilakukan diluar area gedung puskesmas tetapi masih berada di wilayah kerja puskesmas tersebut. Hal ini dimaksudkan dengan masyarakat yang berada diluar gedung puskesmas dan jarang untuk mengunjungi gedung puskesmas dapat meningkatkan kesehatan mereka dalam program promosi kesehatan yang ada.

2. Kegiatan promosi kesehatan didalam gedung Promosi kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung puskesmas seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, runag perawatan,

70 laboraturium,kamar obat, tempat pembayaran dan halaman puskesmas. Kegiatan ini sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan oleh puskesmas. Dari hasil wawancara yang didapatkan dari inforaman bahwa promosi kesehatan di dalam gedung tidak semata-mata mengangkat topik yang sedang mewabah saat itu tetapi juga tentang perilaku keseharian masyarakat. Kegiatan promosi kesehatan dalam gedung dilakukan dengan berbagai cara baik itu penempelan poster, dan pengambilan leaflet gratis mengenai kesehatan(informan b) Kegiatan promosi dalam puskesmas adalah bagaimana sasaran atau pengunjung yang datang ingin tahu dan merubah perilaku hidup lebih sehat, dengan cara menempelkan poster dan menyebarkan leaflet yang menarik untuk dibaca(informan d) Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah bagaimana kita mengoptimalkan tempat yang sudah tersedia agar lebih efisien dengan sasaran utama adalah pengunjung puskesmas dan menempatkan sarana promkes itu pada tempat yang strategis untuk dilihat, dan dibaca...(informan e) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan didalam gedung puskesmas adalah cara yang tepat untuk melakukan promosi kesehatan dikarenakan adanya petugas kesehatan yang dapat ditanya seputar masalah kesehatan bila sasaran menanyakan dan media yang tersedia. 5.6.2.4. Hasil wawancara dengan informan f dan g. 1. Intensitas kunjungan penyuluhan kesehatan diwilayah puskesmas kelurahan meruya selatan 1 Kalo menurut saya mah mbak kunjungan para petugas kesehatan sudah cukup sering meski kadang-kadang ada aja petugas yang hanya sekedar menjalankan tugasnya jadi agak kurang komunikasi..(informan f) ..Saya rasa ya mbak cukup sering juga ya para petugas datang ke daerah binaannya dan melakukan penyuluhan kesehatan...(informan g)

70 Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas kunjungan penyuluhan diluar gedung puskesmas namun masih berada diwilayah kerja puskesmas dirasakan cukup sering dilakukan sesuai dengan jadwal program, hanya kurang pada kepribadian dari personal petugasnya. 2. Masalah kesehatan yang sering terjadi dalam wilayah puskesmas kelurahan meruya selatan 1 Penyakit yang sering sekali ada ya seperti batuk, pilek, panas jarang sekali ada penyakit yang berat sekali..(informan f) ...Penyakit yang ada disini yang paling sering ya batuk,pilek dan demam kalo penyakit serius kaya jantung itu sich jarang..(informan g) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang paling sering terjadi wilayah tersebut adalah penyakit ISPA atau infeksi pernafasan bagian atas, dan jarang ditemukan penyakit serius atau berat. 3. Kekurangan pemerintah dalam melakukan program promosi kesehatan di mata sasaran promosi kesehatan. Kadang kurang komunikasi ya mbak petugas kesehatannya dengan masyarakat jadi kaya sekedar melakukan kewajiban saja..(informan f) Kalo dari para kader ya kurang upahnya ya mbak tapi karena kita kerja sosial jadinya kita sukarela juga sich..(informan g) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa kekurangan dari pelaksanaan program promosi kesehatan antara lain adalah petugas kesehatan kurang melakukan komunikasi yang efektif dan kurangnya insentif bagi para kader. 4. Penerapan PHBS dalam lingkungan keseharian masyarakat dalam wilayah tersebut.

70 Kalo PHBS kaya cuci tangan, sikat gigi setelah makan sudah dilakukan dan kalo jajanan disekolah dipantau dari guru-guru sekolah...(informan f) PHBS yang ada di lingkungan kita ya seperti sikat gigi, dan cuci tangan lalu ada program imunisasi dan kesehatan gigi di sekolah-sekolah dasar, kalo saya pribadi melakukan seperti yang di ajarkan petugas kesehatan kaya bersihbersih rumah, menguras bak, makan sayuran gitu mbak,meski belum semua rumah seperti itu. (informan g) Dari jawaban informan-infoman diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan langkah-langkah PHBS telah mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat namun bukan berarti tidak memiliki kendala karena kulture dan pendidikan masyarakat di wilayah tersebut. 5. Dilakukan pengkontrolan berkala oleh petugas kesehatan terhadap wilayah puskesmas tersebut. Pengkontrolan oleh petugas kesehatan terhadap program mereka ya cukup sering datang sesuai jadwal pembagian mereka mungkin mbak(informan f) Cukup sering si mbak sekalian penytuluhan kesehatan yang lain jadinya menanyakan perkembangan yang kemarin-kemarin(informan g) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa pengontrolan yang dilakukan secara berkala yang dilakukan petugas kesehatan dirasakan cukup sering sesuai dengan jadwal. 6. Langkah mandiri yang telah dilakukan tokoh masyarakat dan masyarakat dalam segi kesehatan di wilayah tersebut. Kalo saya suka ada kerja bakti dan fogging trus rapat bapak-bapak untuk membahas rencana kesehatan kalo ada yang kena penyakit tapi sering yang kena kaya batuk, pilek jadinya sering saya minta bersih- bersih rumah masingmasing...(informan f)

70 ...Kalo di daerah sini ya kerja bakti ya mbak trus ibu-ibu pkk suka Bantu imunisasi dan anak-anak remaja sering olahraga trus bantu bapaknya kerja bakti deh(informan g) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa langkah mandiri yang diambil tokoh masyarakat bersama dengan masyarakat itu antara lain kerja bakti dan menjaga kesehatan lingkungan rumah per individu. 7. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap program promosi kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Saya sebagai ketua RT sudah cukup puas ya mbak dengan promosi kesehatan hanya ditambahkan saran sedikit biar petugas kesehatannya lebih ramah dan lebih sering datang untuk visit home... (informan f) ...Saya sih melihatnya agar tambah menarik ditambahkan acara permainan dan snack yang enak trus upah uang buat kadernya gitu mbak..(informan g) Dari jawaban informan-informan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan dirasakan cukup hanya saja disarankan agar menambah menarik kemasan acara dan komunikasi yang efektif pada petugas kesehatannya. 8.Jumlah kader dan insentif perbulan yang diterima kader dan pelatihan yang dilakukan dari segi promosi kesehatan. Jumlahnya sekitar 8 kader per wilayah trus kalo uang sekitar 17.000 rupiah per bulan dan pelatihan hanya bila petugas mengadakan ya kita ikut mbak(informan g) Dari jawaban informan diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah kader per puskesmas adalah sebanyak 8 orang dengan insentif 17.000 rupiah yang dirasakan kurang oleh para kader.

Gambar 3.1.Alur pelaporan promosi kesehatan di suku dinas kesehatan Jakarta barat

70

Media dan Sarana Promkes

Petugas kesehatan/ Tenaga Promkes

Dana Promkes

Strategi ABG +one

Penyuluhan ke sasaran Promkes diluar dan dalam gedung PKM

Perilaku Hidup Bersih Dan sehat

Laporan perbulan dan triwulan PKM Kelurahan

Laporan profil tahunan PKM Kecamatan

Suku Dinas Jakarta Barat

Dinas Jakarta Barat

70 Dalam proses pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas dimulai dari tersediannya media sarana, yang didukung oleh tenaga promosi kesehatan, serta anggaran yang mencukupi dan strategi yang telah ditetapkan yaitu ABG plus one baru dilakukannya penyuluhan ke sasaran baik untuk kegiatan di dalam dan diluar gedung puskesmas, yang diharapkan akan terciptanya perilaku bersih dan sehat kemudian di catatkan ke dalam sistem pelaporan laporan perbulan dan pertriwulan dari puskesmas kelurahan ke puskesmas kecamatan baru dijadikan laporan tahunan yang diterima oleh suku dinas kesehatan ke dinas kesehatan pada periode 1 tahun.

70

G br a a m A rPl pr n r m s iPM ea a n e bna l u e oa P k d K Kc ma Km gn a o e t a

4.1

Sk S a uu i s n k s ht n aat eea J k ra a Br t aa

Sk d a uu i s n k s ht naat eea j k ra a br t aa

Psem uk s a s k c ma ea a n t

Psem uk s a s k c ma ea a n t

Psem uk s a s Kc m a ea a n t

Psem uks a s Kcm a ea a n t

Psem uk s a s k c ma ea a n t

Psem uk s a s k l r hn e aa u

Psem uk s a s k l r hn e aa u

Psem uk s a s k l r hn e aa u

Psem uks a s k l r hn e aa u

Psem uk s a s k l r hn e aa u

Kg t n idl m ei a d a a a dn iurgdn a d a eu g l

Sr n dn aaa a paaaa r sr n po k s rm e

S Mr m s D po k e

Agaa po k s ng r n r m e

Sa gAG t t i B r e oe n

PB i d i u HS i d nv k l ag e ra u m saaa a yr kt s

, .

Diagram fishbone program promosi kesehatan Puskesmas kecamatan Kembangan

en ti uh da T i k i sa pe dak ra l t at ad ih a an

Kerja rangakap ada anggaran Kurangnya Tdk untuk Sarana SDM Ketidak pedulian petugas promkes

Jml masih kurang

Kurangnya perawatan thd saraa

70

D y an k a a ur ng an g

Tidak ada perekrutan na A sa ng ua g aS ar K an Bin da ura n P na g ro un nya Lingkungan m tu k es k yang krg T i an dak kondusif a k g hu gar da su an s Advodkasi kerjasama antar stakeholder kuranag

PHBS terhambat Mendahulukan kulture & pengetahuan Kepentingan sasaran promkes perkelompok

Kecilnya anggaran khusus untuk PHBs

K K g e eg pr et i d u ia t om d a ng an ke k p pu di d s ed sk a l un u e s am li a tu m k n ke Ku p e sa as m s a ra ny sa an d n u l ra fa a ra gn y uh n at an n pr a a om ka ke n s

Ku SD rang ny un M tuk kes a jm dil eha l ap t an an ga n

ge Kegi ed a un tan g p di l us u ke ar sm as

70

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, peneliti menyadari adanya keterbatasan peneliti dalam penelitian ini. Kurang obyeknya peneliti dalam menyampaikan makna yang tersirat dari keterangan informan dalam penelitian tidak dapat dihindarkan dan hasilnya tidak dapat digeneralisasikan. Walaupun begitu peneliti berusaha untuk menjaga kebenaran data dan kuantitas hasil penelitian maka penelitian ini dilakukan dengan triangulasi sumber. Juga dengan keterbatasan kemampuan peneliti dalam hal pengetahuan, dana, sarana dan waktu maka penelitian hanya terbatas pada pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan. 6.2. Pembahasan Penelitian 6.2.1 Variabel Input 1.Data Sumber data dalam pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Meruya Selatan diperoleh dari data dari SP2TP juga dari data kegiatan lintas sektoral. Kelengkapan, keakuratan dan ketepatan waktu pengiriman laporan SP2TP dari tingkat puskesmas dan form pertriwulan harus diperhatikan karena ada puskesmas yang masih terlambat dalam pengiriman data ke dinas kesehatan. Kemudian juga untuk memperoleh laporan lintas sektoral masih kurang koordinasinya karena data ini belum secara rutin pengumpulannya. Sedangkan kebutuhan data tersebut harus dikumpulkan secara rutin untuk memantau program kesehatan yang sedang berjalan.

70

Kemudian data yang dikumpulkan masih tumpang tindih maksudnya data yang sudah diminta masih akan diminta lagi sehingga sering terjadi kesalahan dalam pengakumulasian data yang masuk. Sehingga data yang masuk ini tentunya akan berpengaruh juga terhadap pengelolaan data yang mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Didalam pengambilan data tidak dijelaskan terlalu detail dikarenakan pengambilan data ini sebagian besar memiliki prosedur yang sama dengan pengambilan data untuk program lain yang ada di puskesmas.( Depkes, 2007) 2. Tenaga SDM Tenaga pelaksana program promosi ksehatan yang ada di puskesmas kecamatan kembangan sudah mencukupi dalam hal kuantitas atau jumlah karena sebanyak 144 orang termasuk sebagian besarnya adalah kader. Tetapi dilihat dari segi kualitas dirasakan kurang dan masih perlu peningkatan pengetahuan dan pendidikan. Untuk tenaga SDM ditetapkan dalam buku pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di puskesmas dan di daerah adalah d3 kesehatan dengan bakat dan minat promosi kesehatan. Hal ini pulalah yang diterapkan dalam pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas kecamatan kembangan. Pada umumnya masalah ketenagaan yang dirasakan memiliki masalah keterbatasan adalah memiliki beban kerja lain sebagai tenaga pelayanan kesehatan masyarakat seperti perawat. Dari hasil yang diperoleh bahwa tenaga pelaksana promosi kesehatan yang ada di puskesmas kecamatan kembangan masih belum secara khusus dalam bidang ini maka dirasakan beban kerja yang masih berat. Pelatihan mengenai promosi kesehatan memang dirasakan sudah dilakukan sebanyak 2 kali setahun namun dirasakan kurang efisien karena sasaran pelatihan ini berpusat pada koordinator program saja sehingga anggota pelaksana dibawahnya termasuk para kader kurang menguasai secara langsung, kemudian rotarisasi fungsi dan kedudukan sebanyak 5 tahun sekali dirasakan selain ada manfaat positif bagi tenaga sdm yaitu agar tidak terjadi kejenuhan dan mengetahui berbagai tugas di

70 fungsi lain dinilai juga kurang efisien karena selama 5 tahun itu tenaga sdm mulai bisa menguasai pekerjaannya diharuskan untuk berganti posisi dalam fungsi baru. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah motivasi kerja dari para pelaksana promosi kesehatan yang dijalankan. Dengan tingginya motivasi dari para pelaksana promosi kesehatan maka diharapkan tugas yang dibebankan kepada masing-masing tenaga kerja tersebut dapat terselesaikan dengan baik, dan tujuan promosi kesehatan dapat tercapai. ( Depkes, 2007) 3. Fasilitas dan Sarana Media dan sarana yang digunakan program promosi kesehatan sudah mencukupi bila dilihat dari segi jumlah sasaran, akan tetapi dilihat dari segi kualitas yang bersumber pada tingkat perawatan yang masih rendah dari masing-masing pelaksana program mengakibatkan terkadang kemacetan pada alat elektonik seperti batere bocor, kabel terkelupas, leaflet ada yang tersobek, dan lain sebagainya. Dari segi jumlah yang ditetapkan pada puskesmas kecamatan kembangan sudah memenuhi kriteria akan tetapi dari segi kualitas belum memenuhi standart yang ditetapkan. Didapatkan pula informasi dari para informan bahwa perlu dilakukan regenerasi peralatan dan sarana promosi kesehatan yang tidak layak pakai, ditambahkan pula spanduk berisi slogan promosi kesehatan yang ditempatkan pada tempat mudah terlihat. (Depkes,2007) 4. Dana Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informan dalam penelitian ini menyatakan tidak ada dana atau anggaran khusus dalam pelaksanaan program promosi kesehatan, dana hanya didapatkan dari anggaran APBD. Dana yang dialokasikan khusus dalam pelaksanaan promosi ini belum ada.( Depkes, 2007). Dana yang disebutkan oleh informan sebagai koordinator pelaksana program promosi kesehatan dilakukan bersamaan dengan kegiatan program lainnya. Rendahnya alokasi dana ini terkait dengan masih kurangnya kesadaran para pengambil keputusan menyadari pentingnya arti kesehatan.

70 Kebanyakan dari para pengambil keputusan beranggapan bahwa pelayanan kesehatan itu tidak bersifat produktif melainkan konsumtif dan hal itu kurang diutamakan. Misalkan di negara berkembang, Indonesia misalnya hanya menganggarkan hanya sekitar 2-3 % dari dana anggaran belanja negara setahunnya. Dengan tersedianya dana yang cukup untuk menunjang pelaksanaan program promosi kesehatan maka dana tersebut dapat meningkatkan kualitas dari SDM itu sendiri dalam kinerjanya. 5. Strategi promosi kesehatan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa strategi yang digunakan dalam program promosi ini adalah ketentuan standart pedoman untuk pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan mentri nomor 1114/Menkes/Sk/VII/2005 yaitu gerakan pemberdayaan, advokasi, bina suasana, dan kemitraan lintas sektoral. Informan menyebutkan pula para kader dan sasaran biasanya mengenal dengan singkatan ABG PLUS ONE. Strategi ini dinilai cukup efisien karena merupakan suatu strategi yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Komponen yang masing-masing memiliki peran penting untuk mencapai tujuan program promosi kesehatan. Bina suasana yang dilakukan para petugas kesehatan didukung dengan kerjasama para kader akan menarik perhatian sasaran program promosi kesehatan untuk hidup lebih sehat, advokasi yang dilakukan oleh para petugas kesehatan terhadap para pengambil keputuasan dan pembuat kebijakan akan sangat penting peranannya karena masyarakat akan lebih tergerak menuju kehidupan lebih sehat apabila didukung oleh lingkungan sosialnya. Begitupula dengan gerakan pemberdayaan masyarakat karena selepas pemberian informasi dan contoh perilaku sehat dari para petugas terhadap masyarakat, diharapkan nantinya masyarakat mampu untuk menilai prioritas kesehatan dan mengatasinya secara mandiri, semua ini tidak terlepas dari kemitraan atau kerjasama antar maupun lintas sekoral. ( Depkes,2007)

70 Akan tetapi, informan menyebutkan pula kekurangan dari strategi promosi kesehatan yaitu terletak pada karakteristik dasar masyarakat umumnya yaitu sifat kebiasaan, adat istiadat, dan malas berubah untuk hidup lebih sehat. Dibutuhkan suasana yang tidak membosankan dengan penempatan petugas yang komunikatif dan kemasan acara penyuluhan kesehatan yang menarik. 6. Sasaran promosi kesehatan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa informan menyatakan bahwa sasaran promosi kesehatan itu dibagi 2 yaitu sasaran kegiatan program promosi kesehatan di dalam dan diluar gedung puskesmas kecamatan itu sendiri. Sasaran ini pula dibagi kedalam kategori pendekatan kelompok,individu ataupun keluarga. Hal ini dimaksudkan mempermudah perhatian, fokus sasaran itu sendiri dalam penerimaan informasi untuk hidup lebih sehat. Sasaran yang membutuhkan perhatian petugas kesehatan secara terus menerus dan konstan yang menduduki prioritas utama, contoh: penderita penyakit tb paru yang jarang mengunjungi puskesmas maka petugas akan mengkunjungi rumahnya memantau seberapa jauh perkembangan penyakit dan memberikan penyuluhan kesehatan terhadap keluarga penderita meminimalkan mungkin tingkat penularan. Sasaran promosi kesehatan yang berada di dalam gedung puskesmas kecamatan kembangan adalah pengunjung puskesmas kecamatan kembangan tersebut baik yang menginginkan pelayanan kesehatan sehingga mendapatkan manfaat lebih dari kunjungan tersebut. (Depkes, 2007). Adapula kekurangan dari sasaran ini adalah tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan masih rendah sehingga petugas kesehatan masih sangat perlu mencari bagaimana memotivasi lebih para sasaran untuk merubah perilaku sehari-hari lebih sehat. 7. Perilaku hidup bersih sehat ( PHBS) Menyatakan perilaku hidup bersih sehat merupakan salah satu tujuan dilaksanakannya program promosi kesehatan. Perilaku hidup bersih sehat ini diharapkan mampu untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, tempat umum maupun sekolah, dan tempat

70 kerja. Didapatkan dari puskesmas kecamatan kembangan adalah kegiatan phbs yang ada dan telah diterapkan dalam masyarakat yang berada dalam ruang lingkup wilayah kerja yaitu pelaksanaan phbs disekolah dasar, tempat umum.(Depkes 2007) Adapula kekurangan dari sasaran untuk merubah perilaku hidup bersih sehat ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup lebih sehat dimulai dari hal yang terkecil sendiri dan diri sendiri, bahwa lebih baik mencegah daripada mengobati. Informan juga menyebutkan bahwa perilaku hidup bersih sehat ini dapat dipelajari dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari contohnya mencuci tangan sebelum makan, menyikat gigi sebelum tidur, membuka jendela pada pagi hari, mengganti sprei seminggu sekali agar tidak terkena tungau, menguras bak seminggu 2 kali, membersihkan debu di meja kerja, olahraga jalan kaki minimal 2 kali seminggu,makan makanan berserat. 6.2.2 Variabel proses 1. Advokasi Dari informasi yang diberikan oleh informan didapatkan bahwa advokasi merupakan upaya atau proses yang terencana dimana dibutuhkan kerja sama lintas sektoral untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak terkait, semua ini bertujuan agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan yang sehat. Didapatkan pula dari para informan bahwa dibutuhkan pula kerjasama antar stake holders mulai dari fungsi terkecil sampai dengan fungsi terbesar, hal ini dikarenakan masing-masing fungsi atau seksi sama-sama memiliki peranan penting dalam pelaksanaan program promosi kesehatan, contohnya: dalam rangka mengupayakan lingkungan bebas asap rokok maka puskesmas melakukan advokasi kepada pimpinan setempat untuk diterbitkannya peraturan kawasan tanpa rokok dilingkungan kerja/ruang lingkup wilayah puskesmas seperti sekolah, kantor kecamatan, tempat ibadah.( Depkes, 2005). Didalam pelaksanaan advokasi pada puskesmas kecamatan kembangan telah dilakukannya advokasi keberbagai pihak yang berkepentingan seperti dinas kesehatan, suku dinas kesehatan jakarta barat,

70 puskesmas kecamatan, puskesmas kelurahan, ketua rt, kader, tokoh masyarakat, pers, okoh agama, sekolah dasar. ( Depkes, 2007) Adapula kekurangan yang disampaikan oleh informan dalam salah satu strategi promosi kesehatan yang menjadi salah satu bagian dari proses ini adalah terkadang advokasi masih dilakukan pendekatan secara individu sedangkan akan lebih efisien dan dinilai akan mendapatkan hasil yang optimal bila dilakukan perkelompok para stake holders. 2. Bina suasana Berdasarkan hasil penelitian informasi yang didapatkan dari informan bahwa bina suasana merupakan salah satu upaya untuk menciptakan kondisi lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri. Disampaikan pula oleh para informan bahwa seseorang akan terdorong dalam perubahan perilaku dari tahu menjadi mau apabila sasaran merasakan dorongan dari lingkungan sosialnya. contohnya: pada sasaran yang berkeluarga datang ke puskesmas dan kemungkinan besar bahwa pengantar pasien tidak mungkin dipisahkan dari pasien, misalkan pasien dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendapatkan penjelasan mengenai kesehatan/ penyakit yang berkaitan dengan penyakit si pasien itu sendiri. Oleh karena itu metode yang tepat digunakan disini adalah penyebaran leaflet, pemasangan poster, dan penayangan video berkaitan dengan penyakit pasien. Pada puskesmas kecamatan kembangan melakukan proses bina suasana melihat dengan situasi dan kondisi yang ada seperti pengunjung datang ke puskesmas dan disaat pengunjung merasakan adanya manfaat penyuluhan kesehatan maka tercipta lingkungan yang kondusif.( Depkes, 2007). Meskipun didapatkan hambatan seperti kurangnya tingkat kesadaran dan pengetahuan dan lingkungan yang panas, serta bising cukup membuat proses bina suasana terganggu. Terdapat pula kekurangan yang ada dalam proses bina suasana ini antara lain bila sasaran promosi kesehatan merasakan kurang nyaman diawal bina suasana ini dilakukan, kemudian apabila bina suasana ini dilakukan di dalam gedung

70 puskesmas maka dirasakan bahwa hanya membuang-buang waktu sedangkan tujuan awal datang adalah untuk mendapatkan pelayanan pengobatan, lalu kurang adanya kemasan acara yang menarik sehingga terkesan tidak ada manfaatnya untuk diikuti. 3. Gerakan pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa gerakan pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Dinilai pula bahwa untuk gerakan pemberdayaan masyarakat ini dibutuhkan keahlian mengklarifikasikan karakteristik masyarakat yang ada dari berbagai aspek baik sosial dan budaya. Puskesmas kecamatan kembangan menunjukan bahwa gerakan pemberdayaan masyarakat sudah mulai berjalan meski mengalami hambatan seperti kurangnya tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri dalam program mandiri yang mengikut sertakan masyarakat secara aktif. ( Depkes, 2007) Pemberdayaan dalam kelompok individu dilakukan sebagian besar pada sasaran yang berkunjung ke puskesmas, contohnya : misalkan setiap ibu yang menimbang bayinya secara berkala dijelaskan pula manfaat untuk mengimunisasi bayinya secara lengkap. Pemberdayaan masyarakat secara kelompok keluarga biasanya dilakukan petugas kesehatan pada kegiatan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas, contohnya melakukan kunjungan rumah untuk menilai perilaku hidup bersih dan sehat yang sudah diterapkan antara lain penggunaan jamban keluarga, mengkonsumsi garam beryodium, memelihara tanaman obat keluarga, mengubur benda-benda yang dapat menampung jentik nyamuk, dan lain sebagainya. 6.2.3. Variabel Output 1. Kegiatan di luar gedung puskesmas Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di luar gedung puskesmas adalah kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas di luar gedung puskesesmas dalam artian bahwa kegiatan promosi kesehatan dilakukan pada masyarakat yang masih berada dalam wilayah kerja puskesmas.( Depkes,2005)

70 Hasil pengamatan dan wawancara pada puskesmas kecamatan kembangan ini di peroleh bahwa kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan kesehatan baik ke rumah masyarakat yang menjadi sasaran kesehatan maupun lingkungan sekolah untuk pemberian imunisasi, pemantauan sekitar dan keberhasilan melakukan program kerjasama PHBS, dengan pemberdayaan masyarakat

pengorganisasian masyarakat seperti karang taruna, ibu-ibu pkk.( Depkes, 2007). Pelaksanaan promosi kesehatan di luar gedung puskesmas yang dilakukan oleh puskesmas adalah upaya untuk meningkatkan PHBS masyarakat. 2. Kegiatan di dalam gedung puskesmas Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan yang dilakukan di dalam gedung puskesmas adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di dalam gedung puskesmas dimana kegiatan promosi kesehatan dilakukan sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan puskesmas. Kegiatan yang berada dalam lingkup puskesmas antara lain tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboraturium, kamar obat, tempat pembayaran dan puskesmas. Didalam puskesmas kecamatan kembangan didapatkan hasil wawancara dan observasi lokasi bahwa adanya sarana dan prasarana seperti spanduk, leaflet dan poster kesehatan yang memuat isu penyakit dan imbauan PHBS. ( Depkes, 2007). 6.3. Fungsi manajemen dalam menyelenggarakan program promosi kesehatan. 6.3.1. Planning Puskesmas kecamatan kembangan menetapkan kegiatan PHBS sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Puskesmas ini merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dari promosi kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Kemudian menentukan jumlah, kualitas dari sumber daya yang dibutuhkan. Dari sumber daya tersebut puskesmas kembangan menetapkan indikator standar keberhasilan dalam pencapaian tujuan serta sasaran promosi kesehatan. Indikator yang terlihat dari hasil yang telah dicapai antara lain pengontrolan berkala ditemukan perilaku hidup bersih dan sehat yang telah diterpakan oleh masyarakat dalam lingkup wilayah tersebut. melalui pengorganisasian

70 6.3.2. Organizing Mengalokasikan sumber daya , menetapkan job desk serta tugas yang jelas dalam koordinasi pelaksanaan prosedur yang ada. Pada puskesmas tim kerja promosi menunjukan bahwa koordinator program ini memiliki double job desk sebagai pemegang program keluarga miskin (gakin). Kegiatan perekrutan , serta penyeleksian dan pengembangan tenaga yang belum ditempatkan pada posisi yang tepat. 6.3.3 Directing Para stake holders dan koordinator mengimplementasikan proses dan gaya kepemimpinan, bimbingan dan membuat kebijakan yang sesuai dengan tujuan program promosi kesehatan. Setiap bulannya di adakan rapat evaluasi mengenai kendala dan saran intara sektoral dalam program tersebut. Tetapi hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. 6.3.4. Controling Di dalam puskesmas kecamatan kembangan melaksanakan evaluasi denagn tujuan mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai, apakah sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hal ini didukung oleh berbagai faktor. Kemudian dalam proses controling ini menetapkan apa yang menjadi kendala dan mencari solusinya dengan stake holders, coordinator dan pelaksana program. Dilihat dari jabaran fungsi manajemen diatas didapatkan bahwa promosi kesehatan belum berjalan dengan optimal baik dari segi planning, organizing, directing, controlling.

70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan terhadap pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas kecamatan kembangan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tenaga SDM yang terdapat di puskesmas kecamatan kembangan adalah 144 orang termasuk kader didalamnya. Pelatihan sudah cukup diadakan namun sasaran pendidikan dan pelatihan kurang mengenai sasaran sehingga belum merata. Para pelaksana petugas kesehatan memiliki double desk job hingga kurang optimal dalam pelaksanaan program ini. 2. Fasilitas dan sarana yang terdapat di puskesmas kecamatan kembangan adalah cukup dalam segi jumlah hanya saja kurang dalam segi perawatan oleh para pelaksana. 3. Sumber dana dalam pelaksanaan program promosi kesehatan ini masih belum tersedia khusus, namun didapatkan dari anggaran APBD. 4. Salah satu sumber data dalam program promosi kesehatan ini adalah data SP2TP puskesmas kelurahan lalu dikumpulkan ke puskesmas kecamatan, namun pada

70 proses dan kenyataannya didapatkan keterlambatan dalam segi pengumpulan tepat waktu. Data tersebut didukung dengan data pertriwulan yang wajib diisi oleh puskesmas kelurahan. 5. Strategi program promosi kesehatan dilakukan strategi dasar yaitu advokasi, pemberdayaan masyarakat, bina suasana dan kemitraan lintas sektoral. 6. Sasaran program promosi kesehatan yang menjadi target operasional adalah sasaran berupakelompok individu, keluarga dan masyarakat. Tetapi tingkat pengetahuan dan motivasi masyarakat akan kesehatan masih kurang 7. Perilaku hidup bersih dan sehat sudah mulai diterapkan pada masyarakat namun pada kenyataannya karena faktor pendidikan dan sosial budaya maka perubahan perilaku lebih sehat sulit dilakukan. 8. Pada bagian proses advokasi juga membutuhkan banyak kerjasama dan keyakinan antar lintas sektoral. Hal ini membutuhkan kepercayaan stake holders untuk berkerja sama. 9. Pada bagian proses bina suasana dibutuhkan motivasi tinggi para pelaksana promosi kesehatan untuk membuat nyaman keadaan sasaran sehingga membuat tujuan program promosi kesehatan menjadi lebih mudah diterima dan dilakukan. Hal ini disebabkan karena dengan linhkungan sosial yang mendukung maka sasaran mau merubah perilaku agar lebih baik dan sehat. 10. Pada bagian proses gerakan pemberdayaan dibutuhkan kerjasama antara petugas kesehatan dengan masyarakat, baik dilihat dari ruang lingkupnya individu, keluarga maupun masyarakat. Namun kurangnya koordinasi dan manfaat yang berarti maka gerakan pemberdayaan ini dapat terhambat. 11. Pada bagian kemitraan dibutuhkan sikap saling menghargai, keterbukaan, sikap saling menguntungkan antara stake holders, petugas kesehatan dan masyarakat sebagai sasarannya, namun kurangnya kesadaran arti pentingnya kesehatan menyebabkan masing-masing pihak meraskan bahwa kedudukan dan fungsinya lebih penting dibandingkan dengan pihak lainnya, dan dirasakan pula kurangnya manfaat yang berarti.

70 12. Pada hasil keluaran atau output yang memiliki kegiatan promosi kesehatan diluar gedung puskesmas difokuskan kepada masyarakat yang jarang mengunjungi puskesmas namun masih berada di dalam wilayah kerja puskesmas. Hal ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan dana dan tenaga kerja yang lebih bila ingin menjangkau sasaran di luar puskesmas sesuai target. 13. Pada hasil keluaran atau output yang memiliki kegiatan promosi kesehatan didalam gedung puskesmas difokuskan kepada masyarakat yang sering mengunjungi puskesmas untuk mendapatkan pelayanan medis. Hal ini memiliki kekurangan yaitu sasaran terkadang memiliki pemikiran bahwa mereka datang ke puskesmas dengan tujuan awal untuk mendapatkan pelayanan medis sehingga menyebabkan mereka kurang merasakan manfaat yang ada dari mengikuti program ini. 7.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh peneliti mencoba memberikan saran kepada puskesmas kecamatan kembangan dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan program promosi ksehatan tersebut. Bagi puskesmas kecamatan kembangan 1. Dengan dilakukannya kriteria standar karakteristik petugas maka tenaga honer yang akan berkerja di puskesmas tersebut dapat melakukan beban kerja dengan tanggung jawab yang maksimal.Tentu didukung pula dengan tingkat kesejahteraan yang lebih diperhatiakan sehingga dapat memotivasi mereka dalam menjalankan tugas. 2. Untuk fasilitas dan sarana yang sudah ada hanya dibutuhkan pengertian antara sesama petugas pelaksana untuk lebih merawat fasilitas yang sudah ada, dibutuhkan pula anggaran belanja untuk peralatan yang sudah tidak layak pakai agar dapat diregenerasi.

70 3. Untuk anggaran atau dana yang ada hanya didapatkan dari dana APBD sehingga koordinator program ini diharapkan mampu membuat rancangan anggaran yang dapat diajukan pada laporan tahunan puskesmas. 4. Data promosi kesehatan yang didapatkan dari SP2TP dan pelaporan pertriwulan sering mengalami keterlambatan hal ini disebabkan adanya double desk job dan kurang adanya sangsi dan reward yang tegas. 5. Strategi dasar yaitu ABG plus one sudah mengikuti standart yang ada, hal ini agar terus dipertahankan dan ditingkatkan lagi dari segi pelaksanaannya. 6. Sasaran promosi kesehatan dilihat dari jenis karakteristik jumlah masyarakat apakah individu, keluarga maupun masyarakat.Petugas kesehatan juga harus melihat keadaan sosial dan budaya masyarakat yang ada agar lebih mudah mencapai tujuan. 7. Perilaku hidup bersih sehat yang sudah ada dan diimplementasikan kepada masyarakat agar lebih ditingkatkan dengan cara pemberian motivasi yang lebih dan pengawasan serta evaluasi yang berkesinambungan. 8. Dalam pelaksanaan advokasi dibutuhkan pendekatan yang dilakukan perkelompok dan secara terus menerus kepada stake holders yang terkait bukan dengan perindividu, hal ini dinilai para ahli akan lebih memberikan hasil dibandingkan pendekatan stake holders perindividu. 9. Bina suasana adalah hal yang cukup penting mengingat bahwa masyarakat mau merubah perilaku apabila mereka mendapatkan dukungan dari lingkungan sosial mereka, akan lebih mudah untuk menerima perubahan gaya hidup apabila situasi yang ada diawal perencanaan membuat mereka nyaman dan kondusif. 10. Gerakan pemberdayaan dilihat dari waktu pemberian informasi dari awal yang disepakati oleh masyarakat dengan seperti itu maka masyarakat tidak akan merasakan keterpaksaan dan merasa nyaman untuk melakukan kegiatan promosi kesehatan secara mandiri. Diberkan kemasan acara yang menarik, dan petugas yang informatif 11. Dalam promosi kesehatan maupun kegiatan kesehatan yang lain tentu mebutuhkan kerjasama dan kemitraan antar lintas sektoral, untuk meningkatkan

70 kerjasama ini, dibutuhkan kejujuran masing-masing pihak sehingga akan didapatkan kerjasama tanpa keterpaksaan, dan akan menyadari bahwa kesehatan adalah hal penting yang wajib untuk dijaga dan diperjuangkan bersama. Semua pihak diberikan pengertian akan tujuan akhir yang akan dicapai mampu memberikan manfaat kepada semua pihak. 12. Dalam keluaran hasil atau output yang berupa kegiatan promosi kesehatan diluar gedung puskesmas akan memberikan dampak berupa peningkatan jumlah tenaga kerja dan dana. Hal ini dapat diminimalkan dengan cara memberikan insentif diluar dana pokok yang sudah ada, tanpa merekrut tenaga tambahan.dibutuhkan pula kerjasama dengan kader agar evaluasi dapat berjalan secara berkesinambungan. 13. Dalam keluaran hasil atau output yang berupa kegiatan promosi kegiatan digedung puskesmas akan memberikan dampak yang jauh lebih positif apabila petugas promosi kesehatan memaksimalkan fasilitas yang sudah tersedia. Diberikan penyuluhan yang terarah kepada pengunjung apabila menanyakan salah satu sarana yang ada, seperti poster yang berisikan pesan kesehatan.Perawatan sarana dan fasilitas yang sudah ada lebih dimaksimalkan dengan seperti itu maka sasaran pengunjung puskesmas merasakan manfaat lebih saat ke puskesmas tidak hanya mendapatkan pelayanan medis namun juga manfaat peningkatan kesehatan.

70

DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar,Azrul. 2004. Reformasi Pelayanan Kesehatan. Departement Kesehatan RI:Jakarta. 2. Dhilton, Hs,1994. Health Promotion And Community Action For Health in Developing Countries. WHO. Geneva. 3. David, R.Fred. 2004. Management Strategis Konsep. PT Indeks Gramedia: Jakarta. 4. David, F.A.1981. Nursing Action For Health Promotion.F.A David Company: USA. 5. Effendy, Nasrul.1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta.

70 6. Moelong, Lexi. J, 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:Bandung. 7. Notoadmodjo, Soekidjo, 2002. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT Rineka Cipta: Jakarta. 8. Notoadmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta. 9. Notoadmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta: Jakarta. 10. Prawito, 2008. Bahan Pembelajaran Mata kuliah Promosi Kesehatan.Jakarta 11. Suryani. Eko. 2007. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. PT.Fitamaya: Bandung. 12. Tjiptoherianto, Priajono. 1994. Ekonomi Kesehatan. PT Rineka Cipta:Jakarta. 13. Departemen Kesehatan RI. 1984. Sistem Kesehatan Nasional. Departement Kesehatan RI.Jakarta. 14. Departemen Kesehatan RI. 1990. Pedoman Penyelenggaraan Aministrasi Di Puskesmas. Departement Kesehatan RI. Jakarta. 15. Departemen Kesehatan RI. 1995. Sebaiknya Anda Tahu Departement Kesehatan RI Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.Jakarta. 16. Departemen Kesehatan. 1997. Buku Pedoman Penyuluhan Bagi Pekarya Kesehatan. Departement Kesehatan RI:Jakarta. 17. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. 1997. Buku Pedoman untuk Petugas Kesehatan Seri Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Dinas Kesehatan DKI Jakarta.Jakarta.

70 18. Departemen Kesehatan RI. 1997. Panduan Manajemen Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Tingkat Puskesmas. Departemen Kesehatan RI.Jakarta. 19. Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2003. ARRIF Buku Pedoman Manajemen Peran Serta Masyarakat. Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Jakarta. 20. Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2003. Pedoman Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja. Dinas kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Jakarta. 21. Departemen Kesehatan RI, 2003. Profil Promosi Kesehatan 2003. Departement Kesehatan RI.Jakarta. 22. Departemen Kesehatan RI, 2003. Promosi Kesehatan Di

Perusahaan.Departement Kesehatan RI.Jakar 23. Departemen Kesehatan RI, 2004. Panduan Advokasi Penerapan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota. Departement Kesehatan RI.Jakarta. 24. Departemen Kesehatan RI, 2004. Penyusunan Profil Promosi

Kesehatan.Departement Kesehatan RI. Jakarta. 25. Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di

Daerah.Departement Kesehatan RI.Jakarta. 26. Departemen Kesehatan RI. 2005. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan. Departement Kesehatan RI.Jakarta. 27. Departemen Kesehatan RI, 2006. Pedoman Perencanaan Tingkat

Puskesmas.Departement Kesehatan RI. Jakarta. 28. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Puskesmas. Departement Kesehatan RI.Jakarta.

70 29. Departemen Kesehatan RI, 2007. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.Departement Kesehatan RI. Jakarta. 30. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penyuluhan Pemeliharaan Kesehatan Mandiri Bagi Petugas Penyuluh Lintas Sektor

Kecamatan.Departement Kesehatan RI.Jakarta. 31. Puskesmas Kecamatan Kembangan, 2007. Laporan Tahunan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kembangan Kotamadya Jakarta Barat. Laporan Promosi Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2007.

Matriks Instrument Wawancara

Informan Internal Puskesmas Kecamatan Kembangan Pertanyaan Input a.Sumber Daya b.Biaya c.Tenaga /SDM d.Metoda e.Data f.Sasaran Proses a.Advokasi b.Bina Suasana c.Gerakan Pemberdayaan Kepala PKM Kembangan Koordinator Promosi kesehatan X X X X X X X X X X X X X X X X

70 d.Kemitraan Output a.Kegiatan didalam dan diluar gedung b.PHBS X X X X

Informan Eksternal Puskesmas Kecamatan Kembangan Pertanyaan Kepala PKM Meruya Input a.Sumber Daya b.Biaya c.Tenaga/SDM d.Metoda e.Data f.Sasaran Proses a.Advokasi b.Bina Suasana c.Gerakan Pemberdayaan d.Kemitraan Output X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Koordinator Promosi Kesehatan Koordinator Promkes Sudin

70 a.kegiatan didalam dan diluar gedung b.PHBS X X X X

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Nama Narasumber Jabatan dan Fungsi : : Drg. Dara F. Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan selaku penanggung jawab seluruh program yang ada di Puskesmas Kecamatan Kembangan. Puskesmas Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa, sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh.Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang ; Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

70 mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum, 1974).Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan.Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Pertanyaan Input 1. Bagaimana visi dan misi anda dalam memimpin dan selaku penanggung jawab dalam program-program yang ada dipuskesmas Kembangan ini termasuk program promosi kesehatan ini?. 2. Bagaimanakah sumber daya, biaya, tenaga, metode yang ada di Puskesmas ini untuk program promosi kesehatan? 3. Apakah ada program ulangan yang diajukan kembali setelah anda melakukan evaluasi program? Program Promosi Kesehatan khususnya? Pertanyaan Proses 4. Apa saja bentuk kerjasama antar dan intra sektoral dalam program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan ini? 5. Pihak mana saja yang terkait penting dalam pelaksanaan program promosi kesehatan ini?

70

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Nama Narasumber Jabatan dan fungsi Puskesmas Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa,sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,mental,dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh.Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum, 1974).Promosi : Bapak M. Thamrin : Koordinator Program Promosi Kesehatan dan Implementasi di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan. : Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.

70 kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan.Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Pertanyaan Input 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Bagaimana Kembangan? Apakah saja tugas pokok dari promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Bagaimana struktur tenaga pelaksana (SDM) promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Sarana apa saja yang dimiliki seksi promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Tolong anda jelaskan sumber dana yang mendukung program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Metoda apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Apakah para petugas promosi kesehatan ini telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang memadai? Media komunikasi apa saja yang digunakan dalam program promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? Pertanyaan Proses 9. Bagaimanakah proses Advokasi yang dilakukan dalam Puskesmas Kecamatan Kembangan ini? 10. Bagaimanakah proses Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan yang dilakukan dalam Puskesmas Kecamatan Kembangan ini? 11. Bagaimanakah kemitraan dan kerjasama yang dilakukan oleh seksi promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? perkembangan promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan

70 Pertanyaan Output 12. Bagaimanakah proses kegiatan yang telah dilakukan oleh seksi promosi kesehatan selama ini? 13. Bagaimanakah penyuluhan kesehatan didalam dan diluar gedung Puskesmas Kecamatan Kembangan ini? 14. Hambatan apa saja yang ditemukan dalam proses pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan? 15. Produk mandiri apa saja yang telah dihasilkan oleh program promosi kesehatan ini?dan mekanisme pelaporan?

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN : Dr. Maria C.

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Nama Narasumber Jabatan dan fungsi Puskesmas Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa,sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental,dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh. : Kepala Puskemas Kelurahan Meruya Selatan I. : Kecamatan Meruya Selatan I Jakarta Barat.

70 Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. (Blum,1974). Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan,juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya Pertanyaan Input 1. Apakah tugas pokok dari Promosi kesehatan yang ada di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan ini? 2. Bagaimanakah struktur tenaga pelaksana (SDM), Kapasitas Sumber Daya, Biaya, Metoda, Sasaran promosi kesehatan di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan ini? 3. Apakah petugas promosi kesehatan telah mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang memadai dari pusat ataupun secara mandiri? 4. Apakah ada program mandiri selain yang di berikan dari pusat untuk program promosi kesehatan di puskesmas kelurahan ini? Pertanyaan Proses 5. Bagaimanakah kemitraan dan kerjasama yang dilakukan oleh seksi Promosi kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan?

70

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Nama Narasumber Jabatan dan fungsi Puskesmas Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa, sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kesehatan :Safrida,SKM. : Pelaksana Program Promosi kesehatan diPuskemas Kelurahan Meruya Selatan I. : Kecamatan Meruya Selatan I Jakarta Barat.

70 seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi.Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. (Blum,1974).Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Pertanyaan Input 1. Bagaimanakah perkembangan dari program promosi kesehatan di puskesmas kelurahan Meruya Selatan I? 2. Bagaimanakah keadaan diPuskesmas ini mengenai sumber daya, biaya, tenaga, metoda, data, sasaran, dan komitmen? Pertanyaan Proses 3. Bagaimanakah proses dari Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan di dalam Puskesmas ini? 4. Bagaimanakah kemitraan yang dilakukakan oleh antar maupun intra sektor di dalam pelaksanaan promosi kesehatan? Pertanyaan Output 5. Apakah hasil yang dicapai dari pelaksanaan program promosi kesehatan ini?

70 6. Adakah kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan promosi kesehatan? 7. Bagiamanakah mekanisme pelaporan dari program promosi kesehatan ini? 8. Apa saja kegiatan promosi kesehatan yang ada baik diluar gedung maupun didalam gedung?

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN : Bapak Ecep. S.

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Narasumber Jabatan dan fungsi Kantor : Koordinator Seksi Promosi Kesehatan. : Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.

70 Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa,sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum, 1974). Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Pertanyaan Input 1. Bagaimanakah perkembangan promosi kesehatan di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat? 2. Apa saja tugas pokok dari promosi kesehatan? 3. Bagaimana struktur tenaga pelaksana (SDM) yang memenuhi kriteria dalam promosi kesehatan? 4. Sarana apa saja yang dimiliki seksi promosi kesehatan untuk kegiatan yang dilakukan baik di luar maupun didalam gedung? 5. Metode apakah yang digunakan dalam promosi kesehatan ini? 6. Bagaimanakah sistem pendanaan yang digunakan dalam promosi kesehatan di wilayah kerja Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat ini?

70 7. Bagaimanakah yang menjadi kriteria sasaran yang akan menjadi tujuan diterapkannya promosi kesehatan? Pertanyaan Proses 8. Bagaimanakah proses Advokasi yang dilakukan di dalam Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat? 9. Bagaimanakah proses Bina Suasana yang dilakukan didalam Suku Dinas kesehatan Jakarta Barat? 10. Bagaimanakah proses Gerakan Pemberdayaan yang dilakukan didalam Suku Dinas Kesehatan? 11. Bagaimanakah kerjasama dan kemitraan yang dilakukan baik internal maupun eksternal untuk mencapai tujuan promosi kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat? Pertanyaan Output 12 Bagaimanakah dengan hasil akhir dari promosi kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat ini? 13 Bagaimanakah dengan mekanisme pelaporan promosi kesehatan di Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat ini? 14 Bagaimanakah dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam ataupun diluar gedung?

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Narasumber : Bapak Ardali.

70 Jabatan dan fungsi : Ketua rukun tetangga Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa,sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum, 1974). Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya. 1. Apakah wilayah anda sering dikunjungi oleh petugas kesehatan? 2. Penyakit apakah yang paling sering diderita oleh masyarakat di sekitar wilayah ini? 3. Adakah kekurangan pemerintah dalam program promosi kesehatan menurut anda? 4. Bagaimanakah penerapan PHBS dalam lingkungan keseharian masyarakat diwilayah ini? 5. Apakah sering diadakannya pengkontrolan berkala oleh petugas kesehatan diwilayah ini? 6. Adakah langkah mandiri yang sudah dilakukan oleh tokoh masyarakat dan masyarakat dalam hal kesehatan di wilayah ini? 7. Apakah anda merasa cukup puas terhadap pelayanan mengenai program promosi kesehatanyang sudah dilakukan petugas?

70

Universitas Muhammadiyah Profesor Dr.Hamka

TINJAUAN

PELAKSANAAN

PROGRAM

PROMOSI

KESEHATAN

DI

PUSKESMAS KECAMATAN KEMBANGAN JAKARTA BARAT TAHUN 2008 Narasumber : Ibu Brenda.

70 Jabatan dan fungsi : Kader kesehatan Latar Belakang: Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera badan dan jiwa,sosial serta memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktifitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Itulah sebabnya, maka kesehatan itu bersifat holistik dan atau menyeluruh. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.(Blum, 1974). Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan, juga mempunyai dua sisi seni yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan (Di Indonesia sering disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan. Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan adalah kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya. 1. Apakah wilayah anda sering dikunjungi oleh petugas kesehatan? 2 . Penyakit apakah yang paling sering diderita oleh masyarakat di sekitar wilayah ini? 3. Adakah kekurangan pemerintah dalam program promosi kesehatan menurut anda? 4. Bagaimanakah penerapan PHBS dalam lingkungan keseharian masyarakat diwilayah ini? 5. Apakah sering diadakannya pengkontrolan berkala oleh petugas kesehatan diwilayah ini? 6. Adakah langkah mandiri yang sudah dilakukan oleh tokoh masyarakat dan masyarakat dalam hal kesehatan di wilayah ini? 7. Apakah anda merasa cukup puas terhadap pelayanan mengenai program promosi kesehatanyang sudah dilakukan petugas? 8. Berapakah jumlah kader dan insentif yang diterima perbulannya dan apakh sering diadakannya pelatihan?

70

MATRIKS HASIL WAWANCARA koordinator Promkes No Variabel 1 Lama bekerja Informan b Sudah cukup lama ya kirakira lebih dari 22 tahunan. Informan d Kayanya lebih dari 10 tahun deh. Informan e Hm,lebih dari 17 tahun dek intisari Lama bekerja para koordinator lebih dari 5 tahun bisa

70 sudah memiliki banyak pengalaman kerja. Para koordinator mengetahui pengertian dari promosi kesehatan.

Pengertian promosi kesehatan.

Pentingnya promosi kesehatan

Yaitu kegiatan yang dilakukan didalam dan luar gedung puskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Itu merupakan hal penting dalam segala hal untuk mewujudkan tujuan utama di puskesmas Kalo menurut saya SDM untuk keseluruhan baik di puskesmas kelurahan dan kecamatan cukup banyak ya sekitar 144 orang termasuk kadernya hanya saja terhambat oleh double desk job yang sama banyak. Jumlah dari masing-masing media untuk program promosi kesehatan yang

Itu kegiatan yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

Program yang ada di awal rencana setiap kegiatan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Promosi kesehatan adalah hal yang cukup penting dalam kesehatan masyarakat

Itu hal yang penting yang dilakukan saat awal perencanaan kegiatan kesehatan

Promosi kesehatan merupakan hal yang penting dalam kesehatan masyarakat. Tenaga SDM yang ada cukup dari segi jumlah namun belum dari segi kualitas.

4.

Tenaga SDM

Masukan /input Saya rasa tenaga kerja dipuskesmas kelurahan meruya cukup ya..hanya saja dari segi kualitas kurang memadai karena bukan bidang promosi pada awalnya.

Saya merasa memang yang sudah ada cukup banyak sih tetapi yang mengikuti pelatihan dan yang mempunyai pengetahuan di bidang ini masih kurang ya, meski ada rencana untuk merekrut tenaga honorer di bidangnya tetapi terbentur dana. Saya merasakan bahwa peralatan yang ada baik di Puskesmas kecamatan dan kelurahan sudah

Fasilitas dan sarana

Kalo media yang ada di puskesmas ini untuk kegiatan promosi kesehatan itu papan informasi 2 buah,

Fasilitas dan sarana di masingmasing tempat sudah mencukupi

70 ada di puskesmas kecamatan kembangan adalah flipchart 1 buah, OHP 1 buah, papan informasi yang ditempel di dinding puskesmas 4 buah, leaflet 89 lembar, tape recorder1 buah, mic 1 buah, trus poster kesehatan 8 buah, Menurut saya semua memang sudah lumayan ada tapi ada baiknya bila di perbanyak masing-masing 1 buah lagi untuk mencakup sasaran yang lebih besar. 6 Dana Kalo soal dana tidak ada anggaran khusus untuk ini,hanya APBD. leaflet 57 lembar sama poster 5 buah yang ada di dinding puskesmas, Saya nilai cukup banyak peralatan yang ada di sini cukup memadai ya, karena saya pasti berkunjung untuk melihat kegiatan diluar atau dilapangan hanya saja butuh lebih diperhatikan perawatannya. hanya saja kurang dari segi perawatannya.

Pendanaan tidak ada yang diperuntukan untuk promkes

Memang tidak ada dana yang khusus dialokasikan pada promosi kesehatan hal ini dipandang karena promkes adalah bagian dari semua aspek kegiatan kesehatan yang ada, hanya dari

Untuk anggaran promosi kesehatan tidak ada dana khusus hanya dari APBD.

70 7 Data Dari SP2TP dan Data itu ada laporan form dalam SP2TP dan pertriwulan. form yang tiga bulan sekali. APBD saja. Data semua dari peloparan mulai tingkat puskesmas kelurahan sampai dengan puskesmas kecamatan direkap dalam SP2TP ditambah dengan form yang wajib diisi pertriwulan Istilah kita adalah ABG untuk strategi dasar plus kemitraan, untuk mudah mengingat dengan begitu mudah mengamalkan Kita memang mengambil masyarakat sebagai sasaran utama dengan alasan melihat tujuan utama dari promkes adalah meningkatkan kesehatan masyarakat itu sendiri baik secara mandiri maupun dengan bantuan petugas Semua PHBS yang ada disini dilihat dari Semua data terdapat dalam SP2TP dan pengisisan form tiga bulan sekali.

Strategi promosi Disini dikenal kesehatan sebagai ABG atau advokasi bina suasana gerakan pemberdayaan dan kemitran

Kita mengikuti perencanaan awal,menggunakan ABG

Strategi sudah menggunakan yang menjadi pedoman pelaksanaan promkes.

Sasaran promosi Sasaran kita kesehatan memang diperuntukan untuk masyarakat yang berobat ke sini dan masyarakat diluar gedung ini melalui pemberdayaan kader dan sosialisasi program kesehatan PHBS PHBS yang sudah ada, lebih

Sasaran yang ada memang lebih kepada masyarakat secara umum melalui kader dan petugas kesehatan yang berwenang di bidangnya

Sasaran dibagi dibagi dalam kegiatan diluar dan dalam gedung puskesmas.

10

PHBS yang ada salah satunya adalah program

PHBS sudah diterapkan di lingkungan

70 dikembangkan dalam pelaksanaannya . anak sekolah dan melalui penyuluhan seberapa besar perkembangan yang sudah terlihat. tujuan awal umum, promkes adalah sekolah dan meningkatkan kerja. kesehatan masyarakat yang berada dibawah ruang lingkup kerja kita, seperti anak sekolah, tempat umum, lingkungan kerja, sesederhana mungkin kita memberikan contoh agar bisa dilakukan oleh mereka seharihari. Advokasi adalah satu kesatuan dalam strategi promosi kesehatan yang tidak dapat dipisahkan dengan bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat Advokasi merupakan bagian yang penting dan salah satu bagian dari strategi promosi kesehatan bagi para stake holders.

11

Advokasi

Advokasi merupakan strategi yang digunakan untuk pendekatan terhadap stake holders dan masyarakat untuk mempermudah jalan mencapai tujuan Bina suasana dibutuhkan karena seseorang akan merubah diri menjadi lebih baik bila lingkungan sosialnya mendukung.

Proses Advokasi merupakan salah satu bagian dalam menjalankan strategi promosi kesehatan.

12

Bina suasana

Bina suasana memang sangat diperlukan untuk menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga minat sasaran akan tertarik pada program promosi kesehatan ini

Bina suasana memang hal yang sama penting karena ini adalah langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dalam mencapai

Bina suasana merupakan langkah untuk menciptakan lingkungan kondusif dalam proses melaksanakan promkes.

70 tujuan. 13 Gerakan pemberdayaan Gerakan pemberdayaan biasanya dibagi 3, entah itu pendekatan individu, keluarga dan masyarakat, puskesmas harus juga memperhatikan kondisi situasi khususnya sosial budaya setempat Kemitraan juga cukup penting karena satu program tidak akan berdiri sendiri, membutuhkan banyak kerjasama antar lintas sektoral. Gerakan pemberdayaan adalah upaya pendekatan yang dilihat dari karakteristik penduduk setempat, tetap membutuhkan kader dan petugas kesehatan. Gerakan pemberdayaan adalah salah satu cara mendidik masyarakat untuk lebih mandiri sesuai dengan sasarannya, apakah individu,keluarga dan masyarakat. Gerakan pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk mendidik masyarakat lebih mandiri sesuai dengan karakteristik sasarannya.

14

Kemitraan

Kemitraan memang dibutuhkan dalam segala hal yang mendasar bagaimana program bisa sukses tanpa bantuan pihak lain.

Kemitraan disini bukan saja didalam instansi yang terkait tapi juga tokoh masyarakat, stakeholders dan pihak lain yang mendukung tercapainya tujuan promosi kesehatan

Kemitraan di lintas sektoral dibutuhkan untuk mencapai tujuan promkes dengan hal yang mendasar yaitu saling terbuka, menghargai.

15

Kegiatan promkes di luar gedung puskesmas

Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung memiliki tujuan untuk menjangkau lebih luas sasaran yang berada di ruang lingkup wilayah

Output Semua kesehatan diluar didalam bertujuan memcapai yang merubah menjadi sehat mandiri.

promosi baik maupun gedung untuk sasaran mampu perilaku lebih secara

Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung ini memang membutuhkan lebih banyak tenaga kader untuk berkerjasama tetapi dengan

Kegiatan promosi kesehatan diluar gedung diperuntukan untuk sasaran yang jarang mengunjungi puskesmas.

70 kerja puskesmas ini. harapan mendapatkan jumlah sasaran yang meningkat dari segi derajat kesehatannya, bisa melalui UKS, kunjungan kerumah, sekolah, tempat kerja, dan lain sebagainya. Kegiatan promosi dalam puskesmas adalah bagaimana sasaran atau pengunjung yang datang ingin tahu dan merubah perilaku hidup lebih sehat, dengan cara menempelkan poster dan menyebarkan leaflet yang menarik untuk dibaca. Kegiatan yang dimaksudkan disini adalah bagaimana kita mengoptimalkan tempat yang sudah tersedia agar lebih efisien dengan sasaran utama adalah pengunjung puskesmas dan menempatkan sarana promkes itu pada tempat yang strategis untuk dilihat, dan dibaca. Kegiatan promkes di dalam diperuntukan untuk sasaran yang mengunjungi puskesmas

16

Kegiatan promkes di dalam gedung puskesmas

Kegiatan promosi kesehatan dalam gedung dilakukan dengan berbagai cara baik itu penempelan poster, dan pengambilan leaflet gratis mengenai kesehatan

MATRIKS HASIL WAWANCARA

70 Kepala Puskesmas No Variabel 1 Lama bekerja Informan a Hm, sudah lebih dari 17 tahun ya mbak Informan c Sudah sekitar kurang lebih 23 tahun lumayan lama juga ya intisari Masa kerja kedua kepala puskesmas tersebut menunjukan adanya pengalaman kerja yang mencukupi. Kedua kepala puskesmas tersebut sudah mengerti pengertian dari promkes.

Pengertian promosi kesehatan

Adalah salah satu program yang ada di setiap puskesmas kecamatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat. Promosi kesehatan itu sangat penting karena sebagai ujung tombak dari semua perencanaan yang ada di puskesmas. Saya berfikir sumber daya manusia disini khusus menangani itu sudah cukup ya, buktinya tidak ada masalah yang berarti sekali muncul. Saya rasa cukup lengkap

Promosi kesehatan itu program yang ada dipuskesmas untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Sangat penting untuk segala tindakan awal perencanaan kegiatan yang ada di puskesmas.

Pentingnya promkes

Kedua kepala puskesmas tersebut telah mengerti pentingnya kedudukan promosi kesehatan. Tenaga SDM dalam program promkes sudah cukup hanya saja butuh diberikan pelatihan untuk tenaga yang baru. Fasilitas dan sarana sudah

Tenaga SDM

Menurut saya tenaga yang menangani promkes ini cukup hanya saja perlu di berikan pelatihan lagi

Fasilitas dan sarana

Saya lihat cukup lengkap

70 ya dik karena semua bisa digunakan meski sedikit tapi masih layak pakai. 6 Dana Dana ya, setahu saya tidak ada dana khusus yang dialokasikan ke promosi kesehatan. Data dari laporan harian lalu direkap jadi bulanan lalu ditambah pertriwulan. Strategi promkes ya,ya ABG plus kemitraan itu. ya hanya saja lebih butuh dirawat agar lebih awet saja. dirasa cukup hanya saja membutuhkan perhatian dalam perawatannya. Dana yang diperuntukan khusus untuk promkes belum ada.

Dana tidak ada yang memang diperuntukan untuk promkes.

Data

Data semua dari SP2TP dan form per tiga bulan.

Data yang diambil dari SP2TP dan form pertri wulan. Strategi yang ada dan telah digunakan adalah advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaaan masyarakat, kemitraan. Sasaran promkes terbagi 2 yaitu kegiatan didalam dan diluar gedung

Strategi promosi kesehatan

Strategi dasar yang kita gunakan adalah ABG.

Sasaran promosi kesehatan

10

PHBS

Sasaran kita lebih ke masyarakat yang mengunjungi pkm maupun yang ada dilapangan. PHBS dalam ruang lingkup kita itu antara lain membina perilaku sehat

Sasaran kita berfokus pada masyarakat dalam lingkup wilayah kerja yang sudah ditentukan PHBS yang ada disini merupakan program yang sudah ada dan

PHBS yang ada sudah diterapkan dalam masyarakat

70 pada usia sekolah, masyarakat yang menjadi sasaran tujuan dilakukan promkes.. tetap dilakukan baik melalui kader maupun petugas kesehatan. melalui kader dan petugas kesehatan.

70 MATRIKS HASIL WAWANCARA Kader kesehatan dan ketua RT No Variabel 1 Intesitas kunjungan penyuluhan oleh petugas kesehatan Informan f Kalo menurut saya mah mbak kunjungan para petugas kesehatan sudah cukup sering meski kadang-kadang ada aja petugas yang hanya sekedar menjalankan tugasnya jadi agak kurang komunikasi. Penyakit yang sering sekali ada ya seperti batuk, pilek, panas jarang sekali ada penyakit yang berat sekali.. Kadang kurang komunikasi ya mbak petugas kesehatannya dengan masyarakat jadi kaya sekedar melakukan kewajiban saja. Kalo PHBS kaya cuci tangan, sikat gigi setelah makan sudah dilakukan dan Informan g Saya rasa ya mbak cukup sering juga ya para petugas datang ke daerah binaannya dan melakukan penyuluhan kesehatan. Intisari Kunjungan petugas kesehatan dirasa cukup sering meski ada personil petugas yang dirasa kurang komunikatif.

Masalah kesehatan yang sering terjadi di wilayah tersebut.

Penyakit yang ada disini yang paling sering ya batuk,pilek dan demam kalo penyakit serius kaya jantung itu sich jarang. Kalo dari para kader ya kurang upahnya ya mbak tapi karena kita kerja sosial jadinya kita sukarela juga sich. PHBS yang ada di lingkungan kita ya seperti sikat gigi, dan cuci tangan lalu ada

Masalah kesehatan yang paling sering terjadi adalah ISPA.

Kekurangan pemerintah dalam melaksanakan promkes

Penerapan PHBS dalam lingkungan keseharian.

Kekurangan yang sering dirasa sebagian tokoh masyarakat ini adalah kurangnya komunikasi dan insentif yang mencukupi. Penerapan PHBS sudah disosialisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

70 kalo jajanan disekolah dipantau dari guru-guru sekolah. program imunisasi dan kesehatan gigi di sekolahsekolah dasar, kalo saya pribadi melakukan seperti yang di ajarkan petugas kesehatan kaya bersih-bersih rumah, menguras bak, makan sayuran gitu mbak,meski belum semua rumah seperti itu. Cukup sering si mbak sekalian penytuluhan kesehatan yang lain jadinya menanyakan perkembangan yang kemarinkemarin. Kunjungan untuk pengontrolan yang dilakukan petugas sudah sesuai dengan jadwal yang ada.

Pengontrolan berkala oleh petugas kesehatan

Pengkontrolan oleh petugas kesehatan terhadap program mereka ya cukup sering datang sesuai jadwal pembagian mereka mungkin mbak. Kalo saya suka ada kerja bakti dan fogging trus rapat bapak-bapak untuk membahas rencana kesehatan kalo ada yang kena penyakit tapi

Langkah mandiri yang sudah diterapkan

Kalo di daerah sini ya kerja bakti ya mbak trus ibu-ibu pkk suka Bantu imunisasi dan anak-anak remaja sering olahraga trus bantu bapaknya kerja bakti deh.

Langkah mandiri masyarakat adalah kerja bakti dan pemeliharaan sanitasi lingkungan rumah tinggal.

70 sering yang kena kaya batuk, pilek jadinya sering saya minta bersih- bersih rumah masingmasing 7 Tingkat kepuasan terhadap pelayanan promkes Saya sebagai ketua RT sudah cukup puas ya mbak dengan promosi kesehatan hanya ditambahkan saran sedikit biar petugas kesehatannya lebih ramah dan lebih sering datang untuk visit home. Saya sih melihatnya agar tambah menarik ditambahkan acara permainan dan snack yang enak trus upah uang buat kadernya gitu mbak. Tingkat kepuasan dinilai cukup dalam pelayanan program promosi kesehatan ini di wilayah kerja puskesmas kecamatan dan pembantu, perlu ditambahkan komunikasi efektof pada petugas dan insetif bagi kadernya. Jumlahnya Jumlah kader sekitar 8 kader ada 8 orang per wilayah trus masing-masing kalo uang diberikan upah sekitar 17.000 17.000 rupiah rupiah per perbulan. bulan dan pelatihan hanya bila petugas mengadakan ya kita ikut mbak.

Jumlah kader dan insentif yang diberikan serta pelatihan untuk promkes

70 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Organogram pukesmas pembina kembangan tahun 2007. Lampiran 2. Peta kecamatan kembangan kodya Jakarta Barat. Lampiran 3. Rekapitulasi laporan kegiatan penyuluhan promosi kesehatan. Lampiran 4. Matriks wawancara informan internal Lampiran 5. Matriks wawancara informan eksternal. Lampiran 6. Pedoman wawancara informan Lampiran 7. Matriks hasil wawancara informan.

You might also like