Professional Documents
Culture Documents
Definisi Postpartum atau periode puerperium merupakan periode perawatan setelah pengeluaran placenta sampai dengan 6 minggu setelahnya (Littleton & Engbretso, 2005). Postpartum atau puerperium adalah suatu periode yang dimulai setelah proses persalinan dan diakhiri ketikatubuh wanita yang telah melahirkan terbut kembali normal mendekati kondisi tubuh sebelu hamil (Nettina, 2010). Cesarean section merupakan prosedur kelahiran bayi melalui proses pembedahan pada daerah perut wanita (Littleton & Engbretso, 2005). Cesarean section didefinisikan sebagai kelahiran bayi melalui pembedahan pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding rahim (histeretomi)
B. Etiologi Kelahiran secara cesarean section pada umumnya dilakukan untuk memisahkan ibu dan bayi dengan tujuan untuk menyelesaikan komplikasi dari ibu atau anak yang tidak memungkin untuk melahirkan melalui vaginal (Joy, 2010).
C. Indikasi Indikasi dilakukannya prosedur dilakukannya cesarean section sangat variatif. Beberapa penyebab dilakukan cesarean section adalah sebagai berikut penyakit sexsual yang menular untuk melahirkan melalui vagina, kehamilan multiple dan adanya tanda distress pada bayi, posisi bayi yang abnormal, posisi placenta yang abnormal, ketidakmampuan ibu untuk melahirkan melalui vaginal.
D. Klasifikasi
Pada prosedur cesarean section terdapat beberapa teknik pembedahan yang dapat dilakukan: o Pembedahan vertical pada bagian kulit abdomen dan uterus o Pembedahan horizontal pada kulit abdomen dan pembedahan vertical pada uterus bagian bawah o Pembedahan horizontal pada kulit abdomen dan uterus
Payudara akan membesar, lembut, hangat, dan mengandung colostrums dalam jumlah yang sedikit. Pada puting susu seharusnya tidak ada tanda-tanda kemerahan-merahan, lembut, dan lecet.
Uterus mengalami involusi atau kembali ke keadaan sebelum hamil setelah 6 minggu. Proses ini dimulai segera setelah placenta keluar akibat kontraksi otootot polos uterus.
Lokia merupakan pengeluran uterus yang berupa darah, lendir serta jaringan yang keluar setelah proses persalinan. Ada tiga jenis lokia yaitu lokia rubra, lokia serosa, dan lokia alba.
o
Lokia rubra terjadi pada pertama sampai hari ke 3setelah proses persalinan. Warna darah merah terang dan jumlah cukup banyak.
Lokia serosa terjadi pada hari ke 4 sampai hari ke 10 setelah proses persalinan. Warna cairan merah muda atau kecoklatan. Terdiri dari darah lama, serum, leukosit, dan debris jaringan.
Lokia alba terjadi pada hari ke 11 sampai hari ke 17. Warna cairan kuning sampai putih. Cairan terdiri leukosit, jaringan desidua, sel epitel, mukus,serum dan bakteri.
Perdarahan lokia dicirikan menetas dari muara vagina, aliran darah tetap, pengeluaran darah dalam jumlah lebih besar saat uterus berkontraksi. Semburan lokia dapat terjadi akibat massage pada uterus.
Perdarahan bukan lokia dicirikan apabila adanya rembesan darah yang menyembur dari vagina sehingga kemungkinan terdapat robekan pada servik atau vagina. Selain itu apabila jumlah perdarahan yang terjadi berlebihan dan berwarna merah terang.
Kandung kemih pada umumnya membengkak, padat, hipotonik , dan disertai perdarahan kecil pada dinding kandung kemih. Diuresis terjadi sampai 3000 ml/ hari selama 2 sampai 3 hari seteleh proses persalinan. Hal ini terjadi karena penurunan produksi hormon aldosteron.
Bising usus o Napsu makan pasien pada umumnya kembali ke normal satu sampai dua jam setelah proses persalinan. Permintaan untuk memperolah makanan biasanya dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi.
o
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama 2-3 hari setelah proses persalinan. Konstipasi dapat terjadi jika motilitas usus belum kembali setelah 2-3 hari setelah proses persalinan. Kelebihan analgesia dan anesthesia dapat memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal
Episiotomy
o
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina untuk memudahkan proses persalinan, terutama kelahiran kepala bayi
o Jenis episiotomy ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi; antara lain episiotomy garis medial dan episiotomy mediolateral Status emosional
o Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pasca partum. Kehamilan itu sendiri bukan merupakan penyakit psikologis, namun seringkali stress psikologis dan fisik yang terkait dengan kehamilan dapat mengakibatkan krisis emosional
o
Gangguan emosional yang dapat terjadi pada pasien pasca kehamilan antara lain gangguan mood, postpartum blues, depresi pascapartum, psikosis pascapartum, dan skizofrenia.
Homan sign merupakan pengakajian untuk menentukan ada tidaknya deep vein thromboplebhitis. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengkaji rasa nyeri pada kaki pasien saat dilakukan fleksi pada kaki. (Littleton & Engbretso, 2005).
F. Pemeriksaan Pemeriksaan darah lengkap, HIV antibody, Hepatitis B, screening untuk syphilis, ultrasonografi.
G. Pengobatan Terapi pengobatan yang diberikan analgesic, terapi cairan intravena 3-4 liter pada 24 jam pertama sejak proses kelahiran dan dapat diberhentikan ketika pasien mampu mencukupi kebutuhan diet secara oral.
H. Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada masa postpartum adalah perdarahan, anemia, kematian ibu, infeksi luka, komplikasi anesthesia, postpartum endomyometritis, infeksi saluran kemih, pelvis thrompoblebhitis (Joy, 2010)
Resiko yang dapat terjadi pada bayi masalah pernafasan (takipnoe), cedera pada bayi, dan reaksi terhadap anasthesi (Joy, 2010).
Pemeriksaan tanda-tanda vital, fundus, dan lochia harus dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama . Kemudianp pada satu jam kedua, ketiga dan keempat dilakukan pemeriksaan setiap 30 menit. Setelah itu dilakukan pemeriksaan setiap 8 jam.
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada postpartum care adalah payudara, uterus, kandung kemih, pergerakan usus, lokia, episiotomy, homan sign, dan status emosional pasien. Pada payudara pemeriksaanyang dilakukan adalah: Palpasi payudara untuk mengkaji pembesaran, kelembutan, kehangatan, Inspeksi bentuk putting susu, adanya lecet serta kebersihan daerah payudara
Pada uterus pemeriksaan yang dilakukan adalah: Pada akhir tahap ketiga persalinan uterus berada pada garis tengah, kita-kira 2cm dibawah umbilicus. Dalam waktu 12 jam setelah melahirkan tinggi fundus mencapai 1 cm dibawah umbilicus.
Palpasi fundus untuk meyakinkan pengosongan kandung kemih. Pada umumnya kandung kemih tidak dapat di rasakan saat palpasi
Observasi distensi bladder Kemampuan berkemih pasien. Pasien seharusnya mampu berkemih dalam waktu 4 jam setelah melahirkan, kurang lebih 300 mL, dengan pengosongan kandung kemih secara sempurna
Keluhan seringnya berkemih, nyeri saat berkemih, dan retensi kandung kemih
Pada lokia pemeriksaan yang harus dilakukan adalah: Observasi banyaknya pengeluran darah, warna, bau, dan aliran pengeluran darah ( menetes atau menyembur).
Pada episiotomy hal yang harus diperhatikan adalah Pengkajian kemerahan, oedem, memar, pengeluaran, dan kedekatan kulit
Homans sign merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui tanda thromboplebhitis, pemeriksaan dilakukan dengan cara fleksi pada kaki di tempat tidur. Jika adanya rasa sakit pada saat dilakukan prosedur tersebut maka adanya resiko thromboplebhitis positif.
Perawat juga harus memperhatikan status emosional pasien Pengkajian emosional pasien dilakukan dengan mengenali gejala gangguan mood disertai penyebab gangguan tersebut Pengkajian emosional tidak hanya dilakukan kepada pasien, namun juga dilakukan oleh pasangan pasien
No. 1.
Dx Keperawatan Gangguan rasa nyaman: nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, sekunder dari operasi abdominal
Tujuan, kriteria evaluasi Tujuan: pasien akan mengalami penurunan nyeri dalam waktu yang ditentukan Kriteria evaluasi: pasien terlihat rileks, tidak meringis kesakitan, pasien terlihat tidak sering memegang daerah nyeri
Intervensi keperawatan - Kaji lokasi dan karakter dari nyeri dengan metode PQRST
Rasional tindakan - Pengkajian akan memberikan informasi tentang penyebab nyeri seperti nyeri insisi, uterine, atau adanya indikasi terhadap komplikasi (hematoma)
- Kaji persepsi pasien mengenai nyeri menggunakan skala nyeri 1- 10 - Bantu pasien untuk merubah posisi dan berikan lingkungan yang nyaman - Ajarkan pasien cara mengurangi nyeri dengan non
- Pengkajian ini memberikan informasi kuantitatif mengenai persepsi nyeri dari pasien - Perubahan posisi dapat mengurangi ketegangan otot, lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi - Teknik distraksi dapat membantu pasien mengalihkan perhatian dari rasa
nyeri
Edukasi
Membantu
klien mengkonsumsi buah-buahan segar dan sayuran, gandum, protein serta minum 810 gelas air - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic 2. Resiko infeksi berhubungan dengan tempat untuk mikroorganisme berinvasi, sekunder dari luka operasi Tujuan: pasien tidak akan mengalami tanda dari infeksi sampai waktu yang ditentukan Kriteria evaluasi: suhu tubuh pasien <38oC, nadi <100bpm, luka insisi kering dan intake, tidak ada tanda kemerahan/edema pada luka, tidak ada bau busuk pada lokia atau nyeri pelvik Kaji temperatur, tekanan darah, nadi dan Mencuci
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan cairan dalam tubuh. protein dapat membantu proses penyembuhan luka
Dapat
tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan pada pasien, gunakan sarung tangan jika diperlukan
Pengkajian ini
perkembangan infeksi: peningkatan suhu dan nadi merupakan indikasi terjadinya infeksi
Kaji
Pengkajian
dapat memberikan informasi perkembangan infeksi: inflamasi local dapat menyebabkan kemerahan dan edema
Kaji adanya
Pengkajian ini
peningkatan ketegangan abdominal pada pasien saat melakukan pemeriksaan fundus Catat
Bau
busuk/purulen pada lokia merupakan tanda dari proses infeksi, bau lokia normalnya sama seperti bau
menstruasi Kolaborasi Antibiotic dengan dokter dalam pemberian antibiotik 3. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai teknik menyusui yang benar Tujuan: pasien dapat menyusui dengan efektif Kriteria evaluasi: pasien dapat mendemonstrasikan teknik menyusui Kaji berguna untuk mengurangi dan membunuh pertumbuhan bakteri - Pengenalan pasien akan teknik menyusui dan menyediakan pengajaran menyusui yang benar pada awal proses menyusui
-
Melakukan
Dapat
memperlancar peredaran darah, merangsang produksi ASI, dan menjaga kebersihan daerah payudara
Menggamb
Untuk
4.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan dan bayi yang baru lahir
Tujuan: pola tidur pasien dapat kembali normal Kriteria evaluasi: pasien dapat mengidentifikasikan faktor-faktor yang dapat membantu ibu untuk tidur dan mendapatkan kepuasaan dalam beristirahat
Mengatur
prosedur dan aktivitas selama tidur dan istirahat, membatasi jumlah pengunjung selama periode tidur ibu Berikan
mengatur waktu tidur, suara pintu atau suara bising tidak menganggu selama tidur
Intervensi ini
mengurangi kemungkinan nyeri yang terjadi pada pasien dan membantu pola tidur pasien
5.
Resiko terganggunya proses keluarga berhubungan dengan dibawanya bayi yang baru lahir ke rumah
Tujuan: tidak ada gangguan pada proses keluarga Kriteria evaluasi: pasien dan anggota keluarga dapat mendemonstrasikan adaptasi yang efektif
dan
Kaji
Mengetahui hal
ini dapat membantu perawat dalam mengembangkan rencana perawatan pada keluarga
pada situasi bertambahnya anggota keluarga baru dengan memenuhi dukungan eksternal ketika dibutuhkan oleh keluarga
hubungan dan peran keluarga Mengevalua si respon pasien dan keluarga pada satu sama lain, mendorong keluarga untuk menyadari peran dan prioritas yang seharusnya Kegiatan ini dapat memfasilitasi adaptasi keluarga pada situasi ini dan mencegah konflikkonflik yang kemungkinan akan terjadi
Daftar pustaka
Barrios,D. (2008). Postpartum Care Plan. Retrieved September 13, 2010,from http://www.merritt.edu/Projects/40797/Nursing_Care_Plan_Resources/Sample_FCC_ Nursing_Care_Plan_1.pdf Bobak, I, M. , Lowdermilk, L, D. & Perry, E, S. (2005). Buku Ajar keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta: EGC. Joy,S. (2010). C-section. Retrieved September 13, 2010,from Http://emedicine.medscape.com/article/263424-overview Littleton, L. & Engbretso, J. (2005). Maternity Nursing Care. Canada: Thompsonn Delmar Learning. Luxner,K,L. (2005). Delmar Materna/Infant Nursing Care Plans.Canada: Thompsonn Delmar Learning. Nettina,S,M. (2010). Lippinicot Manual Of Nursing Practice ninth edition. Philadelphia: Lippincot Williams & wilkins.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian: Riwayat pasien: Pasien berinisial L, berusia 26 tahun dengan post cesarean section dengan indikasi bayi sungsang. Post cesarean section hari kedua dan ketiga. G1P1A0. Data Subjektif :
Hari kedua post cesarean section pasien mengatakan skala nyeri 10/10 saat melakukan pergerakan, nyeri tidak terasa jika pasien berada pada posisi tidur yang statis. Pasien mengatakan merasa pusing, tidak nafsu makan dan minum sangat sedikit (1,5 liter) Pasien mengatakan tidak dapat tidur pada malam hari dikarenakan suasana kamar yang panas dan berisik Pasien mengatakan nyeri dengan skala 6/10 saat ada penekanan pada luka beka operasi pada daerah abdomen Pasien mengatakan tidak mau bergerak dikarenakan ada rasa nyeri dan takut pergerakan mempengaruhi luka operasi Pasien mengatakan belum dapat buang Pasien mengatakan pegal-pegal pada sekujur tubuh Pasien mengatakan buang air besar sejak jam(pukul 05.00) pagi hingga siang (pukul 13.00) sebanyak 3 kali Pasien mengatakan belum dapat memberikan ASI pada bayinya
Data Objektif :
Hasil pengukuran tanda-tanda vital Tensi: 110/70 mmHg Nadi:110/ menit Temperatur:37,60C Pernapasan: 20x/menit Pasien terlihat lemah lesu, tidak tampak tanda anemia dan pasien sangat cooperative. Keadaan umum pasien baik dengan tingkat kesadaran composmentis Hasil inspeksi luka bekas operasi terihat tidak ada rembesan darah pada balutan.
Hasil inspeksi payudara terlihat kotor dan tampak adanya colostrums yang kering di sekitar putting susu dan bentuk putting susu inverted (masuk ke dalam) Palpasi pada panyudara terasa lembut Pada pasien terpasang infuse RL pada tangan kiri dengan jumlah 20 tetesan /menit Pasien tidak terpasang kateter Pemeriksaan deep vein thromboplebhitis negatif. Hasil observasi lochia berwarna merah terang, setengah peripad, bau khas darah, dan pasien telah mengganti peripad sebanyak 3x sejak malam hari sampai siang hari. Pasien hanya mampu menghabiskan setengah porsi makanan yang diberikan rumah sakit Pasien belum dapat buang air besar. Buang air besar yang terakhir 2 hari yang lalu.
Diagnosa :
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, sekunder dari
operasi abdominal, ditandai dengan pasien mengeluh skala nyeri daerah pembedahan 10/10. 2. Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai tehnik menyusui yang benar, ditandai dengan tidak adanya ASI dan puting susu yang kotor.
Perencanaan : 1. Tujuan : Pasien akan mengalami penurunan nyeri dalam waktu 1x24 jam. Kriteria hasil : Pasien tidak meringis kesakitan dan skala nyeri berkurang 2.Tujuan : Pasien dapat menyusui dengan efektif. Kriteria hasil : Pasien dapat melakukan perawatan payudara dengan benar dan dapat mendemonstrasikan tehnik menyusui dengan benar
Implementasi : 1. Tindakan yang dilakukan: - Melakukan pengkajian nyeri menggunakan metode PQRST, - Mengajarkan tehnik relaksasi dengan tarik nafas dalam kepada pasien. - Melakukan pengkajian tanda-tanda vital pada pasien. - Menganjurkan pasien untuk memperbanyak banyak minum air, sebanyak 8-10 gelas perhari. - Melakukan pengkajianHomans Sign pada pasien - Memberikan pendidikan kepada pasien untuk mobilisasi dini (mika mika setiap 2 jam) 2 Tindakan yang dilakukan: - Mengkaji pengetahuan ibu dan motivasinya dalam menyusui. - Memberikan pendidikan kesehatan mengenai breast care - Melakukan breast care dan membersihkan puting ibu yang kotor. - Menggambarkan dan mendemonstarikan refleks menghisap dengan posisi yang benar dalam menyusui
CATATAN PERKEMBANGAN TERINTEGRASI Tanggal/jam 8 november 2010 Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, sekunder dari operasi abdominal, ditandai dengan pasien mengeluh skala nyeri daerah pembedahan Implementasi - Mengkaji nyeri pasien dengan metode PQRST Mengajarkan relaksasi napas dalam dan distraksi nyeri Mengajarkan pasien untuk melakukan mikamika setiap 2 jam Mengajarkan pasien Evaluasi S: pasien mengatakan skalan nyeri berkurang menjadi 8/10, pasien mengataka nyeri sangat bergerak O: pasien terlihat tenang dibandingkan sebelum dilakukan implementasi, pasien berusaha untuk menghabiskan porsi
10/10. -
makanannya, pasien sudah dapat melakukan mika-mika dengan dibantu setiap 3 jam dengan derajat kemiringan 300 A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan
Palpasi payudara pasien S: pasien mengatakan belum Melakukan breast care kepada pasien Mendemonstrasikan teknik pemberian ASI yang tepat dapat memberikan ASI kepada bayi-nya O: payudara pasien lembut, putting susu inverted, pasien tampak canggung dalam memberikan ASI, puting susu pasien tampak kotor terdapat colostrum yang kering, payudara tidak megeluarkan ASI A: masalah pasien belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan S: pasien mengatakan skala
Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai tehnik menyusui yang benar, ditandai dengan tidak adanya ASI dan puting susu yang kotor.
Mengkaji nyeri pasien dengan metode PQRST Mengajarkan relaksasi napas dalam
nyeri berkurang menjadi 5/10, O: pasien sudah dapat melakukan mika-mika secara mandiri setiap 2 jam dengan
9 november
2010
: Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan, sekunder dari operasi abdominal, ditandai dengan pasien mengeluh skala nyeri daerah pembedahan 8/10. -
dengan metode PQRST Mengajarkan relaksasi napas dalam dan distraksi nyeri Mengajarkan pasien untuk melakukan mikamika setiap 2 jam Mengajurkan pasien untuk menghabiskan porsi makanan yang telah diberikan Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
nyeri berkurang menjadi 5/10, pasien mengatakan nyeri sangat bergerak telah berkurang dari hari sebelumnya O: pasien terlihat tenang dibandingkan sebelum dilakukan implementasi, pasien dapat menghabiskan porsi makanannya, pasien sudah dapat melakukan mikamika dengan dibantu setiap 3 jam dengan derajat kemiringan 900 , pasien sudah dapat duduk di tempat tidur. A: masalah teratasi sebagian P: melanjutkan intervensi pertama dan keempat
Ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai tehnik menyusui yang benar, ditandai dengan tidak adanya ASI dan puting susu yang kotor.
Palpasi payudara pasien S:pasien mengatakan belum Melakukan breast care kepada pasien Melanjutkan pendidikan kesehatan pada pasien untuk tetap melakukan breast care dan tetap berusaha untuk memberikan ASI kepada Bayinya dapat memberikan ASI, pasien telah dapat melakukan breast care dengan bantuan ibunya O: payudara pasien masih terasa lembut dan terlihat bersih, payudara belum mengeluarkan ASI A: masalah pasien belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan