You are on page 1of 234

KESIAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS e-LEARNING DI SMK KOTA YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Rahmanto NIM. 0650 1247 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul :

KESIAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS e-LEARNING DI SMK KOTA YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Oleh: Rahmanto NIM : 0650 1247 001

Telah disetujui dan disahkan untuk diujikan di depan Tim Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Yogyakarta, 2 November 2008 Pembimbing,

Mutaqin, M.Pd, MT. NIP. 131 872 515

ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI KESIAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS e-LEARNING DI SMK KOTA YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

DIPERSIAPKAN DAN DISUSUN OLEH : RAHMANTO NIM. 0650 1247 001

TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR SKRIPSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 5 DESEMBER 2008 DAN DINYATAKAN TELAH MEMENUHI SYARAT GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN TEKNIK

SUSUNAN PANITIA PENGUJI

Nama 1. Mutaqin, M.Pd, MT. 2. Sukir, MT 3. Rustam Asnawi, MT

Jabatan Ketua/Pembimbing Sekretaris Penguji Utama

Tanda Tangan ... ... ...

Yogyakarta, 5 Desember 2008 Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

Wardan Suyanto, Ed. D. NIP. 130 683 449

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Rahmanto : 0650 1247 001 : Pendidikan Teknik Elektro : Kesiapan Pembelajaran Berbasis e-Learning di SMK Kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan.

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 5 Desember 2008 Yang menyatakan,

Rahmanto NIM. 0650 1247 001

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Duka lara, kecewa dalam kehidupan adalah fitrah dari perjuangan, Oleh karena itu, adalah sia-sia mengerjakan sesuatu bukan karenaNYA, Ya Rob, sesungguhnya kami telah lelah dalam berdoa kepadaMu, Namun tak ada sedikit pun rasa kesal atas kehendakMU, Ampunilah kami, berkahilah kami, rahmatilah kami. Semoga rasa ini kekal di hati kami, Amin di persembahkan untuk : Jiwa yang takut dan mengharapkan RidhoNYA

KESIAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS e-LEARNING DI SMK KOTA YOGYAKARTA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN ABSTRAK Penulis : Rahmanto / NIM: 065 0124 7001 Pembimbing : Mutaqin, M.Pd, MT Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Kesiapan yang dimaksud mencakup kesiapan guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis e-Learning, kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning dan kesiapan sarana dan prasarana untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK Kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Jenis penelitian ini adalah survei dengan populasi SMK di kota Yogyakarta yang meliputi : SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK Piri 1, SMK Muhammadiyah 3 di kota Yogyakarta. Analisis data menggunakan teknik statistik diskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan metode kuesioner (angket). Sumber data penelitian ini adalah guru mata pelajaran produktif di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, TIM pengembang e-Learning dan siswa kelas 2 di SMK Kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Hasil penelitian kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan menunjukkan bahwa kesiapan guru sebesar 4702 atau 75.21% dari skor ideal 6265 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi, kesiapan siswa sebesar 12476 atau 81.71% dari skor ideal 15268 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi, kesiapan sarana dan prasarana sebesar 6214 atau 75.65% dari skor ideal 8214 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi.

vi

Kata Pengantar

Puji syukur yang mendalam kepada Alloh SWT atas segala kemurahan, dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi ini. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak sekali menemukan kesulitan, mengingat penelitian tentang pembelajaran berbasis e-Learning merupakan hal yang benar-benar baru bagi penulis. Oleh karena itu, penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu terselesaikannya penelitian ini, antara lain ; 1. Bapak Wardan Suyanto, Ed. D. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2. Bapak Mutaqin, M.Pd., M.T. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNY dan sekaligus dosen pembimbing penulis. 3. Kepala Sekolah SMK 2 N, SMK 3 N, SMK Piri 1, SMK Muhammadiyah 3 Yoyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis untuk meneliti sekolahnya. 4. Bapak Imam Mustholiq, M.Pd., Bapak Rustam Asnawi, MT, Bapak Mohamad Ali, MT yang telah meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan validasi angket kepada penulis. 5. Bapak/ibu guru dan siswa di SMK kota Yogyakarta yang telah membantu penulis dalam membuat karya ini.

vii

6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu. Penyusun menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun menerima kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan tulisan ini. Akhirnya penyusun berharap semoga tulisan ini ada manfaatnya walaupun hanya sedikit.

5 Desember, 2008

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. PERSETUJUAN ......................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... SURAT PERNYATAAN ............................................................................ MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. ABSTRAK .................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

i ii iii iv v vi vii ix xii xxi xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ...................................................................................... B. Identifikasi masalah .............................................................................. C. Batasan masalah .................................................................................... D. Rumusan masalah ................................................................................. E. Tujuan penelitian ................................................................................... F. Manfaat penelitian ................................................................................ BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran berbasis e-Learning ........................................................ 1. Pengertian pembelajaran berbasis e-Learning ................................. 2. Karakterisistik pembelajaran berbasis e-Learning........................... 3. Teknologi pendukung pembelajaran berbasis e-Learning .............. 4. Fungsi pembelajaran berbasis e-Learning ....................................... 5. Manfaat pembelajaran berbasis e-Learning..................................... 6. Model pembelajaran berbasis e-Learning........................................ 8 8 9 12 14 15 17 1 4 5 6 6 7

ix

B. Kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning ......................................... 1. Pengertian kesiapan pembelajaran berbasis e- Learning ................. 2. Komponen kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning ................. a. Kesiapan guru ............................................................................ b. Kesiapan siswa........................................................................... c. Kesiapan pengembang e-Learning di SMK............................... d. Kesiapan sarana dan prasarana .................................................. C. Kerangka berfikir .................................................................................. D. Pertanyaan penelitian ............................................................................ BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian ........................................................................... B. Tempat dan waktu penelitian ................................................................ C. Variable penelitian. ................................................................................ D. Populasi dan sampel penelitian. ............................................................. E. Metode pengumpulan data ..................................................................... F. Instrumen penelitian............................................................................... G. Uji validitas. H. Uji reliabilitas .................................................................................. ..................................................................................

19 19 19 19 24 25 29 38 42

43 43 43 44 44 45 47 50 51

I. Teknik analis data .................................................................................. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data 1 ...........................................................................

55 55 55

Kesiapan siswa................................................................................. a. Kompetensi siswa terhadap materi TIK..................................... b. Mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.................................................................................. c. Lingkungan belajar. ................................................................... d. Kesiapan pengetahuan tentang e-Learning. .............................. e. Penilaian guru terhadap kesiapan siswa..................................... f. Kesiapan total siswa SMK di kota Yogyakarta .........................

62 70 77 84 90 93 93

Kesiapan guru.

...........................................................................

a. Membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. ................

b. Kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.................................................................... c. Pemahaman tentang e-Learning................................................. d. Menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK....... e. Penilaian siswa terhadap kesiapan guru..................................... f. Hasil kesiapan guru di masing masing sekolah ......................... 3. Kesiapan sarana dan prasarana. ...................................................... a. Merancang pembelajaran berbasis e-Learning .......................... b. Komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis eLearning. ........................................................................... 134 135 137 139 151 158 165 168 168 178 185 101 108 115 122 129 132 132

c. Piranti keras. ........................................................................... d. Piranti lunak. ........................................................................... e. Kompetensi pengembang atau teknisi terhadap TIK ................. f. Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana.......................... g. Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana. .......................... h. Hasil kesiapan sarana dan prasarana masing masing sekolah.... B. PEMBAHASAN. .................................................................................. 1. Kesiapan guru. 2. Kesiapan siswa. ........................................................................... ...........................................................................

3. Kesiapan sarana dan prasarana. ....................................................... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Saran saran ........................................................................................ C. Keterbatasan penelitian .......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN ............................................................................................

200 200 201 203 206

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Perbandingan teknologi jaringan pada zona JARDIKNAS. . Beberapa contoh taksonomi teknologi e-Learning. ............. Kisi kisi kesiapan guru. .................................................... Kisi kisi kesiapan siswa ..................................................... Kisi kisi kesiapan sarana dan prasarana................................ Hasil validitas instrumen ..................................................... Hasil uji reliabilitas instrumen. ............................................. Kriteria penilaian kesiapan siswa di kota yogyakarta aspek kompetensi siswa terhadap materi TIK................................. Tabel 9. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK............. Tabel 10. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ................................ Tabel 11. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. ............................... Tabel 12. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ................................ Tabel 13. Data kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. ......................................... Tabel 14. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. .............................................................. Tabel 15. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... 63 62 61 60 58 57 56 55 33 33 46 46 47 49 51

xii

Tabel 16.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. .............................................................. 64

Tabel 17.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. .............................................................. 66

Tabel 18.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis eLearning. ............................................................................. 67

Tabel 19.

Data kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. .......................................................................... 68 70

Tabel 20. Tabel 21.

Kriteria penilaian lingkungan belajar.................................... Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek lingkungan belajar ...................................

70

Tabel 22.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek lingkungan belajar. ..................................................... 72

Tabel 23.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar...................................................... 73

Tabel 24.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar. ..................................................... 74

Tabel 25.

Data kesiapan siswa SMK di kota

Yogyakarta aspek 75

lingkungan belajar................................................................. Tabel 26. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................. Tabel 27. Data frekuensi kesiapan siswa Muhammadiyah 3

77

Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. ............ Tabel 28. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................. Tabel 29. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.................................

77

79

80

xiii

Tabel 30.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................. 81

Tabel 31.

Data frekuensi kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................. 82 84

Tabel 32. Tabel 33.

Kriteria penilaian guru terhadap kesiapan siswa.................. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta ....................................

84

Tabel 34.

Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta. ..................................................... 86

Tabel 35.

Data Frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta. .................................................. 87

Tabel 36.

Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta. .................................................. 88

Tabel 37.

Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta. ..................................................... 89 90

Tabel 38. Tabel 39.

Hasil kesiapan total siswa SMK di masing masing sekolah. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. ..........................................................................

91 91

Tabel 40. Tabel 41.

Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK 2 Negeri

Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 42. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK 3 Negeri

92

Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 43. Tabel 44. Kriteria penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta. .............. Kriteria penilaian kesiapan guru aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... Tabel 45. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. .......................................................................... Tabel 46. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. ..

92 93

93

94

95

xiv

Tabel 47.

Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyaykarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning . . 97

Tabel 48.

Data frekuensi membuat materi pembelajaran berbasis eLearning. ............................................................................. 98

Tabel 49.

Data frekuensi kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning guru SMK di kota Yogyakarta. ............ 99

Tabel 50.

Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan 101

pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... Tabel 51. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning ........................................ Tabel 52. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran

101

berbasis e-Learning. .............................................................. Tabel 53. Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan

103

pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... Tabel 54. Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan

104

pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... Tabel 55. Data frekuensi kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan

106

pembelajaran berbasis e-Learning. ....................................... Tabel 56. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................. Tabel 57. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning. ............. Tabel 58. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning..................................

107

108

109

110

xv

Tabel 59.

Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning................................. 111

Tabel 60.

Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................. 113

Tabel 61.

Data kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning............................................ 114

Tabel 62.

Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ...................................................................................... 115

Tabel 63.

Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ............................................................ 116

Tabel 64.

Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ...................................................................................... 117

Tabel 65.

Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ...................................................................................... 118

Tabel 66.

Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ...................................................................................... 120

Tabel 67.

Data frekuensi kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dalam menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ...................................................................................... 121

Tabel 68.

Kriteria penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK kota Yogyakarta. ................................................................. 122

Tabel 69.

Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. ................................... 123

Tabel 70.

Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta ..................................................... 124

xvi

Tabel 71.

Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta. .................................................. 125

Tabel 72.

Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta ................................................... 127

Tabel 73.

Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta. ..................................................... 128 129

Tabel 74. Tabel 75.

Hasil kesiapan guru SMK di masing masing sekolah........... Kriteria penilaian kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. ..........................................................................

130 130

Tabel 76 . Tabel 77.

Kriteria penilaian kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta. . Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 2 Negeri

Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 78. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 3 Negeri

130

Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 79. Tabel 80. Kriteria penilaian guru SMK di kota Yogyakarta................. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek merancang pembelajaran berbasis eLearning. ............................................................................. Tabel 81. Hasil kesiapan sarana dan prasarana aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota

131 131

132

Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 82. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek komponen penyelenggaran

132

pembelajaran berbasis e-Learning. ...................................... Tabel 83. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta. ................................................................. Tabel 84. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta apek piranti keras SMK di kota Yogyakarta. ..........................................................................

134

134

136

xvii

Tabel 85.

Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta............................................. 136

Tabel 86.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta. ................................ 137

Tabel 87.

Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta. ........................................... 138

Tabel 88.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta. ..................................... 139

Tabel 89.

Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta. ........................................................ 139

Tabel 90.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta ....................................... 141

Tabel 91.

Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal SMK di kota Yogyakarta........................................ 143

Tabel 92.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta ....................... 143

Tabel 93.

Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap TIK aspek sistem operasi dan komputer jaringan SMK di kota Yogyakarta........................ 145

Tabel 94.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta. ........................................................ 145

Tabel 95.

Data frekuensi kompetensi pengembang terhadap TIK aspek aplikasi program SMK di kota Yogyakarta. ............... 145

xviii

Tabel 96.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta . .................................................... 147

Tabel 97.

Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer SMK di kota Yogyakarta. ................................................................. 147

Tabel 98.

Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian 149

multimedia di SMK kota Yogyakarta . ................................. Tabel 99. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta. ................................................................. Tabel 100. Kriteria penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana......

149 151

Tabel 101. Data frekuensi penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.................... Tabel 102. Data frekuensi penilaian siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana............................................... Tabel 103. Data frekuensi penilaian siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana............................................... Tabel 104. Data frekuensi penilaian siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana............................................... Tabel 105. Data frekuensi penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana............................................... Tabel 106. Kriteria penilaian guru terhadap sarana dan prasarana. ........ Tabel 107. Data frekuensi penilaian guru terhadap sarana dan 158 156 158 155 154 153 151

prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta................ Tabel 108. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta................................ Tabel 109. Data frekuensi penilaian guru terhadap sarana dan

160

prasarana di SMK 2 Negeri Yogyakarta. .............................

161

xix

Tabel 110. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana di SMK 3 Negeri Yogyakarta. ...................... Tabel 111. Data penilaian guru SMK kota Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana ....................................................................... Tabel 112. Hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di masing 165 163 162

masing sekolah...................................................................... Tabel 113. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.............................................. Tabel 114. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta. ....................................................................... Tabel 115. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta. .............................................................. Tabel 116. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta. .............................................................. Tabel 117. Kriteria penilaian sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta. .......................................................................... Tabel 118 Hasil penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta..... .

165

166

166

167

167 170 173 179 182

Tabel 119. Hasil kesiapan guru SMK di masing masing sekolah........... Tabel 120. Hasil penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta. .. Tabel 121. Hasil kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah. ....... Tabel 122. Data kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta .......................................................................... Tabel 123. Hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di masing

186

masing sekolah. ....................................................................

192

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Gambar 2. Tahapan pengembangan e-Learning....................................... Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK............... Gambar 3. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK .................................. Gambar 4. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. ................................. Gambar 5. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. ................................ Gambar 6. Diagram batang kompetensi siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap materi TIK. .............................................................. Gambar 7. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. ........................................ Gambar 8. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning................................................................. Gambar 9. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning................................................................. Gambar 10. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis eLearning. ................................................................................. Gambar 11. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning ................................................................ 69 68 66 65 63 61 60 59 57 56 28

xxi

Gambar 12. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek lingkungan belajar. .................................... Gambar 13. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek lingkungan belajar......................................................... Gambar 14. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar......................................................... Gambar 15. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar......................................................... Gambar 16. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar......................................................... Gambar 17. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. .............. Gambar 18. Diagram batang kesiapan SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning............................................. Gambar 19. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri aspek pengetahuan tentang e-Learning............................................. Gambar 20. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................... Gambar 21. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning................................... Gambar 22. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. ..................................... Gambar 23. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta......................................................... Gambar 24. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta. .................................................... Gambar 25. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta .................................................... Gambar 26. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK kota Yogyakarta. ........................................................... 89 88 87 86 85 83 82 80 80 78 76 75 73 72 71

xxii

Gambar. 27 Diagram batang kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah. ................................................................................... Gambar 28. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis eLearning.................................................................................. Gambar 29. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. .... Gambar 30. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. .... Gambar 31. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. .... Gambar 32. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning ..... Gambar 33. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. .........................................
Gambar 34. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis

91

94

96

97

98

100

102

e-Learning............................................................................... Gambar 35. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning................................................................. Gambar 36. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning................................................................. Gambar 37. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning................................................................. Gambar 38. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning. ...............

103

105

106

107

109

xxiii

Gambar 39. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................... Gambar 40. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................... Gambar 41. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................... Gambar 42. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.................................... Gambar 43. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ............................................................... Gambar 44. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ......................................................................................... Gambar 45. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ......................................................................................... Gambar 46. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ......................................................................................... Gambar 47. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. ......................................................................................... Gambar 48. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. ..................................... Gambar 49. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta ........................................................ Gambar 50. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta . ................................................... Gambar 51. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta. ................................................... 127 126 124 123 121 120 119 117 116 114 113 112 110

xxiv

Gambar 52. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta. ................................................................. Gambar 53. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta. ..... Gambar 54. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek merancang pembelajaran berbasis eLearning.................................................................................. Gambar 55. Diagram kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta. ..................................................................... Gambar 56. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta............................................... Gambar 57. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak di kota Yogyakarta. ....................................................... Gambar 58. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta. ....................................... Gambar 59. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta.......................................... Gambar 60. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan SMK di kota Yogyakarta.......................... Gambar 61. Diagram batang kesiapan sarana dan prasrana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program SMK di kota Yogyakarta. ..................................................................... Gambar 62. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer SMK di kota Yogyakarta. ....................................................... Gambar 63. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta . ...................................................... 150 148 146 144 142 140 138 136 135 133 128 129

xxv

Gambar 64. Diagram batang penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta...................... Gambar 65. Diagram batang penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Piri 1 Yogyakarta. ......................................... Gambar 66. Diagram batang penilaian siswa SMK 2 Negeri terhadap sarana dan prasarana. .............................................................. Gambar 67. Diagram batang penilaian siswa SMK 3 Negeri terhadap sarana dan prasarana ............................................................... Gambar 68. Diagram batang penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana.................................. Gambar 69. Diagram batang penilaian guru SMK Muhammadiyah terhadap kesiapan sarana dan prasarana.................................. Gambar 70. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta ........................................ Gambar 71. Diagram batang penilaian guru SMK 2 Negeri terhadap kesiapan sarana dan prasarana. ............................................... Gambar 72. Diagram batang penilaian guru SMK 3 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana................................................. Gambar 73. Diagram batang penilaian guru terhadap sarana dan prasarana. ................................................................................ Gambar 74 Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta .............................................................................. Gambar 75 Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta. ..... Gambar 76 Diagram batang kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah. ................................................................................... Gambar 77 Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta. ............................................................................. 192 183 165 174 164 163 161 160 159 157 156 154 153 152

xxvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Ijin Penelitian Fakultas Teknik UNY ............................... 206 Surat Keterangan/Ijin BAPEDA DIY .............................................................. 207 Surat Ijin Pemerintah Kota DIY ..................................................................... 208 Surat Keputusan Dekan UNY tentang Pembimbing Skripsi .......................... 209 Surat Keputusan Ujian Skripsi......................................................................... 210 Surat Permohonan Validasi Instrumen Bapak Rustan Asnawi, MT................ 2 11 Surat Permohonan Validasi Instrumen Bapak Mohamad Ali, MT.................. 212 Surat Permohonan Validasi Instrumen Bapak I.M. Musamma, M.Pd............. 213 Surat Pernyataan Judgement Instrumen Bapak Rustam Asnawi, MT ............ 214 Surat Pernyataan Judgement Instrumen Bapak Mohamad Ali, MT ................ 215 Surat Pernyataan Judgement Instrumen Bapak I.M.Musamma, M.Pd ............ 216 Validitas dan Relibilitas Instrumen Siswa dengan SPSS................................. 217 Validitas dan Relibilitas Instrumen Guru dengan SPSS .................................. 222 Angket untuk Siswa ......................................................................................... 226 Angket untuk Guru .......................................................................................... 234 Angket untuk TIM pengembang e-Learning ................................................... 243 Data Item A Validitas excel ............................................................................. 248 Data Item B Validitas excel ............................................................................. 251

Data Kesiapan Guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta diisi Siswa ........... 252 Data Kesiapan Guru SMK Piri Yogyakarta diisi Siswa .................................. 253 Data Kesiapan Guru SMK 2 Negeri Yogyakarta diisi Siswa .......................... 254 Data Kesiapan Guru SMK 3 Negeri Yogyakarta diisi Siswa .......................... 255 Data Kesiapan Guru SMK diisi Guru .............................................................. 256 Data Kesiapan Siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta di isi Siswa........ 257 Data Kesiapan Siswa SMK Piri Yogyakarta diisi Siswa ................................ 258 Data Kesiapan Siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta diisi Siswa ........................ 259 Data Kesiapan Siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta diisi Siswa ........................ 260 Data Kesiapan Siswa SMK diisi Guru............................................................ 261 Kriteria Penilaian Kesiapan Guru ................................................................... 262

xxvii

Kriteria Penilaian Kesiapan Siswa................................................................... 278 Kriteria Penilaian Kesiapan Sarana dan Prasarana .......................................... 301 Daftar Hadir Seminar Skripsi........................................................................... 356 Notulen Seminar Skripsi ................................................................................. 357

xxviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang. Perkembangan zaman menuntut manusia untuk mempunyai banyak bekal ilmu dan keahlian tentang cara bertahan hidup, hal tersebut sudah bukan suatu rahasia lagi, mengingat semakin bertambahnya jumlah penduduk tiap bulan tanpa diiringi dengan bertambahnya lowongan pekerjaan. Hal ini mengkondisikan manusia untuk berkompetisi dengan manusia lainnya guna memperoleh pekerjaan, dan hanya manusia yang mempunyai keahlian yang dapat mengikuti kompetisi mencari lowongan pekerjaan. Peningkatan kualitas lulusan sekolah merupakan langkah awal dalam menyiapkan manusia yang dapat menjawab tuntutan zaman. Modifikasi, pengembangan, evaluasi, pada proses pembelajaran sering dilakukan pemerintah guna memperoleh lulusan yang berkualitas. Penelitian tentang pembelajaran dalam dunia pendidikan tidak ada hentinya, mengingat tuntutan zaman selalu berkembang. Kegiatan proses pembelajaran terus diarahkan ke arah yang lebih fleksibel dalam kaitannya dengan ruang dan waktu, karena memang sudah semestinya dalam mendapatkan suatu pengetahuan, ruang dan waktu seharusnya bukanlah suatu batasan yang menyulitkan bahkan tidak memungkinkan seseorang untuk mendapatkan suatu pengetahuan yang ingin diketahuinya. Seiring dengan berkembangnya tuntutan zaman dalam dunia pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi memberikan kontribusi yang

besar dalam menjawab kebutuhan tuntutan zaman tersebut, yang baru baru ini dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis e-Learning. Hal tersebut berdasarkan pendapat ahli di bidang e-Learning seperti yang terdapat dalam buku Merancang dan Menyiapkan e-Learning oleh Soekartawi (2007) yaitu menurut : John V. Pavlik (1996) yang berjudul Culture and Comercial Perpectives, menjelaskan bahwa penggunaan e-Learning memberikan dampak positif terhadap mutu pendidikan di Amerika Serikat. Senada dengan itu, CISCO (2001) dalam bukunya Combines Commnication, education, information and training, menjelaskan bahwa pemanfaatan e-Learning menunjukan dampak positif terhadap hasil belajar peserta didik. Sementara itu, Oos M. ANWAS (2003) dalam artikelnya yang berjudul Model Inovasi membahas dampak positif e-Learning dalam meningkatkan mutu pendidikan, menyatakan pendidikan. Salah satu provinsi yang baru menyiapkan program e-Learning adalah Yogyakarta, hal ini ditandai dengan peluncuran program Jogja Learning Gateway oleh Dinas Pendidikan Nasional DIY melalui situs e-Learning mempunyai dampak positif terhadap mutu

www.jogjabelajar.org di-launching-kan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, gubernur DIY di ruang sasana krida, pertengahan Maret 2007 (Wartaegov. 2008). Namun demikian, menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DIY Drs. Sugito, penerapan pembelajaran berbasis e-Learning belum dapat

dilaksanakan di semua sekolah. Menurutnya, sampai saat ini baru ada 11 sekolah yang bergabung dalam program Jogja Learning Gateway. Diharapkan

semua sekolah di DIY bisa mengakses program itu, sehingga peningkatan kualitas pendidikan berbasis TI mampu secara merata diterima semua sekolah, baik di desa maupun kota (Radar Jogja, 2007 ). Penerapan e-Learning di kota Yogyakarta belum dapat menyeluruh ke semua satuan pendidikan, dikarenakan masih kurang siapnya pihak sekolah dalam menyelenggarakan dan masih terganjal dengan masalah umum yang belum terselesaikan. Hal ini dapat dilihat dalam Blueprint Jogja Cyber

Province Pemerintah Province Daerah Istimewa Yogyakarta (Lampiran Peraturan Gubernur DIY, 2006), yaitu : pertama, belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi. Kedua, belum optimalnya kemampuan akademik dan profesionalisme tenaga kependidikan. Ketiga, kurangnya jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan. Keempat, belum mantapnya sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum. Kelima, belum optimalnya pemberdayaan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah. Keenam, belum mantapnya penyelenggaraan sekolah dan lembaga pendidikan luar sekolah berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen. Ketujuh, belum optimalnya kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Kedelapan, belum terselenggarakannya secara memadahi pengembangan kualitas sumberdaya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh. Kesembilan, belum optimalnya keterpaduan program pembangunan bidang pendidikan dengan bidang lain. Menurut hasil observasi peneliti dengan metode wawancara kepada guru yang mengampu mata pelajaran TIK di beberapa SMK negeri maupun

swasta di Yogyakarta pada akhir tahun 2007, peneliti menemukan fakta bahwa penerapan e-Learning di SMK kota Yogyakarta belum optimal sesuai dengan harapan, kebanyakan SMK telah mempunyai jaringan internet namun penggunaannya masih terbatas, hanya untuk mengambil sumber informasi, itu saja memanfaatkan web atau situs situs yang dibuat perusahaan lain. Masih jarang ditemui guru yang mampu membuat bahan ajar di internet, forum interaktif di dunia cyber, ujian semesteran memakai e-Learning, sesuai dengan harapan diadakannya program pembelajaran berbasis e-Learning. Menanggapi permasalahan di atas maka peneliti ingin mengetahui kesiapan sarana prasarana, guru dan siswa untuk meyelenggarakan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknologi Komputer dan Jaringan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru ataupun siapa saja yang bertanggung jawab menyelenggarakan program pembelajaran agar dapat

menyiapkan diri dalam rangka menyongsong terselenggaranya program pembelajaran berbasis e-Learning, dengan demikian proses pembelajaran berbasis e-Learning akan berjalan lancar sesuai dengan rencana. B. Indentifikasi masalah Berdasarkan latar belakang di atas, ditemui permasalahan tentang

hambatan penyelengaraan pembelajaran berbasis e-Learning, diantaranya ; 1. Belum meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi. 2. Belum optimalnya kemampuan akademik dan profesionalisme tenaga kependidikan.

3. Kurangnya jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan. 4. Belum mantapnya sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum. 5. Belum optimalnya pemberdayaan lembaga pendidikan, baik sekolah maupun luar sekolah. 6. Belum mantapnya penyelenggaraan sekolah dan lembaga pendidikan luar sekolah berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen. 7. Belum optimalnya kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah. 8. Belum terselenggarakannya secara mewadahi pengembangan kualitas sumberdaya manusia sedini mungkin secara terarah, terpadu, dan menyeluruh. 9. Belum optimalnya keterpaduan program pembangunan bidang pendidikan dengan bidang lain. C. Batasan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, komponen yang perlu disiapkan guna menyukseskan penyelenggaraan sistem pembelajaran sangat banyak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini komponen

penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning dibatasi dalam hal kesiapan guru, kesiapan siswa dan kesiapan sarana prasarana. Mengingat jumlah SMK negeri maupun swasta di kota Yogyakarta banyak dan mempunyai karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya, menjadikan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning

yang perlu disiapkan akan berbeda beda antara SMK satu dengan lainnya. Dengan demikian, hal tersebut akan meningkatkan tingkat kesulitan peneliti dalam mengambil data apabila tidak disampel dan apabila disampel, akan menimbulkan ketidak akuratan hasil penelitian. Berdasarkan alasan tersebut di atas, SMK di kota Yogyakarta sebagai populasi dalam penelitian ini dibatasi dalam hal ; SMK yang

menyelenggarakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, meliputi ; SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK Piri 1, SMK Muhammadiyah 3 di kota Yogyakarta.

D. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Sejauhmana kesiapan guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta untuk menjalankan program pembelajaran berbasis e-Learning. 2. Sejauhmana kesiapan siswa kelas 2 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta berbasis e-Learning. 3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana SMK yang untuk mengikuti pembelajaran

menyelenggarakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di kota Yogyakarta untuk mendukung penyelengaraan pembelajaran berbasis eLearning.

E. Tujuan penelitian 1. Mengetahui sejauhmana kesiapan guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta untuk menjalankan program pembelajaran berbasis e-Learning. 2. Mengetahui sejauhmana kesiapan siswa kelas 2 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning. 3. Mengetahui sejauhmana ketersediaan sarana dan prasarana SMK yang menyelenggarakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di kota Yogyakarta untuk mendukung penyelengaraan pembelajaran berbasis eLearning .

F. Manfaat penelitian 1. Bagi khasanah IPTEK a. Memperluas khasanah ilmu pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning b. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta. 2. Bagi pihak SMK di kota Yogyakarta a. Sebagai masukan kepada tenaga pendidik dan pihak sekolah dalam rangka menyiapkan diri untuk menyongsong pelaksanaan

pembelajaran berbasis e-Learning b. Memberi motivasi kepada pendidik untuk memberikan yang terbaik kepada peserta didik, karena pada dasarnya salah satu penentu

keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning adalah pendidik. 3. Bagi pihak Universitas Negeri Yogyakarta a. Hasil penelitian dapat sebagai masukan dalam menyusun silabus mata kuliah, agar ilmu yang didapat dalam bangku kuliah update dengan kebutuhan di SMK. b. Hasil penelitian dapat sebagai masukan dalam mengevaluasi kegiatan belajar di bangku kuliah.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran berbasis e-Learning. 1. Pengertian pembelajaran berbasis e-Learning. Pengertian pembelajaran menurut Cagne dan Biggs (Tengku Zahara Djaafar, 2001) adalah rangkaian peristiwa atau kejadian yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah. Sebagai bagian dari sistem, sasaran pembelajaran adalah merubah masukan berupa siswa yang belum terdidik menjadi manusia yang terdidik (proses transformasi), tujuannya adalah membantu orang atau siswa untuk belajar. Adapun pengertian e-Learning menurut (Soekartawi, 2007) adalah e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses. Sementara itu, definisi e-

Learning menurut Anonymous (Soekartawi, 2007) adalah sebagai berikut, e-Learning is tem covering a wide a set of applications and process, such as web based learning, computer- based learning, virtual classrooms. And digital collaboration. It includes the delivery of content via interne, intranet/extranet. (LAN/WAN) audio and videotape, satellite broadcast, interactive TV, CD- Room and more. Definisi menurut Unesco (Soekartawi, 2007) e-Learning is learning through available in the

10

computers. Thus, e-Learning or on line learning is always connected to a computer or having information available through the use of computer. Definisi menurut Jakcson (Soekartawi, 2007) adalah on-line learning atau e-Learning adalah pembelajaran yang penyampaiannya menggunakan komputer. Definisi lain menurut beberapa pakar teknologi informasi, seperti yang terdapat dalam artikel IPTEK yang disusun oleh (Asep Herman Suyanto, 2005) adalah sebagai berikut : menurut Rosenberg menekankan bahwa e-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Menurut (Khoe Yao Tung, 2000) mengatakan bahwa setelah kehadiran guru dalam arti sebenarnya, internet akan menjadi suplemen dan komplemen dalam menjadikan wakil guru yang mewakili sumber belajar yang penting di dunia. Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis e-Learning adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar, dengan tujuan memudahkan siswa dan guru dalam menggapai tujuan belajar. Teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan adalah aplikasi dari program di komputer yang tersambung secara jaringan, baik secara intranet maupun internet. 2. Karakterisistik pembelajaran berbasis e-Learning. Model pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam model pembelajaran yang masih relatif baru. Oleh karena itu, selain definisi

11

tentang e-Learning di atas tidak menutup kemungkinan masih ada definisi lain. Karakteristik pembelajaran berbasis e-Learning pun sangat bervariasi tergantung pada implementasinya dalam dunia pendidikan. Menurut (Herman Dwi Surjono, 2007) implementasi dari pembelajaran berbasis e-Learning setidaknya ada 2, yaitu : pertama, pembelajaran berbasis e-Learning diselenggarakan secara sederhana, sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang ditaruh dalam web server dengan tambahan forum komunikasi lewat e-mail atau milist. Kedua, terpadu melalui portal e-Learning yang berisi berbagai obyek

pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai education tools lainnya. Implementasi pembelajaran berbasis e-Learning bisa masuk kedalam kategori tersebut, yakni bisa terletak diantara keduanya, atau bahkan bisa merupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi tersebut. Meskipun implementasi sistem e-Learning yang ada sekarang ini sangat bervariasi, namun semua didasarkan atas suatu prinsip atau konsep bahwa e-Learning dimaksudkan sebagai upaya pendistribusian materi pembelajaran melalui media elektronik atau internet sehingga peserta didik dapat mengaksesnya kapan saja dari seluruh penjuru dunia. Ciri pembelajaran berbasis e-Learning adalah terciptanya lingkungan belajar yang flexible dan distributed. Peserta didik menjadi sangat flexible dalam memilih waktu dan tempat belajar karena mereka tidak harus datang di suatu tempat pada waktu tertentu. Pihak pengajar dapat memperbaharui

12

materi pembelajaran kapan saja dan dimana saja. Berdasarkan segi isi, materi pembelajaran pun dapat dibuat sangat flexible mulai dari bahan sekolah yang berbasis teks sampai materi pembelajaran yang sarat dengan komponen multimedia. Distributted learning menunjuk pada pembelajaran dimana pengajar, siswa dan materi pembelajaran terletak di lokasi yang berbeda, sehingga siswa dapat belajar kapan saja dan dari mana saja. Sistem e-Learning dapat diimplementasikan dalam bentuk asynchronous, synchronous atau campuran dari keduanya. Contoh eLearning asynchrounous banyak dijumpai di internet baik sederhana maupun terpadu melalui portal e-Learning, sedangkan dalam e-Learning synchrounous, pengajar dan siswa harus berada di depan komputer secara bersamasama karena proses pembelajaran dilaksanakan secara live, baik melalui video maupun audio converence. Pemakaian asynchronous, synchronous secara bersamaan biasa disebut Blended learning, yakni pembelajaran yang menggabungkan semua bentuk pembelajaran misalnya on-line, live, maupun tatap muka (Herman Dwi Surjono, 2007). Berdasarkan definisi dan implementasi pembelajaran berbasis eLearning di atas, dapat diketahui karakteristik pembelajaran berbasis eLearning sebagai berikut : pertama, memanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran. Proses pembelajaran dalam kelas maupun luar kelas melibatkan teknologi elektronik, komputer sebagai salah satu hasil karya dari kemajuan teknologi dapat digunakan menggantikan media yang masih bersifat konvensional. Kedua, memanfaatkan teknologi jaringan komputer, komputer didesain agar guru dan siswa dapat berinteraksi, diharapkan dapat terjadi

13

proses belajar mengajar seperti proses belajar mengajar dalam kelas. Proses interaksi dalam sebuah komputer yang telah didesain jaringan, juga masih berlaku walaupun proses belajar terjadi dalam kelas, mengingat kegiatan proses belajar mengajar dalam kelas pasti membutuhkan komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Ketiga adalah menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. Keempat, membutuhkan pembimbing, e-Learning tetap

membutuhkan guru, bukan menghilangkan guru ataupun menggantikan peran guru dalam proses belajar mengajar. Kehadiran e-Learning hanya sebagai media belajar, tidak kurang dan tidak lebih. Penambahan materi ajar guru bertambah dalam proses mengajar menggunakan e-Learning, dari dulunya hanya mendidik dan mengajar tentang materi pelajaran, sekarang bertambah membimbing siswa dalam pengoperasian e-Learning. 3. Teknologi pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Teknologi yang digunakan dalam pembelajaran berbasis eLearning bermacam macam, pilihan penggunaan teknologi diserahkan kepada pihak penyelenggara e-Learning dengan disesuaikan terhadap kemajuan teknologi, tuntutan kebutuhan, kondisi keuangan, kondisi

kesiapan siswa, kompetensi guru dan lain sebagainya. Namun demikian, menurut karakteristik dan pengertian pembelajaran berbasis e-Learning, terdapat teknologi pendukung pembelajaran berbasis e-Learning yang

14

minimal harus diadakan, yaitu : pertama, teknologi audio video ; saluran telepon, voice mail telephon , audio, televisi, vidiotape, video text, video mesaging. Kedua, teknologi komputer atau sering disebut dengan computer assisted technology yang sistem pengajarannya dikenal dengan nama computer assisted learning ; animasi, graphichs, power point, VCD, CD-ROM dan lain sebagainya. Ketiga, teknologi web atau internet yang lazim disebut dengan nama on-line learning (WBL) ; bullletin board, internet, e mail, tele-colaboration, chating, yang sistem pengajarannya menggunakan software yang dirancang untuk ini, seperti Webt, CISCOM, lain sebagainya. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada

prinsipnya teknologi e-Learning dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: technology based learning dan technology based web-learning.

Technology based learning terdiri dari audio information technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan video information technologies (video tape, video text, video messaging). Technology based web-learning terdiri dari data information technologies (bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration). Pemakaian teknologi dalam proses belajar mengajar bisa dikombinasikan antara technology based learning dan technology based web-learning. 4. Fungsi pembelajaran berbasis e-Learning. Menurut Siahaan (2001) menyebutkan ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/ opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).

15

a. Suplemen, dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan) apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan

memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/ keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. b. Komplemen (tambahan), dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat

menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi

16

pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas. c. Substitusi (pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/ perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar mahasiswa dapat fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas siswa. 5. Manfaat pembelajaran berbasis e-Learning Manfaat pembelajaran berbasis e-Learning, menurut A. W. Bates seperi dikutip oleh (Mohamad Nasirulloh, 2007). a. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity). Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/ instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Hal tersebut di atas disebabkan, karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat

17

terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran berbasis eLearning. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas. b. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, sehingga peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja. Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur. c. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). Jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benarbenar terbuka lebar bagi yang membutuhkan. d. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). Fasilitas

18

yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran. 6. Model pembelajaran berbasis e-Learning Menurut Haughey seperti dikutip dalam jurnal pendidikan SD Percobaan 4 Wates (Journal Pendidikan SDN 4 Wates, 2007), ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagaian materi disampikan melalui internet, dan sebagaian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan

19

petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan narasumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing siswa mencari dan menemukan situssitus yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

B. Kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning 1. Pengertian kesiapan pembelajaran berbasis e- Learning. Pengertian kesiapan menurut beberapa pakar psikologi pendidikan seperti yang dikutip oleh (Ika Sari Dewi, 2006) adalah sebagai berikut ; menurut (Caplin, 1989) adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikan sesuatu dan menurut (Corsini 2002) kesiapan adalah berkembang atau

mempersiapakan diri dalam belajar dan memperoleh beberapa tugas perkembangan fisik, sosial dan intelektual.

20

Pengertian kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning adalah kesanggupan atau kesediaan penyelenggara dan penguna untuk

mempersiapkan diri hingga mampu menyelenggarakan dan menjalankan, pembelajaran berbasis e-Learning dengan cara membekali diri dengan ilmu yang dibutuhkan untuk merancang, menyelenggarakan, mengelola, menggunakan, serta melengkapi sarana dan prasarana dan

mengkondisikan lingkungan belajar, dengan tujuan mendapat manfaat dari penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. 2. Komponen kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning. a. Kesiapan guru Guru adalah komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan implementasi e-Learning dalam pembelajaran sangat tergantung pada kepiawian guru dalam

menggunakan metode, teknik, taktik pembelajaran serta kompetensi dalam mata pelajaran yang diajarkan. Seorang guru satu dengan lainnya mendapat pengalaman, kemampuan, pengetahuan, gaya, yang berbeda. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi penyusunan strategi pembelajaran maupun implementasi pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran bukan hanya sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajar, tetapi juga berperan sebagai pengelola (manager of learning) pembelajaran. Efektifitas

pembelajaran sepenuhnya diserahkan oleh guru, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh guru. Menurut Dunkin ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas proses

21

pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu teacher formative experience, teacher training experience dan teacher properties. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka, diantaranya; tempat asal kelahiran guru termasuk suku, latar belakang budaya, adat istiadat, keadaan keluarga. Teacher training experience adalah pengalamanpengalaman yang berhubungan dengan aktifitas dan latar belakang pendidikan guru, misalmya; pengalaman latihan professional, tingkatan pendidikan, pengalaman jabatan. Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki guru, misalnya sikap guru terhadap profesinya, sikap guru terhadap siswanya, intelegiensi guru, kemampuan dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran. Secara detail guru harus mempunyai kemampuan seperti di bawah ini : 1) Kompetensi guru dalam pembelajaran Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki guru untuk menyelenggarakan model pembelajaran berbasis e-Learning. Pertama adalah kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaidah-kaidah paidagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. Kedua adalah penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan eLearning sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang uptodate dan berkualitas. Ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki.

22

Langkah-langkah kongkrit yang harus dilalui oleh guru dalam pengembangan bahan pembelajaran adalah mengidentifikasi bahan pelajaran yang akan disajikan setiap pertemuan, menyusun kerangka materi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional dan pencapainnya sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Bahan tersebut selanjutnya dibuat tampilan yang menarik mungkin dalam bentuk power point dengan didukung oleh gambar, video dan bahan animasi lainnya agar siswa lebih tertarik dengan materi yang akan dipelajari serta diberikan latihan-latihan sesuai dengan kaidah-kaidah evaluasi pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi kemajuan siswa. Bahan pengayaan (additional matter) diberikan melalui link ke situs-situs sumber belajar yang ada di internet agar siswa mudah mendapatkannya. Setelah bahan tersebut selesai maka secara teknis guru tinggal meng-upload ke situs e-Learning yang telah dibuat. Beberapa hal yang perlu dicermati dalam menyelenggarakan program e-Learning adalah guru harus mampu menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan siswa untuk mengukur kemajuan belajar siswa, siswa mampu mengatur waktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruang multimedia. Kompetensi terhadap materi TIK yang harus dikuasai meliputi : kemampuan dasar pengoperasian komputer, yaitu ;

23

pertama, dapat mengoperasikan komputer, minimal dengan sistem operasi program window dan aplikasinya. Kedua, dapat

menggunakan program aplikasi pengolah kata, angka, basis data , aplikasi untuk presentasi. Ketiga, dapat menggunakan program aplikasi yang ada di internet untuk browsing, chating, email, menyertakan file di dalam email (attachment), searching, mendownload file di internet. Keempat, dapat menjelaskan konsep jaringan komputer, konsep lokal komputer dan remote computer, setting agar dua komputer saling terhubung. Kelima, dapat membuat homepage sederhana di jaringan komputer lokal. Keenam, dapat mengimplementasikan pengetahuannya dalam bidang bahasa pemrograman komputer untuk membuat bahan ajar sederhana. Ketujuh, dapat membuat software pembelajaran mandiri (bersifat interaktif dengan user). Kedelapan, dapat memasukan bahan ajar ke internet. Kesembilan, dapat mendeteksi,

memperbaiki, dan merakit hardware seperti print, soundsistem, webcamp dan sebagainya. 2) Menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. Berkembangnya teknologi pembelajaran berbasis TIK, salah satu kendalanya adalah menyiapkan peserta didik dalam budaya belajar berbasis teknologi informasi. Secara umum dapat ditemui di kebanyakan satuan pendidikan, siswa masih enggan untuk meluangkan waktu di luar jam belajar untuk mengunjungi lab. komputer atau mengunjungi warnet terdekat untuk mencari sumber belajar atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

24

Kurangnya kompetensi siswa dalam bidang TI menjadikan siswa enggan untuk mempelajari TI. Selain itu motivasi menggunakan TI sendiri masih lemah, hal ini terjadi karena dalam proses pembelajaran tidak ada sistem yang sifatnya memaksa siswa untuk belajar TI, misalnya tugas untuk mencari makalah di internet, atau melihat nilai ujian harus di internet dan sebagainya. Salah satu upaya yang efektif untuk mengkondisikan siswa

berbudaya belajar berbasis TIK adalah dengan pembentukan komunitas TIK, yakni sebagai wadah siswa untuk bersinggungan dengan budaya teknologi. b. Kesiapan siswa. Salah satu tujuan dari pembelajaran adalah perkembangan pada peserta didik dengan melalui pentahapan yang telah direncanakan. Perkembangan peserta didik adalah perkembangan seluruh aspek kepribadianya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan masing masing anak tidak selalu sama. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama, disamping karakter yang melekat pada diri anak. Perbedaan sifat peserta didik akan menuntut guru melakukan perlakuan yang berbeda terhadap peserta didik. Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi akan ditandai dengan motivasi tinggi, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan rendah akan menampakan motivasi yang lemah, sehingga dalam menyikapi masalah dan menyeselesaikan tugas akan berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang sedang berjalan.

25

Kekurang-siapan siswa dalam proses pembelajaran berbasis eLearning dapat dipenuhi dengan model pembelajaran learning by doing. Belajar sambil melakukan, namun demikian dalam

pembelajaran berbasis e-Learning ada standar minimal kompetensi yang harus dikuasai siswa agar pemanfaatan e-Learning bisa sesuai dengan yang diharapkan, berikut adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa, diantaranya: pertama dapat mengoperasikan komputer dengan sistem operasi window dan aplikasinya. Kedua dapat mengoperasikan aplikasi program office, termasuk menyimpan, mengedit, mengetik, dan lain lain operasi sederhana lainnya. Ketiga, dapat menggunakan komputer untuk browsing, chating, email, menyertakan file di dalam email (attachment), searching di internet, mendownload file di internet, mempublikasikan karya tulis pribadi ke media internet. c. Kesiapan pengembang e-Learning di SMK 1) Merancang e-Learning sebagai sumber belajar. Kunci sukses terealisasinya program e-Learning, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Bates dalam journal of eLearning volume 5 tahun 2005 (Sutrisno, 2007) yakni adanya perencanaan dan leadership yang terarah dengan

mempertimbangkan efektifitas dalam pembiayaan, integritas sistem teknologi, kemampuan guru dalam dalam beradaptasi dengan perubahan model pembelajaran yang baru, yang juga menuntut guru mempunyai kemampuan mencari bahan pembelajaran melalui internet serta mempersiapkan budaya belajar bagi siswa.

26

Ada empat langkah dalam manajemen pengelolaan program e-Learning yakni ; pertama, menentukan strategi yang jelas tentang target audience, pembelajarannya, lokasi audience, ketersediannya infrastruktur, budget dan pengembalian investasi yang tidak hanya berupa uang tunai. Kedua, menentukan peralatan misalnya hoste vs installed LMS dan Commercial or OS-LMS. Ketiga, adanya hubungan dengan perusahan yang mengembangkan penelitian berkaitan dengan program e-Learning yang

dikembangkan di sekolah. Keempat, menyiapkan bahan-bahan yang akan dibutuhkan bersifat spesifik, usulan yang dapat diimplementasikan serta menyiapkan short response time. 2) Penyediaan sistem e-Learning. Untuk menyediakan sistem e-Learning dalam suatu organisasi atau satuan pendidikan, terdapat beberapa pilihan yang dapat ditempuh, diantaranya : a) Mengembangkan sendiri, artinya institusi perlu memiliki tim untuk pengembangan sistem. Pihak penyelenggara dituntut cermat dalam menggunakan manajemen proyek dengan alokasi sumber daya manusia (mulai dari manager project, system analyst, business analyst, system architect, system developer, tester, hingga documentator), alokasi biaya dan waktu diatur sedemikian rupa sehingga requirements dapat dicapai sesuai target. Pilihan metodologi pengembangan dan teknologi yang akan digunakan merupakan hak preogratif tim pengembang dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang ada.

27

b) Membeli sistem yang sudah ada. Konsekuensi dari cara ini adalah menyediakan anggaran serta berbagai pertimbangan seperti kemudahan, khususnya pendeknya waktu implementasi serta layanan pasca implementasi. Namun yang perlu diperhatikan dari pilihan ini adalah seringkali fasilitas yang ada terlalu kompleks dari apa sebenarnya yang dibutuhkan organisasi yang bersangkutan. c) Menggunakan open source e-Learning system. Saat ini telah terdapat beberapa sistem e-Learning berbasis open source seperti moodle, claroline, dan yang lainnya. Bagi organisasi atau perusahaan yang akan memanfaatkan software ini tidak perlu membayar. Effort yang perlu ini dilakukan adalah, ketika perlu

memutuskan

menggunakan

sistem

mempelajari dokumentasi program, bahkan kalau perlu algoritma-algoritma yang digunakan. Tidak adanya layanan pasca implementasi berarti menuntut penggunanya untuk terlibat aktif dalam milis-milis yang mungkin ditemukan dibelakang hari. d) Melakukan kustomisasi. Melakukan kustomisasi artinya

memanfatkan kembali modul-modul yang tersedia, baik itu dikembangkan sendiri, dari software open source ataupun dengan cara membeli dengan tujuan untuk dapat dimodifikasi sesuai requirements yang dibutuhkan organisasi. 3) Mengembangkan model e-Learning Pengembangan e-Learning diorientasikan ke perangkat lunak, karena tingkat perkembangan perangkat lunak lebih pesat

28

daripada

perangkat

keras.

Sehingga

pergantian

komponen

perangkat keras tidak terlalu sering, kecuali ada komponen yang mati atau ada program baru yang menuntut memakai perangkat keras terbaru, misal pemakaian flash disk tidak bisa pada komputer dengan sistem operasi window 98, hanya mau memakai sistem operasi window xp, padahal window xp hanya akan support bila diinstall pada komputer yang telah mempunyai ram 128 MB dan minimal pentium III, berarti pergantian perangkat keras harus dilakukan. Tahapan yang harus kita lalui pada saat mengembangkan sebuah perangkat lunak

Requirement Analysis and

Maintenance Coding

Design

Test

Gambar 1 . Tahapan pengembangan e-Learning Masalah analisa kebutuhan harus dikedepankan karena kegagalan e-Learning sebagaian besar diakibatkan oleh kegagalan dalam analisa kebutuhan yang mengandung pengertian bahwa pengembang tidak berhasil meng-capture kebutuhan dari pengguna (user needs). Hasil dari proses analisa kebutuhan (requirements analysis) pengguna diterjemahkan sebagai fitur-fitur yang akan dimasukan ke dalam sistem e-Learning yang dikembangkan. Berikut ini adalah contoh fitur fitur yang ada dalam e-Learning.

29

a) Informasi tentang unit-unit terkait dalam proses belajar mengajar, diantaranya adalah tujuan dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal sekolah, tugas, jadwal ujian, daftar referensi atau bahan bacaan, profil dan kontak pengajar. b) Kemudahan akses ke sumber referensi, diantaranya : diktat dan catatan sekolah, bahan presentasi, contoh ujian yang lalu, sumber-sumber referensi untuk pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaaat, artikel-artikel dalam jurnal online, komunikasi dalam kelas, forum diskusi online mailing list diskusi, papan pengumuman yang menyediakan informasi (perubahan jadwal sekolah, informasi tugas dan deadline-nya). c) Sarana untuk melakukan kerja kelompok, diantaranya : sarana untuk sharing file dan directory dalam kelompok, sarana diskusi untuk mengerjakan tugas dalam kelompok. d) Sistem ujian online dan pengumpulan feedback. d. Kesiapan sarana dan prasarana Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaraan proses pembelajaran, misalnya media

pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah. Prasarana adalah segala sesuatu yang tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya : jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran; dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

30

Kelengkapan sarana dan prasarana akan berdampak positif pada proses pembelajaran. Pertama, bagi pengajar akan menimbulkan gairah mengajar. Kedua, bagi siswa akan lebih memudahkan proses penyerapan ilmu. Ketiga, akan memberikan pilihan penggunaan alat atau media pembelajaran sehingga akan menimbulkan kreatifitas. Kesiapan sarana dan prasarana meliputi : 1) Mempersiapkan lingkungan belajar. Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan kondisi siswa dalam melakukan kegiatan belajar, baik di rumah maupun di sekolah. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar seperti penerangan, kursi, meja belajar, rak buku, dan tempat belajar itu sendiri. Menurut E.P Hutabarat (1988: 2005), berpendapat bahwa faktor-faktor lingkungan belajar meliputi : penerangan, cahaya penerangan di ruangan tempat kita belajar haruslah cukup. Penerangan yang terbaik adalah sinar matahari, tetapi sinar itu tidak dapat dikendalikan sesuai dengan kepentingan kita. Oleh karena itu, harus mempertimbangkan faktor pendukung lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Ventilasi adalah keadaan peredaran udara di dalam ruangan tempat kita belajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa ventilasi itu harus memungkinkan beredarnya udara bersih untuk dihirup dan suhu udara yang membuat suhu badan terasa nyaman untuk melakuan aktivitas belajar. b. Suhu udara, selama kita melaksanakan tugas dengan memakai otak atau pikiran, suhu udara yang terbaik adalah antara 60-70

31

F. Suhu udara sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap kemampuan berpikir, asal jangka waktunya tidak terlalu lama. c. Tempat belajar, sebaiknya kita mempunyai tempat belajar yang tetap di suatu tempat. Tempat yang tetap memberikan suasana yang cocok dan dorongan untuk belajar. d. Perabot belajar, cara belajar yang terbaik adalah dengan memakai meja dan kursi serta duduk dengan tegak. Oleh karena belajar berlangsung beberapa jam maka ukuran meja dan kursi haruslah diperhatikan. e. Kebisingan, kebisingan merupakan salah satu kendala dalam kegiatan proses belajar, karena siswa tidak dapat berkonsentrasi penuh pada saat berlangsungnya proses belajar sehingga akan mempengaruhi hasil belajar. 2) Mempersiapkan piranti keras. Piranti keras atau hardware dalam teknologi informasi diartikan kurang lebih sebagai berikut: Hardware is the physical aspect of computers, telecommunications, and other devices. It includes not only the computer proper but also the cables, connectors, power supply units, and peripheral devices such as the keyboard, mouse, audio speakers, and printers. Hardware is sometimes usedas a term collectively describing the physical aspect of telephony and telecommunications network

infrastructure. (Soekartawi, 2007) Berdasarkan definisi tersebut, piranti keras atau hardware umumnya dikonsentrasikan bukan saja piranti keras di komputer,

32

tetapi juga yang lainnya seperti, ketersiagaan bandwitch, printer, loadspeakers, USB, televisi, radio, wifi, telepon, gedung dan gudang peralatan dan lain- lain. Jadi teknologi yang dibutuhkan pada pembelajaran berbasis e-Learning adalah : audio dan video, komputer, internet, gabungan dari tiga macam teknologi di atas. Kesiapan piranti keras sangat berkaitan dengan koneksi yang merupakan pokok (backbone) dari e-Learning. Pengertian koneksi adalah jaringan yang mampu disambungkan dengan satelit atau lainnya, sehingga proses belajar mengajar dapat dilaksanakan secara dua arah. Pemilihan penggunaan teknologi jaringan adalah hal yang perlu diprioritaskan, oleh karena itu spesifikasi jaringan perlu juga dilihat dan dievaluasi disesuaikan dengan kepentingannya. Misalnya bagaimana media akses-nya, apakah menggunakan serat optic atau lainnya : Bagaimanakah kapasitas jaringannya, berapa Mbs (Megabyte per second); dan bagaimana teknologi jaringannya. Tabel 1. di bawah adalah contoh teknologi jaringan yang dipakai oleh Departemen Pendidikan Nasional untuk

penyelenggaraan e-Learning, khususnya yang ada dalam program Jaringan Pendidikan Nasional (JARDIKNAS). Tabel 1. Perbandingan JARDIKNAS.
Items Media akses Kapasitas jaringan (bandwidth) Teknologi Jaringan

teknologi

jaringan

pada

zona

Zona Perguruan Tinggi Serat optic dan satelit 2 Mbps s/d 155 Mbps

Zona Kantor Dinas Serat optic, wireline dan satelit 256 Kbps s/d 2 Mbps MpLS, VPN IP dan VSAT

Zona sekolah Wireless dan Wireline 64 Kbps s/d 1 Mbps ADSL dan Wireless 2.4 Ghz

STM-1, VSAT IP, dan Dedicated / leased Line (Sumber ; Soekartawi, 2007)

33

Menurut Stromboni dkk (2004) seperti dikutip oleh (Soekartawi, 2007) ada beberapa taksonomi teknologi e-Learning yang disajikan, berikut adalah tabel taksonomi teknologi eLearning : Tabel 2. Beberapa contoh taksonomi teknologi e-Learning.
No 1 Taksonomi untuk e- learning Pemograman seperi : computer languages, Parsers, compilers, Interpreters, etc. Menyiapkan : Authoring, Editing, Multimedia documents for e learning Format dari e-Learning Beberapa contoh Java, Javascript and J-Script, HTML, XML and derived products, as SVG, SMIL, MATHML, JOME, MATLAB, MAPLE Computing /simulating. Texts, animations, web sites, acrobat Suite, MSWord, Power Point, XMLNotepad, Macromedia Flash and director, Aol press, Front Page, Dream Weaver Pdf, Htm (l), txt, rtf, Doc, Ppt, Swf, Gif, Jpg, Wav, Mp3, Avi, Mov, Xml, Xsl, Class, Java, Exe WEBCT, Black-Board, the learning Solution, Lotus learning spac, Office Training, ARIADNE, SERPOLET and conifer. Interactive blackboard, webcamp, video projector, video conference, Multimedia classroom control, mini disk players. Quiz-maker, Half Baked Hot potatoe, Web interactive mathematics server WIMS. Browsers (Netscape and internet Explorer), Server for names, Files, data Bases, Playing sounds, videos, animation, mailing

Membuat : Building environment and data bases for tutoring and e learning Menggunakan piranti keras yang baru dan peripherals untuk pembelajaran Perangkat evaluasi Pengunaan multimedia

6 7

Teknologi e-Learning tidak lepas dari teknologi komputer, maka komponennya juga harus lengkap seperti yang melekat di komputer, antara lain: Motherboard yang meliputi, CPU, Main memory dan peralatan lain termasuk tersedianya tempat untuk perpanjangan cards. Power supply (aliran listrik atau tempat dapat dipasang transformer, voltage control and fan. Storage controller dari IDE, SCSI atau tipe yang lain fungsinya mengontrol hard disk, floppy disk, CDROM dan peralatan lain yang berkaitan.. Hard disk, floppy disk dan driver for mas storge. Interface controller (pararel,

34

serial, USB, firewire) yang menghubungkan komputer dengan komponen lainnya seperti printer atau scanner. Piranti keras yang digunakan lainnya adalah berkaitan dengan sistem jaringan komputer. Komponen jaringan komputer adalah sebagai berikut. Computer server sebagai sistem yang akan melayani permintaan dari pengguna. Computer database server yang berfungsi untuk menyimpan database materi pembelajaran dan data yang diperlukan dalam sistem e-Learning. Komputer pengguna yang digunakan untuk interface dalam mengakses ke sistem e-Learning. Untuk komputer pengguna (user) dapat berjumlah lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan. Idealnya jumlah komputer pengguna disesuaikan dengan perbandingan jumlah siswa yang perlu mengakses sistem e-Learning. Kabel jaringan yang digunakan sebagai sarana fisik untuk

menghubungkan antara komputer pengguna ke computer server. Pengguna kabel jaringan dapat diganti dengan sistem tanpa kabel menggunakan LAN (wireless LAN). 3) Mempersiapkan piranti lunak. Setiap penyelenggaraan e-Learning diperlukan piranti lunak atau softwares. Piranti ini diperlukan karena dalam eLearning dikembangkan berdasarkan aplikasi jaringan sehinggga diperlukan perangkat lunak. Beberapa piranti lunak, diantaranya adalah : a) Sistem Operasi Sistem yang diperlukan adalah (1) server dan (2) Sistem operasi. Piranti Server memerlukan sistem operasi tertentu

35

yang dapat dioperasikan sebagai server. Untuk mendapatkan hasil yang bagus diperlukan pemilihan server yang tepat agar dapat mengoptimalkan kinerja sistem e-Learning yang dibangun. Linux dapat digunakan sebagai sistem operasi yang dapat dioperasikan sebagai server yang cukup handal dan dikembangkan dengan konsep open source sehingga legal untuk digunakan. Tentang open source ini dapat dicari di internet secara mudah. b) Web server Webserver merupakan suatu piranti lunak atau software yang dikembangkan untuk melayani permintaan

pemakai/pengguna pada akses ke suatu sistem berbasis jaringan komputer. Karena sistem e-Learning yang akan dikembangkan berbasis web, maka diperlukan sebuah piranti lunak atau software di web server. c) Database Server Piranti lunak berikut adalah database server. Piranti lunak atau software ini merupakan program untuk mengelola data yang digunakan di sistem e-Learning. Nama database ini disebut dengan nama MySQL Server. Piranti lunak ini merupakan salah satu software database server yang sangat handal. Piranti lunak ini mempunyai ukuran yang relative kecil, dapat diperoleh juga di open source sehingga legal untuk digunakan. d) Web-viewer. Piranti lunak lain adalah web-viewer fungsi piranti ini adalah untuk menampilkan informasi yang diminta oleh

36

pengguna. Melalui web-viewer data dapat diakses dengan menggunakan kode tertentu, sehingga dapat dimegerti oleh server komputer. kode tertentu yang dimaksudkan disini adalah program yang akan digunakan yang dinamakan dengan nama PHP. Program PHP merupakan program web-viewer yang handal yang mampu menampilkan informasi secara dinamis. Dengan ukuran yang relative kecil, kemampuan yang hebat dan dukungan software lainnya menjadikan PHP menjadi program web-viewer yang banyak digunakan dalam aplikasi berbasis web. Menurut kamus wikipedia, PHP atau program

hypertext preprocessor adalah an open source, server-side, HTML embedded scripting language used to create dynamic web paes. Pemakaian PHP ini amat sering digunakan manakala programmer membuat suatu pemrograman komputer. Misalnya membuat suatu program tentang SIM (Sistem Informasi Manajemen). e) Web-Browser. Web-browser (sering dinamakan browser) digunakan untuk mengakses halaman web di komputer pengguna. Piranti lunak dari web-browser yang akan digunakan dapat microsoft internet explorer, mozilla, netscape communicator dan program web-browser lainnya. Dalam kamus wikipedia, web browser ini disebut dengan nama browser yang artinya a software application used to locate and display web pages.

37

f) Learning Management System (LMS). Learning management system atau LMS ini merupakan suatu piranti lunak yang dikembangkan untuk mengelola sebuah sistem pembelajaran yang berbasis web atau eLearning. Cara kerja atau prinsip kerja LMS mirip dengan CMS (Content Management System) yaitu suatu sistem yang digunakan untuk mengelola sebuah website. Menurut kamus wikipedia yang dimaksud dengan CMS adalah software that enables one to add/ or manipulate content on a web site. Dengan LMS pengelolaan sistem pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Dewasa ini telah banyak dikembangkan LMS untuk mengelola sistem pembelajaran e-Learning, baik yang bersifat komersial maupun open source. Diantara LMS yang dikembangkan adalag Dokeo, Modle, Claroline, Atutor dan banyak lagi LMS lainnya. LMS, moodle, atutor dan claroline adalah LMS yang dikembangkan dengan konsep open source. Konsep open source memperbolehkan mengedit siapa dan saja untuk menyalin, ulang

mendistribusikan,

mendistribusikan

asalkan tetap dicantumkan referensi dan tetap menggunakan platform open source. Memakai konsep open source LMS, moodle, atutor dan claroline telah banyak digunakan di beberapa lembaga pendidikan di dunia.

38

C. Kerangka Berfikir Mengingat pembelajaran berbasis e-Learning termasuk model pembelajaran yang baru, menjadi kemestian bagi pihak yang akan menyelenggarakan model pembelajaran berbasis e-Learning, membekali diri dengan ilmu yang berkaitan dengan teknologi informasi dan teknologi. Proses mempersiapkan diri, dengan ilmu dan sarana dan prasarana penunjang keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning ini, disebut kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning. Langkah awal dalam kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning adalah memenuhi/ mengadakan komponen komponen pendukung

penyelenggaraan program e-Learning dengan mempertimbangkan faktor faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen pendukung penyelenggaraan e-Learning meliputi : 1. Kesiapan Guru. Kesiapan guru meliputi, kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dan menyiapkan lingkungan belajar berbudaya TI. Kompetensi dasar meliputi ; pertama, kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional design) sesuai dengan kaedah-kaedah paedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. Kedua, penguasaan TIK dalam pembelajaran yakni pemanfaatan e-Learning sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang uptodate dan berkualitas. Ketiga, penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Teknologi sangat berperan dalam pembelajaran berbasis

elektronik, semua media belajar konvensional yang nilai manfaat dan

39

fungsinya lebih rendah dibandingkan dengan media yang berbasis elektronik, akan di ganti dengan media berbasis elektronik. Oleh karena itu, pengenalan dan penguasaan teknologi harus diprioritaskan demi

kelancaran pembelajaran berbasis elektronik. Salah satu sarana untuk pengenalan dan penguasaan teknologi yang efektif dan efesian adalah pembudayaan lingkungan belajar berbasis TI. 2. Kesiapan siswa Kesiapan siswa menjadi aspek pertimbangan dari penyelenggaraan program e-Learning, karena siswa sebagai tujuan program e-Learning diadakan. Teknologi canggih yang diterapkan dalam program e-Learning tidak akan optimal jika siswa tidak siap untuk memakai. Kesiapan siswa meliputi, Pertama, dapat mengoperasikan komputer dengan sistem operasi window dan aplikasinya. Kedua, dapat mengoperasikan aplikasi program office, termasuk menyimpan, mengedit, mengetik, dan lain lain operasi sederhana lainnya. Ketiga, dapat menggunakan komputer untuk browsing, Chating, email, menyertakan file di dalam email (attachment), searching di internet, mendownload file di internet, mempublikasikan karya tulis pribadi ke media internet. 3. Kesiapan Sarana dan Prasarana Kesiapan sarana dan prasarana e-Learning meliputi kesiapan piranti keras dan piranti lunak. Pengadaan piranti keras dan piranti lunak didasarkan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya; aspek ekonomi, aspek teknis, aspek pemanfaatan dan aspek aspek yang mempengaruhi proses pembelajaran. Perencanaan yang cermat dan tepat dalam menyiapkan piranti keras dan lunak sangat berguna bagi kelancaran

40

jalannya proses pembelajaran berbasis elektronik. Kesiapan piranti keras, dimulai dari penyiapan komputer beserta peralatan pendukungnya ; seperti sound sistem, printer, webcamp, dan sebagainya, penyiapan koneksi atau jaringan beserta perlengkapannya; kabel jaringan, serat optik, wireline dan sebagainya. Kesiapan piranti lunak di mulai dari menyiapkan driver piranti keras dan menyiapkan software program yang dibutuhkan seperti sistem operasi memakai linux, web server memakai apache, data base server memakai LMS. Mengingat dengan adanya sarana dan prasarana yang baik belum menjamin akan terselenggaranya pembelajaran berbasis e-Learning dengan baik. Hal tersebut perlu didukung dengan keberadaan tenaga ahli khusus yang dipersiapkan untuk mengelola sarana dan prasarana. Oleh karena itu, dalam kesiapan sarana dan prasarana perlu juga memperhatikan kesiapan pihak pengembang e-Learning di SMK. Manajemen pihak pengembang terhadap sistem pembelajaran menjadi penentu jalan tidaknya sistem pembelajaran yang

diselenggarakan. Manajemen penyelenggara e-Learning

menjadi poin

pertama yang harus dipersiapkan, karena hakekatnya e-Learning adalah model pembelajaran yang di dalamnya terdapat sistem yang harus direncanakan agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan, misi, visi dari pendidikan. Manajemen penyelenggaraan e-Learning meliputi merancang, penyediaan sistem e-Learning, mengembangkan model eLearning. Manajemen penyelenggaraan e-Learning tidak sebatas

perencanaan seputar pengadaan sistem e-Learning, melainkan dimulai dari

41

awal membangun sistem sampai evaluasi sistem. Oleh karena itu, dalam manajemen penyelenggaraan sistem e-Learning harus melibatkan banyak pihak, diantaranya : ahli bidang teknologi informasi, ahli bidang kurikulum, ahli bidang perencanaan program, dan juga pihak pihak yang akan memanfaatkan e-Learning, yaitu guru mata pelajaran yang membutuhkan fitur fitur khusus. Sistem e-Learning diharapkan mampu menjawab kebutuhaan guru dan siswa. Perkembangan teknologi, standar kelulusan siswa dan standar kompetensi pengajar menjadikan naiknya tingkat kompleksitas

permasalahan yang harus ditempuh oleh guru dan siswa dalam menunaikan tugas dan kewajiban sebagai pengajar dan pencari ilmu, hal ini menuntut sistem e-Learning harus update terhadap perkembangan zaman. Oleh karena itu, pihak manajeman penyelenggara harus menyertakan pertimbangan pengembangan sistem e-Learning dalam manajemen penyelenggaraan sistem e-Learning.

D. Pertanyaan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta, secara rinci dapat dirumuskan melalui pertanyaan penelitian

sebagai berikut ; 1. Sejauhmana kesiapan guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta untuk menjalankan program pembelajaran berbasis e-Learning.

42

2. Sejauhmana kesiapan siswa kelas 2 Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning. 3. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana SMK yang

menyelenggarakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di kota Yogyakarta untuk mendukung penyelengaraan pembelajaran berbasis eLearning.

43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan penelitian Penelitian tentang kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan ini, merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan (fenomena) atau mencari fakta dan keterangan tentang kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan secara faktual sesuai dengan kondisi yang ada.

B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK kota Yogyakarta yang meliputi SMKN 2, SMKN 3, SMK PIRI 1, SMK Muhammadiyah 3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2008 sampai dengan Agustus 2008.

C. Variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini ada 3, yaitu ; pertama, kesiapan guru ditinjau dari; membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning, kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning, pemahaman tentang e-Learning, menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK, penilaian siswa terhadap kesiapan guru. Kedua, kesiapan siswa ditinjau dari ; kompetensi siswa terhadap materi TIK, mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning, lingkungan belajar, pengetahuan tentang eLearning, penilaian guru terhadap kesiapan siswa. Ketiga, kesiapan sarana dan

44

prasarana ditinjau dari; perencanaan pembelajaran berbasis e-Learning, komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning, piranti keras, piranti lunak, kompetensi pengembang e-Learning terhadap materi TIK yang meliputi materi tentang; (struktur dan perangkat komputer, sistem operasi komputer personal, sistem operasi dan komputer jaringan, aplikasi program, aplikasi bisnis komputer, paket keahlian multimedia). D. Populasi dan sampel penelitian. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran produktif, siswa kelas 2, Tim pengembang e-Learning di SMK kota Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yang berjumlah 163 orang yang terdiri atas guru mata pelajaran produktif sebanyak 29 orang, siswa kelas 2 sebanyak 127 orang dan Tim pengembang e-Learning sebanyak 7 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability/Nonrandom Sampling dengan metode Purposive Sampling dengan jenis lebih spesifikasi Judgment Sampling. Adapun besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 163 orang dengan pendekatan sampling jenuh (Sugiono, 1999:61). Pertimbangan menggunakan total populasi untuk mendapatkan gambaran yang lebih representatif dan mengurangi tingkat kesalahan sehingga data yang diperoleh mendekati nilai sesungguhnya. E. Metode pengumpulan data Sesuai dengan sifat dan jenis data yang diperlukan, dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengambil data adalah sebagai berikut ; 1. Observasi, yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ketempat yang dijadikan obyek penelitian yakni SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK PIRI 1, SMK Muhammadiyah 3 kota Yogyakarta.

45

2. Angket/ Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan instrumen beberapa daftar pertanyaan dalam bentuk tertulis yang diberikan kepada para responden yakni siswa, guru dan TIM pengembang eLearning di SMK Muhammadiyah 3, SMK PIRI 1, SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, di kota Yogyakarta. F. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner atau angket untuk mengambil data tentang kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Teknik Komputer dan jaringan SMK kota Yogyakarta. Variabel kesiapan siswa dan kesiapan guru menggunakan skala likert yang sudah dimodifikasi dimana responden memilih empat jawaban yang tersedia. Penghilangan jawaban di tengah berdasarkan 3 alasan yaitu: 1. Kategori ragu-ragu memiliki arti ganda, bisa diartikan netral, tidak setuju atau setuju. 2. Tersedianya jawaban yang di tengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya. 3. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat
kecenderungan pendapat responden kearah setuju atau ke arah tidak setuju.

Variabel kesiapan sarana dan prasarana menggunakan skala likert dan skala guttman, skala guttman digunakan di dalam variabel ini karena ada beberapa item pertanyaan yang jawabannya tidak dapat digradasikan. Adapun kisi kisi instrumen seperti di bawah ini :

46

1. Kisi kisi kesiapan guru. Tabel 3. Kisi kisi kesiapan guru.


No 1 Indikator No butir
Kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Menguasai materi pembelajaran sesuai dengan bidang A(2) keahlian yang dimiliki A(1,4,5,6) Memiliki kemampuan teknis merencanakan pembelajaran. Kesiapan kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Menguasai teknologi informasi dan komputer dalam A(7,8,10,11,12,13,14,15 ,16,17,18,18,19,20) pembelajaran. Pemahaman tentang e-Learning A(21,23) Paham dengan pembelajaran berbasis e-Learning A(22,24) Paham dengan pemanfaatan e-Learning A(25,26,27) Dapat menggunakan aplikasi dari program Internet Kesiapan menyiapkan peaserta didik berbudaya belajar TIK A(28,29,34,35,) Memberikan tugas rumah dengan melibatkan TIK dalam mengerjakannya. A(33,34,35,36,37 Menggunakan TIK dalam pembelajaran A(31,32) Mengkondisikan terbentuknya kelompok belajar TIK Memberikan bimbingan TIK ke siswa di luar jam pelajaran A(30,35)

2 3

2. Kisi kisi kesiapan siswa Tabel 4. Kisi kisi kesiapan siswa


No
1

Indikator

No butir

Kesiapan kompetensi siswa terhadap materi TIK Dapat mengoperasikan komputer dengan A(1,2,)B(38,39,41) kelengkapannya. Dapat mengoperasikan aplikasi dalam internet, A(3.-9) B(40,42,43,44,45, diantaranya: email, chating, browser, dan lain lain. Mengetetahui teknologi e-Learning dan mampu A(5,9,26,27,28) B(41,46) mengoperaikan layanan yang tersedia. Kesiapan mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Dapat Memanfaatkan fasilitas sekolah untuk mencari A(10,11,12) A26 informasi tentang TI Dapat memanfaatkan vasilitas vasilitas di lingkungan A13 masyarakat untuk mencari informasi tentang TIK Mampu menyisihkan uang untuk mengakses internet di A14 warnet A15 Mampu memanajemen waktu Dapat memanfaatkan vasilitas di lingkungan keluarga A(19,38) untuk mencari informasi tentang TI Kesiapan Lingkungan berbudaya Belajar berbasis TIK. A(16,20,21,22,23,24, Mempunyai komunitas atau teman bermain yang 25,31) menyukai teknologi informasi Suasana belajar di sekolah yang kondusif
A(10,12,13,15,34,35, 36,40,41) A19 A(26,27,28) A(29,30,32,33)

Mempunyai buku buku TIK Kesiapan Pengetahuan tentang e-Learning Memahami pembelajaran berbasis e-Learning Dapat menggunakan program aplikasi internet

47

3. Kisi kisi kesiapan sarana dan prasarana. Tabel 5. Kisi kisi kesiapan sarana dan prasarana
No
1

Indikator
Kesiapan merancang pembelajaran berbasis e -Learning Mampu menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana peyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. Mampu merencanakan pembiayaan dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. Mampu menyediakan tenaga ahli di bidang e-Learning. Kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning. Tersedia Lab.komputer dengan jaringan Internet. Tersedia teknisi ahli bidang TIK Terdapat mata pelajaran tentang internet. Terdapat buku buku tentang TIK Kesiapan piranti keras. Ketersediaan komputer yang memadahi untuk praktik siswa. Ketersediaan perangkat perangkat pelengkap komputer pendukung pembelajaran berbasis e-Learning Ketersediaan sistem jaringan komputer

No butir
C(1,23) C(4,5) C(6,7)

C(8,9) C(10) C(11) C(12) C(13) C(14,15,16,) C(17,18,19,20,21,22, 23,24,25)

Kesiapan piranti lunak Ketersediaan sistem operasi Ketersediaan web server Ketersediaan server Ketersediaan web Viewer Ketersediaan learning management system Kesiapan kompetensi pengembang terhadap materi TIK Mengetahui struktur dan perangkat komputer Mengetahui sistem operasi komputer personal Mengetahui sistem operasi jaringan Mengetahui aplikasi program Mengetahui aplikasi bisnis komputer Menguasi paket keahlian multimedia

C(26) C(27) C(28) C(29) C(30) C(31-41) C(42-50) C(51-61) C(62-71) C(72-74 C(75-84)

G. Uji validitas. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity). Validitas isi (content validity) instrumen penelitian ini dengan menganalisis butir, yaitu dengan cara mengkorelasikan melalui rumus Product Moment dari Pearson yaitu:

48

rxy =

{NX

NXY (X )(Y )
2

(X ) NY 2 (Y )
2

}{

Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara X dan Y N = jumlah subyek XY = jumlah X dikalikan dengan Y X = jumlah X Y = jumlah Y Uji validitas konstruk (construct validity) dilakukan dengan jalan (Expert Judgment) yaitu dikonsultasikan pada pakar dari Universitas Negeri Yogyakarta, yaitu : Bapak Imam Mustholiq Mussama, M.Pd, selaku dosen ahli dalam bidang pendidikan dan 2 dosen yang mempunyai keahlian di bidang e-Learning, yaitu bapak Rustam Asnawi, MT dan bapak Mohamad Ali, MT. Hasil dari konsultasi dengan pakar dijadikan masukan untuk menyempurnakan atau memodifikasi instrumen sehingga instrumen layak dipakai untuk mengambil data. Instrumen yang telah di modifikasi dan dinyatakan valid oleh validator, diujicobakan pada guru, siswa dan tim pengembang e-Learning SMK 3 Negeri Yogyakarta, dengan jumlah responden 34 siswa, 7 guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, 2 orang pengembang e-Learning SMK 3 Negeri Yogyakarta. Dalam penelitian ini ada angket yang tidak diujicobakan pada responden, yaitu angket variabel kesiapan sarana dan prasarana dengan responden pengembang. Hal ini dikarenakan, angket dibuat dengan memodifikasi angket milik (Hariawan, 2003) dengan judul kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Selain itu, responden dalam

49

penelitian hanya 2 orang, hal ini menjadikan instrumen akan cenderung tidak valid dan reliabel apabila dianalisis butir dengan cara mengkorelasikan melalui rumus Product Moment dan apabila diuji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach untuk instrumen dengan skala likert dan rumus spearmanbrown untuk instrumen dengan skala guttman. Oleh karena itu, instrumen penelitian kesiapan sarana dan prasarana dengan responden pengembang hanya di validitas konstruk dengan jalan (Expert Judgment). Data dari ujicoba instrumen di SMK 3 Negeri Yogyakarta diolah menggunakan komputer dengan program SPSS 11.5. Adapun hasil validitas instrumen adalah sebagai berikut : Tabel 6. Hasil validitas instrumen
N o Variabel Responden Nama Jml Pertanyaan Aspek Kompetensi siswa terhadap materi TIK Mencari sumber belajar pendukung 34 pembelajaran berbasis e-Learning Lingkungan belajar Pengetahuan tentang e-Learning Penilaian guru terhadap kesiapan 7 siswa Total Membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran 7 berbasis e-Learning Pemahaman tentang e-Learning Menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK Penilaian siswa terhadap kesiapan 34 guru Total Merancang Pembelajaran berbasis e-Learning Komponen Penyelenggaraan Pembelajaran berbasis e-Learning Piranti keras Piranti lunak
Kompetensi pengembang terhadap :

Jml 9 6 10 8 9 42 6 14 7 10 7 44 7 5 18 5 11 9 11 10 3 10 12 13 109

jml

Gugur No
A (4,5) A(10,13) A (18) -

2 2 1 0 0 5 1 2 1 1 2 7 2 3 5

Kesiapan Siswa

Siswa

Guru

A(4,5,10,12, 18) B (6)

Kesiapan Guru

Guru

B (8,11) B (26) B (30) A (50,53) B(6,8,11, 26, 30) A (50,53) -

Siswa

B (50,53) A(36.39,41) A (36.39,41) B(50,53)

Kesiapan Sarana dan Prasarana

TIM Pengem bang

Guru Siswa

a. Struktur dan perangkat komputer b. Sistem OperasiKomputer Personal c. Sistem operasi dan jaringan komputer d. Aplikasi program e. Aplikasi bisnis komputer f. Paket keahlian multimedia Penilaian guru terhadap sarana dan 7 prasarana Penilaian siswa terhadap sarana dan 34 prasarana Total

50

H. Uji reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003:137). Tingkat reliabilitas instrumen ditentukan berdasarkan koefisien reliabilitas yang dimilikinya. Uji realibilitas untuk instrumen penelitian ini menggunakan rumus alpha karena instrumen yang digunakan adalah angket dengan skala 1- 4. Menurut Suharsimi Arikunto (1992:164), rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau bentuk uraian. Adapun rumus alpha yang dimaksud menurut Anas Sudijono (2007:208) adalah sebagai berikut:
n 1 r11 = n 1

S S
2 t

2 i

Keterangan : r11 : Koefisien reliabilitas instrumen N 1 : Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes : Bilangan konstan
2 i

S
S t2

: Jumlah varians butir : Varians total

Rumus yang digunakan untuk mengetahui varians adalah


2

S =

X N

)2

N : jumlah responden Perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan menggunakan bantuan komputer menggunakan program SPSS.11.5 for windows. Pemilihan bantuan komputer karena data yang akan dikumpulkan

51

jumlahnya cukup banyak sehingga akan membutuhkan waktu yang lama jika dilakukan secara manual. Apabila koefisien reliabilitas telah diketahui, kemudian diinterpretasikan dengan sebuah patokan. Adapun patokan tingkat reliabilitas berdasarkan nilai alpha (Triton PB, 2006: 248) adalah sebagai berikut : 0.00 sampai dengan 0.20 >0.20 sampai dengan 0.40 >0.40 sampai dengan 0.60 >0.60 sampai dengan 0.80 >0.80 sampai dengan 1.00 Tabel 7. Hasil uji reliabilitas instrumen.
No 1 Variabel
Kesiapan Guru

: Kurang reliabel : Agak reliabel : Cukup reliabel : reliabel : Sangat reliabel


Komponen guru dengan Koefisian 0.5669 0.9807 0.9670 0.8395 0.9512 0.5217 Ket Cukup Reliabel Sangat Reliabel Sangat Reliabel Sangat Reliabel Sangat Reliabel Cukup Reliabel

Kesiapan responden siswa. Kesiapan guru dengan responden guru Kesiapan siswa dengan responden guru Kesiapan siswa dengan responden siswa Kesiapan sarana dan prasarana dengan responden guru Kesiapan sarana dan prasarana dengan responden Siswa. Kesiapan sarana dan prasarana dengan responden pengembang e-Learning di SMK

Kesiapan Siswa

Kesiapan Sarana dan Prasarana

Expert Judgment

I. Teknik analis data Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta. Data penelitian yang diperoleh selanjutnya di analisis secara deskriptif, yaitu dengan mengukur harga mean (M), median (Me), modus (Mo), rentang nilai (range), dan simpangan baku (SD) dengan menggunakan program komputer statistic SPSS 11.5 for window.

52

1. Rerata atau Mean (M) Rerata atau Mean (M) merupakan teknik penjelasan yang didasarkan atas nilai rata rata kelompok tersebut, yang rumus perhitungannya sebagai berikut :
Me =

dimana : Me = Mean atau rata rata = Epsilon X = Nilai x ke I sampai ke n 2. Median (Me) Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang berdasarkan atas nilai tengah dari kelompok yang telah disusun urutannya dari yang kecil sampai yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar sampai yang terkecil, dengan rumus perhitungan sebagai berikut :
Md 1 n F 2 = b + p f

dimana : Md = Median b = Batas bawah dimana median akan terletak p = Panjang kelas interval dengan frekuensi terbanyak F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = Frekuensi kelas median ( Sugiyono, 2005) 3. Modus atau Mode (Mo) Modus merupakan teknik penjelasan kelompok yang berdasarkan atas nilai yang sedang popular (yang sedang menjadi mode) atau yang sering muncul pada kelompok tersebut. Perhitungan modus menggunakan rumus :

53

b1 Mo = b + p b +b 2 1

Dimana : R = Rentang Xt = Data terbesar alam kelompok Xr = Data terkecil dalam kelompok ( Sugiyono, 2005) 4. Rentang Nilai (range) Rentang nilai adalah perbedaan antara skor yang paling tinggi dengan skor paling rendah pada suatu distribusi. Rentang nilai dapat diketahui dengan jalan mengurangi data tertinggi atau terbesar dengan data terenah atau terkecil. Perhitungan median dapat menggunakan rumus : R = Xt Xr Dimana : R = Rentang Xt = Data terbesar dalam kelompok Xr = Data terkecil dalam kelompok ( Sugiyono, 2005) 5. Simpangan baku (SD). Standar deviasi adalah rata rata kuadrat penyimpanan masing masing skor individu dari mean kelompok. Rumus perhitungan simpangan baku sebagai berikut :
S=

fi( Xi X )
(n 1)

Dimana : S f X n = Standar deviasi = Frekuensi = Nilai tengah tiap tiap interval kelas = Banyaknya data (Sugiyono, 2005)

54

Perhitungan dalam analisa data menghasilkan prosentase pencapaian yang selanjutnya dilakukan interprestasi. Proses perhitungan prosentase dilakukan dengan cara mengkalikan hasil bagi skor riil dan skor ideal dengan seratus persen. Rumus prosentase tingkat pencapaian sebagai berikut :
PS =

P X 100 % I

Keterangan : PS : Persentase P : frekuensi Riil I : Jumlah ideal Skor tersebut kemudian ditafsirkan ke dalam bentuk kuantitatif dalam suatu kategori berdasarkan kurva normal pada Djemari Mardapi (2008:123) tingkat pelaksanaan tersebut berada pada : 1. X X i + 1.Sbi 2. X i + 1.SBi > X X i. 3. X i > X X i 1.Sbi. 4. X < X i 1.Sbi. Keterangan : X
Xi

: Berarti sangat tinggi : Berarti tinggi : Berarti rendah : Berarti sangat rendah

= Skor responden = Rerata / mean ideal = Simpangan Baku ideal = ( Skor tertinggi + skor terendah ) = 1/6 (Skor ideal tertinggi skor ideal terendah)

SBi
Xi

SBi

55

55

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi data Deskripsi data dalam penelitian ini, bertujuan untuk menyajikan data yang telah diambil oleh peneliti. Berikut disajikan hargaharga Mean (rerata), median, modus, standar deviasi (simpangan baku), serta histogram dari masingmasing indikator penelitian. 1. Kesiapan siswa. a. Kompetensi siswa terhadap materi TIK. Skor ideal tertinggi adalah 7 X 4 = 28 dan skor ideal terendah adalah 7 X 1 = 7. Mean ideal (Mi) adalah (28 + 7) = 17.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 28 7) = 3. Tabel 8. Kriteria penilaian kesiapan siswa di kota Yogyakarta aspek kompetensi siswa terhadap materi TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 21 21 > X 17.5 17.5> X 14 X < 14 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 28 dan skor terendah yang diperoleh adalah 17. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 24 median sebesar 24, modus sebesar 26, standar deviasi sebesar 2.78 dan varians

56

sebesar 7.74. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 9. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 21 21 > X 17.5 17.5> X 14 X < 14 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Frekuensi 29 2 1 0 32 % 90.63 6.25 3.13 0 100

Data pada tabel 9 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 21 Tinggi 21 > X 17.5 Rendah 17.5 >X 14 Sangat Rendah X<14 Frekuensi %

Gambar 2. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 29 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 2 siswa termasuk kriteria tinggi, 1 siswa termasuk kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK 85.71%. Menurut pengkriteriaan yang

57

terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 85.71% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 27 dan skor terendah yang diperoleh adalah 11. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 18.55 median sebesar 19 modus sebesar 21 standar deviasi sebesar 4.08 dan varians sebesar 16.68. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 10. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22,5 22,5> X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Frekuensi 10 7 8 4 29 % 34.48 24.14 27.59 13.14 100

Data pada tabel 10 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
40 35 30 25 20 1 5 1 0 5 0 Sangat Tinggi X 21 Tinggi 21> X 1 7.5 R endah 1 7.5 >X 1 4 Sangat Rendah X<1 4 Frekuensi %

Gambar 3. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK

58

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang menjadi subyek penelitian, 10 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 7 siswa termasuk kriteria tinggi, 8 siswa termasuk kriteria rendah, 4 orang termasuk kriteria sangat rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK sebesar 66.26%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 66.26% termasuk kriteria tinggi. 3) SMK N 2 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 28 dan skor terendah yang diperoleh adalah 21. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 24.56 median sebesar 25 modus sebesar 23 standar deviasi sebesar 2.39 dan varians sebesar 5.74. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 11. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22,5 22,5> X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 32 0 0 0 32 % 100 0 0 0 100

59

Data pada tabel 11 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 21 Tinggi 21> X 1 7.5 Rendah 1 7.5 >X 1 4 Sangat Rendah X<1 4 Frekuensi %

Gambar 4. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, semua termasuk kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK sebesar 87.72%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 87.72% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK N 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 28 dan skor terendah yang diperoleh adalah 20. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 25.38 median sebesar 26 modus sebesar 23 standar deviasi sebesar 2.20 dan varians sebesar 4.85.

60

Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 12. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22,5 22,5> X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 33 1 0 0 34 % 97.06 2.94 0 0 100

Data pada tabel 12 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 21 Tinggi 21> X 1 7.5 Rendah 1 7.5 >X 1 4 Sangat Rendah X<1 4 Frekuensi %

Gambar 5. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa yang menjadi subyek penelitian, 33 siswa termasuk kriteria sangat tinggi dan 1 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK sebesar 90.65%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 90.65% termasuk kriteria sangat tinggi.

61

Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase (%) seluruh responden pada variabel kesiapan siswa aspek kompetensi siswa SMK kota Yogyakarta terhadap materi TIK ditunjukan berikut: Tabel 13. Data kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi terhadap materi TIK.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 768 538 786 863 2955 Skor ideal 896 812 896 952 3556 Rerata 3.43 2.65 3.51 3.63 3.30 (%) 85.72 66.26 87.72 90.65 83.10

pada tabel 14

Data pada tabel 13 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
85.72 66.26 87.72 90.65

1 00 80 60 40 20 0

Persent ase

SM K SM K Piri 1SM K 2 N SM K 3 N M uhammadiyah 3

Gambar 6. Diagram batang kompetensi siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap materi TIK. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 90.65% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 87.72% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat ketiga SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 85.72% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir

62

adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 66.26% termasuk dalam peringkat tinggi. Penilaian kesiapan siswa di SMK kota Yogyakarta aspek

kompetensi terhadap materi TIK dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan jumlah perolehan skor realita dari ke 4 sekolah dengan jumlah skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 83.10%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data, 83.10% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. b. Mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Skor ideal tertinggi adalah 4 X 4 = 16 dan skor ideal terendah adalah 6 X 1 = 6. Mean ideal (Mi) adalah (16 + 4) = 10 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 16 4) = 2. Tabel 14. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 15 dan skor terendah yang diperoleh adalah 9. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 13.41 median sebesar 14 modus sebesar 14 standar deviasi sebesar 1.01 dan

63

varians sebesar 1.04. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis eLearning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 15. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 10 21 1 0 32 % 31.25 65.63 3.13 0 100

Data pada tabel 15 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 12 Tinggi 12 > X 10 Rendah 10 >X 8 Sangat Rendah X<8 Frekuensi %

Gambar 7. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 10 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 21 siswa termasuk kriteria tinggi dan 1 siswa termasuk rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek mencari sumber

64

belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 63.73%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 63.73% termasuk kriteria tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 14 dan skor terendah yang diperoleh adalah 10. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga Mean sebesar 12.24 median sebesar 12 modus sebesar 13 standar deviasi sebesar 1.15 dan varians sebesar 1.33. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 16. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 22 7 0 0 29 % 75.86 24.13 0 0 100

Data pada tabel 16 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

65

80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 2 Tinggi 1 > X 1 2 0 Rendah 1 >X 8 0 Sangat Rendah X<8 Frekuensi %

Gambar 8. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang menjadi subyek penelitian, 22 siswa termasuk kriteria sangat tinggi dan 7 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung

pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 76.61%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 76.61% termasuk kriteria sangat tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 14 dan skor terendah yang diperoleh adalah 10. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 12.50 median sebesar 12.50 modus sebesar 12 standar deviasi sebesar 1.24 dan varians sebesar 1.55.

66

Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 17. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 25 7 0 0 32 % 78.23 21.88 0 0 100

Data pada tabel 17 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 2 Tinggi 1 > X 1 2 0 Rendah 1 >X 8 0 Sangat rendah X<8 Frekuensi %

Gambar 9. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 25 siswa termasuk kriteria sangat tinggi dan 7 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung

67

pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 78.13%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 78.13% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 15 dan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 13.41 median sebesar 14 modus sebesar 14 standar deviasi sebesar 1.01 dan varians sebesar 1.03. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 18. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Negeri 3 Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 33 1 0 0 34 % 97.05 2.94 0 0 100

Data pada tabel 18 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

68

120 100 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 12 Tinggi 12 > X 10 Rendah 10 >X 8 Sangat Rendah X<8

Frekuensi %

Gambar 10. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa yang menjadi subyek penelitian, 33 siswa termasuk kriteria sangat tinggi dan 1 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung

pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 83.82%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 83.82% termasuk kriteria sangat tinggi Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase (%), seluruh responden pada variabel kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis eLearning ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 19. Data kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 357 355 400 456 1568 Skor ideal 512 464 512 544 2032 Rerata 2.79 3.06 3.13 3.35 3.08 Persentase 69.73 76.51 78.13 83.82 77.17

69

Data pada tabel 19 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
8 3 .8 2

90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 1 0.00 0.00

6 9 .73

76 .51

78 .1 3

SM K SM K P iri 1 SM K 2 N SM K 3 N M uhammadiyah 3

P ers entase

Gambar 11. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek mencari sumber belajar pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : Peringkat pertama SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 83.82% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 2 N Yogyakarta dengan nilai 78.13% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat ketiga SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 76.51% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 69.73% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan siswa di SMK kota Yogyakarta aspek

kompetensi terhadap materi TIK dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 77.17%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

70

c. Lingkungan Belajar. Skor ideal tertinggi adalah 9 X 4 = 36 dan skor ideal terendah adalah 9 X 1 = 9. Mean ideal (Mi) adalah (36 + 9) = 22.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 36 9) = 4.5. Tabel 20. Kriteria penilaian lingkungan belajar.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X < 18 Penilaian Total aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 32 dan skor terendah yang diperoleh adalah 27. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 29.59 median sebesar 30 modus sebesar 29 standar deviasi sebesar 1.2 dan varians sebesar 1.67. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa aspek lingkungan belajar ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 21. Data frekuensi kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek lingkungan belajar
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 32 0 0 0 32 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 21 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

71

120 100 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27 > X 22.5 Rendah 22.5 >X 18 Sangat Rendah X<18
Frekuensi %

Gambar 12. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek lingkungan belajar. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, semua termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek lingkungan belajar sebesar 82.20%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 82.20% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 32 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 28.21 median sebesar 28 modus sebesar 29 standar deviasi sebesar 1.45 dan varians sebesar 2.10. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa

72

aspek lingkungan belajar ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 22. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek lingkungan belajar.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 26 3 0 0 29 % 89.66 10.34 0 0 100

Data pada tabel 22 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
1 00 90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27 > X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8

Frekuensi %

Gambar 13. Diagram batang kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek lingkungan belajar. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang menjadi subyek penelitian, 26 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 3 siswa termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek lingkungan belajar sebesar 78.35%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 78.35% termasuk kriteria sangat tinggi.

73

3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 35 dan skor terendah yang diperoleh adalah 32. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 33.37 median sebesar 34 modus sebesar 34 standar deviasi sebesar 0.83 dan varians sebesar 0.69. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa aspek lingkungan belajar ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 23. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X <18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 32 0 0 0 32 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 23 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27 > X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 14. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian,

74

semua termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan

belajar 92.71%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 92.71% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 35 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga Mean sebesar 24.26 median sebesar 25 modus sebesar 26 standar deviasi sebesar 2.01 dan varians sebesar 4.08. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa aspek lingkungan belajar ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 24. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 12 12 > X 10 10> X 8 X<8 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 33 1 0 0 34 % 97.05 2.94 0 0 100

Data pada tabel 24 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

75

1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27 > X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 15. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa yang menjadi subyek penelitian, 33 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 siswa termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek lingkungan belajar sebesar 88.89%.

Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 88.89% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden dari tiap sekolah pada variabel kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 25. Data kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 947 818 1068 1088 3921 Skor ideal 1152 1044 1152 1224 4572 Rerata 3.29 3.13 3.71 3.56 3.42 Persentase 82.20 78.35 92.71 88.89 85.76

76

Data pada tabel 25 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
92.71 95.00 90.00 85.00 80.00 75.00 70.00 SM K SM K P iri 1 SM K 2 N SM K 3 N M uhammadiyah 3 82.20 78.35 P ersentase 88.89

Gambar 16. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 92.71% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 88.80% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat ketiga SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 82.20% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 78.35% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan lingkungan belajar siswa SMK di kota Yogyakarta aspek dengan rumus persentase, yaitu

dihitung

membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 85.76%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

77

d. Kesiapan pengetahuan tentang e-Learning. Skor ideal tertinggi adalah 8 X 4 = 32 dan skor ideal terendah adalah 8 X 1 = 8. Mean ideal (Mi) adalah (32 + 8) = 20 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 32 8) = 4. Tabel 26. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 24 24 > X 20 20> X 16 X < 16 Penilaian Total aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 27 dan skor terendah yang diperoleh adalah 22. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 24.03 median sebesar 24 modus sebesar 24 standar deviasi sebesar 0.99 dan varians sebesar 0.99. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 27. Data frekuensi kesiapan siswa Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 24 24 > X 20 20> X 16 X < 16 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 23 9 0 0 32 % 71.875 28.125 0 0 100

78

Data pada tabel 27 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 24 Tinggi 24 > X 20 Rendah 20 >X 16 Sangat Rendah X <16 Frekuensi %

Gambar 17. Diagram batang kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 29 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 9 siswa termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang eLearning sebesar 75.10%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 75.10% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 25 dan skor terendah yang diperoleh adalah 21. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 23.48 median sebesar 24 modus sebesar

79

24 standar deviasi sebesar 1.15 dan varians sebesar 1.33. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 28. Data frekuensi kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 24 24 > X 20 20> X 16 X < 16 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 18 11 0 0 29 % 62.06 37.93 0 0 100

Data pada tabel 28 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 24 T inggi 24 > X 20 Rendah 20 >X 1 6 Sangat Rendah X<1 6 F rekuensi %

Gambar 18. Diagram batang kesiapan SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang menjadi subyek penelitian, 18 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 11 siswa termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta pengetahuan tentang e-Learning sebesar 73.38%.

80

Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 73.38% termasuk kriteria tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 25 dan skor terendah yang diperoleh adalah 23. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 24.78 median sebesar 25 modus sebesar 25 standar deviasi sebesar 0.66 dan varians sebesar 0.43. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang eLearning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 29. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 24 24 > X 20 20> X 16 X < 16 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 31 1 0 0 32 % 96.87 3.12 0 0 100

Data pada tabel 29 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 24 Tinggi 24 > X 20 Rendah 20 >X 1 6 Sangat R endah X<1 6 Frek uensi %

Gambar 19. Diagram batang kesiapan siswa SMK 2 Negeri aspek pengetahuan tentang e-Learning.

81

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 31 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 siswa termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning sebesar 77.44%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 77.44% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 26 dan skor terendah yang diperoleh adalah 19. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 24.26 median sebesar 25 modus sebesar 26 standar deviasi sebesar 2.02 dan varians sebesar 4.08. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengeahuan tentang eLearning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 30. Data frekuensi kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 24 12 > X 10 24 > X 20 X < 16 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 26 6 2 0 34 % 76.47 17.64 5.88 0 100

82

Data pada tabel 30 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat T inggi X 24 T inggi 24 > X 20 R endah 20 >X 1 6 C ukup Rendah X<1 6 F rek uensi %

Gambar 20. Diagram batang kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa yang menjadi subyek penelitian, 26 siswa termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 6 siswa termasuk dalam kriteria tinggi dan 2 siswa termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu

membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning sebesar 75.83%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 75.83% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden dari tiap sekolah pada variabel kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta berikut : Tabel 31. Data frekuensi kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 769 681 793 825 3068 Skor ideal 1024 928 1024 1088 4064 Rerata 3.00 2.94 3.10 3.03 3.02 Persentase 75.10 73.38 77.44 75.83 75.49

aspek pengetahuan e-Learning ditunjukan

pada tabel

83

Data pada tabel 31 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
77.44

78.00 77.00 76.00 75.00 74.00 73.00 72.00 71.00

75.83 75.1 0 73.38 P ersentase

SM K SM K P iri 1 SM K 2 N SM K 3 N M uhammadiyah 3

Gambar 21. Diagram batang kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 77.44% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 3 N Yogyakarta dengan nilai 75.83% termasuk dalam kriteria tinggi, peringkat ketiga SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 75.10 % termasuk dalam kriteria tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 73.38% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 75.49%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

84

e. Penilaian guru terhadap kesiapan siswa Skor ideal tertinggi adalah 9 X 4 = 36 dan skor ideal terendah adalah 9 X 1 = 9. Mean ideal (Mi) adalah (36 + 9) = 22.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 40 10) = 4.5 Tabel 32. Kriteria penilaian guru terhadap kesiapan siswa.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X < 18 Penilaian Total aspek X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 34 dan skor terendah yang diperoleh adalah 31. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 33.14 median sebesar 33 modus sebesar 33 standar deviasi sebesar 1.34 dan varians sebesar 1.80. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 33. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 7 0 0 0 7 % 100 0 0 0 100

85

Data pada tabel 33 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
120 100 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5>X 18 Sangat rendah X <18 Frekuensi %

Gambar 22. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, semua memberikan penilaian sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebesar 90.06%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 90.06% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 35 dan skor terendah yang diperoleh adalah 33. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 33.78 median sebesar 33 modus sebesar 33 standar deviasi sebesar 1.09 dan varians sebesar 1.19. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel penilaian guru

86

terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 34. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 9 0 0 0 9 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 34 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Frek uensi %

Sangat Tinggi X 27

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah X<18

27> X 22.5 22.5>X 18

Gambar 23. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden, semua memberikan penilaian sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK PIRI 1 Yogyakarta sebesar 93.83%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 93.83% termasuk kriteria sangat tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi

87

yang diperoleh adalah 36 dan skor terendah yang diperoleh adalah 34. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 34.50 median sebesar 34 modus sebesar 34 standar deviasi sebesar 0.84 dan varians sebesar 0.70. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 35. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X < 18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 6 0 0 0 6 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 35 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat T inggi X 27 T inggi 27> X 22.5 Rendah 22.5>X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 F rek uens i %

Gambar 24. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 responden, semua memberikan penilaian sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap

88

kesiapan siswa di SMK 2 Negeri Yogyakarta sebesar 95.83%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 95.83% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 35 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 31.57 median sebesar 33 modus sebesar 35 standar deviasi sebesar 4.07 dan varians sebesar 16.61. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 36. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 28 X < 20 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 2 0 0 7 % 77.78 22.22 0 0 100

Data pada tabel 36 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5>X 1 8 Sangat Rendah X<1 8

Frekuensi %

Gambar 25. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta .

89

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 5 orang memberikan penilaian sangat tinggi, 2 orang memberikan penilaian tinggi. Dari perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK 3 Negeri Yogyakarta sebesar 87.70%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 87.70% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase (%), seluruh responden dari tiap sekolah pada variabel kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta dinilai oleh guru ditunjukan pada tabel berikut : Tabel 37. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 232 304 207 221 964 Skor ideal 252 324 216 252 1044 Rerata 3.68 3.75 3.79 3.51 3.68 Persentase 92.06 93.83 95.83 87.70 92.34

Data pada tabel 37 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
95.83

96 94 92 90 88 86 84 82

93.83 92.06 87.70

Persentase

SM K SM K P iri 1SM K 2 N SM K 3 N M uhammadiyah 3

Gambar 26. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK kota Yogyakarta.

90

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 95.83% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 93.83% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat ketiga adalah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 92.06% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat terakhir SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 87.70% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian guru terhadap kesiapan siswa di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 92.34%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi. f. Kesiapan total siswa SMK di kota Yogyakarta. Tabel 38. Hasil kesiapan total siswa SMK di masing masing sekolah.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 N SMK 3 N Total Skor 3073 2696 3254 3453 12476 Skor ideal 3836 3572 3800 4060 15268 Rerata 3.24 3.11 3.45 3.42 3.30 Persentase 80.11 75.48 85.63 85.05 81.71

Data pada tabel 38 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

91

90.00 85.00 80.00 75.00 70.00


80.1 1 75.48

85.63

85.05

Persent ase (% )

SM K P iri 1 SM K M uhammadiyah 3

SM K 2 N

SM K 3 N

Gambar 27. Diagram batang kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah. Untuk memberi penilaian skor kesiapan siswa, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut kriteria penilaian dan hasil penilaian kesiapan guru menurut data tabel 38. Tabel 39. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 2877 2877 > X 2398 2397.5 > X 1918 X < 1918 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 38 hasil kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta dan tabel 39. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3073 atau 80.11%. Tabel 40. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 2679 2679 > X 2233 2232.5 > X 1786 X < 1786 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 38 hasil kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta dan tabel 40. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK PIRI

92

1 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 2696 atau 75.48%. Tabel 41. Kriteria penilaian Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 2850 2850> X 2375 2375 > X 1900 X < 1900

kesiapan

siswa

SMK

Negeri

Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50

Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 38 hasil kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta dan tabel 41. Kriteria penilaian kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3254 atau 85.63%. Tabel 42. Kriteria penilaian Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 3045 3045> X 2538 2537.5 > X 2030 X < 2030

kesiapan

siswa

SMK

Negeri

Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50

Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 38 hasil kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta dan tabel 42 kriteria penilaian kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3453 atau 85.05%. Kesiapan seluruh siswa SMK di kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki siswa di tiap sekolah (Xt) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki siswa di tiap

93

sekolah(Yt) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh siswa di SMK kota Yogyakarta adalah :

Xt = 12476 x100% = 81.71% Yt = 15268

Kriteria penilaian dibuat menggunakan rumus pada teknik analisa data dengan menggunakan input skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 43. Kriteria penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 11451 11451> X 9543 9543 > X 7634 X < 7634 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 43 Kriteria penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 81.71%. 2. Kesiapan guru. a. Membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. Skor ideal tertinggi adalah 5 X 4 = 20 dan skor ideal terendah adalah 5 X 1 = 5. Mean ideal (Mi) adalah (20 + 5) = 12.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 20 5) = 2.5
Tabel 44. Kriteria penilaian kesiapan guru aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5> X 10 X < 10 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor

94

tertinggi yang diperoleh adalah 20 dan skor terendah yang diperoleh adalah 15 Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 17 median sebesar 17 modus sebesar 15 standar deviasi sebesar 1.91 dan varians sebesar 3.67. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek, membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 45. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X < 10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 7 0 0 0 7 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 45 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 5> X 1 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 28. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, semua termasuk dalam

95

kriteria penilaian sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK Muhammadiyah pembelajaran 3 Yogyakarta e-Learning aspek sebesar membuat 85%. materi Menurut

berbasis

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 85% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 17 dan skor terendah yang diperoleh adalah 13. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 15.55 median sebesar 16 modus sebesar 17 standar deviasi sebesar 1.42 dan varians sebesar 2.03. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis eLearning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 46. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis eLearning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X < 10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 7 2 0 0 9 % 77.78 22.23 0 0 100

Data pada tabel 46 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

96

90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 5> X 1 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 29. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden, 7 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi, 2 termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu

membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 77.78%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 77.78% termasuk kriteria sangat tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 16 dan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 13.83 median sebesar 13.50 modus sebesar 12 standar deviasi sebesar 1.83 dan varians sebesar 3.36. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru

97

SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 47. Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyaykarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X < 10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 2 2 2 0 6 % 33.34 33.34 33.34 0 100

Data pada tabel 47 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
35 30 25 20 1 5 1 0 5 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 5> X 1 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 30. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 responden, 2 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi, 2 termasuk dalam kriteria tinggi, 2 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 69.17%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat

98

dalam teknik analisa data, nilai sebesar 69.17% termasuk kriteria tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 20 dan skor terendah yang diperoleh adalah 13. Dari hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 16.14 median sebesar 16 modus sebesar 16 standar deviasi sebesar 2.54 dan varians sebesar 20. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 48. Data frekuensi membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X < 10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 2 0 0 7 % 71.43 28.57 0 0 100

Data pada tabel 48 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 5> X 1 2.5 R endah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 31. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.

99

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 5 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi, 2 termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu

membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 80.71%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 80.71% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase (%), seluruh responden pada variabel kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning di tunjukan pada tabel berikut:
Tabel 49. Data frekuensi kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning guru SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 119 140 83 113 455 Skor ideal 140 180 120 140 580 Rerata 3.40 3.11 2.77 3.23 3.13 Persentase 85 77.78 69.17 80.71 78.45

Data pada tabel 49 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

100

85.00 77.78

80.71 69.1 7

90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 SMK SMK Piri 1 Muhammadiyah 3

Persentase

SMK 2 N

SMK 3 N

Gambar 32. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 85% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 80.71% termasuk dalam kriteria sangat

tinggi, peringkat ketiga SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 77.78% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 69.17% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 78.45%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

101

b. Kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning. Skor ideal tertinggi adalah 12 X 4 = 48 dan skor ideal terendah adalah 12 X 1 = 12. Mean ideal (Mi) adalah (48 + 12) = 30 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 48 30) = 6.
Tabel 50. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30> X 24 X < 24 X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 48 dan skor terendah yang diperoleh adalah 36. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 43.42 median sebesar 45 modus sebesar 36 standar deviasi sebesar 5.19 dan varians sebesar 48. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut.
Tabel 51. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Frekuensi 7 0 0 0 7 % 100 0 0 0 100

102

Data pada tabel 51 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 36 Tinggi 36> X 30 Rendah 30 >X 24 Sangat Rendah X<24 Frekuensi %

Gambar 33. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, semua termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 90.48%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 90.48% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 44 dan skor terendah yang diperoleh adalah 23. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil

103

yaitu harga mean sebesar 34.44 median sebesar 36 modus sebesar 36 standar deviasi sebesar 6.83 dan varians sebesar 46.78. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut
Tabel 52. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 2 1 1 9 % 55.56 22.23 11.12 11.12 100

Data pada tabel 52 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 36 Tinggi 36> X 30 Rendah 30 >X 24 Sangat Rendah X<24 Frekuensi %

Gambar 34. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan

pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden, 5 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 2 termasuk dalam kriteria tinggi, 1 termasuk kriteria rendah, 1 termasuk kriteria sangat rendah. Berdasarkan

104

perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek kompetensi penunjang pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 71.76%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 71.76% termasuk kriteria tinggi. 3) SMK 2 NegeriYogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 47 dan skor terendah yang diperoleh adalah 31. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 37 median sebesar 34 modus sebesar 34 standar deviasi sebesar 6.62 dan varians sebesar 43.86. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 53. Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 2 4 0 0 6 % 33.34 66.67 0 0 100

Data pada tabel 53 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

105

70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 36 1 Tinggi 36> X 30 2 Rendah 30 >X 24 3 Sangat Rendah X<24 4 Frekuensi %

Gambar 35. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 responden, 2 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 4 termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 78.47%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 78.47% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK Negeri 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 48 dan skor terendah yang diperoleh adalah 27. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 38.28 median sebesar 39 modus sebesar 27 standar deviasi sebesar 7.04 dan varians sebesar 49.58.

106

Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 54. Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 1 1 0 7 % 71.43 14.28 14.28 0 100

Data pada tabel 54 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 36 Tinggi 36> X 30 Rendah 30 >X 24 Sangat Rendah X<24 Frekuensi %

Gambar 36. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 5 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 termasuk dalam kriteria tinggi dan 1 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 3

107

Negeri Yogyakarta aspek kompetensi penunjang pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 79.76%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 79.76% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden pada variabel kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning di tunjukan pada tabel berikut:
Tabel 55. Data frekuensi kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 304 310 226 268 1108 Skor ideal 336 432 288 336 1392 Rerata 3.62 2.87 3.14 3.19 3.21 Persentase (%) 90.48 71.76 78.47 79.76 79.60

Data pada tabel 55 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
90.48 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 SMK SMK P iri 1 Muhammadiyah 3 SMK 2 N SMK 3 N 71.76 78.47 79.76

P ersentase

Gambar 37. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat

108

pertama SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 90.48% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 79.76% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat ketiga SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 78.47% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 71.76% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek kompetensi penunjang penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 79.60%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi. c. Pemahaman tentang e-Learning. Skor ideal tertinggi adalah 6 X 4 = 24 dan skor ideal terendah adalah 6 X 1 = 6. Mean ideal (Mi) adalah (24 + 6) = 15 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 24 6) = 3.
Tabel 56. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 18 18 > X 15 15> X 12 X < 12 Penilaian Total aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 23 dan skor terendah yang diperoleh adalah 14. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS

109

11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 18.57 median sebesar 18 modus sebesar 18 standar deviasi sebesar 3.36 dan varians sebesar 11.28. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 57. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 2 0 0 7 % 71.43 28.57 0 0 100

Data pada tabel 57 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 1 8 T inggi 1 8> X 1 5 Rendah 1 >X 1 5 2 Sangat Rendah X<1 2 F rek uens i %

Gambar 38. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 5 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 2 termsuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek pemahaman tentang eLearning sebesar 77.38%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat

110

dalam teknik analisa data, nilai sebesar 77.38% termasuk kriteria sangat tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 19 dan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 16.33 median sebesar 16 modus sebesar 16 standar deviasi sebesar 2.06 dan varians sebesar 4.25. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 58. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 3 5 1 0 9 % 33.34 55.56 11.11 0 100

Data pada tabel 58 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 8 Tinggi 1 8> X 1 5 Rendah 1 >X 1 5 2 Sangat Rendah X<1 2 Frekuensi %

Gambar 39. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.

111

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden, 3 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 5 termasuk kriteria tinggi, 1 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning sebesar 68.06%. Menurut

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 68.06 % termasuk kriteria tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 22 dan skor terendah yang diperoleh adalah 14. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 18.5 median sebesar 18.5 modus sebesar 18 standar deviasi sebesar 2.66 dan varians sebesar 7.1. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 59. Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 4 1 1 0 6 % 66.66 16.66 16.66 0 100

112

Data pada tabel 59 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 8 Tinggi 1 8> X 1 5 Rendah 1 >X 1 5 2 Sangat Rendah X<1 2 Frekuensi %

Gambar 40. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 responden, 4 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 termasuk kriteria tinggi, 1 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning sebesar 77.08%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 77.08 % termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK N 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 23 dan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 17 median sebesar 17 modus sebesar 13 standar deviasi sebesar 4.43 dan varians sebesar 19.67.

113

Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 60. Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 36 36 > X 30 30 > X 24 X < 24 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 3 1 3 0 7 % 42.86 14.28 42.86 0 100

Data pada tabel 60 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
45 40 35 30 25 20 1 5 1 0 5 0 Sangat Tinggi X1 8 Tinggi 1 8> X 1 5 Rendah 1 >X 1 5 2 Sangat Rendah X<1 2 Frekuensi %

Gambar 41. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 3 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 termasuk kriteria tinggi, 3 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning sebesar 70.83%. Menurut

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 70.83 % termasuk kriteria tinggi.

114

Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden pada variabel kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning di tunjukan pada tabel berikut:
Tabel 61. Data kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 130 147 111 119 507 Skor ideal 168 216 144 168 696 Rerata 3.10 2.72 3.00 2.83 2.91 Persentase 77.38 68.06 77..08 70.83 72.84

Data pada tabel 61 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
77.38 78 .00 76 .00 74 .00 72 .00 70 .00 68 .00 66 .00 64 .00 62 .00 SM K SM K Piri 1 M uhammadiyah 3 SM K 2 N SM K 3 N 68.06 70.83 77.08

Per sentase

Gambar 42. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 77.38% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 77.08% termasuk dalam kriteria sangat

tinggi, peringkat ketiga SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 70.83% termasuk dalam kriteria tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 69.06% termasuk dalam kriteria

115

tinggi. Penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek pemahaman tentang e-Learning dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 72.84%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi. d. Menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. Skor ideal tertinggi adalah 9 X 4 = 36 dan skor ideal terendah adalah 9 X 1 = 9. Mean ideal (Mi) adalah (36 + 9) = 22.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 36 9) = 4.5.
Tabel 62. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5> X 18 X < 18 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75 > X 6.25 6.25 > X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 31 dan skor terendah yang diperoleh adalah 23. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 27.28 median sebesar 28 modus sebesar 23 standar deviasi sebesar 3.04 dan varians sebesar 9.24. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta

116

menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 63. Data frekuensi kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X <18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 4 3 0 0 7 % 57.14 42.85 0 0 100

Data pada tabel 63 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 43. Diagram batang kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 4 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 3 termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK sebesar 75.79%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 75.79 % termasuk kriteria sangat tinggi.

117

2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 29 dan skor terendah yang diperoleh adalah 27. Dari hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 27.44 median sebesar 27 modus sebesar 27 standar deviasi sebesar 0.73 dan varians sebesar 0.53. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 64. Data frekuensi kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X <18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 9 0 0 0 9 % 100 0 0 0 100

Data pada tabel 64 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 44. Diagram batang kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK

118

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 responden, semua termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK sebesar 76.23%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 76.23 % termasuk kriteria sangat tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 28 dan skor terendah yang diperoleh adalah 27. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 27.66 median sebesar 28 modus sebesar 28 standar deviasi sebesar 0.52 dan varians sebesar 0.27. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 65. Data frekuensi kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X <18 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 6 0 0 0 % 100 0 0 0

Jumlah

100

119

Data pada tabel 65 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 45. Diagram batang kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 responden, semua termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK sebesar 76.85%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 76.85 % termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 31 dan skor terendah yang diperoleh adalah 19. Dari hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 23.57 median sebesar 21 modus sebesar 20

120

standar deviasi sebesar 4.99 dan varians sebesar 24.95. Tabel penyebaran data dan histogram untuk variabel kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 66. Data frekuensi kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 27 27 > X 22.5 22.5 > X 18 X <18 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 2 1 4 0 7 % 28.57 14.28 57.14 0 100

Data pada Tabel 66 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X 27 Tinggi 27> X 22.5 Rendah 22.5 >X 1 8 Sangat Rendah X<1 8 Frekuensi %

Gambar 46. Diagram batang kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 responden, 2 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 1 termasuk dalam kriteria tinggi, 4 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai kesiapan guru SMK 3 Negeri

121

Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK sebesar 65.48%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 65.48 % termasuk kriteria tinggi Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden pada variabel kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 67. Data frekuensi kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dalam menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 191 247 166 165 769 Skor ideal 252 324 216 252 1044 Rerata 3.03 3.05 3.07 2.62 2.94 Persentase 75.79 76.23 76.85 65.48 73.66

Data pada tabel 67 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
75.79 78 76 74 72 70 68 66 64 62 60 58 SMK SMK Piri 1 Muhammadiyah 3 SMK 2 N SMK 3 N 65.48 Persentase 76.23 76.85

Gambar 47. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat

122

pertama SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 76.85% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 76.23% termasuk dalam kriteria tinggi, peringkat ketiga SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 75.79% termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 65.48 % termasuk dalam kriteria tinggi. Kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta aspek menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK, dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 73.66%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi. e. Penilaian siswa terhadap kesiapan guru. Skor ideal tertinggi adalah 5 X 4 = 20 dan skor ideal terendah adalah 5 X 1 = 5. Mean ideal (Mi) adalah (20 + 5) = 12.5 sedangkan Standar deviasi ideal (SDi) adalah 1/6 ( 25 5) = 2.5
Tabel 68. Kriteria penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5> X 10 X < 10 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 16 dan skor terendah yang diperoleh adalah 12. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS

123

11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 14.87 median sebesar 15 modus sebesar 15 standar deviasi sebesar 0.94 dan varians sebesar 0.89. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 69. Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X <10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 23 8 1 0 32 % 71.87 25 3.13 0 100

Data pada tabel 69 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 X1 5> 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 48. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden, 23 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 8 termasuk dalam kriteria tinggi, 1 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebesar 74.38%.

124

Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 74.38 % termasuk kriteria tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 17 dan skor terendah yang diperoleh adalah 14. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 15 median sebesar 15 modus sebesar 15 standar deviasi sebesar 0.71 dan varians sebesar 0.5. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 70. Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X <10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 23 6 0 0 29 % 79.31 20.70 0 0 100

Data pada tabel 70 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0 SangatTinggi X1 5 Tinggi 1 5> X 1 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 49. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta.

125

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 responden, 23 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 6 termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK PIRI 1 Yogyakarta sebesar 75%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 75 % termasuk kriteria sangat tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 17 dan skor terendah yang diperoleh adalah 13. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 14.56 median sebesar 14.5 modus sebesar 14.0 standar deviasi sebesar 0.98 dan varians sebesar 0.96. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 71. Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X <10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 16 16 0 0 32 % 50 50 0 0 100

126

Data pada tabel 71 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 X1 5> 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 50. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden, 16 termasuk dalam

kriteria sangat tinggi, 16 termasuk dalam kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu

membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 2 Negeri Yogyakarta sebesar 72.81%. Menurut

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 72.81 % termasuk kriteria tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 17 dan skor terendah yang diperoleh adalah 11. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh

127

hasil yaitu harga mean sebesar 14.29 median sebesar 14 modus sebesar 14 standar deviasi sebesar 1.42 dan varians sebesar 2.03. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 72. Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 15 15 > X 12.5 12.5 > X 10 X <10 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Frekuensi 13 18 3 0 34 % 38.24 52.94 8.83 0 100

Data pada tabel 72 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
60 50 40 30 20 1 0 0 Sangat Tinggi X1 5 Tinggi 1 X1 5> 2.5 Rendah 1 2.5 >X 1 0 Sangat Rendah X<1 0 Frekuensi %

Gambar 51. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 responden, 13 termasuk dalam kriteria sangat tinggi, 18 termasuk dalam kriteria tinggi, 3 termasuk dalam kriteria rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap kesiapan

128

guru di SMK 3 Negeri Yogyakarta sebesar 71.47%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 71.47 % termasuk kriteria tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden pada variabel kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dinilai oleh siswa ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 73. Data frekuensi penilaian siswa terhadap kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 476 435 466 486 1895 Skor ideal 640 580 640 680 2540 Rerata 2.98 3.00 2.91 3.05 2.98 Persentase 74.38 75.00 72.81 71.47 74.61

Data pada tabel 73 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
75.00 74.38

75.00 74.00 73.00 72.00


P ersentase 72.81

71 .47

71.00 70.00 69.00 SMK SMK Piri 1 Muhammadiyah 3 SMK 2 N SMK 3 N

Gambar 52. Diagram batang penilaian siswa terhadap kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : peringkat pertama SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 75% termasuk dalam

129

kriteria

sangat tinggi, peringkat kedua SMK Muhammadiyah 3

Yogyakarta dengan nilai 74.38% termasuk dalam kriteria tinggi. Peringkat ketiga adalah SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 72.81% termasuk dalam kriteria tinggi dan peringkat terakhir SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 71.47% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian siswa terhadap kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 74.61%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi.
f. Hasil kesiapan guru di masing masing sekolah.

Tabel 74. Hasil kesiapan guru SMK di masing masing sekolah.


No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri
Total

Skor
1220 1279 1052 1151 4072

Skor ideal
1536 1732 1408 1576 6252

Rerata
3.23 2.95 2.98 2.98 3.03

Persentase
79.43 73.85 74.72 73.03 75.21

Data pada tabel 74 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
79.43

80.00 78.00 76.00 74.00 72.00 70.00 68.00


SM K SM K Piri 1 SM K 2 N M uhammadiyah 3 SM K 3 N

73.85

74.72 73.03

Persentase

Gambar 53. Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta.

130

Untuk memberi penilaian skor kesiapan guru, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut kriteria penilaian dan hasil penilaian kesiapan guru menurut data tabel adalah di bawah ini :
Tabel 75. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1152 1152 > X 960 960 > X 760 X < 760 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 74 Hasil kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dan tabel 75. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1220 atau 79.43%.
Tabel 76 . Kriteria penilaian kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1299 1299 > X 1083 1083 > X 866 X < 866 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan Tabel 74 hasil kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dan Tabel 76. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1279 atau 73.85%.
Tabel 77. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1056 1056> X 880 880 > X 704 X < 704 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

131

Berdasarkan tabel 74 Hasil kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dan tabel 77. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1052 atau 74.72%.
Tabel 78. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1182 1182> X 985 985 > X 788 X < 788 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 74 hasil kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dan tabel 78. Kriteria penilaian kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1151 atau 73.03 % dari skor ideal 1576. Kesiapan seluruh guru SMK di kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki guru di tiap sekolah (Xt= 4072) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki guru di tiap sekolah (Yt = 6252) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh guru di SMK kota Yogyakarta adalah sebesar 75.21% Kriteria penilaian dibuat menggunakan rumus pada teknik data dengan menggunakan input skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 79. Kriteria penilaian guru SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 4689 4689> X 3908 3908 > X 3126 X < 3126 Rentang Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

132

Berdasarkan tabel 79 kriteria penilaian guru SMK di kota Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 75.21%. 3. Kesiapan sarana dan prasarana. a. Merancang pembelajaran berbasis e-Learning. Skor ideal tertinggi total aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (7) x skala penilaian tertinggi(4) x Jumlah responden (7) = 196 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (7) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 49. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada

tabel 80 berikut. :
Tabel 80. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek merancang pembelajaran berbasis eLearning.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 81.
No 1 2 3 4

Hasil kesiapan sarana dan prasarana aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta.
Nama Sekolah Skor 20 37 39 43 139 Skor ideal 28 56 56 56 196 Rerata 2.86 2.64 2.79 3.07 2.84 % 71.43 66.07 69.64 76.79 70.92

SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total

133

Data pada tabel 81 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
100 80 60 40 20 0 SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r ideal Rerata persentase

Gambar 54. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa urutan peringkat dari tertinggi sampai terendah adalah sebagai berikut : Peringkat pertama SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan nilai 76.79% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, peringkat kedua SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dengan nilai 71.43% termasuk dalam kriteria tinggi, peringkat ketiga SMK 2 Negeri Yogyakarta dengan nilai 69.64 % termasuk dalam kriteria tinggi dan peringkat terakhir adalah SMK PIRI 1 Yogyakarta dengan nilai 66.07% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek merancang pembelajaran berbasis e-Learning dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 70.92%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi.

134

b. Komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning. Skor ideal tertinggi total aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (5)xskala penilaian tertinggi(4) x jumlah responden (7) = 140 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (5) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 35. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang kriteria skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 82 berikut :
Tabel 82. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 83. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 14 29 30 30 103 Skor ideal 20 40 40 40 140 Rerata 2.80 2.90 3.00 3.00 2.93 Persentase 70.0 72.5 75.0 75.0 73.57

Data pada tabel 83 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

135

80 70 60 50 40 30 20 1 0 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N Skor Skor idea; Rerat a Persent ase

Gambar 55. Diagram kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta, SMK 3 Negeri Yogyakarta dengan SMK 2 Negeri Yogyakarta mempunyai skor sama, yaitu sebesar 75% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI mempunyai skor 72.5%, dalam skala kriteria penilaian termasuk kriteria tinggi, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta mempunyai skor 70% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek komponen penyelenggaran pembelajaran berbasis eLearning SMK di kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 73.57%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi. c. Piranti keras. Skor ideal tertinggi total aspek piranti keras di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (13) x skala penilaian

136

tertinggi(1) x jumlah responden (7) = 91 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (13) x skala penilaian terendah(0) x jumlah responden(7) = 0. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 84 berikut :
Tabel 84. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta apek piranti keras SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 66.67 66.67 > X 50 50 > X 33.33 X < 33.33 Skor Total Aspek (%) X 66.67 66.67 > X 50 50 > X 33.33 X < 33.33 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 85. Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 N SMK 3 N Total Skor
13 26 26 26

Skor ideal
13 26 26 26

Rerata
1.0 1.0 1.0 1.0

Persentase
100.00 100.00 100.00 100.00

91

91

1.0

100.00

Data pada tabel 85 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
1 20 1 00 80 60 40 20 0
SM K M uhammad iyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 56. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta

137

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta, semua SMK memperoleh skor 100% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, kecuali SMK 3 Negeri Yogyakarta, yaitu sebesar 75% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta dihitung dengan rumus

persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 91.53%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi. d. Piranti lunak. Skor ideal tertinggi total aspek piranti lunak di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan(5) x skala penilaian tertinggi(1) x jumlah responden (7) = 35 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (5) x skala penilaian terendah(0) x jumlah responden(7) = 0. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti keras SMK di kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 86 berikut :
Tabel 86. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Skor (100%) X 66.67 66.67 > X 50 50 > X 33.33 X < 33.33 Skor Total Aspek (%) X 66.67 66.67 > X 50 50 > X 33.33 X < 33.33 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

138

Tabel 87. Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 5 6 8 7 26 Skor ideal 5 10 10 10 35 Rerata 1.0 0.5 0.7 0.6 0.7 Persentase 100.00 60.00 80.00 70.00 74.29

Data pada tabel 87 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0 SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 57. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 100% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor sebesar 80 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 70% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor 60% termasuk dalam kriteria tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek piranti lunak SMK di kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung

139

yang diperoleh sebesar 74.29%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi. e. Kompetensi pengembang atau teknisi terhadap TIK 1) Struktur dan perangkat komputer Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (12) x skala penilaian tertinggi(4) x Jumlah responden (7) = 336 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (12) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 84. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun

kriteria penilaian seperti pada tabel 88 berikut.:


Tabel 88. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 89. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 42 78 85 79 284 Skor ideal 44 88 88 88 308 Rerata 3.82 3.55 3.86 3.59 3.71 Persentase 95.45 88.64 96.59 89.77 92.21

140

Data pada tabel 89 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.
1 20 1 00 80 60 40 20 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 58. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 95.45% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 88.64 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 96.59% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 89.77% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap struktur dan perangkat komputer di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 92.21%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

141

2) Sistem operasi komputer personal. Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (9) x skala penilaian tertinggi(4) x jumlah responden (7) = 252 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (9) x skala penilaian terendah(1) x Jumlah responden(7) = 63. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun

kriteria penilaian seperti pada tabel 90 berikut.:


Tabel 90. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 91. Data frekuensi kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 33 64 70 68 235 Skor ideal 36 72 72 72 252 Rerata 3.67 3.56 3.89 3.78 3.73 Persentase 91.67 88.89 97.22 94.44 93.25

Data pada tabel 91 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

142

1 20 1 00 80 60 40 20 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 59. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 91.67% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 88.89 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 97.22% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 94.44% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi komputer personal di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 93.25%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

143

3) Sistem operasi dan komputer jaringan. Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (11) x skala penilaian tertinggi(4) x Jumlah responden (7) = 308 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (11) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 77. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 92 berikut.:
Tabel 92. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 93. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap TIK aspek sistem operasi dan komputer jaringan SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 40 75 78 69 262 Skor ideal 44 88 88 88 308 Rerata 5.71 3.41 3.55 3.14 3.95 % 90.91 85.23 88.64 78.41 85.06

Data pada tabel 93 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

144

100 80 60 40 20 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal rerata P ersentase

Gambar 60. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan SMK di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 90.91% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 85.23 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 88.64%

termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 78.41% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap sistem operasi dan komputer jaringan di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 85.06%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

145

4) Aplikasi program. Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (10) x skala penilaian tertinggi(4) x jumlah responden (7) = 280 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (10) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 70. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 94 berikut :
Tabel 94. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 95. Data frekuensi kompetensi pengembang terhadap TIK aspek aplikasi program SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor
39 74 68 75

Skor ideal
40 80 80 80

Rerata
3.9 3.7 3.4 3.75

Persentase
97.5 92.5 85 93.75

256

280

3.69

91.43

Data pada Tabel 95 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

146

120 100 80 60 40 20 0
SM K M uhammad iyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 61. Diagram batang kesiapan sarana dan prasrana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program SMK di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 97.5% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 92.5 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 85% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 93.75% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi program di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus

persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 91.43%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi. 5) Aplikasi bisnis komputer. Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta adalah

147

jumlah pertanyaan (3) x skala penilaian tertinggi(4) x jumlah responden (7) = 84 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (3) x skala penilaian terendah(1) x jumlah responden(7) = 21. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 96 berikut :
Tabel 96. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta .
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 97. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor
9 20 21 21

Skor ideal
12 24 24 24

Rerata
3.00 3.33 3.50 3.50

Persentase
75.00 83.33 87.50 87.50

71

84

3.33

84.52

Data pada Tabel 97 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini.

148

100 80 60 40 20 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r Sko r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 62. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer SMK di kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 75% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 83.33 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 87.50% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 87.50% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta dihitung

dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 84.52%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

149

6) Paket keahlian multimedia. Skor ideal tertinggi total aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta adalah jumlah pertanyaan (10) x skala penilaian tertinggi(4) x jumlah responden (7) = 280 dan skor ideal terendah adalah jumlah pertanyaan (10) x skala penilaian terendah(1) x Jumlah responden(7) = 70. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta dibuat menggunakan rumus teknik analisa data, dengan mengolah data skor ideal tertinggi dan terendah untuk menentukan rentang skor. Adapun kriteria penilaian seperti pada tabel 98 berikut.:
Tabel 98. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta .
No 1 2 3 4 Skor (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Skor Total Aspek (%) X 75 75 > X 62.5 62.5> X 50 X < 50 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Tabel 99. Data kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Nama Sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 38 67 68 71 244 Skor ideal 40 80 80 80 280 Rerata 3.80 3.35 3.40 3.55 3.53 Persentase 95.00 83.75 85.00 88.75 87.14

Data pada tabel 99 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

150

1 00 90 80 70 60 50 40 30 20 1 0 0
SM K M uhammadiyah 3 SM K Piri 1 SM K 2 N SM K 3 N

Sko r So r Ideal Rerata P ersentase

Gambar 63. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap paket keahlian multimedia di SMK kota Yogyakarta.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kesiapan

sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 95% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 83.75 % termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 85% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 88.75% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian kesiapan sarana dan prasarana aspek kompetensi pengembang terhadap aplikasi bisnis komputer di SMK kota Yogyakarta dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 87.14%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

151

f. Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana. Skor ideal tertinggi adalah 10 X 4 = 40 dan skor ideal

terendah adalah 10 X 1 = 10. Mean ideal(Mi) adalah (40 + 10) = 25 sedangkan Standar deviasi ideal(SDi) adalah 1/6( 40 10) = 5.
Tabel 100. Kriteria penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana.
No 1 2 3 4 Skor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Penilaian Total Aspek (%) X 75 75> X 62.5 62.5>X 50 X<50 Kategri Sangat Tinggi Tingi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 31 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 28.59 median sebesar 29 modus sebesar 28, standar deviasi sebesar 1.26 dan varians sebesar 1.60. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :


Tabel 101. Data frekuensi penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 30 30 > X 25 25> X 20 X < 20 Jumlah Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Frekuensi 9 23 1 0 32 % 28.88 71.88 3.13 0 100

152

Data pada tabel 101 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Cukup Rendah X<20

Frekuensi %

Gambar 64. Diagram batang penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 9 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 23 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta 71.48%. Menurut

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 71.48% termasuk kriteria tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 31 dan skor terendah yang diperoleh adalah 24. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 27.48 median sebesar 27 modus sebesar 26, standar deviasi sebesar 1.72 dan varians sebesar 2.97. Tabel

153

penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 102. Data frekuensi penilaian siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah Frekuensi 5 23 1 0 29 % 17.24 79.31 3.45 0.00 100.00

Data pada tabel 102 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persentase

Gambar 65. Diagram batang penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa yang menjadi subyek penelitian, 5 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 23 siswa termasuk kriteria tinggi. berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta 62.27%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 62.27% termasuk kriteria rendah.

154

3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 32 dan skor terendah yang diperoleh adalah 25. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 28.37 median sebesar 28 modus sebesar 27, standar deviasi sebesar 1.53 dan varians sebesar 2.37. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 103. Data frekuensi penilaian siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana.
NO 1 2 3 4 Rentangskor Kategri Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangatt Rendah X<20 Jumlah Frekuensi 7 25 0 0 32 % 21.88 78.13 0.00 0.00 100.00

Data pada tabel 103 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persentase

Gambar 66. Diagram batang penilaian siswa SMK 2 Negeri terhadap sarana dan prasarana.

155

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 32 siswa yang menjadi subyek penelitian, 7 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 25 siswa termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta 68.75%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 68.75% termasuk kriteria tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 33 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 29.88 median sebesar 30 modus sebesar 31, standar deviasi sebesar 1.93 dan varians sebesar 3.74. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 104. Data frekuensi penilaian siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 23 11 0 0 34 % 67.65 32.35 0.00 0.00 100.00

156

Data pada tabel 104 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini:
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persentase

Gambar 67. Diagram batang penilaian siswa SMK 3 Negeri terhadap sarana dan prasarana

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 34 siswa yang menjadi subyek penelitian, 23 siswa termasuk kriteria sangat tinggi, 11 siswa termasuk

kriteria tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta 74.71%. Menurut

pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 74.71% termasuk kriteria tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase (%), seluruh responden pada variabel kesiapan sarana dan prasarana dinilai oleh siswa ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 105. Data frekuensi penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muh 3 SMK PIRI 1 SMK 2 N SMK 3 N Total Skor 915 797 880 1016 3608 Skor ideal 1280 1160 1280 1360 5080 Rerata 2.86 2.49 2.75 2.99 2.77 Persentase 71.48 62.27 68.75 74.71 71.02

157

Data pada tabel 105 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah :
74.71 76.00 74.00 72.00 70.00 68.00 66.00 64.00 62.00 60.00 58.00 56.00 71.48 68.75

62.27 Persentase

SMK SMK Piri 1 Muhammadiyah 3

SMK 2 N

SMK 3 N

Gambar 68. Diagram batang penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 71.48% termasuk dalam kriteria tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 62.27 % termasuk dalam kriteria rendah, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 88.75% termasuk dalam kriteria tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 74.71% termasuk dalam kriteria tinggi. penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 71.59%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria tinggi.

158

g. Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana. Skor ideal tertinggi adalah 10 X 4 = 40 dan skor ideal terendah adalah 10 X 1 = 10. Mean ideal(Mi) adalah (40 + 10) = 25 sedangkan Standar deviasi ideal(SDi) adalah 1/6( 40 10) = 5.
Tabel 106. Kriteria penilaian guru terhadap sarana dan prasarana.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Penailaian Total Aspek (%) X 75.57 75.57> X 63.36 63.36>X 51.15 X<51.15 Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

1) SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 30 dan skor terendah yang diperoleh adalah 24. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 27.43 median sebesar 28 modus sebesar 29, standar deviasi sebesar 2.22 dan varians sebesar 4.95. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian guru terhadap sarana dan prasarana SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :


Tabel 107. Data frekuensi penilaian guru terhadap sarana dan prasarana di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
NO 1 2 3 4 Rentang skor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 1 5 1 0 7 % 14.29 71.43 14.29 0.00 100.00

159

Data pada tabel 107 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persent ase

Gambar 69. Diagram batang penilaian guru SMK Muhammadiyah terhadap kesiapan sarana dan prasarana.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 guru yang menjadi subyek penelitian, 1 guru memberi penilain sangat tinggi, 5 guru memberi penilaian tinggi, 1 guru memberi penilaian rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sebesar 68.57%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 68.57% termasuk kriteria tinggi. 2) SMK PIRI 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 32 dan skor terendah yang diperoleh adalah 24. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 29.78 median sebesar 31 modus sebesar

160

32, standar deviasi sebesar 3.03 dan varians sebesar 9.19. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian guru terhadap sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 108. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 6 2 1 0 9 % 66.67 22.22 11.11 0.00 100.00

Data pada tabel 108 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persent ase

Gambar 70. Diagram batang penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 9 guru yang menjadi subyek penelitian, 6 guru memberi penilain sangat tinggi, 2 guru memberi penilaian tinggi, 1 guru memberi penilaian rendah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta

161

sebesar 74.44%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 74.44% termasuk kriteria tinggi. 3) SMK 2 Negeri Yogyakarta. Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 35 dan skor terendah yang diperoleh adalah 33. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 34.16 median sebesar 34 modus sebesar 34, standar deviasi sebesar 0.75 dan varians sebesar 0.57. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian guru terhadap sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 109. Data frekuensi penilaian guru terhadap sarana dan prasarana di SMK 2 Negeri Yogyakarta.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 6 0 0 0 6 % 100.00 0.00 0.00 0.00 100.00

Data pada tabel 109 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
120 100 80 60 40 20 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persent ase

Gambar 71. Diagram batang penilaian guru SMK 2 Negeri terhadap kesiapan sarana dan prasarana.

162

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 6 guru yang menjadi subyek penelitian, semua memberi penilaian sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta sebesar 85.42%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 85.42% termasuk kriteria sangat tinggi. 4) SMK 3 Negeri Yogyakarta Data yang diperoleh setelah proses pengambilan data di SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh adalah 38 dan skor terendah yang diperoleh adalah 26. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 11.5 diperoleh hasil yaitu harga mean sebesar 32.85 median sebesar 33 modus sebesar 38, standar deviasi sebesar 5.08 dan varians sebesar 25.80. Tabel penyebaran data dan histogram untuk penilaian guru terhadap sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta ditunjukkan pada tabel dan gambar berikut :
Tabel 110. Data frekuensi penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana di SMK 3 Negeri Yogyakarta.
NO 1 2 3 4 Rentangskor X 30 30> X 25 25>X 20 X<20 Jumlah Kategri Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah Frekuensi 5 2 0 0 7 % 71.43 28.57 0.00 0.00 100.00

163

Data pada tabel 110 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat Tinggi X 30 Tinggi 30> X 25 Rendah 25>X 20 Sangat Rendah X<20

Frekuensi Persent ase

Gambar 72. Diagram batang penilaian guru SMK 3 Negeri Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana.

Berdasarkan tabel distribusi data dan histogram di atas menunjukkan bahwa dari 7 guru yang menjadi subyek penelitian, 5 mem memberi penilaian sangat tinggi, 2 memberi penilaian tinggi. Berdasarkan perhitungan dengan rumus persentase, yaitu

membandingkan skor realita (Xt) dengan skor ideal (Yt) dikalikan 100%, didapat nilai penilaian guru terhadap kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta sebesar 82.14%. Menurut pengkriteriaan yang terdapat dalam teknik analisa data, nilai sebesar 82.14% termasuk kriteria sangat tinggi. Data rerata, skor, skor ideal, dan persentase(%), seluruh responden pada variabel kesiapan sarana dan prasarana dinilai oleh guru ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 111. Data penilaian guru SMK kota Yogyakarta terhadap sarana dan prasarana
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah SMK PIRI SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri Total Skor 192 268 205 230 895 Skor ideal 280 360 240 280 1160 Rerata 2.74 2.98 3.42 3.29 3.11 Persentase 68.57 74.44 85.42 82.14 77.16

164

Data pada tabel 111 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

85.420 90.000 80.000 70.000 60.000 50.000 40.000 30.000 20.000 1 0.000 0.000 SM K P iri 1 SM K M uhammadiyah 3 SM K 2 N 68.571 74.440

82.1 40

P ersentase

SM K 3 N

Gambar 73. Diagram batang penilaian guru terhadap sarana dan prasarana.

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian guru SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta memperoleh skor 68.57% termasuk dalam kriteria tinggi, SMK PIRI 1 Yogyakarta memperoleh skor sebesar 74.44 % termasuk dalam kriteria tinggi, SMK 2 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 85.42% termasuk dalam kriteria sangat tinggi, SMK 3 Negeri Yogyakarta memperoleh skor 82.14% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Penilaian guru SMK di kota Yogyakarta terhadap kesiapan sarana dan prasarana dihitung dengan rumus persentase, yaitu membandingkan skor realita dengan skor ideal dari ke 4 sekolah, dikalikan seratus persen. Nilai hitung yang diperoleh sebesar 77.16%. Menurut kriteria penilaian dari teknik analisa data termasuk dalam kriteria sangat tinggi.

165

h. Hasil kesiapan sarana dan prasarana masing masing sekolah.


Tabel 112. Hasil kesiapan sarana dan prasarana masing sekolah.
No Nama sekolah Skor Skor ideal

SMK di masing
Rerata (%)

1 2 3 4

SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 Yogyakarta SMK 2 N Yogyakarta SMK 3 N Yogyakarta Total

1360 1541 1578 1735 6214

1842 2084 2084 2204 8214

3.10 2.78 2.94 2.94 2.94

73.83 73.94 75.72 78.72 75.65

Data pada tabel 112 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
78.72

79.00 78.00 77.00 76.00 75.00 74.00 73.00 72.00 71.00


Kesiapan Sarana dan Kesiapan Sarana dan Kesiapan Sarana dan Kesiapan Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakart a Prasarana SMK PIRI 1 Prasarana SMK 2 N Yogyakart a Yogyakart a Prasarana SMK 3 N Yogyakart a

75.72

73.83

73.94

Persentase

Gambar 74. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta.

Untuk memberi penilaian skor kesiapan siswa, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut kriteria penilaian dan hasil penilaian kesiapan guru.
Tabel 113. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1380 1380 > X 1149 1149 > X 918 X < 918 Rentang Skor (%) X 74.92 74.92 > X 62.38 62.38> X 49.84 X < 49.84 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

166

Berdasarkan tabel 112 hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta dan tabel 113 kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1360 atau 73.83%.
Tabel 114. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1560 1560 > X 1298 1298 > X 1036 X < 1036 Rentang Skor (%) X 74.86 74.86 > X 62.28 62.28> X 49.71 X < 49.71 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 112 hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta dan tabel 114. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1541 atau 73.94%.
Tabel 115. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1560 1560> X 1298 1298 > X 1036 X < 1036 Rentang Skor (%) X 74.86 74.86 > X 62.28 62.28> X 49.71 X < 49.71 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 112 hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta dan tabel 115. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1578 atau 75.72%.

167

Tabel 116. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 1650 1650> X 1373 1373> X 1096 X < 1096 Rentang Skor (%) X 74.86 74.86 > X 62.30 62.30> X 49.73 X < 49.73 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan tabel 112 hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta dan tabel 116. Kriteria penilaian kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1735 atau 78.72%. Kesiapan seluruh sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki sarana dan prasarana di tiap sekolah (Xt) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki sarana dan prasarana di tiap sekolah(Yt) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh sarana dan prasarana di SMK kota Yogyakarta adalah : Xt = 6214 = 75.65% . Yt = 8214 Kriteria penilaian dibuat menggunakan rumus pada teknik data dengan menggunakan input skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah. Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
Tabel 117. Kriteria penilaian sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta.
No 1 2 3 4 Rentang Skor X 6150 6150> X 5118 5118> X 4086 X < 4086 Rentang Skor (%) X 74.87 74.87> X 62.31 62.31> X 49.74 X < 49.74 Kategori Sangat Tinggi Tinggi Rendah Sangat Rendah

168

Berdasarkan tabel 117 kriteria penilaian sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta. menunjukan bahwa, kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 75.65%.

B. PEMBAHASAN.

Variabel dalam penelitian kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta ini, diambil berdasarkan komponen penyelenggaraan pembelajaran e-Learning. Adapun komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning ini, meliputi: kesiapan guru, kesiapan siswa, kesiapan sarana dan prasarana yang didukung adanya tenaga ahli yang mempunyai kemampuan di bidang TIK. Berikut di bawah ini pembahasan setiap variblenya : 1. Kesiapan guru Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena proses belajar mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidik/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajarmengajar ini memiliki arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan

169

hanya

penyampaian

pesan

berupa

materi

pelajaran,

melainkan

menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Peran guru dalam proses pembelajaran berbasis e-Learning, guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih(coach),

pembimbing(counselor) dan manager belajar(learning manager). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa untuk bekerja keras dan membantu siswa menghargai nilai belajar dan pengetahuan. Berdasarkan uraian tersebut di atas, kesiapan guru menjadi hal yang harus diprioritaskan dalam penyelenggaraan model pembelajaran berbasis e-Learning. Setidaknya guru harus menguasai kompetensi sebagai berikut: pertama kemampuan untuk membuat desain instruksional

(instructional design) sesuai dengan kaidah-kaidah pedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. Kedua, penguasaan teknologi informasi dan komputer dalam pembelajaran yakni pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi ajar yang up to date dan berkualitas dan yang ketiga adalah penguasaan materi pembelajaran(subject metter) sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Mengingat pembelajaran berbasis e-Learning adalah model yang baru dalam dunia pendidikan, maka guru juga dituntut aktif dalam

170

mengenalkan dalam dunia pendidikan. Konsekuensi yang harus ditempuh dalam mengenalkan adalah paham mengenai model pembelajaran berbasis e-Learning, serta mampu memberi informasi kepada siswa mengenai model pembelajaran berbasis e-Learning. Untuk memudahkan guru dalam mengenalkan pembelajaran berbasis e-Learning, salah satunya adalah menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka seorang guru dalam penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning setidaknya harus dapat memenuhi beberapa aspek berikut ini ; pertama membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning. Kedua, kompetensi penunjang

penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. Ketiga, pemahaman tentang e-Learning. Keempat, menyiapkan peserta didik berbudaya belajar berbasis TIK. Jawaban pertanyaan tentang kesiapan guru pada penelitian ini diperoleh dari penilaian hasil pengambilan data kesiapan variabel guru. Untuk memberi penilaian hasil penelitian terlebih dahulu dibuat kriteria penilaian, yang dibuat dengan rumus sesuai dengan yang ada pada teknik analisa data. Berikut jawaban pertanyaan penelitian.
Tabel 118. Hasil penilaian kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta.
No 1 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan pemahaman tentang eLearning Skor Skor ideal Rerata Persentase (%)

119 304 130

140 336 168

3.40 3.62 3.10

85.00 90.48 77.38

171

Kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK Kesiapan guru dinilai oleh siswa Kesiapan Guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta (%) 2 SMK PIRI 1 Yogyakarta Kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan pemahaman tentang eLearning Kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK Kesiapan guru dinilai oleh siswa Kesiapan Guru SMK PIRI 1 Yogyakarta 3 SMK 2 N Yogyakarta Kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan pemahaman tentang eLearning Kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK

191 476 1220

252 640 1536

3.03 2.98 3.23

75.79 74.38 79.43

140 310 147 247 435 1279

180 432 216 324 580 1732

3.11 2.87 2.72 3.05 3.00 2.95

77.78 71.76 68.06 76.23 75.00 73.85

83 226 111 166 466 1052

120 288 144 216 640 1408

2.77 3.14 3.00 3.07 2.91 2.98

69.17 78.47 77.08 76.85 72.81 74.72

Kesiapan guru dinilai oleh siswa Kesiapan Guru SMK 2 N Yogyakarta (%) 4 SMK 3 N Yogyakarta Kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan pemahaman tentang eLearning Kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK

113 268 119 165 486 1151

140 336 168 252 680 1576

3.23 3.19 2.83 2.62 3.05 2.98

80.71 79.76 70.83 65.48 71.47 73.03

Kesiapan guru dinilai oleh siswa Kesiapan Guru SMK 3 N Yogyakarta (%)

Tabel di atas menunjukkan kesiapan aspek aspek kesiapan guru, di bawah ini adalah penjelasannya : a. Kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam aspek : kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning sangat

172

tinggi

dengan

skor

119

atau

85%,

kesiapan

kompetensi

penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning sangat tinggi dengan 304 atau 90.48%, kesiapan pemahaman tentang e-Learning sangat tinggi dengan skor 130 atau 77.38%, kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK sangat tinggi dengan skor 252 atau 75.79%, kesiapan guru dinilai oleh siswa tinggi dengan skor 476 atau 74.38%. b. Kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam aspek : kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning sangat tinggi

dengan skor 140 atau 77.78%, kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning tinggi dengan skor 310 atau 71.76%, kesiapan pemahaman tentang e-Learning tinggi dengan skor 147 atau 68.06%, kesiapan menyiapkan seserta didik berbudaya belajar TIK sangat tinggi dengan skor 247 atau 76.23%, kesiapan guru dinilai oleh siswa sangat tinggi dengan skor 435 atau 75 %. c. Kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam aspek : kesiapan membuat materi pembelajaran berbasis e-Learning tinggi dengan skor 83 atau 69.17%, kesiapan kompetensi penyelenggaraan

pembelajaran berbasis e-Learning sangat tinggi dengan skor 226 atau 78.47%, kesiapan pemahaman tentang e-Learning sangat tinggi dengan skor 111 atau 77.08%, kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK sangat tinggi dengan skor 166 atau 76.85%,

173

kesiapan guru dinilai oleh siswa dalam kriteria tinggi dengan skor 466 atau 72.81%. d. Kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam aspek : kesiapan membuat materi membelajaran berbasis e-Learning sangat tinggi

dengan skor 113 atau 80.71%, kesiapan kompetensi penyelenggaraan pembelajaran pembelajaran berbasis e-Learning sangat tinggi dengan skor 268 atau 79.76%, kesiapan pemahaman tentang e-Learning sangat tinggi dengan skor 119 atau 70.83%, kesiapan menyiapkan peserta didik berbudaya belajar TIK termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 165 atau 65.48%, kesiapan guru dinilai oleh siswa termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 486 atau 71.47%. Adapun hasil dari kesiapan guru di masing masing sekolah dapat diketahui dengan membandingkan nilai aktual total variabel kesiapan guru di tiap sekolah dengan nilai ideal total variabel kesiapan guru di tiap sekolah dikalikan 100%, hasil kesiapan guru di masing masing sekolah seperti pada tabel berikut :
Tabel 119. Hasil kesiapan guru SMK di masing masing sekolah.
No 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 Negeri SMK 3 Negeri
Total

Skor
1220 1279 1052 1151 4072

Skor ideal
1536 1732 1408 1576 6252

Rerata
3.23 2.95 2.98 2.98 3.03

Persentase (%)
79.43 73.85 74.72 73.03 75.21

Data pada tabel 119 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :

174

79.43

80.00 78.00 76.00 74.00 72.00 70.00 68.00


SM K SM K Piri 1 SM K 2 N M uhammadiyah 3 SM K 3 N

73.85

74.72 73.03

Persentase

Gambar. 75 Diagram batang kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta.

Untuk memberi penilaian skor kesiapan guru, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut hasil penilaian kesiapan guru di SMK kota Yogyakarta : kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1220 atau 79.43%, kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1279 atau 73.85%, kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1052 atau 74.72%, kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1151 atau 73.03 % dari skor ideal 1576. Kesiapan seluruh guru di SMK kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki guru di tiap sekolah (Xt= 4072) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki guru di tiap sekolah (Yt = 6252) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh guru di SMK kota Yogyakarta adalah sebesar 75.21% termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Hasil penelitian tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian (Aman Subanjar, 2007) yaitu tentang profil guru KKPI di SMK Negeri kota Yogyakarta mempunyai beberapa kesimpulan akhir sebagai berikut :

175

pertama, banyaknya guru KKPI di SMK Negeri kota Yogyakarta baru 24% dengan latar belakang pendidikan TIK non kependidikan. Kedua, pengalaman mengajar guru KKPI sebesar 64% mengajar kurang dari 5 tahun, 8% mengajar antara 6 sampai 10 tahun, 4% antara 16 sampai 20 tahun, dan 24% mengajar di atas 21 tahun. Usia guru KKPI sebanyak 52% berusia di bawah 30 tahun, antara 31 tahun sampai 50 tahun sebanyak 24%, serta 51 tahun ke atas sebesar 24%. Ketiga, besarnya kompetensi pedagogik rerata 74,11% dengan kategori cukup baik, kompetensi kepribadian sosial sebesar 79,81% dengan kategori baik, serta sikap profesionalisme sebesar 70,9% dengan kategori cukup baik. Keempat, besarnya materi KKPI yang diajarkan baru 76,19% dari semua materi dengan acuan MGMP KKPI Malang tahun 2007. Kelima, besarnya penguasaan materi oleh guru KKPI menurut penilaian siswa sebesar 70,75% dari semua materi yang telah diajarkan. Keenam, perbedaan nilai antara kepribadian pedagogik, kepribadian sosial, dan sikap

profesionalisme diantara SMK Negeri dengan rumpun kejuruan yang berbeda paling besar adalah 9,9% untuk kompetensi pedagogik, 14,5% untuk kompetensi kepribadian sosial dan 15,7% mengenai sikap profesionalisme guru KKPI. Penelitian saudara Aman Subanjar menunjukan kesiapan guru yang tinggi dalam mengajarkan mata pelajaran KKPI. Mata pelajaran KKPI dalam proses pembelajaran berbasis e-Learning merupakan mata pelajaran yang mempunyai andil besar untuk menyukseskan penyelenggaraan

176

pembelajaran berbasis e-Learning. Hal tersebut, karena kompetensi seorang pendidik dalam pembelajaran berbasis e-Learning telah diuraikan dalam silabus mata pelajaran KKPI, sehingga apabila seorang guru telah menguasai mata pelajaran KKPI maka guru akan lebih mudah dalam menjalankan pembelajaran berbasis e-Learning. Namun demikian, hasil tersebut apabila dibandingkan dengan penelitian (Hariawan, 2003), tentang kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di SMK program keahlian elektronika di kota Yogyakarta, yang menunjukan bahwa kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta dalam memanfaatkan internet dalam kriteria rendah dengan skor 47.15%. Kesiapan guru SMK di kota Yogyakarta di dalam penelitian ini sebesar sebesar 4702 atau 75.21% dari skor ideal 6265 termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kesiapan guru dari tahun 2003 sampai 2008 sebesar 27.31%. Peningkatan kesiapan guru tersebut di atas, dikarenakan terjadinya peningkatan kompetensi guru terhadap materi TIK. Peningkatan kompetensi guru terhadap materi TIK, diantaranya karena pemerintah telah memberi perhatian terhadap kekurang-siapan guru di bidang teknologi informasi dan komputer. Perhatian ini diwujudkan dengan cara memberi pelatihan tentang teknologi informasi dan komputer kepada guru SMK di kota Yogyakarta. Hal tersebut khususnya dilakukan oleh Diknas DIY, Dinas Pendidikan Propinsi DIY melalui Seksi Bina Program sejak tanggal 25 Agustus 2005 sampai dengan 15 September 2005

177

melaksanakan pelatihan komputer Information Communication Centre (ICT) bagi guru dan tenaga kependidikan, bertempat di Laboratorium Komputer ICT BLPT Yogyakarta, jalan Kiai Mojo No.70. (Diknas DIY, 2007). Kepala diknas DIY (Sugito) mengatakan, sampai sekarang sudah ada 100 guru yang kita training. Itu semua adalah bagian dari program Jogja Learning Gateway selain pembuatan situs jogjabelajar.org". (Radar Jogja, 2007). Selain hal tersebut di atas, peningkatan kompetensi guru terhadap teknologi informasi dan komputer, juga diakibatkan oleh semakin tingginya tingkat pendidikan guru di SMK kota Yogyakarta. Hal ini bisa dilihat dalam data survey tingkat pendidikan guru SMK oleh pemerintah propinsi DIY tahun 2004, yang menunjukan bahwa : guru SMK di kota Yogyakarta 77,29% lulusan sarjana (S1), sisanya adalah pendidikan D3 dan pascasarjana (S2) (Pemprop DIY, 2007). Hal tersebut, menunjukan ketersediaan sumber daya manusia yang siap untuk mempelajari model pembelajaran yang baru, jadi walaupun pemerintah tidak membuat pelatihan tentang TIK, guru tetap dapat belajar sendiri mencari ilmu tentang teknologi dan informasi. Sementara itu, sosialisasi internet di Indonesia telah digelar sejak bulan agustus 1999 dan mulai tgl 17 s/d 30 Januari 2000 diprogramkan secara serentak di 26 ibukota propinsi, pelatihan internet dan homepage untuk staf bidang dikmenjur, kepala sekolah/ guru komputer SMK regional center, serta SMK yang berminat. Tim pelatihnya adalah tim direktorat dikmenjur dan tim bidang yang sekarang pernah dilatih di

178

Jakarta. (DIT.PSMK, 2007). Oleh karena itu, menjadi kewajaran apabila terjadi peningkatan kompetensi dibidang teknologi informasi dan komputer. 2. Kesiapan siswa. Pembelajaran berbasis e-Learning adalah model pembelajaran baru dalam dunia pendidikan, oleh karena itu siswa dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran. Setidaknya siswa harus proaktif dengan sumber belajar, artinya siswa dituntut mencari sumber belajar dimanapun tempatnya secara mandiri tanpa harus menjadikan guru sebagai sumber belajar tunggal. Dalam pembelajaran berbasis e-Learning, selain materi pelajaran sebagai misi utama bagi siswa untuk dikuasai, siswa juga dituntut menguasai pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning. Hal ini, mengingat pembelajaran berbasis e-Learning tidak terlepas dari

penggunaan teknologi informasi dan komputer, oleh karena itu menjadi prioritas bagi siswa untuk menguasai mata pelajaran TIK atas mata pelajaran lainnya sebelum mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning. Berdasarkan uraian singkat di atas, dalam pembelajaran berbasis eLearning siswa dituntut siap dalam aspek : Pertama, kompetensi siswa terhadap materi TIK. Kedua, mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning. Ketiga, lingkungan belajar. Keempat, pengetahuan tentang e-Learning. Berikut jawaban pertanyaan tentang kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning di kota Yogyakarta.

179

Tabel 120. Hasil penilaian kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta.


No Nama sekolah Skor Skor ideal Rerata (%)

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Kesiapan siswa SMK Kota Yogyakarta aspek Kopetensi terhadap Materi TIK Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning Penilaian guru terhadap kesiapan siswa 947 1152 3.29 82.20 357 512 2.79 69.73 768 896 3.43 85.72

769 232 3073

1024 252 3836

3.00 3.68 3.24

75.10 92.06 80.96

Kesiapan Siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta (%) 2 SMK PIRI 1 Yogyakarta Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek kopetensi terhadap materi TIK Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning Penilaian guru terhadap kesiapan siswa Kesiapan Siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta (%) 3 SMK 2 N Yogyakarta Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek Kopetensi terhadap materi TIK (%) Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar

538

812

2.65

66.26

355

464

3.06

76.51

818 681 304 2696

1044 928 324 3572

3.13 2.94 3.75 3.11

78.35 73.38 93.83 77.67

786

896

3.51

87.72

400

512

3.13

78.13

1068

1152

3.71

92.71

180

Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning . Penilaian guru terhadap kesiapan siswa Kesiapan Siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta (%) 4 SMK 3 N Yogyakarta Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek kopetensi terhadap materi TIK. Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek mencari sumber pendukung pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek lingkungan belajar . Kesiapan siswa SMK kota Yogyakarta aspek pengetahuan tentang e-Learning Penilaian guru terhadap kesiapan siswa Kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta (%)

793 207 3254

1024 216 3800

3.1 3.79 3.45

77.44 95.83 85.63

863

952

3.63

90.65

456

544

3.35

83.82

1088 825 221 3453

1224 1088 252 4060

3.56 3.03 3.51 3.42

88.89 75.83 87.70 85.05

Tabel di atas menunjukkan kesiapan aspek aspek kesiapan siswa, di bawah ini adalah penjelasannya. a. Kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta aspek : kesiapan kompetensi terhadap materi TIK termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 768 atau 85%, kesiapan mencari sumber belajar pendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian tinggi dengan skor 357 atau 69.73%, kesiapan lingkungan belajar termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 947 atau 82.20%, kesiapan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 769 atau 75.10%, penilaian guru terhadap

181

kesiapan siswa termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 232 atau 92.06%. b. Kesiapan siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta aspek : kesiapan kompetensi terhadap materi TIK termasuk dalam kriteria penilaian tinggi dengan skor 538 atau 66.26%, kesiapan mencari sumber belajar pendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 355 atau 76.51%, kesiapan lingkungan belajar termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 818 atau 78.35%, kesiapan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian tinggi dengan skor 681 atau 73.38%, penilaian guru terhadap kesiapan siswa termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 304 atau 93.83%. c. Kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta aspek : kesiapan kompetensi terhadap materi TIK termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 786 atau 87.72%, kesiapan mencari sumber belajar pendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 400 atau 78.13, kesiapan lingkungan belajar termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 1068 atau 92.71%, kesiapan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 793 atau

182

77.44%, penilaian guru terhadap kesiapan siswa termasuk dalam kriteria penilaian tinggi dengan skor sebesar 207 atau 95.83%. d. Kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta aspek : kesiapan kompetensi terhadap materi TIK termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 863 atau 90.65%, kesiapan mencari sumber belajar pendukung penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 456 atau 83.82%, kesiapan lingkungan belajar termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor sebesar 1088 atau 88.89%, kesiapan pengetahuan tentang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 825 atau 75.83%, penilaian guru terhadap kesiapan siswa termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi dengan skor 221 atau 87.70%. Adapun hasil dari kesiapan siswa di masing masing sekolah dapat diketahui dengan membandingkan nilai aktual total variabel kesiapan siswa di tiap sekolah dengan nilai ideal total variabel kesiapan siswa di tiap sekolah dikalikan 100%, hasil kesiapan siswa di masing masing sekolah seperti pada tabel berikut :
Tabel 121. Hasil kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah.
N o 1 2 3 4 Nama sekolah SMK Muhammadiyah 3 SMK PIRI 1 SMK 2 N SMK 3 N Total Skor 3073 2696 3254 3453 12476 Skor ideal 3836 3572 3800 4060 15268 Rerata 3.24 3.11 3.45 3.42 3.30 Persentase (%) 80.11 75.48 85.63 85.05 81.71

183

Berdasarkan pada tabel 121 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
85.63 80.1 1 75.48
Persent ase (% )

90.00 85.00 80.00 75.00 70.00

85.05

SM K SM K P iri 1 M uhammadiyah 3

SM K 2 N

SM K 3 N

Gambar 76. Diagram batang kesiapan siswa SMK di masing masing sekolah.

Untuk memberi penilaian skor kesiapan siswa, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut hasil penilaian kesiapan guru di SMK kota Yogyakarta : kesiapan siswa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3073 atau 80.11%, kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 2696 atau 75.48%, kesiapan siswa SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3254 atau 85.63%, kesiapan siswa SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 3453 atau 85.05%. Kesiapan seluruh siswa SMK di kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki siswa di tiap sekolah (Xt) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki siswa di tiap sekolah(Yt) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh siswa di SMK kota Yogyakarta adalah ;

Xt = 12476 x100% = 81.71% Yt = 15268

184

Kriteria penilaian siswa SMK di kota Yogyakarta menunjukan bahwa, kesiapan siswa SMK di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 81.71%. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dengan judul kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di SMK kota Yogyakarta oleh saudara (Hariawan, 2003). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa : variabel kesiapan siswa termasuk kriteria cukup tinggi dengan skor 57.9%. Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 2003, hal ini menunjukan bahwa siswa pada tahun 2003 telah dapat memanfaatkan internet sebagai sumber belajar. Oleh karena itu, untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis e-Learning di kota Yogyakarta ditinjau dari aspek kesiapan siswa dapat dinyatakan tidak ada masalah, Apalagi siswa telah mendapat pelajaran tentang TIK pada mata pelajaran KKPI, hal ini mempercepat proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis e-Learning. Apabila mencermati contoh silabus teknologi informasi dan komputer untuk satuan pendidikan dasar (sekolah dasar) tahun 2008 yang dikeluarkan Diknas (Diknas, 2008), penerapan pembelajaran berbasis eLearning untuk tahun 2010 ke atas dari segi kesiapan siswa tidak mengalami kendala. Hal tersebut, berdasar asumsi peneliti bahwa : standar kompetensi yang ada dalam dalam silabus SD sudah melibatkan internet, apalagi silabus sekolah menengah pertama, semakin mata pelajaran TIK

185

banyak diberikan di sekolah SD dan SMP, maka siswa SMK akan semakin siap dalam mengikuti pembelajaran berbasis e-Learning. 3. Kesiapan sarana dan prasarana. Keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning tidak lepas dari dukungan kesiapan sarana dan prasarana. Kesiapan sarana dan prasarana meliputi : kesiapan infrastruktur, kesiapan peralatan, kesiapan pengembang dalam mengorganisasikan kebutuhan pembelajaran berbasis e-Learning serta kemampuan memenuhi kebutuhan pembelajaran berbasis e-Learning. Kesiapan sarana dan prasarana secara terperinci terjabarkan dalam kisi kisi penelitian sebagai berikut : pertama, merancang pembelajaran berbasis e-Learning. Kedua, komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning. Ketiga, piranti keras. Keempat, piranti lunak. Kelima, kompetensi pengembang atau teknisi terhadap materi ; 1) struktur dan perangkat komputer. 2) sistem operasi komputer personal.3) sistem operasi dan komputer jaringan. 4) aplikasi program. 5) aplikasi bisnis komputer. 6) paket keahlian multimedia. Jawaban pertanyaan tentang kesiapan sarana dan prasarana pada penelitian ini diperoleh dari penilaian hasil pengambilan data kesiapan variabel sarana dan prasarana. Untuk memberi penilaian hasil penelitian terlebih dahulu dibuat kriteria penilaian, yang dibuat dengan rumus sesuai dengan yang ada pada teknik analisa data. Berikut jawaban pertanyaan penelitian.

186

Tabel 122. Data kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta.
No Pertanyaan Skor Skor ideal Rerata (%)

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta Kesiapan merancang pembelajaran berbasis e Learning Kesiapan komponen penyelenggaraan 14 13 5 20.00 13 5.00 2.80 1.00 1.00 70.00 100.00 100.00 20 28.00 2.86 71.43

pembelajaran berbasis e Learning Kesiapan piranti keras Kesiapan piranti lunak

Kesiapan komptetensi pengembang terhadap materi TIK A. Struktur dan perangkat komputer B. Sistem operasi komputer personal C. Sistem operasi dan komputer jaringan D. Aplikasi program E. Aplikasi bisnis komputer F. Paket keahlian multimedia Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana Kesiapan Sarana dan Prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta 2 SMK PIRI 1 Yogyakarta Kesiapan merancang pembelajaran berbasis e Learning Kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e- Learning Kesiapan piranti keras Kesiapan piranti lunak A. Struktur dan perangkat komputer B. Sistem operasi komputer personal C. Sistem operasi dan komputer jaringan D. Aplikasi program E. Aplikasi bisnis komputer 29 26 6 78 64 75 74 20 40 26 10 88 72 88 80 24 2.90 1.00 0.50 3.55 3.56 3.41 3.70 3.33 72.50 100.00 60.00 88.64 88.89 85.23 92.50 83.33 37 56 2.64 66.07 1360 1842 3.10 73.83 42 33 40 39 9 38 192 915 44 36 44 40 12 40 280 1280 3.82 3.67 5.71 3.90 3.00 3.80 2.74 2.86 95.45 91.67 90.91 97.50 75.00 95.00 68.57 71.48

Kesiapan komptetensi pengembang terhadap materi TIK

187

F. Paket keahlian multimedia Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana Kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta 3 SMK 2 N Yogyakarta Kesiapan merancang pembelajaran berbasis eLearning Kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e- Learning Kesiapan piranti keras Kesiapan piranti lunak

67 268 797

80 360 1160

3.35 2.98 2.49

83.75 74.44 68.71

1541

2084

2.78

73.94

39

56

2.79

69.64

30 26 8

40 26 10

3.00 1.00 0.70

75.00 100.00 80.00

Kesiapan komptetensi pengembang terhadap materi TIK A. Struktur dan perangkat komputer B. Sistem operasi komputer personal C. Sistem operasi dan komputer jaringan D. Aplikasi program E. Aplikasi bisnis komputer F. Paket keahlian multimedia Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana Kesiapan Sarana dan Prasarana SMK 2 N Yogyakarta 4 SMK 3 N Yogyakarta Kesiapan merancang pembelajaran berbasis e Learning Kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning Kesiapan piranti keras Kesiapan piranti lunak 30 26 7 40 26 10 3.00 1.00 0.60 75.00 100.00 70.00 43 56 3.07 76.79 1578 2084 2.94 75.72 85 70 78 68 21 68 205 880 88 72 88 80 24 80 240 1280 3.86 3.89 3.55 3.40 3.50 3.40 3.42 2.75 96.59 97.22 88.64 85.00 87.50 85.00 85.42 68.75

Kesiapan komptetensi pengembang terhadap materi TIK A. Struktur dan perangkat komputer B. Sistem operasi komputer personal C. Sistem operasi dan komputer jaringan 79 68 69 88 72 88 3.59 3.78 3.14 89.77 94.44 78.41

188

D. Aplikasi program E. Aplikasi bisnis komputer F. Paket keahlian multimedia Penilaian guru terhadap sarana dan prasarana Penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana Kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 N Yogyakarta

75 21 71 230 1016

80 24 80 280 1360

3.75 3.50 3.55 3.29 2.99

93.75 87.50 88.75 82.14 74.71

1735

2204

2.94

78.72

Tabel di atas menunjukkan kesiapan aspek aspek kesiapan guru, di bawah ini adalah penjelasannya : a. Kesiapan guru SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam aspek: kesiapan merancang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 20 atau 71.43%, kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 14 atau 70%, kesiapan piranti keras termasuk dalam kriteria sangat tinggi 13 atau 100%, kesiapan piranti lunak termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 5 atau 100%, kesiapan kompetensi pengembang terhadap materi TIK : 1) struktur dan perangkat komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 42 atau 95.45%, 2) sistem operasi komputer personal termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 33 atau 91.67%, 3) sistem operasi dan komputer jaringan termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 40 atau 90.91%, 4) aplikasi program termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 39 atau 97.50%, 5) aplikasi bisnis komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 9 atau 75%, 6) paket keahlian multimedia termasuk dalam kriteria sangat

189

tinggi dengan skor 38 atau 95%, penilaian guru terhadap sarana dan prasarana penilaian termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 192 atau 68.57%, penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 915 atau 71.48%. b. Kesiapan guru SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam aspek : kesiapan merancang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 37 atau 66.07%, kesiapan komponen

penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 29 atau 72.50%, kesiapan piranti keras termasuk dalam kriteria sangat tinggi 26 atau 100%, kesiapan piranti lunak termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 6 atau 60%, kesiapan kompetensi pengembang terhadap materi TIK: 1) struktur dan perangkat komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 78 atau 88.84%, 2) sistem operasi komputer personal termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 64 atau 88.89%, 3) sistem operasi dan komputer jaringan termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 75 atau 85.23%, 4) aplikasi program termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 74 atau 92.5%, 5) aplikasi bisnis komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 20 atau 83.33%, 6) paket keahlian multimedia termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 67 atau 83.75%, penilaian guru terhadap sarana dan prasarana penilaian termsuk dalam kriteria tinggi dengan skor 268

190

atau 74.44%, penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 797 atau 68.71%. c. Kesiapan guru SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam aspek : kesiapan merancang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 39 atau 69.64%, kesiapan komponen

penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 30 atau 75%, kesiapan piranti keras termasuk dalam kriteria sangat tinggi 26 atau 100%, kesiapan piranti lunak termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 8 atau 80%, kesiapan kompetensi pengembang terhadap materi TIK : 1) struktur dan perangkat komputer termasuk dalam kriteria angat tinggi dengan skor 85 atau 96.59%, 2) sistem operasi komputer personal termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 70 atau 97.22%, 3) sistem operasi dan komputer jaringan termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 78 atau 88.64%, 4) aplikasi program termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 68 atau 85%, 5) aplikasi bisnis komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 21 atau 87.50%, 6) paket keahlian multimedia termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 68 atau 85%, penilaian guru terhadap sarana dan prasarana penilaian termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 205 atau 85.42%, penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor 880 atau 68.75%.

191

d. Kesiapan guru SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam aspek : kesiapan merancang pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 43 atau 76.79%, kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 30 atau 75%, kesiapan piranti keras termasuk dalam kriteria sangat tinggi 26 atau 100%, kesiapan piranti lunak termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 7 atau 70%, kesiapan kompetensi pengembang terhadap materi TIK : 1) struktur dan perangkat komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 79 atau 89.77%, 2) sistem operasi komputer personal termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 68 atau 94.44%, 3) sistem operasi dan komputer jaringan termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 69 atau 78.41%, 4) aplikasi program termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 75 atau 93.75%, 5) aplikasi bisnis komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 21 atau 87.5%, 6) paket keahlian multimedia termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 71 atau 88.75%, penilaian guru terhadap sarana dan prasarana penilaian termsuk dalam kriteria tinggi dengan skor 230 atau 82.14%, penilaian siswa terhadap sarana dan prasarana termasuk dalam kriteria tinggi dengan skor atau 74.71%. Adapun hasil dari kesiapan siswa di masing masing sekolah dapat diketahui dengan membandingkan nilai aktual total variabel kesiapan siswa di tiap sekolah dengan nilai ideal total variabel kesiapan siswa di

192

tiap sekolah dikalikan 100%, hasil kesiapan siswa di masing masing sekolah seperti pada tabel berikut :
Tabel 123. Hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di masing masing sekolah.
No Nama sekolah Skor Skor ideal Rerata Persen tase (%)

1 2 3 4

SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta SMK PIRI 1 Yogyakarta SMK 2 N Yogyakarta SMK 3 N Yogyakarta Total

1360 1541 1578 1735 6214

1842 2084 2084 2204 8214

3.10 2.78 2.94 2.94 2.94

73.83 73.94 75.72 78.72 75.65

Data pada tabel 123 dapat dinyatakan dalam bentuk gambar seperti di bawah ini :
78.72

79.00 78.00 77.00 76.00 75.00 74.00 73.00 72.00 71.00


Kesiapan Sar ana dan Pr asar ana SMK Muhammadiy ah 3 Yogyakar t a Kesiapan Sar ana dan Pr asar ana SMK PIRI 1 Yogy akar t a Kesiapan Sar ana dan Pr asar ana SMK 2 N Yogyakar t a Kesiapan Sar ana dan Pr asar ana SMK 3 N Yogyakar t a

75.72

73.83

73.94

Persentase

Gambar 77. Diagram batang kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta.

Untuk memberi penilaian skor kesiapan siswa, dibuat kriteria penilaian dengan rumus teknik analisa data, berikut hasil penilaian kesiapan sarana dan prasarana di SMK kota Yogyakarta : kesiapan sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1360 atau 73.83%, kesiapan sarana dan prasarana SMK PIRI 1 Yogyakarta dalam kategori tinggi dengan skor 1541 atau 73.94%,

193

kesiapan sarana dan prasarana SMK 2 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1578 atau 75.72%, kesiapan sarana dan prasarana SMK 3 Negeri Yogyakarta dalam kategori sangat tinggi dengan skor 1735 atau 78.72%. Kesiapan seluruh sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta, diperoleh dengan menjumlahkan skor yang dimiliki sarana dan prasarana di tiap sekolah (Xt) dibandingkan dengan skor ideal tertinggi yang dimiliki sarana dan prasarana di tiap sekolah(Yt) dikalikan 100%. Hasil kesiapan seluruh sarana dan prasarana di SMK kota Yogyakarta adalah : Xt = 6214 = 75.65% berdasarkan kriteria penilaian sarana dan prasarana Yt = 8214 SMK di kota Yogyakarta, kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 75.65%. Penelitian ini apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan (Hariawan 2003) tentang kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar di SMK kota Yogyakarta dengan populasi yang sama dengan penelitian ini, mempunyai hasil kesiapan sarana dan prasarana SMK di kota Yogyakarta yang tertinggi adalah 63.4% termasuk dalam kriteria cukup dan terendah adalah 54.00 termasuk dalam kriteria cukup. Hasil penelitian ini, menunjukan skor rerata 75.65% temasuk kriteria sangat tinggi, dengan skor tertinggi 78.72% dimiliki oleh SMK Negeri 3 Yogyakarta dan terendah 73.83 % dimiliki oleh SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta, menunjukan telah terjadi peningkatan kesiapan sarana dan prasarana yang sangat pesat.

194

Peningkatan sarana dan prasarana ini diakibatkan oleh adanya perhatian pemerintah terhadap pengelolaan sarana dan prasarana, hal ini ditandai dengan munculnya rumusan tentang standar pendidikan nasional, yang salah satunya adalah standar pengelolaan pendidikan. Berikut adalah standar pengelolaan pendidikan tentang pelaksanaan rencana kerja yang mengatur pengelolaan sarana dan prasarana : 1. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana. 2. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam hal ; merencanakan, memenuhi dan mendaya-gunakan sarana dan prasarana pendidikan, mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan, melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah/madrasah, menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat. pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan keamanan lingkungan. 3. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. 4. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah ; direncanakan secara sistematis agar selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik dengan mengacu standar sarana dan prasarana dituangkan dalam rencana

195

pokok (masterplan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya dan dituangkan dalam rencana pokok (masterplan) yang meliputi gedung dan laboratorium serta pengembangannya 5. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah perlu ; menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustakalainnya, merencanakan fasilitas peminjaman buku danbahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik, membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja, melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal, menyediakan pelayanan peminjaman dengan perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik negeri maupun swasta. 6. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilengkapi dengan manual yang jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat menimbulkan kerusakan 7. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dan mengacu pada standar sarana dan prasarana. (BSNP, 2007) Pembuatan angket dalam penelitian ini merujuk kepada standar pengelolaan sarana dan prasarana. Pokok pokok dalam standar pengelolaan yang telah dibuat menjadi butir pertanyaan kesiapan sarana dan prasarana dalam penelitian ini, mempunyai jawaban pertanyaan sangat tinggi. Berdasarkan pembahasan tentang kesiapan yang harus diperhatikan untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis e-Learning, dapat

196

disimpulkan bahwa dalam kesiapan penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning pada dasarnya terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu Learning Management System (LMS), e-Content, dan e-Services. Oleh karena itu, kesiapan sarana dan prasarana harus dapat mendukung dari ketiga komponen tersebut. Adapun hasil penelitian di SMK

Muhammadiyah, sekolah yang mempunyai tingkat kesiapan sarana dan pasarana. 1. Pengadaan sarana dan prasarana untuk mendukung mesin dari sistem e-Learning, Pertama, dengan cara mengembangkan sendiri artinya institusi perlu memiliki 3 tim untuk Yogyakarta pengembangan dalam sistem. SMK sistem

Muhammadiyah

mengadakan

pembelajaran berbasis e-Learning dengan cara ini, bisa dikatakan mampu hal ini berdasarkan data penelitian bahwa : SMK Muhammadiyah mempunyai TIM pengembang yang menguasai kompetensi dalam merancang pembelajaran berbasis e-Learning (71.43%) dalam kriteria tinggi. Selain itu, TIM pengembang juga mempunyai kompetensi terhadap materi TIK yang meliputi : 1) Struktur dan perangkat komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 42 atau 95.45%, 2) Sistem operasi komputer personal

termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 33 atau 91.67%, 3) Sistem operasi dan komputer jaringan termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 40 atau 90.91%, 4) Aplikasi program termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 39 atau 97.50%, 5) Aplikasi bisnis komputer termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 9

197

atau 75%, 6) Paket keahlian multimedia termasuk dalam kriteria sangat tinggi dengan skor 38 atau 95%. Oleh karena itu, sebagai SMK yang mempunyai kesiapan sarana dan prasarana terendah dari populasi penelitian, SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta mampu mengadakan sistem pembelajaran berbasis e-Learning dengan cara mengadakan sendiri. Kedua adalah membeli sistem yang sudah ada. Berdasarkan data dari kuisioner item merancang pembelajaran berbasis e-Learning yang menunjukan tingkat kesiapan yang sangat tinggi 71.43 %, yang di dalamnya ada butir pertanyaan tentang perencanaan kebutuhan pembelajaran berbasis e-Learning. Hal tersebut, menunjukan bahwa SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sangat siap untuk membeli sistem pembelajaran berbasis e-Learning. Ketiga adalah menggunakan open source e-Learning system. Saat ini telah terdapat beberapa sistem e-Learning berbasis open source seperti moodle, claroline. Cara mendapatkannya sangat mudah, yaitu tinggal download di internet tanpa harus membayar izin perusahaan pembuatnya. Oleh karena itu, dengan cara ini pun SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sangat siap, hal tersebut dikarenakan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta mempunyai TIM pengembang yang memiliki kompetensi terhadap materi TIK yang sangat tinggi. 2. Kesiapan sarana dan prasarana untuk mendukung e-Content. e-Content merupakan materi pembelajaran (learning materials) yang dikembangkan oleh guru, dosen, fasilator yang hendak mengajarkan materi tersebut kepada siswa. Untuk mendukung sistem

198

e-Learning agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan tenaga pendukung (supporting staff) yang memberikan layanan elektronis (e-service). Sarana dan prasarana SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta sangat mendukung hal ini, dikarenakan SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki TIM pengembang yang sangat siap dalam merancang e-Learning dan mempunyai TIM pengembang yang mempunyai kompetensi sangat tinggi terhadap materi TIK. Berdasarkan model penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning, Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta telah menjalankan model pembelajaran berbasis e-Learning model WEB enchaced course. Model web enchaced course adalah model pembelajaran di dalam kelas dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komputer untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Walaupun demikian, penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning dengan berbagai model pengembangannya, seperti web course ataupun web centric course di SMK kota Yogyakarta dapat dijalankan dengan baik, mengingat Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta telah mempunyai tenaga teknisi yang sesuai dengan standar pengelolaan poin tenaga pendidik, yaitu : mempunyai tenaga laboratorium yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium dan teknisi sumber belajar yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran. Ratarata tenaga teknisi memiliki memiliki kompetensi terhadap materi teknologi informasi dan komunikasi sangat tinggi dan juga kesiapan yang sangat tinggi aspek piranti keras dan aspek piranti lunak. Namun Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan

199

di SMK kota Yogyakarta tidak menyelenggarakan, dikarenakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta belum ada yang menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta, difungsikan sebagai suplemen, yaitu hanya dipakai untuk mencari sumber belajar yang sifatnya tidak wajib. Hal tersebut dikatakan suplemen dikarenakan, sumber belajar bisa dicari di perpustakan, sehingga tidak ada keharusan mencari di internet. Namun demikian, Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK kota Yogyakarta sangat siap apabila akan memfungsikan pembelajaran berbasis e-Learning sebagai komplemen. Hal tersebut, dapat dilihat dari kesiapan guru dalam aspek membuat materi dalam pembelajaran berbasis e-Learning yang sangat tinggi, didukung dengan pemahaman guru terhadap pembelajaran berbasis e-Learning yang sangat tinggi. Selain itu, siswa juga telah siap memfungsikan pembelajaran berbasis e-Learning sebagai komplemen, dikarenakan siswa mempunyai kesiapan dalam aspek mencari sumber pendukung pembelajaran yang tinggi dan mempunyai kesiapan kompetensi terhadap materi TIK yang sangat tinggi.

200

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa guru mata pelajaran produktif Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK PIRI 1, SMK Muhammadiyah di kota Yogyakarta, memiliki kesiapan menjalankan pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 75.21% termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi. 2. Berdasarkan analisis data diketahui bahwa siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan kelas 2 dari SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK PIRI 1, SMK Muhammadiyah di kota Yogyakarta, memiliki kesiapan menjalankan pembelajaran berbasis e-Learning sebesar 81.71% termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi. 3. Berdasarkan analisis data kesiapan sarana dan prasarana yang diambil dari responden Tim Pengembang e-Learning di SMK 2 Negeri, SMK 3 Negeri, SMK PIRI 1, SMK Muhammadiyah, di kota Yogyakarta, diketahui bahwa SMK yang menyelenggarakan Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di kota Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana yang sangat siap untuk mendukung penerapan pembelajaran berbasis e-Learning dengan skor sebesar 75.65% termasuk dalam kriteria penilaian sangat tinggi. B. Saran saran 1. Kesiapan komponen penyelenggaraan pembelajaran berbasis e-Learning di Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan SMK kota Yogyakarta yang

201

sangat

tinggi

memungkinkan

pihak

sekolah

menyelenggarakan

pembelajaran berbasis e-Learning model web course, hendaknya ditindak lanjuti dengan pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran berbasis eLearning. 2. Mengingat teknologi pembelajaran berbasis e-Learning berkembang pesat update dengan perkembangan zaman, pihak pengelola e-Learning SMK perlu menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan pengembang eLearning atau perguruan tinggi yang mengembangkan e-Learning. 3. Untuk memudahkan mengkondisikan siswa berbudaya belajar berbasis TIK, perlu membuat komunitas TIK atau club TIK. Jenis organisasinya seperti yang telah ada dalam OSIS, seperi kelompok jurnalis, pecinta alam, dsb.

C. Keterbatasan penelitian 1. Untuk menerapkan web course atau pembelajaran jarak jauh, layaknya seperti membuat sekolah baru, sehingga pasti ada syarat administrasi atau syarat lainnya yang harus dipenuhi pihak yang mau menyelenggarakan. Oleh karena itu, kesiapan yang dibutuhkan bukan saja kesiapan SDM dan kesiapan sarana dan prasarana saja. Penelitian ini tidak membahas tentang kesiapan untuk menyelenggarakan web course secara detail, hal tersebut dikarenakan keterbatasan peneliti. 2. Untuk memudahkan dalam menjalin kerjasama dengan pihak pengembang e-Learning perusahaan atau perguruan tinggi, hendaknya pihak

pengembang sekolah melakukan survey ke berbagai perusahaan atau

202

perguruan tinggi yang telah mengembangkan pembelajaran berbasis eLearning, dalam penelitian ini tidak dilakukan dikarenakan keterbatasan peneliti. 3. Untuk mengetahui kesiapan pembelajaran berbasis e-Learning SMK di kota Yogyakarta, responden penelitian variable kesiapan guru, idealnya semua guru mata pelajaran, adaptif, normatif, produktif. Di dalam penelitian ini hanya mengambil guru mata pelajaran produktif sebagai responden, dengan asumsi peneliti bahwa, pembelajaran berbasis eLearning menuntut guru menguasi teknologi pendukungnya, menurut peneliti hanya guru mata pelajaran produktif yang memiliki

kecenderungan menguasainya. Selain asumsi dari peneliti, pengambilan populasi ini dikarenakan keterbatasan peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.1992. Metodologi penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. BSNP.2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan pendidikan Dasar dan Menengah. http://diknas.go.id/ Dewi, Sari, Ika.2006. Kesiapan menikah pada wanita dewasa awal yang bekerja.Skripsi diterbitkan. Fakultas Kedokteran USU. Medan:

http://library.usu.ac.id/ Djafaar, Tengku Zahara HJ.2001. Kontribusi Pembelajaran terhadap hasil belajar. Penerbit : Balitbang Depdiknas : Jakarta EP, Hutabarat, 1988. Pedoman praktis untuk belajar secara efisien dan efektif bagi siapa saja yang belajar di perguruan tinggi. Jakarta : Gunung Mulia. Hariawan, 2003. Kesiapan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Teknik UNY. Mardapi, Djemari.2008. Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Nasirulloh, Muhammad. 2007. Manfaat e-Learning untuk pendidikan. Makalah diterbitkan. http://media.diknas.go.id/ Prawira, Budi, Triton.2006. SPSS 13.0 Terapan; Riset statistik parametrik. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Siahaan, S.2001. E-Learning (Pembelajaran Elektronik) Sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

204

Subanjar, Aman. 2008. Profil guru keterampilan komputer dan pengelolaan informasi di SMK Negeri kota Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Teknik UNY Sudijono, Anas.2007. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiono, 1999 Metode penelitian administrasi. Bandung: CV Alfa Beta Sugiyono.2003. Metode penelitian administrasi. Bandung: CV Alfa Beta. Sugiyono.2005. Statistik untuk penelitian. Bandung: ALFABETA. Soekartawi. 2007. Merancang dan menyelenggarakan e-Learning. Yogyakarta : Ardana Media. Surjono, Dwi, Herman, 2008. Pengantar E-Learning dan Penyiapan Materi. Makalah diklat dosen FT UNY. http:herman//.elearning-jogja.org Sutrisno, 2007. E-learning di Sekolah dan KTS. Makalah diterbitkan : http://researchengines.com/0807sutrisno2.html Suyanto, Herman, Asep. 2005. Mengenal e-Learning. Makalah diterbitkan http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id _______(2007) Program internetisasi bidang DIKMENJUR dan SMK. DIT.PSMK: www.dikmenjur.net _______(2007) Pelatihan komputer bagi guru dab tenaga kependidikan. Diknas DIY. www.pemda-diy.go.id. _______(2007) Silabus TIK SD 2008. Diknas DIY. www.pemda-diy.go.id. _______(2007) Informasi studi di jogja. Pemprop DIY: www.pempropdiy.go.id.

205

_______(2007) e-Learning inovasi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Journal Pendidikan SDN 4 Wates. www.sdpercobaan4waytes.com _______ , Lampiran Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun 2006. http://bappeda.jogjakarta.go.id/ _______, (2007). Jangan untuk buka situs porno. Radar Jogja 14 Maret 2007. http://www.indopos.co.id/ _______,(2008).Langkah Menuju Cyber Province. Wartaegov.

http://jakarta.wartaegov.com.

You might also like