You are on page 1of 8

Pengertian akhlakul karimah adalah akhlak yang baik atau terpuji.

Akhlakul karimah dibedakan menjadi 2, yaitu akhlakul karimah terhadap diri sendiri dan akhlakul karimah terhadap lingkungan.

A. AKHLAKUL KARIMAH TERHADAP DIRI SENDIRI


Adapun ciri-ciri dari seseorang yang mempunyai akhlakul kharimah adalah sebagai berikut:

1. Gigih
Sesuai dengan kamus Bahasa Indonesia, kata gigih berasal dari bahasa Minangkabau yang artinya berkeras hati, tabah, dan rajin. Gigih dalam hal-hal yang baik dan diridai Allah SWT termasuk dalam akhlakul karimah. Setiap muslim dan muslimah sebaiknya memiliki sifat gigih ini dan menerapkannya pada berbagai persoalan, yaitu dalam menuntut ilmu pengetahuan dan bekerja mencari rizki yang halal.

a.

Menuntut ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan dibagi menjadi dua macam, yaitu ilmu pengetahuan tentang agama Islam (Ilmu Hal) dan ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal).

Ilmu pengetahuan tentang agama Islam (Ilmu Hal) Ilmu pengetahuan tentang agama Islam merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Dengan pedoman itu diharapkan setiap manusia tidak menempuh jalan yang sesat dan menuju kepada kebinasaan, tetapi mereka diharapkan dapat menempuh jalan yang lurus, yang diridai Allah SWT, yang bermuara di surga, jannatun naim (surga yang penuh dengan berbagai macam kenikmatan). Seseorang dianggap telah menempuh jalan yang lurus, yang diridai Allah SWT, apabila telah meyakini kebenaran agama Islam dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu pengetahuan umum (Ilmu Ghairu Hal) Ilmu pengetahuan ini bertujuan agar umat manusia dapat memanfaatkan, menggali, dan mengolah kekayaan alam baik yang ada di darat, laut, maupun udara. Adapun contoh ilmu pengetahuan umum, antara lain astronomi, matematika, biologi, dan lain-lain.

Setiap manusia harus mempelajari kedua ilmu pengetahuan tersebut dengan sungguh-sungguh dan rajin serta dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah

SWT, juga untuk memperoleh rida-Nya dan rahmat-Nya. Jika kedua macam ilmu tersebut sudah dikuasai, dipahami, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, Insya Allah akan menjadikan pemiliknya memperoleh kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Rasulullah SAW bersabda:

Artinya: Barang siapa melewati jalan dimana ia menuntut ilmu pada jalan itu, niscaya Allah memudahkan kepadanya jalan menuju surga. (H.R. Muslim)

b.

Bekerja mencari rizki yang halal

Allah SWT berfirman:

Artinya : Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak, supaya kamu beruntung. (Q.S. Al-Jumuah, 62:10) Maksud dari ayat di atas adalah selain menunaikan kewajiban untuk beribadah kepada Allah (salat), seorang muslim juga diperintahkan oleh Allah untuk mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan Hadis Nabi SAW menyebutkan:

Artinya : Dari Zubair bin Awam r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda : Sungguh salah seorang diantara kamu yang mengambil talinya lalu dia 2

membawa seikat kayu bakar diatas punggungnya kemudian menjualnya, maka Allah menghilangkan rasa malunya, lebih baik baginya daripada minta-minta kepada manusia diberi atau tidak. (H.R. Bukhari dan Ibnu Majah) Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa seseorang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usaha sendiri yang halal, kedudukannya di sisi Allah lebih baik dari orang minta-minta, yang keberadaan hidupnya menjadi beban orang lain. Juga Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Bekerja mencari rizki yang halal itu wajib, bagi setiap muslim. (H.R. Thabarany) Dari hadis di atas dengan jelas dinyatakan bahwa kita sebagai umat muslim wajib mencari rizki (bekerja) dengan cara yang halal. Hal tersebut dapat dilakukan melalui berbagai bidang usaha, seperti: pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, perdagangan, trnsportasi, dsb. Islam melarang umatnya untuk bersifat malas dalam melakukan suatu usaha, karena sifat malas ini dapat mengakibatkan kerugian dan kekecewaan. Rasulullah SAW di dalam doanya, memohon kepada Allah agar dijauhkan dari sifat malas. Rasulullah bersabda:

Artinya : Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu (agar terhindar) dari kelemahan, kemalasan, ketakutan. Dan aku berlindung pula kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah sewaktu hidup atau menjelang mati. (H.R. Muslim)

2. Berinisiatif
Kata inisiatif berasal dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa dan langkah pertama. Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator. Inisiatif yang positif dapat mendatangkan keberuntungan bagi orang lain, serta dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dan pengajaran, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik dan ekonomi, keamanan dan ketertiban, dsb. Orang-orang beriman muslimin/muslimah, yang berilmu pengetahuan tinggi dalam berbagai bidang hendaknya memiliki banyak inisiatif untuk 3

kepentingan dan kemajuan umat manusia. Berbahagialah orang-orang seperti mereka karena memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan di kalangan umat manusia. Allah berfirman:

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadilah, 58:11)

3. Rela Berkorban dan Ikhlas


Setiap manusia membutuhkan perjuangan dalam mempertahankan dan berusaha mewujudkan cita-cita hidupnya. Perjuangan itu tentunya sangat memerlukan pengorbanan baik waktu, tenaga, pikiran, harta benda, bahkan mungkin jiwa raga. Seorang pujangga Islam, Ahmad Syauqi Bek dalam syairnya berkata:

Artinya : Turutilah pikiranmu dalam hidup ini sebagai ahli perjuangan. Sesungguhnya hidup itu kepercayaan dan perjuangan. Setiap orang harus rela mengorbankan apa yang dimilikinya demi meraih hasil yang optimal. Contohnya: para petani, nelayan, pekerja dan pedagang harus rela mengorbankan apa yang dimiliki demi meraih hasil yang optimal. Perjuangan dan pengorbanan yang dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT, untuk memperoleh rida dan rahmat-Nya tentu akan dapat mengubah nasib ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Allah SWT berfirman:

Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan yang ada pada suatu kaum (kecuali), bila mereka sendiri mengubah keadaan yang ada pada diri mereka. (Q.S. Ar-Rad, 13:11)

B. AKHLAKUL KARIMAH TERHADAP LINGKUNGAN


1. Sikap Terpuji Terhadap Tumbuh-tumbuhan
Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan Allah telah merataka bumi untuk makhluk-Nya. Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma, yang mempunyai kelopak mayang dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Arrahman, 55: 10-13) Dari firman Allah SWT di atas dan Surat Al-Baqarah, 2: 22, jelaslah bahwa segala jenis tumbuh-tumbuhan yang ada di muka bumi sengaja diciptakan Allah SWT untuk kepentingan makhluk-Nya terutama umat manusia. Adapun manfaat tumbuh-tumbuhan, antara lain: bahan makanan, bahan bangunan, bahan membuat obat-obatan dan lain-lain. Karena manfaat-manfaat dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhanan tersebut, sudah selayaknya umat manusia menyayangi, merawat, dan melestarikannya. Selain itu, umat manusia juga sudh mendapat tugas dari Allah untuk mengelola dan memakmurkan bumi. Allah SWT berfirman:

Artinya : Dia-lah Allah yang menciptakan kamu dan ditempatkan-Nya kamu mendiami bumi ini dengan tugas agar kamu dapat mengolah dan memakmurkannya. (Q.S. Huud 11:61) Sungguh beruntung umat Islam yang mau bercocok tanam, karena selain tanamannya itu akan sangat bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, juga mereka akan mendapat pahala sedekah.

2. Sikap Terpuji Terhadap Binatang (Hewan)


Semua jenis binatang yang ada dimuka bumi ini sengaja diciptakan oleh Allah SWT untuk kemanfaatan makhluk-Nya, terutama umat manusia. Diantara binatang-binatang tersebut ada binatang yang dipelihara dan diternakan manusia, seperti: ayam, itik, kambing, yang dimanfaatkan dengan diambil dagingnya. Adapun binatang yang tidak dipelihara manusia, seperti tikus, lalat dan lain sebagainya. Namun apabila direnungkan, binatang-binatang tersebut mempunyai manfaat, contohnya: nyamuk merupakan hewan yang merugikan manusia, tetapi apabila direnungkan nyamuk juga mempunyai manfaat bagi pemilik perusahaan yang memproduksi obat nyamuk, karyawan dan para pedagang yang menjualnya. Karena itu, sungguh tepat jika Islam mengajarkan agar para penganutnya menyayangi segala jenis hewan. Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : Orang-orang yang penyayang itu, Allah Yang Maha Penyayang akan menyayangi mereka. Allah SWT berfirman : Maka sayangilah makhluk-makhluk yang ada di bumi, pasti makhluk yang ada di langit (para malaikat) menyayangi kalian. (H.R. Imam Ahmad) Adapun cara menyayangi binatang-binatang itu antara lain : a. Hewan-hewan peliharaan hendaklah diperlakukan dengan baik, misalnya ditempatkan di tempat (kandang) yang layak, diberi makan minum yang cukup, kalau menderita sakit hendaknya diobati dan kalau harus dibunuh atau disembelih, maka hendaknya dibunuh dan disembelih dengan cara yang baik pula. b. Binatang-binatang yang membutuhkan pertolongan hendaknya ditolong. Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra yang diriwayatkan oleh Muslim dijelaskan bahwa seseorang yang memberi minum seekor anjing yang hampir mati kehausan, memperoleh pahala dan ampunan dosa dari allah SWT. c. Jangan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap binatang. Rasulullah SAW melarang umatnya menyiksa induk dan anak burung, dan melarang untuk mengurung kucing tanpa diberi makan sampai mati kelaparan. NASIHAT RASULULLAH SAW Dari Abdullah ra Rasulullah SAW bersabda: Seseorang wanita disiksa Allah pada hari kiamat, disebabkan dia mengurung seekor kucing sampai mati. Karena itu Allah SWT memasukkan ke neraka. Kucing itu dikurung tanpa diberi makan dan minum dan tidak pula dilepaskan supaya ia dapat menangkap makanannya yang terdapat di bumi. (H.R Muslim) 6

3. Sikap Terpuji Terhadap Lingkungan Alam


Allah SWT berfirman:

Artinya: Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seijin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagian rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S. Al-Jaatsiyah, 45-12-13) Dari ayat Al-Quran di atas dapat dipahami bahwa lingkungan alam yang terdiri dari daratan, lautan dan udara sengaja diciptakan Allah AWT untuk kemanfaatan umat manusia. Oleh karena itu, manusia wajib mensyukuri manfaatmanfaat dari lingkungan alam itu dengan cara melestarikannya, menggalinya dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan umat manusia. Umat manusia dilarang melakukan pengrusakan-pengrusakan terhadap lingkungan alam. Misalnya dengan cara: Melakukan pembakaran hutan. Menjadikan sungai, danau dan laut sebagai tempat pembuangan sampah serta limbah-limbah industri. Penggalian dan pengeksploitasian tanah, pasir, bebatuan dan bukit-bukit tanpa memperhitungkan dampak lingkungan. Jika pengrusakan-pengrusakan lingkungan tersebut dilakukan oleh umat manusia, maka akan menumbulkan dampak negatif bagi umat manusia sendiri. Misalnya: banjir, tanah longsor, kekeringan wabah penyakit dan tidak memperoleh kenyamanan hidup. Allah SWT berfirman:

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka 7

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar. (Q.S. Ar-Ruh, 30:41)

Rangkuman:
Setiap muslim/muslimah harus ber-akhlakul karimah terhadap diri sendiri antara lain dengan berprilaku gigih, berinisiatif dan rela berkorban. Muslim/muslimah yang berprilaku seperti tersebut tentu akan memperoleh banyak hikmah. Selain itu setiap muslim/muslimah harus ber-akhlaku karimah terhadap lingkungan, antara lain dengan bersikap terpuji terhadap tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam agar memperoleh banyak hikamh

You might also like