You are on page 1of 4

MATA KULIAH : KONSTRUKSI BANGUNAN SEMESTER : III SKS : 3

REFERENSI: 1. Daniel L. Schodek, 1998, Struktur, Penerbit PT. Refika, Bandung 2. Edward Allen, 2003, Dasar-dasar Konstruksi Bangunan, Bahan-bahan dan Metodenya, Ed. 3, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta 3. Francis D.K Ching dan Cassandra Adams, 2008, Ilustrasi Konstruksi Bangunan, Ed. 3, Penerbit Erlangga, Jakarta 4. Ir. Heinz Frick, 1984, Rumah Sederhana, Kebijakan Perencanaan dan Konstruksi, Penerbit Kanisus, Yogyakarta 5. Ir. Ign. Benny Puspantoro, M.Sc., 1992, Konstruksi Bangunan Gedung, Sambungan Kayu Pintu Jendela, Penerbit Andi, Yogyakarta 6. Dr. Ir. Heinz Frick, dipl. Arch. FH/SIA dan Ir. Pujo L. Setiawan, 2007, Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan, Ed. 2, Penerbit Kanisus, Yogyakarta. 7. Zainal A.Z, 1993, Cara Terbaik Membangun Rumah, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 8. Miftahuddin, S.Pd dan BamBang Suranto H.S., S.Pd., 2008, Dasar-dasar Menggambar Teknik Bangunan untuk SMK, Ed. 1, Penerbit Andi, Yogyakarta

KONSTRUKSI :

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan, tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan lain yang berbeda. Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan kepada mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentukan besarnya biaya yang diperlukan, rancang-bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pekerjaan konstruksi dilakukan. Sebuah jadwal perencanaan yang baik akan menentukan suksesnya sebuah pembangunan terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan lingkungan konstruksi, ketersediaan material bangunan, logistik, ketidak-nyamanan publik terkait dengan adanya penundaan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen dan tender, dan lain sebagainya.

Pertimbangan Faktor Fisik Konstruksi: 1. Fungsi, Skala, Proporsi dan organisasi ruang interior bangunan 2. Urutan aktivitas manusia berdasarkan skala dan dimensi

3. Pengelompokan zona fungsional ruang pada bangunan berdasarkan tujuan dan penggunaan 4. Akses menuju bangunan, jalur lalu lintas horinsontal dan vertikal dalam bangunan 5. Kelayakan kualitas bangunan: bentuk, ruang, pencahayaan, warna, tekstur, dan pola 6. Bangunan sebagai komponen integral dari lingkungan alami dan lingkungan buatan disekitarnya. Berdasarkan cara membangun, jenis bangunan, bagaimana, dari apa suatu bangunan dibuat: 1. Menurut Bahan Bangunan : Konstruksi Kayu Konstruksi batu-batuan (konvensional dan modern) Konstruksi beton bertulang Konstruksi Baja Konstruksi campuran

2. Menurut Metode bangunan: Bangunan Bertingkat (didirikan setingkat demi setingkat) Bangunan loteng terangkat (loteng-loteng untuk semua tingkat pada lantai bawah, kemudian diangkat dan dipasang pada suatu bangunan inti). Bangunan dengan bekisting pelancak/pelincir ( bagian bangunan beton bertulang dicor dalam bekisting sebagian demi sebagian. Bekisting selalu diangkat/dinaikan sampai bangunan menjadi cukup tinggi Bangunan dipasangkan/pre-fabricated (bagian-bagian bangunan dikerjakan di pabrik dan di bawa ke lokasi untuk dipasang)

3. Menurut Tempat Pembuatan: Bangunan konvensional (keseluruhan pembanguna dilaksanakan di site) Bangunan dipasangkan/pre-fabricated (bagian bangunan disiapkan di pabrik terlebih dahulu) 4. Menurut Bentuk pada Elemen: Bangunan dengan elemen dalam bidang Bangunan dengan elemen dalam ruang

5. Menurut Cara bangunan membentuk ruang dan menerima beban: Konstruksi bangunan masif (keseluruhan menerima beban) Konstruksi banguna berkotak (beban hanya pada dinding searah) Konstruksi bangunan rangka ( rangka sebagai penyalur beban)

SAMBUNGAN merupakan TITIK LEMAH Syarat syarat : Perhatikan UKURAN SAMBUNGAN dan GAYA-GAYA yang bekerja Gaya tarik : sambungan saling mengait Gaya desak : pemukaan saling menempel Gaya puntir : sambungan saling mencengkram, menghindari jungkit Gaya lintang dan momen : gaya lintang menyebabkan sambungan saling geser, momen menyebabkan suatu lenturan, maka sambungan harus kuat dan kaku

You might also like