You are on page 1of 8

...

--
, ' ".; ., "1 C"
(. ,"'" ':.'.) 1
-_" . ,",J. "" ._
r,
/// [\. ,
Editor: Muchith A kirrriL:..._, .. _ .
PELAKSANAAN
HUKUMWARIS
DI KALANCAN UMAT ISLAM
INDONESIA
tSt, M:L;K 1_: ":' ,,::i!

! \ L, .. "7 , ..
f H .,..,
'r:;, ,r J
I
J.' .",
--- .._

:3q
zf;
. If:'), :::.:0,; OS'..'l. .
!. ." .'. ,. . __ .-: ... !
. ". .
i ' I
: Hi' :, .. ':,:, ::.J ,...;) _Iia.!!:....... l
... ,.. :.: .. .. . ,,- 1
KEMENTERIAN AGAMA RI
BADAN LITBANG DAN DIKLAT
PUSLITBANG KEHIDUPAN KEAGAMAAN
JAKARTA, 2010
./\
978-979-797-278-3
r
",'-1 "111
,!." , , d I '
" """.
.......'"',.'.',.,.

:lfn "'," \c
SAMBUTAN"i\J' J"t,. Loy"" ._. "
: IratJllog dalam terbitan (KDT)
KEPALA BADAN LITBANG-DANDIithAT-'''-''---"--'''' .

Diklat I<ementerianAgama
,Kehidupan Keagamaan
an umat islam Indonesia/Puslitbang
m Utbang dan Diklat Kementerian Agama
P. I. Cet. 1. -_
Dildat Kementerian Agama 2010
'190 hlm; 21 x 29 em
.
atau seIUIUh isi buku ini dengan cara
cara menggunakan mesin fotocopy,
in sah dari penerbit
----_._-_.._-_.._-._--.._-..._-.
ama, September 2010
...._.__..- - _ - _ ..
Diklat Kementerian Agama
r
WARlS VI KALANGAN UMAT
INDONESIA
E
N _.__.--.. _ _ ; ...
Editor:
I
fhith A Karim
dan Layout oleh:
IH. Zabidi
_ _ , .
frehidupan Keagamaan
Diklat
Kementerian Agama RI
useum Istiqlal Komplek Taman Mini
Telp/Fax. (021) 87790189, 87793540
t..........- - __ .
erbitkan oleh:
Abadi Press, Jakarta
API No. 387/DKI/09
Raya No. 55 Jakarta 13620
0137,9821 5932 Fax. (021) 862 1522
KEMENTERIAN AGAMA
CK
ompilasi Hukum Islam daJam sistem hukum
nasional relatif berumur muda, temtama di
bidang hukum kewarisan (Fiqh Mawaris), dan
keberadaannya akan dlhadapkan kepada berbagai masalah.
Perlama, sosialisasi fiqh waris daJam Kompilasi Hukum Islam
kepada warga masyarakat khususnya di kalangan umat Islam.
Kedllil, persepsi di kalangan pimpinan masyarakat yang tidak
terlibat dalam proses penyusunannya. Ketiga, kemungkinan
terjadi perbenturan antara Kompilasi Hukum Islam dengan
struktur dan pola budaya masyarakat khususnya di bidang
kewarisan. Kompilasi Hukum Islam disusun dan diputuskan
oleh elit-elit masyarakat di pusat pemerintahan dan
pendidikan, sementara sebagian besar warga masyarakat yang
bermuldm di pedesaan masih sangat terikat kondisi lokal.
Masih besar kemungkinan masyarakat menerima hukum
kewarisan Islam secara simbo1ik, sedangkan substansinya
mengacu kepadil kaedah-kaedah lokal yang berlaku secara
turun-temurun.
Oleh karena itu, !<ami menyambut bail< diterbitkannya
buku "Pelaksanaan Hukum Waris di Kalangan Umat Islam
Indonesia", karena beberapa alasan, Pertama, sebagai sarana
mensosialisasikan hasil penelinan Pelaksanaan Hukupl Waris
di Kalangan Umat Islam indonesia (Studi tentang Respon
Ulama dan Hakim Agama terhadap Fiqh Waris dalam
Kompilasi Hukum Islam) yang dilaksanakan Puslitbang
Kehidupan Keagamaan. Kedllil, berbagai pokok persoalan
hukum waris di kalangan umat Islam perlu dikaji dan
selanjutnya perlu aktualisasi Fiqh Waris daJam Kompilasi
Hukum Islam pada tatanan hukum yang selalu mengalami
pembahan.
i
./\.
Buku ini menyajikan hasil-hasil kajian lapangan
mengenai Respon mama dan Hakim Agama terhadap Fiqh
Waris dalam Kompilasi Hukum Islam.
1. Tingkat pengetahuan ulama, tokoh masyarakat terhadap
Kompilasi Hukum Islam masih sangat rendah. Komentar
informan dapat dikategorikanmenjadi tiga ke1ompok,
Pertama, ulama yang belum mengerti Kompilasi Hukum
Islam, Kedua, ulama yang mengetahui Kompilasi Hukum
Islam tapi tidak mengetahui secara mendalam isi
Kompilasi Hukum Islam, Ketiga, ulama yang mengetahui
dan mendalami isi Kompilasi Hukum Islam. Sedangkan
hampir semua hakim dan "ulllJ.!la kampus" akademisi
yang menjadi informan mengetahui dan mendalami
Kompilasi Hukum Islam kecuali bagi mereka yang jarang
menangani persoalan-persoa1an kewarisan. Kategori
u1ama yang be1um mengerti Kompilasi Hukum ISiam
umumnya berlatar belakang pendidikan pesantren
tradisional dan tidak banyak berinteraksi dengan lembaga
atau ormas keagamaan di lingkungannya. Sementara
.u1ama yang mengetahui Kompilasi Hukum Islam tetapi
tidak mendalami isi Kompilasi Hukum Islam umumnya
mereka ada1ah ulama yang berpendidikan Perguruan
Tinggi atau u1ama yang tingkat interaksinya dengan
ormas keagamaan relatif intens, seperti dengan NU,
Muhammadiyah, Persis, al-Washliyah, MUI dan lain-lain.
Sedangkan ulama yang tingkat pengetahuan tentang
Kompilasi Hukum Islam relatif mendalam umumnya
se1ain mereka berpendidikan tinggi juga berlatar belakang
profesi guru/dosen, atauulama yang pernah mengenyam
pendidikan tinggi agama, khususnya di Fakultas Syariah
atau di Faku1tas Hukum dan banyak menyelesaikan
kasus-kasus kewarisan di masyarakat.
ii
../\
ii
2. Respon ulama dan Hakim Agama terhadap perbedaan
Ehasil-hasil kajian lapangan
yang ada dalam Kompilasi Hukum Islam dan Flqh
F Hakim Agama terhadap Fiqh
,
nunIslam.
Islam/Faraid dikatagorikan menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama, menilai tidak semua isi Kompilasi
jama, tokoh masyarakat terhadap
Hukum Islam yang terkait dengan kewarisan sesuai
masih sangat rendah. Komentar
dengan fiqh Islam, seperli konsep harta bersama, ahli
gorikanmenjadi tiga kelompok,
waris pengganti, dan wasiat wajibah untuk anal< dan
mengerli Kompilasi Hukum
bapak angkat. Dalam hal ini, mereka hanya bisa menerima
mengetahui Kompilasi Hukum
pasal-pasal Kompilasi Hukum Islam yang ada rujukannya
lngetahui secara mendalam isi
dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Kelompok kedua,
In, Ketiga, ulam.a yang mengetahui
menyatakan bahwa Kompilasi Hukum Islam memang
Hukum Islam. Sedangkan

sebagian besar bersumber dati kitab-kitab fiqh Islam,
dan "ulawa kampus" akademisi
hanya saja kelompok ini menolak ketentuan-ketentuan
mengetahui dan mendalami
dalam Kompilasi Hukum Islam yang tidal< punya rujukan
n kecuali bagi mereka yang jarang
yang jelas dalam kitab fiqh k1asik, seperti konsep ahli
'persoalan kewarisan. Kategori
waris pengganti, wasiat wajibah untuk anak angkat dan
engerli Kompilasi Hukum Islam
.bapak angkat, kewarisan koleklif tanah kurang dati 2
Jelakang pendidikan pesantren
hektar. Percobaan pembunuhan dan fitnah menjadi
nyak berinteraksi dengan lembaga
penghalang menerima warisan. Sedangkan kelompok
n di lingkungannya. Sementara
keliga menyatakan bahwa sebenamya Iidak perIu
Ii Kompilasi Hukum tetapi
memperhadapkan Kompilasi Hukum Islam dan fiqh Islam
Impilasi Hukum Islam umuninya
karena Kompilasi Hukum Islam juga merupakan produk
yang berpendidikan Perguruan
fiqh khas Indonesia, termasuk dalam persoalan kewarisan.
ng lingkat interaksinya dengan
Ketentuan-ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam yang
tif intens, seperli dengan NU,
terkesan baru yang tidak ditemukan dalam kajian fiqh
al-Washliyah, MUI dan lain-lain.
k1asik tidak secara otomalis bisa dikatakan rnenyimpang
g Iingkat pengetahuan tentang
dati hukum Islam karena ketentuan-ketentuan baru
m relalif mendalam umumnya
tersebut diambil berdasarkan ijlihad koleklif ulama
ikan linggi juga berlatar belakang
Indonesia dengan memperhatikan perbedaan adat-isliadat
l'uIama yang pemah mengenyam
masyarakat Indonesia dan bermuara kepada
i, khususnya di Fakultas Syariah
pertimbangan maslahah. Kelompok terakhir ini umumnya
un dan banyak menyelesaikan
adalah ulama akademisi/dosen dan para hakim
masyarakat.
Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama.
iii

3. Respon ulama dan Hakim Agama terhadap materi
Kompilasi Hukum Islam ada tiga kategori usulan untuk
perbaikan di masa mendatang; pertama, tetap
mempertahankan isi pasa! tentang perdamaian, kedua,
pasa! dipertahankan dengan usulan tambahanl
penyempurnaan redaksi seperti dalam persoalan harta
bersama, ahli waris pengganti, anak perempuan
menghijab saudara pewaris, dan haIangan menerima
warisan karena perencanaan pembunuRan dan fitnah,
ketiga, usulan pencabutan 'pasa! seperti pasill tentang 1/3
bagian untuk ayah hila pewaris tidak punya anak dan
pembagian warisan berupa tanah < 2 Ha. Keempat, usulan
tambahan tentang hak "ahli waris" berbeda agama dan
hasil perzinaan dimasukkan dalam kategori pihak yang
berhak atas wasiat wajibah.
4. Berkaitan dengan praktik pembagian waris di masyarakat
dan di Pengadilan Agama terdapat persamaan dan
perbedaan. Persamaannya antara lain: a) Pada perdamaian
setelah merujuk kepada Kompilasi Hukum Islam dan atau
Fiqh Waris; b) Pada keduanya terdapat kemungkinan
pembagian waris dengan adanya wasiat pewaris sebelum
meningga! dan hibah yang bisa diperhitungkan sebagai
warisan. Sedangkan perbedaannya antara lain: a) Cara
penyelesaian waris di masyarakat masih sangat bervariasi,
ada yang menggunakan hukum Islam/faraid, adat, waris
perdata (BW). Atau bahkan gabungan. Sementara di
Pengadilan Agama cara penyelesaian waris relatif seragam
karena telah ada keseragaman sumber rujukan, yaitu
Kompilasi Hukum Islam; b) Pemberian bagian dari harta
peninggalanltirkah kepada cucu yang orang tuanya
meningga! lebih dahulu, anak atau bapak angkat, non
muslim, dan anak hasil perzinaan umumnya diberikan
iv
iv
tIakim Agama terhadap materi
.in ada tiga kategori usulan untuk
mendatang; pertama, tetap
lasaI tentang perdamaian, kedua,
dengan usulan tambahan/
seperti daIam persoaIan harta
pengganti, anak perempuan
ewaris, dan haIangan menerima
canaan pembunufian dan fitnah,
tanpasaI seperti pasiII tentang 1/3
a pewaris tidak punya anak dan
upa tanah < 2 Ha. Keempat, uSulan
. "ahli waris" berbeda agama dan
illan daIam kategori pihak yang
Jah.
ik pembagian waris di masyarakat
19ama terdapat persamaan dan
ya antara lain: a) Pada perdamaian
Kompilasi Hukum Islam dan atau
keduanya terdapat kemungkinan
n adanya wasiat pewaris sebelum
'ang bisa diperhitungkan sebagai
rbedaannya antara lain: a) Cara
masih sangat bervariasi,
hukum Islam/faraid, adat, waris
ilikan gabungan. Sementara di
,enyelesaian waris relatif seragam
agaman sumber rujukan, yaitu
; b) Pemberian bagian dari harta
ada cucu yang orang tuanya
, anak atau bapak angkat, non
perzinaan umumnya diberikan
dengan menggunakan instrumen hukum wasiat, hibah,
atau hadiah, sedangkan di Pengadilan Agama lebih
cenderung menggunakan instrumen waris pengganti atau
wasiat wajibah. Selain itu, secara umum dapat dikatakan
bahwa masyarakat cenderung menyelesaikan perkara
warisnya di luar Pengadilan melaIui tokoh masyarakat
atau tokoh agama dibandingkan melaIui jaIur PengadiIan
lebih-lebih di Padang/Sumatera Barat. Perkara kewarisan
di Pengadilan kebanyakan hanya berupa P3HP
(permohonan Pertolongan Pembagian Harta Pusaka), yang
umumnya diajukan oleh kaIangan keluarga kelas
menengah ke atas dan terdidik, atau dilakukan oleh
keluarga yang potensi konfliknya daIam pembagian
warisan cukup besar.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Puslitbang
Kehidupan Keagamaan yang telah melakukan penelitian
sampai terbitnya bulku ini, semoga bermanfaat. .
Jakarta,
v
--
xiv
~ ,
DAFrARISI
Halaman
Sambutan Kepala Badan Iitbang Dan Diklat , '" i
Kata Pengantar Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan .. vii
Kata Pengantar Editor xi
7"
Daftar lsi
BAB I
BAB II
BAB ill
BAB IV
BAB V
BAB VI
,........................................... xv
PENDAHULUAN 1
RESPON ULAMA DAN HAKIM AGAMA
TERHADAP FIQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM DI PROVINSI GORONTALO .....
Oleh : Muchith A Karim dan Ali Mansyur
25
RESPON ULAMA DAN HAKIM AGAMA
TERHADAP FlQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM DI PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
01eh : A. Azharuddin Latif dan Sri Hidayati
51
RESPON ULAMA DAN HAKIM AGAMA
TERHADAP FlQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM DI PROVINSI SULAWESI
SELATAN
01eh: lM. Muslimin dan Jaenal Aripin
91
RESPON ULAMA DAN HAKIM AGAMA
TERHADAP FIQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM DI PROVINSI DAEWf
ISTlMEWA YOGYAKARTA
Oleh: H. Bashori A Hakim dan Wahid SUgiarto
111
RESPON ULAMA DAN HAKIM AGAMA
TERHADAP FlQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM DI PROVINSI SUMATERA
BARAT
Oleh : Mazmur Sya'roni dan Imam Syaukani
141
Xv
BAB VII RESPON ULAMA DAN HAKIM: AGAMA
TERHADAP FIQH WARIS DALAM KOMPILASI
HUKUM ISLAM or PROVINSI SUMATERA
UTARA .........................................:............. 177
Oleh : Hj. Suhanah dan Reslawali
xvi

You might also like