You are on page 1of 60

Kinematika

5. Posisi sudut, Kecepatan sudut, dan


Percepatan sudut
Pokok Bahasan
1. Posisi partikel pada suatu bidang
2. Kecepatan partikel pada suatu bidang
3. Percepatan partikel pada suatu bidang
4. Gerak parabola
Posisi Partikel pada Bidang
Misalkan sebuah partikel bergerak lurus
sepanjang sumbu-X dengan titik O sebagai
acuan.
Untuk menyatakan posisi partikel tersebut di
titik A,B,C dan D, kita cukup menyatakannya
sebagai x
A
= 2, x
B
= 5, x
C
= -3 dan x
D
= -4
1 2 3 4 5 0 -1 -2 -3 -4
O A B C D
x -x
x
A
x
B
x
C
x
D
Untuk menyatakan posisi sebuah partikel yang
bergerak pada suatu bidang ( 2 demensi ), kita dapat
menggunakan vektor satuan.
Vektor satuan adalah vektor yang besarnya sama
dengan satu dan arahnya sama dengan arah
komponen vektor.
Pada bidang (2 demensi) dalam koordinat kartesius
terdapat 2 buah vektor satuan, yaitu i menyatakan
vektor satuan ke arah smb-x, dan j yang menyatakan
vektor satuan pada smb-y
Vektor Posisi
Vektor Posisi
y
x
A
r
y
i
x
i
Posisi titik A dalam bidang xoy tersebut dapat
dinyatakan dalam vektor posisi :
r = x
i
+ y
j
i, merupakan vektor satuan pada sumbu x dan
j, merupakan vektor satuan pada sumbu y
Besar vektor r adalah :
2 2
i
x
j
y r + =
o
Vektor posisi merupakan vektor yang menyatakan posisi suatu titik pada
suatu bidang atau ruang
Koordinat Kartesius
Koordinat kartesius, umumnya menempatkan
koordinat (0,0) sebagai pusat acuannya.
Misalkan dalam koordinat kartesius titik A
berada pada koordinat (2,4), dan titik B pada
koordinat (-2,3).
Jika digambarkan titik (0,0) yang dijadikan
sebagai titik acuan, maka titik A dan B dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar
Grafik kartesius yang
menggambarkan koordinat
A (2,4) dan B (-2,3)
Koordinat Polar
Selain menggunakan grafik kartesius, posisi
suatu partikel dapat pula ditunjukkan dengan
menggunakan grafik koordinat polar (r , ). Di
mana r adalah jarak suatu titik ke pusat
koordinat, dan adalah sudut dari sumbu x
positif dalam koordinat kartesius menuju titik
materi dengan arah berlawanan arah jarum
jam.
Hubungan antara koordinat kartesius dan
koordinat polar adalah :
Misalnya, suatu titik berjarak 10 cm dari titik
pusat koordinat dan membentuk sudut 37
terhadap sumbu x positif, maka gambaran
posisi titik tersebut dalam koordinat polar
adalah seperti berikut ini.
Gambar
Grafik polar yang
menunjukkan
kedudukan (10, 37)
Kedudukan dalam koordinat polar dapat
diubah dalam koordinat kartesius. Besar nilai x
dan y adalah :
Kedudukan atau posisi suatu benda
dinyatakan dalam vektor satuan. Adapun
persamaan umum vektor posisi dalam dua
dimensi adalah :
r = x i + y j
di mana besar vektor satuan i = 1
dan besar vektor satuan j = 1
Latihan
1. Kedudukan suatu titik D ditunjukkan oleh
koordinat kartesius (3,6). Nyatakan
koordinat titik tersebut dalam koordinat
polar ! jawab
2. Kedudukan titik Y ditunjukkan oleh
koordinat polar (4, 45). Nyatakan koordinat
tersebut dalam koordinat kartesius ! jawab
3. Suatu titik A mempunyai kedudukan yang
ditunjukkan koordinat kartesius (2,4).
Tentukan vektor posisi titik tersebut ! jawab
4. Titik H mempunyai kedudukan (4, 30).
Tentukan vektor posisi titik tersebut ! jawab
Tugas Individual
Buatlah grafik perpindahan yang kamu
lakukan saat kamu berangkat dari rumah
menuju sekolah! Gunakan skesta dan acuan
arah mata angin. Jika perlu, gunakan kertas
milimeter blok, agar lebih teliti!
Jawaban
Jawaban Soal 1
Jawaban
Jawaban Soal 2
Jawaban soal No.3
Jawaban soal No.4
Perpindahan
Pengertian perpindahan perlu dibedakan
dengan jarak. Sebagai sebuah ilustrasi,
seandainya ada seorang anak yang berjalan
ke timur sejauh10 m, kemudian kembali ke
arah barat 4 m, maka dikatakan bahwa
perpindahan anak tersebut adalah 6 m, namun
jarak yang ditempuhnya sebesar 14 m.
Dengan demikian, coba simpulkan perbedaan
perpindahan dan jarak itu!
Perpindahan
Adanya perbedaan pengertian perpindahan
dan jarak, akan berimplikasi terhadap
pengertian akan kecepatan (velocity) dan
kelajuan (speed). Perpindahan yang ditempuh
oleh suatu benda tiap satuan waktu akan
menunjukkan kecepatan, dan besarnya jarak
yang ditempuh oleh suatu benda tiap satuan
waktu disebut dengan kelajuan.
Suatu benda dikatakan melakukan
perpindahan jika posisi dari benda tersebut
mengalami perubahan terhadap titik acuan
Dalam sistem koordinat kartesius, misalkan
suatu titik N, mula-mula saat t = 0 berada di
titik (1,1) m, kemudian saat t = 4 s berada pada
titik (4,5) m, maka besaran-besaran yang
berkaitan dengan vektor perpindahan adalah :
Komponen vektor perpindahan titik N pada
sumbu x adalah 3
Komponen vektor perpindahan titik N pada
sumbu y adalah 4
Besar vektor perpindahan titik N adalah :
Arah perpindahan titik N adalah :
maka = 53,1terhadap sumbu x positif
dengan arah berlawanan arah jarum jam.
Suatu vektor posisi dapat pula dinyatakan
dalam sebuah persamaan yang mengandung
unsur t, seperti vektor posisi T = 5t i + 2 t
2
j .
Sehingga misalkan ditanyakan vektor posisi
titik T saat t = 3 s adalah T = 5 (3) i + 2 (3)
2
j =
15 i + 18 j.
Latihan
1. Titik R pada saat t = 1 s berada pada posisi (2,1)
m, dan pada t = 4 s pada posisi (6,4) m. Tentukan :
a. vektor perpindahannya
b. komponen vektor perpindahan pada sumbu x
c. komponen vektor perpindahan pada sumbu y
d. besar perpindahannya
e. arah perpindahannya
jawab
2. Titik I mempunyai vektor posisi r = t
2
i + 2 t j.
Tentukan :
a.Vektor posisi awal (saat t = 0 s)
b.Vektor posisi saat t = 2 s
c.Vektor posisi saat t = 4 s
d.Vektor perpindahan dari t = 2 s hingga t = 4 s
e.Besar vektor perpindahannya
jawab
Tugas
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok minimal terdiri atas 3
orang, maksimal 5 orang. kemudian
diskusikan tentang berbagai perpindahan
yang telah kamu lakukan pada hari ini!
Apakah dapat dikatakan bahwa kamu telah
melakukan perpindahan, jika kamu dari kelas
pergi ke belakang, dan kemudian kembali
lagi ke kelas?
Jawaban Soal 1
Jawaban Soal 2
Kecepatan
Bila suatu partikel mengalami perubahan
kedudukan dalam suatu selang waktu tertentu
maka besar perubahan kedudukan dalam
selang waktu tesebut disebut kecepatan.
Sebagai misal, jika seorang anak pergi ke arah
timur sejauh 8 m dalam 4 sekon, maka
dikatakan kecepatan anak tersebut 2 m/s.
Hal ini akan memiliki makna yang berbeda, jika
dalam 4 sekon berikutnya, anak tersebut
kembali ke arah barat 8 m, maka kedudukan
anak tersebut berada di titik semula, sehingga
dapat dikatakan anak tersebut tidak melakukan
perpindahan, sehingga kecepatannya nol.
a. Kecepatan rata-rata
kecepatan rata-rata dinyatakan sebagai hasil
bagi perpindahan terhadap selang waktu dari
perpindahan itu dan dirumuskan:
Contoh
Titik materi D pada detik t = 1 s berada pada posisi
(2,0) m dan pada t = 4 s berada pada posisi (8,8)
m. Tentukan :
a. vektor kecepatan rata-ratanya jawab
b. komponen vektor kecepatan rata-rata pada
sumbu x jawab
c. Komponen vektor kecepatan rata-rata pada
sumbu y jawab
d. besar vektor kecepatan rata-rata jawab
e. arah kecepatan rata-ratanya jawab
Jawaban
s m j i
j i
t
r
v / )
3
8
2 (
3
8 6
+ =
+
=
A
A
=
s m v
y
/
3
8
=
c.
s m v / 11 , 11
3
8
2
2
2
=
|
.
|

\
|
+ = d.
0 1
13 , 53 ) 33 , 1 ( tan
33 , 1
2
3 8
tan
= =
= = =

u
u
x
y
v
v
e.
b. Kecepatan Sesaat
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai
kecepatan rata-rata untuk selang waktu t
yang mendekati nol, yang bila dinyatakan
dalam persamaan limit dirumuskan :
Pada gambar ditunjukkan,
apabila selang waktu t
semakin diperkecil mendekati
nol (t >0 ) dengan t
1
tetap
dan t
2
mendekati t
1
maka
akan mendekati nol dan
kecepatan rata-rata akan
menjadi kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat dapat dinyatakan sebagai
turunan pertama dari fungsi posisi terhadap
waktu.
Secara matematis ditulis:
Percepatan sesaat sebuah partikel yang bergerak
pada bidang dapat dinyatakan sebagai berikut:
Apabila selang waktu t
mendekati nol, maka r akan
mendekati nol ( P
2
mendekati
P
1
) maka kecepatan rata-rata
menjadi kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat untuk gerak partikel pada
bidang adalah turunan pertama dari fungsi r
terhadap waktu t .
Secara matematis dituliskan:
Kecepatan sesaat dapat dinyatakan dalam
komponen vektor sebagai berikut:
Besar kecepatan sesaatnya (Laju sesaat) :
Nilai Kecepatannya menurut arah sumbu x
dan sumbu y dapat dinyatakan :
Sekilas tentang turunan
Sekilas tentang Defferensial
Defferensial suatu fungsi juga dikenal dengan istilah
turunan dari fungsi tersebut.
Misal : persamaan fungsi x atau y terhadap t
x = sin t dan y = cos t
Maka turunan dari pers. tersebut adalah
t t
dt
d
y
dt
d
y
t t
dt
d
x
dt
d
x
sin ) (cos ) (
cos ) (sin ) (
'
'
= = =
= = =
Misalkan persamaan fungsinya:
n
at x =
Maka defferensial dari fungsi tersebut :
1 '
'
.
) ( ) (

=
= =
n
n
at n x
at
dt
d
x
dt
d
x
Sekilas tentang Integral
Integral merupakan kebalikan dari Defferensial.
Secara Umum integral dapat dituliskan :
1
.
1
1
. .
.
+
+
=
=

n n
t
n
a dt t a
at dt a
at
a
dt at
at
a
dt at
t dt t
t dt t
sin
1
. cos
cos
1
. sin
sin . cos
cos . sin

=
=
=
=
Menentukan Posisi dari fungsi
kecepatan
Untuk menentukan posisi partikel pada bidang
yang fungsi kecepatannya diketahui dapat
ditentukan dari luas kurva dibawah grafik fungsi
kecepatanterhadap waktu dengan metode
integral. Jika komponen kecepatan masing-
masing v
x
dan v
y
dengan
dt
dx
v
x
=
dt
dy
v
y
= dan
maka


+ =
=
=
=
t
x
t
x
t
x
x
x
x
dt v x x
dt v x x
dt v dx
dt
dx
v
0
0
0
0
0
0
Maka posisi partikel dapat dicari dengan cara
integral sbb:


+ =
=
=
=
t
y
t
y
t
y
y
y
y
dt v y y
dt v y y
dt v dy
dt
dy
v
0
0
0
0
0
0
Sehingga vektor posisinya :
j dt v y i dt v x r
t
y
t
x

0
0
0
0
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
+ =

j y i x r

+ =
Percepatan
1. Percepatan Rata-rata
1 2
1 2
t t
v v
t
v
a
r

=
A
A
=

Percepatan Rata-rata pada bidang:


j a i a a
ry rx r

+ =

2. Percepatan sesaat:
t
v
a a
t
r
t
A
A
= =
A A


0 0
lim lim
Percepatan sesaat partikel pada bidang:
j
dt
v d
i
dt
v d
a
j v i v v
dt
d
dt
v d
a
y
x
y x

)

(

+ =
+ = = =
j a i a a
y x

+ =

Karena
dt
dx
v
x
=
dt
dy
v
y
=
dan maka
2
2
2
2
dt
y d
dt
dy
dt
d
a
dt
x d
dt
dx
dt
d
a
y
x
=
|
.
|

\
|
=
=
|
.
|

\
|
=
Untuk sistem koordinat kartesius yang saling tegak
lurus, percepatan dapat ditentukan sbb:
2 2
y x
a a a + =
dengan besar sudut:
|
|
.
|

\
|
=
=

x
y
x
y
a
a
a
a
1
tan
tan
u
u
Menentukan kecepatan dari
Percepatan
Untuk menentukan kecepatan dari fungsi percepatan
dapat dilakukan dengan cara integral. Bila diketahui
percepatan :
dt
dv
a =
maka
dt a dv
dt
dv
a . = =


=
=
t
t
v
v
t
t
dt a v v
dt a dv
0
0 0
.
.
0

+ =
t
t
dt a v v
0
.
0
Latihan Soal
Latihan Soal
1. Vektor posisi sebuah partikel pada suatu saat
dinyatakan sebagai
Tentukan kecepatan partikel pada saat s.
. )

2 sin 4

2 cos 3 ( m j t i t r + =

4
t
= t
2. Persamaan kecepatan sebuah partikel
dengan dan
Persamaan posisi partikel tersebut
adalah.
s m j v i v v
y x
/ )

( + =

t v
x
4 =
) 6 5 (
2
t v
y
+ =
Soal 3
Soal 4
Soal 5

You might also like