You are on page 1of 21

Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software

http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

A. PERKULIAHAN PERTAMA

Hasil rangkuman : dr liza


Pasca sarjana Stain Cirebon
Tahun 2007

PEMIKIRAN Prof. Dr. Adang Djumhur Salikin, M. Ag. Guru Besar Dan wakil Direktur
Pascasarjana STAIN Cirebon

Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga itu banyakan
daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.

Fenomena meraba gajah dengan mata tertutup dan fenomena korek api
Ketika mata kita ditutup dan kita disuruh meraba seekor gajah pada kepalanya
maka kita akan mendiskripsikan gajah itu bagaimana muka dan belaian nya, bila teman
kita meraba bagian ekor, maka dia akan mendiskripsikan gajah itu sesuai yang dia raba,
yaitu bahwa gajah yang dipegangnya seperti bagian ekor yang dirabanya, semuanya
mengarah ke bagian gajah, semua nya benar, dan tidak ada yang salah, karena ketika
meraba dengan mata tertutup, kita meraba gajah pada bagian tertentu, semuanya tidak ada
yang salah. Karena tidak ada yang salah, apa filosofi dari makna meraba Gajah dengan
mata tertutup tadi, bahwa kita tidak boleh menyalahkan orang lain yang berdiri pada
posisi yang lain dalam meraba gajah tadi sehingga timbullah perspektif gajah sesuai
tempat ia merabanya. Tapi berbeda perspektifnya dengan kita , yang meraba pada bagian
yang lain.
Korek api yang di pegang miring sehingga orang yang di kanan akan melihat
gambar lain sedang orang yang kiri melihat gambar yang beda dilihat orang yang melihat
dari samping kanan, semua nya melihat korek api tapi dengan perpekstif yang beda. Kita
tidak bisa menyalahkan orang yang lain yang berdiri disisi yang beda dengan kita, apalagi
yang sifatnya menghujad atau menyalahkannya. Karena kita tidak berdiri pada sisi yang
sama dengannya.
Kebenaran yang hakiki adalah milik Allah, dan kita manusia mempunyai
keterbatasan dalam menaksir suatu kebenaran.
Berbeda pendapat adalah hal yang lumrah, tapi ketika berbeda pendapat, kepala
harus tetap dingin, dan menghargai orang lain yang berbeda pendapat dengan kita
Adalah sesuatu yang sangat zalim, ketika tercipta pertengkaran dan konflik ketika
kita berbeda pandangan , pemikiran dan pendapat. Apalagi ketika merasa diri kita paling
benar dan kemudian menuduh orang lain kafir.

BARENG-BARENG MASUK SURGA

1
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Tidak ada paksaan dalam agama” (QS. Al-Baqarah: 256)


Menurut Prof . Adang , karena Alquran menyebutkan bahwa tidak ada paksaan
dalam beragama Ini berarti bahwa kebebasan beragama merupakan keniscayaan. Ini
merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati. Adalah hak, bahkan kewajiban
setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat yang sama
dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali terjadi perang klaim tentang kebenaran
dan janji keselamatan. Hanya agamanyalah yang benar, dan karenanya hanya penganut
agama itu yang akan masuk surga dan mendapat kasih Tuhan. Agama lain adalah agama
yang sesat, dan karena itu penganutnya tidak berhak memperoleh surga dan kasih Tuhan.
Mereka akan masuk neraka dan akan mendapatkan murka-Nya. Adalah hak, bahkan
kewajiban setiap orang untuk meyakini bahwa agamanyalah yang benar, tetapi pada saat
yang sama dia harus menghormati orang lain untuk bersikap sama terhadap agamanya
Padahal, yang mahabenar dan mahatahu hakikat kebenaran
hanyalah Tuhan. Manusia hanya mencari tahu dan berupaya memperoleh
apa yang dimaksudkan benar oleh Tuhan itu. Demikian pula dengan surga dan neraka.
Bukankah pemiliknya adalah Tuhan? Berarti, yang berhak memasukkan ke sana pun
hanyalah Dia. Kewenangan itu sepenuhnya merupakan hak prerogatif-Nya.
Sungguh merupakan kesombongan luar biasa, siapa pun manusia yang mengaku
dapat memasukkan ke surga atau ke neraka. Karena hal itu, sama dengan memposisikan
dirinya dengan Tuhan. Setidaknya, telah mengambil alih kewenangan-Nya.Mungkin
perlu dikemukakan, bahwa berdasarkan firman Allah, “surga itu luasnya seluas langit
dan bumi”. Dibuat seluas itu, nampaknya, supaya dapat menampung seluruh umat yang
beriman dan bertaqwa kepada-Nya, sejak umat nabi/ rasul pertama (Nabi Adam) hingga
umat nabi/ rasul yang terakhir (Nabi Muhammad SAW). Rasa-rasanya, surga itu terlalu
luas kalau hanya dihuni oleh penganut agama tertentu, apalagi kalau oleh warga NU,
Muhammadiyah, atau PUI saja.
Sesungguhnya, peluang umat beragama memasuki surga dan neraka sama
besarnya. Umat agama apa pun berpeluang memasuki keduanya, tergantung kualitas
keimanan dan amal kebajikan yang diperbuatnya Terus terang, saya lebih suka bila umat
beragama dapat masuk surga semuanya. Saya merasa lebih senang bila yang masuk surga
itu banyakan daripada sedikitan, apalagi kalau hanya sendirian.
Sehingga prof Adang menambahkan lagi diperlukan saat ini adanya Ukhuwah
basyariyah, adalah menuntut dikembangkan paham Multikulturisme, suatu pandangan
yang mendorong untuk menghormati pihak lain yang berbeda, bukan karena mengakui
kebenaran agama lain itu, tetapi karena setiap orang harus menghormati tradisi pihak lain
dalam menyembah Tuhan

1. PENDEKATAN STUDI ISLAM

A. TUJUAN KURIKULER
Mahasiswa dapat memahami metodologi dan ruang lingkup kajian studi Islam dan dapat
mengembangkan model-model pendekatan dalam kajiannya.

B. MATA KULIAH PENDEKATAN STUDI ISLAM

2
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Studi islam atau studi keislaman (Islamic studies) merupakan suatu disiplin ilmu
yang membahas islam, baik sebagai ajaran, kelembagaan , sejarah maypun kehidupan
umatnya. Dimaklumi bahwa Islam sebagai agama dan sistem ajaran telah menjalani
proses akulturasi, transmisi dari generasi ke generasi dalam rentang waktu yang panjang
dan dalam ruang budaya yang beragam. Proses ini melibatkan tokoh-tokoh agama, mulai
dari Rasulullah SAW, para sahabat, sampai ustad dan para pemikir islam sebagai pewaris
dan perantara yang hidup. Secara kelembagaaan proses transmisi ini berlangsung
diberbagai institusi mulai dari keluarga, masyarakat, mesjid, kuttab, madrasah, pesantren ,
sampai al-jamiah. Dalam proses tersebut para pemeluk agama ini telah memberikan
respon, baik dalam pemikiran ovensif maupun devensif terhadap ajaran, ideologi atau
pemikiran dari luar agama yang diyakininya itu . dengan demikian, studi keislaman ,
dilihat dari ruang lingkup kajiannya, berupa mengkaji islam dalam berbagai aspekny dan
dari berbagai perspektif nya.
Studi ini menggunakan pola kajian Islamiic studies sebagaimana berkembang dalam
tradisi akademik modern (barat). Pola ini tidak sama dengan pengertian pendidikan
agama Islam (al-tarbiyah al-islamiyh), yang secara konvensional lebih merupakan proses
transmisi ajaran agama , yang melibatkan aspek kognitf (pengtahuan tentang ajaran
islam), afektif dan psikomotor (menyangkut sikap dan pengalaman ajaran). Pola kajian
yang dikembangkan dalam studi ini adalah upaya kritis terhadap teks , sejarah , dokrin,
pemikiran dan istitusi keislaman dengan menggunakan pendekatan-pendektan
tertentu,seperti Kalam, Fiqh, fisafat, tasawuf, historis andropologis, sosiologis, psikologis,
yang secara populer di kalangan akademik dianggap ilmiah. Dengan pendekatan inikajian
tidak disengajakan untuk menemukan atau mempertahankan keimanan atas kebenaran
suatu konsep atau ajaran tertentu, melainkan mengkajinya secara ilmiah, yang terbuka
ruang didalamnya untuk ditolak, diterima, maupun dipercaya kebenarannya. Kajian
dengan pendekatan semacam ini banyak dilakukan oleh para orientalis atau islamis yang
memposisikan diri sebagai outsider (pengkaji islam daru luar) dan isider (pengkaji dari
kalangan muslim) dalam studi keislaman kontemporer.

C. MATERI PERKULIAHAN
1. Pendahuluan: Islam sebagai objek studi
2. Urgensi studi Islam, asal-usul, dan pertumbuhannya
3. Ruang lingkup studi Islam dan pendekatannya
4. Studi al-Quran (pendekatan sejarah dan filologi)
5. Studi al-Hadits (pendekatan sejarah dan filologi)
6. Studi Pemikiran Islam: Kalam
7. Studi Pemikiran Islam: Fiqh
8. Studi Pemikiran Islam: Filsafat
9. Studi pranata Islam: shalat, puasa zakat, haji, perbankan, dll
10. Pendekatan Sosiologis: (Islam dan masyarakat, interaksi
antar Muslim, Muslim dengan non-Muslim)
11. Studi Pemikiran Islam: Tasawuf
12. Pendekatan Sosiologis: pengamalan agama dan pengaruhnya dlm masyarakat.
13. Pendekatan antropologis
14. Pendekatan historis
15. Pendekatan arkeologis

3
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

16. Pendekatan feminis


17. Pendekatan penomenologis
18. Pendekatan psikologis
19. Pendekatan kawasan: Islam Indonesia, Islam Saudi Arabia
20. Isu-isu kontemporer: Islam dan HAM, Islam dan demokrasi, gerakan
fundamentalisme Islam, dll.

2. PERTEMUAN KE DUA
URGENSI STUDI ISLAM, ASAL USUL DAN PERTUMBUHANNYA

PARADIGMA DALAM STUDI AGAMA

HISTORIAN
(MUARRIKH) à Agama à BELIEVER (MUKMIN)

OBJEKTIF NORMATIF
REALISTIK IDEALISTIK

DI MANA POSISI ANDA


KETIKA MELIHAT AGAMA ?

Agama islam ada diantara normatif dan historian , tekstual dan kontekstual

Agama dapat sebagai sasaran studi dan penelitian dalam hal ini sebagai berikut:
- misalnya berbagai hukum kekuarga berencana, tergantung persepsi
- cara shollat yang berbeda dan sebagainya.
-
Ada 5 bentuk gejala agama:
1. teks, naskah, sumber ajaran, dan simbol-simbol
2. Penganut , pemimpin, pemuka agama
3. Ritus ibadat, lembaga
4. alat-alat (mesjid, topi, jilbaba0
5. organisasi

Islam sebagai produk sejarah


1, Islam Syiah
2. Islam Sunni
3. Nadhatul Ulama
4. Muhammadiyah

4
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

5. Ahmadiyah
6. dll

AGAMA
Agama dalam bahasa adala religion , din, millah berarti
- pengakuan adanya hubungan manusia dengan yang gaib yang harus
dipatuhi
- pengakuan adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia
- Pengakuan pada sumber diluar diri manusia yang mempengaruhi
perbuatan manusia
- Kepercayaan pada kekuatan gaib

ISLAM SEBAGAI WAHYU


Al-Islam wahyun ilahiyun unzila ila nabiyyi Muhammadin SAW li sa’adati al-
dunya wa al-akhirah Wahyu : al-Quran dan al-Sunnah Al-Quran dibahas dalam ulum al-
Quran Al-Hadits dibahas dalam ulum al-Hadits.
Telah lahir banyak cabang ilmu berkaitan dengan Islam sebagai wahyu (fenomena
budaya); dan semuanya dapat menjadi objek kajian dan penelitian.

ISLAM SEBAGAI PRODUK SEJARAH


Islam Syi’ah, Islam Sunny, Islam NU, Islam Muhammadiyah, dan Islam
Ahmadiyah adalah Islam produk sejarah
Seluruh bangunan sejarah Islam klasik, pertengahan dan modern, adalah produk
sejarah. Corak dan wajah Islam di berbagai belahan dunia adalah produk sejarah.
Ilmu kalam, fiqih, Ushul fiqh, akhlak, tashawuf adalah produk sejarah. Semua itu
produk sejarah dan dapat dijadikan sebagai objek penelitian.

BIDANG ILMU & WILAYAH KAJIAN ISLAM

Bidang keilmuan Islam di PTAI, menurut KMA No. 110/1982, ada 8 ilmu, yang
dikembangkan lagi menjadi 16 bidang keahlian (KMA No. 27/ 1995) sebagai
berikut:
1. Al-Quran dan Hadis (prodi Tafsir-Hadis)
2. Pemikiran dalam Islam (prodi Akidah- Filsafat).
3. Fiqh (Hukum Islam) dan Pranata Sosial (prodi Ahwal syakhsyiah,
Muamalah, Jinayah-Siyasah, dan Perbandingan Mazhab & Hukum)
4. Sejarah dan Peradaban Islam (prodi Sejarah dan Kebudayaan Islam).
5. Bahasa dan Sastra Arab (prodi: Bahasa dan Sastra Arab dan Pendidikan
Bahasa Arab).
6. Pendidikan Islam (prodi Pendidikan Agama Islam dan Kependidikan
Islam)
7. Dakwah Islamiah dan Perbandingan Agama (prodi: Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Pengembangan Masyarakat Islam, Manajemen Dakwah,
Bimbingan dan Penyuluhan Islam, dan Perbandingan Agama)
8. Perkembangan Pemikiran Modern dalam Islam (prodi Akidah dan Filsafat)

5
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

STUDI ISLAM DI INDONESIA


Lembaga yang menyelenggarakan studi Islam adalah IAIN, STAIN, dan PTAIS,
melalui fakultas/ jurusan: tarbiyah, syariah, dakwah, adab, dan ushuluddin, serta beberapa
program studi.
Tentu saja, yang lebih dulu mengembangkan studi Islam di tanah air adalah
Pondok Pesantren, dengan pendekatan yang berbeda dari model yang dikembangkan
belakangan di IAIN, STAIN, PTAIS.

LINGKUP KAJIAN
STUDI I SLAM

PENDEKATAN
ASPEK AJARAN
AQIDAH/ IMAN HISTORIS
SYARIAH/ ISLAM FILOSOFIS
AHLAK/ IHSAN TEOLOGIS
MISTIS
SOSIAL, POLITIK, EKONOMI POLITIS
AGAMA EKONOMIS
BUDAYA, DLL
ISLAM SOSIOLOGIS
ANTROPOLOGIS
PENOMENOLOGIS
PEDAGOGIS
PSIKOLOGIS
ARKEOLOGIS
FEMINIS
DLL
UNSUR AGAMA
KITAB (QURAN-SUNNAH
NABI, ULAMA, PENGANUT
RITUS: SHALAT, ZAKAT, HAJI
DARI SINI BERKEMBANG ILMU-ILMU KEISLAMAN:
INSTITUSI: MASJID, MADRASAH
ULUMUL QUR’AN/ HADITS, FILSAFAT ISLAM, EKONOMI ISLAM,
ORGANISASI: NU, AHMADIYAH
POLITIK ISLAM, SEJARAH ISLAM, FIQH ISLAM: FIQH PEREMPUAN,
FIQH LINGKUNGAN HIDUP, FIQH KESEHATAN, DAN SETERUSNYA.

3. PERTEMUAN KULIAH KE TIGA


a. ALQURAN
Al-Quran dari sudut isi atau substansinya , fungsi Al-Quran sebagai tersurat dari
nama-namanya adalah sebagai berikut:
a. Al Huda (petunjuk). Dalam Al-quran terdapat tiga kategori tentang posisi Al-
quran: petunjuk bagi menusia secara umum( Q.S. al-baqarah [2] :185) kedua

6
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Alquran sebagai petunjuk bagi orang yang bertaqwa(Q.S Albaqarah [2]: 2, ketiga
petunjuk bagi orang beriman,(Q.S Fushilat [41] :44).
b. Al Furqan (pemisah) antara yang hak dan yang batil
c. Al-Shifa (obat), berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada didalam dada
( jiwa) . (Q.S Yunus [10] : 570:
d. Al-mau’zilah (nasihat) (Q.S Ali Imran (3): 138)
e. Mubin (yang menerankan) (Qs Almaidah {5}:15 Sesungguhnya telah datang
kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan
F Mubarak yang diberkati (QS Al-An’am (6) :92 Dan Alquran ini adalah Kitab yang
telah kami berkahi, membenarkan kitab-kitab yang turun sebelumnya.

b. Isi Al-Quran : 30 juz, 114 surat, 6236 ayat.


c. Ayat-ayat yang terdapa dalam AL-Quran adalah
- ayat Makkiyah : sebagai ayat-ayat pokok yang terdiri dari 4789 ayat
- ayat madaniyah : sebanya 1456 ayat
Apabila ada pertentangan antara makkiyah dan madaniyah, maka yang dipilih adalah
madaniyah (yang datang belakangan), sedangkan pendapat lainnya adalah sebaliknya

d. Rincian penganturah ayat-ayat dalam Al-quran


Al-Quran menjelaskan segala hal, Yaitu:
228 ayat yang mengatur dasar-dasar kemasyarakatan , yaitu :
- 70 ayat tentang kekeluargaan, perkawinan, dan waris
- 70 ayat tentang perekonomian , jual beli , sewa, pinjam meminjam
- 30 ayat tentang pidana
- 25 ayat tentang hubungan muslim dan non muslim
- 13 ayat tentang pengadilan
- 10 ayat tentang hubungan antara kaya dan miskin
- 10 ayat tentang kenegaraan

- 140 ayata tentang ibadah, sholat, zakat, puasa, haji


- 136 ayat tentang keimanan, tuhan, malaikat, Rasul, Kitab dan hari Akhir
- 150 ayat tentang sains (fenomena alam)

e. Al-Quran merupakan hujjah bagi umat manusia dan hukum-hukum yang ada
didalamnya merupakan undang-undang yang harus ditaati, karena Al-Quran diturunkan
oleh Allah dengan jalan qoth’i (absolut), yang kebenarannya tidak boleh diragukan,
alasan lain bahwa Al-quran sebagai mukjizat mampu menundukan manusia yang mau
mencoba-coba meniru Al-Quran itu memang ternyata tidak ada yang mampu meniru.

f..Macam – macam hukum di dalam Al-quran


1. hukum aqidah (ahkam ’itiqodiyah) yaitu hukum yang berkaitan dengan masalah-
masalah yang harus dipercaya oleh mukalaf, yang disebut rukun iman
2. Hukum-hukum akhlak (Ahkam Khuluqiyah) yaitu hukum yang berkaitan erat dengan
masalah yang harus dipakai setiap mukalaf , bail ucaan, perbuatan, perjanjian (akad)
dan menghindarkan diri dari kehinaan

7
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

3. Hukum Amaliyah (Ahkam ’Amaliyah) yaotu hukum yang erat hubungannya dengan
seluruh tidakan atau perbuatan mukalaf, baik ucapan, perbuatan, perjanjian (akad) dan
kegiatan –kegiatan lainnya dan hidup sehari-hari

f.Dalalah ayat-ayat qath’i dan dhanni


Bila dilihat dari segi hukumnya terbagi 2 bagian yaitu nash yang qoth’i ( yang
menunjukkan makna tertentu dan tidak mungkin menerima takwil, atau tidak ada
pengertian yang lain selain makna tersebut dan nash yang dhanni ( nash yang
menunjukkan makna yang mungkin menerima takwil atau mungkin dipalingkan makna
asalnya kepada makna yang lain. Dengan kata lain dapat juga dikatakan bahwa nash
tersebut mempunyai beberapa pengertian dan penafsiran

Al-Quran : wurud --à Qath’i Al-Wurud


Dalalah = terdiri -à qath’i Al-Dalalah
Dhanni Al-Dilalah

Asbab – al-ikhtilaf

Al-Quran : - Beda dalil


- Beda Paham tentang dalil
- Beda Metoda ijtihad
- Beda Konsep Masalah
Terjadi karena ; - variasi mazhab, - variasi fiqh, - variasi hokum islam

Beberapa persoalan tentang Al-Quran


- Al-Quran Mahluk / kalamullah?
- Sistematis Al-Quran , siapa yang menyusunnya
- Mengapa Indonesia tidak memakai hukum Islam
- Bermazhab
- Bid’ah
- Hadis hubungannya dengan Al-Quran
Kalau ada perbedaan pandangan tentng Islam, lalu dikembalikan pada Al-quran dan
hadist, persoalan tidak begitu saja selesai. Sebab ayat yang terdapat dalam Al-Quran
sebagai berpotensi untuk diartikan lain. Al-Quran sebagai gudang , petunjuk, obat, yang
dapat dipahami secara tekstual dan kontekstual, Jangan berada dalam perdebatan yang
proporsional . Dengan mempersoalankan agama, budaya , sudah ada bagiannya sendiri-
sendiri.

Tematis per Al-Quran


Apa yang tidak ada dalam Al-Quran , seperti gender misalnya kata gender tidak
ditemukan dalam Al-Quran tetapi persoalan gender itu ada didalamnua , ini disebut
dengan tematis persoalan.

3 hal yang mendasar yaitu:


- tafsir : tinggu, istimbath, hukum (sebagai pengambil hikmah)
- Tadabur ; menengah, penggalian makna

8
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

- terjemah : paling rendah, istimbath hukum

AYAT – AYAT ALLAH TERDIRI ATAS


1.Ayat Qurâniyah (al-Quran/ al-Sunnah)
Pedoman dalam ibadah, hablun min Allâh; Termasuk ibadah mahdhah (khusus)
Contoh: manusia yang beriman kepada Allah harus melaksanakan berbagai kewajiban
seperti: shalat, puasa, zakat, dan haji sesuai dengan aturan yang ditetapkan-Nya
2.Ayat Kauniyah (hukum alam)
pedoman dalam melakukan hubungan sesama manusia dan alam semesta/ lingkungan
hidup (hablun min al-nâs hablun min al-‘âlamin Termasuk ibadah ghair mahdhah
(umum) Contoh: air mengalir, api membakar, hutan digunduli dapat berakibat longsor
dan banjir, air tercemar dapat mengganggu dan mematikan ikan dan sumber daya hayati
yang ada di dalamnya

AYAT QURANIYAH dengan KAUNIYAH dapat dibedakan, tapi tidak bisa dipisahkan
Kaum beriman wajib mematuhi keduanya Ibarat IMAN dengan AMAL SHALIH
orang yang beriman harus beramal shalih, dan amal shalih baru mempunyai makna
bila dilaksanakan dalam kerangka iman

TERMINOLOGI KATA
AL-Quran = bacaan
Taqwa = penjagaan = preventif
Tawakal = berserah diri
Iklash = tulus
Wara’ = hati-hati, dicermati
Tawadhu = sederhana, rendah hati
Ihsan = nilai kebaikan
Ibadah/Ibadat = penghambaan
Zuhud = sederhana
Tasawuf = kulit kambing
Mukmin = orang beriman
Iman= percaya
Ihsan = nilai nilai kebaikan
Muksin = orang yang suka berbuat baik
Muklis = orang yang tulus
Syukur = terbuka
Amanah = jujur
Sidik = Benar
Kafir = tertutup
Munafik = mendua
Muslim – menyerah
Mubah= boleh
Mudharat = berbahaya\
Maslahat = kebaikan

PERTEMUAN KULIAH 4

9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

HADIST
Pengertian hadist menurut bahasa
Al-Hadist

Menurut QS, Al-Hasyr :7 Allah berfirman : Apa yang diberikan Rasul kepadamu
maka terimalah dia, Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.
Al-Hadis menurut bahasa mempunyai arti al-jadid (baru), al-khabaran (berita),
Al-qarib (dekat)
Hadist adalah suatu yang disandarkan kepada nabi Muhammad SAW, baik berupa
perkataan , perbuatan, pernyataan (taqrir) dan sebagainya.
Sejarah al-Hadist terbagi atas 7 periode. Yaitu periode awal Hijriyah, periode
sahabat, periode Dinasti Umayah, Periode Abad kedua Hijriyah, periode Dinasti
Abasiyah angkatan pertama, angkatan kedua dan abad ketujuh sampai sekarang.
Unsur-Unsur hadis terdiri tiga hal: rawi, matan dan sanad
Jenis-jenis Al-Hadist dapat dilihat dari hal-hal berikut ini.
(1) dilihat dari sumbernya , al-hadist terdiri dari Hadist Qudsi dan hadist Nabawi
(2) Dari jumlah rawinya, ada hadist Mutawatir dan hadist Ahad.
(3) Dilihat dari nilai sanadnya , Al-hadist terdiri hadist sahih, hadist Hasan, dan
Hadist Daif.
Kedudukan Al-Hadist adalah sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah al-Quran
dan fungsinya sebagai penjelasan (bayan) terhadap Al-Quran.
Pengkajian terhadap Al-Hadist ,melahirkan disiplin ilmu , Ilmu Rijalil Hadist,
Ilmu Gharibil Hadist, Ilmu Asabi Wurudil Hadist, Ilmu Tawarikhul Mutun, Ilmu Nasikh
dan mansukh, Ilmu Mukhtaliful hadist dn ilmu llalil Hadist.

Unsur-Unsur Hadis
1. Rawi yaitu yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa-apa yang
didengarnya dan diterimanya dari seorang guru.
2. Matnul Hadist yaitu pembicaraan (kalam) atau materi berita yang di over oleh
sanan yang terakhir , baik pembicaraan itu sabda Rasulollah SAW, sahabat atau
tabiin.
3. Sanad , yaitu jalan yang dapat menghubungkan matnul Hadist kepada nabi
Muhammad SAW.

Jenis-Jenis al-Hadist
jenis-jenis al-Hadist dapat dibagi beberapa macam yaitu:
1. Dilihat dari segi sumbernya al-Hadist , al-Hadist terbagi dua , yaitu:
a. Hadist Qudsi (Hadist Illahi/Hadist Rabbani) yaitu suatu Hadist yang berisi
firman Allah SWT. Yang disampaikan kepada Nabi SAW, kemudian Nabi
menerangkannya dengan menggunakan susunan katanya sendiri sera
menyandarkannya kepada Allah SWT.
b. Hadist Nabawi , Yitu suatu Hadist yang lafal maupun maknanya berasal
dari Muhammad SAW.
2. Dilihat dari segi nilai sanad al-hadist, terbagi 3 bagian:
a. Hadist Sahih , yaitu Hadist yang memenuhi persyaratan kesahihan ,
adapun syarat-syarat kesahihan mencakup:Sanadnya bersambung,

10
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

diriwayat kan oleh rawi yang adil tetapi tidak sempurna dabitnya serta
matannya tidak syazz dan berillat.
b. Hadist Hasan yaiut hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh
rawi yang adil tetapi tidak sempurna dabitnya, serta matannya tidak syazz
dan berilat.
c. Hadist Da’if yaitu hadist yang tidak memenuhi syarat shahid dan hassan
3. Dilihat dari segi jumlah rawi al-Hadist, terbadi dua
a, Hadist Mutawatir, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah orang pada
setiap tingkat sanadnya, yang menurut tradisi mustahil mereka bersepakat untuk
dusta dan karena itu diyakini kebenarannya
b. Hadist Ahad, yaitu yang tidak memenuhi syarat Mutawatir.

ILMU KALAM
Adalah Ilmu yang merupakan sebuah ilmu yang mengkaji dokrin dokrin dasar
atau akidah-akidah pokok islam (Ushuluddin), Ilmu kalam mengidentifikasi akidah-
akidah pokok dan berupaya membuktikan keabsahannya dan menjawab keraguan
terhadap akidah-akidah pokok.
Sumber-sumbernya Al-Quran , Hadist, Pemikiran manusia.
Obyek Pembahasan Ilmu Kalam
1. Masalah pengetahuan (al-Ma’rifah) cara memperolehnya, tujuan mengukuhkan
keyakinan mengenai pengetahuan informatif (al-ma’rifah al-khariyyah) ,
khususnya yang dibawa oleh Rasul, tujuannya untuk mengcounter pandangan
Thummamiyyah dan safsata’iyyah (sofisme) yang menolak pengetahuan
informatif.
2. Masalah kebaruan alam (huduts al’alam) yang bertujuan membuktikan kewujudan
zat yang maha pencipta. Ini merupakan bantahan terhadap filosofi .
3. Masalah Keesaan Allah sebagai bantahan terhadap pandangan tsanawiyah yang
meyakini eksistensi Tuhan Cahaya (al-Nur) dan Tuhan eksistensi Tuhan Cahaya
(al-nur) dan tuhan kegelapan (al-zulmah).
4. Masalah sifat Allah dan hubungannya dengan zat-Nya, apakah zat-Nya sama
dengan sifatnya, ataupun berbeda. Ini merupakan bantahan terhadap kaum
Mu’tazilah yang terpengaruh filsafat Yunani. Ketika konsep jawhar (substansi)
dan arad (aksiden) serta aqnumiyah (oknum dalam teologi kristen) yang
digunakan untuk menjustifikasi konsep teologis mereka, dimana Tuhan dianggap
akumulasi dari Bapak , anak, ruh kudus.
5. Masalah tanzih (pensucian) Allah dan penolakan tasybih (penyeruan Allah),
tujuan untuk membantah pandangan orang yahudi yang menambahkan Tuhan
dengan ciri-ciri manusia.
6. Masalah kalam Allah, baik qadim maupun baru, ini terpengaruh dengan
pandangan teologi Kristen mengenai al-Masih yang dianggap sebagai
kalimatullah, menurut teologi Kristen, Al-Masih adalah Tuhan sedangkan
pandangan Islam, beliau adalah Kalimatullah
7. Masalah Kenabian yang bertujuan untuk mengukuhkan keyakinan pada kenabian
Muhammad SAW, dan mengkonter sekte Sabi’ah dan Brahmana (hindu ) yang

11
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

menolak kebutuhan manusia pada nabi, Juga membantah orang-orang yahudi dan
Nasrani yang menolak kenabian Muhammad
8. Masalah Kemaksuman para Nabi yang bertujuan membantah pandangan Yahudu
bahwa Nabu mempunyai kelemahan , dosa , dan tidak Maksum.
9. Masalah tempat kembali (al-mi’ad) yang membantah pandangan reincarnation
(penjelmaan kembali). Agama Budha dan lainnya
10. Masalah al-jabr wa al-iktiyar (keterbatasan dan kebebasan berkehendak) yang
terpengaruh dengan pandangan freewill dan fatalisme filsafat Yunani.

SEJARAH KEMUNCULAN PERMASALAHAN ILMU KALAM

1. Aliran Khawarij
Menurut Harun Nasution , kemunculan persoalan kalam dipicu persoalan politik
atas terbunuhnya Ustman bin Affan yang berbuntuk penolakan Mua’wiyah atas
kekhalifahan Ali bin Abi thalib, Ketegangan antara Muawiyah dan Ali bin Abi thalib
mengkristal menjadi perang shifin yang berakhir dengan keputusan Takhim , dimana
Ali menerima tipu muslihat Amr bin Ash Utusan Mu’awiyah. Sungguhpun terpaksa ,
tidak disetujui oleh sebagian tentaranya, mereka berpendapat persoalan yang terjadi
tidak dapat diputuskan dengan tahkim, semboyan mereka hukum harus kembali
kepada Al-Quran . Lahukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum allah)
Mereka memandang Ali bin Abi Thalib telah berbuat salah dan mereka meninggalkan
barisannya, sehingga mereka disebut KHAWARIJ.
Menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah Kafir. Dalam arti telah
keluar dari Islam atau telah murtad dan wajib dibunuh. Mereka umumnya berasal dari
suku Badawi, kehidupannya di padang pasir yang tandus, sehingga mereka hidup
bersifat sederhana baik dalam cara hidup dan pemikiran , keras hati , radikal, bengis
dan suka kekerasan , fanatik perfikiran sempit, tidak dapat mentolerir hal-hal yang
dianggap menyimpang dalam pandangan keislamannya. Sehingga merekapun dengan
mudah terpecah belah menjadi golongan kecil-kecil. Sehingga dapat dimengerti
mengapa mereka terus mengadakan perlawanan dengan penguasa
jamannya.Golongan Khawarij ada 8 yang terbesar yaitu : Al-Muhakkimah, Al-
Azariqah, Al-Nadjat, Al-Baihasiyyahn , Al-ajaridah, Al-Sa’alibah, dan Al-Shufriyah.

2. Aliran Murji’ah
Nama murjiah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan,
penangguhan, pengharapan.memberi pengharapan kepada pelaku dosa besar untuk
memperoleh pengampunan dan rahmat Allah (arja’a) Atau orang yang menunda
penjelasan kedudukan seseorang yang bersengketa yaitu Ali dan Muawiyah serta
pasukannya .
Murjiah menagguhkan penilaian terhadap orang yang terlibat dalam peristiwa
tahkim dihadapan Allah. Karena Allah lah yang mengetahui iman seseorang .
Demikian pula orang- orang mukmin yang melakukan dosa besar dianggap tetap
mukmin /bukan kafir selama ia tetap mengucapkan 2 kalimat syahadat.

12
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Terdapat nama-nama seperti Al-Hasan Ibnu Muhammad bin Ali bin bi Thalib.
Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadist.
Menurut Abu Hanifah, Iman adalah pengetahuan dan pengetahuan adanya Tuhan,
Rasul-rasulnya dan tetang segala yang datang dari Tuhan dalam keseluruhan tidak
dalam perincian: Iman tidak mempunyai sifat bertambah atau berkurang dan tidak ada
perbedaan diantara manusia dalam hal iman.

3. Aliran Qadariyah
Qadariyah berasal dari bahasa Arab yaitu qadara (kemampuan dan kekuatan),
aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan.
Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi perbuatannya
sendiri, penekanan pada kebebasan manusia dalam mewejudkan perbuatannya.
Manusia dinilai mempunyai kekuatan melaksanakan kehendaknya, menentukan
keputusan . dalam surat Al-Rad ayat 11, Allah berfirman:”Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu bangsa, kecuali jika bangsa itu mengubah keadaan diri
mereka sendiri.

4. Aliran Mu’tazilah

Ajaran Mutazilah), yang mengalami jaman kejayaan pada saat peradaban Islam
the golden age ( abad 7 abad sampai abad 13). Ketika itu muncul banyak ilmuwan
seperti Ibnu Sina (bapak kedokteran), Ibnu Khawarijmi (bapak matematika).
Aliran Mu’tazilah mengakar dari paham qadariyah, secarah harfiah mu’tazilah
berasal dari i’tazala yang berarti berpisah . dibina oleh Wasil bin Ata. (lahir 81-
131 H), belajar pada Hasan al-Basri salah satunya.
Golongan I. (Mu’tazilah 1) muncul sebagai respon politik murni. Tumbuh
sebagai kaum yang netral politik, antara Ali, dengan lawan-lawannya terutama,
Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubair.
Aliran Mu’tazilah II muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang
dikalangan khawarij dan murjiah akibat ada
nya peristiwa takhim. Golongan ini muncul sebagai respons terjadap persoalan
teologis yang muncul dikalangan khawarij dan Murji’ah akibat persoalan takhim.
Menurut Harun Nasution, ada 5 pokok ajaran Mu’tazilah yang menjawab
masalah akal dan wahyu dalam menjawab persoalan teologis yaitu: (1) Al-Tauhid ,
yaitu Kemahaesaan Tuhan , Tuhan Maha Esa , zat yang Unik dan tiada yang serupa
dengan dia.(2) Al-adl, yaitu Keadilan Tuhan, Dari sini timbullah paham kebebasan
manusia dalam kehendak dan perbuatan, manusia harus bertanggung jawab kepada
perbuatannya, paha al-shalih wa-ashlah, wajib bagi Tuhan berbuat baik kepada
manusia, mengirin nabi-nabi untuk menyampaikan segala yang diketahui akal, wajib
untuk tidak memberi beban diluar batas kemampuan, terikatnya tuhan kepada janji-
janji-Nya dan sebagainya, (3) Al-Wa’ad wa al wa’id, memiliki arti Tuhan wajib
memberi pahala bagi orang yang berbuat baik dan wajib menghukum orang yang
berbuat mungkar di akherat. (4) Al Manzilah bayn al –manzilatain, yaitu pemposisian
di tengah bagi pembuat dosa besar , mereka tidak kafir tetapi juga tidak mukmin,
tidak surga dan tidak juga neraka, tapi posisi siksa ringan yang terletak diantaranya,
(5) Al-Amr bi al-Ma’ruf wa al-Nahy an Al-munkar yaitu suatu perintah berbuat baik

13
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

dan larangan berbuat jahat yang berhubungan dengan usaha membina moral dan
suatu kontrol sosial.

5. Aliran Jabariyah
Jabara mengandung arti memaksa, menurut Al-Syahrastani, jabariah berarti
menghilangkan perbuatan dari hamba seorang hakikat dan menyadarkan perbuatan
tersebut kepada Allah SWT. Paham ini diduga telah ada sejak sebelum agama Islam
datang kemasyarakat arab.
Dihadapan alam yang tandus, ganas, berpasir, indah namun kejam, menyebabkan
jiwa mereka dekat kepada Zat yang Maha. Dengan semata-mata tunduk, patuh pasrah.
Al-Saffat ayat 96, ditegaskan : Allah, menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat.

6. Aliran Asy’ariyah
Nama lengkapnya Abdul Hasan Ali bin Ismail Al-asyari 260 H/873M – 324
H/935M), keturunan Abu Musa Al-Asyari., salah satu perantara dalam sengketa
antara Ali dan Mu’awiyah. Pada waktu kecilnya ia berguru pada seorang Mu’tazilah
terkenal yaitu Al-Jubba’i , yang diikutinya sampai ia berumur 40 tahun, setelah
bersembunyi selama 15 hari, kemudian ia pergi ke Mesjid Basrah dan didepan orang
banyak , mula-mula dia mengatakan bahwa: Quran itu mahluk, Tuhan tidak dapat
dilihat mata kepala. Dia tidak lagi sepaham dengan mu’tazilah yang melibatkan
akaldiatas segalanya. Ia mengkawatirkan quran dan Hadist yang menjadi korban
paham-paham mu’tazilah yang menurutnya pendapatnya tidak dapat dibenarkan,
karena didasarkan atas pekerjaan akal dan pikiran

Abu Hasan al-Asy'ari tampil dengan konsep kasb (perolehan, acquisition) yang
cukup rumit. Berikut ini tiga bait syair tentang pengertian kasb, dari kitab Jawharat
al-Tawhid, salah satu buku teks dalam paham Asy'ari:

Wa 'indana li al-'abd-i kasb-un kullifa


Wa lam yakun mu'atstsir-an fa 'l-ta'rifa
Fa laysa majbur-an wa la ikhtiyar-an
Wa laysa kull-an yaf' al-u ikhtiyar-an
Fa in yutsibna fa bi mahdl-i al-fadl'l-i
Wa in yu'adzdzib fa bi mahdl-i al-'adl-i

Artinya:

Bagi kita, hamba (manusia) dibebani kasb,(usaha)


Namun kasb itu, ketahuilah, tidak akan berpengaruh
Maka manusia tidaklah terpaksa, dan tidak pula bebas,
Dan tidak pula masing-masing itu berbuat dengan kebebasan
Jika Dia (Allah) memberi pahala kita maka semata karena murah-Nya,
Dan jika Dia menyiksa kita maka semata karena adil-Nya

Jadi, jelasnya, manusia tetap dibebani kewajiban melakukan kasb melalui ikhtiarnya,
namun hendaknya ia ketahui bahwa usaha itu tak akan berpengaruh apa-apa kepada

14
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

kegiatannya. Karena kewajiban usaha atau kasb itu maka manusia bukanlah dalam
keadaan tak berdaya seperti kata kaum Jabari, tapi karena usahanya toh tidak
berpengaruh apa-apa kepada kegiatannya maka ia pun bukanlah makhluk bebas yang
menentukan sendiri kegiatannya seperti kata kaum Qadari. Dan jika Allah memberi
kita pahala (masuk surga), maka itu hanyalah karena kemurahan-Nya (bukan karena
amal perbuatan kita), dan jika dia menyiksa kita (masuk neraka) maka itu hanyalah
karena keadilan-Nya (juga bukan karena semata perbuatan kita).

Kutipan itu menggambarkan betapa sulitnya memahami konsep kasb dalam


paham Asy'ari. Maka tidak heran konsep itu menjadi sasaran kritik tajam para
pemikir lain, termasuk Ibn Taymiyyah yang menganggapnya sebagai salah satu
keanehan atau absurditas Ilmu Kalam. Ibn Taymiyyah malah menggubah syair
yang dapat dipandang sebagai tandingan konsep kasb:

Wa la makhraj-a li 'l-'abd-i 'amma qadla,


Walakinnahu mukhtar-u husn-in wa saw'at-i
|Fa laysa bi majbur-in 'adim-i 'l-iradat-i
Wa lakinnahu sya'a bi khalq-i 'l-iradat-i

Artinya:

Tidak ada jalan keluar bagi manusia dari ketentuan-Nya,


Namun manusia tetap mampu memilih yang baik dan yang buruk
Jadi bukannya ia itu terpaksa tanpa kemauan, melainkan ia berkehendak
dengan terciptanya kemauan (dalam dirinya)

Begitulah, Ibn Taymiyyah melihat bahwa dalam proses perkembangan paham


Asy'ari, konsep kasb yang sulit itu telah menjerumuskan para pengikutnya kepada
sikap yang lebih mengarah ke Jabariah, tidak ke jalan tengah yang dikehendakinya.
Ibn Taymiyyah sendiri, karena menolak baik Qadariah maupun Jabariah, juga tampil
dengan konsepnya jalan tengah, yaitu, sebagaimana ternyata dari syair tersebut,
konsep bahwa Allah telah menciptakan dalam diri manusia kehendak (iradah), yang
dengan iradah itu manusia mampu memilih jalan hidupnya, baik maupun buruk.

Pemikiran Al-asy’ari tentang Tuhan dan sifat-sifatnya, ia berpendapat bahwa Allah


mempunyai sifat-sifat , yang unik dan tidak dapat dibandingkan dengan sifat manusia,
Sifat-sifat Allah seperti mempunyai tangan , kaki, tapi tidak boleh diartikan secara
harafiah tapi secara simbolis. Tuhan mempunyai sifa riil dan abadi, tetapi Tuhan
berusaha menjaga dirinya anthropomofosma, Tuhan mengetahui dengan sifat
pengetahuanNya. Berkehendak dengan sifa kehendakNya. Dan sifat tersebut tidaklah
identik dengan Zat-Nya.tetapi tidak berbeda dari padaNya. Dan Al-Asyari meyakini
bahwa setiap perbuatan manusia terjadi dengan kehendak dan ridho Allah baik
perbuatan baik maupun perbuatan buruk.

15
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Bagi Al-Asyari mengutamakan wahyu , baginya Al-Quran adalah tidak diciptakan


sebab kalau ia diciptakan sesuai dengan ayat artinya” Jika kami menghendaki sesuatu,
kami bersabda .”terjadilah: maka iapun terjadi (QS, An-Nahl (16):40).

Ia meyakini bahwa Allah dapat dilihat di akherat , tapi tidak dapat digambarkan,
kemungkinan rukyat dapt terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat
dilihat atau bilamana ia diciptakan kemampuan penglihatan untuk melihatnya

Bagi Al-asyari maupun Mu’tazilah Allah mempunyai keadilan, bagi Mu’tazilah


keadilan Allah lebih besar dari kekuasaan, Allah akan menghukum orang yang
bersalah dan memberi pahala bagi yang berbuat baik. bagi Al-syari kekuasaan Allah
melebihi keadilannya.

Bagi Al-Asyari mukmin yang berbuat dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebag
iman tidak hilang karena dosa selain kufur. Dia tidak mengkafirkan orang-orang yang
sujud di baitullah walaupun mereka melakukan berzina dan mencuri, mereka masih
disebut beriman dengan keimanan yang dimilikinya. Adapun balasan di akherat kelak
bagi pelaku dosa besar apabila meninggal dan tidak sempat bertobat maka semuanya
tergantung kebijakan Allah, Tuhan dapat mengampuni dosa besar dengan syafaat
Nabi Muhammad SAW.

Bagi Al-Asyari Iman (secara esensial) adalah tasdiz bi al-jannah (membenarkan


dengan kalbu) . Sedangkan (qawl) dengan lisan dan melakukan kewajiban utama
(amal bi al-arkan) hanya merupakan furu (cabang-cabang) iman. Oleh karena itu
siapapun yang membenarkan keesaan Allah beserta mereka bawa dari-Nya , Iman
orang semacam ini merupakan iman yang sahih dan keimanan seorang tidak akan
hilang kecuali ia mengingkari hal-hal tersebut., baginya persyaratan iman minimal
untuk adanya iman adalah tashdiq, yang jika diekspresikan secara verbal berbentuk
syahadatain.

Menurut Al-Asyari faham perbuatan manusia pada hakekatnya adalah perbuatan


Tuhan dan diwujudkan dengan daya Tuhan dan bukan adanya manusia, Ditinjau dari
sudut paham ini, pemberian beban yang tidak dapat dipikul tidaklah menimbulkan
persoalan bagi Asy-ariyah, manusia dapat melaksanakan beban yang tidak dipikulnya
karena yang mewujudkan perbuatan manusia bukanlah daya manusia tapi daya Tuha
yang tak terbatas.

Kaum Asyari karena percaya akan kemutlakan kekuasaan Tuhan berpendapat bahwa
perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan, yang mendorong Tuhan untuk berbuat
sesuatu semata-mata adalah kekuasaan dan kehendak mutakNya dan bukan kerana
kepentingan manusia atau tujuan yang lain. Maka mengartikan keadilan dengan
menempatkan sesuatu pada tempatnya yang sebenarnya, yaitu mempunyai kekuasaan
mutlak terhadap harta yang dimiliki serta menpergunakannya sesuai dengan
kehendakNya, Dengan demikian, keadilan Tuhan mengadung arti bahwa Tuhan
mempunyai kekuasaan mutlak terhadap mahluknya dan dapat berbuat
sekehendaknya.

16
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Ayat Al-Quran yang dijadikan sandaran bagi aliran ini: al-Buruj ayat 16. Surat Yunus
ayat 99, As-sajadah ayat 13, Al-an-am ayat 112, dan Al-baqarah 253.

Yunus:99. Dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang
beriman semuanya ?

As-sajadah:13. Dan kalau kami menghendaki niscaya kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa
petunjuk, akan tetapi Telah tetaplah perkataan dari padaKu: "Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka
Jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama."

Al-baqarah:253. Rasul-rasul itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. di
antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah
meninggikannya[158] beberapa derajat. dan kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa
mukjizat serta kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus[159]. dan kalau Allah menghendaki, niscaya
tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada
mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, Maka ada di antara mereka yang
beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.[158] yakni nabi Muhammad
s.a.w.[159] Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, yaitu dengan
tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mukjizat Isa a.s. menurut Jumhur
musafirin, bahwa Ruhul Qudus itu ialah malaikat Jibril.

Al-Buruj:16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya..

7. Aliran Maturidiyah
Abu Mansur ibnu mahmud al-Maturidi lahir di Samarkhan pada pertengahan ke-
dua dari abad ke 9, wafat tahun 944 M, ia adalah pengikut Abu Hanifah dan paham-
paham teologi nya banyak persamaan dengan Abu Hanifah.
Pendapatnya tentang perbuatan manusia, Al-Maturidi sependapat dengan
golongan Mu’tazilah, bahwa manusialah sebenarnya yang mewujudkan perbuatan-
perbuatannya. Dengan demikian ia mempunyai faham Qadariyah dan bukan jabariah,
Mengenai orang yang berdosa besar masih tetap mukmin dan soal dosa-dosa besarnya
akan ditentukan Tuhan kelak di akherat, iapun menolak paham posisi menengah
kaum Mu’tazilah,

STUDI TASAWUF
TASAWUF, menurut etimologi , AHLU SUFFAH = kelompok orang pada zaman
rasulullah hidupnya banyak di serambi serambi mesjidm mereka mengabdikan hidupnya
untuk beribadah kepada Alah. Ada lagi mengatakan Tasawuf berasal dari kata SHAFA
( fi’il mabni majhul) orang yang bersih dan suci, orang yang menyucikan dirinya
Dihadapan Allah.. Ada yang mengartikan berasal dari bahasa Yunani SAUFI yang berarti
kebijaksanaan. SHUF yang berarti bulu domba (wol)
Tasawuf berdasarkan istilah, (1) menurut Al-Jurairi, Memasuki segala budi
(Akhlak) yang bersifat suni dan keluar dari budi pekerti yang rendah. (2) Menurut Al-
Junaidi , ia memberikan rumus bahwa tasawuf adalah bahwa yang hak adlaah yang
mematikanmu dan Hak-lah yang menghidupkanmu. Adalh beserta Allah tampa adanya
penghubung.

17
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

Dari Al-Junaid dapat disimpulkan tasawuf adalah memberikan hati dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan mahluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang
asal (isntink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia. Menjauhkan
segala seruahan dari hawa nafsu.mendekatkan sifat suci kerohanian dan bergantung pada
ilmu-ilmu hakikat, memaki barang-barang yang penting dan terlebih kekal . Menaburkan
nasihat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal
hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
Dari Al-Junaid dapat disimpulkan tasawuf adalah memberikan hati dari apa yang
mengganggu perasaan kebanyakan mahluk, berjuang menanggalkan pengaruh budi yang
asal (isntink) kita, memadamkan sifat-sifat kelemahan kita sebagai manusia. Menjauhkan
segala seruahan dari hawa nafsu.mendekatkan sifat suci kerohanian dan bergantung pada
ilmu-ilmu hakikat, memaki barang-barang yang penting dan terlebih kekal . Menaburkan
nasihat kepada semua umat manusia, memegang teguh janji dengan Allah dalam hal
hakikat dan mengikuti contoh Rasulullah dalam hal syariat.
FASE PERKEMBANGAN TASAWUF :
1. Fase Askestisme (zuhud) berkembang pada abad kedua Hijriah, sikap semacam
ini dipandang pengantar kemunculan tasawuf diman setiap individu dari kalangan
muslim memusatkan dirinya pada ibadah dan pendekatan diri pada Allah SWT,
mereka tidak mementingkan kenikmatan duniawi dan kemudian berpusat pada
kenikmatan akherat, Tokoh yang populer pada fase ini adalah hasan Al Basri (110
H) dan Rabiah Al Adawiyah (185 H) keduanya dalam sejarah disebuth seorang
zahid
2. Fase Akhlaki
Pada fase ini tasawuf berkembang pada abad ketiga Hijriah , dimana para sufi
mulai ekspansi pada wilayah prilaku dan moral manusia. Pada saat manusia ketika
itu berada ditengah-tengah terjadinya dekadensi moral yang cukup akut, sehingga
dari sini tasawuf mulai berkembang dengan pesat sebagai ilmu moral keagamaan
dan mendapat respon yang baik dari masyarakat islam , dari sini kemudian
nampaklah bahwa ajaran tasawuf semakin sederhana dan mudah dipraktekkan
dengan standart akhlak
3. Fase AL Hallaj
1 abad kemudian , muncul tasawuf jenis lain yang lebih ekslusif dan fenomental
yang diwakili oleh al-hallaj, beliau mengajarkan tentang kebersatuan manusia
dengan Tuhan Konsep yang dibawanya adalah wahdatul wujud (bersatu dengan
wujud yang satu). Dari konsep ini kemudian Al-Hallaj diputuskan bersalah dan
harus dihukum mati, untuk sebuah konsistensi paham tasawufnya, Dimana
masyarakat islam masih sangat indentik dengan jenis tasawif aklaki, kemudian al-
Hallaj dianggap membahayakan stabilitas umat
4. Fase Tasawuf moderat
kemunculan tasawuf pada fase ini, muncul sekitar abad ke lima hijriyah dengan
seorang tokohnya yanitu Imam Ghazali, yang sepenuhnya hanya menerima
tasawuf yang berdasarkan al-Quran dan Al-Hadist, serta menekankan kembali
askestisme. Al-Ghazali telah berhasil menempatkan prinsip-prinsip tawawuf yang
moderat, akibat pengaruh kepribadian iman al_Ghazali yang begitu besar, maka
pengaruh tasawuf dengan dasar moderat ini telah meluas hampir keseluruh
pelosok dunia islam, lalu mulailah bermunculan para tokoh sufi yang kemudian

18
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

mengembangkan tarekat tertentu untuk murid-murid mereka, seperti Sayyid


Ahmad Ar-Rijai dan Sayyed Abdul Qadir Jaelani.
4. Fase Tasawuf Falsafi
Pada fase ini tasawuf mulai dipadukan denganfilsafat yang muncul pada abad ke 6
hijriah , tokoh yang muncul Syuhrowardi al Maqtul (549 H) , Syek Akbar
Mulyadin Ibn Araby (638 H) dan Ibn faridh (632 H) mereka memcoba
menggabungkan pola pikir tasawuf yang akhlaki dan askestisme dengan filsafat
yunani khususnya neo-Platonisme. Teori –teori yang mendalam khususnya
mengenai jiwa, moral, ilmu tentang wijud menjadi hal yang urgensi dalam prinsip
berfikir mereka.

PEMIKIRAN TASAWUF AKHLAKI DAN FALSAFI


1. Pemikiran tasawuf akhlaki
Tasawuf disini dimaksudkan untuk merubah dan memperbaiki akhlak yang mulia.
Dalam pemikiran ini tidak hanya bersifat lahiriyah tapi juga batiniyah , dengan
latihan (riyadho) tujuannya adalah menguasai hawa nafsu , untuk itulah tasawuf
akhlaki menerapkan terapi pembinaan mental dan akhlak yang disusun sebagai
berikut
a. terapi takhalli adalah mengosongkan diri dari prilaku dan akhlak tercela,
adalah langkah awal yang harus dijalani seorang sufi, untuk memasuki dunis
tasawuf yang suci. Kerena akhlak tercela adalah perangkap kenikmatan
duniawi. Sebagai penghalang perjalanan seorang hamba pada Tuhannya,
untuk mencapai spiritual yang hakiki, Akhlak tercela lainnya yang paling
berbahaya adalah Riya(suka pamer). Imam Al Ghazali menganggap
penyembuhan diri yang masuk dalam politeisme
b. terapi Tahalli
dlakukan agar seseorang dihiasi oleh sikap, prilaku dan Akhlakul karimah,
Tahp ini dilakukan setelah tahap pertama selesai, lalu mereka akan selalu
berusaha berjalan diatas ketentuan agama, tahap ini adalah isi dari
pembersiha diri dan pengosongan jiwa. Beberaoa hal yang harus diisi dalam
menghiasi beberapa prilaku tadi adalah
1. tobat: penyesalan sungguh2 dalam hati yang disertai dengan permohonan
ampun serta berusaha meninggalkan segala perbuatan yang dpt
menimbukan dosa itu kembali
2. Cemas dan Harap adalah sikap mental tasawuf yang selalu bersandar
kepada salah seorang tokoh yaitu hasan Al-Basri yaitu seatu perasaan yang
timbul karena banyak yang berbuat dosa dan lalai kepada Allah
3. Zuud yaitu sikap mental sufi yang melepaskan diri dari ras ketergantungan
terhadap kenikmatan duniawi dengan mengutamakan kehidupan akherat
yang abadi
4. Al faqr , sikap bermakna , dimana seorang sufi tidak menuntut lebih banya
dari apa yang telah dimiliki, sehingga tidak menuntut sesuatu yang lain,
Sikap ini merupakan benteng terhadap pengaruh kenikmatan duniawi dan
menghindari keserakahan, Pada prinsipnya sikap ini adalah rentetan dari
sikap zuhud, hanya saja zuhud lebih eksrim sedangkan faqr adalah sekedar

19
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

pendisiplinan, sikap inipun pada gilirannya akan menimbulkan sikap wara


dalam diri sufi
5. Al-Shabr adalah hal yang paling mendasar dalam tasawuf kaena sabar
mengandung makna keadaan jiwa yang kokoh stabil , konsekwensi dalaam
pendirian , walaupun godaan dan tantangan begitu kuat, sikap ini dilandasi
satu anggapan bahwa segala sesuatu terjadi merupaka kehendak Allah dan
kita harus menerimanya dengan sabar, tapi iktiar juga tetap harus
dijalankan
6. Ridha, sikap ini merupakan kelanjtan dari rasa cinta yang merupakan
perpaduan Mahabbah dan sabar, Ridho dalam hal ini mengandung makna
lapang dada, berjiwa besar, hati terbuka terhadap apa yang bersadar dari
Allah baik meneruma ketentuan agama dan masalah nasib itu sendiri
7. Muraqqabah sikap ini adalah berarti mawas diri atau lebih tepat nya
dengan self correction, sikap dimana kita siap siaga setiap saat untuk
meneliti keadaan diri sendiri. Sikap ini berawal dari sebuah landasan
pemikiran bahwa Allah senantiasa mengawasi dan mengamati setipa gerak
dan langkah kita selama hidup didunia
2. terapi Tajalli merupakan pemantapan dari tahap tahlli yang bermakna nur ghaib,
yaitu dengan menghayati rasa keber Tuhanan lebih mendalam yang kemudian
menimbulkan rasa rindu yang amat sangat kepada sang Tuhan, karena kaum sufi
berpendapat untuk mencapai kesempurnaan kesucian jiwa , hanya dapat ditempuh
dengan satu jalan yaitu cinta kepada Allah secara mendalam , maka jalan menuju
tuhan akan terbuka dengan lebar.

2.. Pemikiran Tasawuf Falsafi

PENDEKATAN SOSIOLOGI
SOSIOLOGI ADALAH Ilmu yang mempelajari manusia dan interaksi manusia dengan
manusia lain, interaksi seseorang induvidu dengan individu yang lain , atau individu
dengan kelompok masyarakat., masyarakat dengan masyarakat, pemimpin dengan rakyat,
rakyat dengan rakyat, organisasi dengan organisasi.

SOSIOLOGIàISLAMàINTERAKSI -à MUSLIM DAN MUSLIM,/NONMUSLIM


àORGANISASI KEAGAMAAN -àMUHAMMADIYAH, NU
àPRANATA àMASYARAKAT, ZAKAT, NIKAH
àTOKOH àSEJARAH, FUNGSI, PERAN

20
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
http://www.foxitsoftware.com For evaluation only.

SYARIAH DAN PEREMPUAN

AYAT YANG DIANGGAP DISKRIMINATIF


1. Laki-laki boleh beristri lebih dari 1 (QS 4:2), padahal ketika ayat tersebut
diturunkan ketika itu laki-laki arab mempunya istri yang cukup banyak sampai 10.
ayat ini adalah untuk membatasi jumlah istri yang saat itu telah membudaya
mempunyai istri lebih dari 4 bahkan sampai 10. Jadi ayat ini adalah pembatasan.
Bukannya untuk melegalitimasi poligami . walaupn itu memang di bolehkan
dalam Islam tapi dalam konteks keadilan dan syarat keadilan. Tapi apakah ada
laki-laki yang dapat berbuat adil, karena keadilan adalah bukan hal yang muda.
Dan pada dasarnya laki-laki sulit untuk bersikap adil
2. Laki-laki Muslim boleh menikah dengan wanita ahli kitab tapi tidak sebaliknya
Almaidah :5
3. Larangan menikah dengan orang musrik (QS 2 : 221
4. Warisan laki-laki dan perempuan beda 1:2 (QS Annisa 4 : 11 dan 176
5. Perempuan hanya boleh bersaksi dalam kasus perdata itupun ½ dari laki-laki
6. Laki-laki punya otoritas menceraikan (talak)
7. laki-laki pemimpin atas perempuan (QS 4:34)

21

You might also like