You are on page 1of 7

1.

sesuatu yg patut ditiru atau baik untuk dicontoh (tt perbuatan, kelakuan, sifat, dsb); contoh: ketekunannya menjadi -- bagi teman-temannya; ia terpilih sbg pelajar --; meneladan v mencontoh; meniru: anak akan selalu ~ kelakuan orang tuanya; orang lebih mudah ~ yg mudah dan menyenangkan dp ~ sesuatu yg sukar dan menyulitkan; meneladani v 1 memberi teladan: guru hendaklah ~ murid-muridnya; 2 mengambil teladan: ibu itu berharap agar putri-putrinya akan dapat ~ R.A. Kartini; keteladanan n hal yg dapat ditiru atau dicontoh: tidak perlu kita ragukan lagi ~ nya sbg orang tua

2. KETELADANAN DAN AKHLAK GURU 3. A. Pengertian Keteladanan Keteladanan berasal dari kata Teladan yang berarti sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh (Alwi,2001:1160). Sedangkan dalam bahasa Arab adalah Uswatun Hasanah. Mahmud Yunus mendefinisikan uswatun sama dengan qudwah yang berarti ikutan (Yunus,1989:42). Sedangkan hasanah diartikan perbuatan yang baik (Yunus: 1989:103). Jadi Uswatun Hasanah adalah suatu perbuatan baik seseorang yang ditiru atau diikuti oleh orang lain. Keteladanan merupakan perilaku seseorang yang sengaja ataupun tidak sengaja dilakukan atau dijadikan contoh bagi orang yang mengetahuinya atau melihatnya. Keteladanan guru adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang baik, yang patut ditiru oleh anak didik yang dilakukan oleh seorang guru didalam tugasnya sebagai pendidik, baik tutur kata ataupun perbuatannya yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh murid, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menurut Edi Suardi yang dikutip oleh Ramayulis dalam bukunya Pendidikan Agama Islam, bahwa keteladanan guru ada dua macam yaitu: 1. Sengaja berbuat untuk secara sadar ditiru oleh anak didik. 2. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang akan kita tanamkan pada terdidik sehingga tanpa sengaja menjadi teladan bagi terdidik. ( Ramayulis, 1998: 181). 4. Pada bagian pertama, seorang guru berlaku sengaja agar anak didik meniru perbuatan tersebut, misalnya guru sengaja membaca Basmalah ketika akan memulai pelajaran,sambil kita katakan agar meniru ucapan kita atau guru memberikan contoh membaca yang baik agar murid dapat menirunya. Cara

5.

6.

7.

8.

ini banyak dilakukan terhadap anak didik yang masih kecil seperti di TK atau SD. Sedangkan pada bagian kedua, seorang guru tidak sengaja melakukan perbuatan tertentu, akan tetapi seluruh pribadinya sesuai dengan normanorma agama Islam yang dapat dijadikan teladan bagi anak didik. Ini berarti orang yang diharapkan menjadi teladan selalu memelihara tingkah lakunya disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab di hadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain. B. Kriteria-kriteria Keteladanan Menurut al-Ghazali yang dikutip oleh Zainuddin dkk, bahwa kriteria-kriteria keteladanan guru antara lain : 1. Sabar 2. Bersifat kasih dan tidak pilih kasih 3. Sikap dan pembicaraannya tidak main-main 4. Menyatuni serta tidak membentak orang yang bodoh 5. Membimbing dan mendidik murid-murid yang bodoh dengan sebaikbaiknya 6. Bersikap tawadu dan tidak takabbur 7. Menampilkan hujjah yang benar ( Zainuddin,1991:57) Sedangkan menurut Zakiah Darajat, kriteria-kriteria keteladanan guru adalah : Suka berkerja sama dengan demokratis, penyayang, menghargai kepribadian anak didik, sabar, memiliki pengetahuan dan keterampilan, adil, ada perhatian terhadap persoalan anak didik, lincah, mampu memuji perbuatan baik serta mampu memimpin secara baik. (Zainuddin,1991:57) Untuk lebih jelasnya, kriteria-kriteria keteladanan tersebut di atas akan diuraikan satu persatu. a. Bersikap adil terhadap sesama murid Seorang guru harus memperlakukan anak didik dengan cara yang sama antara yang satu dengan yang lainnya, karena anak didik tajam pandangannya terhadap perlakuan yang tidak adil. Dalam hal ini guru harus memperhatikan semua muridnya, tidak boleh bersifat pilih kasih, seperti guru lebih memperhatikan murid-murid yang lebih pandai daripada yang lainnya. b. Berlaku sabar Sikap sabar perlu dimiliki oleh guru, karena pekerjaan guru dalam mendidik siswa yang mempunyai sifat dan watak yang berbeda yang tentu saja mempunyai keinginan yang berbeda pula. c. Bersifat kasih dan penyayang Sebagai seorang pendidik dan pembimbing sifat terpenting yang harus

dimiliki oleh guru adalah lemah lembut dan kasih sayang. Apabila murid merasa diperlakukan dengan kasih sayang ia akan merasa percaya diri dan tenteram berdampingan dengannya. 9. d. Berwibawa Seorang guru hendaklah mempunyai kewibawaan, maksudnya adalah apa yang dikatakan oleh guru itu baik perintah, larangan, ataupun nasihat yang diberikan kepada murid diikuti dan dipatuhi, sehingga semua murid hormat dan segan kepada guru. 10. e. Menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela Suatu hal yang sangat penting yang harus dijaga oleh seorang guru adalah tingkah laku dan perbuatannya, mengingat guru adalah pembimbing muridmurid dan menjadi tokoh yang akan ditiru, maka kepribadiannya pun menjadi teladan bagi murid-muridnya. 11. f. Memiliki pengetahuan dan keterampilan Untuk mengajar seorang guru harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahun disertai pula seperangkat latihan keterampilan keguruan. Semua itu akan menyatu dalam diri seorang guru sehingga merupakan seorang berkepribadian khusus, yakni ramuan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan keguruan serta penguasaan beberapa ilmu pengetahuan yang akan ditransformasikan kepada anak didik. 12. g. Mendidik dan membimbing Sebagai pendidik guru harus berlaku sebagai pembimbing, dalam arti menuntun sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembangan anak didik termasuk memecahkan persoalan-persoalan atau kesulitan yang dihadapi anak didik. 13. h. Bekerjasama dengan demokratis Dalam mendidik murid tidak hanya dilakukan oleh seorang guru saja, namun harus ada kerja sama yang baik sesama guru. Dalam hal ini dituntut adanya hubungan baik guru dengan guru, guru dengan anak didik, guru dengan pegawai, pegawai dengan anak didik. 14. C. Urgensi Ketaladanan Dalam al-Quran surat ash-Shaff ayat 3 dijelaskan : 15. Artinya : Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. (Qs.ash-Shaff : 3) (Depag,1992 : 928) 16.Dari ayat di atas jelas bahwa dalam memberikan pendidikan atau mengarahkan seseorang itu hendaklah dimulai dari diri sendiri, sebelum kita menyuruh orang lain berbuat baik, hendaklah terlebih dahulu kita mengerjakan kebaikan tersebut.

17. D. Pengertian Akhlak

Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab jama dari khuluq yang menurut loqhat diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat ( Yaqub, 1993 : 11). Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan artinya dengan arti kata budi pekerti atau kesusilaan atau sopan santun (Tatapangarsa,1994 : 13). Imam al-Ghazali mengemukakan akhlak sebagai berikut : Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat-sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dulu) (Tatapangarsa, 1994 : 14). 18. E. Dasar Akhlak Menurut M. Ali Hasan dalam bukunya Tuntunan Akhlak mengemukakan bahwa yang menjadi dasar sifat seseorang itu baik atau buruk adalah alQuran dan Sunnah (Hasan, 1978 : 11). Apa yang baik menurut al-Quran dan Sunnah itulah yang baik untuk dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya apa yang buruk menurut al-Quran dan Sunnah, berarti itu tidak baik dan harus dijauhi. 19. F. Tujuan Akhlak Menurut M. Ali Hasan (1978 : 11) tujuan pokok akhlak adalah agar setiap manusia berbudi pekerti luhur (berakhlak), bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat yang baik, sesuai dengan ajaran Islam. Dari pendapat tersebut di atas diketahui bahwa tujuan pokok akhlak adalah agar setiap manusia dapat bertingkah laku dan bersifat baik serta terpuji. 20. G. Macam-macam Akhlak Secara garis besar akhlak itu terbagi dua macam : 1. Akhlak yang baik atau akhlak mahmudah 2. Akhlak yang buruk atau akhlak mazmumah Akhlak mahmudah ialah segala tingkah laku yang terpuji (yang baik) yang biasa dinamakan fadlilah (kelebihan). Adapun akhlak mazmumah berarti bertingkah laku yang tercela atau akhlak yang jahat (qobihah) (Yaqub,1993:95). Akhlak mahmudah dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang selalu identik dengan keimanan dan akhlak mazmumah dilahirkan oleh sifat-sifat mazmumah yang selalu identik dengan kemunafikan. Menurut Hasan di antara akhlak yang baik (akhlak mahmudah) adalah : 1. Benar 2. Amanah 3. Menepati janji 4. Sabar (tabah)

5. Pemaaf 6. Pemurah, dan lain-lain (Hasan, 1978 : 10) 21. Sedangkan yang tergolong akhlak mazmumah diantaranya adalah : 1. Sombong 2. Dengki 3. Dendam 4. Mengadu domba 5. Mengumpat 6. Riya 7. Khianat ( Yaqub, 1993 : 10) 22. Dilihat dari segi sasarannya, akhlak terbagi atas tiga macam yaitu akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada sesama manusia dan akhlak kepada lingkungan hidup. Akhlak manusia kepada Allah SWT antara lain sebagai berikut : 1. Beriman kepada-Nya 2. Taat dalam melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya 3. Ikhlas dalam beribadah kepada-Nya 4. Tadlarru dan khusyuk 5. Ar-raja (optimisme) dan ad-dua 6. Husnud-dzan kepada Allah SWT 7. Tawakal dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap 8. Tasyakur dan qonaah atas pemberian Allah SWT 9. Malu mengerjakan kejahatan dan malu meninggalkan kebaikan 10. Taubat dan istghfar apabila berbuat dosa (Yaqub, 1993 : 141-144) 23. Menurut Jalaluddin dan Usman Said bahwa kahlak terhadap Allah SWT, meliputi : a. Mengabdi kepada Allah SWT dan tidak mempersekutukannya b. Tunduk dan patuh hanya kepada Allah SWT c. Berserah diri kepada ketentuan Allah SWT d. Bersyukur hanya kepada Allah SWT e. Ikhlas menerima keputusan Allah SWT f. Penuh harap kepada Allah SWT g. Takut kehilangan rasa patuh kepada Allah SWT h. Takut akan siksa Allah SWT i. Takut akan kehilangan rahmat Allah SWT j. Mohon pertolongan kepada Allah SWT k. Cinta dan penuh harap kepada Allah SWT ( Jalaluddin dan Usman Said, 1996 : 61-62)

24. Manusia dijadikan Allah SWT sebagai khalifah- Nya di muka bumi telah

dibebani tanggung jawab untuk memelihara kelestarian alam. Dalam kaitannya dengan tugas memelihara kelestarian alam, Islam menganjurkan setiap muslim untuk menunujukkan sikap yang serasi kepada alam lingkungannya. Di antara sikap yang dianjurkan adalah : 1. Memperlakukan binatang dengan baik, meliputi : a. Menghindari diri dari menyiksa binatang b. Tidak membebani binatang dengan beban terlalu berat melebihi kemampuannya c. Menghindarkan diri dari mempermainkan binatang hanya sekedar untuk kesenangan d. Memberikan makanan dan minuman bagi binatang yang memerlukannya, terutama binatang ternak e. Binatang yang dijadikan binatang sembelihan agar disembelih dengan cara benar. 25. 2. Menjaga dan memelihara kelestarian alam, meliputi : a. Menjaga kebersihan lingkungan b. Tidak menebang pohon-pohon atau tanaman yang bermanfaat c. Mengusahakan penghijauan dengan cara menanam pohon yang bermanfaat d. Memelihara tanaman dengan cara yang sebaik-baiknya e. Menjaga sumber air dari pengotoran dan polusi f. Menggunakan air sesuai dengan keperluan ( Jalaluddin dan Usman Said,1999:84-86) 26. H. Kedudukan Akhlak bagi Guru Kedudukan akhlak bagi guru adalah sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan yang akan membawanya pada keselamatan dunia dan akhirat. Anak yang berakhlak mulia serta meniliki jila-nilai keimanan dan ketaqwaan yang kuat dalam kondisi bagaimanapun dan dimanapun akan selalu berorientasi pada kebaikan yang sesuai dengan al-Quran dan Sunnah. Dengan kebaikan-kebaikan tersebut guru kan terhindar dari pelanggaran hukum, baik hukum negara, etika keguruan maupun hokum agama. Dengan dasar iman dan akhlak yang mulia, maka seorang akan menjadi panutan bagi anak didiknya, sebab mengajarkan agama harus demgan teladan dan akhlak yang baik.

akhlak

Definisi Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.[4] Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulangulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.[2] Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.[2] Dalam Encyclopedia Brittanica[5], akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.[2]

You might also like