You are on page 1of 14

DISUSUN OLEH:

Adrian /

1
Gilbert / 12

Koletta /

19
Viega / 20

Billy /

29
Lita / 30

TIMBAL (PB) Dimana kota Palembang merupakan kota yang mengandung kadar timbel (Pb) yaitu (0,149 g/l), Yogyakarta (0,070 g/l), Semarang (0,051 g/l), Batam (0,015 g/l), dan Denpasar (0,020 g/l) dimana standart yang diperbolehkan yaitu 0,013 g/l. ANGKA OKTAN (RON) Rata-rata RON pada bensin dari 20 kota adalah 89,4, adapun range dari angka oktan tersebut adalah minimum 87,90 dan maksimum 91,70. Dapat dikatakan bahwa RON pada bensin jenis premium di Indonesia telah cukup baik. Berdasarkan hasil pemantauan, angka oktana cukup baik (di dasarkan pada spesifikasi yang dikeluarkan oleh Dirjen Migas) terkecuali ada 1 contoh uji yang diambil dari salah satu SPBU di kota Semarang yang menunjukkan bilangan oktan tidak mencapai 88 tetapi hanya 87,90. KADAR BELERANG DALAM SOLAR Untuk jenis solar, rata-rata kandungan belerang adalah 1.561 ppm dengan range minimum 700 ppm sampai dengan maksimum 3.300 ppm. Ada beberapa kota yang mengalami kenaikan rata-rata belerang dalam bensin yaitu Jakarta, Batam, Palembang dan Yogyakarta, dan juga terjadi penurunan kadar belerang dalam solar yang cukup signifikan yaitu Bandung, Surabaya dan Makasar.

 Indeks Setana Untuk indeks setana rata-rata 54,5 dengan range minimum 47 dan maxsimum 67. Angka ini sekalipun sesuai dengan spesifikasi yang di keluarkan oleh Dirjen Migas, Dept. ESDM, harus ditingkatkan apabila ingin memperbaiki kualitas udara. Angka setana selain mempengaruhi emisi kendaraan dan konsumsi bahan bakar juga berpengaruh secara signifikan terhadap emisi Nox terutama pada beban rendah. Peningkatan angka setana dari 50 menjadi 58 akan menurunkan 26% emisi hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO). Dalam kaitannya dengan konsumsi bahan bakar, kenikan angka setana akan mengurangi konsumsi bahan bakar dan juga kebisingan mesin. Karakter Distilasi Temperatur destilasi menyatakan volatilitas atau kecenderungan suatu cairan untuk berubah menjadi gas. Destilasi minyak solar juga mempengaruhi viskositas, titik nyala, titik swanyala, angka setana dan densitas dari minyak solar. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas bahan bakar di 20 kota tahun 2006, rata-rata distilasi dari minyak solar di Indonesia adalah 60 (% v/v). Agar masyarakat juga mengetahui kualitas bahan bakar bensin dan solar di 20 kota tersebut maka telah di lakukan pengumuman terhadap kualitas bahan bakar tersebut pada tanggal 6 September 2006 di Hotel Dharmawangsa Jakarta. Telah di keluarkanya Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lainb.

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan adalah agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan. Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan alami yang selanjutnya disebut zat aditif alami. Umumnya zat aditif alami tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga zat aditif alami tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri makanan memproduksi makanan yang memakai zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang kemudian direaksikan. Zat aditif sintesis yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya: gatal-gatal, dan kanker.

Menambahkan tetraetil lead pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin murah dapat digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan lead (timbal) ini. Tetapi akibatnya adalah bumi yang kita tinggali ini diselimuti oleh lapisan tipis lead, dan lead ini berbahaya untuk makhluk hidup, termasuk manusia. Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE ini selain dapat meningkatkan bilangan oktan, juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Tetapi, belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempattempat penampungan bensin (misalnya di pom bensin) dan MTBE ini masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

ZAT PEWARNA Bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Contoh zat pewarna alami: Anato (orange), Karamel (cokelat hitam, Beta karoten (kuning), Klorofil (hijau). Contoh zat pewarna sintetis: Biru berlian (biru), Coklat HT (coklat), Eritrosit (merah), Hijau FCF (hijau). PENYEDAP RASA Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan. Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester. Contoh:Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum). PENGUAT RASA (FLAVOUR ECHANCER) Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.

ZAT PEMANIS BUATAN Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol. PENGAWET Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Contoh bahan pengawet dan penggunaannya: Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat; minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan saus. Natrium nitrat (NaNo3); daging olahan dan keju. Natrium nitrit (Na No2); daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan. Asam propionate; roti dan sediaan keju olahan. ANTI OKSIDAN Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh: Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium); daging olahan, kaldu, dan buah kalangan. Butil hidroksianisol (BHA); lemak dan minyak makanan Butil hidroksitoluen (BHT); lemak, minyak makan, margarin dan mentega.

 Pengemulsi, pemantap, dan pengental Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contoh:agar-agar, gelatin, dan gom arab Pemutih dan pematang tepung Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat Pengatur keasaman Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat.  ANTI KEMPAL Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja) Pengeras Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan) Sekuestran Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA.

 Penambah gizi Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.

Angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan karena percikan api dari busi), maka akan terjadi knocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari. Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan, tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

87 88 91 92 91 95

Bensin standar di Amerika Serikat Bensin tanpa timbal Premium Bensin standar di Eropa, Pertamax Bensin standar di Taiwan Pertamax Pertamax Plus

Bensin dengan bilangan oktan 87, berarti bensin tersebut terdiri dari 87% oktana dan 13% heptana (atau campuran molekul lainnya). Bensin ini akan terbakar secara spontan pada angka tingkat kompresi tertentu yang diberikan, sehingga hanya diperuntukkan untuk mesin kendaraan yang memiliki ratio kompresi yang tidak melebihi angka tersebut. Umumnya skala oktan di dunia adalah Research Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur.

Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin yaitu tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4) pada bensin yang akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin dapat digunakan dan aman untuk mesin. Untuk mengubah Ph dari bentuk padat menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

Zat tambahan lainnya adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan gas CO. Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin), MTBE yang masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

BENSIN premium memiliki angka oktan 88. Tetapi bensin premium bisa seperti pertamax dengan tambahan etanol 99%, karena etanol memiliki angka oktan 118.Caranya, campurkan sekian persen bensin premium dengan sekian persen etanol. Misalnya campuran 1 : 9, di mana 10% etanol dtambahkan ke 90% premium. Ambil 10 ml etanol dengan 90 ml premium menjadi 1 liter bensol (bensin - etanol), maka angka oktan menjadi 10% X 117 + 90% X 88 = 90,9 atau mendekati pertamax. Dalam molekul penyusun bensin (selain heptana) oktan adalah yang memiliki sifat kompresi paling bagus. Maksudnya, oktan dapat dikompres sampai volume terkecil tanpa mengalami pembakaran spontan. Tidak seperti heptana yang mudah terbakar spontan walau ditekan sedikit. Jadi, semakin besar bilangan oktan, maka piston motor dapat mengkompres bensin dan udara sampai volume terkecil. Sehingga tidak terjadi pembakaran secara spontan yang mengakibatkan "ketukan" pada mesin. Dan "ketukan" ini berbahaya karena dapat merusak mesin. Bilangan Oktan untuk Pertamax yaitu 91, maksudnya Pertamax mengandung 91% oktana dan 9% heptana, sedangkan Pertamax Plus Bilangan Oktan nya 95. PREMIUM, yang mempunyai bilangan oktan = 88. Artinya, PREMIUM terdiri dari 88% oktana dan 12% heptana.

You might also like