You are on page 1of 21

KERANGKA KONSEPTUAL FASB KERANGKA KONSEPTUAL FASB KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan

oleh FASB sebagai : a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limi ts of financial accounting and reporting . Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yan g terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menja di landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, s erta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (k aidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yak ni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta m engkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai refer ensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akunta nsi keuangan dan pelaporan. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai lapo ran keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar la poran keuangan perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada k erangka teori yang telah ada Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board ) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubun gan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu: SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises , yang menyajik an tujuan dan sasaran akuntansi. SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information , yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat. SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises , yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewa jiban, pendapatan dan beban. SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of business enterpr ises , yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi. SFAC no. 6 element of financial statement , yang menggantikan SFAC no. 3 dan memper luas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba. SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting measuremen t , yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharap kan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menye diakan informasi: 1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bi snis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; 2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensi al, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus k as masa depan; 3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubaha n di dalamnya. Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berg una bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu meny empit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari in vestasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bi snis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan info rmasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bis nis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini di kenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness). Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan men gandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbag ai kelompok pemakai TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akunta nsi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Ten tu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. Kualitas Primer Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi a kuntansi. 1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dal am sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai um pan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive val ue) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang a kan datang. Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeline ss). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilan gan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. 2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajika n secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan san gat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau kea hlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu

atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, denga n menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi. Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelomp ok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias 3) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dap at diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsens us. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasa r data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan infor masi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekono mis. 4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujua n berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu. 5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur ber arti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan. Kualitas Sekunder Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandin gan (comparability) dan konsistensi (consistency). 1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat diba ndingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertent u. 2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar aku ntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode. Kendala-kendala. Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti ya ng telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pe laporan adalah praktek industri dan konservatisme. 1) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangka n hubungan manfaat-biaya menjadi masalah 2) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap oper asi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material ji ka pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaia n seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualit atif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tida k. 3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan p

erusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. 4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang san gat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terla lu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah meny ediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan ang ka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan. SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan ha nya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-el emen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pe milik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun ba gi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapata n, beban, keuntungan, dan kerugian. TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjel askan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui , diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi. Asumsi-Asumsi Dasar. Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi das ar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akun tansi dapat dipraktikkan. a. asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahw a perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak y ang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya). b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pa da asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang pan jang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisni s, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit m oneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan mengangga p nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu. d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk m engukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumpti on) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dap at di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, teta pi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan tahunan Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan k

ewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memil iki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat dian dalkan. b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi at au dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan. c. Prinsip Penandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentuka n dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui : jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau p enyerahan jasa, pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub . Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa, dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi. d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle) Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mence rminkan trade off penilaian, seperti : Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami. Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjela s pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.

MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan de ngan penetapan standar, yaitu : Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan? Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings) : Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan Modal Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sed angkan beban adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban. Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding g ains and losses) Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan Penandinga n Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan a kan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisi

h antara pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh p endapatan tersebut. Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdir i atas : 1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi 2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara: Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan) Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi. Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan , dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (terma suk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa k e periode-periode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tep at dan menghindari terjadinya distorsi keuntungan. Pandangan Non-artikulasi Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di lapora n laba rugi juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda. Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keu angan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, d apat digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya. Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca. Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan n amun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandanga n aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua panda ngan ini tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran ya ng fundamental : 1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tert entu dari aktiva dan kewajiban 2) Proses penandingan Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akiba t dari pendapatan dan beban. Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti beban yang ditangguhkan , kredit yan g ditangguhkan , dan cadangan dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penan dingan dan penentuan laba dengan benar. MASALAH 2-7 : DEFINISI AKTIVA. Definisi aktiva dari beberapa pandangan

Pandangan Aktiva/Kewajiban Menurut pandangan in, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan; mereka mencerminkan keuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan arus ka s masuk bersih secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya ekonomi sendiri antara lain : Sumber daya produktif perusahaan Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif Produk Uang Klaim untuk menerima uang Kepemilikan saham di perusahaan lain Pandangan Pendapatan/Beban Aktiva didefinisikan bukan hanya menurut pandangan aktiva saja, tapi juga hal-ha l yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan diperlukan untuk penandingan y ang benar dan penentuan laba. Aktiva sebagai bagian dari laporan sumber dan komposisi modal perusahaan . Menurut pandangan ini, aktiva membentuk komposisi saat ini dari modal yang diinvestasikan . Karakteristik Umum Aktiva : 1) Menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima 2) Keuntungan potensial yang diperoleh perusahaan 3) Konsep legal dari harta kekayaan (properti) dapat mempengaruhi definisi akunt ansi atas aktiva. 4) Dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini. 5) Dapat dipertukarkan. Dari uraian di atas, definisi yang diperlukan hendaknya mampu memenuhi generalis asi penerapan yang diminta kerangka konseptual dan memperhitungkan karakteristik berikut ini : Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk beban yang ditan gguhkan Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil-ha sil dari masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, sepert i dalam kontrak pelaksanaan Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecua li untuk beban yang ditangguhkan agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud s ebagai aktiva dan tidak memasukkan beban yang ditangguhkan KEWAJIBAN Pandangan Aktiva/Kewajiban Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepa da entitas lain di masa depan. Pandangan Pendapatan/Beban Kewajiban juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi namun dibutuhkan un tuk prinsip penandingan yang benar dan penentuan laba.

Pandangan yang timbul dari persepsi neraca Kewajiban terdiri atas sumber modal dan meliputi kredit yang ditangguhkan serta cadangan tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber day a ekonomi. Karakteristik Umum Kewajiban : Pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan Mencerminkan tanggung jawab bagi satu perusahaan tertentu Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang sah (legal) Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini PENGHASILAN Pandangan Aktiva/Kewajiban Peningkatan dari aktiva bersih perusahaan diluar beban-beban modal .

Pandangan Pendapatan/Beban Penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta mu ngkin pula dari keuntungan dan kerugian. Setiap komponen dari penghasilan (penndapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Pendapatan dan Beban Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber d aya ekonomi dan jasa selama satu periode tertentu. Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan, mencakup keuuntungan dan kerugia n yang timbul dari penjualan barang dan jasa dan pertukaran aktiva selain dari p ersediaan, bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan-peni ngkatan lain dari ekuitas pemilik selama satu periode diluar kontribusi dan peny esuaian modal. Beban merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pendapatan periode tertentu. 2) Keuntungan dan Kerugian Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan meningkatnya aktiva ber sih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau pe rubahan modal. Menurut pandangan pendapatan/beban, keuntungan merupakan kelebihan penerimaan di atas harga perolehan dari aktiva yang dijual. Kerugian didefinisikan sebagai kelebihan di atas penerimaan yang dijual, dibuang , atau hancu sebagian karena kecelakaan. 3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen Laba = Pendapatan Beban + Keuntungan Laba = Pendapatan beban Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) 4) Akuntansi Akrual Kerugian beban (termasuk kerugian)

Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual : Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan a ktiva yang berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berka itan dalam jumlah tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasan ya dalam bentuk kas di masa depan. Penaggguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebaga i kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan a kan terjadi dampak di masa yang akan datang. Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau rumus tertentu. Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah te rtentu melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala. Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin kas menjadi u ang. Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan unt uk merujuk kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim at as sejumlah uang. Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam rekeningg dan laporan keuangan perusahaan Komentar KEBIJAKAN AKUNTANSI 2 Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet Oktober 19, 2010 KEBIJAKAN AKUNTANSI

Tinggalkan komentar

Perusahaan perlu menentukan pilihan di antara berbagai metode akuntansi yang ber beda-beda dalam melakukan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangannya . Pilihan-pilihan ini ditentukan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umu m, mencerminkan kebijakan akuntansi dari perusahaan tersebut. Kebijakan tersebut paling tepat didefinisikan oleh Accounting Principles Board d engan Opini No.22, Pengungkapan dari Kebijakan yang disetujui (April 1972) parag raph 6 : Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntans i yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinila i oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan . Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, per aturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian lapo ran keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek ya ng sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusa haan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ek onomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepa t dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen: 1) Pertimbangan Sehat Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam p enyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadanga n rahasia atau disembunyikan.

2) Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai den gan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hu kum transaksi atau kejadian. 3) Materialitas Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang mem pengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan. Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akunt ansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuan gan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lap oran keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, ka rena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu k omponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbia s dari pengungkapan kebijakan terpilih. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-la in) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan ber sama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih: Umum Kebijakan konsolidasi Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerug ian pertukaran Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai pe nggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga Pajak Kontrak jangka panjang Franchise atau waralaba Aktiva Piutang Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investas i lain Penelitian dan pengembangan

Paten dan merek dagang Goodwill Kewajiban dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon dan uang penggantian Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan ement) Untung-rugi penjualan aktiva penambahan (improv

Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langs ung ke perkiraan surplus Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diung kapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuanga n, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijak an akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkap an. Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan inte rnasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati bata s negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebe lumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebij akan perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahu n-tahun yang akan datang .

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 terdiri dari paragraf 15-22. Pernyat aan ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1-14 dan Kerangka Dasar Penyusunan d an Pelaporan Informasi Keuangan. Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi adalah kelangsungan usaha dan dasar akr ual. Jika asumsi dasar akuntansi tersebut telah dipatuhi dalam laporan keuangan, pengungkapan atas asumsi tersebut tidak diperlukan. Bila asumsi dasar akuntansi tersebut tidak diikuti, maka penyimpangan tersebut harus diungkapkan bersama de ngan alasannya. Pertimbangan sehat, substansi mengungguli bentuk dan materialitas harus menjadi

pertimbangan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi. Laporan keuangan harus mencantumkan pengungkapan jelas ringkas dari semua kebija kan akuntansi penting terpilih-digunakan . Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagi an integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya diu ngkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan. Perlakuan salah atau tidak tepat atas komponen neraca, laporan laba rugi atau la poran lain tidak diperbaiki oleh pengungkapan kebijakan akuntansi terpilih-digun akan dan atau tidak diperbaiki dalam catatan atas laporan keuangan atau penjelas an tambahan. Laporan keuangan harus memperlihatkan hubungan informasi dengan periode sebelum dan setelahnya. Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang atau dapat b erpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan bersama alasannya . Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara kuantitatif. Berikut ini kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuanga n Perusahaan yang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. a) Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlak u umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan ole h Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan dengan dasar akrual, kecuali laporan arus kas, dan dilaporkan dalam Rupiah. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus k as dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah. b) Kas dan Setara Kas Kas dan Setara kas meliputi kas, bank dan investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan. c) Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungki nan tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan. d) Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan ist imewa/afiliasi. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah : perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalika n atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, denga perus ahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries) ; perusahaan asosiasi (associated company); perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepe ntingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota ke luarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi p erorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);

karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab unt uk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang mel iputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut. perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik s ecara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaa n tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komis aris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-p erusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pel apor. e) Uang Muka Uang muka pembelian aktiva tetap seperti : disk ang tank amonia, reaktor, kendar aan, pendingin, AC, genset dan lain-lain yang dicatat secara terpisah dari aktiv a tetap f) AKtiva Tetap Pemilikan langsung Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat ter jadinya. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikelu arkan dari kelompok aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang t erjadi dilaporkan dalam operasi periode yang bersangkutan. Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi c riteria sebagai berikut : Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah denga n nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha. Masa sewa guna usaha minimal dua tahun Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelomp okkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). g) dll. Komentar KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet Oktober 19, 2010 KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN

Tinggalkan komentar

Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai s uatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoma n investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,1993) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kine rja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panj

ang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konv ensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu pe riode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal p eriode. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB di sebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning ada lah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun akt ivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang pali ng sempit sedang comprehensive income merupakan konsep paling luas (Muqodim, 200 5:110). Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komp onen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi inv estor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkao ui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramal kan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kre ditor. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) : 1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwuj udkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital) . 2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn. 3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. 5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public. 6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. 7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9) Dasar pembagian dividen. Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung l aba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberap a keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim ( 2005 : 114) adalah: Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pema kainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenarann ya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi

dasar konservatisme. Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pe rtanggungjawaban manajemen. TUJUAN PELAPORAN LABA Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang d apat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dengan konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat m engambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Meskipun kon sep laba yang digunakan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai konsep dan tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini a da dua alternative yang dapat digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tungga l untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum atau menggunakan berbagai konsep la ba dan menyajikan secara jelas konsep laba tersebut secara khusus. Tanpa memperhatikan masalah yang muncul, informasi laba sebenarnya dapat digunak an untuk memnuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan i nformasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan : Sebagai indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital) Sebagai pengukur prestasi manajemen Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran Sebagai dasar pembagian deviden KUALITAS INFORMASI LABA M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitan nya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditent ukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan kep utusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi pe rusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam pred iksi arus kas dan laba di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan me ngukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi: a. Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural) Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang tel ah berkembang dari praktik akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukura n laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva. b. Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif) Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam usahan ya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income) , para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi

tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi. c. Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku) Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna lapora n keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaks i usaha users dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investo r dan kreditor, reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan b alik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan. Konsep income ini paling tidak harus memberikan implikasi income sebagai bahan p engambilan keputusan manajemen. PENGUKURAN & PENGAKUAN LABA Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pa da besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, mak a konsep penghimpunan an realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan de mikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan ak untansi terhadap pendapatan. Oleh karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyus unan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa: penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendat ang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terj adi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92) Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendeka tan mempertahankan capital/kemakmuran (capital maintenence) A. Pendekatan Transaksi Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi h anya karena transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbu l karena adanya transaksi yang melibatkan perubahan aktiva /hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva d alam perusahaan. Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk m engakui pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perub ahan nilai dari pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan diubah menjadi aktiva baru.konsep atau pendekatan in i sama dengan konsep realisasi pendapatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu : Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya : atas dasar, produk /konsumen. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada akhir periode. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya. B. Pendekatan Kegiatan

Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa t imbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas . Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transak si. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasa r pengukuran. Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada pro ses pelaporan yang mengukur transaksi dengan pihak luar. Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam a rti luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian kedu anya gagal menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut di dasarkan pada hubungan struktural yang sama yang tidak ad a dalam dunia nyata. Kebaikan pendekatan kegiatan adalah : Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenios evaluasi dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penj ualan surat berharga yang ditukar pada usaha memperoleh capital gain. Effisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan m enurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis kegiatan yang berbeda. C. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept) Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dip ertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan ke makmuran/kapital, akan dibicarakan lebih dahulu mengenai konsep laba dan kapital . Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa mem perhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba sebagai berikut : Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik d an distribusi kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (valu e) dan didasarkan pada skala pengukuran tertentu (p. 194) Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut : Laba adal ah aliran jasa sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan kemakmuran (the embodiment of future services), dan laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu periode tertentu (p. 142) Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebaga i tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di konsum sikan (dinikmati) selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebel umnya. Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode [ Laba = total ak tiva neto (akhir periode)- kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep p engukuran laba ini disebut dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (weal th or capital maintenance concept). Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau akt iva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran te rtentu. pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan m engakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh.

Komentar KEBIJAKAN AKUNTANSI Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet Oktober 19, 2010 KEBIJAKAN AKUNTANSI

Tinggalkan komentar

Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntans i yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinil ai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondis i yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuanga n. Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, per aturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian lapo ran keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek ya ng sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusa haan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ek onomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepa t dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen: 1. Pertimbangan Sehat Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam p enyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadanga n rahasia atau disembunyikan. 2. Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai den gan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hu kum transaksi atau kejadian. 3. Materialitas Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang mem pengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan. Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akunt ansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuan gan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan ke bijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kad ang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungk apan kebijakan terpilih. Kebijakan Akuntansi : a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akun tansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuanga n dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK) Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun terseb

ut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antar a biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizab le value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecual i laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan m engelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perus ahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik lan gsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan k ebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan d ari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolida sikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan ters ebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ad a pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk me mindahkan dananya ke Perusahaan. Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belu direalisasi ata s transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila ana k perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntan si yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar pr oporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan ter sebut sesuai dengan presentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak pe rusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian l ebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepad a pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang sa ham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mamp u memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melap orkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegan g saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang d ibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup. Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wa jarnya pada tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian peru sahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diak ui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi h arus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminas i. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aktiva dan kewajiban nonmone ter tersebut diakui sebagai goodwill negative, dan diperlakukan sebagai pendapat an ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus sel ama 20 tahun. c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Mayora Nederland B.V, diseleng garakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi transaksi selama tahun berjalan dalam ma ta uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. P ada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaik an untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan ke rugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konso lidasi tahun yang bersangkutan. d. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalik an oleh atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk ho lding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries; Perusahaan asosiasi Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepe ntingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarg a dekat adalah mereka yang dapat diharapaka mempengaruhi atau dipengaruhi perora ngan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempengaruhi wewenang dan tanggungjawab u ntuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manager dari Perusahaan serta anggota kelu arga dekat orang-orang tersebut; dan Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik se cara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas per usahaan tersebut e. Pajak Penghasilan Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara s ubstansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau di kreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. f. Laba per Lembar Laba perlembar dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

g. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam pen yusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segm en adalah segmen usaha sedangkan segemen sekunder adalah segmen geografis. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-la in) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain). Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan ber sama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi

yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih: v Umum Kebijakan konsolidasi Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerug ian pertukaran Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai pe nggantian Peristiwa setelah tanggal neraca Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bung Pajak Kontrak jangka panjang Franchise atau waralaba v Aktiva Piutang Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan Tanaman belum menghasilkan Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investas i lain Penelitian dan pengembangan Paten dan merek dagang Goodwill v Kewajiban dan Penyisihan Jaminan Komitmen dan kontinjensi Biaya pensiun dan tunjangan hari tua Pesangon dan uang penggantian v Keuntungan dan kerugian Metode pengakuan pendapatan Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan penambahan (improvem ent) Untung-rugi penjualan aktiva Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langs ung ke perkiraan surplus Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diung kapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuanga n, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijak an akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkap an. Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan inte rnasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati bata s negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebe lumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebij akan perlu diungkapkan,

You might also like