You are on page 1of 7

HIKMAH D BALIK BERSALAMAN

Oleh : Usman alkhoibawi

Kaum muslimin-muslimat rahimakumullah Alhamdulillah saya masih di beri kesempatan memegang amanah untuk mengisi kultum ini. Saya di sini bukan untuk menasehati tapi hanya sekedar saling mengingatkan. Apabila ada kesalahan mohon diingatkan karena saya mahasiswa biasa bukan ustad bahkan mubaligh. Tanpa terasa melaksakan ibadah puasa pada hari ke-13 Alhamduliilah sudah setengah perjalanan menuju kemenangan. Biasanya pada hari tengah-tengah ini syaitan semakin kuat untuk menggoda kita beribadah yaitu mulia dirasuki rasa malas. Moga saja kita masih di beri kekuatan untuk melawanya dan semakin meningkatkan ibadah kita sampai hari ke-30 nanti. Puasa tidak hanya menahan rasa lapar dan haus saja tapi panca indra kita juga berpuasa dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Misalnya mulut kita puasa dari ghibah dan mata kita dari halhal yang berbau maksiat dsb. Kaum muslimin-muslimat rahimakumullah Mengenai ghibah, Ghibah adalah salah satu perbuatan yang tercela dan memiliki dampak negatif yang cukup besar. Ghibah dapat mencerai-beraikan ikatan kasih sayang dan ukhuwah sesama manusia. Seseorang yang berbuat ghibah berarti dia telah menebarkan kedengkian dan kejahatan dalam masyarakat.

1. Pendahuluan Assalamualaikum Wr. Wb

Jamaah sholat isya dan insya Allah akan di lanjutkan dengan sholat tarawih secara berjamaah yang berbahagia Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat illahi Rabbi, Tuhan yang senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga pada saat ini kita dipertemukan bersama untuk mengukuti Kultum sebelum sholat tarawih dalam keadaan sehat wal afiat tiada sutu halangan apapun. Tak lupa, sholawat dan salam marilah kita sanjungkan kepangkuan Nabi kita Muhammad saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya, dan segenap orang yang mengikuti petunjuknya.

Walaupun telah jelas besarnya bahaya ghibah, tapi masih banyak saja orang yang melakukannya dan menganggap remeh bahaya ghibah(mengum-pat/menggunjing). Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah berikut ini: "Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci." Si penanya kembali bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?" Rasulullah e menjawab, "kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada)." (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud,danAhmad). Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya

sendiri.Allahberfirman: "Bentuk-bentuk Ghibah yang Diperbolehkan.

Imam Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim dan Riyadhu AsShalihin, menyatakan bahwa ghibah hanya diperbolehkan untuk tujuan syara' yaitu yang disebabkan oleh enam hal, yaitu: 1. Orang yang mazhlum (teraniaya) boleh menceritakan dan mengadukan kezaliman orang yang menzhaliminya kepada seorang penguasa atau hakim atau kepada orang yang berwenang memutuskan suatu perkara dalam rangka menuntut haknya. 2. Meminta bantuan untuk menyingkirkan kemungkaran dan agar orang yang berbuat maksiat kembali ke jalan yang benar.

2. ISI Kaum muslimin-muslimat rahimakumullah

Bila salah seorang diantara kalian bertemu saudaranya, maka hendaknya ia ucapkan salam. Bila kedua telah terhalang oleh pohon, atau dinding atau batu, lalu ketemu kembali, maka hendaknya ia kembali mengucapkan salam padanya. (HR. Abu Daud)

Hikmah Bersalaman Bersalaman atau berjabat tangan dengan sesama muslim ketika bertemu merupakan hal yang dicontohkan nabi Muhammad saw. Ketika bertemu dengan saudara ataupun teman tentunya kita mengucapkan salam dan mengulurkan tangan untuk bersalaman. Banyak keutamaannya apabila sesama muslim bertemu lalu mengucap salam dan berjabat tangan. Diantaranya dapat memupuk persaudaraan dengan sesama muslim serta dapat menggugurkan dosa-dosa kita karena bersalaman dilakukan dengan ikhlas dan kasih sayang. Beberapa sunnah Rasul yang mensyariatkan sesama muslim berjabat tangan: Sesungguhnya seorang mukmin yang apabila bertemu dengan mukmin lainnya mengucapkan salam dan mengambil tangannya untuk berjabat tangan, maka pasti akan gugur dosa-dosa mereka berdua, sebagaimana gugurnya daun dari pohonnya. (HR. Abu Daud) Tidaklah dua orang muslim yang bertemu, kemudian mereka berdua saling berjabat tangan, melainkan akan diampuni (dosanya) sebelum keduanya berpisah. (HR. Abu Daud) Diantara amal baik, sebagai cerminan peningkatan ketaqwaan itu adalah anjuran bermushafahah (bersalaman) di antara saudara muslim. Mushafahah (bersalaman atau berjabat tangan) adalah mengulurkan atau mempertemukan telapak tangan kanan kita, dan kemudian disambut dengan telapan tangan orang lain. B.AnjuranBersalaman:

1. Mushafahah merupakan paket dari mengucapan salam. Karena salam adalah sebatas ucapan (ungkapan damai ridla) yang kita sampaikan. Sementara Mushafahah bentuk apresiasi ridla, baik dhohir dan batinnya. Sehingga, bila seseorang bertemu kawan, kemudian mengucapkan salam, maka akan lebih sempurna dan lengkap bila dibarengi dengan berjabat tangan. 2.Mushafahah Merupakan Syiar Islam. Bahwa tradisi bersalaman ini pernah hilang di zaman jahiliyah. Namun, ketika Islam datang, budaya bersalaman ini menjadi hidup (populer)kembali di kalangan Rasulullah SAW dan para shahabatnya.

3.MushafahahDapatMeleburDosa. Diriwayatkan oleh Al-Barra bin Azib, bahwa Rasulullah SAW bersada, bila seorang muslim bertemu, kemudian ia mengucapkan salam dan berjabat tangan, maka Allah SWT akan mengampuni dosa kedua orang tersebut, hingga mereka berpisah. (HR. Abu Dawud danTarmidzi). Dalam riwayat Hudzaifah bin al-Yaman juga disebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda: seorang muslim yang saling bertemu dan mengucapkan salam, kemudian berjabat tangan, maka dosadosanya akan berguguran, sebagaimana gugurnya daun-daun pepohonan yang kering. (HR. Imam Al-Baihaqi)

Karena itu, kita sebagai seorang Muslim agar memperhatikan syiar ini. Dimana dan kapanpun, bila bertemu sudara kita agar menyampaikan salam dan kemudian menjabat tanganya. Karena dengan salam dan mushafahah ini dapat mempererat ikatan persaudaraan umat Islam, baik itu yang sudah dikenalnya maupun tidak. Sehingga akan tercipta sebuah masyarakat yang damai dan diridlai. Disamping itu, hendaknya salam dan mushafahah ini dibiasakan di lingkungan kita, terutama dalam keluarga, kepada isteri, anak, dan saudara-saudara kita. Sehingga apapun persolan keluarga, -insya Allah Taala- akan bisa teratasi dengan baik, bahkan akan menciptakan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Bersalaman yang bukan muhrimnya Bersalaman di tinjau dari segi hukum Islam adalah Sunat yang sejenis Pria dengan Pria, Wanita dengan Wanita atau Pria dengan Wanita yang ada hubungan mahram atau suami istri. Demikian pendapat Ulama Al- kirom. Di antaranya pendapat Syeikh Muhammad Sarbaini Al-khotib :

Setiap ibadah, atau amalan yang dianjurkan Islam, pasti mengandung makna dan hikmah yang besar, baik itu dirasakan langsung ataupun tidak. Selama itu dijalankan dengan baik, istiqamah maka ia akan mendapatkan hikmat yang begitu tinggi. Di samping fadlilah yang telah disebutkan, -bisa melebur dosa, pelengkap salam, dst, -bahwa dengan bersalaman ini seseorang telah menampakkan (pertanda) adanya rasa saling mencintai, saling memaafkan, menunjukkan rasa aman, kedamaian dan kasih sayang. Sebaliknya, seorang yang enggan dan tidak membiasakan bersalaman kepada sudaranya, maka akan terkesan angkuh, egois, serta adanya kejanggalan lain, seperti rasa dendam, sedang dalam pertengkaran, tidak mau akur, bahkan bermusuhan.

. Artinya : Di anjurkan salaman Pria dengan Pria atau Wanita dengan Wanita. Alasannya : Sabda Nabi SAW :

Artinya : Dua orang Muslim yang bertemu lalu bersalaman akan di ampuni Allah keduanya sebelum berpisah. Sabda Nabi juga :

Bersalaman antara laki-laki dengan perempuan kalau pakai lapis atau kain tangan misalnya Boleh menurut Syeikh Ibrahim Baijuri demikian juga pendapat Dr. Wahbah Zuhaily yang menyatakan :

artinya : Saling berjabatan tanganlah menghilangkan rasa sakit dalam hatimu.

kamu

Tuhan

akan

Artinya : Boleh bersalaman di antara yang berbeda jenis dengan pakai lapis yang dapat menegahkan bersentuhan kulit. Salaman dengan sebelah tangan, kiri nganggur atau tangan kiri menopang membantu atau memegangi pergelangan tangan tidak sesuai dengan Sunnah Nabi dan tidak ada Ulama yang menganjurkannya. Bersalaman itu dengan dua tangan yang selaras, mengikuti sunnah baginda Rosululloh SAW :

Berjabat tangan antara Pria dengan Wanita yang bukan mahromnya hukumnya Haram, sebagaimana pendapat Ulama fuqoha di antaranya pendapat Dr. Wahbah Zuhaili :

Artinya : Laki-laki haram bersalaman dengan Perempuan. Argumentasi pendapat tersebut adalah Hadist Nabi :

Artinya : Menurut sunnah Nabi, bersalaman itu ialah dengan dua tangan. Ada orang setelah bersalaman menarok tangannya ke kepala, kata orang pertanda Ahli Pikir (fakar) ada pula yang membuat tangannya ke dada, katanya sebagai tanda Ahli Zikir, pendapat-pendapat yang begini tidak ada alasannya, minimal belum kita jumpai kitab yang membahasnya, Ulama besar Ibnu Hajar Al- Haitami pengarang kitab Tuhpah Al- Muhtaj sebanyak jilid besar menerangkan :

Artinya : Saya (kata Nabi) tidak pernah (tidak mau) bersalaman dengan Wanita. Hadist Nabi juga : ) (

Artinya : Sungguh di tikam dengan penyucuk besi di kepalamu lebih baik, dari pada bersentuhan dengan Wanita. Artinya : Di sunatkan bagi seseorang sesudah bersalaman mengecup tangannya sendiri.

Menurut pengarang Kitab Ianah At Tholibin jilid 1 halaman 271, berjabat tangan sesudah sholat hukumnya Bidah Mubahah, sedangkan menurut Imam Nawawi di dalam Kitab Al Azkar salaman sesudah selesai shalat tidak ada suruhan pada dasarnya akan tetapi kata Beliau :

Sedangkan hukum seseorang yang berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya adalah : 1. Berjabat tangan dengan lawan jenis dari kalangan orang yang sudah tua yang sudah tidak memiliki ketertarikan kepada lawan jenisnya : Para ulama Hanafi dan Hambali membolehkannya selama jabatan tangan itu aman dari fitnah diantara mereka berdua. Mereka berargumentasi dengan riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah berjabat tangan dengan ibu yang sudah tua. karena pengharaman terjadi apabila khawatir akan memunculkan fitnah. Para ulama Maliki mengharamkan seorang laki-laki yang berjabat tangan dengan seorang wanita asing (bukan mahramnya) walaupun wanita itu termasuk orang-orang yang sudah tua renta. Mereka berpegang dengan keumuman hadits yang secara tegas mengharamkannya. Para ulama Syafii secara umum mengharamkan adanya persentuhan kulit antara seorang laki-laki dengan wanita asing tanpa terkecuali orang-orang yang sudah tua. 2. Adapun berjabat tangan dengan seorang wanita muda yang bukan mahramnya maka para ulama Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dalam sebuah riwayat yang dipilih serta Ibnu Taimiyah mengharamkannya. Para ulama Hanafi mengkhususkan terhadap wanita muda yang terdapat perasaan suka padanya. Para ulama Hambali tidak membedakan antara dibalik pembatas seperti kain dan sejenisnya atau tidak.

Artinya : Tidak mengapa berjabat tangan sesudah shalat. Dan juga pendapat Imam Ar Roymy pada kitab sarah At Tanbih menjelaskan : Orang shalat itu seolah-olah sedang Ghoib, seakan-akan dia baru datang, justru itu di sunahkan salaman sesudah shalat. Hikmah Berjabat Tangan Allah sangat menghargai setiap perbuatan baik yang dilakukan dengan ikhlas. Berjabat tangan merupakan perbuatan baik yang akan diganjar pengampunan dari-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Hadis berikut: Dari al-Barra r.a. ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: [Apabila ada] dua orang Islam yang bertemu kemudian mereka berjabat tangan, maka dosa kedua orang tersebut akan diampuni sebelum keduanya berpisah (melepaskan tangan mereka). (HR Abu Daud) Pengampunan dosa itulah yang seharusnya diharapkan seorang muslim ketika ia mengulurkan tangannya kepada saudaranya seagama. Rasulullah sendiri ketika bersalaman tidak pernah melepaskan tangan sahabatnya terlebih dahulu sampai sahabat itu sendiri yang mele

Bagi masyarakat yang telah mengenal tradisi bersalaman, biasanya mereka melakukannya dengan maksud atau beberapa motivasi. Pertama, bersalaman untuk meminta maaf atas kesalahannya. Kedua, bersalaman untuk tanda persahabatan. Ketiga, bersalaman karena kedua belah pihak telah lama tak berjumpa. Keempat, bersalaman karena untuk mempererat tali silaturrahmi. Sejalan dengan motivasi di atas, dalam praktik keseharian, tradisi bersalaman demikian mengakar kuat dilakukan oleh anak kepada orang tua, murid kepada guru, bawahan kepada atasan, dan oleh masing-masing sahabat terdekat. Tradisi bersalaman dalam kondisi demikian sangat dianjurkan oleh agama. Bahkan ada satu hadis yang menjelaskan tentang terampuninya dosa seseorang yang senantiasa memelihara tradisi bersalaman. Bila dua orang muslim saling berjumpa, lalu keduanya bersalaman, kata Nabi SAW, maka kedua orang itu akan diampuni dosanya sebelum keduanya berpisah. Dari hadis ini dapat dipahami bahwa bersalaman dalam ajaran agama tak hanya menjadi tradi i. s Lebih dari itu, ia telah dilegitimasi oleh nilai nilai agama yang syarat dengan muatan-muatan sakral (ibadah). Bagi yang melakukan kegiatan bersalaman, yang bersangkutan tidak hanya meraih rasa syahdu atau keasyikan yang diluapi kegembiraan, tetapi ia akan memperoleh pahala sekaligus terhapus dosanya. Bersalaman dengan wanita yg bukan muhrim kita tentunya tak dibenarkan dalam syariah, namun kita melihatlah keadaan, seandainya memang hal itu tak bisa dinetralisir dan tak mungkin dihindari, maksud saya adalah tak mungkin kita menghindarinya dengan cara bersalaman dari jauh tanpa bersentuhan, kita sudah berusaha menjaga jarak atau mencari cara untuk tak bersalaman,

namun terjebak keadaan dan mereka sudah menyodorkan tangan, berusahalah salaman tanpa bersentuhan, namun bila tak memungkinkan untuk menghindar lagi maka hal itu menjadi udzur syari. Anjuran Bersalaman Pada dasarnya bersalaman adalah mubah (boleh), bahkan ada yang mengatakan sunnah karena hal itu dapat memunculkan kecintaan dan kasih sayang serta menguatkan ikatan persaudaraan. 3.Penutup Jadi, dari hikmah bersalaman tersebut kita di anjurkan untuk bersalaman ketika bertemu. Mungkin itu saja dari saya moga bermanfaat bagi kita. Kurang lebihnya mohon maaf afwan mingkum.. Wassalamualaikum Wr Wb

You might also like