You are on page 1of 47

KONSELOR DAN TERAPIS ANAK

Disusun oleh : Azizy Khoiyriyyatul M (078) Reisha Hermana M (079) Isty Diah L (087) Kori Dyah Wiratikta (095) Hana Hajar Hasanah (099) Nyayu Nazihah K (107) Nurisabila M (113) Astuti Rahayu P (117) Yolanda Chyntya N B (132)

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran 2010

KONSELOR DAN TERAPIS ANAK


Apa itu Konselor Anak? Seorang konselor anak membahas tentang dunia anak-anak mulai dari usia 0 hari sampai 17 tahun dan semua hal yang berkaitan dengan anak. Pada masa kecil terkadang timbul masalah yang mengganggu tumbuh kembang sang anak. Di sinilah peran konselor anak sangatlah penting, dimana seorang konselor anak akan memberikan nasihat dan saran kepada orang tua, sehingga masalah tersebut tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Ada beberapa bidang dalam masalah anak diantaranya bidang anak berkebutuhan khusus dan bidang anak traumatis. Bidang anak berkebutuhan khusus yaitu yang profesinya mengkhususkan untuk menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus seperti anak autis dan down syndrome. Sedangkan dalam bidang anak traumatis menghadapi anak-anak yang mengalami trauma baik karena kecelakaan ataupun kekerasan, biasanya anak-anak memiliki kecenderungan traumatic yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Ada juga konseling yang berhadapan dengan perkembangan anak-anak premature, yang sebenarnya perlu diawasi dalam perkembangannya. Apa itu Terapis Anak? Terapis menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah. Peran terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi terapis adalah membangun suatu iklim teraputik yang menunjang pertumbuhan client. Terapi anak merupakan salah satu cabang dari psikoterapi. Biasanya anak yang diterapi adalah anak anak autis, ADHD, sindrom down, dan sindrom asperger. Terapi banyak sekali macamnya, di antaranya terapi tingkah laku, terapi kognitif behavioral, terapi music, terapi lumba lumba, hypnotherapy, terapi gen, serta terapi wicara.

Apa yang perlu dipelajari seorang Konselor dan Terapis Anak? 1. Psikologi Klinis

Psikologi klinis adalah bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitankesulitan serta rintangan emosional pada manusia, tidak memandang ia abnormal atau subnormal. Ada beberapa metode psikoterapi yang dapat dilakukan oleh Psikolog Klinis, misalnya psikoterapi/konseling psikologi individual, keluarga/kelompok, perkawinan, dan lainlain. Tentu saja pilihan metode psikoterapinya sangat bergantung pada permasalahan psikologi yang dialami penderita/klien serta keahlian khusus yang dimiliki Psikolog Klinis tersebut. 2. Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan ilmu psikologi khusus yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu. Dalam bidang keilmuan Psikologi Perkembangan, membahas tentang perkembangan manusia sepanjang masa kehidupannya, meliputi perkembangan psikologis manusia. 3. Konseling dan Psikoterapi Konseling adalah hubungan antara seorang petugas bantuan yang terlatih dengan seseorang yang meminta bantuan, di mana keterampilan petugas bantuan tersebut beserta suasana yang diciptakannya dapat membantu orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain dengan cara yang lebih menghasilkan pertumbuhan. 4. Psikodiagnostik Psikodiagnostik berperan sangat penting dalam ilmu psikologi untuk memahami individu lebih baik dan memberi perlakuan yang paling sesuai menurut deskripsi kepribadiannya. Deskripsi kepribadian diperoleh dengan beberapa teknik dan prosedur sistematis. Teknik-teknik tersebut antara lain wawancara, observasi, analisa dokumen pribadi (otobiografi, biografi, buku harian, surat pribadi, dsb), dan tes psikologi atau disebut juga psikotes.

5. Biopsikologi Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari aspek biologi. Manusia pada dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahwa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan dari induk asalnya. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman. Biopsikologi terbagi menjadi 5 bagian utama, antara lain physiological psychology, psychopharmacology, neuropsychology, psychophysiology, dan comparative psychology.

Hubungan antara konselor anak dan terapis anak a. Pesamaan Konseling dan Psikoterapi Terdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi, yaitu : 1. Konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas. 2. Konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi. 3. Psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling. b. Perbedaan Konseling dan Psikoterapi Meskipun demikian, kedua bidang ini tetap berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi : 1. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami ganguan psikologis. 2. Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang. 3. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus.

Keahlian apa yang bisa mendukung profesi ini (di luar masalah pendidikan) ? Dalam menangani anak-anak yang pasti adalah harus adanya kesabaran yang ekstra. Kreativitas konselor untuk membuat anak tertarik dan tidak takut juga tidak kalah pentingnya. Tapi yang paling penting adalah adanya keahlian membuat anak-anak itu nyaman di dekat kita sehingga proses konseling dapat berjalan dengan lancer. Apa suka duka menjadi Konselor dan Terapis Anak ? Sukanya banyak. Bisa melihat perkembangan anak-anak, rasa senang saat anak yang memiliki masalah traumatic menjadi lebih relax. Dukanya juga banyak. Melihat ketertekanan anak-anak yang masih kecil. Terkadang juga melihat anak yang memiliki masalah tetapi orang tuanya hanya menutup mata. Contoh Masalah yang Biasa Dihadapi Seorang Konselor Anak 1. Masalah : Agresivitas Anak Mengingatkan orang tua agar tidak terlalu memanjakan. Mengingatkan oranng tua untuk tidak membiarkan anak ketikan menonton acara televisi yang mengandung kekerasan. Segera memisahkan ketika anak melakukan tindakan agresive Mengajarkan anak untuk mau menghargai, menyayangi, dan saling menolong. Mengingatkan orang tua untuk tidak memberikan hukuman berupa hukuman fisik. 2. Masalah yang sehat. : Anak Borderline yang Mengikuti Pendidikan di Sekolah Reguler Mendapatkan bimbingan yang tepat dan intensif dalam proses Penyelesaian: Melakukan treatment atau layanan berupa :

Penyelesaian : Melakukan beberapa tindakan khusus seperti : pembelajarannya. Mendapatkan konseling individual untuk mengembalikan situasi kejiwaan

3. Masalah

Mendapatkan konseling individual untuk dapat menerima dirinya apa Mendapatkan bimbingan dan konseling agar tumbuh rasa percara diri dan Mengembangkan hobi anak : Anak Korban Orang Tua Ambisius (PUSH PARENTING)

adanya. percaya kepada orang tuanya.

Penyelesaian : Konselor harus berbicara dengan orang tua, dengan tujuan menyadarkan dan mengajak mereka melihat bersama-sama bahwa akar penyebab permasalahan anak mereka adalah pola asuh yang keliru. Dalam perbincangan dengan orang tua itu konselor dapat memberikan beberapa masukan penting yang harus diperhatikan orang tua untuk mendukung dan mempercepat proses kesembuhan si anak 4. Masalah : Anak yang Terlampau manja Mendorong orang tua untuk konsisten tidak memanjakan anak Mengajarkan hidup mandiri terhadap anak mulai dari hal- hal kecil Berkomunikasi pada anak bahwa untuk usianya sudah memiliki tanggung jawab dan tidak semua keinginannya bisa terpenuhi Saat anak menangis atau merengek karena meminta sesuatu, berikan pengertian bahwa tindakan itu tidak benar dan tenangkan anak Ketika anak sudah mulai mengurangi kemanjaanya, berikanlah pujian. 5. Masalah : Anak yang Egois Mengjarkan empati melalui role play Memberikan contoh, bicaran dan perilaku peduli Memberi pengertian tentang efek negetive egois Berikan penguatan terhadap sikap anak yang tidak menunjukan mementingkan diri sendiri

Penyelesaian : Melakukan treatment atau layanan berupa

Penyelesaian : Melakukan treatment atau layanan berupa

Contoh Masalah yang Biasa Dihadapi Seorang Terapis Anak 1. Anak autis Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda, di antaranya Applied Behavioral Analysis (ABA), terapi bicara, terapi okupasi, terapi fisik, terapi sosial, terapi bermain, terapi perilaku, terapi perkembangan, terapi visual, terapi biomedik, terapi music, serta terapi lumba lumba. 2. Anak ADHD atau hiperaktif ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif. Ada tiga jenis latihan untuk melatih konsentrasi anak hiperaktif, yaitu permainan bola, go and no go next, dan stop think go. 3. Anak Down Syndrome Down Syndrome merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Jenis-jenis terapi yang dibutuhkan anak down syndrome yaitu terapi fisik, terapi bicara, terapi okupasi, terapi remedial, terapi sensori integrasi, terapi tingkah laku, terapi music, terapi lumba lumba, terapi akupuntur, serta terapi craniosacral. 4. Anak Asperger Syndrome Gangguan Asperger adalah gangguan pada fase perkembangan terutama pada interaksi sosial dan perilaku yang terbatas dan tidak adanya keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Ciri yang hampir mirip dengan gejala-gejala autisme, sehingga gangguan Asperger seringkali disebut sebagai spektrum gangguan autis (autism spectrum disorders; ASDs). Terapi untuk anak Asperger Syndrome tergantung pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan karakteristik sang anak.

LAMPIRAN

Nama : Isty Diah L NPM : 190110100087

TERAPIS ANAK
Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Terapi anak merupakan salah satu cabang dari psikoterapi. Biasanya anak yang diterapi adalah sebagai berikut : Anak autis Anak ADHD atau hiperaktif Anak Down Syndrome Anak Asperger Syndrome 1. Anak Autisme Autisme merupakan kelainan psikis yang dimulai sejak anak-anak sampai dewasa karena kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi yang kurang. Autisme bisa dialami siapa saja dengan kondisi lingkungan sosial yang beraneka ragam.

Tiga Ciri Utama Autisme


1. Gangguan interaksi sosial, 2. Gangguan komunikasi, 3. Pola tingkah laku/minat yang repetitif dan stereotip. Gejala di atas telah muncul sebelum anak berusia 3 tahun. Berikut ini penjelasannya: 1. Gangguan Interaksi Sosial Gangguan yang jelas pada perilaku non-verbal (kontak mata terbatas, ekspresi wajah datar, tidak menoleh jika dipanggil). Tidak mau bermain dengan teman sebaya dengan cara yang sesuai (wajar). Tidak mau (enggan) berbagi minat dengan orang lain. Kurang mampu melakukan interaksi sosial timbal-balik. 2. Gangguan Komunikasi Terlambat bicara atau tidak bisa bicara tanpa kompensasi penggunaan gesture (isyarat, gerak-bahasa tubuh). Mereka yang bisa bicara biasanya tidak dapat memulai dan mempertahankan percakapan. Penggunaan bahasa yang berulang, stereotipik atau tidak dapat dimengerti 3. Perilaku dan Minat yang Terbatas Minat yang terbatas dan abnormal dalam intensitas dan fokus. Terikat secara kaku pada ritual yang kelihatannya tidak memiliki fungsi khusus. Gerakan yang stereotipik dan berulang (flapping, gerakan jari-jari, bertepuk tangan, menyentuh benda-benda, rocking).

Preokupasi pada bagian dari benda.

Terapi untuk Anak Autisme


Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara, obat atau suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi, radio, dan tulisan-tulisan. Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh, dan setelah mengeluarkan banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai. Dibawah ini ada beberapa jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda. 1) Applied Behavioral Analysis (ABA) ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan didesain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia. 2) Terapi Bicara Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang. Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini terapi bicara dan berbahasa akan sangat menolong. 3) Terapi Okupasi Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot halusnya dengan benar. 4) Terapi Fisik Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya. 5) Terapi Sosial Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam keterampilan berkomunikasi dua arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari caranya. 6) Terapi Bermain Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

7) Terapi Perilaku Tujuannya, agar sang anak memfokuskan perhatian dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya. Mereka banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya. Caranya dengan membuat si anak melakukan berbagai kegiatan seperti mengambil benda yang ada di sekitarnya. 8) Terapi Perkembangan Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik. 9) Terapi Visual Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambargambar, misalnya dengan metode PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi. 10) Terapi Biomedik Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis). 11) Terapi Akupunktur Metode tusuk jarum ini diharapkan bisa menstimulasi sistem saraf pada otak hingga dapat bekerja kembali. 12) Terapi Musik Lewat terapi ini, musik diharapkan memberikan getaran gelombang yang akan berpengaruh terhadap permukaan membran otak. Secara tak langsung, itu akan turut memperbaiki kondisi fisiologis. Harapannya, fungsi indera pendengaran menjadi hidup sekaligus merangsang kemampuan berbicara. 13) Terapi Balur Banyak yang yakin autisme disebabkan oleh tingginya zat merkuri pada tubuh penderita. Terapi balur ini bertujuan mengurangi kadar merkuri dalam tubuh penyandang autis. Caranya, menggunakan cuka aren campur bawang yang dilulurkan lewat kulit. Tujuannya melakukan detoksifikasi gas merkuri. 14) Terapi Anggota Keluarga Orangtua harus mendampingi dan memberi perhatian penuh pada sang anak hingga terbentuk ikatan emosional yang kuat. Umumnya, terapi ini merupakan terapi pendukung yang wajib dilakukan untuk semua jenis terapi lain.

15) Terapi Lumba-lumba Telah diketahui oleh dunia medis bahwa di tubuh lumba-lumba terkandung potensi yang bisa menyelaraskan kerja saraf motorik dan sensorik penderita autis. Sebab lumba-lumba mempunyai gelombang sonar (gelombang suara dengan frekuensi tertentu) yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Selain itu, gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat meningkatkan neurotransmitter.

2. Anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)


ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan perkembangan mental (developmental disorder) yang ditandai dengan adanya gangguan pemusatan perhatian dan tingkah laku yang hiperaktif. Hiperaktif ditandai ketidakmampuan memusatkan perhatian atau konsentrasi, disertai hiperaktivitas dan impulsifitas, yaitu bereaksi terlalu cepat tanpa dipikir lebih dulu. Kondisi ini terjadi pada segala situasi, baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sosial lain. Kendati tak selalu, hiperaktif sering diikuti kelambatan perkembangan lain seperti lambat bicara. Hambatan dalam proses pematangan fungsi otak memang jarang mengakibatkan kelainan tunggal. Umumnya, anak jadi tak bisa konsentrasi. Nah, konsentrasi yang buruk menyebabkan anak lambat belajar bicara. Ini terjadi karena informasi yang diterima anak kurang. Hiperaktif umumnya juga disertai gangguan perilaku lain. Data menunjukkan, 20-50 persen disertai gangguan menentang. Sekitar 50-70 persen disertai gangguan afektif/perasaan, seperti depresi atau sebaliknya. Sekitar 25 persen disertai gangguan cemas, seperti anak jadi takut sekolah atau takut berpisah dengan orangtua. Selain itu, 15-20 persen disertai kesulitan belajar yang spesifik. Misalnya, kesulitan membaca atau berhitung, meski IQ-nya normal. Yang lebih buruk, kondisi ini bisa berlanjut hingga dewasa dan menjadi gangguan kepribadian. Penelitian menunjukkan, banyak anak hiperaktif yang tak dideteksi dan ditangani sejak awal, setelah dewasa menjadi orang-orang yang mengalami gangguan. Antara lain, ketergantungan obat, antisosial, dan sebagainya.

Terapi untuk Anak ADHD


Untuk menentukan seorang anak mengalami hiperaktif atau tidak, perlu dilakukan deteksi awal yang meliputi tingkah laku, komunikasi, sosialisasi, dan akademis. Selain itu, ada empat aspek lain lagi yang dilihat pada deteksi awal, yaitu perhatian, hiperaktivitas, kemampuan sosialisasi, dan sikap menentang anak, baik terhadap teman atau orang lain. Pemeriksaan aspek perhatian dilakukan dengan meminta anak bekerja sendirian serta menyelesaikan tugasnya sesuai waktu yang ditetapkan. Untuk anak yang belum sekolah, biasanya diberi permainan seperti puzzle. Sementara hiperaktivitas, yaitu mengukur keaktifan anak apakah sesuai atau tidak dengan usianya, dan apakah tindakannya melampaui batas serta tanpa perhitungan. Misalnya, jika memukul orang, ia langsung pukul saja. Atau jika memegang barang, ia langsung melempar. Setelah semuanya terdeteksi, akan diketahui seberapa jauh derajat gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas anak. Barulah disusun program terapi yang cocok bagi anak. Termasuk bila anak perlu diberi obat. Terapi yang diberikan umumnya ditujukan pada gangguan utama yang dialami anak hiperaktif, yakni pada otaknya. Anak hiperaktif, otaknya belum cakap, karena fungsinya belum matang. Jika anak diberi obat yang tepat, 70 persen akan berhasil baik meski tak sempurna. Tapi, lama pemakaian obat bukan berarti anak tergantung pada obat. Obat itu justru untuk

menjembatani agar di usia-usia itu anak punya performance yang baik, sehingga kondisi hiperaktifnya tak begitu mengganggu. Selain diobati, perilaku anak juga harus dibimbing melalui terapi perilaku. Karena hiperaktif juga menyangkut penampilan akademisnya, anak juga diberikan terapi edukatif. Terapi lain yang dilakukan ialah stimulasi perkembangan, terapi bicara, terapi remedial, fisioterapi, terapi bermain, terapi okupasi, terapi musik, dan psikoterapi. Tiga Terapi untuk Melatih Konsentrasi Anak ADHD Ada tiga jenis latihan untuk melatih konsentrasi anak hiperaktif, yaitu: 1. Permainan Bola Buatlah bola sebesar bola tenis atau kasti yang permukaannya kasar. Permukaan kasar ini bertujuan memberi rangsangan. Kemudian minta anak untuk men-drible bola dengan hitungan. Misal, untuk tahap awal, minta anak men-drible bola selama tiga menit. Catat berapa kali ia bisa men-drible bola tanpa mati. Setelah itu, tingkatkan waktunya, misalnya 5 menit, 10 menit, dan seterusnya. 2. Go and No Go Test Latihan ini bisa menggunakan warna atau huruf. Misal, dengan bola berwarna atau kartu yang telah ditulisi abjad. Sebelum permainan, minta anak bertepuk tangan tiap kali satu bola/kartu ditunjukkan, dan minta agar ia tak bertepuk tangan untuk satu warna/abjad tertentu yang ditunjukkan. Misal, anak tak boleh bertepuk tangan untuk warna putih atau huruf x yang ditunjukkan. Catat kesalahan anak, misal, apakah anak bertepuk tangan pada saat warna putih atau huruf x ditunjukkan, atau malah tak bertepuk tangan saat warna selain putih atau huruf selain x ditunjukkan. Ulangi latihan ini berkali-kali. 3. Stop-Think-Go Sebelum melakukan tindakan, minta anak agar diam dulu. Misal, tiap kali melihat sesuatu, minta anak menghitung 10 kali. Setelah 10 hitungan, minta ia memikirkan tindakan terbaik yang akan ia kerjakan. Setelah itu, baru ia diizinkan mengerjakan apa yang telah dipikirkannya.

3. Anak Down Syndrome


Down Syndrome merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang paling sering terjadi. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down. Pada saat itu down syndrome sering disebut sebagai Mongoloid karena ciri-ciri mereka yang menyerupai orang Mongolia yaitu tinggi badan yang relative pendek, kepala mengecil dan hidung yang datar. Kemudian pada tahun 1970an para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi namanya dengan merujuk pada nama sang penemu syndrome ini menjadi Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah itu atau sering disingkat sebagai DS.

Penyebab Down Syndrome


Tubuh manusia memiliki milyaran sel yang memiliki pusat informasi genetik di kromosom. Normalnya manusia mempunyai 23 pasang kromosom sehingga total berjumlah 46 buah kromosom. Pada anak down syndrome kromosom nomor 21 berjumlah tiga dimana seharusnya berjumlah dua sehingga total menjadi 47 buah kromosom dan biasa disebut trisomi 21. Jumlah kromosom yang berlebihan itulah yang mengakibatkan terjadinya kegoncangan pada sistem metabolisme sel yang akhirnya memunculkan down syndrome.

Down syndrome bukan penyakit menular dan bukan penyakit keturunan. Anggapan bahwa down syndrome hanya akan terjadi pada usia ibu yang pada saat hamil berusia diatas 35 saat ini telah dipatahkan karena setelah diteliti lebih lanjut ternyata down syndrome bisa terjadi pada ibu yang mengandung pada usia di bawah 35 thn. Juga anggapan bahwa down syndrome terjadi karena kekurangan gizi (golongan tidak berpunya) juga dipatahkan karena down syndrome tidak mengenal strata sosial, seorang ibu yang menjaga kehamilan dengan baik sekalipun sang bayi yang dikandungnya bisa terkena down syndrome. Kesalahan penggandaan kromosom nomor 21 tersebut bukan karena penyimpangan perilaku orang tua ataupun pengaruh pencemaran lingkungan. Ketidakjelasan penyebab pasti itu membuat faktor penyebab down syndrome hingga saat ini belum terobati dan tak tercegah.

Ciri-Ciri Anak Down Syndrome


Anak down syndrome pada umumnya mempunyai kekhasan yang bisa dilihat secara fisik selain dengan pemeriksaan jumlah kromosomnya. Tanda-tanda fisik ini bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai dengan terlihat dengan jelas. Ciri-ciri fisik anak down syndrome adalah sebagai berikut : Bentuk kepala yang relatif kecil dengan bagian belakang yang tampak mendatar (peyang) Hidung kecil dan datar (pesek), hal ini mengakibatkan mereka sulit bernapas Mulut yang kecil dengan lidah yang tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal yang mengakibatkan lidah sering menjulur keluar Bentuk mata yang miring dan tidak punya lipatan di kelopak matanya Letak telinga lebih rendah dengan ukuran telinga yang kecil, hal ini mengakibatkan mudah terserang infeksi telinga Rambut lurus, halus dan jarang Kulit yang kering Tangan dan jari-jari yang pendek dan pada ruas kedua jari kelingking miring atau bahkan tidak ada sama sekali, sedangkan pada orang normal memiliki tiga ruas tulang Pada telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut simian crease. Garis tersebut juga terdapat di kaki mereka yaitu di antara telunjuk dan ibu jari yang jaraknya cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal. Keadaan telunjuk dan ibu jari yang berjauhan itu disebut juga sandal foot Otot yang lemah (hypotomus), mengakibatkan pertumbuhan terganggu (terlambat dalam proses berguling, merangkak, berjalan, berlari dan berbicara) Pertumbuhan gigi geligi yang lambat dan tumbuh tak beraturan sehingga menyulitkan pertumbuhan gigi permanent

Gangguan-Gangguan Pada Anak Down Syndrome


Gangguan kesehatan yang anak DOWN SYNDROME sering alami adalah sebagai berikut : gangguan pada jantung Gangguan pada penglihatan Gangguan pada pendengaran Tidak normalnya kadar hormon imunologi Gangguan pencernaan

Terapi Untuk Anak Down Syndrome


Masing-masing anak down syndrome mempunyai kondisi yang berbeda, ada anak yang memerlukan suatu program terapi lebih lama dibandingkan anak yang lainnya. Hal ini bisa dikarenakan karena beberapa faktor misalnya :

Sang anak telat dibawa ke tempat terapi (mungkin karena kondisi orang tua yang masih syok saat itu) Orang tua baru tahu kondisi sang anak setelah sekian bulan berlalu tanpa ada informasi apapun (biasanya terjadi di daerah yang terpencil), Kondisi kesehatan sang anak yang kurang baik (kalau sering sakit tentu akan menggangu program terapinya), Keuangan keluarga Sifat sang anak (ada anak down syndrome yang sama sekali tidak mau dipegang oleh terapisnya, hal ini tentu akan menyulitkan sang terapis untuk membantunya) Jenis-jenis terapi yang dibutuhkan anak down syndrome adalah sebagai berikut : 1) Terapi Fisik (Physio Theraphy) Biasanya terapi inilah yang diperlukan pertama kali bagi anak down syndrome. Dikarenakan mereka mempunyai otot tubuh yang lemas maka disinilah mereka dibantu agar bisa berjalan dengan cara yang benar. 2) Terapi Bicara Suatu terapi yang di perlukan untuk anak down syndrome yang mengalami keterlambatan bicara dan pemahaman kosakata. Saat ini sudah banyak sekali jenis-jenis terapi selain di atas yang bisa dimanfaatkan untuk tumbuh kembang anak down syndrome. 3) Terapi Okupasi Terapi ini diberikan untuk melatih anak dalam hal kemandirian, kognitif/pemahaman, kemampuan sensorik dan motoriknya. Kemandirian diberikan kerena pada dasarnya anak down syndrome tergantung pada orang lain atau bahkan terlalu acuh sehingga beraktifitas tanpa ada komunikasi dan tidak memperdulikan orang lain. Terapi ini membantu anak mengembangkan kekuatan dan koordinasi dengan atau tanpa menggunakan alat. 4) Terapi Remedial Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan kemampuan akademis dan yang dijadikan acuan terapi ini adalah bahan-bahan pelajaran dari sekolah biasa 5) Terapi Sensori Integrasi Sensori Integrasi adalah ketidakmampuan mengolah rangsangan / sensori yang diterima. Terapi ini diberikan bagi anak down syndrome yang mengalami gangguan integrasi sensori misalnya pengendalian sikap tubuh, motorik kasar, motorik halus dll. Dengan terapi ini anak diajarkan melakukan aktivitas dengan terarah sehingga kemampuan otak akan meningkat. 6) Terapi Tingkah Laku (Behaviour Theraphy) Mengajarkan anak down syndrome yang sudah berusia lebih besar agar memahami tingkah laku yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. 7) Terapi Akupuntur Terapi ini dilakukan dengan cara menusuk titik persarafan pada bagian tubuh tertentu dengan jarum. Titik syaraf yang ditusuk disesuaikan dengan kondisi sang anak. 8) Terapi Musik Anak dikenalkan nada, bunyi-bunyian, dan lain-lain. Anak-anak sangat senang dengan musik maka kegiatan ini akan sangat menyenangkan bagi mereka dengan begitu stimulasi dan daya konsentrasi anak akan meningkat dan mengakibatkan fungsi tubuhnya yang lain juga membaik. 9) Terapi Lumba-Lumba Terapi ini biasanya dipakai bagi anak Autis tapi hasil yang sangat mengembirakan bagi mereka bisa dicoba untuk anak down syndrome. Sel-sel saraf otak yang awalnya tegang akan menjadi relaks ketika mendengar suara lumba-lumba.

10) Terapi Craniosacral Terapi dengan sentuhan tangan dengan tekanan yang ringan pada syaraf pusat. Dengan terapi ini anak down syndrome diperbaiki metabolisme tubuhnya sehingga daya tahan tubuh lebih meningkat.

4. Anak Asperger Syndrome


Gangguan Asperger atau dikenal dengan istilah Asperger syndrome (AS), juga disebut sebagai Asperger disorder merupakan salah satu satu jenis gangguan dari kelompok gangguan perkembangan pervasif (pervasive development disorders; PDD). Gangguan Asperger adalah gangguan pada fase perkembangan terutama pada interaksi sosial dan perilaku yang terbatas dan tidak adanya keingintahuan terhadap lingkungan sekitarnya. Ciri yang hampir mirip dengan gejala-gejala autisme, sehingga gangguan Asperger seringkali disebut sebagai spektrum gangguan autis (autism spectrum disorders; ASDs). Pada awalnya Asperger mengkategorikan gangguan tersebut hanya muncul pada anak laki-laki, penelitian berkelanjutan menemukan gangguan tersebut juga mengidap pada anak perempuan. Beberapa penelitian modern menemukan prevalensi gangguan lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan (Ehler & Gillberg, (1993), Wolf dkk (1991), Wing (1978), Wolff & Barlow (1979), Gillberg (1993). Anak dengan gangguan Asperger mungkin memiliki range inteligensi yang normal, namun anak dengan gangguan Asperger juga memiliki sedikit keterbelakangan mental, disamping itu gangguan keterlambatan dalam penguasaan bahasa atau berbicara juga lebih baik dibandingkan anak autis. Penelitian juga menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan Asperger memiliki kemampuan luar biasa dalam menghafal, meskipun terjadi gangguan psikomotorik. Penelitian dalam hal ini masih dalam studi yang lebih mendalam. Anak dengan AS kesulitan untuk berteman dengan kelompoknya, mereka lebih suka menyendiri kadang disertai dengan perilaku yang eksentrik. Misalnya saja mereka suka menghitung kendaraan yang lewat di jalan raya atau menonton acara televisi prakiraan cuaca saja, meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang ia tonton. Secara umum beberapa gejala sindrom Asperger : Komunikasi nonverbal yang tidak normal, misalnya menghindari kontak mata, berhadapan dengan orang lain Kegagalan dalam mengembangkan hubungan dengan orang lain dan kesulitan bersama kelompok bermainnya, misalnya anak lebih suka atau nyaman bersama orang dewasa atau orangtuanya Tidak mampu bersikap spontan dalam menikmati, ketertarikan atau menghargai orang lain Kesulitan memahami ekspresi wajah Ketidakmampuan mengenal emosi Berperilaku tertentu seperti mengisap jari, berjalan berbelok-belok atau gerak tubuh yang ganjil Tidak dapat bersikap fleksibel dan tergantung pada rutinitas Hanyut dalam suasana atau bermain ketergantungan pada sesuatu benda-benda tertentu Tidak tertarik dan sensistif terhadap lingkungannya, misalnya dengan suara, baju yang dipakai, makanan atau bau-bau busuk

Gangguan dalam berbicara atau berbahasa terutama pada penguasaan semantik dan intonasi, sehari-harinya kadang mereka juga berbicara dalam bahasa yang formal (Hans Asperger menyebut anaknya dengan sebutan profesor kecil. Kesulitan dalam menginterpretasikan bahasa atau kesulitan dalam mengartikan maksud dalam percakapan Suka mengulang perbuatan-perbuatan yang dilarang

Terapi Untuk Anak Asperger Syndrome


Pemberian terapi difokuskan pada tiga bidang yang muncul pada AS yaitu komunikasi, perilaku mengulang dan fisik. Keberhasilan terapi tergantung pada penyusunan program yang disesuaikan dengan minat dan karakteristik sang anak. Ketrampilan sosial Ketrampilan sosial (social skills training) bertujuan untuk mengajarkan anak dengan ketrampilan dalam berinteraksi dengan anak-anak sebayanya. Penderita AS mempunyai kecenderungan menggantungkan diri pada aturan yang kaku dan rutinitas. Keadaan ini dapat digunakan untuk mengembangkan kebiasaan yang positif dan meningkatkan kualitas hidup. Penderita AS diajarkan teknik coping dari perilaku orang-orang disekelilingnya, dengan mencontoh perilaku orang individu juga srategi menyelesaikan masalah diajarkan untuk menangani keadaan yang sering terjadi, situasi sulit seperti terlibat dengan hal baru, kebutuhan sosial dan frustrasi. Disamping itu pasien juga dilatih untuk mengenal situasi sulit dan memilih strategi yang pernah dipelajari untuk situasi baru. Ketrampilan berkomunikasi Anak diberikan cognitive behavioral therapy (CBT) yang bertujuan untuk membantu anak dalam memanage emosinya secara lebih baik sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya, terapi ini juga berguna untuk mengendalikan perilaku mengulang dan rutinitas. Terapi ini dapat dilakukan secara individual ataupun dengan kelompok. Terapi komunikasi dan bahasa meliputi; perilaku nonverbal, mengenal dan membaca perilaku nonverbal pada orang lain, kesiagaan diri, perspective taking skill, dan interpretasi komunikasi. Pelatihan pada orangtua Pelatihan pada orangtua bagaiman menghadapi dan memberi dukungan kepada anak dengan gangguan AS. Strategi yang dapat dilakukan : 1) Melatih anak dalam berbicara, orangtua harus bersikap sabar dan penuh kasih sayang dalam berbicara dengan anak gangguan AS. Orangtua diharapkan sesering mungkin mengajak anaknya berbicara dengan menyesuaikan kemampuan ang dimiliki anak, bicaralah dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. 2) Berikanlah tugas-tugas yang mampu diselesaikan oleh anak berserta dengan instruksi yang jelas (baik berupa perintah atau gambar), tanyankanlah pada anak apakah ia sudah cukup menegrti dengan tugas yang diberikan. 3) Usahakanlah anak menatap orangtuanya ketika berbicara. 4) Berikanlah pujian ketika ia dapat menyelesaikan tugasnya dan ketika ia melakukan halhal lain yang positif tanpa disuruh 5) Latihlah anak untuk belajar memilih dari beberapa alternatif yang diajukan. Medikasi Perlu diingat bahwa tidak ada obat-obatan medis yang dapat menyembuh gangguan AS ini, dokter akan memberikan obat bila disertai dengan beberapa gejala lain berupa gangguan

kecemasan, atau depresi misalnya. Pemberian obat-obatan seperti jenis serotonin; risperidone, olanzapine, quetiapine diperuntukkan untuk meredam perilaku agresivitas atau self injuries. Jenis SSRI lainnya seperti fluoxetin diberikan bila disertai dengan gangguan kecemasan dan clomipramine diberikan untuk meredamkan perilaku obsesif.

Nama NPM BIOPSIKOLOGI DEFINISI Biopsikologi merupakan pendekatan psikologi dari

: Kori Dyah Wiratikta : 190110100095

aspek biologi. Manusia pada

dasarnya

mewarisi sifat-sifat fisik dari orang tuanya, atau juga nenek dan kakeknya secara genetik. Ciriciri ini nampak melalui aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata, keadaan rambut lurus atau kerinting, ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian pula ahli biopsikologi melihat bahawa sifat dan tingkah laku manusia juga mengalami pewarisan daripada induk asal. Sebagai contoh sifat pendiam, talkactive, dominan atau pasif adalah ciri-ciri sifat alamiah manusia dan tidak dipelajari melalui pengalaman.

ILMU YANG BERKAITAN DENGAN PSIKOLOGI 1. BIOLOGICAL PSYCHIATRY : tentang biologi yangg berkaitan dengan penyimpangan psikiatris & perlakuan (treatment) terhadap penyimpangan melalui manipulasi otak 2. DEVELOPMENT NEUROBIOLOGY : tentang perubahan sistem syaraf sejalan dengan kematangan usia = neuroscience 3. NEUROANATOMY : tentang struktur/anatomi sistem syaraf 4. NEUROCHEMISTRY : proses-2 kimiawi yang timbul akibat aktivitas syaraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sistem syaraf 5. NEUROENDOCRINOLOGY : interaksi antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin & hormon yang diproduksinya 6. NEUROETHOLOGY : kaitan antara sistem syaraf dengan perilaku yg timbul dalam lingkungan alami hewan & laboratorium yg dikontrol ketat 7. NEUROPATHOLOGY : penyimpangan sistem syaraf 8. NEUROPHARMACOLOGY : efek obat-obatan pada sistem syaraf, terutama yg mempengaruhi transmisi sel syaraf

9. NEUROPHYSIOLOGY : respon sistem syaraf terutama yang terlibat dalam transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel syaraf dan antara sel-sel syaraf BIOPSIKOLOGI SEBAGAI CABANG ILMU PSIKOLOGI Terbagi menjadi 5 bagian utama: 1. PHYSIOLOGICAL PSYCHOLOGY : fokusnya pada manipulasi sistem syaraf melalui operasi, terapi elektrik dan terapi kimiawi dalam kondisi eksperimen yang dikontrol dengan ketat dalam eksperimennya umumnya digunakan hewan sebagi subyek penelitian (mencit, tikus putih, marmut, hamster, kelinci) 2. PSYCHOPHARMACOLOGY : bergerak dalam bidang yang sama (1) namun fokusnya lebih kepada obat-obatan (zat kimia) yg mempengaruhi sistem syaraf selanjutnya berpengaruh terhadap perilaku. Pengaruh zat kimia terhadap otak tidak semata-mata berkonotasi buruk (misalnya pengaruh zat depresif/melemahkan terhadap aktivitas otak, tetapi juga berusaha menemukan zat kimia yg berguna dalam penyembuhan kerusakan otak dan zat-zat yang dapat mengurangi kecanduan obat. 3. NEUROPSYCHOLOGY : mempelajari kemunduran perilaku akibat kerusakan otak dapat dilakukan melalui eksperimen berdasarkan kasus atau suatu penelitian quasieksperimen terhadap pasien-pasien yang menderita kerusakan otak karena penyakit, kecelakaan atau operasi 4. PSYCHOPHISIOLOGY : mempelajari kaitan antara fisiologi dengan perilaku dengan mencatat respon fisiologis manusia yg disebabkan reaksi psychologisnya seperti atensi, emosi, proses penerimaan informasi EEG (electroencephalogram) 5. COMPARATIVE PSYCHOLOGY : lebih menekankan pada perilaku biologis dari pada perilaku yang disebabkan oleh mekanisme sistem syaraf. Mempelajari perbandingan perilaku spesies yang berbeda serta terfokus pada genetik, evolusi, dan perilaku adaptasi

Macam Macam Terapi


TERAPI KOGNITIF - BEHVIORAL Posted on 5 September 2009 by AKHMAD SUDRAJAT Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) atau Cognitive-Behavioral Therapy (CBT) merupakan salah satu bentuk konseling yang bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat,

memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu, dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Pendekatan kognitif berusaha memfokuskan untuk menempatkan suatu pikiran, keyakinan, atau bentuk pembicaraan diri (self talk) terhadap orang lain (misalnya, hidup saya sengsara sehingga sulit untuk dapat menentukan tujuan hidup saya). Selain itu, terapi juga memfokuskan pada upaya membelajarkan klien agar dapat memiliki cara berpikir yang lebih positif dalam berbagai peristiwa kehidupan dan tidak hanya sekedar berupaya mengatasi penyakit atau gangguan yang sedang dialaminya.. Dengan kata lain, konseling kognitif memfokuskan pada kegiatan mengelola dan memonitor pola fikir klien sehingga dapat mengurangi pikiran negatif dan mengubah isi pikiran agar dapat siperoleh emosi yang lebih positif. Sedangkan Konseling Behavioral memfokuskan pada kegiatan (tindakan) yang dilakukan klien, menentukan bentuk imbalan (rewards) yang dapat mendorong klien untuk melakukan tindakan tertentu, pemberian konsekuensi yang tidak menyenangkan, guna mencegah klien melakukan tindakan yang tidak dikehendaki. Sejarah Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) dapat dilacak dari awal para perintis psikologi, kecuali untuk konseling kognitif. Apa yang dipraktikkan sekarang ini sesungguhnya telah dikembangkan sejak tahun 50-an dan 60-an. Memasuki tahun 70-an, para pemikir dan praktisi aliran kognitif dan perilaku (behavioral) berusaha menggabungkan kedua pendekatan tersebut sehingga menghasilkan Konseling Kognitif-Behavioral. Sejak tahun 80-an hingga sekarang ini, Konseling Kognitif-Behavioral telah berkembang dan memiliki daya tarik tersendiri karena telah terbukti efektivitasnya dan mampu memberikan pelayanan dalam waktu yang lebih singkat, dibandingkan dengan psikoanalisis atau psikoterapi tradisional lainnya. Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) dapat digunakan dalam rangka membantu menangani berbagai masalah yang dihadapi individu: seperti : depresi, kecemasan dan gangguan panik, atau dalam menghadapi peristiwa hidup lainnya, seperti: kematian, perceraian, kecacatan, pengangguran, masalah yang berhubungan dengan anak-anak dan stres. Dalam Terapi Kognitif-Behavioral (TKB), konselor dan klien bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang menyebabkan timbulnya gangguan fisik-emosional. Fokus dalam terapi ini adalah berusaha mengubah pikiran atau pembicaraan diri (self talk).

Proses Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) membantu klien dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan spesifik dari apa yang dia pikirkan dan menyebabkan timbulnya perasaan negatif dan menyakitkan. Setiap bentuk pemikiran yang menyimpang klien ini dapat mempengaruhi tingkat emosi dan perilakunya. Dalam memperlakukan orang yang mengalami kesulitan psikologis, titik yang paling efektif untuk dilakukan intervensi adalah pada tingkat pikiran yang menimbulkan rasa sakit tersebut. Jika proses berpikirnya dapat berhasil dirubah, (misalnya asumsi, keyakinan, nilai-nilai), maka dengan sendirinya perubahan dalam emosi dan perilaku akan mengikutinya. Berbagai teknik dan strategi behavioral therapy dapat digunakan untuk meningkatkan hasil perawatan (misalnya, teknik mengelola kemarahan, meditasi, latihan relaksasi, dan assertive training, dan sebagainya). Tidak seperti proses konseling tradisional umumya, Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) lebih memfokuskan pada hasil dan tujuan, termasuk didalamnya adalah hasil jangka pendek (segera) dari proses konseling yang sedang berjalan, yaitu tercapainya pengalaman positif klien yang relatif cepat dengan adanya kemajuan perasaan yang lebih lega dan daya tahan. Berdasarkan hasil studi beberapa dekade belakangan ini, telah membuktikan bahwa Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) merupakan sebuah model sederhana yang sukses dan ampuh sebagai salah bentuk treatment psikologis. Saat ini Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) telah banyak diterapkan oleh para profesional di seluruh Amerika Serikat dan secara internasional. Jenis konseling ini adalah yang paling efektif dalam berurusan dengan individu-individu yang cerdas, rasional dan berkeinginan untuk memiliki gairah dan kenikmatan dalam hidup mereka demikian menurut Beth Horwin, LPC, berdasarkan pengalamannya sebagai seorang therapist. Terapi Kognitif-Behavioral (TKB) merupakan proses terapi yang mengambil banyak bentuk, sedikitnya terdapat 60 variasi. Secara ringkas, Beth Horwin mengemukakan proses konseling kognitif- behavioral ini, sebagai berikut:

Membantu klien dalam mengenali, menganalisis dan mengelola keyakinannya. Membiarkan klien bersandar pada memorinya, dan berusaha untuk memvalidasimya.

Menempatkan dan menitikberatkan pada keyakinan klien, tentang siapa dirinya dan Menjaga fokus pada upaya meningkatkan kepuasan hidup secara menyeluruh, bukan Membelajarkan dan mendidik yakni memberikan kesempatan kepada klien untuk Mengidentifikasi dan berbagai keterampilan praktis (misalnya, tentang penetapan tujuan Melanjutkan untuk melakukan pekerjaan ini untuk waktu jangka panjang, setelah proses

apa tujuan hidup dia di dunia ini

pada upaya penurunan emosi yang negatif

memeriksa/memguji kembali apa yang telah diucapkannya dengan kenyataan dirinya.

dan pemecahan masalah).

konseling selesai. Sumber: Terjemahan bebas dari tulisan: Beth Horwin, LPC, A Perspective on Cognitive Behavioral Therapy.

TERAPI TINGKAH LAKU Anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembang serta anak yang menderita autis seringkali terlihat frustasi. Mereka kesulitan untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka dan menderita akibat hipersensitifitas terhadap suara, cahaya ataupun sentuhan sehingga terkadang mereka berlaku kasar atau mengganggu. Seorang terapis tingkah laku dilatih untuk dapat mengetahui penyebab dibalik prilaku negative tersebut dan merekomendasikan perubahan terhadap lingkungan ataupun keseharian anak untuk dapat memperbaiki tingkah lakunya.Menurut Marquis, terapi tingkah laku adalah suatu teknik yang menerapkan informasiinformasi ilmiah guna menemukan pemecahan masalah manusia. Jadi tingkah laku berfokus pada bagaimana orang-orang belajar dan kondisi-kondisi apa saja yang menentukan tingkah laku mereka.Istilah terapi tingkah laku atau konseling behavioristik berasal dari bahasa Inggris Behavior Counseling yang untuk pertama kali digunakan oleh Jhon D. Krumboln (1964). Krumboln adalah promotor utama dalam menerapkan

pendekatan behavioristik terhadap konseling, meskipun dia melanjutkan aliran yang sudah dimulai sejak tahun 1950, sebagai reaksi terhadap corak konseling yang memandang hubungan antar pribadi, antara konselor dan konseling sebagai komponen yang mutlak diperlukan dan sekaligus cukup untuk memberikan bantuan psikologis kepada seseorang. Aliran baru ini menekankan bahwa hubungan antar pribadi itu tidak dapat diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam prilaku konseling memungkinkan dilakukan penelitian ilmiah. Perubahan dalam perilaku itu harus diusahakan melalui suatu proses belajar atau belajar kembali yang berlangsung selama proses konseling. Oleh karena itu proses konseling dipandang sebagai suatu proses pendidikan yang terpusat pada usaha membantu dan kesediaan dibantu untuk belajar perilaku baru, dan dengan demikian mengatasi berbagai macam masalah. Perhatian difokuskan pada perilaku-perilaku tertentu untuk dapat diamati, yang selama proses konseling melalui prosedur-prosedur dan teknik-teknik tertentu akhirnya menghasilkan perubahan yang nyata, yang juga dapat disaksikan dengan jelas. Jadi perilaku manusia merupakan hasil suatu proses belajar dan karena itu dapat diubah dengan belajar baru. Dengan demikian, proses konseling pada dasarnya sebagai suatu proses belajar. B. Konsep Utama, Ciri-ciri dan Tujuan Terapi Tingkah Laku

Konsep utama terapi tingkah laku ini adalah keyakinan tentang martabat manusia, yang sebagai bersifat falsafah dan sebagian lagi bercorak psikologis, yaitu : a. Manusia pada dasarnya tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek. Manusia

mempunyai potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah berdasarkan bekal keturunan dan lingkungan (nativisme dan empirisme), terbentuk pola-pola bertingkah laku yang menjadi ciri-ciri khas kepribadiannya. b. Manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, menangkap apa yang

dilakukannya dan mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri.

c.

Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri pola-pola tingkah laku yang

baru melalui suatu proses belajar. Kalau pola-pola lama dahulu dibentuk melalui belajar,polapola itu dapat diganti melalui usaha belajar yang baru. d. Manusia dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan dirinya dipengaruhi oleh perilaku

orang lain. Sejalan dengan keyakinan-keyakinan itu, bagi seorang konselor perilaku konseling merupakan hasil pengelaman-pengalaman hidupnya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kalau perilaku konseling ditinjau dari sudut pandang, apakah perilaku itu tepat dan sesuai dengan situasi kehidupannya atau tidak tepat atau salah atau dikatakan bahwa baik tingkah laku tepat maupun tingkah laku salah, maka merupakan hasil belajar, karena tingkah laku salah juga merupakan hasil belajar, tingkah laku yang salah itu juga dapat dihapus dan diganti dengan tingkah laku yang tepat melalui proses belajar. Dengan kata lain kalau seseorang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, hal itu disebabkan karena seseorang itu telah belajar bertingkah laku yang salah. Adapun ciri-ciri terapi tingkah laku itu sendiri adalah : 1. 2. 3. 4. Pemusatan perhatian pada tingkah laku yang tampak dan spesifik Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment Perumusan prosedur treatment yang spesifik yang sesuai dengan masalah Penaksiran obyektif atau hasil-hasil terapi. Sedangkan tujuan dari terapi tingkah laku itu adalah menciptakan proses baru bagi proses belajar, karena segenap tingkah laku adalah dipelajari. Ada beberapa kesalah-pahaman tentang tujuan terapi tingkah laku, antara lain : 1. Bahwa tujuan terapi semata-mata menghilangkan gejala suatu gangguan tingkah laku dan setelah gejala itu terhapus, gejala baru akan muncul karena penyebabnya tidak ditangani. 2. Tujuan klien ditentukan dan dipaksanakan oleh terapi tingkah laku.

C.

Teknik-teknik Terapi Tingkah Laku

Ada lima macam teknik terapi tingkah laku, yaitu : 1. Desensitisasi Sistematik, Teknik ini digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif dan menyertakan pemunculan tingkah laku yang hendak dihapus. 2. Teknik Inflosif dan Pembanjiran, Teknik ini berlandasakan kepada paradigma penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus dalam kondisi berulang-ulang tanpa memberikan penguatan. 3. Latihan Asertif, Teknik ini diterapkan pada individu yang mengalami kesulitan menerima kenyataan bahwa menegaskan diri adalah tindakan yang layak benar. Latihan atau teknik ini membantu orang yang : - Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung- Memiliki kesulitan untuk mengatakan tidak -Dan bentuk lainnya 4. Teknik Aversi, Teknik ini digunakan untuk meredakan gangguan behavioral yang spesifik dengan stimulus yang menyakitkan sampai stimulus yang tidak diinginkan terhambat kemunculannya. Stimulus aversi ini biasanya berupa hukuman dengan kejutan listrik atau pemberian ramuan yang memualkan. 5. Pengkondisian Operan, Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang mencari ciri organisme yang aktif, yang beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat. D. Kegunaan Terapi Tingkah Laku

Terapi tigkah laku dapat digunakan dalam menyembuhkan berbagai gangguan tingkah laku dari yang sederhana hingga yang kompleks, baik individu atau kelompok. Di samping itu terapi tingkah laku dapat dilaksanakan oleh guru, pelatih, orang tua atau pasien itu sendiri. http://www.childcare-center.com/jenis-terapi-anak/terapi-tingkah-laku.html HYPNOTHERAPY

Hypnotherapy adalah Salah satu cara untuk mengatasi berbagai macam permasalahan psikilogis (Psikoterapi) dengan mengaplikasikan teknik hypnosis.

Hypnotherapy juga merupakan teknik yang sangat efektif untuk menjangkau pikiran bawah sadar seseorang, karena pada umumnya permasalahan psikologis disebabkan oleh memori, pengalaman atau pemahaman yang tertanam dalam pikiran bawah sadar.

Dalam setiap sesi Hypnotherapy diperlukan adanya kerjasama antara klien dengan Hypnotherapist. Oleh karena itu Hypnotherapy sangat efektif jika dilakukan atas keinginan dari diri sendiri.

Secara garis besar mekanisme dari hypnotherapy adalah :


Mencari penyebab atau akar permasalahan yang tertanam dalam pikiran bawah sadar. Melakukan edukasi atau memberikan sudut pandang lain terhadap sebuah permasalahan didalam pikiran bawah sadar.

Memberikan Saran, memori atau suggesti baru untuk ditanamkan sehingga dijadikan pemahaman atau nilai baru dalm pikiran bawah sadar, sesuai dengan keinginan atau kebutuhan klien.

Biasanya pada setiap sesi Hypnotherapy klien akan dibimbing untuk melakukan relaksasi terlebih dahulu, kemudian klien akan dibuat "seperti tertidur" (Hypnosis State), karena dalam kondisi itu pikaran Sadar(Conscious Mind) cenderung tidak aktif dan pikiran bawah sadar (Sub Conscious Mind) sangat terbuka dan sangat aktif, setelah itu barulah teurapetic procedur bisa dilakukan.

Namun perlu diketahui bahwa tidak selamanya sesi hypnotherapy dilakukan saat klien dalam keadaan "Tidur"(Hypnosis state) karena dalam kasus - kasus tertentu Hypnotherapy dapat dilkuan dalam keadaan mata terbuka(Normal State) atau dalam kata lain Wakeing Hypnosis.

Tidur dalam Hypnosis State bukan berarti hilang kesadaran atau hilang kendali, karena walaupun klien telah memasuki Hypnosis State, klien masih memegang kendali atas dirinya, klien masih bisa mengetahui serta mengingat apa yang terjadi selama sesi hipnotherapy berlangsung.

Hypnotherapy Area :

Stress

Relaksasi*

Insomnia Pengendalian rasa sakit Pengendalian Berat Badan* Psikosomatik Permasalahan Seksual* dan sebagainya

Trauma* Phobia* Motivasi* Kecanduan / Kebiasaan buruk* Percaya Diri* Sport ( * ) Hypnotherapi area specialist Ferdians

TERAPI GEN Terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memperbaiki gengen mutan(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu penyakit.[1]Pada awalnya, terapi gen diciptakan untuk mengobati penyakit keturunan (genetik) yang terjadi karena mutasi pada satu gen, seperti penyakit fibrosis sistik.[2]Penggunaan terapi gen pada penyakit tersebut dilakukan dengan memasukkan gennormal yang spesifik ke dalam sel yang memiliki gen mutan.[2] Terapi gen kemudian berkembang untuk mengobati penyakit yang terjadi karena mutasi di banyak gen, seperti kanker.[2] Selain memasukkan gen normal ke dalam sel mutan, mekanismeterapi gen lain yang dapat digunakan adalah melakukan rekombinasi homolog untuk melenyapkan gen abnormal dengan gen normal, mencegah ekspresi gen abnormal melalui teknik peredaman gen, dan melakukan mutasi balik selektif sehingga gen abnormal dapat berfungsi normal kembali.[1]

Wawancara Narasumber : Nama : Dewi Kumaladewi,S.Psi, M.Psi Pekerjaan : Psikolog (Konselor dan Terapis) Kesan Kesan Selama Menjadi Konselor dan Penerapi Ada berbagai macam kesan yang saya dapatkan selama ini, yaitu ada suka dan ada duka. Senang rasanya bisa melihat pasien saya lebih baik dan mengalami kemajuan setelah saya terapi. Apalagi, sang pasien mengatakan secara langsung kemajuan yang ia rasakan, akan ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan. Tapi, ada juga dukanya, yaitu di saat pasien yang saya terapi secara rutin berhenti tanpa kabar atau harus pindah ke luar kota. Setiap minggunya mereka rutin datang untuk terapi, namun tidak datang di minggu minggu berikutnya, pastinya akan ada rasa kehilangan. Rintangan atau Hambatan yang Pernah Dirasakan Banyak sekali. Saya pernah merasakan masa masa bahwa masyarakat kita belum paham mengenai psikologi. Pikiran mereka terbaur dengan psikiater, jadi mereka berpikir bahwa orang yang datang ke psikolog adalah orang yang sakit jiwa. Banyak orang yang malu untuk datang berkonsultasi ke psikolog.

Keuntungan atau Kelebihan dari Profesi Profesi Lainnya Konselor dan Psikoterapis pada umumnya adalah freelance, di mana profesi ini berdiri sendiri. Maka dari itu, kita bisa mengatur waktu kerja sesuai dengan yang diinginkan. Kasus yang Paling Berkesan Karena saya sudah lama terjun di bidang ini, banyak sekali kasus yang berkesan buat saya. Salah satunya ada sebuah kasus di mana sang ibu mengkonsultasikan anaknya yang duduk di bangku 4 SD. Sang ibu khawatir karena sang anak terlalu pencemas. Sang anak sering kali stress yang berlebihan saat menghadapi ujian ataupun hal lainnya. Sang ibu berkata, Bu dewi, bagaimana jika anak saya masih seperti ini jika saya tidak ada?. Pada akhirnya anaknya menjalani terapi relaksasi dan mulai ada perubahan. Tetapi 2 bulan kemudian sang ibu datang dan berkata bahwa sang anak berprilaku aneh, dia sering melakukan sesuatu secara berulang ulang (obsesif

compulsive), seperti mencuci tangan lebih dari dua puluh kali. Bu Dewi mempertanyakan sebabnya, dan ternyata sang ibu menjelaskan bahwa anaknya mulai berprilaku seperti itu setelah pulang dari rumah sakit. Sang ibu datang ke rumah sakit karena sering menderit sakit kepala. Maka dari itu, sang ibu menjalani beberapa tes. Sampai pada akhirnya sang ibu didiagnosa memiliki tumor otak. Sang ibu menangis dengan keras, tanpa menyadari bahwa sang anak berada di sebelahnya. Akhirnya sang ibu memutuskan untuk operasi, tapi ternyata tidak bisa langsung dioperasi karena terlalu berbahaya. Maka setelah 8 bulan kemudian sang ibu menjalani operasi, dan selama 8 bulan itu pula sang anak terus menjalani terapi dengan saya. Operasi sang ibu mengakibatkan kelumpuhan total. Namun sang anak tetap bisa melaksanakan ujian dengan baik dan mendapat SMP yang bagus, setelah saya terapi. Sampai akhirnya pada saat sang anak kelas 2 SMP, sang ibu meninggal dunia dan meninggalkan sebuah surat di komputernya. Sang ibu menyatakan kekhawatirannya pada sang anak yang terlalu pencemas dan menginginkan sang anak menjadi pribadi yang tangguh.

Nama : Yolanda Chyntya N.B NPM : 190110100132

Konseling dan Psikoterapi


A. Konseling dan Psikoterapi

Cavanagh mendefinisikan konseling sebagai hubungan antara seorang petugas bantuan yang terlatih dengan seseorang yang meminta bantuan, di mana keterampilan petugas bantuan tersebut beserta suasana yang diciptakannya dapat membantu orang belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain dengan cara yang lebih menghasilkan pertumbuhan. B. Pesamaan Konseling dan Psikoterapi Terdapat banyak persamaan antara konseling dan psikoterapi, yaitu : 4. Konseling dan psikoterapi tidak dapat dibedakan secara jelas. 5. Konselor sering mempraktekkan apa yang oleh psikoterapis dipandang sebagai psikoterapi. 6. Psikoterapis sering mempraktekkan apa yang oleh konselor dipandang sebagai konseling. C. Perbedaan Konseling dan Psikoterapi Meskipun demikian, kedua bidang ini tetap berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara konseling dan psikoterapi : 4. Konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami ganguan psikologis. 5. Konseling lebih edukatif, suportif, berorientasi sadar dan berjangka pendek, sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang. 6. Konseling lebih terstruktur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret, sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah dan berkembang terus.

D. Proses Konseling dan Psikoterapi Terdapat tujuh langkah proses konseling dan psikoterapi yang dijelaskan dalam Brammer and Shostrom (1982), yaitu: 1. Tahap 1: membangkitkan minat dan membahas perlunya bantuan pada diri klien Tujuan tahap ini adalah memungkinkan klien mengemukakan masalahnya dan mengetahui sejauh mana klien menyadari perlunya bantuan dan menyiapkan dirinya dalam proses konseling. Strategi yang dapat digunakan: menyambut klien dengan hangat, membantu klien menjelaskan inti masalah yang dialaminya. 2. Tahap 2: membina hubungan Tujuan dari tahap ini adalah membangun suatu hubungan yang ditandai oleh adanya kepercayaan klien atas dasar kejujuran dan keterbukaan. Suksesnya konseling ditentukan oleh: keahlian, kemenarikan dan layak untuk dipercayai. 3. Tahap 3: menetapkan tujuan konseling dan menjelajahhi berbagai alternative yang ada. Tujuan dari tahap ini adalah membahas bersama klien apa yang diinginkannya dalam proses konseling. Klien diajak untuk merumuskan tujuan berkaitan dengan permasalahannya. 4. Tahap 4: bekerja dengan masalah dan tujuan Tujuan dari tahap ini adalah ditentukan oleh masalah klien, pendekatan dan teori yang digunakan konselor, keinginan klien dan gaya komunikasi yang dibangun oleh keduanya. Beberapa kegiatan dalam tahap ini: klarifikasi sifat dasar masalah dan memilih strategi, proses problem solving, penyelidikan perasaan klien lebih jauh, nilai dan batas pengekspresian perasaan, mengekpresikan perasaan dalam model aktualisasi. 5. Membangkitkan kesadaran klien untuk berubah Pada tahap kelima ini hal yang penting konselor mulai bekerja dari pembahasan perasaan sampai memiliki kesadaran, hal ini bertujuan untuk membantu klien memperoleh kesadaran yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan mereka selama mengikuti proses konseling. 6. Perencanaan dan kegiatan Tujuannya adalah membantu klien untuk menempatkan ide-ide dan kesadaran baru yang ditemukan ke dalam tindakan kehidupan sesungguhnya dalam rangka mengaktualisasikan model.

7. Evaluasi hasil dan mengakhiri konseling Kriteria utama keberhasilan konseling dan indikator kunci mengakhiri proses konseling dan terapi adalah sejauh mana klien mencapai tujuan konseling.

Nama : Nurisabila M NPM : 190110100113

Psikologi Perkembangan
Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang bermartabat atau berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik (menyeluruh/kompleks) yaitu : terdiri dari berbagai aspek baik fisik ataupun psikis, terjadi dalam beberapa tahap (saling berkesinambungan), ada variasi individu dan memiliki prinsip keserasian dan keseimbangan.

Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial),Perkembnagan mengikuti pola/arah tertentu (karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan). Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan patokan umur yang dapat pula digolongkan dalam masa intraterin, masa bayi, masa anak sekolah, masa remaja dan masa adonelen yang lebih lanjut akan disebut dengan periodesasi perkembangan. Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu. Dalam bidang keilmuan Psikologi Perkembangan, membahas tentang perkembangan manusia sepanjang masa kehidupannya, meliputi perkembangan psikologis manusia, psikologi perkembangan anak, psikologi remaja, psikologi keluarga dan membuat rancangan teoritis intervensi untuk mengoptimalkan perkembangan individu dalam kehidupan masyarakat.

Kegunaan psikologi perkembangan Dengan mempelajari psikologi, orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia. Untuk memahami diri kita sendiri dengan mempelajari psikologi sedikit banyak orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak, maupun tingkah laku lainnya. Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri. Pengenalan dan pemahaman terhadap kehidupan jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain. Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan tingkah laku kita sendiri. Pengetahuan Psikiologi Perkembangan, sangat berguna bagi guru, yaitu dengan bekal psikologi perkembangan: Mereka dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu. Mereka dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka. Teori-teori psikologi perkembangan Sejumlah ide yg koheren, mengandung hipotesis-hipotesis dan asumsi-asumsi yg dpt diuji kebenarannya, dan berfungsi untuk menggambarkan, menjelaskan, dan memprediksi perubahan-perubahan perilaku dan proses mental manusia sepanjang rentang kehidupannya. Teori-teori yang dipelajari: 1. Teori biologis Menekankan faktor Nature sebagai penentu perkembangan manusia: maturitas, dasardasar biologis perilaku-proses mental. Dipengaruhi pemikiran Charles Darwin-perspektif evolusioner.

Tokoh-tokoh: Arnold Gessel (teori maturasional) dan Konrad Lorenz, Niko Tinbergen, John Bowlby (teori etologis). 2. Teori Psikodinamika (psikoseksual) Perkembangan manusia sebagai hasil dr proses konfrontasi dan akomodasi antara pertumbuhan individual dan tuntutan sosial, antara dorongan dasar manusia dan tuntutan masyarakat. Memusatkan perhatian pd perkembangan kepribadian-perkembangan perasaan, keyakinan, dan perilaku yg rasional maupun tidak rasional. Tokoh: Sigmun Freud. Kelemahan: Kesulitan menguji secara empirik--menilai secara objektifkarena konsep-konsepnya ambigous: bagaimana mengukur konsep libido, struktur kepribadian secara langsung? 3. Teori Psikososial Tokoh: Erik H.Erikson Asumsi: perkembangan kepribadian manusia terjadi sepanjang rentang kehidupan perkembangan kepribadian manusia dipengaruhi oleh interaksi sosialhubungan dgn orang lain perkembangan kepribadian manusia ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan seseorang mengatasi krisis yang terjadi pd setiap tahapan sepanjang rentang kehidupan. 4. Teori Belajar Perkembangan lebih ditentukan oleh faktor lingkungan-pengalaman, pelajaran. Perkembangan sebagai proses kontinyu-perubahan terjadi secara gradual, berangsurangsur, sedikit demi sedikit. Tokoh teori belajar kondisioning klasik: Ivan Pavlov, John B. Watson Jenis-jenis perkembangan (Types of changes in Development) Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan digolongkan ke dalam 4 jenis; yaitu: Perubahan dalam ukuran (changes in size) Perubahan dalam perbandingan ( changes in proportion)

Pengertian wujud ( Disappearance of Old Features) Memperoleh wujud baru ( Acquisition of New Features) Nama : Hana Hajar Hasanah NPM : 190110100099 APA YANG PERLU DIPELAJARI OLEH KONSELOR DAN TERAPIS ANAK?

PSIKOLOGI KLINIS Psikologi Klinis adalah salah satu bidang psikologi terapan selain Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri, dan lain-lain. Psikologi Klinis menggunakan konsepkonsep Psikologi Abnormal, Psikologi Perkembangan, Psikopatologi dan Psikologi Kepribadian, serta prinsip-prinsip dalam assesment dan intervensi, untuk dapat memahami maslah-masalah psikologis, gangguan penyesuaian diri dan tingkah laku anormal. Dilihat dari cakupannya, psikologi klinis dapat diartikan secara sempit atau luas. Secara sempit, psikologi klinis tugasnya ialah mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal. Tugas utama psikologi klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis yang biasanya dilakukan di rumah sakit. Dalam cakupan yang lebih luas, psikologi klinis adalah bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan emosional pada manusia, tidak memandang ia abnormal atau subnormal. Psikologi Klinis menopang gejala-gejala yang dapat mengurangi kemungkinan manusia untuk bahagia. Kebahagiaan erat hubungannya dengan kehidupan emosional-sensitif dan harus dibedakan dengan kepuasan yang lebih berhubungan dengan segi-segi rasional dan intelektual (Yap Kie Hien,1968). Ada dua cabang ilmu dalam naungan Psikologi Klinis, yaitu Psikologi Kesehatan dan Psikologi Medis. Memang istilah kesehatan dan medis bukan saja terkait erat, namun sering menjadi dua istilah yang digunakan secara sinonimus (persamaan arti kata). Kecuali itu, sebagian besar masyarakat pada umumnya sering dihadapkan pada ketidakjelasan perbedaan pelayanan psikiater, psikolog klinis, psikolog kesehatan, dan psikolog medis, walaupun untuk itu kita harus juga menyimak tentang pelayanan kesehatan fisik dan penanganan medis pada umumnya. Untuk itu, marilah kita

simak

bersama

uraian

di

bawah

ini.

Psikolog Klinis adalah ahli yang latar belakang pendidikannya dari sejak jenjang pendidikan strata I adalah ilmu perilaku manusia, untuk kemudian mengikuti pendidikan Magister Psikologi Terapan dengan mayoring Psikologi Klinis. Pendekatan Holistik mengungkapkan bahwa seorang yang sakit fisik juga sekaligus sakit mental, karena hubungan resiprokal antara aspek fisik dan mental tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan demikian, di samping perawatan medis seorang pasien sering membutuhkan pendampingan Psikolog Klinis untuk membantu pemulihan kesehatan aspek mentalnya. Apalagi, ketegangan emosi seseorang yang mengalami kesulitan memecahkan masalah psikologis yang dihadapi sering memanifestasi dalam bentuk keluhan fisik. Berlainan dengan psikiater yang landasan dasar keilmuannya adalah Ilmu Kedokteran, maka landasan keilmuan Psikolog Klinis adalah Ilmu tentang Perilaku Manusia (Psikologi). Jadi kalaupun seorang Psikolog Klinis bekerja di setting medis (rumah sakit), Psikolog Klinis tidak berhak bahkan dilarang keras memberikan pelayanan medicamentus, seperti misalnya menulis resep, menyarankan penggunaan obat-obatan, dan sebagainya. Andaikata pasien membutuhkan pelayanan psikologi klinis baik yang atas kehendak sendiri atau rujukan dari dokter/profesi lain, maka psikoterapi dilaksanakan dengan landasan dasar keilmuan psikologi pula. Ada beberapa metode psikoterapi yang dapat dilakukan oleh Psikolog Klinis, misalnya psikoterapi/konseling psikologi individual, keluarga/kelompok, perkawinan, dan lain-lain. Tentu saja pilihan metode psikoterapinya sangat bergantung pada permasalahan psikologi yang dialami penderita/klien serta keahlian khusus yang dimiliki Psikolog Klinis tersebut. Luas dan banyaknya metode dalam psikoterapi memang akhirnya menuntut Psikolog Klinis untuk memilih metode psikoterapi mana yang dikuasai dan benar-benar didalami serta ditekuni secara khusus untuk pelayanan intervensi psikologi khusus bagi penderita/klien yang menghadapi permasalahan psikologis khusus pula. Kecuali di setting medis (rumah sakit), psikolog klinis pun dapat memberikan pelayanan di setting sekolah, kesehatan mental individu, kesehatan masyarakat, industri, dan lain-lain. Luasnya cakupan pelayanan Psikologi Klinis, mengembangkan spesifikasi pelayanan pada setting kesehatan dan medis.

Peranan Psikologi Klinis

Tugas professional seorang psikolog klinis adalah mengimplementasikan prinsip dasar psikologis klinis sebagai ilmu terapan. Berkaitan dengan tugas ini, ada beberapa peranan yang dimiliki psikolog klinis sebagai berikut : 1. Terapan Istilah khusus untuk psikologi adalah psikoterapi. Pada umumnya terapi menampilkan empat gambaran kegiatan yaitu : Membantu hubungan murni yang bersifat memelihara hubungan antara terapis dan pasien. a. membantu klien melakukan eksplorasi (pengalihan diri) b terapis dank lien bekerjasama memecahkan masalah . terapis membangun sikap dan mengerjakan ketrampilan atau cara kepada pasien c. untuk menggulangi stress. Assesment Assessment adalah propses yang digunakan psikolog klinis untuk mengamati dan mengevaluasi masalah social dan psikologis pasien, baik menyangkut 3. keterbatasan maupun kelebihannya. Mengajar Mengajar adalah memberikan informasi dan pelatihan mengenai topic-topik yang termasuk ruang lingkup pengetahuan yang melandasi profesinya, seperti 4. psikologi klinis, psikologi abnormal, dll. Konsultasi Termasuk memberikan bimbingan bagi perseorangan, kelompok atau badan system dan organisasi untuk mengembangkan kualitas diri. Disebut konsultasi karena tujuan psikolog klinis dalam hal ini membantu pasien melalui pekerjaan atau permasalahan mereka. a. b. Administrasi Dilaksanakannya oleh psikolog klinis sesuai dengan jabatannya dalam posisi manajerial seperti di RS, klinik, dll. Penelitian Dikerjakan oleh psikologi klinis dalam berbagai macam bentuk riset investigasi, mengkaji keefektifan berbagai pendekatan terapi atau konsultasi, penyebab dan akibat dari disfungsi psikologis.

2.

Nama : Reisha Hermana Maurits NPM Masalah yang Biasa Dihadapi. Masalah : Agresivitas Anak Penyelesaian: Melakukan treatment atau layanan berupa : Mengingatkan orang tua agar tidak terlalu memanjakan. Mengingatkan oranng tua untuk tidak membiarkan anak ketikan menonton acara televisi yang mengandung kekerasan. Segera memisahkan ketika anak melakukan tindakan agresive Mengajarkan anak untuk mau menghargai, menyayangi, dan saling menolong. Mengingatkan orang tua untuk tidak memberikan hukuman berupa hukuman fisik. Dll : 190110100079

Masalah : Anak Borderline yang Mengikuti Pendidikan di Sekolah Reguler Penyelesaian : Melakukan beberapa tindakan khusus seperti : Mendapatkan bimbingan yang tepat dan intensif dalam proses pembelajarannya. Mendapatkan konseling individual untuk mengembalikan situasi kejiwaan yang sehat. Mendapatkan konseling individual untuk dapat menerima dirinya apa adanya. Mendapatkan bimbingan dan konseling agar tumbuh rasa percara diri dan percaya kepada orang tuanya. Mengembangkan hobi anak

Masalah : Anak Korban Orang Tua Ambisius (PUSH PARENTING) Penyelesaian : Konselor harus berbicara dengan orang tua, dengan tujuan menyadarkan dan mengajak mereka melihat bersama-sama bahwa akar penyebab permasalahan anak mereka adalah pola asuh yang keliru. Dalam perbincangan dengan orang tua itu konselor dapat memberikan beberapa masukan penting yang harus diperhatikan orang tua untuk mendukung dan mempercepat proses kesembuhan si anak

Masalah : Anak yang Terlampau manja Penyelesaian : Melakukan treatment atau layanan berupa Mendorong orang tua untuk konsisten tidak memanjakan anak Mengajarkan hidup mandiri terhadap anak mulai dari hal- hal kecil Berkomunikasi pada anak bahwa untuk usianya sudah memiliki tanggung jawab dan tidak semua keinginannya bisa terpenuhi Saat anak menangis atau merengek karena meminta sesuatu, berikan pengertian bahwa tindakan itu tidak benar dan tenangkan anak Ketika anak sudah mulai mengurangi kemanjaanya, berikanlah pujian.

Masalah : Anak yang Egois Penyelesaian : Melakukan treatment atau layanan berupa Mengjarkan empati melalui role play Memberikan contoh, bicaran dan perilaku peduli Memberi pengertian tentang efek negetive egois Berikan penguatan terhadap sikap anak yang tidak menunjukan mementingkan diri sendiri

Nama : Astuti Rahayu Putri NPM : 190110100117

Apa itu Konsoler Anak?


Seorang konsoler anak membahas tentang dunia anak-anak mulai dari usia 0 hari sampai 17 tahun.Seperti kelahiran, konsultasi anak, remaja, ABG penyakit & kesehatan anak-anak, permainan anak-anak, psikologi anak,kebiasaan anak, belajar anak, pendidikan anak dan semua hal yang berkaitan dengan anak.Mungkin tidak semua orang memiliki masa kecil yang bahagia dan menyenagkan.Pada masa kecil terkadang timbul masalah yang mengganggu tumbuh kembang sang anak Di sinilah peran dari konseler anak sangatlah penting,dimana seorang konsoler anak akan memberikan nasihat dan saran kepada orang tua, sehingga masalah tersebut tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius. Karena seorang konsoler anak tentu lebih tahu bagaimana menangani seorang anak dengan baik dan tidak menjadi salah didik terhadap sang anak.Seorang konsoler anak itu tidak diperkenankan untuk memberikan resep obat terhadap sang anak,tugas seorang konsoler anak hanya menjelaskan perilaku sang anak dan membantu orang tua dalam menangani masalah anak mereka melalui nasihat dan saran.

Nama : Azizy Khoiyriyyatul NPM : 190110100078 Reni Anggraeni, S.psi Tenaga fungsional P2PNFI Regional I Bandung Bidang Kajian Pendidikan Anak Usia Dini Konselor Anak Siapa yang biasanya dihadapi? Anak-anak yang pasti. Sebenarnya bukan hanya anak yang memiliki masalah yang terlihat jelas (autis atau down syndrome) saja. Tetapi semua anak-anak yang dalam pertumbuhannya memiliki masalah. Anak yang terlihat normal dan sehat fisiknya bisa juga menjadi pasien konseling. Misalnya anak yang sulit konsentrasi, sulit mengingat, sulit beradaptasi dengan lingkungan baru, hyperactive, pemurung, ataupun anak-anak yang melakukan kriminalitas. Konselor anak memang menangani masalah-masalah pada anak secara global, tidak terpaku hanya pada anak-anak kebutuhan khusus. Ada beberapa bidang dalam masalah anak diantaranya bidang anak berkebutuhan khusus dan bidang anak traumatis. Bidang anak berkebutuhan khusus yaitu yang profesinya mengkhususkan untuk menangani anak-anak yang berkebutuhan khusus yang sedang ramai yaitu masalah anak autis dan down syndrome. Sedangkan dalam bidang anak traumatis menghadapi anak-anak yang mengalami trauma baik karena kecelakaan ataupun kekerasan, biasanya anak-anak memiliki kecenderungan traumatic yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Ada juga konseling yang berhadapan dengan perkembangan anak-anak premature, yang sebenarnya perlu diawasi dalam perkembangannya. Anak umur kisaran berapa? Anak-anak dalam kisaran 1-14 tahun Keahlian apa yang bisa mendukung profesi ini (di luar masalah pendidikan) ? Dalam menangani anak-anak yang pasti adalah harus adanya kesabaran yang ekstra. Kreativitas konselor untuk membuat anak tertarik dan tidak takut juga tidak kalah pentingnya. Tapi yang

paling penting adalah adanya keahlian membuat anak-anak itu nyaman di dekat kita sehingga proses konseling dapat berjalan dengan lancer. Apa suka duka menjadi konselor anak ? Sukanya banyak. Bisa melihat perkembangan anak-anak, rasa senang saat anak yang memiliki masalah traumatic menjadi lebih relax. Dukanya juga banyak. Melihat ketertekanan anak-anak yang masih kecil. Terkadang juga melihat anak yang memiliki masalah tetapi orang tuanya hanya menutup mata.

DAFTAR PUSTAKA http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/828f982c55a3cd7fd2d1ff48088cdb21a406e1 http://id.wikipedia.org/wiki/Biopsikologi pada tanggal 15 October 2010 06 : 54 http://groups.yahoo.com/group/Konsultasi-Anak/pukul 20:20 16/10/10 (http://www.docstoc.com/docs/14853683/Bimbingan-dan-Konseling-Anak-Agresif http://file.upi.edu/ai.php?dir=Direktori/A%20-%20FIP/JUR.%20PEND.%20LUAR

bf.pdf pada tanggal 15 October 2010 07:58

10/10/10 11:37) %20BIASA/195412071981121%20-%20AHMAD%20NAWAWI/&file=Studi%20Kasus %20Borderline.pdf 10/10/10 11:44 http://www.seabs.ac.id/journal/oktober2006/ANAK%20KORBAN%20ORANG %20TUA%20AMBISIUS(PUSH%20PARENTING)%20DAN%20KONSELING %20TERHADAPNYA%20(Lidanial).pdf 10/10/10 12:46 nis http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Definisi_Psikologis http://cybercounselingstaincurup.blogspot.com/2010/05/ko http://sutisna.com/artikel/psikologi/psikologi-perkembangan/ Power point Irwan Nuryana Kurniawan, Psychology Department, Indonesian Islamic Mengenal Psikologi Perkembangan Blog Arlia Rahmah Psikologi Perkembangan, Bimbingan dan Konseling http://www.docstoc.com/docs/15843029/Studi-Kasus-%28Anak Egois%29 16/10/10 3:39 http://www.docstoc.com/docs/15848155/Studi-Kasus-%28Anak Manja%29 16/10/10 http://pamangsah.blogspot.com/2008/10/perkembangan-psikologi-klinis-di.html http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/17/11234984/mengenal.layanan.psikologi.kli 2:20

nseling-dan-psikoterapi.html; diunduh tanggal:16/10/10 10:59)

University

PsikologiZone.com : Ilmu Psikologi, Tokoh dan Teori Psikologi Jurusan Psikologi oleh http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoterapi http://istiyanto.com/metode-penyembuhan-baru-bagi-anak-autis/ http://netsains.com/2010/01/cara-cepat-membedakan-adhd-dan-autisme/ http://www.autis.info/index.php/terapi-autisme/10-jenis-terapi-autisme http://www.gelombangotak.com/terapi_anak_autis.htm http://yuwielueninet.wordpress.com/2008/03/19/klinik-untuk-anak-hiperaktif/ http://ceritamamaayu.blogspot.com/2008/09/down-syndrome-special-angel-anakhttp://www.pikirdong.org/psikologi/psi58aspe.php Terjemahan bebas dari tulisan: Beth Horwin, LPC, A Perspective on Cognitive http://www.childcare-center.com/jenis-terapi-anak/terapi-tingkah-laku.html http://ferdians.ferdians.com/index.php? http://id.wikipedia.org/wiki/Terapi_gen 21/11/10 12:56

Muhammad Baitul Alim, 12 Februari 2010

adalah.html

Behavioral Therapy.

option=com_content&view=article&id=19&Itemid=27 17/11/10 6:40

You might also like