You are on page 1of 73

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN JURUSAN FARMASI SEMESTER VI DI RSUD-TN BOALEMO NO 1 2 3 4 NAMA Anggun .S.

Kiraman Friska Tiara Oktaviani Gusti Rahmawati Novianty Uloli NIM 821 308 004 821 308 017 821 308 018 821 308 034

Gorontalo, 25 Februari 2011

Penanggung jawab Pembimbing Apotek RS Praktek Kerja Lapangan

Kelompok V :
Zulfiayu Ssi. Msi. Apt. Moh. Adam Mustafa Kiraman 1. Anggun SulistianS.Si, M.Sc, Apt 2. Friska Tiara Oktaviani 3. Gusti Rahmawati Djafri 4. Novianty Uloli

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang manis dan pantas diucapkan dari lisan seorang hamba, melainkan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan dengan sebagaimana mestinya. Penulis menyadari laporan ini belum dapat melingkupi keseluruhan

harapan dan keinginan untuk mendapatkan sebuah tinjauan yang sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik yang konstruktif dari berbagai pihak dalam rangka melengkapi presentasi laporan ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu memberikan masukan, ide-ide dalam pembuatan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita sekalian. Amin.

Boalemo,

Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan ........................................................ 4 C. Tujuan Pembuatan Laporan .............................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit ..................................................................................... 6 B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit ....................................................... 11 C. Manajemen Farmasi ........................................................................ 14 D. Pelayanan Farmasi Klinik ............................................................... 23 BAB III RUMAH SAKIT TANI DAN NELAYAN A. Letak Geografis .............................................................................. 27 B. Lokasi Rumah Sakit Daerah Tani dan Nelayan .............................. 27 C. Sejarah Singkat RSUD TN.............................................................. 28 D. Visi Misi Rumah Sakit.................................................................... 30 E. Struktur organisasi .......................................................................... 31 F. Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................. 34 G. Pelayanan Rumah Sakit .................................................................. 56

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 74 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ................................................................................... 79 3.2 Saran ............................................................................................. 79 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80 LAMPIRAN ...................................................................................................... 81

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah harta yang paling berharga yang harus dijaga dan tidak tanggung-tanggung untuk mengeluarkan uang untuk itu. Pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas kesehatan untuk digunakan dengan baik. Dalam menyelenggarakan kesehatan tersebut diperlukan tenaga yang professional dan terdidik. Sebagai tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, dalam hal ini melayani masyarakat yang membutuhkan. Pembangunan kesehatan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Melalui pembangunan kesehatan diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dalam rangka menetapkan visi dan misi pembangunan dibidang kesehatan, Pemerintah melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah menggariskan bahwa bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif,

partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional.

Mengacu pada penjabaran UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka sepantasnya sektor kesehatan merupakan bidang pemerintahan yang perlu dilaksanakan oleh daerah kabupaten. Hal ini perlu dipersiapkan dan dilaksanakan secara operasional agar seluruh potensi dari sektor-sektor pembangunan dapat memberi kontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Secara umum telah dijelaskan diatas bahwa pembangunan kesehatan telah menunjukan adanya peningkatan yang berarti, namun dengan adanya perubahan sistem pemerintahan (otonomi daerah) mengakibatkan

pelaksanaan pembangunan sangat tergantung pada prioritas pembangunan yang dilakukan oleh daerah. Namun satu hal yang terpenting dalam penetapan kebijakan dalam pembangunan bidang kesehatan dituntut untuk menghadirkan program/kebijakan dibidang kesehatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah. Salah satu tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit harus memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditentukan oleh pemerintah, hal ini untuk memaksimalkan pelayanan terhadap kesehatan. Tipe rumah sakit di Indonesia mulai dari tipe yang paling standar sampai tipe yang paling tinggi. Biasanya dikategorikan dalam tipe A, B, C, dan D. Perlengkapan rumah sakit harus benar-benar diperhatikan untuk memuaskan pasien. Dalam suatu rumah sakit terdapat unit-unit pelayanan yang disediakan, namun tidak semua rumah sakit memiliki unit yang lengkap.

Dalam praktek kerja yang kami lakukan adalah meneliti setiap rumah sakit yang ada di Gorontalo, apakah sudah memenuhi standar yang diperlukan atau tidak, khusunya RSUD-Tani dan Nelayan di Kabupaten Boalemo. Dari berbagai rumah sakit akan dibandingkan untuk saling melengkapi. Rumah sakit yang ada di Gorantalo pada umumnya belum memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Peraturan dan standar-standar pelayanan dalam rumah sakit telah ditentukan dalam Undang-Undang dan Peraturan Dinas Kesehatan. Rumah sakit yang ada di Gorontalo akan disesuaikan dengan peraturan yang ada. Jadi dalam laporan ini akan mengkaji peraturan-peraturan yang telah ditentukan oleh pemerintah dan membahas Rumah sakit yang telah dikunjungi apakah sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan atau masih perlu perbaikan. Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan berawal dari arah kebijakan pembangunan kesehatan daerah, dimana salah satunya adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah yang refresentatif yang didukung oleh sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang professional guna menunjang kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Agar pembangunan kesehatan di Kabupaten Boalemo dapat berhasil dengan baik maka dibutuhkan data yang akurat sebagai faktor penunjang dalam perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Salah Satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap

pencapaian pembangunan kesehatan dan hasil kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut maka dibangunlah kerjasama antara Universitas Negeri Gorontalo (UNG) dengan RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo dalam pengiriman mahasiswa D3 Farmasi untuk melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, sehingga para mahasiswa dapat semakin memahami peran farmasis di rumah sakit dan memiliki bekal keterampilan yang cukup dalam melaksanakan fungsi pelayanan kefarmasian dan mampu mengelola bidang kefarmasian di rumah sakit serta memberikan kontribusi ke arah yang lebih baik khususnya mengenai sistem manajemen dan standar pelayanan farmasis untuk kemajuan RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. Untuk lebih jelas dan terperinci sistem manajemen dan standar pelayanan farmasis akan dikaji dan dibahas pada bab selanjutnya. B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan dilaksanakannya praktek kerja lapangan di RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo yaitu : 1. Mengetahui peraturan-peraturan dan standar pelayanan kefarmasian di RSUD Tani dan Nelayan. 2. Mengetahui unit-unit pelayanan yang ada di rumah sakit yang merupakan penunjang kegiatan dalam rumah sakit. 3. Mengetahui pelayanan medik dan non medik instalasi Farmasi di RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo.

4. Mengetahui manajemen pengelolaan perbekalan farmasi di RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. 5. Mengetahui peran farmasis di RSUD Tani dan Nelayan dalam bidang farmasi klinik. C. Tujuan Pembuatan Laporan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peraturan-peraturan tentang standar pelayanan pada suatu rumah sakit. 2. Untuk mengetahui unit-unit pelayanan dalam rumah sakit. 3. Untuk mengetetahui bentuk-bentuk pelayanan farmasi dan kelengkapan dalam suatu instalasi farmasi dalam Rumah Sakit. 4. Mengetahui manajemen pegelolaan perbekalan farmasi di RSUD Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. 5. Mengetahui peran farmasis di RSUD Tani dan Nelayan dalam bidang farmasi klinik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit Rumah Sakit menurut UUD 44 tahun 2009 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud yang sama untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah Sakit (WHO) adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna, pelayanan kuratif, pelayanan preventif, pelayanan rawat jalan, pusat latihan tenaga kesehatan dan pusat penelitian biomedik. Rumah Sakit Pendidikan adalah RS pemerintah kelas/tipe A dan kelas B yang dipergunakan sebagai tempat pendidikan tenaga medis Fak.Kedokteran. 1. Visi dan Misi Rumah Sakit Agar suatu rumah sakit dapat hidup dan tumbuh subur dalam persaingan pasar secara global, rumah sakit harus mengadopsi suatu strategi luas yang memberinya suatu keuntungan kompetitif berkelanjutan.

10

Manajemen strategi yang berkaitan dengan mutu total adalah untuk meningkatkan kemampuan rumah sakit guna memperoleh keuntungan kompetitif dalam pasar. 2. Tugas Rumah Sakit Pada umumnya tugas rumah sakit ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan: 1. Upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu, dengan : 2. Upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan 3. Upaya rujukan 3. Fungsi Rumah Sakit 1. Menyelenggarakan pelayanan medis 2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan 4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5. Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan pelayanan penelitian dan pengembangan 7. Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan 4. Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut:

11

1. Kepemilikan Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas rumah sakit pemerintah. Di negara kita ini rumah sakir pemerintah terdiri atas rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh DepKes; rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer, dan rumah sakit BUMN. 2. Jenis pelayanan Berdasarkan jenis pelayan rumah sakit terdiri atas rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis kesakitan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya. Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah, sepertirumah sakit: kanker, bersalin, psikiatri, pediatrik, mata, lepra, TB, ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis. 3. Lama tinggal Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek dan jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari. Sebaliknya, rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita dalam

12

waktu rata-rata 30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyai kesakitan jangka panjang seperti kondisi psikiatri. 4. Tempat tidur Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidur sesuai pola berikut : 1. Di bawah 50 tempat tidur 2. 50-99 tempat tidur 3. 100-199 tempat tidur 4. 200-299 tempat tidur 5. 300-399 tempat tidur 6. 400-499 tempat tidur 7. 500 tempat tidur dan lebih 5. Afiliasi Pendidikan Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis, yaitu rumah sakit pendidikan dan rumah sakit nonpendidikan. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan residensi dalam medik, bedah, pediatrik, dan bidang spesialis lain. Rumah sakit yang tidak memiliki program pelatihan residensi dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas disebut rumah sakit nonpendidikan. 6. Status Akreditasi Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi.

13

Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu. 7. Tipe-tipe Rumah Sakit Jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki, rumah sakit di Indonesia dibedakan atas 5 macam yakni : 1. Rumah Sakit kelas A Rumah sakit kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas 2. Rumah Sakit kelas B Rumah sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas. 3. Rumah Sakit kelas C Rumah sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis terbatas. 4. Rumah Sakit kelas D Rumah sakit kelas D adalah rumah sakit yang bersifat transisi karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C.

14

5. Rumah Sakit kelas E Rumah sakit kelas E adalah rumah sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu macam peyanan kedokteran saja. B. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi adalah fasilitas penyelenggara pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, kegiatan penelitian, pengembangan, pendidikan, pelatihan, dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi farmasi rumah sakit (IFRS) adalah suatu unit di rumah sakit yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk

mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada kepentingan penderita. 1. Perbedaan Antara IFRS dan Apotek Perbedaan antara IFRS dan Apotek sangat signifikan, seperti diuraikan dibawah ini : 1. Rumah sakit adalah suatu institusi dari dan untuk komunitas, sangat dipengaruhi oleh kebutuhan, pengharapan dan permintaan anggota masyarakatnya. Oleh karena itu, ada kekuatan sosio mediko-ekonomik dan organisasi rumah sakit yang menekankan pada praktik farmasi di Rumah sakit.

15

2. Farmasi Rumah Sakit harus dianggap sebagai salah satu dari banyak bagian (departemen) pada sebuah rumah sakit yang mempunyai berbagai fungsi dasar umum. 3. Apoteker yang berpraktek dalam Rumah Sakit memerlukan pendidikan atau pengalaman khusus agar mampu melaksanakan prakteknya dengan keefektifan yang maksimal. 4. Apoteker Rumah Sakit harus memperhatikan hubungan profesional setiap hari dengan profesional terspesialisasi tinggi dan terlatih dengan terampil. 2. Visi dan Misi IFRS Visi Farmasi rumah sakit adalah terselenggaranya pelaksanaan dan pengelolaan dalam pelayanan, pekerjaan kefarmasian di rumah sakit termasuk pelayanan farmasi klinik . Misi pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah mengadakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita, menjamin mutu tertinggi dan pelayanan dengan biaya yang paling efektif serta memberikan pendidikan dan pengetahuan baru di bidang kefarmasian melalui penelitian bagi staf medik, mahasiswa, dan masyarakat. 3. Tujuan IFRS Tujuan IFRS seperti : 1. Membari manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi kesehatan, dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompeten dan memenuhi syarat.

16

2. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah sakit yang memenuhi syarat. 3. Menjamin praktik profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan dan

pencapaian, dan melalui peningkatan kesejahteraan ekonomi. 4. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dan dalam ilmu farmasetik pada umumnya. 5. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS. 6. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian. 4. Tugas dan Fungsi Instalasi Farmasi 1. Tugas IFRS Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1197/Menkes/SK/X/2004, farmasi rumah sakit bertugas mengelola : a. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi professional

berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi c. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) d. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi e. Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku f. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dibidang farmasi

17

g. Mengadakan penelitian dan pengembangan dibidang farmasi h. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit 2. Fungsi IFRS Fungsi IFRS adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan ruang lingkup yang berorientasi pada kepentingan masyarakat meliputi dua fungsi yaitu: 1. Pelayanan farmasi yang berorientasi pada produk yaitu mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien mulai dari

perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian dan evaluasi penggunaan perbekalan farmasi. 2. Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasien/farmasi klinik, C. Manajemen Farmasi 1. Perencanaan Tujuan perencanaan perbekalan farmasi adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan rumah sakit. Tahapannya : 1. Pemilihan Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien atau pola penyakit. Criteria pemilihan obat :

18

1. Jenis obat yang dipilih seminimal mungkin dengan cara menghindari kesamaan jenis 2. Hindari penggunaan obat kombinasi, kecuali jika penggunaan kombinasi memberikan efek terapi yang lebih baik dibanding obat tunggal 3. Apabila jenis obat banyak maka kita memilih berdasarkan obat pilihan (drug of choice) dari penyakit yang prevalensinya tinggi. 4. Pemilihan obat dirumah sakit merujuk kepada daftar obat essensial nasional (DOEN) sesuai denga kelas rumah sakit masing-masing, formularium RS, obat (DPHO) Askes dan jaminan social tenaga kerja (Jamsostek). Sedangkan pemilihan alat kesehatan di rumah sakit dapat berdasarkan dari data pemakaian oleh pemakai, standar ISO, daftar harga alat, serta spesifikasi yang ditetapkan oleh rumah sakit. 2. Kompilasi penggunaan Kompilasi penggunaan perbekalan farmasi berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan farmasi selama setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum. Informasi yang didapat dari kompilasi penggunaan perbekalan farmasi adalah : 1. Jumlah penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada masingmasing unite pelayanan.

19

2. Presentase penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi terhadap total penggunaan setahun seluruh unit pelayanan. 3. Penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi. 3. Perhitungan kebutuhan Adapun perencanaan kebutuhan dapat dilakukan melalui beberapa metode : 1. Metode konsumsi Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi didasarkan pada data riel konsumsi perbekalan farmasi periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka menghitung jumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan adalah : 1. Pengumpulan dan pengolahan data 2. Analisa data informasi dan evaluasi 3. Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi 4. Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan alokasi dana 2. Metode morbiditas Dinamakan metode morbiditas karena dasar perhitungan adalah jumlah kebutuhan perbekalan farmasi yang digunakan untuk beban kesakitan (morbidity load) yang harus dilayani.

20

Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan kenaikan kunjungan dan waktu tunggu (lead time). 4. Evaluasi perencanaan Cara / tekhnik evaluasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Analisa ABC Dengan analisa ABC, jenis-jenis perbekalan farmasi ini dapat diidentifikasi, untuk kemudian dilakukan evaluasi lebih lanjut. Prinsip utama adalah dengan menempatkan jenis-jenis perbekalan farmasi kedalam suatu urutan, dimulai dengan jenis yang memakan anggaran/rupiah terbanyak. 2) Analisa VEN Kriteria VEN : Kriteria yang umum adalah perbekalan farmasi dikelompokkan sebagai berikut : 1. Vital (V) bila perbekalan farmasi tersebut diperlukan untuk menyelamatkan kehidupan (life saving drugs) dan bila tidak tersedia akan ,meningkatkan resiko kematian. 2. Essensial (E) bila perbekalan farmasi tersebut terbukti efektif untuk menyembuhkan penyakit, atau mengurangi penderitaan pasien.

21

3. Non esensial (N) meliputi aneka ragam perbekalan farmasi yang digunakan untuk penyakit yang sembuh sendiri (selflimiting desease), perbekalan farmasi yang diragukan manfaatnya, perbekalan farmasi yang mahal namun tidak mempunyai kelebihan manfaat dibanding perbekalan farmasi sejenis lainnya, dll. 2. Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui melalui : 1. Pembelian 2. Produksi/pembuatan sediaan farmasi 3. Sumbangan/droping/hibah Tujuan pengadaan yaitu untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancer dan tidak memerlukan tenaga serta waktu berlebihan. 1. Pembelian Ada 4 metode pada proses pembelian : a. Tender terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar dan sesuai dengan criteria yang telah ditentukan. b. Tender tertutup, sering disebut lelang tertutup. Hanya dilakukan pada rekanan tertentu yang sudah terdaftar dan memiliki riwayat jejak yang baik.

22

c. Pembelian dengan tawar menawar. Dilakukan bila item tidak penting, tidak banyak dan biasanya dilakukan pendekatan langsung untuk item tertentu. d. Pembelian langsung. Pembelian dengan jumlah kecil, perlu segera tersedia. Harga tertentu, relative agak lebih mahal. 2. Produksi Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kriteria perbekalan farmasi yang diproduksi : a. Sediaan farmasi dengan formula khusus b. Sediaan farmasi dengan mutu sesuai standar dengan harga lebih murah. c. Sediaan farmasi yang memerlukan pengemasan kembali. d. Sediaan farmasi yang tidak tersedia di pasaran e. Sediaan farmasi untuk penelitian f. Sediaan nutrisi parenteral g. Rekonstitusi sediaan perbekalan farmasi sitostatika h. Sediaan farmasi yang harus selalu dibuat baru. 3. Sumbangan/Hibah/Droping Pada prinsipnya pengelolaan perbekalan farmasi dari

hibah/sumbangan, mengikuti kaidah umum pengelolaan perbekalan

23

farmasi regular. Perbekalan farmasi yang tersisa dapat dipakai untuk menunjang pelayanan kesehatan di saat situasi normal. 3. Penerimaan Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Tujuan penerimaan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun waktu kedatangan. Perbekalan farmasi harus sesuai dengan spesifikasi kontrak yang telah ditetapkan. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan : 1. Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan berbahaya. 2. Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai certificate of origin. 3. Sertifikat Analisa Produk. 4. Penyimpanan Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Tujuan penyimpanan adalah : a. Memelihara mutu sediaan farmasi b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab c. Menjaga ketersediaan

24

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan dan alfabetis, dengan menerapkan prinsip FEFO dan FIFO, dan disertai sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpanan

sebaiknya dilakukan dengan memperpendek jarak gudang dan pemakai dengan cara ini maka secara tidak langsung terjadi efisiensi. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang

bangunan gudang adalah sebagai berikut : 1. Kemudahan bergerak 2. Sirkulasi udara yang baik 3. Rak dan pallet 4. Kondisi penyimpanan khusus 5. Pencegahan kebakaran 5. Pendistribusian Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan pendistribusian yaitu tersedianya perbekalan farmasi di unitunit pelayanan secara tepat waktu tepat jenis dan jumlah. Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh IFRS dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dilingkungannya. Adapun metode yang dimaksud antara lain :

25

1. Resep Perorangan Resep perorangan adalah order/resep yang ditulis dokter untuk tiap pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan distribusikan oleh IFRS sesuai yang tertulis pada resep. 2. Sistem Distribusi Persediaan lengkap di ruang Dalam sistem persediaan lengkap di ruangan, semua perbekalan farmasi yang dibutuhkan pasien tersedia dalam ruang penyimpanan perbekalan farmasi, kecuali perbekalan farmasi jarang digunakan. 3. Sistem Distribusi Dosis Unit Sistem distribusi perbekalan farmasi dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian perbekalan farmasi yang dikoordinasikan IFRS dalam rumah sakit. Sistem dosis unit dapat berbeda dalam bentuk, tergantung pada kebutuhan khusus rumah sakit. Akan tetapi, unsur khusus berikut adalah dasar dari semua sistem dosis unit. 4. Sistem Distribusi kombinasi Sistem distribusi yang menerapkan sistem distribusi resep/order individual sentralisasi, juga menerapkan distribusi persediaan di ruangan yang terbatas. Perbekalan farmasi iang disediakan di ruangan adalah perbekalan farmasi yang diperlukan oleh banyak penderita, setiap hari diperlukan, dan biasanya adalah perbekalan farmasi yang harganya murah mencakup perbekalan farmasi berupa resep atau perbekalan farmasi bebas.

26

6. Pengendalian Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/ kekosongan obat di unit-unit pelayanan. Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan. 7. Penghapusan Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karenakadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan adalah untuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi resiko terjadi penggunaan obat yang sub standar. D. Pelayanan Farmasi Klinik Proses pelayanan kesehatan menguraikan interaksi antara penderita dan praktisi kesehatan dalam situasi medis. Apoteker mempunyai perhatian pada salah satu aspek proses pelayanan kesehatan, yaitu penggunaan obat yang merupaka suatu komponen penting karena kira kira 80 % kunjungan penderita ke dokter menghasilkan resep atau injeksi. Dalam semua situasi ini, apoteker terlibat bukan saja dalam menyediakan sediaan obat, tetapi juga

27

membantu untuk memastikan penggunaan yang tepat. Tanggung jawab menyeluruh apoteker dalam pelayanan farmasi adalah kepedulian farmasi, yaitu pengadaan pelayanan langsung berkaitan dengan obat, dan bertanggung jawab untuk maksud pencapaian hasil pasti yang meningkatkan mutu kehidupan penderita. Dalam bidang farmasi klinik, IFRS melaksanakan kepedulian farmasi dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yaitu antara lain : a. PIO PIO adalah kegiatan penyediaan dan pemberian informasi,

rekomendasi obat yang independen, akurat, komprehensif, terkini oleh apoteker kepada pasien, masyarakat maupun pihak yang memerlukan di RS. Kegiatan PIO berupa penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif atau pasif. Pelayanan bersifat aktif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan buletin, brosur, leaflet, seminar dan sebagainya. Pelayanan bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat sebagai jawaban atas pertanyaan yang diterima. b. Konseling Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan

28

(konselor) dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan kemampuannya dalam pemecahan masalah. c. Dispensing Dispensing obat adalah pekerjaan kefarmasian dan yang memiliki kewenangan untuk melakukannya adalah apoteker dibantu tenaga teknis kefarmasian. Dispensing: penafsiran dan evaluasi dari suatu resep obat, pemilihan dan memanipulasi atau pencampuran suatu obat-obatan, memberi label dan menyediakan produk dalam suatu kontainer yang sesuai menurut aturan hukum dan persyaratan-persyaratan, dan ketetapan informasi dan perintah seorang apoteker, atau di bawah pengawasan seorang apoteker, untuk memastikan aman dan penggunaan efektif oleh pasien d. MESO Monitoring Efek Samping Obat (MESO) adalah pemantauan terhadap reaksi obat yang merugikan. Adapun tujuan dari MESO yaitu : 1. Bersifat langsung & segera a. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama berat,tidak dikenal dan frekuensinya jarang b. Menemukan frekuensi dan insiden ESO , baik yang sudah dikenal maupun baru saja ditemukan c. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan ESO 2. Untuk memberi umpan balik antara petugas kesehatan a. Untuk membuat peraturan

29

b. Untuk memberi peringatan c. Untuk membuat data esential sesuai dengan sistem yang dipakai di negara lain (melalui WHO) e. Visite Visite merupakan kegiatan kunjungan apoteker kepada pasien rawat inap di ruang perawatan, dilakukan secara mandiri atau bersama dokter / tenaga kesehatan lain. Adapun tujuan visite antara lain : 1. Pengkajian penggunaan obat 2. Pemilihan obat 3. Menilai kemajuan pasien 4. Menerapkan secara langsung pengetahuan farmakoterapi 5. Berkerja sama dengan tenaga lain. f. PTO (Pemantauan Terapi Obat) Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau agar efek terapi obat dapat optimal dan efek merugikan akibat penggunaan obat dapat dicegah atau diminimalkan. Adapun tujuan Pemantauan Terapi Obat antara lain : 1. Mengoptimalkan efek terapi obat 2. Meminimalkan dan mencegah efek merugikan akibat penggunaan obat

30

BAB III RUMAH SAKIT TANI DAN NELAYAN A. Letak Geografis Sesuai Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah maka Kabupaten Boalemo adalah salah satu kabupaten pemekaran dari Kabupaten Gorontalo pada tahun 2000, kemudian tahun 2003 Boalemo barat yang terdiri dari Kecamatan Paguat, Marisa, dan Popayato memisahkan diri mendirikan satu kabupaten dengan nama Kabupaten Pohuwato. Maka Kabupaten Boalemo sampai saat ini mempunyai 7 kecamatan yaitu : Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Wonosari,

Kecamatan Paguyaman Pantai, Kecamatan Dulupi, Kecamatan Tilamuta, Kecamatan Botumoito dan Kecamatan Mananggu. B. Lokasi Rumah Sakit Daerah Tani dan Nelayan Rumah Sakit Daerah Tani dan Nelayan terletak di kecamatan tilamuta tepatnya di Bukit Lamu desa Lamu dengan sfesifikasi geografis sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Trans Sulawesi Sebelah Timur berbatasan dengan Lahan Masyarakat Sebelah Selatan berbatasan dengan Lahan Masyarakat Sebelah Barat berbatasan dengan Lahan Masyarakat

31

C. Sejarah Singkat Rumah Sakit Daerah Tani dan Nelayan 1. Sejarah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Kab Boalemo Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan berawal dari arah kebijakan pembangunan kesehatan daerah, dimana salah satunya adalah pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah yang refresentatif yang didukung oleh sarana dan prasaran serta sumber daya manusia yang professional guna menunjang kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan dibangun sejak tanggal 12 Oktober 2002, hal ini ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Gubernur Gorontalo bersama unsur Muspida Provinsi Gorontalo. Selanjutnya Rumah Sakit Tani dan Nelayan terus mengalami pengembangan baik fisik, sarana prasarana maupun sumber daya manusianya. Pada bulan April 2004 telah dibentuk Tim sepuluh yang lebih dikenal dengan Tim Pengelola Persiapan Operasional Rumah Sakit, yang bertugas mengelola segala asset rumah sakit dan mempersiapkan segala sesuatunya guna operasional rumah sakit antara lain dalam hal merencanakan kebutuhan alat-alat kesehatan rumah sakit, merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana penunjang operasional rumah sakit serta merencanakan kebutuhan sumber daya manusia.

32

Setelah segala persiapan operasional rumah sakit telah memadai, maka pada tanggal 2 Mei 2005 dilaksanakan pengresmian operasional Rumah Sakit Tani dan Nelayan Oleh Gubernur Gorontalo. Sebagai landasan hukum diterbitkan izin operasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan masa berlaku 1 tahun sesuai peraturan yang berlaku. Setelah diresmikan organisasi rumah sakit masih dalam bentuk Tim Pengelola Operasional Rumah Sakit, dimana segala sesuatunya berada dibawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo. Sedangkan Perda tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit diterbitkan pada bulan Mei 2006. Sejak saat itu Rumah Sakit Umum Tani dan Nelayan menjadi Instansi Badan Pemerintah Daerah dan berubah nama menjadi Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. Setelah Organisasi Tata Kerja Rumah Sakit terbentuk maka pada tanggal 5 Desember 2006 Badan Pengelola Rumah Sakit Daerah Tani dan Nelayan melaksanakan registrasi di Departemen Kesehatan RI untuk memperoleh izin operasional yang bersifat permanen yang nantinya menjadi landasan hukum operasional rumah sakit. 2. Sejarah Kepemimpinan Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan sejak persiapan sampai sekarang telah mengalami beberapa kali penggantian

kepemimpinan yaitu :

33

1. Dr.

Tito

EM.

Bastiaan

(Ketua

Tim

Pengelola

Persiapan

Pengoperasional RSUD-TN, Maret 2004 s/d April 2005) 2. Dr.H. Muh. Jamal (Ketua Tim Pengelola RSUD-TN, Mei 2005 s/d April 2006) 3. Dr. Aniek Hartiwi, Sp.A (Kepala Badan Pengelola RSUD-TN Kabupaten Boalemo (Mei 2006 s/d Oktober 2007) 4. Dr Sukri Djakatara Sp.A (Kepala Badan Pengelola RSUD-TN

Kabupaten Boalemo Oktober 2007 s/d sekarang) D. Visi Misi Rumah Sakit a. VISI : Menjadi Rumah Sakit Umum dengan Mutu Pelayanan Terbaik, setelah : 5 Tahun di Provinsi Gorntalo 10 Tahun di Sulawesi (Sulut, Sulteng dan Gorontalo) 15 Tahun di Indonesi Timur (5 G, 10 S, 15 IT) b. Misi 1. Melakukan Pelayanan Sesuai Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 2. Menjadikan terakreditasi. 3. Mengutamakan pelayanan yang berazas pada patient safety c. Filosofih : B I = = BISMILLAH yang artinya : Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan

Benar/Jujur, dalam prosedur pengelolaan dan pelayanan Indah, dalam penampilan dan penataan RSUD-TN

34

S M I L L A H

= = = = = = =

Sopan/Sabar, melayani pasien/tamu RSUD-TN Mandiri, dalam tugas yang di emban Ikhlas, menerima kritik dan saran Loyal, terhadap tugas dan amanah Luhur Budi, dalam perilaku lahir dan bathin Adil, dalam pelayanan tanpa pilih kasih Hati-Hati, menagani setiap pasien/pelayanan secara sendiri maupun secara bersama-sama

E. Struktur Organisasi Berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2006 tentang struktur organisasi dan tata kerja Badan Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Kab Boalemo adalah sebagai berikut: 1. Kepala Badan Pengelola 2. Sekretaris yang membawahi Sub Bagian a. Subag Administrasi Umum Perlengkapan dan Kepegawaian b. Subag Keuangan 3. Bidang Pelayanan Medik yang membawahi Seksi a. Seksi Rawat Jalan b. Seksi Rawat Inap 4. Bidang Penunjang Medik yang membawahi Seksi a. Seksi Penunjang Diagnostik b. Seksi Penunjang Keperawatan 5. Bidang Penyusunan Program dan Informasi membawahi Seksi

35

a. b.

Seksi Perencanaan dan Litbang Seksi Sistem Pencatatan dan Pelaporan Ruma Sakit dan Sistem Informasi Manajemen (SP2RS dan SIM RS)

6. Kelompok Jabatan Fungsional . 7. Instalasi/ Unit Pelayanan Fungsional 8. Komite Medis 9. Komite Perawatan 10. Dewan Penyantun

36

F. Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) 1. Direktur RSUD-TN Mempunyai Tugas sebagai Berikut: a. Menyusun rencana program dan kebijakan tekhnis RSUD-TN dalam rangka penerapan kebijakan Bupati. b. Merumuskan kebijakan Operasional RSUD-TN sesuai peraturan Perundang-Undangan. c. Mendistribusikan tugas, Sumber daya dan tanggung Jawab kepada Sekertaris, para Kepala bidang, Komite Medik, Komite Perawatan dan para bawahan lainnya guna kelancaran RSUD-TN d. Memimpin Sekertaris Para Kepala Bidang, Komite Medik, Komite Perawatan dan para bawahan lainnya dalam menyelenggarakan urusan operasional RSUD-TN e. Mengkoordinir Sekretaris, para Kepala Bidang, Komite Medik, Komite Perawatan dan para bawahan lainnya untuk menjalin kerjasama yang sinergis dan harmonis dalam penyelenggaraan operasional RSUD-TN f. Memberikan petunjuk dan bimbingan teknis kepada kepala sub bagian umum perlengkapan dan kepegawaian dan kepala sub bagian keuangan serta para bawahan lainnya dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan rencana yang di harapkan g. Mengawasi, Mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas bagian Sekretariat RSUD-TN agar sesuai Perundang-Undangan yang berlaku dengan ketentuan

37

h. Menilai prestasi bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karir i. j. Mengevaluasi hasil kegiatan RSUD-TN secara keseluruhan Membuat laporan hasil kegiatan RSUD-TN sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Bupati k. Melakukan koordinasi lintas sektoral baik tingkat pusat maupun tingkat daerah dalam rangka penerapan kebijakan Bupati l. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati tentang kebijakan RSUD-TN m. Melaksanakan Tugas dinas lainnya yang di berikan oleh Bupati 2. Sekertaris a. Menysun rencana kegiatan Sekertaris dalam rangka penerapan

kebijakan RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prsarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan c. Mendistribusikan tugas sumber daya dan tanggung jawab kepada

Kepala Sub Bagian Keuangan serta para bawahan lainnya guna kelancaran tugas Sekertaris d. Memimpin kepada Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian dan Kepala Sub Bagian Keuangan serta para bawahan lainnya dalam menyelenggarakan urusan Sekertaris RSUD-TN

38

e. Mengkoordinir kepada Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian dan Kepala Sub Bagian Keuangan serta para bawahan lainnya untuk menjalin kerja sama yang sinergis dan harmonis dalam penyelenggaraan tugas Sekertaris RSUD-TN f. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis Kepala Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian dan Kepala Sub Bagian Keuangan serta para bawahan lainnya dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan rencana yang diharapkan. g. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas Sekertaris RSUD-TN agar sesuai dengan Peraturan PerundangUndangan yang berlaku h. Menilai prestasi bawahan sebagai bahan pertimbangan

pengembangan karir i. j. Mengevaluasi hasil kegiatan Sekertaris RSUD-TN secara keseluruhan Membuat hasil laporan kegiatan sekertaris RSUD-TN Sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban Kepada Kepala Badan Pengelola RSUD-TN k. Melakukan koordinasi lintas bidang dalam rangka penerapan kebijakan Kepala Badan Pengelola RSUD-TN l. Melaksanakan tugas dinas lainnaya yang diberikan oleh Kepala

Badan Pengelola RSUD-TN

39

3. Sub Bagian Umum, Perlengkapan, dan Kepegawaian a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Umum, perlengkapan dan Kepegawaian dalam rangka penerapan kebijakan strategis Sekretaris RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Perundang-Undangan. c. Menerima, menginventarisir, menyimpan dan melakukan

pemeliharaan barang berupa alat medis, non medis, kenderaan dinas dan bangunan RSUD-TN d. Mengawasi dan mendistribusikan barang dan logistik serta

bertanggung jawab atas keamanan segala jenis perlengkapan kegiatan RSUD-TN e. Melaksanakan kegiatan administrasi, penomoran, pendistribusian, pengarsipaan agenda surat masuk keluar f. Melaksanakan kegiatan protokoler, transfortasi, keamanan, dan

ketertiban serta urusan rumah tangga lainnya. g. Melaksanakan administrasi kepegawaian, menyusun dan memelihara data-data kepegawaian, menyusun daftar urut kepangkatan, menyusun formasi dan anggaran belanja pegawai, menyusun buku induk pegawai dan membuat laporan kepegawaian secara periodik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. h. Membuat data kehadiran pegawaai, DP3 dan perjalanan dinas

40

i.

Membuat persiapan pengembangan kemampuan dan keterampilan tenaga kesehatan di lingkungan RSUD-TN

j.

Mempersiapakan usulan pemberian hukuman jabatan/ hukuman disiplin PNS, usulan Bebas tugas, mutasi dan lain-lain yang berhubungan dengan demosi pegawai sesuai Peraturan PerundangUndangan

k.

Mempersiapakan usulan kenaikan pangkat, pemberian gaji, insentif, cuti, pensiun pemeriksaan kesehatan, jaminan keselamatan kerja dan lain-lain yang berhubungan dengan hak pegawai

l.

Mengevaluasi hasil kegiatan Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan kepegawaian secara keseluruhan

m. Membuat laporan hasil kegiatan Sub Bagian Umum, Perlengkapan dan Kepegawaian sebagai bahan Informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan n. Melaksanakan Tugas lain yang di berikan atasan.

4. Sub Bagian Keuangan Mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana Kegiatan sub Bagian Keuangan dalam rangka penerapan kebijakan strategis sekertaris berdasarkan peraturan Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

41

c. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisa data-data keuangan secara akurat untuk informasi perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen d. Menerima, memferivikasi, membukukan dan melaksanakan

penyetoran pendapatan fungsional RSUD-TN ke kas daerah sesuai ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku e. Mengelola anggaran rutin maupun anggaran pembangunan yang bersumber dari APBD maupun APBN secara efektif, efisien transfaran dan akuntabel berdasarkan peraturaan Perundang-Undangan yang berlaku f. Melaksanakan pemotongan dan pembayaran pajak sesuai ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku g. Mengevaluasi hasil kegiatan Sub Bagian Keuangan sebagai bahan informasi dan pertaanggung jawaban kepada atasan h. Membuat laporan hasil kegiatan Sub Bagian Keuangan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Atasan. i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan atasan.

5. Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Pelayanan Medis dalam rangka penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.

42

b. Menyusun Rencana Kebutuhan Sumber daya berupa Sarana, prasarana, tenaga, peralatan, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. c. Mendistribusikan tugas, sumber daya dan tanggung jawab kepada para kepala seksi dan para kepala Instalasi terkait guna kelancaran Tugas Bidang Pelayanan Medis d. Memimpin para kepala seksi dan para kepala Instalasi terkait dalam menyelenggrakan urusan Bidang Pelayanan medis RSUD-TN e. Mengkoordinir para kepala seksi dan para kepala instalasi terkait untuk menjalin kerjasama yang sinergis dan harmonis dalam penyelenggaraan tugas Bidan Pelayanan Medis RSUD-TN f. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis kepada para kepala seksi dan para kepala instalasi terkait dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan rencanan yang diharapkan g. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas bidang pelayanan medis RSUD-TN agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karir i. Mengevaluasi hasil kegiatan bidang Pelayanan Medis RSUD-TN secara keseluruhan j. Membuat laporan hasil kegiatan bidang pelayanan Medis RSUD-TN sebagai bahan informasi kepada direktur RSUD-TN

43

k. Melakukan Koordinasi

lintas bidang dan sekretaris di lingkungan

RSUD-TN dalam rangka penerapan kebijakan direktur RSUD-TN. l. Melaksnakan tugas dinas lainnya yang di berikan oleh direktur RSUDTN. 6. Seksi Rawat Jalan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Rawat Jalan dalam rangka

penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, tenaga, peralatan bahn dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Perundang-Undangan c. Mengumpulkan, mengolah menyajikan dan menganalisis data-data pelayanan rawat jalan secara akurat untuk informasi perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen. d. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi terkait dalam rangka penerapan kebijakan strategis kepala Biidang Pelayanan Medis e. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi terkait dalam rangka Pelayanan Medis, Pelayanan Asuhan Keperawatan dan pelayanan lainnya, melakukan pencatatan Rekam Medis dan catatan lainnya, memberikan informasi/penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medis atau terapi yang di berikan kepada pasien/wali

keluarga sesuai standar dan prosedur pelayanan yang berazaskan Patient safety dan kode etik profesi serta kode etik Rumah Sakit

44

f.

Memfasilitasi dan memediasi kebutuhan instalasi terkait sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan

g. Mengevaluasi hasil kegiatan Seksi Rawat Jalan secara keseluruhan h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi Rawat Jalan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada atasan i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan.

7. Seksi Rawat Inap mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Rawat Inap dalam rangka penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. c. Mengumpulkan, mengolah menyajikan dan menganalisis data-data pelayanan Rawat Inap secara akurat untuk informasi perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen. d. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi dalam rangka penerapan kebijakan strategi kepala Bidang Pelayanan Medis, e. Melakukan koordinasi dengan para kepala Instalasi terkait dalam rangka Pelayanan Medis, Pelayanan Asuhan Keperawatan dan pelayanan lainnya, melaksanakan pencatatan Rekam Medis dan

catatan lainnya, memberikan informasi/penjelasan dan meminta persetujuan tindakan medis atau terapi yang di berikan kepada

45

pasien/wali/keluarga sesuai standar dan prosedur pelayanan yang berazaskan Patient safety dan kode etik profesi serta kode etik rumah sakit, f. Memfasilitasi dan memediasi kebutuhan Instalasi terkait sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan g. Mengevaluasi hasil kegiatan Seksi Rawat Inap secara keseluruhan h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi rawat Inap sebagai bahan

informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan. i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan.

8. Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Bidang Penunjang Medis dalam rangka penerapan kebijakn strategis RSUD-TN berdasarkan aturan

Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, Prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. c. Mendistribusikan tugas, sumber daya dan tanggung jawab kepada para Kepala Seksi dan Para Kepala Instalasi terkait guna kelancaran tugas Bidang Penunjang Medis. d. Memimpin para Kepala Seksi dan para kepala Instalasi terkait dalam menyelenggarakan urusan bidang Penunjang medis RSUD-TN

46

e. Mengkoordinir Para Kepala Seksi dan para kepala instalasi terkait untuk menjalin kerja sama yang sinergis dan harmonis dalam penyelenggaraan tugas Bidang Penunjang Medis RSUD-TN f. Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis kepada para kepala

seksi dan para kepala instalasi terkait dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan rencana yang di harapkan g. Menagawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas Bidang Penunjang Medis RSUD-TN agar sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. h. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karir i. Mengevaluasi hasil kegiatan Bidang Penunjang Medis RSUD-TN secara keseluruhan j. Membuat laporan hasil kegiatan bidang Penunjang Medis RSUD-TN sebagai bahan informasi kepada Kepala Badan RSUD-TN k. Melakukan koordinasi lintas Bidang dan sekretaris di lingkungan RSUD-TN dalam rangka kebijakan Kepala Badan Pengelola RSUDTN l. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang di berikan oleh Kepala badan Pengelola RSUD-TN 9. Seksi Penunjang Diagnostik mempunyai tugas sebagai berikut:

47

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Penunjang diagnostik dalam rangka penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan b. Menyusun Rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana,

prasaranaa, tenaga, peralatan, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Perundang-Undangan. c. Mengumpulkan, mengolah menyajikan dan menganalisis data-data pelayanan penunjang diagnostik secara akurat untuk informasi perencaanaan dan pengambilan keputusan manajemen d. Melakukan koordinasi dengan para kepala instalasi terkait dalam rangka penerapan kebijakan strategis kepala Bidang Penunjang Medis e. Melakukan koordinasi dengan kepala instalasi terkait dalam rangka pelayanan penunjang diagnostik, melaksanakan pencatatan Rekam Medis dan catatan lainnya serta memberikan informasi/ penjelasan atas pemeriksaan penunjang diagnostik yang di berikan kepada pasien/ wali keluarga sesuai standar dan prosedur pelayanan yang berazaskan Patient safety dan kode etik profesi serta kode etik Rumah Sakit. f. Memfasilitasi dan memediasi kebutuhan instalasi terkait sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. g. Mengevaluasi hasil kegiatan Seksi Penunjang Diagnostik secara keseluruhan h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi Penunjang Diagnostik sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan

48

i.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

10. Seksi Penunjang Keperawatan mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Seksi penunjang keperawatan dalam rangka penerapan. kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, prasarana, tenaga, peralatan bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan c. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data-data pelayanan penunjang keperawatan secara akurat untuk informasi perencanaan dan pengambilan keputusan manajemen. d. Melakukan koorrdinasi dengan para Kepala Instalasi terkait dalam rangka penerapan kebijakan Medis e. Melakukan koordinasi dengan para Kepala Instalasi terkait dalam rangka pelayanan penunjang keperawatan, melaksanakan Pencatatan Rekam Medis dan catatan lainnya serta memberikan strategis Kepala Bidang Penunjang

informasi/penjelasan atas pelayanan penunjang keperawatan yang di berikan kepada pasien pasien/wali keluarga sesuai standar dan prosedur pelayanan yang berazaskan patient safety dan kode detik profesi serta kode etik rumah sakit. f. Memfasilitasi dan memediasi kebutuhan instalasi terkait sesuai ketentuan Peaturan Perundang-Undangan.

49

g. Mengevaluasi hasil kegiatan seksi penunjang keperawatan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan h. Membuat laporan hasil kegiatan seksi Penunjang keperawatan

sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan.

11. Bidang Penyusunan Program dan Informasi Rumah Sakit mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan bidang Perencanaan dan informasi

Rumah Sakit dalam rangka penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa Sarana, Prasarana, Tenaga, Peralatan bahan Dan Kebutuhan Lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan c. Mendistribusikan tugas sumber daya dan Tanggung jawab kepada para Kepala Seksi dan para Kepala Instalasi terkait guna kelancaran tugas Bidang Perencanaan dan Informasi RSUD-TN. d. Memimpin para Kepala Seksi dan para kepala instalasi terkait dalam menyelenggarakan urusan Bidang Perencanaan dan Informasi RSUDTN e. Mengkoordinir para kepala seksi dan para Kepala Instalasi dalam penyelenggaraan tugas bidang Perencanaan dan Informasi RSUD-TN.

50

f.

Memberikan petunjuk dan bimbingan tekhnis kepada para Kepala Seksi dan para Kepala Instalasi terkait dalam pelaksanaan tugas agar sesuai dengan rencana yang di harapkan.

g. Mengawasi, mengendalikan dan membina pelaksanaan tugas-tugas Bidang Perencanaan dan Informasi RSUD-TN agar sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku h. Mengkoordinir penyusunan Program perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, pembangunan dan

pengembangan Rumah Sakit i. Mengkoordinir sistem pencatatan, pelaporan dan sistem informasi Rumah Sakit sesuai ketentuan Peraturan Perundang-Undangan. j. Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karir . k. Mengevaluasi hail kegiatan Bidang Perencanaan dan Informasi RSUD-TN secara keseluruhan l. Membuat laporan hasil kegiatan sebagai bahan informasi dan

pertanggung jawaban kepada atasan m. Melakukan koordinasi lintas bidang dan sekertaris dilingkungan RSUD-TN dalam rangka penerapan kebijakan Kepala Badan RSUDTN n. Melaksnakan tugas dinas lainnya yang di berikan oleh Kepala Badan RSUD-TN 12. Seksi Perencanaan dan Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

51

a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Perencanaan dan Litbang dalam rangka penerapan kebijakan straategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan. b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa sarana, Prasarana, tenaga, peralatan, bahan dan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundaang-Undangan c. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis usulan kebutuhan Sekertaris dan msing-masing bidang Sub Bagian, Seksi dan instalasi fungsional yang ada di lingkungan kerja RSUD-TN. d. Melakukan koordinasi dengan lintas Bidang, Bagian, Seksi dalam menyusun rancangan kegiatan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang sesuai kebutuhan operasional RSUD-TN e. Melakukan Koordinasi dengan lintaas bidang, bagian, seksi, dan sub bagian dalam menyusun rencana penggunaan anggaran, baik yang bersumber dari APBD maupun APBN sesuai kebutuhan operasional RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan f. Melakukan penelitian terkait dengan pengembangan RSUD-TN

g. Mengevaluasi hasil kegiatan Seksi Perencanaan dan Litbang h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi Perencanaan dan Penelitian Pengembangan sebagai bahan Informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan. i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

52

13. Seksi Sistem Pencatatan dan pelaporan Rumah sakit dan sistem Informasi Manajemen rumah sakit (SP2RS dan SIM RS) mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun rencana kegiatan Seksi SP2RS dan SIM RS dalam rangka penerapan kebijakan strategis RSUD-TN berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan b. Menyusun rencana kebutuhan sumber daya berupa Sarana, Prasarana, tenaga, peralatan bahan daan kebutuhan lainnya sesuai prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan c. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data-data medis dan non medis terkait dengan operasional rumah sakit secara keseluruhan sebagai bahan informasi bahan evaluasi dan perencanaan serta bahan pengumpulan keputusan manajemen RSUD-TN d. Membuat laporan internal dan eksternal secara periodik dan berjenjang e. Melakukan koordinasi dengan Instalasi Rekam Medis dalam membangun dan mengembangkan sistem Informasi Manajemen Rumah sakit yang berbasis teknologi elektronik guna menunjang pelayanan Rumah Sakit sesuai kode etik informasi rumah sakit berdasarkan peraturan Perundang-Undangan pelayanan Rumah sakit

53

f. Membangun dan mengembangkan sistem komunikasi efektif dalam menunjang pelayanan rumah sakit sesuia kode etik Rumah Sakit berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan g. Mengevaluasi hasil keseluruhan h. Membuat laporan hasil kegiatan Seksi SP2RS dan SIM RS sebagai bahan Informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan i. Melaksanakan tugas lain yang di berikan oleh atasan. kegiatan Seksi SP2RS dan SIM secara

14. Instalasi dan Unit pelayanan Fungsional merupakan perangkat fungsional operasional Rumah Sakit yang meliputi : a. Pelayanan Medis rawat jalan dan rawat inap

b. Pelayanan penunjang diagnostik dn penunjang Keperawatan c. Sistem Pencatatan Rekam Medis

d. Pemeliharaan Sarana RSUD-TN 15. Komite Medis adalah a. Kelompok tenaga Medis yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf medis fungsional, b. Mempunyai hubungan advokasi dengan kepala badan RSUD-TN c. Merupakan satuan pengawas intern yaitu kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap pengelola sumber daya manusia RSUD-TN d. Mempunyai tugas membantu kepala badan pengelola RSUD-TN menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP), memantau

54

pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional e. Dalam melaksanakan tugasnya komdis dapat dibantu oleh panitiapanitia yang yang dibentuk untuk mengatasi masalah khusus f. Pembentukan panitia ditetapkan oleh kepala badan RSUD-TN

g. Pembentukan komite medis ditetapkan dengan kepala Badan RSUDTN 16. Komite keperawatan adalah a. kelompok Tenaga paramedis keperawatan yang keanggotaannya dipilih dari anggota staf para medis keperawatan fungsional b. Komite keperawatan bersama-sama komite medis berada mempunyai hubungan advokasi dengan kepala badan pengelola RSUD-TN c. Komite keperawatan merupakan satuan pengawas intern yaitu

kelompok fungsional yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap sumber daya manusia RSUD-TN khususnya tenaga medis keperawatan. d. Komite Keperawatan bersama komite medis mempunyai tugas membantu Kepala badan RSUD-TN menyusun standar asuhan Keperawatan (SAK), memantau pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan keperawatan. e. Mengevaluasi kompetensi tenaga keperawatan sebagai bahan profesi tenaga

pertimbangan dalam pengembangan karir

55

f.

Mengevaluasi dan membuat laporan hasil kerja komite keperawatan secara keseluruhan

g. Pembentukan Komite Medis di tetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan RSUD-TN 17. Dewan Penyantun Bertugas sebagai: a. Kelompok pengarah / penasehat yang keanggotaannya terdiri dari unsur pemerintah daerah dan tokoh masyarakat b. Mengarahkan Kepala Badan RSUD-TN dalam melaksanakan Visi dan misi RSUD-TN dalam memperhatikan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah daerah c. Dewan penyantun di tetapkan oleh Bupati Boalemo untuk masa bakti tiga tahun atas usul kepala Badan RSUD-TN melalui Sekretaris Daerah. 1. Sarana Dan Prasarana a. Gedung Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan (RSUD-TN) telah memiliki sarana gedung yang terdiri dari : 1. Gedung A : Gedung Administrasi 2. Gedung B : Gedung Poliklinik 3. Gedung C : Gedung Central Medical Unit (CMU) 4. Gedung D : Gedung Perawatan 1 dan 2 5. Gedung E : Gedung Loundry 6. Gedung F : Gedung Kitchen

56

7. Gedung Perawatan 2 Lantai 8. Gedung Perawatan Isolasi 9. Gedung UTD 10. Gedung Administrasi Pelayanan Medis 11. Gedung Serba Guna 12. Rudis Direktur 1 Unit 13. Rudis Dokter Ahli 2 Unit 14. Rudis Para Medis 3 Unit b. Alat Kesehatan Sejak tahun 2002 telah disiapkan Alat Kesehatan yang dibutuhkan dalam mengoperasionalkan Rumah Sakit ini secara optimal. Rincian Alat Kesehatan yang tersedia dapat dilihat pada tabel : NO 1 2 3 Nama barang Emergency resusitasi set Defribilator Oksigen Concentrator 1 Flow 4 5 6 7 8 Nebulizer With Stand Minor Surgery Set EKG 12 Channel Vital Sign Monitor Glukometer With Stick 1 unit 1 set 1 unit 1 unit 1 unit Jumlah 1 set 1 unit 1 unit Ket.

57

9 10 11 12 13 14

Curettage Set Partus Set Doppler Portable Neck Collar Incubator Bayi Dry heat sterilizer with uv lamp / Sterilisator Kering

1 set 1 set 1 unit 2 set 1 set 1 unit

15 16 17 18 19 20 21

Emergency Strecher Electro Surgical Cauter Infusion Pump Syringe Pump Pulse Oxymeter Lampu Operasi Mobile Infant warmer

1unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1unit

c. Sarana Penunjang Beberapa Sarana penunjang yang tersedia yaitu : a. Mobil Ambulance 4 Unit b. Mobil Operasional 1 Unit c. Mobil Direktur 1 Unit d. Motor Opersional 3 Unit e. Generator 1 Unit f. Water Reservoar 1 Unit

58

g. Incinerator 1 Unit h. PHBS i. j. Website & Internet Jaringan Komputerisasi (Wireles) & SIM

k. Sound Sistem l. Absensi Digital

G. Pelayanan Rumah Sakit 1. Jenis Pelayanan a. Pelayanan Administrasi Pelayananan Administrasi di Rumah sakit Meliputi Pelayanan Rekam Medik dan Pelayanan Umum (Ketatausahaan/kepegawaian, dan Keuangan). Pelayanan Rekam Medik di RSUD-Tani dan Nelayan Meliputi: 1. Pelayanan pasien di loket rawat jalan, rawat inap, UGD yang meliputi registrasi identitas pasien, pemberian Nomor, pemberian Kartu Indeks Pasien(KIP). 2. Pelayanan terhadap Permintaan Status Pasien 3. Pelayanan terhadap permintaan barang cetakan rekam medik dari ruangan yang membutuhkan 4. Pelayanan Pembuatan Visum Et Refertum dll. Pelayanan Ketata Usahaan/Kepegawaian di RSUD-Tani dan

59

b. Pelayanan Medis Pelayanan Medis Meliputi Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap 1. Rawat Jalan Pelayanan Rawat Jalan Meliputi : a. UGD b. Poli Umum c. Poli Interna d. Poli Gigi e. Poli Bedah f. Poli Mata g. Poli Obgyn h. Poli Anak i. j. Poli Jantung Fisiotherapy

Untuk mengetahui eksistensi dan peran farmasi di rumah sakit, kami mengunjungi salah satu rumah sakit di provinsi Gorontalo yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo.

60

Peran farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Tani dan Nelayan Kabupaten Boalemo. terbagi menjadi dua, yaitu : A. Manajemen 1. Perencanaan 2. Pengadaan 3. Penerimaan 4. Penyimpanan 5. Distribusi 6. Evaluasi dan Pelaporan B. Farmasi Klinik

61

BAB IV PEMBAHASAN Apotek merupakan sarana penunjang medis yang berperan penting dalam menunjang kesehatan pasien. Sehingga sarana dan prasarana yang memadai memilki peran yang sangat penting dalam menunjang kesehatan pasien. Selain itu, Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu unsur dari

pelayanan utama di rumah sakit, yakni bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan di rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Praktek pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan terpadu, dengan tujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan obat dan kesehatan.

62

BAB V PENUTUP

63

DAFTAR PUSTAKA

64

Lampiran I Peta Lokasi RSUD TN Boalemo

65

Apotek Bukit Lamu RSUD Tani dan Nelayan

66

67

68

69

70

71

72

73

You might also like