You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia, sehingga pendidikan ini berperan penting dalam kehidupan. Perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Peningkatan mutu pendidikan saat ini menjadi perhatian bagi Indonesia. Terdapat banyak upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah dengan peningkatan sarana dan prasarana, perubahan kurikulum, dan proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaian dan sebagainya. Menurut Nurhadi (2001:1) ada tiga komponen yang perlu disoroti dalam pembaharuan pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kurikulum harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasi keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan untuk

meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Dengan cara penerapan strategi atau metode pembelajaran yang efektif di kelas dan lebih memberdayakan potensi siswa. Namun kenyataan yang terjadi pada saat ini, walaupun kurikulum yang berlaku di Indonesia terus mengalami perbaikan dari waktu ke waktu untuk mewujudkan pendidikan yang baik, metode yang di pakai guru / pebelajar cenderung tetap yaitu metode ceramah. Padahal kita tahu bahwa tidak semua mata pelajaran bisa disampaikan dengan metode ceramah. Sebagai contoh adalah Akuntansi. Ilmu Akuntansi sebagai cabang Ilmu Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah atas yang diperlukan dalam pendidikan. Oleh sebab itu pengajaran akuntansi perlu ditingkatkan, dikarenakan saat ini masih banyak siswa yang berpendapat dan
1

beranggapan bahwa pelajaran akuntansi adalah mata pelajaran yang sukar dipahami dan membosankan. Sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahaminya. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Pejagoan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa pembelajaran akuntansi yang selama ini dilakukan lebih cenderung menggunakan konsep pembelajaran terpusat pada guru sedangkan siswa menerima pembelajaran secara pasif, sehingga keaktifan siswa dalam pembelajaran kurang dibangun. Rendahnya keaktifan siswa ini berdampak pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, pendidik harus mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran. Dari sini maka harus dirancang dan dibangun suasana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan yang lain dan tidak merasa jenuh. Berdasarkan penjelasan di atas, solusi yang dapat dilakukan guru/pebelajar adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan

menggunakan metode / model pembelajaran yang tepat. Alternatif pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Jigsaw. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk selalu aktif dan saling bekerja sama dalam proses pembelajaran. Berdasarkan mengadakan permasalahan dengan diatas, judul maka penulis bermaksud MODEL UNTUK

penelitian

PENERAPAN JIGSAW

PEMBELAJARAN

KOOPERATIF

TIPE

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR POKOK BAHASAN PENCATATAN JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN

DAGANG PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PEJAGOAN

B. Perumusan Masalah Masalah yang diangkat dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang?

2. Apakah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang?

C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukaan, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang siswa kelas XI SMAN 1 Pejagoan melalui pembelajaran dengan metode Jigsaw. 2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang siswa kelas XI SMAN 1 Pejagoan melalui pembelajaran dengan metode Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan : 1. Informasi mengenai penerapan model pembelajaran Jigsaw pada pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang. 2. Masukan bagi tenaga pengajar khususnya guru di SMA Negeri 1 Pejagoan dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. 3. Masukan bagi siswa agar bisa memperbaiki gaya belajar untuk turut aktif dalam proses pembelajaran. 4. Sumbangan dalam pengembangan teori pembelajaran Akuntansi di SMA. Dan agar dapat memecahkan permasalahan dalam pembelajaran Akuntansi di SMA saat ini. 5. Bahan referensi bagi semua pihak yang bermaksud melakukan penelitian lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar Mengajar a. Pengertian Belajar Menurut Nana Sudjana (1996: 28), belajar adalah suatu perubahan tingkah laku. Perubahan yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang (Ngalim Purwanto, 1997: 85). Oemar Hamalik (2002: 154) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Menurut J. Broner dalam Hidayat ( 2004 :8) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasin yang diberikan kepada dirinya. Sedangkan menurut Silberman (1996 :5) mengambaran saat belajar aktif, par siswa melakukan banyak kegiatan, mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide -ide, memecahkan masalah dan menyenangkan penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik harus mendengar, melihat, menjawab, bertanya dan mendiskusikan dengan orang lain. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang setelah seseorang belajar dalam jangka waktu tertentu sehingga diperoleh suatu kecakapan, perubahan tersebut bersifat menetap dan diperoleh melalui latihan atau pengalaman. Hal yang penting dalam mengajar adalah bagaimana siswa dapat mempelajari bahan sesuai dengan tujuan. Usaha yang dilakukan guru hanya merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar Environmental Input Learning Teaching Process

Raw input

Output

Instrumental input Dalam proses belajar mengajar supaya hasil yang dicapai siswa sesuai dengan tujuan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Adapun faktor-faktor tersebut digambarkan sebagai berikut : Gagasan mentah (Raw input) merupakan bahan baku yang berupa pemberian pengalaman belajar. Dengan Learning teaching process (proses pembelajaran) diharapkan input dapat berubah menjadi output dengan kualifikasi tertentu. Interaksi berbagai faktor dari lingkungan dengan peralatan atau media akan menghasilkan keluaran tertentu (Kasihani Kasbola, 2001:22).

2. Hasil Belajar a. Prestasi Belajar Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang berarti hasil usaha ( Zainal Arifin, 1988 : 2 ). Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha belajar. Prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu ( Sutratinah Tirtonegoro, 1994 : 43). Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah ( Zainal Arifin, 1990 : 3).

Hasil belajar yang berupa prestasi belajar ini memberikan informasi seberapa siswa dapat menguasai pelajaran selama proses pembelajaran berlangsung. Prestasi belajar ini dapat diketahui setelah diberikan tes akhir kegiatan belajar yang merupakan nilai rata-rata kelas. Dari uraian diatas dapat diketahui, prestasi belajar merupakan hasil akhir yang diperoleh siswa setelah berakhirnya kegiatan belajar yang merupakan nilai rata-rata dari evaluasi yang diberikan. b. Keaktifan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, keaktifan adalah kegiatan (Poerwodarminto, 1992 :17), sedang belajar merupakan proses perubahan pada diri individu kearah yang lebih baik yang bersifat tetap berkat adanya interaksi dan latihan. Sehingga keaktifan belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara individu dengan individu, individu dengan lingkungan. Keaktifan belajar juga merupakan suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku maupun kepribadian yang bersifat kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku siswa berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya situasi stimulus tersebut Piaget dalam Santrok ( 2007 : 233) menegaskan bahwa saat anak-anak belajar yang terbaik adalah ketika anak aktif dan berusaha menemukan solusi untuk mereka sendiri. Ketika membangun pemahaman terhadap suatu hal otak akan membuat skema melalui aktivitas fisik dan kognitif. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat relevan dengan amanat negara yang tertuang dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Diknas no 19 tahun 2005 tentang Standar nasional Pendidikan (2005: 35) Penyelenggaraan pendidikan dinyatkan sebagai suatu proses

pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang

memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Paradigma pengajaran yang lebih menitik beratkan peran pendidik dalam

mentransformasian pengetahuaan kepada peserta didik bergeser pada paradigma pembelajaran yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mngembangkan potensi dan kreativitas dirinya. Keaktifan belajar adalah aktifitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman: 2001: 99). Selama kegiatan belajar kedua aktifitas tersebut harus terkait, sehingga akan mengahasilkan aktifitas belajar yang optimal. Macam macam keaktifan belajar yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah antara lain: 1. Visual Activities, seperti : membaca, memperhatikan gambar,

memperhatikan demonstrasi orang lain 2. Oral Activities, seperti : mengatakan , merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi interupsi 3. Listening Activities, seperti : mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi, pidato 4. Writing Activities, seperti : menulis : ceritera, karangan, laporan, tes, angket, menyalin 5. 6. Drawing Activities, seperti : membuat : grafik, peta, diagram Motor Activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi model, mereparasi 7. Mental Activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional Activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, berani, gembira, gugup, senang

3. Model Pembelajaran Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain (Arends, 1997). Metode ini membutuhkan kerja sama yang tinggi antar anggota kelompok agar dapat memahami materi yang diberikan. Dalam metode ini setiap kelompok mendapatkan suatu topik bahasan dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang satu isi topik yang dipelajari. Artinya kelompok dibongkar dan siswa-siswa yang mempunyai sub pokok bahasan yang sama dari kelompok yang berbeda bertemu dan membentuk kelompok baru yang disebut dengan kelompok ahli. Siswa ahli mengajarkan informasi yang diperoleh kepada kelompok asal sehingga sub topik dikumpulkan bersama menjadi satu kesatuan informasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode jigsaw adalah metode pembelajaran dengan menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli yang lebih mengutamakan rasa tanggung jawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai berikut :  Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari 4 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana

menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok

asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan 8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.  Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.  Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.  Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.  Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran.  Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebagai berikut:
o Kelebihan

1. Kelompok memiliki sumber informasi maupun buah pikiran yang lebih kaya daripada yang dimiliki individu 2. Dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun orang lain dan meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi.

3. Melatih siswa menghadapi masalah secara kelompok. 4. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat menigkat. 5. Siswa mempunyai banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan. 6. Mengurangi rasa kurang percaya diri dalam diri siswa. 7. Menigkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif siswa. 8. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
o Kelemahan

1. Memerlukan waktu yang lebih banyak daripada cara belajar yang biasa. 2. Dapat memboroskan waktu terutama bila terjadi hal hal negatif seperti pengarahan yang kurang tepat serta pembicaraan yang berlarut-larut. 3. Memprasyaratkan siswa punya latar belakang yang cukup untuk dapat membahas masalah yang akan didiskusikan. 4. Tidak dapat diberikan pada tahap awal proses belajar bila siswa belum memiliki konsep atau pengamatan tentang bahan yang akan disajikan.

4. Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang


Jurnal khusus merupakan jurnal yang ditujukan untuk mencatat transaksi transaksi yang sering terjadi dalam perusahaan dagang. Macam macam jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi di perusahaan dagang :

a. Jurnal Pembelian Merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang dan barang lainnya secara kredit. Sebagai ilustrasi, perhatikanlah contoh berikut : Pada 1 Desember 2009 dibeli barang dagang dari PD Maya,Padang, seharga Rp2.900.000,00 dengan termin 3/10, n/30, faktur 27. Jurnalnya sebagai berikut : JURNAL PEMBELIAN Tanggal Des 1 Nomor Faktur 27 Akun yang Dikredit PD Maya, Padang Termin 3/10, n/30 Ref Pembelian (D) Utang Dagang (K) Rp 2.900.000,00

10

b. Jurnal Pengeluaran Kas Merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat seluruh pengeluaran kas. Contoh : Tanggal 2 Desember dibayar kepada PD andalas Jakarta utang bulan lalu sebesar Rp 2.500.000,00 dengan cek no. 2779 JURNAL PENGELUARAN KAS
Debet Tgl
Des 2

Kredit Serba-serbi Perkira Jumlah an Kas Potongan Pembelian


2.500.000

Keterangan
PD Andalas, Jakarta

Ref.

Utang Dagang
2.500.000

Pembeli an

Ref.

c. Jurnal Penjualan Merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang secara kredit. Contoh : Tanggal 6 Desember dijual kepada PD JAYA, Bogor, barang dagangan seharga Rp 4.000.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30, faktur no.120 JURNAL PENJUALAN Tanggal Des 6 Nomor Faktur 120 Akun yang Dikredit PD JAYA, Bogor Termin 2/10, n/30 Ref Piutang Dgg(D) Penjualan (K) Rp 4.000.000

d. Jurnal Penerimaan Kas Merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat transaksi dimana perusahaan menerima uang secara tunai. (cek, giro pos, giro bilyet, wesel pos, traveler check). Contoh : Tanggal 3 Desember diterima pelunasan piutang dari PT. ADA, Aceh sebesar Rp 3.000.000 JURNAL PENERIMAAN KAS
Debet Tgl Des 3 PT ADA, Aceh 3.000.000 3.000.000 Ket. Re f. Kas Pot. Penj . Piutang Dagang Penj. Kredit Serba-serbi Ref Perkiraan Jml

11

e. Jurnal Umum Untuk mencatat transaksi yang dianggap tidak relevan apabila dicatat dalam jurnal khusus. Contoh : Tanggal 4 Desember dikirim nota debet kepada PD Maya, Padang atas pengembalian barang eks faktur no. 27 tertanggal 1 Desember yang lalu karena rusak sebesar Rp 150.000,00 JURNAL UMUM
Tgl Des 4 Keterangan Utang Dagang (PD Maya,Padang) Retur Pembelian dan PH Ref. Debet 150.000 Kredit 150.000

B. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan bahwa kurangnya aktivitas belajar siswa, masih rendahnya prestasi belajar dan kurang tanggapnya terhadap pembelajaran dengan metode konvensional/ceramah pada mata pelajaran akuntansi. Sehingga , peneliti berharap dengan penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Siswa kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan metode konvensional dan dapat menurunkan prestasi belajar siswa. Agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, perlu adanya penggantian metode mengajar. Metode mengajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Jigsaw. Karena dengan menggunakan metode ini siswa diajak untuk aktif berdiskusi dengan tim ahli untuk memahami suatu materi dan kemudian mereka bertanggungjawab memberikan penjelasan kepada kelompok asalnya mengenai materi yang menjadi bagiannya masingmasing. Dengan begitu maka mereka benar-benar belajar dengan kelompok ahlinya masing-masing sampai mereka mampu memahami materi bagiannya, sehingga nantinya mudah untuk menjelaskan kepada kelompok asalnya. Secara tidak langsung ketika siswa telah aktif, termotivasi maka prestasi belajar merekapun akan meningkat.

12

C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka teori diatas, dapat dikemukakan hipotesis tindakan adalah 1. Metode Pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pejagoan. 2. Metode pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa dalam pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pejagoan.

13

BAB III METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Pejagoan Kebumen siswa kelas XI IPS 1 tahun pelajaran 2010/2011 yang beralamatkan di Kebulusan, Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2010

B. Subyek dan Obyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA N 1 Pejagoan. Sedangkan objek penelitian adalah pemahaman materi pencatatan jurnal khusus perusahaan dagang oleh siswa serta model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

C. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), yang merupakan penelitian kolaboratif guru sebagai pengajar dan peneliti sebagai pengamat. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa maupun meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Penelitian Tindakan kelas ini merupakan salah satu bentuk penelitian sikap sosial untuk meningkatkan penalaran, praktik pendidikan dan praktek sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktek -praktek tersebut. ( Kemmis & Taggart, 1990 : 5). Sehingga Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat saling

14

mendukung

satu

sama

lain,

melengkapi

dengan

fakta-fakta

dan

mengembangan analisis. Jadi Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam situasi nyata yang memerlukan suatu pemecahan masalah. Pemecahan masalah itu dilakukan dengan aksi, dalam hal ini tindakan kelas sesuai dengan tujuan penelitian itu sendiri yaitu memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasil tidak digeneralirisasi namun dapat juga diterapkan kepada orang lain yang mempunyai kontek yang mirip dengan peneliti ( Depdiknas, 2001 : 14). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data yang didapat langsung dari permasalahan yang dihadapi guru, peneliti dan data deskriptif berupa kata-kata atau kalimat. Penelitian deskriptif bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode dekriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan akan mempermudah dalam proses analisis. Solusi dari permasalahan tersebut dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input dari lapangan. Rancangan solusi pada penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning dengan metode Jigsaw pada materi pokok bahasan Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang. Dalam penerapannya digunakan tindakan siklus dalam setiap pembelajaran. Model pembelajaran pada siklus pertama sama dengan model pembelajaran yang diterapkan pada siklus kedua, yang berbeda hanya pada tahap refleksinya, tergantung dengan fakta dan interpretasi data yang didapat. Untuk pembelajaran pada siklus kedua merupakan refleksi dari siklus pertama, yang artinya dalam siklus kedua nanti dilakukan perbaikan untuk bagian -bagian yang kurang dari pembelajaran disiklus pertama.

D. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas penilaian kognitif, penilaian afektif, observasi siswa dalam Proses Belajar Mengajar, observasi

15

guru dalam mengajar dan respon siswa terhadap uji coba model pembelajaran yang diterapkan guru. a. Instrumen Penilaian Kognitif Penilaian kognitif merupakan penilaian yang menggunakan bentuk tes objektif dan uraian. Untuk tes bentuk objektif sebelum digunakan dalam penilaian, instrumen penelitian diuji cobakan terlebih dahulu untuk menguji taraf kesukaran soal, daya pembeda soal, validitas dan reliabilitas. Sedangkan tes bentuk uraian untuk mendapatkan tes yang valid digunakan validitas isi. Suatu instrumen valid menurut validitas isi bila isi instrumen telah merupakan sampel yang representatif dari keseluruhan isi hal yang diukur (Budiono, 2003: 58) b. Instrumen Penilaian Afektif Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang disediakan.sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrument tersebut diuji cobakan dahulu untuk mengetahui kualitas item angket dengan uji validitas dan uji reliabilitas. c. Observasi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar Observasi terhadap siswa dilakukan pada saat proses belajar mengajar. Observasi dilakukan berdasar lembar pengamatan yang telah disusun. d. Observasi Guru dalam Mengajar Observasi terhadap guru dilakukan secara langsung pada saat proses belajar mengajar. e. Instrumen Respon Siswa Teradap Model Pembelajaran. Instrumen respon siswa terhadap model pembelajaran berupa angket langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Angket ini diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran.

16

E. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Data Penelitian Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitif dan kuantitatif. Aspek kualitatif berupa data catatan lapangan tentang proses pelaksanaan pembelajaran. Aspek kuantitatif yang dimaksudkan adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang, berupa nilai yang diperoleh siswa dari penilaian kemampuan berupa aspek pemahaman dan penguasaan konsep.

2. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara, angket, tes dan dokumentasi. a. Metode Observasi Metode observasi yang digunakan yaitu : observasi lapangan untuk mengetahui perilaku masing-masing siswa, kegiatan kelompok maupun kegiatan guru dalam proses belajar mengajar dikelas. Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola KBM juga suasana kelas. b. Metode Wawancara Metode wawancara diantaranya digunakan untuk mengetahui kondisi sekolah maupun kondisi pembelajaran dikelas dari guru Akuntansi yang bersangkutan. Wawancara dengan siswa baik sebelum atau sesudah pelaksanaan penelitian. c. Metode Pemberian Angket Pemberian angket ini untuk mendapatkan respons siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw. Menurut Suharsimi Arikunto ( 2005 : 128), mengatakan bahwa angket atau kuiseoner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

17

dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang ia ketahui. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk cek lis dan pertanyaan. Cek lis yaitu berupa angket dimana pengisi angket tinggal memberi tanda cek pada kolom yang telah disediakan. Angket pertanyaan yaitu pengisi diminta menuliskan apa jawaban dari pertanyaan tersebut secara jelas, singkat, padat. d. Metode Tes Tes akhir untuk mengetahui efek dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini. Tes ini juga digunakan untuk mengambil data pada keadaan awal, siklus I dan siklus II yaitu untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar yang dicapai siswa selama proses belajar. e. Metode Dokumentasi Beberapa dokumentasi yang digunakan adalah: data hasil nilai ulangan harian siswa pada materi pokok Pencatatan Jurnal Khusus Perusahaan Dagang pada tahun ajaran 2010/2011 untuk mengetahui hasil belajar aspek kognitif siswa pada tahun sebelumnya, data hasil nilai ulangan harian pada materi sebelumnya yang digunakan sebagai pembagian kelompok, foto dokumentasi, video dokumentasi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

F. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai akhir sampai berakhirnya pengumpulan data. Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitataif. Hal ini dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa deskripsi tentang perkembangan proses pembelajaran. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

18

Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasilreduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna. Untuk menjaga kevalidan data dalam penelitian digunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam penelitian ini dipilih triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif. Sedangkan pada triangulasi metode terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2004: 178). Perbandingan yang akan digunakan adalah data hasil observasi, wawancara dan sumber lain yang mendukung kevalidan data. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis, data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada diidentifikasi secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

G. Indikator Kinerja Indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang bisa diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekurang-kurangnya 85% kelas XI SMA Negeri 1 Pejagoan yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw memperoleh nilai lebih dari atau

19

sama dengan 7. Selain itu siswa aktif, termotivasi akuntansi dan kinerja proses pembelajaran meningkat.

H. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah : a. Menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi : Rencana pelaksanaan pembelajaran, bahan yang digunakan dalam pembelajaran Jigsaw b. Menyusun instrumen penelitian, instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan adanya penerapan metode pembelajaran Jigsaw, serta untuk mengetahui kemampuan dalam mengelola KBM dan suasana kelas. c. Menyiapkan sumber bahan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d. Mendesain alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengetahui keadaan awal dan hasil belajar siswa setelah adanya pelaksanaan m etode pembelajaran Jigsaw. e. Memberikan pelatihan pada guru.

2.

Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan aspek kolaboratif participatory antara tim peneliti sangat penting dan menonjol. Hubungan kolaborasi tersebut harus tercipta dalam suasana demokratis agar implementasi tindakan dapat berjalan dalam suasana efektif dan efisien. Guru dan peneliti berkolaborasi untuk mengetahui apakah setelah tindakan dilakukan terjadi perubahan atau peningkatan, sehingga diperlukan suatu gambaran tentang keadaan awal. Dari gambaran tersebut dapat ditentukan apa yang harus diubah, diperbaiki, atau ditingkatkan. Dengan diketahuinya keadaan awal, maka perubahan dan peningkatan dapat diikuti dari waktu ke waktu selama tindakan dilaksanakan (Kasihani Kasbolah, 2001:49).

20

3.

Desain Penelitian

Tujuan utama penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani proses belajar mengajar. A. Tahap persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah : a. Permintaan ijin pada kepala sekolah dan guru Akuntansi SMA Negeri 1 Pejagoan. b. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar mengajar khususnya mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 1 Pejagoan. c. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran akuntansi. d. Mengetahui kemampuan awal siswa. B. Tahap Pelaksanaan Siklus I Adapun tahapan-tahapan pada pelaksanaan siklus 1 yaitu sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Tindakan I 1. Menyusun serangkaian kegiatan siswa secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas, dalam hal ini kegiatan belajar mengajar direncanakan dengan menggunakan metode Jigsaw dalam proses belajar mengajar 2. Menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan dalam tindakan dengan menggunakan metode Jigsaw. 3. Menetapkan teknik pemantauaan pada setiap tahap penelitian dengan menggunakan alat format observasi 4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses belajar mengajar yang sedang dilakukan 5. Menyiapkan lembar evaluasi kegiatan siswa yang berfungsi sebagai alat evaluasi akhir kegiatan yang diisi siswa.

21

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I dan Tahap Observasi I Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan I diantaranya : 1. Mencari data hasil tes pada materi bab sebelumnya yaitu hasil ulangan harian materi sebelumnya 2. Guru dan peneliti berkolaborasi dalam melaksanakan desain pembelajaran Jigsaw. 3. Peneliti melakukan kegiatan memantau proses belajar mengajar melalui observasi langsung dan angket siswa 4. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. c. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan terhadap analisis pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Langkah-langkah dalam kegiatan analisis dapat dilakukan diantaranya yaitu untuk mencocokan hasil

pengamatan oleh guru pada lembar observasi. Apabila hasil pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa aktif, perhatian siswa tertuju pada pelajaran, siswa merespon dan terjadi komunikasi dua arah, maka model kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dinyatakan menarik dan dapat

meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Refleksi dalam penelitian tindakan ini adalah menemukan kelemahaan dan memperbaiki disiklus berikutnya, yang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaan tindakan. Refleksi dilaksanakan agar tidak terjadi kesalahan yang terulang pada siklus berikutnya. Setelah tahap refleksi maka kelemahan dalam

pembelajaran pada siklus I diperbaiki dalam siklus berikutnya yaitu siklus II. Dari keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan yang tertuang dalam refleksi maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru.

22

Membuat perencanan sebelum dilakukan penelitian tindakan sebagai berikut : a. Membuat Perencanaan Tindakan
y Merumuskan permasalahan secara operasional y Merumuskan hipotesis tindakan y Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan

b. Membuat Rancangan Pelaksanaan Tindakan Guru mata pelajaran melaksanakan desain pembelajaran kooperatif yang telah direncanakan. c. Melakukan Observasi Peneliti dan guru berkolaborasi melakukan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan yang sedang dilakukan oleh guru atau peneliti. d. Refleksi Tindakan Penelitian dan guru kolaborasi melakukan analisis hasil

pengamatan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh baik yan berupa temuan tingkat efektifitas desain Cooperative Learning yang dirancang atau permasalahan yang muncul dilapangan berdasarkan hasil catatan dilapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perancangan ulang. C. Tahap Pelaksanaan Siklus II Pada siklus II masih diterapkan metode JIgsaw sebagai metode pembelajaran yang dipilih untuk memperbaiki pembelajaran akuntansi. Tahap tahap pada siklus II yaitu : a. Tahap Perencanaan Tindakan II 1. Menyusun serangkaian kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II berdasarkan refleksi siklus I 2. Menyiapkan instrumen yang akan digunakan dalam tindakan II.

23

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan I dan Tahap Observasi I 1. Guru dan peneliti berkolaborasi dalam melaksanakan desain pembelajaran Jigsaw 2. Peneliti melakukan kegiatan memantau proses belajar mengajar melalui observasi langsung dan angket siswa. 3. Melakukan diskusi hasil kegiatan belajar mengajar yang telah ditugaskan oleh guru dan memberikan penjelasan mengenai konsep yang kurang bisa dipahami oleh siswa. c. Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan refleksi terhadap hasil pelaksanaan siklus II. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan ada tindak lanjut dari guru kimia untuk melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan metode pembelajaran yang tepat agar kompetensi pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Membuat perencanan sebelum dilakukan penelitian tindakan sebagai berikut : 1. Membuat Perencanaan Tindakan a. Merumuskan permasalahan secara operasional b. Merumuskan hipotesis tindakan c. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan 2. Membuat Rancangan Pelaksanaan Tindakan Guru mata pelajaran melaksanakan desain pembelajaran kooperatif yang telah direncanakan. 3. Melakukan Observasi Peneliti dan guru berkolaborasi melakukan pengamatan secara sistematis terhadap kegiatan yang sedang dilakukan oleh guru atau peneliti. 4. Refleksi Tindakan Penelitian dan guru kolaborasi melakukan analisis hasil

pengamatan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh baik yan berupa temuan tingkat efektifitas desain Cooperative Learning yang

24

dirancang atau permasalahan yang muncul dilapangan berdasarkan hasil catatan dilapangan yang selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan perancangan ulang. D. Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan dua siklus, yaitu : 1) Siklus pertama yang meliputi : a. Pendahuluan Mempersiapkan konsep materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran yaitu : Kompetensi dasar : Menerapkan tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang. Indikator :
y Menganalisis dan mencatat transaksi ke dalam jurnal umum

dan jurnal khusus. b. Langkah Utama  Guru membagi kelas menjadi 8 kelompok, dengan setiap

kelompok terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal.  Guru membagi materi menjadi 4 bagian, yakni; jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas, dimana setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut.  Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG) untuk mendiskusikan bagian materi yang mereka dapatkan.  Setiap anggota kelompok ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau dipelajari dalam kelompok ahli kepada kelompok asal.  Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok

25

atau

dilakukan

pengundian

salah

satu

kelompok

untuk

menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.  Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual. c. Langkah Penutup Guru memberikan penilaian dan penghargaan pada masing masing kelompok siswa yang melakukan pengamatan diskusi dan tes.

26

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana. 2001. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Darsono, Max, dkk. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV. IKIP Semarang Press. Firdaus,Yoga.2005.Akuntansi SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga
http://gudangmakalah.blogspot.com/2010/10/skripsi-ptk-upaya-peningkatanaktivitas.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknikjigsaw/
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/PENELITIAN_TINDAKAN_KELAS.pdf http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0110/00a3183e.dir/doc.pdf http://blog.unsri.ac.id/dear/skripsitugas-akhirtesisdisertasi/contoh-proposal-penelitiantindakan-kelas/mrdetail/4869/

27

You might also like