You are on page 1of 16

LAPORAN BIOLOGI MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI DIKOTIL DAN MONOKOTIL

Disusun oleh : o o o o o o Ana Mariyana (03) Dian Intan K. (09) Eviny Kamila R. ( 12) Havid Arifian R. ( 16) Palupi ( 24) Renny Rahmadi P. ( 26)

SMAN 1 GLAGAH BANYUWANGI 2011/2012

Mengamati Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Dikotil dan Monokotil

A. Tujuan Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikotil dan monokotil dengan pengaruh media tanam serbuk batu bata merah serta pemberian pupuk. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh media tanam serbuk bata merah pada pertumbuhan biji dikotil dan monokotil? 2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan batang dikotil dan monokotil? C. Hipotesis 1. Penggunaan pupuk kandang dapat mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan biji monokotil dan dikotil dibandingkan biji dikotil dan monokotil yang tidak menggunakan pupuk kandang. 2. Tanaman yang ditanam dalam media serbuk batu bata merah tidak sesubur media tanaman yang lain seperti tanah karena pengaruh unsur hara. Unsur hara yang dimiliki batu bata merah tidak sebanyak kandungan yang dimiliki tanah. 3. Waktu yang diperlukan untuk tumbuhnya biji dikotil dan monokotil pada media batu bata merah lebih lama dibandingkan dengan media tanah.

D. Variabel Variabel Pengamatan : 1.Variabel bebas : Medium tanam yaitu serbuk batu bata merah

2.Variabel terikat : Kecepatan pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung, dengan indicator panjang akar, panjang tunas batang, dan panjang tunas daun. 3.Variabel kontrol : Pemberian pupuk kandang pada salah satu pot tanaman biji monoko til dan biji dikotil

E. Teori dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan a. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem (ujung akar, ujung batang, dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh dengan cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil pertumbuhan terjadi karena adanya aktivitas kambium. Kambium memegang peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang. Kambium tumbuh ke dalam membentuk xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem. Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel. Pertumbuhan dan perkembangan dapat diringkas :

Sel-sel membelah

sel-sel memanjang

sel-sel berdiferensiasi hingga tampak

perbedaan struktur dan fungsi masing-masing organ. Tahapan-tahapan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai berikut: 1. Perkecambahan Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan

pertumbuhan plumula (calon batang). Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikel menembus kulit benih. Perkecambahan dibagi dua yaitu Perkecambahan epigeal dan hipogeal.

Perkecambahan epigeal ditunjukkan oleh benih dari golongan kacang-kacangan dan pinus, sedangkan perkecambahan hipogeal ditunjukkan oleh benih dari golongan koro-koroan, dan rerumputan. a. Perkecambahan epigeal Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang hijau.

b. Perkecambahan hipogeal Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan Jagung (Zea mays)

Rangkaian peristiwa selama proses perkecambahan berlangsung, yaitu: 1) Imbibisi 2) Aktivasi Enzim 3) Perombakan simpanan cadangan Pemacu kimiawi perkecambahan benih adalah : 1) Giberelin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah. 2) Sitokinin: Hormon endogen pemacu perkecambahan benih alamiah. 3) Etilen (C4H4): Turut mengatur penglepasan auksin pada 4) Inisiasi embrio 5) Pemunculan radikel 6) Pemantapan kecambah pertumbuhan

perkecambahan benih. 4) H2O2: Menstimulir respirasi yang mempercepat perombakan cadangan makanan.

5) Auksin: dalam konsentrasi rendah bekerjasama dengan cahaya mempercepat perkecambahan. 6) KNO3: bekerjasama dengan cahaya dan suhu memacu proses perkecambahan benih 7) Thiourea Membantu pembentukan pemacu perkecambahan, seperti giberelin.

2. Pertumbuhan Primer Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio. 3. Pertumbuhan Sekunder Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat meristematik kembali. b. Pupuk Kandang Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan Pupuk baik. urea Pupuk adalah dapat pupuk dibuat kimia dari yang bahan organik maupun (N) anorganik. berkadar

mengandung

nitrogen

tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menyerap air, karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan maksud, setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen. Kandungan hara pupuk yang dihasilkan dari kotoran ternak tidak terlalu tinggi, tetapi pupuk kandang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki sifat- sifat fisik dan

kimia tanah seperti struktur tanah, porositas tanah, kapasitas lapang dan kemampuan tukar kation tanah serta merupakan kondisi ekologi yang baik untuk perkembangan mikroorganisme. Kotoran ternak mengandung beragam hara mobile yang dibutuhkan benih dalam proses fisiologisnya. Ternak sebagai herbivora, mengkonsumsi tumbuhtumbuhan untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Kotoran ternak dikeluarkan dalam bentukfeces yang keluar bersamaan denganurine. Dalam mendukung fisiologis perkecambahan benih, urine dibutuhkan untuk mematahkan dormansi benih karena mengandung hormon giberellin (GA-3). Namun, pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak tidak selamanya mampu mendukung perkecambahan benih hingga menjadi bibit. Terdapat pembatas-pembatas dalam pemanfaatan pupuk kandang di media pembibitan, khususnya pada tanamantanaman yang dibudidayakan untuk memproduksi benih. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran ternak dikhawatirkan membawa biji gulma yang menggangu pertumbuhan benih di pembibitan. Perkecambahan benih merupakan hasil serangkaian proses yang menghasilkan ATP sebagai energi untuk memecah kulit benih. Peningkatan penggunaan pupuk kandang dapat mempengaruhi jumlah ATP yang dihasilkan benih sehingga proses perkecambahan benih terhambat seiring dengan penurunan kemampuan adsorbsi air pada benih.

Pupuk kandang dari kotoran ternak sebagai alternatif pemenuhan unsur hara bagi pertumbuhan benih dipembibitan selain mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah diketahui mampu menjadi faktor pembatas dalam proses perkecambahan benih. Dalam jumlah tertentu, penambahan pupuk kandang mampu menurunkan daya absorbsi air yang dibutuhkan benih dalam proses perkecambahan. Maka perlu diketahui batasan normal pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak dan kotoran ternak yang sesuai untuk mendukung perkecambahan benih dipembibitan.

c. Media tanam serbuk batu bata merah Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media tanam

ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Walaupun miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai media dasar pot adalah anggrek.

F. Praktikum

Pengamatan terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Perkecambahan Biji Dikotil dan Monokotil
Alat dan Bahan Praktikum: y y y y y y y y
1.

Gelas akua bekas Pengaduk Pupuk kandang Tanaman dikotil (Kacang hijau) Tanaman monokotil (Jagung) Air Serbuk batu bata merah Alat tulis
Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan.

G. Langkah Kerja :

2. Meletakkan media tanam serbuk batu bata merah ke dalam empat buah gelas akua bekas dengan ketentuan : Gelas akua 1 dan 2 hanya diberi media serbuk batu bata merah tanpa pupuk kandang, sedangkan gelas akua 3 dan 4 diberi media tanam serbuk batu bata merah dicampur pupuk kandang secukupnya. 3. Mengaduk campuran serbuk batu bata merah dan pupuk kandang sampai rata. 4. Masukkan serbuk batu bata merah yang sudah dicampur dengan pupuk kedalam gelas akua bekas. 5. Meletakkan biji monkotil (jagung) dan biji dikotil (kacang hijau) kedalam masing-masing gelas akua bekas. 6. Menyiramlah dengan air secukupnya kemudian letakkan di tempat yang terdapat cukup cahaya. 7. Kemudian, mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi pada pertumbuhan biji dikotil dan monokotil

H. Hasil dan Pembahasan

i.

Hasil Pengamatan

Tabel Perubahan morfologi kecambah Kacang hijau pot 1 (dengan pupuk kandang)
No Usia Kecambah Pada hari ke1 2 3 4 1 2 3 4 Panjang Akar (cm) 1,2 2,3 3 4 Perubahan Morfologi Panjang tunas batang (cm) 3 6,7 8 Panjang tunas daun cm) 1,9 3

Tabel perubahan morfologi kecambah Kacang Hijau pot 2 (tanpa pupuk kandang)
No Usia Kecambah Pada hari ke1 2 3 4 1 2 3 4 1,2 2,5 3 0,5 5,8 6 1 2,5 Panjang Akar (cm) Perubahan Morfologi Panjang tunas batang (cm) Panjang tunas daun cm)

Tabel Perubahan morfologi kecambah Jagung pot 3 (dengan pupuk kandang) No Usia Kecambah Pada hari ke1 2 3 4 1 2 3 4 1,6 5,7 8,6 Panjang Akar (cm) 1,2 2,8 3,0 Perubahan Morfologi Panjang tunas batang (cm) 2,3 4,1 Panjang tunas daun cm)

Tabel perubahan morfologi kecambah jagung pot 4 (tanpa pupuk kandang) No Usia Kecambah Pada hari ke1 2 3 4 1 2 3 4 1,2 1,9 2,5 0,3 1,2 1,5 1,7 2,0 Panjang Akar (cm) Perubahan Morfologi Panjang tunas batang (cm) Panjang tunas daun cm)

I. Gambar

Jagung tanpa pupuk

Jagung dengan pupuk

Kacang Hijau tanpa pupuk

Kacang Hijau dengan pupuk

J. Pertanyaan 1. Bagaimana pengaruh media tanam perkecambahan tumbuhan? 2. Bagaimana pengaruh pemberian pupuk kandang pada percepatan yang berbeda pada pertumbuhan

pertumbuhan pada batang? Jawab: 1. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan perkecambahan biji dikotil dan monokotil menggunakan media tanam serbuk batu bata merah, pertumbuhan kedua biji tersebut membutuhkan waktu cukup lama, dalam 4 hari rata-rata tinggi tanaman

hanya 7,5 cm. hal ini dikarenakan, unsure-unsur yang diperlukan untuk tumbuh kurang cukup dalam media tanam serbuk batu bata merah, sehingga pertumbuhannya kurang maksimal. 2. Pengaruh pemberian pupuk kandang pada pertumbuhan biji dikotil dan monokotil, pemberian pupuk kandang berpengaruh besar pada kecepatan pertumbuhan kedua biji tersebut. Karena seperti yang kita ketahui, pupuk kandang merupakan bahan organic yang mengandung unsure-unsur hara yang diperlukan oleh pertumbuhan tanaman seperti yang data yang tertera dalam table diatas dimana pertumbuhan biji dikotil dan monokotil yang diberi pupuk kandang lebih cepat dari yang tidak diberi pupuk kandang.

K. Pembahasan

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan pecahan batu bata. Dalam percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan media tanam berupa serbuk batu bata merah. Media Tanam batu bata merah sangat baik sebagai tempat melekatnya akar, pengatur kelembapan sekitar akar, dan tempat menyimpan air serta larutan unsur hara. Selain itu, Media Tanam ini tidak mudah melapuk serta mempunyai drainase

dan aerasi yang cukup baik. Penempatan Media Tanam ini adalah di dasar pot dan mengisi 1/3 bagian pot. Dalam hal daya serap air, Media Tanam pecahan batu bata berdaya serap lebih besar daripada Media Tanam pecahan genteng. Cuma, Media Tanam pecahan batu bata lebih cepat ditumbuhi lumut dibandingkan dengan Media Tanam pecahan genteng. Jika media sudah ditumbuhi lumut, sebaiknya segera diganti dengan media tanam baru. Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan, dapat diperoleh data bahwa nutrisi terutama pupuk sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang mengandug unsure unsure hara yang diperlukan oleh

tumbuhan untuk mempercepat proses pertumbuhan tumbuhan tersebut.Perbedaan pemberian kadar pupuk juga turut mempengaruhi pertumbuhan tanaman tersebut. Pemberian kadar pupuk yang tepat akan membuat tanaman tumbuh subur, sebaliknya jika pemberian kadar pupuk terlalu berlebihan atau kurang akan menyebabkan kematian pada tanaman tersebut atau pertumbuhannya sangat lambat. Memang tidak semua biji kacang hijau dan jagung tersebut tumbuh, mungkin karena terlalu lama mengalami perendaman. Pada hari pertama, hampir semua biji kacang hijau mengalami pertumbuhan. Pada hari selanjutnya pertumbuhan kacang hijau dapat tumbuh hingga 3 cm. Biji yang dilakukan perkecambahan pada tanaman monokotil yaitu jagung sedangkan pada biji dikotil yaitu : kacang hijau. Adapun pertumbuhan biji jagung pada hari pertama sudah menunjukkan pembengkakan. Pada hari kedua jagung sudah muncul akar (radicula) dan tunas. Tipe perkecambahan pada tanaman tersebut yaitu tipe hipogeal. Pada biji dikotil (kacang hijau) perkecambahn terjadi secara epigeal. Pada hari pertama pertumbuhan biji kacang sudah tampak dengan munculnya radicula. Dan pada hari kedua diikuti oleh pertumbuhan tunas.

L. Kesimpulan Pemanfaatan pupuk kandang dari kotoran ternak sapi memiliki pengaruh yang positif terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jagung karena memiliki kelembaban yang optimum dan sesuai terhadap perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit jagung dan kacang hijau.Penggunaan media tanam batu bata dapat mempermudah jalannya drainase dan aerasi air, serta batu bata tidak mudah lapuk. Dari hasil pengamatan biji dikotil yaitu kacang hiaju adalah biji yang paling cepat mengeluarkan radicula, dan paling cepat pertumbuhan kecambahnya sedangkan biji jagung baru menampakkan radicula. Perakaran pada biji monokotil terjadi secara hypogeal sedangkan pada biji dikotil terjadi dengan epygeal.

You might also like